Nomor :
Tanggal :
untuk
Pengadaan
Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta TA 2013
Panitia Pengadaan
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
0
PROPINSI JAWA TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2013
1
BAB I. UMUM
A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut :
2
BAB II. PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI
Panitia Pengadaan pada Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBN Dinas Peternakan & Kesehatan
Hewan Provinsi Jawa Tengah akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan
pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara elektronik sebagai berikut:
1. Paket Pekerjaan
Nama paket pekerjaan : Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta TA 2013
Lingkup pekerjaan : Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta TA 2013
Nilai total HPS : 1.697.578.000,00
Sumber pendanaan : APBN 2013
2. Persyaratan Peserta
Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan :
1. Kualifikasi Kecil,
2. Memiliki IUJK, SBU yang sah dan masih berlaku, Bidang Arsitektural Sub Bidang
Bangunan - bangunan non perumahan lainnya termasuk perawatannya.
dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE).
3. Pelaksanaan Pengadaan
Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website LPSE
TTD,
Panitia Pengadaan
3
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
1. Lingkup Pekerjaan 1.1 Panitia Pengadaan mengumumkan kepada para peserta untuk
menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan Pembangunan
Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta Provinsi Jawa Tengah
2. Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN 2013
3. Peserta Pelelangan 3.1 Pelelangan Umum penyedia pekerjaan konstruksi ini terbuka dan
Umum dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usaha,
kemitraan/KSO yang memenuhi kualifikasi.
4. Larangan Korupsi, 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban
Kolusi, dan untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
Nepotisme (KKN) sebagai berikut:
serta Penipuan a. berusaha mempengaruhi anggota Panitia Pengadaan dalam
bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi keinginan peserta
yang bertentangan dengan Dokumen Pengadaan, dan/atau
peraturan perundang-undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur
hasil Pelelangan Umum, sehingga mengurangi/ menghambat/
memperkecil/ meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain;
4
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Pengadaan ini.
5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya, dilarang
Pertentangan memiliki/melakukan peran ganda atau terafiliasi.
Kepentingan
5.2 Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1 antara lain meliputi:
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris suatu Badan
Usaha tidak boleh merangkap sebagai anggota Direksi atau
Dewan Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang menjadi
peserta pada Pelelangan yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan perencana
menjadi Penyedia Pekerjaan Konstruksi atau menjadi konsultan
pengawas untuk pekerjaan fisik yang direncanakannya, kecuali
dalam pelaksanaan Kontrak Terima Jadi (turn key contract) atau
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan pengawas
menjadi Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan fisik
yang diawasi, kecuali dalam pelaksanaan Kontrak Terima Jadi
(turn key contract) atau Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu K/L/D/I atau anak
perusahaan pada BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan dan
bersaing dengan perusahaan lainnya, merangkap sebagai anggota
Panitia Pengadaan atau pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan.
7. Satu Penawaran 7.1 Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota
Tiap Peserta kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk
satu paket pekerjaan.
B. Dokumen Pengadaan
8. Isi Dokumen 8.1 Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen Pengadaan dan
Pengadaan Dokumen Kualifikasi.
11. Perubahan 11.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir waktu
Dokumen pemasukan penawaran, Panitia Pengadaan dapat menetapkan
Pengadaan Adendum Dokumen Pengadaan, berdasarkan informasi baru
. yang mempengaruhi substansi Dokumen Pengadaan.
12. Perubahan Waktu Panitia Pengadaan dapat melakukan perubahan waktu pada setiap
tahapan lelang dengan menyertakan alasan perubahan.
13. Biaya dalam 13.1 Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan
Penyiapan penyampaian penawaran.
Penawaran
13.2 Panitia Pengadaan tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun
yang ditanggung oleh peserta.
14. Bahasa Penawaran 14.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa
Indonesia.
4) spesifikasi teknis;
Lihat di Lembar lampiran Bab VI form 2
16. Harga Penawaran 16.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.
16.3 Biaya overhead dan keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi,
ijin mendirikan bangunan dan pungutan lain serta biaya asuransi
yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi ini diperhitungkan dalam total harga
penawaran.
9
16.4 Harga penawaran dilakukan pembulatan dalam ribuan.
17. Mata Uang 17.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang
Penawaran dan sebagaimana tercantum dalam LDP.
Cara Pembayaran
17.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan
cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.
18. Masa Berlaku 18.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.
Penawaran dan
Jangka Waktu 18.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum akhir
Pelaksanaan masa berlakunya penawaran, Panitia Pengadaan dapat meminta
kepada seluruh peserta secara tertulis untuk memperpanjang
masa berlakunya penawaran tersebut dalam jangka waktu
tertentu. Konfirmasi perpanjangan dapat dilakukan secara
elektronik, Peserta Pengadaan dapat menyampaikan konfirmasi
secara elektronik melalui e-mail.
19. Bentuk Dokumen Dokumen Penawaran disampaikan dalam bentuk softcopy berupa file
Penawaran yang telah dienkripsi dianggap telah ditandatangani oleh peserta
pengadaan.
20. Pakta Integritas 20.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan
dan akan melaporkan terjadinya kolusi, korupsi, dan nepotisme
(KKN) dalam pengadaan pekerjaan konstruksi.
21. Pengisian Dokumen 21.1 Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan
Isian Kualifikasi mengisi Isian Data Kualifikasi dalam aplikasi SPSE.
21.2 Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap telah disetujui dan
ditandatangani oleh peserta pengadaan:
22. Jaminan 22.1 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam mata uang
Penawaran penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.
23. Penyampulan dan 23.1 Penyampulan Dokumen Penawaran dengan menggunakan metode
Penandaan Sampul 1 (satu) file.
Penawaran 23.2 Dokumen penawaran terdiri dari:
a. Penawaran administrasi;
b. Penawaran teknis;
c. Penawaran harga; dan
d. Dokumen Isian Kualifikasi
11
23.3 File disandikan dengan Aplikasi Pengaman Dokumen
(APENDO).
25. Batas Akhir Waktu Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui aplikasi SPSE
Pemasukan kepada Panitia Pengadaan paling lambat pada waktu yang ditentukan
Penawaran oleh Panitia Pengadaan
26. Penawaran Setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran, Aplikasi SPSE akan
Terlambat menolak setiap penawaran yang akan dikirim.
27.3 Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka
pelelangan dinyatakan gagal.
12
28. Evaluasi 28.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur, mengacu
Penawaran kontrak lump-sum
28.2 Sebelum evaluasi penawaran, untuk kontrak harga satuan atau
kontrak gabungan harga satuan dan lump sum dilakukan koreksi
aritmatik dengan ketentuan.
a. volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga disesuaikan dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan;
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume
dengan harga satuan pekerjaan, maka dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan
tidak boleh diubah; dan
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan harga
satuan pada daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong.
28.3 Hasil koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak lump sum yang
melampirkan daftar kuantitas dan harga hanya dilakukan untuk
menyesuaikan volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga dengan yang tercantum harga satuan
dapat mengubah dalam dokumen pengadaan tanpa mengubah
nilai penawaran.
28.4 Panitian pengadaan memasukkan memasukkan hasil penawaran
pada aplikasi SPSE.
28.5 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh Panitia
Pengadaan untuk mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang
memenuhi syarat yang dimulai dengan penawaran terendah.
28.6 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga)
penawar yang menawar harga kurang dari HPS maka proses
lelang tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi penawaran.
28.7 Panitia Pengadaan melakukan evaluasi penawaran yang meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.
d. evaluasi dokumen isian kualifikasi
28.8Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut:
a. Panitia Pengadaan dilarang menambah, mengurangi,
mengganti dan/atau mengubah isi Dokumen Pengadaan ini;
b. Panitia Pengadaan dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi Dokumen
Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang
sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi teknis
yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini, tanpa ada
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pengadaan ini yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja
pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang
akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau
tidak adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi
13
kepada Panitia Pengadaan selama proses evaluasi;
f. Panitia Pengadaan dilarang menggugurkan penawaran
dengan alasan:
1) Ketidakikutsertaan peserta dalam pemberian penjelasan;
dan/atau
2) kesalahan yang tidak substansial, misalnya surat
penawaran tidak berkop perusahaan;
g. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan
usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, Panitia Pengadaan
dan/atau PPK, dengan tujuan untuk memenangkan salah satu
peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta
lain yang terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan
peserta lainnya yang tidak terlibat (apabila ada); dan
3) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud pada
angka 2), maka pelelangan dinyatakan gagal.
c) Spesifikasi Teknis
Penawar menjamin pemenuhan seluruh spesifikasi yang
ditetapkan dalam dokumen pengadaan. Spesifikasi
teknis tiap material / bahan yang ditawarkan terdapat
data lengkap mengenai jenis, tipe, merk yang disertai
brosur-brosur (Brosur yang wajib dilampirkan dapat
dilihat dalam Bab VI form 7).
Hasil evaluasi :
Tidak ada daftar spesifikasi teknis yang
ditawarkan dinyatakan gugur.
Ada daftar tapi kualitas satu atau lebih
bahan/material tidak sesuai dan atau dibawah
kualitas yang disyaratkan dalam dokumen
pengadaan dinyatakan gugur.
Ada daftar tapi tidak lengkap data mengenai
jumlah, jenis, tipe, merk dan tidak lengkap
brosurnya dinyatakan gugur.
e) Personil Inti
Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila
personil inti yang akan ditempatkan secara penuh
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam
dokumen lelang. Terdapat data mengenai jumlah,
kualitas, SKA/SKT, status pegawai secara lengkap.
Sistem koordinasi dan penugasan antar personil
lapangan pada penyedia jasa dituangkan dalam bentuk
17
bagan organisasi serta uraian ringkas untuk standar
baku penanganan pekerjaan, tindak lanjut apabila
terjadi permasalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan
diyakini menggambarkan penguasaan penawar untuk
melaksanakan pekerjaan.
Hasil evaluasi :
Tidak ada daftar personil inti yang ditugaskan
dinyatakan gugur.
Ada daftar tapi kurang dari jumlah minimal yang
disyaratkan dalam dokumen lelang dinyatakan
gugur.
Ada daftar tapi salah satu personil yang disampaikan
tingkat pendidikannya atau pengalaman kerjanya
kurang dari yang dipersyaratkan dalam dokumen
pengadaan dinyatakan gugur.
Ada daftar tapi salah satu SKA/SKT tenaga ahli
tidak sesuai kualifikasinya dinyatakan gugur.
Ada daftar tapi salah satu atau lebih SKA/SKT
tenaga ahli masa berlakunya habis, dinyatakan
gugur.
Tidak dilampiri daftar riwayat
hidup/ijazah/SKA/SKT yang sah dinyatakan gugur.
Tidak dilampiri surat penugasan masing-masing
personil dinyatakan gugur.
Tidak ada bagan organisasi dan/atau penjelasannya
dinyatakan gugur.
Ada bagan organisasi dan penjelasannya tetapi tidak
menggambarkan penguasaan pelaksanaan pekerjaan
dinyatakan gugur.
28.11Evaluasi Harga:
a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok
atau penting, dengan ketentuan:
1) total harga penawaran atau penawaran terkoreksi
dibandingkan terhadap nilai total HPS:
a. apabila total harga penawaran atau penawaran
terkoreksi melebihi nilai total HPS, dinyatakan
gugur; dan
b. apabila semua harga penawaran atau penawaran
terkoreksi di atas nilai total HPS, pelelangan
dinyatakan gagal;
2) Mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak
tertulis dilakukan klarifikasi dan kegiatan tersebut harus
tetap dilaksanakan. Harganya dianggap termasuk dalam
harga satuan pekerjaan lainnya.
3) Untuk kontrak Lump Sum:
a. Bila ada perbedaan antara penulisan nilai harga
penawaran antara angka dan huruf maka nilai yang
diakui adalah dalam tulisan dan huruf
c. Bila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas
sedangkan huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui
adalah nilai dalam tulisan angka
d. Bila penawaran dalam angka dan huruf tidak jelas
maka penawaran dinyatakan gugur.
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam negeri
berbeda dibandingkan dengan perkiraan Panitia
Pengadaan;
2) klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran
dibawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS dengan
ketentuan:
a) apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang
lelang, harus bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai
total HPS; dan
b) apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia
menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan, maka
penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran
19
disita untuk negara serta dimasukkan dalam Daftar
Hitam.
c. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar
akibat terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi
pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan), maka pelelangan
dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat dimasukkan dalam
Daftar Hitam.
d. Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga
penawaran yang sama, maka Panitia Pengadaan memilih
peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan
hal ini dicatat dalam Berita Acara.
e. Panitia Pengadaan menyusun urutan 3 (tiga) penawaran
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
(apabila ada).
29. Evaluasi 29.1 Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang serta calon
Kualifikasi pemenang cadangan 1 dan 2 apabila ada.
29.2 Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode
penilaian sistem gugur.
29.3 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Kualifikasi.
29.4 Apabila calon pemenang lelang serta pemenang cadangan 1 dan 2
(apabila ada) tidak lulus evaluasi kualifikasi, maka dilakukan
evaluasi kualifikasi terhadap penawar ranking berikutnya.
F. Penetapan Pemenang
32. Sanggahan 32.1 Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui
aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Panitia
Pengadaan dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman
pemenang, disertai bukti terjadinya penyimpangan, dengan
tembusan disampaikan secara offline kepada PPK, PA/KPA dan
APIP K/L/D/I sebagaimana tercantum dalam LDP.
32.2 Sanggahan diajukan oleh peserta apabila terjadi penyimpangan
prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur
dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dan yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
20
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan
usaha yang sehat; dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Panitia Pengadaan dan/atau
pejabat yang berwenang lainnya.
32.3 Panitia Pengadaan wajib memberikan jawaban secara elektronik
melalui aplikasi SPSE atas semua sanggahan paling lambat 3
(tiga) hari kerja setelah menerima surat sanggahan.
32.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Panitia Pengadaan
menyatakan pelelangan gagal.
Sanggahan yang disampaikan secara offline, bukan kepada Panitia
Pengadaan atau disampaikan diluar masa sanggah, dianggap sebagai
pengaduan dan ditindaklanjuti secara offline di luar aplikasi SPSE oleh
pihak-pihak yang berwenang
33. Sanggahan 33.1 Peserta yang tidak sependapat dengan jawaban sanggahan dari
Banding Panitia Pengadaan, dapat mengajukan sanggahan banding
secara tertulis kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/ Pimpinan Institusi sebagaimana tercantum dalam
LDP, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima
jawaban sanggahan, dengan tembusan kepada PPK, Panitia
Pengadaan, dan APIP K/L/D/I sebagaimana tercantum dalam
LDP.
33.2 Menteri/Kepala Lembaga / Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP, wajib memberikan jawaban
secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah surat sanggahan banding diterima.
