Nomor: 06/BC.015/ULP/POKJA.GDG.BMN/2018
untuk
Pengadaan
A. UMUM
7. Satu Penawaran Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai
Tiap Peserta anggota kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu
penawaran untuk satu paket pekerjaan.
B. DOKUMEN PENGADAAN
17. Mata Uang 17.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam
Penawaran bentuk mata uang sebagaimana tercantum
dan Cara dalam LDP.
Pembayaran
17.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.
26. Evaluasi
Penawaran 26.1 [Dalam hal dokumen penawaran dengan 1 (satu)
file (sampul) Sistem Gugur]:
26.1.A) Sebelum evaluasi harga, dilakukan koreksi
aritmatik dengan ketentuan:
a [Untuk Kontrak Harga Satuan atau
Kontrak Gabungan Lump Sum dan
Harga Satuan pada bagian Harga
Satuan:
1) volume dan/atau jenis pekerjaan
yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan
dengan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan;
2) apabila terjadi kesalahan hasil
perkalian antara volume dengan
harga satuan pekerjaan, dilakukan
pembetulan, dengan ketentuan
harga satuan pekerjaan yang
ditawarkan tidak boleh diubah;
3) jenis pekerjaan yang tidak diberi
harga satuan dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan harga
satuan pada daftar kuantitas dan
harga tetap dibiarkan kosong;
4) jenis pekerjaan yang tidak
tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan dan harga
satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol; dan
5) hasil koreksi aritmatik pada bagian
harga satuan dapat mengubah nilai
total harga penawaran sehingga
urutan peringkat dapat menjadi
lebih tinggi atau lebih rendah dari
urutan peringkat semula.]
b [untuk Kontrak Lump Sum atau Kontrak
Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
pada bagian Lump Sum:
1) volume dan/atau jenis pekerjaan
yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga (apabila ada)
disesuaikan dengan yang tercantum
dalam Dokumen Pemilihan;
2) jenis pekerjaan yang tidak
tercantum dalam daftar kuantitas
dan harga (apabila ada) disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam Dokumen
Pemilihan;
3) hasil koreksi aritmatik pada bagian
Lump Sum tidak boleh mengubah
nilai total harga penawaran]
26.1.B) Total harga penawaran setelah koreksi
aritmatik yang melebihi nilai total HPS
dinyatakan gugur.
27. [Klarifikasi dan 27.1 [Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga
Negosiasi dilakukan dalam hal peserta yang memasukkan
Teknis dan penawaran kurang dari 3 (tiga).
Harga]
27.2 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga
dilakukan bersamaan dengan evaluasi.
F. PENETAPAN PEMENANG
G. PENUNJUKAN PEMENANG
35. BAHP, Berita 35.1 Pokja ULP menuangkan ke dalam BAHP atau
Acara Lainnya, Berita Acara tambahan lainnya segala hal
dan terkait proses pemilihan penyedia secara
Kerahasiaan elektronik yang tidak dapat diakomodir atau
Proses difasilitasi aplikasi SPSE.
I. JAMINAN PELAKSANAAN
J. PENANDATANGANAN KONTRAK
A. LINGKUP 1. Pokja ULP : Kelompok Kerja Khusus Atas Paket Pengadaan Pusat
PEKERJAAN Layanan BMN Kantor Pusat DJBC Tahun Anggaran 2018 ULP
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
2. Alamat Pokja ULP: Jl. Jend. A. Yani (By Pass) Rawamangun Jakarta
Timur - 13230 Kotak Pos 225 Jakarta - 13013
3. Website: ulp.kpdjbc@gmail.com
4. Website LPSE: http://lpse.kemenkeu.go.id
minimal 75
1 Crane 1 TON
2 Dump Truck 2 3-4 M3
minimal 90
3 Excavator 1 HP
Kapasitas
Alat Pancang
maximum
Injeksi Hidrolis
4 1 120 Ton
5 Generating Set 1 100- 325 Kva
Welding
6 Mechine Set 1 250 Amp
7 Air Compressor 1 60-750CFM
8 Bar Cutter 1 1 Inci
9 GPS 1 Unit
Mixer Beton/
1 1 m3
10 Concrete Mixer
Mixer Beton/
11 1 0,14 m3
Concrete Mixer
12 Vibrator Beton 2 Unit
Pemadat tanah
13 Dengan mesin 1 Unit
Theodolith/Ad
m/Laser 2 100 MTR
14 Instrument
Scafolding MF
15
190 40 SET
Lift Cor Beton
And Bucket /
16 Concrete Pump 2 SET
Tenaga teknis/terampil
Pelaksana
Ahli Minimal
1 Bangunan 3 th Ya 3
Muda D3 teknik
Gedung
Administra Ahli S1 Teknik
2 3 th Ya 1
si Proyek Muda Sipil
2. Memiliki Kualifikasi K3
CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]
Nomor : _______, _____________ 20___
Lampiran :
Kepada Yth.:
Kelompok Kerja Khusus Atas Paket Pengadaan Pusat Layanan BMN Kantor Pusat DJBC Tahun
Anggaran 2018 ULP Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
di
Kantor Pusat DJBC
CONTOH
Kepada Yth.:
Kelompok Kerja Khusus Atas Paket Pengadaan Pusat Layanan BMN Kantor Pusat DJBC
Tahun Anggaran 2018 ULP Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
di
Kantor Pusat DJBC
CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)
4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama
masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan
bersama secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila
pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.
[Peserta 1] [Peserta 2]
(_______________) (________________)
[Peserta 3] [dst
(________________) (________________)]
Catatan:
Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas
segel/bermaterai
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS (UNTUK 1 (SATU) FILE)
[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan
dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang selaras dengan BAB XIV Metode Pelaksanaan
Pekerjaan/RKS;
2. Memiliki kemampuan untuk menyediakan fasilitas/peralatan/perlengkapan
melaksanakan pekerjaan
3. Menyampaikan personil yang dibutuhkan dalam pekerjaan
4. Spesifikasi Teknis Material yang ditawarkan sesuai dengan BAB XII Spesifikasi Teknis;
5. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
6. melampirkan Sertifikat System Manajemen Mutu ISO: 9001 yang masih berlaku;
7. melampirkan Sertifikat Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OHSAS
18001 : 2007) yang masih berlaku;
8. melampirkan Sertifikat Lingkungan ISO: 14001 yang masih berlaku;
9. melampirkan Hasil pemindaian rekening koran perusahaan selama 3 (tiga) bulan
terakhir dimana saldo minimal untuk tiap bulan sebesar 10% dari HPS yaitu
Rp.1.834.260.000;
10. melampirkan surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta
nasional selain Bank Perkreditan Rakyat (BPR) minimal sebesar Rp.1.834.260.000,-;
(minimal 10% nilai total HPS);
11. melampirkan surat penyataan bahwa penyedia akan melaksanakan pemeliharaan
konstruksi selama 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
sejak serah terima pertama;
12. Melampirkan surat dukungan dari pabrikan/principal untuk produk berupa Tiang
pancang dan ACP (alumunium composite panel).
13. melampirkan Sertifikat Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
14. dan persyaratan lainnya yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan
E. [BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN
DALAM NEGERI (TKDN), apabila diberikan preferensi harga]
Formulasi perhitungan:
[tanda tangan]
Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta
telah menyetujui dan menandatangani pakta integritas
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]
PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
2. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]
dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai
dengan K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:
Isian Data Kualifikasi bagi Peserta selain anggota Kemitraan/KSO berbentuk Form
Isian Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE
[FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI UNTUK KEMITRAAN/KSO]
D. Izin Usaha
1. No. Surat Izin Usaha ________ : _______Tanggal ______
2. Masa berlaku izin usaha : __________
3. Instansi pemberi izin usaha : __________
4. Kualifikasi Usaha : ___________
5. Klasifikasi Usaha : ___________
F. Data Keuangan
2. Pajak
Jabatan Tahun
Tgl/bln/thn Tingkat Pengalaman Profesi/
No Nama dalam Sertifikat/
lahir Pendidikan Kerja (tahun) keahlian
pekerjaan Ijazah
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Kontrak Progres Terakhir
Nama Bidang/Sub Komitmen
No. Paket Bidang Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Kontrak Prestasi
Alamat/ No /
Nama Nilai (rencana) Kerja
Telepon Tanggal
% %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor : __________
Tanggal : __________
Nama Bank : __________
Nilai : __________
Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya
sampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya
wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana
kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PT/CV/Firma/Koperasi
__________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha (perusahaan/koperasi) peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang
dapat dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor cabang
yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.
H. Persyaratan Kualifikasi
B. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta
dalam Dokumen Kualifikasi dengan data kualifikasi peserta yang tercantum
pada aplikasi SPSE dalam hal:
1. kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
C. Formulir Isian Kualifikasi untuk KSO yang tidak dibubuhi materai tidak
digugurkan, peserta diminta untuk membayar denda materai sesuai ketentuan
peraturan perundangan-perundangan.
D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP
dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun
tidak boleh mengubah substansi Data Kualifikasi yang telah dikirmkan melalui
aplikasi SPSE.
SURAT PERJANJIAN
untuk melaksanakan
Surat Perjanjian ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat
dan ditandatangani di Karimun pada hari tanggal bulan
tahun
, berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Surat Penetapan
nomor dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor
tanggal antara:
Nama : Prayogo Andon Yuwono
NIP : 196701281988101001
Jabatan : Kepala Subbagian Penggunaan, Pemeliharaan, dan Penghapusan
Bagian Pengelolaan BMN, Sekretariat Direktorat Jenderal
Berkedudukan di : Jalan Jenderal A. Yani Jakarta 13230
bertindak untuk dan atas nama Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yang
berkedudukan di Jalan Jenderal A. Yani Jakarta 13230 berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia, Nomor 01/KM.4/KPA/2018 Tanggal 02 Januari 2018 yang
ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia
selanjutnya disebut “PPK”, dengan
Nama : ..................... [nama wakil penyedia]
Jabatan : ..................... [sesuai akta notaris]
Berkedudukan di : ..................... [alamat penyedia]
bertindak untuk dan atas nama ......... [nama penyedia]berdasarkan Akta Notaris
Nomor
......[nomor akta sesuai akta notaris], tanggal ............... [tanggal penerbitan
akta]yang dikeluarkan oleh Notaris .............. [nama notaris penerbit akta](selanjutnya disebut
“Penyedia”).
MENGINGAT BAHWA:
halaman1
(c) PPK dan penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak
ini, dan yang menandatangani mempunyai kewenangan untuk mengikat pihak yang
diwakili;
(d) PPK dan penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan
kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal
sebagai berikut:
1 Total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
yang diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan nilai sebesar................... [dalam
angka rupiah] (terbilang);
2 Kontrak ini menggunakan kontrak gabungan antara Lumpsum (kontrak Lumpsum
hanya untuk pekerjaan persiapan) dan Harga Satuan;
3 Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang
sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;
4 Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga (apabila ada);
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP, dan Berita acara
lainnya pada proses pemilihan / pelaksanaan kontrak.
5 Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi
pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam
dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang
lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 4 di atas;
6 Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang
meliputi khususnya:
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang
telah ditetapkan kepada Penyedia;
b. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah
ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun
sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan
pekerjaan yang dirinci dalam Kontrak;
6) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan PPK;
7) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Kontrak;
8) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan
tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun
miliknya akibat kegiatan Penyedia.
9) Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk bertanggung jawab dan wajib
menyetor kelebihan pembayaran berdasarkan hasil pemeriksaan/audit pihak internal.
7 Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam
Syarat- Syarat Umum/Khusus Kontrak dengan tanggal mulai dan penyelesaian
keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada
tanggal tersebut di atas dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di Republik Indonesia.
A. KETENTUAN UMUM
1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak ini
harus mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai
berikut:
1.1 Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan
dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud
fisik lainnya;
1.2 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/
Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD;
1.3 Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah
pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau
ditetapkan Kepala Daerah untuk menggunakan APBD;
1.4 Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah
pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.
1.5 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat
yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan
menerima hasil pekerjaan;
1.6 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada
institusi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
1.7 Penyedia adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan barang;
1.8 Sub penyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja
dengan penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan
sebagian pekerjaan (subkontrak);
1.9 Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) adalah kerja sama usaha antar
penyedia baik penyedia nasional maupun penyedia asing, yang
masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;
1.10 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan
tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang diserahkan oleh
peserta/penyedia kepada PPK untuk menjamin terpenuhinya
kewajiban peserta/penyedia;
1.11 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan
Penyedia dan mencakup Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) ini
dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain yang
merupakan bagian dari Kontrak;
1.12 Nilai Kontrak adalah total harga yang tercantum dalam Kontrak.
1.13 Hari adalah hari kalender;
1.14 Pengelola Teknis Kegiatan ( PTK ) adalah tim pendukung yang
dibentuk/ditetapkan oleh KPA/PPK untuk membantu PPK
dalam pengendalian pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.
1.15 Pengawas Pekerjaan adalah unit dari PPK dan/atau penyedia
jasa/pihak ketiga yang bertugas untuk melaksanakan pengawasan
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan yang berlaku dan/atau
ketentuan kontrak dengan PPK.
1.16 Daftar kuantitas dan harga (rincian harga penawaran) adalah daftar
kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya
keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran;
1.17 Harga Perkiraan sendiri (HPS)adalah perhitungan perkiraan biaya
pekerjaan yang disusun oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh Panitia
Pengadaan/Pokja ULPuntuk menilai kewajaran penawaran termasuk
rinciannya;
1.18 Pekerjaan utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung
menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu barang sesuai
peruntukannya yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;
1.19 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan
tertentu per satu satuan tertentu;
1.20 Metode pelaksanaan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, realistik
dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan
diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan
dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan sumber daya
yang dimiliki penawar;
1.21 Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan
kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan,
terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik
dan dapat dilaksanakan.
1.22 Personil inti adalah orang yang akan ditempatkan secara penuh
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk
melaksanakan pekerjaan.
1.23 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan
bukan pekerjaan utama yang ditetapkan dalam Dokumen pemilihan,
yang pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain dan disetujui
terlebih dahulu oleh PPK;
1.24 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.
1.25 Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai kerja penyedia yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang
diterbitkan oleh PPK.
1.26 Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama
pekerjaan selesai, dinyatakan dalam berita acara penyerahan
pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
1.27 Masa pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan
dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan
akhir pekerjaan.
1.28 Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak
sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam
kontrak baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan
pengguna atau penyedia.
1.29 Kegagalan Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah
diserahterimakan oleh penyedia kepada PPK dan terlebih
dahuludiperiksa serta diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun
sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan
kerja, dan/atau keselamatan umum.
1.30 SSKK adalah Syarat-syarat Khusus Kontrak, berisikan
ketentuan-ketentuan tambahan yang dapat mengubah atau
menambah SSUK.
1.31 SSUK adalah Syarat-syarat Umum Kontrak ini.
2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini
tetapi tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam
Dokumen Kontrak lain yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki
dalam Surat Perjanjian.
4.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan..
6. Wakil sah para Setiap tindakan yang dipersyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan,
pihak dan setiap dokumen yang dipersyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat
berdasarkan Kontrak ini oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan
atau dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam SSKK. Khusus untuk
penyedia perseorangan, Penyedia tidak boleh diwakilkan.
8. Perpajakan Penyedia, Sub penyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan
berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan
lain yang sah yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas
pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap
telah termasuk dalam Nilai Kontrak.
16. Jadwal 15.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat
Pelaksanaan Perjanjian oleh para pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam
Pekerjaan SSKK;
17. Surat Perintah 17.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
Mulai Kerja sejak tanggal penandatanganan Kontrak.
(SPMK)
17.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya
pelaksanaan kontrak oleh penyedia.
18. Program Mutu 18.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada
rapat persiapan pelaskanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.
18.2 Program mutu disusun oleh penyedia paling sedikit berisi:
a. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
b. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
c. prosedur instruksi kerja; dan
d. pelaksana kerja.
19. Rapat Persiapan 19.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SP dan
Pelaksanaan sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia,
Kontrak unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
19.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak adalah:
a. program mutu;
b. organisasi kerja;
c. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
d. jadwal pelaksanaan pekerjaan.
e. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi
pekerjaan, apabila ada.
f. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi
pekerjaan.
20. Mobilisasi 20.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.
21. Waktu 21.1 Penyedia berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada
Penyelesaian Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai
Pekerjaan dengan program mutu, serta menyelesaikan pekerjaan selambat-
lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan dalam
SPMK.
21.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar, Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.
22. Perpanjangan 22.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan
Waktu akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk
meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data
penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis.
Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui
Adendum Kontrak.
23. Penundaan oleh Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis penyedia untuk
Pengawas menunda pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus
Pekerjaan segera ditembuskan kepada PPK.
24. Rapat 24.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyelenggarakan rapat
Pemantauan pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat
tersebut. Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan
serta untuk menindaklanjuti peringatan dini.
26. Serah Terima 26.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia
Pekerjaan mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
penyerahan pekerjaan.
B.4 Adendum
27. Perubahan 27.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.
Kontrak
27.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para
pihak, meliputi:
1) perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang
dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah
lingkup pekerjaan dalam kontrak;
2) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya
perubahan pekerjaan;
3) perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan,
perubahan pelaksanaan pekerjaan.
28. Perubahan 28.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi
Lingkup pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi
Pekerjaan dan yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama
Jadwal penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi
Pelaksanaan antara lain :
Pekerjaan a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai
dengan kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan sesuai lingkup kontrak awal.
29.6 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan
sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan,
Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
Jika selama masa Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara
tertulis kepada Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat
mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima pembayaran
sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat penggantian
biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk
bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur
dalam suatu adendum Kontrak.
30. Penghentian 30.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah
dan Pemutusan selesai atau terjadi Keadaan Kahar.
