Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN

DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PULO LOR KABUPATEN

JOMBANG

PROPOSAL

Disusun Oleh :

ALIEP KHARISMA ANGGRAINI


NIM : 171201006

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PEMKAB JOMBANG

2020/2021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
PROGRAM STUDI S1-
KEPERAWATAN
Jalan dr. Soetomo No. 75-77 Telp / Fax (0321) 870214 - JOMBANG
Laman : www.stikespemkabjombang.ac.id

LEMBAR KONSULTASI

Nama : VINA PRATIWI

NIM : 171201064
Prgram Studi : S1 Keperawatan

Judul : HUBUNGAN RESILIENSI DENGAN STIGMA DIRI PADA


SURVIVOR COVID-19 DI DESA PULO LOR KECAMATAN
JOMBANG KABUPATEN JOMBANG
Pembimbing 2 : Ahmad Nur Khoiri, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Kegiatan Konsultasi :

No Hari/Tanggal Materi Konsultasi TTD


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian Hubungan Pemberian

Susu Formula Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Pulo Lor

Kabupaten Jombang Yang telah dilaksanakan pada tanggal 12 Juni-18 Juni.

Dari hasil penelitian yang terkumpul meliputi gambaran umum tempat

penelitian, data umum responden yang meliputi umur dan jenis kelamin, data

khusus responden yang meliputi pemberian susu formula dengan kejadian

diare pada balita.

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian.

Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang berada di Jl.Brigjen Katamso,

Pulo Lor, Kec.Jombang, Kabupaten. Jombang, Jawa Timur. Fasilitas

pelayanan kesehatan yang tersedia adalah rawat jalan meliputi balai

pengobatan umum, balai pengobatan gigi, kesehatan ibu dan anak, KB,

laboratorium, klinik sanitasi, klinik remaja. Puskesmas Pulo Lor juga

memiliki beberapa desa wilayah kerja meliputi: Denanyar, Pulolor,

Plosogeneng, Banjardowo, Sumberejo.

4.1.2 Data Umum.

1. Karakteristik berdasarkan umur orang tua.


Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur orang tua

balita di Puskesmas Pulo lor.

No Usia Frekuensi Presentase (%)


1 < 20 Tahun 11 20.4
2 20-35 Tahun 29 53.7
3 > 35 Tahun 14 25.9
Total 54 100.0
Sumber : Data primer 2021

Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar responden berusia 20-35 tahun

berjumlah 29 responden (53.7%), dan sebagian kecil yaitu berumur <

20 tahun berjumlah 11 responden (20.4%).

2. Karakteristik berdasarkan pekerjaan responden.

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

pendidikan responden di Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang.

No Pendidikan Frekuensi Presentase (%)


1 Tidak sekolah 11 20.4
2 SD,SMP 31 57.4
3 SMA 10 18.5
4 S1,D3,S2 2 3.7
Total 54 100.0
Sumber : Data primer 2021

Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar pendidikan terahir

responden adalah SD,SMP sebanyak 31 responden (57,4), dan

sebagian kecil berpendidikan terahir perguruan tinggi sebanyak 2

responden (3,7%).

3. Karakteristik menurut pekerjaan.


Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden menurut pekerjaan

responden di Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang.

No Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)


1 Tidak bekerja 4 7.4
2 Petani 9 16.7
3 Pegawai negeri 14 25.9
4 Swata 27 50
Total 54 100
Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

swasta sebanyak 27 responden (50%), dan sebagian kecil tidak

bekerja yaitu sebanyak 4 responden (7.4 %).

4.1.3 Data Khusus.

a. Distribusi frekuensi responden berdasarakan pemberian susu

formula.

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

pemberian susu formula pada balita di Puskesmas Pulo Lor

Kabupaten Jombang.

No Cara Frekuensi Persentase


1 Positif 25 46,3
2 Negatif 29 53,7
Total 54 100
Sumber : Data primer 2021

Berdasarkan tabel 4.5.diatas menunjukkan bahwa sebagian

besar responden bersikap negatif terhadap cara pemberian

susu formula pada balita yaitu sebanyak 29 responden


(53,7%), dan sebagian kecil bersikap positif terhadap cara

pemberian susu formula pada balita yaitu 25 responden

(46,3%).

b. Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian diare

pada balita.

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

kejadian diare pada balita di Puskesmas Pulo Lor

Kabupaten Jombang.

