Anda di halaman 1dari 271

DOKUMEN PENGADAAN

Nomor: 06/BC.015/ULP/POKJA.GDG.BMN/2018

Tanggal: 15 Mei 2018

untuk
Pengadaan

Pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi Pembangunan Pusat Layanan


BMN Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Tahun
Anggaran 2018

Kelompok Kerja Khusus Atas Pengadaan Pusat Layanan BMN Kantor


Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Tahun Anggaran 2018
Unit Layanan Pengadaan

Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai

Tahun Anggaran 2018


BAB I. UMUM

A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54


Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta
perubahan dan aturan turunannya.

B. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai


berikut:

Pekerjaan : seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


Konstruksi pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;
HPS : Harga Perkiraan Sendiri;
HEA : Harga Evaluasi Akhir;
Kemitraan/ : kerja sama usaha antar penyedia yang masing-
Kerja Sama masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan
Operasi (KSO) tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian
tertulis;
LDP : Lembar Data Pemilihan;
LDK : Lembar Data Kualifikasi;
Pokja ULP : Kelompok Kerja ULP yang berfungsi untuk
melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
PPK : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa;
SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja;
TKDN : Tingkat Komponen Dalam Negeri;
PHO : Serah Terima Pertama Pekerjaan/Provisional Hand
Over;
FHO : Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa
Pemeliharaan berakhir/Final Hand Over;
LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit
kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk
menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan
Barang/Jasa secara elektronik;
Aplikasi SPSE : Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang di
server LPSE yang dapat diakses melalui website
LPSE;
Form Isian : Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk
Elektronik grafis berisi komponen isian yang dapat diinput
oleh pengguna aplikasi;
Form Isian : Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yang
Elektronik Data digunakan penyedia barang/jasa untuk
Kualifikasi menginputkan dan mengirimkan data kualifikasi;
E-Lelang : Proses pelelangan umum/terbatas/sederhana/
pemilihan langsung dengan tahapan sesuai Perpres
54/2010 beserta perubahannya dan aturan
turunannya. Semua istilah “pelelangan” pada
dokumen ini merujuk pada pengertian “e-lelang”.

C. [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi ini


dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.

D. [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] ini terbuka dan dapat diikuti oleh


semua peserta yang berbentuk badan usaha atau kemitraan/KSO serta
perorangan.

E. Pokja ULP mengumumkan pelaksanaan [Pelelangan Umum/Pemilihan


Langsung] dengan pascakualifikasi melalui website [Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi], papan pengumuman resmi untuk
masyarakat dan Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.
BAB II. PENGUMUMAN DENGAN PASCAKUALIFIKASI
Pengumuman pelelangan tercantum dalam pada aplikasi SPSE
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. UMUM

1. Lingkup 1.1 Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta


Pekerjaan untuk menyampaikan penawaran atas paket
Pekerjaan Konstruksi sebagaimana tercantum
dalam LDP.

1.2 Nama paket dan lingkup pekerjaan


sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.3 Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP,
berdasarkan syarat umum dan syarat khusus
kontrak dengan mutu sesuai spesifikasi teknis
dan harga sesuai kontrak.

2. Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan


sebagaimana tercantum dalam LDP.

3. Peserta 3.1 [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] ini


[Pelelangan terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta
Umum/ yang berbentuk badan usaha (perusahaan/
Pemilihan koperasi), kemitraan/KSO atau peserta
Langsung] perorangan yang memenuhi kualifikasi.

3.2 Dalam hal peserta akan atau sedang melakukan


kemitraan/KSO, baik dengan perusahaan
nasional maupun asing maka peserta harus
memiliki Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi yang memuat persentase kemitraan/
KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut.

3.3 Peserta Kemitraan/KSO dilarang untuk


mengubah Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi.

4. Larangan 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan


Korupsi, Kolusi, pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi
dan Nepotisme etika pengadaan dengan tidak melakukan
(KKN), tindakan sebagai berikut:
Persekongkolan a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP
serta Penipuan dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi keinginan peserta yang
bertentangan dengan Dokumen Pengadaan,
dan/atau peraturan perundang-undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta
lain untuk mengatur hasil pelelangan
sehingga mengurangi/menghambat/
memperkecil/meniadakan persaingan yang
sehat dan/atau merugikan pihak lain;
dan/atau
c. membuat dan/atau menyampaikan
dokumen dan/atau keterangan lain yang
tidak benar untuk memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Pengadaan ini.

4.2 Peserta yang terbukti melakukan tindakan


sebagaimana dimaksud pada angka 4.1
dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari
proses pelelangan atau pembatalan
penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang.

4.3 Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP


kepada PA/KPA.

5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi


Pertentangan dan perannya, menghindari dan mencegah
Kepentingan pertentangan kepentingan para pihak yang
terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

5.2 Pertentangan kepentingan sebagaimana


dimaksud pada angka 5.1 antara lain meliputi:
a. dalam suatu badan usaha, anggota direksi
atau dewan komisaris merangkap sebagai
anggota direksi atau dewan komisaris pada
badan usaha lainnya yang menjadi peserta
pada Pelelangan yang sama;
b. dalam Pekerjaan Konstruksi, konsultan
perencana/pengawas bertindak sebagai
pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali
dalam pelaksanaan Kontrak Pengadaan
Pekerjaan Terintegrasi;
c. konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai Konsultan Perencana dan/atau
Konsultan Pengawas;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
K/L/D/I atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau
pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan;
e. PA, KPA, PPK, anggota Pokja ULP dan/atau
pejabat lain yang berwenang, baik langsung
maupun tidak langsung mengendalikan atau
menjalankan perusahaan peserta;
f. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang
dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang
saham dan/atau salah satu pengurusnya
sama.

5.3 Pegawai K/L/D/I dilarang menjadi peserta


kecuali cuti diluar tanggungan K/L/D/I.

6. Pendayagunaan 6.1 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan


Produksi Dalam penawaran yang mengutamakan material/
Negeri bahan produksi dalam negeri dan tenaga kerja
Indonesia serta Pekerjaan Konstruksi yang
dilaksanakan di Indonesia.

6.2 Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi


dimungkinkan menggunakan bahan baku,
tenaga ahli, dan perangkat lunak yang berasal
dari luar negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus
benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di
dalam negeri dan bagian atau komponen
yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum
diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang
diproduksi di dalam negeri belum
memenuhi persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian
dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di
dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa
pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti
jasa asuransi, angkutan, ekspedisi,
perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan
semata-mata untuk mencukupi kebutuhan
jenis keahlian yang belum dapat diperoleh
di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan
yang nyata, dan diusahakan secara
terencana untuk semaksimal mungkin
terjadinya alih pengalaman/keahlian dari
tenaga ahli asing tersebut ke tenaga
Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang
yang diimpor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang
dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3 Pengadaan barang/jasa impor dimungkinkan


dalam hal:
a. barang/jasa tersebut belum dapat
diproduksi/dihasilkan di dalam negeri;
b. spesifikasi teknis barang yang diproduksi
dan/atau kualifikasi teknis tenaga ahli
dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
dan/atau
c. volume produksi dalam negeri tidak mampu
memenuhi kebutuhan.

6.4 [Atas penggunaan produksi dalam negeri,


penawaran peserta diberikan preferensi harga,
untuk pekerjaan sebagaimana tercantum dalam
LDP yang diwajibkan menggunakan produksi
dalam negeri.]

7. Satu Penawaran Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai
Tiap Peserta anggota kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu
penawaran untuk satu paket pekerjaan.

B. DOKUMEN PENGADAAN

8. Isi Dokumen 8.1 Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen


Pengadaan Pemilihan dan Dokumen Kualifikasi.

8.2 Dokumen Pemilihan terdiri dari:


a. Umum;
b. Pengumuman;
c. Instruksi Kepada Peserta;
d. Lembar Data Pemilihan;
e. Bentuk Surat Perjanjian, Syarat-Syarat
Khusus Kontrak, Syarat-Syarat Umum
Kontrak;
f. Spesifikasi Teknis, KAK dan/atau Gambar;
g. [Daftar Kuantitas dan harga (apabila
dipersyaratkan)];
h. Tata Cara Evaluasi Penawaran;
i. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) [Surat Penawaran untuk e-Lelang 1 File];
2) [Surat Penawaran Administrasi dan
Teknis (file 1) dan Surat Penawaran
Harga (file 2) untuk e-Lelang 2 File];
3) [surat perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (apabila peserta berbentuk
Kemitraan/KSO)];
4) Dokumen Penawaran Teknis;
5) [Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN
(apabila diberikan preferensi harga)].
j. Bentuk Dokumen Lain:
1) Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ);
2) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
3) Jaminan Pelaksanaan;
4) [Jaminan Uang Muka (apabila
dipersyaratkan)];
5) [Jaminan Pemeliharaan (apabila
dipersyaratkan)].

8.3 Dokumen Kualifikasi meliputi:


a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Isian Data Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Data Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

8.4 Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan


isi Dokumen Pengadaan ini. Kelalaian
menyampaikan Dokumen Penawaran yang
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaan ini sepenuhnya
merupakan risiko peserta.

9. Bahasa Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi


Dokumen tertulis dalam proses pengadaan menggunakan Bahasa
Pengadaan Indonesia.

10. Pemberian 10.1 Pemberian penjelasan dilakukan secara online


Penjelasan melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal dalam
aplikasi SPSE.

10.2 Ketidakikutsertaan peserta pada saat pemberian


penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.

10.3 Apabila diperlukan Pokja ULP dapat


memberikan informasi yang dianggap penting
terkait dengan dokumen pengadaan.

10.4 Apabila dipandang perlu, Pokja ULP dapat


memberikan penjelasan lanjutan dengan cara
melakukan peninjauan lapangan. Biaya
peninjauan lapangan ditanggun oleh peserta.

10.5 Pokja ULP menjawab setiap pertanyaan yang


masuk, kecuali untuk substansi pertanyaan
yang telah dijawab.

10.6 Apabila diperlukan Pokja ULP pada saat


berlangsungnya pemberian penjelasan dapat
menambah waktu batas akhir tahapan tersebut
sesuai dengan kebutuhan.

10.7 Dalam hal waktu tahap penjelasan telah


berakhir, perserta tidak dapat mengajukan
pertanyaan namun Pokja ULP masih
mempunyai tambahan waktu untuk menjawab
pertanyaan yang masuk pada akhir jadwal.

10.8 Apabila dipandang perlu, Pokja ULP dapat


memberikan penjelasan (ulang).

10.9 Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian


penjelasan dalam aplikasi SPSE merupakan
Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP).

10.10 Jika dilaksanakan peninjauan lapangan dapat


dibuat Berita Acara Pemberian Penjelasan
Lanjutan dan diunggah melalui aplikasi SPSE.

11. Perubahan 11.1 Apabila pada saat pemberian penjelasan


Dokumen terdapat hal-hal/ketentuan baru atau
Pengadaan perubahan penting yang perlu ditampung,
maka Pokja ULP menuangkan ke dalam
Adendum Dokumen Pengadaan yang menjadi
bagian tidak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan.

11.2 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi


teknis, KAK, gambar dan/atau nilai total HPS,
harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum
dituangkan dalam Adendum Dokumen
Pengadaan.

11.3 Apabila ketentuan baru atau perubahan


penting tersebut tidak dituangkan dalam
Adendum Dokumen Pengadaan, maka
ketentuan baru atau perubahan tersebut
dianggap tidak ada dan ketentuan yang berlaku
adalah Dokumen Pemilihan awal.
11.4 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum
batas akhir waktu pemasukan penawaran,
Pokja ULP dapat menetapkan Adendum
Dokumen Pengadaan, berdasarkan informasi
baru yang mempengaruhi substansi Dokumen
Pengadaan.

11.5 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen
Pengadaan.

11.6 Pokja ULP mengumumkan Adendum Dokumen


Pengadaan dengan cara mengunggah (upload)
file adendum dokumen Pemilihan melalui
aplikasi SPSE paling lambat 2 (dua) hari
sebelum batas akhir pemasukan penawaran.
Apabila Pokja ULP akan mengunggah (upload)
file Adendum Dokumen Pemilihan kurang dari
2 (dua) hari sebelum batas akhir pemasukan
penawaran, maka Pokja ULP wajib
mengundurkan batas akhir pemasukan
penawaran.

11.7 Peserta dapat mengunduh (download)


Adendum Dokumen Pengadaan yang
diunggah (upload) Pokja ULP pada aplikasi
SPSE (apabila ada).

12. Tambahan Apabila adendum dokumen pengadaan mengakibatkan


Waktu kebutuhan penambahan waktu penyiapan dokumen
Pemasukan penawaran maka Pokja ULP memperpanjang batas akhir
Dokumen pemasukan penawaran.
Penawaran

C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN

13. Biaya dalam 13.1 Peserta menanggung semua biaya dalam


Penyiapan penyiapan dan penyampaian penawaran.
Penawaran
13.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas
kerugian apapun yang ditanggung oleh
peserta.

14. Bahasa 14.1 Semua Dokumen Penawaran harus


Penawaran menggunakan Bahasa Indonesia.

14.2 Dokumen penunjang yang terkait dengan


Dokumen Penawaran dapat menggunakan
Bahasa Indonesia atau bahasa asing.
14.3 Dokumen penunjang yang berbahasa asing
perlu disertai penjelasan dalam Bahasa
Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaan
penafsiran, maka yang berlaku adalah
penjelasan dalam Bahasa Indonesia.

15. Dokumen 15.1 [Dalam metode penyampaian penawaran 1 file


Penawaran (sampul), dokumen Penawaran meliputi]:
a. surat penawaran yang didalamnya
mencantumkan;
1) tanggal;
2) masa berlaku penawaran; dan
3) total harga penawaran.
b. [daftar kuantitas dan harga (apabila
dipersyaratkan)];
c. [surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (apabila peserta berbentuk
Kemitraan/KSO)];
d. Dokumen penawaran teknis yang terdiri
dari:
1) metode pelaksanaan;
2) jadwal dan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan serah terima
pertama Pekerjaan (PHO);
3) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan;
4) spesifikasi teknis (bahan/barang
tertentu apabila ada);
5) daftar personil inti; dan
6) bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan (apabila ada bagian
pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
e. [formulir rekapitulasi perhitungan TKDN
(apabila memenuhi syarat untuk diberikan
preferensi harga);
f. Data Kualifikasi.

15.2 [Dalam metode penyampaian penawaran 2


(dua) file, dokumen Penawaran meliputi]:
a. Penawaran Kualifikasi, Administrasi, dan
Teknis (file I); dan
b. Penawaran harga (fle II).

15.2.A) Dokumen Penawaran Kualifikasi,


Administrasi dan Teknis yang disampaikan
pada file I meliputi:
1) Surat penawaran yang di dalamnya
mencantumkan:
1) Tanggal; dan
2) Masa berlaku penawaran;
2) [Surat perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (apabila peserta berbentuk
Kemitraan/KSO)];
3) Dokumen penawaran teknis yang terdiri
dari:
a) metode pelaksanaan;
b) jadwal dan jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan serah terima pekerjaan
pertama (PHO);
c) jenis, kapasitas, komposisi dan
jumlah peralatan;
d) spesifikasi teknis bahan/barang
tertentu (apabila ada);
e) daftar personil inti; dan
f) bagian pekerjaan yang akan
disubkontrak-kan (apabila ada
bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan).
4) Data kualifikasi (diinputkan melalui form
isian elektronik data kualifikasi).

15.2.B) Dokumen Penawaran Harga yang


disampaikan pada file II meliputi:
a. Surat Penawaran Harga yang di dalamnya
mencantumkan:
1) Tanggal;
2) Masa berlaku penawaran; dan
3) Total harga penawaran.
b.[rincian harga penawaran (daftar
kuantitas dan harga), apabila
dipersyaratkan]; dan
c. [formulir rekapitulasi perhitungan TKDN
apabila dipersyaratkan untuk
mendapatkan preferensi harga].

16. Harga 16.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam


Penawaran angka dan huruf.

16.2 [Untuk kontrak harga satuan atau kontrak


gabungan lump sum dan harga satuan, peserta
mencantumkan harga satuan dan harga total
untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga. Jika harga satuan
ditulis nol atau tidak dicantumkan maka
pekerjaan dalam mata pembayaran tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan pekerjaan tersebut
tetap harus dilaksanakan.]
[Untuk kontrak lump sum, apabila
dipersyaratkan, peserta mencantumkan harga
satuan untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.]

16.3 Biaya overhead dan keuntungan serta semua


pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang
sah serta biaya asuransi yang harus dibayar
oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
Pekerjaan Konstruksi ini diperhitungkan dalam
total harga penawaran.

16.4 [Untuk kontrak yang masa pelaksanaannya


lebih dari 12 (dua belas) bulan, penyesuaian
harga diberlakukan sebagaimana diatur dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak].

17. Mata Uang 17.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam
Penawaran bentuk mata uang sebagaimana tercantum
dan Cara dalam LDP.
Pembayaran
17.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

18. Masa Berlaku 18.1 Masa berlaku penawaran sesuai sebagaimana


Penawaran tercantum dalam LDP.
dan Jangka
Waktu 18.2 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang
Pelaksanaan ditawarkan tidak melebihi jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP.

19. Pengisian Data 19.1 Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta


Kualifikasi Integritas dan mengisi form isian elektronik
data kualifikasi dalam aplikasi SPSE.

19.2 Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap


telah disetujui dan ditandatangani oleh peserta
pengadaan, kecuali untuk peserta yang
melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi
(KSO) Pakta Integritas dan Data Kualifikasi
ditandatangani oleh pejabat yang menurut
perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
berhak mewakili Kemitraan/KSO.
20. Pakta 20.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah
Integritas dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan
nepotisme (KKN), serta akan mengikuti proses
pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional.

20.2 Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada


suatu paket pekerjaan melalui aplikasi SPSE,
maka peserta telah menandatangani Pakta
Integritas, kecuali untuk penyedia barang/jasa
yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO), badan usaha yang ditunjuk
mewakili Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
wajib menyampaikan pakta integritas melalui
fasilitas unggahan lainnya pada form isian
elektronik data kualifikasi di aplikasi SPSE.

D. PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN


21. Penyampulan 21.1 [Untuk metode 1 (satu) file]
dan Penandaan 21.1.A) File penawaran yang disampaikan
Sampul oleh peserta terdiri dari 1 (satu) file
Penawaran penawaran yang telah disandikan/
dienkripsi yang terdiri dari:
a. Penawaran administrasi;
b. Penawaran teknis;
c. Penawaran harga.
21.1.B) File penawaran disandikan/dienkripsi
dengan Aplikasi Pengaman Dokumen
(APENDO)/ Spamkodok.
21.1.C) Peserta mengirimkan file penawaran
yang telah disandikan/dienkripsi
sesuai waktu yang ditetapkan.
21.1.D) Data kualifikasi diinput dan
dikirimkan melalui form isian
elektronik data kualifikasi pada SPSE.

21.2 [Untuk metode 2 (dua) file]


21.2.A) Penawaran yang disampaikan oleh
peserta terdiri dari 2 (dua) file yang
memuat Penawaran Administrasi dan
Teknis (File I) dan Penawaran Harga
(File II).
21.2.B) File I dan File II masing-masing
disandikan dengan Aplikasi
Pengaman Dokumen (APENDO)/
Spamkodok.
21.2.C) Peserta mengirimkan file I dan file II
yang telah disandikan/dienkripsi
sesuai waktu yang ditetapkan.
21.2.D) Data kualifikasi diinput dan
dikirimkan melalui form isian
elektronik data kualifikasi pada SPSE.
22. Pemasukkan/ 22.1 Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran
Penyampaian kepada Pokja ULP dengan ketentuan:
Dokumen a. Data kualifikasi disampaikan melalui form
Penawaran isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada
aplikasi SPSE.
b. Jika form isian elektronik kualifikasi yang
tersedia pada aplikasi SPSE belum
mengakomodir data kualifikasi yang
disyaratkan Pokja ULP, maka data kualifikasi
tersebut diunggah (upload) pada fasilitas
pengunggahan lain yang tersedia pada
aplikasi SPSE.
c. Dengan mengirimkan data kualifikasi secara
elektronik, peserta menyetujui pernyataan
sebagai berikut:
1) yang bersangkutan dan manajemennya
tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan;
2) yang bersangkutan berikut pengurus
badan usaha tidak masuk dalam daftar
hitam;
3) perorangan yang bertindak untuk dan atas
nama badan usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana;
4) data kualifikasi yang diisikan benar, dan
jika dikemudian hari ditemukan bahwa
data/dokumen yang disampaikan tidak
benar dan ada pemalsuan, maka direktur
utama/pimpinan perusahaan, atau kepala
cabang, atau pejabat yang menurut
perjanjian kerja sama berhak mewakili
badan usaha yang bekerja sama dan
badan usaha yang diwakili bersedia
dikenakan sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam daftar hitam,
gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5) pimpinan dan pengurus badan usaha
bukan sebagai pegawai K/L/D/I atau
pimpinan dan pengurus badan usaha
sebagai pegawai K/L/D/I yang sedang
mengambil cuti diluar tanggungan
K/L/D/I.
6) pernyataan lain yang menjadi syarat
kualifikasi yang tercantum dalam
dokumen pengadaan.
d. Untuk penyedia barang/jasa yang berbentuk
konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama
lain, pemasukan kualifikasi dilakukan oleh
badan usaha yang ditunjuk mewakili
konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama
lain.
e. Peserta dapat mengirimkan data kualifikasi
secara berulang sebelum batas akhir waktu
pemasukan Dokumen Penawaran. Data
kualifikasi yang dikirmkan terakhir akan
menggantikan data kualifikasi yang telah
terkirim sebelumnya.

22.1.A) [Untuk metode 1 (satu) file (sampul)]:


1) Dokumen penawaran disampaikan
melalui fitur penyampaian penawaran
pada aplikasi SPSE atau Apendo/
Spamkodok.
2) Setelah File penawaran administrasi,
teknis dan harga dienkripsi
menggunakan Apendo/Spamkodok.
3) peserta mengunggah (upload) file
penawaran administrasi, teknis dan
harga yang telah terenkripsi (*.rhs)
sesuai jadwal yang ditetapkan.
4) Peserta dapat mengunggah file
penawaran secara berulang sebelum
batas akhir waktu pemasukan
Dokumen Penawaran. File penawaran
terakhir akan menggantikan file
penawaran yang telah terkirim
sebelumnya.

22.1.B)[Untuk metode 2 (dua) file]


1) Dokumen penawaran disampaikan
melalui fitur penyampaian penawaran
pada aplikasi SPSE atau Apendo/
Spamkodok.
2) File penawaran administrasi dan teknis
(file I) dienkripsi menggunakan
Apendo/Spamkodok, selanjutnya
peserta melakukan enkripsi terhadap
file penawaran harga (file II)
menggunakan Apendo/ Spamkodok.
3) Peserta pertama-tama mengunggah
(upload) file I berupa file penawaran
administrasi dan teknis yang telah
terenkripsi (*.rhs), kemudian setelah
file I berhasil terkirim peserta
melanjutkan dengan mengunggah
(upload) file II berupa file penawaran
harga yang telah terenkripsi (*.rhs)
sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
4) File I dan File II yang telah dienkripsi
diunggah (upload) melalui
tempat/fasilitas yang telah tersedia
pada aplikasi SPSE.
5) Peserta dapat mengunggah file
penawaran (file I dan file II) secara
berulang sebelum batas akhir waktu
pemasukan Dokumen Penawaran. File
penawaran terakhir akan
menggantikan file penawaran yang
telah terkirim sebelumnya.

22.2 Surat/Form penawaran dan/atau surat/form lain


sebagai bagian dari dokumen penawaran yang
diunggah (upload) ke dalam aplikasi SPSE
dianggap sah sebagai dokumen elektronik dan
telah ditandatangani secara elektronik oleh
pemimpin/direktur perusahaan atau kepala
cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik
atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama
adalah yang berhak mewakili perusahaan yang
bekerjasama.

22.3 Peserta tidak perlu menggunggah (upload) hasil


pemindaian dokumen asli yang bertanda tangan
basah dan berstempel, kecuali surat lain yang
memerlukan tanda tangan basah dari pihak lain.

22.4 Peserta dapat menggunggah (upload) ulang file


penawaran untuk mengganti atau menimpa file
penawaran sebelumnya, sampai dengan batas
akhir pemasukan penawaran.

22.5 Pengguna SPSE wajib mengetahui dan


melaksanakan ketentuan penggunaan Apendo/
Spamkodok yang melekat pada Apendo/
Spamkodok.

22.6 Untuk Peserta yang berbentuk konsorsium/


kemitraan/bentuk kerjasama lain, pemasukan
penawaran dilakukan oleh badan usaha yang
ditunjuk mewakili konsorsium/ kemitraan/
bentuk kerjasama lain.
23. Batas Akhir 23.1 Penawaran harus disampaikan secara elektronik
Waktu melalui aplikasi SPSE kepada Pokja ULP paling
Pemasukan lambat pada waktu yang ditentukan oleh Pokja
Penawaran ULP.

23.2 Pokja ULP tidak diperkenankan mengubah waktu


batas akhir pemasukan penawaran kecuali:
a. keadaan kahar;
b. terjadi gangguan teknis;
c. perubahan dokumen pengadaan yang
mengakibatkan kebutuhan penambahan waktu
penyiapan dokumen; atau
d. tidak ada peserta yang memasukkan
penawaran sampai dengan batas akhir
pemasukan penawaran.

23.3 Dalam hal Pokja ULP mengubah waktu batas


akhir pemasukan penawaran maka harus
menginputkan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan pada aplikasi SPSE.

23.4 Dalam hal setelah batas akhir pemasukan


penawaran tidak ada peserta yang memasukkan
penawaran, Pokja ULP dapat memperpanjang
batas akhir jadwal pemasukkan penawaran.

23.5 Pepanjangan jangka waktu sebagaimana


dimaksud pada angka 23.4 dilakukan pada hari
yang sama dengan batas akhir pemasukan
penawaran.

24. Penawaran Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran yang


Terlambat dikirimkan setelah batas akhir waktu pemasukan
penawaran kirim.

E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN

25. Pembukaan 25.1 Pada tahap pembukaan penawaran, Pokja ULP


Penawaran mengunduh (download) dan melakukan dekripsi
file penawaran dengan menggunakan
Apendo/Spamkodok sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
25.2 Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka
(didekripsi), Pokja ULP menyampaikan file
penawaran tersebut kepada LPSE untuk mendapat
keterangan bahwa file yang bersangkutan tidak
dapat dibuka dan bila dianggap perlu LPSE dapat
menyampaikan file penawaran tersebut kepada
LKPP.
25.3 Berdasarkan keterangan dari LPSE atau LKPP,
apabila file penawaran tidak dapat
dibuka/didekripsi maka Pokja ULP dapat
menetapkan bahwa file penawaran tersebut tidak
memenuhi syarat sebagai penawaran dan
penyedia barang/jasa yang mengirimkan file
penawaran tersebut dianggap tidak memasukkan
penawaran. Apabila dapat dibuka, maka Pokja
ULP akan melanjutkan proses atas penawaran
yang bersangkutan

25.4 Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3


(tiga) peserta maka Pokja ULP tetap melanjutkan
proses pemilihan dengan melakukan klarifikasi
dan negosiasi teknis dan harga sebagaimana
ketentuan angka 27.

25.5 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran


pada waktu pembukaan penawaran, kecuali
untuk file penawaran yang sudah dipastikan tidak
dapat dibuka berdasarkan keterangan LPSE

26. Evaluasi
Penawaran 26.1 [Dalam hal dokumen penawaran dengan 1 (satu)
file (sampul) Sistem Gugur]:
26.1.A) Sebelum evaluasi harga, dilakukan koreksi
aritmatik dengan ketentuan:
a [Untuk Kontrak Harga Satuan atau
Kontrak Gabungan Lump Sum dan
Harga Satuan pada bagian Harga
Satuan:
1) volume dan/atau jenis pekerjaan
yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan
dengan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan;
2) apabila terjadi kesalahan hasil
perkalian antara volume dengan
harga satuan pekerjaan, dilakukan
pembetulan, dengan ketentuan
harga satuan pekerjaan yang
ditawarkan tidak boleh diubah;
3) jenis pekerjaan yang tidak diberi
harga satuan dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan harga
satuan pada daftar kuantitas dan
harga tetap dibiarkan kosong;
4) jenis pekerjaan yang tidak
tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan dan harga
satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol; dan
5) hasil koreksi aritmatik pada bagian
harga satuan dapat mengubah nilai
total harga penawaran sehingga
urutan peringkat dapat menjadi
lebih tinggi atau lebih rendah dari
urutan peringkat semula.]
b [untuk Kontrak Lump Sum atau Kontrak
Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
pada bagian Lump Sum:
1) volume dan/atau jenis pekerjaan
yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga (apabila ada)
disesuaikan dengan yang tercantum
dalam Dokumen Pemilihan;
2) jenis pekerjaan yang tidak
tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga (apabila ada) disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam Dokumen
Pemilihan;
3) hasil koreksi aritmatik pada bagian
Lump Sum tidak boleh mengubah
nilai total harga penawaran]
26.1.B) Total harga penawaran setelah koreksi
aritmatik yang melebihi nilai total HPS
dinyatakan gugur.

26.1.C) Apabila semua total harga penawaran


setelah koreksi aritmatik di atas nilai total
HPS, pelelangan dinyatakan gagal.

26.1.D) Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja


ULP menyusun urutan dari penawaran
terendah.

26.1.E) Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur


dilakukan oleh Pokja ULP untuk
mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang
memenuhi syarat yang dimulai dengan
penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik.

26.1.F) Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat


kurang dari 3 (tiga) penawar yang
menawar harga kurang dari HPS maka
proses lelang tetap dilanjutkan dengan
melakukan evaluasi penawaran.

26.1.G) Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran


yang meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis;
c. evaluasi harga; dan
d. evaluasi kualifikasi.

26.2 [Dalam hal dokumen penawaran dengan 2 (dua)


file (sampul) Sistem Nilai dan Penilaian Biaya
Selama Umur Ekonomis]:

26.2.A) Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran


file I yang meliputi:
a. Evaluasi administrasi;
b. Evaluasi teknis;
c. Evaluasi kualifikasi.

26.2.B) Pokja ULP menginputkan hasil evaluasi


dokumen penawaran file I pada aplikasi
SPSE dan menayangkan hasil evaluasi file
I melalui menu pengumuman atau menu
upload informasi lainnya pada aplikasi
SPSE.

26.2.C) Selanjutnya Pokja ULP melakukan


pembukaan penawaran file II:
26.2.C.1) Dokumen penawaran file II milik
peserta yang tidak lulus evaluasi
administrasi dan teknis, tidak dibuka.
26.2.C.2) Pokja ULP tidak boleh menggugurkan
penawaran pada waktu pembukaan
Dokumen Penawaran file II, kecuali
penawaran file II tersebut
berdasarkan keterangan dari LPSE
atau LKPP tidak dapat dibuka
(didekripsi).
26.2.C.3) Pokja ULP melakukan evaluasi harga
dengan ketentuan sebagaimana butir
26.6

26.3 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi


sebagai berikut:
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi,
mengganti, dan/atau mengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan ini;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang
menambah, mengurangi, mengganti, dan/atau
mengubah isi Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah
penawaran yang sesuai dengan ketentuan,
syarat-syarat, dan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini,
tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok
atau penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pemilihan
ini yang mempengaruhi lingkup, kualitas
dan hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan
persyaratan tambahan yang akan
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat
dan/atau tidak adil diantara peserta yang
memenuhi syarat.
e. Pokja ULP dilarang menggugurkan penawaran
dengan alasan:
1) ketidakhadiran dalam pemberian
penjelasan; dan/atau
2) kesalahan yang tidak substansial, misalnya
kesalahan pengetikan, penyebutan
sebagian nama atau keterangan, surat
penawaran tidak berkop perusahaan.
f. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP selama
proses evaluasi;
g. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya
persaingan usaha yang tidak sehat dan/atau
terjadi pengaturan bersama (kolusi/
persekongkolan) antara peserta, ULP dan/atau
PPK, dengan tujuan untuk memenangkan salah
satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan
menetapkan peserta lainnya yang tidak
terlibat; dan
3) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana
dimaksud pada angka 2), maka pelelangan
dinyatakan gagal.

26.4 Evaluasi Administrasi:


a. evaluasi terhadap data administrasi hanya
dilakukan terhadap hal-hal yang tidak dinilai
pada saat penilaian kualifikasi;
b. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi, apabila:
1) syarat-syarat substansial yang diminta
berdasarkan Dokumen Pemilihan ini
dipenuhi/dilengkapi (khusus untuk
peserta yang tidak menyampaikan formulir
TKDN, maka penawarannya tidak
digugurkan dan nilai TKDN nya dianggap
0 (nol));
2) surat penawaran memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
a) jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP; dan
b) bertanggal.
c. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi
terhadap hal-hal yang kurang jelas dan
meragukan;
d. [untuk 1 (satu) file sistem gugur, apabila dari 3
(tiga) penawaran terendah ada yang tidak
memenuhi persyaratan administrasi maka
pokja ULP melakukan evaluasi administrasi
terhadap penawar terendah berikutnya
(apabila ada)];
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta
yang memenuhi persyaratan administrasi,
maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi teknis; dan
f. apabila tidak ada peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka pelelangan
dinyatakan gagal.

26.5 Evaluasi Teknis:


26.5.A) [Dalam hal dokumen penawaran dengan 1
(satu) file (sampul)Sistem Gugur]
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis
sesuai dengan yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem
gugur dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan
teknis monimal yang harus
dipenuhi dengan membandingkan
pemenuhan persyaratan teknis
sebagaimana tercantum dalam LDP;
2) Penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan teknis apabila:
a) metode pelaksanaan pekerjaan
yang ditawarkan
menggambarkan penguasaan
dalam penyelesaian pekerjaan;
b) jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan serah
terima pertama Pekerjaan
(PHO) yang ditawarkan tidak
melebihi jangka waktu yang
ditetapkan dalam LDP;
c) jenis, kapasitas, komposisi dan
jumlah peralatan minimal yang
disediakan sesuai dengan yang
ditetapkan dalam LDP;
d) spesifikasi teknis memenuhi
persyaratan yang ditetapkan
dalam Bab XII Spesifikasi
Teknis dan Gambar;
e) personil inti yang akan
ditempatkan secara penuh
sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam LDP serta
posisinya dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan
yang diajukan;
f) bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan
dalam LDP;
g) [sertifikat garansi khususnya
untuk pekerjaan Enginering
Procurement and
Construction/EPC (apabila
dipersyaratkan)]
d. [evaluasi teknis dalam sistem gugur
menggunakan sistem ambang batas
terhadap unsur teknis yang dinilai.]
[dalam hal evaluasi teknis dengan
sistem gugur menggunakan ambang
batas nilai teknis, penawaran
dinyatakan lulus teknis apabila masing-
masing unsur maupun nilai total
keseluruhan unsur memenuhi ambang
batas minimal yang ditetapkan dalam
LDP;]
e. Pokja ULP (apabila diperlukan) dapat
meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk
bahan/alat tertentu sebagaimana
tercantum dalam LDP ;
f. apabila dalam evaluasi teknis terdapat
hal-hal yang kurang jelas atau
meragukan, Pokja ULP melakukan
klarifikasi dengan peserta. Dalam
klarifikasi peserta tidak diperkenankan
mengubah substansi penawaran. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan
penawaran;
g. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi
teknis dilanjutkan ke tahap evaluasi
harga;
h. apabila dari 3 (tiga) penawaran
terendah setelah koreksi aritmatik ada
yang tidak memenuhi persyartan teknis
maka Pokja ULP dapat melakukan
evaluasi terhadap penawaran terendah
berikutnya (apabila ada) dimulai dari
evaluasi administrasi;
i. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang lulus evaluasi teknis, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi harga;
j. apabila tidak ada peserta yang lulus
evaluasi Teknis maka pelelangan
dinyatakan gagal; dan
k. Terhadap peserta yang dinyatakan lulus
evaluasi teknis dilanjutkan untuk
dilakukan evaluasi kualifikasi.

26.5.B) [Dalam hal dokumen penawaran dengan 2


(dua) file Sistem Nilai dan Penilaian Biaya
Selama Umur Ekonomis:]
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis
sesuai dengan yang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam
dokumen pengadaan;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan:
[Sistem nilai yaitu evaluasi penilaian
dengan cara memberikan nilai angka
tertentu pada setiap unsur yang dinilai
berdasarkan kriteria dan bobot
sebagaimana tercantum dalam LDP,
serta membandingkan jumlah
perolehan nilai dari para peserta.
[Sistem nilai dapat dilakukan dengan
cara menggabungkan bobot teknis dan
harga. Bobot teknis, bobot harga dan
nilai ambang batas sebagaimana
tercantum dalam LDP.]

[Sistem penilaian biaya selama umur


ekonomis yaitu evaluasi penilaian yang
digunakan khusus untuk mengevaluasi
pengadaan dengan memperhitungkan
perkiraan biaya operasi dan
pemeliharaan, serta nilai sisa selama
umur ekonomis barang tersebut].
d. Pokja ULP menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi
sebagaimana tercantum dalam LDP.
e. Penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan teknis apabila:
1) metode pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan memenuhi persyaratan
substantif dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan;
2) jadwal waktu pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan serah
terima pertama Pekerjaan (PHO)
yang ditawarkan tidak melampaui
batas waktu sebagaimana
tercantum dalam LDP;
3) jenis, kapasitas, komposisi dan
jumlah peralatan minimal yang
disediakan sesuai dengan yang
ditetapkan dalam LDP;
4) spesifikasi teknis memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam
Bab XII Spesifikasi Teknis dan
Gambar;
5) personil inti yang akan ditempatkan
secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam
LDP serta posisinya dalam
manajemen pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan;
6) bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam
LDP;
7) [sertifikat garansi khususnya untuk
pekerjaan Enginering Procurement
and Construction/EPC (apabila
dipersyaratkan)].
f. [evaluasi teknis dalam sistem nilai atau
sistem penilaian biaya selama umur
ekonomis dapat menggunakan sistem
ambang batas terhadap unsur teknis
yang dinilai;]
[dalam hal evaluasi teknis dengan
sistem nilai atau sistem penilaian biaya
selama umur ekonomis menggunakan
ambang batas nilai teknis, penawaran
dinyatakan lulus teknis apabila masing-
masing unsur maupun nilai total
keseluruhan unsur memenuhi ambang
batas minimal yang ditetapkan dalam
LDP;]
g. Pokja ULP (apabila diperlukan) dapat
meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk
bahan/alat tertentu sebagaimana
tercantum dalam LDP;
h. apabila dalam evaluasi teknis terdapat
hal-hal yang kurang jelas atau
meragukan, Pokja ULP melakukan
klarifikasi dengan peserta. Dalam
klarifikasi peserta tidak diperkenankan
mengubah substansi penawaran. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan
penawaran;
i. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang lulus evaluasi teknis, maka
proses pelelangan tetap dilanjutkan;
j. apabila tidak ada peserta yang lulus
evaluasi teknis maka pelelangan
dinyatakan gagal; dan
k. Terhadap peserta yang dinyatakan lulus
evaluasi teknis dilanjutkan untuk
dilakukan evaluasi kualifikasi.
26.6 Evaluasi Harga [1 file/2 file]:
26.6.A) [Untuk file 2 (dua) file pada saat evaluasi
dokumen penawaran file II:]
26.6.A).1) Sebelum evaluasi harga dilakukan
koreksi aritmatik dengan ketentuan :
a. [untuk kontrak Harga Satuan atau
kontrak Gabungan Lump Sum dan
Harga Satuan pada bagian Harga
Satuan :
1) volume dan/atau jenis
pekerjaan yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan
harga disesuaikan dengan yang
tercantum dalam Dokumen
Pemilihan;
2) apabila terjadi kesalahan hasil
perkalian antara volume dengan
harga satuan pekerjaan, maka
dilakukan pembetulan, dengan
ketentuan harga satuan
pekerjaan yang ditawarkan
tidak boleh diubah;
3) jenis pekerjaan yang tidak diberi
harga satuan dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan harga
satuan pada daftar kuantitas
dan harga tetap dibiarkan
kosong;
4) Jenis pekerjaan yang tidak
tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam dokumen
Pemilihan dan harga satuan
pekerjaan dianggap nol; dan
5) Hasil koreksi aritmatik pada
bagian harga satuan dapat
mengubah nilai total harga
penawaran sehingga urutan
peringkat dapat menjadi lebih
tinggi atau lebih rendah dari
urutan peringkat semula;]
b. [untuk Kontrak Gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan pada bagian
Lump Sum :
1) volume dan/atau jenis
pekerjaan yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan
harga (apabila ada) disesuaikan
dengan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan;
2) Jenis pekerjaan yang tidak
tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga (apabila
ada) disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang tercantum
dalam Dokumen Pemilihan; dan
3) Hasil koreksi aritmatik pada
bagian lumpsump tidak boleh
mengubah nilai total harga
penawaran]
26.6.A.2) Total harga penawaran setelah koreksi
aritmatik yang melebihi nilai total HPS
dinyatakan gugur.

26.6.A.3) Apabila semua total harga penawaran


atau penawaran terkoreksi di atas nilai
total HPS, pelelangan dinyatakan gagal.

26.6.A.4) Pokja ULP melakukan evaluasi


penawaran harga terhadap semua
penawaran setelah koreksi aritmatik.

26.6.A.5) Apabila setelah koreksi aritmatik


terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar
yang menawar harga kurang dari nilai
total HPS maka proses lelang tetap
dilanjutkan dengan melakukan evaluasi
penawaran harga.

26.6.B) Evaluasi Harga


26.6.B).1) unsur-unsur yang perlu dievaluasi
adalah hal-hal yang pokok atau penting,
dengan ketentuan:
a. [Untuk kontrak Harga Satuan atau
Kontrak Gabungan Lumpsum dan
Harga Satuan pada bagian harga
satuan:]
1) harga satuan penawaran yang
nilainya lebih besar dari 110%
(seratus sepuluh perseratus) dari
harga satuan yang tercantum
dalam HPS, dengan ketentuan:
a. apabila setelah dilakukan
klarifikasi, ternyata harga
satuan tersebut dinyatakan
timpang maka harga satuan
timpang hanya berlaku
untuk volume sesuai dengan
Daftar Kuantitas dan Harga.
Jika terhadap harga satuan
yang dinyatakan timpang,
dilakukan negosiasi teknis
dan harga;
b. apabila setelah dilakukan
klarifikasi, ternyata harga
satuan tersebut dapat
dipertanggungjawabkan/
sesuai dengan harga pasar
maka harga satuan tersebut
tidak timpang.
2) mata pembayaran yang harga
satuannya nol atau tidak ditulis
dilakukan klarifikasi dan
kegiatan tersebut harus tetap
dilaksanakan. Harganya
dianggap termasuk dalam harga
satuan pekerjaan lainnya;
b. [untuk kontrak lump sum:]
1) apabila ada perbedaan antara
penulisan nilai harga penawaran
antara angka dan huruf maka
nilai yang diakui adalah nilai
dalam tulisan huruf;
2) apabila penawaran dalam angka
tertulis dengan jelas sedangkan
dalam huruf tidak jelas, maka
nilai yang diakui adalah nilai
dalam tulisan angka; atau
3) apabila penawaran dalam angka
dan huruf tidak jelas, maka
penawaran dinyatakan gugur.]
26.6.B).2) Dilakukan klarifikasi kewajaran harga
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) [untuk sistem gugur dilakukan
klarifikasi terhadap hasil koreksi
aritmatik, apabila ada koreksi/
perubahan;]
2) [klarifikasi dalam hal penawaran
komponen dalam negeri berbeda
dibandingkan dengan perkiraan
Pokja ULP dan/atau Daftar
Inventarisasi Barang/Jasa Produksi
Dalam Negeri;]
3) klarifikasi kewajaran harga apabila
harga penawaran dibawah 80%
(delapan puluh perseratus) HPS
dengan ketentuan:
a) apabila peserta tersebut
ditunjuk sebagai pemenang
lelang, harus bersedia untuk
menaikkan Jaminan
Pelaksanaan menjadi 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS;
b) apabila peserta yang
bersangkutan tidak bersedia
menaikkan nilai Jaminan
Pelaksanaan, maka
penawarannya digugurkan dan
dimasukkan dalam Daftar
Hitam; dan
c) Hasil klarifikasi dituangkan
dalam Berita Acara yang
ditandatangani oleh Pokja ULP
dengan Penyedia.

26.6.B).3) [Memperhitungkan preferensi harga


atas penggunaan produksi dalam negeri
dengan ketentuan:
a. rumus penghitungan sebagai
berikut:
 1 
HEA     HP
 1  KP 
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat
Komponen Dalam Negeri
(TKDN) dikali Preferensi
tertinggi Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga
Penawaran yang memenuhi
persyaratan lelang dan telah
dievaluasi).
b. dalam hal terdapat 2 (dua) atau
lebih penawaran dengan HEA yang
sama, penawar dengan TKDN
terbesar adalah sebagai pemenang;
c. pemberian Preferensi Harga tidak
mengubah Harga Penawaran dan
hanya digunakan oleh Pokja ULP
untuk keperluan perhitungan HEA
guna menetapkan peringkat
pemenang pelelangan.]

26.6.B).4) [Untuk penilaian sistem nilai, dihitung


nilai kombinasi antara nilai penawaran
teknis dengan nilai harga penawaran
terkoreksi dilakukan dengan cara:
a. memberikan Nilai Tertimbang (NT)
tertinggi 100% (seratus per seratus)
untuk penawaran harga terendah;
b. menghitung Nilai Tertimbang (NT)
penawaran harga peserta lain dengan
membandingkan penawaran harga
terendah dengan harga
penawarannya;
c. menghitung Nilai Evaluasi (NE)
masing-masing peserta lain dengan
mengalikan Nilai Tertimbang (NT)
dengan bobot harga yang tercantum
dalam Dokumen Pemilihan; dan
d. menghitung nilai kombinasi antara
nilai penawaran teknis dengan Nilai
Evaluasi (NE) harga.
Keterangan :
NTi = harga penawaran terendah
harga penawaran i
NEi = NTi x bobot harga
i = peserta]

[Untuk penilaian biaya selama umur


ekonomis, dilakukan dengan cara :
a) menghitung biaya operasional,
pemeliharaan, nilai sisa selama umur
ekonomis sebagaimana ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan;
b) menjumlahkan harga penawaran
dengan biaya operasional dan biaya
pemeliharaan;
c) hasil penjumlahan pada huruf b)
dikurangi dengan nilai sisa pada
akhir umur ekonomis; dan
d) penetapan pemenang berdasarkan
total harga terendah pada hasil huruf
c.]

26.6.B).5) [Untuk 1 (satu) file sistem gugur,


apabila dari 3 (tiga) penawaran
terendah setelah koreksi aritmatik ada
yang tidak memenuhi evaluasi harga
maka Pokja ULP dapat melakukan
evaluasi terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada) dimulai dari
evaluasi administrasi;]

26.6.B).6) [Untuk 1 (satu) file sistem gugur,


apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang lulus evaluasi harga, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi kualifikasi; dan

26.6.B).7) [Untuk 1 (satu) file sistem gugur apabila


tidak ada peserta yang lulus evaluasi
harga maka pelelangan dinyatakan
gagal.]

26.6.C) Apabila dalam evaluasi ditemukan indikasi


persaingan usaha tidak sehat dan/atau
indikasi adanya pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) antar peserta, maka
peserta yang terindikasi bersekongkol
digugurkan.
26.6.D) Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti
terjadinya persaingan usaha tidak sehat
dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/
persekongkolan), maka pelelangan
dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat
dimasukkan dalam Daftar Hitam.

26.6.E) [pada metode 2 (dua) file, dalam hal terdapat


2 (dua) calon pemenang memiliki harga
penawaran yang sama maka Pokja ULP
memilih peserta yang mempunyai
kemampuan teknis lebih besar dan hal ini
dicatat dalam Berita Acara Hasil Pelelangan.]

[pada metode 1 (satu) sampul sistem gugur,


dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang
memiliki harga penawaran yang sama maka
untuk yang menggunakan sistem gugur tanpa
ambang batas Pokja ULP memilih peserta
yang mempunyai kualifikasi lebih baik,
sedangkan untuk yang menggunakan sisem
gugur dengan ambang batas maka pokja ULP
memilih peserta yang memiliki kemampuan
teknis lebih baik.].

26.6.F) Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga)


penawaran sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada), dengan ketentuan:
a. [Untuk sistem gugur dimulai dari
penawaran harga atau penawaran harga
terkoreksi yang terendah].
b. [untuk sistem nilai dimulai dari yang
mempunyai nilai kombinasi tertinggi].
c. [untuk sistem penilaian biaya selama
umur ekonomis dimulai dari total harga
yang terendah.]

27. [Klarifikasi dan 27.1 [Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga
Negosiasi dilakukan dalam hal peserta yang memasukkan
Teknis dan penawaran kurang dari 3 (tiga).
Harga]
27.2 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga
dilakukan bersamaan dengan evaluasi.

