Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan mengenai deskripsi daerah penelitian dari hasil

pengumpulan data dari kuesioner yang diperoleh. Sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan, pengumpulan dilakukan pada pada ibu yang mempunyai bayi 0-6

bulan yang datang ke Puskesmas kemuning Kabupaten Sampang untuk dijadikan

responden sejumlah 52 ibu dan bayi. Penjabaran disajikan dalam bentuk data

umum dan data khusus.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Umum

4.1.1.1 Gambaran umum Tempat Penelitian

1. Geografi dan Demografi

Puskesmas Kemuning Kabupaten Sampang diperkirakan berdiri sejak tahun

1965, adapun batas wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Sampang, yaitu sebelah

utara Puskesmas/kecamatan kedudung, sebelah selatan Puskesmas/kecamatan

wilayah banyuanyar, sebelah timur Puskesmas/kecamatan omben dan sebelah

timur barat Puskesmas/kecamatan torjun. Luas wilayah kerja Puskesmas

Kemuning 44,99 Km² dan terdiri dari 10 desa.

Sedangkan untuk data monografi desa Kemuning, luas wilayah 147,2 Ha

m². Batas wilayah meliputi : sebelah utara berbatasan dengan desa komis, sebelah

selatan berbatasan dengan desa selong permai, sebelah barat berbatasan dengan

desa pliang dan sebelah timur berbatasan dengan desa gunung sekar.

34
35

2. Sarana dan tenaga pelayanan

kesehatan.

Puskesmas Kemuning merupakan puskesmas induk yang membawahi 3

puskesmas pembantu (PUSTU), 8 POLINDES dan 84 POSYANDU. Puskesmas

dilengkapi dengan ruang perawatan untuk penderita rawat jalan yang terdiri dari

loket, balai pengobatan, kesehatan ibu dan anak, apotek tata usaha, poli gigi dan

stuktur ketenagaan dengan jumlah 32 orang terdiri dokter umum 1 orang, dokter

gigi 1 orang, bidan desa 9 orang, pelaksana gizi 1 orang, perawat kesehatan

lingkungan 1 orang, tenaga administrasi 5 orang, petugas loket 1 orang, petugas

apotik 2 orang, perawat 11 orang.

4.1.1.2 Karakteristik Responden Dalam Pemberian ASI Exclusif di Puskesmas

Kemuning Kabupaten Sampang

1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Sumber : Kuesioner Penelitian Juli 2007


Diagram 4.1 Diagram distribusi berdasarkan umur ibu di Puskesmas
Kemuning Kabupaten Sampang Juli 2007

Dari diagram 4.1 didapatkan bahwa jumlah responden sebagian besar

(65%) adalah berumur 19–27 tahun sebanyak 34 orang dan sebagian kecil (8%)

adalah berumur 37 - 45 tahun sebanyak 4 orang.


36

2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Sumber : Kuesioner Penelitian Juli 2007


Diagram 4.2 Diagram distribusi berdasarkan pendidikan ibu di Puskesmas
Kemuning Kabupaten Sampang Juli 2007

Dari diagram 4.2 didapatkan bahwa jumlah responden hampir setengahnya

(29%) adalah berpindidikan SD dan SMA sebanyak 15 orang dan sebagian kecil

(6%) berpendidikan SMP sebanyak 3 orang.

3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Sumber : Kuesioner Penelitian Juli 2007


Diagram 4.3 Diagram distribusi berdasarkan pekerjaan ibu di Puskesmas
Kemuning Kabupaten Sampang Juli 2007

Dari diagram 4.3 didapatkan bahwa jumlah responden hampir

setengahnya (48%) adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 25 orang

dan sebagian kecil (10%) adalah bekerja sebagai petani sebanyak 5 orang.
37

4.1.2 Data Khusus

4.1.2.1 Karakteristik responden

berdasarkan dukungan keluarga

Sumber : Kuesioner Penelitian Juli 2007


Diagram 4.4 Diagram distribusi berdasarkan dukungan keluarga di
Puskesmas Kemuning Kabupaten Sampang Juli 2007

Dari diagram 4.4 didapatkan data bahwa sebagian besar (67%) responden

mendukung sebanyak 35 orang dan hampir setengahnya (33%) tidak mendukung

sebanyak 17 orang dalam pemberian ASI exclusif.

