Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Lokasi MIN 1 Kota Malang

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Malang adalah salah satu lembaga


pendidikan tingkat dasar yang berciri khas agama Islam berada di bawah
naungan Kementerian Agama Republik Indonesia. MIN 1 Kota Malang pada
awalnya merupakan Sekolah Dasar Latihan III PGAN 6 Tahun Malang yaitu
merupakan tempat latihan bagi calon guru PGA. Pada saat berdiri tahun 1963,
sekolah ini memiliki 5 siswa dan 6 orang guru. Pada bulan September 1978,
selama lebih dari 15 Tahun beroperasi, sekolah ini hanya memiliki 115 siswa
dan 6 orang guru. Dengan adanya SKB 3 menteri, sekolah ini diubah statusnya
menjadi Madrasah Negeri dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota
Malang pada tanggal 8 September 1978 dengan adanya Surat Keputusan Menteri
Agama Republik Indonesia No. 15 Tahun 1978 dan No. 17 Tahun 1978.

MIN 1 Kota Malang telah berkembang dengan pesat hingga saat ini.
Prestasi baik yang diperoleh oleh siswa, guru, dan kepala madrasah, telah
mengantarkan madrasah ini menjadi salah satu tempat pendidikan unggulan di
Kota Malang. MIN 1 Kota Malang memiliki visi dan misi. Visi dari madrasah
ini ialah terwujudnya lulusan madrasah yang beriman, berakhlak mulia dan
berprestasi. Sedangkan misinya ialah menciptakan suasana madrasah yang
islami, menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif dan berwawasan
teknologi, menciptakan sumber daya manusia yang adaptif, kompetitif, dan
kooperatif dengan mengembangkan multi kecerdasan, menjadikan lingkungan
madrasah sebagai sumber belajar, dan membangun citra madrasah sebagai mitra
terpercaya masyarakat di bidang pendidikan.
Selain faktor internal yang dipaparkan bahwa madrasah ini memiliki
banyak prestasi baik akademis dan non akademis yang mampu menjadi daya
tarik tersendiri terhadap animo masyarakat kota Malang. Dengan motonya:
Tiada Hari Tanpa Prestasi, berbagai prestasi telah diukir oleh madrasah ini baik
di tingkat lokal, regional, nasional, bahkan international. MIN 1 Kota Malang
terletak di wilayah yang strategis yaitu di tengah perkotaan, berbagai akses bisa
didapatkan dengan mudah. Salah satunya adalah aktivitas konsumen yang
mudah dalam mengetahui dan mendapatkan berbagai jenis makanan terutama
junkfood. Serta adanya kecanggihan teknologi digital yang menyediakan
platform aplikasi online, seperti mempermudah manusia dalam memesan
makanan secara online melalui berbagai aplikasi. MIN 1 Kota Malang
merupakan salah satu sekolah yang memiliki wali murid dengan tingkatan sosial
ekonomi pada golongan menengah ke atas yang dapat berpotensi memberikan
perubahan terhadap pola konsumsi serta minimnya aktivitas pada anak.

4.1.2 Hasil Penelitian


Pada bab ini peneliti akan memaparkan secara lengkap hasil penelitian
mengenai hubungan remaja overweight dengan usia menarche di MIN 1 Kota
Malang. Hasil penelitian yang akan diuraikan yaitu karakteristik demografi
responden, hasil penelitian univariat dan bivariat. Penelitian ini dilaksanakan pada
18 Januari – 19 Maret 2023 di MIN 1 Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan
dengan menyebarkan kuisioner kepada 40 anak yang overweight.

A. Karakteristik Demografi
1. Gambaran Usia
Tabel 4.1
Distribusi Usia Remaja Overweight di MIN 1 Kota Malang
Usia Frekuensi Persentase

11 tahun 11 27,5
12 tahun 29 72,5

Total 40 100

Tabel 4.1 Menunjukkan distribusi frekuensi usia remaja overweight


tertinggi yaitu usia 12 tahun dengan jumlah 29 anak (72,5%), kemudian
diikuti oleh usia 11 tahun dengan jumlah 11 anak (27,5%). Dari data tabel
diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berusia 12 tahun.