27.3 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga


dilakukan dengan ketentuan :
a. dilakukan terhadap 2 (dua) peserta (jika ada)
secara terpisah sampai dengan mendapatkan
harga yang terendah dan dinilai wajar serta
dapat dipertanggungjawabkan;
b. klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga
hanya dilakukan terhadap pekerjaan yang
menggunakan Kontrak Harga Satuan atau
Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan pada
bagian harga satuan;
c. klarifikasi dan negosiasi teknis dilakukan
terhadap pekerjaan yang menggunakan
Kontrak Lumpsum atau Gabungan Lump Sum
dan Harga Satuan pada bagian lumpsum;
d. [untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak
Harga Satuan, penawaran harga setelah
koreksi aritmatik yang melebihi HPS
dinyatakan gugur]
[untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak
Lump Sum, penawaran yang melebihi nilai
HPS dinyatakan gugur]
[untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak
Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan,
penawaran penawaran harga setelah koreksi
aritmatik yang melebihi nilai HPS dinyatakan
gugur]

27.4 Dalam hal seluruh peserta tidak menyepakati


klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga maka
pelelangan dinyatakan gagal.]

28. Evaluasi 28.1 Evaluasi kualifikasi dilakukan terhadap calon


Kualifikasi pemenang lelang serta calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

28.2 Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan


dengan menggunakan metode sistem gugur.

28.3 [Pakta integritas telah diisi dan ditandatangani


oleh peserta sebelum pemasukan penawaran
(untuk peserta yang melakukan kemitraan/
KSO)].

28.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai


dengan ketentuan dalam Bab VIII Dokumen
Pengadaan ini.

28.5 Peserta dinyatakan memenuhi persyaratan


kualifikasi apabila:
1) Untuk peserta yang melakukan
Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
formulir kualifikasi ditandatangani oleh
pejabat yang menurut perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak
mewakili Kemitraan/KSO; atau
2) memiliki izin usaha sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, kecuali
peserta perorangan;
3) perusahaan yang bersangkutan dan
manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak bangkrut dan tidak
sedang dihentikan kegiatan usahanya;
4) salah satu dan/atau semua pengurus dan
badan usahanya atau peserta perorangan
tidak masuk dalam Daftar Hitam;
5) memiliki NPWP dan telah memenuhi
kewajiban perpajakan tahun pajak
terakhir (SPT tahunan);
6) memperoleh paling sedikit 1 (satu)
pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali
bagi Penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan Koperasi Kecil yang baru berdiri
kurang dari 3 (tiga) tahun;
7) memiliki kemampuan pada bidang
pekerjaan yang sesuai untuk usaha Mikro,
Usaha Kecil serta koperasi kecil serta
kemampuan pada sub bidang pekerjaan
yang sesuai untuk usaha non-kecil;
8) dalam hal peserta akan melakukan
Kemitraan/KSO:
(a) peserta wajib mempunyai perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang
memuat persentase Kemitraan/KSO
dan perusahaan yang mewakili
Kemitraan/KSO tersebut; dan
(b) untuk perusahaan yang melakukan
Kemitraan/KSO, evaluasi persyaratan
pada huruf (1) sampai dengan huruf
(7) dilakukan untuk setiap perusahaan
yang melakukan Kemitraan/KSO
9) memiliki Sertifikat Manajemen Mutu ISO,
apabila diperlukan.

28.6 Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang


kurang jelas maka dilakukan klarifikasi secara
tertulis namun tidak boleh mengubah substansi
data isian kualifikasi.

28.7 Evaluasi kualifikasi dalam proses


pascakualifikasi sudah merupakan ajang
kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat
dilengkapi.
28.8 Apabila tidak ada yang lulus evaluasi
kualifikasi, pelelangan dinyatakan gagal.

28.9 [Untuk metode 2 (dua) file, Pokja ULP


membuat Berita Acara Evaluasi Penawaran File
I (Penawaran Administrasi dan Teknis, serta
Dokumen Kualifikasi) yang paling sedikit
memuat:
a. nama semua peserta;
b. hasil evaluasi penawaran administrasi dan
teknis termasuk alasan ketidaklulusan
peserta;
c. nilai evaluasi teknis diurutkan mulai dari
yang tertinggi;
d. ambang batas nilai teknis;
e. keterangan-keterangan lain yang dianggap
perlu mengenai pelaksanaan pelelangan;
f. jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus
pada setiap tahapan evaluasi; dan
g. tanggal dibuatnya Berita Acara.

29. Pembuktian 29.1 Pembuktian kualifikasi terhadap calon


Kualifikasi pemenang serta calon pemenang cadangan 1
dan 2 (apabila ada).

29.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan diluar


aplikasi SPSE (offline).

29.3 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara


melihat dokumen asli atau dokumen yang
dilegalisir oleh pihak yang berwenang, dan
meminta dokumennya.

29.4 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau


verifikasi kepada penerbit dokumen, apabila
diperlukan.

29.5 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan


pemalsuan data, peserta digugurkan, badan
usaha atau peserta perorangan dimasukkan
dalam Daftar Hitam, serta dilaporkan kepada
Kepolisian atas perbuatan pemalsuan tersebut.

29.6 Pokja ULP tidak perlu meminta seluruh


dokumen kualifikasi apabila penyedia
barang/jasa sudah pernah melaksanakan
pekerjaan yang sejenis dan/atau data
kualifikasi penyedia sudah terverifikasi dalam
Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP).

29.7 Apabila tidak ada penawaran yang lulus


pembuktian kualifikasi, pelelangan dinyatakan
gagal.

29.8 Apabila calon pemenang, calon pemenang


cadangan 1 dan/atau calon pemenang
cadangan 2 yang tidak hadir dalam
pembuktian kualifikasi dengan alasan yang
tidak dapat dipertanggungjawabkan dianggap
mengundurkan diri, maka:
a) dibatalkan sebagai calon pemenang; dan
b) dimasukan dalam daftar hitam.

29.9 Apabila calon pemenang, calon pemenang


cadangan 1 dan/atau calon pemenang
cadangan 2 mengundurkan diri dengan alasan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
maka:
a) dibatalkan sebagai calon pemenang; dan
b) dimasukan dalam daftar hitam.
30. Berita Acara Pokja ULP membuat dan menandatangani Berita Acara
Hasil Hasil Pelelangan (BAHP) yang paling sedikit memuat:
Pelelangan a. Nama seluruh peserta;
b. Harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi
dari masing-masing peserta;
c. Metode evaluasi yang digunakan;
d. Unsur-unsur yang dievaluasi;
e. Rumus yang dipergunakan;
f. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu hal
ikhwal pelaksanaan pelelangan;
g. Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap
tahapan evaluasi; dan
h. Tanggal dibuatnya Berita Acara.

F. PENETAPAN PEMENANG

31. Penetapan 31.1 Pokja ULP melakukan penetapan pemenang


Pemenang melalui aplikasi SPSE setelah melalui pembahasan
internal anggota Pokja ULP, atau setelah
ditetapkan PA secara offline untuk nilai paket di
atas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah). Pokja ULP dapat menetapkan pemenang
lebih dari 1 (satu) penyedia sesuai ketentuan yang
terdapat dalam pada informasi paket dalam
aplikasi SPSE.

31.2 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan


pemenang dan akan mengakibatkan Surat
Penawaran habis masa berlakunya, maka
dilakukan konfirmasi kepada calon pemenang,
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
untuk memperpanjang masa berlaku surat
penawaran secara tertulis sampai dengan
perkiraan jadwal penandatanganan kontrak.
31.3 Calon pemenang, calon pemenang cadangan 1
dan 2 (apabila ada) yang tidak bersedia
memperpanjang masa berlaku surat penawaran
dianggap mengundurkan diri dan tidak
dikenakan sanksi.

32. Pengumuman Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang


Pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) melalui aplikasi SPSE, di
website sebagaimana tercantum dalam LDP.

33. Sanggahan 33.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara elektronik
melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang
kepada Pokja ULP dalam waktu yang telah
ditetapkan dengan disertai bukti terjadinya
penyimpangan dan dapat ditembuskan secara
offline (di luar aplikasi SPSE) kepada PPK, PA/KPA
dan APIP sebagaimana tercantum dalam LDP.

33.2 Sanggahan diajukan oleh peserta apabila terjadi


penyimpangan prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan
prosedur yang diatur dalam Peraturan Presiden
No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan
dan aturan turunannya serta yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP
dan/atau pejabat yang berwenang lainnya.

33.3 Pokja ULP wajib memberikan jawaban secara


elektronik atas semua sanggahan paling lambat [5
(lima) hari kalender (untuk pelelangan
umum)]/[3 (tiga) hari kalender (untuk pemilihan
langsung)] setelah menerima sanggahan.

33.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja


ULP menyatakan pelelangan gagal.
33.5 Sanggahan dianggap sebagai pengaduan, dalam
hal:
a) sanggahan disampaikan tidak melalui aplikasi
SPSE (offline), kecuali keadaan kahar atau
gangguan teknis;
b) sanggahan ditujukan kepada bukan kepada
Pokja ULP; atau
c) sanggahan disampaikan diluar masa sanggah.

33.6 Sanggahan yang dianggap sebagai pengaduan


tetap harus ditindaklanjuti.

G. PENUNJUKAN PEMENANG

34. Penunjukan 34.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil


Penyedia Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan
Barang/Jasa tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar
untuk menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ).

34.2 PPK menerbitkan SPPBJ apabila pernyataan


peserta pada formulir isian kualifikasi masih
berlaku, dengan ketentuan:
a. tidak ada sanggahan dari peserta;
b. sanggahan terbukti tidak benar; atau
c. masa sanggah berakhir.

34.3 PPK menginputkan data SPPBJ dan


mengunggah hasil pemindaian SPPBJ yang
telah diterbitkan pada aplikasi SPSE dan
mengirimkan SPPBJ tersebut melalui aplikasi
SPSE kepada Penyedia yang ditunjuk.

34.4 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima


keputusan tersebut, dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan
diri dengan alasan yang dapat diterima
secara obyektif oleh Pokja ULP dan masa
penawarannya masih berlaku, yang
bersangkutan tidak dikenakan sanksi;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan
diri dengan alasan yang tidak dapat diterima
secara obyektif oleh Pokja ULP dan masa
penawarannya masih berlaku, maka yang
bersangkutan dimasukkan dalam Daftar
Hitam; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia
ditunjuk karena masa penawarannya sudah
tidak berlaku, maka peserta yang
bersangkutan tidak dikenakan sanksi.
34.5 Apabila pemenang yang ditunjuk
mengundurkan diri, maka penunjukan
pemenang dapat dilakukan kepada pemenang
cadangan sesuai dengan urutan peringkat,
selama masa surat penawaran pemenang
cadangan masih berlaku atau sudah
diperpanjang masa berlakunya.

34.6 Apabila semua pemenang yang ditunjuk


mengundurkan diri, maka pelelangan
dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah
mendapat laporan dari PPK.

34.7 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat [6


(enam) hari kerja untuk pelelangan umum/4
(empat) hari kerja untuk pemilihan
langsung)] setelah pengumuman penetapan
pemenang, apabila tidak ada sanggahan atau 2
(dua) hari kerja setelah semua sanggahan
dijawab.

34.8 Dalam SPPBJ disebutkan bahwa penyedia harus


menyiapkan Jaminan Pelaksanaan sebelum
penandatanganan kontrak.

34.9 SPPBJ ditembuskan kepada unit pengawasan


internal.

34.10 Dalam hal PPK tidak bersedia menerbitkan


SPPBJ karena tidak sependapat atas penetapan
pemenang, maka diberitahukan kepada
PA/KPA untuk diputuskan dengan ketentuan:
a. apabila PA/KPA sependapat dengan PPK,
dilakukan evaluasi ulang atau pelelangan
dinyatakan gagal; atau
b. apabila PA/KPA sependapat dengan
Kelompok Kerja ULP, PA/KPA memutuskan
penetapan pemenang oleh Kelompok Kerja
ULP bersifat final, dan PA/KPA
memerintahkan PPK untuk menerbitkan
SPPBJ.

35. BAHP, Berita 35.1 Pokja ULP menuangkan ke dalam BAHP atau
Acara Lainnya, Berita Acara tambahan lainnya segala hal
dan terkait proses pemilihan penyedia secara
Kerahasiaan elektronik yang tidak dapat diakomodir atau
Proses difasilitasi aplikasi SPSE.

35.2 Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana


dimaksud pada angka 35.1 diunggah (upload)
oleh Pokja ULP menggunakan menu upload
informasi lainnya pada aplikasi SPSE.

35.3 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam


Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh
Pokja ULP bersifat rahasia sampai dengan saat
pengumuman pemenang.

H. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL


36. Pelelangan 36.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal,
Gagal dan apabila:
Tindak Lanjut a. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
Pelelangan penawaran;
Gagal b. dalam evaluasi penawaran ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak
sehat;
c. [seluruh harga penawaran terkoreksi lebih
tinggi dari HPS;]
d. sanggahan dari peserta yang memasukkan
Dokumen Penawaran atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan
ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahannya dan
aturan turunanya serta Dokumen
Pengadaan ternyata benar;
e. sanggahan dari peserta yang memasukkan
Dokumen Penawaran atas kesalahan
substansi Dokumen Pengadaan ternyata
benar; atau
f. calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan
evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam
klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.

36.2 PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, apabila:


a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP
sependapat dengan PPK yang tidak bersedia
menandatangani SPPBJ karena proses
Pelelangan tidak sesuai dengan Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 beserta
perubahan dan aturan turunannya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN
yang melibatkan Pokja ULP dan/atau PPK
ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran
persaingan sehat dalam pelaksanaan
Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak
berwenang;
d. sanggahan dari peserta yang memasukan
Dokumen Penawaran atas kesalahan
prosedur yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan Penyedia Barang/Jasa ternyata
benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta perubahan dan aturan turunannya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau
menyimpang dari Dokumen Pengadaan;
g. calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri; atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta perubahan dan aturan turunannya.

36.3 [Menteri/Pimpinan Lembaga/Pimpinan


Institusi menyatakan pelelangan gagal, apabila
pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN
yang melibatkan KPA, ternyata benar].

[Kepala Daerah menyatakan pelelangan gagal,


apabila pengaduan masyarakat atas terjadinya
KKN yang melibatkan PA dan/atau KPA,
ternyata benar].

36.4 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka


Pokja ULP memberitahukan kepada seluruh
peserta.

36.5 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan


gagal, maka Pokja ULP atau Pokja ULP
pengganti (apabila ada) meneliti dan
menganalisis penyebab terjadinya pelelangan
gagal, untuk menentukan langkah selanjutnya,
yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.

36.6 PA/KPA, PPK dan/atau ULP dilarang


memberikan ganti rugi kepada peserta
pelelangan apabila penawarannya ditolak atau
pelelangan dinyatakan gagal.

36.7 Apabila dari hasil evaluasi penyebab terjadinya


pelelangan gagal, mengharuskan adanya
perubahan Dokumen Pengadaan, maka
dilakukan pelelengan ulang dengan terlebih
dahulu memperbaiki Dokumen Pengadaan.

I. JAMINAN PELAKSANAAN

37. Jaminan 37.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan Penyedia


Pelaksanaan setelah diterbitkannya SPPBJ dan sebelum
penandatanganan Kontrak.

37.2 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada


Penyedia setelah:
a. penyerahan seluruh pekerjaan;
b. penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak;
atau
c. pembayaran termin terakhir/bulan
terakhir/sekaligus telah dikurangi uang
retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai Kontrak (apabila diperlukan).

37.3 Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan


sebagai berikut:
a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak
termasuk bank perkreditan rakyat),
perusahaan penjaminan atau perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship) yang sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan atau
lembaga yang berwenang;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak
tanggal penandatanganan Kontrak sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan
berdasarkan Kontrak (PHO) sebagaimana
tercantum dalam LDP;
c. nama Penyedia sama dengan nama yang
tercantum dalam surat Jaminan
Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak
kurang dari nilai jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan
dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan
Pelaksanaan sama dengan nama PPK yang
menandatangan kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam
SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan
tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
jaminan dalam jangka waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah surat
pernyataan wanprestasi dari PPK diterima
oleh penerbit Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama
Kemitraan/KSO ditulis atas nama
Kemitraan/KSO atau masing-masing
anggota Kemitraan/KSO (apabila masing-
masing mengajukan Jaminan Pelaksanaan
secara terpisah); dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan
pihak penjamin.

37.4 PPK mengkonfirmasi dan mengklarifikasi


secara tertulis substansi dan
keabsahan/keaslian Jaminan Pelaksanaan
kepada penerbit jaminan.

37.5 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk


menyerahkan Jaminan Pelaksanaan
dipersamakan dengan penolakan untuk
menandatangani Kontrak.

37.6 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan


Jaminan Pelaksanaan diatur dalam Syarat-
Syarat Umum Kontrak.

J. PENANDATANGANAN KONTRAK

38. Penanda- Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi


tanganan terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani
Kontrak Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila dananya telah
cukup tersedia dalam dokumen anggaran, dengan
ketentuan sebagai berikut:
38.1. Sebelum penandatanganan kontrak, PPK wajib
memeriksa apakah pernyataan dalam Data Isian
Kualifikasi masih berlaku. Apabila salah satu
pernyataan tersebut tidak terpenuhi, maka
penandatanganan kontrak tidak dapat dilakukan.

38.2. Penandatanganan kontrak dilakukan setelah


penyedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan
(apabila dipersyaratkan), dengan ketentuan:
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi antara 80% (delapan
puluh perseratus) sampai dengan 100% (seratus
perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak; atau
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi atau dibawah 80%
(delapan puluh perseratus) nilai total HPS
adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
total HPS.

38.3. PPK dan Penyedia tidak diperkenankan mengubah


substansi Dokumen Pengadaan sampai dengan
penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat
waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan
sebelumnya akan melewati batas tahun anggaran.

38.4. Dalam hal kontrak tahun tunggal, perubahan


waktu pelaksanaan pekerjaan melewati tahun
anggaran, penandatanganan Kontrak dilakukan
setelah mendapat persetujuan Kontrak tahun
jamak.

38.5. PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep


Kontrak meliputi substansi, bahasa, redaksional,
angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada
setiap lembar Dokumen Kontrak.

38.6. Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian


Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian, dengan
maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan
antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka
berlaku urutan sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian;
b. pokok perjanjian, syarat-syarat khusus Kontrak,
syarat-syarat umum Kontrak;
c. surat penawaran, beserta penawaran harga;
d. spesifikasi teknis;
e. gambar-gambar;
f. daftar kuantitas dan harga; dan
g. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan,
SPPBJ, BAHP.

38.7. Banyaknya rangkap Kontrak dibuat sesuai


kebutuhan, yaitu:
a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli,
terdiri dari:
1) Kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh penyedia Jasa Lainnya; dan
2) Kontrak asli kedua untuk penyedia Jasa
Lainnya dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh PPK;
b. rangkap Kontrak lainnya tanpa dibubuhi
materai, apabila diperlukan.

38.8. [Penandatanganan Kontrak yang kompleks


dan/atau bernilai diatas Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah) dilakukan setelah draft
kontrak memperoleh pendapat ahli hukum
Kontrak.]

38.9. Pihak yang berwenang menandatangani kontrak


atas nama penyedia adalah Direktur Utama/
Pimpinan Perusahaan/Pengurus Koperasi yang
disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/
Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

38.10. Pihak lain yang bukan Direktur Utama/Pimpinan


Perusahaan/Pengurus Koperasi atau yang
namanya tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/
Anggaran Dasar, dapat menanda-tangani kontrak,
sepanjang pihak tersebut adalah pengurus/
karyawan perusahaan/karyawan koperasi yang
berstatus sebagai tenaga kerja tetap dan mendapat
atau pendelegasian wewenang yang sah dari
Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus
Koperasi atau pihak yang sah berdasarkan Akta
Pendirian/Anggaran Dasar untuk menanda-
tangani kontrak.

38.11. PPK menginputkan data kontrak dan mengunggah


hasil pemindaian dokumen kontrak yang telah
ditandatangani pada aplikasi SPSE
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

A. LINGKUP 1. Pokja ULP : Kelompok Kerja Khusus Atas Paket Pengadaan Pusat
PEKERJAAN Layanan BMN Kantor Pusat DJBC Tahun Anggaran 2018 ULP
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

2. Alamat Pokja ULP: Jl. Jend. A. Yani (By Pass) Rawamangun Jakarta
Timur - 13230 Kotak Pos 225 Jakarta - 13013

3. Website: ulp.kpdjbc@gmail.com
4. Website LPSE: http://lpse.kemenkeu.go.id

5. Nama paket pekerjaan: Pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi


Pembangunan Pusat Layanan BMN Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Bea Dan Cukai Tahun Anggaran 2018

6. Uraian singkat pekerjaan: Pelaksanaan Pembangunan Pusat


Layanan Barang Milik Negara Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai Kementerian Keuangan yang terdiri:
a. Pengurusan penyelesaian IMB
b. Konstruksi Beton bertulang untuk Pondasi, Sloof, Kolom,
Balok, Plat Lantai dan konstruksi pendukung lainnya,
c. Konstruksi baja untuk atap penutup bangunan,
d. Pekerjaan Arsitektur dan
e. Pekerjaan Elektrikal
f. Pekerjaan Plumbing dan Mekanikal.

7. Nilai HPS : Rp.18.342.600.000,00 (termasuk PPN 10%)

8. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: 150 (Seratus lima puluh)


hari kalender.
B. SUMBER Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: DIPA Kantor
DANA Pusat DJBC Tahun Anggaran 2018

C. JENIS 1. Kontrak berdasarkan cara pembayaran: Gabungan harga


KONTRAK Satuan dan Lumpsum dengan termin

2. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran:


Tahun Tunggal

3. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan: DIPA Kantor


Pusat DJBC TA 2018
4. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan: Pengadaan
Tunggal
D. JADWAL Sebagaimana tercantum dalam aplikasi SPSE :
TAHAPAN
PEMILIHAN

E. PENINJAUAN tidak terdapat peninjauan lapangan


LAPANGAN
[apabila
diperlukan]

F. MATA UANG 1. Mata uang yang digunakan Rupiah


PENAWARAN
DAN CARA 2. Pembayaran dilakukan dengan cara Termin
PEMBAYARA
N
G. MASA Masa berlaku penawaran selama 60 (Enam puluh) hari
BERLAKUNYA kalender sejak tanggal penawaran
PENAWARAN
H. JADWAL Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
PEMASUKAN
DOKUMEN
PENAWARAN

I. BATAS AKHIR Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE


WAKTU
PEMASUKAN
PENAWARAN

J. PEMBUKAAN Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE


PENAWARAN

K. DOKUMEN a. Surat Penawaran yang didalamnya mencantumkan:


PENAWARAN i. Tanggal dan;
ii. Masa berlaku penawaran
b. Daftar Kuantitas dan Harga;
c. Surat perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila
peserta berbentuk Kemitraan/KSO);
d. Dokumen penawaran teknis yang terdiri dari :
1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang selaras dengan BAB
XIV Metode Pelaksanaan Pekerjaan/RKS;
2. Spesifikasi Teknis Material yang ditawarkan sesuai dengan
BAB XII Spesifikasi Teknis;
3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
4. melampirkan Sertifikat System Manajemen Mutu ISO:
9001 yang masih berlaku;
5. melampirkan Sertifikat Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (OHSAS 18001 : 2007) yang masih
berlaku;
6. melampirkan Sertifikat Lingkungan ISO: 14001 yang
masih berlaku;
7. melampirkan Hasil pemindaian rekening koran
perusahaan selama 3 (tiga) bulan terakhir dimana saldo
minimal untuk tiap bulan sebesar 10% dari HPS yaitu
Rp.1.834.260.000;
8. melampirkan surat keterangan dukungan keuangan dari
bank pemerintah/swasta nasional selain Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) minimal sebesar Rp.1.834.260.000,-;
(minimal 10% nilai total HPS);
9. melampirkan Sertifikat Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3);
10. Memiliki kemampuan untuk menyediakan
fasilitas/peralatan/perlengkapan melaksanakan pekerjaan
diantaranya sebagai berikut :
KETERANGA
N (MILIK
JUML SENDIRI/SE
NO NAMA ALAT AH KAPASITAS WA)

minimal 75
1 Crane 1 TON
2 Dump Truck 2 3-4 M3
minimal 90
3 Excavator 1 HP
Kapasitas
Alat Pancang
maximum
Injeksi Hidrolis
4 1 120 Ton
5 Generating Set 1 100- 325 Kva
Welding
6 Mechine Set 1 250 Amp
7 Air Compressor 1 60-750CFM
8 Bar Cutter 1 1 Inci
9 GPS 1 Unit
Mixer Beton/
1 1 m3
10 Concrete Mixer
Mixer Beton/
11 1 0,14 m3
Concrete Mixer
12 Vibrator Beton 2 Unit
Pemadat tanah
13 Dengan mesin 1 Unit
Theodolith/Ad
m/Laser 2 100 MTR
14 Instrument
Scafolding MF
15
190 40 SET
Lift Cor Beton
And Bucket /
16 Concrete Pump 2 SET

17 Kamera digital 1 Unit


alat ukur
18 schuifmaat 1 Unit
computer dan
19 printer 1 Unit
20 alat ukur 1 Panjang 5 m

21 alat ukur 1 Panjang 50 m


mistar Panjang 120
22 waterpass 1 cm
Helm Sesuai
pengaman kebutuhan
23 proyek lapangan
Dan Peralatan
Pertukangan
penunjang
pekerjaan
24 lainnya .. disampaikan

Dengan melampirkan Bukti, berupa :


i. Apabila milik sendiri dengan melampirkan Kuitansi
Pembelian atau bukti kepemilikan asset lainnya,
ii. Apabila bukan milik sendiri dibuktikan dengan surat
perjanjian sewa/surat dukungan.

11. Menyampaikan personil yang dibutuhkan dalam


pekerjaan ini dengan ketentuan sebagai berikut :
i. Personil yang dipersyaratkan yang memilki
pengalaman pada bidang konstruksi
ii. Tenaga Ahli dengan kualifikasi keahlian yang
dipersyaratkan :
1) Merupakan pegawai tetap yang dibuktikan
dengan bukti potong pajak tahun terakhir
(2016/2017) dari perusahaan
2) Kualifikasi keahlian sebagai berikut :
a) Project manager jumlah 1 orang minimal
berijazah S1 Teknik Sipil/Arsitek, Memiliki
pengalaman 5 kali sebagai project
manager, dan Memiliki Sertifikat Keahlian
(SKA) madya Bidang Sipil/Arsitek .
b) Site manager jumlah 1 orang minimal
berijazah S1 Teknik Sipil Memiliki
pengalaman 4 kali sebagai site manager,
dan Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA)
muda Manajement Proyek dari instansi/
lembaga yang berwenang
c) Kepala Pelaksana Mekanikal/Elektrikal
jumlah 1 orang, minimal berijazah S1
Teknik Mesin/Elektro Memiliki
pengalaman 4 kali sebagai kepala
pelaksana dan Memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) muda Elektrikal dari
instansi/ lembaga yang berwenang
d) Safety And Health Officer jumlah 1 orang,
minimal berijazah S1, Memiliki
pengalaman kerja 3 kali sebagai Safety And
Health Officer, dan Memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) muda K3 dari
instansi/lembaga yang berwenang
e) Quality control jumlah 1 orang, minimal
berijazah S1 Teknik Sipil/arsitektur,
Memiliki pengalaman 3 kali sebagai
quality control, dan Memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) muda dari instansi/
lembaga yang berwenang
Peng
Jumla
Kualifik alam Mem
Pendidika h
No. Posisi asi an iliki
n (min) Person
(min) Min SKA
il
(kali)
Tenaga Ahli
Ahli S1 Teknik
Project
1 Sipil/Arsi 5 Ya 1
Manager Madya
tektur
Ahli S1 Teknik
Site
2 Sipil/Arsi 4 Ya 1
Manager Madya
tektur
Kepala
Pelaksana Ahli S1 Teknik
3 4 Ya 1
Mekanikal Madya Elektro
/ Elektrikal
Ahli
Ahli S1 Teknik
Quality
4 Sipil/Arsi 3 Ya 1
Control Muda
tektur
(QC)
Safety and
Health Ahli
5 Officer/ S1 3 Ya 1
Muda
Ahli K3
Konstruksi
untuk tenaga ahli wajib melampirkan hasil
scan ijazah, sertifikat keahlian dan surat
referensi kerja untuk pengalaman
iii. Tenaga teknis/terampil dengan kualifikasi
kemampuan yang dipersyaratkan :
1) merupakan pegawai tetap dan/atau tidak
tetap;
2) Berjumlah 4 orang berijazah Minimal D3 teknik
dengan pengalaman kerja 3 tahun , dan memiliki
Sertifikat Keterampilan Tenaga Kerja (SKT) masing
– masing dengan SKT sebagai berikut :

a) 1 Orang memiliki SKT dengan lingkup


bidangnya Arsitektur (TA)

b) 1 Orang memiliki SKT dengan lingkup


bidangnya Sipil (TS)

c) 1 Orang memiliki SKT dengan lingkup


bidangnya Mekanikal/ Electrikal (TE)

d) 1 Orang memiliki SKT dengan lingkup


bidangnya juru gambar
Kualifi Pengal Memi
Pendidikan Jumlah
No. Posisi kasi aman liki
(min) Personil
(min) Min SKA

Tenaga teknis/terampil

Pelaksana
Ahli Minimal
1 Bangunan 3 th Ya 3
Muda D3 teknik
Gedung
Administra Ahli S1 Teknik
2 3 th Ya 1
si Proyek Muda Sipil

wajib melampirkan ijazah, sertifikat teknis dan CV


untuk pengalaman

12. melampirkan surat penyataan bahwa penyedia akan


melaksanakan pemeliharaan konstruksi selama 6 (enam)
bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak
serah terima pertama;

13. Melampirkan surat dukungan dari pabrikan/principal untuk


produk berupa Tiang pancang dan ACP (alumunium
composite panel).

14. Melampirkan surat pernyataan menyetujui draft kontrak (Bentuk


Kontrak, SSUK, SSKK) dalam dokumen pengadaan.
L. SANGGAHAN 1. Sanggahan disampaikan melalui aplikasi SPSE.
DAN
PENGADUAN 2. Tembusan sanggahan dapat disampaikan di luar aplikasi
SPSE (offline) ditujukan kepada:
a. PPK Pembangunan Pusat Layanan BMN pada Bagian
Pengelolaan BMN
b. PA/KPA pada Kantor Pusat DJBC
c. Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

3. Pengaduan disampaikan di luar aplikasi SPSE (offline)


ditujukan kepada Inspektorat Jenderal Kementerian
Keuangan (APIP Kementerian Keuangan)

M. JAMINAN 1. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan selama 164 (seratus


PELAKSANAA enam puluh empat) hari kalender sejak penandatanganan
N kontrak.

2. Jaminan Pelaksanaan ditujukan kepada PPK Pembangunan


Pusat Layanan BMN [diisi nama PPK bukan nama orang].

3. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan pada Kas


Negara.
BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
Lembar Data Kualifikasi (LDK)

A. Lingkup Kualifikasi Nama Pokja ULP : Kelompok Kerja Khusus Atas


Paket Pengadaan Pusat
Layanan BMN Kantor Pusat
DJBC Tahun Anggaran 2018
ULP Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai

Alamat Pokja ULP : Jl. Jend A. Yani (By pass)


Rawamangun Jakarta Timur-
13230 Kotak Pos 225 Jakarta
13013
Alamat Website : ulp.kpdjbc@gmail.com

Alamat Website LPSE : http//lpse.kemenkeu.go.id

Nama paket pekerjaan : Pengadaan Jasa Pelaksana


Konstruksi Pembangunan
Pusat Layanan BMN Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai

B. Persyaratan 1. Memiliki surat izin usaha jasa konstruksi (IUJK)


Kualifikasi yang berlaku dengan Sertifikat badan Usaha ( SBU
) Bidang Sipil dan Arsitektural, dengan sub bidang
:
a) Jasa Pelaksana untuk Konstruksi Bangunan
Gedung (BG009);dan
b) Pekerjaan pondasi termasuk
pemancangannya (SP007).
dengan kualifikasi non kecil;

2. Memiliki Kualifikasi K3

3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Keterangan


Surat Domisili Perusahaan yang masih berlaku.
4. Memiliki NPWP dan Melampirkan SPT Tahunan
PPh Badan Tahun Terakhir (2016/2017) atau
dapat diganti dengan Surat Keterangan Fiskal (SKF)
5. Memiliki pengalaman pada subbidang jasa
pelaksana untuk konstruksi Bangunan Gedung
kantor minimal 3 ( tiga ) tingkat/lantai dengan
bukti kontrak dan Berita Acara Serah Terima
Pertama (PHO)
6. Menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis
bahwa Perusahaan yang bersangkutan dan
manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak
untuk dan atas nama perusahaan atau peserta
perorangan tidak sedang dalam menjalani sanksi
pidana;
7. Salah satu dan/atau semua pengurus dan badan
usahanya atau peserta perorangan tidak masuk
dalam Daftar Hitam;
8. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan
sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak.
Melampirkan :
a. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan,
b. Faktur Pajak, bukti SSP PPN, dan PPh
c. Surat referensi/ keterangan dari pemberi kerja
Lampiran a, b, dan c diatas merupakan kelengkapan dari satu
pekerjaan yang sama dan dapat ditunjukan pada saat
pembuktian;

9. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang


sedang dikerjakan;
10. Dalam hal peserta akan melakukan
kemitraan/KSO: Peserta wajib mempunyai
perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang
memuat persentase kemitraan/KSO dan
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO
tersebut;
11. Memiliki pengalaman pada subbidang jasa
konstruksi dengan Kemampuan Dasar (KD)
sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
Untuk usaha non-kecil, memiliki Kemampuan
Dasar (KD) pada pekerjaan yang sejenis dan
kompleksitas yang setara, dengan ketentuan:
a. KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub
bidang pekerjaan yang sesuai dalam 10
(sepuluh) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang
diperhitungkan adalah KD dari perusahaan
yang mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai
total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub
bidang pekerjaan, nilai kontrak dan status
peserta pada saat menyelesaikan kontrak
sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi
menjadi nilai pekerjaan sekarang (present
value) menggunakan perhitungan sebagai
berikut:

NPs = Nilai pekerjaan sekarang


Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan
termasuk eskalasi (apabila ada) saat serah
terima pertama
Io =Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS)
pada bulan serah terima pertama
Is =Indeks dari BPS pada bulan penilaian
prakualifikasi (apabila belum ada, dapat
dihitung dengan regresi linier berdasarkan
indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang
merupakan komponen terbesar dari pekerjaan;
12. Mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan
ketentuan:
a. SKP = KP – jumlah paket yang sedang
dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket
pekerjaan
Untuk usaha kecil:
KP =5
Untuk usaha non kecil:
KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak
yang dapat ditangani pada saat bersamaan
selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan
adalah SKP dari semua perusahaan yang
bermitra/KSO
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN (KSO)


(UNTUK 1 (SATU) FILE)

CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]
Nomor : _______, _____________ 20___
Lampiran :

Kepada Yth.:
Kelompok Kerja Khusus Atas Paket Pengadaan Pusat Layanan BMN Kantor Pusat DJBC Tahun
Anggaran 2018 ULP Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
di
Kantor Pusat DJBC

Perihal : Penawaran Pekerjaan Pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi Pembangunan


Pusat Layanan BMN Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Tahun
Anggaran 2018

Sehubungan dengan pengumuman [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung]


dengan Pascakualifikasi dan Dokumen Pengadaan nomor:
06/BC.015/ULP/POKJA.GDG.BMN/2018 tanggal 15 Mei 2018 dan setelah kami
pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian
Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan], dengan ini kami mengajukan
penawaran untuk pekerjaan Pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi Pembangunan Pusat
Layanan BMN Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Tahun Anggaran 2018
sebesar Rp_______________ (__________________________).

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang


tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

Penawaran ini berlaku selama 60 (enam puluh) hari kalender

Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:


1. Daftar Kuantitas dan Harga;
2. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila ada];
3. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Personil;
d. Persyaratan lainnya yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
4. Dokumen Kualifikasi.
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan
sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan.
B. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA PERORANGAN (UNTUK 1 (SATU)
FILE)

CONTOH

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran :

Kepada Yth.:
Kelompok Kerja Khusus Atas Paket Pengadaan Pusat Layanan BMN Kantor Pusat DJBC
Tahun Anggaran 2018 ULP Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
di
Kantor Pusat DJBC

Perihal : Penawaran Pekerjaan Pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi Pembangunan


Pusat Layanan BMN Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Tahun
Anggaran 2018

Sehubungan dengan pengumuman [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung]


dengan Pascakualifikasi dan Dokumen Pengadaan nomor:
06/BC.015/ULP/POKJA.GDG.BMN/2018 tanggal 15 Mei 2018 dan setelah kami
pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian
Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan], dengan ini kami mengajukan
penawaran untuk pekerjaan Pengadaan Jasa Pelaksana Konstruksi Pembangunan Pusat
Layanan BMN Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Tahun Anggaran 2018
sebesar Rp_______________ (__________________________).

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang


tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

Penawaran ini berlaku selama 60 (enam puluh) hari kalender

Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:


1. Daftar Kuantitas dan Harga;
2. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila ada];
3. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Personil;
d. Persyaratan lainnya yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
4. Dokumen Kualifikasi.

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan


sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan.
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)

CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pelelangan pekerjaan ________________ yang pembukaan


penawarannya akan dilakukan di ________________ pada tanggal ________ 20__,
maka kami:
______________________________ [nama peserta 1]
______________________________ [nama peserta 2]
______________________________ [nama peserta 3]
______________________________ [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-
sama dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).

Kami menyetujui dan memutuskan bahwa:


1. Secara bersama-sama:
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
________________
b. Menunjuk ____________________________ [nama peserta 1] sebagai
perusahaan utama (leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta
bertindak untuk dan atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab
baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai
ketentuan dokumen kontrak.

2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah:


_______________ [nama peserta 1] sebesar _____ % (___________ persen)
_______________ [nama peserta 2] sebesar _____ % (___________ persen)
_______________ [nama peserta 3] sebesar _____ % (___________ persen)
_________________________________ [dst]

3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai


sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian
dari kemitraan/KSO.

4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama
masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan
bersama secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan,
perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian
subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.
6. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan
kepada _________________________ [nama wakil peserta] dalam
kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana
_________________________ [nama peserta 1] berdasarkan persetujuan tertulis
dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila
pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ____ (_______) yang masing-masing


mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda


tangan di _________ pada hari __________ tanggal __________ bulan
____________, tahun ________________________

[Peserta 1] [Peserta 2]

(_______________) (________________)

[Peserta 3] [dst

(________________) (________________)]

Catatan:
Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas
segel/bermaterai
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS (UNTUK 1 (SATU) FILE)

Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang selaras dengan BAB XIV Metode Pelaksanaan
Pekerjaan/RKS;
2. Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/peralatan/perlengkapan
melaksanakan pekerjaan
3. Menyampaikan personil yang dibutuhkan dalam pekerjaan
4. Spesifikasi Teknis Material yang ditawarkan sesuai dengan BAB XII Spesifikasi Teknis;
5. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
6. melampirkan Sertifikat System Manajemen Mutu ISO: 9001 yang masih berlaku;
7. melampirkan Sertifikat Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OHSAS
18001 : 2007) yang masih berlaku;
8. melampirkan Sertifikat Lingkungan ISO: 14001 yang masih berlaku;
9. melampirkan Hasil pemindaian rekening koran perusahaan selama 3 (tiga) bulan
terakhir dimana saldo minimal untuk tiap bulan sebesar 10% dari HPS yaitu
Rp.1.834.260.000;
10. melampirkan surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta
nasional selain Bank Perkreditan Rakyat (BPR) minimal sebesar Rp.1.834.260.000,-;
(minimal 10% nilai total HPS);
11. melampirkan surat penyataan bahwa penyedia akan melaksanakan pemeliharaan
konstruksi selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
sejak serah terima pertama;
12. Melampirkan surat dukungan dari pabrikan/principal untuk produk berupa Tiang
pancang dan ACP (alumunium composite panel).
13. melampirkan Sertifikat Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
14. dan persyaratan lainnya yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan
E. [BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN), apabila diberikan preferensi harga]

FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI


(TKDN)
Nilai Gabungan Barang/Jasa (Rp) TKDN
Uraian Pekerjaan Total Barang/
DN LN Ribu % Gabungan
Jasa
Rp KDN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Barang
I. Material Langsung
(Bahan baku) (1A) (1B) (1C) (1D) (1E) (1F)
II. Peralatan (Barang jadi) (2A) (2B) (2C) (2D) (2E) (2F)
A. Sub Total Barang (3A) (3B) (3C) (3D) (3E) (3F)
Jasa
III. Manajemen Proyek
dan Perekayasaan (4A) (4B) (4C) (4D) (4E) (4F)
IV. Alat Kerja / Fasilitas
Kerja (5A) (5B) (5C) (5D) (5E) (5F)
V. Konstruksi dan
Fabrikasi (6A) (6B) (6C) (6D) (6E) (6F)
VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D) (7E) (7F)
B. Sub Total Jasa (8A) (8B) (8C) (8D) (8E) (8F)

C. TOTAL Biaya (A + B) (9A) (9B) (9C) (9D) (9E) (9F)

Formulasi perhitungan:

Nilai Barang Total (3C) - Nilai Barang Luar Negeri (3B)


Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)
% TKDN (Gabungan
= +
Barang dan Jasa)
Nilai Jasa Total(8C) - Nilai Jasa Luar Negeri (8B)
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[tanda tangan]

[nama wakil sah badan usaha/pemimpin kemitraan (KSO)/perorangan]


F. BENTUK PAKTA INTEGRITAS

Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta
telah menyetujui dan menandatangani pakta integritas
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
2. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai
dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

2. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional


untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;

3. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,


bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam
Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [Nama Penyedia]

[tanda tangan], [tanda tangan], [tanda tangan],


[nama lengkap] [nama lengkap] [nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]


L. DATA ISIAN KUALIFIKASI

Isian Data Kualifikasi bagi Peserta selain anggota Kemitraan/KSO berbentuk Form
Isian Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE
[FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI UNTUK KEMITRAAN/KSO]

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ___________________ [nama wakil sah badan usaha]


Jabatan : _____________ [diisi sesuai jabatan dalam akta notaris]
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi _______________________
untuk [pilih yang sesuai dan cantumkan nama badan usaha]
dan atas nama
Alamat : ___________________________________
Telepon/Fax : ___________________________________
Email : ___________________________________

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. saya secara hukum bertindak untuk dan atas nama perusahaan/


koperasi/kemitraan/KSO berdasarkan _______________ [akta pendirian/
anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi,
disebutkan secara jelas nomor dan tanggal akta pendirian/anggaran
dasar/surat kuasa/Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I yang sedang cuti
diluar tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : “Saya merupakan pegawai
K/L/D/I yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I”] ;
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan
para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses
pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk
dalam Daftar Hitam;
7. data-data badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:
A. Data Administrasi

1. Nama Badan Usaha : _____________________


2. Status : Pusat Cabang

Alamat Kantor Pusat : _____________________


_____________________

3. No. Telepon : _____________________


No. Fax : _____________________
E-Mail : _____________________
Alamat Kantor Cabang : _____________________
_____________________
4. No. Telepon : _____________________
No. Fax : _____________________
E-Mail : _____________________

B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

1. Akta Pendirian Perusahaan/Anggaran Dasar Koperasi


a. Nomor : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________
: _______________
d. Nomor Pengesahan
Kementerian Hukum dan
HAM (untuk yang
berbentuk PT)
2. Akta/Anggaran Dasar
Perubahan Terakhir
a. Nomor : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________

C. Pengurus Badan Usaha

No. Nama No. Identitas Jabatan dalam Badan Usaha

D. Izin Usaha
1. No. Surat Izin Usaha ________ : _______Tanggal ______
2. Masa berlaku izin usaha : __________
3. Instansi pemberi izin usaha : __________
4. Kualifikasi Usaha : ___________
5. Klasifikasi Usaha : ___________

E. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)

1. No. Surat Izin _________ : _____________ Tanggal ________


2. Masa berlaku izin : _______________
3. Instansi pemberi izin : _______________

F. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma)

No. Nama No. Identitas Alamat Persentase

2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak : _______________


b. Bukti Laporan Pajak Tahun
: No. _______ Tanggal _______
terakhir

G. Data Personalia (Tenaga ahli/teknis/terampil badan usaha)

Jabatan Tahun
Tgl/bln/thn Tingkat Pengalaman Profesi/
No Nama dalam Sertifikat/
lahir Pendidikan Kerja (tahun) keahlian
pekerjaan Ijazah
1 2 3 4 5 6 7 8

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan [cantumkan jika disyaratkan oleh Pokja


ULP]
Kapasitas
Jenis atau Merk Status
Tahun Kondisi Lokasi
No. Fasilitas/Peralatan/ Jumlah output dan Kepemilikan/Dukungan
pembuatan (%) Sekarang
Perlengkapan pada tipe Sewa
saat ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. Data Pengalaman Perusahaan
(nilai paket tertinggi pengalaman sesuai sub bidang yang dipersyaratkan dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir)

Pemberi Tugas / Tanggal Selesai


Pejabat Pembuat Kontrak Pekerjaan
Nama Sub Ringkasan Komitmen Berdasarkan
No. Paket Bidang Lingkup Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan BA
Alamat/ No /
Nama Nilai Kontrak Serah
Telepon Tanggal
Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir


(untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang
baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini)

Pemberi Tugas / Pejabat Tanggal Selesai


Kontrak
Pembuat Komitmen Pekerjaan Berdasarkan
Ringkasan
Nama Paket
No. Lingkup Lokasi
Pekerjaan Alamat/ No / BA Serah
Pekerjaan Nama Nilai Kontrak
Telepon Tanggal Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan

Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Kontrak Progres Terakhir
Nama Bidang/Sub Komitmen
No. Paket Bidang Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Kontrak Prestasi
Alamat/ No /
Nama Nilai (rencana) Kerja
Telepon Tanggal
% %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

L. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:

Nomor : __________
Tanggal : __________
Nama Bank : __________
Nilai : __________

Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya
sampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya
wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana
kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

PT/CV/Firma/Koperasi
__________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[rekatkan meterai Rp 6.000,-


dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha)


[jabatan pada badan usaha]
BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI

I. Petunjuk Pengisian untuk peserta bukan kemitraan/KSO mengikuti petunjuk


dan penggunaan aplikasi SPSE ( User Guide ).
II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing – masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing – masing
kualifikasi badan usahanya dengan petunjuk pengisian formulir isian
kualifikasi sebagai berikut:

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha (perusahaan/koperasi) peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang
dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor cabang
yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.

B. Landasan Hukum Pendirian Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian
perusahaan/anggaran dasar koperasi serta untuk badan usaha yang
berbentuk Perseroan Terbatas diisi nomor pengesahan dari Kementerian
Hukum dan HAM.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan
terakhir badan usaha, apabila ada. Khusus untuk Perseroan Terbatas, jika
terdapat perubahan nama anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris, pada
Pembuktian Kualifikasi peserta diminta menunjukan asli dan memberikan
salinan Bukti Pemberitahuan dari Notaris selaku Kuasa Direksi yang telah
diajukan melalui Sisminbakum atas Akta Perubahan Terakhir.
C. Pengurus Badan Usaha
Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, dan jabatan dalam badan usaha.

D. Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, sub bidang pekerjaan yang dipersyaratkan,
ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan
alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal
dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan berdasarkan kontrak, dan
tanggal Berita Acara serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan
selama 10 (sepuluh) tahun terakhir. Data ini digunakan untuk menghitung
Kemampuan Dasar (KD) pada paket pekerjaan usaha non kecil.

E. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir


Diisi dengan nama paket pekerjaan, ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat
pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket
pekerjaan berdasarkan kontrak, dan tanggal Berita Acara Serah Terima (PHO),
untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang
baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini.
F. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, bidang/sub bidang pekerjaan dan lokasi
tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi
tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, serta
persentase progres menurut kontrak, dan prestasi kerja terakhir. Data ini
digunakan untuk menghitung Sisa Kemampuan Paket (SKP).
G. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing
kualifikasi badan usahanya.

H. Persyaratan Kualifikasi

Sebagaima tertuang pada BAB V Lembar Data Kualifikasi (LDK)


BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI

A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut:
1. Memiliki surat izin usaha jasa konstruksi (IUJK) yang berlaku dengan
Sertifikat badan Usaha ( SBU ) Bidang Sipil dan Arsitektural, dengan sub
bidang :
a) Jasa Pelaksana untuk Konstruksi Bangunan Gedung (BG009);dan
b) Pekerjaan pondasi termasuk pemancangannya (SP007).
dengan kualifikasi non kecil;
2. Memiliki Kualifikasi K3
3. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Keterangan Surat Domisili
Perusahaan yang masih berlaku.
4. Memiliki NPWP dan Melampirkan SPT Tahunan PPh Badan Tahun
Terakhir (2016/2017) atau dapat diganti dengan Surat Keterangan Fiskal
(SKF)
5. Memiliki pengalaman pada subbidang jasa pelaksana untuk konstruksi
Bangunan Gedung kantor minimal 3 ( tiga ) tingkat/lantai dengan bukti
kontrak dan Berita Acara Serah Terima Pertama (PHO)
6. Menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa Perusahaan yang
bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi
yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan atau peserta
perorangan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
7. Salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta
perorangan tidak masuk dalam Daftar Hitam;
8. Memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak. Melampirkan :
a. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan,
b. Faktur Pajak, bukti SSP PPN, dan PPh
c. Surat referensi/ keterangan dari pemberi kerja
d. Lampiran a, b, dan c diatas merupakan kelengkapan dari satu
pekerjaan yang sama dan dapat ditunjukan pada saat pembuktian;
9. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;
10. Dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO: Peserta wajib
mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut;
11. Memiliki pengalaman pada subbidang jasa konstruksi dengan
Kemampuan Dasar (KD) sekurang-kurangnya sama dengan nilai total
HPS;
Untuk usaha non-kecil, memiliki Kemampuan Dasar (KD) pada pekerjaan
yang sejenis dan kompleksitas yang setara, dengan ketentuan:
KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub bidang pekerjaan yang
sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;
a. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO;
b. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
c. pengalaman perusahaan dinilai dari sub bidang pekerjaan, nilai
kontrak dan status peserta pada saat menyelesaikan kontrak
sebelumnya;
d. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai
pekerjaan sekarang (present value) menggunakan perhitungan
sebagai berikut:

NPs = Nilai pekerjaan sekarang


Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada)
saat serah terima pertama
Io =Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima
pertama
Is =Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (apabila
belum ada, dapat dihitung dengan regresi linier berdasarkan indeks
bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen
terbesar dari pekerjaan;
12. Mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:
SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan
Untuk usaha kecil:
KP = 5
Untuk usaha non kecil:
KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari semua
perusahaan yang bermitra/KSO

B. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta
dalam Dokumen Kualifikasi dengan data kualifikasi peserta yang tercantum
pada aplikasi SPSE dalam hal:
1. kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
C. Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi materai tidak
digugurkan, peserta diminta untuk membayar denda materai sesuai ketentuan
peraturan perundangan-perundangan.

