Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dilaksanakan tentang ” Survey Pengetahuan Keluarga Tentang Diet Sehat Rendah
Garam Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota
Kupang” yang dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2022 sampai dengan
tanggal 04 Maret 2022. Data diperoleh melalui pemberian kueosioner Survey
Pengetahuan Keluarga Tentang Diet Sehat Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang dengan jumlah responden
di masyarakat adalah 79 orang.
Hasil yang disajikan berupa data umum dan data khusus. Data umum
meliputi usia , jenis kelamin pasien, pendidikan, pekerjaan,sumber informasi,
penyuluhan tentang hipertensi, kebiasaan merokok, kebiasaan konsumsi alkohol,
dan kebiasaan olahraga.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian
Data yang diambil dalam penelitian ini didapatkan dari Puskesmas
Sikumana yang terletak di Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa Kota
Kupang. Dengan wilayah kerja mencakup enam kelurahan yaitu Sikumana,
Belo, Oepura, Naikolan, Kolhua dan Fatukoa dengan jumlah penduduk
55.858 jiwa.
UPT Puskesmas Sikumana dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 46 tahun 1996 pada tanggal 25 April, terletak antara 100 36’ 14”-
100 39’ 58” LS dan antara 1230 32’ 23” – 1230 37’ 01”. Dengan
terbentuknya Kota Kupang pada saat itu maka Puskesmas Sikumana yang
sebelumnya berada dalam wilayah Kabupaten Kupang masuk dalam
Wilayah Kerja Kota Kupang.
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sikumana berbatasan dengan wilayah-
wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kupang Tengah
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Alak
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Oebobo
4. Sebelah Selatan berbtasan dengan Kecamatan Kupang Barat.
Jenis pelayanan adalah promosi kesesahatan (penyuluhan individu /
kelompok / massal, pembinaan desa siaga), kesehatan lingkungan
(pemeriksaan lingkungan dan pemukiman, pengawasan sarana air bersih
masyarkat, pemeriksaan depot air minum, tempat pengolahan makanan,
klinik sanitasi), pelayanan gizi (pemantauan kesehatan bayi balita, konseling
gizi), pelayana kia/kb, penanggulangan penyakit (menular dan tidak
menular, pelayanan farmasi, laboratorium, pelayanan obstetri dan neonatal
dasar (PONED/Klinikbersalin), Rawat inap umum, pelayanan kesehatan
gigi, imunisasi dan upaya pengembangan kesehatan lainnya. Jam buka
Pelayanan Senin-Kamis Jam 08:00 – 12:00 WITA, Jumat 08:00 – 10:00
WITA .
4.1.2 Data Umum
Data ini menggambarkan karakteristik reponden yang terdapat di
Puskesmas Sikumana Kota Kupang meliputi: usia, jenis kelamin pasien,
pendidikan, pekerjaan, sumber informasi, penyuluhan tentang hipertensi,
kebiasaan merokok, kebiasaan konsumsi alkohol, dan kebiasaan olahraga.
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas
Sikumana Kota Kupang
Umur Frekuensi Presentasi (%)
17-25 Tahun 19 24.1
36- 45 Tahun 18 22.8
56-65 Tahun 15 19.0
26-35 Tahun 14 17.7
46-55 Tahun 10 12.7
>65 Tahun 3 3.8
Jumlah 79 100.0
Sumber : Data Primer (2022)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa karakteristik
responden berdasarkan umur paling tinggi adalah 17-25 tahun sebanyak 19
responden atau (24.1% ), dan yang paling terendah adalah umur >65
tahun yaitu 3 responden (3,8%).
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas
Sikumana Kota Kupang
Jenis Kelamin Frekuensi Presentasi (%)
Laki-laki 43 54.4
Perempuan 36 45.6
Jumlah 79 100
Sumber : Data Primer (2022)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin paling terbanyak adalah jenis
kelamin laki-laki yaitu dengan jumlah sebanyak 43 responden dengan
presentase 54,4% dan responden yang paling sedikit terdapat pada jenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 36 responden dengan presentasi
45,6%.
