Sertifikasi Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
3
Pengadaan Barang/Jasa: kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang dibiayai, oleh APBN/APBD yang
prosesnya sejak identifikasi kebutuhan sampai
dengan serah terima hasil pekerjaan
6
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK):
pejabat pada Unit Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang melaksanakan 1 (satu) atau
beberapa kegiatan dari suatu program sesuai
dengan bidang tugasnya.
8
PejabatFungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
(Pengelola Pengadaan Barang/Jasa): Aparatur Sipil
Negara yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa.
9
RencanaUmum Pengadaan Barang/Jasa (RUP): daftar
rencana Pengadaan Barang/Jasa yang akan
dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga/
Perangkat Daerah.
10
Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola: adalah cara memperoleh
barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/
Lembaga/Perangkat Daerah, Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
lain, organisasi kemasyarakatan, atau kelompok masyarakat.
Produk: barang yang dibuat atau jasa yang dihasilkan oleh Pelaku Usaha
11
Pekerjaan Konstruksi: keseluruhan atau sebagian
kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan.
12
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) : perkiraan harga barang/jasa
yang ditetapkan oleh PPK yang telah memperhitungkan biaya
tidak langsung, keuntungan dan Pajak Pertambahan Nilai.
13
Penunjukan Langsung : metode pemilihan untuk
mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Konsultansi/Jasa Lainnya (B/PK/JL/JK) dalam keadaan
tertentu.
14
Dokumen Pemilihan : dokumen yang ditetapkan oleh Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan/Agen Pengadaan yang memuat informasi
dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam pemilihan
Penyedia.
15
Pengadaan Berkelanjutan : pengadaan
Barang/Jasa yang bertujuan untuk mencapai nilai
manfaat yang menguntungkan secara ekonomis
tidak hanya untuk
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
sebagai penggunanya tetapi juga untuk
masyarakat, serta signifikan mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan dan sosial dalam
keseluruhan siklus penggunaannya.
16
Keadaan Kahar : suatu keadaan yang
terjadi diluar kehendak para pihak dalam
Kontrak dan tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak
dapat dipenuhi.
18
Ruang lingkup pemberlakuan Peraturan Presiden ini meliputi:
21
TUJUAN
a. menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan,
diukur dari aspek kualitas,kuantitas, waktu, biaya, lokasi, dan Penyedia;
f. mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar Nasional Indonesia (SNI);
g. memberikan kesempatan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah;
23
PRINSIP
a. efisien;
b. efektif;
c. transparan;
d. terbuka;
e. bersaing;
f. adil; dan
g. akuntabel
24
ETIKA
a. melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab
untuk mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan
Pengadaan Barang/Jasa;
25
ETIKA
a. menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan
kepentingan pihak yang terkait, baik secara langsung
maupun tidak langsung, yang berakibat persaingan usaha
tidak sehat dalam Pengadaan Barang/Jasa;
29
IV.A. PENGGUNA ANGGARAN (PA)
Tugas dan kewenangan:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja;
b. mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam
batas anggaran belanja yang telah ditetapkan;
c. menetapkan perencanaan pengadaan;
d. menetapkan dan mengumumkan RUP;
e. melaksanakan Konsolidasi PengadaanBarang/Jasa;
f. menetapkan Penunjukan Langsung untuk Tender/
Seleksi ulang gagal;
30
LANJUTAN TUGAS KEWENANGAN
PENGGUNA ANGGARAN (PA)
g. menetapkan PPK;
h. menetapkan Pejabat Pengadaan;
i. menetapkan Penyelenggara Swakelola;
j. menetapkan tim teknis;
k. menetapkan tim juri/tim ahli untuk
pelaksanaan melalui Sayembara/Kontes;
l. menyatakan Tender gagal/Seleksi gagal;
dan
31
LANJUTAN TUGAS KEWENANGAN
PENGGUNA ANGGARAN (PA)
m. menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode
pemilihan:
32
CATATAN:
PA untuk pengelolaan APBN dapat
melimpahkan kewenangan kepada KPA
sesuai dengan ketenturan peraturan
perundang-undangan.