D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP
dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun
tidak boleh mengubah substansi Data Kualifikasi yang telah dikirmkan melalui
aplikasi SPSE.

E. Evaluasi kualifikasi sudah merupakan kompetisi, maka data kualifikasi yang


kurang tidak dapat dilengkapi.
BAB IX. BENTUK KONTRAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
PEJABATPEMBUAT KOMITMEN
JALAN JENDERAL A.YANI JAKARTAKOTAK POS 225 JAKARTA-13013
TELEPON (021) 4890308; FAKSIMILE (021) 4892773; SITUS www.beacukai.go.id
PUSAT KONTAK LAYANAN : 1500225 SURAT ELEKTRONIK : info@customs.go.id

SURAT PERJANJIAN

untuk melaksanakan

PEKERJAAN JASA PELAKSANA KONSTRUKSI PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR


PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018
Nomor: ............................

Surat Perjanjian ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat
dan ditandatangani di Karimun pada hari tanggal bulan
tahun
, berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Surat Penetapan
nomor dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor
tanggal antara:
Nama : Prayogo Andon Yuwono
NIP : 196701281988101001
Jabatan : Kepala Subbagian Penggunaan, Pemeliharaan, dan Penghapusan
Bagian Pengelolaan BMN, Sekretariat Direktorat Jenderal
Berkedudukan di : Jalan Jenderal A. Yani Jakarta 13230
bertindak untuk dan atas nama Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yang
berkedudukan di Jalan Jenderal A. Yani Jakarta 13230 berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia, Nomor 01/KM.4/KPA/2018 Tanggal 02 Januari 2018 yang
ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia
selanjutnya disebut “PPK”, dengan
Nama : ..................... [nama wakil penyedia]
Jabatan : ..................... [sesuai akta notaris]
Berkedudukan di : ..................... [alamat penyedia]
bertindak untuk dan atas nama ......... [nama penyedia]berdasarkan Akta Notaris
Nomor
......[nomor akta sesuai akta notaris], tanggal ............... [tanggal penerbitan
akta]yang dikeluarkan oleh Notaris .............. [nama notaris penerbit akta](selanjutnya disebut
“Penyedia”).

MENGINGAT BAHWA:

(a) PPK telah menunjuk Penyedia untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksisebagaimana


diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yangmerupakan satu kesatuan
dalam Kontrak ini selanjutnya disebut “PekerjaanKonstruksi”;

(b) Penyedia, sebagaimana dinyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,


personil, dan sumber daya teknis, dan telah menyetujui untuk menyediakan Jasa
Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam Kontrak ini;

halaman1
(c) PPK dan penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak
ini, dan yang menandatangani mempunyai kewenangan untuk mengikat pihak yang
diwakili;

(d) PPK dan penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.

Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal
sebagai berikut:
1 Total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
yang diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan nilai sebesar................... [dalam
angka rupiah] (terbilang);
2 Kontrak ini menggunakan kontrak gabungan antara Lumpsum (kontrak Lumpsum
hanya untuk pekerjaan persiapan) dan Harga Satuan;
3 Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
4 Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga (apabila ada);
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP, dan Berita acara
lainnya pada proses pemilihan / pelaksanaan kontrak.
5 Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam
dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang
lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 4 di atas;
6 Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang
meliputi khususnya:
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang
telah ditetapkan kepada Penyedia;
b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun
sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
6) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan PPK;
7) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak;
8) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan
tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun
miliknya akibat kegiatan Penyedia.
9) Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk bertanggung jawab dan wajib
menyetor kelebihan pembayaran berdasarkan hasil pemeriksaan/audit pihak internal.

7 Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam
Syarat- Syarat Umum/Khusus Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada
tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di Republik Indonesia.

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama


Pangkalan sarana Operasi Bea dan Cukai ...................[nama penyedia jasa]
Tipe A Tanjung Balai Karimun
Pejabat Pembuat Komitmen

................. [nama yang mewakili]


Prayogo Andon Yuwono ................. [jabatan yang mewakili]
NIP 196701281988101001
BAB X. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)

A. KETENTUAN UMUM
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini
harus mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai
berikut:
1.1 Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan
dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud
fisik lainnya;
1.2 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/
Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD;
1.3 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah
pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau
ditetapkan Kepala Daerah untuk menggunakan APBD;
1.4 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah
pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.
1.5 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat
yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan
menerima hasil pekerjaan;
1.6 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada
institusi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
1.7 Penyedia adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan barang;
1.8 Sub penyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja
dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan
sebagian pekerjaan (subkontrak);
1.9 Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) adalah kerja sama usaha antar
penyedia baik penyedia nasional maupun penyedia asing, yang
masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;
1.10 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan
tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang diserahkan oleh
peserta/penyedia kepada PPK untuk menjamin terpenuhinya
kewajiban peserta/penyedia;
1.11 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan
Penyedia dan mencakup Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini
dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain yang
merupakan bagian dari Kontrak;
1.12 Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam Kontrak.
1.13 Hari adalah hari kalender;
1.14 Pengelola Teknis Kegiatan ( PTK ) adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh KPA/PPK untuk membantu PPK
dalam pengendalian pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.
1.15 Pengawas Pekerjaan adalah unit dari PPK dan/atau penyedia
jasa/pihak ketiga yang bertugas untuk melaksanakan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan yang berlaku dan/atau
ketentuan kontrak dengan PPK.
1.16 Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya
keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran;
1.17 Harga Perkiraan sendiri (HPS)adalah perhitungan perkiraan biaya
pekerjaan yang disusun oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh Panitia
Pengadaan/Pokja ULPuntuk menilai kewajaran penawaran termasuk
rinciannya;
1.18 Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung
menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu barang sesuai
peruntukannya yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;
1.19 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan
tertentu per satu satuan tertentu;
1.20 Metode pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, realistik
dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan
diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan
dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan sumber daya
yang dimiliki penawar;
1.21 Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan
kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,
terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik
dan dapat dilaksanakan.
1.22 Personil inti adalah orang yang akan ditempatkan secara penuh
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk
melaksanakan pekerjaan.
1.23 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan
bukan pekerjaan utama yang ditetapkan dalam Dokumen pemilihan,
yang pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain dan disetujui
terlebih dahulu oleh PPK;
1.24 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.25 Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang
diterbitkan oleh PPK.
1.26 Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama
pekerjaan selesai, dinyatakan dalam berita acara penyerahan
pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
1.27 Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan
dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan
akhir pekerjaan.
1.28 Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak
sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam
kontrak baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan
pengguna atau penyedia.
1.29 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah
diserahterimakan oleh penyedia kepada PPK dan terlebih
dahuludiperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun
sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan
kerja, dan/atau keselamatan umum.
1.30 SSKK adalah Syarat-syarat Khusus Kontrak, berisikan
ketentuan-ketentuan tambahan yang dapat mengubah atau
menambah SSUK.
1.31 SSUK adalah Syarat-syarat Umum Kontrak ini.

2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini
tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam
Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki
dalam Surat Perjanjian.

3. Bahasa dan 3.1 Bahasa kontrak harus dalam bahasa Indonesia.


Hukum 3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia.

4. Larangan 4.1 Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, para pihak


Korupsi, Kolusi, dilarang untuk:
dan Nepotisme a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau
(KKN) serta menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan
Penipuan tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui
atau patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan
dalam Dokumen Pemilihan.

4.2 Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk semua


anggota kemitraan/KSO apabila berbentuk kemitraan/KSO) dan sub
penyedianya (jika ada) tidak akan melakukan tindakan yang
dilarang di atas.

4.3 Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti melakukan larangan-


larangan diatas dapat dikenakan sanksi-sanksi adminsitrastif oleh
PPPK sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetor sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK.
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia; dan
d. Dimasukkan dalam daftar hitam

4.4 Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh PPK kepada


Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daeah/Pimpinan Institusi
Lainnya.

4.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan..

5. Koresponden si 5.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-maildan/atau


faksimili denganalamat tujuan para pihak yang tercantum
dalam SSKK.
5.2 Semua pemberitahuan, permohonan,atau persetujuan
berdasarkan Kontrak ini harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa
Indonesia, dan dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada wakil sah Para Pihak dalam
SSUK, atau jika disampaikan melalui surat tercatat dan/atau
faksimili ditujukan ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

6. Wakil sah para Setiap tindakan yang dipersyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan,
pihak dan setiap dokumen yang dipersyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat
berdasarkan Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan
atau dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK. Khusus untuk
penyedia perseorangan, Penyedia tidak boleh diwakilkan.

7. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat


dan sistematis sehubungan dengan pekerjaan konstruksi ini berdasarkan
standar akuntansi yang berlaku.

8. Perpajakan Penyedia, Sub penyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan
berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan
lain yang sah yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas
pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap
telah termasuk dalam Nilai Kontrak.

9. Pengalihan 09.1 Penyedia hanya boleh mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dan


dan/atau dilarang mensubkontrakkan seluruh pekerjaan.
Subkontrak 09.2 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya diperbolehkan
kepada Penyedia spesialis setelah mendapat persetujuan
tertulis dari PPK. Penyedia tetap bertanggung jawab atas
bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.
09.3 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan
Penyedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.

10. Penyedia Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggungjawab penuh terhadap


Mandiri personil dan subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan
oleh mereka.
11. Pengawasan 11.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK
Pelaksanaan menunjuk Pengawas Pekerjaan yang berbentuk konsultan
Pekerjaan
pengawas, Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
11.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan
selalu bertindak untuk kepentingan PPK. Jika tercantum dalam
SSKK, Pengawas Pekerjaan dapat bertindak sebagai Wakil Sah
PPK.
11.3 Pengawas pekerjaan bertanggung jawab penuh atas
kebenaran informasi pelaksanaan kerja lapangan meliputi
pemasokan material sesuai spesifikasi teknis pekerjaan dan
metode kerja sampai dengan pembuatan Berita acara prestasi
pekerjaan untuk pembayaran pekerjaan yang diperlukan
kontraktor.

12. Persetujuan 12.1 Penyedia wajib mengajukan gambar untuk melaksanakan


Pengawas atas pekerjaan kepada PPK. Apabila terdapat perbedaan antara gambar
Pelaksanaan
perencanaan awal, maka Penyedia wajib mengajukan
Pekerjaan
perubahannya. Atas pengajuan ini pengawas memeriksa dan
memberikan persetujuan/rekomendasi kepada PPK.
12.2 Semua gambar yang digunakan untuk mendapatkan Hasil
Pekerjaan baik yang permanen maupun sementara harus
mendapatkan persetujuan Pengawas Pekerjaan.
12.3 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih
dahulu adanya Hasil Pekerjaan Sementara maka penyedia
berkewajiban untuk menyerahkan spesifikasi dan gambar
usulan Hasil Pekerjaan Sementara tersebut untuk disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan. Terlepas dari ada tidaknya persetujuan
Pengawas Pekerjaan, penyedia bertanggung jawab secara
penuh atas rancangan Hasil Pekerjaan
Sementara.

13. Perintah Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah


Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan Pengawas
Pekerjaan dalam Kontrak ini.
14. Penemuan- Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada pihak yang
penemuan berwenang semua penemuan benda/barang yang mempunyai nilai
sejarah atau penemuan kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut
peraturan perundang-undangan dikuasai oleh negara.
15. Akses ke Lokasi 15.1. Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK, Wakil Sah PPK
Kerja dan/atau Pengawas Pekerjaan ke lokasi kerja dan lokasi lainnya
dimana pekerjaan ini sedang atau akan dilaksanakan.

15.2. Penyedia dianggap telah menerimakelayakan dan ketersediaan


jalur akses menuju lokasi pekerjaan. Penyedia harus berupaya
menjagasetiap akses atau jalan atau jembatan atau sarana
lainnya dari kerusakan akibat penggunaan/lalu lintas penyedia
atau akibat personil penyedia. Penyedia bertanggung jawab atas
klaim yang mungkin timbul dan segala biaya atas perbaikan
kerusakan akibat penggunaan/kesalahan
penyedia.

B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK

16. Jadwal 15.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat
Pelaksanaan Perjanjian oleh para pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam
Pekerjaan SSKK;

15.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan


dalam syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai
kerja yang tercantum dalam SPMK;

15.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang


ditentukan dalam SSKK;

15.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan


sesuai jadwal karena keadaan diluar pengendaliannya dan penyedia
telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, maka PPKdapat
melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan
adendum kontrak

B.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN

17. Surat Perintah 17.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
Mulai Kerja sejak tanggal penandatanganan Kontrak.
(SPMK)
17.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya
pelaksanaan kontrak oleh penyedia.

18. Program Mutu 18.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada
rapat persiapan pelaskanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.
18.2 Program mutu disusun oleh penyedia paling sedikit berisi:
a. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
b. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
c. prosedur instruksi kerja; dan
d. pelaksana kerja.

18.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan.

18.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika


terjadi adendum kontrak dan peristiwa kompensasi.

18.5 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban


kontraktual penyedia.

19. Rapat Persiapan 19.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SP dan
Pelaksanaan sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia,
Kontrak unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.

19.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak adalah:
a. program mutu;
b. organisasi kerja;
c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
d. jadwal pelaksanaan pekerjaan.
e. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi
pekerjaan, apabila ada.
f. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi
pekerjaan.

20. Mobilisasi 20.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.

20.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu:


a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.

20.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap


sesuai dengan kebutuhan.
B.2 Pengendalian Waktu

21. Waktu 21.1 Penyedia berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada
Penyelesaian Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai
Pekerjaan dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-
lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam
SPMK.

21.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar, Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.

21.3 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam angka 21 ini adalah


tanggal penyelesaian semua pekerjaan.

22. Perpanjangan 22.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan
Waktu akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data
penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis.
Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui
Adendum Kontrak.

22.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah


menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama,
dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah penyedia
meminta perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan
peringatan dini atas keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama
untuk mencegah keterlambatan sesegera mungkin maka
keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
memperpanjang Tanggal Penyelesaian.

23. Penundaan oleh Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis penyedia untuk
Pengawas menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus
Pekerjaan segera ditembuskan kepada PPK.

24. Rapat 24.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat
Pemantauan pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan
serta untuk menindaklanjuti peringatan dini.

24.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan


dalam berita acara rapat, dan rekamannya diserahkan kepada PPK
dan pihak-pihak yang menghadiri rapat.

24.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas


Pekerjaan dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat
melalui pernyataan tertulis kepada semua pihak yang menghadiri
rapat.
25. Peringatan Dini 25.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin
Pengawas Pekerjaan atas peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat
mempengaruhi mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan penyedia untuk menyampaikan secara tertulis
perkiraan dampak peristiwa atau kondisi tersebut di atas terhadap
Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian. Pernyataan perkiraan ini
harus sesegera mungkin disampaikan oleh penyedia.

25.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan Pengawas


Pekerjaan untuk mencegah atau mengurangi dampak peristiwa
atau kondisi tersebut.

B.3 PENYELESAIAN KONTRAK

26. Serah Terima 26.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia
Pekerjaan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
penyerahan pekerjaan.

26.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan


Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.Apabila memerlukan
keahlian teknis khusus dapat dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk
membantu pelaksanaan tugas Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan.

26.3 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian


terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia.
Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya, atas
perintah PPK.

26.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil


pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

26.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima


perseratus) dari nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus)
merupakan retensi selama masa pemeliharaan, atau pembayaran
dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai kontrak dan
penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak.

26.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa


pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan
pertama pekerjaan.

26.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan


permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir
pekerjaan.

26.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia


melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan
dengan baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak
yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.

26.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan


sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang
retensi untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan
Jaminan Pemeliharaan.

26.10 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan pekerjaan


ditetapkan dalam SSKK.

B.4 Adendum
27. Perubahan 27.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
Kontrak
27.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para
pihak, meliputi:
1) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang
dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah
lingkup pekerjaan dalam kontrak;
2) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya
perubahan pekerjaan;
3) perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan,
perubahan pelaksanaan pekerjaan.

27.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PA/KPA dapat


membentuk Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul
PPK.

28. Perubahan 28.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi
Lingkup pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi
Pekerjaan dan yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama
Jadwal penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi
Pelaksanaan antara lain :
Pekerjaan a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai
dengan kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan sesuai lingkup kontrak awal.

28.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran


dan paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.

28.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis


kepada penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan
harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum
dalam kontrak awal.

28.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai


dasar penyusunan adendum kontrak.
28.5 Untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Gabungan Lump Sum
dan Harga Satuan pada bagian Lump Sum, tidak dapat dilakukan
perubahan kontrak.
28.6 Untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga Satuan atau
Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan pada bagian harga
satuan, perubahan jadwal dalam hal terjadi perpanjangan waktu
pelaksanaan dapat diberikan oleh PPKatas pertimbangan yang layak
dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau
e. keadaan kahar.

perubahan jadwal dalam hal terjadi perpanjangan waktu


pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas pertimbangan yang
layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:
a. keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
b. masalah yang timbul di luar kendali
penyedia; dan/atau
c. keadaan kahar.]
28.7 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-
kurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan
kahar.
28.8 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas
kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang
diajukan oleh penyedia.
28.9 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam
adendum kontrak.

B.4. KEADAAN KAHAR


29. Keadaan Kahar 29.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak
dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.

29.2 Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi:


a. bencana alam;
b. bencana non alam;
c. bencana sosial;
d. pemogokan;
e. kebakaran; dan/atau
f. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan melalui
keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis
terkait.

29.3 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan


kepada PPK paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya
Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar
dari pejabat yang berwenang.

29.4 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan


kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya
Kontrak akibat Keadaan Kahar.

29.5 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang


dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya
Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.

29.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan,
Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
Jika selama masa Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara
tertulis kepada Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima pembayaran
sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat penggantian
biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk
bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur
dalam suatu adendum Kontrak.

B.5 PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK

30. Penghentian 30.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah
dan Pemutusan selesai atau terjadi Keadaan Kahar.
Kontrak
30.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar
kepada penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah
dicapai, yaitu biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan
untuk pekerjaan ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus
diserahkan oleh Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya
menjadi hak milik negara;

30.3 PPK dengan pemberitahuan tertulis kepada penyedia dapat


memerintahkan penghentian Kontrak jika penyedia gagal
untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam Kontrak
ini.Pemberitahuan tertulis tersebut harus memuat:
1) alasan penghentian Kontrak; dan
2) persyaratan kepada penyedia untuk memenuhi kewajiban-
kewajibannya dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja
setelah pemberitahuan diterima.

30.4 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh PPK apabila


Penyedia gagal melaksanakan kewajiban-kewajibannya.

30.5 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang


Hukum Perdata,pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis
dapat dilakukan apabila:
a. penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan
kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak
memulai pelaksanaan pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28(dua puluh
delapan) hari dan penghentian ini tidak tercantum dalam
program mutu serta tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan
Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat
kesalahan penyedia sudah melampaui 5% (lima perseratus)
dari nilai Kontrak dan PPK menilai bahwa Penyedia tidak
akan sanggup menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. melewati tahun anggaran
i. pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
menunda pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan
perintah tersebut tidak ditarik selama 28 (dua
puluh delapan) hari;
j. penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau
pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh
instansi yang berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN
dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan pengadaan dinyatakan benar oleh instansi
yang berwenang.

30.6 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan


penyedia:
a) Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b) sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau Jaminan
Uang Muka dicairkan ;
c) penyedia membayar denda ; dan/atau
d) penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.

31. Peninggalan Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan Sementara yang
masih berada di lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian
atau kesalahan penyedia,dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK
tanpa kewajiban perawatan. Pengambilan kembali semua peninggalan
tersebut oleh penyedia hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.
32. Keterlambatan 32.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadual,
Pelaksanaan maka PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau
Pekerjaan dan dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
Kontrak Kritis
32.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% – 70% dari
kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 10%
dari rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 5%
dari rencana.
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi
fisik pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dari rencana dan
akan melampaui tahun anggaran berjalan.

32.3 Penanganan kontrak kritis


a. Dalam Pada saat kontrak dinyatakan kritis pengawas
pekerjaan menerbitkan surat peringatan kepada penyedia dan
selanjutnya menyelenggarakan rapat pembuktian (show cause
meeting/SCM);
b. Penyedia dan pengawas pekerjaan membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
penyedia dalam periode waktu tertentu.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak


33. Hak dan Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus
Kewajiban dilaksanakan oleh PPK dan penyedia dalam melaksanakan kontrak,
Penyedia meliputi:
31.1 Hak dan kewajiban PPK:
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh pihak penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia;
d. memberikan fasilitas berupa akses dan korespondensi yang
dibutuhkan oleh pihak penyedia untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan kontrak;
e. mengadministrasikan dengan baik seluruh kegiatan
pengendalian dan pelaksanaan fungsi masing-masing pihak.

31.2 Hak dan kewajiban penyedia :


a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak;
b. mendapatkan fasilitas berupa akses dan korespondensi dari
pihak PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
d. melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis pekerjaan dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
e. memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
f. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
g. mengambil langkah-langkah yang memadai untuk
melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan
dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya, akibat
kegiatan penyedia;
h. melaksanakan perjanjian dan kewajiban-kewajiban yang
dibebankan kepadanya dengan penuh tanggung-jawab, ketekunan,
efisien dan ekonomis serta memenuhi kriteria teknik profesional
dan melindungi secara efektif peralatan- peralatan, mesin,
material yang berkaitan dengan pekerjaan dalam kontrak.
i. penyedia dilarang baik secara langsung atau tidak
langsung melakukan kegiatan yang akan menimbulkan
pertentangan kepentingan (conflict of interest) dengan kegiatan
yang merupakan tugas penyedia;
j. keseluruhan hasil pekerjaan yang dihasilkan oleh penyedia wajib
memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku serta penyedia
bertanggung jawab sepenuhnya atas hal tersebut.

34. Penggunaan Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan


Dokumen- dokumen kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan
Dokumen kontrak untuk kepentingan pihak lain, misalnya spesifikasi teknis
Kontrak dan dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan ijin tertulis dari PPK.
Informasi

35. Hak Kekayaan Penyedia berkewajiban untuk melindungi Pejabat Pembuat Komitmen dari
Intelektual segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas pelanggaran Hak
Kekayaan Intelektual oleh penyedia

36. Penanggungan 36.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan


dan Resiko menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian,
denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum,
dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya (kecuali
kerugian yang mendasari tuntutan tersebut disebabkan kesalahan
atau kelalaian berat PPK) sehubungan dengan klaim yang timbul dari
hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan
tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir:
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda Penyedia,
SubPenyedia (jika ada), dan Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit
atau kematian pihak ketiga.
36.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko
kehilangan atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan
Perlengkapan merupakan risiko penyedia, kecuali kerugian atau
kerusakan tersebut diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian PPK.

36.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak


membatasi kewajiban penanggungan dalam syarat ini.
36.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan
yang menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja
dan batas akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki
oleh penyedia atas tanggungannya sendiri jika kehilangan atau
kerusakan tersebut terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia.

37. Perlindungan 37.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
Tenaga Kerja mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.

37.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan


Personilnya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada
waktu pelaksanaan pekerjaan, penyedia beserta Personilnya
dianggap telah membaca dan memahami peraturan keselamatan
kerja tersebut.

37.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada


setiap Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada)
perlengkapan keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.

37.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan


kecelakaan berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia akan
melaporkan kepada PPK mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini dalam waktu 24 (dua
puluh empat) jam setelah kejadian.

38. Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah- langkah yang memadai
Lingkungan untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja
dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta
bendanya sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini.

39. Asuransi 39.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan
tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.

39.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan


termasuk dalam nilai kontrak ini.

40. Tindakan 40.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu


Penyedia yang persetujuan tertulis PPK sebelum melakukan tindakan-tindakan
Mensyaratkan berikut:
Persetujuan a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam Lampiran A SSKK;
PPK atau b. menunjuk Personil Inti yang namanya tidak tercantum dalam
Pengawas Lampiran A SSKK;
Pekerjaan c. mengubah atau memutakhirkan program mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
40.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu
persetujuan tertulis Pengawas Pekerjaan sebelum melakukan
tindakan-tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam Pasal 23 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

41. Laporan Hasil 41.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
Pekerjaan menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah
dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan
pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.

41.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan


pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan
dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.

41.3 Laporan harian berisi:


a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam
lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

41.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa


oleh konsultan, dan disetujui oleh wakil PPK.

41.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-
hal penting yang perlu ditonjolkan.

41.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan


berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta
hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.

41.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, PPK dan


penyedia membuat foto-foto dokumentasi dan video pelaksanaan
pekerjaan di lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.

42. Kepemilikan Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan


Dokumen dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh
penyedia berdasarkan Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik
PPK. Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa
Kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan
softcopy tersebut beserta daftar rinciannya kepada PPK. Penyedia
dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan softcopy
tersebut.
43. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi kerja
termasuk jalan akses bersama-sama dengan penyedia yang lain (jika ada)
dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal kerja penyedia yang lain
di lokasi kerja.

44. Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan semua pihak
dan Kesehatan di lokasi kerja.
Kerja
45. Pembayaran Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda
Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban
penyedia dalam Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda
tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.
46. Jaminan 46.1 Jaminan adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan
tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan penjaminan/Perusahaan Asuransi yang
diserahkan oleh Penyedia kepada PPK

46.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK selambat-


lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dari bank umum
sebelum dilakukan penandatanganan kontrak dengan nilai sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai total Kontrak;

46.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak


tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan serah terima
pertama pekerjaan (Provisional Hand Over/PHO).

46.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan


dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus) dan diganti
dengan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai kontrak;

46.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam rangka


pengambilan uang muka dengan nilai 100% (seratus perseratus)
dari besarnya uang muka;

46.6 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurang-kurangnya sejak


tanggal persetujuan pemberian uang muka sampai dengan
tanggal penyerahan pertama pekerjaan (PHO);

46.7 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah


pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus)dengan
nilai jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai kontrakdan diterbitkan oleh Bank Umum;

46.8 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14


(empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan
pekerjaan diterima dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;

46.9 Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak


tanggal serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO).
D. Personil dan/atau Peralatan Penyedia
47. Personil Inti 47.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai
dan/atau dengan yang tercantum dalam Dokumen Penawaran.
Peralatan
47.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan
kecuali atas persetujuan tertulis PPK.

47.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan


mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada PPK dengan
melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja personil inti yang
diusulkan beserta alasan penggantian.

47.4 PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/penggantian


personil inti dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang
dibutuhkan.

47.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti:


a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan
baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya;
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan
menjamin personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam
waktu 7 (tujuh) hari sejak diminta oleh PPK.

47.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan,


maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti
dengan kualifikasi yang setara atau lebih baik dari personil inti
dan/atau peralatan yang digantikan tanpa biaya tambahan apapun.

47.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan


pekerjaannya. Jika diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat
sewaktu-waktu disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan pekerjaan
di bawah sumpah.

E. Kewajiban PPK

48. Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau
kemudahan lainnya untuk kelancaran pelaksanaan pengadaan
sebagaimana yang tercantum dalam SSKK.

F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA

49. Harga Kontrak 49.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak sebesar harga kontrak;

49.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak


dan biaya overhead termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh
penyedia untuk pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi
49.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga

50. Pembayaran 50.1 Uang muka


a. Uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan,
personil, pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok
bahan/material dan persiapan teknis lain;
b. besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah
penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka
yang diterima;
c. penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan
uang muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana
penggunaan uang muka disertai dengan bukti untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak;
d. pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-
angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan
mencapai prestasi 100% (seratus perseratus);

50.2 Prestasi pekerjaan


a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan
oleh PPK, dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan
kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan sistem termin, sesuai
ketentuan dalam SSKK;
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah
terpasang, tidak termasuk bahan/material dan peralatan
yang ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong angsuran uang muka, denda
(apabila ada), pajak dan uang retensi.

b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai


100% (seratus perseratus) dan Berita Acara penyerahan pertama
pekerjaan diterbitkan;
c. Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh
PPK untuk pembayaran tagihan angsuran adalah 5 (lima)
hari kerja terhitung sejak tagihan dan kelengkapan
dokumen penunjang tidak diperselisihkan dan diterima oleh
PPK.
50.3 Denda
a. denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada
penyedia;
b. besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan adalah 1/1000 dari sisa harga bagian kontrak
yang belum dikerjakan apabila bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat berfungsi (keterangan pekerjaan yang telah
diselesaikan layak digunakan) sesuai yang ditetapkan dalam SSKK
c. Pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam
pembayaran prestasi pekerjaan
51. Perhitungan 51.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan
Akhir berdasarkan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan
berita acara penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua
belah Pihak.

51.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban


untuk menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian
perhitungan nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo. PPK
berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang
diterima oleh Pengawas Pekerjaan.

52. Penangguhan 52.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi
pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi
kewajiban kontraktualnya.

52.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang


penangguhan hak pembayaran disertai alasan-alasan yang jelas
mengenai penangguhan tersebut. Penyedia diberi kesempatan
untuk memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.

52.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi


kegagalan atau kelalaian penyedia.
G. PENGAWASAN MUTU

53. Pengawasan PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap


dan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.Apabila
Pemeriksaan diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

54. Penilaian 54.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian
Pekerjaan sementara atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
Sementara oleh
PPK 54.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan
kemajuan fisik pekerjaan.

55. Cacat Mutu PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan
memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang
ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil
Pekerjaan yang dianggap oleh PPK atau Pengawas Pekerjaan mengandung
Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.

56. Pengujian Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam
Spesifikasi Teknis dan Gambar, maka penyedia berkewajiban untuk
melaksanakan pengujian dengan biaya pengujian ditanggung oleh
penyedia.
57. Perbaikan Cacat 57.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan
Mutu Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu
tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa
Pelaksanaan dan Masa Pemeliharaan.

57.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia


berkewajiban untuk memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan dalam pemberitahuan.

57.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga
yang ditunjuk oleh PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia
segera setelah menerima permintaan penggantian biaya/klaim dari
PPK secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan
tersebut. PPK dapat memperoleh penggantian biaya dengan
memotong pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh tempo
(jika ada) atau uang retensi atau pencairan Surat Jaminan
Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya penggantian akan
diperhitungkan sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah
jatuh tempo.

57.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap


keterlambatan perbaikan Cacat Mutu, dan memasukkan
penyediadalam daftar hitam.

58. Kegagalan 58.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada pelaksanaan pekerjaan,
Konstruksi dan maka PPK dan/atau penyedia bertanggung jawab atas kegagalan
Kegagalan konstruksi tersebut.
Bangunan
58.2 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PPK
beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK) sehubungan
dengan klaim kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera
tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang timbul dari kegagalan
konstruksi dan/atau kegagalan bangunan.

58.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak


membatasi kewajiban penanggungan penyedia dalam Pasal ini.

58.4 Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara semua


dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini
selama umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak
lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
59. Penyelesaian 59.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh
Perselisihan menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari
atau berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama
atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini.

59.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam


Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi,
konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Penyelesaian perselisihan atau sengketa
yang dipilih ditetapkan dalam SSKK.

60. ItikadBaik 60.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang
disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.

60.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur


tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Apabila
selama kontrak, salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan
tersebut.
BAB XI. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)

A. Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut:


Satuan Kerja PPK
Nama : Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Alamat : Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jalan
Jenderal A. Yani Jakarta13230
Website : www.beacukai.go.id
Telepon : 021-4892773
Faksimili : 021-4892773
e-mail : pengadaan.plk@gmail.com

Penyedia Jasa:
Nama : ...............................
Alamat : ...............................
Telepon : ...............................
Faksimile : ...............................

B. Wakil Sah Para Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Pihak Untuk PPK : ...............................
Untuk Penyedia : ...............................

C. Tanggal Berlaku Kontrak berlaku terhitung mulai tanggal : ................................


Kontrak

D. Masa Pemeliharaan Masa Pemeliharaan berlaku selama: 6 (enam) bulan sejak


tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan pertama.

E. Umur Konstruksi Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi: 20(dua puluh)
tahun sejak tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan akhir.

F. Pedoman Gambar ”As built” beserta pedoman pengoperasian dan perawatan harus
Pengoperasian dan diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh) hari kalender
Perawatan setelah tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan pertama
dalam rangkap 5 (lima) dengan rincian 2 (dua) gambar asli dan 3 (tiga)
salinan berikut softcopy-nya serta dokumen-dokumen lain yang
terkait
dengan pekerjaan.

G. Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh PPK untuk
Tagihan pembayaran tagihan angsuran adalah 5 (lima) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang tidak
diperselisihkan
dan diterima oleh PPK.
H. Pencairan Jaminan Jaminan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara.

I. Tindakan penyedia Tindakan lain oleh penyedia yang memerlukan persetujuan PPK
yang mensyaratkan adalah: Sesuai dijelaskan dalam SSUK;
persetujuan PPK
J. Pembatasan Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-
Penggunaan dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia
Dokumen berdasarkan Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik PPK.
Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan softcopy tersebut
beserta daftar rinciannya kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan 1
(satu) buah salinan tiap dokumen dan softcopy
tersebut.

K. Waktu Penyelesaian Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ditetapkan selama 150


Pekerjaan (seratus lima puluh) hari kalender terhitung mulai...................... s.d.
....................

L. Nilai Kontrak 1. Nilai kontrak pekerjaan adalah Sebesar Rp........................


(............................ terbilang):
2. Nilai kontrak tersebut sudah termasuk segala pengeluaran Penyedia
beserta pajak dan biaya lainnya yang harus dibayar Penyedia sesuai
ketentuan yang berlaku.

M. Sumber Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai pada DIPA


Pembiayaan Tahun 2018 Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Nomor : DIPA-015.05.1.410640/2018 , tanggal 05 Desember 2017.

N. Pembayaran Uang Pembayaran dapat diberikan uang muka sebesar m a k s i m a l 2 0 %


Muka dari nilai kontrak.
O. Pembayaran
Prestasi Pekerjaan Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
dan Cara 1. Pembayaran nilai kontrak tersebut dilaksanakan melalui transfer
Pembayaran ke rekening Penyedia pada .............................nomor
rekening..............................atas nama ........................;
2. Pelaksanaan cara pembayaran berdasarkan presentase hasil
pekerjaan dengan ketentuan pentahapan sebagai berikut :
a. Termyn I ( pembayaran senilai 25 % dari nilai kontrak dikurangi
cicilan uang muka ): kemajuan pekerjaan 30 %
b. Termyn II ( pembayaran senilai 50 % dari nilai
kontrak dikurangi cicilan uang muka ): kemajuan pekerjaan 55
%
c. Termyn III (pembayaran senilai 75 % dari nilai
kontrak dikurangi cicilan uang muka ): kemajuan pekerjaan 80
%
d. Termyn IV(pembayaran senilai 95 % dari nilai kontrak
dikurangi cicilan uang muka ): kemajuan pekerjaan 100 %
e. Retensi 5 % : merupakan retensi untuk selama masa
pemeliharaan

Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan


tagihan pembayaran prestasi pekerjaan:
1. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
2. Pemeriksaan buku harian sebagai bahan laporan harian
pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.
3. Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;

b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;


c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa
alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran
pekerjaan;dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

4. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian


dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu
minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.

5. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan


dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu
bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.

6. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek membuat foto-


foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan
berdasarkan progress.

7. Semua dokumen butir 1 sampai dengan 6 di atas harus disetujui


Pengelola Teknis Kegiatan Kementerian PUPR ( PTK PUPR ),
Konsultan pengawas dan Tim Teknis proyek Bea dan Cukai yang
ditunjuk.

3. Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh PPK
untuk pembayaran tagihan angsuran adalah 5 (lima) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang
tidak diperselisihkan diterima oleh PPK.
4. Dokumen penunjang yang harus dilampirkan sebagai
persyaratan untuk mengajukan permintaan pembayaran
pekerjaan kepada PPK adalah:
a. Bukti pelaksanaan pekerjaan;
b. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
c. Berita Acara Serah Terima;
d. Kwitansi, Faktur Pajak, SSP; dan
e. Kelengkapan dokumen pembayaran lainnya.

P. Denda
besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan adalah 1/1000 dari sisa harga bagian kontrak
yang belum dikerjakan apabila bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat berfungsi (keterangan pekerjaan yang telah
diselesaikan layak digunakan) sesuai yang ditetapkan dalam SSKK
Q. Jaminan 1. Jaminan Pembayaran disyaratkan jika penyerahan pekerjaan
Pembayaran melewati masa tutup buku / waktu pembayaran ke KPPN
batam dan tidak melebihi Tahun Angaran
2. Nilai Jaminan Pembayaran minimal senilai dengan Nilai
kontrak yang belum diselesaikan.
3. Jaminan Pembayaran harus diserahkan sebelum tanggal 15
Desember 2018 atau menurut ketentuan yang
berlaku.
4. Masa berlaku jaminan 30 Hari dan Jaminan Pembayaran
harus dari Bank Garansi setempat yang satu wilayah dengan
KPPN Batam.
5. Ketentuan isi kelengkapan jaminan / format jaminan akan
diatur ulang berdasarkan ketentuan peraturan dari dirjen
perbendaharaan negara (KPPN batam).

R. Pencairan Jaminan Jaminan dicairkan dan disetorkan ke kas Negara

S. Penyelesaian Perselisihan
Jika perselisihan Para Pihak mengenai pelaksanaan Kontrak tidak
dapat diselesaikan secara damai maka Para Pihak menetapkan
lembaga penyelesaian perselisihan tersebut di bawah sebagai
Pemutus Sengketa di Pengadilan Republik Indonesia yang
berkompeten.

T. Lainnya
Penyedia masih bertanggung jawab terhadap hasil
pekerjaannya apabila ada pemeriksaan dari aparat pengawas
interen pemerintah atau pengawas interen institusi lainnya.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

TYPE / JENIS YANG


No Nama dan Spesifikasi Bahan DITAWARKAN Keterangan
1 2 5

I MATERIAL.
Aluminium 4"
1 (silver) YKK / Alexindo /Alcan
2 Aluminium 2 x 4 Cm (silver) YKK / Alexindo /Alcan
Angkur dia
3 12mm Hi Steel /Steelindo / Kencana Steel
Angkur dia 16
4 mm Hi Steel /Steelindo / Kencana Steel
5 Atap Zincalume T=0,5 mm Fumira/Rainbow/Alfa
Buana / Atap Mas Satria /Astri
6 Aluminium Foam 8 mm Foil
7 Bubungan Zincalume T=0,5 mm Fumira/Rainbow/Alfa
Bata merah (kelas
7 1) MRH / Alam Jaya / BBJ
Besi beton
8 polos/ulir SNI / KS / HANIL
9 Besi Wiremesh SNI / KS / HANIL
Metal utama / Wijaya Makmur /
10 Plat StainlessSteel T=5mm Multec
Metal utama / Wijaya Makmur /
11 Besi plat strip Multec
Besi plat tebal Metal utama / Wijaya Makmur /
12 1cm Multec
13 Besi Profil WF Gunung Garuda / KS /Mater Steel
14 Besi Plat landas tb12mm Gunung Garuda / KS /SNI
Bluescope / Buana Paksa / Iron
15 Bondek 1 mmx1000mm Steel
Buis beton R=15
16 Cm Conblock / Lisa / Calvari
17 Cat Alkali Resisting Primer Jotun, dulux ,Nipon
Cat tembok luar jotashiled, dulux
18 (5kg) weatershield,Nipon
jotun majestic, dulux
19 Cat tembok dalam (5kg) pentalite,Nipon
20 Cat Meni Besi emco / Dulux /Jotun
21 Urinoir Toto / America Standart / Kia
22 Closet Duduk Porselain Toto / America Standart / Kia
23 Coating kyoto / propan
24 Gypsum Tebal 9 mm uk. 1,2x2,4 m Jayaboard / Kalsiboar / Elephant
25 Gypsum Tebal 12 mm uk. 1,2x2,4 m Jayaboard / Kalsiboar / Elephant
26 Kalsiboard EG Uk. 240 x 120 x 4mm Jayaboard / Kalsiboar / Elephant
27 Pemasangan Plafond Spandril 12 Cm Warna Sunda Plafond /Alco / Aplus
28 Kalsiplank T=8 mm Uk.30 x 300 Jayaboard / Kalsiboard / Elephant
Handle Pintu
29 Stainles Gradino/Solid/Dekson
30 Kunci tanam 2 x putar Gradino/Solid/Dekson
31 Engsel Pintu 4'' Gradino/Solid/Dekson
32 Engsel Jendela 3'' Gradino/Solid/Dekson
33 Grendel Pintu Gradino/Solid/Dekson
34 Hak angin sikutan Gradino/Solid/Dekson
35 Grendel Jendela Rambuncis Gradino/Solid/Dekson
36 Daun Pintu WPC 0,8 cm (Uk.82 x 220 cm) Duma / Geobintaro / Maxdoor
37 Daun Pintu WPC 0,8 cm (Uk.92 x 220 cm) Duma / Geobintaro / Maxdoor
38 Daun Pintu WPC 0,3 cm (Uk.60 x 210 cm) Duma / Geobintaro / Maxdoor
39 Daun Pintu WPC 0,3 cm (Uk.60 x 150 cm) Duma / Geobintaro / Maxdoor
Louvre
40 Aluminium YKK / Alexindo /Alcan
41 Sekat Partisi Cubucle Phenolic 12 mm (Termasuk Asesoris) Phoenix/Eterna/Modera
Sekat Urinoir Cubucle Phenolic 12 mm (Termasuk
42 Asesoris) Phoenix/Eterna/Modera
Metal utama / Wijaya Makmur /
43 Jarum Pengeras Multec
44 Kitchen Sink Elite / Royal / Blanco
Kaca Cermin
45 t=5mm Assahimass / Castelli / Alumindo
46 Kasa Nyamuk Magnet Aluminium Coating Hoze / Onna / Alco
47 Keramik 60x 60cm (motif/warna) Platinum / Roman /Asia tile
48 Keramik 30x 60cm (motif/warna) Platinum / Roman /Asia tile
49 Keramik tegel plint warna/motif 7,5x20 Platinum / Roman /Asia tile
50 Keramik tegel plint warna/motif 7,5x21 Platinum / Roman /Asia tile
51 Keramik step nosing 8x30 cm Platinum / Roman /Asia tile
52 Kuku Macan Platinum / Roman /Asia tile
53 Kran Air Wastafel Stainless Toto / America Standart / Kia
54 Kran Air Jetspray Toto / America Standart / Kia
55 Kran Shower Stainless Toto / America Standart / Kia
Floor Drain
56 Stainless Toto / America Standart / Kia
57 Tempat Sabun Toto / America Standart / Kia
Kaca Clear T=5
Asahi/Dorma/Centra Glassindo
58 mm
Pasang Daun Pintu Kaca Frameles T=12 mm Asahi/Dorma/Centra Glassindo
59
Floor hings
Dorma / Deckson / Solid
60 Stainless
61 Fitting Stainless Dorma / Deckson / Solid

62 Handel Stainless Dorma / Deckson / Solid


63 Kunci Stainless Dorma / Deckson / Solid
64 List plafond Gypsum 12 Cm Jayaboard / Kalsiboar / Elephant
Metal utama / Wijaya Makmur /
65 Pipa Kotak 20 x 40 Stainles Steel T=1,2 mm Multec
Metal utama / Wijaya Makmur /
66 Pipa Kotak 50 x 50 Stainles Steel T=1,2 mm Multec
67 Plamur Tembok Big lion / Dulux / Decofresh
68 Plamur Kayu emco / Dulux /Jotun
69 Multipleks tebal 12 mm Film Face 1 muka Parindo / IndoTriplesk / SCC
70 Ramset / dynabolt Ramset TM
71 Semen PC (Portland Cement) 50 kg Gresik / Holcim / Tiga Roda
72 Semen PC (Portland Cement) 40 kg Gresik / Holcim / Tiga Roda
73 Semen Grouting 25kg sikagrout
74 Semen berwarna yiyitan MU
75 Slimar Alumunium3/8" YKK / Alexindo /Alcan
76 Sealent Shirikon / Dekson / Aluprima
Metro pile/Wika/Jaya Abadi
77 Tiang Pancang Dia=40 Cm Sejahtera
78 Wastafel Besar Warna Toto / America Standart / Kia
79 Waterproofing No drop /Aqua Proof / Monproof
80 Besi Hollow 4/4 Hi Steel / Metalindo /Diamond
81 Besi Hollow 4/4 Hi Steel / Metalindo /Diamond
82 Besi Hollow 5/5 Hi Steel / Metalindo /Diamond
83 Besi Hollow 2/4 Hi Steel / Metalindo /Diamond
Conblock / Masterblock /Indo
84 Grass Block 45 x 30 x 6 (K-350) Paving
U-Ditch & Cover (40 x 60 x 120) Precast Fabrikasi K-350 Lisa/Adhimix Precast/Calvary
85 (Termasuk Ongkos Pasang)
BAB XIII. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga


Satuan dan Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan


kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana
diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi,
laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung
jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari


apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak


harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika
mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap
telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan


penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan
huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
dan

(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan
volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah.
Keterangan (Untuk Kontrak Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan terhadap pekerjaan yang telah


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam SSUK dan SSKK.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba,
pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan
kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari


apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus


dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata
pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah
termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik terhadap volume pekerjaan


sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
FILE DKH DILAMPIRKAN PADA FILE TERPISAH (file excel : daftar kuantitas
harga_STRUKTUR, ARSITEKTUR DAN file excel : daftar kuantitas harga_MEKANIKAL
ELEKTRIKAL) DAN MERUPAKAN BAGIAN DARI DOKUMEN PENGADAAN

TATA CARA PENGISIAN DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

DAFTAR KUANTITAS HARGA TERDIRI DARI PEKERJAAN :


Pada file excel : daftar kuantitas harga_STRUKTUR,
A. PEKERJAAN STRUKTUR
ARSITEKTUR
Pada file excel : daftar kuantitas harga_STRUKTUR,
B. PEKERJAAN ARSITEKTUR
ARSITEKTUR
Pada file excel : daftar kuantitas harga_MEKANIKAL
C PEKERJAAN MEKANIKAL
ELEKTRIKAL
Pada file excel : daftar kuantitas harga_MEKANIKAL
D PEKERJAAN ELEKTRIKAL
ELEKTRIKAL

PENGISIAN PEKERJAAN STRUKTUR (PADA file excel : daftar kuantitas


harga_STRUKTUR, ARSITEKTUR)
SHEET : 18. AHS STR ----) 17. ABB STR1 -----) 5. RAB STR ------) 1. REKAP TOTAL

PENGISIAN PEKERJAAN ARSITEKTUR (PADA file excel : daftar kuantitas


harga_STRUKTUR, ARSITEKTUR)
SHEET : 19. AHS ARS ----) 4.RAB ARS-2

PENGISIAN PEKERJAAN MEKANIKAL (PADA file excel : daftar kuantitas


harga_MEKANIKAL ELEKTRIKAL)
SHEET : BAHAN ----) ALIS MEK ----) AC / MEKANIKAL & PLUMBING / LIFT ---)
REKAP MEP

PENGISIAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL (PADA file excel : daftar kuantitas


harga_MEKANIKAL ELEKTRIKAL)
SHEET : BAHAN ---) ALIS ELEK ---) PLN / ELEK / PENYALUR PETIR / TELEPHONE /
FA / DATA-LAN / CCTV ---) REKAP MEP

Untuk memudahkan proses evaluasi Peserta dapat melampirkan penawaran daftar


kuantitas harga dalam format excel (.xls)
HASIL PENGISIAN DKH DITUANGKAN DALAM REKAPITULASI
NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH HARGA
A. PEKERJAAN STRUKTUR
I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN TANAH
III PEKERJAAN PONDASI
IV PEKERJAAN BETON BERTULANG
V PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP
VI PEKERJAAN ATAP TANGGA BELAKANG
SUB TOTAL PEKERJAAN STRUKTUR

B. PEKERJAAN ARSITEKTUR
LANTAI 1
I PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
II PEKERJAAN PENGECATAN
III PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI
IV PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
V PEKERJAAN KUSEN & JENDELA
VI PEKERJAAN SANITARY
VII PEKERJAAN HALAMAN
LANTAI 2
I PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
II PEKERJAAN PENGECATAN
III PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI
IV PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
V PEKERJAAN KUSEN & JENDELA
VI PEKERJAAN SANITARY
LANTAI 3
I PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
II PEKERJAAN PENGECATAN
III PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI
IV PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
V PEKERJAAN KUSEN & JENDELA
VI PEKERJAAN SANITARY
VII PEKERJAAN FASADE
LANTAI 4
I PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
II PEKERJAAN PENGECATAN
III PEKERJAAN PLAFOND
IV PEKERJAAN KUSEN & JENDELA
V PEKERJAAN SANITARY
SUB TOTAL PEKERJAAN ARSITEKTUR

C PEKERJAAN MEKANIKAL
A PEKERJAAN AIR CONDITION
B PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DALAM GEDUNG
C PEKERJAAN AIR KOTOR DAN KOTORAN
D PEKERJAAN INSTALASI STP BIO FILTER
E PEKERJAAN HYDRANT/PEMADAM KEBAKARAN
F PEKERJAAN INSTALASI SPRINKLER
G PEKERJAAN LIFT BARANG
SUB TOTAL PEKERJAAN MEKANIKAL
D PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A PEKERJAAN PERIZINAN PENYAMBUNGAN DAYA
B PEKERJAAN LISTRIK
C PENYALUR PETIR
D TELEPHONE
E PEKERJAAN FIRE ALARM
F PEKERJAAN LAN ( INSTALASI DATA)
G PEKERJAAN INSTALASI CCTV
SUB TOTAL PEKERJAAN ELEKTRIKAL

JUMLAH A+B+C+D
PPN10%
JUMLAH + PPN
BAB XIV. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN/RKS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

BAB I
PERSYARATAN UMUM

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) teknis ini menjelaskan syarat pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan spesifikasi khusus dalam pekerjaan maupun bahan yang digunakan. Selain itu
persyaratan tidak mengarahan kepada merk/produk tertentu, lebih diutamakan menggunakan
produksi dalam negeri. Selain itu, produk dalam negeri yang digunakan memiliki standar
kualitas atau bersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Pembangunan Pusat Layanan BMN Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai yang berlokasi di Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Bea Dan Cukai, Jl. Jenderal A. Yani Jakarta.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar
Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan
selama pelaksanaan.
d. Pekerjaan Pembangunan Pusat Layanan BMN Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan
Cukai yang berlokasi di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai, Jl. Jenderal A.
Yani Jakarta tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar.
e. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efesien dengan urutan yang teratur,
termasuk semua alat-alat bantu yang dipergunakan seperti andang, alat-alat
pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang dipergunakan oleh
rekanan.
f. Kuantitas dan kwalitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam
uraian dan syarat-syarat, kecuali yang tersebut diatas apa yang tertera dalam uraian
dan syarat- syarat atau gambar dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak,
merubah atau mempengaruhi penetrapan atau interprestasi dari apa yang tercantum
dalam syarat-syarat ini.
g. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian
dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak
ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
Pemberi Tugas.
h. Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan mungkin sewaktu-waktu diberikan
kepada Penyedia Jasa Konstruksi. Tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini dan
harga-harga yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun ada ketidak
sesuaian antara harga-harga itu dengan apa yang tercantum perkiraan manapun.
i. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan dari persiapan
sampai dengan pembersihan halaman, dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan
seperti yang ditentukan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

2. JENIS DAN MUTU BAHAN

Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi Indonesia,
Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
PUPB NI-3/56 : Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
SII : Standar Industri Indonesia.
PBI 1971 N.I.-2 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
SNI 03 – 2847 – 2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
SNI 1727 - 2013 : Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan-
struktur lain

Serta :
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
 Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan Tenaga Kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan
bahaya kebakaran.
 Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas, maka
berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan, yang akan desebutkan da-
lam setiap item pekerjaan terkait.
 Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
 Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS,
BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).
 Shop Drawing yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan sudah disetujui / disahkan
oleh Pemberi Tugas dan Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan

3. SYARAT UMUM
1. Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia Jasa Konstruksi harus tunduk kepada :
 Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
 Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
 Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Kepu-
tusan Presiden RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Ba-
rang/Jasa Pemerintah.
 Keputusan Presiden RI No. 70 Tahun 2005 tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan
Presiden RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Ba-
rang/Jasa Pemerintah.
 Keputusan Presiden RI No. 80 Tahun 2003 tanggal 3 Nopember 2003 tentang Pe-
doman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
 Peraturan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 43/PRT/M/2007 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 45/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan


Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
 Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tin-
dakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 1726-2002

2. Selain mengenai Tata Peraturan yang berlaku, Penyedia Jasa Konstruksi harus mem-
perhatikan tata administratif yang harus dilaksanakan di lapangan. Untuk menjamin mu-
tu dan kelancaran pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan :
a. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksa-
naan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban
menurut kontrak.
b. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan
proyek.
c. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan
proyek.
d. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari peker-
jaan.
e. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
• 1 (satu) kamera.
• 1 (satu) alat ukur schuifmat.
• 2 (dua) alat ukur optik ( theodolit & waterpass).
• 1 (satu) unit komputer dan printer.
• 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
• 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
• Helm Pengaman Proyek sesuai kebutuhan lapangan

3. Pelaporan Kegiatan di lapangan berupa Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan


a. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik bersifat
teknis maupun administratif.
b. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Penyedia Jasa Konstruksi harus mem-
berikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
c. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Penyedia Jasa Kon-
sultansi Pengawasan dari Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan.
d. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen/Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring
e. Laporan Kegiatan harus dilampiri foto-foto yang menggambarkan prestasi 0% s/d
100% sesuai penagihan angsuran pembayaran sebagaimana tercantum dalam kon-
trak Penyedia Jasa Konstruksi.