33.3 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding harus
memberikan Jaminan Sanggahan Banding sebesar sebagaimana
tercantum dalam LDP dengan masa berlaku 20 (dua puluh) hari
kerja sejak tanggal pengajuan sanggahan banding.
33.4 Penerima Jaminan Sanggahan Banding adalah Panitia Pengadaan
33.5 Sanggahan banding menghentikan proses Pelelangan
33.6 Sanggahan banding yang disampaikan bukan kepada
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP atau disampaikan di luar masa
sanggah banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti.
34. Penunjukan Panitia Pengadaan membuat dan mengunggah Berita Acara Hasil
Penyedia Pelelangan (BAHP) ke dalam aplikasi SPSE dan menginformasikan
Barang/Jasa kepada PPK sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Penunjukan
Penyedia/Jasa (SPPBJ).
34.1 PPK menerbitkan SPPBJ apabila pernyataan peserta pada
formulir isian kualifikasi masih berlaku, dengan ketentuan:
a. tidak ada sanggahan dari peserta;
b. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak
benar; atau
c. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding berakhir.
34.2 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut,
dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkandiri dan masa
21
penawarannya masih berlaku dengan alasan yang dapat
diterima secara obyektif oleh Panitia Pengadaan, maka
Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan
disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkandiri dan masa
penawarannya masih berlakudengan alasan yang tidak
dapat diterimasecara obyektif oleh Panitia Pengadaan,
maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan sebagaimanatercantum dalam LDP serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena
masa penawarannya sudah tidak berlaku, maka Jaminan
Penawaran yang bersangkutan tidak boleh dicairkan
34.3 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka
penunjukan pemenang dapat dilakukan kepada pemenang
cadangan sesuai dengan urutan peringkat,selama masa surat
penawaran dan JaminanPenawaran pemenang cadangan masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
34.4 Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan
diri, maka pelelangan dinyatakan gagal oleh PA/KPA
setelah mendapat laporan dari PPK
34.5 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja
setelah pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada
sanggahan.
35. BAHP Dan 35.1 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil
Kerahasiaan Pelelangan (BAHP) oleh Panitia Pengadaan bersifat rahasia
Proses sampai dengan saat pengumuman pemenang.
35.2 Panitia Pengadaan menuangkan ke dalam BAHP segala hal
terkait proses pemilihan penyedia/barang jasa secara elektronik
yang tidak dapat diakomodir atau difasilitasi aplikasi SPSE.
35.3 Jika diperlukan, file BAHP dapat diunggah secara berulang,
diganti atau ditimpa sampai dengan kontrak ditandatangani.
37. Surat Jaminan 37.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan sebagai
Pelaksanaan berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum; masa berlaku Jaminan
Pelaksanaan sejak tanggal penandatanganan Kontrak
sampai dengan serah terima pertama pekerjaan berdasarkan
23
Kontrak (PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. nama penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam
surat Jaminan Pelaksanaan;
c. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai
jaminan yang ditetapkan;
d. besarannilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam angka
dan huruf;
e. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama
dengan nama PPK yang menandatangan kontrak;
f. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket
pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
g. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai jaminan dalam jangka waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat
pernyataan wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit
Jaminan;
h. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO harus ditulis
atas nama Kemitraan/KSO; dan
i. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak penjamin.
37.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Surat
Jaminan Pelaksanaan dipersamakan dengan penolakan
untuk menandatangani Kontrak.
37.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat Jaminan
Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak
J. Penandatanganan Kontrak
38. Penanda tanganan 38.1 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib memeriksa
Kontrak apakah pernyataan dalam Dokumen Isian Kualifikasi masih
berlaku. Apabila salah satu pernyataan tersebut sudah tidak
dipenuhi, maka penandatanganan kontrak tidak dapat
dilakukan.
38.2 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah
penyedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan
ketentuan
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi diatas 80% (delapan puluh
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5%
(limaperseratus) dari nilai penawaran atau penawaran
terkoreksi; atau
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS.
25
BAB IV. LEMBAR DATA PENGADAAN (LDP)
3. Website :
http://www.deptan.go.id/dinakkeswan_jateng
B. Sumber Dana Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan : APBN 2013
1. Metode pelaksanaan;
Metode Pelaksanaan; harus menggambarkan pemahaman dan
penguasaan pekerjaan mulai pekerjaan persiapan s.d. pekerjaan
akhir; sekurang-kurangnya berisi bahasan tentang :
Rencana persiapan penanganan pekerjaan.
Rencana penanganan pekerjaan utama dan atau pekerjaan
spesifik.
Rencana penanganan masa pemeliharaan
Rencana penanganan K3
Penga
laman Pendidik
No Jabatan Jml Keahlian
(mini an
mal)
1 Site Manager 1 5 S1 Sipil SKA Sipil
tahun Gedung
2 Pelaksana terdiri dari :
Bidang Arsitek 1 3 S1 SKA/SKT
tahun Arsitektur -
Bidang 1 3 S1 Sipil berpengalam
Sipil/Struktur tahun an di
Bidang 1 5 D3 Mesin bidangnya
Mekanikal & tahun /Elektro (gedung)
Elektrikal
27
3 Tenaga 1 3 D3
Logistik tahun Sipil/Arsit
ektur
4 Administrasi 1 3 SMK/D3
Proyek tahun
5 Personil K3 1 3 D3 Sertifikat K3
tahun Semua
Jurusan
5. Spesifikasi Teknis:
Spesifikasi teknis tiap material / bahan yang ditawarkan terdapat
data lengkap mengenai jenis, tipe, merk yang disertai brosur-
brosur.
Brosur-brosur yang harus dilampirkan sesuai lampiran spesifikasi
merk/produk pada Bab VI . Form 7.
D. Data Kualifikasi;
Website :
http://www.deptan.go.id/dinakkeswan_jateng/
B. Persyaratan 1. Peserta Kualifikasi yang berbadan usaha harus memiliki surat izin
Kualifikasi usaha jasa konstruksi ( IUJK ) dan surat izin Badan Usaha (SBU)
yang masih berlaku dan sah
31
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
Kepada Yth.:
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBN Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan
Provinsi Jawa Tengah
d/a.
Jl. Jend. Gatot Subroto
Komplek Taru Budaya Ungaran.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.
Dalam penawaran ini sudah termasuk pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan, biaya umum,
keuntungan, pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan, asuransi tenaga kerja dan semua
kewajiban pajak untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas
Kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama
......... (.............................................. ) hari kalender.
Penawaran ini berlaku selama .......... (..................) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan dokumen penawaran .
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk
pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)
____________
[pilih yang sesuai dan cantumkan
nama]
……………………….
Jabatan
SURAT KUASA
Nomor : ___________
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta
Notaris No. ___ [No. Akta Notaris] tanggal ____________ [tanggal penerbitan Akta] Notaris
[nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya, yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi
Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama : __________________________*)
Alamat :
33
Jabatan :
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:
1. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
5. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
__________, _______________ 2013
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa
*) Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.
SURAT KUASA
Nomor : ___________
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)]
berdasarkan [Akta Notaris No. ___ [No. Akta Notaris] tanggal ____________
[tanggal penerbitan Akta] Notaris ______________ [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya atau Perjanjian Kemitraan / Kerja Sama Operasi
34
(KSO) No ____ tanggal _________], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi
Kuasa,
memberi kuasa kepada:
Nama :
Alamat :
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:
1. [melakukan pendaftaran dan pengambilan dokumen,]
2. [menghadiri pemberian penjelasan,]
3. [menghadiri pembukaan penawaran,]
4. [______________, dst.]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
__________, _______________ 2013
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa
35
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)
[Peserta 1] [Peserta 2]
(_______________) (_______________)
[Peserta 3] [dst
(________________) (________________)]
36
Catatan:
Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas segel
[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat
dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
1. metoda pelaksanaan pekerjaan [diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan];
2. jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP];
3. jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal [sebagaimana tercantum dalam
LDP];
4. spesifikasi teknis;
5. personil inti yang akan ditempatkan secara penuh [sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam LDP, serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan];
6. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan sebagaimana
tercantum dalam LDP]; dan
7. [Hal-hal lain yang dipersyaratkan].
37
E. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK
…………………………..
[Nama dan Jabatan]
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran
jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban
sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan untuk pelaksanaan pelelangan Pekerjaan
_____________________ yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.
4. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal
___________ sampai dengan tanggal __________
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima
tuntutan penagihan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji/wanprestasi.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan
hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna
dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
39
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN PENJAMIN
Materai
Rp.6000,00
_____________________ __________________
40
G. BENTUK PAKTA INTEGRITAS
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]
PAKTA INTEGRITAS
[Nama Penyedia]
………………………
41
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]
PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan :
Bertindak atas nama :PT/CV/Firma/Koperasi ______________________________
[pilih yang untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
2. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha] Jabatan:
Bertindak untuk dan atas nama :
PT/CV/Firma/Koperasi
----------------------------------------------------- [pilih yang sesuai dan
cantumkan nama]
3. ……………….[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]
42
H. BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
Bertindak untuk
dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi ____________________________
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama badan usaha]
Alamat :
Telepon/Fax :
Email :
43
a. Data Administrasi
2. Status (PT/CV/Firma/
Koperasi/Perorangan) Pusat Cabang
4. Alamat Kantor Pusat : (diisi, dalam hal yang menawar Cabang perusahaan/
bukan Perusahaan pusat)
No. Telepon : ………………………………………...
No. Fax. : ………………..……………………….
b. Ijin Usaha
1. Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
No. IUJK/SIUP/SIUI/TDP* : ………………….Tanggal
……………………………..
Masa berlaku Ijin Usaha : …………………………….....
………………………….
Instansi Pemberi Ijin Usaha :
…………………………………………………………..
*) Pilih yang sesuai
2. Sertifikat Badan Usaha (SBU)
No. Registrrasi SBU : ………………….Tanggal
……………………………..
Masa berlaku SBU : ………………………………………………………….
Lembaga Pemberi SBU :
…………………………………………………………..
d. Pengurus
1. Komisaris (untuk PT)
Jabatan dalam
No. Nama No. KTP
Perusahaan
44
2. Direksi/ Penanggung Jawab/ Pengurus Perusahaan
e. Data Keuangan
2. Pajak
45
Jabatan Pengalaman Profesi/
Tgl/bln/thn Pendidika Sertifikat/
No. Nama dalam Kerja Keahlia
lahir n Ijasah
Kegiatan (tahun) n
1 2 3 4 5 6 7 8
g. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
Kapasitas
Jenis Merk Kondisi Lokasi Bukti
Jumla atau output Tahun
No. Peralatan/ dan (baik/ Sekaran Kepemilika
h pada saat pembuatan
Perlengkapan tipe rusak) g n
ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Catatan : Bila diperlukan dapat dibuat rincian tersendiri untuk setiap jenis dan bukti-bukti surat
kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu diberlakukan.
h. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai sub bidang yang
dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir)
Pemberian
Tanggal Selesai
Bidang/ Tugas/ Kontrak *)
Nama Menurut
Sub Lokas Penggunaan Jasa
No Paket
Bidang i BA
. Pekerjaan Alamat/ No./
Pekerjaan Nama Nilai Kontrak Serah
Telpon Tanggal
Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
i. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan
Pemberi Tugas/
Sub Kontrak *) Progres terakhir
No Bidang Penggunaan Jasa
Bidang Lokasi
. Pekerjaan
Pekerjaan Alamat/ No./ Prestasi
Nama Nilai Tanggal
Telpon Tanggal Kerja (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
*) Bila ada.
j. Modal Kerja
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Jika
dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan ada
pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa
sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PT/CV/Firma/Koperasi
______________________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
KETERANGAN :
Dilampiri :
1. Surat Pernyataan Tenaga Inti/Ahli
2. Foto Copy Ijazah dan SKA/SKT
3. Daftar Riwayat Hidup
( …………………………….
)
Nama jabatan Pimpinan Perusahaan/wakil yang diberi
kuasa
Form 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama (lengkap termasuk gelar) :
Alamat Tempat Tinggal :
Tempat/ Tgl Lahir :
Pendidikan Terakhir :
Keahlian :
Tahun Lulus :
Pengalaman Kerja *) :
1). ................................................
2). ................................................
3). ................................................
4). Dst
*) tahun s/d tahun, proyek, lokasi, nilai proyek, nama perusahaan tempat bekerja, jabatan ditempat
kerja.
……………….., ……………. 2013
Yang Menyatakan
( …………………………….)
Form 3
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI / TEKNIS PERUSAHAAN
Adalah benar-benar tenaga ahli / teknis dan saya bekerja penuh waktu pada perusahaan :
Nama Perusahaan : ……………………………………………….
Alamat Perusahaan : ……………………………………………….
Telepon : ……………………………………………….
Posisi penugasan sebagai : ……………………………………………….
( …………………………) ( ……………………..)
Form 4
DAFTAR PERALATAN UTAMA DIGUNAKAN
KETERANGAN :
*) Bukti Kepemilikan : Milik Sendiri atau sewa jangka pendek/panjang
……………….., ……………. 2013
PT./CV.
…………………………
( …………………………….
)
Nama jabatan Pimpinan Perusahaan/wakil yang diberi
kuasa
Form 5
DAFTAR PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN
KETERANGAN :
Dilampiri dengan :
k. Surat keterangan dukungan
l. Data bentuk badan usaha perusahaan yang bergerak di bidang interior
m. Pengalaman kerja, lengkap dengan foto dokumentasinya
Perusahaan kami sanggup menyediakan kapasitas dan kualitas sesuai yang dipersyaratkan serta
sanggup menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang tersedia untuk pekerjaan
_____________________
( …………………………….)
Nama jabatan Pimpinan Perusahaan/wakil yang diberi kuasa
Form 7
( untuk dokumen teknis )
Spesifikasi Teknis yang disampaikan
PT./CV.
…………………………
A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mengisi formulir isian kualifikasi dengan lengkap dan benar serta ditandatangani oleh : .
4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta
perorangan tidak masuk dalam Daftar Hitam;
6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia jasa dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari semua perusahaan
yang bermitra/KSO;
B. Pokja Pengadaan Penyedia Jasa memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian
peserta dalam Dokumen Isian Kualifikasi dalam hal:
1. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
C. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan,
peserta diminta untuk membubuhi materai senilai Rp.12.000,00 (dua
belas ribu rupiah).
D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Panitia Pengadaan
Penyedia Jasa dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak
boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi.
E. Evaluasi kualifikasi sudah merupakan kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat dilengkapi.
BAB IX. BENTUK KONTRAK
SURAT PERJANJIAN
untuk melaksanakan
Paket Pekerjaan:
…………………………………………………..
