Anda di halaman 1dari 155

DOKUMEN PENGADAAN

Nomor :
Tanggal :

untuk
Pengadaan
Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta TA 2013

Panitia Pengadaan
DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

0
PROPINSI JAWA TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2013

1
BAB I. UMUM

A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut :

- Pekerjaan Konstruksi : seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud
fisik lainnya;
- HPS : Harga Perkiraan Sendiri;
- Kemitraan / Kerja Sama Operasi (KSO) : kerja sama usaha antar penyedia yang masing
masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;
- LDP : Lembar Data Pengadaan;
- LDK : Lembar Data Kualifikasi;
- ULP : Unit Layanan Pengadaan;
- K/L/D/I : Kementrian / Lembaga / Satuan Kerja Perangkat Daerah /
Institusi
- Pokja Pengadaan : Kelompok Kerja yang berfungsi untuk melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa;
- PA : Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian / Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada
Institusi lain Pengguna APBN/APBD.
- KPA : Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditetapkan
oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan
oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
- PPK : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan;
- SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
- SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja
- LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja
K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem
pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.
- Aplikasi SPSE : Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik
(SPSE) berbasis web yang terpasang di server LPSE yang
dapat diakses melalui website LPSE
C. Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana
tercantum dalam LDP.
D. Pelelangan Umum ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan
usaha atau kemitraan/KSO .

2
BAB II. PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI

PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI


Nomor :

Panitia Pengadaan pada Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBN Dinas Peternakan & Kesehatan
Hewan Provinsi Jawa Tengah akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan
pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara elektronik sebagai berikut:

1. Paket Pekerjaan
Nama paket pekerjaan : Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta TA 2013
Lingkup pekerjaan : Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta TA 2013
Nilai total HPS : 1.697.578.000,00
Sumber pendanaan : APBN 2013

2. Persyaratan Peserta
Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan :
1. Kualifikasi Kecil,
2. Memiliki IUJK, SBU yang sah dan masih berlaku, Bidang Arsitektural Sub Bidang
Bangunan - bangunan non perumahan lainnya termasuk perawatannya.
dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik
(LPSE).

3. Pelaksanaan Pengadaan
Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website LPSE

4. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan


Jadwal dapat dilihat pada website LPSE

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian.


Semarang,…………………2013

TTD,

Panitia Pengadaan

3
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

1. Lingkup Pekerjaan 1.1 Panitia Pengadaan mengumumkan kepada para peserta untuk
menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan Pembangunan
Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta Provinsi Jawa Tengah

1.2 Nama paket pekerjaan adalah Pembangunan Fasilitasi Bangunan


RPH Surakarta Provinsi Jawa Tengah dan lingkup pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.3 Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan


pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP,
berdasarkan syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan mutu
sesuai spesifikasi teknis dan harga sesuai kontrak.

2. Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN 2013

3. Peserta Pelelangan 3.1 Pelelangan Umum penyedia pekerjaan konstruksi ini terbuka dan
Umum dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usaha,
kemitraan/KSO yang memenuhi kualifikasi.

3.2 Dalam hal peserta akan atau sedang melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing maka peserta harus
memiliki Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut.

3.3 Untuk nilai pekerjaan di bawah Rp.100.000.000.000,00 (seratus


miliar rupiah) maka kemitraan/KSO harus diwakili oleh perusahaan
nasional.

3.4 Peserta kemitraan/KSO dilarang untuk mengubah Perjanjian


Kemitraan/Kerja Sama Operasi.

4. Larangan Korupsi, 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban
Kolusi, dan untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan
Nepotisme (KKN) sebagai berikut:
serta Penipuan a. berusaha mempengaruhi anggota Panitia Pengadaan dalam
bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi keinginan peserta
yang bertentangan dengan Dokumen Pengadaan, dan/atau
peraturan perundang-undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur
hasil Pelelangan Umum, sehingga mengurangi/ menghambat/
memperkecil/ meniadakan persaingan yang sehat dan/atau
merugikan pihak lain;
4
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Pengadaan ini.

4.2 Peserta yang menurut penilaian Panitia Pengadaan terbukti


melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.1
dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses Pelelangan
Umum atau pembatalan penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.
4.3 Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Panitia Pengadaan kepada
PA/KPA.

5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya, dilarang
Pertentangan memiliki/melakukan peran ganda atau terafiliasi.
Kepentingan
5.2 Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1 antara lain meliputi:
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris suatu Badan
Usaha tidak boleh merangkap sebagai anggota Direksi atau
Dewan Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang menjadi
peserta pada Pelelangan yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan perencana
menjadi Penyedia Pekerjaan Konstruksi atau menjadi konsultan
pengawas untuk pekerjaan fisik yang direncanakannya, kecuali
dalam pelaksanaan Kontrak Terima Jadi (turn key contract) atau
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan pengawas
menjadi Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan fisik
yang diawasi, kecuali dalam pelaksanaan Kontrak Terima Jadi
(turn key contract) atau Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu K/L/D/I atau anak
perusahaan pada BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan dan
bersaing dengan perusahaan lainnya, merangkap sebagai anggota
Panitia Pengadaan atau pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan.

5.3 Afiliasi sebagaimana dimaksud pasal 5.1 adalah keterkaitan


hubungan, baik antar peserta, maupun antara peserta dengan PPK
dan/atau anggota Panitia Pengadaan yang antara lain meliputi:
a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai
dengan derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b. PPK dan/atau anggota Panitia Pengadaan, baik langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan
peserta;
c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik
langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang saham dan/atau salah
satu pengurusnya sama.

5.4 Pegawai K/L/D/I dilarang menjadi peserta kecuali cuti diluar


tanggungan K/L/D/I.
5
6. Pendayagunaan 6.1 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang
Produksi Dalam mengutamakan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia
Negeri oleh tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.2 Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimungkinkan


menggunakan bahan baku, tenaga ahli, dan perangkat lunak yang
tidak berasal dari dalam negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar
mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat
diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang
masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi di dalam
negeri dan/atau spesifikasi teknis bahan baku yang diproduksi
di dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya
sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di
dalam negeri, seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi,
perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk
mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat
diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang
nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal
mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli
asing tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang
dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

7. Satu Penawaran 7.1 Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota
Tiap Peserta kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk
satu paket pekerjaan.

7.2 Setiap peserta yang termasuk dalam kemitraan/KSO dilarang


menjadi peserta baik secara sendiri maupun sebagai
anggotakemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan yang sama.

B. Dokumen Pengadaan

8. Isi Dokumen 8.1 Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen Pengadaan dan
Pengadaan Dokumen Kualifikasi.

8.2 Dokumen Pengadaan meliputi:


a. Umum
b. Pengumuman
c. Instruksi Kepada Peserta;
d. Lembar Data Pengadaan;
e. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO);
4) Dokumen Penawaran Teknis;
6
5) Jaminan Penawaran;
f. Bentuk Surat Perjanjian;
g. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
h. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
i. Spesifikasi Teknis, dan Gambar;
j. Daftar Kuantitas;
k. Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Sanggahan Banding;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) Jaminan Uang Muka;
6) Jaminan Pemeliharaan.

8.3 Isi Dokumen Kualifikasi meliputi:


a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Formulir Isian Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi;

9. Bahasa Dokumen Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi tertulis dalam


Pengadaan proses Pengadaan menggunakan Bahasa Indonesia.

10. Pemberian 10.1 Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui


Penjelasan aplikasi SPSE pada waktu yang ditentukan oleh Panitia
Pengadaan kepada peserta yang terdaftar.

10.2 Ketidakikutsertaan peserta pada saat pemberian penjelasan


tidak dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan
penawaran.

10.3 Apabila dipandang perlu, Panitia Pengadaan melalui


Aanwijzer atau tim teknis yang ditunjuk, dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan
lapangan. Biaya peninjauan lapangan ditanggung oleh
peserta.

10.4 Catatan tentang Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen


Pengadaan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari Panitia
Pengadaan , dapat dilihat melalui aplikasi SPSE. Jika
dilaksanakan penjelasan lapangan dapat dibuat Berita Acara
Penjelasan Lanjutan (BAPL) yang diunggah dalam website
LPSE dan dapat dilihat melalui aplikasi SPSE.

10.5 Apabila terdapat hal-hal/ketentuan baru atau perubahan


penting yang perlu ditampung, maka Panitia Pengadaan
menuangkan ke dalam Adendum Dokumen Pengadaan yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

10.6 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak


dituangkan dalam Adendum Dokumen Pengadaan, maka
ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap tidak ada
dan ketentuan yang berlaku adalah Dokumen Pengadaan
7
awal.

10.7 Peserta dapat mengunduh Adendum Dokumen Pengadaan


yang diunggah Panitia Pengadaan pada aplikasi SPSE.

11. Perubahan 11.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir waktu
Dokumen pemasukan penawaran, Panitia Pengadaan dapat menetapkan
Pengadaan Adendum Dokumen Pengadaan, berdasarkan informasi baru
. yang mempengaruhi substansi Dokumen Pengadaan.

11.2 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang


tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

11.3 Pengumuman Adendum Dokumen Pengadaan dapat dilihat


pada website LPSE 2 (dua) hari sebelum batas akhir
pemasukan penawaran.

12. Perubahan Waktu Panitia Pengadaan dapat melakukan perubahan waktu pada setiap
tahapan lelang dengan menyertakan alasan perubahan.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran

13. Biaya dalam 13.1 Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan
Penyiapan penyampaian penawaran.
Penawaran
13.2 Panitia Pengadaan tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun
yang ditanggung oleh peserta.

14. Bahasa Penawaran 14.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa
Indonesia.

14.2 Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen Penawaran


dapat menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa asing.

14.3 Dokumen penunjang yang berbahasa asing perlu disertai penjelasan


dalam Bahasa Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaanpenafsiran,
maka yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa Indonesia.

15. Dokumen Dokumen Penawaran, meliputi:


Penawaran A. Dokumen Administrasi terdiri dari :
a. Hasil pemindaian (scan) surat penawaran yang didalamnya
mencantumkan;
1) tanggal;
2) masa berlaku penawaran;
3) harga penawaran;
4) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan; dan
b. Hasil pemindaian (scan) Jaminan Penawaran.
c. Hasil pemindaian surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila ada) ;
d. Hasil pemindaian surat kuasa (apabila ada)

B. Dokumen Teknis, terdiri dari :


1) Metode pelaksanaan;
Metode Pelaksanaan; harus menggambarkan pemahaman dan
8
penguasaan pekerjaan mulai pekerjaan persiapan s.d.
pekerjaan akhir; sekurang - kurangnya berisi bahasan
tentang :
a. Rencana persiapan penanganan pekerjaan.
b. Rencana penanganan pekerjaan utama dan atau pekerjaan
spesifik.
c. Rencana penanganan masa pemeliharaan.
d. Rencana Penanganan Pelaksanaan K3 ( Kesehatan dan
Keselamatan Kerja )

2) jadwal waktu pelaksanaan;


Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule), Jadual
pengadaan material, jadual pendatangan tenaga kerja; waktu
pelaksanaan tidak lebih lama dari jangka waktu yang
ditentukan dalam dokumen lelang dan menggambarkan
pemahaman tahapan pekerjaan serta urutan jenis pekerjaan
secara teknis dapat dilaksanakan. Dibuat dalam bentuk bar
chart ‘S curve’ dan Network Planning.

3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan;


Lihat di LDP bab IV

4) spesifikasi teknis;
Lihat di Lembar lampiran Bab VI form 2

5) daftar personil inti;


Lihat di LDP bab IV

6) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan;


Lihat di LDP bab IV

C. Dokumen Biaya terdiri dari :


1) Rekapitulasi Biaya
2) Daftar kuantitas dan harga (RAB),
3) Daftar Harga Satuan Pekerjaan
4) Daftar Harga satuan Bahan, Upah dan Alat
5) analisa harga satuan;

D.Data Isian Kualifikasi;

16. Harga Penawaran 16.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.

16.2 Untuk kontrak lumpsum, peserta mencantumkan harga satuan


untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan dalam daftar kuantitas
dan harga.

16.3 Biaya overhead dan keuntungan serta semua pajak, bea, retribusi,
ijin mendirikan bangunan dan pungutan lain serta biaya asuransi
yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi ini diperhitungkan dalam total harga
penawaran.

9
16.4 Harga penawaran dilakukan pembulatan dalam ribuan.

17. Mata Uang 17.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang
Penawaran dan sebagaimana tercantum dalam LDP.
Cara Pembayaran
17.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan
cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

18. Masa Berlaku 18.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.
Penawaran dan
Jangka Waktu 18.2 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum akhir
Pelaksanaan masa berlakunya penawaran, Panitia Pengadaan dapat meminta
kepada seluruh peserta secara tertulis untuk memperpanjang
masa berlakunya penawaran tersebut dalam jangka waktu
tertentu. Konfirmasi perpanjangan dapat dilakukan secara
elektronik, Peserta Pengadaan dapat menyampaikan konfirmasi
secara elektronik melalui e-mail.

18.3 Peserta dapat:


a. menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah penawaran;
b. menolak permintaan tersebut dan dapat mengundurkan diri
secara tertulis dengan tidak dikenakan sanksi.

18.4 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak


melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP.

19. Bentuk Dokumen Dokumen Penawaran disampaikan dalam bentuk softcopy berupa file
Penawaran yang telah dienkripsi dianggap telah ditandatangani oleh peserta
pengadaan.

20. Pakta Integritas 20.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan
dan akan melaporkan terjadinya kolusi, korupsi, dan nepotisme
(KKN) dalam pengadaan pekerjaan konstruksi.

20.2 Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu paket


pekerjaan melalui aplikasi SPSE, maka Penyedia barang/jasa
dianggap telah menandatangani Pakta Integritas.

21. Pengisian Dokumen 21.1 Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan
Isian Kualifikasi mengisi Isian Data Kualifikasi dalam aplikasi SPSE.

21.2 Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap telah disetujui dan
ditandatangani oleh peserta pengadaan:

22. Jaminan 22.1 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam mata uang
Penawaran penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.

22.2 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuansebagai berikut:


a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan atau
perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Menteri
Keuangan;
10
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai nominal
sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan
huruf;
c. nama Panitia Pengadaan yang menerima Jaminan Penawaran
sama dengan nama Panitia Pengadaan yang mengadakan
pelelangan;
d. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan
yang dilelangkan;
e. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan
wanprestasi dari Panitia Pengadaan diterima oleh Penerbit
Jaminan;
f. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja
Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan
kemitraan/KSO.

22.3 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang akan dikembalikan


setelah pemenang lelang menyerahkan Jaminan Pelaksanaan.

22.4 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak ditetapkan sebagai


pemenang lelang akan dikembalikan setelah pengumuman
pemenang lelang.

22.5 Jaminan Penawaran akan disita apabila:


a. peserta terlibat KKN;
b. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 tidak
bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
c. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 setelah
dilakukanevaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat diterima;
atau
d. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.

D. Pemasukan Dokumen Penawaran

23. Penyampulan dan 23.1 Penyampulan Dokumen Penawaran dengan menggunakan metode
Penandaan Sampul 1 (satu) file.
Penawaran 23.2 Dokumen penawaran terdiri dari:
a. Penawaran administrasi;
b. Penawaran teknis;
c. Penawaran harga; dan
d. Dokumen Isian Kualifikasi

11
23.3 File disandikan dengan Aplikasi Pengaman Dokumen
(APENDO).

23.4 Peserta wajib mengetahui dan mengikuti ketentuan penggunaan


APENDO yang tersedia pada aplikasi APENDO.

24. Penyampaian 24.1 Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran kepada Panitia


Dokumen Pengadaan
Penawaran a. Pertama-tama, mengirimkan data kualifikasi melalui melalui
aplikasi SPSE;
b. Dilanjutkan dengan mengunggah file penawaran terenkripsi
melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal yang ditetapkan .

24.2 Peserta hanya dapat menyampaikan Dokumen Penawaran kepada


Panitia Pengadaan melalui aplikasi SPSE.

24.3 Peserta dapat mengirim data kualifikasi dan mengunggah file


penawaran secara berulang sebelum batas akhir waktu pemasukan
Dokumen Penawaran. Data kualifikasi dan file penawaran
terakhir akan menggantikan data dan file yang telah terkirim
sebelumnya.

25. Batas Akhir Waktu Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui aplikasi SPSE
Pemasukan kepada Panitia Pengadaan paling lambat pada waktu yang ditentukan
Penawaran oleh Panitia Pengadaan

26. Penawaran Setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran, Aplikasi SPSE akan
Terlambat menolak setiap penawaran yang akan dikirim.

E. Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

27. Pembukaan 27.1 Pada tahap pembukaan penawaran, Panitia Pengadaan


Penawaran mengunduh dan melakukan dekripsi file penawaran dengan
menggunakan APENDO sesuai waktu yang telah ditetapkan.

27.2 Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka (didekripsi),


Panitia Pengadaan menyampaikan file penawaran tersebut
kepada LPSE untuk mendapat keterangan bahwa file yang
bersangkutan tidak dapat dibuka. Selanjutnya Panitia Pengadaan
menetapkan penawaran tidak memenuhi syarat. Apabila dapat
dibuka, maka Panitia Pengadaan akan melanjutkan proses atas
penawaran yang bersangkutan

27.3 Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka
pelelangan dinyatakan gagal.

27.4 Penawaran masuk yang dimaksud butir 27.3 adalah dokumen


penawaran yang berhasil dibuka, yang terdiri dari data kualifikasi
dan penawaran administrasi, teknis dan harga.
27.5 Panitia Pengadaan tidak boleh menggugurkan penawaran pada
waktu pembukaan penawaran kecuali untuk file penawaran yang
sudah dipastikan tidak dapat dibuka berdasarkan keterangan
LPSE

12
28. Evaluasi 28.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur, mengacu
Penawaran kontrak lump-sum
28.2 Sebelum evaluasi penawaran, untuk kontrak harga satuan atau
kontrak gabungan harga satuan dan lump sum dilakukan koreksi
aritmatik dengan ketentuan.
a. volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga disesuaikan dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan;
b. apabila terjadi  kesalahan hasil perkalian antara volume
dengan harga satuan pekerjaan, maka dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan
tidak boleh diubah; dan
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain dan harga
satuan pada daftar kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong.
28.3 Hasil koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak lump sum yang
melampirkan daftar kuantitas dan harga hanya dilakukan untuk
menyesuaikan volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga dengan yang tercantum harga satuan
dapat mengubah dalam dokumen pengadaan tanpa mengubah
nilai penawaran.
28.4 Panitian pengadaan memasukkan memasukkan hasil penawaran
pada aplikasi SPSE.
28.5 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh Panitia
Pengadaan untuk mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang
memenuhi syarat yang dimulai dengan penawaran terendah.
28.6 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga)
penawar yang menawar harga kurang dari HPS maka proses
lelang tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi penawaran.
28.7 Panitia Pengadaan melakukan evaluasi penawaran yang meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.
d. evaluasi dokumen isian kualifikasi
28.8Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut:
a. Panitia Pengadaan dilarang menambah, mengurangi,
mengganti dan/atau mengubah isi Dokumen Pengadaan ini;
b. Panitia Pengadaan dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi Dokumen
Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang
sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi teknis
yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini, tanpa ada
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pengadaan ini yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja
pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang
akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau
tidak adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi
13
kepada Panitia Pengadaan selama proses evaluasi;
f. Panitia Pengadaan dilarang menggugurkan penawaran
dengan alasan:
1) Ketidakikutsertaan peserta dalam pemberian penjelasan;
dan/atau
2) kesalahan yang tidak substansial, misalnya surat
penawaran tidak berkop perusahaan;
g. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan
usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, Panitia Pengadaan
dan/atau PPK, dengan tujuan untuk memenangkan salah satu
peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta
lain yang terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan
peserta lainnya yang tidak terlibat (apabila ada); dan
3) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud pada
angka 2), maka pelelangan dinyatakan gagal.

28.9 Evaluasi Administrasi:


a. evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap
hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi;
b. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi,
apabila:
1) syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan
Dokumen Pengadaan ini dipenuhi/dilengkapi;
2) surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a) jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak
kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam
LDP;
b) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan
tidak melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP; dan
c) bertanggal;
3) Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a) diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan
atau perusahaan asuransi yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
b) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir
pemasukan penawaran dan masa berlakunya tidak
kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam
LDP;
c) nama peserta sama dengan nama yang tercantum
dalam Jaminan Penawaran;
d) besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari
nilai sebagaimana tercantum dalam LDP;
e) besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam
angka dan huruf;
f) nama Panitia Pengadaan yang menerima Jaminan
Penawaran sama dengan nama Panitia Pengadaan
yang mengadakan pelelangan;
g) paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket
14
pekerjaan yang dilelangkan;
h) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa
syarat (unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja,
setelah surat pernyataan wanprestasi dari Panitia
Pengadaan diterima oleh Penerbit Jaminan;
i) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan
(Kerja Sama Operasi/KSO) harus ditulis atasnama
perusahaan kemitraan/KSO;
j) substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan
Penawaran telah dikonfirmasi dan diklarifikasi
secara tertulis oleh Panitia Pengadaan kepada
penerbit jaminan. Dalam hal penyedia barang/jasa
hanya mengirimkan softcopy jaminan penawaran
dan tidak mengirimkan jaminan penawaran asli,
penyedia barang/jasa tersebut tidak dapat
digugurkan dalam tahap evaluasi administrasi jika
hasil konfirmasi kepada penerbit jaminan
menyatakan bahwa jaminan tersebut dapat
dicairkan.;
c. Panitia Pengadaan dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-
hal yang kurang jelas dan meragukan;
d. peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan
dengan evaluasi teknis;
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi teknis;
f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka pelelangan dinyatakan gagal.
g. Panitia Pengadaan memasukan hasil evaluasi administrasi
pada aplikasi SPSE, termasuk alasan ketidaklulusan peserta
dalam evaluasi administrasi.

28.10 Evaluasi Teknis:

a. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang


ditetapkan;
b. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan
ketentuan:
1) Panitia Pengadaan menilai persyaratan teknis minimal
yang harus dipenuhi dengan membandingkan pemenuhan
persyaratan teknis sebagaimana tercantum dalam LDP;
2) penilaian persyaratan teknis dilakukan terhadap:
a) Metoda Pelaksanaan
Metoda pelaksanaan dinyatakan memenuhi persyaratan
apabila :

(1) Rencana Penanganan Pekerjaan Persiapan


Menggambarkan secara jelas penempatan direksi
keet dan gudang, mobilisasi dan penempatan alat
bantu kerja (peralatan utamanya apa dan dari mana),
mobilisasi barang/material (yang utama saja, dari
mana serta cara pemesanan), mobilisasi tukang dan
pekerja dll sehingga dapat diketahui jumlah dan
15
macam kebutuhannya, diyakini menggambarkan
penguasaan penawar untuk melaksanakan pekerjaan.
Hasil evaluasi :
 Tidak ada bahasan dinyatakan gugur.
 Tidak menggambarkan penguasaan pelaksanaan
pekerjaan dinyatakan gugur.

(2) Rencana Penanganan pekerjaan utama dan/atau


pekerjaan spesifik.
Menggambarkan secara jelas teknis-teknis
pemasangan pekerjaan utama dan/atau pekerjaan
spesifik (contoh : pek. Interior, pek. Elektrikal, pek.
struktur, dlsb). Menjelaskan peralatan dan material
yang digunakan dsb. Dituangkan dalam uraian
singkat dan sketsa-sketsa. Diyakini menggambarkan
penguasaan penawar untuk melaksanakan pekerjaan.
Hasil evaluasi :
 Tidak ada bahasan dinyatakan gugur.
 Tidak menggambarkan penguasaan pelaksanaan
pekerjaan dinyatakan gugur.

(3) Rencana penanganan masa pemeliharaan.


Menjelaskan rencana penanganan terhadap
penyempurnaan pekerjaan, sehingga dapat
terpelihara seperti pada saat diserahterimakan,
selama masa pemeliharaan. Dituangkan dalam
uraian singkat, kalau memungkinkan dijelaskan
pekerjaan rutin dalam jangka waktu tertentu.
Diyakini menggambarkan penguasaan penawar
dalam memelihara hasil pekerjaan.
Hasil evaluasi :
 Tidak ada bahasan dinyatakan gugur.
 Tidak menggambarkan penguasaan pelaksanaan
pemeliharaan pekerjaan dinyatakan gugur.

(4) Penanganan Pelaksanaan K3 (Kesehatan Dan


Keselamatan Kerja)
Rencana penanganan K3 selama pelaksanaan
pekerjaan, diuraikan singkat yang diyakini
menggambarkan penguasaan penawar dalam
melaksanakan program K3
Hasil evaluasi :
 Tidak ada bahasan dinyatakan gugur.
 Tidak menggambarkan penguasaan pelaksanaan
program K3 dinyatakan gugur.

b) Jadual Waktu pelaksanaan


Jadual waktu pelaksanaan dinyatakan memenuhi
persyaratan apabila tidak lebih lama dari jangka waktu
yang ditentukan dalam dokumen lelang dan urutan jenis
pekerjaan secara teknis dapat dilaksanakan. Dibuat
dalam bentuk bar chart ‘S curve’ dan Network
Planning, serta dapat diketahui kapan masing-masing
pekerjaan dimulai dan kapan selesai. Tahapan dan
16
perhitungan kebutuhan waktu tiap tahapan diyakini
menggambarkan penguasaan penawar dalam
melaksanakan pekerjaan.
Hasil evaluasi :
 Tidak ada jadual / tidak lengkap dinyatakan gugur.
 Tidak ada bar chart ‘S curve’ dan/atau Network
Planning dinyatakan gugur.
 Urutan jenis pekerjaan secara teknis tidak dapat
dilaksanakan dinyatakan gugur.
 Jadual waktu melebihi dari jangka waktu yang
ditentukan dalam dokumen lelang dinyatakan gugur.

c) Spesifikasi Teknis
Penawar menjamin pemenuhan seluruh spesifikasi yang
ditetapkan dalam dokumen pengadaan. Spesifikasi
teknis tiap material / bahan yang ditawarkan terdapat
data lengkap mengenai jenis, tipe, merk yang disertai
brosur-brosur (Brosur yang wajib dilampirkan dapat
dilihat dalam Bab VI form 7).
Hasil evaluasi :
 Tidak ada daftar spesifikasi teknis yang
ditawarkan dinyatakan gugur.
 Ada daftar tapi kualitas satu atau lebih
bahan/material tidak sesuai dan atau dibawah
kualitas yang disyaratkan dalam dokumen
pengadaan dinyatakan gugur.
 Ada daftar tapi tidak lengkap data mengenai
jumlah, jenis, tipe, merk dan tidak lengkap
brosurnya dinyatakan gugur.

d) Jenis, Kapasitas, dan Jumlah Peralatan


Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila
jenis, kapasitas dan jumlah peralatan minimal yang
disediakan oleh penawar sesuai dengan yang ditetapkan
dalam dokumen lelang.
Hasil evaluasi :
 Tidak ada daftar peralatan yang disediakan
dinyatakan gugur.
 Ada daftar tapi kurang dari yang disyaratkan dalam
dokumen lelang dinyatakan gugur.
 Ada daftar tapi tidak lengkap data mengenai jenis
kapasitas, jumlah dan status kepemilikan dinyatakan
gugur.
 Tidak ada bukti kepemilikan/sewa masing-masing
peralatan dinyatakan gugur.

e) Personil Inti
Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan apabila
personil inti yang akan ditempatkan secara penuh
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam
dokumen lelang. Terdapat data mengenai jumlah,
kualitas, SKA/SKT, status pegawai secara lengkap.
Sistem koordinasi dan penugasan antar personil
lapangan pada penyedia jasa dituangkan dalam bentuk
17
bagan organisasi serta uraian ringkas untuk standar
baku penanganan pekerjaan, tindak lanjut apabila
terjadi permasalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan
diyakini menggambarkan penguasaan penawar untuk
melaksanakan pekerjaan.