4. Daftar Bahan dan Contoh.


a. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Penyedia Jasa Konstruksi
menerima pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh
Penyedia Jasa konsultansi pengawasan dan Penyedia Jasa konsultansi perencanaan.
Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang di dalamnya
tercantum nama-nama dan alamat manufacturer katalog dan keterangan-keterangan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

lain yang dianggap perlu oleh Penyedia Jasa konsultansi pengawasan Dan Penyedia
Jasa konsultansi perencanaan. Persetujuan oleh Penyedia Jasa konsultansi
pengawasan dan Penyedia Jasa konsultansi perencanaan akan diberikan atas dasar
di atas.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan
dipasang kepada Penyedia Jasa konsultansi pengawasan dan Penyedia Jasa
konsultansi perencanaan. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Penyedia Jasa
Konstruksi.
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi
teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-
orang yang ahli.
d. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran /
kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-
raguan Penyedia Jasa Konstruksi harus segera menghubungi Penyedia Jasa kon-
sultansi pengawasan dan Penyedia Jasa konsultansi perencanaan untuk ber-
konsultasi.
e. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Penyedia Jasa konsultansi pengawasan dan Penyedia Jasa
konsultansi perencanaan, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi, untuk itu pemilihan equipment dan mate-
rial harus mendapatkan persetujuan dari Penyedia Jasa konsultansi pengawasan dan
Penyedia Jasa konsultansi perencanaan.
f. Apabila ternyata kapasitas dari komponen, material atau peralatan, yang disyaratkan
dalam RKS ini sudah tidak ada dipasaran, maka Penyedia jasa Konstruksi boleh
mengajukan material alternatif, dengan spesifikasi yang sama dari yang diminta
dengan syarat :
 Mengajukan persetujuan kepada Pemberi Tugas.
 Tidak menyebabkan system menjadi lebih sulit.
 Tidak menyebabkan penambahan bahan.
 Tidak menyebabkan penambahan ruang.
 Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
 Tidak menurunkan kualitas pekerjaan.

5. Commisioning dan Testing.


a. Penyedia Jasa Konstruksi pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah
seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi
persyaratan-persyaratan yang berlaku.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan semua pengetesan seperti yang diper-
syaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem yang di-
saksikan oleh Penyedia Jasa konsultansi pengawasan dan Penyedia Jasa konsultansi
perencanaan. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan
tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing ter-
sebut merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi. Hal ini termasuk pula
peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjur-
kan oleh pabrik yang juga harus disediakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.

6. Peralatan yang disebut dengan merk dan penggantinya.


a. Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan
dipersyaratkan dengan nama dalam persyaratan ini, maka Penyedia Jasa Konstruksi
wajib menyediakan sesuai dengan peralatan/merk tersebut di atas.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

b. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan - ketentuan dari


Penyedia Jasa konsultansi pengawasan dan Penyedia Jasa konsultansi perencanaan.

7. Perlindungan Pemilik.
a. Atas penggunaan material, sistem dan lain-lain oleh Penyedia Jasa Konstruksi, pem-
ilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

8. Pengujian dan Penerimaan.


a. Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Penye-
dia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari
peralatan-peralatan yang terpasang dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi
fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit
lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan
berita acara test lapangan yang disetujui Penyedia Jasa konsultansi pengawasan dan
Penyedia Jasa konsultansi perencanaan.

9. Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan.


a. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung dari
penyerahan kedua.
b. Selama masa garansi, Penyedia Jasa Konstruksi pekerjaan instalasi ini diwajibkan un-
tuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan dari instalasi yang dipasangnya tanpa
ada biaya tambahan.
c. Selama masa garansi tersebut, Penyedia Jasa Konstruksi pekerjaan instalasi ini masih
harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap
saat.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-
bukti hasil pemeriksaan atas instalasi dengan pernyataan, baik yang ditandatangani
bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Penyedia Jasa
konsultansi pengawasan dan Penyedia Jasa konsultansi perencanaan serta dilampir-
kan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh badan instansi yang berwenang.
e. Jika pada masa garansi tersebut, Penyedia Jasa Konstruksi pekerjaan instalasi tidak
melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian,
kekurangan selama masa garansi, maka Penyedia Jasa Konsultasi Prencanaan dan
MK berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan / kekurangan tersebut pada pihak lain
atas biaya dari Penyedia Jasa Konstruksi yang melaksanakan pekerjaan instalasi ter-
sebut.
f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Penyedia Jasa Konstruksi harus men-
gadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 3 (tiga)
orang calon operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas (cus-
tomer).
g. Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set
operating maintenance and repair manual books sehingga para petugas/operator
dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.
h. Material/peralatan utama atau beberapa peralatan assesoris tertentu yang akan
dipasang harus disertai dengan :
1. Certificate of origin dari pabrik pembuat.
2. Quality control certificate dari pabrik pembuat.
3. Type test certificate dari pabrik pembuat yang disaksikan oleh Pemberi Tugas.
i. Apabila diperlukan Pemberi Tugas akan mengadakan test sampling materi-
al/peralatan kepada laboratorium yang “independent”.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

1. Umum
a. RKS ini dilampiri :
1. Gambar kerja arsitektur/Struktur
2. Gambar kerja elektrical
3. Gambar Pelengkap dan Detail Khusus
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia Jasa Konstruksi harus mempelajari
dengan seksama Gambar. Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah memperhitungkan
segala kondisi di lapangan yang meliputi bangunan existing, kontur, saluran
drainase, pipa-pipa, instalasi existing lainnya, tiang listrik dan penangkal petir yang
ada disekitar lokasi pekerjaan.
c. Ukuran, pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Perencanaan dan
Gambar Kerja atau pelaksanaan meliputi :
• As – as
• Luar – luar
• Dalam – dalam
• Luar - dalam.
d. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centimeter (cm)
untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter (mm) untuk pekerjaan
Baja dan Mekanikal/Elektrikal.
e. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah ukuran
jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).
f. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaporkan
secara tertulis kepada Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan yang selanjutnya akan
memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
g. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Penyedia Jasa
Konsultasi Pengawasan.
h. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan dan disahkan secara tertulis.
Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran- ukuran
yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan
Pengawas/Pejabat Pembuat Komitmen, dan segala akibat yang terjadi adalah
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi baik dari segi biaya maupun waktu.

2. Perbedaan Gambar
a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).
b. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaporkannya kepada Penyedia Jasa Konsultasi
Pengawasan yang akan memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Penyedia Jasa
Konsultasi Prencanaan.
c. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaan satu bagi-
an pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal
terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun
ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Penyedia Jasa
Konstruksi diwajibkan melaporkan kepada Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan
secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan Penyedia Jasa Kon-
sultasi Pengawasan / Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa Konsultasi
Prencanaan, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegan-
gan.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

d. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia Jasa Kon-
struksi untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

3. Shop Drawing
a. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
oleh Penyedia Jasa Konstruksi berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang be-
lum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta
oleh Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan.
c. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kon-
trak maupun di dalam Buku ini.
d. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Penyedia Jasa Konsultasi
Pengawasan/Pejabat Pembuat Komitmen.
e. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan diajukan kepa-
da Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan untuk diminta persetujuannya harus
sesuain dengan format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir
yang dapat direproduksi.

4. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan Dan Pembuatan “As Built


Drawing“.
a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
b. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Penyedia Jasa Konstruksi
berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan
sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan/dibangun oleh Penyedia Jasa
Konstruksi (As Built Drawing).
c. Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan
Penyedia Jasa Konstruksi.
d. Gambar-gambar pelaksana (shop drawing) adalah gambar – gambar, diagram,
ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan Penyedia Jasa Konstruksi atau Sub
Penyedia Jasa Konstruksi,

5. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


1. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Penyedia Jasa Konstruksi terdiri atas :
 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Addenda yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan selama
masa pelaksanaan

2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen
kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara
RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya,
Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

3. Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gam-
bar detail yang diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka
yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan lebih dahulu.
c. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila
hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusa-
kan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Penyedia Jasa Konsultasi
Pengawasan.
d. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap se-
dang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan peker-
jaan.
f. Bila akibat kekurang-telitian Penyedia Jasa Konstruksi Pelaksana dalam melakukan
pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur
bangunan, maka Penyedia Jasa Konstruksi Pelaksana harus melaksanakan pem-
bongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbai-
ki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Penyedia Jasa Kon-
sultasi Pengawasan tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

6. JADWAL PELAKSANAAN
1. Rencana Jadwal Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-
curve bahan dan tenaga Penyedia Jasa Konstruksi Pelaksana berkewajiban menyusun
dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik
prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan
penawaran.
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan, paling lambat dalam waktu 8 (delapan)
hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Penyedia Jasa
Konstruksi. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan
disahkan oleh Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek
3. Bila selama 8 (delapan) setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa
Konstruksi Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka
Penyedia Jasa Konstruksi Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan
sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan
pekerjaan.
4. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Penyedia Jasa Konstruksi
Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana
pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual
pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan.
5. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua)
kepada Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan untuk diberikan kepada Pemilik Proyek
dan Penyedia Jasa konsultansi perencanaan 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus
ditempel pada dinding bangsal Penyedia Jasa Konstruksi di lapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuan / prestasi kerja

7. PEKERJAAN TIDAK BAIK


1. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Penyedia Jasa Konstruksi
membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah


maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan untuk
disempurnakan sesuai kontrak.
2. Biaya penyempurnaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang-barang apa saja yang tidak
sesuai dengan kontrak.
4. Pemberi tugas boleh (tetapi tidak dengan secara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan

8. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)


1. Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban melaksanakan pekerjaan yang diterima menurut
gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-
persyaratan teknis untuk menghasilkan pekerjaan yang baik.
2. Penyedia Jasa Konstruksi selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya
mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-
bahan yang tepat, walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam
gambar dan bestek.
3. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
secara tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen. Selanjutnya perhitungan
penambahan/pengurangan pekerjaan, dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh
kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan
4. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin Pejabat Pembuat Komitmen
secara tertulis adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi
sepenuhnya

9. KUASA PENYEDIA JASA KONSTRUKSI DI LAPANGAN


1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan.
Penyedia Jasa Konstruksi/rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan
menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya serta bertanggung jawab terhadap
semua alat-alat konstruksi, tata cara teknik. Urutan dan prosedur serta untuk
mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan sesuai kontrak.
2. Pegawai Penyedia jasa yang melaksanakan.
 Sebagai pemimpin sehari-hari pada pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi
harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksana yang ahli, sesuai dengan
bidang keahliannya seta cakap yang diberi kuasa penuh dan harus selalu berada
ditempat pekerjaan serta mempunyai NKTT.
 Sebagai penanggung jawab dilapangan pekerjaan pelaksana/site manager harus
mempelajari dan mendalami semuai isi gambar, bestek dan Berita Acara
Penjelasan/Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan baik konstruksi
maupun kwalitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
 Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan bangunan hanya dapat
dilaksanakan apa bila ada izin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen/ Kuasa
Pengguna Anggaran berdasarkan Rapat Pejabat Pembuat Komitmen, menyimpang
dari hal tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi untuk
melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
 Pejabat Pembuat Komitmen berhak menolak penunjukan seorang pelaksana/site
manager dari Penyedia Jasa Konstruksi berdasarkan pendidikan, pengalaman, tingka
laku dan kecakapannya. Dalam hal ini Penyedia Jasa Konstruksi harus segera
menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

10. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)


1. Apapun kebangsaan Penyedia Jasa Konstruksi, sub Penyedia Jasa Konstruksi,
leveransier atau penengah (arbitator) dan dimanapun mereka bertempat
tinggal/menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau bagian pekerjaan berada,
Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-undang yang dilindungi kontrak ini.
2. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar jalannya pelaksanaan
pekerjaan dan menjaga kemungkinan diperlukannya apabila terjadi hal-hal mendesak
rekanan Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan
jelas dengan nomor telepon rumah kepada Kuasa Pengguna Anggaran /Pejabat
Pembuat Komitmen.
3. Alamat Penyedia Jasa Konstruksi dan pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama
pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, Penyedia Jasa Konstruksi dan pelaksana wajib
memberitahukan secar tertulis

11. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


Penyedia Jasa Konstruksi wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang
milik Proyek, Pejabat Pembuat Komitmen/Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan/Tim
Pengelola Teknis Kegiatan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.
1. Keamanan dan Kesejahteraan.
Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
mengadakan segala keperluan untuk keamanan dan kesejahteraan para pekerja dan
tamu, seperti pertolongan pertama pada kecelakaan, sanitasi, air minum, dan fasilitas-
fasilitas kesejahteraan, juga diwajibkan memenuhi segala peraturan, tata tertib,
ordonansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.
2. Terhadap Wilayah Orang lain
Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar lokasi
pekerjaan dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain.
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan memberikan seragam bagi para pekerjanya dan
selalu dipakai pada jam kerja.
3. Terhadap Milik Umum.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan hak
pemakaian jalan bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama pekerjaan
berlangsung. Penyedia Jasa Konstruksi juga bertanggung jawab atas gangguan dan
pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik
dan sebagainya yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi,
maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
4. Terhadap Bangunan yang ada.
masa pelaksanaan kontrak, Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada disekitarnya, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya di lokasi dan kerusakan-kerusakan sejenis yang
disebabkan karena pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi dalam arti kata
yang luas. Itu semua diperbaiki (Penyedia Jasa Konstruksi) hingga dapat diterima
Pemberi Tugas.
5. Keamanan terhadap Pekerjaan.
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan
termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak
selesai dan diterima baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Penyedia Jasa Konstruksi
harus menjaga perlengkapan dan bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan,
kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang
dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa, atau menimba seperti yang
dikehendaki atau diinstruksikan Pejabat Pembuat Komitmen.
6. Keselamatan terhadap Pekerjaan.
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas keselamatan seluruh pekerja
termasuk Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan dan Pejabat Pembuat Komitmen pada
saat didalam lingkungan Proyek selama masa pelaksanaan berlangsung. Sepatu dan
Helm Safety menjadi perlengkapan standart yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi bagi pengunjung yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan kegiatan.
7. Penyedia Jasa Konstruksi harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki lapangan pekerjaan

12. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH


1. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan.
 Penyedia Jasa Konstruksi harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup
bersih di tempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
 Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila hal
ini meragukan Pejabat Pembuat Komitmen, harus diperiksa pada laboratorium atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
 Penyedia Jasa Konstruksi/Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat bak
penampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi penuh dengan kapasitas
minimum 3,5 m3 perhari
2. K e c e l a k a a n.
Penyedia Jasa Konstruksi harus memperhatikan keselamatan kerja seluruh pekerja serta
kelengkapan peralatan kerja yang memadai. Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga
kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut pada waktu pelaksanaan, Penyedia Jasa
Konstruksi harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi dan harus segera melaporkan kepada Jawatan Perburuhan dan Pejabat
Pembuat Komitmen.
3. Penyedia Jasa Konstruksi/Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan Tim K3
(Keamanan dan Keselamatan Kerja secara aktif dan senantiasa hadir di lokasi pekerjaan
selama jam kerja dan lembur.
4. Dilokasi pekerjaan harus disediakan peti obat-obatan untuk pertolongan pertama yang
selalu tersedia dalam setiap saat dan berada di tempat Pejabat Pembuat Komitmen
keet/bouwkeet.
5. Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa Konstruksi/Penyedia Jasa
Konstruksi dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa
pembangunan. Penggunaan Genset untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara apabila sambungan sementara PLN tidak
memungkinkan dan harus atas petunjuk Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan

13. IKLAN, PAPAN NAMA PROYEK DAN FOTO


1. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun dalam
batas-batas lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa ijin Pejabat
Pembuat Komitmen.
2. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang papan nama proyek di lokasi pekerjaan
ukuran 0,80 x 1,20 m dan materi papan nama proyek dibuat dari bahan triplek di cat
warna dasar putih tulisan hitam, atau dari cetak digital dengan bahan vinyl yang tahan
terhadap cuaca selama jangka waktu pekerjaan pelaksanaan selambat-lambatnya 2
minggu setelah tanggal SPK

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

3. Foto-foto yang menggambarkan prestasi 0% s/d 100% sesuai kegiatan pelaksanaan di


print pada kertas A4 dan harus dipasang dalam Kantor Penyedia Jasa Konstruksi di
lapangan (Pejabat Pembuat Komitmen Keet) untuk memudahkan Pejabat Pembuat
Komitmen/Kuasa Pengguna Anggaran memantau dan memonitoring setiap tahapan
kegiatan.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PERSIAPAN DI LAPANGAN
1. Situasi/Lokasi
a. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Penyedia Jasa Konstruksi sebagaimana
keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Penyedia Jasa Konstruksi hendaknya
mengadakan penelitian dengan seksama mengenai kondisi lapangan.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

2. Daya Listrik
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya
sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta
keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini.

3. Kantor Penyedia Jasa Konstruksi, Los Dan Halaman Kerja, Gudang Dan Fasilitas
Lain
Penyedia Jasa Konstruksi harus membangun kantor dan perlengkapannya, los
kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Penyedia Jasa Konstruksi
harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi
dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan
rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Penyedia Jasa Konstruksi dapat
menggunakan kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah
ada.

4. Kantor Pengawas (Pejabat Pembuat Komitmen Keet)


Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan untuk Pejabat Pembuat Komitmen di
tempat pekerjaan ruang kantor sementara beserta seperangkat furniture termasuk
kursi-kursi, meja dan lemari.
Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan
kantor tersebut beserta peralatannya.
Dengan seijin Pemimpin Pelaksana Kegiatan, Penyedia Jasa Konstruksi dapat
menggunakan Pejabat Pembuat Komitmen Keet yang sudah ada dengan diadakan
penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.

5. Pagar Sementara
Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang pagar sementara yang sifatnya
melindungi dan menutupi lokasi yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas
sebagai berikut :
a. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa
untuk lancarnya pekerjaan.
b. Pada tahap selanjutnya Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan/
memasang pengaman secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk
mencegah jatuhnya bahan-bahan bangunan dari atas yang membahayakan
baik pekerja maupun aktivitas lain disekitar bangunan.
Penyedia Jasa Konstruksi bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada
dengan melakukan perbaikan-perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

6. Pembersihan Halaman
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan
harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan
kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan
bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus
diangkut keluar dari halaman proyek.

7. Permukaan Atas Lantai (Peil)


a. Peil  0,00 Bangunan diambil +1.30 dari peil eksisting jalan.
b. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, langit-langit, dan lain-
lain harus mengambil patokan dari peil  0,00 tersebut.

2. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari sisa bongkaran bangunan lama.
Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta ijin dari Penyedia Jasa Konsultasi
Pengawasan untuk membuang sisa bongkaran keluar dari lokasi pekerjaan.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
3. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus dikeluarkan
dari tapak proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun diluar pagar proyek
meskipun untuk sementara.
4. Semua sisa-sisa bongkaran bangunan lama, seperti pondasi, jaringan listrik/pipa-
pipa dan lain-lain yang masih ada apabila menurut penilaian Penyedia Jasa
Konsultasi Pengawasan jika dibiarkan ditempat akan mengganggu pekerjaan tapak,
seperti pekerjaan tata hijau landscaping, pembuatan jalan, penanaman rumput dan
lain-lain, maka harus dibongkar dan dikeluarkan dari tapak. Semua biaya
pembongkaran sisa-sisa tersebut di atas adalah atas tanggungan Penyedia Jasa
Konstruksi dan pelaksanaanya setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi
Tugas.

3. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI


1. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dan bangunan yang ada
dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan
untuk dimintakan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolith yang ketepatanya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan theodolith/waterpass beserta petugas
yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Penyedia Jasa Konsultasi
Pengawasan selama pelaksanaan proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Penyedia Jasa
Konsultasi Pengawasan
6. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggung jawab Penyedia
Jasa Konstruksi.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

4. TUGU PATOKAN DASAR (BENCH MARK)


1. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang Tugu Patokan dasar/Bench Mark (BM),
letak dan Jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Penyedia Jasa konsultansi
perencanaan.
2. Sebagai titik acuan pengukuran adalah Patok/Tugu Beton yang telah dipasang oleh
Penyedia Jasa Konsultasi Prencanaan di lapangan.
3. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20x20,
tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1m dengan bagian yang menonjol diatas
muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran. Selanjutnya dan
sekurang-kurangnya setinggi 40cm di atas tanah. Tugu patokan dasar harus
dilengkapi dengan titik ukur dari bahan logam dan diangkurkan ke beton.
4. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolith yang ketepatanya dapat dipertanggungjawabkan.
5. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan theodolith/waterpass beserta petugas
yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pengawas selama pelaksanaan
proyek.
6. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Pengawas
7. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggung jawab kontaraktor.
8. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan
dijaga keutuhanya sampai ada instruksi tertulis dari pengawas untuk
membongkarnya.
9. Pada setiap Tugu Patok Dasar harus tertera dengan jelas kode koordinat dan
ketinggian (elevasi)nya.

5. PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)


1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Kruing 5/7, tertancap
ditanah sehingga tidak bisa digerak-gerakan atau diubah-ubah, berjarak max 2m
satu sama lain.
2. Papan patok ukur dibuat dari kayu Kruing, dengan ukuran tebal 3cm, lebar 20cm,
lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan yang lainya, kecuali
dikehendaki lain oleh Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan.
4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar.
5. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Penyedia Jasa Konstruksi
harus melaporkan kepada Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan.
6. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Penyedia Jasa
Konstruksi.

6. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN


Selama pembangunan berlangsung. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan
tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang-kurangnya minimal 2 (dua) tabung, masing-masing tabung
berkapasitas 15kg.

7. DRAINASE TAPAK
1. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak,
Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada.
2. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada ditapak atau
kesaluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembuangan.
3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Penyedia Jasa
Konsultasi Pengawasan.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

8. PAGAR KEAMANAN PROYEK


1. Sebelum Penyedia Jasa Konstruksi mulai melaksanakan pekerjaanya, maka terlebih
dahulu harus memberi pagar pengaman pada sekeliling lokasi yang akan dilakukan
pekerjaan.
2. Pembuatan pagar pengaman dibuat disekitar lokasi pekerjaan, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat
penimbunan bahan-bahan dan tidak mengganggu operasional kegiatan sekitarnya.
3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai.
4. Syarat pagar pengaman :
a. Pagar seng gelombang BJLS 20 dicat, tinggi 180cm.
b. Tiang kayu ukuran 5/7, jarak pemasangan minimal 180 cm, bagian yang masuk
pondasi minimum 40cm.
c. Rangka kayu ukuran 5cm x 7cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut tinggi
pagar.
d. Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30cm, dalam 50cm
dari permukaan tanah setempat. Beton dengan adukan 1Pc:3Ps:5Kr
e. Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.

9. KANTOR PENYEDIA JASA KONSTRUKSI DAN LOS KERJA


1. Ukuran luas kantor Penyedia Jasa Konstruksi los kerja, serta tempat simpan bahan,
disesuaikan dengan kebutuhan Penyedia Jasa Konstruksi, dengan tidak
mengabaikan keamanan dan kebersihan, serta dilengkapi dengan pemadam
kebakaran.
2. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil, harus dibuatkan
kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat sehingga masing-
masing tidak tercampur.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

BAB III
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN TANAH

1. PENGUKURAN/ UITZET
1. Garis sepadan bangunan dan patok resmi kota ditentukan dengan kerjasama
dengan pejabat yang berwenang, pada awal pengukuran.
2. Datum utama dan sekunder.
a. Sebagai level referensi, patok yang ada di lapangan digunakan sebagai referensi.
Patok permanen dibuat dari beton, dan diikat serta ditandai dengan teliti, dan
dijaga sampai akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Titik referensi ini
merupakan referensi semua pengukuran level bangunan dan site.
b. Pengukuran titik dan level lainnya dikerjakan secara teliti menggunakan alat
water-level dan theodolite yang telah dikalibrasi.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahu kepada Pengawas secara tertulis
setiap ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi site dan jika menemui
keraguan atas patok referensi.
d. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung-jawab atas semua hasil pengukuran.
Pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas resmi tidak melepaskan tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi.

3. Papan Referensi Elevasi


a. Papan referensi bangunan dibuat dari kayu dengan cukup kestabilan dan fix
pada posisinya.
b. Tanda referensi bangunan dibuat dari kayu dan sedikitnya mempunyai lebar 150
mm dan tebal 20 mm.
c. Referensi elevasi bangunan sama dengan datum utama, kecuali ditentukan lain.
d. Setelah selesai pemasangan referensi bangunan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
melaporkan kepada Pengawas untuk inspeksi dan persetujuan.
e. Semua tanda yang menunjukkan as dan elevasi harus dibuat dari cat terang dan
tahan cuaca, menggunakan simbol standard yang disetujui Pengawas.

4. Pengukuran Siku
a. Pengukuran siku harus menggunakan alat optik. Pengukuran dengan
menggunakan tali berdasarkan prinsip segitiga phytagoras tidak diijinkan.
b. Prosedur dan metode pengukuran harus disetujui oleh Pengawas.

5. Pengukuran Site
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus memulai pekerjaan berpedoman pada as utama
dan as referensi seperti yang terlihat pada rencana tapak dan bertanggung
jawab penuh atas hasil pengukuran.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan material, alat dan tenaga kerja,
termasuk juru ukur yang berpengalaman, dan setiap saat diperlukan harus siap
mengadakan pengukuran ulang.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab untuk melindungi dan
memelihara patok utama selama pekerjaan pembangunan. Penyedia Jasa
Konstruksi bertanggung jawab untuk memelihara patok sekunder dilapangan
dengan jumlah dan posisi sesuai pengarahan Pengawas.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

2. PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi foot plat, sloof, pembentukan
muka tanah, saluran-saluran air dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar
kerja. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam
gambar baik kedalaman, kemiringan maupun panjang dan lebarnya.
b. Lubang pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam
keadaan kering (bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang
siap pakai dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.

2. Urugan Pasir
a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam
b. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapat
persetujuan tertulis dari Penyedia jasa konsultansi pengawasan.
c. Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah pile cap dan sloof.
d. Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka dibawah lantai kerja harus
diberi lapisan pasir urug tebal 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan agar
dapat menerima beban yang bekerja
e. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air.
Ukuran dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah
ukuran jadi (sesudah dalam keadaan padat).

3. Urugan Tanah kembali


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah
bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa bongkaran dan
bahan lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
b. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk, sisa
bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah
urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar
yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah
disetujui Penyedia Jasa Konsultansi Pengawas
c. Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Memiliki koifisien permeabilitas dari 10-7 cm/ detik
2. Mengandung minimal 20 % partikel lanau dan lempung dan bebas tanah
organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung
kurang dari 10 % partikel gravel.
3. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 % bahan yang mempunyai PI
lebih dari 10 % akan sulit dipadatkan.
4. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
5. Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.
d. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan
pondasi. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan tidak
lebih dari 20 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.
e. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi, instalasi/pipa-
pipa dan lain-lain yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

4. Urugan Sirtu
a. Bahan yang digunakan sebagai urugan Sirtu Padat adalah yang telah dipilih yang
bebas dari lumpur dan tidak berair.
b. Agregat pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir
agregat halus harus bersifat kekal
c. Agregat pasir tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat yang reaktif alkali
d. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak
e. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering)
f. Pelaksanaan urugan sirtu dapat dilakukan lapis demi lapis, mencapai tebal yang
disyaratkan di gambar setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan
dipadatkan dengan alat pemadat
g. pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan
optimum
h. pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat diperoleh
hasil kepadatan yang baik dan diperiksa oleh Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

BAB IV
PEKERJAAN STRUKTUR

LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan Utama Struktur yang dimaksud dalam lingkup pekerjaan ini meliputi :
1. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG
2. PEKERJAAN BETON STRUKTUR
3. PEKERJAAN BAJA TULANGAN
4. PEKERJAAN CETAKAN ( BEGISTING )
5. PEKERJAAN PENGECORAN
6. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
7. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP
8. PEKERJAAN PENUTUP ATAP.

1. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting out (penentuan titik posisi tiang dilapangan sesuai
dengan gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi alat, pengadaan dan pemancangan
tiang pancang beton bertulang termasuk percobaan pengetesan pada tiang, penggalian
setempat dan pemotongan kepala tiang. Panjang tiang yang dicantuPenyedia jasa kon-
sultansi pengawasan pada gambar adalah sebagai petunjuk untuk Penyedia jasa Kon-
struksi, tetapi Penyedia jasa Konstruksi harus memutuskan panjang tiang yang sebenarnya
yang diperlukan untuk mencapai persyaratan pemancangan. Laporan penyelidikan tanah
dan percobaan pemancangan tiang pendahuluan akan diberikan pada Penyedia jasa Kon-
struksi Pekerjaan Pondasi.

I. PERSYARATAN UMUM
1. Penyedia jasa Konstruksi bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang
berkepentingan untuk pekerjaan ini seperti jalan-jalan di proyek, tempat
penumpukan tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap fasilitas-
fasilitas yang telah ada seperti pipa air, kabel telepon, kabel listrik, pipa gas, salu-
ran-saluran umum dan fasilitasfasilitas lainnya baik yang berada di lokasi proyek
maupun di lokasi yang bersebelahan dengan proyek.

2. Pekerjaan yang termasuk Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari
hal-hal berikut :
a. Penyediaan tiang pondasi dari beton precast
b. Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja
c. Pemancangan tiang pondasi
d. Percobaan test pembebanan tiang ( PDA Test) dan bila diperlukan dilakukan
juga Test Integritas tiang Pancang atau PIT (Pile Integrity Test)
e. Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan Pekerjaan
Tiang Pancang ini seperti yang diminta oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Pemotongan kelebihan panjang dari tiang

3. Jaminan Mutu Pelaksanaan Pekerjaan


Standar-standar Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan
standar-standar berikut :
a. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
b. SK SNI 03-2847-2002 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung
c. SII 0192-83 : Mutu dan Cara Uji Elektroda Las Terbungkus Baja
Karbon Rendah.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

d. ASTM A-416 : Standard Specification for Uncoated Seven Wire


Stress Relieved Steel Strand For Prestressed Con-
crete.
e. ASTM A-82 : Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire
For Concrete Reinforcement
f. ASTM D-1143.81 : Standard Test Method for Piles (Reapproved 1987)
Under Static Axial Compressive Load.
g. ASTM D-3966.90 : Standard Test Method For Piles Under Lateral
Loads.
h. ASTM D-3689.90 : Standard Test Method For Individual Piles Under
Static Axial Tensile Load.
i. Jaminan Pabrik : Produksi harus secara teratur dan terus menerus
serta pengiriman bahanbahan harus dari jenis yang
sesuai seperti disyaratkan.

4. Jaminan Pekerja
a. Pekerjaan pemancangan tiang ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja dan
pengawas yang berpengalaman dalam pemancangan tiang dari jenis yang di-
usulkan, sedemikian sehingga mampu untuk mencapai kapasitas tiang seperti
yang disyaratkan pada berbagai macam kondisi tanah yang akan dijumpai.
b. Penyedia jasa Konstruksi harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada Pe-
jabat Pembuat Komitmen untuk menunjukkan bahwa pekerja yang akan terli-
bat dalam pekerjaan ini berpengalaman untuk pekerjaan demikian.

5. Persyaratan lapangan
a. Penyedia jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk memancang tiang dengan
ukuran dan jumlah seperti disyaratkan pada posisi seperti dinyatakan pada
gambar denah lokasi tiang, seperti yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen. Penyedia jasa Konstruksi harus didukung oleh team supervisi yang
dapat dipertanggungjawabkan yang dilengkapi dengan peralatan yang me-
madai dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan dari setiap tiang sela-
ma pemancangan.
b. Tiang-tiang pondasi harus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras
atau sesuai dengan petunjuk pengawas.
c. Urutan pemancangan tiang dalam satu kelompok harus sesuai dengan petun-
juk pengawas
d. Tiang-tiang yang rusak akibat kelalaian Penyedia jasa Konstruksi atau ditolak,
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa Konstruksi dan harus dikeluarkan dari
proyek.
e. Penyerahan Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai. Penyedia
jasa Konstruksi harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Pejabat Pembuat
Komitmen :

 Data Pabrik : Data produk dari pabrik tentang tiang harus dis-
erahkan oleh Penyedia jasa Konstruksi untuk disetu-
jui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
 Gambar kerja : Penyedia jasa Konstruksi harus membuat dan me-
nyerahkan gambar kerja metoda konstruksi, jadwal
kerja, dan daftar perlengkapan kepada Pejabat Pem-
buat Komitmen untuk mendapat persetujuan.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

6. Kondisi Kerja :
a. Penyedia jasa Konstruksi harus mengambil tindakan pencegahan yang diper-
lukan untuk mencegah kerusakan dari tiang pancang pada waktu pengangku-
tan, penyimpanan dan pemancangan
b. Tiang pancang harus dirawat dan disimpan sedemikian rupa sehinga tidak
terjadi tegangan-tegangan yang melebihi rencana.
c. Tiang pancang harus ditumpuk pada tumpukan yang sesuai sehingga tidak
terjadi kerusakan pada beton atau pengotoran dari permukaan. Tumpukan
harus ditempatkan pada posisi sesuai dengan petunjuk (gambar) atau telah
disetujui oleh pengawas yang ditunjuk atau dalam posisi dimana kemung-
kinan terjadi tekanan dan deformasi sekecil mungkin
d. Pemberian tanda pada tiang pancang dicantumkan Penyedia jasa konsultansi
pengawasan dengan cat pada tiap interval/jarak 0.5 m. Panjang keseluruhan
tiang harus dicantuPenyedia jasa konsultansi pengawasan dengan cat atau
bahan lain yang disetujui. Penunjuk panjang harus diberikan pada interval se-
tiap 1.0 m.

II. PERSYARATAN BAHAN


1. Bahan-bahan tiang. Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini ha-
rus sesuai dengan persyaratan-persyaratan berikut :
a. Jenis tiang yang dipakai adalah tiang beton precast pile dengan ukuran
struktur.40 x 40, seperti ditunjukkan pada gambar-gambar.
b. Mutu beton minimum yang dipakai adalah K-500, yang harus sudah dicapai
pada waktu pemancangan.
c. Pile : Ukuran 40 x 40 cm2
Panjang Mini Pile : 10 m1
2. Peralatan Pemancangan menggunakan metode Injection System, semua peralatan
harus memiliki persyaratan dan spesifikasi yang mencukupi untuk melaksanakan
pemancangan
3. Manometer Gauge pada alat pancang harus langsung dapat memperlihatkan daya
dukung (Bearing Capacity) dari setiap tiang pancang
4. Semua Manometer gauge (MPA) untuk memonitor beban aksial aktual harus
sudah ditera ulang oleh pelaksana pekerjaan dan dibuktikan dengan sertifikasi
tera ulang dari institusi yang berkompeten
5. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia jasa Konstruksi harus mengajukan data
lengkap dari peralatan yang akan dipergunakan, jadwal pemancangan dan
prosedur kerjanya termasuk mesin pancang dan peralatan yang akan digunakan
dilapangan
6. Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah memungkinkan untuk
penempatan peralatan pemancangan, pelaksanaan pemancangan dan percobaan
beban.
7. Penyedia jasa Konstruksi harus menyediakan bahan khusus seperti bahan tamba-
han, perlengkapan las, pencegah karat dan semua bahan lain yang tidak disyarat-
kan disini. Percobaan-percobaan ataupun biaya tambah lainnya sehubungan
dengan pemakaian dari bahan-bahan tersebut diatas adalah sepenuhnya
tanggung jawa Penyedia jasa Konstruksi.

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1. Seminggu sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia jasa Konstruksi harus
mengajukan usulan mengenai urutan rencana pemancangan yang harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak akan saling mengganggu.
2. pemancangan, perlengkapan, jadwal dan tahapan/urutan harus mendapat
persetujuan dari Engineer. Persetujuan demikian tidak membebaskan Penyedia

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

jasa Konstruksi dari tanggung jawabnya untuk pemancangan tiang yang lancar
dan bermutu tinggi. Semua kerusakan, keterlambatan dan tambahan biaya yang
disebabkan karena pemilihan metode harus ditanggung oleh Penyedia jasa Kon-
struksi.
3. Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan pemancangan dari
waktu ke waktu apabila diaggap perlu.
4. Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus dan tidak
terganggu.
5. Cara pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kerusakan pada ben-
tuknya. Hamer (pemukul) harus dipilih yang sesuai untuk tipe tiang dan sifat dari
kekuatan tiang pancang tersebut.
6. Harus memancang tiap tiang pancang tepat pada kordinat yang telah ditentukan
pada dokumen pelaksanaan, setiap koordinat tiang harus mendapat persetujuan
dari pengawas yang ditunjuk sebelum mulai pemancangan.
7. Penyedia jasa Konstruksi harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai un-
tuk menjamin pemancangan tiang tepat pada lokasinya selama pemancangan.
8. Penyedia jasa Konstruksi harus mencegah pergeseran/pergerakan dari tiang yang
sudah terpancang selama tiang-tiang selanjutnya dipancang ataupun karena fasili-
tas-fasilitas lainnya.
9. Penyedia jasa Konstruksi tidak diijinkan mendongkrak, atau mencoba untuk
memindahkan atau membentuk tiang-tiang yang terpancang diluar posisi
sebenarnya baik pada waktu maupun setelah pemancangan.
10. Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang ditunjukkan da-
lam gambar struktur atau dengan final set yang disetujui.
11. Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang tepat; pada garis
yang benar baik secara lateral maupun longitudinal seperti ditunjukkan dalam
gambar.
12. Toleransi yang diijinkan tidak boleh melebihi yang dipersyaratkan dan tiang-tiang
harus diarahkan selama pemancangan dan bila perlu harus dibantu/ diganjal un-
tuk dapat menjaga posisi yang benar. Apabila ada tiang yang berubah bentuk
atau bengkok, maka tidak boleh dipaksa untuk meluruskannya kembali kecuali
dengan persetujuan tertulis dari pengawas yang ditunjuk.
13. Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat. Apabila suatu tiang rusak pada waktu
pemancangan, percobaan atau oleh sebab lain atau salah letak atau gagal karena
kelalaian Penyedia jasa Konstruksi, Penyedia jasa Konstruksi diwajibkan untuk
mengadakan penambahan tiang pada posisi yang ditentukan oleh Pejabat Pembu-
at Komitmen lapangan sedemikian sehingga akhirnya dihasilkan daya dukung
yang disyaratkan.
14. Pendataan Pemancangan Tiang Penyedia jasa Konstruksi harus mengambil data
dari setiap tiang yang dipancang dan dilengkapi dengan paraf pengawas yang di-
tunjuk pada masing-masing data, setiap hari. Pemancangan, set dan rebound dari
setiap tiang harus mengikuti persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Data pem-
ancangan setiap tiang harus diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk dan
tembusannya harus disimpan oleh Penyedia jasa Konstruksi. Data laporan harus
meliputi hal-hal berikut :
 Nama Proyek
 Nomor tiang
 Tanggal pemancangan
 Cuaca
 Tekanan yang terbaca pada manometer gauge pada pukulan terakhir (last
ten blow)
 Dalamnya pemancangan dari level tanah
 Level tanah

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

 panjang tiang
 Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya (kalau ada sambungan)
 Waktu/saat mulai dan waktu selesai pemancangan
 Semua informasi lain seperti yang disyaratkan Engineer.
 Metoda pengukuran set harus disetujui oleh Engineer.
 Record di atas harus menunjukkan satu seri pengukuran set selama seluruh
proses pemancangan. Apabila pemancangan suatu tiang dimulai, maka harus
dilakukan sampai selesai dan mencapai set yang disyaratkan (kecuali waktu
penyambungan).

15. Setelah pemancangan selesai dilaksanakan, Penyedia jasa Konstruksi wajib untuk
memotong kelebihan panjang tiang pancang sedemikian sehingga panjang stek
tulangan setelah pemotongan kepala tiang minimum 40 diameter tulangan tiang
pancang terbesar, sebagai pengikat ke poor (pile cap). Setelah pemancangan
selesai, Penyedia jasa Konstruksi harus segera melanjutkan dengan memeriksa
level dan mencatat posisi-posisi tiang secara detail dan akurat serta membanding-
kannya dengan posisi yang dicantuPenyedia jasa konsultansi pengawasan pada
gambar denah tiang. Penyedia jasa Konstruksi harus menyediakan surveyor di
lapangan untuk pekerjaan tersebut. Stek tulangan tiang setelah permotongan
kepala tiang (panjang minimum 40 diameter) harus dalam keadaan bersih, lurus
dan baik. Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat kawat. Ba-
tas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan petunjuk/gambar.
16. Laporan dan pemeriksaan pekerjaan pondasi tiang. Pada waktu selesainya peker-
jaan pondasi tiang, sebuah laporan yang tepat harus segera dibuat dan dis-
erahkan dalam rangkap 3 (tiga) kepada pengawas yang ditunjuk. Hal-hal berikut
harus termasuk juga di dalam laporan :
 Ringkasan pekerjaan (sketsa, metoda, tanggal waktu mengerjakan dan lain-
lainnya)
 Laporan tentang pukulan (blows)
 Laporan harian pekerjaan untuk pemancangan :
o Waktu yang disyaratkan untuk pemancangan
o kedalaman pemancangan
o Nilai pemancangan akhir
o Nilai rebound (ketika pelaksanaan pemancangan menggunakan drop
hammer)
o Daya dukung akhir yang diijinkan
 Laporan hasil monitoring dari manometer gauge
 Denah ( lay out ) tiang dan toleransinya.

IV. PENGUJIAN PONDASI TIANG PANCANG (PDA TEST)


1. Umum :
a. Pengujian Pondasi Tiang Pancang dengan metode Pile Dynamic Analisys
(PDA) test harus dilaksanakan apabila Penyedia jasa Konstruksi melaksanakan
pemancangan menggunakan drop hammer. Semua biaya pengadaan alat dan
pengujian menjadi tanggung jawab sepenuhnya pihak penyedia jasa
konstruksi.
b. Pelaksanaan pengujian tiang pondasi dilakukan setelah tiang yang dipilih te-
lah dipancang selama 14 hari untuk memberikan kesempatan tanah mencapai
pemulihan dari kondisi pemancangan.Pekerjaan tiang disekitar lokasi pen-
gujian harus dihentikan selama proses pengujian.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

c. Penyedia jasa Konstruksi wajib menyediakan semua pekerja dan materi-


al/peralatan yang diperlukan untuk persiapan, pelaksanaan, dan pengukuran
hasil pengujian.
d. Selama proses dan operasional pengujian pondasi tiang pancang , Penyedia
jasa Konstruksi wajib menyediakan dan menempatkan tenaga kerja yang ahli
untuk mengoperasikan, mengamati dan mencatat pengujian.
e. Pengujian pondasi tiang harus dilakukan pada tiang-tiang pondasi yang
ditentukan dan dipilih oleh Perencana/ Pengawas dengan jumlah tiang
maksimal 4 tiang pancang.
f. Pondasi tiang yang akan diuji harus mempunyai bahan dan ukuran yang sa-
ma dengan pondasi-pondasi tiang yang digunakan sebagai pondasi tiang di
proyek tersebut dan harus dipancang dengan alat pancang, metoda dan
prosedur yang sama.
2. Beban Uji Standar Terhadap Tiang Pancang. Beban aksial tekan penuh terhadap
tiang uji harus minimal 2 ( dua) kali dari beban rencana ( = 2x 39 ton = 78 ton )
sesuai dengan ASTM D 1143-81, atau sesuai petunjuk Pengawas/Perencana.
3. Peralatan dan Perangkat Pembebanan Pembebanan tiang dilakukan dengan
menggunakan metoda PDA (Pile Dynamic Analisys) dengan beban jumlah beban
equivalent dengan minimum 1.1 kali beban uji.
4. Prosedur Pembebanan : Beban uji vertikal harus dilakukan sesuai dengan spesifi-
kasi pembebanan dinamik yang dilakukan oleh Pelaksana PDA.
5. Standar Kegagalan Uji beban Tiang Pondasi :
a. Kegagalan pada tiang uji dianggap terjadi bila dalam proses pengujian
dihasilkan nilai-nilai analisa dinamis tiang pancang yang mengindikasikan ke-
mampuan daya dukung yang tidak sesuai dengan daya dukung rencana.
b. Uji beban tidak mungkin diselesaikan karena ketidakstabilan sistem pem-
bebanan, kerusakan pilecap, alat ukur atau kesalahan lainnya yang dilakukan
oleh Penyedia jasa Konstruksi.
c. Ada bagian tiang yang ditemukan retak, hancur atau berubah bentuk dari
bentuk asalnya atau arahnya, melengkung dari posisi awal atau kondisi
lainnya yang dianggap membahayakan
6. Laporan Percobaan Pembebanan
7. Laporan hasil percobaan dikirim kepada pengawas yang ditunjuk untuk
persetujuan, terdiri dari :
a. Nama proyek dan lokasi
b. Laporan penyelidikan tanah dan catatan pelaksanaan pemancangan tiang
percobaan
c. Sertifikat dari kalibrasi peralatan
d. Catatan pembebanan yang meliputi :
 tanggal percobaan
 waktu pembacaan
 beban percobaan
 pembacaan dial gauge, dll.
e. Grafik load-settlement Grafik load-time Grafik time-settlement
f. Kesimpulan dari hasil percobaan.