Nomor : ……………………..
[Jika Penyedia bukan berbentuk kemitraan / KSO maka kalimat pembukaan/komparisi sebagai berikut
:
―SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut Kontrak) dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal __ bulan ......................
tahun ..................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara ...................... [nama Pejabat
Pembuat Komitmen], selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas
nama ...................... [nama satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen], yang berkedudukan
di ...................... [alamat Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan Surat Keputusan .....................
[pejabat yang menandatangani SK penetapan sebagai PPK] No ........................... [No. SK penetapan
sebagai Pejabat Pembuat Komitmen] (selanjutnya disebut PPK.) dan ...................... [nama wakil
Penyedia], ...................... [jabatan wakil Penyedia], yang bertindak untuk dan atas nama ......................
[nama Penyedia], yang berkedudukan di ...................... [alamat Penyedia], berdasarkan Akta Notaris
No. ………… [No. Akta notaris] tanggal ...................... [tanggal penerbitan Akta] yang dikeluarkan
oleh Notaris ............................ [nama Notaris penerbit Akta] (selanjutnya disebut Penyedia).
[Jika Penyedia berbentuk kemitraan / KSO maka kalimat pembukaan/komparisi sebagai berikut :
―SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut ―Kontrak‖) dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal ……. bulan ......................
tahun ......................__ [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara ...................... [nama
Pejabat Pembuat Komitmen], selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama
...................... [nama satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen], yang berkedudukan di ......................
[alamat Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan Surat Keputusan ................................. [pejabat
yang menandatangani SK penetapan sebagai PPK] No ...................................[No. SK penetapan
sebagai Pejabat Pembuat Komitmen] (selanjutnya disebut PPK‖) dan kemitraan/KSO yang
beranggotakan sebagai berikut:
1. .................................... [nama Penyedia 1];
2. .................................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas semua
kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk ...................... [nama anggota
kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang
berkedudukan di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ......................tanggal ....................(selanjutnya disebut ―Penyedia‖)]
MENGINGAT BAHWA:
(a) PPK telah meminta Penyedia untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sebagaimana
diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini (selanjutnya
disebut ―Pekerjaan Konstruksi);
(b) Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan
sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;
(c) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan
mengikat pihak yang diwakili;
(d) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak:
MAKA OLEH KARENA ITU, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal
sebagai berikut:
1. [untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan lump sum, ditulis sebagai
berikut:
“total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang
diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp..................... (........................................................
rupiah)”;]
[untuk kontrak lump sum, ditulis sebagai berikut:
“total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah sebesar
Rp................................ (.......................................................... rupiah)”;]
2. peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti
yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
3. dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian;
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga (apabila ada);
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada
angka 3 di atas;
5. Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi
khususnya:
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;
6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat
Umum/Khusus Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana
diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.
DENGAN DEMIKIAN, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada
tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di Republik Indonesia.
Untuk dan atas nama ……………………. Untuk dan atas nama Penyedia/Kemitraan (KSO)
PPK …………………………………..
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
Penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )] satuan kerja PPK maka rekatkan materai Rp
6.000,- )]
SUMBER DANA: [sebagai contoh, cantumkan ‖dibebankan atas DIPA ……………. Tahun Anggaran …………..
untuk mata anggaran kegaiatan …………………………..
NILAI PEKERJAAN
No. Uraian Pekerjaan Kuantitas Satuan Harga Satuan Subtotal (Rp) Total (Rp)
Ukuran (Rp)
Mateial Upah Material Upah
Jumlah
PPN 10%
NILAI
Terbilang :
INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA: Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang
diperintahkan dalam SPK ini dan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima. Jika pekerjaan tidak dapat
diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia
berkewajiban untuk membayar denda kepada PPK sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai SPK sebelum PPN
setiap hari kalender keterlambatan. Selain tunduk kepada ketentuan dalam SPK ini, penyedia berkewajiban untuk
mematuhi Standar Ketentuan dan Syarat Umum SPK terlampir.
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan
penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )] kerja Pejabat Pembuat Komitmen maka rekatkan materai Rp
6.000,- )]
2. HAK KEPEMILIKAN
PPK berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau disediakan sehubungan dengan
jasa yang diberikan oleh penyedia kepada PPK. Jika diminta oleh PPK maka penyedia berkewajiban untuk
membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut kepada PPK sesuai dengan hukum yang
berlaku.
Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh PPK tetap pada PPK, dan semua
peralatan tersebut harus dikembalikan kepada PPK pada saat SPK berakhir atau jika tidak diperlukan lagi oleh
penyedia. Semua peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi yang sama pada saat diberikan kepada
penyedia dengan penegecualian keausan akibat pemakaian yang wajar.
3. CACAT MUTU
PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan secara tertulis penyedia atas setiap
cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan cacat
mutu, serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh PPK mengandung cacat mutu. Penyedia bertanggung jawab
atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil pekerjaan.
4. PEMUTUSAN
Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PPK dapat memutuskan SPK
ini dengan pemberitahuan tertulis kepada penyedia.
Jika SPK diputuskan sebelum waktu pelaksanaan pekerjaan berakhir dan pemutusan tersebut akibat Keadaan
Kahar atau bukan karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia berhak atas pembayaran pekerjaan
secara pro rata sesuai dengan prestasi pekerjaan yang dapat diterima oleh PPK.
5. PENANGGUNGAN
Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK beserta
instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan
atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat PPK)
sehubungan dengan klaim atas kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia, dan/atau cidera
tubuh, sakit atau kematian personil penyedia, dan/atau kehilangan atau kerusakan harta benda, serta cidera
tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang timbul dari pelaksanaan SPK, terlepas dari bagaimana, kapan,
atau di mana kerugian tersebut terjadi.
6. PERPAJAKAN
Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh
hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam
nilai SPK.
8. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PPK dan penyedia berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua
perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan SPK ini atau interpretasinya selama atau setelah
pelaksanaan pekerjaan. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan akan
diselesaikan melalui pengadilan negeri dalam wilayah hukum Republik Indonesia.
9. ADENDUM
SPK ini tidak dapat diubah kecuali dibuat secara tertulis serta berlaku jika disetujui oleh PPK dan penyedia.
A. Ketentuan Umum
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut:
1.1 Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
1.2 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/
Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan
pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD.
1.3 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat
yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh
Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
1.4 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
1.5 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
1.6 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada Institusi
lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan
pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
1.7 Penyedia adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan
Pekerjaan Konstruksi.
1.8 Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja dengan
penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).
1.9 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia
nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing pihak mempunyai
hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian
tertulis.
1.10 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis
yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan
Asuransi yang diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP untuk
menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia.
1.11 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia yang mencakup Syarat-
Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak
(SSKK) serta dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak.
1.12 Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam Kontrak.
1.13 Hari adalah hari kalender.
1.14 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang dibentuk/ditetapkan oleh
PPK, terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih, yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
1.15 Direksi teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan oleh PPK
untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya
yang merupakan bagian dari penawaran.
1.17 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya
pekerjaan yang disusun oleh PPK, dikalkulasikan secara keahlian
berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan
oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran penawaran termasuk
rinciannya.
1.18 Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung
menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP;
1.19 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu
per satu satuan tertentu;
1.20 Metoda pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, realistik
dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan
diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan
dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan sumber daya
yang dimiliki penawar;
1.21 Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas
tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan.
1.22 Personil inti adalah tenaga yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP
serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.
1.23 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP,
yang pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain dan disetujui
terlebih dahulu oleh PPK.
1.24 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.25 Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang diterbitkan
oleh PPK.
1.26 Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama
pekerjaan selesai, dinyatakan dalam Berita Acara penyerahan pertama
pekerjaan yang diterbitkan oleh PPK.
1.27 Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama
pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
1.28 Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna
atau penyedia.
1.29 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah
diserahterimakan oleh penyedia kepada PPK dan terlebih dahulu
diperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan,
menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian
dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak,
dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau
keselamatan umum.
2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini
tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen
Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki dalam Surat
Perjanjian.
3. Bahasa dan Hukum 3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia kecuali dalam rangka
pinjaman/hibah luar negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan bahasa
nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut dan/atau bahasa Inggris.
3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia, kecuali
dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan hukum yang
berlaku di Indonesia atau hukum yang berlaku di negara pemberi
pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan antara Pemerintah dan negara
pemberi pinjaman/hibah).
4. Larangan Korupsi, 4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, dilarang untuk:
Kolusi dan Nepotisme a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau
(KKN) serta Penipuan menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui atau
patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar dokumen
dan/atau keterangan lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.
4.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Asal Material/ Bahan 5.1 Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari
rincian komponen dalam negeri dan komponen impor.
6. Korespondensi 6.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimili
dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam SSKK.
7. Wakil Sah Para Pihak Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan
setiap dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan
Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh
pejabat yang disebutkan dalam SSKK. Khusus untuk penyedia perseorangan,
Penyedia tidak boleh diwakilkan.
8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat dan
sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.
10. Pengalihan dan/atau 10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak ini.
Subkontrak Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal pergantian
nama Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger) maupun akibat
lainnya.
10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan Penyedia
dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.
11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran ketentuan
tertentu Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi
pengabaian yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika menjadi
pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya dapat
mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil
Sah Pihak yang melakukan pengabaian.
12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap personil
dan subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.
13. Kemitraan/KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang disebut dalam
Surat Perjanjian untuk bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini.
14. Pengawasan 14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK jika dipandang
Pelaksanaan perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan yang berasal dari personil
Pekerjaan PPK atau konsultan pengawas. Pengawas Pekerjaan berkewajiban
untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
15. Persetujuan Pengawas 15.1 Semua gambar yang digunakan untuk mendapatkan Hasil Pekerjaan
Pekerjaan baik yang permanen maupun sementara harus mendapatkan
persetujuan Pengawas Pekerjaan.
19. Jadwal Pelaksanaan 19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat
Pekerjaan Perjanjian oleh Para Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam
SSKK.
19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
20. Penyerahan Lokasi 20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan keseluruhan lokasi kerja kepada
Kerja penyedia sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah
sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil
pemeriksaan dan penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan
lokasi kerja.
20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari lokasi kerja
maka PPK dapat dianggap telah menunda pelaksanaan pekerjaan
tertentu yang terkait dengan bagian lokasi kerja tersebut, dan kondisi ini
ditetapkan sebagai Peristiwa Kompensasi.
21. Surat Perintah Mulai 21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
Kerja (SPMK) sejak tanggal penanda-tanganan kontrak.
22. Program Mutu 22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat
persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
23. Rapat Persiapan 23.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK dan
Pelaksanaan Kontrak sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah menyelenggarakan
rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
23.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak meliputi:
a. program mutu;
b. organisasi kerja;
c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
d. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan
personil;
f. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi
pekerjaan.
24. Mobilisasi 10.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu
30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.
10.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.
25. Pemeriksaan Bersama 25.1 Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK
bersama-sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi
pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail
kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran.
26. Waktu Penyelesaian 26.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk
Pekerjaan memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta
menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal
Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.
26.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.
26.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal
penyelesaian semua pekerjaan.
27. Perpanjangan Waktu 27.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang
Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal
Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum Kontrak jika
perpanjangan tersebut mengubah Masa Kontrak.
28. Penundaan oleh Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis penyedia untuk
Pengawas Pekerjaan menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus segera
ditembuskan kepada PPK.
29. Rapat Pemantauan 29.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat
pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan serta
untuk menindaklanjuti peringatan dini.
31. Serah Terima 31.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia
Pekerjaan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.
31.10 Jika Hasil Pekerjaan berupa bangunan maka umur konstruksi bangunan
ditetapkan dalam SSKK.
32. Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.
33. Pedoman 33.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK tentang
Pengoperasian dan pedoman pengoperasian dan perawatan sesuai dengan SSKK.
Perawatan
33.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman pengoperasian dan
perawatan, PPK berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.
B.4 Adendum
34. Perubahan Kontrak 10.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
10.2 Perubahan Kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak,
meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan
oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup
pekerjaan dalam kontrak;
b. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan;
c. perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan,
perubahan pelaksanaan pekerjaan dan/atau penyesuaian harga.
35. Perubahan Lingkup 35.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi
Pekerjaan pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang
ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama penyedia
dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain :
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak;
b. mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
35.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan adendum kontrak.
36. Perubahan Jadwal 36.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas
Pelaksanaan pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:
Pekerjaan a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau
e. keadaan kahar.
37. Keadaan Kahar 37.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi:
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui
keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.
37.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, Penyedia
berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau
kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa
Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia
untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak
dan mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini
harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.
38. Penghentian dan 38.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau
Pemutusan Kontrak terjadi Keadaan Kahar.
38.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada
penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
38.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak PPK.
38.4 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila:
a. penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan
tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan;
b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai
pelaksanaan pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan)
hari dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta
tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK;
b. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan;
c. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak
dan PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup
menyelesaikan sisa pekerjaan;
d. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda
pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak
ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari;
e. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran
sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK;
f. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan
dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
g. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.
39. Peninggalan Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan Sementara yang
masih berada di lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau
kesalahan penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK tanpa
kewajiban perawatan. Pengambilan kembali semua peninggalan tersebut oleh
penyedia hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kepentingan PPK.
40. Hak dan Kewajiban Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan
Para Pihak oleh PPK dan penyedia dalam melaksanakan kontrak, meliputi:
40.1 Hak dan kewajiban PPK:
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak.
42. Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau klaim dari pihak
Intelektual ketiga yang disebabkan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh
penyedia.
43. Penanggungan dan 43.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
Risiko menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan
biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal
berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir:
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia,
Subpenyedia (jika ada), dan Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga;
43.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan
atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan
risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan
oleh kesalahan atau kelalaian PPK.
43.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang
menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia
atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.
44. Perlindungan Tenaga 44.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
Kerja mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
46. Asuransi 46.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan
tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
47. Tindakan Penyedia 47.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan
yang Mensyaratkan tertulis PPK sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
Persetujuan PPK atau a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan;
Pengawas Pekerjaan b. menunjuk Personil yang namanya tidak tercantum dalam Lampiran
A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
48. Laporan Hasil 48.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
Pekerjaan menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
48.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan dan disetujui oleh wakil PPK.
48.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
48.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
49. Kepemilikan Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-
Dokumen dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan
Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling lambat
pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak berkewajiban untuk
menyerahkan semua dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar
rinciannya kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap
dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan (jika ada) mengenai
penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur
dalam SSKK.
