A. Definisi IVH
Intraventrikular Hemoragik (IVH) secara singkat dapat diartikan sebagai perdarahan
intraserebral non traumatik yang terbatas pada sistem ventrikel atau yang timbul di dalam
atau pada sisi dari ventrikel (Oktaviani et al 2011).
B. Etiologi
Menurut Brust (2012) Etiologi IVH bervariasi dan pada beberapa pasien tidak
diketahui. Tetapi menurut penelitian didapatkan bahwa penyebab IVH anatara lain:
1. Hipertensi, aneurisma: bahwa IVH tersering berasal dari perdarahan hipertensi pada
arteri parenkim yang sangat kecil dari jaringan yang sangat dekat dengan sistem
ventrikuler
2. Kebiasaan merokok
3. Alkoholisme: Dari studi observasional dilaporkan meningkatnya kejadian stroke
perdarahan pada pasien merokok dan konsumsi alkohol.
4. Etiologi lain yang mendasari IVH di antaranya adalah anomali pembuluh darah
serebral, malformasi pembuluh darah termasuk angioma kavernosa dan aneurisma
serebri merupakan penyebab tersering IVH pada usia muda. Pada orang dewasa, IVH
disebabkan karena penyebaran perdarahan akibat hipertensi primer dari struktur
periventrikel. Adanya perdarahan intraventrikular hemoragik meningkatkan resiko
kematian yang berbanding lurus dengan banyaknya volume IVH.
Faktor resiko yang dapat menyebabkan IVH antara lain yaitu:
1. Usia tua
2. Volume darah intracerebral hemoragik
3. Tekanan darah lebih dari 120 mmHg
4. Lokasi dari Intracerebral hemoragik primer.
5. Perdarahan yang dalam, pada struktur subkortikal lebih beresiko menjadi
intraventrikular hemoragik, lokasi yang sering terjadi yaitu putamen (35-50%), lobus
(30%), thalamus (10-15%), pons (5%-12%), caudatus (7%) dan serebelum (5%)
(Brust,2012).
C. Patofisiologi
Hipertensi dan aneurisma pembuluh darah pada otak dapat menyebabkan timbulnya
perdarahan pada sistem ventrikel. Ventrikel mempunyai fungsi sebagai sarana penghasil
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & INTENSIF
LCS dan juga mengatur aliran. Bila terdapat penambahan volume pada sistem ventrikel
terlebih lagi darah maka ventrikel akan melebar dan lebih mudah terjadi sumbatan.
Sumbatan dapat terjadi pada bagian yang menyempit, dapat terjadi clotting sehingga
terjadi sumbatan. Bila terbentuk sumbatan di situ akan Secara otomatis tekanan
intrakranila pun ikut meningkat yang menyebabkan terjadinya desakan pada area sekitar
otak. Penekanan dapat menimbulkan reaksi berupa penurunan kesadaran akibat adanya
penekanan pada batang otak, menimbulkan nyeri kepala bila timbul penekanan pada area
yang sensitif nyeri, bila menyebabkan penekanan berat perfusi ke bagian-bagian otak
tertentu dapat berkurang (Annibal et al, 2014).
Berkurangnya perfusi dapat menyebabkan gangguan fungsi otak. Seperti yang
diketahui tiap bagian otak memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan tugasnya
seperti: frontalis bekerja untuk mengatur kegiatan motorik, parietalis sebagai fungsi
sensorik, temporalis sebagai pusat berbicara dan mendengar. Kerusakan menimbulkan
gejala klinis sesuai area yang terkena (Annibal et al, 2014).
E. Diagnosis Medis
Diagnosis klinis dari IVH sangat sulit dan jarang dicurigai sebelum CT scan meskipun
gejala klinis menunjukkan diagnosis mengarah ke IVH, namun CT Scan kepala
diperlukan untuk konfirmasi.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Computed Tomography-Scanning (CT- scan).