Kontrak
30.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar
kepada penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah
dicapai, yaitu biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan
untuk pekerjaan ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus
diserahkan oleh Penyedia kepada PPK, dan selanjutnya
menjadi hak milik negara;
31. Peninggalan Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan Sementara yang
masih berada di lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian
atau kesalahan penyedia,dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK
tanpa kewajiban perawatan. Pengambilan kembali semua peninggalan
tersebut oleh penyedia hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kepentingan PPK.
32. Keterlambatan 32.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadual,
Pelaksanaan maka PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau
Pekerjaan dan dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
Kontrak Kritis
32.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% – 70% dari
kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 10%
dari rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 5%
dari rencana.
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi
fisik pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dari rencana dan
akan melampaui tahun anggaran berjalan.
35. Hak Kekayaan Penyedia berkewajiban untuk melindungi Pejabat Pembuat Komitmen dari
Intelektual segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas pelanggaran Hak
Kekayaan Intelektual oleh penyedia
37. Perlindungan 37.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk
Tenaga Kerja mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek) sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
38. Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah- langkah yang memadai
Lingkungan untuk melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja
dan membatasi gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta
bendanya sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini.
39. Asuransi 39.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan
tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi
terjadinya kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk
pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
41. Laporan Hasil 41.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk
Pekerjaan menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah
dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan
pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
41.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-
hal penting yang perlu ditonjolkan.
44. Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan semua pihak
dan Kesehatan di lokasi kerja.
Kerja
45. Pembayaran Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda
Denda sebagai akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban
penyedia dalam Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda
tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.
46. Jaminan 46.1 Jaminan adalah jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan
tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan penjaminan/Perusahaan Asuransi yang
diserahkan oleh Penyedia kepada PPK
E. Kewajiban PPK
48. Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau
kemudahan lainnya untuk kelancaran pelaksanaan pengadaan
sebagaimana yang tercantum dalam SSKK.
49. Harga Kontrak 49.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak sebesar harga kontrak;
52. Penangguhan 52.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi
pekerjaan penyedia jika penyedia gagal atau lalai memenuhi
kewajiban kontraktualnya.
54. Penilaian 54.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian
Pekerjaan sementara atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.
Sementara oleh
PPK 54.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan
kemajuan fisik pekerjaan.
55. Cacat Mutu PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan
memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang
ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil
Pekerjaan yang dianggap oleh PPK atau Pengawas Pekerjaan mengandung
Cacat Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.
56. Pengujian Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk
melakukan pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam
Spesifikasi Teknis dan Gambar, maka penyedia berkewajiban untuk
melaksanakan pengujian dengan biaya pengujian ditanggung oleh
penyedia.
57. Perbaikan Cacat 57.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan
Mutu Cacat Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu
tersebut. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa
Pelaksanaan dan Masa Pemeliharaan.
57.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan, berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga
yang ditunjuk oleh PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia
segera setelah menerima permintaan penggantian biaya/klaim dari
PPK secara tertulis berkewajiban untuk mengganti biaya perbaikan
tersebut. PPK dapat memperoleh penggantian biaya dengan
memotong pembayaran atas tagihan penyedia yang jatuh tempo
(jika ada) atau uang retensi atau pencairan Surat Jaminan
Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya penggantian akan
diperhitungkan sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah
jatuh tempo.
58. Kegagalan 58.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada pelaksanaan pekerjaan,
Konstruksi dan maka PPK dan/atau penyedia bertanggung jawab atas kegagalan
Kegagalan konstruksi tersebut.
Bangunan
58.2 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan
menanggung tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua
bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PPK
beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK) sehubungan
dengan klaim kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera
tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang timbul dari kegagalan
konstruksi dan/atau kegagalan bangunan.
H. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
59. Penyelesaian 59.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh
Perselisihan menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari
atau berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama
atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini.
60. ItikadBaik 60.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang
disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
Penyedia Jasa:
Nama : ...............................
Alamat : ...............................
Telepon : ...............................
Faksimile : ...............................
E. Umur Konstruksi Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi: 20(dua puluh)
tahun sejak tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan akhir.
F. Pedoman Gambar ”As built” beserta pedoman pengoperasian dan perawatan harus
Pengoperasian dan diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh) hari kalender
Perawatan setelah tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan pertama
dalam rangkap 5 (lima) dengan rincian 2 (dua) gambar asli dan 3 (tiga)
salinan berikut softcopy-nya serta dokumen-dokumen lain yang
terkait
dengan pekerjaan.
G. Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh PPK untuk
Tagihan pembayaran tagihan angsuran adalah 5 (lima) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang tidak
diperselisihkan
dan diterima oleh PPK.
H. Pencairan Jaminan Jaminan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara.
I. Tindakan penyedia Tindakan lain oleh penyedia yang memerlukan persetujuan PPK
yang mensyaratkan adalah: Sesuai dijelaskan dalam SSUK;
persetujuan PPK
J. Pembatasan Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-
Penggunaan dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia
Dokumen berdasarkan Kontrak ini sepenuhnya merupakan hak milik PPK.
Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen dan softcopy tersebut
beserta daftar rinciannya kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan 1
(satu) buah salinan tiap dokumen dan softcopy
tersebut.
3. Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh PPK
untuk pembayaran tagihan angsuran adalah 5 (lima) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang
tidak diperselisihkan diterima oleh PPK.
4. Dokumen penunjang yang harus dilampirkan sebagai
persyaratan untuk mengajukan permintaan pembayaran
pekerjaan kepada PPK adalah:
a. Bukti pelaksanaan pekerjaan;
b. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
c. Berita Acara Serah Terima;
d. Kwitansi, Faktur Pajak, SSP; dan
e. Kelengkapan dokumen pembayaran lainnya.
P. Denda
besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas
keterlambatan penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan adalah 1/1000 dari sisa harga bagian kontrak
yang belum dikerjakan apabila bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat berfungsi (keterangan pekerjaan yang telah
diselesaikan layak digunakan) sesuai yang ditetapkan dalam SSKK
Q. Jaminan 1. Jaminan Pembayaran disyaratkan jika penyerahan pekerjaan
Pembayaran melewati masa tutup buku / waktu pembayaran ke KPPN
batam dan tidak melebihi Tahun Angaran
2. Nilai Jaminan Pembayaran minimal senilai dengan Nilai
kontrak yang belum diselesaikan.
3. Jaminan Pembayaran harus diserahkan sebelum tanggal 15
Desember 2018 atau menurut ketentuan yang
berlaku.
4. Masa berlaku jaminan 30 Hari dan Jaminan Pembayaran
harus dari Bank Garansi setempat yang satu wilayah dengan
KPPN Batam.
5. Ketentuan isi kelengkapan jaminan / format jaminan akan
diatur ulang berdasarkan ketentuan peraturan dari dirjen
perbendaharaan negara (KPPN batam).
S. Penyelesaian Perselisihan
Jika perselisihan Para Pihak mengenai pelaksanaan Kontrak tidak
dapat diselesaikan secara damai maka Para Pihak menetapkan
lembaga penyelesaian perselisihan tersebut di bawah sebagai
Pemutus Sengketa di Pengadilan Republik Indonesia yang
berkompeten.
T. Lainnya
Penyedia masih bertanggung jawab terhadap hasil
pekerjaannya apabila ada pemeriksaan dari aparat pengawas
interen pemerintah atau pengawas interen institusi lainnya.
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
I MATERIAL.
Aluminium 4"
1 (silver) YKK / Alexindo /Alcan
2 Aluminium 2 x 4 Cm (silver) YKK / Alexindo /Alcan
Angkur dia
3 12mm Hi Steel /Steelindo / Kencana Steel
Angkur dia 16
4 mm Hi Steel /Steelindo / Kencana Steel
5 Atap Zincalume T=0,5 mm Fumira/Rainbow/Alfa
Buana / Atap Mas Satria /Astri
6 Aluminium Foam 8 mm Foil
7 Bubungan Zincalume T=0,5 mm Fumira/Rainbow/Alfa
Bata merah (kelas
7 1) MRH / Alam Jaya / BBJ
Besi beton
8 polos/ulir SNI / KS / HANIL
9 Besi Wiremesh SNI / KS / HANIL
Metal utama / Wijaya Makmur /
10 Plat StainlessSteel T=5mm Multec
Metal utama / Wijaya Makmur /
11 Besi plat strip Multec
Besi plat tebal Metal utama / Wijaya Makmur /
12 1cm Multec
13 Besi Profil WF Gunung Garuda / KS /Mater Steel
14 Besi Plat landas tb12mm Gunung Garuda / KS /SNI
Bluescope / Buana Paksa / Iron
15 Bondek 1 mmx1000mm Steel
Buis beton R=15
16 Cm Conblock / Lisa / Calvari
17 Cat Alkali Resisting Primer Jotun, dulux ,Nipon
Cat tembok luar jotashiled, dulux
18 (5kg) weatershield,Nipon
jotun majestic, dulux
19 Cat tembok dalam (5kg) pentalite,Nipon
20 Cat Meni Besi emco / Dulux /Jotun
21 Urinoir Toto / America Standart / Kia
22 Closet Duduk Porselain Toto / America Standart / Kia
23 Coating kyoto / propan
24 Gypsum Tebal 9 mm uk. 1,2x2,4 m Jayaboard / Kalsiboar / Elephant
25 Gypsum Tebal 12 mm uk. 1,2x2,4 m Jayaboard / Kalsiboar / Elephant
26 Kalsiboard EG Uk. 240 x 120 x 4mm Jayaboard / Kalsiboar / Elephant
27 Pemasangan Plafond Spandril 12 Cm Warna Sunda Plafond /Alco / Aplus
28 Kalsiplank T=8 mm Uk.30 x 300 Jayaboard / Kalsiboard / Elephant
Handle Pintu
29 Stainles Gradino/Solid/Dekson
30 Kunci tanam 2 x putar Gradino/Solid/Dekson
31 Engsel Pintu 4'' Gradino/Solid/Dekson
32 Engsel Jendela 3'' Gradino/Solid/Dekson
33 Grendel Pintu Gradino/Solid/Dekson
34 Hak angin sikutan Gradino/Solid/Dekson
35 Grendel Jendela Rambuncis Gradino/Solid/Dekson
36 Daun Pintu WPC 0,8 cm (Uk.82 x 220 cm) Duma / Geobintaro / Maxdoor
37 Daun Pintu WPC 0,8 cm (Uk.92 x 220 cm) Duma / Geobintaro / Maxdoor
38 Daun Pintu WPC 0,3 cm (Uk.60 x 210 cm) Duma / Geobintaro / Maxdoor
39 Daun Pintu WPC 0,3 cm (Uk.60 x 150 cm) Duma / Geobintaro / Maxdoor
Louvre
40 Aluminium YKK / Alexindo /Alcan
41 Sekat Partisi Cubucle Phenolic 12 mm (Termasuk Asesoris) Phoenix/Eterna/Modera
Sekat Urinoir Cubucle Phenolic 12 mm (Termasuk
42 Asesoris) Phoenix/Eterna/Modera
Metal utama / Wijaya Makmur /
43 Jarum Pengeras Multec
44 Kitchen Sink Elite / Royal / Blanco
Kaca Cermin
45 t=5mm Assahimass / Castelli / Alumindo
46 Kasa Nyamuk Magnet Aluminium Coating Hoze / Onna / Alco
47 Keramik 60x 60cm (motif/warna) Platinum / Roman /Asia tile
48 Keramik 30x 60cm (motif/warna) Platinum / Roman /Asia tile
49 Keramik tegel plint warna/motif 7,5x20 Platinum / Roman /Asia tile
50 Keramik tegel plint warna/motif 7,5x21 Platinum / Roman /Asia tile
51 Keramik step nosing 8x30 cm Platinum / Roman /Asia tile
52 Kuku Macan Platinum / Roman /Asia tile
53 Kran Air Wastafel Stainless Toto / America Standart / Kia
54 Kran Air Jetspray Toto / America Standart / Kia
55 Kran Shower Stainless Toto / America Standart / Kia
Floor Drain
56 Stainless Toto / America Standart / Kia
57 Tempat Sabun Toto / America Standart / Kia
Kaca Clear T=5
Asahi/Dorma/Centra Glassindo
58 mm
Pasang Daun Pintu Kaca Frameles T=12 mm Asahi/Dorma/Centra Glassindo
59
Floor hings
Dorma / Deckson / Solid
60 Stainless
61 Fitting Stainless Dorma / Deckson / Solid
1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi,
laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung
jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan
huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf;
dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga
satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan
volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah.
Keterangan (Untuk Kontrak Lump Sum)
1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba,
pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan
kewajiban yang diatur dalam Kontrak.
B. PEKERJAAN ARSITEKTUR
LANTAI 1
I PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
II PEKERJAAN PENGECATAN
III PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI
IV PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
V PEKERJAAN KUSEN & JENDELA
VI PEKERJAAN SANITARY
VII PEKERJAAN HALAMAN
LANTAI 2
I PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
II PEKERJAAN PENGECATAN
III PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI
IV PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
V PEKERJAAN KUSEN & JENDELA
VI PEKERJAAN SANITARY
LANTAI 3
I PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
II PEKERJAAN PENGECATAN
III PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI
IV PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
V PEKERJAAN KUSEN & JENDELA
VI PEKERJAAN SANITARY
VII PEKERJAAN FASADE
LANTAI 4
I PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
II PEKERJAAN PENGECATAN
III PEKERJAAN PLAFOND
IV PEKERJAAN KUSEN & JENDELA
V PEKERJAAN SANITARY
SUB TOTAL PEKERJAAN ARSITEKTUR
C PEKERJAAN MEKANIKAL
A PEKERJAAN AIR CONDITION
B PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DALAM GEDUNG
C PEKERJAAN AIR KOTOR DAN KOTORAN
D PEKERJAAN INSTALASI STP BIO FILTER
E PEKERJAAN HYDRANT/PEMADAM KEBAKARAN
F PEKERJAAN INSTALASI SPRINKLER
G PEKERJAAN LIFT BARANG
SUB TOTAL PEKERJAAN MEKANIKAL
D PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A PEKERJAAN PERIZINAN PENYAMBUNGAN DAYA
B PEKERJAAN LISTRIK
C PENYALUR PETIR
D TELEPHONE
E PEKERJAAN FIRE ALARM
F PEKERJAAN LAN ( INSTALASI DATA)
G PEKERJAAN INSTALASI CCTV
SUB TOTAL PEKERJAAN ELEKTRIKAL
JUMLAH A+B+C+D
PPN10%
JUMLAH + PPN
BAB XIV. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN/RKS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN BMN KANTOR PUSAT
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2018
BAB I
PERSYARATAN UMUM
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) teknis ini menjelaskan syarat pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan spesifikasi khusus dalam pekerjaan maupun bahan yang digunakan. Selain itu
persyaratan tidak mengarahan kepada merk/produk tertentu, lebih diutamakan menggunakan
produksi dalam negeri. Selain itu, produk dalam negeri yang digunakan memiliki standar
kualitas atau bersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Pembangunan Pusat Layanan BMN Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai yang berlokasi di Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Bea Dan Cukai, Jl. Jenderal A. Yani Jakarta.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar
Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan
selama pelaksanaan.
d. Pekerjaan Pembangunan Pusat Layanan BMN Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan
Cukai yang berlokasi di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai, Jl. Jenderal A.
Yani Jakarta tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar.
e. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efesien dengan urutan yang teratur,
termasuk semua alat-alat bantu yang dipergunakan seperti andang, alat-alat
pengangkat, mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang dipergunakan oleh
rekanan.
f. Kuantitas dan kwalitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam
uraian dan syarat-syarat, kecuali yang tersebut diatas apa yang tertera dalam uraian
dan syarat- syarat atau gambar dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak,
merubah atau mempengaruhi penetrapan atau interprestasi dari apa yang tercantum
dalam syarat-syarat ini.
g. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian
dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak
ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh
Pemberi Tugas.
h. Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan mungkin sewaktu-waktu diberikan
kepada Penyedia Jasa Konstruksi. Tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini dan
harga-harga yang dimuat dalam daftar harga tetap digunakan, meskipun ada ketidak
sesuaian antara harga-harga itu dengan apa yang tercantum perkiraan manapun.
i. Secara teknis, pekerjaan ini mencakup keseluruhan proses pembangunan dari persiapan
sampai dengan pembersihan halaman, dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan
seperti yang ditentukan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi Indonesia,
Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
PUPB NI-3/56 : Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
SII : Standar Industri Indonesia.
PBI 1971 N.I.-2 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
SNI 03 – 2847 – 2002 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
SNI 1727 - 2013 : Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan-
struktur lain
Serta :
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan Tenaga Kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan
bahaya kebakaran.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas, maka
berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan, yang akan desebutkan da-
lam setiap item pekerjaan terkait.
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS,
BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).
Shop Drawing yang dibuat oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan sudah disetujui / disahkan
oleh Pemberi Tugas dan Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan
3. SYARAT UMUM
1. Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia Jasa Konstruksi harus tunduk kepada :
Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Kepu-
tusan Presiden RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Ba-
rang/Jasa Pemerintah.
Keputusan Presiden RI No. 70 Tahun 2005 tentang Perubahan Ketiga atas Keputusan
Presiden RI No 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Ba-
rang/Jasa Pemerintah.
Keputusan Presiden RI No. 80 Tahun 2003 tanggal 3 Nopember 2003 tentang Pe-
doman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Peraturan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 43/PRT/M/2007 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 45/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
2. Selain mengenai Tata Peraturan yang berlaku, Penyedia Jasa Konstruksi harus mem-
perhatikan tata administratif yang harus dilaksanakan di lapangan. Untuk menjamin mu-
tu dan kelancaran pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan :
a. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksa-
naan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban
menurut kontrak.
b. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan
proyek.
c. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan
proyek.
d. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari peker-
jaan.
e. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
• 1 (satu) kamera.