2. Gambaran Usia Menarche


Tabel 4.2
Distribusi Usia Menarche Remaja Overweight di MIN 1 Kota Malang
Usia Menarche Frekuensi Persentase

Belum Haid 9 22,5


Menarche Dini 19 47,5
Menarche Normal 12 30

Total 40 100

Tabel 4.2 Menjelaskan mengenai usia menarche responden. Pada


penelitian ini, tidak terdapat responden yang mengalami menarche tarda, dari
40 responden yang diteliti terdapat sebanyak 19 responden (47,5%)
mengalami menarche dini, 12 responden (30%) mengalami menarche normal
dan 9 responden (22,5%) belum mengalami haid. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengalami menarche dini.

3. Gambaran Usia Menarche Ibu


Tabel 4.3
Distribusi Usia Menarche Ibu Remaja Overweight di MIN 1 Kota
Malang
Usia Menarche Frekuensi Persentase
Menarche Normal 23 57,5
Menarche Tarda 17 42,5

Total 40 100

Tabel 4.3 Menjelaskan mengenai usia menarche ibu responden. Pada


penelitian ini, tidak terdapat ibu responden yang mengalami menarche dini,
23 ibu responden (57,5%) mengalami menarche normal dan 17 ibu
responden (42,5%) mengalami menarche dini. Dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden mengalami menarche normal.

4. Gambaran Penghasilan Orang Tua


Tabel 4.4
Distribusi Penghasilan Orang Tua Remaja Overweight di MIN 1 Kota
Malang
Penghasilan Frekuensi Persentase

Sedang 15 37,5
Tinggi 25 62,5

Total 40 100

Dapat dilihat dari Tabel 4.4 menjelaskan mengenai penghasilan orang tua
responden. Pada penelitian ini, tidak ada responden yang orang tuanya
memiliki penghasilan yang rendah, 25 orang tua responden (62,5%)
memiliki tingkat penghasilan tinggi dan 15 orang tua responden (37,5%)
memiliki penghasilan sedang. Dapat disimpulkan bahwa sebagian orang tua
siswa memiliki penghasilan yang tinggi.
5. Gambaran Aktivitas Fisik
Tabel 4.5
Distribusi Aktifitas Fisik Remaja Overweight di MIN 1 Kota Malang
Aktivitas Fisik Frekuensi Persentase

Ringan 7 17,5
Sedang 20 50
Berat 13 32,5

Total 40 100

Tabel 4.5 Menunjukkan dari 40 responden yang diteliti sebanyak 20


responden (50%) melakukan aktivitas fisik sedang, 13 responden (32,3%)
melakukan aktivitas fisik berat dan 7 responden (17,5%) melakukan aktivitas
fisik ringan. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden melakukan
aktivitas fisik sedang.

6. Gambaran Keterpaparan Media


Tabel 4.6
Distribusi Keterpaparan Media Remaja Overweight di MIN 1 Kota
Malang
Keterpaparan Media Frekuensi Persentase

Ringan 12 30
Berat 28 70

Total 40 100

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa 28 responden (70%) terpapar berat media
informasi dan 12 responden (30%) terpapar ringan. Dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden telah terpapar berat media informasi
dewasa.
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas Shapiro Wilk
Tabel 4.7
Uji Normalitas Shapiro Wilk Hubungan Remaja Overweight dengan
Usia Menarche di MIN 1 Kota Malang
Shapiro Wilk Sig

Overweight .062
Usia Menarche .000

Interpretasi hasil uji normalitas data menggunakan Shapiro Wilk


didapatkan nilai signifikasi p=0.062 untuk variabel overweight dan p=000
untuk variabel usia menarche. Dari tabel 4.7 didapatkan p>0,05 untuk
variabel overweight dan p<0,05 pada variabel usia menarche. Sehingga
variabel overweight memiliki distribusi normal dan usia menarche memiliki
distribusi tidak normal. Perlu dilakukan transformasi data pada variabel usia
menarche agar data berdistribusi normal.

Gambar

Grafik histogram uji normalitas shapiro wilk usia menarche

Berdasarkan grafik histogram tersebut menggambarkan bahwa kurve

condong ke kanan. Maka bentuk grafik yang digunakan adalah moderate


negative skewness sehingga menggunakan bentuk transformasi data

SQRT(x).

Tabel 4.8
Uji Transformasi Data Usia Menarche di MIN 1 Kota Malang
Usia Menarche Shapiro Wilk (Sig.)