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & INTENSIF
G. Penatalaksanaan Medis
1. Penanganan emergency
a. Kontrol tekanan darah
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & INTENSIF
Dimaksudkan untuk melakukan drainage dari vena-vena besar di leher seperti vena
jugularis
b. Trombolitik
Teknik yang digunakan untuk memantau TIK ataupun untuk kasus ini
digunakan untuk melakukan drainase pada LCS dan darah yang ada di ventrikel.
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & INTENSIF
Langkah-langkah :
General anestesi
Dilakukan insisi pada os parietal atau pada titik kochers ( 1 cm anterior dari
sulkus coronarius ).
c. Terapi hidrosefalus pada pasien dilanjutkan dengan konsul ke bagian bedah saraf
dengan rencana tindakan VP shunt cito. Ventriculoperitoneal (VP) Shunt
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & INTENSIF
H. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul dari IVH antara lain:
1. Hidrosefalus. Hal ini merupakan komplikasi yang sering dan kemungkinan
disebabkan karena obstruksi cairan sirkulasi serebrospinal atau berkurangnya absorpsi
meningeal. Hidrosefalus dapat berkembang pada 50% pasien dan berhubungan dengan
keluaran yang buruk.
2. Perdarahan ulang (rebleeding), dapat terjadi setelah serangan hipertensi.
3. Vasospasme. Beberapa laporan telah menyimpulkan hubungan antara intraventricular
hemorrhage (IVH) dengan kejadian dari vasospasme serebri, yaitu: a. Disfungsi
arteriovena hipotalamik berperan dalam perkembangan vasospasme intrakranial. b.
Penumpukkan atau jeratan dari bahan spasmogenik akibat gangguan dari sirkulasi
cairan serebrospinal.
I. Prognosis
Pada IVH yang diakibatkan oleh perdarahan intraserebral disertai peningkatan tekanan
darah dan akan bertambah buruk jika diikuti hydrocephalus. Ini dapat mengakibatkan
peningkatan tekanan intracranial dan berpotensi mengakibatkan herniasi otak yang fatal.
Sebuah studi menemukan bahwa pasien ICH dengan volume darah lebih dari 60 cm3,
memiliki graeb score 6 yang menandakan adanya hydrocephalus akut, jika graeb skor
5 biasanya GCS (Glasgow coma scale) >12.
Darah di system ventricular berkontribusi terhadap kematian. Merusak RAS (reticular
activating system) dan thalamus ketika hemoragik fase akut mengakibatkan penurunan
kesadaran. Koma dapat timbul dan menetap lebih lama dengan volume darah yang besar
di ventrikel. Bekuan Darah ventrikel menghambat aliran cairan serebrospinal dan dapat
mengakibatkan hydrocephalus obstruktif akut.
K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama:
Umur dan tanggal lahir: dapat terjadi pada semua usia, resiko meningkat pada usia
tua
Jenis kelamin: bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan
Suku bangsa: bisa terjadi pada semua suku bangsa
Pekerjaan: bisa terjadi pada semua pekerjaan, resiko meningkat pada pekerjaan
yang meimbulkan stress dan memicu meningkatnya tik
Pendidikan, Status menikah, Alamat, Tanggal MRS:
Diagnosa medis: IVH (Intraventrikular Hemorarghe)
b. Identitas penaggung jawab meliiputi nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin,
alamat.
c. Alasan MRS dan Keluhan Utama: Tanyakan kepada pasien adanya keluhan seperti
nyeri kepala, pernah pingsan sebelumnya
d. Riwayat penyakit sekarang: tanyakan pada pasien atau keluarga keluhan muncul
sejak kapan, hal-hal yang telah dilakukan oleh pasien dan keluarga untuk
mengatasi keluhan tersebut sebelum MRS. Informasi yang dapat diperoleh
meliputi informasi mengenai peningkatan TIK dan perdarahan otak, trauma pada
kepala, riwayat gejala penyakit hipertensi.