No Kejadian Frekuensi Persentase


Diare
1 Terjadi 38 70,4
Diare
2 Tidak 16 29,6
Terjadi
Diare
Total 54 100
Sumber: Data primer 2021

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan sebagian besar

balita mengalami diare yaitu sebanyak 38 balita (70,4%),

dan sebagian kecil tidak mengalami diare yaitu sebanyak

16 balita (29,6%).

4.1.4 Tabulasi Silang hubungan pemberian susu formula dengan

kejadian diare pada balita di puskemas pulolor kabupaten

jombang
No Pemberian Kejadian diare
susu
formula
Terjadi diare Tidak terjadi Total
diare
F % F % F %
1 Positif 12 22,2 13 24,1 25 70,4

2 Negatif 26 48,1 3 5,6 29 29,6

Total 38 70,4 16 29,6 54 100

Sumber : Data primer 2021

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui sebagian besar responden

memiliki sikap negatif sejumlah 26 responden (48,1%). Untuk

tingkat kejadian diare responden yang tidak mengalami diare

sebanyak 3 responden.

4.8 Uji Spearman Rank

Berdasarkan uji spearman rank didapatkan p value 0.00 dimana

nilai p value < (0.05) maka H1 diterima terdapat hubungan

pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita di

Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang.

Hasil uji tersebut didapatkan nilai signifikan p 0.02 dan nilai α

0,05 jadi p < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada

hubungan antara pemberian susu formula dengan kejadian diare

pada balita di Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pemberian Susu Formula

Berdasarkan tabel 4.5.diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

responden bersikap negatif terhadap cara pemberian susu formula pada

balita yaitu sebanyak 29 responden (53,7%), dan sebagian kecil bersikap

positif terhadap cara pemberian susu formula pada balita yaitu 25

responden (46,3%).

Secara umum susu formula dibedakan menjadi susu formula dari susu

sapi dan susu formula dari kedelai. Susu formula dari sapi biasanya

kandungan susunya menyamai dengan ASI (karbohidrat, protein,

lemak dan mineral). Sedangkan susu formula dari susu kedelai, yang

proteinnya berasal dari kacang kedelai, yang juga diperkaya oleh

vitamin dan mineral ini dapat diberikan pada bayi yang mengalami

alergi susu formula dari susu sapi, yang mengakibatkan terjadinya

intoleransi laktosa, bayi dengan masalah pencemaan misalnya diare.

Dari hasil penelitian ini didapatkan lebih banyak responden yang

memiliki sikap negatif terhadap cara pemberian susu formula pada balita

sehingga menjadi salah satu penyebab terjadinya diare pada balita.Hal-

hal yang menyebabkan adanya kesesuaian penelitian ini adalah dari

jumlah responden yang diteliti dan hasil penelitian yang menunjukkan

sebagian besar responden menunjukkan sikap negatif dan kejadian diare

pada balita lebih benyak.

4.2.2 Kejadian Diare


Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan sebagian besar balita

mengalami diare yaitu sebanyak 38 balita (70,4%), dan sebagian kecil

tidak mengalami diare yaitu sebanyak 16 balita (29,6%).

Diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan

konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari.

Diare akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare persisten terjadi

selama ≥ 14 hari. Secara klinis penyebab diare terbagi menjadi enam

kelompok, yaitu infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan makanan,

imunodefisiensi dan penyebab lainnya ,misal: gangguan fungsional dan

malnutrisi

4.2.3 Hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita.

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui sebagian besar responden memiliki

sikap negatif sejumlah 26 responden (48,1%). Untuk tingkat kejadian

diare responden yang tidak mengalami diare sebanyak 3 responden.

Pada penelitian ini didapatkan hasil lebih banyak responden yang

memiliki sikap negatif terhadap pemberian susu formula pada balita,

untuk kejadian diare pada balita juga menunjukkan lebih banyak balita

yang mengalami diare yaitu sebanyak 26 balita.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pulo Lor

Kabupaten Jombang dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar responden di Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang memiliki

sikap negatif terhadap pemberian susu formula pada balita

2. Sebagian besar responden di Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang mengalami

diare.

3. Ada hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita di

Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang.

5.2 Saran

1. Bagi institusi pendidikan

Menjadikan skripsi ini sebagai referensi dalam pembelajaran yang berkaitan

dengan hubungan cara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada

balita.

2. Bagi responden

Dapat memberikan pengetahuan dalam cara pemberian susu formula yang

baik dan benar sehingga mencegah terjadinya diare pada balita.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat digunakan sebagai pemahaman peneliti tentang hubungan pemberian

susu formula dengan kejadian diare pada balita

Anda mungkin juga menyukai