33
IV.B. KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
a. KPA melaksanakan pendelegasian sesuai dengan pelimpahan dari PA.
34
IV.C. PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN (PPK)
Tugas PPK:
a. menyusun perencanaan pengadaan;
b. melaksanakan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa;
c. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
d. menetapkan rancangan kontrak;
e. menetapkan HPS;
f. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada
Penyedia;
g. mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
h. melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di
atas Rp200.000.000,00 (dua ratus jutarupiah);
i. mengendalikan Kontrak
35
LANJUTAN PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN (PPK)
j. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh
dokumen pelaksanaan kegiatan;
k. melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan
kepada PA/ KPA;
l. menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan
kepada PA/KPA dengan berita acara penyerahan;
m. menilai kinerja Penyedia;
n. menetapkan tim pendukung;
o. menetapkan tim ahli atau tenaga ahli; dan
p. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa.
36
LANJUTAN PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN (PPK)
PPK melaksanakan tugas pelimpahan kewenangan dari
PA/KPA, yaitu:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja; dan
b. mengadakan dan menetapkan perjanjian dengan pihak
lain dalam batas anggaran belanja yang telah ditetapkan
Tugas PP:
a. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan
Langsung;
Tugas Pokja:
a. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia kecuali E-
purchasing dan Pengadaan Langsung;
b. menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode pemilihan:
1) Tender/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu
Anggaran paling banyak Rp100.000.000.000,00
2) Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi dengan nilai Pagu Anggaran paling banyak
Rp10.000.000.000,00.
Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh tim ahli atau tenaga ahli.
39
IV.F. Agen Pengadaan
42
V.
ALUR PENGADAAN
43
V. ALUR PENGADAAN
A. Perencanaan Pengadaan
B. Persiapan Pengadaan Barang/Jasa
C. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Melalui Swakelola
D. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Melalui Penyedia
44
V.A. PERENCANAAN PENGADAAN
46
Tipe Swakelola
Tipe
I yaitu Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran;
47
Perencanaan pengadaan melalui Penyedia
meliputi:
48
KERANGKA ACUAN KERJA
KAK
49
Spesifikasi Teknis/KAK
50
Dalam penyusunan spesilikasi teknis/KAK
dimungkinkan penyebutan merek terhadap:
1. komponen barang/jasa;
2. suku cadang;
3. bagian dari satu sistem yang sudah ada; atau
4. barang/jasa dalam katalog elektronik atau Toko Daring.
51
PEMAKETAN
52
Pemaketan
Pemaketan Pengadaan Barang/Jasa
dilakukan dengan berorientasi pada:
53
Dalam melakukan pemaketan Pengadaan Barang/Jasa,
dilarang:
54
Konsolidasi Pengadaan
Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa:
55
Pengumuman RUP
Pengumuman RUP Kementerian/Lembaga dilakukan setelah penetapan
alokasi anggaran belanja.
Terdiri dari:
58
V.B.1. Persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola
Meliputi penetapan:
1. Sasaran,
2. penyelenggara Swakelola,
3. rencana kegiatan,
4. jadwal pelaksanaan,
5. RAB.
59
Penetapan Penyelenggara Swakelola
61
Biaya Pengadaan Barang/Jasa melalui
Swakelola dihitung berdasarkan komponen
biaya pelaksanaan Swakelola.
62
PENYEDIA DAN HPS
63
V.B.2. Persiapan Pengadaan
Barang/Jasa Melalui Penyedia
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui
Penyedia oleh PPK meliputi kegiatan:
1. menetapkan HPS;
2. menetapkan rancangan kontrak;
3. menetapkan spesifikasi teknis/KAK; dan/atau
4. menetapkan uang muka, jaminan uang
muka, jaminan pelaksanaan, jaminan
pemeliharaan, sertifikat garansi, dan/atau
penyesuaian harga.
