Anda di halaman 1dari 94

Pengadaan

Obat
&
Alat Kesehatan
di Puskesmas
HARTONO
Seksi Kefarmasian,
DINKESPROVJATIM

hart_apt@yahoo.co.id
08563097073
Tujuan Pembelajaran
umum

peserta mampu
melakukan pengadaan
Obat & Alat Kesehatan
sesuai peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah
1 Menjelaskan RKO & Alkes di Puskesmas
.

2. Menjelaskan Pengertian Pengadaan


Obat & Alkes
3 . Menjelaskan Peran Komponen pengadaan

Tujuan Pembelajaran Obat & Alkes

KHUSU
S 4 Menjelaskan Peraturan Pemerintah
tentang pengadaan barang/jasa
pemerintah
5
Memilih metode Pengadaan Obat dan Alat
Kesehatan secara e-Katalog dan Non e-
Katalog
Pengertian RKO & Alkes
Puskesmas
Pengertian Pengadaan Obat dan Alkes

Peran Komponen pengadaan


Obat & Alkes

Peraturan Pemerintah tentang


pengadaan barang/jasa pemerintah

POKOK metode Pengadaan Obat & AlKes


BAHASAN
e-Katalog
Non e-Katalog
PERPRES RI
NOMOR 54 TAHUN
2010
beserta perubahannya
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
(OBAT & ALKES)
DEFINISI PENGADAAN

Kegiatan untuk memperoleh


barang/jasa oleh
Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Institusi lainnya
(K/L/D/I) yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai
diselesaikannya seluruh kegiatan
memperoleh barang/jasa
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam Peraturan Presiden ini

meliputi:

a. Barang;

b. Pekerjaan Konstruksi;

c. Jasa Konsultansi; dan

d. Jasa Lainnya.
Obat-obatan merupakan salah satu bentuk BARANG
Setiapbenda baik berwujud
maupun tidak berwujud, bergerak
maupun tidak bergerak, yang
dapat diperdagangkan,
dipergunakan atau dimanfaatkan
oleh pengguna barang
DEFINISI BARANG
ORGANISASI DALAM PENGADAAN

a. PA/KPA;

b. PPK;

c. ULP/Pejabat Pengadaan; dan

d. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.


GARIS BESAR PROSES PBJP
PRINSIP PENGADAAN :

a.efisien;

b.efektif;

c.transparan;

d.terbuka;

e.bersaing;

f.adil/tidak diskriminatif; dan

g.akuntabel.
Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa

1 Swakelola

Pemilihan Penyedia
2 Barang/Jasa
Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa
?
Peng
adaa ara
Lang n b
Pe sung m
n aye
La unj /S
ng uk t es
METODE: su an
ng Kon
lan g an
Pele
Electronic
Purchasing
Electronic Purchasing

Pada umumnya, jenis-jenis barang (komoditas)


manufaktur yang tersedia di pasar dan yang
sering dibeli Pemerintah (high-volume
government purchased).
HUBUNGAN KERJA
Para Pihak dalam Proses Pengadaan

Menteri/Kepala Daerah PA/KPA

membentuk mengangkat

ULP PP PPK PPHP

Perangkat organisasi ULP mengacu


kepada peraturan perundang-
undangan di bidang kelembagaan

Persiapan, Pelaksanaan
Proses Pemilihan dan Menerima Hasil
dan Pengendalian
Penetapan Pekerjaan
Kontrak

Penyedia
Barang/Jasa
ORGANISASI DALAM PENGADAAN

a. PA/KPA;

b. PPK;

c. ULP/Pejabat Pengadaan; dan

d. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.


KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)

pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan


APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk
menggunakan APBD.
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan


Pengadaan Barang/Jasa.
TUGAS PPK

a. menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa yang meliputi:

1)  spesifikasi teknis Barang/Jasa;

2)  Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan


TUGAS PPK

a. menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa yang meliputi:

3)  rancangan Kontrak.

b. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia

Barang/Jasa;

c. menandatangani Kontrak;

d. melaksanakan Kontrak dengan Penyedia


Barang/Jasa;
TUGAS PPK

f. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan

Barang/Jasa kepada PA/KPA;

g. menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan

Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan;


TUGAS PPK

h. melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk

penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan

kepada PA/KPA setiap triwulan; dan

i. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen

pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.