50. Kerjasama Antara 50.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas Rp25.000.000.000,00
Penyedia dan Sub (dua puluh lima miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia
Penyedia Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil, yaitu dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
51. Usaha Mikro, Usaha 51.1 Apabila penyedia yang ditunjuk adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil dan koperasi kecil, maka dalam kontrak dimuat ketentuan bahwa
Kecil pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
ditunjuk dan dilarang diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak
lain.
51.2 Apabila penyedia yang terpilih adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka dalam kontrak dimuat:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, antara lain dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas penyedia terpilih tetap
bertanggungjawab penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama; dan
d. membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan di
atas.
52. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi kerja
bersama-sama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihak-pihak lainnya
yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika dipandang perlu, PPK dapat
memberikan jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.
53. Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak di lokasi kerja.
55.4 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam rangka pengambilan
uang muka dengan nilai 100% (seratus perseratus) dari besarnya uang
muka;
55.5 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai
dengan pencapaian prestasi pekerjaan;
56. Personil Inti dan/atau 56.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan
Peralatan yang tercantum dalam Dokumen Penawaran.
56.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka
penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan
kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau
peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun.
E. Kewajiban PPK
57. Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau
kemudahan lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk
kelancaran pelaksanan pekerjaan ini.
58. Peristiwa Kompensasi 58.1 Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal
sebagai berikut:
a. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau
instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan
pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata
tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak
dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
58.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK,
dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.
58.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk
memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi
dampak Peristiwa Kompensasi.
59. Harga Kontrak 59.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak sebesar harga kontrak.
59.3 [Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan atau kontrak
gabungan harga satuan dan lump sum).]
61. Hari Kerja 61.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh
penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.
61.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya
setelah formulir upah ditandatangani.
61.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan.
62. Perhitungan Akhir 62.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan
awal berdasarkan telah ditandatangani oleh kedua belah Pihak.
63. Penangguhan 63.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi
pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban
kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
64. [Penyesuaian Harga 64.1 [Harga yang tercantum dalam kontrak dapat berubah akibat adanya
(Untuk Kontrak penyesuaian harga sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Harga Satuan atau
Kontrak Gabungan 64.2 Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang masa
Harga Satuan dan pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan diberlakukan
Lump Sum)] mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan.
64.5 Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari
luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal
barang tersebut.
64.6 Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat adanya
adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-
13 (tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut ditandatangani.
Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;
Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;
a = Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;
Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran komponen
keuntungan dan overhead maka a =0,15.
b, c, d = Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan, alat
kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn = Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulai bulan ke-13 setelah penandatanganan kontrak).
Bo, Co, Do = Indeks harga komponen pada bulan ke-12 setelah
penanda-tanganan kontrak.
64.9 Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja dan alat kerja ditetapkan dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
64.11 Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS,
digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh instansi teknis.
Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst
Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan setelah
dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan penyesuaian
Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang dilaksanakan.
G. Pengawasan Mutu
65. Pengawasan dan PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
Pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila
diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan
yang dilaksanakan oleh penyedia.
66. Penilaian Pekerjaan 66.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian
Sementara oleh PPK atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
66.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan
fisik pekerjaan.
67. Cacat Mutu PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan
memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang
ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil
Pekerjaan yang dianggap oleh PPK atau Pengawas Pekerjaan mengandung
Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama
Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.
68. Pengujian Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi
Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut.
Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap
sebagai Peristiwa Kompensasi.
69. Perbaikan Cacat 69.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan
Mutu Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu
tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa
Kontrak dan Masa Pemeliharaan.
69.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga
yang ditunjuk oleh PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia
segera setelah menerima klaim PPK secara tertulis berkewajiban
untuk mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat memperoleh
penggantian biaya dengan memotong pembayaran atas tagihan
penyedia yang jatuh tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan
Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya
penggantian akan diperhitungkan sebagai utang penyedia kepada PPK
yang telah jatuh tempo.
70. Kegagalan Bangunan 70.1 Jika Hasil Pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam SSKK berupa
bangunan maka PPK dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir bertanggung jawab
atas kegagalan bangunan sesuai dengan kesalahan masing-masing
selama umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak
lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
H. Penyelesaian Perselisihan
72. Itikad Baik 76.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
76.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Apabila selama
kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan
yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
Penyedia: .........................
Nama: .........................
Alamat: .........................
Email: .........................
Faksimili: .........................
C. Tanggal Berlaku Kontrak mulai berlaku sejak: ditandatangani s.d Serah Terima Pekerjaan
Kontrak II
D. Masa Masa Pemeliharaan berlaku selama: 180 (seratus delapan puluh) hari
Pemeliharaan kalender
G. Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh PPK untuk
Tagihan pembayaran tagihan angsuran adalah ............ hari kalender terhitung
sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang tidak
diperselisihkan diterima oleh PPK.
I. Tindakan Penyedia Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan PPK adalah:
yang Mensyaratkan Memasuki lapangan (serah terima lapangan), mengganti personil,
Persetujuan PPK penggantian / persetujuan spesifikasi teknis.
atau Pengawas
Pekerjaan Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan Pengawas
Pekerjaan adalah: Memulai / melaksanakan pekerjaan, gambar shop
drawing, kedatangan/kebenaran material dan spedsifikasi teknis.
L. Sumber Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai dari APBN 2013
Pembiayaan
M. Pembayaran Uang Pekerjaan Konstruksi ini dapat diberikan uang muka (YA/TIDAK).
Muka
[jika ”YA”]
Uang muka diberikan sebesar ........% (........ persen) dari Nilai Kontrak
O. Penyesuaian Harga Tidak ada index penyesuaian harga yang dikeluarkan oleh instansi.
P. Denda Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk setiap hari
keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak
Q. Penyelesaian Jika perselisihan Para Pihak mengenai pelaksanaan Kontrak tidak dapat
Perselisihan diselesaikan secara damai maka Para Pihak menetapkan lembaga
penyelesaian perselisihan tersebut di bawah sebagai Pemutus Sengketa:
[Pengadilan Republik Indonesia yang berkompeten/Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI)]
[Jika BANI yang dipilih sebagai Lembaga Pemutus Sengketa maka
cantumkan klausul arbitrase berikut tepat di bawah pilihan yang dibuat di
atas:
Semua sengketa yang timbul dari Kontrak ini, akan diselesaikan dan
diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut
peraturan-peraturan administrasi dan peraturan-peraturan prosedur
arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang
bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir. Para Pihak
setuju bahwa jumlah arbitrator adalah 3 (tiga) orang. Masing-masing
Pihak harus menunjuk seorang arbitrator dan kedua arbitrator yang
ditunjuk oleh Para Pihak akan memilih arbitrator ketiga yang akan
bertindak sebagai pimpinan arbitrator.‖]
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum
kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian personilnya
seperti uraian personil Penyedia di atas]
- Peralatan yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk
pelaksanaan pekerjaan]
1. Tata cara penyelenggaraan ini telah diatur BAB I S/D BAB IX, sedang bentuk bangunan yang
dimaksud harus dilaksanakan sesuai gambar yang telah ditetapkan dengan Syarat-syarat Teknis
sebagaimana tercantum dalam pasal demi pasal dibawah ini.
2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong adalah :
Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta Provinsi Jawa Tengah – TA 2013
A. PERSYARATAN UMUM
A.1. Spesifikasi Umum
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta
Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti yang akan diuraikan
dalam buku ini.
Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan/atau kesimpansiuran
informasi dalam pelaksanaan, kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan
Direksi untuk mendapat, kejelasan pelaksanaan.
A.2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta
Buku Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis
Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu
lainnya.
Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan, alat-alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna.
Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan
sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan.
Pekerjaan struktur Beton antara lain Kolom, Balok, Plat Lantai, Kolom Praktis, Sloof,
Ring Balok, plat level dan lain-lain sebagaimana dalam lingkup pekerjaan.
A.3. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan/atau ketidaksesuaian
dan keragu-raguan diantara setiap Gambar kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan
kepada Direksi gambar mana yang akan dijadikan pegangan. Hal tersebut diatas tidak
dapat dijadikan alasan dan Kontraktor untuk memperpanjang/ mengklaim biaya maupun
waktu pelaksanaan.
A.4. Shop Drawing
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar kerja
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan
dan/atau spesifikasi/ persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
A.5. Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran dalam gambar kerja A (Arsitektur) pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang tercantum di
dalam Gambar Pelaksanaan/Dokitmen Kontrak tanpa sepengatahuan Direksi
A.6. Sarana Kerja
· Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing
anggota kelompok kerja pelaksana dan inventarisasi peralatan yang dipergunakan
dalam pekerjaan ini
· Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (workshop dan peralatan
yang dimiliki dimana pekerjaan pemborong akan dilaksanakan serta jadwal kerja)
Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala
kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang
sedang berjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan tersebut
A.7. Standar Yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,
Standard Industri Kontruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :
· NI-2 [ PBI-19711 Peraturan Beton Indonesia ( 1971]
· PUBI — 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
· NI-3 PMI PUBB 1 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
· NI-4 Persyaratan Cat Indonesia.
NI-5 PKKI Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
· NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
· NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
· PPI-1979 Pedoman Plumbing Indonesia.
· PUIL-1977 Peraturan Umum Instalasi Listrik.
· PPBI-1984 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
A.8. Syarat Bahan
· Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik: tidak
cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang
dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
· Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang
dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan
A.9. Merk Pembuatan Bahan/ Material
Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan & persyaratan
pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai suatu yang mengikat, kecuali bila ditentukan lain.
· Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut.
· Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik harus
di bawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.
· Direksi berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk Pabrik dan/atau Supplier yang
bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
· Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan
lain yang disetujui Direksi. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara
tertulis oleh Direksi / Perencana
· Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi/Perencana
sebanyak empat buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan standard of
appearence.
Paling lambat vvaktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPK turun.
A.10. Contoh Bahan/Material & Komponen Jadi
Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor diwajibkan membuat komponen jadi
(mock up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi /Perencana/MK untuk mendapat
persetujuan.
Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standard yang
berlaku.
A.11. Koordinasi Pelaksanaan.
· Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standard yang
berlaku.
· Penunjukan Supplier dan/atau Sub Kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi /MK/Pengawas
· Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi /
MK/Perencana dengan Kontraktor bawahan atau Supplier bahan
B. PERSYARATAN TEKNIS
Kontraktor harus memperbaiki kembali seperti semula, tanpa mengganggu sistem yang
ada, dengan mengikuti petunjuk Direksi terhadap kerusakan / cacat karena :
· Pembongkaran yang terpaksa dilakukan terhadap bagian / komponen bangunan
hasil paket sebelumnya maupun yang sedang berjalan dan eksisting struktur yang
dipertahankan.
· Kesalahan atau kelalaian Kontraktor.
PASAL 02
LINGKUP PEKERJAAN
4. Komponen konstruksi bangunan tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
1. Pondasi Pondasi Bangunan Pondasi Footplat Beton bertulang
dengan mutu beton
K 250
Pondasi lajur batu kali 1pc : 6 ps
2. Kerangka Struktur bangunan Rangka kayu
Struktur
3. Dinding Pasangan dinding Dinding tembok batu bata 1pc : 5ps
bangunan ½ batu plester finish cat trasram 1pc : 3ps
dinding atau keramik atau
sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar
Plesteran Dinding tembok 1pc : 5ps
trasraam 1pc : 3ps
Beton 1pc : 2ps
Acian Material semen instan Produk Mortar Utama/
Lemkra
4. Kusen Kusen Pintu Kusen aluminium Setara Alexindo
Pintu, (Natural Anodised) ukuran 3” tebal 1,2mm
Jendela dan Untuk pemasangan
BV engsel diberi dudukan
kayu bengkirai dalam
kusen
Daun Pintu Panil kaca frame Frame alumunium
aluminium (natural Setara Alexindo,
anodised), Kaca bening, kaca
rangka kayu lapis rayban, kaca es,
teakwood fin. kaca bening tb
Melamin doff sesuai desain
untuk pintu utama, Floor hinge –
panil kaca frameless sekualitas
12 mm Dorma/Dekkson
Daun Pintu UPVC (untuk ruang Sekualitas MESS
KM/WC)
Daun Jendela Panil Kaca frame Kaca Bening 5 mm
aluminium Natural Untuk Kaca sisi
Anodised eksterior bangunan
menggunakan Kaca
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
Rayban 40 %
Daun BV Panil Kaca frame Kaca bening/rayban 5
aluminium Natural mm atau Kaca Es 5
Anodised mm
5. Syarat Pelaksanaan :
a. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat - syarat dan uraian dalam RKS ini,
gambar tambahan serta perubahan-perubahan dalam Berita Acara Aanwijzing. Petunjuk
serta perintah Pengguna Anggaran pada waktu atau sebelum berlangsungnya pekerjaan.
Termasuk hal ini adalah pekerjaan- pekerjaan tambah / kurang yang timbul dalam
pelaksanaan. Namun demikian sernuanya harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada
Kuasa Pengguna Anggaran.
b. Perbedaan ukuran
Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara lain:
Gambar rencana detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skala lebih besar.
Gambar dengan bestek, maka yang berlaku adalah bestek atau petunjuk / penjelasan
dari Kuasa Pengguna Anggaran.
Bilamana dalam bestek disebutkan, sedang dalam gambar tidak dicantumkan, maka
yang mengikat adalah bestek.
Meskipun demikian hal-hal tersebut diatas diberitahukan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran atau dapat persetujuan sebelum dilaksanakan.
PASAL 03
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada pemborong dalam keadaan seperti pada waktu
pemberian penjelasan di lapangan
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan atau bangunan sekitar yang
disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan, menjadi tanggung jawab Pemborong. Untuk itu
diharapkan Pemborong minta ijin kepada Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat
Komitmen untuk mendapatkan persetujuan pemakaian.
3. Pembersihan dan perataan disekitar tapak yang terkait.
PASAL 04
AIR KERJA
Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan tersebut, air harus
bersih, dan tidak berwarna, berbau serta bisa diminum, baik dengan sumur pompa maupun cara - cara
lain yang memenuhi syarat.
PASAL 05
UKURAN
1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm, kecuali untuk ukuran baja
yang dinyatakan dalam mm.
