JOMBANG
PROPOSAL
Disusun Oleh :
PEMKAB JOMBANG
2020/2021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN
Jalan dr. Soetomo No. 75-77 Telp / Fax (0321) 870214 - JOMBANG
Laman : www.stikespemkabjombang.ac.id
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 171201006
Prgram Studi : S1 Keperawatan
Kegiatan Konsultasi :
60
BAB IV
Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian Hubungan Pemberian Susu Formula Dengan
Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang Yang telah
dilaksanakan pada tanggal 12 Juni-18 Juni 2021. Dari hasil penelitian yang terkumpul meliputi
gambaran umum tempat penelitian, data umum responden yang meliputi umur dan jenis kelamin,
data khusus responden yang meliputi pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita.
Puskesmas Pulo Lor Kabupaten Jombang berada di Jl.Brigjen Katamso, Pulo Lor,
Kec.Jombang, Kabupaten. Jombang, Jawa Timur. Fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia
adalah rawat jalan meliputi balai pengobatan umum, balai pengobatan gigi, kesehatan ibu dan
anak, KB, laboratorium, klinik sanitasi, klinik remaja. Puskesmas Pulo Lor juga memiliki
beberapa desa wilayah kerja meliputi: Denanyar, Pulolor, Plosogeneng, Banjardowo, Sumberejo.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur orang tua balita di Puskesmas
Pulo lor.
61
Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar responden berusia 20-35 tahun berjumlah 29
responden (53.7%), dan sebagian kecil yaitu berumur < 20 tahun berjumlah 11 responden
(20.4%).
SMA sebanyak 31 responden (57,4), dan sebagian kecil berpendidikan terahir perguruan
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar swasta sebanyak 27
responden (50%), dan sebagian kecil lainnya tidak bekerja yaitu sebanyak 4 responden
(7.4 %).
62
4.1.3 Data Khusus.
bersikap negatif terhadap cara pemberian susu formula pada balita yaitu
terhadap cara pemberian susu formula pada balita yaitu 25 responden (46,3%).
diare yaitu sebanyak 38 balita (70,4%), dan sebagian kecil tidak mengalami
63
4.1.4 Tabulasi Silang hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui sebagian besar responden memiliki sikap negatif
sejumlah 26 responden (48,1%). Untuk tingkat kejadian diare responden yang tidak
Berdasarkan uji spearman rank didapatkan p value 0.00 dimana nilai p value < (0.05)
maka H1 diterima terdapat hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare
Hasil uji tersebut didapatkan nilai signifikan p 0.02 dan nilai α 0,05 jadi p < 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan antara pemberian susu
formula dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Pulo Lor Kabupaten
Jombang.
4.2 Pembahasan
64
Berdasarkan tabel 4.5.diatas menunjukkan bahwa responden yang memiliki sikap
negatif lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap positif terhadap
pemberian susu formula pada balita. Susu formula adalah cairan yang berisi zat-zat
didalamnya mengandung antibodi, sel darah pu\tih, zat pembunuh bakteri, enzim, hormon
Susu formula adalah susu komersial yang dijual dipasar atau ditoko, biasanya
terbuat dari susu sapi atau susu kedelai yang susunan nutrisinya diubah sedemikian rupa
sehingga dapat diberikan pada bayi dengan komposisinya yang disesuaikan mendekati
Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian oleh Ningsih didapatkan adanya
beberapa faktor yang menyebabkan gangguan pencernaan pada balita salah
satunya adalah cara pemberian susu formula yang tidak benar. Susu formula
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri, sehingga kontaminasi mudah
terjadi terutama jika persiapan dan pemberian kurang diperhatikan secara benar
sehingga menimbulkan gangguan pencernaan pada balita (Ningsih, 2017).
Menurut hasil penelitian diatas peneliti berpendapat bahwa lebih banyak responden
yang memiliki sikap negatif terhadap pemberian susu formula pada balita, sehingga hal
tersebut menjadi salah satu faktor terjadinya gangguan pencernaan pada balita
Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan sebagian besar balita mengalami diare.
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3
kali sehari dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa darah.
Diare adalah kejadian frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Menurut Suharyono (2008) diare adalah buang
air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih
65
lembek atau cair. Diare pada bayi adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau
cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (empat kali
Menurut hasil penelitian hidayat 2018 penyebab diare pada balita disebabkan oleh
ekonomi,faktor pengetahuan dan faktor pemberian susu formula. Secara klinis penyebab
diare terbagi menjadi enam kelompok, yaitu infeksi, malbsorbsi, alergi, keracunan makanan,
imunodefisiensi dan penyebab lainnya ,misal: gangguan fungsional dan malnutrisi (Hidayat,
2018)
Menurut hasil penelitian diatas peneliti beragumen bahwa lebih banyak balita yang
mengalami diare. Kejadian diare pada balita itu dikarenakan beberapa faktor diantaranya
4.2.3 Hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita.
Hasil uji statistik Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa pemberian susu formula
secara negatif dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Pulolor menunjukkan
sebagian besar sebanyak 26 responden (48,1%), dan yang tidak terjadi diare sebanyak 3
responden (5,6%). Adapun pemberian susu formula secara positif dengan kejadian diare
pada balita di Puskesmas Pulolor menunjukkan sebanyak 12 responden (22,2%), dan yanag
Pemberian susu formula adalah pemberian susu pengganti ASI tanpa memberikan
makanan padat lainnya kecuali vitamin, mineral, obat dalam bentuk tetes dan sirup maupun
66
program peningkatan pengetahuan penggunaan susu formula sebagai prioritas dan program
pengendalian penyakit diare karena dampaknya yang sangat besar terhadap kesehatan bayi
dan balita. Berdasarkan hasil penelitian angka kejadian diare pada bayi yang tidak
mendapatkan pemberian susu formula yang benar lebih besar apabila dibandingkan dengan
balita yang mendapatkan pemberian susu formula yang benar. Hal ini sesuai dengan
penelitian Ibrahim pada tahun 2017 yang menyebutkan bahwa angka kejadian infeksi pada
bayi lebih sedikit bila dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan pemberian susu
formula yang benar. Hal itu dikarenakan susu formula adalah asupan yang aman jika
pemberiannya dilakukan secara benar sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman
67
BAB V
5.1 Kesimpulan
diare.
3. Ada hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada balita di
5.2 Saran
2. Bagi responden
Disarakan untuk memberikan susu formula kepada bayi pada umur 6 bulan