• 1 (satu) alat ukur schuifmat.
• 2 (dua) alat ukur optik ( theodolit & waterpass).
• 1 (satu) unit komputer dan printer.
• 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
• 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
• Helm Pengaman Proyek sesuai kebutuhan lapangan
lain yang dianggap perlu oleh Penyedia Jasa konsultansi pengawasan Dan Penyedia
Jasa konsultansi perencanaan. Persetujuan oleh Penyedia Jasa konsultansi
pengawasan dan Penyedia Jasa konsultansi perencanaan akan diberikan atas dasar
di atas.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan
dipasang kepada Penyedia Jasa konsultansi pengawasan dan Penyedia Jasa
konsultansi perencanaan. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Penyedia Jasa
Konstruksi.
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi
teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-
orang yang ahli.
d. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran /
kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-
raguan Penyedia Jasa Konstruksi harus segera menghubungi Penyedia Jasa kon-
sultansi pengawasan dan Penyedia Jasa konsultansi perencanaan untuk ber-
konsultasi.
e. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Penyedia Jasa konsultansi pengawasan dan Penyedia Jasa
konsultansi perencanaan, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi, untuk itu pemilihan equipment dan mate-
rial harus mendapatkan persetujuan dari Penyedia Jasa konsultansi pengawasan dan
Penyedia Jasa konsultansi perencanaan.
f. Apabila ternyata kapasitas dari komponen, material atau peralatan, yang disyaratkan
dalam RKS ini sudah tidak ada dipasaran, maka Penyedia jasa Konstruksi boleh
mengajukan material alternatif, dengan spesifikasi yang sama dari yang diminta
dengan syarat :
Mengajukan persetujuan kepada Pemberi Tugas.
Tidak menyebabkan system menjadi lebih sulit.
Tidak menyebabkan penambahan bahan.
Tidak menyebabkan penambahan ruang.
Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
Tidak menurunkan kualitas pekerjaan.
7. Perlindungan Pemilik.
a. Atas penggunaan material, sistem dan lain-lain oleh Penyedia Jasa Konstruksi, pem-
ilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
4. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
1. Umum
a. RKS ini dilampiri :
1. Gambar kerja arsitektur/Struktur
2. Gambar kerja elektrical
3. Gambar Pelengkap dan Detail Khusus
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia Jasa Konstruksi harus mempelajari
dengan seksama Gambar. Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah memperhitungkan
segala kondisi di lapangan yang meliputi bangunan existing, kontur, saluran
drainase, pipa-pipa, instalasi existing lainnya, tiang listrik dan penangkal petir yang
ada disekitar lokasi pekerjaan.
c. Ukuran, pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Perencanaan dan
Gambar Kerja atau pelaksanaan meliputi :
• As – as
• Luar – luar
• Dalam – dalam
• Luar - dalam.
d. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centimeter (cm)
untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter (mm) untuk pekerjaan
Baja dan Mekanikal/Elektrikal.
e. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah ukuran
jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).
f. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaporkan
secara tertulis kepada Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan yang selanjutnya akan
memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
g. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Penyedia Jasa
Konsultasi Pengawasan.
h. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan dan disahkan secara tertulis.
Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran- ukuran
yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan
Pengawas/Pejabat Pembuat Komitmen, dan segala akibat yang terjadi adalah
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi baik dari segi biaya maupun waktu.
2. Perbedaan Gambar
a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).
b. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaporkannya kepada Penyedia Jasa Konsultasi
Pengawasan yang akan memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Penyedia Jasa
Konsultasi Prencanaan.
c. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaan satu bagi-
an pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal
terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun
ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Penyedia Jasa
Konstruksi diwajibkan melaporkan kepada Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan
secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan Penyedia Jasa Kon-
sultasi Pengawasan / Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa Konsultasi
Prencanaan, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegan-
gan.
d. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia Jasa Kon-
struksi untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
3. Shop Drawing
a. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
oleh Penyedia Jasa Konstruksi berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang be-
lum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta
oleh Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan.
c. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kon-
trak maupun di dalam Buku ini.
d. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Penyedia Jasa Konsultasi
Pengawasan/Pejabat Pembuat Komitmen.
e. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan diajukan kepa-
da Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan untuk diminta persetujuannya harus
sesuain dengan format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir
yang dapat direproduksi.
2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen
kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara
RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya,
Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan.
3. Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gam-
bar detail yang diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka
yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan lebih dahulu.
c. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila
hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusa-
kan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Penyedia Jasa Konsultasi
Pengawasan.
d. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap se-
dang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan peker-
jaan.
f. Bila akibat kekurang-telitian Penyedia Jasa Konstruksi Pelaksana dalam melakukan
pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur
bangunan, maka Penyedia Jasa Konstruksi Pelaksana harus melaksanakan pem-
bongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbai-
ki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Penyedia Jasa Kon-
sultasi Pengawasan tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
6. JADWAL PELAKSANAAN
1. Rencana Jadwal Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-
curve bahan dan tenaga Penyedia Jasa Konstruksi Pelaksana berkewajiban menyusun
dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik
prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan
penawaran.
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan, paling lambat dalam waktu 8 (delapan)
hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Penyedia Jasa
Konstruksi. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan
disahkan oleh Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek
3. Bila selama 8 (delapan) setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa
Konstruksi Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka
Penyedia Jasa Konstruksi Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan
sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan
pekerjaan.
4. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Penyedia Jasa Konstruksi
Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana
pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual
pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan.
5. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua)
kepada Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan untuk diberikan kepada Pemilik Proyek
dan Penyedia Jasa konsultansi perencanaan 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus
ditempel pada dinding bangsal Penyedia Jasa Konstruksi di lapangan yang selalu diikuti
dengan grafik kemajuan / prestasi kerja
dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa, atau menimba seperti yang
dikehendaki atau diinstruksikan Pejabat Pembuat Komitmen.
6. Keselamatan terhadap Pekerjaan.
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas keselamatan seluruh pekerja
termasuk Penyedia Jasa Konsultasi Pengawasan dan Pejabat Pembuat Komitmen pada
saat didalam lingkungan Proyek selama masa pelaksanaan berlangsung. Sepatu dan
Helm Safety menjadi perlengkapan standart yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi bagi pengunjung yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan kegiatan.
7. Penyedia Jasa Konstruksi harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki lapangan pekerjaan
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. PERSIAPAN DI LAPANGAN
1. Situasi/Lokasi
a. Lokasi proyek akan diserahkan kepada Penyedia Jasa Konstruksi sebagaimana
keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Penyedia Jasa Konstruksi hendaknya
mengadakan penelitian dengan seksama mengenai kondisi lapangan.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.
2. Daya Listrik
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya
sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta
keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini.
3. Kantor Penyedia Jasa Konstruksi, Los Dan Halaman Kerja, Gudang Dan Fasilitas
Lain
Penyedia Jasa Konstruksi harus membangun kantor dan perlengkapannya, los
kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Penyedia Jasa Konstruksi
harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi
dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan
rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Penyedia Jasa Konstruksi dapat
menggunakan kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah
ada.
5. Pagar Sementara
Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang pagar sementara yang sifatnya
melindungi dan menutupi lokasi yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas
sebagai berikut :
a. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa
untuk lancarnya pekerjaan.
b. Pada tahap selanjutnya Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan/
memasang pengaman secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk
mencegah jatuhnya bahan-bahan bangunan dari atas yang membahayakan
baik pekerja maupun aktivitas lain disekitar bangunan.
Penyedia Jasa Konstruksi bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada
dengan melakukan perbaikan-perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan.
6. Pembersihan Halaman
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan
harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan
kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan
bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus
diangkut keluar dari halaman proyek.
2. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari sisa bongkaran bangunan lama.
Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta ijin dari Penyedia Jasa Konsultasi
Pengawasan untuk membuang sisa bongkaran keluar dari lokasi pekerjaan.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
3. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus dikeluarkan
dari tapak proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun diluar pagar proyek
meskipun untuk sementara.
4. Semua sisa-sisa bongkaran bangunan lama, seperti pondasi, jaringan listrik/pipa-
pipa dan lain-lain yang masih ada apabila menurut penilaian Penyedia Jasa
Konsultasi Pengawasan jika dibiarkan ditempat akan mengganggu pekerjaan tapak,
seperti pekerjaan tata hijau landscaping, pembuatan jalan, penanaman rumput dan
lain-lain, maka harus dibongkar dan dikeluarkan dari tapak. Semua biaya
pembongkaran sisa-sisa tersebut di atas adalah atas tanggungan Penyedia Jasa
Konstruksi dan pelaksanaanya setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi
Tugas.
7. DRAINASE TAPAK
1. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak,
Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada.
2. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada ditapak atau
kesaluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembuangan.
3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Penyedia Jasa
Konsultasi Pengawasan.
BAB III
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN TANAH
1. PENGUKURAN/ UITZET
1. Garis sepadan bangunan dan patok resmi kota ditentukan dengan kerjasama
dengan pejabat yang berwenang, pada awal pengukuran.
2. Datum utama dan sekunder.
a. Sebagai level referensi, patok yang ada di lapangan digunakan sebagai referensi.
Patok permanen dibuat dari beton, dan diikat serta ditandai dengan teliti, dan
dijaga sampai akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Titik referensi ini
merupakan referensi semua pengukuran level bangunan dan site.
b. Pengukuran titik dan level lainnya dikerjakan secara teliti menggunakan alat
water-level dan theodolite yang telah dikalibrasi.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahu kepada Pengawas secara tertulis
setiap ketidaksesuaian antara gambar dan kondisi site dan jika menemui
keraguan atas patok referensi.
d. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung-jawab atas semua hasil pengukuran.
Pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas resmi tidak melepaskan tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
4. Pengukuran Siku
a. Pengukuran siku harus menggunakan alat optik. Pengukuran dengan
menggunakan tali berdasarkan prinsip segitiga phytagoras tidak diijinkan.
b. Prosedur dan metode pengukuran harus disetujui oleh Pengawas.
5. Pengukuran Site
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus memulai pekerjaan berpedoman pada as utama
dan as referensi seperti yang terlihat pada rencana tapak dan bertanggung
jawab penuh atas hasil pengukuran.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan material, alat dan tenaga kerja,
termasuk juru ukur yang berpengalaman, dan setiap saat diperlukan harus siap
mengadakan pengukuran ulang.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab untuk melindungi dan
memelihara patok utama selama pekerjaan pembangunan. Penyedia Jasa
Konstruksi bertanggung jawab untuk memelihara patok sekunder dilapangan
dengan jumlah dan posisi sesuai pengarahan Pengawas.
2. PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah
a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi foot plat, sloof, pembentukan
muka tanah, saluran-saluran air dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar
kerja. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam
gambar baik kedalaman, kemiringan maupun panjang dan lebarnya.
b. Lubang pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam
keadaan kering (bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang
siap pakai dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.
2. Urugan Pasir
a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam
b. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus mendapat
persetujuan tertulis dari Penyedia jasa konsultansi pengawasan.
c. Urugan pasir dilaksanakan untuk di bawah pile cap dan sloof.
d. Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka dibawah lantai kerja harus
diberi lapisan pasir urug tebal 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan agar
dapat menerima beban yang bekerja
e. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air.
Ukuran dari ketinggian urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah
ukuran jadi (sesudah dalam keadaan padat).
4. Urugan Sirtu
a. Bahan yang digunakan sebagai urugan Sirtu Padat adalah yang telah dipilih yang
bebas dari lumpur dan tidak berair.
b. Agregat pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir
agregat halus harus bersifat kekal
c. Agregat pasir tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat yang reaktif alkali
d. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak
e. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering)
f. Pelaksanaan urugan sirtu dapat dilakukan lapis demi lapis, mencapai tebal yang
disyaratkan di gambar setiap lapis sirtu harus diratakan, disiram air dan
dipadatkan dengan alat pemadat
g. pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan
optimum
h. pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar dapat diperoleh
hasil kepadatan yang baik dan diperiksa oleh Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan
BAB IV
PEKERJAAN STRUKTUR
LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan Utama Struktur yang dimaksud dalam lingkup pekerjaan ini meliputi :
1. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG
2. PEKERJAAN BETON STRUKTUR
3. PEKERJAAN BAJA TULANGAN
4. PEKERJAAN CETAKAN ( BEGISTING )
5. PEKERJAAN PENGECORAN
6. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
7. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP
8. PEKERJAAN PENUTUP ATAP.
I. PERSYARATAN UMUM
1. Penyedia jasa Konstruksi bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang
berkepentingan untuk pekerjaan ini seperti jalan-jalan di proyek, tempat
penumpukan tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap fasilitas-
fasilitas yang telah ada seperti pipa air, kabel telepon, kabel listrik, pipa gas, salu-
ran-saluran umum dan fasilitasfasilitas lainnya baik yang berada di lokasi proyek
maupun di lokasi yang bersebelahan dengan proyek.
2. Pekerjaan yang termasuk Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari
hal-hal berikut :
a. Penyediaan tiang pondasi dari beton precast
b. Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja
c. Pemancangan tiang pondasi
d. Percobaan test pembebanan tiang ( PDA Test) dan bila diperlukan dilakukan
juga Test Integritas tiang Pancang atau PIT (Pile Integrity Test)
e. Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan Pekerjaan
Tiang Pancang ini seperti yang diminta oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Pemotongan kelebihan panjang dari tiang
4. Jaminan Pekerja
a. Pekerjaan pemancangan tiang ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja dan
pengawas yang berpengalaman dalam pemancangan tiang dari jenis yang di-
usulkan, sedemikian sehingga mampu untuk mencapai kapasitas tiang seperti
yang disyaratkan pada berbagai macam kondisi tanah yang akan dijumpai.
b. Penyedia jasa Konstruksi harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada Pe-
jabat Pembuat Komitmen untuk menunjukkan bahwa pekerja yang akan terli-
bat dalam pekerjaan ini berpengalaman untuk pekerjaan demikian.
5. Persyaratan lapangan
a. Penyedia jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk memancang tiang dengan
ukuran dan jumlah seperti disyaratkan pada posisi seperti dinyatakan pada
gambar denah lokasi tiang, seperti yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen. Penyedia jasa Konstruksi harus didukung oleh team supervisi yang
dapat dipertanggungjawabkan yang dilengkapi dengan peralatan yang me-
madai dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan dari setiap tiang sela-
ma pemancangan.
b. Tiang-tiang pondasi harus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras
atau sesuai dengan petunjuk pengawas.
c. Urutan pemancangan tiang dalam satu kelompok harus sesuai dengan petun-
juk pengawas
d. Tiang-tiang yang rusak akibat kelalaian Penyedia jasa Konstruksi atau ditolak,
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa Konstruksi dan harus dikeluarkan dari
proyek.
e. Penyerahan Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai. Penyedia
jasa Konstruksi harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Pejabat Pembuat
Komitmen :
Data Pabrik : Data produk dari pabrik tentang tiang harus dis-
erahkan oleh Penyedia jasa Konstruksi untuk disetu-
jui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Gambar kerja : Penyedia jasa Konstruksi harus membuat dan me-
nyerahkan gambar kerja metoda konstruksi, jadwal
kerja, dan daftar perlengkapan kepada Pejabat Pem-
buat Komitmen untuk mendapat persetujuan.
6. Kondisi Kerja :
a. Penyedia jasa Konstruksi harus mengambil tindakan pencegahan yang diper-
lukan untuk mencegah kerusakan dari tiang pancang pada waktu pengangku-
tan, penyimpanan dan pemancangan
b. Tiang pancang harus dirawat dan disimpan sedemikian rupa sehinga tidak
terjadi tegangan-tegangan yang melebihi rencana.
c. Tiang pancang harus ditumpuk pada tumpukan yang sesuai sehingga tidak
terjadi kerusakan pada beton atau pengotoran dari permukaan. Tumpukan
harus ditempatkan pada posisi sesuai dengan petunjuk (gambar) atau telah
disetujui oleh pengawas yang ditunjuk atau dalam posisi dimana kemung-
kinan terjadi tekanan dan deformasi sekecil mungkin
d. Pemberian tanda pada tiang pancang dicantumkan Penyedia jasa konsultansi
pengawasan dengan cat pada tiap interval/jarak 0.5 m. Panjang keseluruhan
tiang harus dicantuPenyedia jasa konsultansi pengawasan dengan cat atau
bahan lain yang disetujui. Penunjuk panjang harus diberikan pada interval se-
tiap 1.0 m.
jasa Konstruksi dari tanggung jawabnya untuk pemancangan tiang yang lancar
dan bermutu tinggi. Semua kerusakan, keterlambatan dan tambahan biaya yang
disebabkan karena pemilihan metode harus ditanggung oleh Penyedia jasa Kon-
struksi.
3. Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan pemancangan dari
waktu ke waktu apabila diaggap perlu.
4. Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus dan tidak
terganggu.
5. Cara pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kerusakan pada ben-
tuknya. Hamer (pemukul) harus dipilih yang sesuai untuk tipe tiang dan sifat dari
kekuatan tiang pancang tersebut.
6. Harus memancang tiap tiang pancang tepat pada kordinat yang telah ditentukan
pada dokumen pelaksanaan, setiap koordinat tiang harus mendapat persetujuan
dari pengawas yang ditunjuk sebelum mulai pemancangan.
7. Penyedia jasa Konstruksi harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai un-
tuk menjamin pemancangan tiang tepat pada lokasinya selama pemancangan.
8. Penyedia jasa Konstruksi harus mencegah pergeseran/pergerakan dari tiang yang
sudah terpancang selama tiang-tiang selanjutnya dipancang ataupun karena fasili-
tas-fasilitas lainnya.