8. Kegagalan pada tiang terpakai.


a. Jika terjadi kerusakan atau/dan kegagalan pada tiang dalam percobaan pem-
bebanan maka Penyedia jasa Konstruksi harus mengganti tiang tersebut
dengan tiang yang lain sesuai dengan petunjuk dari Perencana atas biaya
Penyedia jasa Konstruksi.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

b. Biaya dari percobaan pembebanan tambahan, penggantian atau penambahan


tiang dan persiapan perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar fondasi
yang disebabkannya akan dibebankan kepada Penyedia jasa Konstruksi.
c. Bila percobaan pembebanan masih belum mencukupi maka dilakukan PIT
(Pile Integrity Test) Test Integritas tiang Pancang dengan metoda sonic dan
memakai alat test Integrity untuk tiang atas permintaan Pejabat Pembuat
Komitmen dan Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan dengan beban biaya
pelaksanaan dari Penyedia Jasa Konstruksi

2. PEKERJAAN BETON STRUKTUR

I. PERSYARATAN MUTU.

1. MUTU BETON.
Beton yang dipergunakan untuk seluruh konstruksi bangunan ini harus mempunyai
mutu minimal sebagai berikut :
a. Pondasi Pelat Beton setempat : K-250
b. Sloof Beton : K-250
c. Kolom dan Balok : K-250
d. Pelat Lantai & Atap Dak : K-250
e. Tangga : K-250
f. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (kolom praktis, balok latei, ring-
balk) adalah K-175
g. Lantai kerja untuk pondasi poer dan sloof adalah beton rabat dengan campu-
ran 1pc : 3ps : 5kr.

2. ADUKAN BETON.
Adukan beton yang dipergunakan untuk konstruksi bangunan ini :
a. Beton Site Mix
Adukan beton Site Mix dipergunakan untuk konstruksi bangunan :
 Pondasi Poer,
 Sloof,
 Kolom Praktis dan Balok Latei
yang proses pembuatannya harus mengikuti prosedur seperti tertuang dalam RKS
ini agar menghasilkan mutu beton sesuai yang disyaratkan.

b. Beton Readymix
kecuali ada pertimbangan lain, beton untuk Plat Lantai tribun dan Atap Dak serta
pada bagian-bagian tertentu yang pelaksanaannya dapat dilakukan dalam
kuantitas besar serta dapat dilaksanakan bersama-sama, beton yang digunakan
adalah beton ready mix. Semua pelaksanaan pengecoran harus mendapat
persetujuan dari Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
Mutu Beton Ready Mix : K-250

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

II. PERSYARATAN BAHAN BETON STRUKTUR.

1. SEMEN
a. Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam
Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1.

b. Jenis Semen : Portland Cement


Kemasan : 40 kg / 50 kg

c. Penyedia jasa konsultansi pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Penyedia jasa Konstruksi harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Penyedia jasa konsultansi
pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut.

d. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinya-
takan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Penyedia
jasa konsultansi pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton terse-
but dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Penyedia
jasa Konstruksi.

e. Penyedia jasa Konstruksi harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Penyedia jasa Konstruksi.

f. Tempat Penyimpanan
 Penyedia jasa Konstruksi harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai
untuk semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap kelem-
baban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar
memudahkan waktu pengambilan.
 Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm.
dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah
cukup besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat
dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap
muatan truk semen secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah
untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak dan memindahkannya.
 Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
 Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah pen-
erimaan, Penyedia jasa Konstruksi hendaknya mempergunakan semen menurut
urutan kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen ha-
rus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya.
Semua zak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah di-
setujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas.
 Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Penyedia jasa
Konstruksi untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi serta harus
dilengkapi segala timbangan untuk untuk keperluan penyelidikan.
 Penyedia jasa Konstruksi harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk
mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang co-
cok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
 Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan
selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

2. PASIR DAN KERIKIL


a. Penyedia jasa Konstruksi harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir dan kerikil. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Penyedia
jasa Konstruksi untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan penimbunan
pasir dan kerikil harus mendapatkan persetujuan dari Penyedia jasa konsultansi
pengawas.
b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan dari Penyedia jasa konsultansi pengawas. Penyedia jasa Konstruksi
harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan disemua tempat
penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil
sedemikian rupa sehingga timbulnya pemisahan dan pencampuran antara pasir
dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun tidak akan tercampur
tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air rembesan.
c. Penyedia jasa Konstruksi diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk
pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yang tidak
sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil tidak boleh
dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengi-
riman berikutnya.

2.1 Pasir
 Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat
dengan persetujuan Penyedia jasa konsultansi pengawas.
 Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Penyedia jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas kualitas
tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Penyedia jasa
Konstruksi harus menyerahkan pada Penyedia jasa konsultansi pengawas
sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang
cukup, seberat 15 kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai,
sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
 Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan
dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir dan
kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur
dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan
 Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang
merusak, jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang merugikan,
beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
 Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32, atau
jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia
untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

Saringan No. Persentase satuan timbangan tertinggal di saringan

4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3-7

 Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 15% atau
kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no.
8 dapat naik sampai 20%.

2.2 Agregat Kasar ( Kerikil )


 Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat beru-
pa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
 Kebersihan dan mutu, agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-
bagian yang halus mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih
dari alkali, bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam
jumlah yang merugikan. Besarnya persentase dari semua substansi yang
merusak tidak boleh mencapai 3 (tiga) persen dari beratnya.
 Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, dan tidak berpori. Apabila
kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
 Gradasi, Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada
antara 5 mm. sampai dengan 25 mm. dan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
o Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.
o Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
o Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, ada-
lah maksimum 60% dan minimum 10% berat serta harus me-
nyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-2
PBI-1971.
o Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa
oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas ternyata tidak sesuai dengan
ketentuan gradasi, maka Penyedia jasa Konstruksi harus menyaring
kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk
menghasilkan agregat yang dapat disetujui Penyedia jasa konsultansi
pengawas.

3. A I R
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organic basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas untuk menetap-
kan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk
bahan campuran beton.

B.1. MATERIAL TAMBAHAN BETON


Material tambahan beton adalah material yang diperlukan sebagai tambahan dalam
proses pembuatan Beton. Penggunaannya disesuaikan kebutuhan kondisi lapangan, dan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

sebelum dipakai harus dikonsultasikan dengan Penyedia jasa Konsultansi Pengawasan


serta aplikator yang ditunjuk oleh pembuatnya. Material yang sering digunakan adalah :

1. Water stop
Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian- bagian
yang harus kedap air, yaitu antara lain pelat atap, lantai toilet dan tempat-tempat
basah lainnya sesuai dengan Gambar Kerja.
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan usulan mengenai merk dan spesifikasi
material yang dipakai kepada Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, tipe disesuaikan
dengan posisi joint dengan minimum lebar 20 cm.

2. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan / dicor secara
terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan design dan
perhitungannya. Bonding agent yang dipergunakan adalah Nitobond PVA merk Fosroc
atau Sikalatex dari Sika berupa material liquid berwarna putih terbuat dari bahan pol-
ymer acrylic digunakan pada sambungan pengecoran beton lama dan baru khusus
untuk daerah kering. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.

3. Admixture
Admixture/hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan Admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk SIKA
dengan takaran 0,8% dari berat semen. Takaran yang lain dapat digunakan untuk
mendapatkan kekuatan maksimal dengan persetujuan dari Penyedia jasa konsultansi
pengawas / Perencana.

4. Retarder
digunakan untuk memperlambat waktu setting beton (initial set), dimana bila waktu
pengiriman beton dari Batching Plant ke proyek dan sampai dengan waktu penu-
angan beton memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) jam. Bahan retarder yang di-
pergunakan adalah CONPLAST RP264M2 dengan takaran 0,20–0,60 liter per 100 kg.
semen. Pencampuran dilakukan di Batching Plant.

5. Superplasticizer
Digunakan untuk membuat beton lebih plastis dan mencapai kekuatan awal yang lebih
tinggi (high early strength). Bahan plasticizer adalah CONPLAST SP 430D dengan
takaran 0,60-2,00 liter per 100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di dalam mixer
sebelum beton dituang ke dalam cetakan.

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

1. KELAS DAN MUTU PEKERJAAN BETON

a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan persyaratan mutu yang telah
ditentukan dan Standar Beton Indonesia NI-2 PBI-1971. Bilamana tidak diten-
tukan lain, kuat tekan dari beton adalah hasil pengujian kekuatan tekan hancur
dari contoh kubus yang bersisi 15 cm. (0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari, 14
hari dan 28 hari.

b. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 71 / NI 2002, dilakukan di


lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Lapan-
gan. Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (con-
crete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-
pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan

c. Jumlah Benda Uji Beton


 Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,50 m3 beton
hingga dengan cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama . Benda uji
harus berbentuk kubus berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm . Benda uji bentuk
lainnya dapat digunakan jika disetujui oleh Konsultan Pengawas. Selanjutnya
pengambilan benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5 m3 beton.
Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh Direksi dan harus dirawat
sesuai dengan persyaratan.
 Jumlah benda uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang
dituang pada satu hari harus diambil minimal satu kali. Pada setiap satu kali
pengambilan contoh beton harus dibuat dua buah spesimen kubus. Satu data
hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang
diuji pada umur beton yang ditentukan , yaitu umur 7 hari dan 28 hari.
 Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka Direksi dapat meminta jumlah
benda uji yang lebih besar dari ketentuan diatas, dengan beban biaya
ditanggung oleh Kontraktor.
 Laporan Hasil Uji Beton
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari laboratorium
penguji untuk disahkan oleh Direksi. Laporan tersebut harus dilengkapi
dengan perhitungan tekanan beton karakteristik.

2. KOMPOSISI CAMPURAN BETON

a. Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland, pasir, kerikil
dan air seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam per-
bandingan yang tertentu/serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekenta-
lan yang baik / tepat.

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan (design mix)“.
Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran
yang memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan dan dilakukan oleh
laboratorium dari instansi pemerintah atau Badan yang sudah terbukti
akreditasinya.

c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan ba-
han beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pen-
gecoran yang tepat dan memuaskan.

d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk


berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya peker-
jaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.

e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas
dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan,
keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.

f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton ha-


rus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain
ditentukan oleh faktor air semen.

g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka factor air semen ditentukan sebagai berikut :

 Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.


 Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding beton dan
listplank / parapet, maksimum 0,60.
 Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah
lainnnya, maksimum 0,55.

h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas atas
biaya Penyedia jasa Konstruksi. Perbandingan campuran beton harus diubah jika
perlu untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan,
kekedapan, awet atau kekuatan dan Penyedia jasa Konstruksi tidak berhak atas
klaim yang disebabkan perubahan yang demikian.

IV. PENGUJIAN SLUMP BETON


a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menja-
min beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan
lembab atau gradasi ( perbutiran ) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk
(mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang
terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah sama sekali tidak di-
perkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat per-
lu.
b. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8 cm. dan tid-
ak melampaui 12 cm. untuk segala beton yang dipergunakan. Semua pengujian harus
sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Penyedia jasa konsultansi pengawas berhak untuk
menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat di lasanakan dan akan
menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.
c. Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi normal :

Slump pada (cm)


Konstruksi Beton Maksimum Minimum
Dinding, pelat pondasi dan pondasi telapak bertulang. 12.00 10.00
Sloof, pondasi telapak tidak bertulang 9.00 8.00
Pelat, balok, kolom dan dinding. 12.00 9.00

d. Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksi-
mum 1,5 cm

V. PEKERJAAN SELIMUT BETON


Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar ce-
takan, serta harus mempunyai jarak tetap dan tertentu untuk setiap bagian-bagian kon-
struksi sesuai dengan gambar rencana.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu
sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

Selimut Beton
Konstruksi Beton Tebal Selimut
sisi bawah 8 cm
Pondasi Pelat
sisi lainnya 4 cm
Balok sloof 4 cm
Kolom 4 cm
Balok 3 cm
Pelat beton 2 cm

VI. PELAKSANAAN ADUKAN BETON SITE MIX

1. Pelaksana harus membuat Mix Design sebelum pekerjaan dimulai. Sample material
yang diambil adalah material yang akan dipakai untuk pengecoran. Pembuatan Mix
Design lebih awal dilakukan untuk mengantisipasi jika material yang akan digunakan
tidak layak secara kualitas, sehingga dapat dicari material dari tempat lain sesuai
kualitas material yang disyaratkan.
2. Penyedia jasa konsultansi pengawasan harus memeriksa spesifikasi dan kualitas
material yang akan digunakan, sesuai persyaratan material beton yang dicantumkan
dalam Rencana Kerja dan Spesifikasi teknis ini
3. Pelaksana harus memastikan jumlah material yang masuk sesuai dengan Volume
Beton yang akan dikerjakan. Kekurangan material akan mempengaruhi kelancaran
pelaksanaan pengecoran.
4. Penyedia jasa konsultansi pengawasan harus melakukan kontrol yang ketat terhadap
campuran beton yang dilaksanakan sehingga kekuatan beton sesuai yang
direncanakan. Penyedia jasa konsultansi pengawasan berhak menghentikan
pengecoran apabila ditemukan pengurangan atau penyimpangan komposisi campuran
beton
5. Penyimpanan material semen sebelum pelaksanaan pengecoran harus terhindar dari
hujan.
6. Pelaksana harus menjaga ketersediaan air untuk pengecoran. Jika tidak ada
ketersediaan air dilokasi tersebut maka pelaksana harus menyediakan air kerja dengan
melakukan pembelian dari luar.
7. Pelaksana harus menyiapkan bak ukur material (Kotak material) yang dibuat sesuai
dengan ukuran berdasarkan perhitungan Mix Design. Penyedia jasa konsultansi
pengawasan harus memastikan ukuran dan jumlah bak ukur sesuai. Bak ukur ini
dipergunakan sebagai takaran pada proses pencampuran material beton.
8. Pelaksana harus mengatur penempatan material (Semen, pasir dan kerikil) dan juga
penempatan Mesin Molen sehingga memudahkan mobilisasi material campuran beton
saat pengecoran.
9. Pelaksana memastikan kondisi peralatan dalam keadaan baik dan layak pakai, seperti
: Mesin Pencampur beton, ember cor, kereta sorong, concrete vibrator, mesin pompa,
alat Slump Test, cetakan Benda Uji. Pelaksana harus memastikan mesin molen
berfungsi dengan baik untuk mendapatkan kualitas beton yang baik dan waktu
pengecoran yang tidak terlalu lama. Bila diperlukan sesuai kondisi di lapangan
Penyedia jasa konsultansi pengawasan dapat meminta Pelaksana untuk menyediakan
mesin pencampur beton cadangan dalam jumlah yang cukup. Kondisi mesin molen
akan mempengaruhi kecepatan pelaksanaan pengecoran
10. Penyedia jasa konstruksi harus mempersiapkan jumlah pekerja yang mencukupi sesuai
volume beton yang dikerjakan dan diatur menurut fungsionalnya
11. Jika pekerjaan harus menggunakan penuangan dengan sistem penalangan, maka
Penyedia jasa konstruksi harus mempersiapkan sebelum pekerjaan pengecoran

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

dimulai. Talang yang baik adalah talang yang dapat mengalirkan campuran beton
dengan lancar, salah satunya dengan dilapisi seng. Harus dipastikan penempatan
talang beton tidak melebihi jarak jatuh maksimum sebesar 60 cm.
12. Sebelum pengecoran dimulai, Penyedia jasa konsultansi pengawasan dan Penyedia
jasa konstruksi harus memeriksa ukuran besi dan sistim penulangan yang akan
dikerjakan sudah sesuai dengan gambar kerja. Semua area yang akan di cor harus
bersih dari kotoran, minyak dan genangan air. Khusus untuk pekerjaan pondasi
dimana kondisi galian pondasi penuh dengan air maka dilakukan de watering.
Pengecoran tidak diijinkan dilaksanakan saat hujan.
13. Setelah pengadukan pertama selesai terlebih dahulu dilakukan slump trest. Dari nilai
pemeriksaan slump test akan diketahui komposisi air optimal untuk campuran
tersebut. Nilai Slump test yang disyaratkan sesuai tabel persyaratan slump test dalam
RKS ini.
14. Bila diperlukan pengujian slump test juga dilakukan saat pengadukan kedua, jika
sudah memenuhi syarat maka dijadikan standar jumlah air dalam adukan. Selanjutnya
pengambilan nilai slump test dapat dilakukan dalam beberapa tahap atau diacak jika
dianggap perlu bilamana secara visual campuran beton dianggap kurang layak.
15. Penyedia jasa konstruksi harus menyiapkan membuat Benda Uji Kubus/Silinder untuk
uji kekuatan tekan beton. Pengambilan campuran beton Benda Uji diambil dari
adukan secara acak dari beberapa pengadukan.
16. Tidak diijinkan pekerja untuk menambahkan air melebihi persyaratan hasil dari slump
test yang sudah disepakati. Hal ini harus secara tegas dilarang oleh Penyedia jasa
konsultansi pengawasan.
17. Semua pekerjaan penuangan beton harus dilanjutkan dengan pemadatan komposisi
beton dengan pemakaian concrete vibrator sesuai standar pemakaiannya.
18. Jika pengecoran dilakukan secara bertahap oleh volume yang cukup besar , misalnya
pengecoran plat lantai maka penghentian pengecoran diatur pada posisi yang
diisyaratkan. Untuk penyambungan pengecoran selanjutnya terlebih dahulu harus
dituangkan lem beton (bonding agent). Pemakaian bonding agent harus mendapatkan
persetujuan Penyedia jasa konsultansi pengawasan dimana sebelum pekerjaan
dimulai Penyedia jasa konstruksi harus memberitahukan jenis bonding agent yang
akan dipakai.
19. Penyedia jasa konsultansi pengawasan harus memeriksa Penyedia jasa konstruksian
pengecoran berjalan baik dan pastikan semua bagian terisi oleh beton.

VII. PELAKSANAAN ADUKAN BETON READYMIX

1. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di
laboratorium.
2. Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan laboratorium oleh
kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak, kontraktor dan pemasok
beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan yang diijinkan minimum dan
hasil dari hasil test oleh percobaan laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
3. Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui
38o C.
4. Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan pengukur
air yang tepat.
5. Proses penuangan beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di
kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu
tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
6. Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan retarder
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
7. Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump beton
maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan
dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi normal
yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan beton
dalam kondisi tersebut.

VIII. PEMADATAN BETON

1. Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat penggetar/vibrator,
untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil.
2. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type "immersion",
beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil dari diameter 180 mm
dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm, semua dengan
amlpitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.
3. Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan darurat
di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati tempat
pelaksanaan yang masih memungkinkan.
4. Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
a. Pada umumnya batang penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira
vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45o.
b. Selama penggetaran, batang tidak boleh digerakkan ke arah horisontal karena hal
ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
c. Harus dijaga agar batang tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah
mulai mengeras. Karena itu batang tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari
cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar
tulangan tidak terkena oleh batang, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan
getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah
mengeras.
d. Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang batang dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung dengan itu, maka
pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi
lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
e. Batang penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar batang (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang
pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik. Penarikan batang ini dapat diisi
penuh lagi dengan adukan.
f. Jarak antara pemasukan batang harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-
daerah pengaruhnya saling menutupi

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

3. PEKERJAAN BAJA TULANGAN

I. PERSYARATAN MUTU

a. Mutu Baja Tulangan.


Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini ada-
lah sebagai berikut :
 Mutu baja tulangan s/d. Ø 12 mm. adalah BJTP 240 (U-24) dengan kekuatan
tarik 2080 Kg/Cm2.
 Mutu baja tulangan ≥ ∅ 13 mm. (diameter luar) adalah BJTD 390 (U-39 / besi
ulir ) dengan kekuatan tarik 3390 Kg/Cm2.
 Pelat Lantai 1 dalam gambar disyaratkan menggunakan wiremesh, maka
digunakan wiremesh dengan mutu U-50 SNI, dengan ukuran / tipe sesuai
dengan Gambar Kerja.
 Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standar Indonesia untuk beton NI-2 PBI-1971, atau ASTM Designation A-15,
dan harus disetujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas.
 Penyedia jasa konsultansi pengawas berhak meminta kepada Penyedia jasa
Konstruksi, surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja
tulangan beton yang disediakan, untuk persetujuan Penyedia jasa konsultansi
pengawas sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi
seperti tercantum di dalam gambar rencana.
 Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi
daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
 Khusus untuk plat lantai apabila pada gambar menggunakan wiremesh,
maka wiremesh yang digunakan adalah tipe deform (ulir)
 Spesifikasi Baja tulangan menurut SNI 2847 – 2002 diatur sebagai berikut:
a. ASTM A 615M (Specification for Deformed and Plain Billet-Steel Bars for Concrete
Reinforcement)  fu/fy > 1,25 (actual measurement).
b. ASTM A 706M (Specification for Low_alloy Steel Deformed and Plain Bars for Con-
crete Reinforcement)  ductile, (elongation) ≥ 14 %; fu/fy < 1,35 (actual meas-
urement).

BERAT DIA TOLERANSI LUAS PEN- PERIMETER


BESI
Kg./m’ (Ø) Ø AMPANG EFEKTIF
Ø
Efektif Toleransi mm (mm) mm2 mm
Ø7 0.302 7% 7 ± 0.3 38.5 22.0
Ø8 0.395 7% 8 ± 0.4 50.3 25.1
Ø 10 0.617 5% 10 ± 0.4 78.5 31.4
Ø 12 0.888 5% 12 ± 0.4 113.1 37.7
Ø 16 1.578 5% 16 ± 0.5 201.1 50.3
Ø 19 2.226 4% 19 ± 0.5 283.5 59.7
Ø 22 2.984 4% 22 ± 0.5 380.1 69.1
Ø 25 3.853 4% 25 ± 0.5 490.9 78.5
Ø 29 5.185 5% 13 ± 0.6 662.5 91.1
Ø 32 6.313 4% 16 ± 0.6 804.2 100.5

Tabel 1. Persyaratan Baja Tulangan Besi Beton Polos

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

EFEKTIF LUAS PENAM-


BERAT PERIMETER
BESI DIA PANG h p b SUDUT
Kg./m’ EFEKTIF
D (D) EFEKTIF ULIR
Efektif Toleransi mm mm2 mm mm mm mm
10 0.617 6% 10 78.5 31.4 0.5 7.0 max. 3.9 max. 90°
D-13 1.042 6% 13 132.7 40.8 0.7 9.1 max. 5.1 max. 90°
11.2
D-16 1.578 5% 16 201.1 50.3 0.8 6.3 max. 90°
max.
13.3
D-19 2.226 5% 19 283.5 59.7 1.0 7.5 max. 90°
max.
15.4
D-22 2.984 5% 22 380.1 69.1 1.1 8.6 max. 90°
max.
17.5
D-25 3.853 5% 25 490.9 78.5 1.3 9.8 max. 90°
max.
20.3
D-29 5.185 4% 29 662.5 91.1 4 20.3 max. 90°
max.
22.4
D-32 6.313 4% 32 804.2 100.5 1.6 22.4 max. 90°
max.

Tabel 2. Persyaratan Baja Tulangan Besi Beton Ulir (Deformed Bar)

II. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BAJA TULANGAN


a. Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi. Baja tu-
langan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang
dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam
gambar tidak boleh dipakai. Semua batang harus dibengkokkan dalam keadaan
dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaannya disetujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas atau
Perencana.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus
diikat kuat dengan kawat beton (bendraat) dan memakai bantalan blok-blok beton
cetak ( beton decking ) dan atau kursi-kursi besi / cakar ayam perenggang.
c. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang
yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun. Jarak bersih terkecil an-
tara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam gambar rencana, minimal
harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesem-
patan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhi-
tungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar,

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

maka yang menentukan adalah luas tulangan. Dalam hal ini Penyedia jasa Kon-
struksi diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas.
e. Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan. Jika diperlukan untuk menyambung tulan-
gan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk
dari sambungan harus disetujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas. Overlap
pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter batang,
kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus
mendapat persetujuan Penyedia jasa konsultansi pengawas.

4. PEKERJAAN CETAKAN (BEKESTING)

I. PERSYARATAN MUTU
Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan dalam
gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan
dari Penyedia jasa konsultansi pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Penyedia jasa
Konstruksi terhadap bentuk beton yang dihasilkan sesuai perencanaan maupun
terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada
waktu pemakaian.
Sewaktu-waktu Penyedia jasa konsultansi pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian
dari bekisting yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Penyedia jasa
Konstruksi harus dengan segera menanggulangi bentuk yang diafkir tesebut dan
menggantinya atas bebannya sendiri.

II. PERSYARATAN BAHAN


Bekisting untuk struktur bangunan ini memakai kayu hutan/keras sejenis meranti.
Penyedia jasa dapat mengganti bekesting konvensional dengan materi lain yang lebih
mudah diperoleh di pasaran namun tidak mengurangi kekuatan konstruksi bekesting
pada masa penggunaan. Materi lain yang dapat digunakan sebagai pengganti antara
lain :
a. multiplex dengan tebal minimum 12 mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus
diperkuat dengan rangka kayu keras ukuran 5/7, 6/10, 6/12 dan sebagainya,
ATAU pipa hollow ukuran 40x40x2,3, 40x80x2,3 untuk mendapatkan kekuatan
dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Penyedia
jasa konsultansi pengawas / Konsultan Perencana.
b. Perancah atau Steiger/penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa besi
standar pabrik (schafolding) atau kayu dan tidak diperkenankan memakai bambu.

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Pekerjaan Konstruksi Cetakan
b. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada kedudukannya se-
hingga dapat dicegah pengembangan atau deformasi bekesting selama dan
sesudah pengecoran beton.
c. Semua cetakan beton harus kokoh.
d. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan (bekisting) harus dila-
buri/diminyaki dengan minyak bekisting (moulding oil) yang biasa diperdagangkan
sehingga dapat membentuk permukaan beton jadi secara efektif, dan akan
memudahkan melepas bekisting/cetakan beton. Minyak bekisting tersebut dapat
dipakai hanya setelah disetujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas.
Penggunaan minyak bekisting ini harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan
besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya ikat antara besi tulangan dengan
beton

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

e. Alat-alat dan usaha-usaha yang digunakan untuk membuka cetakan-cetakan


harus sesuai dan cocok serta mendapat persetujuan dari penyedia jasa
konsultansi pengawas tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai.
f. Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada dasar yang baik dan kuat se-
hingga tidak akan ada kemungkinan penurunan level bekesting selama pelaksa-
naan.
g. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk
Penyedia jasa konsultansi pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-
hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/lunak
atau belum mencukupi umur setting beton tidak diijinkan untuk dibuka cetakan
betonnya. Waktu minimum sebelum cetakan beton boleh dibuka, yaitu minimum
 7 hari untuk cetakan - cetakan samping pada pondasi dan sloof.
 7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan kolom.
 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap dan tangga.

h. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa


dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera di-
perbaiki sampai disetujui Penyedia jasa konsultansi pengawas

5. PEKERJAAN PENGECORAN

I. PERSYARATAN MUTU
a. Pengangkutan Beton, harus menggunakan alat-alat pengangkutan beton yang
memenuhi syarat dan harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi
dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya
pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
b. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing
instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-lainnya telah selesai dikerjakan.
c. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan dan sambungan beton yang
berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas.
d. Sebelum adukan beton dituangkan, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan/bekisting) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau
bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada
tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelem-
baban / air dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
e. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan
dilanjutkan dengan pengecoran beton baru, harus bersih dan lembab/basah. Ha-
rus dilakukan pembersihan dan pembuangan semua kotoran, pembuangan
agregat beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang
menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama ter-
sebut sebelum beton baru dituangkan.
f. Pada sambungan pengecoran beton lama yang telah melampaui masa setting
beton harus dipakai bahan perekat beton yang disetujui oleh Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas.
g. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
masih akan berlanjut, terhadap system struktur/penulangan yang ada.
h. Persetujuan proses pengecoran dapat dilakukan ketika Penyedia jasa konsultansi
pengawas atau wakilnya yang ditunjuk serta tenaga ahli atau staf yang ditunjuk
oleh Penyedia jasa Konstruksi dan memiliki kompetensi untuk melakukan kontrol
ada ditempat/lokasi pekerjaan, dan persiapannya betul-betul dianggap telah me-
madai.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

i. Dalam semua hal, adukan beton yang akan dicor harus ditempatkan pada tempat
yang sependek mungkin dengan area atau kawasan yang akan dicor, sehingga
pada waktu pengecoran tidak terjadi segregasi atau pemisahan material beton
berdasarkan berat jenisnya, terutama antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tem-
pat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan ba-
ja-baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu
mungkin akan terjadi, Penyedia jasa Konstruksi harus mempersiapkan tremie atau
alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
j. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua penu-
angan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50
cm. Penyedia jasa konsultansi pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm. tidak dapat memenuhi
spesifikasi ini.
k. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau turun hu-
jan yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat
kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada con-
struction joint, dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang
sebelum pekerjaan dilanjutkan.
l. Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang
dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat- syarat campuran.
Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga ha-
rus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana
diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang sulit/terbatas.
m. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas
dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari ce-
takan dan material yang diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton,
kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kem-
bali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya peng-
getaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.

II. PERAWATAN PERMUKAAN BETON ( CURING )


a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air secara terus menerus dan selalu
mendapatkan pengawasan agar tidak terjadi kering permukaan beton yang terlalu
lama. Penyedia jasa konsultansi pengawas berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari lang-
sung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu dil-
akukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang
dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan penggenangan
dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus.
Perawatan semacam ini bias dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau
dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui Penye-
dia jasa konsultansi pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton
selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) ha-
rus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.
d. Perawatan permukaan beton dapat juga dengan Curing Agent CONCURE P yang
berupa bahan cair / liquid material dimana setelah mongering berbentuk mem-
brane clear dan berfungsi sebagai pelindung (curing compound) untuk menahan/
mencegah penguapan air dari dalam beton, dengan takaran pemakaian untuk 1 li-
ter adalah 5-6 m2. Penggunaan bahan aditif untuk perawatan beton sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa Konstruksi. Penggunaan Aditif beton untuk

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

perawatan ini tidak dapat dibebankan kepada Pemberi Tugas ataupun menjadi
item tambah kurang dalam proses administratif pelaksanaan.

III. PEKERJAAN PERLINDUNGAN (PROTECTION)


a. Perbaikan Permukaan Beton harus dilakukan jika sesudah pembukaan cetakan,
ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak
tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada
permukaan yang cacat/rusak, dan semua yang dianggap sebagai tidak sesuai
dengan spesifikasi oleh Penyedia jasa Konstruksi atas bebannya sendiri. Kecuali
bila Penyedia jasa konsultansi pengawas memberikan ijinnya untuk memperbai-
ki/menambal tempat yang rusak, dalam hal mana perbaikan harus dikerjakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan-cetakan, lubang-lubang kare-
na keropos, ketidak-rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau
dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lubang-
lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga
pengisian akan terikat (terkunci) di tempatnya. Semua lubang harus terus mene-
rus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Penyedia jasa konsultansi pengawas hal-hal tidak sempur-
na pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan sebidang dinding yang tidak memuaskan kelihatannya, Penyedia
jasa Konstruksi diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding ( dengan spesi ples-
teran 1pc : 3ps ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm, demikian juga pada
dinding yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai dengan instruksi dari
Penyedia jasa konsultansi pengawas.
d. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar, batas toleransi kelurusan
(pencekungan atau Pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000 un-
tuk semua komponen.

IV. PEKERJAAN SPARING DAN PENYEKAT-PENYEKAT AIR


a. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai dengan
gambar kerja dan persyaratan lain yang terkait dengan pekerjaan ini, dan tidak
boleh mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dimana sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka
Penyedia jasa Konstruksi harus mengusulkan dalam shop drawing dan harus
meminta persetujuan dari Penyedia jasa konsultansi pengawas sebelum
dilaksanakan dilapangan.
c. Bilamana sparing-sparing (pipa dan lain-lain) berpotongan dengan baja tulangan,
maka baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa
persetujuan dari Penyedia jasa konsultansi pengawas.
d. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus di-
perkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengeco-
ran.
f. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada sambungan-
sambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar. Penyedia
jasa Konstruksi harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem
PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
g. Penyedia jasa Konstruksi harus membuat semua sambungan-sambungan (splic-
es), penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak un-
tuk penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khu-

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

sus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh Konsultan


Perencana.
h. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjuk-petunjuk
pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik dan harus
dibentuk sedemikian rupa agar menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap
air. Bahan waterstop yang dipakai harus ditunjukkan dan disetujui oleh penyedia
jasa konsultansi pengawasan, tipe disesuaikan dengan posisi joint dengan lebar
minimum 20 cm.

V. PEKERJAAN WATERPROOFING
1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk kedalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang di-
perlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan da-
lam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifi-
kasi dari pabrik yang bersangkutan. Bagian-bagian yang harus di waterproofing ini
mencakup seluruh bagian plat atap dan daerah-daerah basah lainnya.

2. PERSYARATAN BAHAN.
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-
standar lainnya seperti : NI-3, ASTM 828. Penyedia jasa Konstruksi tidak
dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan
Pengawa
Bahan :
Menggunakan Sika Waterproofing Mortar, satu komponen mortar berbahan dasar
semen yang kedap air, siap pakai. Setelah dicampur dengan air menjadi mortar
acian. Pemakaiannya dengan cara pelaburan (coating). Takarannya adalah : 2-3
kg/m2 (2 kali pelaburan)

3. PENGUJIAN
a. Penyedia jasa Konstruksi diwajibkan melakukan pengujian dengan cara mem-
beri air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air, pelaksanaan peker-
jaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas.
b. Pada waktu penyerahan, Penyedia jasa Konstruksi memberikan jaminan atas
produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat
lainnya selama minimal 10 (sepuluh) tahun termasuk kesanggupan mengganti
dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta
adalah jaminan dari pihak pabrik untuk kualitas material, serta jaminan dari
pihak pemasang (applicator) untuk kualitas pemasangan.

4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan terlebih dahulu kepada
Penyedia jasa konsultansi pengawasan untuk mendapatkan persetujuan,
lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus yang disetujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawasan
berdasarkan contoh yang diajukan oleh Penyedia jasa Konstruksi.
c. Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan dari bagian yang akan diberi
lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh
Penyedia jasa konsultansi pengawasan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

d. Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.


e. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Penyedia jasa konsultansi
pengawas.
f. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang pada tempat-tempat yang
terkena langsung oleh sinar matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung
terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan
atau spesifikasi Arsitektur, maka di bagian atas dari lembaran waterproofing
ini harus diberi lapisan pelindung sesuai dengan gambar pelaksanaan, dimana
lapisan ini dapat berupa screed ataupun material finishing.

VI. PENGAMANAN PEKERJAAN.


a. Penyedia jasa Konstruksi wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau
kerusakan lainnya.
b. Apabila terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan, maka Penyedia jasa
Konstruksi harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Penyedia jasa konsultansi pengawasan. Biaya yang timbul untuk pekerjaan
perbaikan ini adalah tanggung jawab Penyedia jasa Konstruksi.

6. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pembuatan kolom praktis 13 x 13 cm.
b. Pembuatan balok praktis / balok latei, ring balok ukuran 13 x 13 cm dan
13 x 20 cm.
c. Pekerjaan kolom praktis, balok praktis / lintel dan ring balok lainnya
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
II. PERSYARATAN BAHAN
a. Besi Beton.
 Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk Ø 6 mm – Ø 10
mm
 Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat sep-
erti serpih-serpih.
 Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.
 Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Ker-
ja.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Penyedia jasa konsultansi pengawas.
 Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak di-
sepuh/dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan
0,40 mm. Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat
dalam NI-2 (PBI-1971)
b. Semen.
c. Sesuai dengan Persyaratan bahan Semen Pekerjaan Beton Strukur
d. Pasir.
e. Sesuai dengan Persyaratan bahan Pasir Pekerjaan Beton Strukur
f. Agregat Kasar (Kerikil).
g. Sesuai dengan Persyaratan bahan Agregat Kasar (Kerikil) Pekerjaan Beton
Strukur

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

h. Air
i. Sesuai dengan Persyaratan Bahan Air Pekerjaan Beton Strukur
j. Acuan / bekisting dan perancah.
 Papan acuan / bekisting dibuat dari multiplex tebal 9 mm.
 Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
 Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan
mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


a. Campuran dan mutu beton
 Campuran adalah 1pc : 2ps : 3Kr.
 Campuran adalah 1pc : 3ps : 5Kr. ( untuk beton rabat )

b. Pembesian
 Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibeng-
kokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring) persyaratannya ha-
rus sesuai NI-2 (PBI-1971).
 Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
Gambar Kerja.
 Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan ha-
rus bebas dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan me-
masang selimut beton dan bantalan beton (beton decking) sesuai
dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Acuan/bekisting.
 Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
 Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
 Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari ko-
toran tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.
d. Cara pengadukan.
 Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
 Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas.
 Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak ter-
jadi penguapan terlalu cepat.
 Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
e. Pengecoran Beton.
 Sebelum pelaksanaan pengecoran, Penyedia jasa Konstruksi di-
wajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-
ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Penye-
dia jasa konsultansi pengawas.
 Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkan ter-
jadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral /
spleet yang dapat memperlemah konstruksi.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

 Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari


berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui penyedia
jasa konsultansi pengawas.
f. Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting.
g. Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan
ijin tertulis dari Penyedia jasa konsultansi pengawas. Setelah bekisting
dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan
beton tanpa persetujuan Penyedia jasa konsultansi pengawas.
h. Pekerjaan pemasangan kolom praktis untuk :
 Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
 Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam
bangunan setiap seluas 9 m2.
 Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar / tepi
luar bangunan setiap seluas 9 m2.
 Ukuran kolom praktis adalah 13 x 13 cm.
 Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
i. Pekerjaan pembuatan balok praktis / lintel dan ring balok. Pemasangan
balok praktis / lintel dan ring balok :
 Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas se-
bagai ring balok setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi.
 Ukuran balok pratis adalah 13 x 13 cm, 13 x 20 cm, atau sesuai
Gambar Kerja.
 Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
j. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam Buku ini.
k. Pada setiap pertemiuan dinding pasangan batu bata dengan kolom prak-
tis, ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam
gambar kerja harus diperkuat angker ø 8mm setiap jarak 50 cm yang ter-
lebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom
dan balok praktis ini. bagian yang tertanam dalam pasangan bata mini-
mal sedalam 30cm kecuali ditentukan hal lain.

7. PEKERJAAN STRUKTUR ATAP

I. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan atap baja sesuai
dengan gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya tapi tidak terbatas pada :
a. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahan-
bahan seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain, sambungan-sambungan,
pengelasan baik las sudut maupun las penuh, sambungan dengan baut dan
lain-lain menurut kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan-
persyaratan teknis pelaksanaan.
b. Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti pemasangan
rangka atap (kuda-kuda), rangka ikatan angin, ikatan pengaku, gording, trek-
stang, penutup atap baja finish Galvanized tebal 0,40 mm. pengecatan dan
lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan.

II. PERSYARATAN UMUM


Semua pelaksanaan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan nor-
malisasi yang berlaku, seperti :
a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB (1970) Dan
lain-lain kecuali ada hal-hal yang khusus.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

b. SNI 1727 : 2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain.
c. SNI 03-1729-2002 tentang Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
d. Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI)
e. AISC “Specification for Fabrication and erection” 12 Pebruari 1981.
f. Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari AISC
“Specification for Structural Joints Bolts”.
g. Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society for Arc Welding
in Builiding Construction Section”.

III. PERSYARATAN BAHAN


a. Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja BJ-37
dengan tegangan dasar 2400 Kg/Cm2. Seluruh profil baja kuda-kuda yang
digunakan adalah WF 350.175.7.11, Gording canal C 150.50.5.3,2 sesuai standart
ASTM A 53 dan harus mendapat persetujuan Penyedia jasa konsultansi pengawas
dan Konsultan Perencana serta dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja
tersebut. Untuk atap tangga dipakai atap baja ringan.
b. Bahan utama : WF 350.175.7.11. Canal C 150.50.5.3,2,siku 70.70.6
Baut diamter 16mm, besi trestang diameter 12mm
c. Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Penyedia jasa konsultansi pengawas / Perencana, harus
disimpan pada tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari
bahan elektroda tersebut tidak berubah. Bahan las yang digunakan dari kelas E
6012 AWS dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik dan kering.
d. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari Suppli-
er/Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Perencana/ Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas.
e. Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya.
f. Penampang-penampang (profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan de-
tail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.

IV. PERSYARATAN TEKNIS


a. Penyedia jasa Konstruksi wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab ter-
hadap semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
b. Penyedia jasa Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar
detail / sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak/belum tercan-
tum dalam gambar kerja, untuk mendapat persetujuan Penyedia jasa konsultansi
pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut.
c. Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus diajukan dan
diusulkan pada Penyedia jasa konsultansi pengawas/Perencana untuk mendapat
persetujuan.
d. Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak.
e. Penyedia jasa Konstruksi bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-
kesalahan detailing, fabrikasi dan ketepatan penyetelan / pemasangan semua ba-
gian- bagian dari konstruksi baja.
f. Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali untuk ba-
gian-bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan di workshop
sehingga harus dikerjakan di lapangan.
g. Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan ha-
rus selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang
rivet atau baut tersebut.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

h. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasan-


gan yang diakibatkan oleh kekurang-telitian atau kelalaian Penyedia jasa Kon-
struksi, harus diganti dan dilaksanakan atas biaya Penyedia jasa Konstruksi.
i. Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, di-
perbaiki atau diganti dengan yang baru dan semua biaya untuk ini harus di-
tanggung oleh Penyedia jasa Konstruksi.
j. Penyedia jasa Konstruksi dapat diminta untuk memberikan surat keterangan ten-
tang pengujian oleh pabrik (laboratorium) untuk bahan konstruksi baja yang
digunakan.
k. Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut harus diberikan
kepada Penyedia jasa konsultansi pengawas untuk mendapat persetujuan ter-
hadap bahan tersebut.
l. Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang
tertera dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangga, alat untuk me-
masang dan menyambungnya, pelat-pelat siku peralatan penunjang untuk presisi
dari komponen maupun pekerjaannya sendiri.
m. Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas
dari puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti untuk menghasilkan
tampak yang rapi sekali.
n. Semua perlengkapan atau barang-barang / pekerjaan lain yang diperlukan demi
kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam
gambar atau dipersyaratkan disini, harus diadakan / disediakan, kecuali jika diper-
syaratkan lain.
o. Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan pengecatan, harus
segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain- lain dengan
cara yang memenuhi syarat.
p. Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagian yang
perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari karat, maka bagian-bagian
itu harus diperiksa dalam keadaan tidak cacat.

V. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. SAMBUNGAN DENGAN LAS


a. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Penyedia jasa Konstruksi wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari mas-
ing-masing tukang lasnya. Sertifikat kelas A untuk tenaga ahli yang
mengerjakan bagian-bagian utama konstruksi baja
b. Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatan
baja yang dipakai. Bahan las yang dipergunakan dari tipe E 6010 untuk
posisi pengelasan plat horizontal dan overhead, serta tipe E 6012 dan E
6013 dan harus dijaga agar supaya selalu dalam keadaan baik dan ker-
ing.
c. Ukuran las harus sesuai dengan gambar kerja dan atau :
 Tebal las minimum : 3,5 mm.
 Panjang las minimum : 13 x tebal las.
 las maksimum : 43 x tebal las.
d. Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan
dalam keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkan
sedemikian rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik
dan teliti.
e. Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dija-
min tidak akan berputar atau membengkok.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

f. Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang dan


dibersihkan dengan baik.
g. Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan tanpa
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
h. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda
tersebut.
i. Permukaan dari bagian yang akan di-las harus bebas dari kotoran, cat,
minyak, karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan, ba-
han yang akan di-las juga harus bersih dari aspal.
j. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe yang
sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las
dapat memuaskan. Mesin las tersebut harus mencapai kapasitas 24 – 40
Volt dan 200 – 400 Ampere.
k. Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus
dilakukan sebagaiamana diperintahkan oleh Penyedia jasa konsultansi
pengawas. Biaya perbaikan las ini menjadi tanggung jawab Penyedia jasa
Konstruksi.

2. SAMBUNGAN DENGAN BAUT


a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus dapat memikul gaya-gaya yang
bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan len-
turan batang.
b. Lubang baud harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar baud. Jika
baud dikerjakan di workshop, maka cara melubangi boleh langsung dengan
alat pengerat. Semua pelubangan / pengeboran untuk baud harus dapat dik-
erjakan sesudah bagian-bagian / profil-profil yang akan berhubungan tersebut
dikerjakan.
c. Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baud dan baud
itu sendiri harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat menerus-
kan gaya tersebut.

3. MENGEBOR, MELEBARKAN LUBANG DAN MEMOTONG


a. Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor.
b. Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut yang dibubut dengan tepat
dan sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak
0,1 mm dan 0,4 mm daripada diameter batang baut-baut.
c. Semua lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang disambung dan yang ha-
rus dijadikan satu dengan alat penyambung, harus dibor sekaligus sampai di-
ameter sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, maka perubahan–
perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan dan penyimpangannya tidak
boleh melebihi 0,5 mm.
d. Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau sesuai dengan per-
mintaan gambar rencana terdiri dari siku-siku pada bidang-bidang dan bagi-
an-bagian konstruksi yang akan disambung.
e. Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus dibersihkan dulu. Memper-
siapkan lubang tidak boleh dilakukan dengan menggunakan besi /sikat kawat
atau besi-besi penggaruk.
f. Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan dan lain-lain.
 Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus dengan
mechanical cutting kecuali ditunjukkan lain dalam gambar rencana.
 Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih,
sekali-kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

 Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran


bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya
setebal 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5
mm sudah tidak tampak lagi jalur-jalur.
 Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuang
bekas-bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.

VI. PEMASANGAN
1. Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm dari Asnya.
Kemudian juga elemen-elemen vertical harus tegak lurus dengan bidang per-
mukaan lantai.
2. Penyedia jasa Konstruksi diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian kon-
struksi yang tertumpuk di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti pada saat
pelaksanaan pembuatan konstruksi tersebut.
3. Penyedia jasa Konstruksi harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan,
agar jangan rusak karena perubahan cuaca.

VII. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN.


1. Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat) dan kotoran-
kotoran ataupun minyak-minyak, dengan menggunakan sikat baja atau sandblast-
ing, sampai permukaannya memperoleh warna metalic yang merata.
2. Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di workshop, se-
luruh permukaannya harus cepat-cepat di cat dengan meni (red oxide) yang te-
balnya 30 – 35 micron.
3. Cat dasar ini harus betul-betul merata untuk seluruh permukaan profil.
4. Cat dasar yang tidak baik harus dibuang/dibersihkan sama sekali, disikat kawat,
digosok, dan setelah bersih segera dicat dasar lagi seperti yang telah diuraikan.
Cat dasar dilaksanakan 2 (dua) kali pengecatan
5. Cat finish dilaksanakan 2 (dua) kali. Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan
instruksi yang dikeluarkan oleh pabrik dan mengikuti petunjuk Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas untuk mendapatkan persetujuannya

8. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :Pekerjaan pemasangan atap metal zincalume,
lengkap dengan lapisan peredam panas aluminium foil, Talang, Lisplank dan
asesories terkait lainnya

II. PERSYARATAN BAHAN


a. Bahan utama : Zincalume.
Ketebalan : 0,4 mm
Ukuran : Lebar efektif 70 mm dan atau sesuai Gambar Kerja.
b. Peredam Panas : Aluminium Foil, type Bubble atau tipe PE Foam
Ketebalan : 4 mm untuk type bubble atau 3 mm untuk type PE Foam
Ukuran : Lebar efektif 120 mm
Asesori (baut kait, ring baut kait, lengkap dengan ring karet kedap air), lembar pelin-
dung (flashing), sealant dan lain-lain harus dari bahan dan tipe yang sama dengan
penutup atap dan atau mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Penyedia jasa Konstruksi wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui
dengan disertai keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk,
ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
b. Bila Pemberi Tugas / Penyedia jasa konsultansi pengawas menganggap perlu,
maka Pemberi Tugas berhak meminta Penyedia jasa Konstruksi agar dalam
pelaksanaan pekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi khusus dari
pabrik pembuat dengan dan atas biaya tanggungan Penyedia jasa Konstruksi.
c. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan
dipasang, rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana
pemasangan dimulai.
d. Penyedia jasa Konstruksi harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan me-
mastikan bahwa permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang.
Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak di-
perkenankan dipasang langsung di bawah baut kait.
e. Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Penyedia jasa Konstruksi kare-
na penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan
pengikatan, terutama jika jarak penyangga kecil.
f. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakan baut
kait. Jarak perletakan pertama maupun terakhir dari baut kait terhadap ujung /
tepi lembaran harus memenuhi persyaratan pabrik.
g. Untuk mencegah baut kait bergeser ke bawah, harus dipergunakan pengikat
positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait tersebut.
h. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harus
ditekuk ke bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik un-
tuk pekerjaan tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya air kedalam
bangunan.
i. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan terse-
but.
j. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan pemasan-
gan ke samping dengan arah tetap dari bawah ke atas dan seterusnya.
k. Pada tumpangan akhir, sebaiknya gunakanlah 2 (dua) lembar atau lebih dengan
ukuran yang lebih pendek. Tumpangan / overlap akhir harus memenuhi per-
syaratan pabrik.
l. Diameter lubang harus tepat sama dengan diameter baut kait.
m. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus dilakukan oleh
Penyedia jasa Konstruksi sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat
walaupun belum ataupun tidak tercantum dalam Gambar Kerja maupun Gambar
Pelengkap sehingga didapat hasil yang baik, terhindar dari kemungkinan ke-
bocoran. Dalam kasus ini, Penyedia jasa Konstruksi tidak dapat menuntut se-
bagai pekerjaan tambah.
n. Penyedia jasa Konstruksi harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah
terpasang rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak berge-
lombang ke arah horizontal maupun vertikal, menghasilkan penampilan yang
baik.
o. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada rusuk te-
pat di atas gording.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

BAB V
PEKERJAAN ARSITEKTUR

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Utama Arsitektur yang dimaksud dalam lingkup pekerjaan ini meliputi :

1. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


2. PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING
3. PEKERJAAN PLAFON
4. PEKERJAAN PENGECATAN
5. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
6. PEKERJAAN SANITARI
7. PEKERJAAN RAILING
8. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran dinding dan acian dind-
ing.