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan di Puskesmas
Sikumana Kota Kupang
Pendidikan Frekuensi Presentasi (%)
SMA 49 62.0
SARJANA 20 25.3
SD 8 10.1
SMP 2 2.5
Jumlah 79 100
Sumber : Data Primer (2022)
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa karakteristik
responden berdasarkan pendidikan yang paling terbanyak adalah
Pendidikan SMA dengan jumlah sebanyak 49 responden dengan presentasi
62,0% dan yang paling sedikit responden dengan pendidikan SMP
sebanyak 2 responden dengan presentasi 2,5%.
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Puskesmas Sikumana Kota Kupang
Pekerjaan Frekuensi Presentasi (%)
Yang bekerja 54 68.4%
Yang tidak bekerja 25 31.6%
Jumlah 79 100.0%
Sumber : Data Primer (2022)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan bahwa karakteristik
responden berdasarkan pekerjaan yang paling terbanyak adalah responden
yang bekerja yaitu dengan jumlah sebanyak 54 responden dengan
presentasi 68.4% dan yang paling sedikit adalah responden yang tidak
bekerja dengan jumlah 25 responden dengan presentasi 31.6%
4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Infomasi tentang
HIpertensi
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan sumber infomasi
tentang HIpertensi di Puskesmas Sikumana Kota Kupang
Sumber Infomasi Frekuensi Presentasi (%)
Media Sosial 42 53.2
fasilitas Kesehatan 17 21.5
Koran 8 10.1
Tv 6 7.6
lain-lain 6 7.6
Jumlah 79 100.0
Sumber : Data Primer (2022)
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa karakteristik
responden berdasarkan sumber infomasi tentang hipertensi. yang paling
banyak mendapatkan sumber informasi adalah melalui media sosial yaitu
dengan jumlah sebanyak 42 responden dengan presentasi 53,2%.
dan responden paling sedikit mendapatkan sumber infomasi tentang
hipertensi melalui tv/lain-lain dengan jumlah masing-masing sebanyak 6
responden dengan presentasi 7,6%.
4.1.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah mengikuti penyuluhan
kesehatan Hipertensi
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah mengikuti
penyuluhan kesehatan Hipertensi
Pernah mengikuti Frekuensi Presentasi (%)
Penyuluhan Kesehatan
Hipertensi
Tidak 53 67.1
Ya 26 32.9
Jumlah 79 100.
Sumber : Data Primer (2022)
Berdasarkan tabel 4.6 diatas tentang pernah mengikuti penyuluhan
kesehatan hipertensi yang paling terbanyak adalah responden yang tidak
mengikuti penyuluhan kesehatan hipertensi yaitu dengan jumlah
responden 53 responden dengan presentasi 67.1%. dan yang paling
sedikkit adalah responden yang mengiuti penyuluhan kesehatan yaitu
dengan jumlah 26 responden dengan presentasi 32.9%
4.1.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok
Kebiasaan Merokok Frekuensi Presentasi (%)
Tidak 44 55.7
Ya 35 44.3
Jumlah 79 100
Sumber : Data Primer (2022)
Berdasarkan tabel 4.7 diatas responden yang tidak merokok
sebanyak 44 responden dengan presentasi 55,7%. dan yang merokok
sebanyak 35 responden dengan presentasi 44,3%.
4.1.2.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi
Alkohol
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan
Mengkonsumsi Alkohol
Mengkonsumsi Alkohol Frekuensi Presentasi (%)
Tidak 50 63.3
Ya 29 36.7
Jumlah 79 100
Sumber : Data Primer (2022)
Berdasarkan tabel 4.8 di atas responden yang tidak mengkonsumsi
alkohol sebanyak 50 responden dengan presentasi 63,3% dan yang
mengkonsumsi alkohol sebanyak 29 responden dengan presentasi 36,7%.