2. Untuk pedoman peil lantai di lapangan adalah sesuai gambar atau menyesuaikan lapangan.
3. Di bawah pengawasan Direksi dan Konsultan MK, Pemborong diwajibkan membuat titik duga di
atas tanah bangunan dengan tiang beton ukuran 15 x 15 cm setinggi peil lantai bangunan
didekatnya yang akan dipakai sebagai ukuran ± 0,00. Titik duga harus dijaga kedudukannya serta
tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin
tertulis dari Konsultan MK
4. Memasang papan bangunan (Bouwplank/papan piket):
a. Ketepatan Ietak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan MK
Untuk papan-papan piket bangunan menggunakan kayu Kalimantan kelas II (meranti), ukuran
2/20 cm panjang minimal 250 cm, yang diserut pada bgian atasnya.
b. Semua papan piket (bouwplank) harus dipasang kuat dengan patok kayu 4 1/2 x 6 1/2
cm atau dolken Ф 8 cm, dan tidak mudah berubah kedudukannya.
c. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku harus diperhatikan ketelitiannya dan
menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
PASAL 06
PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Galian tanah untuk pondasi batu kali, saluran, dinding penahan, dan lain-lain, lebar dan
kedalamannya harus dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan gambar. Dasar galian harus
bebas dari lumpur, humus, air dan akar tanaman.
b. Dalam keadaan tanah dapat longsor terutama yang berbatasan dengan kavling tetangga atau
mengganggu bangunan/prasaran lain dalam tapak, maka pemborong harus memasang
penahan tanah yang kekokohannya dapat dipertanggungjawabkan.
c. Pemborong harus melaporkan hasil galian kepada MK, dimintakan persetujuannya untuk ijin
melanjutkan pekerjaan selanjutnya.
d. Hasil galian harus dibuang di luar bouwplank.
2. Urugan Pasir
a. Lapisan pasir urug harus bersih dari segala kotoran, pasir dipadatkan dan disiram dengan air,
hasil akhir harus rata, padat, sesuai dengan peil yang dikehendaki.
3. Urugan Tanah Kembali
a. Bekas galian pondasi diurug dengan tanah yang dipadatkan, dikeringkan secara berlapis
dengan setiap lapisan setebal 20 cm kemudian dipadatkan.
b. Tanah urug yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran yang dapat membusuk atau
mempengaruhi kepadatan urugan.
c. Kelebihan tanah
d. Kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian apabila tidak diperlukan didalam proyek
harus secepatnya dikeluarkan dari lokasi proyek.
4. Pondasi Dangkal
a. Pada pondasi batu kali menggunakan adukan campuran 1 pc : 6 ps karena adukan harus
membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang keropos dan untuk
pondasi digunakan batu yang baik dan memenuhi syarat-syarat dan sesuai persetujuan
direksi.
b. Pada pondasi untuk kolom-kolom beton, sloof beton dan sebagainya harus disediakan stek-
stek tulangan kolom yang tertanam dengan baik pada pondasi sedalam 20 cm dan terlihat
dari luar sepanjang 40 cm diatas sloof dengan diameter dan jumlah besi sesuai kolom beton.
PASAL 07
PEKERJAAN PONDASI
1. Pondasi Footplat
a. Toleransi
toleransi tidak boleh menyimpang dari posisi rencana lebih dari 40mm
toleransi kemiringan untuk pondasi yang seharusnya vertikal adalah tidak lebih miring dari
1:100
untuk penyimpangan dari ketentuan tersebut diatas, pemborong bertanggung jawab atas
segala biaya pekerjaan tambahan yang dipandang perlu oleh konsultan.
b. Panjang Pondasi
peggalian untuk pondasi disesuaikan dengan daya dukung dan rencana yang diharapkan
sesuai gambar, posisi yang ditunjukkan oleh gambar desain pondasi.
peggalian untuk pondasi harus dibawah pengawasan langsung dari direksi lapangan.
Jenis alat penggali diusahakan dengan alat manual, kecuali untuk daerah-daerah yang tidak
dapat lagi digali secara manual harus dipergunakan alat serta system kerja yang harus
mendapat persetujuan direksi lapangan.
Kedalaman penggalian adalah sesuai dengan dokumen gambar atau sampai pada lapisan tanah
yang keras.
Berita acara pengecoran harus dibuat dengan seksama dan ditandatangani oleh pemborong
dan disetujui oleh direksi lapangan (MK). Adapun data-data yang harus termasuk dalam
pencatatan tersebut adalah sebagai berikut:
Posisi pondasi
Peil tanah dimana pondasi berada terhadap patok
Dalam penggallian terdapat patok tetap
Deskripsi mengenai alat-alat penggalian
Hambatan-hambatan yang timbul selama penggalian
Waktu dan lama pelaksanaan.
c. Hambatan
segala hambatan dalam penggalian pondasi dan kondisi-kondisi lingkungan proyek harus
sudah diperhitungkan oleh pemborong baik dalam teknik pelaksanaan maupun biayanya.
d. Penulangan
Baja tulangan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Untuk diameter < 12 mm : BJTP – 24 (polos)
: fy= 2400 Kg/cm2
Untuk diameter > 12 mm : BJTD – 39 (ulir)
: fy = 3900 Kg/cm2
e. Beton
Segala sesuatu mengenai pembuatan beton harus sesuai dengan syarat-syarat dalam
spesifikasi khusus mengenai beton. Pengecoran beton untuk pondasi harus berlangsung secara
kontinyu sampai selesai sehingga tidak terdapat pemutusan kesatuan fisik dari pondasi.
Pemborong harus membersihkan lapangan dari segala kotoran-kotoran sisa pengecoran beton
dan lain-lain yang tertinggal dalam pelaksanaan pekerjaan.
Penyimpangan dari ketentuan ini ini tidak diperkenankan, sedangakan segala akibat dari
penyimpangan yang timbul akan menjadi tanggung jawab dari pemborong, termasuk biaya-
biaya perbaikan yang diperlukan atas keputusan konsultan.
Sebelum melakukan pengecoran adukan, semua tulangan harus sudah terpasang dengan baik,
bersih dari kotoran dan pelaksaan pengecoran harus diperhitungkan waktunya sedemikian
hingga adukan yang sudah dituangkan tidak terganggu oleh pasang surut sebelum beton
berumur 3 jam.
2. Pondasi Pasangan Batu Belah
a. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm, diratakan dan disiram air sampai
kepadatan maksimum.
b. Lantai kerja pondasi/ aanstamping adalah 20 cm ditimbris pasir atau batu pecah hingga
kokoh.
c. Material batu/belah yang keras, bermutu baik dan tidak cacat dan tidak retak. Tidak boleh
menggunakan batu kapur atau berpori besar.
d. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1pc:6ps.
e. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang dapat merusak
pondasi, asam Alhali atau bahan Organik.
f. Pasir pasang harus bersih, tajam bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan yang
dapat dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar 10 mm.
apabila kondisi tanah tidak stabil maka pada pekerjaan pondasi harus ada perlakuan khusus,
sesuai PPT.71.
Penggalian pondasi lajur dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as pondasi
tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui direksi.
Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi dimulai Ijin dari
direksi mengenai hal tersebut harus di dapat secara tertulis.
Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke sloof dan sparing
pipa plumbing yang menembus pondasi. Pondasi dimaksud juga termasuk penahan tanah.
Permukaan penahan tanah harus disiar dengan semen pasir 1 : 2.
Pasangan pondasi batu belah harus terletak pada tanah asli yang digali.
PASAL 08
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
PASAL 09
PEKERJAAN BETON
1. Persyaratan Umum
a. Semua pekerjaan beton harus memenuhi peraturan Beton Indonesia, kecuali telah ditetapkan
pada bagian lain.
b. Kontraktor harus memperhatikan semua pekerjaan mekanikal, sanitary dan pekerjaan listrik
serta lubang-lubang untuk pipa atau pekerjaan ducring yang harus ditanam di dalam beton,
berdasarkan persyaratan dari gambar-gambar ME.
c. Beton harus terbuat dari semen, agregat dan air. Bahan tambahan lain yang akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan dari “Direksi MK”.
2. NI-3 tahun 1970 (Peraturan untuk Pemeriksaan Bahan-bahan
Bangunan).
a. NI-8 tahun 1964 (Peraturan Cement Portland).
b. NI-2 tahun 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia).
c. PUBI – 1982 ( Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ).
Persyaratan ini adalah persyaratan minimum.
3. Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan
perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan
semua pekerjaan pertukangan lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan, diisyaratkan atau sebagaimana diperlukan.
b. Ukuran / dimensi dari bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar – gambar
rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran yang tepat,
begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton
bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu , maka ukuran
yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dulu dengan Perencana atau Direksi MK guna
mendapatkan ukuran sesungguhnya yang disetujui Pengawas.
c. Catatan-catatan pada gambar-gambar struktur adalah bagian dari pasal ini.
4. Semen
a. Semen portland harus memenuhi persyaratan standard International atau Spesifikasi Bahan
Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F.
b. Semen harus disimpan ditempat yang kering, dengan lantai panggung, bekas dari tanah,
ditumpuk sesuai syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman.
c. Semen yang telah rusak tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
d. Semua semen harus semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan I, atau standart
Inggris BS.12.
e. Kontraktor harus menggunakan hanya saru merk semen untuk seluruh prkerjaan , seperti
disetujui pengawas.
f. Kontraktor harus menyediakan penyimpanan semen yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
Terlindung dari segala cuaca.
Lantai kayu setinggi 30 cm dari lantai dasar dan minimum 20 cm dari dinding.
Persediaan semen harus menunjang kelancaran kerja.
Kedatangan semen yang berbeda hari harus dipisahkan.
Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan, Kontraktor
hendaknya menggunakan semen tersebut menurut kronologis penerimaan di lapangan.
Kontraktor harus menyediakan timbangan yang baik dan teliti untuk menimbang semen dan atau
material lain yang dianggap meragukan.
Kontraktor harus menyediakan penjaga gudang yang cakap, yang mengawasi gudang-gudang
semen dan mengadakan pencatatan-pencatatan yang sesuai dari penerimaan dan pemakaian
semen secara keseluruhan.
Tebusan dari pencatatan-pencatatan mengenai jumlah semen yang digunakan pada 1 (satu) dari
ditiap bagian pekerjaan/selama pelaskanaan pada tiap pekerjaan, harus diadakan apabila
Konsultan/ Direksi lapangan menghendaki.
5. Pasir
Beberapa istilah pasir :
a. Pasir buatan, dihasilkan dari mesin pemecah batu.
b. Pasir alam, didapatkan dari sungai.
c. Pasir paduan, paduan pasir buatan dan pasir alam dengan perbandingan campuran tertentu
sehingga dicapai gradasi (susunan butiran) tertentu sesuai dengan yang diinginkan.
d. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam, tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar
(pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut.
e. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenisnya dari semua bahan yang
digunakan dalam pekerjaan.
f. Kontraktor harus menyerahkan contoh kepada Konsultan/Direksi lapangan sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujan. Contoh cukup seberat 50 kg dari pasir alam yang
diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diperlukan.
g. Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tumbuh-tumbuhan dan
dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah pasir dan kerikil yang
tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak merugikan.
h. Bahan tersebut harus diayak dan dicuci untuk menghasilkan pasir alam yang sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam buku ini.
i. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat, gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal lain yang dapat merugikan akibat substansi yang
merusak.
j. Jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih
dari 5%.
k. Semua pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dengan spesifikasi ini, harus pasair
alam dan bila terpaksa, boleh dipakai pasir paduan.
l. Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir” antara 2 sampai 32 atau jika diselidiki
dengan saringan standart harus sesuai dengan standart Indonesia untuk beton PBI-1971, atau
dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika prosentase satuan tertinggi dalam saringan No. 16 adalah 20% atau kurang, maka batas
maksimum untuk prosentase satuan dalam saringan No. 8 dapat naik sampai 20%.
Kontraktor harus menyerahkan contoh semua pasir alam atau paduan yang akan dipakai kepada
Konsultan/Direksi lapangan untuk kemudian Konsultan/Direksi lapangan menetapkan apakah
pasir tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Bila Konsultan/Direksi lapangan menghendaki untuk mendapat contoh-contoh yang representatif
untuk tujuan-tujuan penyelidikan, maka Kontraktor harus menyediakan bantuan tanpa biaya
tambahan.
6. Split / Batu Pecah
a. Split/Batu Pecah yang digunakan adalah butir-butir keras tidak berpori, warna abu-abu,
bersih dan tidak mengandung zat-zat alkali aktif, dan diameter split berukuran antara 2-3 cm.
b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering . Yang diartikan
lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm . Apabila kadar lumpur
melalui 1% maka agregat kasar harus dicuci.
c. Penyimpanan batu pecah sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan
lain.
7. Air
a. Air untuk campuran beton harus bersih dan bebas dari unsur yang merusak seperti minyak,
bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau
jaringan kawat lainnya.
b. Air tersebut harus diuji di laboratorium penguji untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.
c. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, maka pemborong diharuskan mengirimkan
contoh air tersebut ke Lembaga Pemeriksaan Bahan-bahan untuk menyelidiki air tersebut
dengan biaya pemborong.
8. Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang dipergunakan adalah batang-batang baja tegangan lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2 (untuk diameter 12 mm) dan untuk mutu baja U 39 (untuk
diameter > 12 mm).
b. Penyimpanan baja tulangan harus sedemikian rupa sehingga mudah dikenali ukurannya
dengan jalan mengelompokkannya sesuai dengan ukurannya.
c. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar. Blok-blok penyangga tulangan harus
sesuai dengan tebal penutup beton, dan minimal berkekuatan sama dengan beton yang
dituang berdekatan.
d. Semua baja tulangan beton harus baru dari mutu dan ukuran yang sesuai dengan standart
Indonesia untuk beton NI-2 PBI-1971, SNI 03-2847-2002 dan ASTM Designation A-5 dan
harus disetujui oleh Konsultan/Direksi lapangan. Kontraktor harus dapat memberikan surat
keterangan pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan untuk
disetujui Konsultan/Direksi lapangan sesuai dengan persyaratan mutu setiap bagian
konstruksi seperti tercantum dalam Gambar Rencana.
e. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpihan- serpihan, karat, minyak,
oli dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi daya lekat didalam beton.
f. Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada Gambar Konstruksi.
g. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang
dapat merusak.
h. Batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat
diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Konsultan/Direksi lapangan.
i. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar Rencana.
j. Agar tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus diikat dengan kawat beton
(bindrat) dengan bantalan blok-blok cetak/beton decking atau kursi-kursi besi/cakar ayam
perenggang “spacer” atau logam gantung (“metal hangers”) sesuai dengan kebutuhan.
k. Dalam segala hal, untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat
sehingga tidak akan ada batang yang turun.
l. Penunjang ini harus dibuat dari logam-logam yang tidak dapat berkarat (non-corrosible).
m. Jarak terkecil antara batang yang paralel harus sama dengan diameter dari batang-batang,
tetapi jarak yang terbuka tidak boleh kurang dari 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar
dan harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
9. Selimut
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan,
serta harus mempunyai jarak yang tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi tertentu, seperti :
a. Balok 2,5 cm.
b. Pelat beton 1,5 cm.
c. Kolom 3,0 cm.
10. Penyambungan
a. Jika diperlukan untuk penyambungan tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjukkan pada gambar, bentuk dari sambungan harus ditentukan oleh Konsultan/Direksi
lapangan.
b. Overlap pada sambungan untuk tulangan-tulangan dinding tegak (vertikal) dan kolom,
sedikitnya harus 40 (empat puluh) kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara
pasti pada Gambar Rencana dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan/Direksi
lapangan.