Hasil evaluasi :
 Tidak ada daftar personil inti yang ditugaskan
dinyatakan gugur.
 Ada daftar tapi kurang dari jumlah minimal yang
disyaratkan dalam dokumen lelang dinyatakan
gugur.
 Ada daftar tapi salah satu personil yang disampaikan
tingkat pendidikannya atau pengalaman kerjanya
kurang dari yang dipersyaratkan dalam dokumen
pengadaan dinyatakan gugur.
 Ada daftar tapi salah satu SKA/SKT tenaga ahli
tidak sesuai kualifikasinya dinyatakan gugur.
 Ada daftar tapi salah satu atau lebih SKA/SKT
tenaga ahli masa berlakunya habis, dinyatakan
gugur.
 Tidak dilampiri daftar riwayat
hidup/ijazah/SKA/SKT yang sah dinyatakan gugur.
 Tidak dilampiri surat penugasan masing-masing
personil dinyatakan gugur.
 Tidak ada bagan organisasi dan/atau penjelasannya
dinyatakan gugur.
 Ada bagan organisasi dan penjelasannya tetapi tidak
menggambarkan penguasaan pelaksanaan pekerjaan
dinyatakan gugur.

f) Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan;


Penawar menjamin bagian-bagian pekerjaan yang wajib
disubkontrakkan sesuai yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan. Dilampiri dengan surat dukungan
dan referensi dari masing-masing sub kontraktor.
Hasil evaluasi :
 Tidak ada daftar subkontraktor yang ditawarkan
dinyatakan gugur.
 Ada daftar tapi satu atau lebih bagian pekerjaan
yang dilarang disubkontraktorkan justru
disubkontraktan dinyatakan gugur.
 Ada daftar tapi tidak lengkap data mengenai nama
perusahaan subkontrak dan bagian pekerjaannya
dinyatakan gugur.
 Tidak dilampiri surat dukungan dan referensi
masing-masing sub kontraktor dinyatakan gugur.

3) Panitia Pengadaan dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi


untuk bahan/alat tertentu sebagaimana tercantum dalam
LDP;
4) Apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang
kurang jelas atau meragukan, Panitia Pengadaan
melakukan klarifikasi dengan peserta. Dalam klarifikasi
18
peserta tidak diperkenankan mengubah substansi
penawaran. Hasil klarifikasi dapat menggugurkan
penawaran;

c. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke


tahap evaluasi harga;
d. apabila peserta yang lulus evaluasi teknis kurang dari 3 (tiga),
maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi harga;
e. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka
pelelangan dinyatakan gagal.

Panitia Pengadaan memasukkan hasil evaluasi teknis pada


aplikasi SPSE, termasuk alasan ketidaklulusan peserta dalam
evaluasi teknis

28.11Evaluasi Harga:
a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok
atau penting, dengan ketentuan:
1) total harga penawaran atau penawaran terkoreksi
dibandingkan terhadap nilai total HPS:
a. apabila total harga penawaran atau penawaran
terkoreksi melebihi nilai total HPS, dinyatakan
gugur; dan
b. apabila semua harga penawaran atau penawaran
terkoreksi di atas nilai total HPS, pelelangan
dinyatakan gagal;
2) Mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak
tertulis dilakukan klarifikasi dan kegiatan tersebut harus
tetap dilaksanakan. Harganya dianggap termasuk dalam
harga satuan pekerjaan lainnya.
3) Untuk kontrak Lump Sum:
a. Bila ada perbedaan antara penulisan nilai harga
penawaran antara angka dan huruf maka nilai yang
diakui adalah dalam tulisan dan huruf
c. Bila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas
sedangkan huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui
adalah nilai dalam tulisan angka
d. Bila penawaran dalam angka dan huruf tidak jelas
maka penawaran dinyatakan gugur.
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam negeri
berbeda dibandingkan dengan perkiraan Panitia
Pengadaan;
2) klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran
dibawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS dengan
ketentuan:
a) apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang
lelang, harus bersedia untuk menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai
total HPS; dan
b) apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia
menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan, maka
penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran
19
disita untuk negara serta dimasukkan dalam Daftar
Hitam.
c. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar
akibat terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi
pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan), maka pelelangan
dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat dimasukkan dalam
Daftar Hitam.
d. Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga
penawaran yang sama, maka Panitia Pengadaan memilih
peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan
hal ini dicatat dalam Berita Acara.
e. Panitia Pengadaan menyusun urutan 3 (tiga) penawaran
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
(apabila ada).

29. Evaluasi 29.1 Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang serta calon
Kualifikasi pemenang cadangan 1 dan 2 apabila ada.
29.2 Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode
penilaian sistem gugur.
29.3 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Kualifikasi.
29.4 Apabila calon pemenang lelang serta pemenang cadangan 1 dan 2
(apabila ada) tidak lulus evaluasi kualifikasi, maka dilakukan
evaluasi kualifikasi terhadap penawar ranking berikutnya.

30. Pembuktian 30.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang memenuhi


Kualifikasi persyaratan kualifikasi dilakukan setelah evaluasi kualifikasi.
30.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian
dokumen dan meminta salinannya.
30.3 Panitia Pengadaan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi
kepada penerbit dokumen, apabila diperlukan.
30.4 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data,
maka peserta digugurkan, badan usaha dan / atau pengurusnya
dimasukkan dalam Daftar Hitam.
30.5 Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus pembuktian
kualifikasi, maka lelang dinyatakan gagal

F. Penetapan Pemenang

31. Pengumuman Panitia Pengadaan mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan


Pemenang 1 dan 2 (apabila ada) melalui aplikasi SPSE . dan papan pengumuman
resmi untuk masyarakat

32. Sanggahan 32.1 Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui
aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Panitia
Pengadaan dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman
pemenang, disertai bukti terjadinya penyimpangan, dengan
tembusan disampaikan secara offline kepada PPK, PA/KPA dan
APIP K/L/D/I sebagaimana tercantum dalam LDP.
32.2 Sanggahan diajukan oleh peserta apabila terjadi penyimpangan
prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur
dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dan yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
20
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan
usaha yang sehat; dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Panitia Pengadaan dan/atau
pejabat yang berwenang lainnya.
32.3 Panitia Pengadaan wajib memberikan jawaban secara elektronik
melalui aplikasi SPSE atas semua sanggahan paling lambat 3
(tiga) hari kerja setelah menerima surat sanggahan.
32.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Panitia Pengadaan
menyatakan pelelangan gagal.
Sanggahan yang disampaikan secara offline, bukan kepada Panitia
Pengadaan atau disampaikan diluar masa sanggah, dianggap sebagai
pengaduan dan ditindaklanjuti secara offline di luar aplikasi SPSE oleh
pihak-pihak yang berwenang

33. Sanggahan 33.1 Peserta yang tidak sependapat dengan jawaban sanggahan dari
Banding Panitia Pengadaan, dapat mengajukan sanggahan banding
secara tertulis kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/ Pimpinan Institusi sebagaimana tercantum dalam
LDP, paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah menerima
jawaban sanggahan, dengan tembusan kepada PPK, Panitia
Pengadaan, dan APIP K/L/D/I sebagaimana tercantum dalam
LDP.
33.2 Menteri/Kepala Lembaga / Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP, wajib memberikan jawaban
secara tertulis atas semua sanggahan banding paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah surat sanggahan banding diterima.
33.3 Peserta yang akan melakukan sanggahan banding harus
memberikan Jaminan Sanggahan Banding sebesar sebagaimana
tercantum dalam LDP dengan masa berlaku 20 (dua puluh) hari
kerja sejak tanggal pengajuan sanggahan banding.
33.4 Penerima Jaminan Sanggahan Banding adalah Panitia Pengadaan
33.5 Sanggahan banding menghentikan proses Pelelangan
33.6 Sanggahan banding yang disampaikan bukan kepada
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
sebagaimana tercantum dalam LDP atau disampaikan di luar masa
sanggah banding, dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti.

G. Penunjukan Pemenang Pengadaan

34. Penunjukan Panitia Pengadaan membuat dan mengunggah Berita Acara Hasil
Penyedia Pelelangan (BAHP) ke dalam aplikasi SPSE dan menginformasikan
Barang/Jasa kepada PPK sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Penunjukan
Penyedia/Jasa (SPPBJ).
34.1 PPK menerbitkan SPPBJ apabila pernyataan peserta pada
formulir isian kualifikasi masih berlaku, dengan ketentuan:
a. tidak ada sanggahan dari peserta;
b. sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak
benar; atau
c. masa sanggah dan/atau masa sanggah banding berakhir.
34.2 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut,
dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkandiri dan masa
21
penawarannya masih berlaku dengan alasan yang dapat
diterima secara obyektif oleh Panitia Pengadaan, maka
Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan
disetorkan sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkandiri dan masa
penawarannya masih berlakudengan alasan yang tidak
dapat diterimasecara obyektif oleh Panitia Pengadaan,
maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan sebagaimanatercantum dalam LDP serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena
masa penawarannya sudah tidak berlaku, maka Jaminan
Penawaran yang bersangkutan tidak boleh dicairkan
34.3 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka
penunjukan pemenang dapat dilakukan kepada pemenang
cadangan sesuai dengan urutan peringkat,selama masa surat
penawaran dan JaminanPenawaran pemenang cadangan masih
berlaku atau sudah diperpanjang masa berlakunya.
34.4 Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan
diri, maka pelelangan dinyatakan gagal oleh PA/KPA
setelah mendapat laporan dari PPK
34.5 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja
setelah pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada
sanggahan.

34.6 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja


setelah semua sanggahan dan sanggahan banding dijawab.
34.7 Dalam SPPBJ disebutkan bahwa penyedia harus menyiapkan
Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak.
34.8 Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja setelah diterbitkannya SPPBJ.

35. BAHP Dan 35.1 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil
Kerahasiaan Pelelangan (BAHP) oleh Panitia Pengadaan bersifat rahasia
Proses sampai dengan saat pengumuman pemenang.
35.2 Panitia Pengadaan menuangkan ke dalam BAHP segala hal
terkait proses pemilihan penyedia/barang jasa secara elektronik
yang tidak dapat diakomodir atau difasilitasi aplikasi SPSE.
35.3 Jika diperlukan, file BAHP dapat diunggah secara berulang,
diganti atau ditimpa sampai dengan kontrak ditandatangani.

H. Pemilihan Langsung Gagal

36. Pemilihan 36.1 Panitia Pengadaan menyatakan Pemilihan Langsung gagal,


Langsung Gagal apabila:
a. jumlah peserta yang memasukan Dokumen Penawaran (file
penawaran administrasi dan teknis yang dapat dibuka) kurang
dari 3 (tiga) peserta;
b. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
c. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi
persaingan tidak sehat;
d. seluruh harga penawaran yang masuk untuk Kontrak Lump
Sum di atas HPS;]
e. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang
22
tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 dan Dokumen Pengadaan ternyata benar;
f. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi Dokumen
Pengadaan ternyata benar; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2,
setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam
klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.
36.2 KPA pada K/L/I sebagaimana tercantum dalam LDP menyatakan
pelelangan gagal, apabila:
a. KPA pada K/L/I sebagaimana tercantum dalam LDP
sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan tidak
sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang
melibatkan Panitia Pengadaan dan/atau PPK ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak
berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas kesalahan
prosedur yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan
ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden
No. 54 Tahun 2010;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari
Dokumen Pengadaan; atau
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
mengundurkan diri.
36.3 Menteri sebagaimana tercantum dalam LDP selaku PA
menyatakan pelelangan gagal, apabila:
a. Sanggahan banding dari peserta atas terjadinya pelanggaran
prosedur dalam pelaksanaan pelelangan yang melibatkan
KPA, PPK dan/atau Panitia Pengadaan , ternyata benar; atau
b. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang
melibatkan KPA, ternyata benar.]
36.4 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Panitia
Pengadaan memberitahukan secara elektronik kepada
peserta.
36.5 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, maka
Panitia Pengadaan atau Panitia Pengadaan lainnya yang
ditugaskan meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya
pelelangan gagal, menentukan langkah selanjutnya, yaitu
melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.

I. Surat Jaminan Pelaksanaan

37. Surat Jaminan 37.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan sebagai
Pelaksanaan berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum; masa berlaku Jaminan
Pelaksanaan sejak tanggal penandatanganan Kontrak
sampai dengan serah terima pertama pekerjaan berdasarkan
23
Kontrak (PHO) sebagaimana tercantum dalam LDP;
b. nama penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam
surat Jaminan Pelaksanaan;
c. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai
jaminan yang ditetapkan;
d. besarannilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam angka
dan huruf;
e. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama
dengan nama PPK yang menandatangan kontrak;
f. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket
pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
g. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai jaminan dalam jangka waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat
pernyataan wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit
Jaminan;
h. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO harus ditulis
atas nama Kemitraan/KSO; dan
i. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak penjamin.
37.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Surat
Jaminan Pelaksanaan dipersamakan dengan penolakan
untuk menandatangani Kontrak.
37.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat Jaminan
Pelaksanaan diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak

J. Penandatanganan Kontrak

38. Penanda tanganan 38.1 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib memeriksa
Kontrak apakah pernyataan dalam Dokumen Isian Kualifikasi masih
berlaku. Apabila salah satu pernyataan tersebut sudah tidak
dipenuhi, maka penandatanganan kontrak tidak dapat
dilakukan.
38.2 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah
penyedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan
ketentuan
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi diatas 80% (delapan puluh
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5%
(limaperseratus) dari nilai penawaran atau penawaran
terkoreksi; atau
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS.

38.3 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi


Dokumen Pengadaan sampai dengan penandatanganan
Kontrak, kecuali perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan
yang melewati batas tahun anggaran.
38.4 Perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah
mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.
38.5 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak
meliputi substansi,bahasa, redaksional, angka dan huruf serta
24
membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.

38.6 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak


dalam Surat Perjanjian, dengan maksud apabila terjadi
pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang
lain, maka berlaku urutan sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian;
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan. SPPBJ, BAHP,
BAPP.
38.7 Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:
a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai
pada bagian yang ditandatangani oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai, apabila
diperlukan.
38.8 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama
penyedia adalah Direksi yang disebutkan namanya dalam
Akta Pendirian/ Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
38.9 Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak
disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar sebagaimana
dimaksud pada pasal 38.8, dapat menandatangani kontrak,
sepanjang mendapat kuasa/ pendelegasian wewenang yang sah
dari Direksi atau pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/
Anggaran Dasar untuk menandatangani kontrak.

25
BAB IV. LEMBAR DATA PENGADAAN (LDP)

A. Lingkup . 1. Panitia Pengadaan :


Pekerjaan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBN Dinas Peternakan &
Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah
Jl. Jend. Gatot Subroto
Komplek Taru Budaya Ungaran.

2. Alamat Panitia Pengadaan Penyedia Jasa:


Jl. Jend. Gatot Subroto
Komplek Taru Budaya Ungaran.

3. Website :
http://www.deptan.go.id/dinakkeswan_jateng

4. Nama paket pekerjaan:


Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta Provinsi Jawa
Tengah

5. Uraian singkat pekerjaan :


Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta Provinsi Jawa
Tengah

6. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan : 90 (sembilan puluh hari


kalender)

7. Jenis kontrak yang akan digunakan : Lumpsum

B. Sumber Dana Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan : APBN 2013

C. Pemberian (lihat jadwal pengadaan dalam aplikasi SPSE)


Penjelasan
Dokumen
Pengadaan dan
Peninjauan
Lapangan

D. Dokumen A. Dokumen Administrasi terdiri dari :


Penawaran a. surat penawaran yang didalamnya mencantumkan;
1) tanggal;
2) masa berlaku penawaran;
3) harga penawaran;
4) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan; dan hasil pemindaian
(scan) Jaminan Penawaran.
b. Jaminan penawaran asli dapat dikirim melalui pos/jasa kepada
26
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBN Dinas Peternakan &
Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan dapat diterima paling
lambat sebelum batas akhir pemasukan dokumen penawaran.
c. hasil pemindaian surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
apabila ada) ;
d. hasil pemindaian surat kuasa (apabila ada) ;

B. Dokumen Penawaran Teknis terdiri dari :

1. Metode pelaksanaan;
Metode Pelaksanaan; harus menggambarkan pemahaman dan
penguasaan pekerjaan mulai pekerjaan persiapan s.d. pekerjaan
akhir; sekurang-kurangnya berisi bahasan tentang :
 Rencana persiapan penanganan pekerjaan.
 Rencana penanganan pekerjaan utama dan atau pekerjaan
spesifik.
 Rencana penanganan masa pemeliharaan
 Rencana penanganan K3

2. Jadual Waktu pelaksanaan


Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule, jadual pengadaan
material, jadual pendatangan tenaga kerja); Jadual waktu
pelaksanaan tidak lebih lama dari jangka waktu yang ditentukan
dalam dokumen lelang dan menggambarkan pemahaman tahapan
pekerjaan serta urutan jenis pekerjaan secara teknis dapat
dilaksanakan. Dibuat dalam bentuk bar chart ‘S curve’ dan
Network Planning.

3. Daftar Personil Inti :


Daftar Personil inti dan Bagan Struktur organisasi lapangan ;
Personil inti harus sesuai dengan posisinya di struktur organisasi.

Persyaratan minimal personil inti yang ditugaskan di lapangan


(harus ada SKA / SKT untuk tenaga inti) :

Penga
laman Pendidik
No Jabatan Jml Keahlian
(mini an
mal)
1 Site Manager 1 5 S1 Sipil SKA Sipil
tahun Gedung
2 Pelaksana terdiri dari :
Bidang Arsitek 1 3 S1 SKA/SKT
tahun Arsitektur -
Bidang 1 3 S1 Sipil berpengalam
Sipil/Struktur tahun an di
Bidang 1 5 D3 Mesin bidangnya
Mekanikal & tahun /Elektro (gedung)
Elektrikal
27
3 Tenaga 1 3 D3
Logistik tahun Sipil/Arsit
ektur
4 Administrasi 1 3 SMK/D3
Proyek tahun
5 Personil K3 1 3 D3 Sertifikat K3
tahun Semua
Jurusan

Semua personil harus dilengkapi fotokopi SKA/SKT sesuai


bidang pekerjaan yang masih berlaku, FC Ijazah terakhir, surat
pernyataan penugasan, dan daftar riwayat hidup. (kecuali tenaga
logistik dan administrasi tidak perlu SKA/SKT)

4. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk


pelaksanaan pekerjaan:

No Jenis Peralatan Jumlah


1 Generator Set 1 unit
2 Theodolith/Water pass (bisa dipilih) 1 unit
3 Scaffolding 100 set
4 Waterpump 2 unit
5 Truk 1 unit
6 Bar Bender 1 Unit
7 Bar Cutting 1 Unit
8 Beton Molen 2 buah
9 Stamper 2 buah
10 Vibrator 2 buah

Peralatan harus dilengkapi bukti kepemilikan / sewa jangka


pendek - panjang

5. Spesifikasi Teknis:
Spesifikasi teknis tiap material / bahan yang ditawarkan terdapat
data lengkap mengenai jenis, tipe, merk yang disertai brosur-
brosur.
Brosur-brosur yang harus dilampirkan sesuai lampiran spesifikasi
merk/produk pada Bab VI . Form 7.

C. Dokumen Biaya terdiri dari :


6) Rekapitulasi Biaya
7) Daftar kuantitas dan harga (RAB),
8) Daftar Harga Satuan Pekerjaan
9) Daftar Harga satuan Bahan, Upah dan Alat
10) Analisa harga satuan;

D. Data Kualifikasi;

E. Mata Uang 1. Mata uang yang digunakan Rupiah


Penawaran dan
Cara Pembayaran 2. Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran (termijn)
28
F. Masa Berlakunya Masa berlaku penawaran selama 60 (enam puluh) hari
Penawaran kalender sejak batas akhir waktu pemasukan penawaran.

G. Jaminan 1. Besarnya Jaminan Penawaran adalah: Rp. 35.000.000,00 (Tiga


Penawaran puluh lima juta rupiah)

2. Ditujukan kepada Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBN Dinas


Peternakan & Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah

3. Masa berlakunya jaminan penawaran 90 (Sembilan puluh) hari


kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.

4. Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara

H. Pemasukan (lihat jadwal pengadaan dalam aplikasi SPSE)


Penawaran

I. Batas Akhir Waktu (lihat jadwal pengadaan dalam aplikasi SPSE)


Penyampaian
Penawaran

J. Pembukaan (lihat jadwal pengadaan dalam aplikasi SPSE)


Penawaran

K.[Ambang Batas Ambang Batas Nilai Teknis : tidak ada


Sistim Gugur]

L. Sanggahan, 1. Sanggahan ditujukan kepada Pokja Unit Layanan Pengadaan Kota


Sanggahan Banding Semarang
Dan Pengaduan 2. Tembusan sanggahan ditujukan kepada:
a. Kepala Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Propinsi Jawa
Tengah selaku Kuasa Pengguna Anggaran
b. Inspektorat Kota Semarang
3. Sanggahan Banding ditujukan kepada Walikota Semarang
4. Tembusan sanggahan banding ditujukan kepada:
a. Kepala Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan Propinsi Jawa
Tengah selaku Kuasa Pengguna Anggaran
b. Inspektorat Kota Semarang

M. Jaminan 1. Besarnya jaminan sanggahan banding :


Sanggahan Banding Rp. 17.000.000,00 (tujuh belas juta rupiah)

2. Jaminan Sanggah Banding ditujukan kepada Panitia Pengadaan

3. Jaminan Sanggahan Banding dicairkan dan disetorkan pada Kas


Negara

N. Jaminan 1. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan selama 130 (seratus tiga


29
Pelaksanaan puluh) hari kalender sejak penandatanganan kontrak.

2. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan ada Kas Negara.

BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

A. Lingkup Nama Paket Pekerjaan :


Kualifikasi Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta Provinsi Jawa
Tengah

Alamat Panitia Pengadaan :


Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBN Dinas Peternakan &
Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah
Jl. Jend. Gatot Subroto
Komplek Taru Budaya Ungaran.

Website :
http://www.deptan.go.id/dinakkeswan_jateng/

B. Persyaratan 1. Peserta Kualifikasi yang berbadan usaha harus memiliki surat izin
Kualifikasi usaha jasa konstruksi ( IUJK ) dan surat izin Badan Usaha (SBU)
yang masih berlaku dan sah

2. Memiliki Kualifikasi Kecil Bidang Arsitektural Sub Bidang


Bangunan Non Perumahan Lainnya (21005);

3. Mengisi formulir isian kualifikasi dengan lengkap dan benar serta


ditandatangani oleh :

a. direktur utama/pimpinan perusahaan;


b. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan
yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akta
30
pendirian atau perubahannya;
c. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik;
d. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak
mewakili perusahaan yang bekerja sama;

4. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun


pajak terakhir (SPT Tahunan tahun 2013) serta memiliki laporan
bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal
25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang
3 (tiga) bulan terakhir (bulan April 2013, Mei 2013, dan Juni 2013).

5. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia


dalam kurun waktu di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak;

6. memiliki kemampuan pada sub bidang pekerjaan Bangunan Gedung;

7. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta


personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

8. menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;

9. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank


pemerintah / swasta untuk mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi
paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS;

10. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:


a. peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama
Operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan/KSO dan
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 10
dilakukan untuk setiap perusahaan yang melakukan
kemitraan / KSO;

11. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:


a. SKP =KP – jumlah peket yang dikerjakan
KP = kemampuan menagani paket pekerjaan
b. Untuk usaha kecil KP = 5
c. Dalam hal kemitraan, yang dperhitungkan SKP dari semua
perusahaan yang bermitra.

31
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA / KEMITRAAN


(KSO)

[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]

Nomor : _______, _____________ 2013


Lampiran :

Kepada Yth.:
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBN Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan
Provinsi Jawa Tengah
d/a.
Jl. Jend. Gatot Subroto
Komplek Taru Budaya Ungaran.

Perihal : Penawaran Pekerjaan Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta Provinsi


Jawa Tengah

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan


Dokumen Pengadaan nomor: _________________ tanggal ______________
dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita
Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan], dengan ini
32
kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH
Surakarta Provinsi Jawa Tengah sebesar : Rp……………………….. (…………………. Rupiah).

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.

Dalam penawaran ini sudah termasuk pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan, biaya umum,
keuntungan, pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan, asuransi tenaga kerja dan semua
kewajiban pajak untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas

Kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama
......... (.............................................. ) hari kalender.

Penawaran ini berlaku selama .......... (..................) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan dokumen penawaran .

Bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan persyaratan-persyaratan sesuai dokumen


pengadaan.

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk
pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)
____________
[pilih yang sesuai dan cantumkan
nama]

……………………….
Jabatan

B. BENTUK SURAT KUASA

[Kop Surat Badan Usaha]

SURAT KUASA
Nomor : ___________

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama :
Alamat Perusahaan :
Jabatan : [Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan] _____________________________ [nama PT/CV/Firma]

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta
Notaris No. ___ [No. Akta Notaris] tanggal ____________ [tanggal penerbitan Akta] Notaris
[nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya, yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi
Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama : __________________________*)
Alamat :
33
Jabatan :
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:
1. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
5. [Menandatangani Surat Sanggahan Banding.]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
__________, _______________ 2013
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)

*) Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya.

[Kop Surat Badan Usaha]

SURAT KUASA
Nomor : ___________

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama :
Alamat Perusahaan :
Jabatan :[Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Kepala Cabang/wakil
kemitraan (KSO)]
____________ [nama PT/CV/Firma]

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)]
berdasarkan [Akta Notaris No. ___ [No. Akta Notaris] tanggal ____________
[tanggal penerbitan Akta] Notaris ______________ [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya atau Perjanjian Kemitraan / Kerja Sama Operasi
34
(KSO) No ____ tanggal _________], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi
Kuasa,
memberi kuasa kepada:
Nama :
Alamat :
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk:
1. [melakukan pendaftaran dan pengambilan dokumen,]
2. [menghadiri pemberian penjelasan,]
3. [menghadiri pembukaan penawaran,]
4. [______________, dst.]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
__________, _______________ 2013
Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

(nama) (nama dan jabatan)

35
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)

SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN / KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pelelangan pekerjaan_______________________ yang pembukaan penawarannya akan


dilakukan di ________________ pada tanggal ________ 2013, maka kami:
______________________________ [nama peserta 1]
______________________________ [nama peserta 2]
______________________________ [nama peserta 3]
______________________________ [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama dalam bentuk
kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa:
1. Secara bersama-sama:
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
b. Menunjuk ____________________________ [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama
kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara
bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak.
2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah:
_______________ [nama peserta 1] sebesar _____ % (___________ persen) _______________ [nama
peserta 2] sebesar _____ % (___________ persen) _______________ [nama peserta 3] sebesar _____ %
(___________ persen) _________________________________ [dst]
3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian
sesuai sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan,
dan kerugian dari kemitraan/KSO.
4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik
selama masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota
kemitraan/KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota
kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian,
tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.
6. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan kepada [nama
wakil peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur utama/ direktur pelaksana
_________________________ [nama peserta 1] berdasarkan persetujuan tertulis dari seluruh
anggota kemitraan/KSO.
7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila
pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ____ (_______) yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda tangan di
_________ pada hari __________ tanggal __________ bulan ____________, tahun
________________________

[Peserta 1] [Peserta 2]

(_______________) (_______________)
[Peserta 3] [dst

(________________) (________________)]

36
Catatan:
Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas segel

D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat
dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
1. metoda pelaksanaan pekerjaan [diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan];
2. jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu sebagaimana tercantum
dalam LDP];
3. jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal [sebagaimana tercantum dalam
LDP];
4. spesifikasi teknis;
5. personil inti yang akan ditempatkan secara penuh [sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam LDP, serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan];
6. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan sebagaimana
tercantum dalam LDP]; dan
7. [Hal-hal lain yang dipersyaratkan].

37
E. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________ dalam jabatan selaku


____________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ________________________
[nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat]
untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama : Panitia Pengadaan _________________________
Alamat : ___________________________________
________________________________
selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp. …………………
(terbilang ………………………………. Rupiah)

sebagai Jaminan Penawaran dalam bentuk garansi bank, apabila:


Nama : _____________________________ [peserta pelelangan]
Alamat : ______________________________________________
selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan yaitu:
a. Yang Dijamin menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan atau sesudah
dinyatakan sebagai pemenang;
b. Yang Dijamin tidak:
1) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai pemenang;
2) menandatangani Kontrak; atau
3) hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi sebagai calon pemenang;
c. Yang Dijamin terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Garansi Bank berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________ .
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,masing-masing pihak
38
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai
Rp.6000,00

…………………………..
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini
F. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI / PERUSAHAAN
ke______[bank]
PENJAMINAN

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PENAWARAN

Nomor Jaminan: ____________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama], _____________ [alamat]


sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan _____________________ [nama penerbit
jaminan], _____________ [alamat], sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _______________________ d/a __________________
sebagai Pelaksana Pelelangan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang _____________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran
jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban
sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan untuk pelaksanaan pelelangan Pekerjaan
_____________________ yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku apabila TERJAMIN:


a. menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan atau sesudah dinyatakan sebagai
pemenang;
b. tidak:
1) menyerahkan Jaminan Pelaksanaan setelah ditunjuk sebagai pemenang;
2) menandatangani Kontrak; atau
3) hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi sebagai calon pemenang;
c. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).

4. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal
___________ sampai dengan tanggal __________

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima
tuntutan penagihan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji/wanprestasi.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan
hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna
dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

39
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN
Materai
Rp.6000,00

_____________________ __________________

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

40
G. BENTUK PAKTA INTEGRITAS
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : …………………………..[nama wakil sah badan usaha]
Jabatan :
Bertindak untuk dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi ……………………………..…….
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

dalam rangka pengadaan Penyedia Jasa Konstruksi ___________________ dengan ini


menyatakan bahwa:
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP ________ [isi sesuai dengan K/L/D/I] yang
bersangkutan dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi KKN dalam proses pengadaan
ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 2013 [tahun]

[Nama Penyedia]

[tanda tangan], [nama lengkap]

………………………

41
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
Jabatan :
Bertindak atas nama :PT/CV/Firma/Koperasi ______________________________
[pilih yang untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
2. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha] Jabatan:
Bertindak untuk dan atas nama :
PT/CV/Firma/Koperasi
----------------------------------------------------- [pilih yang sesuai dan
cantumkan nama]
3. ……………….[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan Penyedia Jasa Konstruksi _______________________ dengan ini


menyatakan bahwa:
1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
2. akan melaporkan kepada APIP ________ [isi sesuai dengan K/L/D/I]
yang bersangkutan dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi KKN
dalam proses pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara
pidana.
__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]
[Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [Nama
Penyedia]

[tanda tangan], [tanda tangan], [tanda tangan],


[nama lengkap] [nama lengkap] [nama lengkap]
[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]

42
H. BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI

H.1. FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI BADAN USAHA

FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : _____________ [diisi sesuai jabatan dalam akta notaris]

Bertindak untuk
dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi ____________________________
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama badan usaha]

Alamat :

Telepon/Fax :

Email :

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :


1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak
berdasarkan Akte Notaris[sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa,
disebutkan secara jelas nomor dan tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa.
Jika kemitraan/KSO maka ditambah Surat Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I yang sedang cuti
diluar tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : ―Saya merupakan pegawai
K/L/D/I yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan
dengan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam
proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan;
6. Salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak
masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

43
a. Data Administrasi

1. Nama (PT/CV/Firma/ : ……………………………………….


Koperasi/Perorangan)

2. Status (PT/CV/Firma/
Koperasi/Perorangan) Pusat Cabang

3. Alamat PT/CV/Firma : …………………….………………….


Koperasi/Perorangan)
No. Telepon : ………………………………………..
No. Fax : ………………………………………..
E-mail : ………………………..………………

4. Alamat Kantor Pusat : (diisi, dalam hal yang menawar Cabang perusahaan/
bukan Perusahaan pusat)
No. Telepon : ………………………………………...
No. Fax. : ………………..……………………….

b. Ijin Usaha
1. Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
No. IUJK/SIUP/SIUI/TDP* : ………………….Tanggal
……………………………..
Masa berlaku Ijin Usaha : …………………………….....
………………………….
Instansi Pemberi Ijin Usaha :
…………………………………………………………..
*) Pilih yang sesuai
2. Sertifikat Badan Usaha (SBU)
No. Registrrasi SBU : ………………….Tanggal
……………………………..
Masa berlaku SBU : ………………………………………………………….
Lembaga Pemberi SBU :
…………………………………………………………..

c. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/Koperasi


a. Nomor Akta : …………………………..
b. Tanggal : …………………………..
c. Nama Notaris : …………………………..
2. Akta Perubahan Terakhir
a. Nomor Akta : …………………………..
b. Tanggal : …………………………..
c. Nama Notaris : …………………………..

d. Pengurus
1. Komisaris (untuk PT)
Jabatan dalam
No. Nama No. KTP
Perusahaan

44
2. Direksi/ Penanggung Jawab/ Pengurus Perusahaan

No. Nama No. KTP Jabatan dalam


Perusahaan

e. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (Untuk Pt) / Susunan Persero (Untuk Cv/Firma)


No. Nama No. KTP Alamat Prosentase

2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak :


b. Bukti Laporan Pajak Tahun terakhir
c. Bukti Laporan Bulanan (tiga bulan : No. _______ Tanggal _______
terakhir):
1) PPh Pasal 21 : No. _______ Tanggal _______
2) PPh Pasal 23 : No. _______ Tanggal _______
3) PPh Pasal 25/Pasal29 : No. _______ Tanggal _______
4) PPN : No. _______ Tanggal _______
d. Surat Keterangan Fiskal (sebagai : No. _______ Tanggal _______
pengganti huruf b dan c)

Bukti Laporan Bulanan (tiga bulan terakhir


yang disyaratkan/diminta)

45
Jabatan Pengalaman Profesi/
Tgl/bln/thn Pendidika Sertifikat/
No. Nama dalam Kerja Keahlia
lahir n Ijasah
Kegiatan (tahun) n
1 2 3 4 5 6 7 8

f. Data Personalia (Tenaga ahli/teknis badan usaha)

g. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
Kapasitas
Jenis Merk Kondisi Lokasi Bukti
Jumla atau output Tahun
No. Peralatan/ dan (baik/ Sekaran Kepemilika
h pada saat pembuatan
Perlengkapan tipe rusak) g n
ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Catatan : Bila diperlukan dapat dibuat rincian tersendiri untuk setiap jenis dan bukti-bukti surat
kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu diberlakukan.

h. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai sub bidang yang
dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir)

Pemberian
Tanggal Selesai
Bidang/ Tugas/ Kontrak *)
Nama Menurut
Sub Lokas Penggunaan Jasa
No Paket
Bidang i BA
. Pekerjaan Alamat/ No./
Pekerjaan Nama Nilai Kontrak Serah
Telpon Tanggal
Terima
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
i. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan

Pemberi Tugas/
Sub Kontrak *) Progres terakhir
No Bidang Penggunaan Jasa
Bidang Lokasi
. Pekerjaan
Pekerjaan Alamat/ No./ Prestasi
Nama Nilai Tanggal
Telpon Tanggal Kerja (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

*) Bila ada.

j. Modal Kerja

Surat dukungan keuangan dari Bank:


Nomor : __________
Tanggal : __________
Nama Bank : __________
Nilai : __________

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Jika
dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan ada
pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa
sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

PT/CV/Firma/Koperasi
______________________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[rekatkan meterai Rp 6.000,-


dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha)


[jabatan pada badan usaha]
LAMPIRAN UNTUK DOKUMEN TEKNIS
Form 1
DAFTAR PERSONIL INTI YANG DITUGASKAN

N Nama Tgl/bln/thn Pendidikan Posisi yang Pengalama Ijazah SKA /


o lahir terakhir diusulkan n kerja (nomor SKT
(thn) ) (nomor
)
1 2 3 4 5 6 7

KETERANGAN :
Dilampiri :
1. Surat Pernyataan Tenaga Inti/Ahli
2. Foto Copy Ijazah dan SKA/SKT
3. Daftar Riwayat Hidup

……………….., ……………. 2013


PT./CV. …………………………
Tanda tangan dan
di cap perusahaan

( …………………………….
)
Nama jabatan Pimpinan Perusahaan/wakil yang diberi
kuasa
Form 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama (lengkap termasuk gelar) :
Alamat Tempat Tinggal :
Tempat/ Tgl Lahir :
Pendidikan Terakhir :
Keahlian :
Tahun Lulus :
Pengalaman Kerja *) :
1). ................................................
2). ................................................
3). ................................................
4). Dst
*) tahun s/d tahun, proyek, lokasi, nilai proyek, nama perusahaan tempat bekerja, jabatan ditempat
kerja.
……………….., ……………. 2013
Yang Menyatakan

( …………………………….)

Form 3
SURAT PERNYATAAN TENAGA AHLI / TEKNIS PERUSAHAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama Tenaga Inti/Ahli : ……………………………………………
Tempat dan tgl. Lahir : ……………………………………………
Pendidikan terakhir
Keahlian : …………………………………………….

Adalah benar-benar tenaga ahli / teknis dan saya bekerja penuh waktu pada perusahaan :
Nama Perusahaan : ……………………………………………….
Alamat Perusahaan : ……………………………………………….
Telepon : ……………………………………………….
Posisi penugasan sebagai : ……………………………………………….

Saya sanggup bekerja penuh waktu untuk pekerjaan ______________________________


Surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan saya sanggup dituntut dimuka pengadilan
apabila semua keterangan yang diberikan tidak benar.

………….., ………… 2013


Mengetahui : yang menyatakan :
Pimpinan Perusahaan
CV/PT. …………………
Ditanda tangan
dan dicap

( …………………………) ( ……………………..)

Form 4
DAFTAR PERALATAN UTAMA DIGUNAKAN

N Jenis Merk/Type Tahun Kondisi Lokasi Bukti


o Peralatan pembuatan Baik/buruk peralatan Kepemilikan
*)
1 2 3 4 5 6 7

KETERANGAN :
*) Bukti Kepemilikan : Milik Sendiri atau sewa jangka pendek/panjang
……………….., ……………. 2013

PT./CV.
…………………………

Tanda tangan dan


di cap perusahaan

( …………………………….
)
Nama jabatan Pimpinan Perusahaan/wakil yang diberi
kuasa
Form 5
DAFTAR PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN

N Nama pekerjaan Nama Sub Kontraktor Keterangan


o

KETERANGAN :
Dilampiri dengan :
k. Surat keterangan dukungan
l. Data bentuk badan usaha perusahaan yang bergerak di bidang interior
m. Pengalaman kerja, lengkap dengan foto dokumentasinya

……………….., ……………. 2013


PT./CV.
…………………………

Tanda tangan dan


di cap perusahaan
( …………………………….)
Nama jabatan Pimpinan Perusahaan/wakil yang diberi kuasa
Form 6
SURAT DUKUNGAN SUBKONTRAKTOR
Nama Perusahaan : ..............................................................
Alamat : ..............................................................

Pengalaman Kerja perusahaan: :


1). ................................................
2). ................................................
3). ................................................
4). Dst

Perusahaan kami sanggup menyediakan kapasitas dan kualitas sesuai yang dipersyaratkan serta
sanggup menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang tersedia untuk pekerjaan
_____________________

……………….., ……………. 2013


PT./CV.
…………………………

Tanda tangan dan


di cap perusahaan

( …………………………….)
Nama jabatan Pimpinan Perusahaan/wakil yang diberi kuasa
Form 7
( untuk dokumen teknis )
Spesifikasi Teknis yang disampaikan

No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi


1. Pondasi Pondasi Bangunan Pondasi Footplat Beton bertulang
dengan mutu beton
K 250
Pondasi lajur batu kali 1pc : 6 ps
2. Kerangka Struktur bangunan Rangka kayu
Struktur
3. Dinding Pasangan dinding Dinding tembok batu bata ½ 1pc : 5ps
bangunan batu plester finish cat dinding trasram 1pc : 3ps
atau keramik atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar
Plesteran Dinding tembok 1pc : 5ps
trasraam 1pc : 3ps
Beton 1pc : 2ps
Acian Material semen instan Produk Mortar Utama/
Lemkra
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
4. Kusen Kusen Pintu Kusen aluminium (Natural Setara Alexindo
Pintu, Anodised) ukuran 3” tebal 1,2mm
Jendela dan Untuk pemasangan
BV engsel diberi dudukan
kayu bengkirai dalam
kusen
Daun Pintu  Panil kaca frame  Frame alumunium
aluminium (natural Setara Alexindo,
anodised),  Kaca bening, kaca
 rangka kayu lapis rayban, kaca es,
teakwood fin. Melamin kaca bening tb
doff sesuai desain
 untuk pintu utama, panil  Floor hinge –
kaca frameless 12 mm sekualitas
Dorma/Dekkson
Daun Pintu UPVC (untuk ruang KM/WC) Sekualitas MESS
Daun Jendela Panil Kaca frame aluminium Kaca Bening 5 mm
Natural Anodised Untuk Kaca sisi
eksterior bangunan
menggunakan Kaca
Rayban 40 %
Daun BV Panil Kaca frame aluminium Kaca bening/rayban 5
Natural Anodised mm atau Kaca Es 5
mm

5. Kaca Pekerjaan Pintu, Kaca ≤ 1m² menggunakan Sekualitas Asahimas;


Jendela, BV dan kaca tebal 5 mm, kaca ≥ 1 m² dapat berupa kaca
Partisi menggunakan kaca tebal 8 mm bening, kaca es, kaca
sesuai yang ditunjukkan dalam bening sesuai desain
gambar

6. Lantai Lantai Bangunan Keramik 40x40 Polished Keramik sekualitas


Platinum
Kamar mandi / wc Keramik 20x20 texture Keramik sekualitas
Platinum
7. Pelapisan Keramik (KM/WC ) Keramik 20x40 Dinding Keramik sekualitas
Dinding Platinum
Rumah potong Keramik 25x40 dinding Keramik sekualitas
Platinum
8. Plint Lantai Plint Lantai Keramik sesuai desain Berlaku untuk lantai
seluruh ruang.
Menyesuaikan ukuran
yang digunakan/sesuai
desain
9. Plafond/ Sesuai ditunjukkan Calsiboard 4,5 mm atau calsiboard sekualitas
langit- dalam gambar Gypsumboard 9 mm rangka Kalsiboard produk
langit hollow metal (uk. Rangka Eternit Gresik
utama 4/4 , rangka pembagi Gypsumboard
2/4 tebal 0,8 mm), dan atau sekualitas Jayaboard
beton ekspose
10. Penutup Penutup Atap Genteng plentong Sekualitas plentong
Atap Bangunan kebumen
11. Pengecatan Pengecatan Dinding, Dinding dan Plafond interior Produk cat sekualitas
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
Plafond dengan cat interior Catylac ICI
Dinding dan plafond eksterior
dengan cat eksterior jenis
(weathercoat / weathershield)
12. Penerangan Lampu sesuai desain Jenis lampu hemat energi (out Lampu sekualitas
bow), lampu TL dalam Philips, Armatur
armatur, lampu spot, lampu sekualitas Artolite,
SL, dll Philips, Permatalite
13. Handel Handel pintu, Sesuai desain (produk jadi atau Sekualitas Fino produk
Pintu Pengunci costumized) Kenari Djaja
14. Saniter Closet & Washtafel Closet jongkok Produk saniter
sekualitas Toto
lengkap dengan
aksesorinya

Aksesori KM/WC Floor drain, kran, fitting Produk sekualitas San


lainnya Ei, Dupon
15. Paving Perkerasan halaman Pving block abu abu Ex Diammond tebal 6
block cm
16 Panel Komponen panel MCCB, MCB MG, ABB, setara
tegangan
rendah
Kabel daya NYFGbY, NYY Supreme, Tranka,
Kabelindo, Kabelmetal
Kabel instalasi NYM 3x2,5 mm2 Supreme, Tranka,
Kabelindo, Kabelmetal
PVC konduit High impact Clipsal, EGA
Lampu & Armatur lampu Powder coating Artholite, Philips,
Socket Unit setara.
Saklar, Stop kontak Standard type Panasonic, MK,
Clipsal, setara
Lampu Lampu Philips

……………….., ……………. 2013

PT./CV.
…………………………

Tanda tangan dan


di cap perusahaan
( …………………………….
)
Nama jabatan Pimpinan Perusahaan/wakil yang diberi
kuasa

BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI

PENGISIAN FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI BADAN USAHA


A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email badan usaha peserta yang dapat
dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat
yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
B. Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
C. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha
1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian badan usaha.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan terakhir badan
usaha, apabila ada.
D. Pengurus
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila
berbentuk Perseroan Terbatas.
2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.
E. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan saham / pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT
Tahunan.
c. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan bulanan (tiga bulan
terakhir ) :
1) PPH pasal 21;
2) PPH pasal 23;
3) PPH pasal 25/pasal 29;
4) PPN.
Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan penyampaian SPT
Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta dengan penyampaian Surat
Keterangan Fiskal (SKF) terbaru yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak.
F. Data Personalia
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3),
jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama pengalaman kerja, profesi / keahlian
sesuai dengan Surat Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan
sertifikat / ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis yang diperlukan.
G. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek dan
tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase), lokasi keberadaan saat ini dan status
kepemilikan/dukungan sewa (milik sendiri/sewa, beli/sewa) dari masing-masing
fasilitas/peralatan/ perlengkapan yang diperlukan. Bukti status kepemilikan harus dapat
ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.
H. Data Pengalaman Perusahaan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, sub bidang pekerjaan yang
dipersyaratkan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan
alamat / telepon dari pemberi tugas / Pejabat Pembuat Komitmen, nomor / tanggal
dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara
serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir.
I. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, sub bidang pekerjaan dan lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat / telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,
nomor/tanggal dan nilai kontrak, serta persentase progres menurut kontrak, prestasi kerja
terakhir dan rencana tanggal kontrak berakhir.
J. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan keuangan
serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.
K. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib
mengisi formulir isian kualifikasi untuk masingmasing kualifikasi badan usahanya.
BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI

A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Mengisi formulir isian kualifikasi dengan lengkap dan benar serta ditandatangani oleh : .

e. direktur utama/pimpinan perusahaan;


f. penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima
kuasanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya;
g. kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik;
h. pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama;

2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

3. menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan yang bersangkutan dan


manajemennya atau peserta perorangan tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan
atas nama perusahaan, atau peserta perorangan tidak sedang dalam menjalani sanksi
pidana;

4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta
perorangan tidak masuk dalam Daftar Hitam;

5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun


pajak terakhir (SPT Tahunan tahun 2013) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh
Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak)
paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir (bulan April 2013, Mei 2013, dan Juni 2013).

6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia jasa dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak;

7. memiliki kemampuan pada sub bidang pekerjaan yang sesuai;

8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

9. menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;

10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank


pemerintah / swasta untuk mengikuti pengadaan pekerjaan konstruksi
paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS;

11. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:


a. peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 10 dilakukan untuk
setiap perusahaan yang melakukan kemitraan / KSO;
12. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:
a. SKP =KP – jumlah peket yang dikerjakan
KP = kemampuan menagani paket pekerjaan
Untuk usaha kecil KP = 5
Dalam hal kemitraan, yang dperhitungkan SKP dari semua perusahaan yang bermitra.

b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari semua perusahaan
yang bermitra/KSO;
B. Pokja Pengadaan Penyedia Jasa memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian
peserta dalam Dokumen Isian Kualifikasi dalam hal:
1. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
C. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan,
peserta diminta untuk membubuhi materai senilai Rp.12.000,00 (dua
belas ribu rupiah).

D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Panitia Pengadaan
Penyedia Jasa dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak
boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi.
E. Evaluasi kualifikasi sudah merupakan kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat dilengkapi.
BAB IX. BENTUK KONTRAK

SURAT PERJANJIAN
untuk melaksanakan
Paket Pekerjaan:
…………………………………………………..
Nomor : ……………………..

[Jika Penyedia bukan berbentuk kemitraan / KSO maka kalimat pembukaan/komparisi sebagai berikut
:

―SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut Kontrak) dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal __ bulan ......................
tahun ..................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara ...................... [nama Pejabat
Pembuat Komitmen], selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas
nama ...................... [nama satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen], yang berkedudukan
di ...................... [alamat Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan Surat Keputusan .....................
[pejabat yang menandatangani SK penetapan sebagai PPK] No ........................... [No. SK penetapan
sebagai Pejabat Pembuat Komitmen] (selanjutnya disebut PPK.) dan ...................... [nama wakil
Penyedia], ...................... [jabatan wakil Penyedia], yang bertindak untuk dan atas nama ......................
[nama Penyedia], yang berkedudukan di ...................... [alamat Penyedia], berdasarkan Akta Notaris
No. ………… [No. Akta notaris] tanggal ...................... [tanggal penerbitan Akta] yang dikeluarkan
oleh Notaris ............................ [nama Notaris penerbit Akta] (selanjutnya disebut Penyedia).

[Jika Penyedia berbentuk kemitraan / KSO maka kalimat pembukaan/komparisi sebagai berikut :

―SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut ―Kontrak‖) dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal ……. bulan ......................
tahun ......................__ [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara ...................... [nama
Pejabat Pembuat Komitmen], selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama
...................... [nama satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen], yang berkedudukan di ......................
[alamat Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan Surat Keputusan ................................. [pejabat
yang menandatangani SK penetapan sebagai PPK] No ...................................[No. SK penetapan
sebagai Pejabat Pembuat Komitmen] (selanjutnya disebut PPK‖) dan kemitraan/KSO yang
beranggotakan sebagai berikut:
1. .................................... [nama Penyedia 1];
2. .................................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas semua
kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk ...................... [nama anggota
kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang
berkedudukan di ...................... [alamat Penyedia wakil kemitraan], berdasarkan surat Perjanjian
kemitraan/KSO No. ......................tanggal ....................(selanjutnya disebut ―Penyedia‖)]

MENGINGAT BAHWA:
(a) PPK telah meminta Penyedia untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sebagaimana
diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir dalam Kontrak ini (selanjutnya
disebut ―Pekerjaan Konstruksi);

(b) Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan
sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;

(c) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan
mengikat pihak yang diwakili;

(d) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan
Kontrak ini masing-masing pihak:

1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;


2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan
semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.

MAKA OLEH KARENA ITU, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal
sebagai berikut:

1. [untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan lump sum, ditulis sebagai
berikut:
“total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang
diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp..................... (........................................................
rupiah)”;]
[untuk kontrak lump sum, ditulis sebagai berikut:
“total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah sebesar
Rp................................ (.......................................................... rupiah)”;]

2. peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti
yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;

3. dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian;
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga (apabila ada);
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada
angka 3 di atas;

5. Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi
khususnya:
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;

b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk:


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung
jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari
lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
6) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang
dilakukan PPK;
7) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
8) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan tempat
kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat
kegiatan Penyedia.

6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat
Umum/Khusus Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana
diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.
DENGAN DEMIKIAN, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada
tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di Republik Indonesia.

Untuk dan atas nama ……………………. Untuk dan atas nama Penyedia/Kemitraan (KSO)
PPK …………………………………..

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk
Penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )] satuan kerja PPK maka rekatkan materai Rp
6.000,- )]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]
[kop surat K/L/D/I]

SURAT PERINTAH KERJA SATUAN KERJA:


(SPK) ……………………………………
NOMOR DAN TANGGAL SPK:
………………………………………………..
Halaman ……… dari ……….
PAKET PEKERJAAN : …………………. [cantumkan dan lengkapi salah satu saja]
NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN:
[jika pengadaan melalui Pelelangan Umum/Pemilihan
Langsung]

NOMOR DAN TANGGAL SURAT PERMINTAAN


PENAWARAN: [jika pengadaan melalui Penunjukan
Langsung/Pengadaan Langsung]

NOMOR DAN TANGGAL BERITA ACARA HASIL


NEGOSISASI: [jika pengadaan melalui Penunjukan
Langsung/Pengadaan Langsung]

SUMBER DANA: [sebagai contoh, cantumkan ‖dibebankan atas DIPA ……………. Tahun Anggaran …………..
untuk mata anggaran kegaiatan …………………………..

WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN: ………… (……………...................) hari kalender/bulan/tahun

NILAI PEKERJAAN

No. Uraian Pekerjaan Kuantitas Satuan Harga Satuan Subtotal (Rp) Total (Rp)
Ukuran (Rp)
Mateial Upah Material Upah

Jumlah
PPN 10%
NILAI
Terbilang :

INSTRUKSI KEPADA PENYEDIA: Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang
diperintahkan dalam SPK ini dan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima. Jika pekerjaan tidak dapat
diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia
berkewajiban untuk membayar denda kepada PPK sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai SPK sebelum PPN
setiap hari kalender keterlambatan. Selain tunduk kepada ketentuan dalam SPK ini, penyedia berkewajiban untuk
mematuhi Standar Ketentuan dan Syarat Umum SPK terlampir.

Untuk dan atas nama…………………….. Untuk dan atas nama penyedia


Pejabat Pembuat Komitmen …………………………

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan
penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )] kerja Pejabat Pembuat Komitmen maka rekatkan materai Rp
6.000,- )]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]

STANDAR KETENTUAN DAN SYARAT UMUM


SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

1. PENYEDIA JASA MANDIRI


SPK ini tidak dimaksudkan untuk menciptakan hubungan hukum antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
penyedia seperti hubungan hukum antara majikan dan buruh atau antara prinsipal dan agen. Penyedia
bertanggung jawab penuh terhadap personilnya.

2. HAK KEPEMILIKAN
PPK berhak atas kepemilikan semua barang/bahan yang terkait langsung atau disediakan sehubungan dengan
jasa yang diberikan oleh penyedia kepada PPK. Jika diminta oleh PPK maka penyedia berkewajiban untuk
membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut kepada PPK sesuai dengan hukum yang
berlaku.

Hak kepemilikan atas peralatan dan barang/bahan yang disediakan oleh PPK tetap pada PPK, dan semua
peralatan tersebut harus dikembalikan kepada PPK pada saat SPK berakhir atau jika tidak diperlukan lagi oleh
penyedia. Semua peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi yang sama pada saat diberikan kepada
penyedia dengan penegecualian keausan akibat pemakaian yang wajar.

3. CACAT MUTU
PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan secara tertulis penyedia atas setiap
cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan mengungkapkan cacat
mutu, serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh PPK mengandung cacat mutu. Penyedia bertanggung jawab
atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil pekerjaan.

4. PEMUTUSAN
Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PPK dapat memutuskan SPK
ini dengan pemberitahuan tertulis kepada penyedia.

Jika SPK diputuskan sebelum waktu pelaksanaan pekerjaan berakhir dan pemutusan tersebut akibat Keadaan
Kahar atau bukan karena kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia berhak atas pembayaran pekerjaan
secara pro rata sesuai dengan prestasi pekerjaan yang dapat diterima oleh PPK.

5. PENANGGUNGAN
Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK beserta
instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan
atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian berat PPK)
sehubungan dengan klaim atas kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia, dan/atau cidera
tubuh, sakit atau kematian personil penyedia, dan/atau kehilangan atau kerusakan harta benda, serta cidera
tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang timbul dari pelaksanaan SPK, terlepas dari bagaimana, kapan,
atau di mana kerugian tersebut terjadi.

6. PERPAJAKAN
Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan oleh
hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam
nilai SPK.

7. HUKUM YANG BERLAKU


Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini didasarkan kepada hukum Republik Indonesia.

8. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
PPK dan penyedia berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua
perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan SPK ini atau interpretasinya selama atau setelah
pelaksanaan pekerjaan. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka perselisihan akan
diselesaikan melalui pengadilan negeri dalam wilayah hukum Republik Indonesia.

9. ADENDUM
SPK ini tidak dapat diubah kecuali dibuat secara tertulis serta berlaku jika disetujui oleh PPK dan penyedia.

10. PENGALIHAN DAN/ATAU SUBKONTRAK


Penyedia dilarang untuk mengalihkan dan/atau mensubkontrakkan sebagian atau seluruh pekerjaan. Pengalihan
seluruh pekerjaan hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama penyedia, baik sebagai akibat peleburan
(merger) atau akibat lainnya.

11. LARANGAN PEMBERIAN KOMISI


Penyedia menjamin bahwa tidak satu pun personil satuan kerja PPK telah atau akan menerima komisi atau
keuntungan tidak sah lainnya baik langsung maupun tidak langsung dari SPK ini. Penyedia menyetujui bahwa
pelanggaran syarat ini merupakan pelanggaran yang mendasar terhadap SPK ini.
BAB X. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)

A. Ketentuan Umum

1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini harus
mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut:
1.1 Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
1.2 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/
Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan
pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD.
1.3 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat
yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh
Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
1.4 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
1.5 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
1.6 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada Institusi
lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan
pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
1.7 Penyedia adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan
Pekerjaan Konstruksi.
1.8 Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja dengan
penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak).
1.9 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia
nasional maupun penyedia asing, yang masing-masing pihak mempunyai
hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian
tertulis.
1.10 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis
yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang
dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan
Asuransi yang diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP untuk
menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia.
1.11 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia yang mencakup Syarat-
Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak
(SSKK) serta dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak.
1.12 Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam Kontrak.
1.13 Hari adalah hari kalender.
1.14 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang dibentuk/ditetapkan oleh
PPK, terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih, yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan.
1.15 Direksi teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan oleh PPK
untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya
yang merupakan bagian dari penawaran.
1.17 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya
pekerjaan yang disusun oleh PPK, dikalkulasikan secara keahlian
berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan
oleh Pokja ULP untuk menilai kewajaran penawaran termasuk
rinciannya.
1.18 Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung
menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai
peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP;
1.19 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu
per satu satuan tertentu;
1.20 Metoda pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, realistik
dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan
diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan
dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan sumber daya
yang dimiliki penawar;
1.21 Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas
tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan.
1.22 Personil inti adalah tenaga yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP
serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.
1.23 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP,
yang pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain dan disetujui
terlebih dahulu oleh PPK.
1.24 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.25 Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang diterbitkan
oleh PPK.
1.26 Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama
pekerjaan selesai, dinyatakan dalam Berita Acara penyerahan pertama
pekerjaan yang diterbitkan oleh PPK.
1.27 Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama
pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
1.28 Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna
atau penyedia.
1.29 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah
diserahterimakan oleh penyedia kepada PPK dan terlebih dahulu
diperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan,
menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian
dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak,
dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau
keselamatan umum.