SYARAT sbg PPK

a. memiliki integritas;

b. memiliki disiplin tinggi;

c. memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta


manajerial untuk melaksanakan tugas;
SYARAT sbg PPK

d. mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan

memiliki keteladanan dalam sikap perilaku serta tidak

pernah terlibat KKN;

e. menandatangani Pakta Integritas;

f. tidak menjabat sebagai pengelola keuangan; dan

g. memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa.


UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP)

unit organisasi Kementerian/Lembaga/ Pemerintah


Daerah/Institusi yang berfungsi melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat permanen, dapat
berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
KEANGGOTAAN ULP WAJIB DITETAPKAN UNTUK :

a. Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya

dengan nilai diatas Rp. 200.000.000,00 ;

b. Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).


SYARAT ANGGOTA ULP

a. memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas;

b. memahami pekerjaan yang akan diadakan;

c. memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas

ULP/Pejabat Pengadaan yang bersangkutan;

d. memahami isi dokumen, metode dan prosedur Pengadaan;


SYARAT ANGGOTA ULP

e. tidak mempunyai hubungan keluarga dengan

Pejabat yang menetapkannya sebagai anggota


ULP/Pejabat Pengadaan;

f. memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa


sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan; dan

g. menandatangani Pakta Integritas.


TUGAS & KEWENANGAN ULP

a. menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

b. menetapkan Dokumen Pengadaan;

c. menetapkan besaran nominal Jaminan Penawaran;

d. mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di


website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman

resmi untuk masyarakat serta menyampaikan ke LPSE


untuk diumumkan dalam Portal Pengadaan Nasional;
TUGAS & KEWENANGAN ULP

e. Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui

prakualifikasi atau pascakualifikasi;

f. melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap


penawaran yang masuk;
PENGADAAN YANG EFEKTIF
1. Hubungan pembeli dan penjual transparan &
beretika
2. Pembelian obat yang benar2 dibutuhkan
3. Obat yang dibeli bermutu, aman &
bermanfaat
4. Cost efektif
5. Penerimaan obat tepat waktu
6. Rancangan periode pembelian terhadap
ketersediaan utk mendapat harga terendah
PEJABAT PENGADAAN

Personil yang ditunjuk untuk melaksanakan

- Pengadaan Langsung,

- Penunjukan Langsung, dan

- E-Purchasing.
Pejabat Pengadaan mempunyai fungsi menetapkan

Penyedia Barang/Jasa untuk:

a)  Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk

paket Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa


Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00;
dan/atau

b) Penunjukan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk


paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling
tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);
PANITIA/PEJABAT PENERIMA HASIL PEKERJAAN

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah


panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang
bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.

PENYEDIA BARANG/JASA

Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang


perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Konsultansi/ Jasa Lainnya.
PENYEDIA BARANG/JASA

Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang


perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Konsultansi/ Jasa Lainnya.
PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

Pengadaan secara elektronik atau E-Procurement adalah


Pengadaan Barang/ Jasa yang dilaksanakan dengan
menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Katalog elektronik atau E-Catalogue adalah sistem informasi


elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan
harga barang tertentu dari berbagai Penyedia Barang/Jasa
Pemerintah.
PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

Katalog elektronik atau E-Catalogue adalah sistem informasi


elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan
harga barang tertentu dari berbagai Penyedia Barang/Jasa
Pemerintah.
42

LARANGAN PEMAKETAN

Menyatukan / memusatkan beberapa kegiatan


yang tersebar yang menurut sifat pekerjaan &
tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di
daerah/lokasi masing-masing
LA
RA

N
A
N
ET
G
AN A
K
Menyatukan/menggabungkan beberapa
paket pengadaan yang bila dipisah
M
PE seharusnya bisa dilaksanakan oleh
PE

M Usaha Mikro,
AK
N

Usaha Kecil &


A

ET
G

AN
N

Koperasi kecil
A
R
LA
Menentukan kriteria yg
diskriminatif

&
tidak obyektif
Memecah Pengadaan
Barang/Jasa menjadi beberapa
paket untuk menghindari
pelelangan
PENGADAAN OBAT & ALKES DI
PUSKESMAS

ID
RKO PAKET/
OBAT/
SP/
ALKES
KONTRA
UL K
P/
PP
HPS
CONTOH……
E-
NAMA JUMLAH
KATALOG JUMLAH HARGA METODE
NO OBAT / SATUAN KEBUTUH
(Rp.) PENGADAAN
ALKES AN HARGA
HPS (Rp.)
(Rp.)
1 A Kaplet 1,000 90000 90,000,000 E-KATALOG
2 B SET 10,000 60,000 600,000,000 LELANG
3 C BOTOL 700 90,000 63,000,000 E-KATALOG
DISKUSI……
DASAR PERATURAN TTG
PBJP?