4.1.2.2 Karakteristik responden

berdasarkan pemberian ASI exclusif

Sumber : Kuesioner Penelitian Juli 2007


Diagram 4.5 Diagram distribusi berdasarkan pemberian ASI exclusif di
Puskesmas Kemuning Kabupaten Sampang Juli 2007
38

Dari diagram 4.5 menunjukkan bahwa responden sebagian besar

memberikan ASI exclusif (83%) sebanyak 43 orang dan sebagian kecil tidak

memberikan ASI exclusif (17%) sebanyak 9 orang.

4.1.2.3 Tabulasi Silang Dukungan

Keluarga
Tabel Dan Pemberian
4.1.2 Hubungan DukunganASI ExclusifDengan Pemberian ASI Exclusif Pada
Keluarga
Bayi 0-6 Bulan Di Puskesmas Kemuning Kabupaten Sampang Tahun
2007

Pemberian ASI exclusif


Dukungan keluarga Total
Ya Tidak
Mendukung 30 5 35
Tidak mendukung 13 4 17
Total 43 9 52
 = 0,05 ρ hitung = 25,47
ρ tabel = 3,84

Untuk memperoleh gambaran ada atau tidaknya hubungan antara dua

variabel yang diteliti yaitu dukungan keluarga dan pemberian ASI exclusif maka

menggunakan tabulasi silang terhadap kedua variabel tersebut dan hipotesis

menggunakan uji statistik Chi Square.

Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan bahwa responden mendukung

keluarga dan memberikan ASI exclusif (57,69%) sebanyak 30 orang, dan keluarga

yang mendukung dan tidak memberikan ASI exclusif (9,62%) sebanyak 5 orang

responden. Sedangkan dukungan keluarga yang tidak mendukung dan

memberikan ASI exclusif (25%) sebanyak 13 orang dan dukungan keluarga yang

tidak mendukung dan tidak memberikan ASI exclusif (7,69%) sebanyak 4 orang.

Berdasarkan uji statistik yang digunakan yaitu Chi Square menunjukkan

bahwa nilai ρ hitung sebesar (25,47) dengan jumlah responden 52 dengan taraf

kesalahan 0,05 diperoleh ρ tabel (3,84). Hal ini menunjukkan bahwa ρ hitung
39

lebih besar dari ρ tabel, dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang

berarti ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap pemberian ASI exclusif

pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kemuning Kabupaten Sampang.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Dukungan keluarga

Berdasarkan diagram 4.4 didapatkan bahwa sebagian besar (67%) keluarga

sangat mendukung dan hampir setengahnya (33%) tidak mendukung dalam

pemberian ASI exclusif. Dimana keluarga merupakan orang terdekat dalam

memberikan dukungan kepada ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan. Hal ini

menurut balai pustaka, 1997 bahwa dukungan keluarga adalah bantuan yang

diberikan oleh keluarga atau merupakan bentuk dorongan psikologis keluarga

kepada masing-masing anggota keluarga. Menurut Dep. Kes (1998) dukungan

yang diberikan oleh keluarga mencakup lima tugas kesehatan keluarga yang

meliputi mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga,

mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat, memberikan perawatan pada

anggota keluarga yang sakit, mempertahankan suasana rumah atau lingkungan

yang menguntungkan kesehatan, memanfaatkan fasilitas kesehatan. Dari kelima

tugas keluarga tersebut terlihat jelas bahwa peran keluarga sangat besar,

mengingat keluarga adalah seseorang yang paling dekat, mempengaruhi, dan ikut

memantau dalam setiap perkembangan anggota keluarganya. Maka peran keluarga

merupakan peran yang sangat utama dalam mendukung pemberian ASI exclusif

pada bayi 0-6 bulan. Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tentu saja keluarga

tidak lepas dari rintangan yang ada. Hambatan atau rintangan yang sering
40

dihadapi keluarga dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga adalah

pendidikan yang rendah, ketidaktahuan dampak yang ditimbulkan dan kebiasaan-

kebiasaan yang melekat serta sosial budaya yang tidak menunjang Effendi (1997).