64
HPS
HPS dihitung secara keahlian dan menggunakan data yang
dapat dipertanggungjawabkan.
65
HPS tidak menjadi dasar perhitungan besaran kerugian
negara.
66
JENIS KONTRAK
DAN
BENTUK KONTRAK
67
Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Lainnya (B/JL)
1. Lumsum;
2. Harga Satuan;
3. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan;
4. Kontrak Payung;
5. Biaya Plus Imbalan.
68
Jenis Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi (PK)
1. Lumsum;
2. Harga Satuan;
3. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan;
4. Putar Kunci;
5. Biaya Plus Imbalan.
69
Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi (JK) non konstruksi
Lumsum;
Waktu Penugasan;
Kontrak Payung.
70
Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi (JK) Konstruksi
Lumsum;
Waktu Penugasan
71
Penjelasan Lebih Lanjut Jenis
Kontrak
72
Kontrak Lumsum
Merupakan kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan
dan jumlah harga yang pasti dan tetap dalam batas
waktu tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut :
73
Kontrak Harga Satuan
Merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan harga satuan yang tetap untuk
setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
74
Kontrak Gabungan
Kontrak Gabungan Lumsum dan
Harga Satuan merupakan Kontrak
Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya
(B/PK/JL) gabungan Lumsum
dan Harga Satuan dalam 1
pekerjaan yang diperjanjikan.
75
Kontrak Payung
Kontrak Payung dapat berupa
kontrak harga satuan dalam
periode waktu tertentu untuk
barang/jasa yang belum dapat
ditentukan volume dan/atau waktu
pengirimannya pada saat Kontrak
ditandatangani.
76
Kontrak Putar Kunci
Merupakan suatu perjanjian mengenai
pembangunan suatu proyek dalam hal
Penyedia setuju untuk membangun proyek
tersebut secara lengkap sampai selesai
termasuk pemasangan semua
perlengkapannya sehingga proyek tersebut
siap dioperasikan atau dihuni.
77
Kontrak Biaya Plus lmbalan
Merupakan jenis Kontrak yang digunakan
untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya (B/PK/JL) dalam
rangka penanganan keadaan darurat
dengan nilai kontrak merupakan
perhitungan dari biaya aktual ditambah
imbalan dengan persentase tetap atas biaya
aktual atau imbalan dengan jumlah tetap.
78
Kontrak Berdasarkan
Waktu Penugasan
Merupakan Kontrak Jasa Konsultansi (JK)
untuk pekerjaan yang ruang lingkupnya
belum bisa didefinisikan dengan rinci
dan/atau waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan belum bisa
dipastikan.
79
PPK dapat menggunakan selain jenis
kontrak sebagaimana dimaksud dalam pasal
27 sesuai dengan karakteristik pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
80
Bentuk Kontrak
81
UANG MUKA
82
Uang Muka
Uang muka dapat diberikan untuk persiapan
pelaksanaan pekerjaan.
84
Jaminan Pengadaan Barang/Jasa
86
Jaminan Penawaran
Untuk pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan
pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara
terintegrasi
88
Jaminan Pelaksanaan
Diberlakukan untuk Kontrak Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya (B/PK/JL) dengan nilai paling
sedikit di atas Rp200.000.000,00.
89
Besarannilai Jaminan Pelaksanaan:
◦ untuk nilai penawaran antara 80%-100% dari nilai
HPSJaminan Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai
kontrak;
◦ untuk nilai penawaran di bawah 80% dari nilai HPS
JaminanPelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai HPS.
90
Jaminan Uang Muka
91
Jaminan Pemeliharaan
Diberlakukan untuk Pekerjaan Konstruksi (PK)
atau Jasa Lainnya (JL) yang membutuhkan
masa pemeliharaan, dalam hal Penyedia
menerima uang retensi pada serah terima
pekerjaan pertama (Provisional Hand Over).