4.1.2.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Berolahraga
Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan
Berolahraga
Kebiasaan Berolahraga Frekuensi Presentasi (%)
Ya 60 75.9
Tidak 19 24.1
Jumlah 79 100.
Sumber : Data Primer (2022)
Berdasarkan tabel 4.10 di atas responden yang sering berolahraga
sebanyak 60 responden dengan presentasi 75,9% dan yang tidak
berolahraga sebanyak 19 responden dengan presentasi 24,1%.
4.1.3 Data Khusus
Pada data khusus akan diuraikan tentang karakteristik responden
berdasarkan frekuensi pengetahuan keluarga tentang Diet Sehat Rendah
Garam Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota
Kupang.
4.1.3.1 Data Responden berdasarkan pengetahuan keluarga tentang Diet
Sehat Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sikumana Kota Kupang.
Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan pengetahuan keluarga
tentang Diet Sehat Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang.
Pengetahuan Frekuensi Presentasi (%)
Keluarga
Baik 62 78.5
Cukup 15 19.0
Kurang 2 2.5
Jumlah 79 100.0
Sumber : Data Primer (2022)
Berdasarkan tabel 4.11 di atas responden yang memiliki pengetahuan
baik sebanyak 59 responden dengan presentasi 78,5% responden yang
memiliki pengetahuan cukup sebanyak 15 responden dengan presentasi
19,0% dan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 2
responden dengan presentasi 2,5%
4.2 Pembahasan
Penelitian yang dilaksanakan di UPT Puskesmas Sikumana yang
terletak di Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Kupang, dengan
sasaran populasi adalah seluruh keluarga pasien hipertensi yang berada di
Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana dan yang dijadikan sampel penelitian
ialah beberapa orang yang dipilih secara acak dan ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin sehingga menghasilkan sampel atau responden
penelitian sebanyak 79 orang.
Dari hasil penelitian ditemukan sebagian besar responden
berpengetahuan baik sebanyak 59 responden atau 78,5%, sedangkan
responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 15 responden atau 19,0%
dan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden atau 2,5%
Pengetahuan responden yang baik disebabkan oleh berbagai informasi
tentang pengertian, faktor penyebab, gejala, komplikasi, serta pencegahan
hipertensi yang mereka peroleh baik itu dari pendidikan, media masssa,
petugas kesehatan, orang lain, maupun dari lingkungan sekitar. Pengetahun
dapat diperoleh dengan melihat, membaca, dan mendengar sendiri melalui
alat-alat komunikasi seperti surat kabar, majalah, televisi, radio dan lain-lain.
Tingkat pengetahuan merupakan salah satu aspek sosial yang umumnya
berpengaruh pada sikap dan tingkah laku manusia. Dikarenakan pengetahuan
atau kognitif merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya sebuah
karakter atau tindakan seseorang. Meningkatnya pengetahuan dapat
menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan seseorang. Pengetahuan juga
membentuk regulasi diri dan kepercayaan seseorang terhadap suatu hal.
Perilaku yang di dasari pada pengetahuan lebih langgeng dari perilaku yang
tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Maka dari itu, peneliti
dapat menyimpulkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan
baik disebabkan karena mereka mampu membentuk aspek kognitif mereka.
