Disusun Oleh:
NINING ATMAWATI
032001D17020
Hari :
Tanggal :
Disetujui oleh
(………………………….) (..…………………………)
Mengetahui
Kepala Ruangan
(…………………………………………..)
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Hari :
Tanggal :
Disetujui oleh
(…………………………….….) (....……………………………..…)
LAPORAN PENDAHULUAN
1. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Perdarahan intraventrikel atau yang biasa disebut dengan IVH
adalah perdarahan yang terdapat pada sistem ventrikel otak, dimana cairan
akibat pecahnya pembuluh darah intraserebral dalam dan jauh dari daerah
intrakranial adalah 3,1% dengan prognosis yang dilaporkan lebih baik dari
kejadian CVA ICH ini juga menimbulkan kesan gejala yang sama dengan
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada bayi IVH banyak terjadi pada
B. ETIOLOGI
hipertensi pada arteri parenkim yang sangat kecil dari jaringan yang
tersering PIVH pada usia muda. Pada orang dewasa, PIVH disebabkan
periventrikel.
C. FAKTOR RESIKO
a. Usia tua
b.Kebiasaan merokok
c. Alkoholisme
D. PATOFISIOLOGI
Hipertensi
abnormalitas formasi vaskuler otak
b. Kaku kuduk
c. Muntah
d. Letargi.
e. Penurunan Kesadaran.
F. PROGNOSA
yang berada pada ventrikular otak dapat menggumpal dan akan menyumbat
aliran dari CSF sehingga dapat terjadi hydrochepalus yang dapat dengan cepat
ventriculoperitoneal shunting.
aneurisma (I, A). Nilai dari pemberian antagonis kalsium secara oral
atau intravena masih belum jelas. Dosis oral yang dianjurkan adalah 60
mg setiap 6 jam.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
perdarahan.
resonance venography
klien dan dekatkan bau-bauan seperti kopi dengan mata tertutup klien
satunya.
100 cm, minta untuk menutup sebelah mata dan pemeriksa juga
klien. Gunakan benda yang berasal dari arah luar klien dank lien
dan bentuk)
Abdusen)
atau peniti di ketiga area wajah tadi dan minta membedakan benda
tadi dan minta klien mengatakan getaran tersebut terasa atau tidak
kesimetrisan kanan dan kiri. Periksa kekuatan otot bagian atas dan
berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua lengan disisi tubuh, lalu
dorong.
pipi dengan ujung lidah, dorong bagian luar pipi dengan ujung
lidah, dorong kedua pipi dengan kedua jari, observasi kekuatan
kekuatan.
b. Tonus otot : Dapat dikaji dengan jalan menggerakkan anggota gerak pada
berbagai persendian secara pasif. Bila tangan / tungkai klien ditekuk secara
tonus otot.
1) Bila tenaga itu terasa jelas maka tonus otot adalah tinggi. Keadaan otot
disebut kaku. Bila kekuatan otot klien tidak dapat berubah, melainkan
tetap sama. Pada tiap gerakan pasif dinamakan kekuatan spastis. Suatu
tahanan terhadap fleksi pasif sendi siku, sendi lutut dan sendi
pergelangan tangan.
Aturlah posisi klien agar tercapai fungsi optimal yang diuji. Klien
secara aktif menahan tenaga yang ditemukan oleh sipemeriksa. Otot yang
1 = gerakan kontraksi.
pemeriksaan sistem persarafan yang lain, karena sangat subyektif sekali. Oleh
sebab itu sebaiknya dilakukan paling akhir dan perlu diulang pada kesempatan
pemeriksaan karena pasien belum lelah dan masih bisa konsentrasi dengan
baik).
stimulus.
cramp dan sebagainya) disajikan oleh klien sebagai keluhan sensorik. Bahan
1. Jarum yang ujungnya tajam dan tumpul (jarum bundel atau jarum pada
3. Botol berisi air hangat / panas dan air dingin, untuk rasa suhu.
2 = normal (++)
a. Refleks patella
b. Refleks biceps
Lengan difleksikan terhadap siku dengan sudut 900 , supinasi dan lengan
Normal jika timbul kontraksi otot biceps, sedikit meningkat bila terjadi
fleksi sebagian dan gerakan pronasi. Bila hyperaktif maka akan terjadi
penyebaran gerakan fleksi pada lengan dan jari-jari atau sendi bahu.
c. Refleks triceps
Lengan ditopang dan difleksikan pada sudut 900 , tendon triceps diketok
dengan refleks hammer (tendon triceps berada pada jarak 1-2 cm diatas
olekranon).