ALUR PBJP?
Arah Kebijakan
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektifitas,
keterjangkauan obat, vaksin dan alkes

ALAT KESEHATAN
OBAT
.
.
1. Aksesibilitas 1. Aksesibilitas
2. Keterjangkauan 2. Need Assesment
3. Penggunaan obat yang 3. Penggunaan alkes yang
rasional  tepat guna
4. Jaminan keamanan, 4. Jaminan keamanan, mutu &
mutu & manfaat manfaat
.

Pelayanan kesehatan yang prima, merata dan terjangkau, termasuk


pelayanan kefarmasian
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
HARGA OBAT:

1.HARGA SATUAN/UNIT PRICE


2.FREKWENSI ORDER ULANG
DAN HARGA TOTAL
PEMBELIAN
3.VISIBEL DAN HIDDEN COST
SIKLUS PENGADAAN OBAT
Rekonsiliasi RKO Pilihan Metode
Kajian & Seleksi Forcasting RKO
Obat
vs Anggaran Pengadaan

Laporan Seleksi Supplier


Penggunaan Obat

Tetapkan
Penyimpanan Perjanjian Kontrak
Distribusi Obat

Monitor Status
Pembayaran Permintaan

Terima Obat &


Pemeriksaan
KOMPONEN GOOD PROCUREMENT PRACTICES:

1.PENGELOLAAN ANGGARAN & KEPASTIAN


PEMBAYARAN
2.BERDASARKAN NAMA GENERIK INN
3.BERDASARKAN DOEN DAN FORNAS
4.MENINGKATKAN VOL PEMBELIAN DG
MENGUMPULKAN KEBUTUHAN
5.MONOPSONY AND POOLED PROCUREMENT
6.MONITORING & KUALIFIKASI THD SUPPLIER
KOMPONEN GOOD PROCUREMENT
PRACTICES:

7. PENGADAAN YG KOMPETITIF
8. JUMLAH PESANAN BERDASARKAN
KEBUTUHAN NYATA
9. PROSES TRANSPARAN & ADA SOP
10. PEMISAHAN FUNGSI KUNCI
11. JAMINAN MUTU OBAT YG DIBELI
12. AUDIT TAHUNAN DAN PUBLIKASI
13. LAPORAN BERKALA KINERJA PENGADAAN
TANTANGAN/PELUANG

AKSESIBILITAS
KETERJANGKAUAN (Ketersediaan dan
Pemerataan)

SJSN
KEBIJAKAN OBAT NASIONAL
UU No. 36/2009 Kesehatan
Ps 36: Pemerintah menjamin ketersediaan,
Pelayanan Kesehatan bagi Peserta Jaminan pemerataan, dan keterjangkauan perbekalan
Kesehatan kesehatan, terutama Obat Esensial

UU No. 40/2004 SJSN


Ps 25: Daftar dan harga obat yg dijamin BPJS, ditetapkan
oleh Pemerintah

Perpres No. 111/2013


Ps 32: Pelayanan obat alkes dan BMHP untuk peserta
Jamkes berpedoman pada daftar dan harga obat, alkes
dan BMHP yang ditetapkan oleh Menteri
Daftar obat, alkes dan BMHP dituangkan dalam Fornas
dan Kompendium Alkes

SK Menkes 189/2006 Kebijakan Obat Nasional

KETERSEDIAAN
POR
KETERJANGKAUAN
KENDALI MUTU & KENDALI BIAYA JAMINAN
KEAMANAN, MUTU &
MANFAAT
Upaya Peningkatan Ketersediaan Obat Dalam
Mendukung Keselamatan Pasien

RUMAH SAKIT
Kebijakan dan Program Peningkatan
Ketersediaan Obat dan POR
Jaminan Ketersediaan
Obat yang bermutu,
aman dan berkhasiat

Keselamatan
Pasien
(Patient Safety)
PENGGUNAAN OBAT DALAM JKN

JENIS OBAT YANG DIGUNAKAN PENETAPAN DAFTAR OBAT


UNTUK JKN OLEH MENKES

Fasilitas yankes yang dimaksud adalah yang bekerjasama dengan BPJS


Formularium Nasional berisi daftar obat yang dijamin oleh BPJS
DUKUNGAN AKSESIBILITAS OBAT DAN VAKSIN BAGI PROGRAM
KESEHATAN