9. Penyedia jasa Konstruksi tidak diijinkan mendongkrak, atau mencoba untuk
memindahkan atau membentuk tiang-tiang yang terpancang diluar posisi
sebenarnya baik pada waktu maupun setelah pemancangan.
10. Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang ditunjukkan da-
lam gambar struktur atau dengan final set yang disetujui.
11. Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang tepat; pada garis
yang benar baik secara lateral maupun longitudinal seperti ditunjukkan dalam
gambar.
12. Toleransi yang diijinkan tidak boleh melebihi yang dipersyaratkan dan tiang-tiang
harus diarahkan selama pemancangan dan bila perlu harus dibantu/ diganjal un-
tuk dapat menjaga posisi yang benar. Apabila ada tiang yang berubah bentuk
atau bengkok, maka tidak boleh dipaksa untuk meluruskannya kembali kecuali
dengan persetujuan tertulis dari pengawas yang ditunjuk.
13. Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat. Apabila suatu tiang rusak pada waktu
pemancangan, percobaan atau oleh sebab lain atau salah letak atau gagal karena
kelalaian Penyedia jasa Konstruksi, Penyedia jasa Konstruksi diwajibkan untuk
mengadakan penambahan tiang pada posisi yang ditentukan oleh Pejabat Pembu-
at Komitmen lapangan sedemikian sehingga akhirnya dihasilkan daya dukung
yang disyaratkan.
14. Pendataan Pemancangan Tiang Penyedia jasa Konstruksi harus mengambil data
dari setiap tiang yang dipancang dan dilengkapi dengan paraf pengawas yang di-
tunjuk pada masing-masing data, setiap hari. Pemancangan, set dan rebound dari
setiap tiang harus mengikuti persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Data pem-
ancangan setiap tiang harus diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk dan
tembusannya harus disimpan oleh Penyedia jasa Konstruksi. Data laporan harus
meliputi hal-hal berikut :
Nama Proyek
Nomor tiang
Tanggal pemancangan
Cuaca
Tekanan yang terbaca pada manometer gauge pada pukulan terakhir (last
ten blow)
Dalamnya pemancangan dari level tanah
Level tanah
panjang tiang
Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya (kalau ada sambungan)
Waktu/saat mulai dan waktu selesai pemancangan
Semua informasi lain seperti yang disyaratkan Engineer.
Metoda pengukuran set harus disetujui oleh Engineer.
Record di atas harus menunjukkan satu seri pengukuran set selama seluruh
proses pemancangan. Apabila pemancangan suatu tiang dimulai, maka harus
dilakukan sampai selesai dan mencapai set yang disyaratkan (kecuali waktu
penyambungan).
15. Setelah pemancangan selesai dilaksanakan, Penyedia jasa Konstruksi wajib untuk
memotong kelebihan panjang tiang pancang sedemikian sehingga panjang stek
tulangan setelah pemotongan kepala tiang minimum 40 diameter tulangan tiang
pancang terbesar, sebagai pengikat ke poor (pile cap). Setelah pemancangan
selesai, Penyedia jasa Konstruksi harus segera melanjutkan dengan memeriksa
level dan mencatat posisi-posisi tiang secara detail dan akurat serta membanding-
kannya dengan posisi yang dicantuPenyedia jasa konsultansi pengawasan pada
gambar denah tiang. Penyedia jasa Konstruksi harus menyediakan surveyor di
lapangan untuk pekerjaan tersebut. Stek tulangan tiang setelah permotongan
kepala tiang (panjang minimum 40 diameter) harus dalam keadaan bersih, lurus
dan baik. Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat kawat. Ba-
tas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan petunjuk/gambar.
16. Laporan dan pemeriksaan pekerjaan pondasi tiang. Pada waktu selesainya peker-
jaan pondasi tiang, sebuah laporan yang tepat harus segera dibuat dan dis-
erahkan dalam rangkap 3 (tiga) kepada pengawas yang ditunjuk. Hal-hal berikut
harus termasuk juga di dalam laporan :
Ringkasan pekerjaan (sketsa, metoda, tanggal waktu mengerjakan dan lain-
lainnya)
Laporan tentang pukulan (blows)
Laporan harian pekerjaan untuk pemancangan :
o Waktu yang disyaratkan untuk pemancangan
o kedalaman pemancangan
o Nilai pemancangan akhir
o Nilai rebound (ketika pelaksanaan pemancangan menggunakan drop
hammer)
o Daya dukung akhir yang diijinkan
Laporan hasil monitoring dari manometer gauge
Denah ( lay out ) tiang dan toleransinya.
I. PERSYARATAN MUTU.
1. MUTU BETON.
Beton yang dipergunakan untuk seluruh konstruksi bangunan ini harus mempunyai
mutu minimal sebagai berikut :
a. Pondasi Pelat Beton setempat : K-250
b. Sloof Beton : K-250
c. Kolom dan Balok : K-250
d. Pelat Lantai & Atap Dak : K-250
e. Tangga : K-250
f. Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (kolom praktis, balok latei, ring-
balk) adalah K-175
g. Lantai kerja untuk pondasi poer dan sloof adalah beton rabat dengan campu-
ran 1pc : 3ps : 5kr.
2. ADUKAN BETON.
Adukan beton yang dipergunakan untuk konstruksi bangunan ini :
a. Beton Site Mix
Adukan beton Site Mix dipergunakan untuk konstruksi bangunan :
Pondasi Poer,
Sloof,
Kolom Praktis dan Balok Latei
yang proses pembuatannya harus mengikuti prosedur seperti tertuang dalam RKS
ini agar menghasilkan mutu beton sesuai yang disyaratkan.
b. Beton Readymix
kecuali ada pertimbangan lain, beton untuk Plat Lantai tribun dan Atap Dak serta
pada bagian-bagian tertentu yang pelaksanaannya dapat dilakukan dalam
kuantitas besar serta dapat dilaksanakan bersama-sama, beton yang digunakan
adalah beton ready mix. Semua pelaksanaan pengecoran harus mendapat
persetujuan dari Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
Mutu Beton Ready Mix : K-250
1. SEMEN
a. Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam
Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1.
c. Penyedia jasa konsultansi pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Penyedia jasa Konstruksi harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Penyedia jasa konsultansi
pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut.
d. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinya-
takan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Penyedia
jasa konsultansi pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton terse-
but dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Penyedia
jasa Konstruksi.
e. Penyedia jasa Konstruksi harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Penyedia jasa Konstruksi.
f. Tempat Penyimpanan
Penyedia jasa Konstruksi harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai
untuk semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap kelem-
baban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar
memudahkan waktu pengambilan.
Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm.
dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah
cukup besar sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat
dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap
muatan truk semen secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah
untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak dan memindahkannya.
Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah pen-
erimaan, Penyedia jasa Konstruksi hendaknya mempergunakan semen menurut
urutan kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen ha-
rus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya.
Semua zak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah di-
setujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas.
Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Penyedia jasa
Konstruksi untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi serta harus
dilengkapi segala timbangan untuk untuk keperluan penyelidikan.
Penyedia jasa Konstruksi harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk
mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang co-
cok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan
selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.
2.1 Pasir
Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat
dengan persetujuan Penyedia jasa konsultansi pengawas.
Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Penyedia jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas kualitas
tiap jenis dari semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Penyedia jasa
Konstruksi harus menyerahkan pada Penyedia jasa konsultansi pengawas
sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang
cukup, seberat 15 kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai,
sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan
dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah pasir dan
kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur
dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan
Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang
merusak, jumlah prosentase dari segala macam subsansi yang merugikan,
beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32, atau
jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia
untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3-7
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 15% atau
kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no.
8 dapat naik sampai 20%.
3. A I R
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organic basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas untuk menetap-
kan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk
bahan campuran beton.
1. Water stop
Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian- bagian
yang harus kedap air, yaitu antara lain pelat atap, lantai toilet dan tempat-tempat
basah lainnya sesuai dengan Gambar Kerja.
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan usulan mengenai merk dan spesifikasi
material yang dipakai kepada Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, tipe disesuaikan
dengan posisi joint dengan minimum lebar 20 cm.
2. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan / dicor secara
terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan design dan
perhitungannya. Bonding agent yang dipergunakan adalah Nitobond PVA merk Fosroc
atau Sikalatex dari Sika berupa material liquid berwarna putih terbuat dari bahan pol-
ymer acrylic digunakan pada sambungan pengecoran beton lama dan baru khusus
untuk daerah kering. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.
3. Admixture
Admixture/hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan Admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk SIKA
dengan takaran 0,8% dari berat semen. Takaran yang lain dapat digunakan untuk
mendapatkan kekuatan maksimal dengan persetujuan dari Penyedia jasa konsultansi
pengawas / Perencana.
4. Retarder
digunakan untuk memperlambat waktu setting beton (initial set), dimana bila waktu
pengiriman beton dari Batching Plant ke proyek dan sampai dengan waktu penu-
angan beton memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) jam. Bahan retarder yang di-
pergunakan adalah CONPLAST RP264M2 dengan takaran 0,20–0,60 liter per 100 kg.
semen. Pencampuran dilakukan di Batching Plant.
5. Superplasticizer
Digunakan untuk membuat beton lebih plastis dan mencapai kekuatan awal yang lebih
tinggi (high early strength). Bahan plasticizer adalah CONPLAST SP 430D dengan
takaran 0,60-2,00 liter per 100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di dalam mixer
sebelum beton dituang ke dalam cetakan.
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan persyaratan mutu yang telah
ditentukan dan Standar Beton Indonesia NI-2 PBI-1971. Bilamana tidak diten-
tukan lain, kuat tekan dari beton adalah hasil pengujian kekuatan tekan hancur
dari contoh kubus yang bersisi 15 cm. (0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari, 14
hari dan 28 hari.
harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-
pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan
a. Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland, pasir, kerikil
dan air seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam per-
bandingan yang tertentu/serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekenta-
lan yang baik / tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan (design mix)“.
Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran
yang memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan dan dilakukan oleh
laboratorium dari instansi pemerintah atau Badan yang sudah terbukti
akreditasinya.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan ba-
han beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pen-
gecoran yang tepat dan memuaskan.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas
dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan,
keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain
ditentukan oleh faktor air semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka factor air semen ditentukan sebagai berikut :
h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas atas
biaya Penyedia jasa Konstruksi. Perbandingan campuran beton harus diubah jika
perlu untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan,
kekedapan, awet atau kekuatan dan Penyedia jasa Konstruksi tidak berhak atas
klaim yang disebabkan perubahan yang demikian.
d. Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksi-
mum 1,5 cm
Selimut Beton
Konstruksi Beton Tebal Selimut
sisi bawah 8 cm
Pondasi Pelat
sisi lainnya 4 cm
Balok sloof 4 cm
Kolom 4 cm
Balok 3 cm
Pelat beton 2 cm
1. Pelaksana harus membuat Mix Design sebelum pekerjaan dimulai. Sample material
yang diambil adalah material yang akan dipakai untuk pengecoran. Pembuatan Mix
Design lebih awal dilakukan untuk mengantisipasi jika material yang akan digunakan
tidak layak secara kualitas, sehingga dapat dicari material dari tempat lain sesuai
kualitas material yang disyaratkan.
2. Penyedia jasa konsultansi pengawasan harus memeriksa spesifikasi dan kualitas
material yang akan digunakan, sesuai persyaratan material beton yang dicantumkan
dalam Rencana Kerja dan Spesifikasi teknis ini
3. Pelaksana harus memastikan jumlah material yang masuk sesuai dengan Volume
Beton yang akan dikerjakan. Kekurangan material akan mempengaruhi kelancaran
pelaksanaan pengecoran.
4. Penyedia jasa konsultansi pengawasan harus melakukan kontrol yang ketat terhadap
campuran beton yang dilaksanakan sehingga kekuatan beton sesuai yang
direncanakan. Penyedia jasa konsultansi pengawasan berhak menghentikan
pengecoran apabila ditemukan pengurangan atau penyimpangan komposisi campuran
beton
5. Penyimpanan material semen sebelum pelaksanaan pengecoran harus terhindar dari
hujan.
6. Pelaksana harus menjaga ketersediaan air untuk pengecoran. Jika tidak ada
ketersediaan air dilokasi tersebut maka pelaksana harus menyediakan air kerja dengan
melakukan pembelian dari luar.
7. Pelaksana harus menyiapkan bak ukur material (Kotak material) yang dibuat sesuai
dengan ukuran berdasarkan perhitungan Mix Design. Penyedia jasa konsultansi
pengawasan harus memastikan ukuran dan jumlah bak ukur sesuai. Bak ukur ini
dipergunakan sebagai takaran pada proses pencampuran material beton.
8. Pelaksana harus mengatur penempatan material (Semen, pasir dan kerikil) dan juga
penempatan Mesin Molen sehingga memudahkan mobilisasi material campuran beton
saat pengecoran.
9. Pelaksana memastikan kondisi peralatan dalam keadaan baik dan layak pakai, seperti
: Mesin Pencampur beton, ember cor, kereta sorong, concrete vibrator, mesin pompa,
alat Slump Test, cetakan Benda Uji. Pelaksana harus memastikan mesin molen
berfungsi dengan baik untuk mendapatkan kualitas beton yang baik dan waktu
pengecoran yang tidak terlalu lama. Bila diperlukan sesuai kondisi di lapangan
Penyedia jasa konsultansi pengawasan dapat meminta Pelaksana untuk menyediakan
mesin pencampur beton cadangan dalam jumlah yang cukup. Kondisi mesin molen
akan mempengaruhi kecepatan pelaksanaan pengecoran
10. Penyedia jasa konstruksi harus mempersiapkan jumlah pekerja yang mencukupi sesuai
volume beton yang dikerjakan dan diatur menurut fungsionalnya
11. Jika pekerjaan harus menggunakan penuangan dengan sistem penalangan, maka
Penyedia jasa konstruksi harus mempersiapkan sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai. Talang yang baik adalah talang yang dapat mengalirkan campuran beton
dengan lancar, salah satunya dengan dilapisi seng. Harus dipastikan penempatan
talang beton tidak melebihi jarak jatuh maksimum sebesar 60 cm.
12. Sebelum pengecoran dimulai, Penyedia jasa konsultansi pengawasan dan Penyedia
jasa konstruksi harus memeriksa ukuran besi dan sistim penulangan yang akan
dikerjakan sudah sesuai dengan gambar kerja. Semua area yang akan di cor harus
bersih dari kotoran, minyak dan genangan air. Khusus untuk pekerjaan pondasi
dimana kondisi galian pondasi penuh dengan air maka dilakukan de watering.
Pengecoran tidak diijinkan dilaksanakan saat hujan.
13. Setelah pengadukan pertama selesai terlebih dahulu dilakukan slump trest. Dari nilai
pemeriksaan slump test akan diketahui komposisi air optimal untuk campuran
tersebut. Nilai Slump test yang disyaratkan sesuai tabel persyaratan slump test dalam
RKS ini.
14. Bila diperlukan pengujian slump test juga dilakukan saat pengadukan kedua, jika
sudah memenuhi syarat maka dijadikan standar jumlah air dalam adukan. Selanjutnya
pengambilan nilai slump test dapat dilakukan dalam beberapa tahap atau diacak jika
dianggap perlu bilamana secara visual campuran beton dianggap kurang layak.
15. Penyedia jasa konstruksi harus menyiapkan membuat Benda Uji Kubus/Silinder untuk
uji kekuatan tekan beton. Pengambilan campuran beton Benda Uji diambil dari
adukan secara acak dari beberapa pengadukan.
16. Tidak diijinkan pekerja untuk menambahkan air melebihi persyaratan hasil dari slump
test yang sudah disepakati. Hal ini harus secara tegas dilarang oleh Penyedia jasa
konsultansi pengawasan.
17. Semua pekerjaan penuangan beton harus dilanjutkan dengan pemadatan komposisi
beton dengan pemakaian concrete vibrator sesuai standar pemakaiannya.
18. Jika pengecoran dilakukan secara bertahap oleh volume yang cukup besar , misalnya
pengecoran plat lantai maka penghentian pengecoran diatur pada posisi yang
diisyaratkan. Untuk penyambungan pengecoran selanjutnya terlebih dahulu harus
dituangkan lem beton (bonding agent). Pemakaian bonding agent harus mendapatkan
persetujuan Penyedia jasa konsultansi pengawasan dimana sebelum pekerjaan
dimulai Penyedia jasa konstruksi harus memberitahukan jenis bonding agent yang
akan dipakai.
19. Penyedia jasa konsultansi pengawasan harus memeriksa Penyedia jasa konstruksian
pengecoran berjalan baik dan pastikan semua bagian terisi oleh beton.
1. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di
laboratorium.
2. Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan laboratorium oleh
kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak, kontraktor dan pemasok
beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan yang diijinkan minimum dan
hasil dari hasil test oleh percobaan laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
3. Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui
38o C.
4. Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan pengukur
air yang tepat.
5. Proses penuangan beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di
kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau
sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu
tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
6. Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan retarder
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
7. Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump beton
maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan
dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi kondisi normal
yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam adukan beton
dalam kondisi tersebut.
1. Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat penggetar/vibrator,
untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-sarang kerikil.
2. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type "immersion",
beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil dari diameter 180 mm
dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm, semua dengan
amlpitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.
3. Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan darurat
di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati tempat
pelaksanaan yang masih memungkinkan.
4. Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
a. Pada umumnya batang penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira
vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45o.
b. Selama penggetaran, batang tidak boleh digerakkan ke arah horisontal karena hal
ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
c. Harus dijaga agar batang tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang sudah
mulai mengeras. Karena itu batang tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari
cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar
tulangan tidak terkena oleh batang, agar tulangan tidak terlepas dari betonnya dan
getaran-getaran tidak merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah
mengeras.
d. Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang batang dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung dengan itu, maka
pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi
lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik.
e. Batang penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar batang (air semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang
pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik. Penarikan batang ini dapat diisi
penuh lagi dengan adukan.
f. Jarak antara pemasukan batang harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-
daerah pengaruhnya saling menutupi
I. PERSYARATAN MUTU
maka yang menentukan adalah luas tulangan. Dalam hal ini Penyedia jasa Kon-
struksi diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas.
e. Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan. Jika diperlukan untuk menyambung tulan-
gan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk
dari sambungan harus disetujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas. Overlap
pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter batang,
kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus
mendapat persetujuan Penyedia jasa konsultansi pengawas.
I. PERSYARATAN MUTU
Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan dalam
gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan
dari Penyedia jasa konsultansi pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Penyedia jasa
Konstruksi terhadap bentuk beton yang dihasilkan sesuai perencanaan maupun
terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada
waktu pemakaian.
Sewaktu-waktu Penyedia jasa konsultansi pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian
dari bekisting yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Penyedia jasa
Konstruksi harus dengan segera menanggulangi bentuk yang diafkir tesebut dan
menggantinya atas bebannya sendiri.
5. PEKERJAAN PENGECORAN
I. PERSYARATAN MUTU
a. Pengangkutan Beton, harus menggunakan alat-alat pengangkutan beton yang
memenuhi syarat dan harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi
dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya
pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
b. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing
instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-lainnya telah selesai dikerjakan.
c. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan dan sambungan beton yang
berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas.
d. Sebelum adukan beton dituangkan, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan/bekisting) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau
bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada
tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelem-
baban / air dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
e. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan
dilanjutkan dengan pengecoran beton baru, harus bersih dan lembab/basah. Ha-
rus dilakukan pembersihan dan pembuangan semua kotoran, pembuangan
agregat beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang
menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama ter-
sebut sebelum beton baru dituangkan.
f. Pada sambungan pengecoran beton lama yang telah melampaui masa setting
beton harus dipakai bahan perekat beton yang disetujui oleh Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas.
g. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
masih akan berlanjut, terhadap system struktur/penulangan yang ada.
h. Persetujuan proses pengecoran dapat dilakukan ketika Penyedia jasa konsultansi
pengawas atau wakilnya yang ditunjuk serta tenaga ahli atau staf yang ditunjuk
oleh Penyedia jasa Konstruksi dan memiliki kompetensi untuk melakukan kontrol
ada ditempat/lokasi pekerjaan, dan persiapannya betul-betul dianggap telah me-
madai.
i. Dalam semua hal, adukan beton yang akan dicor harus ditempatkan pada tempat
yang sependek mungkin dengan area atau kawasan yang akan dicor, sehingga
pada waktu pengecoran tidak terjadi segregasi atau pemisahan material beton
berdasarkan berat jenisnya, terutama antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang
berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tem-
pat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan ba-
ja-baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu
mungkin akan terjadi, Penyedia jasa Konstruksi harus mempersiapkan tremie atau
alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
j. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua penu-
angan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50
cm. Penyedia jasa konsultansi pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm. tidak dapat memenuhi
spesifikasi ini.
k. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau turun hu-
jan yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat
kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada con-
struction joint, dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang
sebelum pekerjaan dilanjutkan.
l. Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang
dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat- syarat campuran.
Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga ha-
rus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana
diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang sulit/terbatas.
m. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas
dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari ce-
takan dan material yang diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton,
kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kem-
bali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya peng-
getaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
perawatan ini tidak dapat dibebankan kepada Pemberi Tugas ataupun menjadi
item tambah kurang dalam proses administratif pelaksanaan.
V. PEKERJAAN WATERPROOFING
1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk kedalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang di-
perlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan da-
lam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifi-
kasi dari pabrik yang bersangkutan. Bagian-bagian yang harus di waterproofing ini
mencakup seluruh bagian plat atap dan daerah-daerah basah lainnya.
2. PERSYARATAN BAHAN.
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-
standar lainnya seperti : NI-3, ASTM 828. Penyedia jasa Konstruksi tidak
dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan
Pengawa
Bahan :
Menggunakan Sika Waterproofing Mortar, satu komponen mortar berbahan dasar
semen yang kedap air, siap pakai. Setelah dicampur dengan air menjadi mortar
acian. Pemakaiannya dengan cara pelaburan (coating). Takarannya adalah : 2-3
kg/m2 (2 kali pelaburan)
3. PENGUJIAN
a. Penyedia jasa Konstruksi diwajibkan melakukan pengujian dengan cara mem-
beri air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air, pelaksanaan peker-
jaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Penyedia jasa kon-
sultansi pengawas.
b. Pada waktu penyerahan, Penyedia jasa Konstruksi memberikan jaminan atas
produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat
lainnya selama minimal 10 (sepuluh) tahun termasuk kesanggupan mengganti
dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang diminta
adalah jaminan dari pihak pabrik untuk kualitas material, serta jaminan dari
pihak pemasang (applicator) untuk kualitas pemasangan.
4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan terlebih dahulu kepada
Penyedia jasa konsultansi pengawasan untuk mendapatkan persetujuan,
lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan
pengganti harus yang disetujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawasan
berdasarkan contoh yang diajukan oleh Penyedia jasa Konstruksi.
c. Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan dari bagian yang akan diberi
lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh
Penyedia jasa konsultansi pengawasan
I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pembuatan kolom praktis 13 x 13 cm.
b. Pembuatan balok praktis / balok latei, ring balok ukuran 13 x 13 cm dan
13 x 20 cm.
c. Pekerjaan kolom praktis, balok praktis / lintel dan ring balok lainnya
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
II. PERSYARATAN BAHAN
a. Besi Beton.
Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk Ø 6 mm – Ø 10
mm
Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat sep-
erti serpih-serpih.
Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.
Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Ker-
ja.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Penyedia jasa konsultansi pengawas.
Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak di-
sepuh/dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan
0,40 mm. Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat
dalam NI-2 (PBI-1971)
b. Semen.
c. Sesuai dengan Persyaratan bahan Semen Pekerjaan Beton Strukur
d. Pasir.
e. Sesuai dengan Persyaratan bahan Pasir Pekerjaan Beton Strukur
f. Agregat Kasar (Kerikil).
g. Sesuai dengan Persyaratan bahan Agregat Kasar (Kerikil) Pekerjaan Beton
Strukur
h. Air
i. Sesuai dengan Persyaratan Bahan Air Pekerjaan Beton Strukur
j. Acuan / bekisting dan perancah.
Papan acuan / bekisting dibuat dari multiplex tebal 9 mm.
Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan
mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.
b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibeng-
kokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring) persyaratannya ha-
rus sesuai NI-2 (PBI-1971).
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
Gambar Kerja.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan ha-
rus bebas dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan me-
masang selimut beton dan bantalan beton (beton decking) sesuai
dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Acuan/bekisting.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari ko-
toran tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.
d. Cara pengadukan.
Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas.
Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak ter-
jadi penguapan terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
e. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Penyedia jasa Konstruksi di-
wajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-
ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Penye-
dia jasa konsultansi pengawas.
Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkan ter-
jadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral /
spleet yang dapat memperlemah konstruksi.
I. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan atap baja sesuai
dengan gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya tapi tidak terbatas pada :
a. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahan-
bahan seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain, sambungan-sambungan,
pengelasan baik las sudut maupun las penuh, sambungan dengan baut dan
lain-lain menurut kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan-
persyaratan teknis pelaksanaan.
b. Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti pemasangan
rangka atap (kuda-kuda), rangka ikatan angin, ikatan pengaku, gording, trek-
stang, penutup atap baja finish Galvanized tebal 0,40 mm. pengecatan dan
lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan.
b. SNI 1727 : 2013 Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain.
c. SNI 03-1729-2002 tentang Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
d. Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI)
e. AISC “Specification for Fabrication and erection” 12 Pebruari 1981.
f. Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari AISC
“Specification for Structural Joints Bolts”.
g. Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society for Arc Welding
in Builiding Construction Section”.
V. PERSYARATAN PELAKSANAAN
VI. PEMASANGAN
1. Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm dari Asnya.
Kemudian juga elemen-elemen vertical harus tegak lurus dengan bidang per-
mukaan lantai.
2. Penyedia jasa Konstruksi diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian kon-
struksi yang tertumpuk di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti pada saat
pelaksanaan pembuatan konstruksi tersebut.
3. Penyedia jasa Konstruksi harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan,
agar jangan rusak karena perubahan cuaca.
I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :Pekerjaan pemasangan atap metal zincalume,
lengkap dengan lapisan peredam panas aluminium foil, Talang, Lisplank dan
asesories terkait lainnya
BAB V
PEKERJAAN ARSITEKTUR
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Utama Arsitektur yang dimaksud dalam lingkup pekerjaan ini meliputi :
LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran dinding dan acian dind-
ing.
syaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada persyaratan pelaksa-
naan pekerjaan beton.
e. Pelaksanaan pemasangan batu-bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding
harus rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
f. Pekerjaan pemasangan batu-bata harus benar-benar vertical dan horizontal. Pen-
gukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat. Untuk per-
mukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak
boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertical dan horizontal. Jika melebihi,
Penyedia jasa Konstruksi harus membongkar/memperbaiki dan biaya untuk perkaan
ini ditanggung oleh Penyedia jasa Konstruksi, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
g. Semua pasangan batu bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
hingga setinggi permukaan tanah.
h. Setelah batu-bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedala-
man 1 cm. dengan rapi dan dibersihkan, kemudian disiram air dan siap menerima
plesteran.
i. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih da-
hulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
j. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak di-
perkenankan.
k. Tidak diperkenankan memasang batu-bata merah yang patah dua melebihi dari 5%.
Batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
l. Selama pasangan dinding bata belum difinish, Penyedia jasa Konstruksi wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila
pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, Penyedia jasa
Konstruksi harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Penyedia jasa
konsultansi pengawas. Biaya ini ditanggung oleh Penyedia jasa Konstruksi dan tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua adukan spasi dan plesteran untuk pekerjaan
Pasangan Batu bata 1 PC : 3 PS,
Pasangan Batu bata 1 PC : 5 PS
Plesteran dinding 1 PC : 3 PS, ,
Plesteran dinding 1 PC : 5 PS,
Plesteran beton,
e. Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibu-
at sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen. Ples-
teran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atau
sudah kering benar.
f. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan be-
lum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
g. Penyedia jasa Konstruksi harus mengusahakan agar tenggang waktu
antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasan-
gan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
h. Penyedia jasa Konstruksi harus menyediakan Pekerja/Tukang yang ah-
li untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk ples-
teran aci halus.
i. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran
harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran
halus/aci harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak
berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-
benda lain yang membuat cacat.
j. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibahasi
dahulu dan siar – siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm. Sedang
untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan
(“scratched”). Semua lubang – lubang bekas pengika bekisting atau
form tie harus tertutup aduk plesteran.
k. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/ wallpaper
dipakai plesteran aci halus diatas permukaan plesterannya. Untuk bi-
dang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan / material yang
akan digunakan tersebut. Untuk setiap pertemuan bahan / material
yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus diberi naat/celah
dengan ukuran lebar 7 mm dan dalam 5 mm.
l. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2
m.
m. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dind-
ing/kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar
Kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm. dan maksimal 2,5 cm.
Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat
ayam yang diikatkan / dipakukan ke permukaan dinding pasangan
yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
n. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk se-
luruh bangunan.
struksi harus selalu menyiram dengan air sekurang- kurangnya 2 (dua) kali
sehari sampai jenuh.
b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material akhir,
Penyedia jasa Konstruksi wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusa-
kan- kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Penyedia jasa
Konstruksi, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material akhir di atas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang dis-
yaratkan tersebut di atas
d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Penyedia
jasa konsultansi pengawas, maka Penyedia jasa Konstruksi harus membongkar
dan memperbaiki sampai disetujui oleh Penyedia jasa konsultansi pengawas.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Penyedia jasa Konstruksi dan
tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan Floor Hardener, keramik
lantai, keramik dinding, dan lapisan waterproofing pada tempat-tempat sesuai petunjuk
Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.
1. FLOOR HARDENER
I. LINGKUP KERJA
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan kerja, pemasangan
adukan floor hardener pada pekerjaan-pekerjaan seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja dan/atau petunjuk Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
d. Pencampuran harus dilakukan dengan cara mekanis, dengan alat pencampur ber-
tenaga atau tangkai pengaduk yang sesuai yang dipasang pada mesin bor ke-
cepatan rendah.
e. Adukan encer dapat dituangkan atau dipompakan ke dalam cetakan / acuan atau
sesuai petunjuk pabrik pembuat. Penggetaran halus akan memperlancar aliran.
f. Penggunaan tali atau rantai akan memperlancar aliran pada bagian yang berjarak
lebih dari 100 cm (gerakan menggergaji dari tali atau rantai melancarkan aliran
adukan encer, cara ini harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak terbentuk ru-
ang kosong).
g. Aliran adukan encer harus tetap terjaga sampai adukan encer mengisi rongga ce-
takan dan telah memenuhi seluruh panjang cetakan pada sisi lainnya.
Penempatan adukan encer harus dilakukan dari salah satu sisi saja
2. KERAMIK LANTAI
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan kerja, pemasangan
keramik lantai, keramik dinding pada pekerjaan-pekerjaan seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan/atau petunjuk Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
I. PERSYARATAN MUTU
a. Keramik harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal yang
memenuhi ketentuan SNI.
b. Keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-
sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.
c. Keramik terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut berikut :
Keramik ukuran 600 mm x 600 mm untuk lantai merk NIRO GRANITE atau
setara.
Keramik ukuran 250 mm x 50300 mm digunakan lantai kamar mandi dan
pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja merk ROMAN
atau setara.
Keramik ukuran 300 mm x 300 mm digunakan lantai kamar mandi dan pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja merk ROMAN atau
setara.
d. Tipe dan warna masing-masing Keramik keramik harus sesuai Skema Warna
yang sudah ditentukan dalam gambar perencaanaan atau atas arahan dari
penyedia jasa konsultansi pengawasan.
e. Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir spasi sesuai ketentuan adukan
spasi untuk pasangan dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari penyedia
jasa konsultansi pengawasan.
f. Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
g. Adukan perekat khusus untuk memasang keramik dinding, jika ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk penyedia jasa konsultansi
pengawasan, harus memenuhi ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik.
h. Adukan pengisian celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai,
yang diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Sika Tile Grout/AM Tile Grout/
MU Colorfill atau yang setara yang disetujui.
3. PEKERJAAN PLAFOND
I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
Meliputi seluruh pekerjaan dinding plafond gypsum board, rangka aluminium sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar.
d. Bahan Pelapis :
Dari bahan gypsum board produk yang disetujui penyedia jasa konsultansi
perencanaan/ penyedia jasa konsultansi pengawasan, tebal bahan 9 mm sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar.
Bahan rangka : Gypsum Board.
Spesifikasi : Tebal 9 mm
e. Asessories
Semua bahan asesories harus dilapisi galvalum dan direkomendasikan oleh pabrik.
Asesories yang harus disediakan sesuai persyaratan ini adalah :
Besi bracket / angle clip
paku ramset
rod (kawat) penggantung rangka
U clamp
f. Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat papan gipsum
g. Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan sesuai dengan ukuran
gypsum dan material rangka gypsum yang dipasang.
4. PEKERJAAN PENGECATAN
I. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata dan beton
Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar Ker-
ja.
Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain).
10. Penyedia jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada Penyedia jasa konsultansi
pengawas, untuk kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup
rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini
akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.
d. Permukaan Exterior.
1. Lapisan Pertama :
Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan beri-
kutnya.
Warna bening (transparan).
LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun
pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini
2. Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
A. Pekerjaan pintu kaca tempered
B. Pekerjaan pintu panel
C. Pekerjaan pintu pvc
D. Pekerjaan pintu double mutliplek t=6mm
E. Pekerjaan pintu harmonika
F. Pekerjaan pintu Besi
A. PEKERJAAN KUSEN
I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempur-
na.
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, curtain wall, seperti yang dinya-
takan / ditunjukkan dalam gambar.
unit jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan Pejabat Pembuat
Komitmen.
Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan
Syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
Konstruksi kusen & louvre aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjuk-
kan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
Kayu Slimar untuk pintu double teakwood menggunakan kayu kamper oven
dan kering, minimal memiliki kandungan air 0,2 % dan harus ditunjukan ser-
tifikasi dari pengolahan kayu yang ditunjuk
Bahan Multipleks menggunakan multipleks kayu Albasia dengan ketebalan 4
mm
HPL (High Pressure Laminate) dari bahan PVC dan mudah diperoleh di pasa-
ran
Pekerjaan dengan menggunakan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-
lain harus rapi sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu
dan partisi yang mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
o untuk tinggi dan lebar 1 mm.
o untuk diagonal 2 mm.
Accessories
o Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
caulking dan sealant.
o Sealant yang dipergunakan adalah sealant untuk aluminium dan kaca
o angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3
mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak
dapat bergerak / bergeser.
Pemeliharaan selama masa pelaksanaan :
o Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.
Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi, dik-
erjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi
lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan un-
tuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa me-
nyebabkan kerusakan pada permukaannya.
Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah
bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan ha-
rus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gam-
bar.
Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok.
Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate
setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti kar-
at, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air
dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah
antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen alumini-
um akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan
metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari
timbulnya korosi.
Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium, kehorizontalan rel mutlak
diperhatikan sebelum rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding
horizontal yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass
(pelubangan dinding).
Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada
ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu
dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan double door.
Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan suara.
Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.
Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan tangan.
Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk mem-
peroleh persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen/Pengawas.
I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen jendela, kaca mati, daun jendela dan
louvre aluminium, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar
Pekerjaan pembuatan daun jendela dan kaca dipasang diseluruh detail yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan Alat Penggantung
dan Kunci serta Pekerjaan Kaca dan Cermin.
I. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pembuatan Penyetelan dan pemasangan kusen-kusen pintu Besi.
2. Pembuatan Penyetelan dan Pemasangan daun pintu Besi
3. Penyetelan/pemasangan perlengkapan penggantung dan pengunci dan
sebagainya sesuai kebutuhan
4. Dan lain pekerjaan sejenis sesuai gambar kerja.
Menggunakan engsel axial bearing dari bahan baja digalvanis. Tungkai pintu dan
perisai terbuat dari bahan alumunium.
6. PEKERJAAN SANITAIR
I. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti di-
tunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang diper-
lukan
II. PERSYARATAN BAHAN
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
Water Closet Duduk, bahan porselen produk mudah diperoleh di pasaran,
lengkap dengan stop kran dan peralatan lain (warna standard).
Wastafel, wastafel meja bahan porselen, produk mudah diperoleh di pasaran,
lengkap dengan keran, siphon dan perlengkapan lainnya (warna standard).
Sink dapur, produk mudah diperoleh di pasaran
Urinoir, produk mudah diperoleh di pasaran
Sekat Urinoir, produk mudah diperoleh di pasaran
Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan keran, siphon
dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
Keran, Floor Drain, Dll, produk mudah diperoleh di pasaran
Head Shower, produk mudah diperoleh di pasaran
Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak cacat
sedikitpun. Penyedia jasa Konstruksi harus mengajukan contoh-contoh untuk
disetujui oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan bersama dengan Konsultan
Perencana.
H. Urinoir harus dipasang sedemikian rupa sehingga puncak tepi bagian depan alat
ini berada 530 mm diatas lantai untuk orang dewasa dan 330 mm untuk anak-
anak, atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
I. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat perlengkapan sanitasi atau sesuai persetujuan Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan.
J. Pemasangan alat-alat sanitair lain
K. Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan
diskrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak bercacat
sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang rapih.
Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan adukan 1 Pc
: 2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor drain rata dan
sebidang dengan bidang lantai. Paper holder hanya dipasang pada toilet yang
closetnya duduk. Tempat sabun hanya dipasang pada toilet yang ada bak airnya
saja. Tinggi pemasangan pada dinding 100 cm di atas lantai.
7. PEKERJAAN RAILING
I. LINGKUP PEKERJAAN
- Meliputi pengadaan bahan, peralatan dan tenaga kerja yang cukup ahli dalam
pekerjaan halus dan presisi (besi).
- Penyedia jasa Konstruksi bertanggung jawab sejak persiapan bahan, pemasan-
gan sampai penyerahan dalam kondisi finish sesuai gambar rencana.
8. PEKERJAAN LAIN-LAIN
LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi : Pekerjaan Pasang ACP.
I. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel alu-
minium composite hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sem-
purna.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukkan
pada gambar. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang
berhubungan dengan pekerjaan jendela aluminium, pekerjaan kaca, dan
pekerjaan pemasangan panel aluminium composite pada tempat yang
ditunjukan dalam gambar rencana
c. Pemasangan rangka Hot Dip Galvanize dan Aluminium Hollow dan sesuai
gambar kerja.
c. Aluminium composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam produk saja.
d. Pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan denga hasil yang akurat, teliti dan tepat.
e. Rangka-rangka harus terbuat dari bahan aluminium hollow dan pemegang
harus dipersiapkan dengan teliti serta tegak lurus.
f. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan
bahan caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor.
g. Penyedia jasa Konstruksi harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dan
hal-hal lain yang dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi Penyedia
jasa Konstruksi harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.
h. Hasil pemasangan pekerjaan aluminium panel Composite harus merupakan
hasil pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
BAB VI
PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A. U M U M
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan umum ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut atau bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul lainnya dari syarat- syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan, maupun
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya
dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja.
Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.
B. GAMBAR-GAMBAR
i. Gambar-gambar perencanaan tidak menunjukan semua accessories dan fixture secara
terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor, sehingga sistem dapat bekerja
dengan baik.
ii. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi di Lapangan.
Gambar-gambar arsitektur dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
iii. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan
detail ( shop drawing ) yang harus diajukan kepada Konsultan MK/Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Kontraktor untuk
disetujui Konsultan MK/Pengawas, dianggap bahwa Kontraktor telah mempelajari
situasi dan telah mengadakan kordinasi dengan pekerjaan lainnya.
iv. Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam
satu set lengkap gambar (kalkir) dan tiga set lengkap gambar blue print sebagai
gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing) As built drawings harus
diserahkan segera setelah selesai pekerjaan.
C. KOORDINASI
i. Kontraktor pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama
dengan Kontraktor bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
ii. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi / menghambat pekerjaan lainnya.
Ketentuan lain yang harus dipenuhi pada waktu penawaran harus dinyatakan :
Kapasitas peralatan.
Cara pemasangan.
Dimensi.
Peralatan yang ditawarkan harus diberi tanda.
ii. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang
akan dipasang kepada Konsultan MK/Pengawas. Semua biaya yang berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Sebelum contoh bahan disetujui dengan konsultan MK/Pengawas, bahan
tersebut tidak diizinkan untuk dipasang.
iii. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi
teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dikerjakan oleh
orang-orang yang ahli.
iv. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan Kontraktor harus
segera menghubungi Konsultan MK / Pengawas untuk berkonsultasi.
v. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan MK/Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal
tersebut menjadi beban tanggung jawab Kontraktor. Untuk pemilihan equipment dan
material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK/Pengawas.
G. PERLINDUNGAN PEMILIK
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin
dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
J. LAPORAN
i. Laporan Harian
ii. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian dan Laporan Mingguan yang memberikan
gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dilapangan secara jelas. Laporan
tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga) meliputi :
Kegiatan fisik
Catatan dan Perintah Konsultan MK/Pengawas yang disampaikan baik secara lisan
maupun tertulis.
Hal-hal yang menyangkut masalah :
1. Material (masuk/ditolak)
2. Jumlah tenaga kerja
3. Kedaan cuaca
4. Pekerjaan tambah/kurang
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan, dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan
minggu depan. Laporan ini harus ditanda tangani oleh manager Proyek dan diserahkan
pada Konsultan MK/Pengawas untuk diketahui / disetujui.
iii. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan MK/Pengawas dalam rangkap 5
(lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :
Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan), untuk mengetahui
drop voltage.
Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
MK/Pengawas.
O. PENJAGAAN
i. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang
disimpan di tempat kerja (gudang lapangan), termasuk peralatan yang sudah
terpasang.
ii. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
A. U M U M
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pengujian serta perijinan, perbaikan selama masa pemeliharaan dan
training bagi calon operator, sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan
sempurna.
B. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan sistem elektrikal:
i. Pengadaan dan penyambungan atau penambahan daya listrik PLN sebesar 233 kVA
sesuai gambar rencana, termasuk administrasinya. Semua biaya resmi dibayar oleh
Pemilik.
ii. Pengadaan dan pemasangan 1 unit Genset kapasitas 250 kVA, tangki harian, dan
pemipaan dari tangki harian ke tangki mingguan yang sudah ada lengkap dengan
sistim pemompaan.
iii. Pengadaan dan pemasangan Main Distribution Panel dan Panel Kapasitornya, Sub
Distribution Panel, Panel Penerangan, Panel KWH meter.
iv. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendah 400/380V
lengkap dengan sepatu kabel (kabel schoen) :
1. Dari Trasformator PLN menuju ke Main Distribution Panel mengunakan kabel
jenis NYY 4 x (1 x 185 ) m².
2. Dari Genset ke Main Distribution Panel.
3. Dari Main Distribution Panel ke Sub Distribution Panel dan dari Panel satu ke
panel lain.
4. Pengadaan dan pemasangan rak kabel (Cable Ladder dan Cable tray).
5. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran kabel
tegangan rendah 1000 V sesuai dengan gambar rencana.
6. Pekerjaan pentanahan (pembumian) pengaman/ grounding dari Panel, Armatur
lampu, kotak kontak, pintu, rak, tangki pompa dan peralatan dari bahan metal
lainnya, lengkap dengan bak kontrol, elektroda pentanahan dan accesories.
v. Pekerjaan Instalasi Penerangan dan Stop Kontak beserta kelengkapannya, meliputi :
i. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armature lampu, dan stop kontak
biasa.
ii. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, saklar ganda dan Grid Switch.
iii. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel
serta berbagai accessories lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak,
junction box, fleksible conduit, bands/elbouws, socket dan lain- lain.
iv. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan
stop kontak.
vi. Lampu-lampu penerangan.
vii. Pekerjaan sistem Penerangan Luar (Outdoor Lighting) :
1. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar lengkap dengan tiang,
pondasi, armature lampu dan accessories lainnya.
2. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar lengkap dengan conduit,
batu pelindung cable dan accessories lainnya.
3. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir non radio
aktif lengkap dengan accesoris lainnya.
4. Pengadaan dan pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar
dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, kabel rak, support
equipment dan accessories lainnya.
C. GAMBAR-GAMBAR KERJA.
Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
Dalam gambar kerja ini lebih dijelaskan katalog dari manufacture, dimensi-dimensi, data
dan material-material yang dipakai, termasuk after sales service untuk peralatan-
paralatan tertentu.
Dalam gambar kerja ini dengan jelas terlihat dan dijamin bekerjanya alat-alat/peralatan
didalam sistem secara keseluruhan.
Bila dirasakan perlu adanya perubahan-perubahan ataupun penyimpangan-
penyimpangan dari pada sistem yang direncanakan sehubungan dengan daftar bahan
yang diajukan tanpa merubah fungsi sistem, serta maksud dari sistem semula/sebenarnya
dapat diajukan dengan memberi alasan-alasan persetujuan yang tepat. Perubahan diatas
harus mendapat persetujuan dari Direksi dan tidak membawa akibat tambahan biaya bagi
pemilik.
pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan
MK/Pengawas.
viii. Tambahan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan tambahan (accesories) yang tidak ditunjukan
dalam gambar dan persyaratan teknis ini, tetapi perlu untuk menunjang
terselenggaranya sistem secara lengkap, baik dan rapi sehingga sistem dapat
beroperasi dengan baik dan sempurna.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
perbaikan selama masa pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli.
Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan
spesifikasi teknis ini maupun tambahan- tambahan lainnya.
C. KARAKTERISTIK PANEL
i. Tegangan kerja : 400 volt
ii. Tegangan uji : 3.000 volt
iii. Tegangan uji impulse : 20.000 volt
iv. Frekwensi : 50 Hz
D. BUS-BAR/REL
Bus-bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan
perak, dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150% dari arus beban terpasang
yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran PUIL (daftar No. 630 - D1 - D4 / PUIL 2000).
Semua bus-bar/rel harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL 2000 sebagai
berikut :
i. Phasa : merah, kuning, hitam
ii. Netral : biru
iii. Ground : hijau-kuning
Serta dipegang oleh isolator dengan kuat dan baik pada kerangka panel.
Semua bus-bar/ rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan yang disebutkan pada
PUIL.
Cat tersebut harus tahan terhadap panas sampai dengan temperatur 75 derajat Celcius.
Bus-bar disusun oleh isolator dengan baik untuk sistem 3 phasa 4 kawat seperti ditunjuk
dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral yang diisolir terhadap
tanah, sebuah bus-barpentanahan yang selanjutnya diklem dengankuat pada frame panel
dan dilengkapi dengan klem untuk pentanahan.
Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukan ukuran-ukuran dari
bus-bus dan susunannya. Ukuran dari bus harus ukuran sepanjang panel dan harus
disediakan cara untuk penyambungan dikemudian hari.
CB/MCCB/ACB yang dipasang pada daerah main interlock harus dari jenis 4 (empat)
pole dan dapat dioperasikan dengan satu motor listrik (motor operated breaker), untuk
cabang-cabang lainnya motorized circuit breaker diberikan notasi M seperti terdapat
pada gambar.
CB/MCCB/ACB harus dari merk MG, ABB atau SIEMENS.
h. Panel/kubikel harus dilengkapi dengan Relay pengaman terhadap kesalahan hubungan
ke tanah (earth/ground foult relay) dan kelengkapan relay pengaman lainnya (over
current relay, reverse power relay dan lain-lain) seperti terdapat pada gambar.
Main bus-bar dalam panel harus dipasang horizontal dibagian atas dan mempunyai
kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating
Ampere frame main pemutus dayanya (CB,MCCB,ACB).
Busbar dari bahan tembaga murni dengan konduktivitas 98%
Busbar harus dicat sesuai code warna dalam PUIL, yakni :
phasa : merah, kuning dan hitam
netral : biru
ground : kuning-hijau
i. Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan
contactor harus sesuai untuk tegangan 220 volt, 50 Hz dan tahan bekerja kontinu pada
10% tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85%
tegangan nominal. Magnetic contactor harus dari Telemecanic.
j. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
i. Fungsi peralatan dalam panel
ii. Posisi terbuka atau tertutup
iii. Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
iv. Dan lain-lain
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
k. Sistem Pentanahan
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektris kepada rel pentanahan.
Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak dilakukan dengan pita
tembaga fleksibel yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
l. Dokumen-dokumen lain yang harus diserahkan oleh pabrik adalah sebagai berikut :
Gambar-gambar kubikel, susunan peralatan switchgear, layout peralatan (equipment),
panel, genset, kabel, chain hoist), detail-detail pemasangan dan detail-detail pekerjaan
sipil yang berhubungan dengan pemasangan.
m.Suatu sertificate pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan mengalami
kegagalan pengujian- pengujian yang disyaratkan diatas, maka pabrik bertanggung
jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi
syarat-syarat setelah mengalami pengujian ulang dan sertificat pengujian telah
diterima dan disetujui oleh Direksi.
n. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang
diakui oleh PLN (LMK), meliputi :
i. Test kekuatan tegangan impuls
ii. Test kenaikan temperatur
iii. Test kekuatan hubung singkat
iv. Test untuk alat-alat pengaman
Test routine dan pemeriksaan yang terdiri dari :
Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud.
v. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel.
vi. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock.
A. U M U M
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type
yang sesuai dengan gambar rencana (NYA, NYM, NYY dan NYFGbY 0,6/1KV dan Fire
Resisten Cable), kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau
SPLN.
Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus ditest dengan pengujian-pengujian
sebagai berikut :
a. Test insulasi
b. Test kontinuitas
c. Test tahanan pentanahan
iii. Untuk kabel yang melewati jalan raya ditanam sedalam 80 cm dan dilapisi pipa
galvanized.
iv. Kabel-kabel yang menyeberang jalur solokan, dilindungi dengan pipa galvanized
atau pipa beton kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air
dan lain-lain.
v. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti batu, abu, kotoran
bahan kimia dan lain sebagainya.
vi. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm, kemudian kabel
diletakkan diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
vii. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, harus
mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.
viii. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas pada
jalur-jalur penanaman kabelnya.
ix. Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari
kecelakaan akibat tergali/tercangkul.
A. LAMPU/ARMATUR
i. Armature lampu LED 2 X 36 watt dilengkapi dengan miror louver type M5
ii. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal block harus cukup besar
dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan unsur teknis komponen lampu itu sendiri.
iii. Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna, kabel-kabel dalam box harus
diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast
atau kapasitor.
iv. Box terbuat dari plat baja tebal minimal 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian
difinish dengan cat akhir dengan powder coating.
v. Ballast harus dari jenis “low loss Ballast” dan harus pula dipergunakan single lamp
ballast (satu balast untuk satu lampu florenscent 40 VA/36W)
vi. Ballast dari merk Phillips Jenis TBA.
vii. Fitting dari merk vosloch/Philips.
viii. Capasitor dari merk Phillips
ix. Tabung TL dari merk Philips atau Osram type TLD 54 cool day light (warna putih)
x. Armature lampu buatan dari ( merk ) : Artolite, Lumilite.
D. SAKLAR DINDING
Saklar harus dari type untuk pemasangan rata dinding, type rocker dengan rating 250
volt, 10 ampere, singgle gang, double gang saklar hotel dan grid swith. Saklar dinding
dan grid switch yang dipakai merk MK, Schneider dan Legrand .
F. KABEL INSTALASI
i. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM). Kabel harus mempunyai
penampang minimal 2.5 mm2.
ii. Kode Warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :
1) Fasa 1 : merah
2) Fasa 2 : kuning
3) Fasa 3 : hitam
4) Netral : biru
5) Tanah (ground) : hijau-kuning
6) Kabel harus dari merk , Kabelindo, Kabel Metal, Supreme atau Tranka Kabel.
H. PERSYARATAN BAHAN/MATERIAL
Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material
tersebut harus cocok untuk dipasang didaerah tropis.
Material-material harus dari produk dengan kwalitas baik dan dari produksi yang terbaru.
untuk material- material yang disebutkan dibawah ini, maka Pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
i. Peralatan Panel : switch, circuit breaker, alat ukur dan kontaktor.
ii. Peralatan Lampu : armature, bola lampu, ballast , kapasitor dan fitting.
iii. Peralatan Instalasi : stop kontak, saklar-tunggal, saklar-ganda dan Grid switch
N
Jenis Merk
No
1 Kabel TR : NYA, NYM, NYY, NYFGBY Kabelindo, Supreme, kabel metal atau Tranka.
2 Box Panel TR : Metsa, Simetri, Metro
3 Komponen Panel :
Switch, CB, MCB,MCCB. Motor Schneider, Terasaki, Nader
2Rise. Schneider, Terasaki, Nader
Short Circuit, Earth Fault, O/U
Voltege Protection. Schneider, Socomec
Fuse, K&N
Selector Switch, A-O-M. Schneider, Socomec,
KWH Meter Schneider,Telemecanique
Contactor,Push Button, Pilot Lamp. Socomec, Matsushita
Time Delay GAE, Socomec
Amper meter, Volt meter, Hz, Cos
meter, KW meter. Omron, Socomec
Relay. Tembaga 1,5 x Rating Amper.
4 Busbar. Dom dengan espagnolet.
5 Kunci Panel. MK, Schneider atau Legrand
6 Saklar, Grid switch, stop Kontak Philips , Panasonic dan Fox Led
7 Fixture lamp TL 36 watt, 18 watt Philips, Panasonic dan Fox led
8 Ballast Philips, Panasonic dan Fox Led
9 Starter, fitting lamp holderl Philips, Panasonic dan Fox Led
10 Lampu LED Philips, Panasonic dan Fox Led
11 Capasitor lampu Artolite, FOX Led , Panasonic
12 Kap lampu (Armature lampu) Artolite, Panasonic, Philips
13 Lampu Emergency/ Exit Manvier, Schneider
Batteray Nicad
A. SPESIFIKASI TEKNIS.
i. Pekerjaan Underfloor duct mengunakan Chanel PVC berikut Fixing Clip yang terdiri
dari 3 kompartemen, dengan dimensi minimum 3x75mm dan tebal maximum 75 mm.
ii. Intersection Box berisi 3 bh stop kontak dengan minimal 2 lobang kosong untuk kabel
Telepon dan kabel data.
iii. Box basenya pregalvanised stell, untuk pemakaian sreed yang ditutupi dengan
keramic.
iv. Frame : die-cast aluminium.
B. INSTALASI.
i. Instalasi under floor duct dan outletnya harus mengikuti petunjuk pabrik
pembuatnya.
ii. Sebelum memasang Pemborong harus memastikan tebal sreed diatas lantai tersebut
sehingga duct dan Outlet dapat terpasang dengan baik dan kuat.
iii. Duct dan Outlet harus lebih mudah dimasuki kabel instalasi , Telepon dan Data jika
ada penambahan maupun penggantian instalasi dikemudian hari.
C. Pengujian.
i. Duct dan Outlet yang dipasang harus diuji kekuatan pemasangannya.
ii. Duct dan Outlet yang dipasang harus diuji kekuatan penyambungannya.
iii. Data Material.
PEKERJAAN ELEKTRONIK
A. U M U M.
i. Pekerjaan sistem Electronic meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga
kerja, pemasangan, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi
calon operator, sehingga seluruh sistem-sistem electronic seperti Telepon. Sitem Fire
Alarm. Sound Sistem, CCTV dan Kabel Data dapat beroperasi dengan sempurna.
ii. Peralatan ini harus mendapat surat dukungan teknis dari pabrik pembuatan.
iii. Surat Jaminan ketersediaan spare part minimal 5 tahun.
B. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Sistem Elektronic :
i. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan Medium distribution panel (MDF) serta
Box panel pada setiap lantai atau lemari kontrol untuk peralatan utama untuk seluruh
sistem Elektronic .
ii. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel seluruh sistem Elektronic,
mengunakan kabel yang sesuai dengan gambar rencana.
iii. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan perangkat kontrol, dan perangkat
informasi sesuai dengan gambar rencana untuk seluruh sistem elektronic.
iv. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan terminal-terminal box kotak-kotak
sambung pada keseluruhan lantai sesuai dengan gambar rencana.
v. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan tegangan DC lengkap
dengan Junction Box. Box kontrol, Elektroda pembumian dan accessories lainnya.
vi. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang elektronic ini dapat
beroperasi dengan baik ( seperti pekerjaan Connection Cable, kabel rack, support
equitment dan accesories lainnya).
E. G A R A N S I.
Semua pekerjaan, bahan dan perlengkapan harus digaransikan selama 12 (dua belas)
bulan. Semua perlengkapan, bahan dan pekerjaan yang tidak baik harus secepatnya
diganti atau diperbaiki oleh Kontraktor, tampa biaya tambahan dengan material merk /
type yang sama.
A. LINGKUP PEKERJAAN.
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi telpon ini, antara lain :
i. Mengadakan tes/triel-run Instalasi penyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut dapat
berfungsi dengan tepat dan benar.
ii. Menyelenggarakan pemeliharaan sistem, termasuk penyediaan spare-parts, selama
sekurang-kurangnya 12 (dua belas) bulan.
B. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
a. Kontraktor harus menyakinkan pemberi tugas, bahwa pekerjaan dilaksanakan
oleh tenaga - tenaga yang berpengalaman dan mengikuti syarat-syarat
PT.TELKOM.
b. Kontraktor harus menjamin bahwa pemasangan akan disahkan oleh
PT.TELKOM sehingga penyambungan saluran dari perumtel sampai dibangunan
tidak menemui kesulitan baik prosedur teknis maupun non teknis.
c. Selama pemasangan instalasi kontraktor harus menempatkan seorang tenaga
ahli yang mengawasi pelaksanaan.
d. Kontraktor harus menganti kembali material-material yang rusak/cacat
sehingga syarat phisik dengan baik dapat dipenuhi.
e. Kontraktor harus membersihkan kembali sisa pekerjaan berupa potongan kayu,
kabel, metal, bekas bobokan baik pada tembok/ beton maupun pada lantai,
serta memperbaiki finishing seperti keadaan semula.
f. Kontraktor harus mengadakan testing dan start-up dimana segala keperluan
untuk ini adalah tanggung jawab dari Kontraktor.
C. BUILT IN INSERT.
Kontraktor harus menyediakan semua inser serta peralatan- peralatan tambahan lain
yang dibutuhkan, yang ditanam dalam beton maupun cara pemasangan lainnya.
D. FINISHING
Semua material yang dipasang harus sudah difinishing setelah terpasang adalah
disyaratkan dan ini mencakup segala perbaikan pada material tersebut, maupun
pekerjaan lainnya sebagai akibat pemasangan instalasi, termasuk didalamnya perbaikan,
pengecetan kembali,pembersihan, dan lain-lain.
E. PEMASANGAN.
i. Kabel yang keluar dari MDF ke TB-T sampai ke pesawat dengan jumlah pair seperti
tertera pada gambar, dari kabel berisolasi dengan PVC dengan pipa pelindung statis
(sesuai dengan ketentuan VDE 0815 atau PT.TELKOM K.9-1-011).
ii. Sedangkan untuk kabel diluar bangunan mengunakan kabel tanah. Seluruh instalasi
telepon dalam conduit PVC dan setiap pencabangan harus dilakukan dalam junction
box dari PVC.
iii. Kabel-kabel dari TB-T kesetiap outlet telepon mengunakan conduit PVC yang ditata
dibawah plat lantaidan dinding memakai kabel ITC.
1) Pada pemasangan Kontraktor harus menyesuaikan letak conduit tersebut dengan
gambar instalasi, serta dilengkapi dengan junction box dan accessories lain
sekalipun dalam gambar tidak dinyatakan dengan jelas.
2) Segala syarat dan cara pemasangan outlet telepon dan penginstalasian menjadi
tanggungan Kontraktor.
3) Instalasi yang terpasang pada plat lantai atau ditempat lain secara exposed harus
dilapisi dengan cat dasar dan cat dasar dan cat akhir, yang warnanya akan
ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan.
4) Kotak TB-T dan MDF harus terbuat dari bahan plat besi dengan ketebalan minimum
1,5 mm dengan difinished dengan cat dasar dan cat akhir,. dengan warna
ditentukan kemudian.
5) Semua TB-T dan MDF harus dilengkapi dengan kunci "Master Key Type"
A. U M U M
Pengertian sistem Fire Alarm disini adalah sistem deteksi awal terjadinya kebakaran
yang akan memberikan indikasi secara audio maupun visual, dari mana kebakaran itu
berasal, sehingga dapat diambil tindakan pengamanan sedini mungkin untuk
memadamkan kebakaran.
Fire alarm merupakan suatu kesatuan sistem yang dikontrol dari peralatan sistem
kontrol.
B. LINGKUP PEKERJAAN.
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
pemeliharaan, izin-izin tenaga teknis dan tenaga ahli.
Dalam lingkup termasuk seluruh pekerjaan yang tertera didalam gambar dan
spesifikasi teknis, maupun tambahan- tambahan lainnya, sehingga sistem siap
dioperasikan dan dapat beroperasi secara baik.
Pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan :
i. Pengadaan dan pemasangan satu sistem master control fire alarm (Convensional)
dengan annuciator, batteray dan charger, Rectifier, grounding dan Accesories.
ii. Pengadaan dan pemasangan Central Fire Alarm Convensional lengkap dengan
indikasi lokasi, display, LED, tombol set dan reset, alarm bell ,
iii. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kontrol untuk Pressurized Fan.
iv. Pengadaan dan pemasangan termination box fire alarm.
v. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis detector, manual
break glass, BEL, Indicating lamp, auxiliaria contact dan relay serta lampu indicator
vi. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis kabel utama dan kabel
distribusi.
vii. Pengadaan testing dan commissioning.
viii. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi
dengan baik.
D. SISTEM OPERASI
i. Master control panel dan central announciator panel yang terpasang wall mounted
dimana setiap kejadian kebakaran pada setiap detector / ruangan dapat diketahui
melalui tanda lampu pada lokasi yang bersangkutan dan bunyi bell pada control
panel, lampu dan Bell dapat dipadamkan setelah menahan reset dan diset kembali.
ii. Disamping itu pengecekan zone dapat dilakukan dari kontrol panel secara manual
juga berusaha pada line dapat diketahui langsung dari kontrol panel dengan tanda
lampu dan bell dimana lampu baru dapat dimatikan bilamana kerusakan telah
diperbaiki.
iii. Tiap area dilengkapi dengan manual break glass push button yang dikerjakan secara
manual bilamana ditekan dan dilaksanakan apabila detektor belum bekerja dengan
menekan tombol glass push button, akan membunyikan bell alarm baik untuk lantai
tersebut maupun bell dikontrol panel (apabila pada lantai yang bersangkutan
terdapat bell alarm ).
E. KARAKTERISTIK PERALATAN.
1) Alarm bell :
Diameter : 6 inch
Sound Level : 85 dB / 3m
Operating voltage : 24 VDC
5) Indicating Lamp
Lamp : Bulb
Type : Outdoor mounting
Color : Red / Orange
Operating temperatur : - 30C to 55C
Flash Frequency : 1 Hz
Max contact load : 24 VDC / 4A
8) Bahan instalasi
pipa conduit
dos penyambungan elbouw dan socket
klem
cable rack
9) Daftar Material :
3 Manual Break Glass, Alarm Indicator Red Lamp Nohmi, Kidde, Notifier, Protector
A. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi kabel data ini, antara lain
Pengadaan serta pemasangan instalasi kabel data dengan menggunakan kabel UTP Cat 6,
darimasing-masing meja ke Ruang Server.
i. Pengadaan serta pemasangan Plug modul pada masig ujung kabel data serta diberi
tanda (label) pada masing-masing ujungnya.
ii. Mengadakan tes/triel-run penyeluruh terhadap instalasi kabel data.
iii. sehingga sistem telepon tersebut dapat berfungsi dengan tepat dan benar.
B. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
i. Kontraktor harus menyakinkan pemberi tugas, bahwa pekerjaan dilaksanakan oleh
tenaga - tenaga yang berpengalaman.
ii. Kontraktor harus memberi label pada setiap kabel dan mengikatnya sesuai standar
pabrik.
iii. Selama pemasangan instalasi kontraktor harus menempatkan seorang tenaga ahli
yang mengawasi pelaksanaan.
iv. Kontraktor harus menganti kembali material-material yang rusak/cacat sehingga
syarat phisik dengan baik dapat dipenuhi.
v. Kontraktor tidak boleh menggabugkan kabel Data dengan kabel Telepon dalam satu
conduit.
vi. Kontraktor harus mengadakan testing dan start-up dimana segala keperluan untuk ini
adalah tanggung jawab dari Kontraktor.
C. BUILT IN INSERT.
Kontraktor harus menyediakan semua inser serta peralatan- peralatan tambahan lain
yang dibutuhkan, yang ditanam dalam beton maupun cara pemasangan lainnya.
D. SISTEM INSTALASI.
i. Tidak diizinkan adanya sambungan kabel data didalam conduit Daftar material
ii. Sebagian besar instalasi kabel data ditarik melalui Instalasi Floor Duct dan sebagian
lagi ada yang ditarik melalui dinding dan ditata diatas kabel tray menuju shaff
berhenti di Ruang Server
iii. Seluruh kabel data yang dipasang harus didalam conduit atau flexible counduit
iv. Kabel tidak direkomendasikan terpasang dalam kondisi tertarik
v. Agar system tidak terpengaruh dengan adanya jalur kabel tenaga, maka harus
diperhatikan jarak antara jalur kabel data dan tenaga dengan mengikuti ketentuan
table sebagai berikut:
Kabel tampa
Jaringan kabel Kabel dengan
Pelindung
Tenaga Pelindung Counduit
Jarak antar kabel
Rating ( M ) Jarak antar kabel (mm)
(mm)
R<1 300
25
1< R < 2 450
50
2< R < 5 600
150
R>5 1500
300
vi. Semua instalasi kabel data harus terpasang pada kabel tray didalam conduit PVC.
PEKERJAAN MEKANIKAL
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL
A. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada klausal dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali, berarti menuntut perhatian khusus pada
klausal-klausal tersebut dan apabila menghilangkan klausal-klausal tersebut atau bukan
berarti menghilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat - syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan
yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam
salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja, Kontraktor harus tetap
melaksanakannya sesuai dengan standart teknis yang berlaku.
B. GAMBAR - GAMBAR
i. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
assesories dan fixture secara terperinci. Semua bagian walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor
sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
ii. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek dan
gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail “ finishing “ dari proyek.
iii. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan
detail (shop drawing) yang harus diajukan kepada Konsutan MK dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan
Kontraktor untuk disetujui Konsultan MK dan Perencana dianggap bahwa Kontraktor
telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
iv. Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian -
penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus
dituangkan dalam satu set lengkap gambar kalkir dan lima set lengkap gambar blue
print sebagai as built drawings. As built drawing harus diserahkan kepada Konsultan
MK dan Perencana segera setelah pekerjaan selesai 100 %.
C. KOORDINASI.
i. Kontraktor pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini harus bekerja sama
dengan Kontraktor bidang atau disiplin lainnya agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
ii. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi / menghambat pekerjaan lainnya.
H. PERLINDUNGAN PEMILIK.
Atas penggunaan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
K. L A P O R A N.
i. Laporan Harian & Laporan Mingguan :
Kontraktor wajib membuat “laporan harian“ dan “laporan mingguan“ yang
memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara
jelas. Laporan tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) meliputi :
1) Kegiatan fisik.
2) Catatan dan perintah Konsultan MK dan Perencana yang disampaikan baik secara
lisan maupun tulisan.
3) Hal-hal yang menyangkut masalah :
Material (masuk/ditolak).
Jumlah tenaga kerja.
Keadaan cuaca.
Pekerjaan tambah/kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan
minggu depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan
diserahkan kepada Konsultan MK dan Perencana untuk diketahui/disetujui.
O. PEKERJAAN LISTRIK .
i. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik
secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
ii. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama
(serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat
dipergunakan pemilik.
P. PEMERIKSAAN RUTIN.
i. Selama masa pemeliharaan harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
pemeriksaan rutin.
ii. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tersebut harus dilaksanakan tidak
kurang dari dua minggu sekali.
R. K E A M A N A N.
Kontraktor/rekanan bertanggung jawab untuk keamanan material dan peralatan yang
dipergunakan atau yang ada di bawah tanggung jawabnya. Pengamanannya harus
dijalankan oleh kontraktor/rekanan untuk menjaga terhadap bahaya pencurian,
perusakan, kebakaran dan kerugian lainnya. Orang-orang yang tanpa ijin dan tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan harus tidak diperbolehkan berada di lapangan pekerjaan
dan orang-orang yang ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut harus memakai
tanda pengenal. Material atau peralatan yang keluar masuk dari lapangan pekerjaan atau
seijin kontraktor dan Pemberi Tugas pihak kontraktor/rekanan harus menyediakan
penjaga /keamanan.
Di bawah koordinasi Pemberi Tugas yang meneliti masuknya personil/pekerja dan semua
lalu lintas yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
W. P E N G A W A S A N.
i. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan MK dan Perencana.
ii. Pada setiap saat Konsultan MK dan Perencana atau petugas-petugasnya harus dapat
mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan.
Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
iii. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan MK dan Perencana adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
iv. Ditempat pekerjaan, Konsultan MK menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.
PEKERJAAN PLUMBING.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING.
iv. Pengujian sistem pemipaan terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air
kotor dan air bekas secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai sistem
bekerja baik sesuai yang dikehendaki yaitu suatu sistem yang sempurna dan terpadu.
E. KOORDINASI
i. Spesifikasi dan gambar rencana ini tidak menunjukkan secara detail berbagai item
pekerjaan dari peralatan-peralatan dan penyambungan-penyambungannya.
ii. Kontraktor harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan-peralatan yang
dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan ini.
iii. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan,
pemipaan, panel-panel dan lain – lain.
iv. Kontraktor harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk
mendapatkan pemasangan-pemasangan yang sempurna sesuai dengan rencana
pekerjaan Arsitek dari peralatan-peralatan tersebut.
v. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan dalam
gambar atau sebaliknya harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan lain yang
disebut oleh spesifikasi dan ditunjukkan dalam gambar.
F. KUALIFIKASI PEKERJA.
i. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh
pekerja-pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Tukang las
dianjurkan mempunyai sertifikat.
ii. Management Konstruksi dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan,
bila dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak berpengalaman.
G. PENGAJUAN – PENGAJUAN
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan :
i. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
ii. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan / pemasangan
peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau
pekerjaan-pekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau
modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
iii. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-peralatan
yang akan dipasang.
iv. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari
material/peralatan yang akan dipasang.