2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini
tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen
Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki dalam Surat
Perjanjian.

3. Bahasa dan Hukum 3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia kecuali dalam rangka
pinjaman/hibah luar negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan bahasa
nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut dan/atau bahasa Inggris.

3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia, kecuali
dalam rangka pinjaman/hibah luar negeri menggunakan hukum yang
berlaku di Indonesia atau hukum yang berlaku di negara pemberi
pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan antara Pemerintah dan negara
pemberi pinjaman/hibah).

4. Larangan Korupsi, 4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, dilarang untuk:
Kolusi dan Nepotisme a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau
(KKN) serta Penipuan menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui atau
patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar dokumen
dan/atau keterangan lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.

4.2 Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk semua anggota


Kemitraan/KSO apabila berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub
penyedianya (jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan tindakan
yang dilarang di atas.

4.3 Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti melakukan larangan-


larangan di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK
sebagai berikut:
a. pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK;
b. sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia; dan pengenaan daftar hitam.

4.4 Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh PPK kepada


Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi lainnya.

4.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Asal Material/ Bahan 5.1 Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari
rincian komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2 Asal material/bahan merupakan tempat material/bahan diperoleh, antara


lain tempat material/bahan ditambang, tumbuh, atau diproduksi.

6. Korespondensi 6.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimili
dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam SSKK.

6.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan


Kontrak ini harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan
dianggap telah diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung
kepada wakil sah Para Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan melalui
surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan ke alamat yang tercantum
dalam SSKK.

7. Wakil Sah Para Pihak Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan
setiap dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan
Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh
pejabat yang disebutkan dalam SSKK. Khusus untuk penyedia perseorangan,
Penyedia tidak boleh diwakilkan.

8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat dan
sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan


berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain
yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam Nilai
Kontrak.

10. Pengalihan dan/atau 10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak ini.
Subkontrak Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal pergantian
nama Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger) maupun akibat
lainnya.

10.2 Penyedia dilarang untuk mensubkontrakkan sebagian/seluruh pekerjaan


utama dalam Kontrak ini.

10.3 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya diperbolehkan kepada


Penyedia spesialis setelah persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia tetap
bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.

10.4 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan Penyedia
dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.

11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran ketentuan
tertentu Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi
pengabaian yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika menjadi
pengabaian terhadap pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya dapat
mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil
Sah Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap personil
dan subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.

13. Kemitraan/KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang disebut dalam
Surat Perjanjian untuk bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan
hak dan kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini.

14. Pengawasan 14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK jika dipandang
Pelaksanaan perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan yang berasal dari personil
Pekerjaan PPK atau konsultan pengawas. Pengawas Pekerjaan berkewajiban
untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan selalu


bertindak untuk kepentingan PPK. Jika tercantum dalam SSKK,
Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

15. Persetujuan Pengawas 15.1 Semua gambar yang digunakan untuk mendapatkan Hasil Pekerjaan
Pekerjaan baik yang permanen maupun sementara harus mendapatkan
persetujuan Pengawas Pekerjaan.

15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu


adanya Hasil Pekerjaan Sementara maka penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan Hasil Pekerjaan Sementara
tersebut untuk disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Terlepas dari ada
tidaknya persetujuan Pengawas Pekerjaan, penyedia bertanggung
jawab secara penuh atas rancangan Hasil Pekerjaan Sementara.

16. Perintah Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah Pengawas


Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam
Kontrak ini.
17. Penemuan-penemuan Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada pihak yang
berwenang semua penemuan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau
penemuan kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundang-
undangan dikuasai oleh negara .
18. Akses ke Lokasi Kerja Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK, Wakil Sah PPK dan/atau
Pengawas Pekerjaan ke lokasi kerja dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini
sedang atau akan dilaksanakan.

B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak

19. Jadwal Pelaksanaan 19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat
Pekerjaan Perjanjian oleh Para Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam
SSKK.

19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.

19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan


dalam SSKK.

19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan


sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia telah
melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, maka PPK dapat melakukan
penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum
kontrak.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan

20. Penyerahan Lokasi 20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan keseluruhan lokasi kerja kepada
Kerja penyedia sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah
sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil
pemeriksaan dan penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan
lokasi kerja.

20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.

20.3 Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari lokasi kerja
maka PPK dapat dianggap telah menunda pelaksanaan pekerjaan
tertentu yang terkait dengan bagian lokasi kerja tersebut, dan kondisi ini
ditetapkan sebagai Peristiwa Kompensasi.

21. Surat Perintah Mulai 21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
Kerja (SPMK) sejak tanggal penanda-tanganan kontrak.

21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan


kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu 22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat
persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.

22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:


a. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.

22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.

22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi


adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.

22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan


kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa
pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran
program mutu harus mendapatkan persetujuan PPK.

22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban


kontraktual penyedia

23. Rapat Persiapan 23.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK dan
Pelaksanaan Kontrak sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah menyelenggarakan
rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
23.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak meliputi:
a. program mutu;
b. organisasi kerja;
c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
d. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan
personil;
f. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi
pekerjaan.

24. Mobilisasi 10.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu
30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.

10.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:


a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
b. mendatangkan personil-personil.

10.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.

25. Pemeriksaan Bersama 25.1 Apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK
bersama-sama dengan penyedia melakukan pemeriksaan lokasi
pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail
kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap rencana mata pembayaran.

25.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat membentuk


Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksana-an Kontrak atas usul PPK.

25.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila


dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak,
maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.

25.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau Peralatan


ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia tetap
dapat melanjutkan pekerjaan dengan syarat Personil dan/atau Peralatan
yang belum memenuhi syarat harus segera diganti dalam jangka waktu
yang disepakati bersama.

B.2 Pengendalian Waktu

26. Waktu Penyelesaian 26.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk
Pekerjaan memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta
menyelesaikan pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal
Penyelesaian yang ditetapkan dalam SPMK.

26.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.

26.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh Peristiwa


Kompensasi maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran ganti rugi.
Denda atau ganti rugi tidak dikenakan jika Tanggal Penyelesaian
disepakati oleh Para Pihak untuk diperpanjang.

26.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal
penyelesaian semua pekerjaan.

27. Perpanjangan Waktu 27.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang
Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal
Penyelesaian harus dilakukan melalui adendum Kontrak jika
perpanjangan tersebut mengubah Masa Kontrak.

27.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah


menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah penyedia meminta
perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan peringatan dini
atas keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama untuk mencegah
keterlambatan maka keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk memperpanjang Tanggal Penyelesaian.

28. Penundaan oleh Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis penyedia untuk
Pengawas Pekerjaan menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus segera
ditembuskan kepada PPK.

29. Rapat Pemantauan 29.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat
pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan serta
untuk menindaklanjuti peringatan dini.

29.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan


dalam berita acara rapat, dan rekamannya diserahkan kepada PPK dan
pihak-pihak yang menghadiri rapat.

29.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas


Pekerjaan dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat melalui
pernyataan tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat.

B.3 Penyelesaian Kontrak

31. Serah Terima 31.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia
Pekerjaan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan
pekerjaan.

31.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan


Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

31.3 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap


hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK.

31.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil


pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan diterima
oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

31.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus)


dari nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan
retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar
100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus
menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai kontrak.

31.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan


sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.

31.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan


secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.

31.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia


melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan
baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum
dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.

31.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan


sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi
untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan
Pemeliharaan.

31.10 Jika Hasil Pekerjaan berupa bangunan maka umur konstruksi bangunan
ditetapkan dalam SSKK.

32. Pengambilalihan PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

33. Pedoman 33.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK tentang
Pengoperasian dan pedoman pengoperasian dan perawatan sesuai dengan SSKK.
Perawatan
33.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman pengoperasian dan
perawatan, PPK berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.

B.4 Adendum

34. Perubahan Kontrak 10.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.

10.2 Perubahan Kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak,
meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan
oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup
pekerjaan dalam kontrak;
b. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan;
c. perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan,
perubahan pelaksanaan pekerjaan dan/atau penyesuaian harga.

10.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PA/KPA dapat membentuk


Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.

35. Perubahan Lingkup 35.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi
Pekerjaan pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang
ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama penyedia
dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain :
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak;
b. mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.

35.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran dan


paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.
35.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada
penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak
awal.

35.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan adendum kontrak.

36. Perubahan Jadwal 36.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas
Pelaksanaan pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:
Pekerjaan a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau
e. keadaan kahar.

36.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-kurangnya


sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pada pasal 39.1.

36.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak


setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh
penyedia.

36.4 PPK dapat menugaskan Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak


untuk meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.

36.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam adendum


kontrak.

B.5 Keadaan Kahar

37. Keadaan Kahar 37.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi:
a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui
keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait.

37.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan kepada


PPK paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat
yang berwenang.

37.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan


kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak
akibat Keadaan Kahar.

37.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang


dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.

37.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, Penyedia
berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau
kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa
Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia
untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak
dan mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini
harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.

B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak

38. Penghentian dan 38.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau
Pemutusan Kontrak terjadi Keadaan Kahar.

38.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada
penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:

a. biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk


pekerjaan ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh
Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;

b. biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan


Sementara dan Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.

38.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak PPK.

38.4 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat
dilakukan apabila:
a. penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan
tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan;
b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai
pelaksanaan pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan)
hari dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta
tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu
dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK;
b. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan;
c. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan
penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak
dan PPK menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup
menyelesaikan sisa pekerjaan;
d. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda
pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak
ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari;
e. PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran
sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK;
f. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan
dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
g. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.

38.5 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan penyedia:


a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau Jaminan Uang
Muka dicairkan;
c. penyedia membayar denda; dan/atau
d. penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.

38.6 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK terlibat


penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggararan
persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka PPK dikenakan
sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

39. Peninggalan Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan Sementara yang
masih berada di lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau
kesalahan penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK tanpa
kewajiban perawatan. Pengambilan kembali semua peninggalan tersebut oleh
penyedia hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak

40. Hak dan Kewajiban Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan
Para Pihak oleh PPK dan penyedia dalam melaksanakan kontrak, meliputi:
40.1 Hak dan kewajiban PPK:
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak.

40.2 Hak dan kewajiban penyedia:


a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan
prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci
dalam kontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
b. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; dan
c. mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk
melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan
gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan
penyedia.

41. Penggunaan Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan dokumen


Dokumen-Dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk
Kontrak dan kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar,
Informasi kecuali dengan ijin tertulis dari PPK.

42. Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau klaim dari pihak
Intelektual ketiga yang disebabkan penggunaan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh
penyedia.

43. Penanggungan dan 43.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
Risiko menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan
biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari hal-hal
berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir:
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia,
Subpenyedia (jika ada), dan Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga;
43.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan
atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan
risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan
oleh kesalahan atau kelalaian PPK.

43.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi


kewajiban penanggungan dalam Pasal ini.

43.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang
menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia
atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.
44. Perlindungan Tenaga 44.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
Kerja mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.

44.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan Personilnya


untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu pelaksanaan
pekerjaan, penyedia beserta Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.

44.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada


setiap Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada)
perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.

44.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan kecelakaan


berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia akan melaporkan kepada
PPK mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan
pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.

45. Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai


Lingkungan untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini.

46. Asuransi 46.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan
tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.

46.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk


dalam nilai kontrak.

47. Tindakan Penyedia 47.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan
yang Mensyaratkan tertulis PPK sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:
Persetujuan PPK atau a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan;
Pengawas Pekerjaan b. menunjuk Personil yang namanya tidak tercantum dalam Lampiran
A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

47.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan


tertulis Pengawas Pekerjaan sebelum melakukan tindakan-tindakan
berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam Pasal 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

48. Laporan Hasil 48.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
Pekerjaan menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.

48.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,


seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam
buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana
dan realisasi pekerjaan harian.

48.3 Laporan harian berisi:


a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

48.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan dan disetujui oleh wakil PPK.

48.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.

48.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.

48.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-foto


dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

49. Kepemilikan Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-
Dokumen dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan
Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling lambat
pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak berkewajiban untuk
menyerahkan semua dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar
rinciannya kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap
dokumen dan piranti lunak tersebut. Pembatasan (jika ada) mengenai
penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur
dalam SSKK.

50. Kerjasama Antara 50.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas Rp25.000.000.000,00
Penyedia dan Sub (dua puluh lima miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia
Penyedia Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil, yaitu dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.

50.2 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam


Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.

50.3 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang


disubkontrakkan tersebut.

50.4 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada Kontrak


serta menganut prinsip kesetaraan.

51. Usaha Mikro, Usaha 51.1 Apabila penyedia yang ditunjuk adalah penyedia Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi Kecil dan koperasi kecil, maka dalam kontrak dimuat ketentuan bahwa
Kecil pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
ditunjuk dan dilarang diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak
lain.
51.2 Apabila penyedia yang terpilih adalah penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka dalam kontrak dimuat:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil, antara lain dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas penyedia terpilih tetap
bertanggungjawab penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan yang
bukan pekerjaan utama; dan
d. membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan di
atas.

51.3 Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka penyedia dikenakan


sanksi yang diatur dalam SSKK.

52. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi kerja
bersama-sama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihak-pihak lainnya
yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika dipandang perlu, PPK dapat
memberikan jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.

53. Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak di lokasi kerja.

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda


54. Pembayaran Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban
penyedia dalam Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak
mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.

55. Jaminan 55.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK selambat-lambatnya 14


(empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan
kontrak dengan besar:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) bagi penawaran yang lebih kecil dari 80% (delapan puluh
perseratus) HPS.

55.2 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak


tanggal penanda-tanganan kontrak sampai dengan serah terima
pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).

55.3 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan


selesai 100% (seratus perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau menahan uang retensi sebesar 5% (lima perseratus)
dari nilai kontrak;

55.4 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam rangka pengambilan
uang muka dengan nilai 100% (seratus perseratus) dari besarnya uang
muka;

55.5 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai
dengan pencapaian prestasi pekerjaan;

55.6 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurang-kurangnya sejak


tanggal persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal
penyerahan pertama pekerjaan (PHO).

55.7 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan


dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus).
D. Personil dan/atau Peralatan Penyedia

56. Personil Inti dan/atau 56.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan
Peralatan yang tercantum dalam Dokumen Penawaran.

56.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan


kecuali atas persetujuan tertulis PPK.

56.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan


permohonan terlebih dahulu kepada PPK dengan melampirkan
riwayat hidup/pengalaman kerja personil inti yang diusulkan beserta
alasan penggantian.

56.4 PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian personil


inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.

56.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti:


a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;

maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan


menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam
waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh PPK.

56.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka
penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan
kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau
peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun.

56.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya.


Jika diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu
disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.

E. Kewajiban PPK

57. Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau
kemudahan lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk
kelancaran pelaksanan pekerjaan ini.

58. Peristiwa Kompensasi 58.1 Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal
sebagai berikut:
a. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau
instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan
pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata
tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak
dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.

58.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan


dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK
berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan
perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.

58.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK,
dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.

58.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika


berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang
diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya
tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi.

58.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk
memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi
dampak Peristiwa Kompensasi.

F. Pembayaran kepada Penyedia

59. Harga Kontrak 59.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak sebesar harga kontrak.

59.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan


biaya overhead serta biaya asuransi yang meliputi juga biaya
keselamatan dan kesehatan kerja.

59.3 [Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan atau kontrak
gabungan harga satuan dan lump sum).]

60. Pembayaran 60.1 Uang muka


a. uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan,
personil, pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah
penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka
yang diterima;
c. penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang
muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;
d. PPK harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk
permohonan tersebut pada huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja setelah Jaminan Uang Muka diterima;
e. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan
penjaminan, atau Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin
untuk menjual produk jaminan (suretyship) yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
f. pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur
secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan
dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai
prestasi 100% (seratus perseratus).
60.2 Prestasi pekerjaan
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan
oleh PPK, dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan
kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin
atau pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
SSKK;

3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah


terpasang, tidak termasuk bahan/material dan peralatan yang
ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda
(apabila ada), pajak dan uang retensi; dan
5) untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada
seluruh sub penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama
pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan
permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan
surat permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat
Perintah Membayar (PPSPM);
d. bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak
akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK dapat
meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi
perselisihan.

60.3 Denda dan ganti rugi


a. denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada
penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada PPK
karena terjadinya cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang
belum dikerjakan, apabila bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat berfungsi; atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak, apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum berfungsi. sesuai
yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu
menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan
kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam
pembayaran prestasi pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan dalam
pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh PPK, apabila
penyedia telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-
data.

61. Hari Kerja 61.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh
penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
pekerja dan dapat diperiksa oleh PPK.

61.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya
setelah formulir upah ditandatangani.

61.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan.

62. Perhitungan Akhir 62.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan berita acara penyerahan
awal berdasarkan telah ditandatangani oleh kedua belah Pihak.

62.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban untuk


menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan nilai
tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian
tagihan oleh Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan
SPP untuk pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-lambatnya
7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen
penunjang diterima oleh Pengawas Pekerjaan.

63. Penangguhan 63.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi
pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban
kontraktualnya, termasuk penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.

63.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang


penangguhan hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas
mengenai penangguhan tersebut. Penyedia diberi kesempatan untuk
memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.

63.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi


kegagalan atau kelalaian penyedia.

63.4 Jika dipandang perlu oleh PPK, penangguhan pembayaran akibat


keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat dilakukan bersamaan
dengan pengenaan denda kepada penyedia.

64. [Penyesuaian Harga 64.1 [Harga yang tercantum dalam kontrak dapat berubah akibat adanya
(Untuk Kontrak penyesuaian harga sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Harga Satuan atau
Kontrak Gabungan 64.2 Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang masa
Harga Satuan dan pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan diberlakukan
Lump Sum)] mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan.

64.3 Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata


pembayaran, kecuali komponen keuntungan dan biaya operasional
sebagaimana tercantum dalam penawaran.

64.4 Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal


pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak awal/adendum kontrak.

64.5 Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari
luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal
barang tersebut.

64.6 Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat adanya
adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-
13 (tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut ditandatangani.

64.7 Kontrak yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh kesalahan


Penyedia diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan indeks harga
terendah antara jadwal awal dengan jadwal realisasi pekerjaan.

64.8 Penyesuaian Harga Satuan, ditetapkan dengan rumus sebagai berikut:

Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;
Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;
a = Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;
Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran komponen
keuntungan dan overhead maka a =0,15.
b, c, d = Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan, alat
kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn = Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulai bulan ke-13 setelah penandatanganan kontrak).
Bo, Co, Do = Indeks harga komponen pada bulan ke-12 setelah
penanda-tanganan kontrak.

64.9 Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja dan alat kerja ditetapkan dalam
rapat persiapan pelaksanaan kontrak.

64.10 Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan BPS.

64.11 Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan BPS,
digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh instansi teknis.

64.12 Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai berikut:

Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst
Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan setelah
dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan penyesuaian
Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang dilaksanakan.

64.13 Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh PPK, apabila penyedia


telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;

64.14 Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambat-lambatnya setiap


6 (enam) bulan.]

G. Pengawasan Mutu

65. Pengawasan dan PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap
Pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila
diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan
yang dilaksanakan oleh penyedia.

66. Penilaian Pekerjaan 66.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian
Sementara oleh PPK atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.

66.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan
fisik pekerjaan.
67. Cacat Mutu PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan
memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang
ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil
Pekerjaan yang dianggap oleh PPK atau Pengawas Pekerjaan mengandung
Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama
Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

68. Pengujian Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi
Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut.
Jika tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap
sebagai Peristiwa Kompensasi.

69. Perbaikan Cacat 69.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan
Mutu Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu
tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa
Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

69.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia berkewajiban


untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan
dalam pemberitahuan.

69.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga
yang ditunjuk oleh PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia
segera setelah menerima klaim PPK secara tertulis berkewajiban
untuk mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat memperoleh
penggantian biaya dengan memotong pembayaran atas tagihan
penyedia yang jatuh tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan
Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya
penggantian akan diperhitungkan sebagai utang penyedia kepada PPK
yang telah jatuh tempo.

69.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap


keterlambatan perbaikan Cacat Mutu, dan mendaftarhitamkan
penyedia.

70. Kegagalan Bangunan 70.1 Jika Hasil Pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam SSKK berupa
bangunan maka PPK dan/atau penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan akhir bertanggung jawab
atas kegagalan bangunan sesuai dengan kesalahan masing-masing
selama umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak
lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

70.2 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan


menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan
biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian PPK) sehubungan dengan klaim kehilangan atau kerusakan
harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang
timbul dari kegagalan bangunan.

70.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi


kewajiban penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
70.4 Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara semua
dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari
10 (sepuluh) tahun.

H. Penyelesaian Perselisihan

71. Penyelesaian 71.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh


Perselisihan menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama atau
setelah pelaksanaan pekerjaan ini.

71.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam


Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi,
konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

72. Itikad Baik 76.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.

76.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Apabila selama
kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan
yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

BAB XI. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)

A. Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut:

Satuan Kerja PPK:


Nama: ..........................
Alamat: …………………
Website: .............................
Email: .........................
Faksimili: …………………

Penyedia: .........................
Nama: .........................
Alamat: .........................
Email: .........................
Faksimili: .........................

B. Wakil Sah Para Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Pihak Untuk PPK: ...............
Untuk Penyedia: ...............

C. Tanggal Berlaku Kontrak mulai berlaku sejak: ditandatangani s.d Serah Terima Pekerjaan
Kontrak II

D. Masa Masa Pemeliharaan berlaku selama: 180 (seratus delapan puluh) hari
Pemeliharaan kalender

E. Umur Konstruksi Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi: ……….


(...............) tahun sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan akhir.

F. Pedoman Gambar As built dan/atau pedoman pengoperasian dan perawatan harus


Pengoperasian dan diserahkan selambat-lambatnya: ……… (...............) hari
Perawatan kalender/bulan/tahun setelah tanggal penandatanganan Berita Acara
penyerahan awal.

G. Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh PPK untuk
Tagihan pembayaran tagihan angsuran adalah ............ hari kalender terhitung
sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang tidak
diperselisihkan diterima oleh PPK.

H. Pencairan Jaminan Jaminan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara

I. Tindakan Penyedia Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan PPK adalah:
yang Mensyaratkan Memasuki lapangan (serah terima lapangan), mengganti personil,
Persetujuan PPK penggantian / persetujuan spesifikasi teknis.
atau Pengawas
Pekerjaan Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan Pengawas
Pekerjaan adalah: Memulai / melaksanakan pekerjaan, gambar shop
drawing, kedatangan/kebenaran material dan spedsifikasi teknis.

J. Kepemilikan Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen dan piranti


Dokumen lunak yang dihasilkan dari Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan
sebagai berikut: dengan ijin kepala kantor

K. Fasilitas PPK tidak menyediakan fasilitas.

L. Sumber Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai dari APBN 2013
Pembiayaan

M. Pembayaran Uang Pekerjaan Konstruksi ini dapat diberikan uang muka (YA/TIDAK).
Muka
[jika ”YA”]
Uang muka diberikan sebesar ........% (........ persen) dari Nilai Kontrak

N. Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara: (Termijn).


Prestasi Pekerjaan Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut: disepakati setelah penandatanganan kontrak
kerja
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan
pembayaran prestasi pekerjaan: sesuai progress pekerjaan yang
dituangkan dalam BA Laporan Presasi Mingguan dan Bulanan

O. Penyesuaian Harga Tidak ada index penyesuaian harga yang dikeluarkan oleh instansi.

P. Denda Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk setiap hari
keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak

Q. Penyelesaian Jika perselisihan Para Pihak mengenai pelaksanaan Kontrak tidak dapat
Perselisihan diselesaikan secara damai maka Para Pihak menetapkan lembaga
penyelesaian perselisihan tersebut di bawah sebagai Pemutus Sengketa:
[Pengadilan Republik Indonesia yang berkompeten/Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI)]
[Jika BANI yang dipilih sebagai Lembaga Pemutus Sengketa maka
cantumkan klausul arbitrase berikut tepat di bawah pilihan yang dibuat di
atas:
Semua sengketa yang timbul dari Kontrak ini, akan diselesaikan dan
diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut
peraturan-peraturan administrasi dan peraturan-peraturan prosedur
arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat kedua belah pihak yang
bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan terakhir. Para Pihak
setuju bahwa jumlah arbitrator adalah 3 (tiga) orang. Masing-masing
Pihak harus menunjuk seorang arbitrator dan kedua arbitrator yang
ditunjuk oleh Para Pihak akan memilih arbitrator ketiga yang akan
bertindak sebagai pimpinan arbitrator.‖]

Lampiran A – Syarat-Syarat Khusus Kontrak


Personil Inti, Subpenyedia dan Peralatan

- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum
kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian personilnya
seperti uraian personil Penyedia di atas]

- Peralatan yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk
pelaksanaan pekerjaan]

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS


PASAL 01
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN

1. Tata cara penyelenggaraan ini telah diatur BAB I S/D BAB IX, sedang bentuk bangunan yang
dimaksud harus dilaksanakan sesuai gambar yang telah ditetapkan dengan Syarat-syarat Teknis
sebagaimana tercantum dalam pasal demi pasal dibawah ini.
2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong adalah :
Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta Provinsi Jawa Tengah – TA 2013

SYARAT – SYARAT UMUM

A. PERSYARATAN UMUM
A.1. Spesifikasi Umum
 Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta
Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis, seperti yang akan diuraikan
dalam buku ini.
 Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan/atau kesimpansiuran
informasi dalam pelaksanaan, kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan
Direksi untuk mendapat, kejelasan pelaksanaan.
A.2. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta
Buku Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan Teknis
 Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu
lainnya.
 Mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan, alat-alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna.
 Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam Tapak Bangunan
sebelum pelaksanaan dan setelah pembangunan.
 Pekerjaan struktur Beton antara lain Kolom, Balok, Plat Lantai, Kolom Praktis, Sloof,
Ring Balok, plat level dan lain-lain sebagaimana dalam lingkup pekerjaan.
A.3. Gambar Dokumen
Apabila terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan dan/atau ketidaksesuaian
dan keragu-raguan diantara setiap Gambar kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan
kepada Direksi gambar mana yang akan dijadikan pegangan. Hal tersebut diatas tidak
dapat dijadikan alasan dan Kontraktor untuk memperpanjang/ mengklaim biaya maupun
waktu pelaksanaan.
A.4. Shop Drawing
 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar kerja
 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan
dan/atau spesifikasi/ persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
A.5. Ukuran
 Pada dasarnya semua ukuran dalam gambar kerja A (Arsitektur) pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai.
 Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran yang tercantum di
dalam Gambar Pelaksanaan/Dokitmen Kontrak tanpa sepengatahuan Direksi
A.6. Sarana Kerja
· Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing
anggota kelompok kerja pelaksana dan inventarisasi peralatan yang dipergunakan
dalam pekerjaan ini
· Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (workshop dan peralatan
yang dimiliki dimana pekerjaan pemborong akan dilaksanakan serta jadwal kerja)
 Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material di lapangan harus aman dari segala
kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain yang
sedang berjalan serta memenuhi persyaratan penyimpanan bahan tersebut
A.7. Standar Yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,
Standard Industri Kontruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :
· NI-2 [ PBI-19711 Peraturan Beton Indonesia ( 1971]
· PUBI — 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
· NI-3 PMI PUBB 1 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
· NI-4 Persyaratan Cat Indonesia.
 NI-5 PKKI Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia.
· NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia.
· NI-10 Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
· PPI-1979 Pedoman Plumbing Indonesia.
· PUIL-1977 Peraturan Umum Instalasi Listrik.
· PPBI-1984 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
A.8. Syarat Bahan
· Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik: tidak
cacat, sesuai dengan spesifikasinya yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang
dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
· Untuk pekerjaan khusus/tertentu, selain harus mengikuti standard yang
dipergunakan juga harus mengikuti persyaratan Pabrik yang bersangkutan
A.9. Merk Pembuatan Bahan/ Material
 Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam uraian pekerjaan & persyaratan
pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas dan tidak
diartikan sebagai suatu yang mengikat, kecuali bila ditentukan lain.
· Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut.
· Dalam pelaksanaanya, setiap bahan/material dan komponen jadi keluaran pabrik harus
di bawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk.
· Direksi berhak menunjuk Tenaga Ahli yang ditunjuk Pabrik dan/atau Supplier yang
bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
· Diisyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang yang diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada ketentuan
lain yang disetujui Direksi. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara
tertulis oleh Direksi / Perencana
· Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Direksi/Perencana
sebanyak empat buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan standard of
appearence.
 Paling lambat vvaktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu setelah SPK turun.
A.10. Contoh Bahan/Material & Komponen Jadi
 Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor diwajibkan membuat komponen jadi
(mock up) yang harus diperlihatkan kepada Direksi /Perencana/MK untuk mendapat
persetujuan.
 Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standard yang
berlaku.
A.11. Koordinasi Pelaksanaan.
· Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standard yang
berlaku.
· Penunjukan Supplier dan/atau Sub Kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi /MK/Pengawas
· Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi /
MK/Perencana dengan Kontraktor bawahan atau Supplier bahan

· Supplier wajib hadir mendampingi Direksi / MK/Perencana di lapangan untuk


pekerjaan tertentu atau khusus sesuai instruksi Pabrik
A.12. Persyaratan Pekerjaan
· Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan
sesuai dengan uraian Pekerjaan & Persyaratan Pelaksanaan Teknis dan / atau khusus
sesuai instruksi Pabrik
· Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan
dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan
Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing, Sanitasi dan mendapat ijin
tertulis dari Direksi.
A.13. Pelaksanaan Pekerjaan
· Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di Lapangan harus
tepat sesuai Gambar Kerja.
· Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke
selokan yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tertera di dalam Gambar Kerja. Tidak dibenarkan adanya genangan air.
· Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti Gambar Kerja
dan melakukan pengukuran kondisi lapangan.
· Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi / sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut.
· Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari
kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
· Kontraktor tidak boleh menclaim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi Kerusakan
suatu pekerjaan akibat keteledoran Kontraktor, Kontraktor harus memperbaikinya
sesuai dengan keadaan semula.
· Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
berlaku/Gambar pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
· Penunjukan Tenaga Ahli oleh Direksi / yang sesuai dengan kegiatan suatu
pekerjaan.
· Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di Lapangan harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.
A.14. Pekerjaan Pembongkaran & Perbaikan Kembali
· Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada / eksisting di
Lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada Saluran Drainase, Pipa Air
Bersih, Pipa lainnya yang masih berfungi dan kabel bawah tanah
· Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan pombongkaran untuk
pekerjaan lain, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali atau
menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang
ada. Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menclaim sebagai pekerjaan tambah
· Kontraktor wajib melapor kepada Direksi sebelum melakukan pembongkaran /
pemindahan segala sesuatu yang ada di Lapangan.

