Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRAVENTRICULAR HEMORRHAGE

Oleh :
Ermayanti, S.Kep
1814901110028

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM S.1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRAVENTRICULAR HEMORRHAGE

A. Definisi
Intraventricular Hemorrhage merupakan perdarahan intraserebral non
traumatik yang terbatas pada sistem ventrikel. Sedangkan perdarahan sekunder
intraventrikuler muncul akibat pecahnya pembuluh darah intraserebral dalam dan
jauh dari daerah periventrikular, yang meluas ke sistem ventrikel. IVH sekunder
mungkin terjadi akibat perluasan dari perdarahan intraparenkim atau subarachnoid
yang masuk ke system intraventrikel.
Pengertian IVH secara singkat dapat diartikan sebagai perdarahan
intraserebral non traumatik yang terbatas pada sistem ventrikel atau yang timbul
di dalam atau pada sisi dari ventrikel. (Donna, dkk, 2011). Dari pengertian ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa kejadian IVH yang menimbulkan serangan stroke
merupakan salah satu dari jenis stroke (CVA) hemoragik yang berasal dari intra
cranial atau sumber permasalahannya adalah peredaran vaskuler otak.
Dari pengertian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kejadian IVH yang
menimbulkan serangan stroke merupakan salah satu dari jenis stroke (CVA)
hemoragik yang berasal dari intra cranial atau sumber permasalahannya adalah
peredaran vaskuler otak.

B. Etiologi
Menurut penelitian didapatkan :
1. Hipertensi, aneurisma bahwa PIVH tersering berasal dari perdarahan hipertensi
pada arteri parenkim yang sangat kecil dari jaringan yang sangat dekat dengan
sistem ventrikuler.
2. Kebiasaan merokok dan Alkoholisme Dari studi observasional dilaporkan
meningkatnya kejadian stroke perdarahan pada pasien merokok dan konsumsi
alkohol. Kandungan (zat) yang terkandung dalam rokok, terutama nikotin dapat
menyebabkan penurunan elastisitas dinding vaskuler. Konsumsi alkohol
dengan jumlah banyak maupun sedikit namun dalam jangka waktu yang lama
akan berefek pada sistem kardiovasluler, gangguan yang mungkin muncul pada
sistem jantung diantaranya adalah berhubungan dengan fungsi fisiologis
jantung, yang tersering diantaranya adalah fungsi sebagai “pompa” darah,
sedangkan pada sistem vaskuler, konsumsi alkohol dapat mengganggu lipid
profile yang kedepannya akan mengakibatkan gangguan pada lemak di
vaskuler yang nantinya dapat menyebabkan penyempitan vaskuler.
3. Etiologi lain yang mendasari PIVH di antaranya adalah anomali pembuluh dara
hserebral, malformasi pembuluh darah termasuk angioma kavernosa dan
aneurisma serebri merupakan penyebab tersering PIVH pada usia muda. Pada
orang dewasa, PIVH disebabkan karena penyebaran perdarahan akibat
hipertensiprimer dari struktur periventrikel.

Faktor resiko lainnya antara lain:


1. Usia tua
2. Kebiasaan merokok
3. Alkoholisme
4. Tekanan darah tinggi
5. Lokasi dari Intracerebral hemoragik primer
6. Perdarahan yang dalam, pada struktur subkortikal lebih beresiko menjadi
intraventrikular hemoragik