e. Riwayat penyakit dahulu: riwayat penyakit hipertensi, kebiasaan sehari-hari pasien
mengkonsumsi rokok, alkohol, stroke, diabetes melitus penyakit jantung,anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan anti kougulan,
aspirin, vasodilatator, obat-obat adiktif, dan kegemukan
f. Riwayat penyakit keluarga: tanyakan pada pasien apakah keluarga pasien ada yang
mengalami hal yang sama dengan pasien atau apakah keluarga ada yang
mengalami penyakit degeneratif seperti stroke, Diabetes Mellitus.
g. Riwayat psikososial dan spiritual Peranan pasien dalam keluarga, status emosi
meningkat, interaksi meningkat, interaksi sosial terganggu, adanya rasa cemas
yang berlebihan, hubungan dengan tetangga tidak harmonis, status dalam
pekerjaan. Dan apakah pasien rajin dalam melakukan ibadah sehari-hari.
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & INTENSIF
h. Aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi: pasien makan sehari-hari apakah sering makan makanan yang
mengandung lemak, makanan apa yang ssering dikonsumsi oleh pasien,
misalnya : masakan yang mengandung garam, santan, goreng-gorengan, suka
makan hati, limpa, usus, bagaimana nafsu makan pasien.
2) Minum: Apakah ada ketergantungan mengkonsumsi obat, narkoba, minum yang
mengandung alkohol.
3) Eliminasi: Pada pasien didapatkan pola eliminasi BAB yaitu konstipasi karena
adanya gangguan dalam mobilisasi, bagaimana eliminasi BAK apakah ada
kesulitan, warna, bau, berapa jumlahnya, karena pada pasien stroke mungkn
mengalami inkotinensia urine sementara karena konfusi, ketidakmampuan
mengomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk mengendalikan
kandung kemih karena kerusakan kontrol motorik dan postural.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
b. TTV: TD (S >140 mmHg, D> 80 mmHg), Nadi (>100X/menit), RR (biasanya
naik), Suhu (biasanya naik)
c. Tingkat kesadaran: Menurun (E<4, M<5, V<6)
d. Kepala: Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemato atau riwayat
operasi. : kaji kondisi kepala dan rambut meliputi inspeksi warna rambut, jenis
rambut, bentuk kepala, ada tidaknya lesi dan ketombe, ada tidaknya memar,
kondisi rambut apakah kotor dan berbau. Palpasi apakah terdapat nyeri tekan,
apakah terdapat rambut rontok.
e. Mata: Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus
(nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III), gangguan dalam
memotar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam menggerakkan bola mata
kelateral (nervus VI)
f. Hidung: Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus
olfaktorius (nervus I).
g. Mulut: Adanya gangguan pengecapan (lidah) akibat kerusakan nervus vagus,
adanya kesulitan dalam menelan.
h. Dada:
Inspeksi: Bentuk simetris
Palpasi : Tidak adanya massa dan benjolan.
Perkusi : Nyeri tidak ada bunyi jantung lup-dup.
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & INTENSIF
Auskultasi: Nafas cepat dan dalam, adanya ronchi, suaram jantung I dan II
murmur atau gallop.
i. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, pembesaran tidak ada.
Auskultasi : Bisisng usus agak lemah.
Palpas: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: Nyeri tekan tidak ada, nyeri perut tidak ada
j. Ekstremitas: Pada pasien IVH biasnya ditemukan hemiplegi paralisa atau
hemiparase, mengalami kelemahan otot dan perlu juga dilkukan pengukuran
kekuatan otot, normal : 5
Pengukuran kekuatan otot menurut (Arif mutaqqin,2008)
1) Nilai 0 : Bila tidak terlihat kontraksi sama sekali.
2) Nilai 1 : Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada sendi.
3) Nilai 2 : Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan grafitasi.
4) Nilai 3 : Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan tekanan
pemeriksaan.
5) Nilai 4 : Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi kekuatanya
berkurang.