Respon yang normal adalah kontraksi otot triceps, sedikit meningkat bila
keatas sampai otot-otot bahu atau mungkin ada klonus yang sementara.
d. Refleks achilles
kontralateral.
e. Refleks abdominal
Kalau digores seperti itu, umbilikus akan bergerak keatas dan kearah daerah
yang digores.
f. Reflek Patologis
a. Babinski
b. Chaddock
c. Oppenheim
d. Gordon
babinski.
f. Gonda
: seperti babinski.
g. Hoffman
Stimulus : goresan pada kuku jari tengah pasien. Respons : ibu jari,
h. Tromner
i. Hoffman.
pemeriksaan :
a. Kaku kuduk
Bila leher ditekuk secara pasif terdapat tahanan, sehingga dagu tidak dapat
menempel pada dada, kaku kuduk positif (+).
b. Tanda Brudzinski I
Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah kepala klien dan
tangan lain didada klien untuk mencegah badan tidak
terangkat. Kemudian kepala klien difleksikan kedada secara
pasif. Brudzinski I positif (+) bila kedua tungkai bawah
akan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut.
c. Tanda Brudzinski II
Tanda Brudzinski II positif (+) bila fleksi tungkai klien pada sendi panggul
secara pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul
dan lutut.
d. Tanda Kernig
Fleksi tungkai atas tegak lurus, lalu dicoba meluruskan
tungkai bawah pada sendi lutut. Normal, bila tungkai
bawah membentuk sudut 1350 terhadap tungkai atas.
Kernig (+) bila ekstensi lutut pasif akan menyebabkan
rasa sakit terhadap hambatan.
M. TATALAKSANA
a. CT Scan kepala sangat sensitif dalam mengidentifikasi perdarahan akut
hidrosefalus.
a. Pasien dengan nilai GCS <8, dan dengan bukti klinis herniasi
besar mengisi ventrikel sebelah kiri, hal ini yang menjelaskan terdapatnya
system (RAS) dan talamus selama fase akut dari perluasan perdarahan
A. Pengkajian Keperawatan
1. Anamnesia/Identitas.
2. Keluhan Utama.
olahraga yang tidak adekuat, kadang klien juga cidera kepala di masa
sehat seperti gizi yang jelek, aktivitas yang kurang adekuat dan pola
7. Riwayat Psikososial.
8. Pola Sehari-hari :
b. Pola Eliminasi.
kebutuhan.
terganggu.
e. Pola persepsi dan konsep diri.
9. Pemeriksaan Fisik :
1. Keadaan umum
kepala, panas atau tidak, maka simetris atau tidak, keadaan sclera,
puppi reflek terhadap cahaya, hidung simetris atau ada tidaknya
kelenjar tiroid
4. Sistem respirasi
Apa ada pernafasan abnormal, tidak ada suara tambahan dan tidak
Bradicardi
6. Sistem integument
Pada umumnya klien CVA turgor kulit menurun, kulit bersih, wajah
7. Sistem eliminasi
kelainan
Apakah ada gangguan pada extriminitas atas dan bawah atau tidak
ada gangguan
9. Sistem endoksin
dan tonsil
dalam klien.
B. Diagnosa Keperawatan
serebri.
C. Rencana Intervensi
1. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial yang berhubungan
dengan peningkatan volume intrakranial, penekanan jaringan
otak, dan edema serebri.
NOC : Tissue Perfusion: Cerebral