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinik Pada dasarnya gejala dari IVH sama dengan gejala pada
perdarahan intraserebral lainnya, seperti :
1. Sakit kepala mendadak
2. Kaku kuduk
3. Mual muntah
4. Letargi
5. Agitasi
6. Koma
7. Kejang
8. Penurunan Kesadaran
9. Gangguan atau penurunan fisiologis pada bagian tubuh tertentu misal pada
anggota gerak.
10. Iritasi meningeal
11. Defisit nervus kranialis
12. Hemiparesis
13. Refleks ekstensor plantar
14. Refleks tendon dalam yang asimetrIs
Dikutip dari : Zai, W.C., Hanley, D. 2012. Intraventricular Hemorrhage
Chapter 46. In : Caplan, L.R., Gijn, J.V (Eds) Stroke Syndrome Third Edition.
Cambridge University Press. NewYork.
D. Pathway
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi Serebral Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
misalnya pertahanan atau sumbatan arteri.
2. Computed Tomography Scanning (CT - scan)
CT Scan merupakan pemeriksaan paling sensitif untuk PIS dalam beberapa jam
pertama setelah perdarahan. CT - scan dapat diulang dalam 24 jam untuk
menilai stabilitas. Bedah emergensi dengan mengeluarkan massa darah
diindikasikan pada pasien sadar yang mengalami peningkatan volume
perdarahan.
3. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI dapat menunjukkan perdarahan intraserebral dalam beberapa jam pertama
setelah perdarahan. Perubahan gambaran MRI tergantung stadium disolusi
hemoglobin oksihemoglobin – deoksihemogtobin – methemoglobin - ferritin
dan hemosiderin.
4. USG Doppler (Ultrasonografi dopple)
Mengindentifikasi penyakit arteriovena (masalah system arteri karotis(aliran
darah atau timbulnya plak) dan arteiosklerosis.
5. EEG (elekroensefalogram)
Mengidentifikasi masalah pada otak dan memperlihatkan daerah lesi yang
spesifik.
6. Sinar tengkorak.
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang berlawanan
dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada thrombosis
serebral; kalsifikasi persial dinding aneurisma pada perdarahan subarachnoid.
7. Pemeriksaan Laboratorium
 Darah Rutin
 Gula Darah
 Urine Rutin
 Cairan Serebrospinal
 Analisa Gas Darah (AGD)
 Biokimia Darah
 Elektrolit
F. Penatalaksanaan
1. CT Scan kepala sangat sensitif dalam mengidentifikasi perdarahan akut dan
dipertimbangkan sebagai gold standard.
2. Terapi konvensional IVH berpusat pada tatalaksana hipertensi dan peningkatan
tekanan intrakranial bersamaan dengan koreksi koagulopati dan mencegah
komplikasi seperti perdarahan ulang dan hidrosefalus.
Rekomendasi AHA Guideline 2009:
1. Pasien dengan nilai GCS <8, dan dengan bukti klinis herniasi transtentorial,
atau dengan IVH yang nyata atau hidrosefalus dipertimbangkan untuk monitor
dan tatalaksana TIK. Cerebral perfusion pressure (CPP) 50-70 mmHg
beralasan untuk dipertahankan tergantung dari autoregulasi serebri.
2. Drainase ventrikuler sebagai terapi untuk hidrosefalus beralasan pada
pasiendengan penurunan tingkat kesadaran.
3. Terapi hidrosefalus pada pasien dilanjutkan dengan konsul ke bagian bedah
saraf dengan rencana tindakan VP shunt cito. Ventriculo peritoneal (VP) Shunt
merupakan tehnik operasi yang paling popular untuk tatalaksana
hidrosefalus,yaitu LCS dialirkan dari ventrikel otak ke rongga
peritoneum.Menurut Butler et gambaran klinis pada PIVH dapat berbeda
tergantung dari jumlah perdarahan dan daerah kerusakan otak di
sekitarnya.Pada CT Scan kepala pasien tampak bahwa darah sebagian besar
mengisi ventrikelsebelah kiri, hal ini yang menjelaskan terdapatnya
hemiparesis dekstra pada pasienini. Kerusakan pada reticular activating system
(RAS) dan talamus selama fase akutdari perluasan perdarahan dapat
menyebabkan menurunnya derajat kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2007. Jakarta:
Depkes RI
Barbara Engram (2014), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal – Bedah Jilid I,
Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Bare Brenda G & Smeltzer Suzan C. (2013). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Vol. 1, EGC, Jakarta.
Betz, C. L., & Sowden, L. A 2012, Buku saku keperawatan pediatri, RGC, Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall.2012.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik
Klinis.Jakarta : EGC
Dahlan, Zul. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 edisi 4. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Depkes RI 2002, Pedoman penanggulangan
P2 ISPA, Depkes RI, Jakarta
Mansjoer, Arief dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI
Jakarta
Banjarmasin, November 2018

Preseptor Klinik, Ners Muda,

( Rahima F. Hakim, S.Kep.,Ns ) ( Ermayanti, S.Kep )

Anda mungkin juga menyukai