SQRT .000

Pada tabel transformasi data usia menarche diatas menggunakan SQRT


memperoleh hasil p=000 dimana p<0,05. Sehingga data tetap tidak
berdistribusi normal. Dari uji normalitas dapat disimpulkan persebaran data
pada penelitian ini tidak normal, uji parametrik korelasi tidak dapat
digunakan pada uji analisis penelitian ini. Analisis data dapat dilakukan
menggunakan uji alternatif statistik yaitu korelasi Spearman Rank.

2. Uji Korelasi Spearman Rank


Tabel 4.9
Uji Spearman Rank Hubungan Remaja Overweight dengan Usia
Menarche
Correlations
Usia
Usia Menarche
Spearman's rho Usia Correlation Coefficient 1.000 .291
Sig. (2-tailed) . .068
N 40 40
Usia Menarche Correlation Coefficient .291 1.000
Sig. (2-tailed) .068 .
N 40 40

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan output uji korelasi Spearman Rank


diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,291, artinya tingkat kekuatan hubungan
(korelasi) antara variabel Overweight dengan usia menarche adalah 0,291 atau
cukup. Angka koefisien korelasi pada hasil tersebut bernilai positif yaitu 0,291
sehingga hubungan kedua variabel tersebut bersifat searah, dapat diartikan bahwa
semakin remaja memiliki berat badan lebih maka usia mengalami menarche
semakin cepat.
Berdasarkan output diatas, diketahui nilai signifikansi atau Sig (2 tailed)
sebesar 0,68 > 0,005 maka diartikan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
remaja Overweight dengan usia menarche.

4.2 Pembahasan

Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali terjadi akibat ovulasi


(pelepasan sel telur) pada permulaan masa menstruasi. Penurunan usia manarche
mencerminkan asupan gizi dan kesehatan umum yang lebih baik. Manarche juga
dipengaruhi oleh perubahan kondisi sosial ekonomi dan perubahan gaya hidup manusia
terutama pada pemilihan pola makan. Seperti lokasi yang menjadi tempat penelitian
yaitu MIN 1 Kota Malang, dimana lokasi madrasah ini sangat strategis di tengah
perkotaan, dengan kemajuan teknologi digital yang dirasakan oleh para siswa, guru, dan
stafnya. Tidak lepas dari itu, para siswa di MIN 1 Kota Malang juga memiliki tingkatan
sosial ekonomi kelas menengah ke atas, dimana mereka mampu mengakses berbagai
kecanggihan teknologi, misalnya dalam melakukan aktifitas konsumtif. Aktifitas
konsumtif yang seringkali dipilih oleh para siswa yaitu memutuskan untuk
mengkonsumsi makanan jenis junkfood.

Pada penelitian ini, peneliti juga melihat usia responden saat penelitian
dilakukan. Siswi yang berusia 12 tahun (72,5%) merupakan usia terbanyak yang
menjadi responden penelitian. Dikarenakan pada usia tersebut sebagian responden
sudah mengalami menarche dibandingkan pada anak usia lainnya.

Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar responden mengalami menarche
dini yaitu sebanyak 19 anak (47,5%). Dari 40 responden yang diteliti 9 anak (22,5%)
belum mengalami menstruasi dan 12 anak lainnya (30%) mengalami menarche normal.
Menurut (Aulya, Kundaryanti, and Rena 2021), seseorang dikatakan mengalami
menstruasi normal pada usia 11-13 tahun. Sehingga apabila seseorang mengalami
menstruasi pada usia <11 tahun, maka dikatakan menarche dini dan apabila mengalami
menstruasi >13 tahun maka dikatakan menarche terlambat/tarda.

Rata-rata anak yang mengalami menarche pada penelitian ini berusia 10,24
tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kadir, Linardi, and
Aditiawati 2019) bahwa beberapa tahun terakhir, pubertas dan menarche terjadi pada
usia yang semakin dini di berbagai negara termasuk Indonesia. Data Riset Kesehatan
Dasar Tahun 2010 menyatakan bahwa 13 tahun merupakan rata-rata usia menarche
wanita di Indonesia. sedangkan pada Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018
menunjukkan rata-rata usia remaja putri yang sudah mengalami haid di Kota Malang
terjadi pada usia 12,72 tahun.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Berdasarkan dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada


pengaruh/tidak ada pengaruh…. (Hasil Analisis data?)

Anda mungkin juga menyukai