Merujuk pada hasil analisa data umum responden dimana faktor

pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

terhadap pemberian ASI exclusif pada bayi 0-6 bulan. Karena menurut (Kuncoro

Ningrat, 1997), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi

pula mekanisme koping dalam penyerapan informasi yang diberikan khususnya

pemberian ASI exclusif dan dapat memahami pentingnya pemberian ASI exclusif.

Dari hasil penelitian ini didapatkan hampir setengahnya (29%) responden

berpendidikan SD dan SMA, dimana tingkat pendidikan SD merupakan tingkat

pendidikan yang rendah sehingga dapat mengurangi dalam penerimaan informasi

yang penting dalam pemberian ASI exclusif. Akan tetapi hal ini dapat diatasi

keluarga dimana di masa sekarang informasi bisa didapatkan dari berbagai media

antara lain televisi, koran maupun radio, sehingga ibu mudah mendapatkan

informasi mengenai pentingnya ASI exclusif bagi bayinya. Hal ini juga dapat

didukung dari pengalaman yang dimiliki ibu yang telah memberikan ASI exclusif

pada bayi sebelumnya. Dengan begitu maka semakin mudah sebuah keluarga

memberikan dukungan kepada ibu untuk memberikan ASI exclusif pada bayi 0-6

bulan.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi

dukungan keluarga dalam pemberian ASI exclusif serta lingkungan yang adekuat

untuk membentuk dan menjalin kasih sayang antara ibu dan bayi. Temuan

penelitian menunjukan secara umum bahwa dukungan keluarga dalam mengenal


41

masalah, mengambil keputusan dan dalam memberikan perawatan sangat

mendukung terhadap pemberian ASI exclusif. Disamping itu besarnya dukungan

keluarga dangat dimungkinkan oleh karena keeratan hubungan keluarga.

4.2.2 Pemberian ASI exclusif

Dari diagram 4.5 didapatkan bahwa pemberian ASI exclusif di Puskesmas

Kemuning Kabupaten Sampang hampir seluruhnya (83%) memberikan ASI

exclusif. Hal ini dikarenakan sebagian besar (65%) ibu berumur 19-27 tahun yaitu

suatu periode usia dimana seseorang sudah memasuki kedewasaan, baik dalam hal

berfikir ataupun tindakan. Para ibu yang berumur 19-27 tahun dan sudah memiliki

dua orang anak atau lebih yang secara otomatis memiliki pengalaman tentang

merawat bayi dan memberikan makanan untuk bayinya baik dengan ASI exclusif

maupun tidak ASI exclusif (MP ASI), karena ibu akan berkaca pada pengalaman

sebelumnya mana yang banyak manfaatnya dan mana yang dapat merugikan.

Sedangkan menurut pengalaman sebelumnya banyak ibu-ibu yang memberikan

ASI exclusif sehingga hal itu tetap dipertahankan dan tetap memberikan ASI

exclusif pada bayinya, sesuai dengan (Hurlock 1998) bahwa semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang baik cara bersikap,

berfikir dan bekerja. Dalam hal ini ibu yang sudah mencapai kedewasaan akan

dapat membagi tanggung jawab dalam pemberian ASI exclusif, dan bisa

memberikan suatu kepercayaan kepada keluarga yang memberi dukungan dalam

pemberian ASI exclusif. Ditegaskan juga dalam teori Notoatmodjo (2002),

seseorang yang mempunyai banyak pengalaman lapangan baik pengalaman yang

positif maupun negatif, akan menambah kepekaannya terhadap masalah

dibidangnya. Pengalaman-pengalaman yang diperolehnya langsung dari lapangan


42

akan menambah keyakinan mereka, betapa serius masalah tersebut dan

memperkuat usaha yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah itu, hal ini

berarti dapat meningkatkan kepekaannya terhadap masalah yang bersangkutan

dibidangnya.