A. PEKERJAAN PASANGAN BATA


I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Pasangan Bata meliputi semua dinding penyekat sesuai yang dituangkan
dalam gambar kerja.
II. PERSYARATAN MUTU
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks daerah
setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm yang dibakar dengan
baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata,
tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di
suatu daerah mungkin tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan
supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang. Kualitas bata harus
sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941. Penyedia jasa Konstruksi harus menunjukkan
contoh terlebih dahulu kepada Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan. Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata
yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar
dari tempat pekerjaan. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan mini-
mal 25 kg/cm2, sesuai ketentuan SNI 15-2094-2000.

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia jasa Konstruksi harus memperhatikan
detail bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Sebelum pemasangan, batu-bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air diatas permukaan batu-
bata tersebut.
c. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus
sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan
baik dan penuh.
d. Pemasangan dinding pasangan batu-bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 5 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis. Per-

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

syaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada persyaratan pelaksa-
naan pekerjaan beton.
e. Pelaksanaan pemasangan batu-bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding
harus rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
f. Pekerjaan pemasangan batu-bata harus benar-benar vertical dan horizontal. Pen-
gukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat. Untuk per-
mukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak
boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertical dan horizontal. Jika melebihi,
Penyedia jasa Konstruksi harus membongkar/memperbaiki dan biaya untuk perkaan
ini ditanggung oleh Penyedia jasa Konstruksi, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
g. Semua pasangan batu bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
hingga setinggi permukaan tanah.
h. Setelah batu-bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedala-
man 1 cm. dengan rapi dan dibersihkan, kemudian disiram air dan siap menerima
plesteran.
i. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih da-
hulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
j. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak di-
perkenankan.
k. Tidak diperkenankan memasang batu-bata merah yang patah dua melebihi dari 5%.
Batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
l. Selama pasangan dinding bata belum difinish, Penyedia jasa Konstruksi wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila
pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Penyedia jasa
Konstruksi harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Penyedia jasa
konsultansi pengawas. Biaya ini ditanggung oleh Penyedia jasa Konstruksi dan tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

B. PEKERJAAN ADUKAN SPASI DAN PLESTERAN

I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua adukan spasi dan plesteran untuk pekerjaan
 Pasangan Batu bata 1 PC : 3 PS,
 Pasangan Batu bata 1 PC : 5 PS
 Plesteran dinding 1 PC : 3 PS, ,
 Plesteran dinding 1 PC : 5 PS,
 Plesteran beton,

II. PERSYARATAN MUTU


a. Semen.
Sesuai dengan Persyaratan bahan Semen Pekerjaan Beton Strukur
b. Pasir.
Sesuai dengan Persyaratan bahan Pasir Pekerjaan Beton Strukur
c. Agregat Kasar (Kerikil).
Sesuai dengan Persyaratan bahan Agregat Kasar (Kerikil) Pekerjaan Beton
Strukur
d. Air
Sesuai dengan Persyaratan Bahan Air Pekerjaan Beton Strukur

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN

2.A. ADUKAN SPASI UNTUK PASANGAN


a. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit.
b. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mongering pa-
da waktu pelaksanaan pemasangan
c. Penyedia jasa Konstruksi harus mengusahakan agar tenggang waktu
antara waktu pencampuran adukan dengan pemasangan tidak
melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.
d. Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian
sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
Gambar Kerja
e. Adukan biasa ( 1pc : 5ps ), Adukan ini untuk pasangan batu bata dan
batu temple serta untuk menutup semua permukaan dinding pasan-
gan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
f. Adukan kedap air ( 1pc : 3ps ), Aduk plesteran ini untuk :
 Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian lu-
ar/tepi luar bangunan.
 Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan
yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gam-
bar Kerja hingga ketinggian 150 cm. dari permukaan lantai.
 Pasangan keramik baik keramik dinding maupun keramik lantai

2.B. ADUKAN SPASI UNTUK PLESTERAN


a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding
pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Penyedia jasa konsultansi pengawas.
b. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan yang tidak diha-
luskan. Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air,
yaitu 1pc : 3ps. Dipakai untuk:
 Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam
tanah hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.
 Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.
c. Plesteran biasa adalah campuran 1pc : 5ps
Adukan plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta
untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam
bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
d. Plesteran kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.
Adukan plesteran ini untuk:
 Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar /
tepi luar bangunan.
 Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan
yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gam-
bar Kerja hingga ketinggian 150 cm dari permukaan lantai.
 Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga keting-
gian sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain
dalam Gambar Kerja.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

e. Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibu-
at sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen. Ples-
teran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atau
sudah kering benar.
f. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan be-
lum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
g. Penyedia jasa Konstruksi harus mengusahakan agar tenggang waktu
antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasan-
gan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
h. Penyedia jasa Konstruksi harus menyediakan Pekerja/Tukang yang ah-
li untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk ples-
teran aci halus.
i. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran
harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran
halus/aci harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak
berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-
benda lain yang membuat cacat.
j. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibahasi
dahulu dan siar – siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang
untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan
(“scratched”). Semua lubang – lubang bekas pengika bekisting atau
form tie harus tertutup aduk plesteran.
k. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/ wallpaper
dipakai plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya. Untuk bi-
dang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang
akan digunakan tersebut. Untuk setiap pertemuan bahan / material
yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus diberi naat/celah
dengan ukuran lebar 7 mm dan dalam 5 mm.
l. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2
m.
m. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dind-
ing/kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar
Kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm. dan maksimal 2,5 cm.
Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat
ayam yang diikatkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan
yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
n. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk se-
luruh bangunan.

IV. PERSYARATAN PEMELIHARAAN.


a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar. Hal ini dilakukan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya dari sinar matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan secara cepat. Pembasahan tersebut
adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Penyedia jasa Kon-

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

struksi harus selalu menyiram dengan air sekurang- kurangnya 2 (dua) kali
sehari sampai jenuh.
b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir,
Penyedia jasa Konstruksi wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusa-
kan- kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Penyedia jasa
Konstruksi, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di atas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang dis-
yaratkan tersebut di atas
d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Penyedia
jasa konsultansi pengawas, maka Penyedia jasa Konstruksi harus membongkar
dan memperbaiki sampai disetujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Penyedia jasa Konstruksi dan
tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

2. PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan Floor Hardener, keramik
lantai, keramik dinding, dan lapisan waterproofing pada tempat-tempat sesuai petunjuk
Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

1. FLOOR HARDENER
I. LINGKUP KERJA
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan kerja, pemasangan
adukan floor hardener pada pekerjaan-pekerjaan seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja dan/atau petunjuk Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan

II. PERSYARATAN MUTU


Floor hardener harus disediakan dari bahan dasar pabrikan resmi dan dilaksanakan
oleh aplikator yang ditunjuk oleh pabrikan, adapun persyaratan mutu yang harus
disiapkan oleh Penyedia jasa Konstruksi adalah sebagai berikut :
 Merupakan campuran siap pakai.
 Tahan terhadap pukulan dan getaran
 Jenis non-shrinkage, non-metallic, dan tidak beracun
 Memenuhi standar ASTM C-1107
 Memiliki kuat tekan minimal 610 kg/cm2 pada umur 7 hari, sesuai ASTM C-109
atau 650 kg/cm2 sesuai BS 1881 part 116.
 Seperti Sika Grout 214-11, Conbextra GPXtra dari Fosroc

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Persiapan cetakan/acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga adukan dapat
dialirkan seluruhnya selama pelaksanaan. Cetakan/acuan harus disiapkan dan ba-
gian yang akan menerima adukan encer harus dibersihkan dari minyak, gemuk
dan segala kotoran lainnya yang akan mengurangi daya lekat. Debu harus keluar
dari cetakan. Bila terdapat angkur-angkur, baut pengencang dan pelat landasan
harus sudah tepat elevasinya sebelum penuangan adukan.
b. Cuaca pada saat akan melaksanakan pekerjaan ini harus sesuai dengan persyara-
tan dari pabrik pembuat adukan encer bersangkutan.
c. Perbandingan campuran antara bahan adukan encer dengan air sesuai petunjuk
dari pabrik pembuat.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

d. Pencampuran harus dilakukan dengan cara mekanis, dengan alat pencampur ber-
tenaga atau tangkai pengaduk yang sesuai yang dipasang pada mesin bor ke-
cepatan rendah.
e. Adukan encer dapat dituangkan atau dipompakan ke dalam cetakan / acuan atau
sesuai petunjuk pabrik pembuat. Penggetaran halus akan memperlancar aliran.
f. Penggunaan tali atau rantai akan memperlancar aliran pada bagian yang berjarak
lebih dari 100 cm (gerakan menggergaji dari tali atau rantai melancarkan aliran
adukan encer, cara ini harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak terbentuk ru-
ang kosong).
g. Aliran adukan encer harus tetap terjaga sampai adukan encer mengisi rongga ce-
takan dan telah memenuhi seluruh panjang cetakan pada sisi lainnya.
Penempatan adukan encer harus dilakukan dari salah satu sisi saja

2. KERAMIK LANTAI
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan kerja, pemasangan
keramik lantai, keramik dinding pada pekerjaan-pekerjaan seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan/atau petunjuk Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan

I. PERSYARATAN MUTU
a. Keramik harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal yang
memenuhi ketentuan SNI.
b. Keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-
sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
c. Keramik terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut berikut :
 Keramik ukuran 600 mm x 600 mm untuk lantai merk NIRO GRANITE atau
setara.
 Keramik ukuran 250 mm x 50300 mm digunakan lantai kamar mandi dan
pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja merk ROMAN
atau setara.
 Keramik ukuran 300 mm x 300 mm digunakan lantai kamar mandi dan pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja merk ROMAN atau
setara.
d. Tipe dan warna masing-masing Keramik keramik harus sesuai Skema Warna
yang sudah ditentukan dalam gambar perencaanaan atau atas arahan dari
penyedia jasa konsultansi pengawasan.
e. Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir spasi sesuai ketentuan adukan
spasi untuk pasangan dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari penyedia
jasa konsultansi pengawasan.
f. Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
g. Adukan perekat khusus untuk memasang keramik dinding, jika ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk penyedia jasa konsultansi
pengawasan, harus memenuhi ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik.
h. Adukan pengisian celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai,
yang diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Sika Tile Grout/AM Tile Grout/
MU Colorfill atau yang setara yang disetujui.

II. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1. Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Penyedia jasa konsultansi pengawasan untuk disetujui terlebih dahulu
sebelum dikirim ke lokasi proyek.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

2. Contoh bahan Keramik harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing


dengan 4 (empat) gradasi warna untuk setiap set. Biaya pengadaan contoh
bahan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa Konstruksi.
3. Pengiriman Keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan
jelas. Penyedia jasa Konstruksi wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5%
dari keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
4. Pekerjaan pemasangan Keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan lainnya
benar-benar selesai.
5. Pemasangan Keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau dibawah
pasangan Keramik ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
6. Sebelum pemasangan Keramik pada dinding dimulai, plesteran harus dalam
keadaan kering, padat, rat dan bersih.
7. Adukan untuk pasangan Keramik dinding kamar mandi dan bagian lain yang
harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah
bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
8. Adukan untuk pasangan Keramik pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 5 pasir.
9. Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
10. Adukan untuk pasangan Keramik pada dinding harus diberikan pada permukaan
plesteran dan permukaan belakang Keramik, kemudian diletakkan pada tempat
yang sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
11. Keramik harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang Keramik yang terpasang
tetap lurus dan rat.
12. Keramik yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.
13. Keramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki
dapat terbentuk dengan baik.
14. Sambungan atau celah-celah antar Keramik harus lurus, rat dan seragam, saling
tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 2 mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
15. Pemotongan Keramik harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya
pada satu sisi, bila tidak terhindarkan
16. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran dan
bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna mungkin.
17. Siar antar Keramik dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama
dengan warna keramiknya dan disetujui Penyedia jasa konsultansi pengawasan.
18. Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis siar.
19. Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.
20. Setiap pemasangan keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang terdiri dari
penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa polystyrene atau
polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja atau
sesuai pengarahan dari Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan.
21. Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

III. PERSYARATAN PEMBERSIHAN DAN PERLINDUNGAN


Setelah pemasangan selesai, permukaan Keramik harus benar-benar bersih, tidak
ada yang cacat, bila dianggap perlu permukaan Keramik harus diberi perlindungan
misalnya dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak
permukaan Keramik.

3. PEKERJAAN PLAFOND

I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
Meliputi seluruh pekerjaan dinding plafond gypsum board, rangka aluminium sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar.

II. PERSYARATAN MUTU


a. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama
sesuai bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelurusan dan ketebalan
yang disyaratkan.
b. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan atau
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
c. Bahan rangka :
Metal hollow 40 x 40 mm dan 20 x 40 mm atau metal furring yang disetujui oleh
penyedia jasa konsultansi perencanaan/penyedia jasa konsultansi pengawasan.
Bahan rangka : Metal hollow 40 x 40 mm dan 20 x 40 mm atau metal
furring.
Spesifikasi : Tebal Rangka hollow minimal = 0,5 mm

d. Bahan Pelapis :
Dari bahan gypsum board produk yang disetujui penyedia jasa konsultansi
perencanaan/ penyedia jasa konsultansi pengawasan, tebal bahan 9 mm sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar.
Bahan rangka : Gypsum Board.
Spesifikasi : Tebal 9 mm

e. Asessories
Semua bahan asesories harus dilapisi galvalum dan direkomendasikan oleh pabrik.
Asesories yang harus disediakan sesuai persyaratan ini adalah :
 Besi bracket / angle clip
 paku ramset
 rod (kawat) penggantung rangka
 U clamp

f. Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat papan gipsum
g. Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan sesuai dengan ukuran
gypsum dan material rangka gypsum yang dipasang.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Sebelum pekerjaan rangka plafon dilakukan, terlebih dahulu seluruh item pekerjan
di atas plafon harus sudah diselesaikan.
b. Penyedia jasa Konstruksi wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap
kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun
pemasangan dan lainnya.
c. Bila bahan-bahn yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang atau
tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Penyedia jasa Konstruksi
wajib menggantinya dengan yang sesuai.
d. Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab Penyedia jasa
Konstruksi sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
e. Sebelum papan gipsum dipasang, Penyedia jasa Konstruksi harus memeriksa
kesesuaian tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi
pemasangan terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada
tempat yang sama.
f. Pemasangan papan gipsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya.
g. Jenis/bentuk tepi papan gipsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
h. Papan gipsum dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat
pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang
sesuai.
i. Sambungan antara papan gipsum harus menggunakan pita penyambung dan
perekat serta dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat papan
gipsum.
j. Permukaan papan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
k. Kemudian permukaan papan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk papan gipsum untuk menutupi permukaan yang berpori.
l. Setelah cat dasar papan gipsum kering kemudian dilanjutkan dengan
pengaplikasian cat dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
dalam warna akhir sesuai ketentuan Skema yang akan diterbitkan kemudian.

4. PEKERJAAN PENGECATAN

I. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata dan beton
 Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar Ker-
ja.
 Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain).

b. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton.


c. Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang tam-
pak (exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
d. Pekerjaan Pengecatan Logam
e. Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti tercantum dalam Gambar Kerja
dengan ketentuan sebagai berikut :
 Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed) dicat sampai dengan cat
finish.
 Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-exposed) dicat hanya
sampai dengan cat dasar.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

II. PERSYARATAN MUTU


1. Cat Tembok Exterior.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan garam.
Tipe exterior matt emulsion/Weathershield. Warna yang digunakan mengikuti
standart warna instansi/Corporate Colour dan harus mendapat persetujuan dari
Pejabat Pembuat Komitmen
Biru Muda : Dulux - Blue Beauty 41388
Biru Tua : Jotun – Jothasield – Royal Blue

2. Cat Tembok Interior.


Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe interior matt emulsion. Warna
yang digunakan mengikuti standart warna instansi/Corporate Colour atau sebelum
dilaksanakan pekerjaan pengecatan Penyedia jasa konstruksi harus menunjukkan
pilihan warna dan mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen
3. Cat Logam dan Kayu.
Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama, tipe interior & exte-
rior gloss paint..
4. Lapisan Primer untuk Cat Tembok
Bahan dari kualitas utama Alkali Resisiting
5. Lapisan Primer untuk Cat Logam dan Kayu
Lapisan primer atau cat meni
6. Penyedia jasa Konstruksi wajib membuktikan keaslian cat dari produk terse-
but di atas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
 Segel kaleng
 Test BD
 Test laboratorium
 Hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Penyedia jasa Konstruksi. Hasil tes
kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan
ke penyedia jasa konsultansi pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
7. Penyedia jasa Konstruksi harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan
jenis cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.
8. Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).
9. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis
oleh Perencana dan Penyedia jasa konsultansi pengawas, barulah Penyedia jasa
Konstruksi melanjutkan dengan pembuatan “mock-up”.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

10. Penyedia jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Penyedia jasa konsultansi
pengawas, untuk kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup
rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini
akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasi-
kan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan
syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tid-
ak bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller
maupun semprotan.
2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan kesehatan manusia, maka Penyedia jasa Konstruksi harus me-
nyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan se-
bagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lem-
bab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Di dalam keadaan
tertentu misalnya untuk ruangan tertutup, Penyedia jasa Konstruksi harus
memakai kipas angin (fan) untuk memperlancar pergantian / aliran udara.
4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan (vacu-
um cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas / mutu ter-
baik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan han-
ya boleh dilakukan bila disetujui penyedia jasa konsultansi pengawas.
6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Penyedia jasa
konsultansi pengawas, terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen ba-
han/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
8. Sebelum pengecatan dimulai, Penyedia jasa Konstruksi harus melakukan pen-
gecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-
bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan diten-
tukan oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas. Jika masing-masing bidang ter-
sebut telah disetujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas dan Perencana,
maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan peker-
jaan pengecatan.
9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Penyedia jasa konsultansi pengawas harus
diulang dan diganti. Penyedia jasa Konstruksi harus melakukan pengecatan kem-
bali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas se-
bagaimana ditunjukkan oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas. Biaya untuk hal
ini ditanggung Penyedia jasa Konstruksi, dan tidak dapat di-klaim sebagai peker-
jaan tambah.
10. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang direkomendasikan
oleh pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan dan pekerjaan dari pabrik.
11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan Beton
a. Sebelum Pelaksanaan.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, minyak, lemak, kotoran atau
noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah
dicat dan dalam kondisi kering.
b. Pelaksanaan Pekerjaan dengan Roller

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin


menggunakan roller.
c. Permukaan Interior.
1. Lapisan Pertama :
 Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer
 Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
 Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
 Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan beri-
kutnya.
 Warna bening (transparan)
2. Lapisan Kedua dan Ketiga :
 Cat jenis Interior Matt Emulsion Paint
 Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
 Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2 per
lapis.
 Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
 Warna ditentukan kemudian.

d. Permukaan Exterior.
1. Lapisan Pertama :
 Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer
 Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
 Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
 Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan beri-
kutnya.
 Warna bening (transparan).

2. Lapisan Kedua dan Ketiga :


 Cat jenis Exterior Matt Emulsion Paint
 Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
 Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2
per lapis.
 Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
 Warna ditentukan kemudian.

12. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Ditampakkan.


a. Persiapan Sebelum Pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kerak/millscale, karat, minyak, lemak dan kotoran
lain secara teliti, seksama dan menyeluruh sehingga permukaan yang dimak-
sud menampilkan tampak logam yang halus dan mengkilap.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik (Mechanical Wire
Brush). Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner atau sikat
yang bersih.
Sebelum dilakukan pengecatan, semua permukaan logam harus disikat untuk
menghilangkan lemak dan kotoran.
c. Pelaksanaan pengecatan.
1. Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer/dasar dilaksanakan sebelum komponen ba-
han/material logam terpasang. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum
pelaksanaan pelapisan berikutnya. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
2. Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum
pelaksanaan pelapisan berikutnya. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

3. Lapisan Ketiga dan Keempat :


Cat akhir (“finish”). Pelaksanaan dengan kuas Tenggang waktu antara
pelapisan minimum 16 jam. Warna ditentukan kemudian.
13. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Tidak Ditampakkan.
14. Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat da-
sar (satu) lapis.
15. Pelaksanaan dengan kuas

5. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun
pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini
2. Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
A. Pekerjaan pintu kaca tempered
B. Pekerjaan pintu panel
C. Pekerjaan pintu pvc
D. Pekerjaan pintu double mutliplek t=6mm
E. Pekerjaan pintu harmonika
F. Pekerjaan pintu Besi

A. PEKERJAAN PINTU KACA TEMPERED


I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pintu Kaca Tempered tebal 12 mm beserta
semua kelengkapannya

II. PERSYARATAN MUTU


a. Daun pintu dari kaca lembaran jenis tempered clear glass dan disetujui oleh
penyedia jasa konsultan pengawas.
b. Tebal bahan kaca minimal 12 mm, ukuran dan lokasi pemasangan sesuai kebu-
tuhan dan sesuai yang ditunjukkan/dinyatakan dalam detail gambar.
c. Bahan kaca yang digunakan dari mutu AA serta memenuhi persyaratan SNI 15-
6353-2000.
d. Untuk ukuran panjang dan lebar dengan toleransi yang diizinkan maksimal 2,00
mm.
e. Dari kesikuan bahan kaca akibat pemotongan dari lembaran kaca yang
digunakan yang berbentuk segi empat panjang harus mempunyai sudut siku ser-
ta tepi potongan yang rata dan lurus, dengan toleransi kesikuan maksimum 1,50
mm untuk setiap 1 meter panjang.
f. Adapun untuk ketebalan bahan kaca lembaran dengan toleransi yang diizinkan
maksimum 0,30 mm.
g. Segala peralatan dan pelengkap yang diperlukan dalam pekerjaan daun pintu
frameless harus terbuat dari bahan stainless steel atau sesuai yang disyaratkan,
seperti :
 Patc Pitting (4 x 17 cm)
 Floorhinges
 Handle Pintu Kaca
 Grendel Cylinder Dead Lock
Dan harus mendapat persetujuan dari penyedia jasa konsultansi pengawasan
atau pejabat pembuat komitmen.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Sebelum pekerjaan dilakukan, Penyedia jasa Konstruksi diwajibkan untuk mene-
liti dengan seksama gambar-gambar untuk itu dan keadaan lapangan yang ada
(ukuran serta lubang-lubang yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut)
termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out / penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar yang ada.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan ditempat pekerjaan ha-
rus pada lokasi dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan akibat pekerjaan lain dan tidak lembab.
c. Hasil pemasangan daun pintu harus rata dengan permukaan rangka kus-
en/frame, siku, tidak membentur permukaan lantai dan semua peralatan yang
dipasang dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
d. Bahan kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (rung-ruang yang beri-
si gas yang terdapat dalam kaca), bebas dari komposisi kimia yang dapat meng-
ganggu pandangan, bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik se-
bagian atau keseluruhan dari tebal kaca, bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada
sisi panjang dan lebar kearah keluar/masuk), bebas dari benang (string) dan ge-
lombang (wave), bebas dari bintik-bintik (spots) dan awan serta goresan dan
bebas dari lengkungan.
e. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus dengan persetujuan
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan.
f. Semua sisi kaca bekas pemotongan dan sisi-sisi yang lain, harus digerinda sam-
pai licin, rata dan halus.
g. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang khusus yang telah ber-
pengalaman dalam bidang pemasangan pintu frameless dan hasil pemasangan
harus baik, sempurna dan seluruh peralatannya dapat berfungsi dengan baik.
h. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan
yang lain dan terlindung dari segala benturan serta diberi tanda pengaman yang
dapat mudah dikenalnya.

B. PEKERJAAN PINTU PVC DAN PINTU DOUBLE TEAKWOOD/MULTIPLEKS


LAPIS HPL, PVC

A. PEKERJAAN KUSEN

I. LINGKUP PEKERJAAN
 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempur-
na.
 Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, curtain wall, seperti yang dinya-
takan / ditunjukkan dalam gambar.

II. PERSYARATAN BAHAN


 Terbuat dari bahan Aluminium Framing System, dari produk dalam negeri
warna putih yang memenuhi Aluminium extrusi sesuai SII extrusi 0695-82,
0649-82.
 Bentuk ukuran profil kusen adalah 4” x 1 ¾” atau sesuai dalam gambar,
dengan terlebih dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing
yang disetujui Pejabat Pembuat Komitmen / Pengawas.
 Warna profil : untuk Kusen Aluminium coating Putih
 Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unti-

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

unit jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
 Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan Pejabat Pembuat
Komitmen.
 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan
Syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
 Konstruksi kusen & louvre aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjuk-
kan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
 Kayu Slimar untuk pintu double teakwood menggunakan kayu kamper oven
dan kering, minimal memiliki kandungan air 0,2 % dan harus ditunjukan ser-
tifikasi dari pengolahan kayu yang ditunjuk
 Bahan Multipleks menggunakan multipleks kayu Albasia dengan ketebalan 4
mm
 HPL (High Pressure Laminate) dari bahan PVC dan mudah diperoleh di pasa-
ran
 Pekerjaan dengan menggunakan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-
lain harus rapi sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu
dan partisi yang mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
o untuk tinggi dan lebar 1 mm.
o untuk diagonal 2 mm.
 Accessories
o Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
caulking dan sealant.
o Sealant yang dipergunakan adalah sealant untuk aluminium dan kaca
o angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3
mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak
dapat bergerak / bergeser.
 Pemeliharaan selama masa pelaksanaan :
o Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


 Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia jasa Konstruksi diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang
bukaan dinding. Penyedia jasa Konstruksi diwajibkan membuat contoh jadi
(mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen / Pengawas.
 Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan
lapangan dimulai. Proses ini harus didahului dengan pembuatan shop draw-
ing atas petunjuk Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, meliputi gambar
denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Penyedia jasa Konstruksi juga
diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari sistem
dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi persyaratan
yang diminta/berlaku. Penyedia jasa Konstruksi bertanggung jawab penuh
atas kehandalan pekerjaan ini.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

 Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi, dik-
erjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi
lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
 Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan un-
tuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa me-
nyebabkan kerusakan pada permukaannya.
 Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah
bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan ha-
rus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gam-
bar.
 Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok.
 Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate
setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
 Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti kar-
at, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air
dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah
antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
 Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen alumini-
um akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan
metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari
timbulnya korosi.
 Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
 Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium, kehorizontalan rel mutlak
diperhatikan sebelum rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding
horizontal yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass
(pelubangan dinding).
 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada
ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu
dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan double door.
 Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan suara.
 Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.
 Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan.
 Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk mem-
peroleh persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen/Pengawas.

B. PEMASANGAN DAUN PINTU DAN SLIMAR JENDELA

I. LINGKUP PEKERJAAN
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen jendela, kaca mati, daun jendela dan
louvre aluminium, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar
 Pekerjaan pembuatan daun jendela dan kaca dipasang diseluruh detail yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
 Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan Alat Penggantung
dan Kunci serta Pekerjaan Kaca dan Cermin.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

II. PERSYARATAN BAHAN


 Slimar Jendala Profil 3/8’’, yang mutu dan persyaratan bahannya sama
dengan bahan yang digunakan untuk kusen aluminium
 Untuk panel jendela digunakan bahan kaca, dengan tebal sesuai gambar
perencanaan, mutu A, yang memenuhi SNI 15-6353-2000. Warna kaca akan
ditentukan kemudian.
 Gunakan sealant yang elastis dengan kualitas tinggi. Jangan memakai ka-
ret/gaskets, karena akan menyulitkan pengaturan kerataan antar per-
mukaan dan untuk menghindari distorsi.
 Pergunakan foam yang lembut untuk back-up material seperti polyurethane
foam.

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa Konstruksi diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out /
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
 Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia jasa Konstruksi wajib mengajukan
contoh dari semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada
Pejabat Pembuat Komitmen/ Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
minimal 3 (tiga) produk dari berbagai merk / pabrik lengkap dengan brosur /
spesifikasi dari masing-masing pabrik yang bersangkutan.
 Penyedia jasa Konstruksi wajib membuat shop drawing yang mencantumkan
semua data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut.
Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
Pejabat Pembuat Komitmen/ Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan.
 Penimbunan bahan-bahan pintu di lokasi pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindungi dari kerusakan dan kelembaban.
 Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu / jendela dan
penguat lain serta pemasangan kaca, agar tetap terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan / menjaga kerapihan, tidak boleh terjadi noda-noda
atau cacat bekas penyetelan.
 Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
 Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, tanpa meninggalkan bekas / cacat
pada permukaan rangka pintu / jendela kaca yang tampak.
 Untuk daun pintu / jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melincang dan semua peralatan dapat berfungsi
dengan baik.

C. MEMPERBAIKI PEKERJAAN YANG TIDAK SEMPURNA


a. Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tapi
tidak longgar, tanpa terjadi macet atau terhambat dan semua kunci-kunci dan
engsel-engsel cocok dan dapat bekerja dengan wajar.
b. Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan kayu tersebut menjadi mengkerut
atau bengkok, atau kelihatan ada cacat- cacat lainnya pada pekerjaan kayu ha-
lus atau kasar sebelum masa pemeliharaan berakhir, maka pekerjaan yang
cacat tersebut harus dibongkar dan diganti hingga Tim Teknis / Konsultan Su-
pervisi / Perencana menilai baik dan layak dan pekerjaan lain yang terganggu
akibat pembongkaran tersebut harus diperbaiki atas biaya Penyedia jasa Kon-
struksi.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

D. PEKERJAAN PEMASANGAN KACA


 Untuk Jendela dengan bukaan besar (curtain wall) menggunakan kaca Dark
Blue, t = 6 mm
 Untuk Jendela dengan bukaan kecil/bovenlicht menggunakan Kaca Clear dengan
ketebalan = 5 mm. Kaca harus standard yang jernih, dari pabrik yang disetujui
dan yang tebalnya seperti yang disebut dalam gambar atau syarat dan
spesifikasi khusus.
 Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen, dengan kelonggaran sesuai standar
pabrik, lalu dipasang dan dikukuhkan memakai dempul kaca dan lat-lat kayu dan
dipaku dengan sekrup.
 Kaca harus dipotong menurut panjang yang dikehendaki dengan diberi lowongan
sedikit lalu dimasukkan kedalam jalur kusen yang sebelumnya sudah diberi
dempul kaca.
 Daun-daun kaca tersebut dipasang dengan kokoh memakai list yang keras.
 Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus, harus distel ditengah-tengah dengan
hati-hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.
 Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus
dibersihkan, sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
 Kaca diidentifikasi dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau cara
lain yang tidak membekas pada kaca setelah dibersihkan.
 Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari akibat pekerjaan lain seperti
cipratan cat, plesteran, noda atau percikan las

E. PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA (ALAT PENGGAN-


TUNG & PENGUNCI )
Meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini, yaitu
pemasangan kunci, engsel, rel dan kelengkapan pintu, jendela lainnya.
1. Kunci-Kunci
2. Kunci–kunci yang digunakan ex. Gradino/Solid/Dekson.
3. Tiap kunci harus mempunyai 3 buah anak kunci. Pemborong harus
memperlihatkan contohnya terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Tim
Teknis/Konsultan Supervisi.
4. Handle, Engsel-engsel dan Grendel jendela :
- Handle - handle yang digunakan ex. Gradino/Solid/Dekson.
- Engsel-engsel Pintu yang dipakai ex. Gradino/Solid/Dekson.
- Engsel-engsel Jendela casement yang dipakai ex. Gradino/Solid/Dekson
- Grendel jendela yang dipakai ex. Gradino/Solid/Dekson
5. Pemasangan mengikuti prosedur pabrik diatas.

C. PEKERJAAN PINTU BESI

I. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pembuatan Penyetelan dan pemasangan kusen-kusen pintu Besi.
2. Pembuatan Penyetelan dan Pemasangan daun pintu Besi
3. Penyetelan/pemasangan perlengkapan penggantung dan pengunci dan
sebagainya sesuai kebutuhan
4. Dan lain pekerjaan sejenis sesuai gambar kerja.

II. PERSYARATAN BAHAN


5. Pintu baja, tebal daun pintu 45 mm. Daun pintu dilengkapi dengan bibir selebar
24 mm yang merupakan satu kesatuan pelat dengan permukaan daun pintu.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

Menggunakan engsel axial bearing dari bahan baja digalvanis. Tungkai pintu dan
perisai terbuat dari bahan alumunium.

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1. Daun pintu harus tahan api (fire doors) minimal 120 menit, dengan teknik
pemasangan yang sesuai spesifikasi pabrikan yang ditunjuk dan gambar
rancangan pelaksanaan.
2. Telah lulus uji sesuai DIN, BS dengan label UL, rating 3 jam, kenaikan
temperatur maksimal 4500F (2320C), menggunakan engsel tipe BQ-L02, silinder
tipe BQ-C02 sesuai DIN 18082/18273/18250. Daun pintu dilengkapi dengan bibir
selebar 24 mm untuk menahan asap.

6. PEKERJAAN SANITAIR

I. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti di-
tunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diper-
lukan
II. PERSYARATAN BAHAN
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
 Water Closet Duduk, bahan porselen produk mudah diperoleh di pasaran,
lengkap dengan stop kran dan peralatan lain (warna standard).
 Wastafel, wastafel meja bahan porselen, produk mudah diperoleh di pasaran,
lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard).
 Sink dapur, produk mudah diperoleh di pasaran
 Urinoir, produk mudah diperoleh di pasaran
 Sekat Urinoir, produk mudah diperoleh di pasaran
 Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan keran, siphon
dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
 Keran, Floor Drain, Dll, produk mudah diperoleh di pasaran
 Head Shower, produk mudah diperoleh di pasaran
 Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat
sedikitpun. Penyedia jasa Konstruksi harus mengajukan contoh-contoh untuk
disetujui oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan bersama dengan Konsultan
Perencana.

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN


A. Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh ahli
pemasangan barang sanitair yang berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan
dengan hati-hati dan sangat rapi.
B. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan tidak
diijinkan.
C. Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang
pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.
D. Semua saluran ekspos keperlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian
rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja dan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
E. Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus dilaksanakan
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
F. Bak cuci tangan pemasangan di meja harus dipasang pada ketinggian sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.
G. Bak cuci dari bahan stainless steel harus dipasang sedemikian rupa pada
meja/kabinter seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

H. Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan alat
ini berada 530 mm diatas lantai untuk orang dewasa dan 330 mm untuk anak-
anak, atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
I. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat perlengkapan sanitasi atau sesuai persetujuan Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan.
J. Pemasangan alat-alat sanitair lain
K. Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan
diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak bercacat
sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih.
Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc
: 2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain rata dan
sebidang dengan bidang lantai. Paper holder hanya dipasang pada toilet yang
closetnya duduk. Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya
saja. Tinggi pemasangan pada dinding  100 cm di atas lantai.

7. PEKERJAAN RAILING

I. LINGKUP PEKERJAAN
- Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja yang cukup ahli dalam
pekerjaan halus dan presisi (besi).
- Penyedia jasa Konstruksi bertanggung jawab sejak persiapan bahan, pemasan-
gan sampai penyerahan dalam kondisi finish sesuai gambar rencana.

II. PERSYARATAN BAHAN


Semua bahan Railing yang digunakan adalah Pipa hollow 4x4 Stainless Steel dan ka-
ca tempered 8mm.

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


 Pelaksanaan pekerjaan merupakan perakitan masing-masing bagian bahan yang te-
lah disiapkan sesuai gambar rencana.
 Pembuatan dan perakitan bahan-bahan tersebut sesuai gambar rencana harus pada
tempat khusus atau bengkel yang menjamin pekerjaan tersebut rapih dan halus.
 Pemasangan railing pada tempat yang telah ditentukan sedemikian rupa sehingga
benar-benar presisi sebagaimana dalam gambar rencana.
 Pelaksanaan pemasangan harus selalu mendapat pengawasan dan persetujuan Tim
Teknis / Konsultan Supervisi.
 Masing-masing pasangan railing dipasang pada tempat/bagian yang sudah disiap-
kan dudukannya, dan dites permukaan atau railing tersebut harus rata horizontal
dan mempunyai ketinggian yang sama terhadap lantai, serta masing-masing bagian
railing harus tepat pada bagian tersebut.

8. PEKERJAAN LAIN-LAIN

LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi : Pekerjaan Pasang ACP.

1. PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

I. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel alu-
minium composite hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sem-
purna.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukkan
pada gambar. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang
berhubungan dengan pekerjaan jendela aluminium, pekerjaan kaca, dan
pekerjaan pemasangan panel aluminium composite pada tempat yang
ditunjukan dalam gambar rencana
c. Pemasangan rangka Hot Dip Galvanize dan Aluminium Hollow dan sesuai
gambar kerja.

II. PERSYARATAN BAHAN.


a. Komponen :
 Hot Dip Galvanized Steel untuk Bracket ke dinding dan galvalum hollow
(40 x 40 x 0,6) mm untuk instalasi frame.
 Sealant dan Gasket :
 Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color corporate dari
instansi pemberi tugas atau chart dari pabrik.
b. Bahan–bahan:
 Aluminium Sandwich Cladding Panel Non combustible mineral, diantara 2
lapis aluminium plate, dengan spesifikasi sebagai berikut :
 Ketebalan panel : 4 mm
 Aluminium sheet thicknees : 0,5 mm ( dobble )
 Warna : Sesuai gambar rencana/ persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen.
 Face Density (Berat) : 559 kg/m2
 Bending Strength ≥ 2.0 x 104 MPa
 Bending Elastic Modulus ≥ 2.0 x 104 MPa
 Heat Distortion Temperature : 105®C
 180° Pll Strenght : 13.7 N/M²
 Coating : PVdF dengan ketebalan 2.5 micron
minimun
 Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna ditentukan kemudian
 Penyedia jasa Konstruksi diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan
kepada Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
 untuk mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen/ pemilik
proyek.
 Penyedia jasa Konstruksi diharuskan menyertakan Surat Dukungan Asli
dari Pabrik
 Aluminium Composite Panel yang distempel oleh Distributor.
 Composite Panel yang digunakan adalah bahan (jenis dan tebal) sesuai
spesifikasi teknis dan gambar rencana kualitas baik dan rata, tidak berge-
lombang. Pemasangan sesuai dengan gambar rencana.

III. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai
dengan standard dari pabrik.
b. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang
pernah dikerjakan kepada panitia / pemilik untuk mendapatkan persetujuan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

c. Aluminium composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam produk saja.
d. Pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan denga hasil yang akurat, teliti dan tepat.
e. Rangka-rangka harus terbuat dari bahan aluminium hollow dan pemegang
harus dipersiapkan dengan teliti serta tegak lurus.
f. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan
bahan caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor.
g. Penyedia jasa Konstruksi harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dan
hal-hal lain yang dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi Penyedia
jasa Konstruksi harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.
h. Hasil pemasangan pekerjaan aluminium panel Composite harus merupakan
hasil pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

BAB VI
PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

SYARAT - SYARAT UMUM

A. U M U M
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan umum ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut atau bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul lainnya dari syarat- syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan, maupun
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya
dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja.
Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.

B. GAMBAR-GAMBAR
i. Gambar-gambar perencanaan tidak menunjukan semua accessories dan fixture secara
terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor, sehingga sistem dapat bekerja
dengan baik.
ii. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi di Lapangan.
Gambar-gambar arsitektur dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
iii. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan
detail ( shop drawing ) yang harus diajukan kepada Konsultan MK/Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Kontraktor untuk
disetujui Konsultan MK/Pengawas, dianggap bahwa Kontraktor telah mempelajari
situasi dan telah mengadakan kordinasi dengan pekerjaan lainnya.
iv. Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam
satu set lengkap gambar (kalkir) dan tiga set lengkap gambar blue print sebagai
gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing) As built drawings harus
diserahkan segera setelah selesai pekerjaan.

C. KOORDINASI
i. Kontraktor pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama
dengan Kontraktor bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
ii. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi / menghambat pekerjaan lainnya.

D. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH


i. Pada waktu mengajukan penawaran Kontraktor harus melampirkan " Daftar Material "
yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang untuk proyek ini, sesuai
dengan persyaratan dalam spesifikasi harus disebutkan pabrik, merek, manufacture,
type lengkap dengan brosur / katalog.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

Ketentuan lain yang harus dipenuhi pada waktu penawaran harus dinyatakan :
 Kapasitas peralatan.
 Cara pemasangan.
 Dimensi.
 Peralatan yang ditawarkan harus diberi tanda.
ii. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang
akan dipasang kepada Konsultan MK/Pengawas. Semua biaya yang berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Sebelum contoh bahan disetujui dengan konsultan MK/Pengawas, bahan
tersebut tidak diizinkan untuk dipasang.
iii. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi
teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dikerjakan oleh
orang-orang yang ahli.
iv. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan Kontraktor harus
segera menghubungi Konsultan MK / Pengawas untuk berkonsultasi.
v. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan MK/Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal
tersebut menjadi beban tanggung jawab Kontraktor. Untuk pemilihan equipment dan
material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK/Pengawas.

E. COMMISIONING DAN TESTING


i. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah
seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi
persyaratan - persyaratan yang berlaku.
ii. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor. Hal ini termasuk pula peralatan
khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini sesuai yang dianjurkan oleh
pabrik, juga harus disediakan oleh Kontraktor.

F. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accesseries dan lain-lain yang disebut dan
dipersyaratkan dengan nama dan merk ini, maka Kontraktor wajib menyediakan sesuai
dengan peralatan/merk tersebut diatas.
Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari
Konsultan Perencana.

G. PERLINDUNGAN PEMILIK
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin
dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

H. PENGUJIAN DAN PENERIMAAN


Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan- ketentuan pengetesan dengan baik.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan
yang dipasang, dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan
peralatannya dapat diserahkan kepada Konsultan MK/Pengawas.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

I. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


i. Peralatan-peralatan utama harus digaransikan selama 1(satu) tahun terhitung dari
penyerahan pertama.
ii. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 6(enam) bulan terhitung saat penyerahan
pertama.
iii. Selama masa pemeliharaan ini Kontraktor pekerjaan ini diwajibkan untuk mengatasi
segala kerusakan-kerusakan dari pada instalasi yang dipasang tanpa ada tambahan
biaya.
iv. Selama masa pemeliharaan tersebut, Kontraktor harus menyediakan tenaga-tenaga
yang diperlukan dan bertanggung jawab atas seluruh instalasi yang dikerjakan.
v. Penyerahan pekerjaan pertama, baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan
bukti-bukti hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang
ditandatangani bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan MK
lapangan serta dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan
instansi yang berwenang.
vi. Jika pada masa pemeliharaan tersebut, Kontraktor instalasi ini tidak melaksanakan
atau tidak memenuhi teguran- teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan
selama masa pemeliharaan maka Konsultan MK/ Pengawas berhak menyerahkan
pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Kontraktor
yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
vii. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, Kontraktor harus mendidik dan melatih
karyawan / petugas yang ditunjuk oleh pemberi tugas hingga memahami sistem
instalasi dalam pengoperasian serta pemeliharaan.
viii. Selama masa pemeliharaan ini pelaksaan pemeliharaan serta pemeriksaan routine
harus dilaksanakan tidak kurang dari setiap 2(dua) minggu sekali.

J. LAPORAN
i. Laporan Harian
ii. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian dan Laporan Mingguan yang memberikan
gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dilapangan secara jelas. Laporan
tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga) meliputi :
 Kegiatan fisik
 Catatan dan Perintah Konsultan MK/Pengawas yang disampaikan baik secara lisan
maupun tertulis.
 Hal-hal yang menyangkut masalah :
1. Material (masuk/ditolak)
2. Jumlah tenaga kerja
3. Kedaan cuaca
4. Pekerjaan tambah/kurang
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan, dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan
minggu depan. Laporan ini harus ditanda tangani oleh manager Proyek dan diserahkan
pada Konsultan MK/Pengawas untuk diketahui / disetujui.
iii. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan MK/Pengawas dalam rangkap 5
(lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan), untuk mengetahui
drop voltage.
 Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
 Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
MK/Pengawas.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

K. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA.


i. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menempatkan seorang
penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang dapat bertindak
selaku wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala
instruksi-instruksi dari Konsultan MK/Pengawas.
ii. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerja dan
pada saat diperlukan dalam pelaksanaan atau pada saat yang dikehendaki oleh
Konsultan MK/Pengawas, petunjuk dan perintah Konsultan MK di dalam pelaksanaan
harus disampaikan langsung kepada pihak Kontraktor melalui penanggung jawab
Kontraktor.

L. PERUBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN PEKERJAAN.


i. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
Konsultan MK/Pengawas.
ii. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Kontraktor harus menyerahkan gambar
perubahan yang dimaksud kepada Konsultan Perencana melalui Konsultan
MK/Pengawas lapangan untuk disetujui.
iii. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus
diajukan oleh Kontraktor kepada konsultan Perencana melalui Konsultan MK/Pengawas
secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan gambar rencana yang
mengakibatkan pekerjaan tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan
MK/Pengawas dan Perencana.

M. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN .


i. Pembongkaran tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan sparing instalasi harus dikembalikan seperti keadaan semula, termasuk
tanggung jawab Kontraktor instalasi ini.
ii. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan
MK/Pengawas.
iii. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan
MK/Pengawas.

N. KANTOR KONTRAKTOR, LOS KERJA DAN GUDANG


i. Kontraktor diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di
halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan
, penyimpanaan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja
(peralatan pekerjaan kasar) , dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
ii. Pembuatan keet, kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih
dahulu mendapatkan izin dari Pemberi Tugas.

O. PENJAGAAN
i. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan), termasuk peralatan yang sudah
terpasang.
ii. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

P. PENERANGAN DAN SUMBER DAYA


i. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu harus diberi penerangan yang cukup.
ii. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/ daya
kerja harus diusahakan oleh Kontraktor.

Q. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN


i. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan harus selalu dalam keadaan bersih.
ii. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang maupun
diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya
pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
iii. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan
MK/Pengawas pada waktu pelaksanaan.

R. KECELAKAAN DAN PETI PPPK


i. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban
atau para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen
yang bersangkutan/berwenang (dalam hal ini Polisi dan Departemen Tenaga Kerja)
dan mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
ii. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama
pada kecelakaan.

S. PEGAWAI PENYELENGGARA DARI KONTRAKTOR


i. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor harus diserahkan kepada
penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai
wewenang penuh untuk mengambil keputusan.
ii. Site Manager mewakili Kontraktor di tempat pekerjaan dapat bertindak penuh kepada
Konsultan MK/Pengawas.
iii. Petunjuk dan perintah Konsultan MK/Pengawas di dalam pelaksanaan disampaikan
langsung kepada Kontraktor atau melalui Site Manager, sebagai penanggung jawab di
lapangan.
iv. Kontraktor diwajibkan untuk, menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja
(buruh) dan pegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum,
mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan
yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari
tempat pekerjaan atas perintah MK/Pengawas harian.
v. Bila Kontraktor lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud
dalam pasal denda.