H. R E V I E W
Management Konstruksi (MK) akan memeriksa (me-review) pengajuan-pengajuan dari
Kontraktor dan memberi komentar atas hal tersebut.
Kontraktor harus memodifikasi/merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar MK sampai
didapat persetujuan dari MK.
SISTEM
A. AIR BERSIH
Air bersih yang didapat dari PDAM ditampung pada suatu Ground Reservoir.
Dari ground water reservoir, air bersih ini dengan menggunakan pompa ditransmisikan ke
Roof Tank dan selanjutnya didistribusikan ke setiap unit fixture dengan system gravitasi.
C. AIR HUJAN
Pada dasarnya air hujan dari atap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak sampai
ke bak kontrol yang ada di lantai dasar.
Dari bak kontrol ini, air hujan disalurkan ke saluran drainase yang ada di sekeliling gedung
untuk selanjutnya dialirkan ke lokasi pembuangan akhir/saluran kota .
D. DESINFEKSI (FLUSHING)
i. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas.
ii. Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “ chlorine “ ke dalam sistem pipa
dengan cara/metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50
ppm (parts per milion)
iii. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut
harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 4 jam.
A. PERATURAN-PERATURAN / PERSYARATAN.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia. Selama
pelaksanaan, kontrak harus betul-betul ditaati.
Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan dalam pasal
pekerjaan plumbing dimuka.
Kontraktor dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan maksud dari
peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut di atas.
B. PENGADAAN POMPA
Pompa Centrifugal (Self Priming), lengkap dengan assesories, panel listrik dan
pengabelannya untuk pompa :
Type : Centrifugal end suction pump
Debit aliran : 333 [lt/menit]
Head : 72 m
Motor : 15 kw/2900 Rpm/380 v/3 ph/50 hz
Jumlah : 2 buah
Operasi : 1 operasi dan 1 standby yang diatur oleh panel kontrol
Pompa melayani pemindahan (transmisi) ke roof tank dari ground reservoir. Pompa air
bersih ini standard merk, Ebara, Grundfos, Torishima
i. Penggantungan/Penumpu Pipa/Klem-klem.
o Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker
yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap untuk mencegah timbulnya getaran.
o Penggantung/ penumpu/klem-klem harus dengan bahan yang sama yaitu flamco
galvanized system, yang difabrikasi (bukan buatan sendiri).
o Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dan harus
memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurangi transmisi vibrasi
sampai batas minimal.
o Jarak maximum penggantung untuk pipa adalah :
o Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada konstruksi bangunan
dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset
dan Fisher. Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa sehinga
tidak merusak pipa-pipa dan tidak merusak/menyebabkan turunnya pipa yang
terpasang.
o Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem dan dibaut dengan jarak tidak lebih
dari 3 m.
ii. Valve-valve
o Penempatan dari valves, floor drain, clean out dan equipment serta peralatan lain
harus sedemikian rupa sehingga terlindung, mudah dicapai dan tidak menggangu.
o Semua valve-valve adalah merk, Kitz, TOYO, Shilla yang disetujui dan bilamana
mungkin seluruh valve yang terpasang adalah dari satu pabrik.
o Water valve sampai dengan Ø 2" adalah jenis "screwed bronze body", type gate
valve, non rising steam.
o Water valve Ø 2,5" ke atas adalah type butterfly valve body cast iron, end
connection : Lug type, Steam : 316 stainless steel, seat : Buns N or EPDM, actuator
dan water valve Ø < 4" gear operation dan Flanged steel body.
o Check valve sampai dengan Ø 2" adalah jenis "screwed bronze body".
o Check valve Ø 2,5" - Ø 3" adalah jenis "flanged steel body".
o Check valve Ø 3 ke atas adalah jenis "flanged steel body".
viii. Sleeve-sleeve.
o Untuk pipa-pipa yang menembus beton (sloop, plat lantai, dinding atau balok)
harus dibuat sleeve sebelum beton-beton dicor.
o Slevee dibuat dari galvanized steel pipe, rongga antara pipa instalasi dan slevee
harus ditutup rapat dengan bahan elastis sehingga tidak terjadi kebocoran.
x. Pembersihan.
o Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan
kotoran-kotoran lainnya.
o Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok bersih atau
mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya.
o Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish
Arsitektural atau timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang semua atas
kelalaian kontraktor, karena pembersihan sistem pemipaan kurang baik, maka
semua perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
o Penggunaan penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan
tertutup oleh tembok atau bagian lainnya, misalnya pipa di dalam galian tanah,
pipa menembus tembok dan sebagainya harus dilapisi dengan cat Menie atau
cat penahan karat.
o Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dengan desinfeksi dari seluruh
instalasi air bersih sebelum diserahkan kepada pemilik.
o Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine ke pipa sehingga
residual chlorine (sisa chlor) di ujung pipa adalah 5 ppm selama 2 jam
berturut-turut.
xi. Pengecatan.
o Semua pipa dari besi/baja yang tidak tertanam di dalam tanah/tembok yang
dilapisi dengan TAR (Tar Corted) harus dicat dua lapis "chellac" dan lapis
chromium atau Nikel harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang
warnanya sesuai dengan color coding dan tanda arah aliran atau ditentukan oleh
Konsultan.
o Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi beturut turut adalah
lapisan aspal, lapisan goni dan lapisan aspal.
o Semua valve harus diberi tanda yang menyebutkan nomor indentifikasi dari jenis
zat yang melewati.
o Warna cat instalasi plumbing diantaranya adalah :
Air PDAM : Biru Tua
Air Deep Well : Biru Muda
Air Kotor : Hijau Tua
Air Bekas : Hijau Muda
Air Pemadam : Merah Tua
Hanger & Support : Hitam
Panah Arah Aliran : Putih
Pipa LPG : Kuning
Pipa Air Panas : Coklat
xii. Pengujian.
o Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan
hydrostatik selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
o Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
o Pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan MK dan Pemberi
Tugas atau pihak-pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu, dan
selanjutnya dibuat Berita Acaranya.
o Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah
(untuk pipa di luar gedung) atau tertutup dengan plesteran/dinding dan sebelum
langit - langit di daerah yang bersangkutan terpasang dan sebelum fixture
terpasang. Untuk sistem air kotor, air bekas, vent dan air hujan harus diuji
terhadap kebocoran sesuai dengan petunjuk Konsultan MK.
o Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontraktor harus memperbaiki
bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian
melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
A. LINGKUP PEKERJAAN.
Pada garis besarnya pekerjaan ini adalah starter motor dan sistem kontrol yang meliputi
pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
i. Pengadaan dan pemasangan panel kontrol tegangan rendah.
ii. Pengadaan dan pemasangan kabel sistem pengindera muka air yang dihubungkan
dengan starter pomp ( WLC ).
iii. Pengadaan dan pemasangan kabel daya dari starter motor ke box terminal motor.
iv. Pengadaan dan pemasangan kabel control :
o dari pusat kontrol detector permukaan air ke panel kontrol motor.
o dari remote starter ke panel starter motor.
v. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas.
1) PERALATAN UTAMA.
1. Pompa Boster Pump.
Type : Centrifugal end suction pump
Kapasitas : 15 m3/ H
Head : 30 meter
Lokasi : Lantai atas
Jumlah : 1 unit ,2 pompa parallel alternate
2. Pompa Air Bersih (Pompa Transmisi).
Type : Centrifugal end suction pump
Kapasitas : 330 lit/menit
Head : 72 meter
Lokasi : Ruang Pompa
Jumlah : 2 unit, 1 operasi 1 standby
3. Roof Tank.
Bahan : Stainless Steel Tank
Kapasitas : ( 3.300 liter)
Lokasi : Plat Atap
Jumlah : 6 unit
4. ST (Septic Tank).
Type : Waste Water Treatment Tank
Kapasitas : 30.000 liter/ day
Lokasi : Halaman
Jumlah : 1 Unit System
LINGKUP PEKERJAAN
i. PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit- unit
peralatan utama yang diperlukan dalam suatu sistim pemadam kebakaran
berupa satu set pompa fire hydrant yang terdiri dari elektrik pump, engine
pump dan jocky pump, panel-panel control beserta perlengkapan termasuk
switch board, lengkap dengan pondasi-pondasi yang diperlukan dan
lain-lain.
2. Pengadaan dan pemasangan sistim pemipaan beserta perlengkapan
meliputi, pemipaan pada pompa-pompa dan pemipaan distribusi pada
setiap titik pengeluaran, hydrant pilar, house real lengkap, siamese
connection dan indoor hydrant box lengkap dengan accessoriesnya.
3. Pengadaan dan pemasangan unit-unit perlengkapan sistim pemadam
kebakaran berupa hydrant pilar lengkap dengan hose real, siamese
connection, hydrant box, beserta canvas hosenya; nozel hanger; indoor;
gate valve; valve-valve control ; release air valve dan lain-lain.
4. Pengangkutan bekas galian dan menimbun kembali sesuai dengan semula.
5. Pengadaan izin-izin yang diperlukan (Dinas Pemadam Kebakaran;
Departemen Tenaga Kerja; PAM dll) dan pengujian sistim pipa terhadap
kebocoran dan tekanan serta pengetasan sistim kerja fire hydrant pada
masing- masing titik secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan,
sampai sistim bisa berjalan dengan sempurna dan baik sesuai yang
dikehendaki yang berupa instalasi pemadam kebakaran yang terpadu
A. PERATURAN-PERATURAN/PERSYARATAN.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembangunan yang syah berlaku di Republik Indonesia,
seperti sebagai berikut :
a. Pemborong pekerjaan ini harus mempunyai SIPP wilayah setempat sesuai
dengan klasifikasi yang diisyarakatkan dan surat ijin/pass dari PAM dan
Dinas Pemadam Kebakaran setempat.
b. Syarat-syarat pelaksanaan yang tidak tercantum dalam RKS ini, hendaknya
mengikuti persyaratan dalam Pedoman Plambing Indonesia 1979, Pedoman
Pemasangan sistem hydrant dan sprinkler dari De. Pekerjaan Umum dan
dari Dinas Pemadam Kebakaran. AVE, UL/FM, NFPA & FOC.
c. Saluran pengurusan ijin seperti , sertifikat dari keselamatan kerja dan
sebagainya, merupakan tangung jawab pihak pemborong.
d. Cara-cara pemasangan & penggunaan peralatan utama maupun pembantu
harus sesuai dengan persyaratan pabrik pembuat peralatan tersebut.
e. Gambar kerja yang diminta oleh Konsultan Manajemen harus dipenuhi
segera agar pekerjaan tidak terhambat, dan sebelum dilaksanakan, harus
ada persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
f. Jaminan peralatan utama yang dipasang harus sesuai dengan jaminan dari
pabrik pembuat.
g. Suplier dari peralatan yang dipakai, sepenuhnya berada dalam tanggung
jawab pemborong pekerjaan ini.
h. Pekerjaan listrik yang termasuk dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan P.U.I.L. dan persyaratan pekerjaan instalasi listrik.
i. Semua pekerjaan Sipil (pondasi, thrust block; bak kontrol dan lain-lain)
yang harus dibuat oleh pemborong pekerjaan ini, harus mengikuti
spesifikasi pekerjaan sipil (pasangan bata, beton dan sebagainya).
j. Pemborong Sistem Instalasi harus dilengkapi dengan buku petunjuk operasi
dan pemeliharaan sebanyak 5 set.
k. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
l. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan maka spesifikasi yang
lebih mengikat.
m. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan instalasi. Sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur
harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing"
dari proyek.
n. Mengadakan ijin-ijin dari Instansi terkait tentang penggunaan
pencegahan/pemadam kebakaran antara lain dari Depnaker, Dinas
Kebakaran DKI Jakarta.
o. Selama pelaksanaan, Kontrak ini harus betul-betul ditaati.
p. Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan
persyaratan dalam pasal pekerjaan plumbing dimuka.
q. Pemborong dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan
maksud dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat di atas.
C. SISTEM PEMIPAAN
i. Sistem Penyambungan Pipa.
Sambungan pipa hydrant dan sprinkler pada umumnya dipakai sambungan
ulir/screwed dari pipa diameter 2" ke bawah dan untuk diameter 2 1/2" keatas
selalu dipakai sambungan las/flanged dan dipakai dari bahan yang sesuai
dengan jenis bahan pipanya, (ditambahkan alat bantu sehingga tidak bocor).
penutup dari Brons dengan seri 300, dengan system penyambungan pakai
ulir/screwed.
bahannya dari besi tuang (cast iron) dengan seri 225 dengan sistem sam-
bungan menggunakan flanged junction.
viii. Sleves
Untuk pipa-pipa yang menembus beton (sloop, plat lantai, dinding atau
balok) harus dibuat sleve, sebelum beton- beton dicor.
Sleve dibuat dari galvanized steel pipe, rongga antara pipa instalasi dan
sleve harus ditutup rapat dengan bahan elastis sehingga tidak terjadi
kebocoran.
ix. Pembersihan.
Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak
dan kotoran-kotoran lainnya.
Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok bersih
atau mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai seluruhnya.
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finis
Arsitektural atau timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang semua atas
kelalaian kontraktor, karena tidak membersihkannya sistem pemipaan
dengan baik, maka semua perbaikannya adalah menjadi tanggungan
kontraktor.
Penggunaan/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang
akan tertutup oleh tembok atau bagian lainnya, misalnya pipa didalam
galian tanah, pipa menembus tembok dan sebagainya harus dilapisi
dengan cat Menie atau cat penahan karat.
x. Pengecatan.
Semua pipa dari besi/baja yang tidak tertanam didalam tanah/tembok yang
dilapisi dengan TAR (Tar Corted) harus dicat dua lapis "chellac" dan lapis
chromium atau Nikel harus dapat dikenal dengan warna-warna cat yang
warnanya sesuai dengan color coding dan tanda arah aliran atau
ditentukan oleh Konsultan, pipa yang kelihatan dan yang tidak kelihatan
(diatas plafond/dalam shaft) harus anti karat dan dicat.
Untuk jaringan pipa kebakran (fire hydrant/sprinkler) biasanya dipakai
warna merah.
Semua pipa yang akan ditanam dalam tanah harus dilapisi beturut turut
aspal, lapisan goni dan lapisan aspal.
Semua valve harus diberi tanda yang menyebutkan nomor indentifikasi dari
jenis zat yang melewati.
xi. Pengujian.
Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan
tekanan hydrostatik sebesar 1 1/2 x tekanan kerja atau minimal 20 Kg/cm
selama 4 jam terus menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
Pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan dan Pemberi
Tugas atau pihak-pihak lain yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu.
Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah
(untuk pipa diluar gedung) atau tertutup dengan plestran/dinding dan
sebelum langit-langit didaerah yang bersangkutan terpasang dan sebelum
fixture terpasang.
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, kontrraktor harus memperbaiki
bagian-bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian
melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
Peralatan dan biaya pengujian disediakan dan ditanggung oleh Kontraktor.
E. PEMERIKSAAN BERKALA.
Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan
pemeriksaan berkala dilaksanakan paling sedikit setiap 2 (dua) minggu sekali.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pemasangan instalasi Tata Udara (Air Conditioning),
Instalasi dan penyediaan Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) termasuk semua
perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan
baik serta diuji dengan seksama dan siap dipergunakan.
Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
- Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pipa refrigerant, pipa dan Condensate.
- Pengadaan dan pemasangan sumber daya listrik bagi instalasi ini seperti kabel pada panel
AC.
- Pengadaan pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan untuk instalasi ini seperti
yang tercantum dan diuraikan dalam dokumen ini.
- Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini secara
addendumnya.
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih, halaman harus ditata
rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
3. Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan II dilaksanakan, pekerjaan benar-
benar telah sempurna.
4. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam
rapat penjelasan (Aanwijzing)
5. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang masih termasuk lingkup
dalam pelaksanaan ini Penyedia Barang / Jasa harus menyelesaikan, sesuai dengan
petunjuk, Perintah Direksi, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta
perubahan-perubahan didalam Berita Acara Aanwijzing
6. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian dilapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan MK/Pengawas. Dengan dibuat Berita Acara yang
disyahkan oleh Pengelola Proyek/Direksi
BAB 5
PENUTUP
A. Semua sisa-sisa bahan bangunan dan sampah lainnya serta alat-alat bantu harus
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, segera setelah pekerjaan selesai atas biaya Kontraktor.
Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam penawaran khusus mengenai
mobilisasi/demobilisasi peralatan serta pembersihan seluruh lokasi sebelum dan setelah
pekerjaan selesai.
B. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam spesifikasi teknis ini dan
memerlukan penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian dalam rapat-
rapat koordinasi lapangan oleh Direksi, Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana, Konsultan
Perencana dan atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen atau pihak Penyedia Jasa.
Kepada Yth.
__________
di __________
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini
Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebelum
penandatangan surat perjanjian. Kegagalan Saudara untuk menerima
penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran
Saudara, akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No.
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta
perubahannya dan aturan turunannya.
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________
Tembusan Yth. :
1. ____________ [PA/KPA K/L/D/I]
2. ____________ [APIP K/L/D/I]
3. ____________ [Pokja ULP]
......... dst
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________
[tanda tangan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ____________________
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
JAMINAN PELAKSANAAN
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan __________________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No. _______________ tanggal
________________untuk pelaksanaan pelelangan pekerjaan
______________ yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ____________________
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi
kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali kepada Penerima
Jaminan atas uang muka yang diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam
Dokumen Kontrak.
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan _______________________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan
Kontrak No. _______________ tanggal _____________________ dari
PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal __________
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di _____________
pada tanggal _______________
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ____________________
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Dikeluarkan di : _____________
Pada tanggal : _____________
[Bank]
Materai Rp.6000,00
JAMINAN PEMELIHARAAN
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
_____________________ __________________
[Nama & Jabatan] [Nama & Jabatan]