DAN
PENYESUAIAN HARGA
93
Sertifikat Garansi
Sertifikat Garansi diberikan terhadap
kelaikan penggunaan barang (B) hingga
jangka waktu tertentu sesuai dengan
ketentuan dalam Kontrak.
94
Penyesuaian Harga
95
Persyaratan dan tata cara penghitungan
penyesuaian harga :
96
4. penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam Kontrak;
97
METODE
PEMILIHAN
98
Metode Pemilihan Penyedia
B/PK/JL
Terdiri atas:
1. E-purchasing;
2. Pengadaan Langsung;
3. Penunjukan Langsung;
4. Tender Cepat; dan
5. Tender
99
E-Purchasing untuk: Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang sudah
tercantum dalam katalog elektronik atau
Toko Daring.
100
Penunjukan Langsung
Dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dalam keadaan
tertentu yang meliputi:
101
5. Pengadaan dan penyaluran benih unggul yang meliputi benih
padi, jagung, dan kedelai, serta pupuk yang meliputi Urea, NPK, dan
ZA kepada petani
a. Jasa Konsultansi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 Pelaku Usaha yang
mampu;
b. Jasa Konsultansi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 pemegang hak cipta
yang telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat izin pemegang hak cipta;
c. Jasa Konsultansi di bidang hukum meliputi konsultan hukum/advokasi atau
pengadaan arbiter yang tidak direncanakan sebelumnya, untuk menghadapi
gugatan, dan/atau tuntutan hukum dari pihak tertentu, yang sifat pelaksanaan
pekerjaan dan/atau pembelaannya harus segera dan tidak dapat ditunda;
106
1. Penunjukan Langsung: untuk Jasa Konsultansi dalam keadaan tertentu,
yaitu:
108
Metode Penyampaian Dokumen Penawaran untuk
Jasa Konsultasi
b. 2 file : Seleksi
109
KUALIFIKASI
110
Kualifikasi
Kualifikasi : Merupakan evaluasi kompetensi, kemampuan usaha, dan
pemenuhan persyaratan sebagai Penyedia.
112
Pokja Pemilihan dilarang menambah persyaratan
kualifikasi yang diskriminatif dan tidak objektif.
113
Jadwal Pemilihan
Jadwal pemilihan untuk setiap tahapan
ditetapkan berdasarkan alokasi waktu yang
cukup bagi Pokja Pemilihan dan peserta
pemilihan sesuai dengan kompleksitas
pekerjaan.
114
Dokumen Pemilihan
2. Dokumen Tender/Seleksi/Penunjukan
Langsung/ Pengadaan Langsung.
115
PELAKSANAAN PBJ
SWAKELOLA DAN
PENYEDIA
116
V.C. PELAKSANAAN PBJ
1. Melalui Swakelola
2. Melalui Penyedia
117
V.C.1. PELAKSANAAN PENGADAAN
BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA
Pelaksanaan Swakelola Tipe I dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
118
Pelaksanaan Swakelola tipe II dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
119
Untuk pelaksanaan Swakelola tipe II, tipe
III, dan tipe IV, nilai pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak sudah termasuk
kebutuhan barang/jasa yang diperoleh
melalui Penyedia.
120
Pengawasan dan Pertanggungjawaban Swakelola
124
Pelaksanaan Tender Cepat
Meliputi:
1. peserta telah terkualifikasi dalam Sistem
Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP);
2. peserta menyampaikan penawaran harga;
3. evaluasi penawaran harga dilakukan melalui
aplikasi; dan
4. penetapan pemenang berdasarkan harga
penawaran terendah.
125
Pelaksanaan E-Purchasing
wajib dilakukan untuk barang/jasa yang
menyangkut pemenuhan kebutuhan
nasional dan/atau strategis yang
ditetapkan oleh menteri, kepala lembaga,
atau kepala daerah.
126
Pelaksanaan Penunjukan Langsung
Pelaksanaan Penunjukan Langsung
dilakukan dengan mengundang 1 Pelaku
Usaha yang dipilih, dengan disertai
negosiasi teknis maupun harga.