T. MANAJEMEN KONSTRUKSI (MK)/ KONSULTAN PENGAWAS.


i. Monitoring terhadap pelaksanaan semua pekerjaan dilapangan adalah tanggung
jawab Konsultan MK/Pengawas.
ii. Pada setiap saat Konsultan MK/Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus mengadakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
iii. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan MK/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL

A. U M U M
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pengujian serta perijinan, perbaikan selama masa pemeliharaan dan
training bagi calon operator, sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan
sempurna.
B. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan sistem elektrikal:
i. Pengadaan dan penyambungan atau penambahan daya listrik PLN sebesar 233 kVA
sesuai gambar rencana, termasuk administrasinya. Semua biaya resmi dibayar oleh
Pemilik.
ii. Pengadaan dan pemasangan 1 unit Genset kapasitas 250 kVA, tangki harian, dan
pemipaan dari tangki harian ke tangki mingguan yang sudah ada lengkap dengan
sistim pemompaan.
iii. Pengadaan dan pemasangan Main Distribution Panel dan Panel Kapasitornya, Sub
Distribution Panel, Panel Penerangan, Panel KWH meter.
iv. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendah 400/380V
lengkap dengan sepatu kabel (kabel schoen) :
1. Dari Trasformator PLN menuju ke Main Distribution Panel mengunakan kabel
jenis NYY 4 x (1 x 185 ) m².
2. Dari Genset ke Main Distribution Panel.
3. Dari Main Distribution Panel ke Sub Distribution Panel dan dari Panel satu ke
panel lain.
4. Pengadaan dan pemasangan rak kabel (Cable Ladder dan Cable tray).
5. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran kabel
tegangan rendah 1000 V sesuai dengan gambar rencana.
6. Pekerjaan pentanahan (pembumian) pengaman/ grounding dari Panel, Armatur
lampu, kotak kontak, pintu, rak, tangki pompa dan peralatan dari bahan metal
lainnya, lengkap dengan bak kontrol, elektroda pentanahan dan accesories.
v. Pekerjaan Instalasi Penerangan dan Stop Kontak beserta kelengkapannya, meliputi :
i. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armature lampu, dan stop kontak
biasa.
ii. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, saklar ganda dan Grid Switch.
iii. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel
serta berbagai accessories lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak,
junction box, fleksible conduit, bands/elbouws, socket dan lain- lain.
iv. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan
stop kontak.
vi. Lampu-lampu penerangan.
vii. Pekerjaan sistem Penerangan Luar (Outdoor Lighting) :
1. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar lengkap dengan tiang,
pondasi, armature lampu dan accessories lainnya.
2. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar lengkap dengan conduit,
batu pelindung cable dan accessories lainnya.
3. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir non radio
aktif lengkap dengan accesoris lainnya.
4. Pengadaan dan pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar
dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, kabel rak, support
equipment dan accessories lainnya.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

C. GAMBAR-GAMBAR KERJA.
Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
Dalam gambar kerja ini lebih dijelaskan katalog dari manufacture, dimensi-dimensi, data
dan material-material yang dipakai, termasuk after sales service untuk peralatan-
paralatan tertentu.
Dalam gambar kerja ini dengan jelas terlihat dan dijamin bekerjanya alat-alat/peralatan
didalam sistem secara keseluruhan.
Bila dirasakan perlu adanya perubahan-perubahan ataupun penyimpangan-
penyimpangan dari pada sistem yang direncanakan sehubungan dengan daftar bahan
yang diajukan tanpa merubah fungsi sistem, serta maksud dari sistem semula/sebenarnya
dapat diajukan dengan memberi alasan-alasan persetujuan yang tepat. Perubahan diatas
harus mendapat persetujuan dari Direksi dan tidak membawa akibat tambahan biaya bagi
pemilik.

D. STANDARD, REFERENSI DAN PERSYARATAN.


i. Standar, Referensi dan persyaratan yang digunakan disini adalah sesuai dengan
standar :
1) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2010.
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
3) No.023/PRT/1978 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
5) No. 024/PRT/1978 tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL).
ii. Harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang memiliki Surat Izin PAS dari PLN yaitu Surat
Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Izin Kerja (SIKA) minimum golongan C yang
masih berlaku dan dapat menunjukan bukti-bukti tanda daftar rekanan dalam bidang
usaha listrik yang keluarkan oleh instansi yang berwenang.
iii. Peralatan yang disebut dengan Merk dan Penggantinya.
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixture dan lain-lain yang disebutkan serta
yang dipersyaratkan ini, Kontraktor wajib / harus menyediakan sesuai dengan
peralatan yang disebut dengan persetujuan perencana dengan syarat ada surat
pernyataan resmi dari pabrik bahwa produk tersebut tidak diprodukasi lagi.
iv. Perlindungan Pemilik.
Atas penggunaan bahan, material, sistem sertifikat, lisensi dan lain-lain oleh
Kontraktor. Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis
lainnya.
v. Proteksi.
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus dilindungi
terhadap cuaca dan dijaga selalu dalam keadaan bersih. Semua pipa pelindung kabel
dalam tanah yang menembus keluar dinding pondasi batas luar bangunan, harus
ditutup rapat pada ujung-ujungnya dengan sealant untuk mencegah masuknya air
tanah dan ujung kabelnya harus ditutup rapat.
vi. Pengecatan.
Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang lecet karena pengapalan, pengangkutan
atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan di cat dengan warna yang
sama, sehingga nampak seperti baru kembali.
vii. Garansi.
Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan
mengalami kerusakan dalam pengetesan- pengetesan yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknis ini maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang
diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat. Setelah mengalami

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan
MK/Pengawas.
viii. Tambahan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan tambahan (accesories) yang tidak ditunjukan
dalam gambar dan persyaratan teknis ini, tetapi perlu untuk menunjang
terselenggaranya sistem secara lengkap, baik dan rapi sehingga sistem dapat
beroperasi dengan baik dan sempurna.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PANEL TEGANGAN RENDAH

A. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
perbaikan selama masa pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli.
Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan
spesifikasi teknis ini maupun tambahan- tambahan lainnya.

B. TYPE DAN MACAM PANEL


Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Panel-panel yang dinmaksud untuk beroperasi pada tegangan 220/380 V, 3 phasa, 4
kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN,
BS, NEMA dan sebagainya.
i. Panel-panel ini adalah dari type tertutup (Metal Enclosed), free standing untuk
pasangan dalam (Indoor use), lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada.
ii. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum
dalam gambar rencana.

C. KARAKTERISTIK PANEL
i. Tegangan kerja : 400 volt
ii. Tegangan uji : 3.000 volt
iii. Tegangan uji impulse : 20.000 volt
iv. Frekwensi : 50 Hz

D. BUS-BAR/REL
Bus-bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan
perak, dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150% dari arus beban terpasang
yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran PUIL (daftar No. 630 - D1 - D4 / PUIL 2000).
Semua bus-bar/rel harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL 2000 sebagai
berikut :
i. Phasa : merah, kuning, hitam
ii. Netral : biru
iii. Ground : hijau-kuning
Serta dipegang oleh isolator dengan kuat dan baik pada kerangka panel.
Semua bus-bar/ rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan yang disebutkan pada
PUIL.
Cat tersebut harus tahan terhadap panas sampai dengan temperatur 75 derajat Celcius.
Bus-bar disusun oleh isolator dengan baik untuk sistem 3 phasa 4 kawat seperti ditunjuk
dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral yang diisolir terhadap
tanah, sebuah bus-barpentanahan yang selanjutnya diklem dengankuat pada frame panel
dan dilengkapi dengan klem untuk pentanahan.
Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukan ukuran-ukuran dari
bus-bus dan susunannya. Ukuran dari bus harus ukuran sepanjang panel dan harus
disediakan cara untuk penyambungan dikemudian hari.

E. PERSYARATAN-PERSYARATAN KERJA STARTER MOTOR Y – D


Kerja starter motor Y-D adalah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat dihidupkan
secara manual atau remote.
Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :
a. 3 buah kontaktor daya

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

b. 1 thermal over load relay


c. 1 motor timer
d. 1 tombol start stop
e. 1 selector switch 3 posisi (local, stop, remote)
f. 3 indicator lamp :
i. Merah : start
ii. Hijau : stop
iii. Orange : fault
Khusus untuk hydrant, dan pompa-pompa harus dilengkapi dengan alat starting
automatic dan WLC.
Hydrant harus dapat start secara automatic. Bila panel hydrant mendapat signal dari
Master Control Fire Alarm.

F. SELURUH PANEL HARUS DILENGKAPI CONTACTOR DAN RELAY-RELAY YANG


BERHUBUNGAN DENGAN SYSTEM.
Konstruksi Panel
a. Panel tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya
seperti pengoperasian saklar daya (MCCB/ACB), pemutus tenaga (CB)., pemasangan
kembali indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan
sebagainya.
b. Panel tegangan rendah terdiri dari lemari - lemari yang digunakan untuk pemasangan
peralatan - peralatan atau penyambungan - penyambungan. Setiap lemari hanya dapat
dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam lemari tersebut telah off/mati.
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengaman/interlock harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-
kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
d. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan diberi
penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat
dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah satu sama
lain dangan alat pemisah.
e. Tiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :
i. Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan
dengan baut setelah switchgear dimatikan.
ii. Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu disebelah muka, yang dihubungkan
dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehngga hanya dapat
dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah off/mati.
f. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut:
i. Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapis cadmium.
ii. Semua bagian dari baja harus bersih dan harus dilindungi dari karat setelah
pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara
galvanisasi atau "Chromium Plating atau dengan zinc chromite primer.
iii. Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven warna abu-abu atau
warna lain yang disetujui Direksi.
g. Circuit breaker kapasitas sampai 1000 A harus dari type Moulded Case Circuit Breaker
(MCCB), sedangkan untuk kapasitas 1000 A keatas memakai type Air Circuit Breaker
(ACB) jenis draw-out type.
Manually operated dilengkapi mekanisme operasi yang trip free dari type Quick make,
Quick break.
CB/MCCB/ACB harus mempunyai besaran-besaran Ampere Frame (AF) dan Ampere
Trip (AT) pada temperatur keliling 40 derajat C seperti pada gambar, 660 Volt retings
dan kemampuan pemutusannya pada 380 volt seperti ditunjukkan pada gambar.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

CB/MCCB/ACB yang dipasang pada daerah main interlock harus dari jenis 4 (empat)
pole dan dapat dioperasikan dengan satu motor listrik (motor operated breaker), untuk
cabang-cabang lainnya motorized circuit breaker diberikan notasi M seperti terdapat
pada gambar.
CB/MCCB/ACB harus dari merk MG, ABB atau SIEMENS.
h. Panel/kubikel harus dilengkapi dengan Relay pengaman terhadap kesalahan hubungan
ke tanah (earth/ground foult relay) dan kelengkapan relay pengaman lainnya (over
current relay, reverse power relay dan lain-lain) seperti terdapat pada gambar.
Main bus-bar dalam panel harus dipasang horizontal dibagian atas dan mempunyai
kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating
Ampere frame main pemutus dayanya (CB,MCCB,ACB).
Busbar dari bahan tembaga murni dengan konduktivitas 98%
Busbar harus dicat sesuai code warna dalam PUIL, yakni :
phasa : merah, kuning dan hitam
netral : biru
ground : kuning-hijau
i. Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan
contactor harus sesuai untuk tegangan 220 volt, 50 Hz dan tahan bekerja kontinu pada
10% tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85%
tegangan nominal. Magnetic contactor harus dari Telemecanic.
j. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
i. Fungsi peralatan dalam panel
ii. Posisi terbuka atau tertutup
iii. Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
iv. Dan lain-lain
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
k. Sistem Pentanahan
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektris kepada rel pentanahan.
Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak dilakukan dengan pita
tembaga fleksibel yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
l. Dokumen-dokumen lain yang harus diserahkan oleh pabrik adalah sebagai berikut :
Gambar-gambar kubikel, susunan peralatan switchgear, layout peralatan (equipment),
panel, genset, kabel, chain hoist), detail-detail pemasangan dan detail-detail pekerjaan
sipil yang berhubungan dengan pemasangan.
m.Suatu sertificate pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan mengalami
kegagalan pengujian- pengujian yang disyaratkan diatas, maka pabrik bertanggung
jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi
syarat-syarat setelah mengalami pengujian ulang dan sertificat pengujian telah
diterima dan disetujui oleh Direksi.
n. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang
diakui oleh PLN (LMK), meliputi :
i. Test kekuatan tegangan impuls
ii. Test kenaikan temperatur
iii. Test kekuatan hubung singkat
iv. Test untuk alat-alat pengaman
Test routine dan pemeriksaan yang terdiri dari :
Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud.
v. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel.
vi. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

vii. Pemeriksaan Kontinuitas rangkaian.


o. Type panel-panel yang digunakan adalah indoor untuk panel yang besar type floor
mounted, sedangkan untuk panel yang kecil mengunakan type wall mounted.
p. Pendidikan dan Latihan
Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang Operasi dan Perawatan
lengkap dengan 5 copy operating/Maintenance dan Repair Manual. Segala sesuatunya
atas biaya Kontraktor.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

A. U M U M
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type
yang sesuai dengan gambar rencana (NYA, NYM, NYY dan NYFGbY 0,6/1KV dan Fire
Resisten Cable), kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau
SPLN.
Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus ditest dengan pengujian-pengujian
sebagai berikut :
a. Test insulasi
b. Test kontinuitas
c. Test tahanan pentanahan

B. INSTALASI DAN PEMASANGAN KABEL


1) Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan
PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya,
jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat secara dipilin
(stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari
2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
i. Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan conduit pipa PVC.
ii. Untuk kabel distribusi digunakan NYY dan penerangan taman dengan menggunakan
kabel NYFGbY.
iii. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton dll) harus
berada di dalam conduit PVC yang disesuaikan dengan ukurannya, dan harus
diklem. Merk Conduit yang dipasang yitu, EGA.
2) Splice/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam
Feeder maupun cabang- cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung
yang bisa dicapai (acceptable).
Sambungan pada kabel rangkaian cabang harus dibuat secara mekanis dan harus
teguh secara electrik dengan cara "solderless connector". Jenis kabel tekanan, jenis
compression atau soldered
Dalam membuat splice, conector harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang
yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
Semua sambungan kabel baik didalam junction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselen atau bakelit ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter
kabel.
3) Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk pencabangan,hubungan dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang
disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan atau
Manufacturer.
4) Penyambungan Kabel
i. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung yang
khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan


yang dinyatakan oleh pabrik kepada Konsultan MK/Pengawas.
ii. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna- warna atau nama-namanya
masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan
sesudah penyambungan dilakukan.
Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan MK/Pengawas.
iii. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
iv. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/porselen
yang khusus untuk listrik.
v. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
vi. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal
temperatur-temperatur pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka
selama pengecoran.
vii. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa baja dengan tebal 0,3 mm .... maksimal 2,5 mm.
5) Cable Ladder, Cable Tray dan Cable Trunking
Cable Ladder, Cable Tray dan Cable Trunking, harus terbuat dari material Hot Rolled
Steel Sheet, minumum ketebalan 2,00 mm dan 1,6 mm untuk Cable Tray dan
Tranking serta diproses Standard Finishing dengan Hot Dipp Galvanized,
ketebalanpelapisan (coating) 80 micron.
Cable Ladder, Cable Tray dan Cable Trunking, harus dilengkapi dengan Flat Wise
Elbow, Outside Riser, Inside Riser, Hanger dan Bracket serta perlengkapan lainnya.
Merk Cable Ladder, Cable Tray dan Cable Trunking, adalah Three Abadi , Metosu,
Interack, Three star,
6) Saluran Pengahantar dalam Bangunan
i. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung
,saluran penghantar (conduit) ditanam dalam beton.
ii. Untuk instalasi penerangan yang menggunakan ceiling gantung saluran
penghantar (conduit) dipasang diatas plat lantai dengan tidak membebani
ceiling.
iii. Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan dipergunakan pipa PVC,
sedangkan yang menyeberangi jalan harus menggunakan pipa GIP dengan
diameter 2x penampang kabel yang digunakan
iv. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum 5/8"
diameternya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus
menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu
harus menggunakan terminal strip didalam junction box.
Junction box yang terlihat dipakai ex. Jerman, tutup blank plate stainless steel,
type "star point" MK, Clipsal atau Double-H.
Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi
dengan socket/ lock nut, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila
tidak ditentukan lain, makasetiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai
sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem
ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
7) Pemasangan kabel dalam Tanah
i. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 60 cm.
ii. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah
dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

iii. Untuk kabel yang melewati jalan raya ditanam sedalam 80 cm dan dilapisi pipa
galvanized.
iv. Kabel-kabel yang menyeberang jalur solokan, dilindungi dengan pipa galvanized
atau pipa beton kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air
dan lain-lain.
v. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti batu, abu, kotoran
bahan kimia dan lain sebagainya.
vi. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm, kemudian kabel
diletakkan diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
vii. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, harus
mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.
viii. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas pada
jalur-jalur penanaman kabelnya.
ix. Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari
kecelakaan akibat tergali/tercangkul.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PENERANGAN DAN STOP KONTAK

A. LAMPU/ARMATUR
i. Armature lampu LED 2 X 36 watt dilengkapi dengan miror louver type M5
ii. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal block harus cukup besar
dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan unsur teknis komponen lampu itu sendiri.
iii. Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna, kabel-kabel dalam box harus
diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast
atau kapasitor.
iv. Box terbuat dari plat baja tebal minimal 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian
difinish dengan cat akhir dengan powder coating.
v. Ballast harus dari jenis “low loss Ballast” dan harus pula dipergunakan single lamp
ballast (satu balast untuk satu lampu florenscent 40 VA/36W)
vi. Ballast dari merk Phillips Jenis TBA.
vii. Fitting dari merk vosloch/Philips.
viii. Capasitor dari merk Phillips
ix. Tabung TL dari merk Philips atau Osram type TLD 54 cool day light (warna putih)
x. Armature lampu buatan dari ( merk ) : Artolite, Lumilite.

B. LAMPU-LAMPU YANG DIGUNAKAN


adalah :
i. Lampu RM LED 2X36 watt , menggunakan Louvre Mirror
ii. Lampu RM LED 2X36 watt , menggunakan Louvre Mirror + Battery
iii. Lampu GMS LED 1X36 watt
iv. Lampu GMS LED 1X18 watt
v. Lampu Downlight LED BULB 7 watt
vi. Lampu Downlight LED BULB 9 watt
vii. Lampu Downlight LED PAR 7 watt
viii. Lampu Downlight LED PAR 9 watt
ix. Lampu LED Strip for Hidden Lamp or Drop Ceiling

C. STOP KONTAK BIASA


Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, rating 250 volt, 10
ampere, untuk pemasangan di dinding. Stop kontak yang dipakai Merk MK, Schneider dan
Legrand.

D. SAKLAR DINDING
Saklar harus dari type untuk pemasangan rata dinding, type rocker dengan rating 250
volt, 10 ampere, singgle gang, double gang saklar hotel dan grid swith. Saklar dinding
dan grid switch yang dipakai merk MK, Schneider dan Legrand .

E. JUNCTION BOX UNTUK SAKLAR DAN STOP KONTAK


i. Junction Box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.
ii. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan.
iii. Saklar atau Stop Kontak dinding terpasang pada junction box metal dengan
menggunakan baut, pemasangan dengan cakar yang mengambang tidak
diperbolehkan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

F. KABEL INSTALASI
i. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM). Kabel harus mempunyai
penampang minimal 2.5 mm2.
ii. Kode Warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
1) Fasa 1 : merah
2) Fasa 2 : kuning
3) Fasa 3 : hitam
4) Netral : biru
5) Tanah (ground) : hijau-kuning
6) Kabel harus dari merk , Kabelindo, Kabel Metal, Supreme atau Tranka Kabel.

G. PIPA INSTALASI PELINDUNG KABEL


i. Pipa instalasi pelindung kabel instalasi yang dipakai adalah pipa PVC khusus listrik.
ii. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang
satu dengan yang lainnya, yaitu tidak kurang dari 3/4" diameter.
iii. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (junction
box) dan armature lampu.
iv. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa PVC, khusus
untuk listrik High Impact conduit-heavy gauge, diameter 20 mm, merk yang dipakai
Pralon, Clipsal dan Doule-H.

H. PERSYARATAN BAHAN/MATERIAL
Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material
tersebut harus cocok untuk dipasang didaerah tropis.
Material-material harus dari produk dengan kwalitas baik dan dari produksi yang terbaru.
untuk material- material yang disebutkan dibawah ini, maka Pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
i. Peralatan Panel : switch, circuit breaker, alat ukur dan kontaktor.
ii. Peralatan Lampu : armature, bola lampu, ballast , kapasitor dan fitting.
iii. Peralatan Instalasi : stop kontak, saklar-tunggal, saklar-ganda dan Grid switch

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PRODUK PABRIK YANG HARUS DIGUNAKAN :

N
Jenis Merk
No

1 Kabel TR : NYA, NYM, NYY, NYFGBY Kabelindo, Supreme, kabel metal atau Tranka.
2 Box Panel TR : Metsa, Simetri, Metro
3 Komponen Panel :
 Switch, CB, MCB,MCCB. Motor Schneider, Terasaki, Nader
2Rise. Schneider, Terasaki, Nader
 Short Circuit, Earth Fault, O/U
Voltege Protection. Schneider, Socomec
 Fuse, K&N
 Selector Switch, A-O-M. Schneider, Socomec,
 KWH Meter Schneider,Telemecanique
 Contactor,Push Button, Pilot Lamp. Socomec, Matsushita
 Time Delay GAE, Socomec
 Amper meter, Volt meter, Hz, Cos 
meter, KW meter. Omron, Socomec
 Relay. Tembaga 1,5 x Rating Amper.
4  Busbar. Dom dengan espagnolet.
5 Kunci Panel. MK, Schneider atau Legrand
6 Saklar, Grid switch, stop Kontak Philips , Panasonic dan Fox Led
7 Fixture lamp TL 36 watt, 18 watt Philips, Panasonic dan Fox led
8 Ballast Philips, Panasonic dan Fox Led
9 Starter, fitting lamp holderl Philips, Panasonic dan Fox Led
10 Lampu LED Philips, Panasonic dan Fox Led
11 Capasitor lampu Artolite, FOX Led , Panasonic
12 Kap lampu (Armature lampu) Artolite, Panasonic, Philips
13 Lampu Emergency/ Exit Manvier, Schneider
Batteray Nicad

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

UNDER FLOOR DUCT DAN FLOOR OUTLET.

A. SPESIFIKASI TEKNIS.
i. Pekerjaan Underfloor duct mengunakan Chanel PVC berikut Fixing Clip yang terdiri
dari 3 kompartemen, dengan dimensi minimum 3x75mm dan tebal maximum 75 mm.
ii. Intersection Box berisi 3 bh stop kontak dengan minimal 2 lobang kosong untuk kabel
Telepon dan kabel data.
iii. Box basenya pregalvanised stell, untuk pemakaian sreed yang ditutupi dengan
keramic.
iv. Frame : die-cast aluminium.

B. INSTALASI.
i. Instalasi under floor duct dan outletnya harus mengikuti petunjuk pabrik
pembuatnya.
ii. Sebelum memasang Pemborong harus memastikan tebal sreed diatas lantai tersebut
sehingga duct dan Outlet dapat terpasang dengan baik dan kuat.
iii. Duct dan Outlet harus lebih mudah dimasuki kabel instalasi , Telepon dan Data jika
ada penambahan maupun penggantian instalasi dikemudian hari.

C. Pengujian.
i. Duct dan Outlet yang dipasang harus diuji kekuatan pemasangannya.
ii. Duct dan Outlet yang dipasang harus diuji kekuatan penyambungannya.
iii. Data Material.

No. Peralatan/Material Buatan Pabrik/Merk


Intersection Box, Box Base
1 Three Star, MK
30x30cm, Frame 18x18cm
Base Plate 3 bh stop kontak
2 Three Star, MK
dan 2 lobang kosong
3 Frame Cover Three Star, MK
4 PVC duct c/w connector Three Star, MK
5 Duct Conector, Fixing Clip Three Star, MK

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PEKERJAAN ELEKTRONIK

A. U M U M.
i. Pekerjaan sistem Electronic meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga
kerja, pemasangan, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi
calon operator, sehingga seluruh sistem-sistem electronic seperti Telepon. Sitem Fire
Alarm. Sound Sistem, CCTV dan Kabel Data dapat beroperasi dengan sempurna.
ii. Peralatan ini harus mendapat surat dukungan teknis dari pabrik pembuatan.
iii. Surat Jaminan ketersediaan spare part minimal 5 tahun.

B. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Sistem Elektronic :
i. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan Medium distribution panel (MDF) serta
Box panel pada setiap lantai atau lemari kontrol untuk peralatan utama untuk seluruh
sistem Elektronic .
ii. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel seluruh sistem Elektronic,
mengunakan kabel yang sesuai dengan gambar rencana.
iii. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan perangkat kontrol, dan perangkat
informasi sesuai dengan gambar rencana untuk seluruh sistem elektronic.
iv. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan terminal-terminal box kotak-kotak
sambung pada keseluruhan lantai sesuai dengan gambar rencana.
v. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan tegangan DC lengkap
dengan Junction Box. Box kontrol, Elektroda pembumian dan accessories lainnya.
vi. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang elektronic ini dapat
beroperasi dengan baik ( seperti pekerjaan Connection Cable, kabel rack, support
equitment dan accesories lainnya).

C. STANDARD DAN REFERENSI


Standard dan Referensi yang digunakan disini adalah sesuai dengan standard
i. Peraturan Pemerintah/Pemerintah Daerah tentang pemasangan Instalasi Komunikasi
dalam Gedung.
ii. Peraturan PT. TELKOM tentang syarat-syarat penyambungan Telepon.
iii. Peraturan Pemerintah/Pemerintah Daerah tentang Pemasangan Sistem Deteksi dan
Alarm Kebakaran dalam Gedung.
iv. Peraturan Departemen Pekerjaan Umum SKBI - 3.4.53.1987 UDC : 699.81 : 614.84
tentang pemasangan sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
v. Peraturan pemerintah/Pemerintah Daerah tentang pemasangan Instalasi Sound
System dalam Gedung.

D. PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN.


Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa
bekerjanya seluruh pekerjaan elektronik telah selesai dipasang, memang benar-benar
telah memenuhi persyaratan ini.
Kontraktor harus menyediakan, atas tanggungan sendiri, semua peralatan dan personil
yang perlu untuk melakukan percobaan.

E. G A R A N S I.
Semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama 12 (dua belas)
bulan. Semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan yang tidak baik harus secepatnya
diganti atau diperbaiki oleh Kontraktor, tampa biaya tambahan dengan material merk /
type yang sama.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PEKERJAAN INSTALASI TELEPON

A. LINGKUP PEKERJAAN.
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi telpon ini, antara lain :
i. Mengadakan tes/triel-run Instalasi penyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut dapat
berfungsi dengan tepat dan benar.
ii. Menyelenggarakan pemeliharaan sistem, termasuk penyediaan spare-parts, selama
sekurang-kurangnya 12 (dua belas) bulan.

B. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
a. Kontraktor harus menyakinkan pemberi tugas, bahwa pekerjaan dilaksanakan
oleh tenaga - tenaga yang berpengalaman dan mengikuti syarat-syarat
PT.TELKOM.
b. Kontraktor harus menjamin bahwa pemasangan akan disahkan oleh
PT.TELKOM sehingga penyambungan saluran dari perumtel sampai dibangunan
tidak menemui kesulitan baik prosedur teknis maupun non teknis.
c. Selama pemasangan instalasi kontraktor harus menempatkan seorang tenaga
ahli yang mengawasi pelaksanaan.
d. Kontraktor harus menganti kembali material-material yang rusak/cacat
sehingga syarat phisik dengan baik dapat dipenuhi.
e. Kontraktor harus membersihkan kembali sisa pekerjaan berupa potongan kayu,
kabel, metal, bekas bobokan baik pada tembok/ beton maupun pada lantai,
serta memperbaiki finishing seperti keadaan semula.
f. Kontraktor harus mengadakan testing dan start-up dimana segala keperluan
untuk ini adalah tanggung jawab dari Kontraktor.

C. BUILT IN INSERT.
Kontraktor harus menyediakan semua inser serta peralatan- peralatan tambahan lain
yang dibutuhkan, yang ditanam dalam beton maupun cara pemasangan lainnya.

D. FINISHING
Semua material yang dipasang harus sudah difinishing setelah terpasang adalah
disyaratkan dan ini mencakup segala perbaikan pada material tersebut, maupun
pekerjaan lainnya sebagai akibat pemasangan instalasi, termasuk didalamnya perbaikan,
pengecetan kembali,pembersihan, dan lain-lain.

E. PEMASANGAN.
i. Kabel yang keluar dari MDF ke TB-T sampai ke pesawat dengan jumlah pair seperti
tertera pada gambar, dari kabel berisolasi dengan PVC dengan pipa pelindung statis
(sesuai dengan ketentuan VDE 0815 atau PT.TELKOM K.9-1-011).
ii. Sedangkan untuk kabel diluar bangunan mengunakan kabel tanah. Seluruh instalasi
telepon dalam conduit PVC dan setiap pencabangan harus dilakukan dalam junction
box dari PVC.
iii. Kabel-kabel dari TB-T kesetiap outlet telepon mengunakan conduit PVC yang ditata
dibawah plat lantaidan dinding memakai kabel ITC.
1) Pada pemasangan Kontraktor harus menyesuaikan letak conduit tersebut dengan
gambar instalasi, serta dilengkapi dengan junction box dan accessories lain
sekalipun dalam gambar tidak dinyatakan dengan jelas.
2) Segala syarat dan cara pemasangan outlet telepon dan penginstalasian menjadi
tanggungan Kontraktor.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

3) Instalasi yang terpasang pada plat lantai atau ditempat lain secara exposed harus
dilapisi dengan cat dasar dan cat dasar dan cat akhir, yang warnanya akan
ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan.
4) Kotak TB-T dan MDF harus terbuat dari bahan plat besi dengan ketebalan minimum
1,5 mm dengan difinished dengan cat dasar dan cat akhir,. dengan warna
ditentukan kemudian.
5) Semua TB-T dan MDF harus dilengkapi dengan kunci "Master Key Type"

F. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL


i. Semua material yang disupplay dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan
material tersebut khusus untuk pemasangan didaerah trofis, serta sebelum
pemasangan harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
ii. Kontraktor harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi tanpa biaya extra.
iii. Daftar material

No. Peralatan/Material Buatan Pabrik/Merk


1. Outlet Telepon MK, Schneider atau Legrand
2. Kabel Telepon ITC 2x0,6mm Belden, Supreme, AMP
3. Conduit Clipsal, Pralon & Double H
4. PABX Panasonic, Siemens
5. MDF, TBT & ITF Standar dari PT. Telepon

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PEKERJAAN SISTEM FIRE ALARM.

A. U M U M
Pengertian sistem Fire Alarm disini adalah sistem deteksi awal terjadinya kebakaran
yang akan memberikan indikasi secara audio maupun visual, dari mana kebakaran itu
berasal, sehingga dapat diambil tindakan pengamanan sedini mungkin untuk
memadamkan kebakaran.
Fire alarm merupakan suatu kesatuan sistem yang dikontrol dari peralatan sistem
kontrol.

B. LINGKUP PEKERJAAN.
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
pemeliharaan, izin-izin tenaga teknis dan tenaga ahli.
Dalam lingkup termasuk seluruh pekerjaan yang tertera didalam gambar dan
spesifikasi teknis, maupun tambahan- tambahan lainnya, sehingga sistem siap
dioperasikan dan dapat beroperasi secara baik.
Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan :
i. Pengadaan dan pemasangan satu sistem master control fire alarm (Convensional)
dengan annuciator, batteray dan charger, Rectifier, grounding dan Accesories.
ii. Pengadaan dan pemasangan Central Fire Alarm Convensional lengkap dengan
indikasi lokasi, display, LED, tombol set dan reset, alarm bell ,
iii. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kontrol untuk Pressurized Fan.
iv. Pengadaan dan pemasangan termination box fire alarm.
v. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis detector, manual
break glass, BEL, Indicating lamp, auxiliaria contact dan relay serta lampu indicator
vi. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis kabel utama dan kabel
distribusi.
vii. Pengadaan testing dan commissioning.
viii. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi
dengan baik.

C. STANDARD DAN PERATURAN INSTALASI


i. Peraturan umum dinas pemadam kebakaran.
ii. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh departement atau lembaga Pemerintah
yang berwenang dan sudah diakui penggunaannya.
iii. Standard NE.FA.
iv. Instalasi kabel peraturan umum instalasi listrik PUIL 2000
v. Spesifikasi teknis dari peralatan yang dipergunakan.

D. SISTEM OPERASI
i. Master control panel dan central announciator panel yang terpasang wall mounted
dimana setiap kejadian kebakaran pada setiap detector / ruangan dapat diketahui
melalui tanda lampu pada lokasi yang bersangkutan dan bunyi bell pada control
panel, lampu dan Bell dapat dipadamkan setelah menahan reset dan diset kembali.
ii. Disamping itu pengecekan zone dapat dilakukan dari kontrol panel secara manual
juga berusaha pada line dapat diketahui langsung dari kontrol panel dengan tanda
lampu dan bell dimana lampu baru dapat dimatikan bilamana kerusakan telah
diperbaiki.
iii. Tiap area dilengkapi dengan manual break glass push button yang dikerjakan secara
manual bilamana ditekan dan dilaksanakan apabila detektor belum bekerja dengan
menekan tombol glass push button, akan membunyikan bell alarm baik untuk lantai

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

tersebut maupun bell dikontrol panel (apabila pada lantai yang bersangkutan
terdapat bell alarm ).

E. KARAKTERISTIK PERALATAN.

1) Alarm bell :
 Diameter : 6 inch
 Sound Level : 85 dB / 3m
 Operating voltage : 24 VDC

2) Rate of Rise Detector :


 Voltage range : 17 – 32 VDC
 Operating temperature : 10C to 60C
 Operating current (stand-by) : 80 uA
 (ALARM) : 50 mA
 Combine ROR & Fixed heat : 57C to 60C

3) Ionization Smoke Detector


 Nominal sensitivity : 3%-5 % ft light
 Alarm indicator : LED
 Voltage range : 17 – 32 VDC
 Operating temperatur : 10C to 60C
 Operating current (stand-by) : 100 uA
 (alarm) : 47mA
 Temperatur range : -10C to 50C
 Ionization : Americium 241
 Photo electric : Light scattering

4) Manual break glass push button


 Operating voltage : 16 – 26 VDC
 Max. current : 40 mA
 Ambient temperatur : -25C to 80C
 Relative humidity : 95 % RH
 Contact load : 0,1 A / 1W

5) Indicating Lamp
 Lamp : Bulb
 Type : Outdoor mounting
 Color : Red / Orange
 Operating temperatur : - 30C to 55C
 Flash Frequency : 1 Hz
 Max contact load : 24 VDC / 4A

6) Master Control Fire Alarm ( MCFA).


MCFA mempunyai kapasitas zone yang dilengkapai dengan :
 Minimum 10 zone.
 Zone input dan zone output
 Module per circuit
 Control function moduler yang memonitor dan mengontrol 2 rangkaian sirkuit
secara terus menerus. Untuk setiap rangkaian sircuit dengan 2 LED harus
dilengkapai satu untuk alarm dan yang satuya untuk adanya kesalahan (fault)
dan secara bersamaan memperlihatkan ke dua kajadian tersebut.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

 Emergency power Supply.


 Audible signal module (Continuous dan Intermitten)
 Diagnostic LED indicator dispalay harus mempunyai visual indicator dari
keadaan normal atau kondisi off - normal.
 LED indicator harus melaporkan fungsi dibawah ini :
 AC power, system alarm (flashing), system trouble, auxiliary relay troble,
batteray trouble, ground fault(+), ground fault (-).
 Manual control switch untuk disconnecting dan mengubah fungsi, Fasilitas ini
harus memungkinkan petugas yang berhak untuk memberi peringatan atau
mengubah status atau mengetes fungsi system: Horn disconnecting, trouble
silence, system reset, lamp test, harn test dan general alarm. Fasilitas ini juga
mempunyai audible device untuk off normal dari trouble Indicator lamp.
 Buzzer alarm akan berbunyi bilamana ada detector yang akan bekerja /
bilamana ada line yang rusak.
 Tombol reset alarm dan tombol disconnect zone.

7) Battery dan Automatic Battery Charger.


 Battery dari jenis maintenance free (battery nicad untuk beroperasi selama 4
jam).
 Battery charger bekerja secara automatic maupun manual
 Rectifier system

8) Bahan instalasi
 pipa conduit
 dos penyambungan elbouw dan socket
 klem
 cable rack

9) Daftar Material :

No. Peralatan/Material Buatan Pabrik/Merk


1 MCFA Nohmi, Kidde, Notifier, Protector
2 ROR, Foto elctric, Smoke Detector Nohmi, Kidde, Notifier, Protector

3 Manual Break Glass, Alarm Indicator Red Lamp Nohmi, Kidde, Notifier, Protector

Kabel Instalasi Metal, Tranka


4 Battery Nicad Kabelindo, Supreme,Kabel
5 Conduit, junction box Pralon, Clipsal dan Legrand

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PEKERJAAN INSTALASI KABEL DATA

A. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi kabel data ini, antara lain
Pengadaan serta pemasangan instalasi kabel data dengan menggunakan kabel UTP Cat 6,
darimasing-masing meja ke Ruang Server.
i. Pengadaan serta pemasangan Plug modul pada masig ujung kabel data serta diberi
tanda (label) pada masing-masing ujungnya.
ii. Mengadakan tes/triel-run penyeluruh terhadap instalasi kabel data.
iii. sehingga sistem telepon tersebut dapat berfungsi dengan tepat dan benar.

B. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
i. Kontraktor harus menyakinkan pemberi tugas, bahwa pekerjaan dilaksanakan oleh
tenaga - tenaga yang berpengalaman.
ii. Kontraktor harus memberi label pada setiap kabel dan mengikatnya sesuai standar
pabrik.
iii. Selama pemasangan instalasi kontraktor harus menempatkan seorang tenaga ahli
yang mengawasi pelaksanaan.
iv. Kontraktor harus menganti kembali material-material yang rusak/cacat sehingga
syarat phisik dengan baik dapat dipenuhi.
v. Kontraktor tidak boleh menggabugkan kabel Data dengan kabel Telepon dalam satu
conduit.
vi. Kontraktor harus mengadakan testing dan start-up dimana segala keperluan untuk ini
adalah tanggung jawab dari Kontraktor.

C. BUILT IN INSERT.
Kontraktor harus menyediakan semua inser serta peralatan- peralatan tambahan lain
yang dibutuhkan, yang ditanam dalam beton maupun cara pemasangan lainnya.

D. SISTEM INSTALASI.
i. Tidak diizinkan adanya sambungan kabel data didalam conduit Daftar material
ii. Sebagian besar instalasi kabel data ditarik melalui Instalasi Floor Duct dan sebagian
lagi ada yang ditarik melalui dinding dan ditata diatas kabel tray menuju shaff
berhenti di Ruang Server
iii. Seluruh kabel data yang dipasang harus didalam conduit atau flexible counduit
iv. Kabel tidak direkomendasikan terpasang dalam kondisi tertarik
v. Agar system tidak terpengaruh dengan adanya jalur kabel tenaga, maka harus
diperhatikan jarak antara jalur kabel data dan tenaga dengan mengikuti ketentuan
table sebagai berikut:

Kabel tampa
Jaringan kabel Kabel dengan
Pelindung
Tenaga Pelindung Counduit
Jarak antar kabel
Rating ( M ) Jarak antar kabel (mm)
(mm)

R<1 300
25
1< R < 2 450
50
2< R < 5 600
150
R>5 1500
300

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

vi. Semua instalasi kabel data harus terpasang pada kabel tray didalam conduit PVC.

E. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL


i. Semua material yang disupplay dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material
tersebut khusus untuk pemasangan didaerah trofis, serta sebelum pemasangan harus
mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
ii. Kontraktor harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi tanpa biaya extra.
iii. Daftar material

No. Peralatan/Material Buatan Pabrik/Merk

1. Switch Hub Tricom,Prolink, TP.Link


2. Plug Modul 8 posisi Avaya, Belden
3. Kabel Data Cat.6 Avaya, Belden
4. Conduit Pralon, Clipsal dan Double-H

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PEKERJAAN MEKANIKAL
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL

SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN MEKANIKAL


SYARAT - SYARAT UMUM

A. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada klausal dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali, berarti menuntut perhatian khusus pada
klausal-klausal tersebut dan apabila menghilangkan klausal-klausal tersebut atau bukan
berarti menghilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat - syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan
yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam
salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja, Kontraktor harus tetap
melaksanakannya sesuai dengan standart teknis yang berlaku.

B. GAMBAR - GAMBAR
i. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
assesories dan fixture secara terperinci. Semua bagian walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor
sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
ii. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek dan
gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail “ finishing “ dari proyek.
iii. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan
detail (shop drawing) yang harus diajukan kepada Konsutan MK dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan
Kontraktor untuk disetujui Konsultan MK dan Perencana dianggap bahwa Kontraktor
telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
iv. Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian -
penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus
dituangkan dalam satu set lengkap gambar kalkir dan lima set lengkap gambar blue
print sebagai as built drawings. As built drawing harus diserahkan kepada Konsultan
MK dan Perencana segera setelah pekerjaan selesai 100 %.

C. KOORDINASI.
i. Kontraktor pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini harus bekerja sama
dengan Kontraktor bidang atau disiplin lainnya agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
ii. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi / menghambat pekerjaan lainnya.

D. IJIN- IJIN DAN PERSYARATAN- PERSYARATAN.


i. Kontraktor harus memiliki Surat Ijin Instalasi dari instansi terkait dan apabila tidak
memilikinya maka Kontraktor diharuskan untuk membuat surat pernyataan kerja sama
(bermeterai) dengan Sub Kontraktor yang mempunyai Surat Ijin Instalasi tersebut.
ii. Kontraktor harus mempunyai pengalaman yang cukup dalam untuk melaksanakan
pekerjaan instalasi air conditioning dan ventilasi yang sejenis atau pada bangunan
bertingkat.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

E. DAFTAR BAHAN DAN CONTOH.


i. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Kontraktor menerima
pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Konsultan MK
dan Perencana. Kontraktor diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang
akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang di dalamnya
tercantum nama-nama dan alamat manufacturer katalog dan keterangan-keterangan
lain yang dianggap perlu oleh Konsultan MK Dan Perencana. Persetujuan oleh
Konsultan MK dan Perencana akan diberikan atas dasar di atas.
ii. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada
Konsultan MK dan Perencana. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
iii. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis
ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang
yang ahli.
iv. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran / kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan Kontraktor
harus segera menghubungi Konsultan MK dan Perencana untuk berkonsultasi.
v. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan MK dan Perencana, apabila terjadi kekeliruan maka
hal tersebut menjadi beban tanggung jawab Kontraktor, untuk itu pemilihan equipment
dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK dan Perencana.

F. 1.6. COMMISIONING DAN TESTING.


i. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh
instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi
persyaratan-persyaratan yang berlaku.
ii. Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem yang disaksikan oleh Konsultan MK
dan Perencana. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
iii. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor. Hal ini termasuk pula peralatan
khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh
pabrik yang juga harus disediakan oleh Kontraktor.

G. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK DAN PENGGANTINYA.


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan
dipersyaratkan dengan nama dalam persyaratan ini, maka Kontraktor wajib menyediakan
sesuai dengan peralatan/merk tersebut di atas.
Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan - ketentuan dari
Konsultan MK dan Perencana.

H. PERLINDUNGAN PEMILIK.
Atas penggunaan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

I. PENGUJIAN DAN PENERIMAAN.


Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, kontraktor
harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang
terpasang dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan


peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan berita acara test
lapangan yang disetujui Konsultan MK dan Perencana.

J. MASA GARANSI DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN.


i. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung dari
penyerahan kedua.
ii. Selama masa garansi, Kontraktor pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi
segala kerusakan-kerusakan dari instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya
tambahan.
iii. Selama masa garansi tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi ini masih harus
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
iv. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-
bukti hasil pemeriksaan atas instalasi dengan pernyataan, baik yang ditandatangani
bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan MK
dan Perencana serta dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh
badan instansi yang berwenang.
v. Jika pada masa garansi tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi tidak melaksanakan
atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan
selama masa garansi, maka Konsultan Perencana dan MK berhak menyerahkan
pekerjaan perbaikan / kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Kontraktor
yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
vi. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Kontraktor harus mengadakan
semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 3 (tiga) orang calon
operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas (customer).
vii. Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set
operating maintenance and repair manual books sehingga para petugas/operator
dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.
viii. Material / peralatan utama atau beberapa peralatan assesoris tertentu yang akan
dipasang harus disertai dengan :
a. Certificate of origin dari pabrik pembuat.
b. Quality control certificate dari pabrik pembuat.
c. Type test certificate dari pabrik pembuat yang disaksikan oleh Pemberi Tugas.
d. Apabila diperlukan Pemberi Tugas akan mengadakan test sampling material /
peralatan kepada laboratorium yang “independent”.

K. L A P O R A N.
i. Laporan Harian & Laporan Mingguan :
Kontraktor wajib membuat “laporan harian“ dan “laporan mingguan“ yang
memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara
jelas. Laporan tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) meliputi :
1) Kegiatan fisik.
2) Catatan dan perintah Konsultan MK dan Perencana yang disampaikan baik secara
lisan maupun tulisan.
3) Hal-hal yang menyangkut masalah :
 Material (masuk/ditolak).
 Jumlah tenaga kerja.
 Keadaan cuaca.
 Pekerjaan tambah/kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

minggu depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan
diserahkan kepada Konsultan MK dan Perencana untuk diketahui/disetujui.

ii. Laporan Pengetesan.


Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan MK dan Perencana dalam rangkap
5 (lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :
1) Hasil pengetesan kabel-kabel (merger dan pemberian tegangan).
2) Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3) Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
MK dan Perencana pekerjaan ini.

L. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA.


i. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menempatkan
seorang penanggung jawab pelaksana yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu
berada di lapangan/site yang bertindak selaku wakil dari Kontraktor dan mempunyai
kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh
dalam menerima segala instruksi-instruksi Konsultan MK dan Perencana.
ii. Penangung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja dan
pada saat diperlukan dalam pelaksanaan atau pada saat yang dikehendaki oleh
Konsultan MK dan Perencana. Petunjuk dan perintah Konsultan di dalam pelaksanaan
harus disampaikan langsung kepada pihak Kontraktor melalui penangung jawab
Kontraktor.

M. PERUBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN PEKERJAAN.


i. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan
Konsultan MK dan Perencana.
ii. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Kontraktor harus menyerahkan gambar
perubahan yang dimaksud untuk Konsultan MK dan Perencana sebanyak rangkap
lima untuk disetujui.
iii. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya harus
diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan MK dan Perencana secara tertulis.
Perubahan-perubahan material dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan
tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan MK dan Perencana.

N. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN.


i. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Kontraktor yang bersangkutan.
ii. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan
MK dan Perencana.
iii. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan MK dan
Perencana.

O. PEKERJAAN LISTRIK .
i. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik
secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
ii. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama
(serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat
dipergunakan pemilik.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

P. PEMERIKSAAN RUTIN.
i. Selama masa pemeliharaan harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
pemeriksaan rutin.
ii. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tersebut harus dilaksanakan tidak
kurang dari dua minggu sekali.

Q. KANTOR KONTRAKTOR, LOS KERJA DAN GUDANG.


i. Kontraktor diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di
halaman tempat pekerjaan untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi
lapangan, penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat
kerja (peralatan pekerjaan kasar) dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
ii. Pembuatan keet, kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila terlebih
dahulu mendapatkan izin dari Pemberi Tugas.

R. K E A M A N A N.
Kontraktor/rekanan bertanggung jawab untuk keamanan material dan peralatan yang
dipergunakan atau yang ada di bawah tanggung jawabnya. Pengamanannya harus
dijalankan oleh kontraktor/rekanan untuk menjaga terhadap bahaya pencurian,
perusakan, kebakaran dan kerugian lainnya. Orang-orang yang tanpa ijin dan tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan harus tidak diperbolehkan berada di lapangan pekerjaan
dan orang-orang yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut harus memakai
tanda pengenal. Material atau peralatan yang keluar masuk dari lapangan pekerjaan atau
seijin kontraktor dan Pemberi Tugas pihak kontraktor/rekanan harus menyediakan
penjaga /keamanan.
Di bawah koordinasi Pemberi Tugas yang meneliti masuknya personil/pekerja dan semua
lalu lintas yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

S. DAYA LISTRIK DAN PENERANGAN.


i. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang
dianggap perlu harus diberi penerangan yang cukup.
ii. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya
kerja harus disediakan oleh Kontraktor.

T. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN.


i. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan harus selalu dalam keadaan bersih.
ii. /penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun di luar
(halaman) harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan
dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
iii. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan MK
dan Perencana pada waktu pelaksanaan.

U. KECELAKAAN DAN PETI PPPK.


i. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka
Kontraktor diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan para
korban serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen yang
bersangkutan/berwenang. Dalam hal ini polisi dan departemen tenaga kerja akan
mempertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
ii. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna keperluan pertolongan pertama
pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

V. PEGAWAI PENYELENGGARA DARI KONTRAKTOR.


i. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor harus diserahkan
kepada penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan
mempunyai wewenang penuh untuk mengambil keputusan.
ii. Site Manager harus berada di tempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat
yang diperlukan Pemberi Tugas.
iii. Petunjuk dan perintah Konsultan MK dan Perencana di dalam pelaksanaan
disampaikan langsung kepada Kontraktor atau melalui Site Manager sebagai
penanggung jawab di lapangan.
iv. Kontraktor diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja
(buruh) dan pegawainya kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum,
mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan
yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan harus segera dikeluarkan dari
tempat pekerjaan atas perintah pengawas harian. Bila Kontraktor lalai, maka akan
dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal denda.

W. P E N G A W A S A N.
i. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan MK dan Perencana.
ii. Pada setiap saat Konsultan MK dan Perencana atau petugas-petugasnya harus dapat
mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan.
Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
iii. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan MK dan Perencana adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
iv. Ditempat pekerjaan, Konsultan MK menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.