Ada juga beberapa faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan
yaitu umur. dan dari hasil penelitian peneliti menemukan bahwa umur
yang memiliki tingkat pengetahuan lebih banyak adalah 17-25 Tahun
responden atau 24.1% dan menurut (Mubarak, 2017) Dengan
bertambahnya umur seseorang akan terjadai perubahan pada aspek psikis
dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar akan
mengalami perubahan baik dari aspek ukuran maupun dari aspek proporsi
yang mana hal ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Sedangkan pada
aspek psikologis (mental) terjadi perubahan dari segi taraf berfikir
seseorang yang semakin matang dan dewasa. Adapun selain itu, semakin
bertambah usia maka semakin banyak pengalaman dan pengetahuan yang
di peroleh oleh seseorang, sehingga bisa meningkatkan kematangan mental
dan intelektual. Usia seseorang yang lebih dewasa mempengaruhi tingkat
kemampuan dan kematangan dalam berfikir dan menerima informasi yang
semakin lebih baik jika di bandingkan dengan usia yang lebih muda. Usia
mempengaruhi tingkat pengetahuan sesorang. Maka peneliti
menyimpulkan bahwa Semakin dewasa umur maka tingkat kematangan
dan kemampuan menerima informasi lebih baik jika di bandingkan dengan
umur yang lebih muda atau belum dewasa.
Dan faktor lain juga yang mempengaruhi pengetahuan adalah jenis
kelamin Dan dari hasil penelitian peneliti menemukan bahwa jenis kelamin
yang paling terbanyak berpengetahuan baik adalah jenis kelamin lai-laki yang
berjumlah 43 responden atau dengan presentasi 54.4% dan yang
berpengetahuan kurang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 36
responden atau dengan presentasi 45.6%. Dan menurut Hasil analisis diatas
sesuai dengan pernyataan Reckelhoff (2001) dimana pria lebih berisiko
mengalami cardiovascular disease and hypertension (CVDH) daripada
wanita. Akan tetapi, lebih lanjut dia menambahkan bahwa setelah wanita
mengalami menopause maka insiden terjadi CVDH akan cenderung sama
pada wanita dan pria. Maka peneliti menyimpulkan bahwa responden yang
berjenis kelamin laki-laki mempunyai peluang 45.6%. kali untuk memiliki
tingkat pengetahuan baik dibanding yang berjenis kelamin perempuan.
Dan juga faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan adalah
pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan
merupakan sebuah proses belajar dan proses pertumbuhan, perkembangan
atau perubahan ke arah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang
terhadap individu, kelompok atau masyarakat Tidak dapat dipungkiri bahwa
makin tinggi pendidikan seseoarang semakin mudah pula mereka menerima
informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi
dan nilai– nilai yang baru diperkenalkan (Soekanto, 2015).
Dan dari hasil penelittian peneliti menemukan bahwa tingat pendidikan
terbanyak adalah responden yang berpendidikan SMA dengan jumlah
sebanyak 49 responden dengan presentasi 62,0% dan yang paling sedikit
responden dengan pendidikan SMP sebanyak 2 responden dengan presentasi
2,5 %. Dan menurut (Mubarak, 2017) Pengetahuan atau kognitif merupakan
hal yang sangat penting untuk terbentuknya sebuah tindakan seseorang.
Meningkatnya pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan
kebiasaan seseorang.Pengetahuan juga membentuk kepercayaan seseorang
terhadap suatu hal. Prilaku yang di dasari pengetahuan lebih langgeng dari
prilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).
Dan juga menurut (Potter & Perry, 2015).Tingkat pendidikan seseorang
atau individu akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi
tingkat pendidikan akan semakin mudah berfikir rasionalisme dan menangkap
informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah yang baru. Di harapkan
bagi seseorang yang berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang luas
termasuk pengetahuan terhadap kebutuhan kesehatannya. Latar belakang
pendidikan dan pengalaman di masa lalu dapat mempengaruhi pola pikir
seseorang, kemampuan kognitif akan membentuk cara berfikir seseorang,
termasuk membentuk kemampuan untuk mempelajari atau memahami faktor-
faktor yang berkaitan dengan penyakit yang di deritanya, dan menggunakan
pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit yang di milikinya untuk menjaga
kesehatan diri. Kemampuan kognitif juga berhubungan dengan tahap
perkembangan seseorang.
