A. Hasil Penelitian
Wilayah Kecamatan terara dibagi dalam 2 (dua) wilayah kerja Puskesmas yakni
Puskesmas Rarang dan Puskesmas Terara. Puskesmas Rarang berdiri pada tanggal 23
Mei tahun 2007 dengan luas wilayah sekitar 30,75 km2. Wilayah kerjanya adalah
sebagian dari wilayah kerja Kecamatan Terara yang membawahi 8 Desa yaitu:
a. Desa Lando
b. Desa Jenggik
c. Desa Rarang
h. Desa Selagik
Kondisi geografis keadaan tanah terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi, namun
semua wilayah memiliki akses jalan yang mudah dijangkau dengan kendaraan mobil
Sebelah Timur : Wilayh Kerja PKM Terara, dan PKM Montong Betok
dengan kondisi bangunan kurang baik karena belum rehab pasca gempa. Terdiri dari
Ruang Pendaftaran, Ruang Farmasi, Ruang P-Care, Ruang Konseling, Poli KIA, Poli
Gigi, Poli MTBS, Poli Umum, Ruang Laboratorium, Ruang imunisasi, Ruang UKP,
Ruang Program (UKM), Ruang Kepala Puskesmas, Ruang TU, Ruang Aula, Ruang Gizi,
Dapur Gizi, Gudang Alkes, Gudang Obat, RRI dan UGD. Terdapat masih banyak
kekurangan yang menyebabkan kegiatan layanan belum maksimal, salah satunya ruangan
Secara geografis Puskesmas Rarang mempunyai letak pada lokasi yang kurang
strategis yaitu terletak agak jauh dari jalan raya utama, akses jalan masuk ke Puskesmas
masih kurang memadai, sebagian masyarkat berada ditempat yang cukup jauh dari
Puskesmas Rarang sehingga masyarakat memilih menggunakan faskes terdekat dan yang
2021 sebanyak 33.610 jiwa (Laki-lai 13,444 jiwa atau 40.00%) dan perempuan 20.166
jiwa atau 60.00%) dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 9.695 KK.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Puskesmas Rarang didukung oleh
sarana dan prasarana yang terdiri dari 2 (dua) unit Puskesmas Pembantu, 7 Poskesdes, 55
2. Analisis Univariat
a. Umur
strugesss dengan umur terendah 25 tahun dan umur tertinggi 48 tahun dapat dilihat
Berdasarkan table 4.1 di atas, diketahui bahwa respnden yang berumur 20-29
tahun sebanyak 31 orang ( 77,5%), berumur 30- 39 tahun sebanyak 6 orang ( 15,0%),
b. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian, pekerjaan responden dapat dilihat pada table berikut ini:
c. Pendidikan
Dari hasil penelitian didapat distribusi responden berdasarkan pendidikan pada table
dibawah ini :
e. Tindakan Pencegahan
tindakan demam tifoid baik sebanyak 14 orang (35,0%), dan kelompok dengan
f. Penatalaksanaan
sebanyak 12 orang (30.0%) dan tindakan kurang baik sebanyak 28 orang (70.0%).
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan orangtua
tentang demam tifoid dengan tindakan pencegahan dan penetalaksanaan demam tifoid di
Puskesmas Rarang dengan menggunakan analisa data Chi-Square table 2x2 p – 0,.001<a
(0.05). sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan orangtua
tentang demam tifoid dengan tindakan pencegahan dan penatalaksanaan demam tifoid di
Tabel 4.6 Hubungan tingkat pengetahuan orangtua tentang demam tifoid dengan tindakan
pencegahan di Puskesmas Rarang.
Tindakan pencegahan
Pengetahuan Total p-value
Kurang Baik Baik
n % n % n %
Kurang 13 32,5 7 17,5 20 50
Cukup 7 17,5 5 12,5 12 30
0,001
Baik 5 12,5 3 7,5 8 20
Total 25 62,5 15 37,5 40 100
Sumber data primer, Januari 2022
demam tifoid kurang baik dan 7 responden (17,5%) baik. Dari 12 responden yang
kurang baik sebanyak 7 resonden (17,5%) dan baik sebanyak 5 responden (12,5%). Dari
responden (7,5%).
Hasil uji statistik menunjukkan p-value sebesar 0,001 (<0,05) artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan pencegahan demam tifoid
di Puskesmas Rarang.
Tabel 4.6 Hubungan tingkat pengetahuan orangtua tentang demam tifoid dengan
penatalaksanaan demam tifoid di Puskesmas Rarang.
Tindakan pencegahan
Pengetahuan Total p-value
Kurang Baik Baik
n % n % n %
Kurang 13 32,5 7 17,5 20 50
Cukup 7 17,5 5 12,5 12 30
0,001
Baik 5 12,5 3 7,5 8 20
Total 25 62,5 15 37,5 40 100
4. Pembahasan
tifoid
baik dalam tindakan pencegahan demam tifoid. Dari 8 responden yang mempunyai
pengetahuan baik sebanyak 3 responden (7,5%) baik dalam tindakan pencegahan
demam tifoid.
Nanda (dkk) di Universitas Syeh Kuala Banda Aceh pada tahun 2016 dengan jenis
penelitian ini adalah deskriptif dengan jumlah sampel 316 responden didapatkan hasil
De Nada, 2016)
dengan upaya pencegahan kekambuhan demam tifoid pada penderita demam tifoid di
Pengetahuan atau kognitif merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
segi positif dan negative tentang suatu hal yang mempengaruhi sikap dan perilaku.
Terbentuknya suatu perilaku baru terutama pada orng dewasa dimulai dari domain
kognitif, dalam arti si objek tahu terlebih dahulu stimulus atau materi tentang objek
diluarnya sehingga akan menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan
selanjutnya akan memunculkan respon batin dalam bentuk sikap si subjek terhadap