X. KESELAMATAN KERJA DAN PERBURUHAN.


Kontraktor/rekanan berkewajiban :
Bertanggung jawab atas segala kejadian dalam hubungan kerja, baik antara kontraktor
dengan karyawan/pekerja maupun Pemberi Tugas sesuai dengan undang-
undang/peraturan-peraturan yang sah dan berlaku. Bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang berkaitan dalam hubungan kerja antara kontraktor dan segenap karyawan
serta undang-undang / peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam undang-undang
perburuhan.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PEKERJAAN PLUMBING.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING.

A. LINGKUP PEKERJAAN PLUMBING.


Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plumbing, sebagaimana
yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
i. Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa air bersih, pompa pemindah, pompa
distribusi dan boster pump.
ii. Pengadaan dan pemasangan instalasi Septic Tank ( ST ) dengan teknis Bio Filter sesuai
dengan gambar dan spesifikasi.
iii. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor dan air bekas sesuai
gambar rencana dan spesifikasi, termasuk penyambungan pipa PDAM dari meter air ke
ground water reservoir.
iv. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan
plumbing.
v. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang kecuali
sanitary.
vi. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
vii. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as built
drawing, manual operation dan pemeliharaan bagi instalasi yang telah terpasang.

B. LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH.


i. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit peralatan utama,
pompa-pompa baik pompa transfer, pompa boster, roof tank yang diperlukan dalam
sistem penyediaan air bersih yaitu instalasi pemipaannya beserta alat bantunya ,
sehingga sistem ini terpasang sempurna dan sistem penyediaan air bersih bekerja
dengan baik..
ii. Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi ke setiap peralatan sanitasi dan lain-lain
seperti yang tercantum dalam gambar.
iii. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
iv. Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air bersih secara
keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem berjalan baik, sesuai yang
dikehendaki yaitu suatu sistem instalasi yang sempurna dan terpadu.
v. Pengadaan, pemasangan, pengujian mutu air dan ijin-ijin dari Instansi terkait yaitu
PDAM dan lain-lain.
vi. Desinfeksi.
Sebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini dipakai harus
dilakukan cara desinfeksi sebagai berikut :
 Air yang ada dalam sistem dibuang lebih dahulu.
 Sistem diisi larutan mengandung 50 mg/l chlor dan dibiarkan selama 24 jam.
vii. Penyediaan dan Instalasi listrik untuk masing-masing peralatan, yaitu penyediaan sub
panel, panel control, WLC dan penarikan kabel listrik ke panel induk dan kabel kontrol.

C. LINGKUP PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR, AIR BEKAS DAN VENT


i. Pengadaan dan pemasangan pemipaan beserta perlengkapannya yang diperlukan
dalam sistem pembuangan dari semua alat sanitasi yang ada ke tanki STP.
ii. dan pemasangan pemipaan dari setiap alat roof drain, pipa tegak sampai ke saluran air
buangan air hujan ke saluran drainase luar.
iii. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh adanya
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerjanya.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

iv. Pengujian sistem pemipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air
kotor dan air bekas secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem
bekerja baik sesuai yang dikehendaki yaitu suatu sistem yang sempurna dan terpadu.

D. PENGADAAN, PEMASANGAN PERALATAN-PERALATAN DAN LAIN-LAIN


i. Pengadaan dan Pemasangan Kran-kran :
Pengadaan dan pemasangan kran-kran air untuk kamar mandi, dapur dan ruang-ruang
air bersih serta pemasangan kran-kran untuk closet, wastafel, urinoir, shower dan
lain-lain.
ii. Pengadaan dan Pemasangan Pompa-pompa.
Pengadaan dan pemasangan pompa-pompa dan instalasinya :
 Untuk pompa transmisi air bersih (centrifugal pump).
 Booster pump.
 Sum pump
iii. Pengadaan dan Pemasangan Tanki Air.
Kontraktor harus mengadakan dan memasang tanki air atas (roof tank) lengkap dengan
alat bantunya. Roof tank yang dipakai bahan stainless steel yang dilengkapi dengan alat
bantunya supaya bisa bekerja dengan baik dan ditambah floater stop dan indikator-
indikatornya.
iv. Pengadaan testing-testing dan commissioning.
Semua sistem pekerjaan yang terpasang, mengadakan izin-izin yang diperlukan dari
instansi-instansi yang ada hubungannya untuk mendapat surat keterangan untuk IPB,
dan mendidik operator yang akan menangani peralatan ini sehingga memahami dan
menguasai peralatan ini.
v. Melaksanakan Pekerjaan lain yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan plumbing ini
antara lain :
 Pengadaan dan pemasangan semua hanger-hanger dan support untuk pemipaan,
peralatan dan lain-lain.
 Pekerjaan testing, cleaning, flushing dan desinfection termasuk perbaikan akibat
testing.
 Pekerjaan pembersihan tempat kerja.
 Pengecatan semua pipa-pipa yang kelihatan.
 Pengadaan dan pemasangan lapisan tahan karat dan goni untuk pipa yang ditanam
dalam tanah.
 Pengadaan balok-balok yang diperlukan untuk pemasangan pipa-pipa dan
peralatannya.
 Pengadaan shop drawing (gambar kerja) untuk pelaksanaan dan koreksi-koreksi RKS
bila ada.
 Membuat time schedule, network planning, curva's dan lain-lain yang diperlukan.
 Membuat As Built Drawing, Buku Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan dalam Bahasa
Indonesia rangkap 5 (lima).
 Dan segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada konsultan MK atau pihak lain yang ditunjuk.
vi. Apabila terjadi kelalaian dan kekurangan, maka kontraktor bertanggung jawab penuh
atas kerugian-kerugian yang terjadi.

E. KOORDINASI
i. Spesifikasi dan gambar rencana ini tidak menunjukkan secara detail berbagai item
pekerjaan dari peralatan-peralatan dan penyambungan-penyambungannya.
ii. Kontraktor harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan-peralatan yang
dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan ini.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

iii. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan,
pemipaan, panel-panel dan lain – lain.
iv. Kontraktor harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk
mendapatkan pemasangan-pemasangan yang sempurna sesuai dengan rencana
pekerjaan Arsitek dari peralatan-peralatan tersebut.
v. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan dalam
gambar atau sebaliknya harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan lain yang
disebut oleh spesifikasi dan ditunjukkan dalam gambar.

F. KUALIFIKASI PEKERJA.
i. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh
pekerja-pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Tukang las
dianjurkan mempunyai sertifikat.
ii. Management Konstruksi dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan,
bila dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak berpengalaman.

G. PENGAJUAN – PENGAJUAN
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan :
i. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
ii. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan / pemasangan
peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau
pekerjaan-pekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau
modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
iii. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-peralatan
yang akan dipasang.
iv. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari
material/peralatan yang akan dipasang.

H. R E V I E W
Management Konstruksi (MK) akan memeriksa (me-review) pengajuan-pengajuan dari
Kontraktor dan memberi komentar atas hal tersebut.
Kontraktor harus memodifikasi/merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar MK sampai
didapat persetujuan dari MK.

I. STANDART DAN CODE


Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku
peraturan-peraturan sebagai berikut :
i. Peraturan Badan Pemadam Kebakaran.
ii. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada Bangunan Gedung –
Departemen PU.
iii. National Fire Protection Association (NFPA) 13, 14 dan 20.
iv. Pedoman Plumbing Indonesia.

J. GAMBAR INSTALASI TERPASANG DAN PETUNJUK OPERASI


i. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama
Kontraktor wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set cetak
biru dan 1 set transparant.
ii. Kontraktor juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi dan
maintenance dari sistem yang dipasang dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

SISTEM

A. AIR BERSIH
Air bersih yang didapat dari PDAM ditampung pada suatu Ground Reservoir.
Dari ground water reservoir, air bersih ini dengan menggunakan pompa ditransmisikan ke
Roof Tank dan selanjutnya didistribusikan ke setiap unit fixture dengan system gravitasi.

B. AIR KOTOR DAN AIR KOTORAN


dasarnya air buangan yang berasal dari toilet seperti dari floor drain dan wastafel dibuat satu
jalur pipa dan 1 (satu) pipa lagi air kotor yang berasal dari WC dan urinoir. Untuk itu
digunakan 2 (dua) pipa datar dan 2 (dua) pipa tegak untuk air buangan. Selanjutnya air
kotor ini disalurkan ke Tanki STP dan dari STP diteruskan ke effluent tank kemudian hasil air
proses dibuang saluran umum atau dipakai untuk siram tanaman

C. AIR HUJAN
Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak sampai
ke bak kontrol yang ada di lantai dasar.
Dari bak kontrol ini, air hujan disalurkan ke saluran drainase yang ada di sekeliling gedung
untuk selanjutnya dialirkan ke lokasi pembuangan akhir/saluran kota .

PENGUJIAN DAN DESINFEKSI

A. PENGUJIAN SISTEM PEMBUANGAN


i. Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup
(plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang “ vent “
tertinggi.
ii. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut di atas, minimal
selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 kg/cm2.
iii. Apabila MK dan pengawas menginginkan pengujian lain disamping pengujian di atas,
Kontraktor harus melakukannya dan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

B. PENGUJIAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH.


i. Setelah selesai pemasangan instalasi pipa (sebelum memasang fixture-fixture), seluruh
sistem distribusi air bersih harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar 2 (dua) kali
tekanan kerjanya (working pressure) dan dibiarkan dalam kondisi ini selama paling
kurang 24 (dua empat) jam tanpa mengalami kebocoran.
ii. Apabila sesuatu bagian dari instalasi akan tertutup oleh tembok atau konstruksi bangunan
lain, maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti di atas
sebelum ditutup dengan tembok atau bagian bangunan tersebut (ceiling, ceramik dan
lain-lain).

C. KERUSAKAN DAN KEGAGALAN UJI


Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan
dari suatu bagian dari instalasi atau bahan dari instalasi, maka Kontraktor harus mengganti
bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan/pengujian dilakukan
lagi sampai memuaskan pengawas.

D. DESINFEKSI (FLUSHING)
i. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

ii. Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “ chlorine “ ke dalam sistem pipa
dengan cara/metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50
ppm (parts per milion)
iii. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut
harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 4 jam.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN AIR BERSIH, AIR KOTOR, KOTORAN DAN


VENT

A. PERATURAN-PERATURAN / PERSYARATAN.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia. Selama
pelaksanaan, kontrak harus betul-betul ditaati.
Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan dalam pasal
pekerjaan plumbing dimuka.
Kontraktor dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari
peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut di atas.

B. PENGADAAN POMPA
Pompa Centrifugal (Self Priming), lengkap dengan assesories, panel listrik dan
pengabelannya untuk pompa :
Type : Centrifugal end suction pump
Debit aliran : 333 [lt/menit]
Head : 72 m
Motor : 15 kw/2900 Rpm/380 v/3 ph/50 hz
Jumlah : 2 buah
Operasi : 1 operasi dan 1 standby yang diatur oleh panel kontrol
Pompa melayani pemindahan (transmisi) ke roof tank dari ground reservoir. Pompa air
bersih ini standard merk, Ebara, Grundfos, Torishima

C. PENGADAAN TANGKI ATAS (ROOF TANK)


Volume tangki : 3.000 liter minimum netto
Jumlah : 2 (dua) buah
Bahan : Stainless Steel.
Dilengkapi dengan WLC Electronic dan pelampung + floater valve.
Tangki bawah sesuai gambar struktur dengan memasang level kontrol (electric automatic)
dan pemasangan assesories yang berhubungan dengan kebutuhan pompa dan ground
reservoir.

D. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH


Pipa plumbing air bersih ini harus menggunakan pipa dari bahan PVC dari jenis PPR-PN 10
i. Digunakan pipa produksi Westpex, Vesbo ,Wavin dengan penyambungan cara panas
ii. Fitting harus dari material yang sama dengan dengan pipa di atas (yang dikeluarkan
oleh pabrik yang sama).
iii. Gantungan-gantungan, klem-klem dan lain-lain harus terbuat dari bahan yang sama
yang galvanized system yang sudah dipabrikasi dan tidak boleh menggunakan
gantungan buatan sendiri.
iv. Kran-kran/fixtures harus dipakai yang terbaik, lihat RKS arsitektur.
v. Bak kontrol untuk valve dibuat dari pasangan bata dengan adukan kuat dan tutup beton
ukuran ( 50 x 50 ) cm.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

E. PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR, KOTORAN, VENT DAN AIR HUJAN


i. Semua pipa air kotor, air limbah dan air hujan baik pipa utama maupun pipa cabang
terbuat dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 kg/ standar JIS K 6741 – 1975,
JIS K-6742-1979 Klass AW (VP) produksi Pralon dan Rucika atau Wavin, dan pipa untuk
vent dari bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/cm2 kelas AW standar JIS produksi
Pralon dan Rucika atau Wavin. Kecuali pipa-pipa yang menyeberang pada jalan-jalan
umum dan tempat parkir terbuat dari Galvanized Iron Pipe (GIP) Class medium.
ii. Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama .
iii. Floor drain dari bahan stainless steel.
iv. Penggantung-penggantung, klem-klem dan lain-lain dari flamco galvanized system atau
buatan pabrik yang satara.
v. Untuk pipa tegak talang air hjan harus diklem dengan klem dari plat strip ukuran (3 x
40) mm yang digalvaniised dibaut dengan dina boltukuran disesuaikan
vi. Roof dari terbuat dari bahan bronze yang dicor.

F. PENGGANTUNG PIPA , SUPPORT, VALVE DAN LAIN-LAIN

i. Penggantungan/Penumpu Pipa/Klem-klem.
o Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker
yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap untuk mencegah timbulnya getaran.
o Penggantung/ penumpu/klem-klem harus dengan bahan yang sama yaitu flamco
galvanized system, yang difabrikasi (bukan buatan sendiri).
o Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan harus
memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi
sampai batas minimal.
o Jarak maximum penggantung untuk pipa adalah :

Bahan Diameter Jarak Tumpuan


(mm) (m)

Pipa Baja < 20 1


20 - 40 2
50 - 80 3
80 ke atas 3.5
Pipa PVC 20 - 40 1
50 1,2
65 - 125 1,5
>150 2

o Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada konstruksi bangunan
dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset
dan Fisher. Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa sehinga
tidak merusak pipa-pipa dan tidak merusak/menyebabkan turunnya pipa yang
terpasang.
o Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem dan dibaut dengan jarak tidak lebih
dari 3 m.

ii. Valve-valve
o Penempatan dari valves, floor drain, clean out dan equipment serta peralatan lain
harus sedemikian rupa sehingga terlindung, mudah dicapai dan tidak menggangu.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

o Semua valve-valve adalah merk, Kitz, TOYO, Shilla yang disetujui dan bilamana
mungkin seluruh valve yang terpasang adalah dari satu pabrik.
o Water valve sampai dengan Ø 2" adalah jenis "screwed bronze body", type gate
valve, non rising steam.
o Water valve Ø 2,5" ke atas adalah type butterfly valve body cast iron, end
connection : Lug type, Steam : 316 stainless steel, seat : Buns N or EPDM, actuator
dan water valve Ø < 4" gear operation dan Flanged steel body.
o Check valve sampai dengan Ø 2" adalah jenis "screwed bronze body".
o Check valve Ø 2,5" - Ø 3" adalah jenis "flanged steel body".
o Check valve Ø 3 ke atas adalah jenis "flanged steel body".

iii. Pipa-pipa dalam tanah.


o Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang
tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang
pipa terletak/tertumpu dengan baik.
o Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air limbah tidak boleh diletakkan pada
lubang-lubang yang sama. Kemiringan + 1,0%.
o Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan / pelataran
parkir dengan kedalaman minimal 80 cm diukur dari pipa bagian atas sampai
permukaan tanah. Dasar galian harus diuruk dahulu dengan pasir padat minimal
10 cm dan bagian atas 20 cm.
o Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan atau tempat parkir,
maka pipa pada bagian pengurukan teratas harus dilindungi dengan balokan beton
tulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga balok beton tidak
tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
o Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan seperti semula.
o Pipa harus dicat dengan flincote tiga kali dan dibalut goni sebelum ditanam.
o Pada sambungan antara pipa pada bangunan & pipa pada instalasi luar yang
di tanam dalam tanah atau pada titik defleksi harus menggunakan Fleksible Joint,
guna mencegah kepatahan apabila ada pergerakan dari bangunan.

iv. Pipa tegak dalam tembok dan diluar tembok.


Pipa tegak yang menuju ke fixtures dan pipa vent harus dimasukkan dalam
tembok/lantai, kontraktor harus membuat alur-alur atau lubang yang diperlukan pada
tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
Setelah pipa dipasang dan diklem harus ditutup kembali sehingga pipa tidak kelihatan
dari luar. Cara-cara penutupan kembali harus seperti semula dengan finishing yang
rapih sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari pembobokan.

v. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai


berikut :
o Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding/plesteran dan
langit-langit dilaksanakan.
o Pembobokan plesteran/salut dinding dan pembobokan langit-langit yang sudah
terpasang harus dihindarkan.
o Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus struktur
bangunan harus dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur
yang bersangkutan.
o Persilangan antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

vi. Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan.


o Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau
fixtures harus ditutup dengan cap/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan
masuknya kotoran atau lainnya yang tidak diinginkan.
o Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa, valve, trap dan
fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan
menyumbat.
o Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan
kerusakan-kerusakan.

vii. Pipa Mendatar.


o Pipa dipasang dengan penggantung flamco galvanized system sesuai dengan
diameter, kemiringan pipa menuju ke arah pembuangan adalah 1,0%.
o Jarak penggantung pipa seperti tercantum diatas dan tidak dibolehkan
menggunakan kawat, rantai, perforated strip dan lain-lain.

viii. Sleeve-sleeve.
o Untuk pipa-pipa yang menembus beton (sloop, plat lantai, dinding atau balok)
harus dibuat sleeve sebelum beton-beton dicor.
o Slevee dibuat dari galvanized steel pipe, rongga antara pipa instalasi dan slevee
harus ditutup rapat dengan bahan elastis sehingga tidak terjadi kebocoran.

ix. Cara Pemasangan Floor Drain dan Roof Drain.


o Floor drain dan clean out harus disambung dengan pipa secara ulir dan
membentuk sudut 45o dengan pipa utama, dan dilengkapi dengan trap gate
dan brass strainer yang dapat dibuka sewaktu-waktu untuk pembersihan.
o Roof drain terdiri dari pipa yang ditanam rata dengan permukaan dan
mempunyai bentuk yang berfungsi sediment bowl serta dihubungkan dengan
sistem ulir.

x. Pembersihan.
o Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lainnya.
o Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok bersih atau
mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya.
o Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish
Arsitektural atau timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang semua atas
kelalaian kontraktor, karena pembersihan sistem pemipaan kurang baik, maka
semua perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
o Penggunaan penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan
tertutup oleh tembok atau bagian lainnya, misalnya pipa di dalam galian tanah,
pipa menembus tembok dan sebagainya harus dilapisi dengan cat Menie atau
cat penahan karat.
o Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dengan desinfeksi dari seluruh
instalasi air bersih sebelum diserahkan kepada pemilik.
o Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine ke pipa sehingga
residual chlorine (sisa chlor) di ujung pipa adalah 5 ppm selama 2 jam
berturut-turut.

xi. Pengecatan.
o Semua pipa dari besi/baja yang tidak tertanam di dalam tanah/tembok yang
dilapisi dengan TAR (Tar Corted) harus dicat dua lapis "chellac" dan lapis

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

chromium atau Nikel harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang
warnanya sesuai dengan color coding dan tanda arah aliran atau ditentukan oleh
Konsultan.
o Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi beturut turut adalah
lapisan aspal, lapisan goni dan lapisan aspal.
o Semua valve harus diberi tanda yang menyebutkan nomor indentifikasi dari jenis
zat yang melewati.
o Warna cat instalasi plumbing diantaranya adalah :
Air PDAM : Biru Tua
Air Deep Well : Biru Muda
Air Kotor : Hijau Tua
Air Bekas : Hijau Muda
Air Pemadam : Merah Tua
Hanger & Support : Hitam
Panah Arah Aliran : Putih
Pipa LPG : Kuning
Pipa Air Panas : Coklat

xii. Pengujian.
o Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan
hydrostatik selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
o Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
o Pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan MK dan Pemberi
Tugas atau pihak-pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu, dan
selanjutnya dibuat Berita Acaranya.
o Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah
(untuk pipa di luar gedung) atau tertutup dengan plesteran/dinding dan sebelum
langit - langit di daerah yang bersangkutan terpasang dan sebelum fixture
terpasang. Untuk sistem air kotor, air bekas, vent dan air hujan harus diuji
terhadap kebocoran sesuai dengan petunjuk Konsultan MK.
o Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontraktor harus memperbaiki
bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian
melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PEKERJAAN ELEKTRIKAL UNTUK PLUMBING

A. LINGKUP PEKERJAAN.
Pada garis besarnya pekerjaan ini adalah starter motor dan sistem kontrol yang meliputi
pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
i. Pengadaan dan pemasangan panel kontrol tegangan rendah.
ii. Pengadaan dan pemasangan kabel sistem pengindera muka air yang dihubungkan
dengan starter pomp ( WLC ).
iii. Pengadaan dan pemasangan kabel daya dari starter motor ke box terminal motor.
iv. Pengadaan dan pemasangan kabel control :
o dari pusat kontrol detector permukaan air ke panel kontrol motor.
o dari remote starter ke panel starter motor.
v. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas.

B. STANDART DAN PERATURAN.


Seluruh pekerjaan listrik harus dilaksanakan mengikuti standart dalam PUIL terbitan
terakhir.

C. BAHAN DAN TENAGA PELAKSANA.


Semua bahan yang akan dipasang harus baru, dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang
dimaksud dalam spesifikasi. Kontraktor harus menempatkan di lapangan secara full time
seorang koordinator yang ahli dalam bidang listrik, berpengalaman dalam pekerjaan yang
serupa dan dapat mewakili Kontraktor dengan predikat baik. Tenaga pelaksana lainnya
harus sudah berpengalaman dan sudah biasa menangani pekerjaan instalasi listrik dengan
baik, aman dan rapi.

D. DAFTAR MATERIAL, PERALATAN PLUMBING

1) PERALATAN UTAMA.
1. Pompa Boster Pump.
 Type : Centrifugal end suction pump
 Kapasitas : 15 m3/ H
 Head : 30 meter
 Lokasi : Lantai atas
 Jumlah : 1 unit ,2 pompa parallel alternate
2. Pompa Air Bersih (Pompa Transmisi).
 Type : Centrifugal end suction pump
 Kapasitas : 330 lit/menit
 Head : 72 meter
 Lokasi : Ruang Pompa
 Jumlah : 2 unit, 1 operasi 1 standby
3. Roof Tank.
 Bahan : Stainless Steel Tank
 Kapasitas : ( 3.300 liter)
 Lokasi : Plat Atap
 Jumlah : 6 unit
4. ST (Septic Tank).
 Type : Waste Water Treatment Tank
 Kapasitas : 30.000 liter/ day
 Lokasi : Halaman
 Jumlah : 1 Unit System

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

2) DAFTAR MATERIAL ,PERALATAN. (SUPAYA DISESUAIKAN DENGAN DETAIL


DESIGN)

NO BAHAN / PERALATAN MERK / PEMBUAT

1. Pompa transmisi Ebara, Groundfos


2. Pompa distribusi (booster pump) Ebara, Groundfos
3. Pipa PPR – PN 10 WESTPEX, ERA , VESBO
4. PVC pipe class AW, JIS Rucika, Pralon, Wavin, Maspion
5. Black steel pipe, class medium Bakrie & Brothers, Riser, PPI,
6. Fitting – fitting Spindo
7. Strainer Sesuai dengan Pipa
8. Valve, Check Valve, silent type Toyo, Fivalco,Weflow,Kitz
9. Flexible Joint Toyo, Fivalco,Weflow,Kitz
10. Spring Vibration Mounting Proco, Kuraflex, Armflex, Tozen
11. Clean Out PVC Tozen
12. Floor Drain dengan water trap Maspion, Wavin
13. Roof tank TOTO, San-ei
14. Septic Tank (ST) : Waste Water Treatment Stainless steel, Lokal
15. Tank Bio Save ,Biotech System
16. Pressure Tank & Priming Tank Lokal
Kabel - kabel Kebelindo, Kabelmetal, Tranka,
Supreme

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

PENGADAAN FIRE EXTINGUISHER


Di tiap lantai gedung utama digunakan beberapa buah fire extinguisher type multi purpose kap.
3 kg Yamato, Apron, Chubb, Blue. Bahan yang dipakai adalah Dry Chemical Powder dan
CO2.
Jumlah fire extinguisher di gedung utama adalah :
 Lantai 1 s/d 9 : masing-masing 5 unit dengan kapasitas @ 3 kg (dry powder)
 Plat Atap : 1 unit dengan kapasitas @ 3 kg (dry powder)
Jumlah fire extinguisher di gedung penunjang adalah :
 Ruang satpam : 1 unit dengan kapasitas @ 3 kg (dry powder)
Untuk ruang pompa dan ruang panel adalah :
 Ruang pompa : 1 unit dengan kapasitas @ 5 kg (CO2)
 Ruang panel : 1 unit dengan kapasitas @ 5 kg (CO2)
Sedangkan untuk ruang genset digunakan trolly fire extinguisher dengan bahan CO2
berkapasitas 9 kg.

DAFTAR MATERIAL, PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

● PORTABLE FIRE EXTINGUISHER

1. Portable Fire Extinguisher ( lengkap dengan box ).


 Bahan : dry powder
 Kapasitas : 3 kg
 Lokasi :
 Lantai 1 s/d 9 : masing-masing 5 unit
 Plat Atap : 1 unit
 R. Satpam : 1 unit

2. Portable Fire Extinguisher.


 Bahan : CO2
 Kapasitas : 5 kg
 Lokasi :
 Ruang Pompa : 1 unit
 Ruang Panel : 1 unit

3. Trolly Fire Extinguisher.


 Bahan : CO2
 Kapasitas : 9 kg
 Lokasi :
 Ruang Genset: 1 unit

4. Product / Pabrik Pembuat : Yamato, Apron, Chubb, Protector,

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

LINGKUP PEKERJAAN
i. PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit- unit
peralatan utama yang diperlukan dalam suatu sistim pemadam kebakaran
berupa satu set pompa fire hydrant yang terdiri dari elektrik pump, engine
pump dan jocky pump, panel-panel control beserta perlengkapan termasuk
switch board, lengkap dengan pondasi-pondasi yang diperlukan dan
lain-lain.
2. Pengadaan dan pemasangan sistim pemipaan beserta perlengkapan
meliputi, pemipaan pada pompa-pompa dan pemipaan distribusi pada
setiap titik pengeluaran, hydrant pilar, house real lengkap, siamese
connection dan indoor hydrant box lengkap dengan accessoriesnya.
3. Pengadaan dan pemasangan unit-unit perlengkapan sistim pemadam
kebakaran berupa hydrant pilar lengkap dengan hose real, siamese
connection, hydrant box, beserta canvas hosenya; nozel hanger; indoor;
gate valve; valve-valve control ; release air valve dan lain-lain.
4. Pengangkutan bekas galian dan menimbun kembali sesuai dengan semula.
5. Pengadaan izin-izin yang diperlukan (Dinas Pemadam Kebakaran;
Departemen Tenaga Kerja; PAM dll) dan pengujian sistim pipa terhadap
kebocoran dan tekanan serta pengetasan sistim kerja fire hydrant pada
masing- masing titik secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan,
sampai sistim bisa berjalan dengan sempurna dan baik sesuai yang
dikehendaki yang berupa instalasi pemadam kebakaran yang terpadu

ii. PEKERJAAN-PEKERJAAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN LINGKUP


PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN INI ANTARA LAIN :
a. Pengadaan dan pemasangan semua hanger-hanger dan support untuk
pemipaan, peralatan dan lain-lain.
b. Pekerjaan testing; cleaning; flushing dan desinfection termasuk perbaikan
akibat testing.
c. Pekerjaan pembersihan tempat kerja.
d. Pengadaan gudang dan kantor sementara.
e. Pengecatan semua pipa-pipa.
f. Pengadaan dan pemasangan lapisan tahan karat dan goni untuk pipa yang
ditanam dalam tanah.
g. Pengadaan balok - balok yang diperlukan untuk pemasangan pipa-pipa dan
peralatannya.
h. Pengadaan shop drawing (gambar - kerja) untuk pelaksanaan dan
koreksi-koreksi RKS bila ada.
i. Membuat time schedule, net work planning; kurva's dan lain- lain yang
diperlukan.
j. Membuat as build drawing.
k. Dan segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas,
kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada konsultan atau pihak lain
yang ditunjuk. Apabila terjadi kelalaian dan kekurangan, maka kontraktor
bertanggung jawab penuh atas kerugian-kerugian yang terjadi.
l. Dan lain-lain.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

A. PERATURAN-PERATURAN/PERSYARATAN.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembangunan yang syah berlaku di Republik Indonesia,
seperti sebagai berikut :
a. Pemborong pekerjaan ini harus mempunyai SIPP wilayah setempat sesuai
dengan klasifikasi yang diisyarakatkan dan surat ijin/pass dari PAM dan
Dinas Pemadam Kebakaran setempat.
b. Syarat-syarat pelaksanaan yang tidak tercantum dalam RKS ini, hendaknya
mengikuti persyaratan dalam Pedoman Plambing Indonesia 1979, Pedoman
Pemasangan sistem hydrant dan sprinkler dari De. Pekerjaan Umum dan
dari Dinas Pemadam Kebakaran. AVE, UL/FM, NFPA & FOC.
c. Saluran pengurusan ijin seperti , sertifikat dari keselamatan kerja dan
sebagainya, merupakan tangung jawab pihak pemborong.
d. Cara-cara pemasangan & penggunaan peralatan utama maupun pembantu
harus sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat peralatan tersebut.
e. Gambar kerja yang diminta oleh Konsultan Manajemen harus dipenuhi
segera agar pekerjaan tidak terhambat, dan sebelum dilaksanakan, harus
ada persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
f. Jaminan peralatan utama yang dipasang harus sesuai dengan jaminan dari
pabrik pembuat.
g. Suplier dari peralatan yang dipakai, sepenuhnya berada dalam tanggung
jawab pemborong pekerjaan ini.
h. Pekerjaan listrik yang termasuk dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan P.U.I.L. dan persyaratan pekerjaan instalasi listrik.
i. Semua pekerjaan Sipil (pondasi, thrust block; bak kontrol dan lain-lain)
yang harus dibuat oleh pemborong pekerjaan ini, harus mengikuti
spesifikasi pekerjaan sipil (pasangan bata, beton dan sebagainya).
j. Pemborong Sistem Instalasi harus dilengkapi dengan buku petunjuk operasi
dan pemeliharaan sebanyak 5 set.
k. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
l. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan maka spesifikasi yang
lebih mengikat.
m. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan instalasi. Sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing"
dari proyek.
n. Mengadakan ijin-ijin dari Instansi terkait tentang penggunaan
pencegahan/pemadam kebakaran antara lain dari Depnaker, Dinas
Kebakaran DKI Jakarta.
o. Selama pelaksanaan, Kontrak ini harus betul-betul ditaati.
p. Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan
persyaratan dalam pasal pekerjaan plumbing dimuka.
q. Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan
maksud dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat di atas.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

B. MATERIAL/BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI.


i. Untuk Pekerjaan Pemadam Kebakaran.
1. Pipa-pipa untuk pemadam kebakaran baik instalasi hydrant maupun
springkler pipa utama dan cabang bahan black steel pipe class schedule 40
produksi Bakrie & Brother, spindo.
2. Fitting-fitting harus dari bahan yang sama dengan pipanya.
3. Hydrant pillar + hose realnya dan siamese connection merek apron,
yamato, ozeki chubb.
4. Hydrant box seteraf dengan Apron, Yamato, Ozeki atau chubb dilengkapi
dengan landing valve, kopling vanderheiden dan coupling machino.

ii. Daftar Bahan dan Contoh


1. Sebelum pekerjaan ini dimulai paling lambat 2 minggu Kontraktor harus
menyerahkan kepada Konsultan Pengawasan/Perencana daftar-daftar
bahan yang dipakai dalam rangkap 3 (tiga).
2. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawasan / Perencana
contoh-contoh bahan yang dipakai dan semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengembalian contoh ini adalah tanggung jawab
Kontraktor.
3. Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan pemeriksaan kembali (re-check)
atas segala ukuran-ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan
dipasang, dalam hal terjadi keragu - raguan harus segera menghubungi
Konsultan Pengawasan / Perencana.
4. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment yang keliru akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor, untuk itu pemilihan equipment dan
material harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawasan dan
Perencana.

C. SISTEM PEMIPAAN
i. Sistem Penyambungan Pipa.
Sambungan pipa hydrant dan sprinkler pada umumnya dipakai sambungan
ulir/screwed dari pipa diameter 2" ke bawah dan untuk diameter 2 1/2" keatas
selalu dipakai sambungan las/flanged dan dipakai dari bahan yang sesuai
dengan jenis bahan pipanya, (ditambahkan alat bantu sehingga tidak bocor).

penutup dari Brons dengan seri 300, dengan system penyambungan pakai
ulir/screwed.

bahannya dari besi tuang (cast iron) dengan seri 225 dengan sistem sam-
bungan menggunakan flanged junction.

ii. Penggantungan/Penumpu Pipa/Klem-klem.


 Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung
atau angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah
timbulnya getaran. Penggantung/penumpu/klem-klem harus dengan
bahan besi tuang, mampu menahan 5 x berat pipa berisi air.
 Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
dan harus memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan
mengurangi transmisi vibrasi sampai batas minimal. Jarak maximum
penggantung untuk pipa adalah :

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

Diameter s/d 1 1/2" : berjarak 2,5 m


1 1/2 keatas : berjarak 1,5 m
 Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada konstruksi
bangunan dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran
beton atau ramset dan Fisher. Semua alat-alat penggantung harus
dikerjakan sedemikian rupa sehinga tidak merusak pipa-pipa dan tidak
merusak/menyebabkan turunnya pipa yang terpasang.
 Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem dan dibaut dengan jarak
tidak lebih dari 3m'.
 Penggantung atau penumpu pipa/klem-klem.

iii. Alat-Alat Bantu


1. Gate Valve (Stop Valve)
 Valve sampai ukuran diameter 2" adalah type gate valve bronze body,
end screw, non rising stem, clas 225 merk : Kitz, Toyo asli dari agent
resminya yang dilengkapi dengan surat keagenannya.
 Valve diameter 2 1/2" sampai dengan 4" adalh Butterfly Valve Body :
Cast Iron, End Connection : Lug Type, Steam : 316, stan less steel, seat
: Buns N or EPDM, actuator, Valve diameter dari 5" keatas adalah Gear
Operation bertekanan kerja 225 psi.
 Setiap gate valve dilengkapi dengan penunjuk besaran bukaan katup.
2. Check Valve
 Check Valve diametermulai dari 2" kebawah adalah type bronze body,
and screw calss 225.
 Check Valve diameter 2 1/2 keatas adalah type water dual plate body :
cast, plate : stainless steel 316, seal : EPDM, TRIM AND SPRING,
stainless steel 316.
 Valve dari class 225, merk Kitz, Toyo asli dari agent resminya
3. Strainer
 Strainer diameter dari 2" kebawah adalah typebronze body, end
screwed. Strainer basket adalah stainless steel screen. Strainer adalah
screwed cap.
 Strainer diameter mulai dari 2 1/2" keatas adalah cast iron body, end
flanged.
 Strainer dari class 225, merk Kitz, Toyo asli dari agent resminya
4. Sambungan Flexible Pipe
 Flanged end dari malleable iron.
 Caver Customer : Neoprene, Tube Class Timer : Neoprene tekanan.
 Tekanan kerja 225 psi dan cocok untuk temperatur dan tekanan dari
sistem.
 Merk :Tozen, Proco, Kuraflex, Afaflex.
5. Safety Valve dari bahan body FC 20 (Cast Iron), valve dise & seat : SC 513
(stainless steel), spring : spring steel connection : flange class 16
Kg/Konsultan Pengawas dan Perencana2.
Merk : Fushiman, Desbordes, Yoshitake.
6. Automatic Air Releise Valve :
Bahan : body cast iron
Tim : sytefic rubber phaspor bronze
Float : polypropyline
Conection : screwed
Tek. Kerja : 16 Kg/Konsultan Pengawas dan Perencana2
Merk : Fushiman, Desbordes, Yoshitake.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

7. Pressure Reducing Valve (PRV) adalah untuk mengatur tekanan pada


instalasi sprinkler dan hydrant dengan tekanan kerja seri 225 PSI, Merek
Fushiman, Yoshitake, Singer.
8. Pressure gauge/manometer yang dipakai dengan alat penunjuk air raksa.

iv. Pipa-pipa dalam tanah.


 Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan
yang tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga
seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik.
 Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan / pelataran
parkir dengan kedalaman 80 cm, diukur dari pipa bagian atas sampai
permukaan tanah.
Dasar galian harus diuruk dahulu denan pasir padat minimal 10 cm dan
bagian atas 20 cm. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan
kendaraan atau tempat parkir, maka pipa pada bagian pengurukan teratas
harus dilindungi dengan balokan beton tulang setebal 10 cm yang dipasang
sedemikian rupa sehingga balok beton tidak tertumu pada pipa, untuk
selanjutnya diurug sampai padat.
Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan seperti
semula.
Pipa harus dicat dengan flincote tiga kali dan dibalut goni sebelum ditanam.

v. Pemasangan pipa – pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai


berikut :
 Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salud dinding/plesteran
dan langit-langit dilaksanakan.
 Pembobokan plesteran/salut dinding dan pembobokan langit- langit yang
sudah terpasang harus dihindarkan.
 Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus
struktur bangunan hrus dilaksanakan bersama-sama pada waktu
pelaksanaan struktur yang bersangkutan.

vi. Perlindungan/Proteksi waktu pelaksanaan.


 Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment
atau fixtures harus ditutup dengan cap atau plug.
 Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve, trap
dan fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan
menyumbat.
 Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan
kerusakan-kerusakan.

vii. Pipa Mendatar.


Pipa dipasang dengan penggantung sesuai dengan diameter pipa. Jarak
penggantung pipa seperti tercantum diatas dan tidak dibolehkan
menggunakan kawat; rantai; perforated strip dan lain-lain.Pada jarak max 24
M atau untuk setiap deletasi harus dipasang flexsible pipe/joint.

viii. Sleves
 Untuk pipa-pipa yang menembus beton (sloop, plat lantai, dinding atau
balok) harus dibuat sleve, sebelum beton- beton dicor.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

 Sleve dibuat dari galvanized steel pipe, rongga antara pipa instalasi dan
sleve harus ditutup rapat dengan bahan elastis sehingga tidak terjadi
kebocoran.

ix. Pembersihan.
 Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak
dan kotoran-kotoran lainnya.
Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok bersih
atau mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya.
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finis
Arsitektural atau timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang semua atas
kelalaian kontraktor, karena tidak membersihkannya sistem pemipaan
dengan baik, maka semua perbaikannya adalah menjadi tanggungan
kontraktor.
 Penggunaan/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang
akan tertutup oleh tembok atau bagian lainnya, misalnya pipa didalam
galian tanah, pipa menembus tembok dan sebagainya harus dilapisi
dengan cat Menie atau cat penahan karat.

x. Pengecatan.
 Semua pipa dari besi/baja yang tidak tertanam didalam tanah/tembok yang
dilapisi dengan TAR (Tar Corted) harus dicat dua lapis "chellac" dan lapis
chromium atau Nikel harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang
warnanya sesuai dengan color coding dan tanda arah aliran atau
ditentukan oleh Konsultan, pipa yang kelihatan dan yang tidak kelihatan
(diatas plafond/dalam shaft) harus anti karat dan dicat.
Untuk jaringan pipa kebakran (fire hydrant/sprinkler) biasanya dipakai
warna merah.
 Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi beturut turut
aspal, lapisan goni dan lapisan aspal.
 Semua valve harus diberi tanda yang menyebutkan nomor indentifikasi dari
jenis zat yang melewati.

xi. Pengujian.
 Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan
tekanan hydrostatik sebesar 1 1/2 x tekanan kerja atau minimal 20 Kg/cm
selama 4 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
 Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
 Pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan dan Pemberi
Tugas atau pihak-pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu.
 Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah
(untuk pipa diluar gedung) atau tertutup dengan plestran/dinding dan
sebelum langit-langit didaerah yang bersangkutan terpasang dan sebelum
fixture terpasang.
 Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontrraktor harus memperbaiki
bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian
melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
 Peralatan dan biaya pengujian disediakan dan ditanggung oleh Kontraktor.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

D. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN.


 Peralatan dan instalasi ini harus dijamin berfungsi dengan baik selama 1
(satu) tahun terhitung sejak saat Penyerahan Pertama Pekerjaan.
 Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 6 (enam) bulan
terhitung sejak saat Penyerahan Pertama Pekerjaan.
 Selama masa pemeliharaan ini Kontraktor pekerjaan instalasi ini wajib
mengatasi segala kerusakan peralatan dan instalasi yang dipasangnya
tanpa ada tambahan biaya.
 Selama masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan instalasi ini
masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan. Dalam masa ini
Kontraktor masih bertanggung jawab penuh terhadap seluruh instalasi
yang telah dilaksanakan.
 Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan baik yang ditanda tangani bersama oleh Instalatir yang
melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan serta jika perlu disahkan
oleh Dinas Keselamatan Kerja.
 Jika dalam masa pemeliharaan tersebut Kontraktor pekerjaan instalasi ini
tidak melaksanakan teguran-teguran atas perbaikan / penggantian /
kekurangan selama masa pemeliharaan maka Konsultan berhak
menyerahkan pekerjaan perbaikan / kekurangan tersebut kepada pihak
lain atas biaya Kontraktor pekerjaan instalasi tersebut.
 Selama masa pemeliharaan pekerjaan, Kontraktor harus mendidik/melatih
karyawan/petugas dari Pemberi Tugas sehingga mengenali sistem instalasi
dan dapat menjalankan serta melak-sanakan pemeliharaannya.

E. PEMERIKSAAN BERKALA.
Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan
pemeriksaan berkala dilaksanakan paling sedikit setiap 2 (dua) minggu sekali.

F. PENGADAAN FIRE EXTINGUISHER.


Sungguhpun gedung ini sudah dilengkapi dengan fire hydrant maka perlu juga
dilengkapi dengan fire extinguisher fortable sebagai pemusnah/pemadam api
awal (dini), apabila diketahui kebakaran kecil (sebelum fire hydrant bekerja). Di
tiap lantai digunakan beberapa buah fire extinguisher type multi purpose kap. 3
kg Yamato, Apron, Chubb,Blue, Protector. Bahan yang dipakai Dry Chemical
Powder (Co2).
Sedangkan untuk ruang pompa, ruang genset dan digunakan weeled fire
extinguisher dengan beban co2.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

PEKERJAAN INSTALASI TATA UDARA /AIR CONDITIONING

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pemasangan instalasi Tata Udara (Air Conditioning),
Instalasi dan penyediaan Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) termasuk semua
perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan
baik serta diuji dengan seksama dan siap dipergunakan.
Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
- Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pipa refrigerant, pipa dan Condensate.
- Pengadaan dan pemasangan sumber daya listrik bagi instalasi ini seperti kabel pada panel
AC.
- Pengadaan pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan untuk instalasi ini seperti
yang tercantum dan diuraikan dalam dokumen ini.
- Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini secara
addendumnya.

PERSYARATAN PEKERJAAN LIFT

Termasuk di dalam pekerjaan Kontraktor lift ini adalah :


i. Peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam
RKS harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi bekerja dengan baik dan sempurna
dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa tambahan biaya.
ii. Sebelum habis masa pemeliharaan / free maintenance, Kontraktor/agen tunggal lift tersebut
segera memberikan penawaran kontrak maintenance untuk selama satu tahun, dan harus
menjamin terhadap suku cadang, walaupun pemeliharaan dilakukan sendiri dan teknisi bila
diperlukan.
iii. Pekerjaan sipil yang berhubungan dengan pemasangan lift bukan merupakan tanggungan
dari kontraktor lift, melainkan menjadi tanggungan dari kontraktor sipil.
iv. Hook untuk maintenance tiap ruang mesin dan ukuran kekuatan hook / cantelan ini agar
disesuaikan dengan mesin lift yang akan dipasang.
v. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya dan jika terjadi pertentangan antara gambar dan
spesifikasi maka spesifikasi yang lebih mengikat.
vi. Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan pemeriksaan kembali (re-check) atas segala
ukuran-ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang dan kondisi pekerjaan
sipil yang ada (eksisting).

PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih, halaman harus ditata
rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
3. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan II dilaksanakan, pekerjaan benar-
benar telah sempurna.
4. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam
rapat penjelasan (Aanwijzing)
5. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang masih termasuk lingkup
dalam pelaksanaan ini Penyedia Barang / Jasa harus menyelesaikan, sesuai dengan

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

petunjuk, Perintah Direksi, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta
perubahan-perubahan didalam Berita Acara Aanwijzing
6. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian dilapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan MK/Pengawas. Dengan dibuat Berita Acara yang
disyahkan oleh Pengelola Proyek/Direksi

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018

BAB 5
PENUTUP
A. Semua sisa-sisa bahan bangunan dan sampah lainnya serta alat-alat bantu harus
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, segera setelah pekerjaan selesai atas biaya Kontraktor.
Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam penawaran khusus mengenai
mobilisasi/demobilisasi peralatan serta pembersihan seluruh lokasi sebelum dan setelah
pekerjaan selesai.
B. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam spesifikasi teknis ini dan
memerlukan penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian dalam rapat-
rapat koordinasi lapangan oleh Direksi, Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana, Konsultan
Perencana dan atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen atau pihak Penyedia Jasa.

KANTOR PUSAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI


BAB XV. GAMBAR EXISTING DAN
GAMBAR DED (DETAIL ENGINEERING DESIGN)

FILE GAMBAR DED PADA FILE TERPISAH DAN


MERUPAKAN BAGIAN DARI DOKUMEN PENGADAAN
GAMBAR EXISTING DI LAPANGAN
BAB XVI. BENTUK DOKUMEN LAIN

A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat K/L/D/I]

Nomor : __________ __________, __ __________ 20__


Lampiran : __________

Kepada Yth.
__________
di __________

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan __________


_________________________________________

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor __________


tanggal __________ perihal __________ dengan [nilai penawaran/penawaran
terkoreksi] sebesar Rp_____________ (____________________) kami nyatakan
diterima/disetujui.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini
Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebelum
penandatangan surat perjanjian. Kegagalan Saudara untuk menerima
penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran
Saudara, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No.
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta
perubahannya dan aturan turunannya.

Satuan Kerja __________


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________

Tembusan Yth. :
1. ____________ [PA/KPA K/L/D/I]
2. ____________ [APIP K/L/D/I]
3. ____________ [Pokja ULP]
......... dst
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/D/I]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________

Yang bertanda tangan di bawah ini:

_______________ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]


_______________ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
_______________ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal


__________, bersama ini memerintahkan:

_______________ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


_______________ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: __________

selanjutnya disebut sebagai Penyedia;

untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Macam pekerjaan: __________;

2. Tanggal mulai kerja: __________;

3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;

4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________) hari kalender/bulan/tahun


dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal __________

5. Denda: Sesuai yang ditetapkan dalam SSKK


__________, __ __________ 20__

Untuk dan atas nama __________


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________

Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama __________

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan]
C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________


dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _______________________________________________


(terbilang ________________________________________________________)
dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pelaksanaan atas pekerjaan
_________________ berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) No. ________________ tanggal _________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
________________
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
[Nama dan Jabatan]
Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________
[nama PPK], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik
Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang __________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan __________________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No. _______________ tanggal
________________untuk pelaksanaan pelelangan pekerjaan
______________ yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

4. Jaminan ini berlaku apabila:

a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya


dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________


dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________)
dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan
_________________ berdasarkan Kontrak No. ________________ tanggal
__________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi
kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali kepada Penerima
Jaminan atas uang muka yang diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam
Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari
Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima
Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera
janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
________________
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
[Nama dan Jabatan]
Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________
[nama PPK], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik
Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang __________________________________)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan _______________________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan
Kontrak No. _______________ tanggal _____________________ dari
PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________

4. Jaminan ini berlaku apabila:


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar
menurut Dokumen Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis
dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN
mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini: __________________________________


dalam jabatan selaku ____________________________ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ______________________ [nama bank] berkedudukan di
_________________________________________ [alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ___________________________________ [nama PPK]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp _____________________________________


(terbilang ________________________________________________________)
dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Pemeliharaan atas pekerjaan
_________________ berdasarkan Kontrak No. _______________ tanggal
________________, apabila:
Nama : _____________________________ [nama penyedia]
Alamat : _______________________________________________

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama __________ (____________) hari kalender, dari tanggal
_____________________ s.d. ____________________
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________

[Bank]

Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
________________
mengkonfirmasi Garansi ini ke
_____[bank]
[Nama dan Jabatan]
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan: __________________ Nilai: ___________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _____________________ [nama],


_____________ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan _____________________ [nama penerbit jaminan], _____________
[alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _____________________
[nama PPK], _________________________ [alamat] sebagai Pemilik
Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
________________ (terbilang __________________________________)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan _________________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan
Kontrak No. _______________ tanggal _____________________ dari
PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________
4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Untuk keyakinan, pemegang
Jaminan disarankan untuk
Dikeluarkan di _____________
mengkonfirmasi Jaminan ini ke
_____[Penerbit Jaminan]
pada tanggal _______________

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp.6000,00

_____________________ __________________
[Nama & Jabatan] [Nama & Jabatan]

Anda mungkin juga menyukai