6) Nilai 5 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan penuh
Data Spiritual: data apakah pasien atau keluarga memiliki kepercayaan yang
bertentangan dengan kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran
darah ke otak terhambat
b. Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan vaskuler cerebral
c. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan berkurangnya
perfusi pada area brocca
d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Kelemahan
neutronsmiter/kelemahan fisik.
e. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan penurunan
kesadaran
3. Rencana keperawatan
DIAGNOSA
N TUJUAN &
KEPERAWATA INTERVENSI RASIONAL
O KRITERIA HASIL
N
1. Ketidakefektifan TUPAN : tidak terjadi 1. observasi tanda- 1. peningkatan
peningkatan tekanan tanda vital setiap jam tekanan darah dan
Perfusi jaringan
dan intake output
intrakranial penurunan
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & INTENSIF
intrakranial
5. untuk menurunkan
seperti : dilatasi 5. kolaborasi pemberian
diuretika osmosis ICP (intra cerebral
pupil bilateral,
seperti furosemide presure)
reflek pupil
terhadap cahaya 6. tindakan sedari
6. kolaborasi pemberian
unisokor, sedasi jika terjadi yang rutin akan
dekortikasi, GCS gelisah seperti meningkatkan
lorazepam
memburuk insidensi
- peningkatan GCS
pneumonia
minimal 1 dari
jumlah
2 Nyeri (akut), sakit TUPAN : Nyeri (akut), 1. Monitor tanda-tanda 1. Tanda-tanda vital
kepala b/d sakit kepala hilang vital merupakan acuan
peningkatan atau berkurang untuk mengetahui
vaskuler cerebral perkembangan
TUPEN : setelah
kondisi pasien
dilakukan asuhan 2. Meminimalkan
2. Pertahankan tirah
keperawatan dalam stimulus dan
baring selama fase
jangka waktu 3x 24
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & INTENSIF
36,5-37,5) dalam
- Klien tampak tenang
5. Berikan obat
5. Mengurangi nyeri
(analgetik) sesuai
dan head tension
indikasi
kekurangan/kebut
uhan terapi
4 Gangguan Setelah dilakukan 1. Monitoring vital 1. Mengontrol
mobilitas fisik sign kemampuan yang
tindakan keperawatan
berhubungan sebelum/sesudah dimiliki pasien
selama 3x24 jam latihan dan lihat
dengan
respon pasien saat
Kelemahan gangguan mobilitas
latihan
neutronsmiter/kel fisik teratasi dengan 2. Kaji kemampuan 2. Menentukan terapi
emahan fisisk pasien dalam mobilisasi
Noc
mobilisasi selanjutnya
- Pergerakan sendi 3. Ajarkan pasien 3. Melatih pasien
aktif: rentang tentang teknik untuk melakukan
gerak sendi ambulasi rentang gerak
dengan gerakan minimal
atas inisiatif 4. Konsultasikan 4. Melatih pasien
sendiri dengan terapi fisik untuk melakukan
- Tingkat tentang rencana rentang gerak
mobilisasi: ambulasi sesuai minimal
kemampuan untuk dengan kebutuhan
melakukan 5. Bantu pasien untuk 5. Untuk mencegah
pergerakan yang menggunakan cidera
bermanfaat tongkat, kruk,
- Perawatan diri: walker, kursi roda
kemampuan untuk saat berjalan dan
melakukan cegah terhadap
perawatan diri cedera
paling dasar dan 6. Dampingi dan 6. Memberikan
aktivitas Bantu pasien saat dukungan bagi
perawatan diri mobilisasi dan kemajuan pasien
- Pelaksanaan bantu penuhi
berpindah: kebutuhan ADL
kemampuan untuk 7. Berikan alat bantu 7. Membantu pasien
mengubah letak jika pasien terbiasa secara
tubuh memerlukan pelahan dengan
kondisi tubuhnya
DAFTAR PUSTAKA
Bare Brenda G & Smeltzer Suzan C. (2002). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 3,
EGC, Jakarta.
Brust, John C.M. (2012). Current Diagnosis & Treatment Neurology. 2nd edition. United
States: Mc Graw-Hill companies Bulecheck, Gloria M et al. 2013. Nursing
Interventions Classification (NIC). Amsterdam: Elsevier Mosby
Doenges, Marilynn, E. dkk (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
Mansjoer, Arief dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI Jakarta
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & INTENSIF