B. PERSYARATAN TEKNIS

B.1. Pekerjaan Sarana Tapak

Pekerjaan ini meliputi :


a. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk bekerja
Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor. Air harus bersih, bebas dari bau,
Lumpur, Minyak dan Bahan Kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Direksi. Listrik untuk bekerja harus disediakan
Kontraktor.
b. Pekerjaan penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Kontraktor wajib menyediakan Tabung alat Pemadam Kebakaran (Fire Extinguisher
) lengkap dan berfungsi dengan baik, untuk keselamatan para pekerja terhadap
bahaya kebakaran .
c. Drainase Tapak.
Kontraktor wajib membuat Saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan
air yang ada. Pembuatan Saluran sementara harus sesuai petunjuk atau persetujuan
Direksi.

B.2. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


Pekerjaan pembesihan sebelum pelaksanaan. Pekerjaan penentuan Peil P + 0.00.
pekerjaan pengurugan, pemadatan dan perataan pasir.
Pekerjaan perbaikan kembali dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja
Kontraktor harus mengamankan/melindungi hasil pekerjaan sebelumnya maupun yang
sedang berjalan, bahan/komponen yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat.
Kontraktor juga diharuskan menjaga keamanan di likungan proyek.

Pekerjaan Pembesihan Sebelum Pelaksanaan


· Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup
pembongkaran/pembersihan/pemindahan ke luar dari Tapak Konstruksi terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Direksi, tidak akan digunakan lagi maupun yang
dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan.
· Hasil pembongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak milik Pemberi Tugas.
Serah terima akan diatur oleh Direksi.

Pekerjaan Penentuan Pokok Dasar atau Peil P ± 0.00.


· P ± 0.00 Finishing arsitektur adalah mengacu peil lantai dasar (lantai 01) rencana
bangunan Gedung Utama (ditentukan di lapangan sesuai desain), ditetapkan +/- +
0.60 dari halaman jadi.
· Tinggi sisi atas Papan patok Ukur harus sama dengan lainnya, dan atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi.
· Setelah selesai pemasangan Papan Patok Ukur, Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi / MK/Pengawas untuk mendapat persetujuan.

Kontraktor harus memperbaiki kembali seperti semula, tanpa mengganggu sistem yang
ada, dengan mengikuti petunjuk Direksi terhadap kerusakan / cacat karena :
· Pembongkaran yang terpaksa dilakukan terhadap bagian / komponen bangunan
hasil paket sebelumnya maupun yang sedang berjalan dan eksisting struktur yang
dipertahankan.
· Kesalahan atau kelalaian Kontraktor.

B.3. Pekerjaan Direksi Keet


Luas Direksi Keet adalah 4x8=32M2'
Kontruksi dan Finishing
· Tiang kolom dengan Kayu
· Dinding triplek dengan Rangka Kayu .
· Lantai Beton Rabat
· Pondasi tiang kayu, dengan Umpak Beton dan Ankur
· Daun Pintu dengan Kayu Lapis 4 mm (double sided)
· Daun Jendela Kaca t = 5 mm.
· Penutup Atas, Asbes Gelombang
· Lampu penerangan.
· Dilengkapi AC

PASAL 02
LINGKUP PEKERJAAN

1. PENJELASAN UMUM TENTANG TERTIB PELAKSANAAN


a. Daerah Kerja
Daerah kerja akan diserahkan kepada pemborong (selama pelaksanaan) dalam keadaan
seperti pada waktu pemberian pekerjaan, dan pemborong dianggap mengetahui benar-
benar mengenai :
· Letak bangunan yang akan dikerjakan
· Letak dan posisi jaringan infrastruktur lingkungan.
b. Pengesahan Pekerjaan
Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya, pemborong diwajibkan berhubungan
dengan Pengawas untuk ikut serta menyelesaikan sejauh tidak ditentukan lain dan untuk
mendapatkan pengesahan/persetujuaannya.
c. Kerusakan yang Diakibatkan Pemborong
Pemborong tidak dibenarkan merusak bagian-bagian yang sudah dikerjakan pemborong
lain. Bila kerusakan bagian bangunan tersebut tidak bisa dihindari maka pemborong yang
bersangkutan diwajibkan memperbaiki hingga dinilai baik oleh MK/Pengawas.
d. Kesesuaian Gambar dan Spesifikasi Teknik
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pemborong harus meneliti setiap gambar dan
spesifikasi teknis pekerjaan.
e. Aksesibilitas material yang tidak mengganggu sirkulasi internal areal pekerjaan.

2. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN ADALAH PEMBANGUNAN


FASILITASI BANGUNAN RPH SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH -
TAHUN 2013.
a. Pembangunan Fasilitasi Bangunan RPH Surakarta Provinsi Jawa Tengah tertera dalam
Gambar Rencana.
b. Pembuatan Sarana Prasarana Lainnya :
 Rehabilitasi kandang lama;
 Pekerjaan pembuatan kandang dan perbaikan gangway;
 Pekerjaan rehabilitasi rumah timbangan berat hidup sapi;
 Pekerjaan rahabilitasi meninggikan atap rest area;
 Pekerjaan rehabilitasi gedung RPH dan packing room;
 Pekerjaan packing room;
 Pekerjaan pembuatan hall dan atap penghubung;
 Pekerjaan air blast freezer room / cold storage / cilling room dan ruang diesel;
 Pekerjaan rehabilitasi toilet;
 Pekerjaan ruang gedung locket;
 Pekerjaan pintu pagar;
 Pekerjaan paving block dan talud.

3. SEDANGKAN DETAIL PEKERJAANNYA MELIPUTI :


a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Beton Bertulang dan Tidak Bertulang
c. Pekerjaan Besi dan pembesian
d. Pekerjaan Penutup Atap
e. Pekerjaan Lantai dan Pelapis dinding
f. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
g. Pekerjaan Langit-langit
h. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Daun Jendela, Pintu Kaca, BV, dll
i. Pekerjaan Kunci dan Penggantung
j. Pekerjaan Kaca
k. Pekerjaan Pengecatan
l. Pekerjaan Saniter
m. Pekerjaan Saluran Pembuangan Air Kotor
n. Pekerjaan Instalasi Air Bersih
o. Pekerjaan Instalasi Listrik
p. Pekerjaan Lain-lain (IMB dan AP, Sambungan listrik baru, Supply Air, Kabel Data dan
telephone )

4. Komponen konstruksi bangunan tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
1. Pondasi Pondasi Bangunan Pondasi Footplat Beton bertulang
dengan mutu beton
K 250
Pondasi lajur batu kali 1pc : 6 ps
2. Kerangka Struktur bangunan Rangka kayu
Struktur
3. Dinding Pasangan dinding Dinding tembok batu bata 1pc : 5ps
bangunan ½ batu plester finish cat trasram 1pc : 3ps
dinding atau keramik atau
sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar
Plesteran Dinding tembok 1pc : 5ps
trasraam 1pc : 3ps
Beton 1pc : 2ps
Acian Material semen instan Produk Mortar Utama/
Lemkra
4. Kusen Kusen Pintu Kusen aluminium Setara Alexindo
Pintu, (Natural Anodised) ukuran 3” tebal 1,2mm
Jendela dan Untuk pemasangan
BV engsel diberi dudukan
kayu bengkirai dalam
kusen
Daun Pintu  Panil kaca frame  Frame alumunium
aluminium (natural Setara Alexindo,
anodised),  Kaca bening, kaca
 rangka kayu lapis rayban, kaca es,
teakwood fin. kaca bening tb
Melamin doff sesuai desain
 untuk pintu utama,  Floor hinge –
panil kaca frameless sekualitas
12 mm Dorma/Dekkson
Daun Pintu UPVC (untuk ruang Sekualitas MESS
KM/WC)
Daun Jendela Panil Kaca frame Kaca Bening 5 mm
aluminium Natural Untuk Kaca sisi
Anodised eksterior bangunan
menggunakan Kaca
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi
Rayban 40 %
Daun BV Panil Kaca frame Kaca bening/rayban 5
aluminium Natural mm atau Kaca Es 5
Anodised mm

5. Kaca Pekerjaan Pintu, Kaca ≤ 1m² menggunakan Sekualitas Asahimas;


Jendela, BV dan kaca tebal 5 mm, kaca ≥ 1 dapat berupa kaca
Partisi m² menggunakan kaca bening, kaca es, kaca
tebal 8 mm sesuai yang bening sesuai desain
ditunjukkan dalam
gambar

6. Lantai Lantai Bangunan Keramik 40x40 Polished Keramik sekualitas


Platinum
Kamar mandi / wc Keramik 20x20 texture Keramik sekualitas
Platinum
7. Pelapisan Keramik (KM/WC ) Keramik 20x40 Dinding Keramik sekualitas
Dinding Platinum
Rumah potong Keramik 25x40 dinding Keramik sekualitas
Platinum
8. Plint Lantai Plint Lantai Keramik sesuai desain Berlaku untuk lantai
seluruh ruang.
Menyesuaikan ukuran
yang digunakan/sesuai
desain
9. Plafond/ Sesuai ditunjukkan Calsiboard 4,5 mm atau calsiboard sekualitas
langit- dalam gambar Gypsumboard 9 mm Kalsiboard produk
langit rangka hollow metal (uk. Eternit Gresik
Rangka utama 4/4 , Gypsumboard
rangka pembagi 2/4 tebal sekualitas Jayaboard
0,8 mm), dan atau beton
ekspose
10. Penutup Penutup Atap Genteng plentong Sekualitas plentong
Atap Bangunan kebumen
11. Pengecatan Pengecatan Dinding, Dinding dan Plafond Produk cat sekualitas
Plafond interior dengan cat Catylac ICI
interior
Dinding dan plafond
eksterior dengan cat
eksterior jenis
(weathercoat /
weathershield)
12. Penerangan Lampu sesuai desain Jenis lampu hemat energi Lampu sekualitas
(out bow), lampu TL Philips, Armatur
dalam armatur, lampu sekualitas Artolite,
spot, lampu SL, dll Philips, Permatalite
13. Handel Handel pintu, Sesuai desain (produk jadi Sekualitas Fino produk
Pintu Pengunci atau costumized) Kenari Djaja
14. Saniter Closet & Washtafel Closet jongkok Produk saniter
sekualitas Toto
lengkap dengan
aksesorinya
No. Komponen Uraian pekerjaan Material Spesifikasi

Aksesori KM/WC Floor drain, kran, fitting Produk sekualitas San


lainnya Ei, Dupon
15. Paving Perkerasan halaman Pving block abu abu Ex Diammond tebal 6
block cm
16 Panel Komponen panel MCCB, MCB MG, ABB, setara
tegangan
rendah
Kabel daya NYFGbY, NYY Supreme, Tranka,
Kabelindo, Kabelmetal
Kabel instalasi NYM 3x2,5 mm2 Supreme, Tranka,
Kabelindo, Kabelmetal
PVC konduit High impact Clipsal, EGA
Lampu & Armatur lampu Powder coating Artholite, Philips,
Socket Unit setara.
Saklar, Stop kontak Standard type Panasonic, MK,
Clipsal, setara
Lampu Lampu Philips

5. Syarat Pelaksanaan :
a. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat - syarat dan uraian dalam RKS ini,
gambar tambahan serta perubahan-perubahan dalam Berita Acara Aanwijzing. Petunjuk
serta perintah Pengguna Anggaran pada waktu atau sebelum berlangsungnya pekerjaan.
Termasuk hal ini adalah pekerjaan- pekerjaan tambah / kurang yang timbul dalam
pelaksanaan. Namun demikian sernuanya harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada
Kuasa Pengguna Anggaran.
b. Perbedaan ukuran
Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara lain:
 Gambar rencana detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skala lebih besar.
 Gambar dengan bestek, maka yang berlaku adalah bestek atau petunjuk / penjelasan
dari Kuasa Pengguna Anggaran.
 Bilamana dalam bestek disebutkan, sedang dalam gambar tidak dicantumkan, maka
yang mengikat adalah bestek.
Meskipun demikian hal-hal tersebut diatas diberitahukan kepada Kuasa Pengguna
Anggaran atau dapat persetujuan sebelum dilaksanakan.

PASAL 03
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada pemborong dalam keadaan seperti pada waktu
pemberian penjelasan di lapangan
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan atau bangunan sekitar yang
disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan, menjadi tanggung jawab Pemborong. Untuk itu
diharapkan Pemborong minta ijin kepada Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat
Komitmen untuk mendapatkan persetujuan pemakaian.
3. Pembersihan dan perataan disekitar tapak yang terkait.

PASAL 04
AIR KERJA
Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan tersebut, air harus
bersih, dan tidak berwarna, berbau serta bisa diminum, baik dengan sumur pompa maupun cara - cara
lain yang memenuhi syarat.

PASAL 05
UKURAN

1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm, kecuali untuk ukuran baja
yang dinyatakan dalam mm.
2. Untuk pedoman peil lantai di lapangan adalah sesuai gambar atau menyesuaikan lapangan.
3. Di bawah pengawasan Direksi dan Konsultan MK, Pemborong diwajibkan membuat titik duga di
atas tanah bangunan dengan tiang beton ukuran 15 x 15 cm setinggi peil lantai bangunan
didekatnya yang akan dipakai sebagai ukuran ± 0,00. Titik duga harus dijaga kedudukannya serta
tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin
tertulis dari Konsultan MK
4. Memasang papan bangunan (Bouwplank/papan piket):
a. Ketepatan Ietak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan MK
Untuk papan-papan piket bangunan menggunakan kayu Kalimantan kelas II (meranti), ukuran
2/20 cm panjang minimal 250 cm, yang diserut pada bgian atasnya.
b. Semua papan piket (bouwplank) harus dipasang kuat dengan patok kayu 4 1/2 x 6 1/2
cm atau dolken Ф 8 cm, dan tidak mudah berubah kedudukannya.
c. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku harus diperhatikan ketelitiannya dan
menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

PASAL 06
PEKERJAAN TANAH

1. Galian Tanah
a. Galian tanah untuk pondasi batu kali, saluran, dinding penahan, dan lain-lain, lebar dan
kedalamannya harus dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan gambar. Dasar galian harus
bebas dari lumpur, humus, air dan akar tanaman.
b. Dalam keadaan tanah dapat longsor terutama yang berbatasan dengan kavling tetangga atau
mengganggu bangunan/prasaran lain dalam tapak, maka pemborong harus memasang
penahan tanah yang kekokohannya dapat dipertanggungjawabkan.
c. Pemborong harus melaporkan hasil galian kepada MK, dimintakan persetujuannya untuk ijin
melanjutkan pekerjaan selanjutnya.
d. Hasil galian harus dibuang di luar bouwplank.

2. Urugan Pasir
a. Lapisan pasir urug harus bersih dari segala kotoran, pasir dipadatkan dan disiram dengan air,
hasil akhir harus rata, padat, sesuai dengan peil yang dikehendaki.
3. Urugan Tanah Kembali
a. Bekas galian pondasi diurug dengan tanah yang dipadatkan, dikeringkan secara berlapis
dengan setiap lapisan setebal 20 cm kemudian dipadatkan.
b. Tanah urug yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran yang dapat membusuk atau
mempengaruhi kepadatan urugan.
c. Kelebihan tanah
d. Kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian apabila tidak diperlukan didalam proyek
harus secepatnya dikeluarkan dari lokasi proyek.
4. Pondasi Dangkal
a. Pada pondasi batu kali menggunakan adukan campuran 1 pc : 6 ps karena adukan harus
membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang keropos dan untuk
pondasi digunakan batu yang baik dan memenuhi syarat-syarat dan sesuai persetujuan
direksi.
b. Pada pondasi untuk kolom-kolom beton, sloof beton dan sebagainya harus disediakan stek-
stek tulangan kolom yang tertanam dengan baik pada pondasi sedalam 20 cm dan terlihat
dari luar sepanjang 40 cm diatas sloof dengan diameter dan jumlah besi sesuai kolom beton.

PASAL 07
PEKERJAAN PONDASI

1. Pondasi Footplat
a. Toleransi
toleransi tidak boleh menyimpang dari posisi rencana lebih dari 40mm
toleransi kemiringan untuk pondasi yang seharusnya vertikal adalah tidak lebih miring dari
1:100
untuk penyimpangan dari ketentuan tersebut diatas, pemborong bertanggung jawab atas
segala biaya pekerjaan tambahan yang dipandang perlu oleh konsultan.
b. Panjang Pondasi
peggalian untuk pondasi disesuaikan dengan daya dukung dan rencana yang diharapkan
sesuai gambar, posisi yang ditunjukkan oleh gambar desain pondasi.
peggalian untuk pondasi harus dibawah pengawasan langsung dari direksi lapangan.
Jenis alat penggali diusahakan dengan alat manual, kecuali untuk daerah-daerah yang tidak
dapat lagi digali secara manual harus dipergunakan alat serta system kerja yang harus
mendapat persetujuan direksi lapangan.
Kedalaman penggalian adalah sesuai dengan dokumen gambar atau sampai pada lapisan tanah
yang keras.
Berita acara pengecoran harus dibuat dengan seksama dan ditandatangani oleh pemborong
dan disetujui oleh direksi lapangan (MK). Adapun data-data yang harus termasuk dalam
pencatatan tersebut adalah sebagai berikut:
 Posisi pondasi
 Peil tanah dimana pondasi berada terhadap patok
 Dalam penggallian terdapat patok tetap
 Deskripsi mengenai alat-alat penggalian
 Hambatan-hambatan yang timbul selama penggalian
 Waktu dan lama pelaksanaan.
c. Hambatan
segala hambatan dalam penggalian pondasi dan kondisi-kondisi lingkungan proyek harus
sudah diperhitungkan oleh pemborong baik dalam teknik pelaksanaan maupun biayanya.
d. Penulangan
Baja tulangan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Untuk diameter < 12 mm : BJTP – 24 (polos)
: fy= 2400 Kg/cm2
Untuk diameter > 12 mm : BJTD – 39 (ulir)
: fy = 3900 Kg/cm2
e. Beton
Segala sesuatu mengenai pembuatan beton harus sesuai dengan syarat-syarat dalam
spesifikasi khusus mengenai beton. Pengecoran beton untuk pondasi harus berlangsung secara
kontinyu sampai selesai sehingga tidak terdapat pemutusan kesatuan fisik dari pondasi.
Pemborong harus membersihkan lapangan dari segala kotoran-kotoran sisa pengecoran beton
dan lain-lain yang tertinggal dalam pelaksanaan pekerjaan.
Penyimpangan dari ketentuan ini ini tidak diperkenankan, sedangakan segala akibat dari
penyimpangan yang timbul akan menjadi tanggung jawab dari pemborong, termasuk biaya-
biaya perbaikan yang diperlukan atas keputusan konsultan.
Sebelum melakukan pengecoran adukan, semua tulangan harus sudah terpasang dengan baik,
bersih dari kotoran dan pelaksaan pengecoran harus diperhitungkan waktunya sedemikian
hingga adukan yang sudah dituangkan tidak terganggu oleh pasang surut sebelum beton
berumur 3 jam.
2. Pondasi Pasangan Batu Belah
a. Alas pondasi dari pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm, diratakan dan disiram air sampai
kepadatan maksimum.
b. Lantai kerja pondasi/ aanstamping adalah 20 cm ditimbris pasir atau batu pecah hingga
kokoh.
c. Material batu/belah yang keras, bermutu baik dan tidak cacat dan tidak retak. Tidak boleh
menggunakan batu kapur atau berpori besar.
d. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi adalah 1pc:6ps.
e. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang dapat merusak
pondasi, asam Alhali atau bahan Organik.
f. Pasir pasang harus bersih, tajam bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan yang
dapat dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lubang sebesar 10 mm.
apabila kondisi tanah tidak stabil maka pada pekerjaan pondasi harus ada perlakuan khusus,
sesuai PPT.71.
Penggalian pondasi lajur dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan lay out, titik as pondasi
tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai gambar dan disetujui direksi.
Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan, kedalaman,
besaran, lebar, letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi dimulai Ijin dari
direksi mengenai hal tersebut harus di dapat secara tertulis.
Pemborong harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke sloof dan sparing
pipa plumbing yang menembus pondasi. Pondasi dimaksud juga termasuk penahan tanah.
Permukaan penahan tanah harus disiar dengan semen pasir 1 : 2.
Pasangan pondasi batu belah harus terletak pada tanah asli yang digali.

PASAL 08
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

Lingkup Pekerjaan Meliputi:


a. Pasangan Batu belah 1 Pc : 5 Psr
b. Pasangan batu belah 1Pc : 5 Psr
c. Pasangan batu bata 1 Pc : 3 Psr
d. Plesteran batu bata spesi 1 Pc : 5 Psr
e. Plesteran batu bata spesi 1 Pc : 3 Psr
f. Plesteran dinding beton spesi 1 Pc : 2 Psr
g. Pembuatan Sponengan dan tali air
Persyaratan Pekerjaan :
1. YANG TERMASUK LINGKUP PEKERJAAN INI ADALAH :
a. Pasangan dinding bata ½ batu dan batu belah
b. Plesteran dinding bata
c. Plesteran/aferking permukaan beton
d. Pasangan bata pada saluran dan segala sesuatu yang nyata termasuk kedalam pekerjaan
ini.
2. BAHAN YANG DIPAKAI ADALAH :
a. Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan retak, minimum
belah menjadi 2 bagian produk lokal dan memenuhi persyaratan dan bahan-bahan PUBBI
1983.
b. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran organik dan bahan
yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan dipakai terlebih dahulu diayak lewat
ayakan dengan diameter lubang sebesar 10 mm.
c. Pasir pasang diambil dari penambangan terdekat, Pasir Beton diambil dari Muntilan atau
tempat penambangan terdekat yang kualitasnya memenuhi.
d. Semen yang dipakai harus memenuhi persyaratan N.I.8 tipe I menurut ASTM dan
memenuhi S 400 Standart Portland Cement .
3. ADUKAN/CAMPURAN
a. Adukan trasraam 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan untuk :
 Semua pasangan bata setinggi 30 cm diatas sloof diatas lantai pada semua dinding yang
berhubungan dengan air , misal KM / WC setinggi 180 cm atau sesuai petunjuk Direksi.
 Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta tempat - tempat lainnya yang
diperlukan seperti pasangan dinding yang dimaksud.
 Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, seluruhnya pasangan trasraam, plint plesteran,
aferking permukaan beton dan seluruh pasangan bata 1 Pc : 3 Ps tersebut diatas.
 Adukan 1 Pc : 5 Ps dilaksanakan untuk pasangan dinding dan plesteran yang tidak trasraam
seperti tercantum diatas.
 Plesteran khusus untuk pemasangan pelapisan dinding keramik, granite tile, batu alam
menggunakan mortar instan sekualitas Mortar Utama atau Lemkra jenis sesuai penggunaan.
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING BATA ½ BATU
a. Pekerjaan pasangan dinding bata harus terkontrol waterpass baik arah vertikal maupun
horisontal. Setiap 8 baris bata harus di pasang anker besi dari kolom. Pelaksanaan pasangan
dinding bata tidak boleh melebihi ketinggian 1 meter setiap hari.
b. Semua siar di permukaan dinding baru harus dikerok sedalam  1 cm agar plesteran dapat
lebih merekat. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dimulai harus dalam keadaan basah.
c. Tebal plesteran harus sama di kedua sisi dan hasil akhir dari dinding tembok setelah
diplester adalah 15 cm (Jumlah tebal plesteran dalam + tebal pasangan bata + tebal plesteran
luar).
d. Dinding di atas plafond diplester tanpa aci.
e. Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.
f. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk
plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
g. Kontraktor harus menyediakan Pekerja/Tukang yang ahli untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.
h. Kecuali untuk beraben, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.
i. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus, harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
j. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan
siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
k. Sedangkan untuk permukaan yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari
sisa-sisa bekisting kemudian dikerek/scratched.
l. Semua lubang-lubang pengikat bekisting atau “formtie” harus tertutup aduk plesteran.
m. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenakan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
yang ada diseluruh bagian dinding bangunan.
n. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat dipakai plesteran halus (acian)
di atas permukaan plesterannya.
o. Untuk bidang dinding pasangan menggunakan bahan/material akhir lain, permukaan
plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik
terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut.
p. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar,
harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm.
q. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang
tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap area 2 m2.
r. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom seperti yang
dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja.
s. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maksimal 2,5 cm.
t. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
dikaitkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat
daya lekat plesteran.Termasuk untuk plesteran penutup talang pada dinding.
u. Pemeliharaan
 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar
dan tidak secara tiba-tiba.
o Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup
yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
o Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali sehari sampai jenuh.
 Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan/material akhir Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran dengan
biaya adalah tanggungan Kontraktor, tidak dapat diclaim sebagai pekerjaan tambah.
 Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/material akhir di atas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) mingg, cukup
kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut diatas.
v. Apabila hasil pekerjaan tidak memenihi semua yang disyaratkan oleh Konsultan/Direksi
lapangan, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh
Konsultan/Direksi lapangan.
w. Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam pekerjaan
plesteran harus dikerjakan secara sempurna, tegak dan siku sudut bagian luar hendaknya
dibaut tumpul (bulat).
x. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaiki. Baigan-
bagian yang akan diperbaiki dibobok secara teratur dan plesteran baru harus dibuat rata
dengan sekitarnya.
y. Pekerjaan plesteran hanya bisa dilaksanakan setelah pekerjaan atap sudah
selesai/bangunan terlindungi.
z. Bilamana diperlukan pemasangan pipa/alat-alat yang ditanam pada dinding, maka harus
dibuat pahatan secukupnya. Pahatan tersebut setelah pipa terpasang harus ditutup dengan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna.
5. Plesteran
a. Pada dasarnya, spesi pada plesteran sama dengan campuran spesi untuk pekerjaan
pasangannya.
b. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang - bidang yang akan diplester harus
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan
retak - retak.
c. Semua permukaan beton yang diplester harus dikasarkan terlebih dahulu.
d. Adukan untuk plesteran harus benar - benar halus sehingga plesteran tidak terjadi
pecah-pecah.
e. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari 2 cm, kecuali
plesteran beton tebal maksimum 1 cm.
f. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan acian Pc sehingga
tidak terjadi retak - retak dan pecah dengan hasil halus dan rata.
g. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata vertikal dengan bidang lainnya.
h. Pekerjaan beton yang tampak diplester dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.
i. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkari bidang yang tegak lurus, halus, tidak
bergelombang, sedang sponeng / tali air harus lurus dan baik.
6. Rabat Keliling
a. Untuk fìnishing seluruh bangunan dipakai rabat beton 1 pc: 3 ps : 5 kr
b. Pelapisan rabat dilakukan melalui tepi dinding luar setiap bangunan sehingga
kansteen beton saluran air hujan keliling bangunan.