127
Pelaksanaan Pengadaan Langsung
Pelaksanaan Pengadaan Langsung dilakukan
sebagai berikut:
128
Catatan Pelaksanaan Pemilihan
Pemilihan
dapat segera dilaksanakan setelah RUP
diumumkan terlebih dahulu melalui aplikasi SIRUP.
129
TENDER / SELEKSI GAGAL
130
V.C.2.b. Tender/Seleksi Gagal
Prakualifikasi gagal dalam hal:
◦ setelah pemberian waktu perpanjangan, tidak ada peserta
yang menyampaikan dokumen kualifikasi; atau
◦ jumlah peserta yang lulus prakualifikasi kurang dari 3
peserta.
132
Tender Cepat gagal dalam hal:
133
Prakualifikasigagal dan Tender/Seleksi gagal untuk
point a sampai h dinyatakan oleh Pokja Pemilihan.
KONTRAK
136
V.C.2.c. Pelaksanaan Kontrak
137
PPK dilarang mengadakan ikatan
perjanjian atau menandatangani Kontrak
dengan Penyedia, dalam hal belum tersedia
anggaran belanja atau tidak cukup tersedia
anggaran belanja yang dapat mengakibatkan
dilampauinya batas anggaran belanja yang
tersedia untuk kegiatan yang dibiayai
APBN/APBD
138
PEMBAYARAN
PRESTASI
KERJA
139
V.C.2.d. Pembayaran Prestasi Pekerjaan
141
Pembayaran dapat dilakukan untuk
peralatan dan/atau bahan yang belum
terpasang yang menjadi bagian dari hasil
pekerjaan yang berada di lokasi pekerjaan
dan telah dicantumkan dalam Kontrak.
142
PERUBAHAN
KONTRAK
143
V.D.2.e. Perubahan Kontrak
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang
ditentukan dalam dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat
melakukan perubahan kontrak, yang meliputi:
1. menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam Kontrak;
2. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;
3. mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan;
4. mengubah jadwal pelaksanaan.
144
KAHAR
145
V.C.2.f. Keadaan Kahar
KONTRAK
147
V.C.2.g. Penyelesaian Kontrak
149
VI
PENGADAAN KHUSUS
150
VI. PENGADAAN KHUSUS
C. Pengecualian
D. Penelitian
Dalam hal Badan Layanan Umum dan Badan Layanan Umum Daerah
belum memiliki peraturan pengadaan barang/jasa tersendiri, pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum dan Badan Layanan
Umum Daerah berpedoman pada Peraturan Presiden ini.
155
VI.D. Penelitian
157
VI.E. Tender/Seleksi Internasional dan Dana Pinjaman Luar Negeri atau Hibah Luar Negeri
158
Badan usaha asing yang mengikuti Tender/Seleksi
Internasional harus melakukan kerja sama usaha
dengan badan usaha nasional dalam bentuk konsorsium,
subkontrak,atau bentuk kerja sama lainnya.
159
Dokumen Pemilihan melalui Tender/Seleksi Internasional paling sedikit ditulis dalam
2 (dua) bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Dalam hal terjadi penafsiran arti yang berbeda terhadap Dokumen Pemilihan,
dokumen yang berbahasa Indonesia dijadikan acuan.
160
VII
USAHA KECIL, PRODUK
DALAM NEGERI, DAN
PENGADAAN BERKELANJUTAN
161
VII. USAHA KECIL, PRODUK DALAM NEGERI, DAN PENGADAAN BERKELANJUTAN
162
VII.A. Peran Serta Usaha Kecil
Usaha kecil terdiri atas Usaha Mikro dan Usaha Kecil.
164
VII.B.Penggunaan Produk Dalam Negeri
HARGA
167
Preferensi Harga
Preferensi harga merupakan insentif bagi produk dalam
negeri pada pemilihan Penyedia berupa kelebihan harga yang
dapat diterima.