11. Perlengkapan Mengaduk
a. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menentapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton.
b. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaan selalu harus mendapat persetujuan
dari Konsultan/Direksi lapangan.
12. Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton
yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continous Mixer” dan sesudah merata dimasukkan air
sambil diaduk selama 2 menit (waktu pemasukan air dibatasi 25 detik), dalam hal ini harus
dijaga adukan plastis merata dan tidak boleh ada bagian yang tidak terikat bahan beton.
b. Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3.
c. Konsultan/Direksi lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan
bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali jika dimintakan adanya perubahan dalam komposisi dan konsistensi.
d. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
e. Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki, tidak diperkenankan.
f. Truk pengaduk (‘truck mixer”) hanya diperkenankan jika pengadukan dan pengerjaan adalah
sedemikian rupa, sehingga beton dari adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu
yang tinggi.
g. Pengaduk yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak memuaskan, harus
diperbaiki. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan, kecuali apabila telah nyata diperkenankan oleh Konsultan/Direksi lapangan. Tiap
mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung
jumlah adukan.
13. Suhu
a. Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32C dan tidak kurang dari 4,5C.
b. Bila suhu beton yang ditaruh berada antara 27C dan 32C maka beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
c. Bila beton dicor pada waktu cuaca sedemikian rupa sehingga suhu dari beton melebihi 32C,
maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah dengan mengecor pada waktu malam
hari, bila perlu, atau mempertahankan suhu beton agar dapat dicor pada suhu dibawah 32C.
14. Rencana Cetakan
a. Kontraktor harus terlebih dulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar rancangan
cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Pengawas atau yang ditunjuk sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi
tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan
kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
Dalam gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan / acuan, sambungan-
sambungan serta kedudukan dan sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta
perlengkapan untuk struktur yang aman.
b. Bahan dan perlengkapan tambahan harus disediakan seperti disyaratkan untuk
mencetak/membentuk dan mendukung/menyokong pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis
penyelesaian permukaan beton seperti disyaratkan.
c. Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian rupa agar praktis penggunaannya , dan
harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di atas tanah sedemikian rupa agar memberi
kesempatan untuk pengeringan udara secara alamiah.
15. Konstruksi Cetakan
a. Cetakan untuk balok, pelat, kolom, listplank dan bagian konstruksi lain dibuat dari papan
Terentang tebal minimal 2,5 cm dengan diperkuat dengan kaso secukupnya sehingga
menghasilkan beton yang lurus rata sesuai dengan gambar tidak menggelembung.
b. Stut-stut untuk balok dan pelat harus dari Dolken yang terbaik, ada dipasaran atau bahan lain
yang memenuhi syarat.
c. Multipleks hanya diperbolehkan dipakai 2 (dua) kali bolak-balik atau setiap permukaan
hanya 1 (satu) kali.
d. Harus tersedia alat-alat yang sesuai serta cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa
merusak permukaan dari beton yang telah selesai.
e. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dapat
mencegah pengembangan atau gerakan lain selama penuangan beton.
f. Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi
komponen yang sesuai dengan yang dirunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan
syarat teknis pelaksanaan.
g. Perancah harus dari kayu dengan ukuran minimum 5/7. Perancah harus merupakan
konstruksi yang kuat, kokoh teradap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya
prategang dan gaya sentuhan yang mungkin ada.
16. Pengangkutan Beton
Semua cara dan alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa,
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat
pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan nilai slump.
17. Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan/bekesting selesai. Ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan instalasi-instalasi
yang harus ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka langit-langit, stek-stek
angker penyokong dan pengikat serta lain-lainnya yang telah selesai dikerjakan.
b. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran
harus disetujui Konsultan/Direksi lapangan.
c. Semua permukaan cetakan yang dilekati spesi/mortel dan adukan beton harus dibersihkan
dari adukan-adukan tersebut sebelum pengecoran dilanjutkan.
d. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus
bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
e. Permukaan bekisting dari bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor,
harus dibasahi dengan merata, sehingga kelembaban/air dari beton yang baru dicor tidak
akan diserap.
f. Pada pengecoran beton baru ke permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu,
permukaan beton lama tersebut harus bersih dari kotoran dan bahan asing yang menutupinya.
g. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang masih
berlanjut terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
h. Koordinasi dengan pekerjaan Elektrikal, Sanitasi dan Mekanikal harus dilakukan sebelum
pengecoran dimulai terutama yang menyangkut pipa-pipa sparing yang menembus/tertanam
dalam beton untuk keperluan setiap disiplin kerja.
i. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan/Direksi lapangan serta Pengawas Kontraktor ada
ditempat kerja dan persiapan betul-betul telah memadai.
j. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke posisi
terakhir sependek mungkin sehingga tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesi
pada waktu pengecoran.
k. Tidak diizinkan pemisahan yang berlelebihan agregat kasar dalam beton yang disebabkan
jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk
dengan baja tulangan-tulangan.
l.
Jika diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor harus
mempersiapkan tremie atau alat lain yang sesuai untuk mengontrol jatuhnya beton.
m. Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus menggunakan tremie
dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter.
n. Pengecoran beton tidak diperkenankan dilaksanakan selama hujan deras atau lama,
sedemikian rupa sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.
o. Selama hujan, air semen spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint dan air
semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
dilanjutkan.
p. Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum bagian
tersebut selesai.
q. Ember-ember/bucket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada slump
yang rendah dan memenuhi syarat-syaraat campuran, mekanisme pembuangan harus dibuat
dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang.
r. Ember beton harus mudah diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan
terutama bagi lokasi-lokasi terbatas.
s. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari
kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan
material yang diletakkan.
t. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat
menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak
dibawah, tanpa menyentuh tulangan dan bekisting.
u. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dari airnya
(maksimum 10 detik).
v. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar Type Immersion, beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.
18. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus dikerjakan dengan hati-hati
untuk menghindarkan kerusakan pada beton.
b. Beton baru diizinkan dibebani setelah berumur 28 (dua puluh delapan) hari.
c. Cetakan dan permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan yang tidak rata
halu dan rapi harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan/Direksi lapangan.
d. Cetakan boleh dibukan apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai kekuatan yang
cukup untuk memikul beban berat sendiri dan beban pelaksanaan.
19. Perawatan (“Curing”)
a. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan.
b. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 (empat belas) hari
terus menerus segera setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan, dengan cara
menutupnya dengan bahan yang dibasahi air dan atau dengan pipa-pipa berlubang-lubang.
c. Penyiraman mekanis, atau cara-cara yang dibasahi yang akan menjaga agar permukaan
selalu basah.
d. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud spesifikasi
air untuk campuran beton.
20. Perlindungan
a. Harus disediakam penutup selama pengecoran dan perawatan beton untuk melindungi beton
dari hujan dan terik matahari.
b. Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Konsultan/Direksi lapangan.
c. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung,
paling sedikit 3 (tiga) hari setelah pengecoran.
d. Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.
PASAL 10
PEKERJAAN KERAMIK
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan lantai keramik dan lainnya di atas pasir urug padat setebal 15 cm terlebih dahulu
diteliti kebenaran pemadatan tanah urug dan pasir urug dibawahnya serta ketepatan pada peil
yang ditentukan / diatas pasangan batu bata setebal 10 cm atau sesuai standar fabrikasi ubin
yang bersangkutan.
b. Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam (atau sesuai standar fabrikasi
bahan) dalam air. Pengisian siar-siar harus cukup merata/ padat. Setelah dibersihkan dari
kotoran. Perkolotan lantai dapat dilakukan dengan semen atau sesuai petunjuk.
c. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus berombak, turun naik dan
retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong. Lantai yang sudah terpasang
harus dipel dan dibersihkan.
d. Lantai rabat dipasang diatas pasir urug (10 cm) satu elemen dengan elemen lainnya harus
dipisah. Ketebalan rabat beton minimal 8 cm atau sesuai gambar dan difinish dengan pukulan
sapu lidi atau tekstur.
e. Pemasangan keramik dengan adukan 1 : 4 dan acian dipermukaan keramik yang akan
ditempel diatas adukan.
f. Pemasangan lantai khusus mengacu standar fabrikasi material yang bersangkutan.
PASAL 11
PEKERJAAN FINISHING DINDING DAN PELAPIS DINDING
1. Bahan
a. Semen/ portand (Portland cement) yang digunakan sekualitas Holcim
b. Mortar instan yang digunakan setara dengan produk LEMKRA atau Mortar Utama ( khusus
semen untuk perekat keramik/granite tile/granite/batu alam pada dinding )
c. Pasir
d. Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna asli
e. Bahan khusus
f. Finishing cat (interior dan eksterior), nat/ plint dan pelapis keramik /granite tile/granite dan
atau batu alam sesuai desain
2. Pekerjaan Pelapis Dinding
a. Pelapis dinding untuk dinding gedung atau lainnya sesuai desain : dinding keramik sesuai
desain.
b. Pelapisan aluminium composite panel sekualitas Alumetalec rangka aluminium untuk aksen
dinding gedung eksterior atau yang ditunjukkan untuk itu.
c. Pelapisan batu alam sesuai desain (misal : batu andesit pada dinding), dengan coating anti
lumut dan anti jamur sekualitas Propan
3. Jenis plesteran
Jenis-jenis plesteran yang digunakan sebagai berikut : Plesteran tahan air 1 pc : 3 psr digunakan
untuk menutup dinding yang selalu berhubungan dengan air, plesteran sudut dan plesteran beton (1
pc : 2 ps) sedangkan Plesteran 1 pc : 6 ps digunakan untuk seluruh dinding selain dinding tahan
air.
4. Persyaratan Aluminium Cladding (Aluminium Composite Panel) produk sekualitas Alumetalec
A. Umum
Ketebalan aluminium composites panel 4 mm. Terbuat dari 0,3 mm aluminium skin di bawah
dan di atas, di lapisan tengah ada 3,4 mm polythelyene yang masih baru bukan di recycled
(hampr semua produk China menggunakan recycled polythelyne). Kulit aluminium dibuat
dari PERALUMAN-100 (AlMg 1-NS41) or series 5005 alloy.
B. Finish Cat
Cat PVF atau PVDF dengan “REVERSE ROLLER COATING” process. Total ketebalan
film-kering of cat adalah minimum 25 microns, terdiri dari chromate penggantian coating,
primer cat dan top cat. Aplikasi seperti spray paint PVDF tidak lah diterima, karena hasil cat
tidaklah bertahan lama dan dapat menimbulkan belang warna. Finishing cat pada aluminium
composites adalah pekerjaan pabrik (fabricated).
C. Bahan-bahan
Semua cladding menggunakan Seven panel ketebalan 4.0 mm, panel aluminium komposit
yang terdiri dari inti Polietilen diapit dua kulit paduan aluminium peraluman - 100 (AlMg 1-
NS41)
1. Aluminium kulit : 0.5 mm
2. Mechanical Properties : tensile strength 130 N/mm2
3. 0.2% bukti stress 90 N/mm2
4. Elongasi 5.65 jadi 10%
5. Modulud Elastisitas 70.000 N/mm2
6. Getaran rata-rata udara - rygi transmisi suara dan noise Dampinf R-5 dB (DIN 41090)
7. Kekakuan (E x 1) : 0.240 kNm2/m
8. Berat panel : 5.5 kg/m2.
9. Warna/gloss : Grafik warna dengan approx 30%
Gloss menurut Gardner. Warna ditentukan kemudian(jenis Silver).
D. Pemasangan
1. Fasteners, termasuk sekrup tesembunyi, kacang-kacangan, baut dan item lainnya yang
diperlukan untuk menghubungkan aluminium.
2. Blind digunakan untuk memasang paku keling panel ke sub-frame aluminium akan
aluminium paduan dengan baja stainless Mandrel.
3. Semua panel harus dipotong dan diarahkan menggunakan peralatan dan alat-alat yang
direkomendasikan dan disetujui oleh produsen panel. Setelah lipat ke dalam kaset,
sebuah aluminium ekstrusi profil akan ditetapkan untuk 23 mm minimum dalam
tikungan kembali menggunakan paku keling 5 mm.
4. Jika penguatan panel akan dibutuhkan, sebuah aluminium ekstrusi profil yang sesuai
penampang dan kekuatan akan terikat ke sisi sebaliknya panel menggunakan pita perekat
dua sisi “3M VHB4991” atau PU perekat “Sikaflex-221”. Penerapan sistem ikatan akan
diperketat sesuai dengan spesifikasi manufaktur dan rekomendasi. Ujung mekanis
sriffener akan bergabung ke panel sub-frame.
5. Setiap panel harus ditandai di sisi sebaliknya untuk memudahkan identifikasi ukuran dan
lokasi.
6. Selesai panel akan disimpan dan dikirim ke site/lokasi dalam posisi vertikal, face-to-face
resp. back-to-back, dengan perlindungan yang memadai untuk mencegah goresan dan
penyok.
7. Pengelupasan pelindung diterapkan pabrik-off foil hanya boleh dihapus setelah panel
terinstal.
PASAL 12
PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM dan PVC
1. Ketentuan Umum
a. Kusen, daun pintu / jendela dibuat dibengkel / pabrik oleh tukang yang ahli hingga
mendapatkan hasil baik, kokoh dan rapi.
b. Setelah kusen-kusen terpasang dibidang permukaan kusen harus diwaterpass dan kemudian
dibersihkan.
c. Kusen-kusen dibuat sesuai dengan ukuran dan cara pelaksanaan sesuai dengan rencana
gambar.
d. Pada pekerjaan pintu dan jendela setelah terpasang harus mudah dibuka dan tidak ada yang
cacat.
2. Bahan
a. Untuk kusen pintu (khusus kusen untuk daun pintu double triplek menggunakan perkuatan
besi hollow), jendela dan lain-lain menggunakan bahan aluminium Natural Anodised ukuran
3” atau sesuai desain sekualitas Alexindo dengan ketebalan 1,2 mm.
b. Lem kualitas baik produksi Racol, Aica Aibon, Herferin atau Pastola yang setara.
c. Kaca rayban 40% / bening tebal 5 mm atau lainnya kualitas baik produksi Asahimas atau
setaraf sesuai desain.
d. Accessories sekrup kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant angkur-angkur untuk
rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plat tebal 2-3 mm dengan lapisan zink tidak
kurang dari 13 micron sehingga dapat bergeser.
e. Bahan finishing treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan
finishing dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish
seperti asohaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
PASAL 13
PEKERJAAN PLAFOND
PASAL 15
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup pekerjaan
Termasuk material, tenaga keria, peralatan dan hal lain seperti transportasi yang diperlukan untuk
mendapatkan hasil yang baik.
2. Persyaratan bahan
a. Jenis genteng adalah genteng plentong Kebumen Mutu, motif dan warna disetujui direksi.
b. Genteng harus memiliki ukuran yang sama, kedap air, permukaannya licin untuk
memperlancar mengalirnya air, tidak pecah.
c. Presisi rapat hubungannya satu sama lain tidak melintir ke berbagal arah.
3. Peralatan penunjang
- Alat Bantu; steger dan benang.
4. Cara pelaksanaan
a. Genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpas;
b. Hindari celah hubungan ke samping, ke atas dan ke bawah,
c. Pasangan genteng harus lurus dengan kontrol dan tarik benang.
PASAL 16
PEKERJAAN KAYU NON STRUKTURAL
1. Lingkup pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya untuk melaksanaan
seluruh pekerjaan kayu seperti dinyatakan dalam gambar atau atas petunjuk Pengawas dengan
hasil yang baik dan rapi, antara lain:
- Kuda- kuda / rangka atap.
- Rangka plafond.
- Rangka partisi.
- Lisplank.
- Kusen/ daun pintu dan jendela
- Dan bahan kayu lainya.
2. Persyaratan Bahan
a. Harus benar - benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing - masing.
b. Kayu rangka atap menggunakan kayu bengkirai.
c. Dihindarkan adanya cacat - cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah - pecah,
melengkung, melintir, urat kapur ,basah dan lapuk, melebihi yang diperkenankan sesuai
dengan PUBI- 1982.
d. Syarat - syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Dengan kadar
air maksimal 24%.( clean and dry )
e. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah kayu Kamper Samarinda (Drybalanops lanceolata )
Kelas kuat I – II atau yang disetujui oleh Pengawas.
f. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di
tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik. tidak terkena cuaca langsung
dan harus dilindungi dari kerusakan.
g. Seluruh kayu harus dianti rayap, lihat Pasal 05 Spesifikasi ini.
PASAL 17
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputl semua pekerjaan, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kunci dan alat
penggantung lengkap dengan accessoriesnya seperti tercantum di dalam gambar.
2. Bahan-bahan
a. Kunci 2 (dua) slag harus berkotak baja dengan finish akan ditentukan kemudian, baut -baut
dan ungkitnya harus dari kuningan. Tiap kuncl harus mempunyai 3 anak kunci yang
berselaput nikel dijadikan satu dengan ring dari kawat baja.
b. Type-type kunci harus sesual dengan fungsi ruangannya
c. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan engselnya, jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu. Tiap engsel memikul beban
maksimum 20 kg.
3. Pelaksanaan
a. semua kuncl, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah
dicoba. Pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai dicat.
b. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup, cara.
pengokohan hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut
kembali dan diganti
c. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan engsel ketiga
dipasang di tengah-tengah
d. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang setinggi
90 cm dari lantal atau sesuai gambar.
PASAL 17
PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan kaca dan cermin serta pemasangannya pada tempat-tempat yang
sesuai dengan gambar rencana.
2. Syarat Bahan
a. Kaca Bening (clear glass) tebal 5 mm, untuk bagian bangunan yang berhubungan dengan
sisi luar, sedang untuk pintu utama menggunakan Kaca tempered tebal 12 mm (frameless )
b. Untuk jendela dan pintu lainnya (interior) kaca bening 5 mm ( interior ) keluaran pabrik
Asahimas atau yang setara.
c. Dan kaca serit atau kaca es tebal 5 mm sesuai desain dalam gambar kerja.
d. Kaca jenis tempered yaitu type Clear Temperlite Laminated Glass sekualitas Asahimas tebal
12 mm untuk atap kaca Canopy.
3. Pemasangan
a. Syarat dan Mutu
Dimensi
Toleransi tebal :
Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal sebagai berikut :
Jenis : polos
Tebal : 5 mm/ 8 mm/ 12 mm
Toleransi : 0,3 mm
Toleransi lebar dan panjang
Ukuran lebar dan panjang dari kaca dan cermin lembaran tidak boleh melampaui toleransi
sebagai berikut :
Jenis : polos
Tebal : 5 mm
Toleransi : 2,0 mm
b. Pekerjaan pemasangan kaca
Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai dengan
Gambar Kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang tersebut.
Pemasangan kaca pada rangka pemegang harus sedemikian rupa sehingga tidak bocor
(watertight) dan harus sesuai dengan persyaratan pemasangan yang dikeluarkan oleh
pabrik.
Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegangnya harus diberi
sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka seperti yang
disyaratkan dalam Gambar Kerja.
Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis
sambungan dengan kaca.
Untuk jenis jendela frameless pemasangan kaca dilengkapi dengan alur beton dan karet
(rubber) sealent .
PASAL 18
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan. pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.
2. Bahan bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah :
Untuk dinding, plafond dan kayu menggunakan Produk Catylac ICI (Catylac wheatershiled
untuk exterior dan catylac interior untuk interior, warna optional atau petunjuk direksi dan
pengawas).
Untuk besi menggunakan Emco sekualitas
b. Sifat-sifat umum
Tahan terhadap pengaruh cuaca
Tahan terhadap gesekan dan mudah diberslhkan
Mengurangi Pori-Pori dan tembus uap air
Tidak berbau
Daya tutup tinggi
c. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 5 kg: atau 25
kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau Manager
Konstruksi. Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dan agen/distributor yang menyatakan
bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya. Pemborong bertanggung jawab, babwa warna
dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesual dengan RKS.
d. Warna
Selambat-lambatnya 2 (dua) mInggu sebelum pekerjaan pengecatan, pemborong
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Manager Konstruksi.
Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas biaya
pemborong. Pencampuran wama atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus
disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan dan
pencampurannya.
e. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah selesai
dikerjakan.
Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut
Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh Manager
Konstruksi
Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan
Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena masih basah dan
lembab
Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna
Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga. terdapat urutan-urutan yang
tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
Semua pekerjaan pengecatan harus menglkuti petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut.
f. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan tembok luar atau tembok dalam :
Tembok yang akan dicat harus mempunyal cukup waktu untuk mengering, setelah
permukaan tembok kering maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan
tembok tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya
terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar
bersih.
Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur
Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan air harus diberi
lapisan wall sealer
Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus
Kemudlan dicat dengan lapisan pertama
Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah
kering
Pengecatan kayu
Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran diberi dasar meni
Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian diplamur bila. terdapat retak,
celah atau lobang. Kemudian permukaan kayu yang telah diplamur diratakan
Permukaan kayu yang kecII harus diberi 2 lapisan plamur yang tIpIs
Pekerjaan pengecatan dengan kwas untuk bidang kecil dan semprot untuk bidang luas
Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau cacat-cacat lainnya
PASAL 20
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
b. Regulasi
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut:
1) PUIL .
2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/ 1982.
3) Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
4) Peraturan Lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
PERUMTEL, Dit Jen. Bina Lindung dan Perusahaan Air Minum.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari
instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan
harus dilampirkan dalam surat penawaran.
c. Gambar-gambar
d. Koordinasi
1) Kontraktor hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya apabila ada, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
yang lain.
3) Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
e. Pelaksanaan Pemasangan
1) Kontraktor harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk
mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi
semua persyaratan yang diminta.
2) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
1) Peralatan instalasi harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.
2) Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.
3) Selama masa pemeliharaan, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan
yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
4) Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
5) Selama masa pemeliharaan, apabila Kontraktor tidak melaksanakan teguran dari Direksi atas
perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak menyerahkan
perbaikan/penggantian penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor.
6) Selama masa pemeliharaan, Kontraktor harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh
Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian/
pemeliharaannya.
7) Serah terima pertama baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil
yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan Direksi/Manajemen Konstruksi
serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja dan instalasi yang
berwenang lainnya.
h. Laporan - laporan
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh
Project Manager harus diserahkan kepada Direksi untuk diketahui / disetujui.
Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi / Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3
(tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut:
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel
Hasil pengetesan tahanan pentanahan
dan lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak
Direksi.
k. Ijin - ijin
Pengurusan ijin - ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
n. Rapat Lapangan
Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi tugas.
c. Kontaktor
Berdasarkan standard IEC 947,BS 4941, VDE 0660, BS 5424
Terdiri dari 4 kutup
Terdiri dari kategori ACI - untuk Beban Murni > 0.95
AC2 - Untuk motor slipring, Starting, Pluging AC3-Motor Squirrel cage,
swithching ON/OFF selama dalam keadaan normal.
d. Overload
Berdasarkan IEC 947, IEC 292
Dapat mampu berfungsi sebagai pengaman motor listrik terhadap beban lebih dan
disesuaikan dengan arus nominal dari motor tersebut.
e. Busbar Support
Sesuai standard IEC 439, VDE 0100-520 dan BS 5486 Bus-bar support terdiri dari
unipolar/multi polar.
Isolasi support harus sesuai dengan ukuran copper (tembaga).
Kapasitas dari Bus - bar harus sesuai dengan standard Puil dan DIN 43671
Terdiri dari 1,2,3, dan 4 pole
Spesifikasinya:
- High Dielectric strenght
- High Mechanical wisthstand
- Tahan terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi
f. Isolator Support
Bahan terdiri dari SMC/DMC spesifikasi terdiri dari:
High Dielectric Strenght
High Mechanical Withstand
High Temperature.
g. Pilot Lamp, Push Button, Selector Switch (Telemecanique, KM) sesuai standard
IEC 529, IEC 947
Jenis pilot lamp yang digunakan adalah tipe transformasi.
Push Button menggunakan tipe flush dengan bahan chromium.
Selector switch tingkat isolasinya harus 660 V dengan kapasitas thermal 12 A
adalah 20 A.
i. Relay
Tipe relay adalah electro mechanical dan static transistor.
Over current relay adalah jenis IDMTL (Inverse Defenitive Minimum time Lag)
diset antara 50 %-200% dan waktu antara 1-0,3 second Earth Fault Relay adalah
jenis DTL (Definitive Time Lag) di set antara 0-1 second, Setting dari arus antara
5-40% dari 5% step.
Capasitor dari auxiliary contact relay tersebut harus disesuaikan dengan kapasitas
beban.
C. Lighting Fixtures
1. Lighting Fixtures Recessed Mounted TL 1 x 36 w / 2 X 36 W /
2. Tebal plat untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.
3. Condensor yang dipasang sen pada lampu-lampu TL hams dapat memberikan koreksi
factor total minimal 0,85.
4. Tabung TL yang dapat dipakai adalah jenis WarmWhite/83. Pihak pemborong wajib
menanyakan type yang akan digunakan. Bila pihak pemborong tidak menanyakan hal
tersebut diatas, maka pihak direksi berhak menentukannya dengan tanggungan resiko
apapun pada pihak pemborong.
5. Fitting lampu dan type yang tidak menggunakan mur baut.
6. Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dan karat dan lecet -
lecet, dengan Id acrylic paint warna putih serta dilengkapi dengan Mirror Reflektor,
contoh harus disetujui oleh Direksi.
7. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan
yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaaan-pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan
mudah dapat dilaksanakan.
8. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).
9. Lighting Fixtures untuk type FL harus menggunakan adjustable hanger.
10.Referensi fixture:
A. Lampu Tabung (Down Light)
a. Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau sesuai
b. Gambar.
c. Lamp holder menggunakan standar E-27.
d. Diameter dan kap lampu minimal lihat gambar.
e. Lampu yang dipakai dan jenis incandescent dan PLC atau sesuai gambar, contoh
harus disetujui oleh Direksi.
b. Kabel-Kabel
1) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
2) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 1987.
3) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun yang rapi.
4) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabel penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination /
junction box.
5) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
6) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
7) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya
diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum
adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
8) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan
yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel.
9) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan
handslip.
10) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun
dalam kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus
disupport setiap jarak 100 cm.
11) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
ladder.
12) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
13) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
medium dengan diameter minimum 2 1/2 kali penampang kabel.
14) Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel.
15) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC High
Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam PVC
High Impact. Yang pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable Tray
dipasang Joining Coupling.
16) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 1/2
kali penampang kabel.
17) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal
tersebut minimum 4 cm.
18) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m
disetiap ujungnya.
19) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling
menyilang.
20) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak - kontak harus di dalam
kotak penyambungan dan memakai alat penyambungan berupa las – dop.
21) Semua kabel yang menuju / keluar dari panel - panel type outdoor harus
didalam pipa Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 1/2 x dia. Cable.
22) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang menuju
kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan GIP Medium sepanjang lebih
kurang 1 m dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada di bawah
permukaan tanah sampai 50 cm dari permukaan tanah.
23) Semua kabel instalasi motor yang berada di daerah utility harus dipasang dalam
metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel dan
lengkap dengan Flexible Metal Conduit.
24) Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slap harus
diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.
25) Untuk instalasi kabel yang menggunakan PVC Hight Impact Conduit tidak
diperbolehkan melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak
minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus.
c. Kotak-kontak dan Saklar
1) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type inbow dan dipasang
pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak-kontak dan 1500
mm untuk saklar atau sesuai gambar detil. Bila tidak terdapat gambar detail,
pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari pengawas dan pihak Interior
atau Arsitektur.
2) Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus water
Tight, Industrial Type IP
d. Lampu Penerangan
1) Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari
Arsitek dan disetujui oleh Direksi / Manajemen Konstruksi.
2) Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium.
3) Semua lampu penerangan type Flouresscent harus digantung dengan
menggunakan adjustable hanger.
4) Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC High
Impact Conduit.
Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus dilakukan
pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan
minimal 0,85.
Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standar dan peraturan yang berlaku dari
Jawatan Keselamatan Kerja atau standar/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.
Material
Material yang digunakan dalam sistem proteksi petir harus dalam keadaan baik
dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.
Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/MK sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak
sesuai dengan spesifikasi teknik ini akan ditolak.
Sistem proteksi petir yang dipakai adalah :
Sistem non radio aktif atau elektrostatik non konvesional.
c) Penghitung Sambaran :
Penghitung sambaran digunakan untuk menghitung jumlah sambaran yang
telah terjadi pada sistem proteksi petir tersebut.
d) Sistem Pembumian :
Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan
elektroda pembumian, bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan
pembumian secara berkala.
Elektroda pembumian :
Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod pejal dengan diameter tidak
kurang dari 20 mm dan panjang sekurang-kurangnya 6.000 mm dan harus
dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal dan harus diperoleh tahanan
pembumian setinggi-tingginya 5 Ohm.
Pemasangan / Pelaksanaan
Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dan spesifikasi pabrik.
a) Batang proteksi dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut angker
atau klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis
pada saat timbulnya sambaran petir.
b) Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan
konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.
c) Sambungan - sambungan :
Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan tidak
mudah terlepas.
Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat
adanya sambungan .
d) Pelindung mekanis :
Penghantar pembumian harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan
pipa uPVC tipe high impact.