PASAL 09
PEKERJAAN BETON

1. Persyaratan Umum
a. Semua pekerjaan beton harus memenuhi peraturan Beton Indonesia, kecuali telah ditetapkan
pada bagian lain.
b. Kontraktor harus memperhatikan semua pekerjaan mekanikal, sanitary dan pekerjaan listrik
serta lubang-lubang untuk pipa atau pekerjaan ducring yang harus ditanam di dalam beton,
berdasarkan persyaratan dari gambar-gambar ME.
c. Beton harus terbuat dari semen, agregat dan air. Bahan tambahan lain yang akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan dari “Direksi MK”.
2. NI-3 tahun 1970 (Peraturan untuk Pemeriksaan Bahan-bahan
Bangunan).
a. NI-8 tahun 1964 (Peraturan Cement Portland).
b. NI-2 tahun 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia).
c. PUBI – 1982 ( Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ).
Persyaratan ini adalah persyaratan minimum.
3. Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan
perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan
semua pekerjaan pertukangan lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana
diperlihatkan, diisyaratkan atau sebagaimana diperlukan.
b. Ukuran / dimensi dari bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar – gambar
rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran yang tepat,
begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton
bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu , maka ukuran
yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dulu dengan Perencana atau Direksi MK guna
mendapatkan ukuran sesungguhnya yang disetujui Pengawas.
c. Catatan-catatan pada gambar-gambar struktur adalah bagian dari pasal ini.
4. Semen
a. Semen portland harus memenuhi persyaratan standard International atau Spesifikasi Bahan
Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F.
b. Semen harus disimpan ditempat yang kering, dengan lantai panggung, bekas dari tanah,
ditumpuk sesuai syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman.
c. Semen yang telah rusak tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan.
d. Semua semen harus semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan I, atau standart
Inggris BS.12.
e. Kontraktor harus menggunakan hanya saru merk semen untuk seluruh prkerjaan , seperti
disetujui pengawas.
f. Kontraktor harus menyediakan penyimpanan semen yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
 Terlindung dari segala cuaca.
 Lantai kayu setinggi 30 cm dari lantai dasar dan minimum 20 cm dari dinding.
 Persediaan semen harus menunjang kelancaran kerja.
 Kedatangan semen yang berbeda hari harus dipisahkan.
Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan, Kontraktor
hendaknya menggunakan semen tersebut menurut kronologis penerimaan di lapangan.
Kontraktor harus menyediakan timbangan yang baik dan teliti untuk menimbang semen dan atau
material lain yang dianggap meragukan.
Kontraktor harus menyediakan penjaga gudang yang cakap, yang mengawasi gudang-gudang
semen dan mengadakan pencatatan-pencatatan yang sesuai dari penerimaan dan pemakaian
semen secara keseluruhan.
Tebusan dari pencatatan-pencatatan mengenai jumlah semen yang digunakan pada 1 (satu) dari
ditiap bagian pekerjaan/selama pelaskanaan pada tiap pekerjaan, harus diadakan apabila
Konsultan/ Direksi lapangan menghendaki.
5. Pasir
Beberapa istilah pasir :
a. Pasir buatan, dihasilkan dari mesin pemecah batu.
b. Pasir alam, didapatkan dari sungai.
c. Pasir paduan, paduan pasir buatan dan pasir alam dengan perbandingan campuran tertentu
sehingga dicapai gradasi (susunan butiran) tertentu sesuai dengan yang diinginkan.
d. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam, tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar
(pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut.
e. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenisnya dari semua bahan yang
digunakan dalam pekerjaan.
f. Kontraktor harus menyerahkan contoh kepada Konsultan/Direksi lapangan sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujan. Contoh cukup seberat 50 kg dari pasir alam yang
diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diperlukan.
g. Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tumbuh-tumbuhan dan
dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah pasir dan kerikil yang
tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak merugikan.
h. Bahan tersebut harus diayak dan dicuci untuk menghasilkan pasir alam yang sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam buku ini.
i. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat, gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal lain yang dapat merugikan akibat substansi yang
merusak.
j. Jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih
dari 5%.
k. Semua pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dengan spesifikasi ini, harus pasair
alam dan bila terpaksa, boleh dipakai pasir paduan.
l. Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir” antara 2 sampai 32 atau jika diselidiki
dengan saringan standart harus sesuai dengan standart Indonesia untuk beton PBI-1971, atau
dengan ketentuan sebagai berikut :

No. Saringan No. Persentase satuan timbangan


Tertinggi di saringan
1. 4 0-15
2. 8 6-15
3. 16 10-25
4. 30 10-30
5. 50 15-35
6. 100 12-20
7. PAN 3-7

Jika prosentase satuan tertinggi dalam saringan No. 16 adalah 20% atau kurang, maka batas
maksimum untuk prosentase satuan dalam saringan No. 8 dapat naik sampai 20%.
Kontraktor harus menyerahkan contoh semua pasir alam atau paduan yang akan dipakai kepada
Konsultan/Direksi lapangan untuk kemudian Konsultan/Direksi lapangan menetapkan apakah
pasir tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Bila Konsultan/Direksi lapangan menghendaki untuk mendapat contoh-contoh yang representatif
untuk tujuan-tujuan penyelidikan, maka Kontraktor harus menyediakan bantuan tanpa biaya
tambahan.
6. Split / Batu Pecah
a. Split/Batu Pecah yang digunakan adalah butir-butir keras tidak berpori, warna abu-abu,
bersih dan tidak mengandung zat-zat alkali aktif, dan diameter split berukuran antara 2-3 cm.
b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering . Yang diartikan
lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm . Apabila kadar lumpur
melalui 1% maka agregat kasar harus dicuci.
c. Penyimpanan batu pecah sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan
lain.
7. Air
a. Air untuk campuran beton harus bersih dan bebas dari unsur yang merusak seperti minyak,
bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau
jaringan kawat lainnya.
b. Air tersebut harus diuji di laboratorium penguji untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.
c. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, maka pemborong diharuskan mengirimkan
contoh air tersebut ke Lembaga Pemeriksaan Bahan-bahan untuk menyelidiki air tersebut
dengan biaya pemborong.

8. Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang dipergunakan adalah batang-batang baja tegangan lunak dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2 (untuk diameter  12 mm) dan untuk mutu baja U 39 (untuk
diameter > 12 mm).
b. Penyimpanan baja tulangan harus sedemikian rupa sehingga mudah dikenali ukurannya
dengan jalan mengelompokkannya sesuai dengan ukurannya.
c. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar. Blok-blok penyangga tulangan harus
sesuai dengan tebal penutup beton, dan minimal berkekuatan sama dengan beton yang
dituang berdekatan.
d. Semua baja tulangan beton harus baru dari mutu dan ukuran yang sesuai dengan standart
Indonesia untuk beton NI-2 PBI-1971, SNI 03-2847-2002 dan ASTM Designation A-5 dan
harus disetujui oleh Konsultan/Direksi lapangan. Kontraktor harus dapat memberikan surat
keterangan pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan untuk
disetujui Konsultan/Direksi lapangan sesuai dengan persyaratan mutu setiap bagian
konstruksi seperti tercantum dalam Gambar Rencana.
e. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpihan- serpihan, karat, minyak,
oli dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi daya lekat didalam beton.
f. Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada Gambar Konstruksi.
g. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang
dapat merusak.
h. Batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat
diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Konsultan/Direksi lapangan.
i. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar Rencana.
j. Agar tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus diikat dengan kawat beton
(bindrat) dengan bantalan blok-blok cetak/beton decking atau kursi-kursi besi/cakar ayam
perenggang “spacer” atau logam gantung (“metal hangers”) sesuai dengan kebutuhan.
k. Dalam segala hal, untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat
sehingga tidak akan ada batang yang turun.
l. Penunjang ini harus dibuat dari logam-logam yang tidak dapat berkarat (non-corrosible).
m. Jarak terkecil antara batang yang paralel harus sama dengan diameter dari batang-batang,
tetapi jarak yang terbuka tidak boleh kurang dari 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar
dan harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
9. Selimut
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan,
serta harus mempunyai jarak yang tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi tertentu, seperti :
a. Balok 2,5 cm.
b. Pelat beton 1,5 cm.
c. Kolom 3,0 cm.
10. Penyambungan
a. Jika diperlukan untuk penyambungan tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjukkan pada gambar, bentuk dari sambungan harus ditentukan oleh Konsultan/Direksi
lapangan.
b. Overlap pada sambungan untuk tulangan-tulangan dinding tegak (vertikal) dan kolom,
sedikitnya harus 40 (empat puluh) kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan secara
pasti pada Gambar Rencana dan harus mendapat persetujuan dari Konsultan/Direksi
lapangan.
11. Perlengkapan Mengaduk
a. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menentapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton.
b. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaan selalu harus mendapat persetujuan
dari Konsultan/Direksi lapangan.
12. Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton
yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continous Mixer” dan sesudah merata dimasukkan air
sambil diaduk selama 2 menit (waktu pemasukan air dibatasi 25 detik), dalam hal ini harus
dijaga adukan plastis merata dan tidak boleh ada bagian yang tidak terikat bahan beton.
b. Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3.
c. Konsultan/Direksi lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan
bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali jika dimintakan adanya perubahan dalam komposisi dan konsistensi.
d. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
e. Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki, tidak diperkenankan.
f. Truk pengaduk (‘truck mixer”) hanya diperkenankan jika pengadukan dan pengerjaan adalah
sedemikian rupa, sehingga beton dari adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu
yang tinggi.
g. Pengaduk yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak memuaskan, harus
diperbaiki. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan, kecuali apabila telah nyata diperkenankan oleh Konsultan/Direksi lapangan. Tiap
mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung
jumlah adukan.
13. Suhu
a. Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32C dan tidak kurang dari 4,5C.
b. Bila suhu beton yang ditaruh berada antara 27C dan 32C maka beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
c. Bila beton dicor pada waktu cuaca sedemikian rupa sehingga suhu dari beton melebihi 32C,
maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah dengan mengecor pada waktu malam
hari, bila perlu, atau mempertahankan suhu beton agar dapat dicor pada suhu dibawah 32C.
14. Rencana Cetakan
a. Kontraktor harus terlebih dulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar rancangan
cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Pengawas atau yang ditunjuk sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan. Tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi
tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan
kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
Dalam gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan / acuan, sambungan-
sambungan serta kedudukan dan sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta
perlengkapan untuk struktur yang aman.
b. Bahan dan perlengkapan tambahan harus disediakan seperti disyaratkan untuk
mencetak/membentuk dan mendukung/menyokong pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis
penyelesaian permukaan beton seperti disyaratkan.
c. Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian rupa agar praktis penggunaannya , dan
harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di atas tanah sedemikian rupa agar memberi
kesempatan untuk pengeringan udara secara alamiah.
15. Konstruksi Cetakan
a. Cetakan untuk balok, pelat, kolom, listplank dan bagian konstruksi lain dibuat dari papan
Terentang tebal minimal 2,5 cm dengan diperkuat dengan kaso secukupnya sehingga
menghasilkan beton yang lurus rata sesuai dengan gambar tidak menggelembung.
b. Stut-stut untuk balok dan pelat harus dari Dolken yang terbaik, ada dipasaran atau bahan lain
yang memenuhi syarat.
c. Multipleks hanya diperbolehkan dipakai 2 (dua) kali bolak-balik atau setiap permukaan
hanya 1 (satu) kali.
d. Harus tersedia alat-alat yang sesuai serta cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa
merusak permukaan dari beton yang telah selesai.
e. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dapat
mencegah pengembangan atau gerakan lain selama penuangan beton.
f. Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi
komponen yang sesuai dengan yang dirunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan
syarat teknis pelaksanaan.
g. Perancah harus dari kayu dengan ukuran minimum 5/7. Perancah harus merupakan
konstruksi yang kuat, kokoh teradap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya
prategang dan gaya sentuhan yang mungkin ada.
16. Pengangkutan Beton
Semua cara dan alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa,
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat
pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan nilai slump.
17. Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan/bekesting selesai. Ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan instalasi-instalasi
yang harus ditanam, besi penggantung plafond sesuai pola kerangka langit-langit, stek-stek
angker penyokong dan pengikat serta lain-lainnya yang telah selesai dikerjakan.
b. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran
harus disetujui Konsultan/Direksi lapangan.
c. Semua permukaan cetakan yang dilekati spesi/mortel dan adukan beton harus dibersihkan
dari adukan-adukan tersebut sebelum pengecoran dilanjutkan.
d. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan) harus
bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
e. Permukaan bekisting dari bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor,
harus dibasahi dengan merata, sehingga kelembaban/air dari beton yang baru dicor tidak
akan diserap.
f. Pada pengecoran beton baru ke permukaan beton yang telah dicor terlebih dahulu,
permukaan beton lama tersebut harus bersih dari kotoran dan bahan asing yang menutupinya.
g. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang masih
berlanjut terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
h. Koordinasi dengan pekerjaan Elektrikal, Sanitasi dan Mekanikal harus dilakukan sebelum
pengecoran dimulai terutama yang menyangkut pipa-pipa sparing yang menembus/tertanam
dalam beton untuk keperluan setiap disiplin kerja.
i. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan/Direksi lapangan serta Pengawas Kontraktor ada
ditempat kerja dan persiapan betul-betul telah memadai.
j. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke posisi
terakhir sependek mungkin sehingga tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesi
pada waktu pengecoran.
k. Tidak diizinkan pemisahan yang berlelebihan agregat kasar dalam beton yang disebabkan
jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk
dengan baja tulangan-tulangan.
l.
Jika diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor harus
mempersiapkan tremie atau alat lain yang sesuai untuk mengontrol jatuhnya beton.
m. Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus menggunakan tremie
dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter.
n. Pengecoran beton tidak diperkenankan dilaksanakan selama hujan deras atau lama,
sedemikian rupa sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.
o. Selama hujan, air semen spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint dan air
semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
dilanjutkan.
p. Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum bagian
tersebut selesai.
q. Ember-ember/bucket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada slump
yang rendah dan memenuhi syarat-syaraat campuran, mekanisme pembuangan harus dibuat
dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang.
r. Ember beton harus mudah diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan
terutama bagi lokasi-lokasi terbatas.
s. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari
kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan
material yang diletakkan.
t. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat
menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak
dibawah, tanpa menyentuh tulangan dan bekisting.
u. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dari airnya
(maksimum 10 detik).
v. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar Type Immersion, beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.
18. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus dikerjakan dengan hati-hati
untuk menghindarkan kerusakan pada beton.
b. Beton baru diizinkan dibebani setelah berumur 28 (dua puluh delapan) hari.
c. Cetakan dan permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan yang tidak rata
halu dan rapi harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan/Direksi lapangan.
d. Cetakan boleh dibukan apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai kekuatan yang
cukup untuk memikul beban berat sendiri dan beban pelaksanaan.
19. Perawatan (“Curing”)
a. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan.
b. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 (empat belas) hari
terus menerus segera setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan, dengan cara
menutupnya dengan bahan yang dibasahi air dan atau dengan pipa-pipa berlubang-lubang.
c. Penyiraman mekanis, atau cara-cara yang dibasahi yang akan menjaga agar permukaan
selalu basah.
d. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud spesifikasi
air untuk campuran beton.
20. Perlindungan
a. Harus disediakam penutup selama pengecoran dan perawatan beton untuk melindungi beton
dari hujan dan terik matahari.
b. Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Konsultan/Direksi lapangan.
c. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsung,
paling sedikit 3 (tiga) hari setelah pengecoran.
d. Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.

21. Perbaikan Permukaan Beton


a. Jika sesudah permukaan cetakan, ada beton yang tidak tercetak menurut gambar atau di luar
garis permukaan atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak
sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya
sendiri, kecuali bila Konsultan/Direksi lapangan memberikan izin untuk menambal tempat
yang rusak, maka penambalan harus dikerjakan seperti yang tercantum dalam pasal-pasal
berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan yang terdiri dari sarang kerikil,
kerusakan-kerusakan karena cetakan, lubang baut, ketidakrataan atau bengkok, harus
dibuang dengan pemahatan atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu
gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat.
c. Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggitan tajam dan dicor sedemikian sehingga
pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya.
d. Sebelum dicor semua lubang harus dibasahi sampai jenih, baru kemudian dilakukan
perbaikan.
e. Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsip harus dibuat shop
drawing untuk dimintakan persetujuan Konsultan/Direksi lapangan.
f. Bagian bangunan yang harus kedap air antara lain, lantai toilet, pelat atap, minimum harus
memakai adukan/campuran beton 1 pc : 1 ½ krl tanpa mengurangi persyaratan mutu beton
K-275 kedap air.Bagian-bagian ini harus dilaksanakan secara terus-menerus tanpa putus
sampai meliputi 1 (satu) bagian penuh. Jika terpaksa harus menghentikan pengecoran
disebabkan teknis pelaksanaan yang tidak memungkinkan, Kontraktor harus merencanakan
penghentian pengecoran tersebut dengan memasang water stop PVC.
g. Seluruh pelat atap terbuka dilapis dengan screed 1 pc : 3 ps tebal minimum 3 cm dan tebal
minimum 6 cm untuk atap. Kontraktor harus memperhatikan titik tertinggi, titik terendah dan
kemiringan kearah lubang drainase yang ada seperti tertulis dalam Gambar Kerja.
22. Sparing
Sparing untuk pekerjaan Sanitasi meliputi dan tidak terbatas pada :
 Lubang-lubang talang pada pelat beton atap dan lantai.
 Dan yang tidak tertulis di atas, akan tetapi tercantum dalam Gambar Pelengkap dari
Arsitektur dan Struktur pada Dokumen Lelang.
 Ukuran pipa sparing harus sesuai dengan Gambar.
 Sparing untuk listrik dipergunakan pipa Clipsal sesuai dengan gambar dan dilengkapi
dengan doos dan kawat penarik kabel yang berada di dalam sparing Elektrikal ini,
Kontraktor harus memperhatikan dan meneliti pelengkap dari Elektrikal pada Dokumen
Lelang.
23. Pekerjaan Beton Tidak Bertulang
a. Komposisi campuran beton tidak berulang adalah 1 pc : 3 psr : 5 krl
b. Dalam pengecoran, permukaan harus rata dan kerikil tidak diperkenankan keluar, kecuali
dinyatakan lain dalam Gambar Kerja.
c. Untuk perataan harus menggunakan rooskam panjang.
d. Untuk lantai dengan kerikil timbul (beton sikat), digunakan kerikil kali yang halus dan tidak
runcing.Kerikil yang digunakan untuk penyelesaian permukaan tipe pedestrian tersebut,
berdiameter antara 1 ½ cm sampai 3 cm
24. Beton Kedap Air
Beton untuk tangki air, lubang galian [pit], dan pekerjaan beton lainnya yang berhubungan
dengan air harus dibuat kedap air, antara lain dengan sistem membrane sheet waterprofing dan
atau menambahkan bahan aditive yang sesuai dan atas persetujuan MK. Penggunaan bahan
additive tersebut harus sesuai dengan petunjuk pabrik serta ada jaminan bahwa bahan additive
tersebut tidak akan mempengaruhi kekuatan maupun ketahanan beton apabila digunakan sesuai
petunjuk.
25. Mutu Beton
Mutu beton non struktural yang digunakan adalah :
 Sloof praktis K175 (fc 15 Mpa)
 Kolom praktis K175 (fc 15 Mpa)
 Balok praktis K175 ( fc 15 Mpa)
Mutu beton Struktural adalah:
 Sloof, Kolom, Balok, Plat lantai, Kuda-kuda K250)
26. Test Mutu Beton
Test mutu beton harus dilakukan pemborong dengan diawasi Direksi lapangan.Pemborong harus
menyiapkan segalanya agar semua proses pengawasan dan pengambilan sample dapat diawasi
dengan baik dan mudah selama periode proyek. Semua prosedur pengambilan sample harus sesuai
dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971.
a. Benda uji yang dipergunakan harus berupa kubus 15 x 15 x 15 cm, dimana cetakan untuk
benda uji ini harus terbuat dari besi sehingga didapat benda uji yang sempurna.
b. Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan (crushing test) dan slump test.
c. Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran. Nilai slump test
harus tercapai sebagaimana dalam PBI 1971
d. Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu yang disyaratkan,
maka Direksi lapangan berhak untuk memerintahkan hal-hal sebagai berikut :
i. Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa
ii. Non-destructive testing
iii. Core-drilling
iv. Test-test lain yang dianggap relevan dengan masalahnya.
e. Apabila setelah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan diatas dan ternyata mutu
beton tetap tidak memenuhi syarat, maka Direksi lapangan berhak memerintahkan
pembongkaran beton yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut segera mungkin.
f. Segala biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran, pekerjaan perbaikan dan
pekerjaan pembuatan kembali konstruksi beton sepenuhnya menjadi beban pemborong.
g. Pada penggunaan adukan beton ready mix, pemborong harus mendapat ijin lebih dahulu dari
Direksi Lapangan dengan terlebih dahulu mengajukan calon nama dan alamat supplier untuk
beton ready mix tadi. Dalam hal ini pemborong tetap bertanggung jawab penuh bahwa
adukan yang disupply benar-benar memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi ini serta
menjamin homogenitas dan kwalitas yang kontinyu pada setiap pengiriman. Segala test
kubus yang harus dilakukan di lapangan harus tetap dijalankan sesuai PBI 1971, dan Direksi
lapangan akan menolak supply beton ready mix bilamana diragukan kwalitasnya. Semua
resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut di atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemborong.

PASAL 10
PEKERJAAN KERAMIK

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah


1. Lingkup pekerjaan
a. Lantai sesuai desain
b. Lantai Keramik 40 x 40 cm setara Platinum untuk ruang sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.
c. Lantai KM/WC keramik ukuran 20x20 cm serta untuk dinding 20x40 cm setara Platinum
2. Bahan / material
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, pemborong harus mengajukan contoh terlebih
dahulu untuk mendapat persetujuan pemimpin proyek/ pengawas lapangan. Bahan tersebut
harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering dan bersih.
b. Semua keramik tersebut dapat digunakan produk lokal yang telah memiliki SII dan memenuhi
syarat PUBI 1972
c. Persyaratan bahan/material keramik :
 Ketebalan Minimum 12 mm atau sesuai gambar
 Daya Serap :1%
 Kekerasan :Minimum 6 skala Mohs
 Kekuatan Tekan:Minimum 900 kb per cm2
 Daya Tahan Lengkung :Minimum 350 kg/cm2
 Mutu :Tingkat 1 (satu), Extruded Single Firing, tahan asam dan basa
 Chemical Resistance:Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-3) pasal 33 D
 Bahan Pengisi :Grout semen berwarna/IGI grout
 Bahan Perekat:Adukan spesi 1 PC : 3 pasir pasang ditambah bahan perekat/Carofix 2
(Portland Cement produk Semen Gresik atau Holcim)
 Warna :Disesuaikan dengan tipe warna pada gambar pola lantai
3. Adukan
a. Adukan dengan perbandingan 1 pc : 5 ps dipakai untuk pemasangan lantai diatas landasan
yang sudah stabil dalam ketebalan adukan maksimal 5 cm
b. Mortar instan setara dengan produk LEMKRA atau Mortar Utama dipakai untuk pemasangan
lantai area basah atau pelapisan dinding
c. Lantai rabat beton memakai adukan beton 1 pc: 3 ps : 5 kr tebal 8 cm

4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pemasangan lantai keramik dan lainnya di atas pasir urug padat setebal 15 cm terlebih dahulu
diteliti kebenaran pemadatan tanah urug dan pasir urug dibawahnya serta ketepatan pada peil
yang ditentukan / diatas pasangan batu bata setebal 10 cm atau sesuai standar fabrikasi ubin
yang bersangkutan.
b. Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam (atau sesuai standar fabrikasi
bahan) dalam air. Pengisian siar-siar harus cukup merata/ padat. Setelah dibersihkan dari
kotoran. Perkolotan lantai dapat dilakukan dengan semen atau sesuai petunjuk.
c. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus berombak, turun naik dan
retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong. Lantai yang sudah terpasang
harus dipel dan dibersihkan.
d. Lantai rabat dipasang diatas pasir urug (10 cm) satu elemen dengan elemen lainnya harus
dipisah. Ketebalan rabat beton minimal 8 cm atau sesuai gambar dan difinish dengan pukulan
sapu lidi atau tekstur.
e. Pemasangan keramik dengan adukan 1 : 4 dan acian dipermukaan keramik yang akan
ditempel diatas adukan.
f. Pemasangan lantai khusus mengacu standar fabrikasi material yang bersangkutan.

PASAL 11
PEKERJAAN FINISHING DINDING DAN PELAPIS DINDING

1. Bahan
a. Semen/ portand (Portland cement) yang digunakan sekualitas Holcim
b. Mortar instan yang digunakan setara dengan produk LEMKRA atau Mortar Utama ( khusus
semen untuk perekat keramik/granite tile/granite/batu alam pada dinding )
c. Pasir
d. Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna asli
e. Bahan khusus
f. Finishing cat (interior dan eksterior), nat/ plint dan pelapis keramik /granite tile/granite dan
atau batu alam sesuai desain
2. Pekerjaan Pelapis Dinding
a. Pelapis dinding untuk dinding gedung atau lainnya sesuai desain : dinding keramik sesuai
desain.
b. Pelapisan aluminium composite panel sekualitas Alumetalec rangka aluminium untuk aksen
dinding gedung eksterior atau yang ditunjukkan untuk itu.
c. Pelapisan batu alam sesuai desain (misal : batu andesit pada dinding), dengan coating anti
lumut dan anti jamur sekualitas Propan
3. Jenis plesteran
Jenis-jenis plesteran yang digunakan sebagai berikut : Plesteran tahan air 1 pc : 3 psr digunakan
untuk menutup dinding yang selalu berhubungan dengan air, plesteran sudut dan plesteran beton (1
pc : 2 ps) sedangkan Plesteran 1 pc : 6 ps digunakan untuk seluruh dinding selain dinding tahan
air.
4. Persyaratan Aluminium Cladding (Aluminium Composite Panel) produk sekualitas Alumetalec
A. Umum
Ketebalan aluminium composites panel 4 mm. Terbuat dari 0,3 mm aluminium skin di bawah
dan di atas, di lapisan tengah ada 3,4 mm polythelyene yang masih baru bukan di recycled
(hampr semua produk China menggunakan recycled polythelyne). Kulit aluminium dibuat
dari PERALUMAN-100 (AlMg 1-NS41) or series 5005 alloy.
B. Finish Cat
Cat PVF atau PVDF dengan “REVERSE ROLLER COATING” process. Total ketebalan
film-kering of cat adalah minimum 25 microns, terdiri dari chromate penggantian coating,
primer cat dan top cat. Aplikasi seperti spray paint PVDF tidak lah diterima, karena hasil cat
tidaklah bertahan lama dan dapat menimbulkan belang warna. Finishing cat pada aluminium
composites adalah pekerjaan pabrik (fabricated).
C. Bahan-bahan
Semua cladding menggunakan Seven panel ketebalan 4.0 mm, panel aluminium komposit
yang terdiri dari inti Polietilen diapit dua kulit paduan aluminium peraluman - 100 (AlMg 1-
NS41)
1. Aluminium kulit : 0.5 mm
2. Mechanical Properties : tensile strength 130 N/mm2
3. 0.2% bukti stress 90 N/mm2
4. Elongasi 5.65 jadi 10%
5. Modulud Elastisitas 70.000 N/mm2
6. Getaran rata-rata udara - rygi transmisi suara dan noise Dampinf R-5 dB (DIN 41090)
7. Kekakuan (E x 1) : 0.240 kNm2/m
8. Berat panel : 5.5 kg/m2.
9. Warna/gloss : Grafik warna dengan approx 30%
Gloss menurut Gardner. Warna ditentukan kemudian(jenis Silver).
D. Pemasangan
1. Fasteners, termasuk sekrup tesembunyi, kacang-kacangan, baut dan item lainnya yang
diperlukan untuk menghubungkan aluminium.
2. Blind digunakan untuk memasang paku keling panel ke sub-frame aluminium akan
aluminium paduan dengan baja stainless Mandrel.
3. Semua panel harus dipotong dan diarahkan menggunakan peralatan dan alat-alat yang
direkomendasikan dan disetujui oleh produsen panel. Setelah lipat ke dalam kaset,
sebuah aluminium ekstrusi profil akan ditetapkan untuk 23 mm minimum dalam
tikungan kembali menggunakan paku keling 5 mm.
4. Jika penguatan panel akan dibutuhkan, sebuah aluminium ekstrusi profil yang sesuai
penampang dan kekuatan akan terikat ke sisi sebaliknya panel menggunakan pita perekat
dua sisi “3M VHB4991” atau PU perekat “Sikaflex-221”. Penerapan sistem ikatan akan
diperketat sesuai dengan spesifikasi manufaktur dan rekomendasi. Ujung mekanis
sriffener akan bergabung ke panel sub-frame.
5. Setiap panel harus ditandai di sisi sebaliknya untuk memudahkan identifikasi ukuran dan
lokasi.
6. Selesai panel akan disimpan dan dikirim ke site/lokasi dalam posisi vertikal, face-to-face
resp. back-to-back, dengan perlindungan yang memadai untuk mencegah goresan dan
penyok.
7. Pengelupasan pelindung diterapkan pabrik-off foil hanya boleh dihapus setelah panel
terinstal.