Maka peneliti menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan sebuah
proses belajar dan proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke
arah yang lebih baik, lebih dewasa dan lebih matang terhadap individu,
kelompok atau masyarakat. Dan semakin tinggi pendidikan seseoarang
semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Dan juga ada faktor lain yang mempengaruhi penegtahuan adalah
pekerjaan Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau
institusi, kantor, perusahaan dengan upah dan gaji baik berupa uang maupun
barang Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dan dari hasil penelitian peneliti menemukan bahwa yang bekerja lebih
banyak dari pada yang tidak bekerja dengan jumlah yang bekerja adalah 54
responden atau dengan presentasi 68,4% dan responden yang tidak bekerja
berjumlah 25 responden dengan presentasi 31.6% . dan menurut Wati, 2009)
Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari
jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak
pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan
orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman
belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam
mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah
dan etik
Maka peneliti menyimpulkan bahwa pekerjaan adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi pengtahuan karena semakin banyak kita bekerja pada
tempat-tempat tertentu maka semakin banyak pula informasi dan pengalaman
yang kita dapat mengenai pengetahuan.
Dan juga Salah faktor yang mepengaruhi pengetahuan adalah sumber
informasi Sumber informasi adalah Kemudahan memperoleh informasi yang
dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan
yang baru.
Dari hasil penelitian peneliti dapatkan bahwa responden yang paling
banyak mendapatkan informasi adalah melalua media sosial dengan jumlah
42 dengan presentasi 53.2% dan yang paling rendah mendpatkan informasi
melalui TV dan lain-lain dengn jumlah 6 dengan presentasi 7.6%. dan
menurut (Erfandi, 2009). Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal
maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi
akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi
berbagai bentuk media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah yang
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan
semua orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media
massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal
memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan terhadap hal
tersebut. Pengetahuan responden yang baik disebabkan oleh berbagai
informasi tentang pengertian, faktor penyebab, gejala, komplikasi, serta
pencegahan hipertensi yang mereka peroleh baik itu dari media masssa,
petugas kesehatan, orang lain, maupun dari lingkungan sekitar.Pengetahun
dapat diperoleh dengan melihat atau mendengar sendiri melalui alat-alat
komunikasi seperti surat kabar, majalah, televisi, radio dan lain-lain.
Maka peneliti menyimpulkan bahwa sumber informasi sangat penting
bagi pengetahuan karena semakin banyak mendengar dan melihat informasi
dari berbagai media maka semakin baik pula pengetahuan seseorang untuk
mencegah dan memahami suatu masalah kesehatan.
BAB V
PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran berdasarkan hasil Penilitian
yang dilaksanakan pada tanggal 21 Februari sampai dengan 04 Maret tentang
"Survey Pengetahuan Keluarga Tentang Diet Sehat Rendah Garam Pada Pasien
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang.
5.1 Simpulan
Kesimpulan dari penilitian ini adalah sebagian besar (74.7%) keluarga
pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang
memiliki pengetahuan yang baik tentang Survey Pengetahuan Keluarga
Tentang Diet Sehat Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut.
5.2.1 Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan agar petugas kesehatan yang ada yaitu perawat/bidan di
Puskesmas Sikumana Kota Kupang dapat melakukan upaya Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) berupa penyuluhan tentang kesehatan Diet
Sehat Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Penderita hipertensi cukup tinggi di masyarakat dan kebanyakan
pelakunya berusia muda dan tua. Oleh sebab itu di harapkan agar Institusi
Pendidikan dapat memberikan pendidikan karakter dan berupa penyuluhan
atau sebagainya untuk mencegah komplikasi pada hipertensi.
5.2.3 Bagi Keluarga Pasien Hipertensi
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa pengtahuan yang di miliki
keluarga baik maka dari itu diharapkan keluarga tetap menjaga dan
meningkatkan terus pola hidup diet yang sehat agar tidak terjadi komplkasi
atau kematian.

Anda mungkin juga menyukai