FORNAS

RKO
POR
Good Prescribing
Practice
Good Pharmacy
Practice
TATA KELOLA
OBAT-VAKSIN
TERPADU

-LP-LPO
-e-logistic
Good Distribution
Practice
Good Storage
Practice
UU No. 23 Thn 2014 ttg PEMDA
KESEHATAN: URUSAN WAJIB YG TERKAIT
PELAYANAN DASAR

Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
Pemerintah Pusat Kabupaten/
Provinsi
Kota

FARMASI,
UPAYA SDM PEMBERDAY
ALKES,
KESEHATAN KESEHATAN AAN MASY.
MAKANAN

KETERSEDIAAN OBAT:
-Pusat: Obat dan Vaksin Program Nasional
-Pemda: Obat esensial
Mengapa Memerlukan Fornas?
Alokasi Obat terbatas, Kebutuhan Obat semakin
meningkat
Peresepan obat berdasarkan pengalaman
Penggunaan Antibiotik yang
berlebihan dapat menyebabkan
resistensi
Banyak obat yang belum
didukung EBM
Obat yang beredar mungkin saja tergolong
obat yang tidak aman

Penggunaan obat tanpa pedoman dapat menyebabkan


kendala dalam kendali mutu dan biaya
63
DEFINISI
Daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus
tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan
sebagai acuan dalam pelaksanaan JKN.

(SK Menkes No. 328/Menkes/SK/VIII/2013 tanggal 19 September 2013)


STRATEGI PENYUSUNAN Tingkat

FORNAS Pelayanan
kesehatan

Daftar Obat disusun


oleh Komite Disusun berdasarkan Daftar obat
Independen kelas terapi menyeluruh dan
tersegmen

Standar
Kompetensi
Nakes
Mengakomodir usulan
stakeholder
•FORNAS disusun oleh komite nasional yang ditetapkan
oleh MENKES yang dalam penyusunan setiap item yang
ada di dalamnya, didasarkan pada bukti ilmiah, keamanan,
khasiat dengan harga terjangkau. Selain itu, beberapa
aspek yang harus diperhatikan adalah:
- Aspek substantif (bukti ilmiah, memiliki no register
BPOM, indikasi diterima BPOM)
- Aspek legal (UU no 40 tahun 2004 ttg SJSN, PP no
12 tahun 2013 ttg JKN)
- Aspek manfaat (kendali mutu dan kendali biaya).
KOMITE NASIONAL
PENYUSUNAN FORMULARIUM
NASIONAL
•Terdiri dari:
- Tim Ahli
- Tim Evaluasi
- Tim Pelaksana
•Ditetapkan oleh Surat Keputusan Menteri
Kesehatan No. 228/MENKES/SK/VI/2013
•Bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan
KRITERIA PEMILIHAN OBAT

Memiliki khasiat dan keamanan terbaik berdasarkan bukti


ilmiah mutakhir dan valid.

Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling


menguntungkan.

Memiliki izin edar dan indikasi yang disetujui oleh Badan POM.

Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang


tertinggi.

Dalam kriteria ini tidak termasuk obat tradisional dan


suplemen makanan.
KEBIJAKAN FORNAS
1. Fornas menjadi acuan dalam pelaksanaan JKN.

2. Obat yang ada dalam Fornas harus tersedia di faskes.

3. Apabila obat yang dibutuhkan tidak tercantum dalam Fornas


dapat digunakan obat lain secara terbatas berdasarkan
rekomendasi Komite Farmasi dan Terapi dan disetujui oleh
Komite Medik atau Kepala/Direktur Rumah Sakit.

4. Penambahan dan atau pengurangan daftar obat yang tercantum


dalam Fornas ditetapkan oleh Menkes setelah mendapatkan
rekomendasi Komnas Fornas (Adendum Fornas)
ADENDUM FORNAS
IMPLEMENTASI
E-CATALOGUE OBAT 2014
1. Pengadaan obat berdasarkan e-catalogue bertujuan agar proses
pengadaan obat menjadi lebih transparan, akuntabel, efektif dan
efisien
2. Proses pengadaan harus lebih baik daripada sebelumnya
3. Pemerintah dan IF bertanggungjawab menjamin ketersediaan obat
Implementasi e-Catalogue Obat Tahun 2014*)

Harga Jual Obat dalam e-Catalogue adalah harga satuan


terkecil sudah termasuk pajak, biaya distribusi (franco
Kab/Kota)