Pengujian
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksi petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengujian terhadap instalasi sistem maupun pembumiannya.
Pengujian yang harus dilakukan :
a) Pengujian tahanan pembumian.
Ukuran tahanan dari pembumian dengan menggunakan metoda standar.
b) Pengujian kontinyuitas.
Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan
digunakan/dipasang, yaitu paling tidak penghantar dan elektroda pembumian yang
diminta dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh bahan ini adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Pemeriksaan
Sistem proteksi petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK untuk
memastikan dipenuhinya spesifikasi teknis ini. Semua bagian dari instalasi ini
harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK terlebih dahulu sebelum ditutup
atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat - syarat
spesifikasi teknis dan gambar-gambar harus segera diganti, tanpa biaya tambahan
pada Pemilik Proyek.
Surat Ijin
a) Kontraktor harus mempunyai SPJT – Surat Penanggung Jawab Teknik
golongan C yang dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor AKLI (Asosiasi
Kontraktor Listrik Indonesia).
b) Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan proteksi petir
ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah
dikerjakan.
Daftar Bahan/Material
Untuk semua bahan/material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi
daftar bahan/material yang menyebutkan : merek, tipe, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.
Tabel daftar bahan/material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang
berupa barang-barang produksi.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merek
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari bahan/material atau komponen
tertentu terutama untuk bahan-bahan/material-material listrik utama, maka Kontraktor
wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang
disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan
pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh
sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Pengawas/MK dan
Konsultan Perancang, maka dapat dipertimbangkan penggantian merek/tipe dengan
suatu sangksi tertentu kepada Kontraktor.
PASAL 21
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama,
bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap dan
baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari:
1.1. Alat-alat Sanitair :
a. Closet duduk
b. Meja cuci tangan (washtafel)
c. Floor Drain
d. Floor Clean Out (type lantai)
e. Tempat Handuk
f. Kaca Cermin
1.2. Sistem Air Bersih :
a. Pemipaan dari bak penampung bawah tanah melalui pompa penyalur (transfer pump)
sampai Tangki Air.
b. Pemipaan dari Tangki Air sampai alat-alat Sanitair.
1.3. Sistem Air Kotor dan Air Bekas.
a. Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, dan floor drain sampai ke
IPAL dan rembesan.
1.4. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar.
1.5. Sistem pembuangan pipa penguras dan over flow dari Top Reservoir ke selokan terdekat.
2. Persyaratan bahan dan peralatan
2.1. Alat-alat Sanitair : Merk : Toto setara
2.2. Sistem Air Bersih :
a. Pompa Penyalur (Transfer Pump)
Merk : grundfos
Type : Self Primming Multi Stage Centrifugal Pump
Daya Pompa :
Daya Motor : 1,1 KW
Head : 15 meter
Kapasitas : 8 m3/h
Kecepatan : 2900 rpm
Pipa : diameter 1 1/2"
Tenaga listrik : 220 volt
Banyaknya : 2 (dua) set
Pada pipa isap dilengkapi :
- Strainer : 1 buah
- Foot Valve : 1 buah
- Stop Valve : 1 buah
Pada pipa tekan dilengkapi :
- Stop Valve : 1 buah
- Check Valve : 1 buah
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.
Pompa dilengkapi dengan water level kontrol :
- 4 buah lower level, 2 untuk tanki atas & 2 tanki bawah
- 2 buah upper level, untuk tanki atas.
b. Pemipaan air bersih :
- Pipa
Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 class medium,
sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS./ SPINDO
- Fitting T6
Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized maleable iron 150 spi, screw
type.
- Valve.
Untuk valve sampai dengan diameter 2 1/2" dipergunakan bronze 150 spi, screw
end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron 150 spi, flanged and ex
KITAZAWA.
7. Dokumentasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi Tugas, Pemborong
diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi - dokumentasi berikut :
Gambar-gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang telah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas.
Buku Instruksi pemakaian dan pemeli-haraan untuk peralatan-peralatan.
Brosur-brosur (1 asli + 1 foto copy).
Berita Acara hasil testing pipa-pipa air.
PASAL 24
PEKERJAAN WATERPROOFING
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi dak beton, lantal KM, serta bagian-bagian yang dinyatakan
dalam gambar.
2. Persyaratan bahan
Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan seperti NJ-3, ASTM-828,
ATME, TAPP-1-083 dan 407.
Jenis bahan yang digunakan Bituthene Sheet 2000 untuk talang plat atap dan plat
atap.
Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan.
Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap. Perlindungan terhadap
waterproofing menggunakan screed (perbandingan I PC:3 PSR).
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Persiapan Permukaan
Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus benar-benar
bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari
tumpahan atau cipratan aduk dan dalam kondisi kering (baik dalam arti kata kering
leveling screed maupun kering permukaan).
Semua pertemuan 90 derajat atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul,
yaitu menutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air I PC:3 PSR atau seperti
tercantum dalam gambar kerja.
Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air I PC:3PSR dibentuk
menggunakan benang waterpas. arah kemiringannya (Arah kemiringan menuju ke
lubang-lubang talang dan floordrain sebesar 1 derajat)
Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus menggunakan
tulangan susut finemesh yang terpasang di tengah ketebalan screed dan dipasang harus
didatarkan terlebih dahulu sehingga tidak melengkung.
Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan diratakan
permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan roskam, digosok sedemikian rupa
dengan roskam tadi sehingga gelembung-gelembung udara yang terperangkap di dalam
adukan screed dapat keluar.
Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen sambil
digosok lagi dengan roskam besi sehingga merata. Setelah lapisan screed kering, tidak
boleh diaci.
Setelah kering udara kurang lebih 24 jam, screed baru ini harus dilindungi dari
kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya dengan
goni-goni rami yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal tujuh (7) hari dalam
kondisi cuaca cerah. Untuk cuaca buruk (hujan tidak termasuk dalam perhitungan waktu
pengeringan screed),
b. Lapisan Waterproofing
Lapisan Waterproofing harus dipasang mulai dari titik terendah ke arah titik
tertinggi.
Overlap antara lapisan minimum 65 mm dan/ atau sesuai spesifikasi pabrik.
Pemasangan langsung dari gulungan dengan seksama merata, ditekan dengan
roller secara menerus sehingga tidak terdapat gelembung udara. Roller mempunyal berat
kira-kira 35 kg. Dan lebar 70 cm. Di atas sepanjang delatasi, pelapisan waterproofing dua
kali.
Pelaksanaan waterproofing ini, harus dilindungi dari sengatan matahari dengan
menggunakan tenda-tenda.
Waterproofing yang sudah dipasang tidak boleh terinjak-injak apalagi oleh
sepatu. atau alas kaki yang tajam. Kontraktor harus melindungi dan melokalisir daerah
yang sudah terpasang waterproofing ini.
Pada daerah listplank beton, waterproofing harus dipasang mengikuti bentuk
listplank.
Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila teriadi huian dan melanjutkan
kemball setelah lokasi benar-benar kering.
c. Perbaikan Lapisan Waterproofing
Baglan darl lapisan waterproofing di atas kebocoran disobek secukupnya.
Lekatnya potongan lapisan waterproofing baru. sejauh minimal 150 mm ke segala arah
dihitung dari celah/ sobekan.
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengujian, dan permukaan harus kering betul.
d. Lapisan Pelindung
Setelah waterproofing terpasang, maka. di atas permukaan diberi pelindung
screed (perbandingan I PC:3 PSR), setebal 3 cm dengan menggunakan tulangan susut
finemesh yang terletak di tengah-tengah adukan screed.
Untuk mengatur jarak/ tebal screed, harus menggunakan beton decking setebal
1,5 cm, setiap jarak 0,5 in.
Permukaan screed ini dihaluskan dengan roskam pada saat kondisi screed
setengah kening dengan jalan menaburkan semen dan menggosongkan sehingga licin.
Setelah semua pemasang lapisan waterproofing dan sebelum pelaksanaan lapisan
pelindung, kontraktor melaksanakan, pengujian kebocoran terutama untuk permukaan
horizontal plat atap. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang tertutup
lapisan waterproofing hingga ketinggian air minimum 50 mm dan dibiarkan selama 3 x 24
jam.
Beri tanda bagian-bagian yang tidak sempurna atau. bocor. Untuk plat atap yang
miring harus, dibagi menjadi beberapa segmen agar genangan air tidak terlalu tinggi di
titik plat terendah,
Kontraktor wajib mengadakan pengamanan dan pelindung terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap, kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian kontraktor baik pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/ dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah selesai,
maka kontraktor harus memperbaiki/ mengganti bagian yang rusak tersebut sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini
adalah tanggung jawab kontraktor.
PASAL 25
BAHAN-BAHAN ALAT BANGUNAN
1. Tanah bangunan harus dicacah halus dan bersih dari daun serta kotoran-kotoran laìnnya.
2. Pasir urug harus bersih dari brongkalan-brongkalan tanah dan kotoran - kotoran lainnya.
3. Pasir pasang dan pasir beton harus berasal dari sungai, ketas, berbutir kasar, bersih dari
segala kotoran dan tak boleh mengndung lumpur, sedangkan untuk pekerjaan beton pasir harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam P81 1971.
4. Semen belau/portland semen untuk beton bertulang dan lain-lain digunakan PC buatan
dalam negeri yang mernenuhi syarat-sayarat yang ditentukan dalam PE3l 1971.
5. Kerikil harus kerikil pecah 2/3 harus memenuhi persyaratan (l P81 1971).
6. Satu belah gunung harus keras, tidak boleh berlubang - lubang bersíh dari segala kotoran
dengan ukuran 20 — 25 cm.
7. Batu merah harus bersih dan matang sedang ukurannya sedapat mungkin yang sama besar
dengan tebal paling sedikit 4 cm, lebar 12,5 cm, panjaing 26 cm, potongan batu pecah kurang 1/2
batu tidak boleh dipasang.
8. Tegel harus kualitas baik lepas dari cacat seperti retak - retak dan lain-lainnya.
9. Beton buis harus kualìtas baik, keras tidak bercacat seperti retak-retak dan lain-lainnya
10. Besi beton dan bendrat harus memenuhi syarat-syarat sebagai ketentuan dlalam P81 1971.
11. Air yang digunakan harus untuk campuran air bersih tidak mengandung unsur-unsur yang
merugikan pasangan.
12. Cat meni dan cat tembok harus digunakan cat yang baik atau merk yang ditentukan.
13. Alat-alat penggantung dan kunci harus digunakan barang yang berkualitas baik menurut
ketentuan dan mendapat persetujuan dari Direksi.
14. Bahan-bahan lain yang belurn diuraikan dalam RKS/bestek ini harus berkualitas baik
menurut persetujuan Direksi.
PASAL 26
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Meskipun dalam bestek ini, pada uraian pekerjaan dan uraian bahan tidak dinyatakan, tetapi
disebutkan dalam penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) mengenai bagian pekerjaan yang termasuk
harus dikerjakan oleh pemborong maka bagian tersebut dianggap ada dan dimuat dalam bestek.
2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan bangunan ini, tetapi tidak diuraikan
atau tidak dimuat dalam bestek ini, tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong.
3. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas pemborong diwajibkan pula mengurus :
a. Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Keterangan Rencana Kota (KRK) dari
Pemda setempat.
b. Penyambungan Air Bersih.
c. Penyambungan Daya Listrik.
d. Penyambungan Telephone.
e. Surat-surat bukti keer listrik/ pengetesan dari PLN dan pengetesan yang diperlukan.
4. Sebelum penyerahan pertama , pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan
semua yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
5. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan
bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyuelesaikan
pekerjaan sebaik mungkin
PASAL 27
PENUTUP
1. Tim teknis / Pengawas lapangan berhak untuk menolak bahan bangunan yang didatangkan
yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, jika tidak sesuai dengan syarat-syarat
tersebut diatas.
2. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini, akan
diberikan pada saat pemberian penjelasan pekerjaan dan juga oleh Tim Teknis/MK/Pengawas
Lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Semua pekerjaan yang termasuk pekerjaan yang dilaksanakan, tetapi tidak dijelaskan dalam
uraian dan syarat-syarat teknis ini, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh pemborong.
Gambar rencana kerja dan syarat-syarat teknis serta Risalah Berita Acara Pemberian Penjelasan
Pekerjaan, merupakan satu kesatuan yang sifatnya saling melengkapi dan mengikat.
Semarang,............................2013
Mengetahui & Menyetujui Konsultan Perencana
Pejabat Pembuat Komitmen CV. ARETAS
Keterangan (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga Satuan dan
Lump Sum)
1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.
2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan
kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana
diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi,
laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung
jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.
4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari
apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak
harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.
6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan
penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:
Daftar Kuantitas (Bill Of Quantities) dijilid terpisah dari buku ini dan tetap menjadi satu kesatuan
yang mengikat di dalam dokumen pengadaan ini.
BAB XIV. BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)
Kepada Yth.
......................
di ......................
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor ...................... tanggal ......................
perihal ...................... dengan [nilai penawaran/penawaran terkoreksi] sebesar Rp......................
(............................................) kami nyatakan diterima/disetujui.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan
untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Anda untuk menerima penunjukan
ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Anda, akan dikenakan sanksi sesuai
ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa.
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ......................
Tembusan Yth. :
1. ...................... [PA/KPA K/L/D/I]
2. ...................... [APIP K/L/D/I]
3. ...................... [Pokja ULP]
......... dst
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor: ......................
Paket Pekerjaan: ......................
berdasarkan Surat Perjanjian ...................... nomor ...................... tanggal ......................, bersama ini
memerintahkan:
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
4. Waktu penyelesaian: selama ___ (......................) hari kalender/bulan/tahun dan pekerjaan harus sudah
selesai pada tanggal ......................
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ......................
[tanda tangan]
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih
domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri .......................................
Dikeluarkan di : …………………………
Pada tanggal : ......................................
[Bank]
Materai Rp.6000,00
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ............................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
Dikeluarkan di : ..........................
Pada tanggal : ...............................
[Bank]
Materai Rp.6000,00
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ............................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang Muka yang
sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen
Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan
sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di : ...............................
Pada tanggal : ...........................
[Bank]
Materai Rp.6000,00
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas
dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No .
................................. tanggal ...............................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (............................) hari kalender dan efektif mulai dari
tanggal ......................... sampai dengan tanggal ......................
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan
sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu
disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH
Perdata. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ...............................
pada tanggal .................................
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
................................................. ......................................
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ............................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan
dalam Dokumen Kontrak.
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima
Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri ................................
Dikeluarkan di : ................................
Pada tanggal : ...........................
[Bank]
Materai Rp.6000,00
JAMINAN PEMELIHARAAN
Dikeluarkan di ...........................
pada tanggal .................................
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
................................................. .......................................