PASAL 12
PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM dan PVC

1. Ketentuan Umum
a. Kusen, daun pintu / jendela dibuat dibengkel / pabrik oleh tukang yang ahli hingga
mendapatkan hasil baik, kokoh dan rapi.
b. Setelah kusen-kusen terpasang dibidang permukaan kusen harus diwaterpass dan kemudian
dibersihkan.
c. Kusen-kusen dibuat sesuai dengan ukuran dan cara pelaksanaan sesuai dengan rencana
gambar.
d. Pada pekerjaan pintu dan jendela setelah terpasang harus mudah dibuka dan tidak ada yang
cacat.
2. Bahan
a. Untuk kusen pintu (khusus kusen untuk daun pintu double triplek menggunakan perkuatan
besi hollow), jendela dan lain-lain menggunakan bahan aluminium Natural Anodised ukuran
3” atau sesuai desain sekualitas Alexindo dengan ketebalan 1,2 mm.
b. Lem kualitas baik produksi Racol, Aica Aibon, Herferin atau Pastola yang setara.
c. Kaca rayban 40% / bening tebal 5 mm atau lainnya kualitas baik produksi Asahimas atau
setaraf sesuai desain.
d. Accessories sekrup kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant angkur-angkur untuk
rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plat tebal 2-3 mm dengan lapisan zink tidak
kurang dari 13 micron sehingga dapat bergeser.
e. Bahan finishing treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan
finishing dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish
seperti asohaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

3. Pelaksanaan Kusen Pintu Jendela


a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti Gambar Kerja dan kondisi
lapangan.
b. Tipe pintu dan jendela yang terpasang harus sesuai daftar tipe yang tertera dalam Gambar
Kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail, arah bukaan,
perlengkapan pintu dan jendela, dan lain-lain.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing dan membuat
contoh jadi detail hubungan bagian tertentu untuk disetujui Konsultan/Direksi lapangan.
d. Di dalam Shop Drawing harus jelas tercantum semua informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini.
e. Semua rangka dan kusen pintu, jendela dan lain-lain dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti
sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
f. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk,
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
g. Daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi kemacetan,
Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul adalah tanggungan
Kontraktor.
h. Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan getaran.
i. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan kusen aluminium disyaratkan tebal minimum 5
mm.
j. Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis lurus, sejajar garis kusen, bahan yang
mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari dari kusen.
k. Kotor akibat noda-noda permukaan kusen, setelah pemasangan harus dibersihkan dengan
Volatile Oil.
l. Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung harus digunakan.
m. Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering dilap dengan kain
yang halus kemudian diberi material pelindung.

PASAL 13
PEKERJAAN PLAFOND

1. Pekerjaan Plafond Calsiboard


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan plafond yang ditunjukkan dalam
gambar kerja.

Persyaratan Bahan/Spesifikasi Bahan Calsiboard


 Jenis : sekualitas Kalsiboard sekualitas Eternit Gresik
 Tebal : 4,5 mm
 Ukuran : 120 x 240 mm
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam
pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas
plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l : elektrikal, AC, sound system, fire
alarm/fire detector, dan perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar Rencana Plafond,
maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.
d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola Gambar Kerja dan wajib
diperhatikan terhadap peil rencana. Rangka yang datar harus rata air.
e. Rangka panel memakai suspension yang terdiri dari metal furing/ besi hollow (ukuran
4x4 cm tebal 0,8 mm untuk rangka utama dan ukuran 2x4 cm tebal 0,8 mm untuk rangka
pembagi) sesuai yang ditutup dengan cat ulang.
f. Pemasangan sambungan antar panil plafond harus memperhatikan prosedur yang
berlaku yaitu dengan menggunakan perekat perban kemudian dicompound dengan
adukan khusus kalsiboard/gypsumboard dan difinish rata.
g. Finishing plafond adalah cat.

PASAL 15
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. Lingkup pekerjaan
Termasuk material, tenaga keria, peralatan dan hal lain seperti transportasi yang diperlukan untuk
mendapatkan hasil yang baik.
2. Persyaratan bahan
a. Jenis genteng adalah genteng plentong Kebumen Mutu, motif dan warna disetujui direksi.
b. Genteng harus memiliki ukuran yang sama, kedap air, permukaannya licin untuk
memperlancar mengalirnya air, tidak pecah.
c. Presisi rapat hubungannya satu sama lain tidak melintir ke berbagal arah.
3. Peralatan penunjang
- Alat Bantu; steger dan benang.
4. Cara pelaksanaan
a. Genteng harus terletak pada pasangan reng yang lurus dan waterpas;
b. Hindari celah hubungan ke samping, ke atas dan ke bawah,
c. Pasangan genteng harus lurus dengan kontrol dan tarik benang.

PASAL 16
PEKERJAAN KAYU NON STRUKTURAL

1. Lingkup pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya untuk melaksanaan
seluruh pekerjaan kayu seperti dinyatakan dalam gambar atau atas petunjuk Pengawas  dengan
hasil yang baik dan rapi, antara lain:
-        Kuda- kuda / rangka atap.
-        Rangka plafond.
-        Rangka partisi.
-        Lisplank.
-        Kusen/ daun pintu dan jendela
-        Dan bahan kayu lainya.

2. Persyaratan Bahan
a. Harus benar - benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing - masing.
b. Kayu rangka atap menggunakan kayu bengkirai.
c. Dihindarkan adanya cacat - cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah - pecah,
melengkung, melintir, urat kapur ,basah dan lapuk, melebihi yang diperkenankan sesuai
dengan PUBI- 1982.
d. Syarat - syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Dengan kadar
air maksimal 24%.( clean and dry ) 
e. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah kayu Kamper Samarinda (Drybalanops lanceolata ) 
Kelas kuat  I – II   atau yang disetujui oleh Pengawas. 
f. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di 
tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik. tidak terkena cuaca langsung
dan harus dilindungi dari kerusakan.
g. Seluruh kayu harus dianti rayap, lihat Pasal  05 Spesifikasi ini.

3. Syarat syarat pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail. 
b. Kontraktor wajib untuk membuat shop drawing secara lengkap yang mengacu pada Gambar
tender dengan memperlihatkan seluruh type, detail, angkur, perkuatan juga sambungan-
sambungan, bukaan dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
sesuai ukuran / bentuk / mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana  
c. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui oleh
Pengawas. 
d. Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang atau tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban. 
e. Untuk pekerjaan kayu halus semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus
menggunakan mesin. 
f. Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara lainnya
yang tidak disetujui Pengawas.
g. Untuk kayu yang akan dicat, permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi
dempul atau sejenisnya  dengan warna  sama dengan warna kayu yang telah disetujui 
Pengawas. 
h. Tidak diperkenannkan  ada pemakuan pada permukaan kayu yang terlihat.
Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap menerima
finish.
i. Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau
sejenisnya, kecuali  atas persetujuan Pengawas.
j. Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik
kualitas maupun jenisnya kepada  Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
k. Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Pengawas. Jika
ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus mengganti atas tanggung jawab
Kontraktor.
l. Semua pekerjaan berupa  baut plat penyambung harus digalvanisasi dengan ketebalan 
minimal 18 micron sesuai dengan NI-5.
m. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan yang terlihat maupun
tersembunyi, adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki sampai disetujui oleh
Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
n. Pekerjaan kayu yang melekat  langsung pada dinding pasangan bata, partisi dan beton harus
diberi lapisan meni kayu 2 lapis.

PASAL 17
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputl semua pekerjaan, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kunci dan alat
penggantung lengkap dengan accessoriesnya seperti tercantum di dalam gambar.
2. Bahan-bahan
a. Kunci 2 (dua) slag harus berkotak baja dengan finish akan ditentukan kemudian, baut -baut
dan ungkitnya harus dari kuningan. Tiap kuncl harus mempunyai 3 anak kunci yang
berselaput nikel dijadikan satu dengan ring dari kawat baja.
b. Type-type kunci harus sesual dengan fungsi ruangannya
c. Engsel dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan
sekrup kembang dengan warna yang sama dengan engselnya, jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu. Tiap engsel memikul beban
maksimum 20 kg.
3. Pelaksanaan
a. semua kuncl, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah
dicoba. Pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai dicat.
b. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup, cara.
pengokohan hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut
kembali dan diganti
c. Engsel untuk pintu kayu dipasang 30 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan engsel ketiga
dipasang di tengah-tengah
d. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang setinggi
90 cm dari lantal atau sesuai gambar.

PASAL 17
PEKERJAAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan kaca dan cermin serta pemasangannya pada tempat-tempat yang
sesuai dengan gambar rencana.
2. Syarat Bahan
a. Kaca Bening (clear glass) tebal 5 mm, untuk bagian bangunan yang berhubungan dengan
sisi luar, sedang untuk pintu utama menggunakan Kaca tempered tebal 12 mm (frameless )
b. Untuk jendela dan pintu lainnya (interior) kaca bening 5 mm ( interior ) keluaran pabrik
Asahimas atau yang setara.
c. Dan kaca serit atau kaca es tebal 5 mm sesuai desain dalam gambar kerja.
d. Kaca jenis tempered yaitu type Clear Temperlite Laminated Glass sekualitas Asahimas tebal
12 mm untuk atap kaca Canopy.
3. Pemasangan
a. Syarat dan Mutu
Dimensi
 Toleransi tebal :
Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal sebagai berikut :
Jenis : polos
Tebal : 5 mm/ 8 mm/ 12 mm
Toleransi :  0,3 mm
 Toleransi lebar dan panjang
Ukuran lebar dan panjang dari kaca dan cermin lembaran tidak boleh melampaui toleransi
sebagai berikut :
Jenis : polos
Tebal : 5 mm
Toleransi :  2,0 mm
b. Pekerjaan pemasangan kaca
 Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai dengan
Gambar Kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang tersebut.
 Pemasangan kaca pada rangka pemegang harus sedemikian rupa sehingga tidak bocor
(watertight) dan harus sesuai dengan persyaratan pemasangan yang dikeluarkan oleh
pabrik.
 Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegangnya harus diberi
sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka seperti yang
disyaratkan dalam Gambar Kerja.
 Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis
sambungan dengan kaca.
 Untuk jenis jendela frameless pemasangan kaca dilengkapi dengan alur beton dan karet
(rubber) sealent .

PASAL 18
PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan. pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar.

2. Bahan bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah :
Untuk dinding, plafond dan kayu menggunakan Produk Catylac ICI (Catylac wheatershiled
untuk exterior dan catylac interior untuk interior, warna optional atau petunjuk direksi dan
pengawas).
Untuk besi menggunakan Emco sekualitas

b. Sifat-sifat umum
 Tahan terhadap pengaruh cuaca
 Tahan terhadap gesekan dan mudah diberslhkan
 Mengurangi Pori-Pori dan tembus uap air
 Tidak berbau
 Daya tutup tinggi
c. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 5 kg: atau 25
kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau Manager
Konstruksi. Pengiriman cat harus disertakan sertifikat dan agen/distributor yang menyatakan
bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya. Pemborong bertanggung jawab, babwa warna
dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesual dengan RKS.
d. Warna
Selambat-lambatnya 2 (dua) mInggu sebelum pekerjaan pengecatan, pemborong
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Manager Konstruksi.
Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas biaya
pemborong. Pencampuran wama atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus
disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan dan
pencampurannya.
e. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah selesai
dikerjakan.
Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut
 Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh Manager
Konstruksi
 Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan
 Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena masih basah dan
lembab
 Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna
Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga. terdapat urutan-urutan yang
tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
Semua pekerjaan pengecatan harus menglkuti petunjuk dari pabrik pembuat cat tersebut.
f. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan tembok luar atau tembok dalam :
 Tembok yang akan dicat harus mempunyal cukup waktu untuk mengering, setelah
permukaan tembok kering maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan
tembok tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya
terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar
bersih.
 Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur
 Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan air harus diberi
lapisan wall sealer
 Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus
 Kemudlan dicat dengan lapisan pertama
 Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus setelah
kering

Pengecatan logam dan baja :


 Bersihkan debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya dengan white spirit atau solvent
 Untuk baja galvanise, amplas dengan kertas amplas ukuran 360 sebelum diprimer
 Oleskan 1 (satu) lapis cat logam produk Emco atau sekualitas
 Setelah primer kering (kurang lebih 6 jam), bersihkan dari debu dan kotoran lainnya,
kemudian dimulal dengan cat dasar.
 Setelah cat dasar kering (kurang lebih 6 jam), teruskan dengan cat akhir.
 Bahan-bahan logam yang tertanam di dalam pasangan atau beton tidak diijinkan untuk
dimeni.

Pengecatan kayu
 Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran diberi dasar meni
 Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian diplamur bila. terdapat retak,
celah atau lobang. Kemudian permukaan kayu yang telah diplamur diratakan
 Permukaan kayu yang kecII harus diberi 2 lapisan plamur yang tIpIs
 Pekerjaan pengecatan dengan kwas untuk bidang kecil dan semprot untuk bidang luas
 Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau cacat-cacat lainnya

PASAL 20
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pasal 20.1. REFERENSI


a. Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek Tersebut diatas. Segala
persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan dijelaskan pada bagian-bagian berikutnya.

b. Regulasi
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut:
1) PUIL .
2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/ 1982.
3) Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
4) Peraturan Lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
PERUMTEL, Dit Jen. Bina Lindung dan Perusahaan Air Minum.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari
instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan
harus dilampirkan dalam surat penawaran.

c. Gambar-gambar

1) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah rapat penjelasan


merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan mengikat dan tidak dapat dipisahkan
satu dengan lainnya.
2) Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan
pemasangan harus dikerjakan dengan perhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance jika peralatan-peralatan sudah
dioperasikan.
3) Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail finishing instalasi.
4) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
Direksi/Manajemen Konstruksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari
instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
5) Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan operating
dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada Direksi/Manajemen Konstruksi
pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi
dan data notasi.

d. Koordinasi

1) Kontraktor hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya apabila ada, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
yang lain.
3) Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
e. Pelaksanaan Pemasangan

1) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar


kerja dan detailnya kepada Direksi/Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga) untuk
disetujui.
2) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera
menghubungi Direksi . Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang
salah akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Testing dan Komisioning

1) Kontraktor harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk
mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi
semua persyaratan yang diminta.
2) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor.

g. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan

1) Peralatan instalasi harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.
2) Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.
3) Selama masa pemeliharaan, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan
yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
4) Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
5) Selama masa pemeliharaan, apabila Kontraktor tidak melaksanakan teguran dari Direksi atas
perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak menyerahkan
perbaikan/penggantian penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor.
6) Selama masa pemeliharaan, Kontraktor harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh
Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian/
pemeliharaannya.
7) Serah terima pertama baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil
yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan Direksi/Manajemen Konstruksi
serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja dan instalasi yang
berwenang lainnya.

h. Laporan - laporan

 Laporan Harian dan Mingguan


 Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai:
 Kegiatan fisik
 Catatan dan Perintah Direksi Konstruksi yang disampaikan secara lisan maupun secara
tertulis.
 Jumlah material masuk/ditolak
 Jumlah tenaga kerja
 Keadaan cuaca, dan
 Pekerjaan tambah/kurang
 Photo progres lapangan

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh
Project Manager harus diserahkan kepada Direksi untuk diketahui / disetujui.

 Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi / Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3
(tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut:
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
 Hasil pengetesan peralatan
 Hasil pengetesan kabel
 Hasil pengetesan tahanan pentanahan
 dan lainnya.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak
Direksi.

i. Penanggung Jawab Pelaksanaan


1) Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan
berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari
Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh
pihak Direksi .
2) Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan / dikehendaki oleh pihak Direksi .

j. Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi.


1) Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencana dan
Direksi .
2) Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Direksi
dalam rangkap 3 (tiga).
3) Perubahan material, dan lain - lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada Direksi ,
secara tertulis dan pekerjaan tambah / kurang / prubahan yang ada harus disetujui oleh
Direksi secara tertulis.

k. Ijin - ijin
Pengurusan ijin - ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

l. Pembobokan, Pembongkaran Plafon, Pengelasan dan Pengeboran


1) Pembobokan tembok, Pembongkaran Plafon, lantai dinding dan sebagainya yang
diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula,
menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.
2) Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan
dari Pihak Direksi secara tertulis.

m. Pemeriksaan Rutin dan Khusus


1) Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan tidak
kurang dari tiap dua minggu.
2) Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Direksi / Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

n. Rapat Lapangan
Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi tugas.

o.1. Pasal 2. LINGKUP PEKERJAAN


2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan material, peralatan dan pemeliharaan, testing, pengawasan untuk instalasi,
pemasangan sistim listrik yang lengkap sesuai dengan gambar perencanaan dan
Rencana Kerja & Syarat berikut ini.
b. Pengadaan dan pemasangan Panel SDP (panel-panel penerangan serta panel-panel
peralatan guna menunjang sistim dari bangunan, pengadaan dan pemasangan panel
baru 01 dan 02) bangunan RPH, lengkap sesuai dengan gambar perencanaan dan
Rencana Kerja & Syarat berikut ini. .
c. Penggantian dan pemasangan baru instalasi penerangan, kotak - kontak daya secara
lengkap dalam bangunan.
d. Penggantian dan pemasangan fixtures penerangan dan outlet dinding lengkap dengan
plug dan accessoriesnya, sesuai gambar rencana ( apabila ada material lama yang
masih bagus dan dapat digunakan kembali, seperti kabel feeder, breaker dll, maka
akan dilakukan biaya tambah kurang dengan persetujuan owner dan konsultan
pengawas).
e. Pemasangan instalasi penerangan dan stop kontak, apabila bias dilakukan secara
inbow (tanam), maka wajib untuk dilakukan oleh kontraktor, dan apabila tidak
dimungkinkan dengan cara instalasi inbow, maka boleh dilakukan dengan cara
outbow.
f. Menggadakan testing equipment listrik untuk kemudian melakukan pembongkaran
instalasi listrik eksisting yang tidak lagi dipergunakan dari titik lampu sampai dengan
Panel Utama.
g. Melakukan pengamanan & perapihan instalasi eksisting ( elektrikal & elektronika)
sehingga tidak mengganggu sistem yang sedang berjalan pada saat pelaksanaan
proyek.
h. Mengadakan pengamanan & perapihan instalasi eksisting yang telah dibongkar
untuk kemudian diserahkan kepada owner.
i. Pengadaan dan pemasangan rak kabel lengkap dengan support dan accessoriesnya.
j. Pembongkaran dan Penggantian Plafon Baru yang terkena akibat pekerjaan Listrik
tersebut
k. Melaksanakan Re-Grouping Instalasi hingga didapatkan hasil maksimal
l. Mengadakan testing comissioning untuk seluruh peralatan instalasi sesuai Rencana
Kerja & Syarat ini dan ketentuan-ketentuan dari pabrik serta standard lainnya.
m. Melaksanakan seluruh proses pekerjaan dengan menyesuaikan kondisi operasional /
jam pemakaian kegiatan belajar mengajar di gedung F (apabia diperlukan)
n. Membuat gudang, kantor kerja serta pengamanannya.
o. Menyediakan sarana listrik, air dan keperluan kerja lainnya.
p. Menyerahkan manual kerja dan peralatan penunjang kerja bagi pengelola teknis serta
mengadakan training bagi pengelola teknis.
q. Melaksanakan masa pemeliharaan dan masa pertanggung jawaban ( Garansi ) sesuai
Rencana Kerja & Syarat ini.
r. Penyedia Jasa harus menyerahkan sertifikat of origin ( keaslian produk ) untuk
produk-produk tertentu seperti : Lampu, Kabel, Circuit Breaker dll.

2.2. Ketentuan Umum


a. Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian meliputi : Menyediakan
seluruh pekerjaan, material, perlengkapan, peralatan dan melaksanakan seluruh
pekerjaan sistim listrik sehingga dapat beroperasi dengan sempurna.
b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi dan
sesuatu yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.
c. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh Sub
Kontraktor Instalasi yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan
mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta
perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan memegang pas
instalatir kelas tertinggi (c) yang masih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan.
d. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Peraturan Umum Instalasi
Listrik di Indonesia/Peraturan PLN" edisi yang terakhir sebagai petunjuk dan juga
peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan standard-standard/kode-kode lainnya
yang diakui (VDE DIN).

2.3. Instalasi Sakelar dan Kotak Kontak (Out Let)


a. Saklar-saklar dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10A/16A, 250 V pada
umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak
ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok
dengan ketinggian 150 cm (sesiau dengan gambaar rencan) diatas lantai yang sudah
selesai kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.Sakelar-
sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak- kotak dan ring setelannya yang standard
dilengkapi dengan tutup persegi. Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara
kotak- kotak yang bersekatan.
b. Kotak Kontak adalah dengan type yang memakai earthing contact dengan rating
13A,250 V AC. Semua pasangan kotak kontak dengan tegangan kerja 220 V AC harus
diberi saluran ketanah(grounding). kotak kontak harus dipasang rata dengan
permukaan dinding dengan ketinggian sesuai petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas.

1.1. Pasal 3. KETENTUAN BAHAN & PERALATAN

A.Panel Tegangan Rendah


1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti
peraturan IEC dan PUIL.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya
harus dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan cat powder coating
dengan cat texture, warna dan cat dikonfirmasikan kepihak Interior dan Direksi /
Manajemen Konstruksi, dilengkapi dengan double cover dengan tebal plat 2 mm,
memakai sepatu kabel dan handslip. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi
dengan master key.
3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan
untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu
yang lebih dari 650C dengan dimensi busbar minimum 1,5 kali dari kemampuan lewat
arus (kapasitas incoming breaker). Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai
peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan salurran
harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran. Ampermeter dan Voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96 mm dengan
skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi, serta ada sertifikat tera
dari LMK / PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
6. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai
dengan yang telah disetujui oleh Direksi / Manajemen Konstruksi lapangan.
7. Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi udara
yang cukup. Pada lubang ventilasi udara harus diberi filter yang konstruksinya
diperkuat sehingga didapatkan suatu konstruksi yang baik.
8. Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah direkomendasi dari
ASTA dan NEMA serta karakteristiknya menurut standard IEC 947-2 dan kemampuan
arus hubung singkat alat tersebut tidak kurang dari 50 KA pada tegangan 500 VAC.
9. Jika main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat
dioperasikan secara manual atau automatic yang dikombinasikan dengan sistem
motorized untuk versi fix dan drawout serta dilengkapi pengaman untuk tidak merusak
switch breaker pada saat posisi ON / OFF / TRIP.
10. Sistem penutupan atau kontak breaker harus menggunakan tougle action, free type
dan dilengkapi dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF serta indikasi
charged dan discharged.
11. Jika main circuit breaker dioperasikan secara atomatic maka harus dilengkapi dengan
pelepas penutupan (XF) pemutus tegangan jatuh (MN) / pemutus shunt (MX), saklar
alarm dan saklar bantu.
12. Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh pada
temperatur yang telah direkomendasikan dari pabrik serta waktu pemutusan tidak lebih
dari tiga detik.
13. Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over current), arus
hubung singkat (short circuit), proteksi hubungan pentanahan.
14. Komponen–komponen pengaman yang dapat dipakai adalah:
a. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
 Keterangan untuk syarat-syarat dan simbol-simbol yang digunaka dalam
perincian berikut menggunakan Standard IEC 947 bagian 1 dan 2.
 Terdiri dari 3 kutub dan 4 kutub
 Kapasitas pemutusan 18 s/d 85 KA pada tegangan 380/415 V.
 Dilengkapi dengan pemutus shunt (MX), Pelepas Tegangan (MN), Auxiliary
Contact, Saklar Alarm (SDE) serta mekanis motor.
 Sistem unit trip terdiri dari:
-Thermal Magnetis
-Solid State (Electronic)
 Dilengkapi dengan perlindungan terhadap manusia / kebakaran
(typeVigirex)
 Versi: Fix

b. Miniatur Circuit Breaker (MCB)


 Menurut standard IEC 947 - 2
 Terdiri dari 1 dan 3 kutub
 Breaking capacitynya antara 4.5 s/d 25 KA untuk tegangan 220/415 V.
 Kurva trip B & C
 Dilengkapi dengan saklar alarm, Auxiliary contact dan pemutus shunt (MX) /
pelepas tegangan (MN).

c. Kontaktor
Berdasarkan standard IEC 947,BS 4941, VDE 0660, BS 5424
Terdiri dari 4 kutup
Terdiri dari kategori ACI - untuk Beban Murni > 0.95
 AC2 - Untuk motor slipring, Starting, Pluging AC3-Motor Squirrel cage,
swithching ON/OFF selama dalam keadaan normal.

d. Overload
Berdasarkan IEC 947, IEC 292
 Dapat mampu berfungsi sebagai pengaman motor listrik terhadap beban lebih dan
disesuaikan dengan arus nominal dari motor tersebut.

e. Busbar Support
 Sesuai standard IEC 439, VDE 0100-520 dan BS 5486 Bus-bar support terdiri dari
unipolar/multi polar.
Isolasi support harus sesuai dengan ukuran copper (tembaga).
 Kapasitas dari Bus - bar harus sesuai dengan standard Puil dan DIN 43671
Terdiri dari 1,2,3, dan 4 pole
Spesifikasinya:
- High Dielectric strenght
- High Mechanical wisthstand
- Tahan terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi

f. Isolator Support
Bahan terdiri dari SMC/DMC spesifikasi terdiri dari:
High Dielectric Strenght
High Mechanical Withstand
High Temperature.

g. Pilot Lamp, Push Button, Selector Switch (Telemecanique, KM) sesuai standard
IEC 529, IEC 947
Jenis pilot lamp yang digunakan adalah tipe transformasi.
Push Button menggunakan tipe flush dengan bahan chromium.
 Selector switch tingkat isolasinya harus 660 V dengan kapasitas thermal 12 A
adalah 20 A.

h. Fuse dan Fuse Link


Standard BS 88.
 Jenis Fuse yang digunakan adalah HRC class Q sedangkan Fuse Carier sebagai
pengaman circuit control menggunakan type catridge & Holder.

i. Relay
Tipe relay adalah electro mechanical dan static transistor.
 Over current relay adalah jenis IDMTL (Inverse Defenitive Minimum time Lag)
diset antara 50 %-200% dan waktu antara 1-0,3 second Earth Fault Relay adalah
jenis DTL (Definitive Time Lag) di set antara 0-1 second, Setting dari arus antara
5-40% dari 5% step.
 Capasitor dari auxiliary contact relay tersebut harus disesuaikan dengan kapasitas
beban.

j. Current Transformator (CT)


CT yang digunakan standard DIN 42600 / IEC 15.
Ratio …../5A, Class 1, 2,5 VA

B. Kabel Tegangan Rendah


1) Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6 kV
untuk NYY dan NYFGbY sedangkan untuk kabel NYM dengan tegangan minimal 0,5
kV.
2) Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYFGBY dan NYY,
sedangkan untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM.
3) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan
terlebih dahulu pada Pengawas.
4)Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 3x2,5 mm2.

C. Lighting Fixtures
1. Lighting Fixtures Recessed Mounted TL 1 x 36 w / 2 X 36 W /
2. Tebal plat untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.
3. Condensor yang dipasang sen pada lampu-lampu TL hams dapat memberikan koreksi
factor total minimal 0,85.
4. Tabung TL yang dapat dipakai adalah jenis WarmWhite/83. Pihak pemborong wajib
menanyakan type yang akan digunakan. Bila pihak pemborong tidak menanyakan hal
tersebut diatas, maka pihak direksi berhak menentukannya dengan tanggungan resiko
apapun pada pihak pemborong.
5. Fitting lampu dan type yang tidak menggunakan mur baut.
6. Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dan karat dan lecet -
lecet, dengan Id acrylic paint warna putih serta dilengkapi dengan Mirror Reflektor,
contoh harus disetujui oleh Direksi.
7. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan
yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaaan-pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan
mudah dapat dilaksanakan.
8. Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).
9. Lighting Fixtures untuk type FL harus menggunakan adjustable hanger.
10.Referensi fixture:
A. Lampu Tabung (Down Light)
a. Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau sesuai
b. Gambar.
c. Lamp holder menggunakan standar E-27.
d. Diameter dan kap lampu minimal lihat gambar.
e. Lampu yang dipakai dan jenis incandescent dan PLC atau sesuai gambar, contoh
harus disetujui oleh Direksi.

B. Kotak - Kontak Dan Saklar


1) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah
type pemasangan masuk / inbow (flush-mounting) kecuali disebutkan lain pada
gambar
2) Kotak-kontak yang dipasang mempunyai rating 10A/16 A, 250 V dan
mengikuti standard VDE.
3) Kontak kontak yang dipasang harus diinstal/tersambung dengan grounding,
harus dipasang rata dengan permukaan dinding.
4) Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan metal.
5) Kotak-kontak dinding yang dpasang 30 cm dari permukaan lantai dari ruang-
ruang yang basah / lembab harus jenis water tight sedang untuk saklar dipasang
150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar. Sebelum pemasangan, pihak
Kontraktor harus mendapat persetujuan dari Direksi / Managemen Konstruksi.

D. Kabel Tray / Kabel Ladder dan Tangga Kabel.


1) Lihat gambar detail untuk kabel tray.
2) Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan besi beton (iron rod
diameter 10 mm).
3) Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk tray harus dibuat sedemikian rupa
sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.
4) Sebelum dipasang kabel tray tersebut harus dizinchromate dua kali dan dicat finishing
dua kali merk ICI, warna akan ditentukan kemudian.
5) Untuk mendapatkan pentanahan yang baik antara bagian yang satu dengan bagian yang
satu dengan bagian yang lain, harus terhubung satu dengan lainnya dengan menggunakan
BC kabel atau NYA dan konstruksi harus memakai kabel sepatu pada kedua ujungnya.
6) Cable tray yang dipasang didalam shaft / pada dinding kabel menggunakan bahan UNP-
10 dan dipasang setiap jarak 1 (satu) meter. Dilengkapi dengan klem-klem kabel,
sebelum dipasang cable tray ini harus dizincromate dua kali dan dicat dengan cat
finishing dua kali merk ICI, warna akan ditentukan kemudian.
7) Kabel yang dipasang diatas tray harus diklem (diikat) dengan klem-klem kabel
(pengikat / kabel tie) anti ultra violet.
8) Sebelum pemasangan kabel tray harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan instalasi
lainnya (AC, Plumbing).
9) Kabel tray yang arah vertical menuju panel-panel lampu menggunakan kabel tray
minimum selebar panel lampu penerangan tersebut.
E. K o n d u i t
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact dan Metal
Plan Conduit dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diamater kabel dan
minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.
o.1. Pasal 4. PERSYARATAN TEKNIS & PEMASANGAN
a. Panel-panel
1) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horisontal).
2) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan
diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang
permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam.
3) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free
Standing diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah
dilengkapi dengan pondasi cor.
4) Semua panel harus ditanahkan/grounding.

b. Kabel-Kabel
1) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
2) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 1987.
3) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun yang rapi.
4) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabel penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination /
junction box.
5) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
6) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
7) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya
diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum
adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
8) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan
yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel.
9) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan
handslip.
10) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun
dalam kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus
disupport setiap jarak 100 cm.
11) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel
ladder.
12) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark.
13) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
medium dengan diameter minimum 2 1/2 kali penampang kabel.
14) Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel.
15) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC High
Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam PVC
High Impact. Yang pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable Tray
dipasang Joining Coupling.
16) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 1/2
kali penampang kabel.
17) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya
dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal
tersebut minimum 4 cm.

18) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m
disetiap ujungnya.
19) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling
menyilang.
20) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak - kontak harus di dalam
kotak penyambungan dan memakai alat penyambungan berupa las – dop.
21) Semua kabel yang menuju / keluar dari panel - panel type outdoor harus
didalam pipa Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 1/2 x dia. Cable.
22) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang menuju
kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan GIP Medium sepanjang lebih
kurang 1 m dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada di bawah
permukaan tanah sampai 50 cm dari permukaan tanah.
23) Semua kabel instalasi motor yang berada di daerah utility harus dipasang dalam
metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel dan
lengkap dengan Flexible Metal Conduit.
24) Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slap harus
diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.
25) Untuk instalasi kabel yang menggunakan PVC Hight Impact Conduit tidak
diperbolehkan melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak
minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus.
c. Kotak-kontak dan Saklar
1) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type inbow dan dipasang
pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak-kontak dan 1500
mm untuk saklar atau sesuai gambar detil. Bila tidak terdapat gambar detail,
pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari pengawas dan pihak Interior
atau Arsitektur.
2) Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus water
Tight, Industrial Type IP
d. Lampu Penerangan
1) Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari
Arsitek dan disetujui oleh Direksi / Manajemen Konstruksi.
2) Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium.
3) Semua lampu penerangan type Flouresscent harus digantung dengan
menggunakan adjustable hanger.
4) Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC High
Impact Conduit.

1.2. Pasal 5. PENGUJIAN


1. U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan pengujian
secara individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut baru dapat dipasang
setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang
bersangkutan dan LMK / PLN serta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah
peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari
sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk
mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu
disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.

2. Peralatan dan Bahan


Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
Panel-panel Tegangan Rendah
Panel - panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari
pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut
berfungsi

Kabel-kabel Tegangan Rendah


Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang
terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-
ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan rendah, pengujian dengan megger
tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm.

Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus dilakukan
pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan
minimal 0,85.

Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standar dan peraturan yang berlaku dari
Jawatan Keselamatan Kerja atau standar/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.
Material
Material yang digunakan dalam sistem proteksi petir harus dalam keadaan baik
dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.
Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/MK sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak
sesuai dengan spesifikasi teknik ini akan ditolak.
Sistem proteksi petir yang dipakai adalah :
Sistem non radio aktif atau elektrostatik non konvesional.

Komponen - komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :


a) Terminasi Udara :
Terminal udara khusus untuk sistem proteksi petir eksternal, yang dimaksudkan
untuk menetralisir awan bermuatan disekitar bangunan gedung dan menangkap
sambaran petir bila terjadi petir.

b) Penghantar / konduktor penyalur :


Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan
secara listrik antara terminal udara dan penghantar / konduktor penyalur
vertikal (down conductor) yang menghubungkan secara listrik antara terminal
udara dan elektroda pembumian.
Proteksi petir ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat
dari "terminal udara" ke bumi. Untuk sistem tersebut digunakan jenis kabel
yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat terminal udara.

c) Penghitung Sambaran :
Penghitung sambaran digunakan untuk menghitung jumlah sambaran yang
telah terjadi pada sistem proteksi petir tersebut.
d) Sistem Pembumian :
Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan
elektroda pembumian, bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan
pembumian secara berkala.

Elektroda pembumian :
 Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod pejal dengan diameter tidak
kurang dari 20 mm dan panjang sekurang-kurangnya 6.000 mm dan harus
dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal dan harus diperoleh tahanan
pembumian setinggi-tingginya 5 Ohm.

Pemasangan / Pelaksanaan
Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dan spesifikasi pabrik.
a) Batang proteksi dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut angker
atau klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya mekanis
pada saat timbulnya sambaran petir.
b) Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan
konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.
c) Sambungan - sambungan :
 Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan tidak
mudah terlepas.
 Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat
adanya sambungan .
d) Pelindung mekanis :
Penghantar pembumian harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan
pipa uPVC tipe high impact.

Pengujian
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksi petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengujian terhadap instalasi sistem maupun pembumiannya.
Pengujian yang harus dilakukan :
a) Pengujian tahanan pembumian.
Ukuran tahanan dari pembumian dengan menggunakan metoda standar.
b) Pengujian kontinyuitas.

Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan
digunakan/dipasang, yaitu paling tidak penghantar dan elektroda pembumian yang
diminta dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh bahan ini adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

Pemeriksaan
Sistem proteksi petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK untuk
memastikan dipenuhinya spesifikasi teknis ini. Semua bagian dari instalasi ini
harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK terlebih dahulu sebelum ditutup
atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat - syarat
spesifikasi teknis dan gambar-gambar harus segera diganti, tanpa biaya tambahan
pada Pemilik Proyek.

Surat Ijin
a) Kontraktor harus mempunyai SPJT – Surat Penanggung Jawab Teknik
golongan C yang dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor AKLI (Asosiasi
Kontraktor Listrik Indonesia).
b) Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan proteksi petir
ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah
dikerjakan.

Daftar Bahan/Material
Untuk semua bahan/material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi
daftar bahan/material yang menyebutkan : merek, tipe, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender.
Tabel daftar bahan/material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang
berupa barang-barang produksi.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merek
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari bahan/material atau komponen
tertentu terutama untuk bahan-bahan/material-material listrik utama, maka Kontraktor
wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang
disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan
pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh
sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Pengawas/MK dan
Konsultan Perancang, maka dapat dipertimbangkan penggantian merek/tipe dengan
suatu sangksi tertentu kepada Kontraktor.

PASAL 21
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama,
bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap dan
baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari:
1.1. Alat-alat Sanitair :
a. Closet duduk
b. Meja cuci tangan (washtafel)
c. Floor Drain
d. Floor Clean Out (type lantai)
e. Tempat Handuk
f. Kaca Cermin
1.2. Sistem Air Bersih :
a. Pemipaan dari bak penampung bawah tanah melalui pompa penyalur (transfer pump)
sampai Tangki Air.
b. Pemipaan dari Tangki Air sampai alat-alat Sanitair.
1.3. Sistem Air Kotor dan Air Bekas.
a. Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, dan floor drain sampai ke
IPAL dan rembesan.
1.4. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar.
1.5. Sistem pembuangan pipa penguras dan over flow dari Top Reservoir ke selokan terdekat.
2. Persyaratan bahan dan peralatan
2.1. Alat-alat Sanitair : Merk : Toto setara
2.2. Sistem Air Bersih :
a. Pompa Penyalur (Transfer Pump)
Merk : grundfos
Type : Self Primming Multi Stage Centrifugal Pump
Daya Pompa :
Daya Motor : 1,1 KW
Head : 15 meter
Kapasitas : 8 m3/h
Kecepatan : 2900 rpm
Pipa : diameter 1 1/2"
Tenaga listrik : 220 volt
Banyaknya : 2 (dua) set
Pada pipa isap dilengkapi :
- Strainer : 1 buah
- Foot Valve : 1 buah
- Stop Valve : 1 buah
Pada pipa tekan dilengkapi :
- Stop Valve : 1 buah
- Check Valve : 1 buah
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.
Pompa dilengkapi dengan water level kontrol :
- 4 buah lower level, 2 untuk tanki atas & 2 tanki bawah
- 2 buah upper level, untuk tanki atas.
b. Pemipaan air bersih :
- Pipa
Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 class medium,
sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS./ SPINDO
- Fitting T6
Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized maleable iron 150 spi, screw
type.
- Valve.
Untuk valve sampai dengan diameter 2 1/2" dipergunakan bronze 150 spi, screw
end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron 150 spi, flanged and ex
KITAZAWA.

c. Sistim air kotor dan air bekas.


Pemipaan air kotor/air bekas dan vent disini dipergunakan bahan-bahan sebagai berikut :
- Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas merk Rucika Klas AW, dengan
sambungan lem.
- Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan merk pipa.
Belokan pada saluran utama harus menggunakan long radius bend.
- Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
- Semua Junction harus menggunakan 45 TY dan 45 bend kecuali untuk vent.
d. Talang air hujan.
Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut :
- untuk pipa dipergunakan pipa galvani
untuk fitting digunakan galvani
3. Persyaratan pemasangan
a. Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada arah
horizontal maupun vertikal.
b. Semua pemasangan harus rapi dan baik.
c. Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan penggantung dan penumpu yang
kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya, sehingga pipa tidak melentur.
d. Semua pipa yang menembus konstruksi bangunan. Pemborong harus minta persetujuan
Konsultan Pengawas.
e. Pemborong harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang menembus bangunan.
f. Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis asphalt dan kain goni.
g. Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah 0,5 - 1 % ke arah septicktank.
h. Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/diatas pasir sehingga kemiringan
dapat rata.
i. Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang galian yang sama.
4. P e n g u j i a n.
- Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian kebocoran pipa
atas seluruh instalasi sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik, memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
Tekanan uji Waktu Penurunan bahan te. max. uji
a. Instalasi air bersih 8 kg/ cm2 24 jam 5 % air
b. Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm2 2 jam 5 % air
- Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian terhadap sistem
dengan cara menjalankan sistem sekaligus selama 4 x 8 jam terus menerus tanpa mengalami
kerusakan.
- Semua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda tangani Konsultan Pengawas.
- Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan kepada Pemborong
Plumbing.
5. Disinpeksi
- Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinpeksi dari seluruh instalasi air bersih
sebelum diserahkan kepada Pemilik.
- Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada sistem pipa dengan
methode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine ialah 50 ppm.
- Setelah 16 jam sistem tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga kadar chlorine
menjadi tidak lebih 0,2ppm.
6. Pembersihan
- Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.
Bagian yang dilapis chlorine plated harus digosok sehingga bersih dan mengkilap.
- Semua pipa yang tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat dengan warna
berlainan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya. Untuk ini Pemborong harus
berkonsultasi dengan Pemilik.

7. Dokumentasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi Tugas, Pemborong
diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi - dokumentasi berikut :
Gambar-gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang telah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas.
Buku Instruksi pemakaian dan pemeli-haraan untuk peralatan-peralatan.
Brosur-brosur (1 asli + 1 foto copy).
Berita Acara hasil testing pipa-pipa air.

PASAL 24
PEKERJAAN WATERPROOFING
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi dak beton, lantal KM, serta bagian-bagian yang dinyatakan
dalam gambar.

2. Persyaratan bahan
 Bahan harus sesuai dengan standar yang ditentukan seperti NJ-3, ASTM-828,
ATME, TAPP-1-083 dan 407.
 Jenis bahan yang digunakan Bituthene Sheet 2000 untuk talang plat atap dan plat
atap.
 Memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan kepadatan yang merata serta konstan.
Kedap air dan uap termasuk pada bagian yang overlap. Perlindungan terhadap
waterproofing menggunakan screed (perbandingan I PC:3 PSR).

3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Persiapan Permukaan
 Permukaan plat beton yang akan diberi lapisan waterproofing harus benar-benar
bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari
tumpahan atau cipratan aduk dan dalam kondisi kering (baik dalam arti kata kering
leveling screed maupun kering permukaan).
 Semua pertemuan 90 derajat atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul,
yaitu menutup sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air I PC:3 PSR atau seperti
tercantum dalam gambar kerja.
 Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air I PC:3PSR dibentuk
menggunakan benang waterpas. arah kemiringannya (Arah kemiringan menuju ke
lubang-lubang talang dan floordrain sebesar 1 derajat)
 Khusus lapisan screed pada bagian atap dan talang beton harus menggunakan
tulangan susut finemesh yang terpasang di tengah ketebalan screed dan dipasang harus
didatarkan terlebih dahulu sehingga tidak melengkung.
 Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan diratakan
permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan roskam, digosok sedemikian rupa
dengan roskam tadi sehingga gelembung-gelembung udara yang terperangkap di dalam
adukan screed dapat keluar.
 Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen sambil
digosok lagi dengan roskam besi sehingga merata. Setelah lapisan screed kering, tidak
boleh diaci.
 Setelah kering udara kurang lebih 24 jam, screed baru ini harus dilindungi dari
kemungkinan pecah-pecah rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya dengan
goni-goni rami yang sudah dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
 Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed ini minimal tujuh (7) hari dalam
kondisi cuaca cerah. Untuk cuaca buruk (hujan tidak termasuk dalam perhitungan waktu
pengeringan screed),
b. Lapisan Waterproofing
 Lapisan Waterproofing harus dipasang mulai dari titik terendah ke arah titik
tertinggi.
 Overlap antara lapisan minimum 65 mm dan/ atau sesuai spesifikasi pabrik.
 Pemasangan langsung dari gulungan dengan seksama merata, ditekan dengan
roller secara menerus sehingga tidak terdapat gelembung udara. Roller mempunyal berat
kira-kira 35 kg. Dan lebar 70 cm. Di atas sepanjang delatasi, pelapisan waterproofing dua
kali.
 Pelaksanaan waterproofing ini, harus dilindungi dari sengatan matahari dengan
menggunakan tenda-tenda.
 Waterproofing yang sudah dipasang tidak boleh terinjak-injak apalagi oleh
sepatu. atau alas kaki yang tajam. Kontraktor harus melindungi dan melokalisir daerah
yang sudah terpasang waterproofing ini.
 Pada daerah listplank beton, waterproofing harus dipasang mengikuti bentuk
listplank.
 Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila teriadi huian dan melanjutkan
kemball setelah lokasi benar-benar kering.
c. Perbaikan Lapisan Waterproofing
 Baglan darl lapisan waterproofing di atas kebocoran disobek secukupnya.
Lekatnya potongan lapisan waterproofing baru. sejauh minimal 150 mm ke segala arah
dihitung dari celah/ sobekan.
 Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pengujian, dan permukaan harus kering betul.
d. Lapisan Pelindung
 Setelah waterproofing terpasang, maka. di atas permukaan diberi pelindung
screed (perbandingan I PC:3 PSR), setebal 3 cm dengan menggunakan tulangan susut
finemesh yang terletak di tengah-tengah adukan screed.
 Untuk mengatur jarak/ tebal screed, harus menggunakan beton decking setebal
1,5 cm, setiap jarak 0,5 in.
 Permukaan screed ini dihaluskan dengan roskam pada saat kondisi screed
setengah kening dengan jalan menaburkan semen dan menggosongkan sehingga licin.
 Setelah semua pemasang lapisan waterproofing dan sebelum pelaksanaan lapisan
pelindung, kontraktor melaksanakan, pengujian kebocoran terutama untuk permukaan
horizontal plat atap. Cara pengujian adalah dengan menuangkan air ke area yang tertutup
lapisan waterproofing hingga ketinggian air minimum 50 mm dan dibiarkan selama 3 x 24
jam.
 Beri tanda bagian-bagian yang tidak sempurna atau. bocor. Untuk plat atap yang
miring harus, dibagi menjadi beberapa segmen agar genangan air tidak terlalu tinggi di
titik plat terendah,
 Kontraktor wajib mengadakan pengamanan dan pelindung terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap, kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
 Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian kontraktor baik pada
waktu pekerjaan ini dilakukan/ dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah selesai,
maka kontraktor harus memperbaiki/ mengganti bagian yang rusak tersebut sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini
adalah tanggung jawab kontraktor.

PASAL 25
BAHAN-BAHAN ALAT BANGUNAN

1. Tanah bangunan harus dicacah halus dan bersih dari daun serta kotoran-kotoran laìnnya.
2. Pasir urug harus bersih dari brongkalan-brongkalan tanah dan kotoran - kotoran lainnya.
3. Pasir pasang dan pasir beton harus berasal dari sungai, ketas, berbutir kasar, bersih dari
segala kotoran dan tak boleh mengndung lumpur, sedangkan untuk pekerjaan beton pasir harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam P81 1971.
4. Semen belau/portland semen untuk beton bertulang dan lain-lain digunakan PC buatan
dalam negeri yang mernenuhi syarat-sayarat yang ditentukan dalam PE3l 1971.
5. Kerikil harus kerikil pecah 2/3 harus memenuhi persyaratan (l P81 1971).
6. Satu belah gunung harus keras, tidak boleh berlubang - lubang bersíh dari segala kotoran
dengan ukuran 20 — 25 cm.
7. Batu merah harus bersih dan matang sedang ukurannya sedapat mungkin yang sama besar
dengan tebal paling sedikit 4 cm, lebar 12,5 cm, panjaing 26 cm, potongan batu pecah kurang 1/2
batu tidak boleh dipasang.
8. Tegel harus kualitas baik lepas dari cacat seperti retak - retak dan lain-lainnya.
9. Beton buis harus kualìtas baik, keras tidak bercacat seperti retak-retak dan lain-lainnya
10. Besi beton dan bendrat harus memenuhi syarat-syarat sebagai ketentuan dlalam P81 1971.
11. Air yang digunakan harus untuk campuran air bersih tidak mengandung unsur-unsur yang
merugikan pasangan.
12. Cat meni dan cat tembok harus digunakan cat yang baik atau merk yang ditentukan.
13. Alat-alat penggantung dan kunci harus digunakan barang yang berkualitas baik menurut
ketentuan dan mendapat persetujuan dari Direksi.
14. Bahan-bahan lain yang belurn diuraikan dalam RKS/bestek ini harus berkualitas baik
menurut persetujuan Direksi.

PASAL 26
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Meskipun dalam bestek ini, pada uraian pekerjaan dan uraian bahan tidak dinyatakan, tetapi
disebutkan dalam penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) mengenai bagian pekerjaan yang termasuk
harus dikerjakan oleh pemborong maka bagian tersebut dianggap ada dan dimuat dalam bestek.
2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan bangunan ini, tetapi tidak diuraikan
atau tidak dimuat dalam bestek ini, tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong.
3. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas pemborong diwajibkan pula mengurus :
a. Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Keterangan Rencana Kota (KRK) dari
Pemda setempat.
b. Penyambungan Air Bersih.
c. Penyambungan Daya Listrik.
d. Penyambungan Telephone.
e. Surat-surat bukti keer listrik/ pengetesan dari PLN dan pengetesan yang diperlukan.
4. Sebelum penyerahan pertama , pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapi dan
semua yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
5. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan
bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyuelesaikan
pekerjaan sebaik mungkin

PASAL 27
PENUTUP

1. Tim teknis / Pengawas lapangan berhak untuk menolak bahan bangunan yang didatangkan
yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, jika tidak sesuai dengan syarat-syarat
tersebut diatas.
2. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini, akan
diberikan pada saat pemberian penjelasan pekerjaan dan juga oleh Tim Teknis/MK/Pengawas
Lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Semua pekerjaan yang termasuk pekerjaan yang dilaksanakan, tetapi tidak dijelaskan dalam
uraian dan syarat-syarat teknis ini, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh pemborong.
Gambar rencana kerja dan syarat-syarat teknis serta Risalah Berita Acara Pemberian Penjelasan
Pekerjaan, merupakan satu kesatuan yang sifatnya saling melengkapi dan mengikat.

Semarang,............................2013
Mengetahui & Menyetujui Konsultan Perencana
Pejabat Pembuat Komitmen CV. ARETAS

Ir. IGN HARYANTA NUGRAHA, Msi Drs. ARIAS HERWICAKSONO, ST


NIP. 19671008 199203 1013 Direktur

BAB XIII. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga Satuan dan
Lump Sum)
1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.
2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan
kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana
diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi,
laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung
jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.
4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari
apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak
harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.
6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan
penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:

a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan


huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
dan
b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan
volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah.

Keterangan (Untuk Kontrak Lump Sum)


1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-
Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis
dan Gambar.
2. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam SSUK dan SSKK.
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba,
pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan
kewajiban yang diatur dalam Kontrak.
4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari
apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus
dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata
pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah
termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.
6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik terhadap volume pekerjaan
sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

Daftar Kuantitas (Bill Of Quantities) dijilid terpisah dari buku ini dan tetap menjadi satu kesatuan
yang mengikat di dalam dokumen pengadaan ini.
BAB XIV. BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat K/L/D/I]

Nomor : ...................... ......................, ...................... 2011


Lampiran : ......................

Kepada Yth.
......................
di ......................

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan ......................


.......................................................................................

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor ...................... tanggal ......................
perihal ...................... dengan [nilai penawaran/penawaran terkoreksi] sebesar Rp......................
(............................................) kami nyatakan diterima/disetujui.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan
untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Anda untuk menerima penunjukan
ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Anda, akan dikenakan sanksi sesuai
ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa.

Satuan Kerja ......................


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ......................

Tembusan Yth. :
1. ...................... [PA/KPA K/L/D/I]
2. ...................... [APIP K/L/D/I]
3. ...................... [Pokja ULP]
......... dst
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/D/I]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: ......................
Paket Pekerjaan: ......................

Yang bertanda tangan di bawah ini:

................................. [nama Pejabat Pembuat Komitmen]


................................. [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
................................. [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian ...................... nomor ...................... tanggal ......................, bersama ini
memerintahkan:

................................. [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


................................. [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: ......................

selanjutnya disebut sebagai Penyedia;

untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Macam pekerjaan: ......................;

2. Tanggal mulai kerja: ......................;

3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;

4. Waktu penyelesaian: selama ___ (......................) hari kalender/bulan/tahun dan pekerjaan harus sudah
selesai pada tanggal ......................

5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan Penyedia akan


dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari
Nilai Kontrak sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak.

......................, __ ...................... 20__

Untuk dan atas nama ......................


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ......................

Menerima dan menyetujui:


Untuk dan atas nama ......................

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan]

C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN

2. Jaminan Sanggahan Banding dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]


GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN SANGGAHAN BANDING
No. ............................................

Yang bertanda tangan dibawah ini: .................................................................. dalam jabatan


selaku ...................................................... dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ..................................................................................... [nama bank] berkedudukan
di ....................................................................................... [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ........................................................ [Pokja ULP]
Alamat : ........................................................................................................

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ...............................................................................


(terbilang .........................................................................................................................) sebagai Jaminan
Sanggahan Banding dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama : .......................................................... [peserta pelelangan]
Alamat : ....................................................................................................

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata Sanggahan Banding yang diajukan tidak benar.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Garansi Bank berlaku selama ...................... (..........................) hari kalender, dari
tanggal ............................................ s.d. ............................................
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan
Sanggahan Banding tidak benar dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Sanggahan Banding tidak benar dari Penerima Jaminan dan
pengenaan sanksi akibat Sanggahan Banding yang diajukan Yang Dijamin tidak benar.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai
jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.

6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih
domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri .......................................

Dikeluarkan di : …………………………
Pada tanggal : ......................................

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang ................................._


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini
[Nama dan Jabatan]
ke ...........[bank]

3. Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ............................................

Yang bertanda tangan dibawah ini: ..................................................................____ dalam jabatan


selaku ....................................................... dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ....................................................................................... [nama bank] berkedudukan
di ........................................................................................[alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ......................................................... [nama PPK]
Alamat : ............................................................................................................

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .........................................................................................


(terbilang ...........................................................................................................................) sebagai
Jaminan Pelaksanaan dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama : ................................................................. [nama penyedia]
Alamat : ...........................................................................................................

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Garansi Bank berlaku selama ...................... (.................................) hari kalender, dari
tanggal .................................................. s.d. ............................................
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima
Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ....................

Dikeluarkan di : ..........................
Pada tanggal : ...............................

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang ...................................


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini [Nama dan Jabatan]
ke ...........[bank]
4. Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ............................................

Yang bertanda tangan dibawah ini: ............................................................................. dalam jabatan


selaku .......................................................___ dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama .................................................................. [nama bank] berkedudukan
di ...................................................................................................... [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ........................................................ [nama PPK]
Alamat : ...........................................................................................................

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .......................................................................................


(terbilang ............................................................................................................................) sebagai
Jaminan Uang Muka dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama : ...............................................................[nama penyedia]
Alamat : .........................................................................................................

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang Muka yang
sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen
Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Garansi Bank berlaku selama ...................... (.............................) hari kalender, dari


tanggal ................................................. s.d. ............................................

2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan
sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.

6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ..................

Dikeluarkan di : ...............................
Pada tanggal : ...........................

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang .....................................


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini [Nama dan Jabatan]
ke ...........[bank]
5. Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan: ...................................... Nilai: ........................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: ................................................


[nama], ................................. [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan ................................................ [nama penerbit jaminan], ........................... [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat
pada ................................................................... [nama PPK], .......................................................
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang
sejumlah Rp ................................................
(terbilang .........................................................................)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak
memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas
dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No .
................................. tanggal ...............................................

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (............................) hari kalender dan efektif mulai dari
tanggal ......................... sampai dengan tanggal ......................

4. Jaminan ini berlaku apabila:


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali kepada
PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar menurut Dokumen Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari
PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan
sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu
disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH
Perdata. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa
berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di ...............................
pada tanggal .................................

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

................................................. ......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
6. Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ............................................

Yang bertanda tangan dibawah ini: ............................................................................... dalam jabatan


selaku .......................................................... dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ....................................................... [nama bank] berkedudukan
di ............................................................................................... [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ................................................................. [nama PPK]
Alamat : ..........................................................................................................

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ………………………………………………………..


(terbilang .......................................................................................................................) sebagai
Jaminan Pemeliharaan dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama : .................................................................... [nama penyedia]
Alamat : ............................................................................................................

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya
Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan
dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Garansi Bank berlaku selama ...................... (...............................) hari kalender, dari


tanggal ............................................... s.d. ............................................

2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender
setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima
Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat
sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.

6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak
memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri ................................

Dikeluarkan di : ................................
Pada tanggal : ...........................

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang .......................................


Garansi Bank disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi ini ke [Nama dan Jabatan]
_____[bank]
7. Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan: ....................................... Nilai: ..........................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: .................................................


[nama], .................................... [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
............................................_ [nama penerbit jaminan], .............................. [alamat] sebagai
Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat
pada .................................................... [nama PPK], ....................................................... [alamat]
sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah
Rp .............................................. (terbilang .........................................................................)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan
pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi
kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat
Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No.
................................. tanggal ...............................................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama …… (......................__) hari kalender dan efektif mulai dari
tanggal .......................... sampai dengan tanggal ......................
4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan
dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di
atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima
tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN
melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita
dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH
Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku
Jaminan ini.

Dikeluarkan di ...........................
pada tanggal .................................

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

................................................. .......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]

Anda mungkin juga menyukai