*)
17 Sept 2014
Surat Edaran Menteri Kesehatan No. KF/Menkes/167/III/2014 tentang
Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik (e-Catalogue)

Dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan dan


pemerataan obat yg aman, bermutu dan
berkhasiat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan, perlu dilaksanakan pengadaan obat
secara transparan, efektif, efisien serta hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan
Seluruh Satuan Kerja di bidang kesehatan, baik Pusat maupun
Daerah, dan Fasilitas kesehatan Tingkat Pertama maupun Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan yg bekerjasama dg BPJS,
dalam pengadaan obat, baik untuk program JKN maupun program
kesehatan lainnya agar:

1. Pengadaan obat dilaksanakan berdasarkan e-


Catalogue obat dg menggunakan metode
pembelian secara elektronik (e-Purchasing)
sebagaimana tercantum dlm e-Catalogue Obat
yg ditetapkan oleh Kepala LKPP (dapat dilihat
dlm website resmi LKPP: inaproc.lkpp.go.id)
atau pembelian secara manual
1. Dalam hal obat yg dibutuhkan tidak terdapat
dlm e-Catalogue Obat, proses pengadaan
mengacu pada Perpres No. 54 Thn 2010 ttg
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Perpres No. 70 Tahun 2012 dan Perpres no 4
tahun 2015 atau pengadaan secara manual
Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 Tahun 2013
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Obat
dengan Prosedur e-Purchasing berdasarkan
e-Catalogue Pemanfaatan e-catalogue oleh
Pemerintah saja

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Petunjuk


Pelaksanaan Pengadaan Obat berdasarkan
e-catalogue Pemanfaatan e-catalogue
oleh Pemerintah dan Swasta
Keterangan:
*) Berdasarkan SE Ka. LKPP No. 1 Tahun 2013
Dlm hal aplikasi tentang Pengadaan Barang/Jasa dengan Sistem
mengalami kendala
(Off-line) *) e-Purchasing, butir 6
Petunjuk Pelaksanaan (1)
Permintaan/pemesanan obat
• E-Purchasing: sebagaimana penerapan tahun 2013
(secara elektronik ke IF). Dlm hal aplikasi mengalami
kendala (Off-line) , sesuai SE Ka. LKPP No. 1 Tahun
2013 tentang Pengadaan Barang/Jasa dengan Sistem
e-Purchasing, butir 6
• Manual: Faskes dapat langsung ke Distributor
• Paling lambat H-3 IF (atau melalui Distributor)
memberikan respons
Petunjuk Pelaksanaan (2)

Distribusi/Pengiriman obat
• Waktu pengiriman obat sesuai kesepakatan
(kontrak, kesepakatan)
• Pengiriman obat ke Satker Dinas Kesehatan
dan Fasilitas Kesehatan (RS, Klinik dan
Apotek)
Petunjuk Pelaksanaan (3)

Pelaporan
• E-Purchasing: data dari LKPP
• Manual: IF melaporkan secara berkala setiap bulan
kepada LKPP dan DJ Binfar dan Alkes
• Satker, Faskes melaporkan penolakan IF Penyedia
kepada LKPP dan DJ Binfar dan Alkes yang
dilengkapi dengan alasannya (H-3)
Proses Pembelian secara Manual (1)

IF Penyedia*)
IF Penyedia*)
IF Penyedia*)

Distributor yg Distributor yg Distributor yg


ditunjuk ditunjuk ditunjuk

K/L/D/I **)
K/L/D/I **)
Faskes, termasuk
Fasyankes
SwastaSwasta
Keterangan:
*) IF Penyedia sesuai e-Catalogue
**) Untuk K/L/D/I Non Yankes, proses administratif sesuai SE Ka. LKPP No. 1 Tahun 2013
Proses Administrasi Faskes
1. Rencana pengadaan antara Faskes dengan
Distributor yang ditunjuk untuk waktu
tertentu (misal: 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun);
atau
2. Kesepakatan antara Faskes dengan Distributor
yang ditunjuk, mengenai batas waktu
pembayaran (misal: 14 hari, 30 hari) setelah
obat diterima.
BENTUK PERJANJIAN

Berdasarkan Perpres 70/2012:


1.Untuk transaksi sd 10 juta  bukti pembelian
2.Untuk transaksi 10 sd 50 juta  kwitansi
3.Untuk transaksi 50 sd 200 juta  SPK
4.Untuk transaksi lebih dari 200 juta  dokumen
kontrak
KL
IK
DI
SIN
I

33
Identifikasi Permasalahan oleh Satker, Faskes

Komitmen IF Penyedia dan Distributor (1)

1. Respons IF penyedia dan distributor sesuai time-


line pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Obat
berdasarkan e-catalogue
2. IF dan distributor menyiapkan SDM khusus
untuk melayani proses pemesanan
3. Tidak diperkenankan menetapkan minimal order
RESUME
• Keterjangkauan, ketersediaan dan pemerataan obat dan
perbekalan kesehatan merupakan faktor penting dalam
mendukung suksesnya pelaksanaan pelayanan kesehatan
dalam era SJSN.
• Fornas digunakan sebagai acuan dalam penggunaan obat
untuk JKN
• Pengadaan obat dilaksanakan berdasarkan e-
Catalogue obat dg menggunakan metode
pembelian secara elektronik (e-Purchasing)
sebagaimana tercantum dlm e-Catalogue
• Meskipun terdapat berbagai tantangan, setiap peluang
yang ada sekecil apapun akan kita manfaatkan sebaik
mungkin.
• Dukungan dan peran serta semua stakeholder, baik di
pusat, provinsi dan kab/kota sangat diharapkan, agar
tujuan kita bersama dapat menjadi kenyataan.
SKEMA 1

DINAS 5
PROSES
KESEHATAN PENERIMAAN
- PA BARANG
- PANITIA PENERIMA HSL PENG

1 4
PUSKESMAS USULAN KONTRAK
PENGADAAN

- KPA
- PPK 2 3 6
RENCANGAN PROSES PEMBAYA
- ULP
- PEJABAT PENG KONTRAK PENGADAAN RAN
LELANG

OFF LINE

E-PURCHASING
SKEMA 2

DINAS 3 5 PROSES
PROSES
KESEHATAN PENGADAAN PENERIMAAN
BARANG

LELANG

OFF LINE

E-PURCHASING
- PA
- ULP
- PEJABAT PENG
- PANITIA PENERIMA HSL PENG

PUSKES 2 6
RENCANGAN 4 PEMBAYA
MAS KONTRAK
KONTRAK RAN
- KPA 1
- PPK USULAN
PENGADAAN
SKEMA 3

2 RENCANGAN 4
DINAS KONTRAK
KESEHATAN KONTRAK

- PA 3 PROSES
- PPK
- ULP
PENGADAAN
- PEJABAT PENG

OFF LINE
LELANG

E-PURCHASING
- PANITIA PENERIMA HSL PENG
5 PROSES
PENERIMAAN
BARANG

1 USULAN 6
PUSKESMAS PEMBAYARAN
PENGADAAN
- KPA
CONTOH……
E-
NAMA JUMLAH
KATALOG JUMLAH HARGA METODE
NO OBAT / SATUAN KEBUTUH
(Rp.) PENGADAAN
ALKES AN HARGA
HPS (Rp.)
(Rp.)
1 A Kaplet 1,000 90000 90,000,000 E-KATALOG
2 B SET 10,000 60,000 600,000,000 LELANG
3 C BOTOL 700 90,000 63,000,000 E-KATALOG
EVALUASI……
E-
NON-E KATALOG
JUMLAH KATALOG METODE
NAMA OBAT / SATU JUMLAH
NO KEBUTU PENGADAA
ALKES AN HARGA HARGA (Rp.)
HAN SURVEY 1 SURVEY 2 SURVEY 3 HPS (Rp.) N
(Rp.)

Amoksisilin kaplet E-
1
scored 500 mg
Kaplet 2,000,00 232     
-
464,000,00 KATALOG
0 0
Asam Mefenamat
E-
2 tablet/kapsul/kaplet Tablet 3,000,00 106     
-
318,000,00 KATALOG
500 mg 0 0
Ranitidin tablet 150 E-
3
mg
Tablet 1,500,00 105     
-
157,500,00 KATALOG
0 0
Sarung tangan Steril Pasan E-
4      
no 7 g 1,000 6,930 - 6,930,000 KATALOG
Kasa Pembalut E-
5 Roll      
Hidrofil 4 m x 10 cm 2,000 1,100 - 2,200,000 KATALOG
PENUNJUK
6 Etyl Cloride spray AN
500 200,000 150,000 170,000 173,333 86,666,667
Botol   LANGSUNG
Glass Ionomer
7 Cement (ART)/FUJI set 230,000,00 LELANG
200 1,200,000 1,100,000 1,150,000 1,150,000
IX   0

Anda mungkin juga menyukai