Hal ini juga dikarenakan hampir setengahnya (48%) bekerja sebagai ibu

rumah tangga. Yang secara otomatis mempunyai waktu dan peluang yang besar

untuk memberikan ASI exclusif pada bayinya. Menurut Markum dan Erick yang

dikutip Nursalam (2001) mengatakan bahwa pekerjaan umumnya merupakan hal

penting dan cenderung menyita waktu serta memerlukan aktifitas. Dengan begitu

jenis pekerjaan mempengaruhi terhadap ibu dalam memberikan ASI exclusif

dimana jenis pekerjaan akan membantu tersedianya waktu bagi ibu untuk

memberikan ASI bagi bayinya.

4.2.3 Hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI exclusif

pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kemuning Kabupaten Sampang.

Untuk mengetahui tingkat signifikansi dan mengukur hubungan yang lebih

bermakna di uji dengan uji statistik Chi Square (x 2) dengan menggunakan tingkat

kemaknaan (α) = 0,05, maka diperoleh hasil ρ hitung 25,47 > ρ tabel 3,84, maka

dapat diartikan atau disimpulkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

pemberian ASI exclusif.

Hal ini terbukti berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian besar ibu

dengan dukungan keluarga baik yang memberikan ASI exclusif sebagian besar

(58%), sedangkan yang tidak memberikan ASI exclusif sebagian kecil (10%) dan

ibu dengan dukungan keluarga yang tidak mendukung memberikan ASI exclusif
43

hampir setengahnya (25%), sedangkan dukungan keluarga yang tidak mendukung

tidak memberikan ASI exclusif sebagian kecil (8%).

Ini disebabkan karena dukungan keluarga sangat diperlukan dalam

menyediakan lingkungan yang adekuat untuk memberikan ASI exclusif. Menurut

Nasrul Effendi (1998) membagi 5 tugas kesehatan yang dilakukan keluarga yaitu

mengenal masalah tentang pemberian dan manfaat ASI exclusif, mengambil

keputusan akan tindakan yang dilakukan oleh keluarga tentang masalah

pemberian ASI exclusif, memberikan perawatan kesehatan kepada ibu yang

mempunyai bayi 0-6 bulan, memelihara lingkungan yang sehat, memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan yang ada untuk mendapatkan pelayanan dan

perawatan kesehatan yang diperlukan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan,

sedangkan dalam penelitian ini hanya tiga tugas keluarga yang diteliti, karena dari

ketiga tugas keluarga tersebut sudah mewakili untuk mengkaji dukungan

keluarga, dan bila dilihat dari hasil penelitian keluarga sebagian besar mendukung

dan hampir setengahnya yang tidak mendukung dalam pemberian ASI exclusif.

Hal ini diasumsikan bahwa besarnya dukungan keluarga tersebut oleh

karena keeratan hubungan antara keluarga dengan ibu yang mempunyai bayi 0-6

bulan sehingga membentuk suatu kasih sayang antar anggota keluarga, disinilah

keluarga sangat penting untuk memberikan dukungan dalam pemberian ASI

exclusif. Mengingat ASI exclusif merupakan hal yang sangat penting bagi

kesehatan bayi.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan dukungan

keluarga dengan pemberian ASI exclusif, sehingga dapat dikatakan bahwa

keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan derajat


44

kesehatan anggota keluarganya. Dalam hal ini dikhususkan pada pemberian ASI

exclusif.

Anda mungkin juga menyukai