168
HEA dihitung dengan rumus HEA = (1-KP) x HP
dengan:
KP = TKDN x preferensi tertinggi
KP merupakan Koefisien Preferensi
HP merupakan Harga Penawaran setelah koreksi aritmatik;
Dalam hal terdapat 2 atau lebih penawaran dengan
HEA terendah yang sama, penawar dengan TKDN
lebih besar ditetapkan sebagai pemenang.
BERKELANJUTAN
170
VII.C. Pengadaan Berkelanjutan
172
VIII.PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK
173
VIII.A. Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
175
Ruang lingkup SPSE
178
Toko Daring
Barang/jasa
yang ditransaksikan melalui Toko
Daring memiliki kriteria:
1. standar atau dapat distandarkan;
2. memiliki sifat risiko rendah; dan
3. harga sudah terbentuk di pasar.
181
IX. SUMBER DAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN
182
IX.A. Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah wajib memiliki
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa sebagai Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan.
185
Kewajiban memiliki Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa sebagai Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan dikecualikan untuk
Kementerian/Lembaga dalam hal:
1. Nilai atau jumlah paket pengadaan di
Kementerian/Lembaga tidak mencukupi untuk
memenuhi pencapaian batas angka kredit minimum
pertahun bagi Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; atau
2. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa
dilakukan oleh prajurit Tentara Nasional Indonesia atau
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
187
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang wajib memiliki
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa menyusun rencana aksi
pemenuhan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.
188
Pelaksanaan tugas Pejabat Pengadaan yang tidak dapat
dilakukan oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, dilakukan oleh
Pegawai Negeri Sipil yang memiliki sertifikat kompetensi
dan/atau sertifikat keahlian tingkat dasar/level-1 di bidang
Pengadaan Barang/Jasa.
190
Fungsi pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik
dapat dilaksanakan oleh unit kerja terpisah.
192
X. PENGAWASAN, PENGADUAN,
SANKSI, DAN PELAYANAN HUKUM
A. Pengawasan Internal
B. Pengaduan oleh Masyarakat
C. Sanksi
D. Daftar Hitam Nasional
E. Pelayanan Hukum Bagi Pelaku Pengadaan
Barang/Jasa
F. Penyelesaian Sengketa Kontrak
193
X.A. Pengawasan Internal
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah wajib melakukan
pengawasan Pengadaan Barang/Jasa melalui aparat
pengawasan internal pada Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah masing-masing.
196
X.C. Sanksi
Untuk poin apencairan Jaminan Pelaksanaan atau sanksi pencairan Jaminan Pemeliharaan, dan
Sanksi Daftar Hitam selama 1 tahun (ditetapkan oleh PA/KPA atas usulan PPK). Untuk poin b, c, d,
dan e dikenakan sanksi ganti kerugian sebesar nilai kerugian yang ditimbulkan. Untuk poin f
dikenakan sanksi denda keterlambatan.
Pengenaan sanksi denda keterlambatan ditetapkan oleh PPK dalam Kontrak sebesar 1% (satu permil)
dari nilai kontrak atau nilai bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan
198
Perbuatan atau tindakan peserta pemilihan yang dikenakan
sanksi dalam proses katalog berupa:
199
Sanksi terhadap perbuatan atau tindakan peserta pemilihan yang
dikenakan sanksi dalam proses katalog dan perbuatan atau
tindakan Penyedia yang dikenakan sanksi dalam proses E-
purchasing berupa tidak memenuhi kewajiban dalam Kontrak
pada katalog elektronik atau surat pesanan yaitu:
202
X.E. Pelayanan Hukum Bagi Pelaku Pengadaan Barang/Jasa
204
XI
PENUTUP
205
XI.PENUTUP
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai
berlaku, kewajibanmemiliki sertifikat
kompetensi untuk Personel Lainnya
dilaksanakan paling lambat 31 Desember
2023.
206
Padasaat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi/Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi/Pekerjaan
Konstruksi Terintegrasi tetap dilaksanakan sesuai: