MATERI 1:
KETENTUAN UMUM
Oleh:
Yosi Febriani, S.Si., M.T.
Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul berjudul
Materi 1: Ketentuan Umum ini dapat diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan
atas masukan dan peran dari berbagai pihak melalui pembahasan yang intensif
dengan para widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Ketentuan Umum” untuk Pelatihan PBJP Tingkat Dasar
versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ
Nomor 8116/Pusdiklat/2021 tanggal 22 April 2021 tentang Tim Penyusun Program
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan dalam
mempelajari tentang Ketentuan Umum PBJ, dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran bagi peserta pelatihan agar mempunyai kesamaan pemahaman
dalam ketentuan umum PBJ. Penyusunan modul ini, mengacu pengaturan
Pengadaan Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan
turunannya.
Modul ini disusun oleh Yosi Febriani, S.Si., M.T. kami sampaikan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan LKPP dan semua pihak yang
memberikan sumbangsih masukan konstruktifnya. Diharapkan modul ini dapat
membantu para peserta pelatihan dalam memahami ketentuan umum Pengadaan
Barang/Jasa sehingga dalam pengelolaannya lebih profesional. Modul ini
diharapkan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan
pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul. Demikian modul ini dibuat semoga bermanfaat.
Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001
A. Latar Belakang
Pengadaan Barang/Jasa bertujuan untuk mendukung tujuan pembangunan
nasional baik dari segi peningkatan pelayanan publik dan segi pengembangan
perekonomian nasional dan daerah. Oleh sebab itu perlu adanya regulasi yang
mengatur terkait pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah. Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah terdapat
beberapa perubahan sehingga perlu dilakukan penyesuaian pada bahan ajar
termasuk modul untuk Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini akan membahas mengenai Ketentuan Umum Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Modul ini merupakan bagian dari bahan ajar untuk
Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Tingkat Dasar/Level 1. Melalui modul ini
diharapkan peserta dapat semakin mengerti Ketentuan Umum Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang sudah ditetapkan dalam peraturan melalui
penjelasan dan contoh-contoh yang disampaikan.
B. Deskripsi Singkat
Ketentuan Umum dalam Pengadaan Barang/Jasa adalah ketentuan yang
berlaku secara umum (general) yang perlu dipahami oleh semua pihak agar
terdapat kesamaan persepsi terhadap latar belakang peraturan, pengertian, ruang
lingkup, jenis dan cara pelaksanaan pengadaan. Dalam Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 (selanjutnya disingkat “Perpres No. 16 Tahun 2018”
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP), Jo. Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (selanjutnya disingkat
“Perpres No. 12 Tahun 2021” tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP), dimulai dengan
penjelasan Ketentuan Umum pada Bab I. Berlandaskan dengan peraturan
presiden ini maka disusunlah Modul 1 pengadaan barang/jasa pemerintah yang
diawali dengan penjelasan Materi 1 Ketentuan Umum yang pembahasannya
secara garis besar terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari buku informasi ini peserta pelatihan diharapkan
mampu menjelaskan ketentuan umum pengadaan barang/jasa dalam Perpres No.
16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) maupun
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(PBJP).
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan:
a. Pengertian PBJP.
b. Ruang lingkup Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
c. Jenis pengadaan barang/jasa pada PBJP.
d. Cara pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dalam PBJP.
A. Uraian Materi
1. Latar Belakang PBJP
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 (selanjutnya disebut Perpes No. 16
Tahun 2018) tentang PBJP resmi ditetapkan di Jakarta tanggal 16 Maret 2018
oleh Presiden Republik Indonesia. Selanjutnya diundangkan 22 Maret 2018 oleh
Menteri Hukum dan HAM. Terbitnya Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021
(Selanjutnya disebut Perpres No 12 Tahun 2021) yang diundangkan pada tanggal
2 Februari 2021 mengubah Perpres No. 16 Tahun 2018. Peraturan ini merupakan
salah satu pelaksanaan bagi Undang-undang No 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara. Selain itu juga untuk penyesuaian pengaturan
penggunaan produk/jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi, dan
pengaturan pengadaan jasa konstruksi yang pembiayaannya bersumber dari
APBN/APBD dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk kemudahan
berusaha berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja dan penyesuaian ketentuan Sumber Daya Manusia Pengadaan
Barang/Jasa.
Latar belakang Pengaturan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah oleh
alasan-alasan sebagai berikut:
a. Pengadaan barang/jasa pemerintah yang semakin kompleks dan nilainya
semakin membesar setiap tahunnya. Perkembangan anggaran dan realisasi
pengadaan barang/jasa pemerintah yang terus meningkat yang memerlukan
peraturan yang lebih baik. Kondisi ini membutuhkan sistem, manajemen,
SDM professional dan aturan yang komprehensif.
b. Kondisi pasar dan lingkungan bisnis yang berkembang dengan cepat dan
sangat berbeda dengan kondisi lima atau sepuluh tahun yang lalu. Baru-
baru ini banyak sekali muncul model bisnis berupa collaborative economy
(ekonomi kolaboratif) dan sharing economy (ekonomi berbagi). Konsep
Aktivitas di atas akan dijelaskan lebih detail pada materi berikutnya. Pada
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, aktivitas-aktivitas di atas mengacu kepada
Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah dan juga
Perpres No 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres No. 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah yang dapat dilihat dalam struktur di
bawah ini.
B. Latihan
1. Jelaskan pengertian Pengadaan Barang/Jasa menurut Perpres No. 12
Tahun 20211!
2. Sebutkan dan jelaskan ruang lingkup Perpres No. 12 Tahun 2021!
3. Sebutkan dan jelaskan Jenis Pengadaan Barang/Jasa menurut Perpres No.
12 Tahun 2021!
4. Sebutkan cara pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa menurut Perpres No.
12 Tahun 2021!
C. Rangkuman
Pengadaan Barang/Jasa menurut Perpres sebagai berikut: “Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan Barang/Jasa
adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang dibiayai, oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi
kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan”.
Secara garis besar Pengadaan Barang/Jasa meliputi Perencanaan PBJP,
Persiapan PBJP dan Pelaksanaan PBJP. Pembiayaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah pada K/L/PD dapat menggunakan APBN/APBD maupun
Hibah/Pinjaman Luar Negeri.
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda
telah memahami materi pokok pada BAB II. Tetapi bila tingkat penguasaan anda
masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok pada BAB II
terutama bagian yang belum anda kuasai.
B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat
memahami dan menambah pengetahuan ketentuan umum pengadaan
barang/jasa pemerintah.
C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tentang
Ketentuan Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, maka setelah
mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat memperdalam
pemahaman materi dengan membaca referensi yang terdapat dalam daftar
Pustaka.
1. B
2. D
3. C
4. D
5. A
MATERI 2:
TUJUAN, KEBIJAKAN, PRINSIP, DAN ETIKA PENGADAAN BARANG/JASA
Oleh:
Beta Romadiyanti, S.Pd., M.Sc.
Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul
berjudul Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan
Barang/Jasa ini dapat diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan atas
masukan dan peran dari berbagai pihak melalui pembahasan yang intensif
dengan para widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan
Barang/Jasa” untuk Pelatihan PBJP Tingkat Dasar versi 4 berdasarkan pada
Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor
8116/Pusdiklat/2021 tanggal 22 April 2021 tentang Tim Penyusun Program
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar. Acuan yang dapat
digunakan seluruh pihak yang terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa untuk
lebih memahami Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan Barang/Jasa.
Materi dalam modul ini mengacu pada tertuang dalam Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Beta Romadiyanti, M.Sc, kami sampaikan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan LKPP dan semua
pihak yang memberikan sumbangsih masukan konstruktifnya. Diharapkan
modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam memahami Tujuan,
Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sehingga
dalam pengelolaannya menjadi lebih profesional. Modul ini diharapkan menjadi
acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pelatihan
tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan
untuk kesempurnaan penulisan modul ini. Demikian Modul ini dibuat semoga
bermanfaat.
Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001
A. Latar Belakang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut
Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD yang
prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil
pekerjaan. Pengadaan Barang/Jasa merupakan bagian strategis dalam
pencapaian tujuan pembangunan nasional Republik Indonesia. Pengaturan
Pengadaan Barang/Jasa merupakan kebijakan yang sangat penting dalam
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
mengalami perubahan yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Salah satu pasal yang
mengalami perubahan adalah pasal terkait dengan Tujuan Pengadaan
Barang/Jasa yang disesuaikan dengan arah kebijakan dan tujuan nasional.
Perubahan tersebut menyebabkan perlunya penyesuaian bahan ajar termasuk
modul untuk Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pemahaman terkait dengan tujuan, kebijakan, prinsip, dan etika
pengadaan barang/jasa pemerintah sangat penting untuk dipelajari sebagai
fondasi bagi insan pengadaan dalam menjalankan Pengadaan Barang/Jasa
yang baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan, kebijakan,
prinsip dan etika yang akan dibahas dalam modul ini sesuai dengan yang diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Di dalam modul ini kita akan membahas tujuan, kebijakan, prinsip dan
etika yang dibahas dalam masing-masing bab tersendiri. Modul ini merupakan
bagian dari bahan ajar untuk Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Tingkat
Dasar/Level 1. Di setiap bab akan dibahas dan diulas terkait dengan uraian
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 1
Versi 4, 2021
untuk tujuan, kebijakan, prinsip dan etika pengadaan barang/jasa. Melalui
modul ini diharapkan peserta dapat semakin mengerti tujuan, kebijakan, prinsip,
dan etika Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang sudah ditetapkan dalam
peraturan melalui penjelasan dan contoh-contoh yang disampaikan.
B. Deskripsi Singkat
Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan Barang/Jasa
dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya. Tujuan dari
Pengadaan Barang/Jasa baik yang dilakukan melalui swakelola maupun
penyedia barang/jasa adalah mendapat nilai manfaat yang sebesar-besarnya
(value for money) dan kontribusi dalam peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, peningkatan peran usaha mikro dan usaha kecil, serta pembangunan
berkelanjutan. Kebijakan dari Pengadaan Barang/Jasa adalah strategi dalam
mencapai tujuan Pengadaan Barang/Jasa. Prinsip adalah kebenaran yang
menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya (KBBI, 2018). Jadi
prinsip pengadaan adalah sikap (attitude) yang menjadi pokok dasar berpikir
dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa. Etika adalah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral/akhlak
(KBBI, 2018). Jadi etika pengadaan adalah norma yang mengatur tindakan
yang harus dilakukan dan tindakan yang dilarang dalam melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran tatap muka untuk materi ini
adalah: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan brainstorming. Media pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran tatap muka antara lain: modul, slide
bahan tayang, papan tulis/white board, papan flipchart, LCD, komputer dan
multimedia lain, sound system, media pembelajaran lain yang diperlukan.
Alokasi waktu untuk materi ini yaitu 2 JP Pembelajaran Mandiri dan 2 JP
Pembelajaran Tatap Muka.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 2
Versi 4, 2021
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah modul dan bahan ajar materi ini selesai diajarkan, diharapkan
peserta mampu menjelaskan tujuan, kebijakan, prinsip serta etika Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
D. Materi Pokok
Dalam modul ini terdapat 4 Materi Pokok yang disampaikan dalam 4 Bab
yaitu dengan sub bab diuraikan masing-masing sebagai berikut:
1. Tujuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
a. Uraian Materi
b. Latihan
c. Rangkuman
d. Evaluasi
e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
2. Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
a. Uraian Materi
b. Latihan
c. Rangkuman
d. Evaluasi
e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
3. Prinsip Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
a. Uraian Materi
b. Latihan
c. Rangkuman
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 3
Versi 4, 2021
d. Evaluasi
e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
4. Etika Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
a. Uraian Materi
b. Latihan
c. Rangkuman
d. Evaluasi
e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 4
Versi 4, 2021
BAB II
TUJUAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
A. Uraian Materi
Penerapan value for money akan menghasilkan barang/jasa yang tepat
dari setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari berbagai aspek yang meliputi:
1. Aspek kualitas
2. Aspek kuantitas
3. Aspek waktu
4. Aspek biaya
5. Aspek lokasi, dan
6. Aspek penyedia
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan perubahannya memberikan kejelasan dan kepastian hukum
dalam pelaksanaan proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan
Presiden ini diharapkan dapat menciptakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang value for money sehingga akan berdampak pada peningkatan
pelayanan publik.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
atas Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, Pengadaan Barang/Jasa bertujuan untuk:
1. Menghasilkan Barang/Jasa yang Tepat dari Setiap Uang yang
Dibelanjakan, Diukur dari Aspek Kualitas, Kuantitas, Waktu, Biaya,
Lokasi, dan Penyedia
Penjelasan yang lebih rinci sehingga setiap unsur tujuan tersebut
menjadi lebih akurat dan terukur dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 5
Versi 4, 2021
Tabel 2.1 Penjelasan Aspek Ketepatan Pengadaan Barang/Jasa
No Aspek Penjelasan Contoh
1 Kualitas Kualitas/Mutu barang/jasa Suatu Kecamatan di Provinsi
yang diadakan sesuai Jaya Raya membutuhkan 1
dengan kebutuhan. Tidak unit kendaraan operasional
terlalu tinggi spesifikasinya dalam kota, paling lambat
sehingga menjadi terlalu bulan Agustus 2018, maka
mahal, apalagi terlalu rendah lebih tepat pengadaan mobil
spesifikasi sehingga tidak MPV 1300 sd 1500 CC.
dapat memenuhi kebutuhan Kurang tepat jika diadakan
pengguna barang/jasa. mobil SUV 4x4 2700 CC atau
diadakan kendaraan roda
tiga.
2 Kuantitas Kuantitas barang/jasa yang Mengadakan sesuai jumlah
dibeli sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu 1 unit
kebutuhan atau barang/jasa kendaraan
yang diadakan tidak berlebih
atau kurang dari yang
dibutuhkan
3 Waktu Waktu kedatangan Kendaraan dikirim sesuai
barang/jasa yang dibutuhkan waktu yang diperlukan yaitu
tidak terlambat atau lebih bulan Agustus 2018.
cepat sehingga
membutuhkan tempat
penyimpanan lebih lama dari
yang seharusnya
4 Biaya Biaya yang dikeluarkan Harga dalam kontrak
untuk Pengadaan kendaraan sesuai dengan
Barang/Jasa (termasuk harga wajar dan dapat
harga barang/jasa) dipertanggungjawabkan.
dilaksanakan secara
akuntabel.
5 Lokasi barang/jasa yang diterima Penyedia mengirim
tepat pada lokasi yang barang/jasa sesuai lokasi
membutuhkan. ditentukan dalam kontrak
yaitu Kecamatan Jaya Raya.
6 Penyedia Penyedia wajib memenuhi Dilakukan dealer/ATPM
kualifikasi sesuai dengan merek MPV.
barang/jasa yang diadakan
dan sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 6
Versi 4, 2021
2. Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Produk dalam negeri adalah barang/jasa termasuk rancang
bangun dan perekayasaan yang diproduksi atau dikerjakan oleh
perusahaan industri yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia.
Penggunaan produk dalam negeri diharapkan:
a. Menumbuh kembangkan produksi dalam negeri.
b. Menghidupkan industri pendukung dan bahkan industri baru.
c. Membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.
d. Dapat memperkuat terjadinya transfer teknologi.
e. Menggerakkan roda perekonomian nasional.
(Sumber: UU No. 3 tahun 2014 tentang perindustrian dan Permenperin
No. 2 tahun 2014)
Contoh PBJ yang menggunakan produk dalam negeri:
TNI/Polri yang menggunakan produk senjata dan kendaraan lapis baja
produksi PT. PINDAD.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 7
Versi 4, 2021
melandaskan kegiatannya berdasar prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM,
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan kemudahan
pelindungan, dan pemberdayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah. Kementerian/lembaga pemerintah non kementerian dan
perangkat daerah wajib menggunakan barang/jasa Usaha Mikro dan
Usaha Kecil serta Koperasi dari hasil produksi dalam negeri dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Kementerian/lembaga pemerintah non kementerian dan perangkat
daerah wajib mengalokasikan paling sedikit 40% (empat puluh persen)
dari nilai anggaran belanja barang/jasa Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Sebagaimana Badan Usaha pada umumnya,
koperasi juga dapat terdiri dari koperasi besar dan koperasi kecil,
peningkatan peran koperasi dalam tujuan pengadaan ini utamanya
ditujukan kepada koperasi dengan skala kecil.
Penyedia usaha besar dan Usaha Menengah yang melaksanakan
pekerjaan harus melakukan kerja sama usaha dalam bentuk kemitraan
dengan Usaha Mikro dan Usaha Kecil yang memiliki kemampuan di
bidang yang bersangkutan. Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara mendorong
badan usaha milik negara untuk mengutamakan penggunaan hasil
produksi Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dalam Pengadaan
Barang/Jasa. Pemerintah Daerah mendorong badan usaha milik daerah
untuk mengutamakan penggunaan hasil produksi Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi dalam Pengadaan Barang/Jasa.
Contoh PBJ yang meningkatkan peran UMK dan Koperasi:
a. memperbanyak paket untuk usaha kecil dan koperasi tanpa
mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan usaha yang sehat,
kesatuan sistem, dan kualitas kemampuan teknis.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 8
Versi 4, 2021
b. melakukan konsolidasi paket dengan menyediakan paket untuk UMK
dan Koperasi
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 9
Versi 4, 2021
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan
pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Beberapa tujuan yang didapat dari peningkatan keikutsertaan
industri kreatif antara lain:
a. Menggali dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh
suatu negara
b. Menciptakan masyarakat yang kreatif dan inovatif
c. Mengurangi tingkat kemiskinan dan jumlah pengangguran
d. Memberikan dampak sosial yang positif
e. Menciptakan iklim bisnis yang kondusif dan positif
f. Memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan
(sumber: Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan
Ekonomi Kreatif)
Contoh PBJ meningkatkan keikutsertaan industri kreatif:
Pengadaan baju seragam batik dengan motif khas daerah untuk
pegawai.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 10
Versi 4, 2021
Mikro dan Kecil dapat didorong untuk dapat menawarkan, memasarkan
atau menjual produk-produknya ke pemerintah melalui proses
pengadaan barang/jasa pemerintah terbuka dan dengan persyaratan
yang mudah dipenuhi oleh Usaha Mikro, Kecil dan juga usaha yang baru
dirintis. Melalui kemudahan pelaku usaha baru untuk ikut serta dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, harapannya akan dapat
menumbuhkan semangat berusaha bagi calon-calon pengusaha maupun
pengusaha baru.
Contoh PBJ:
a. Memberikan kesempatan kepada pelaku usaha baru dalam
pengadaan langsung yang dilakukan K/L/PD
b. Memberi kesempatan pada produsen baru untuk ikut serta dalam
kompetisi Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan kemampuan
produksinya
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 11
Versi 4, 2021
e. Terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan
kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
(Sumber: Perpres 59 tahun 2017 tentang pembangunan berkelanjutan)
Berdasarkan Pasal 68 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
dan perubahannya, aspek berkelanjutan terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu
aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan hidup. Upaya
meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan sehubungan dengan pemenuhan
aspek ekonomi dan sosial juga dapat tercermin melalui implementasi
tujuan pengadaan yang lain. Untuk pemenuhan aspek lingkungan dapat
mengacu pada barang jasa ramah lingkungan yg saat ini telah dikeluarkan
produknya oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
KLHK telah menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.5/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2019
tentang Tata Cara Penerapan Label Ramah Lingkungan Hidup untuk
Pengadaan Barang dan Jasa Ramah Lingkungan Hidup. Peraturan ini
merupakan bentuk dukungan atas upaya implementasi pengadaan
berkelanjutan di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Penggunaan
barang/jasa dengan label ramah lingkungan hidup merupakan salah satu
upaya yang dapat dilakukan dalam pengadaan berkelanjutan. Adapun
Pengadaan Barang dan Jasa dengan label ramah lingkungan hidup dalam
peraturan tersebut meliputi barang, teknologi, jasa konsultasi, dan jasa
lainnya. Daftar barang jasa ramah lingkungan dapat mengacu pada web
klhk : https://sibarjasramling.com/.
Contoh PBJ yang meningkatkan pengadaan berkelanjutan adalah:
a. Aspek Ekonomi dan Sosial: Implementasi Pengadaan Barang/Jasa
sesuai tujuan pengadaan yang lain.
b. Aspek Lingkungan Hidup: Memilih produk dengan label ramah
lingkungan hidup dalam Pengadaan Barang/Jasa.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 12
Versi 4, 2021
B. Latihan
Cocokkanlah Contoh Pengadaan di kolom tabel sebelah kiri dengan
tujuan pengadaan di kolom tabel sebelah kanan!
No Contoh Pengadaan Jawab Tujuan Pengadaan
1. Pemerataan pembangunan A. Meningkatkan
infrastruktur di berbagai pengadaan
daerah berkelanjutan
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 13
Versi 4, 2021
C. Rangkuman
Tujuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yaitu:
1. Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang
dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi,
dan Penyedia;
2. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri;
3. Meningkatkan peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi;
4. Meningkatkan peran Pelaku Usaha nasional;
5. Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil
penelitian;
6. Meningkatkan keikutsertaan industry kreatif;
7. Mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan perluasan
kesempatan berusaha;
8. Meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 14
Versi 4, 2021
3. Penyedia mengirim Laptop sesuai lokasi ditentukan dalam kontrak yaitu di
Dinas Sosial Kabupaten XYZ, hal ini relevan dengan tujuan pengadaan...
A. Biaya
B. Waktu
C. Kuantitas
D. Lokasi
4. Demi Terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan
kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya, maka
diperlukan tujuan pengadaan barang/jasa …
A. mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil
penelitian;
B. meningkatkan keikutsertaan industry kreatif;
C. mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan perluasan
kesempatan berusaha;
D. meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan.
5. Untuk menumbuh kembangkan produksi dalam negeri diperlukan tujuan
pengadaan barang/jasa …
A. meningkatkan penggunaan produk dalam negeri;
B. meningkatkan peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi;
C. meningkatkan peran Pelaku Usaha nasional;
D. mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil
penelitian;
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 15
Versi 4, 2021
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang
belum anda kuasai.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 16
Versi 4, 2021
BAB III
KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
A. Uraian Materi
Kebijakan adalah bagian dari strategi untuk mencapai tujuan
Pengadaan Barang/Jasa. Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa meliputi:
a. Meningkatkan Kualitas Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi identifikasi
kebutuhan, penetapan barang/jasa, cara, jadwal, dan anggaran
Pengadaan Barang/Jasa baik melalui penyedia maupun swakelola.
Perencanaan tersebut harus dilakukan bersamaan dengan proses
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
(RKA K/L) untuk APBN dan Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat
Daerah (RKA Perangkat Daerah) untuk dana APBD.
b. Melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang Lebih Transparan,
Terbuka, dan Kompetitif
Pelaksanaan pengadaan mulai perencanaan sampai dengan selesai
wajib dilakukan elektronik agar proses pemilihan dilakukan secara
terbuka bagi semua penyedia yang memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan dalam dokumen Tender/Seleksi/Pengadaan
Langsung/Penunjukakan Langsung melalui persaingan sehat.
c. Memperkuat Kapasitas Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
Pengadaan Barang/Jasa Termasuk Agen Pengadaan
Kebijakan yang diambil untuk memperkuat kelembagaan dan SDM
Pengadaan adalah:
1) Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan secara terencana oleh
suatu unit kerja yang terorganisir dan dikelola SDM yang kompeten
di bidangnya.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 17
Versi 4, 2021
2) Menteri/kepala lembaga/kepala daerah wajib membentuk Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) berbentuk struktural dan
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Contohnya Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan Pergub No. 261
Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan
Pengadaan Barang/Jasa (BPPBJ).
3) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah wajib memiliki
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa sebagai Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan kecuali yang
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang dikecualikan
dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Pasal 74A ayat 4.
Dalam hal ini Pengelola Pengadaan Barang/Jasa dapat ditugaskan
sebagai PPK, membantu tugas PA/KPA, melaksanakan persiapan
pencantuman barang/jasa dalam katalog elektronik, dan ditugaskan
sebagai Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan
Barang/Jasa.
4) Mewajibkan PPK/Pokja pemilihan/pejabat pengadaan di lingkungan
Kementerian Pertahanan dan Kepolisian RI memiliki sertifikat
kompetensi paling lambat 31 Desember 2023.
5) Mewajibkan PPK/Pokja pemilihan/pejabat pengadaan yang dijabat
oleh personil lain memiliki sertifikat kompetensi paling lambat 31
Desember 2023.
d. Mengembangkan E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa
E-marketplace adalah pasar elektronik yang disediakan untuk
memenuhi kebutuhan barang/jasa pemerintah. Pengadaan
Barang/Jasa secara elektronik dengan memanfaatkan E-Marketplace
yang berupa:
1) Katalog Elektronik yang terdiri dari katalog nasional, sektoral dan
lokal;
2) Toko Daring (Online Shop);
3) Pemilihan Penyedia.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 18
Versi 4, 2021
e. Menggunakan Teknologi Informasi Komunikasi dan Transaksi
Elektronik
Pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik
dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1) Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat
informasi dunia;
2) Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
4) Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk
memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan
pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan
bertanggung jawab; dan
5) Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi
pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.
(Sumber: UU no. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi
elektronik)
f. Mendorong Penggunaan Barang/Jasa Dalam Negeri dan Standar
Nasional Indonesia (SNI)
Produk dalam negeri adalah produk barang/jasa termasuk
rancang bangun dan perekayasaan yang diproduksi dan dikerjakan
oleh perusahaan yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia yang
dalam proses produksi atau pengerjaaannya dimungkinkan
menggunakan bahan baku/komponen impor.
Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) adalah nilai penghargaan
kepada perusahaan yang berinvestasi di Indonesia karena
memberdayakan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil
melalui kemitraan, memelihara kesehatan, keselamatan kerja dan
lingkungan, memberdayakan lingkungan serta memberikan fasilitas
pelayanan purna jual (UU No. 3 tahun 2014 tentang perindustrian).
Penggunaan produksi dalam negeri dalam Pengadaan
Barang/Jasa pemerintah sangat merupakan isu yang sangat penting.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 19
Versi 4, 2021
Hal ini disebabkan oleh penggunaan produksi dalam negeri akan
membuat aktivitas perekonomian dalam negeri aktif. Kondisi ini
diharapkan akan bermuara pada membaiknya tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Kewajiban penggunaan produk dalam negeri dilakukan jika
terdapat peserta yang menawarkan barang/jasa dengan nilai Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah nilai Bobot Manfaat
Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh persen). Contoh
kandungan TKDN beberapa produk dapat dilihat pada Tabel 3.1. Nilai
kandungan TKDN dan sertifikat TKDN produk dalam negeri dapat
mengacu ke website resmi TKDN Kementerian Perindustrian yaitu
http://tkdn.kemenperin.go.id/.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 20
Versi 4, 2021
Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) adalah nilai penghargaan
kepada perusahaan yang berivestasi di Indonesia karena
memberdayakan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi melalui
kemitraan, memelihara kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan
(K3L), memiliki setifikat sistem manajemen mutu, dan memberikan
fasilitas pemeliharaan dan pelayanan purna jual. Verifikasi atas BMP
dilakukan oleh Kementerian Perindustrian dan diberikan kepada
pelaku usaha dalam bentuk sertifikat Tanda Sah Bobot Manfaat
Perusahaan.
Preferensi Harga
Preferensi harga adalah insentif bagi produk dalam negeri pada
pemilihan Pengadaan Barang/Jasa berupa kelebihan harga yang
dapat diterima.
Ketentuan Preferensi harga sebagai berikut:
a. Preferensi harga diberlakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa
yang bernilai di atas Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
b. Preferensi harga diberikan terhadap barang/jasa yang memiliki
TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
persen).
c. Preferensi harga untuk barang/jasa paling tinggi 25% (dua
puluh lima persen).
d. Preferensi harga untuk Pekerjaan Konstruksi yang dikerjakan
oleh Perusahaan Nasional paling tinggi 7,5% (tujuh koma lima
persen) di atas harga penawaran terendah dari Perusahaan
Asing.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 21
Versi 4, 2021
penawaran, tetapi HEA dapat merubah urutan peringkat pemenang
Tender/Seleksi.
Contoh Perhitungan :
Penyedia A
Harga penawaran : Rp. 8.950.000.000
TKDN : 25 % (dari dokumen penawaran dan telah diklarifikasi)
Preferensi : 25 % (sesuai dok pemilihan)
KP : TKDN x preferensi = 25 % x 25 % = 0,0625
HEA : (1 - KP) x HP
: (1-0,0625) X Rp. 8.950.000.000 = Rp. 8.390.625.000
Dengan cara yang sama dapat dihitung preferensi untuk penyedia yang lain,
hasil perhitungan dimasukkan ke dalam Tabel 3 di bawah ini:
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 22
Versi 4, 2021
sangat strategis bagi pembangunan industri nasional dan akan
memberikan efek ganda yang cukup besar bagi perekonomian
nasional.
Standardisasi Nasional Indonesia adalah Standar yang
ditetapkan oleh BSN dan berlaku di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Ada dua jenis SNI. Jenis pertama adalah yang bersifat wajib,
contohnya: helm, kompor gas dan jenis yang kedua adalah yang
bersifat sukarela, contohnya: seragam pegawai, bola futsal.
Manfaat langsung atas penerapan SNI suatu produk adalah
1) Bagi Produsen, SNI mendorong produsen akan terus
melakukan inovasi sehingga produk yang dihasilkannya
memiliki daya saing di pasar.
2) Bagi Konsumen, SNI akan membantu konsumen untuk memilih
produk yang sesuai antara harga dan kualitasnya
3) Bagi Pemerintah, SNI membuat pasar di dalam negeri memiliki
mekanisme perlindungan dari serbuan barang-barang asing
yang tidak diketahui kualitasnya dan penerapan SNI yang lebih
luas, maka akan tumbuh dinamika ekonomi baru, di mana para
produsen akan berusaha untuk mendapatkan SNI atas produk
mereka, sedangkan di masyarakat akan tumbuh lebih banyak
lembaga sertifikasi produk yang juga kredibel untuk menilai dan
menguji suatu produk.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 23
Versi 4, 2021
Tabel 3.3 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Kriteria
No Usaha Kekayaan bersih Omzet (Rp)
(Rp)
1 Usaha Mikro Maks 50 juta Maks 300 juta
2 Usaha Kecil > 50 juta – 500 juta > 300 juta – 2,5 Miliar
3 Usaha Menengah > 500 juta – 10 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar
Sumber: UU UKM No. 20 tahun 2008
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021:
1) Usaha kecil terdiri atas Usaha Mikro dan Usaha Kecil.
2) Kementerian/LembagalPemerintah Daerah wajib menggunakan
produk usaha kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam negeri.
3) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan
penggunaan produk usaha kecil serta koperasi dari hasil produksi
dalam negeri paling sedikit 40 % (empat puluh persen) dari nilai
anggaran belanja barang/jasa Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah.
4) Paket pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan
nilai Pagu Anggaran sampai dengan Rp15.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah) diperuntukan bagi usaha kecil dan/atau koperasi.
5) Nilai Pagu Anggaran pengadaan dikecualikan untuk paket pekerjaan
yang menuntut kemampuan teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh
usaha kecil dan koperasi.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 24
Versi 4, 2021
3) PA/PPK/UKPBJ dalam melakukan Konsolidasi untuk paket
Pengadaan Barang/Jasa sejenis yang dicadangkan untuk
Usaha Mikro atau Usaha Kecil dan/atau Koperasi sesuai
dengan Peraturan LKPP Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Pedoman Perencanaan PBJP:
a) Nilai pagu anggaran sampai dengan Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia
Jasa Konsultansi Konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil;
b) Nilai pagu anggaran sampai dengan Rp15.000.000.000,00
(lima belas miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha
kecil dan/atau koperasi;
4) Usaha non kecil melaksanakan pekerjaan dapat melakukan
kerja sama usaha dengan UMK dalam bentuk kemitraan,
subkontrak, atau bentuk kerja sama lainnya, jika ada UMK yang
memiliki kemampuan di bidang yang bersangkutan.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 25
Versi 4, 2021
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat dan apresiasi atas
industri kreatif termasuk HAKI (hak atas kekayaan intelektual)
4) Membentuk Badan Ekonomi Kreatif.
(sumber: Perpres 6 tahun 2015 tentang Bekraf).
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 26
Versi 4, 2021
Kebijakan pengadaan berkelanjutan antara lain:
1) Mengeluarkan Perpres 59 tahun 2017 tentang pelaksanaan
pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
2) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah
menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.5/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2019 tentang Tata Cara Penerapan
Label Ramah Lingkungan Hidup untuk Pengadaan Barang dan
Jasa Ramah Lingkungan Hidup;
3) Penerapan konservasi energi dengan pemberlakukan label
tingkat hemat energi pada peralatan listrik rumah tangga antara
lain AC, lemari pendingin, mesin cuci dan lain lain sesuai
dengan amanah UU No. 30 tahun 2007 tentang Energi dan PP
70/2009 yang mulai berlaku 2018.
Penerapan konservasi energi dengan pemberlakukan label
tingkat hemat energi pada peralatan listrik rumah tangga antara lain
AC, lemari pendingin, mesin cuci dan lain lain sesuai dengan amanah
UU No. 30 tahun 2007 tentang Energi dan PP 70/2009 yang mulai
berlaku 2018.
B. Latihan
Diskusikan hubungan antara tujuan dan kebijakan pengadaan
barang/jasa pemerintah!
C. Rangkuman
Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah terdiri dari:
1. Meningkatkan kualitas perencanaan Pengadaan Barang/Jasa;
2. Melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang lebih transparan, terbuka,
dan kompetitif;
3. Memperkuat kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
Pengadaan Barang/Jasa;
4. Mengembangkan E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa;
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 27
Versi 4, 2021
5. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta transaksi
elektronik;
6. Mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar Nasional
Indonesia (SNI);
7. Memberikan kesempatan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha
Menengah;
8. Mendorong pelaksanaan penelitian dan industri kreatif; dan
9. Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 28
Versi 4, 2021
3. Dalam melaksanakan kebijakan “Melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa
yang berkelanjutan” terdapat aspek-aspek yang perlu diperhatikan yaitu …
A. Keuangan, Sosial, Lingkungan Hidup
B. Keuangan, Budaya, Lingkungan Hidup
C. Ekonomi, Budaya, Lingkungan Hidup
D. Ekonomi, Sosial, Lingkungan Hidup
4. Preferensi harga diberlakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang
bernilai di atas Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), hal ini sesuai pre
A. mengembangkan E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa;
B. menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta transaksi
elektronik;
C. mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar
Nasional Indonesia (SNI);
D. memberikan kesempatan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Usaha Menengah;
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 29
Versi 4, 2021
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 2 terutama bagian yang
belum anda kuasai.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 30
Versi 4, 2021
BAB IV
PRINSIP DAN ETIKA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
A. Uraian Materi
1. Prinsip Pengadaan Barang/Jasa
Prinsip adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir,
bertindak, dan sebagainya (KBBI, 2018). Jadi prinsip pengadaan adalah
sikap (attitude) yang menjadi pokok dasar berpikir dalam melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa.
Dengan penerapan prinsip-prinsip pengadaan dapat dipastikan akan
diperoleh barang/jasa yang sesuai dengan spesifikasinya dan kualitas yang
maksimal serta biaya pengadaan yang minimal. Di samping itu dari sisi
penyedia barang/jasa akan terjadi persaingan yang sehat dan pada
gilirannya akan mendorong untuk semakin meningkatnya kualitas dan
kemampuan penyedia barang/jasa.
Manfaat memahami prinsip-prinsip Pengadaan Barang/Jasa adalah:
a. Mendorong praktik Pengadaan Barang/Jasa yang baik.
b. Meningkatkan efisiensi penggunaan uang negara.
c. Menekan kebocoran anggaran.
d. Terwujudnya pemerintahan yang bersih.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 31
Versi 4, 2021
1) Identifikasi kebutuhan dengan tepat untuk memastikan Pengadaan
Barang/Jasa sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah.
2) Dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa harus diterapkan
prinsip-prinsip dasar lainnya
3) HPS (Harga Perkiraan Sendiri) disusun berdasarkan keahlian dari
sumber informasi dapat dipertanggungjawabkan
4) Penetapan metode pemilihan harus dilakukan secara tepat sesuai
kondisi yang ada. Kesalahan penetapan metode pemilihan dapat
mengakibatkan pemborosan biaya dan waktu
5) Evaluasi terhadap seluruh penawaran untuk mendapatkan value for
money yang terbaik
6) Perhitungan prestasi pekerjaan harus sesuai dengan pekerjaan
terpasang yang dapat diterima agar tidak menimbulkan kelebihan
pembayaran.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 32
Versi 4, 2021
3) Evaluasi teknis penawaran harus dilakukan dengan benar dan
memastikan spesifikasi yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan,
jika diperlukan dapat meminta uji mutu produk yang ditawarkan.
4) Spesifikasi dalam lampiran syarat-syarat khusus kontrak sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan
5) Pemeriksaan spesifikasi harus dilakukan dengan benar pada
sebelum dilakukan serah terima pekerjaan yang meliputi
pemeriksaan fisik (visual dan dimensi), uji fungsi dan kehandalan
(performance) dan uji destruktif (jika diperlukan).
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 33
Versi 4, 2021
Contoh pengadaan yang Transparan :
Pengadaan kendaraan operasional melalui e-purchasing dimana proses
pengadaan mulai dari perencanaan pengadaan sampai dengan serah
terima dapat diketahui dengan jelas melalui aplikasi e-catalog.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 34
Versi 4, 2021
d. Pelaku Pengadaan Barang/Jasa harus secara aktif
menghilangkan hal-hal yang menghambat terjadinya persaingan
yang sehat.
Contoh pelaksanaan pengadaan secara Bersaing:
Pasar kendaraan bermotor merupakan pasar persaingan sempurna
dimana pembeli dan penjual sudah mengetahui dengan jelas
spesifikasi teknis masing-masing produk dan harganya.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 35
Versi 4, 2021
Contoh pelaksanaan pengadaan yang akuntabel:
Proses Pengadaan kendaraan operasional dilaksanakan sesuai
ketentuan yang mulai dari perencanaan sampai dengan serah terima
dan harga yang digunakan harga yang sudah dipublikasi secara luas.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 36
Versi 4, 2021
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam Pengadaan
Barang/Jasa;
6) Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan
negara;
7) Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi sesuai UU no. 30 tahun 2014 tentang administrasi
pemerintahan; dan
8) Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa
saja dari atau kepada siapa pun yang diketahui atau patut diduga
berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
Contoh penerapan etika PBJ:
Pokja Pemilihan bekerja secara professional melakukan proses pemilihan
penyedia barang/jasa sesuai ketentuan yang berlaku dengan menentukan
persyaratan penawaran yang adil bagi semua peserta tender dan tidak
menjanjikan agar penyedia tertentu yang dapat menjadi pemenang.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 37
Versi 4, 2021
5) PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan
Penyedia;
6) Beberapa perusahaan yang mengikuti tender/seleksi yang sama,
dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang
sama, yang mana sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen)
dikuasai oleh pemegang saham yang sama.
B. Latihan
Diskusikan:
1. Perbedaan masing-masing prinsip pengadaan!
2. Masing-masing 1 contoh yang bukan merupakan etika dan pertentangan
kepentingan dalam PBJ sehingga dapat dilakukan
C. Rangkuman
1. Prinsip Pengadaan Barang/Jasa terdiri:
a. Efisien
b. Efektif
c. Transparan
d. Terbuka
e. Bersaing
f. Adil
g. Akuntabel
2. Semua pihak yang terlibat dalam Pengadaan Barang/Jasa mematuhi etika
sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tujuan Pengadaan
Barang/Jasa;
b. Bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan
informasi yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah
penyimpangan Pengadaan Barang/Jasa;
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 38
Versi 4, 2021
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat;
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam Pengadaan
Barang/Jasa;
f. Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan
negara;
g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi sesuai UU no. 30 tahun 2014 tentang administrasi
pemerintahan; dan
h. Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja
dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan
dengan Pengadaan Barang/Jasa.
3. Pertentangan kepentingan pihak yang terkait, dalam hal:
a. Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada suatu badan
usaha, merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau personel
inti pada badan usaha lain yang mengikuti Tender/Seleksi yang
sama;
b. konsultan perencana/pengawas bertindak sebagai pelaksana
Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya, kecuali
dalam pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
c. konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan
Perencana;
d. Pengurus/Manajer koperasi yang mengikuti Tender/Seleksi pada
Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah, yang mana pengurus
koperasi merangkap sebagai PA/KPA/PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan;
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 39
Versi 4, 2021
e. PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan
Penyedia;
f. beberapa perusahaan yang mengikuti tender/seleksi yang sama,
dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang
sama, yang mana sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen)
dikuasai oleh pemegang saham yang sama.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 40
Versi 4, 2021
4. Berikut ini yang bukan merupakan etika pengadaan barang/jasa adalah …
A. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait
B. Tidak mempertentangkan kepentingan dan persaingan usaha tidak
sehat dalam Pengadaan Barang/Jasa
C. Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan
negara
D. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi sesuai UU no. 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
5. Berikut ini yang bukan merupakan pertentangan kepentingan pihak terkait
adalah …
A. Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada suatu badan usaha,
merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada
badan usaha lain yang mengikuti Tender/Seleksi yang sama;
B. konsultan perencana/pengawas bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan
Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya dalam pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
C. konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan
Perencana;
D. PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan Penyedia;
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 41
Versi 4, 2021
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 3 terutama bagian yang
belum anda kuasai.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 42
Versi 4, 2021
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Tujuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yaitu:
a. Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang
dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya,
lokasi, dan Penyedia;
b. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri;
c. Meningkatkan peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi;
d. Meningkatkan peran Pelaku Usaha nasional;
e. Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa
hasil penelitian;
f. Meningkatkan keikutsertaan industry kreatif;
g. Mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan perluasan
kesempatan berusaha;
h. Meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan.
2. Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah terdiri dari:
a. Meningkatkan kualitas perencanaan Pengadaan Barang/Jasa;
b. Melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang lebih transparan,
terbuka, dan kompetitif;
c. Memperkuat kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
Pengadaan Barang/Jasa;
d. Mengembangkan E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa;
e. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta transaksi
elektronik;
f. Mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar
Nasional Indonesia (SNI);
g. Memberikan kesempatan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Usaha Menengah;
h. Mendorong pelaksanaan penelitian dan industri kreatif; dan
i. Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 43
Versi 4, 2021
3. Semua pihak yang terlibat dalam Pengadaan Barang/Jasa mematuhi
etika sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab
untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tujuan
Pengadaan Barang/Jasa;
b. Bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan
informasi yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk
mencegah penyimpangan Pengadaan Barang/Jasa;
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat;
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam Pengadaan
Barang/Jasa;
f. Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan
negara;
g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi sesuai UU no. 30 tahun 2014 ttg administrasi pemerintahan;
dan
h. Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa
saja dari atau kepada siapa pun yang diketahui atau patut diduga
berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
4. Pertentangan kepentingan pihak yang terkait, dalam hal:
a. Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada suatu badan
usaha, merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau personel
inti pada badan usaha lain yang mengikuti Tender/Seleksi yang
sama;
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 44
Versi 4, 2021
b. Konsultan perencana/pengawas bertindak sebagai pelaksana
Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya, kecuali
dalam pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
c. Konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan
Perencana;
d. Pengurus/Manajer koperasi yang mengikuti Tender/Seleksi pada
Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah, yang mana pengurus
koperasi merangkap sebagai PA/KPA/PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan;
e. PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan
Penyedia;
f. beberapa perusahaan yang mengikuti tender/seleksi yang sama,
dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang
sama, yang mana sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen)
dikuasai oleh pemegang saham yang sama.
B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat
memahami dan menambah pengetahuan tentang tujuan, kebijakan, prinsip, dan
etika pengadaan barang/jasa pemerintah.
C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tentang
Tujuan, Kebijakan, Prinsip dan Etika Pengadaan Barang/Jasa, maka setelah
mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat memperdalam
pemahaman materi dengan membaca buku yang ada dalam daftar pustaka
maupun literatur lain.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 45
Versi 4, 2021
KUNCI JAWABAN
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 46
Versi 4, 2021
DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 47
Versi 4, 2021
GLOSARIUM
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 48
Versi 4, 2021
SNI : Standar yang ditetapkan oleh BSN dan berlaku di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
SNI wajib : SNI yang diberlakukan wajib oleh instansi teknis untuk
sebagian atau seluruh spesifikasi teknis dan atau
parameter dalam SNI demi kepentingan keselamatan,
keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian fungsi
lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomis
SNI sukarela : SNI yang tidak wajib dan untuk ditetapkan oleh pelaku
usaha
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 49
Versi 4, 2021
MODUL PELATIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
TINGKAT DASAR
MATERI 3:
PELAKU PENGADAAN BARANG/JASA
Oleh:
Vina Da’watul Aropah, S.E., M.Si.
Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya modul berjudul
Materi 3: Pelaku Pengadaan Barang/Jasa, dapat diselesaikan. Terima kasih kami
sampaikan atas peran masukan dari berbagai pihak dan melalui pembahasan yang
intensif dengan para Widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ -
LKPP.
Penyusunan modul “Pelaku Pengadaan Barang/Jasa” untuk Pelatihan PBJP
Tingkat Dasar Versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021 tanggal 22 April 2021 tentang Tim
Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar. Acuan yang dapat digunakan
para peserta berkenaan dengan bagaimana seorang Pejabat Pembuat Komitmen
dan Kelompok Kerja Pemilihan dalam melaksanakan persiapan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Penyusunan modul ini, mengacu pengaturan Pengadaan
Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan
Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan
turunannya.
Modul ini disusun oleh Vina Da’watul Aropah, S.E., M.Si kami sampaikan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan LKPP dan
semua pihak yang memberikan sumbangsih masukan konstruktifnya. Diharapkan
modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam memahami Pelaku
Pengadaan Barang/Jasa sehingga dalam pengelolaannya lebih profesional. Modul
ini diharapkan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul. Demikian modul ini dibuat semoga bermanfaat.
Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001
A. Latar Belakang
Dalam rangka upaya penciptaan kerja melalui perlindungan, dan
pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan
ekosistem investasi dan kemudahan berusaha, dan investasi Pemerintah Pusat
dan percepatan proyek strategis nasional, Pemerintah menetapkan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja sebagai langkah konkrit
pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional. Undang-Undang tersebut erat
kaitannya dengan Pengadaan Barang/Jasa terutama dalam menggerakan
perekonomian dan pelayanan publik.
Sebagai bentuk penyesuaian terhadap Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020, Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 kemudian diubah pertama kali
dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, khususnya dalam hal pengaturan penggunaan produk/jasa Usaha
Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi, dan pengaturan pengadaan jasa konstruksi
yang pembiayaannya bersumber dari APBN/APBD dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dengan tujuan untuk kemudahan berusaha. Salah satu
perubahan pada Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 adalah Pasal 8
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa yaitu dengan menghapus peran Panitia
Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP) atau Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan
(PjPHP).
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa dan bagaimana keterlibatan para pihak
dalam proses Pengadaan Barang/Jasa baik melalui swakelola maupun penyedia
merupakan faktor penting dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Pembagian tugas dan kewenangan pelaku Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah menjadi sangat penting pada Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang kinerjanya sangat dipengaruhi oleh kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa dengan alokasi belanja Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, modul ini disusun untuk memberikan penjelasan
dan pengetahuan kepada peserta pelatihan tentang pengadaan barang/jasa
Pemerintah khususnya terkait pelaku pengadaan barang/jasa Pemerintah.
B. Deskripsi Singkat
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa adalah para pihak yang terlibat dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa baik melalui swakelola maupun penyedia sesuai
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahannya. Pelaku pengadaan barang/jasa terdiri dari
PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen Pengadaan/
Penyelenggara Swakelola dan/atau Penyedia.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran blended learning/full e-
learning dalam materi ini adalah dengan menggunakan metode ceramah, diskusi,
tanya jawab, dan brainstorming. Media pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran blended learning/full e-learning antara lain aplikasi PPSDM sebagai
learning management system, modul, slide bahan tayang, papan tulis/white board,
papan flipchart, LCD, komputer/laptop/multimedia lain, sound system, media
pembelajaran lain yang diperlukan. Alokasi waktu untuk materi ini yaitu 2 JP
Pembelajaran Mandiri dan 2 JP Pembelajaran Tatap Muka.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan terkait pelaku pengadaan barang/jasa
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan:
a. Tugas, wewenang dan tanggung jawab para pelaku pengadaan barang/jasa
b. Tugas dan Kewenangan Pengguna Anggaran (PA);
c. Tugas dan Kewenangan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
d. Tugas dan Persyaratan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
e. Tugas dan Persyaratan Pejabat Pengadaan;
f. Tugas dan Persyaratan Pokja Pemilihan;
A. Uraian Materi
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa adalah para pihak yang terlibat dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa baik melalui swakelola maupun penyedia sesuai
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahannya. Pelaku Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari :
1. Pengguna Anggaran (PA)
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
4. Pejabat Pengadaan (PP)
5. Pokja Pemilihan
6. Agen Pengadaan
7. Penyelenggara Swakelola
8. Penyedia
Posisi PPK saat ini dituntut untuk semakin profesional dan terbebas dari
intervensi berbagai kepentingan. Tidak ada lembaga pemerintah yang dapat
melakukan perikatan/perjanjian dengan pihak lain yang dapat berakibat terjadinya
pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah tanpa melalui Pejabat Penandatangan Kontrak. Akibatnya
harus diakui bahwa skala pekerjaan PPK sangat luas dan cukup rentan dengan
masalah hukum yang terkait dengan pelaksanaan kontrak. Sehubungan dengan
beban tugas pekerjaan PPK, maka perlu dibuat suatu pengelompokan
berdasarkan manajemen proyek dalam mengelola suatu kontrak pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa. Beban tugas pekerjaan pada manajemen proyek dari
yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Lebih lanjut pengelompokan
6. Agen Pengadaan
Agen Pengadaan adalah UKPBJ atau Pelaku Usaha yang melaksanakan
sebagian atau seluruh pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa yang diberi
kepercayaan oleh Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah sebagai pihak
pemberi pekerjaan.
Agen Pengadaan dapat melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
Pelaksanaan tugas Agen Pengadaan mutatis mutandis (sama persis) dengan
tugas Pokja Pemilihan dan/atau Pejabat Pengadaan. Ketentuan lebih lanjut
mengenai Agen Pengadaan diatur dengan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Agen Pengadaan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah digunakan
dalam hal:
a. Satuan kerja yang tidak didesain untuk Pengadaan Barang/Jasa; Contoh
satuan kerja: sekolah, puskesmas, kantor camat
Personil
Tipe
No Tim Tim
Swakelola Tim Pelaksana
Persiapan Pengawas
Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
1 I
ditetapkan oleh PA/KPA
Pegawai
Kementerian/Lembaga/Perang
Pegawai
kat Daerah yang ditetapkan
Kementerian/Lembaga/Per
2 II oleh pimpinan
angkat Daerah ditetapkan
Kementerian/Lembaga/Perang
oleh PA/KPA
kat Daerah lain Pelaksana
Swakelola
Pengurus/anggota Organisasi
Pegawai
Kemasyarakatan yang
Kementerian/Lembaga/Pe
3 III ditetapkan oleh pimpinan
rangkat Daerah
organisasi Kemasyarakatan
ditetapkan oleh PA/KPA
pelaksana Swakelola
Pengurus/anggota Kelompok Masyarakat pelaksana
4 IV Swakelola yang ditetapkan oleh pimpinan Kelompok
Masyarakat pelaksana Swakelola
8. Penyedia
Penyedia Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Penyedia
adalah Pelaku Usaha yang menyediakan barang/jasa berdasarkan kontrak.
Pelaku Usaha adalah badan usaha atau perseorangan yang rnelakukan usaha
dan/atau kegiatan pada bidang tertentu. Penyedia mempunyai tanggung jawab
atas pelaksanaan Kontrak yaitu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan hak dan
kewajiban yang ditentukan dalam kontrak.
Pokja Pemilihan menyusun persyaratan kualifikasi Penyedia dengan
memperhatikan jenis barang, jasa lainnya, jasa konsultansi Nonkonstruksi,
pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi konstruksi, nilai Pagu Anggaran, dan
ketentuan yang berkaitan dengan persyaratan Pelaku Usaha pengadaan barang,
jasa lainnya, jasa konsultansi Nonkonstruksi, pekerjaan konstruksi, dan jasa
konsultansi konstruksi yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
c. Kemitraan
Dalam hal sifat dan lingkup pekerjaan yang terlalu luas, atau jenis keahlian
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh 1
(satu) Penyedia, maka:
1) Diberikan kesempatan yang memungkinkan para Penyedia saling
bergabung dalam suatu konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk
kerja sama lain; dan/atau
2) Diberikan kesempatan yang memungkinkan Penyedia atau
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerja sama lain Penyedia
untuk menggunakan tenaga ahli asing. Tenaga ahli asing digunakan
sepanjang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang
belum dimiliki dan untuk meningkatkan kemampuan teknis guna menangani
kegiatan atau pekerjaan. Ketentuan mengenai persyaratan administrasi
B. Latihan
1. Untuk dapat memahami materi mengenai Pelaku Pengadaan Barang/Jasa,
Saudara diminta untuk menjelaskan siapa saja para Pelaku Pengadaan
Barang/Jasa!
2. Apa saja tugas dan kewenangan PA, KPA, PPK, Pejabat Pengadaan, Pokja
Pemilihan dan Penyelenggara Swakelola!
C. Rangkuman
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa adalah para pihak yang terlibat dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa baik melalui swakelola maupun penyedia sesuai
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahannya. Pelaku Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari :
1. Pengguna Anggaran (PA)
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
4. Pejabat Pengadaan (PP)
5. Pokja Pemilihan
6. Agen Pengadaan
7. Penyelenggara Swakelola
8. Penyedia
Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Perangkat Daerah. Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) pada pelaksanaan APBN adalah pejabat yang memperoleh
kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah.
Sehubungan dengan beban tugas pekerjaan PPK, maka terdapat
pengelompokan PPK menjadi beberapa tipe PPK dengan masing-masing ruang
lingkup pekerjaan dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks yaitu
A. Simpulan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 merupakan bentuk tindak lanjut
dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dalam rangka
penyesuaian pengaturan penggunaan produk/jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil
serta Koperasi, dan pengaturan pengadaan jasa konstruksi yang pembiayaannya
bersumber dari APBN/APBD dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk
kemudahan berusaha. Faktor penting dalam pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah adalah Pelaku Pengadaan
Modul Pelaku Pengadaan Barang/Jasa memperkenalkan tentang siapa saja
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa yang terdiri dari PA, KPA, PPK, PP, Pokja
Pemilihan, Agen Pengadaan, Penyelenggara swakelola dan Penyedia dan
bagaimana tugas, kewenangan dan persyaratan para Pelaku Pengadaan
Barang/Jasa tersebut dalam proses Pengadaan Barang/Jasa.
B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan dapat memahami
khususnya dapat menjelaskan atau menerangkan dan menambah pengetahuan
tentang pelaku pengadaan barang/jasa.
C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tentang
pelaku pengadaan barang/jasa, maka setelah mempelajari modul ini peserta
pelatihan diharapkan dapat memperdalam pemahaman materi dengan mengikuti
pelatihan lanjutan/pelatihan kompetensi lainnya serta mempelajari berbagai
referensi yang berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa, baik melalui buku,
karya ilmiah maupun literatur lain.
MATERI 4:
PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK, SUMBER DAYA
MANUSIA DAN KELEMBAGAAN, PENGAWASAN, PENGADUAN, SANKSI DAN
PELAYANAN HUKUM
Oleh:
Raden Ari Widianto, S.H., M.E.
Budi Bowo Laksono, S.I.A., M.Ak.
Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya modul berjudul
Materi 4: Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik, Sumber Daya Manusia dan
Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan, Sanksi dan Pelayanan Hukum, dapat
diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan atas peran masukan dari berbagai pihak
dan melalui pembahasan yang intensif dengan para Widyaiswara lingkup Pusat
Pendidikan dan Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik, Sumber
Daya Manusia dan Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan, Sanksi dan Pelayanan
Hukum” untuk Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021 tanggal
22 April 2021 tentang Tim Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi
4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan
pengadaan barang/jasa pemerintah tingkat dasar. Acuan yang dapat digunakan para
peserta berkenaan dengan bagaimana seorang Pelaku Pengadaan dapat
mengimplementasikan Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik, memahami terkait
dengan SDM dan Kelembagaan dalam Proses PBJ dan juga mekanisme terkait
dengan pengawasan di dalam PBJ, pengaduan, penggunaan layanan penyelesaian
sengketa, pengenaan sanksi serta pemberian pembinaan kepada Penyedia. Isi
modul ini dengan mengacu pengaturan pengadaan barang/jasa yang tertuang dalam
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun
2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengdaaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini disusun oleh Raden Ari Widianto, S.H., M.E dan Budi Bowo
Laksono, S.I.A., M.Ak kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada Pimpinan LKPP dan semua pihak yang memberikan sumbangsih
masukan konstruktifnya. Diharapkan modul ini dapat membantu para peserta diklat
dalam memahami Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik, Sumber Daya
Manusia dan Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan, Sanksi dan Pelayanan
Hukum sehingga dalam pengelolaannya lebih profesional. Modul ini diharapkan
menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pelatihan
tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul. Demikian modul ini dibuat semoga bermanfaat
Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar i Materi 4: PBJ secara Elektronik, SDM dan
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ....................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat .............................................................................................. 2
C. Tujuan Pembelajaran ....................................................................................... 3
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ................................................................ 4
BAB II PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK ............................ 5
A. Uraian Materi .................................................................................................... 5
1. Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik ................................................ 5
2. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) ........................................ 14
B. Latihan............................................................................................................ 16
C. Rangkuman .................................................................................................... 16
D. Evaluasi Materi Pokok .................................................................................... 19
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 20
BAB III SUMBER DAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN ................................. 21
A. Uraian Materi .................................................................................................. 21
1. Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa ...................................... 21
2. Kompetensi Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa .................. 25
3. Kelembagaan ............................................................................................ 27
B. Latihan............................................................................................................ 30
C. Rangkuman .................................................................................................... 30
D. Evaluasi Materi Pokok .................................................................................... 32
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 33
BAB IV PENGAWASAN, PENGADUAN, SANKSI DAN PELAYANAN HUKUM
PADA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH ........................................... 34
A. Uraian Materi .................................................................................................. 34
1. Pengawasan Internal ................................................................................. 34
2. Pengaduan oleh Masyarakat ..................................................................... 36
3. Sanksi........................................................................................................ 37
4. Pelayanan Hukum ..................................................................................... 44
5. Penyelesaian Sengketa ............................................................................. 44
6. Pembinaan kepada Penyedia .................................................................... 45
B. Latihan............................................................................................................ 53
C. Rangkuman .................................................................................................... 53
D. Evaluasi Materi Pokok .................................................................................... 55
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 56
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 57
A. Simpulan ........................................................................................................ 57
B. Implikasi ......................................................................................................... 57
C. Tindak Lanjut .................................................................................................. 58
KUNCI JAWABAN................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 60
GLOSARIUM ........................................................................................................... 61
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar ii Materi 4: PBJ secara Elektronik, SDM dan
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
DAFTAR TABEL
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iii Materi 4: PBJ secara Elektronik, SDM dan
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
DAFTAR GAMBAR
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iv Materi 4: PBJ secara Elektronik, SDM dan
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar v Materi 4: PBJ secara Elektronik, SDM dan
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya inovasi di bidang Pengadaan, saat ini
telah semakin dikembangkan tersedianya infrastruktur teknis dan layanan
dkungan transaksi Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik di dalam ketentuan
Pasal 70 Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 dan juga Peraturan LKPP
yang merupakan turunan Perpres 12 tahun 2021 mengamanatkan Pengadaan
Barang/Jasa secara elektronik dengan memanfaatkan e-marketplace dimana e-
marketplace Pengadaan Barang/Jasa menyediakan infrakstruktur teknis dan
layanan dukungan transaksi bagi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dan
Penyedia berupa toko daring, katalog elektronik dan pemilihan penyedia. Dalam
melakukan pekerjaan sehari-hari, maka peserta sebagai insan yang bergerak di
bidang pengadaan tentunya akan menjumpai infrastruktur teknis dan layanan
dukungan transaksi tersebut. Sehingga, dibutuhkan adanya pemahaman
mengenai konsep dasar, dasar aturan dan juga mekanisme dari pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik yang sejatinya akan dijabarkan di dalam
modul ini. Harapannya, modul ini akan memberikan pemahaman yang
komprehensif terkait dengan cara melakukan Pengadaan Secara Elektronik yang
tentunya ruang lingkupnya mencakup semua bagian dari proses pengadaan
dimulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah.
Selain itu, regulasi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 beserta
peraturan LKPP turunannya, mencakup pula Sumber Daya Manusia (SDM) pada
Pasal 74 sampai dengan Pasal 74B dan kelembagaan pada Pasal 75.Sumber
Daya Manusia (SDM) PBJ sendiri telah mendapatkan perluasan cakupan yang
pada peraturan terbaru yang juga mencakup sumber daya perancang kebijakan
PBJ, pengelola sistem elektronik PBJ serta sumber daya pendukung ekosistem
PBJ. Selain itu, terdapat regulasi yang mengatur mengenai pengembangan
kompetensi SDM PBJ yang diatur, termasuk di dalamnya adalah Kompetensi PBJ
Level 1. Lebih lanjut, di dalam kelembagaan PBJ saat ini, regulasi yang ada
mengatur secara detil mengenai fungsi dan tugas dari UKPBJ hingga tingkat
maturitas dari kelembagaan PBJ.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 1
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Lebih lanjut dalam aspek Pengawasan, Pengaduan, Sanksi pada Pasal 78,
Pasal 80, Pasal 82 dan Pasal 83, Pelayanan Hukum Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah pada Pasal 85, yang mengalami perubahan tentunya berdampak
kepada peserta menjalankan tugas sehari-hari, terutama dengan fungsi, dan
struktur organisasi tempat peserta menjalankan tugas sehari-hari dan ketentuan
kompetensi yang dibutuhkan oleh peserta dalam menjalankan tugas sehari-hari
yang diamanatkan di dalam peraturan-peraturan tersebut menjadi penting.
Diperlukan adanya pemahaman terkait dengan mekanisme pengawasan sebagai
langkah untuk memastikan bahwa proses Pengadaan barang/Jasa yang dilakukan
dapat berjalan dengan risiko yang dapat dimitigasi. Selain itu, dalam hal terdapat
permasalahan hukum terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa yang membutuhkan
adanya pemahaman ketentuan baru di dalam Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2021 akan membantu peserta di dalam menjalankan tugasnya. Lebih lanjut
di dalam rentetan regulasi terbaru, diatur mengenai mekanisme pembinaan
terhadap penyedia, termasuk di antaranya adalah mekanisme pemberian
kesempatan kepada Penyedia, penilaian kinerja penyedia, hingga mekanisme
detil terkait dengan pengenaan sanksi daftar hitam.
Harapannya, modul ini dapat membantu memberikan pemahaman yang
komprehensif kepada peserta tentang Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan,
Pengawasan, Pengaduan, Sanksi dan Pelayanan Hukum di dalam proses
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
B. Deskripsi Singkat
Kemajuan teknologi informasi telah menyediakan sistem dan sarana dalam
menunjang proses pengadaan dari cara manual ke arah pengadaan secara
elektronik. Keberadaan sistem ini memberikan banyak manfaat kepada pelaku
pengadaan barang/jasa pemerintah berupa efisiensi, transparansi dan
akuntabilitas serta memberikan kesempatan yang luas kepada pelaku usaha untuk
berpartisipasi dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, selanjutnya disingkat
PBJP. Kesuksesan pelaksanaan PBJP perlu didukung oleh Sumber Daya
Manusia (SDM), kompetensi dan kelembagaan PBJP, sehingga perlu ditetapkan
kriteria dan kompetensi sumber daya manusia PBJP, cara pembentukan dan
tugas Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ).
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 2
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Selain itu, di dalam kegiatan PBJP, pengawasan diperlukan untuk
mengawasi kesesuaian hasil pelaksanaan terhadap perencanaan, prosedur dan
aturan yang berlaku. Apabila terdapat adanya indikasi penyimpangan maka perlu
adanya suatu mekanisme yang memfasilitasi pengaduan dari masyarakat.
Kemudian jika terbukti adanya pelanggaran, maka pelaku pengadaan baik dari
pihak penyedia atau dari pelaksana pengadaan dapat diberikan sanksi sesuai
dengan aturan yang berlaku. Demikian juga, SDM PBJP yang terkena
permasalahan hukum terkait pengadaan, maka berhak mendapatkan pelayanan
hukum. Lebih lanjut, dalam kegiatan PBJP, juga diperlukan pembinaan kepada
Pelaku Usaha mengingat bahwa penyedia sebagai pelaku pengadaan sangat
mempengaruhi/ menentukan hasil/output/target dari suatu pengadaan, baik dari
segi kualitas, kuantitas, waktu maupun lokasinya. Oleh karenanya diperlukan
suatu pembinaan secara menyeluruh sehingga barang/jasa yang disediakan akan
menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Bentuk pembinaan kepada Pelaku Usaha
antara lain pemberian peningkatan kapasitas, pemberian dukungan untuk
meningkatkan kemampuan, penilaian kinerja sebagai evaluasi sekaligus umpan
balik kepada Pelaku Usaha, serta pengenaan Sanksi Daftar Hitam.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembalajaran ini, peserta pelatihan diharapkan
mampu menjelaskan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik,
Sumber Daya Manusia, kompetensi, kelembagaan, pengawasan intern,
pengaduan oleh masyarakat, sanksi, pelayanan hukum bagi pelaku
Pengadaan Barang/Jasa.
.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembalajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat
mampu menjelaskan:
a. Sistem Informasi Pengadaan Barang/Jasa (SPSE dan Sistem
Pendukung)
b. Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik melalui E-marketplace
berupa Katalog Elektronik, Toko Dalam Jaringan (Toko Daring) dan
Pemilihan Penyedia
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 3
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
c. Fungsi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
d. Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia, Kedudukan,
Pembentukan dan Tugas Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, selanjutnya disingkat UKPBJ.
e. Pengawasan Intern dan Ruang Lingkup Kerja Pengawasan PBJ,
mekanisme dan proses pengaduan, sanksi terhadap pelaku pengadaan,
dan pelayanan hukum
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 4
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
BAB II
PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK
A. Uraian Materi
1. Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
Pengadaan barang/jasa secara elektronik adalah pengadaan
barang/jasa yang mengikuti ketentuan Peraturan Presiden tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan dilaksanakan dengan menggunakan teknologi
informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan aturan perundang-
undangan. Transaksi pengadaan secara elektronik dapat dilakukan antara
organisasi bisnis dengan bisnis yang lain, organisasi bisnis dengan konsumen
atau organisasi pemerintah dengan bisnis sebagai penyedia.
Berdasarkan ketentuan Pasal 69 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 beserta perubahannya terakhir dengan Peraturan presiden Nomor 12
Tahun 2021, menyatakan bahwa Penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa
dilakukan secara elektronik menggunakan sistem informasi yang terdiri atas
Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan sistem pendukung.
Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik mempunyai garis besar sebagai
berikut:
a. Penyelenggaraan Pengadaan barang/jasa secara elektronik
menggunakan sistem informasi yaitu SPSE dan Sistem Pendukungnya.
b. Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik memanfaatkan E-
marketplace meliputi katalog elektronik, Toko daring dan pemilihan
penyedia.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 6
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Pengadaan Barang/Jasa diatur dalam Pasal 71 ayat (1) Peraturan Presiden
Nomor 12 tahun 2021. Pedoman pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
melalui Penyedia meliputi kegiatan persiapan Pengadaan Barang/Jasa,
persiapan pemilihan Penyedia, pelaksanaan pemilihan Penyedia, Pengelolaan
Penyedia, sampai dengan Katalog Elektronik.
2) Persiapan Pengadaan
Persiapan Pengadaan dapat dilaksanakan setelah RKA-K/L disetujui
oleh DPR atau RKA Perangkat Daerah disetujui oleh DPRD. Persiapan
Pengadaan sendiri dilakukan setelah pengumuman RUP yang telah
ditetapkan. Untuk Pengadaan Barang/Jasa yang kontraknya harus
ditandatangani pada awal tahun, persiapan pengadaan dan/atau pemilihan
Penyedia dapat dilaksanakan setelah penetapan Pagu Anggaran K/L atau
persetujuan RKA Perangkat Daerah sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan. Persiapan Pengadaan dilakukan oleh PPK meliputi:
a) Penetapan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK).
b) Penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
c) Penetapan rancangan kontrak; dan/atau
d) Penetapan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan, sertifikat garansi, dan/atau penyesuaian
harga.
Disamping itu PPK melakukan identifikasi apakah barang/jasa yang
akan diadakan termasuk dalam kategori barang/jasa yang akan diadakan
melalui pengadaan langsung, E-purchasing, atau termasuk pengadaan
khusus. Yang termasuk pengadaan khusus, yaitu:
a) Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka Penanganan Keadaan
Darurat;
b) Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri;
c) Pengadaan Barang/Jasa yang masuk dalam Pengecualian;
d) Penelitian; atau
e) Tender/Seleksi Internasional dan Dana Pinjaman Luar Negeri atau
Hibah Luar Negeri.
3) Persiapan Pemilihan Penyedia
Persiapan pemilihan penyedia dilaksanakan oleh kelompok kerja
pemilihan/pejabat pengadaan setelah kelompok kerja pemilihan/pejabat
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 7
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
pengadaan melakukan review terhadap Spesifikasi Teknis/KAK, HPS,
Rancangan Kontrak, Uang Muka, Jaminan Uang Muka, Jaminan
Pelaksanaan, Jaminan Pemeliharaan, Sertifikat Garansi, dan/atau
Penyesuaian Harga, yang ditetapkan oleh PPK.
4) Pelaksanaan Pemilihan Penyedia
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia secara umum dilakukan oleh
kelompok kerja pemilihan terdiri atas pengumuman, penjelasan, pemasukan
penawaran, evaluasi dokumen penawaran, pengumuman pemenang dan
sanggah/sanggah banding.
5) Pelaksanaan Kontrak
Dalam pelaksanaan kontrak secara umum terdiri atas penetapan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dan penandatanganan kontrak terkait
penyusunan rancangan kontrak, eksekusi perikatan, administrasi kontrak
dapat dilakukan melalui E-kontrak.
6) Serah Terima Hasil Pekerjaan
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah diselesaikan secara
menyeluruh dengan melaksanakan serah terima hasil pekerjaan yang dapat
dilakukan secara elektronik.
7) Pengelolaan Penyedia
Pengelolaan penyedia merupakan aktifitas yang dapat dilakukan secara
terus menerus terhadap penyedia atau dilakukan secara berkala dengan
memanfaatkan Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP) atau yang biasa
juga disebut Vendor Management System (VMS) merupakan sebuah
subsistem dari Sistem Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik yang
digunakan untuk mengelola data/informasi mengenai riwayat kinerja dan/atau
data kualifikasi penyedia barang/jasa yang dikembangkan oleh LKPP. SiKaP
membantu proses identifikasi data penyedia, sehingga pemilihan penyedia
dapat dilakukan dengan cepat.
8) Katalog Elektronik (E-katalog)
Katalog Elektronik adalah sistem informasi elektronik yang memuat
informasi berupa daftar, jenis, spesifikasi teknis, Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN), produk dalam negeri, produk Standar Nasional Indonesia
(SNI), produk ramah lingkungan, negara asal, harga, Penyedia, dan informasi
lainnya terkait barang/jasa. Diharapkan dengan melakukan pengadaan
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 8
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
melalui E-katalog, suatu organisasi akan mendapatkan value for money dari
aktifitas pengadaan dengan memperoleh barang/jasa pada harga yang sebaik
mungkin dalam kerangka waktu yang tersedia. Pengadaan secara elektronik
memungkinkan untuk mencapai kebutuhan tersebut dan mampu mencapai
efisiensi waktu di dalam pengadaannya.
9) Toko Daring (Marketplace)
Toko Daring atau Toko Dalam Jaringan bisnis online adalah suatu
tempat terjadinya transaksi barang/jasa melalui sebuah sistem yang
memungkinkan penjual dan pembeli melakukan transaksi secara online.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 9
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
c) Katalog Elektronik Lokal
Katalog Elektronik Daerah adalah Katalog Elektronik yang disusun dan
dikelola oleh Pemerintah Daerah
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 10
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
2) Toko Daring
Di dalam Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019, dijelaskan
mengenai istilah PMSE (Perdagangan Melalui Sistem Elektrorik) yang mana
merupakan perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui perangkat dan
prosedur elektronik. Sedangkan Pelaku Usaha PMSE yang disebut PPMSE,
adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha yang berbentuk badan
hukum atau bukan badan hukum yang dapat berupa Pelaku Usaha Dalam
Negeri dan Pelaku Usaha Luar Negeri yang melakukan kegiatan usaha di
bidang PMSE. Ketika pembeli ingin mengetahui jenis produk atau barang
yang dibutuhkan, maka pembeli dapat melakukan penelaahan produk yang
dibutuhkan berdasarkan spesifikasi dan harga yang dicantumkan penjual di
toko daring. Demikian juga ketika pembeli ingin melakukan transaksi dapat
dilakukan dengan sistem pembayaran sejumlah dana ke penyedia dalam
jaringan.
Berdasarkan peraturan Lembaga Nomor 9 Tahun 2021 tentang Toko
Daring dan Katalog Elektronik Pengadaan barang/Jasa, Pelaku didalam
penyelenggaraan Toko Daring terdiri atas:
a) Kepala LKPP
b) Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE) yang
dapat berupa Marketplace dan Ritel Daring; dan
c) Pedagang (Merchant) / Penyedia
d) Pelaku pengadaan di dalam e-purchasing Toko Daring, terdiri atas:
(1) Pejabat Pembuat Komitmen
(2) Pejabat Pengadaan
PPMSE sebagai pelaku yang mengembangkan ekosistem Toko Daring
bagi pedagang yang menyediakan Barang/Jasa mempunyai kewajiban yang
meliputi:
a) Bertanggung jawab terhadap pemenuhan persyaratan Pedagang,
dalam hal PPMSE berupa marketplace;
b) Memastikan pemenuhan persyaratan barang/jasa;
c) Memastikan tindak lanjut pesanan atas pembelian melalui PPMSE;
d) Mengenakan sanksi kepada Pedagang sesuai syarat dan ketentuan
masing-masing PPMSE, dalam hal PPMSE berupa marketplace;
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 11
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
e) Mengembangkan sistem PPMSE sesuai dengan kebutuhan Toko
Daring; dan
f) Melakukan integrasi dan/atau pertukaran data transaksi
3) Pemilihan Penyedia
Pemilihan Penyedia secara elektronik dilakukan untuk pengadaan
langsung, penunjukan langsung, tender dan seleksi. Pemilihan Penyedia
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 13
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
secara elektronik merupakan tata cara pemilihan penyedia yang dapat diikuti
oleh semua penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan sesuai dengan
metode pemilihan di atas. Ruang lingkup Pemilihan Penyedia secara
elektronik meliputi proses pengumuman PBJ sampai dengan
penandatanganan kontrak. Pelaku yang terlibat dalam Pemilihan Penyedia
secara elektronik adalah Pejabat Pembuat Komitmen, UKPBJ/Kelompok Kerja
Pemilihan, Pejabat Pengadaan dan Pelaku Usaha/Penyedia. Pemilihan
Penyedia secara elektronik dilaksanakan dengan menggunakan sistem
pengadaan secara elektronik yang diselenggarakan oleh UKPBJ.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 15
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Gambar 2.4 Laman web Layanan Pengadaan Secara Elektronik
B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai Pengadaan secara elektronik,
Ada diminta untuk menjelaskan garis besar dari Pengadaan secara Elektronik dan
mengapa Pengadaan dilakukan secara elektronik!
Selain itu, mengapa Pengadaan Secara Elektronik mencakup toko daring,
katalog elektronik, Apa yang mendasari pengadaan dilakukan melalui toko daring
dan juga katalog elektronik!
C. Rangkuman
Pengadaan barang/jasa secara elektronik adalah pengadaan barang/jasa
yang mengikuti ketentuan Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan
transaksi elektronik sesuai dengan aturan perundang-undangan. Transaksi
pengadaan secara elektronik dapat dilakukan antara organisasi bisnis dengan
bisnis yang lain, organisasi bisnis dengan konsumen atau organisasi pemerintah
dengan bisnis sebagai penyedia.
Dalam rangka menyelenggarakan Pengadaan Barang/Jasa secara
elektronik, pemerintah menyediakan Sistem Informasi Pengadaan Nasional, terdiri
atas Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan Sistem Pendukungnya.
SPSE merupakan aplikasi elektronik yang dibuat dan dikembangkan oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Aplikasi ini
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 16
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
dapat digunakan oleh semua Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah di seluruh
Indonesia. Ruang lingkup SPSE terdiri atas:
1. Perencanaan Pengadaan
2. Persiapan Pengadaan
3. Persiapan Pemilihan Penyedia
4. Pemilihan Penyedia
5. Pelaksanaan Kontrak
6. Serah Terima Hasil Pekerjaan
7. Pengelolaan Penyedia
8. Katalog Elektronik
PBJ secara elektronik yang menfaatkan e-marketplace memanfaatkan 3
portal, yakni Katalog Elektronik, Toko Daring dan Pemilihan Penyedia, Kriteria
barang/jasa katalog elektronik meliputi:
1. Barang/jasa dibutuhkan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah.
2. Barang/jasa standar atau dapat distandarkan, yang merupakan barang/jasa
yang memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan sebagai acuan.
3. Kebutuhan barang/jasa bersifat berulang.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan katalog elektronik diatur
dengan Peraturan LKPP.
Di dalam pelaksanaan pengelolaan katalog elektronik, lingkup Aktivitas di
dalam pengelolaan katalog elektronik adalah Pencantuman informasi barang/jasa,
pembaharuan data, serta monitoring dan evaluasi di dalam kegiatan operasional
katalog elektronik. Katalog elektronik memuat informasi berupa daftar, jenis,
spesifikasi teknis, TKDN, produk dalam negeri, produk SNI, produk ramah
lingkungan hidup, negara asal, harga Penyedia, dan informasi lainnya terkait
barang/jasa. Pengelolaan Katalog Elektronik sendiri dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah atau LKPP.
Toko Daring atau Toko Dalam Jaringan bisnis online adalah suatu tempat
terjadinya transaksi barang/jasa melalui sebuah sistem yang memungkinkan
penjual dan pembeli melakukan transaksi secara online. Di dalam Pasal 1
Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019, dijelaskan mengenai istilah PMSE
(Perdangan Melalui Sistem Elektrorik) yang mana merupakan peprdagangan yang
transaksinya dilakukan melalui perangkat dan prosedur elektronik. Sedangkan
Pelaku Usaha PMSE yang disebut PPMSE, adalah setiap orang perseorangan
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 17
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
dapat berupa Pelaku Usaha Dalam Negeri dan Pelaku Usaha Luar Negeri dan
melakukan kegiatan usaha di bidang PMSE. Ketika pembeli ingin mengetahui
jenis produk atau barang yang dibutuhkan, maka pembeli dapat melakukan
penelaahan produk yang dibutuhkan berdasarkan spesifikasi dan harga yang
dicantumkan penjual di toko daring. Demikian juga ketika pembeli ingin melakukan
transaksi dapat dilakukan dengan sistem pembayaran sejumlah dana ke penyedia
dalam jaringan.
Pemilihan Penyedia secara elektronik dilakukan untuk pengadaan langsung,
penunjukan langsung, tender dan seleksi. Pemilihan Penyedia secara elektronik
merupakan tata cara pemilihan penyedia yang dapat diikuti oleh semua penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan sesuai dengan metode pemilihan di
atas. Ruang lingkup Pemilihan Penyedia secara elektronik meliputi proses
pengumuman PBJ sampai dengan penandatanganan kontrak. Pelaku yang terlibat
dalam Pemilihan Penyedia secara elektronik adalah Pejabat Pembuat Komitmen,
UKPBJ, Pejabat Pengadaan dan Pelaku Usaha.
Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah (K/L/PD) menyelenggarakan
fungsi layanan pengadaan secara elektronik. K/L/Pemerintah daerah yang belum
mempunyai LPSE dapat menggunakan fasilitas LPSE yang terdekat dengan
tempat kedudukannya untuk melaksanakan pengadaan secara elektronik. UKPBJ
memiliki fungsi layanan pengadaan secara elektronik memfasilitasi Pelaku
Pengadaan (Pejabat Pengadaan, PPK, dsb).
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 18
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
D. Evaluasi Materi Pokok
Berilah tanda X pada pilihan A, B, C, atau D!
1. Yang bukan merupakan Sistem Pendukung SPSE adalah …..
A. Portal Pengadaan Nasional
B. Monitoring dan Evaluasi
C. Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran.
D. Pengelolaan Sanggah
2. Katalog Katalog Elektronik yang disusun dan dikelola oleh Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) ….
A. Katalog Nasional
B. Katalog Sektoral
C. Katalog Lokal
D. Toko Daring
3. Yang bukan merupakan tanggung jawab dari Penyedia Katalog Elektronik
adalah….
A. Pelaksanaan surat pesanan E-purchasing Katalog
B. Seluruh informasi barang/jasa dan substansi lainnya yang ditawarkan dan
diunggah pada Katalog Elektronik
C. Pengiriman Barang Substitusi yang tidak terdapat di Katalog Elektronik
D. Tindak lanjut laporan dan pengaduan barang/jasa yang diunggah pada
Katalog Elektronik dan dikirimkan ke Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat
Pengadaan
4. Yang bukan merupakan kriteria Barang Jasa yang ditransaksikan melalui
Toko Daring adalah…..
A. Standar atau dapat distandarkan
B. Dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan
C. Memiliki sifat risiko rendah
D. Harga Sudah terbentuk di pasar
5. Yang bukan merupakan tujuan diadakannya PBJ secara elektronik yaitu
untuk meningkatkan…..
A. Transapransi dan akutanbilitas
B. Akses pasar dan persaingan usaha yang sehat
C. Efisiensi proses pengadaan
D. Pembuatan repositori pasar pengadaan
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 19
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 20
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
BAB III
SUMBER DAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN
A. Uraian Materi
1. Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa
Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Sumber Daya Manusia
(SDM) Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas:
a. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa;
b. Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem Pengadaan
Barang/Jasa; dan
c. Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa.
Selanjutnya Sumber Daya Manusia pengadaan di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa.
Yang dimaksud dengan Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan
Barang/Jasa yang melaksanakan fungsi pengadaan barang/jasa di lingkungan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Sumber Daya Pengelola Fungsi
Pengadaan Barang/Jasa sendiri terdiri atas Pengelola PBJ dan Personel
Lainnya. Sumber Daya Pengelola. Fungsi Pengadaan Barang/Jasa
berkedudukan di UKPBJ. Atas dasar pertimbangan kewenangan, Sumber
Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa yang ditugaskan sebagai
PPK dapat berkedudukan di luar UKPBJ.
1) Pengelola PBJ
Pada K/L/PD pengelola pengadaan berasal dari ASN atau PNS.
Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(PPBJP) adalah personel yang mempunyai tugas untuk melaksanakan
pelayanan berdasarkan profesi jabatan fungsional keahlian dan/atau
keterampilan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa yang wajib dimiliki oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah diberi tugas, tanggung jawab,
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 21
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
wewenang dan hak secara penuh sebagai Kelompok Kerja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan.
Selain itu Pengelola Pengadaan dapat ditugaskan sebagai PPK,
membantu PA/KPA, melaksanakan persiapan pencantuman barang/jasa
dalam katalog elektronik, dan ditugaskan sebagai Sumber Daya Pendukung
Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah yang wajib memiliki Pengelola Pengadaan Barang/Jasa menyusun
rencana aksi pemenuhan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Dalam hal
jumlah Pengelola Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah belum mencukupi sesuai rencana
aksi pemenuhan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, maka:
a) Pelaksanaan tugas Pokja Pemilihan dilakukan dengan ketentuan:
(1) Pokja Pemilihan untuk setiap paket pengadaan, wajib
beranggotakan sekurang-kurangnya 1 (satu) Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa; dan
(2) Anggota Pokja Pemilihan selain Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang memiliki sertifikat
kompetensi, dan/atau sertifikat keahlian tingkat dasar/level-1 di bidang
Pengadaan Barang/Jasa.
b) Pelaksanaan tugas Pejabat Pengadaan yang tidak dapat dilakukan oleh
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, dilakukan oleh Pegawai Negeri
Sipil yang memiliki sertifikat kompetensi dan/atau sertifikat keahlian
tingkat dasar/level-1 di bidang Pengadaan Barang/Jasa.
Dalam hal Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah belum memiliki
Pengelola pengadaan Barang/Jasa, sampai tersedianya Pengelola
Pengadaan berdasarkan rencana aksi pemenuhan Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa, pelaksanaan tugas pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
dilaksanakan oleh:
a) Pegawai Negeri Sipil yang memiliki sertifikat kompetensi dan/atau
sertifikat keahlian tingkat dasar/level-1 di bidang Pengadaair
Barang/Jasa; dan/atau
b) Agen Pengadaan.
Pengangkatan pengelola pengadaan dilakukan dengan mekanisme
pengangkatan pertama, perpindahan dari jabatan lainnya atau penyesuaian.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 22
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
PPBJP di lingkungan Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah adalah
Pejabat Fungsional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengadaan
barang/jasa. Tugas pokok melaksanakan pengadaan barang/jasa dalam hal
ini meliputi perencanaan pengadaan, pemilihan penyedia, pelaksanaan
kontrak sampai dengan selesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh
barang/jasa Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kewajiban memiliki Pengelola Pengadaan dikecualikan untuk
Kementerian/Lembaga dalam hal:
a) Nilai atau jumlah paket pengadaan di Kementerian/Lembaga tidak
mencukupi untuk memenuhi pencapaian batas angka kredit minimum
pertahun bagi Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; atau
b) Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa dilakukan oleh
prajurit Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
2) Personil lainnya
Pengelola pengadaan yang dikecualikan pada kewajiban diatas,
dilakukan oleh Personil Lainnya, sebagaimana diatur dalam Pasal 74A ayat
(5) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021. Personel Lainnya wajib
memiliki sertifikat kompetensi di bidang Pengadaan Barang/Jasa. Dalam hal
Personel Lainnya belum memiliki sertifikat kompetensi di bidang Pengadaan
Barang/Jasa, Personel lainnya wajib memiliki sertifikat Pengadaan
Barang/Jasa tingkat dasar/level-1.
Sumber daya manusia pengelola pengadaan barang/jasa pemerintah
dalam hal ini meliputi:
a) PPK;
b) Pokja Pemilihan;
c) Pejabat Pengadaan;
Adapun jenjang jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
terdiri dari tiga penjenjangan yaitu:
a) Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pertama
b) Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Muda
c) Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Madya
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 23
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Pengangkatan dalam jabatan fungsional PBJ dilakukan melalui
mekanisme peraturan perundang-undangan yang berlaku (Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (PermenPAN) Nomor 29 tahun 2020,
tentang Jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang Jasa dan Angka
Kreditnya).
Jabatan Fungsional Sumber Daya Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
tersebut, wajib memiliki kompetensi di bidang Pengadaan Barang/Jasa yang
mengacu kepada Standar Kompetensi yang mengacu pada Kamus
Kompetensi Teknis PBJ yang terdiri atas Standar Kompetensi Level 1,
Standar Kompetensi JF PPBJ dan Standar Kompetensi Personel Lainnya.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 25
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Selain itu, terkait dengan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional
PPBJ, diharapkan SDM PBJ juga memiliki 2 kompetensi lain, yakni
Kompetensi Manajerial dan Kompetensi Sosial Kultural.
Lebih Lanjut, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021
Pasal 74A dan Pasal 74B, terdapat Standar Kompetensi Level-1 yang menjadi
kewajiban dari Pengelola Pengadaan selaku Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan dan juga Personil lainnya. Standar Kompetensi Level-1 tersebut
mencakup Pengetahuan tekait dengan Manajemen Rantai Pasok (Supply
Chain Management) dan Pengantar Pengadaan barang/Jasa yang terdiri dari:
a. Definisi Pengadaan Barang/Jasa
b. Ruang Lingkup Pengadaan Barang/Jasa
c. Tujuan Pengadaan Barang/Jasa
d. Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
e. Prinsip Pengadaan Barang/Jasa
f. Etika Pengadaan Barang/Jasa
g. Aspek Hukum Pengadaan Barang/Jasa
h. Pelaku Pengadaan Barang/Jasa
i. Peran Usaha Kecil, Penggunaan Produk Dalam Negeri, dan Pengadaan
Berkelanjutan
j. Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
k. Ketentuan Mengenai Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Pengadaan Barang/Jasa
l. Pengawasan, Pengaduan, Sanksi dan Pelayanan Hukum, dalam
Pengadaan Barang/Jasa.
Terkait dengan Standar Kompetensi bagi personel lainnya, standar
kompetensi yang mengatur personelnya meliputi:
a. Standar Kompetensi PPK;
b. Standar Kompetensi Pejabat Pengadaan;
c. Standar Kompetensi Pokja Pemilihan;
d. Standar Kompetensi Kepala UKPBJ; dan
e. Standar Kompetensi Pengelola LPSE.
3. Kelembagaan
Manajemen Kelembagaan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (PBJP)
yang diimplementasikan dalam bentuk Unit Kerja Pengadaan Barang Jasa
(UKPBJ) memiliki tugas menyelenggarakan dukungan pengadaan pada
K/L/PD.
Pembentukan UKPBJ yang permanen akan membantu pelaku
pengadaan dalam mengidentifikasi siapa yang melakukan apa? Memudahkan
koordinasi, memudahkan pengelolaan pekerjaan, menjadikan fungsi
pengadaan sebagai lembaga yang independen, mandiri dan kredibel.
UKPBJ diharapkan menjadi pusat keunggulan atau Centre of
Excellence (CoE) Pengadaan Barang/Jasa yang diharapkan memaksimalkan
fungsi pengadaan dalam organisasi. Sehingga untuk mencapai keberhasilan
dalam proses Pengadaan Barang/Jasa maka diperlukan komitmen,
profesionalitas, integritas SDM Pengadaan, keterlibatan secara aktif dari
pimpinan, dan inovasi yang terlibat di dalam UKPBJ.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 27
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Dasar Pembentukan UKPBJ adalah Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 sebagaimana telah dirubah di dalam Peraturan Presiden Nomor
12 Tahun 2021. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) adalah
organisasi pemerintah yang dibentuk oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah dimana tugas UKPBJ adalah menyelenggarakan dukungan
Pengadaan Barang/Jasa pada Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah.
Untuk dapat membentuk UKPBJ, maka pembentukannya berpedoman
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka
melaksanakan tugas tersebut di atas, maka fungsi UKPBJ meliputi:
a. Pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa
b. Pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik
c. Pembinaan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Pengadaan
Barang/Jasa
d. Pelaksanaan pendampingan, konsultasi, dan/atau bimbingan teknis
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh menteri/kepala
lembaga/kepala daerah.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 29
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
d. Strategis, yaitu UKPBJ yang melakukan pengelolaan pengadaan
inovatif, terintegrasi dan strategis untuk mendukung pencapaian kinerja
organisasi; dan
e. Unggul, yaitu UKPBJ yang senantiasa melakukan penciptaan nilai
tambah dan penerapan praktik terbaik Pengadaan Barang/Jasa yang
berkelanjutan sehingga menjadi panutan dan mentor untuk UKPBJ
lainnya.
Melihat penjabaran dari tingkat kematangan tertinggi, UKPBJ yang
mencapai kematangan unggul tentunya akan selalu menciptakan nilai tambah
(value creation) yang tentunya dapat memberikan dan merumuskan
penerapan praktik terbaik (best practice) Pengadaan Barang/Jasa. Hal itu,
tentunya akan memberikan nilai tambah dalam jangka panjang dalam
penegakan tujuan Pengadaan Barang/Jasa yang akan memberikan manfaat
yang sangat besar bagi Indonesia.
B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai Sumber Daya Manusia dan
kelembagaan, Anda diminta untuk menjelaskan garis besar dari Sumber Daya
Manusia dan Kelembagaan dibidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, serta
jelaskan peranan strategis yang dibutuhkan untuk mencapai SDM dan
Kelembagaan yang unggul bagi Pengadaan Barang/Jasa menurut pemahaman
Anda!
C. Rangkuman
Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas:
1. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa;
2. Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem Pengadaan Barang/Jasa;
dan
3. Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa
Yang dimaksud dengan Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan
Barang/Jasa yang melaksanakan fungsi pengadaan barang/jasa di lingkungan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Sumber Daya Pengelola Fungsi
Pengadaan Barang/Jasa sendiri terdiri atas Pengelola PBJ dan Personel Lainnya.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 30
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Sumber daya Perancang Kebiajakan dan Sistem Pengadaan Barang/Jasa
merupakan sumber daya manusia yang melaksanakan perancang kebijakan dan
pengembangan sistem pengadaan barang/jasa. Sebagai Sumber Daya Perancang
Kebijakan dan Sistem Pengadaan Barang/Jasa, diharapkan individu tersebut
memiliki kompetensi untuk mengkaji dan menganalisis kebijakan atau
pembentukan peraturan perundang-undangan serta kompetensi mengembangan
sistem informasi pengadaan barang/jasa.
Sumber daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa merupakan
sumber daya manusia yang terdiri dari berbagai keahlian tertentu dalam
mendukung pelaksaanaan proses Pengadaan Barang/Jasa, paling sedikit terdiri
atas fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Advokasi dan pendampingan pengadaan barang/jasa;
2. Probity Advisor;
3. Mediator, Konsoliator, dan Arbiter pada Layanan Penyelesaian Sengketa
Kontrak;
4. Pemberi Keterangan Ahli (PKA);
5. Anggota Dewan Sengketa Non Konstruksi; dan
6. Anggota Dewan Sengketa Konstruksi
Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah harus memiliki
kompetensi di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Kompetensi di bidang
PBJP sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan pengadaan barang/jasa
secara produktif, dalam arti efektif, efisien dan berkualitas.
Standar Kompetensi adalah standar kemampuan yang disyaratkan untuk
dapat melakukan pengadaan barang/jasa yang menyangkut aspek pengetahuan,
keterampilan/keahlian, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Pelaku pengadaan perlu memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan
sertifikasi yang wajib dimiliki sesuai pekerjaan yang ditugaskan.
Manajemen Kelembagaan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (PBJP)
yang diimplementasikan dalam bentuk Unit Kerja Pengadaan Barang Jasa
(UKPBJ) yang memiliki tugas menyelenggarakan dukungan pengadaan pada
K/L/PD.
UKPBJ diharapkan menjadi pusat keunggulan atau Centre of Excellence
(CoE) Pengadaan Barang/Jasa yang diharapkan memaksimalkan fungsi
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 31
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
pengadaan dalam organisasi. Sehingga untuk mencapai keberhasilan dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa maka diperlukan komitmen, profesionalitas,
integritas SDM Pengadaan, keterlibatan secara aktif dari pimpinan, dan inovasi
yang terlibat di dalam UKPBJ.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 32
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
5. Berikut ini adalah tingkat kematangan UKPBJ:
1. Strategis
2. Insiasi
3. Unggul
4. Esensi
5. Proaktif
Urutan Tingkat Kematangan UKPBJ yang benar adalah…..
A. 5-4-1-3-2
B. 1-2-3-4-5
C. 4-1-3-2-5
D. 2-4-5-1-3
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok 2. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda
kuasai.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 33
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
BAB IV
PENGAWASAN, PENGADUAN, SANKSI DAN PELAYANAN HUKUM
PADA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
A. Uraian Materi
1. Pengawasan Internal
Pengawasan internal/intern merupakan seluruh proses kegiatan audit,
reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan
keyakinan memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok
ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008).
Penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi di maksud adalah
penyelenggaraan tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah yaitu
Kementerian/Lembaga dan Organisasi Perangkat Daerah pada Pemerintahan
Daerah. Pengawasan intern dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP. APIP dalam hal ini adalah:
a. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern pada Kementerian/Lembaga
b. Inspektorat Provinsi pada Pemerintah Provinsi
c. Inspektorat Kabupaten/Kota pada Pemerintah Kabupaten/Kota
Pengawasan internal yang dapat dilakukan APIP terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi adalah sebagai berikut:
a. Audit, adalah evaluasi terhadap suatu organisasi, sistema, atau proses
atau produk yaitu dengan membandingkan antara kondisi/fakta dengan
kriteria (regulasi, kebijakan, atau krteria lain yang ditetapkan bersama)
misalnya, audit atas laporan keuangan, audit terhadap pegawai yang
melaksanakan pelanggaran integritas,dll
b. Reviu, adalah penelusuran atau penelaahan kembali atas suatu hal atau
proses, misalnya reviu terhadap kebijakan yang ada karena adanya
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 34
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
perubahan kebijakan perundangan yang lebih tinggi atau terbarunya
informasi tehnologi. Reviu juga dapat dilakukan terhadap proses yang
sedang berjalan untuk memastikan bahwa proses telah dilaksanakan
sesuai dengan aturan/prosedur yang ditetapkan.
c. Evaluasi adalah proses yang dilakukan secara teratur dan sistematis
komparasi antara standar atau kriteria yang telah ditentukan dengan
hasil yang diperoleh (program/aktivitas). Dari hasil komparasi kemudian
disusun simpulan dan saran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh seseorang
dengan posisi lebih tinggi dan ditujukan kepada posisi yang lebih rendah
baik secara struktural maupun kemampuan.
d. Evaluasi pada umumnya dilakukan melihat suatu kinerja (performance)
aktivitas atau program.
e. Kegiatan pengawasan lainnya, antara lain menciptakan sistem kendali
dalam upaya memitigasi risiko dari suatu proses/aktivitas berupa
kebijakan atau prosedur, bahkan dengan suatu aplikasi, misalnya
penyelenggaraan whistleblowing systems yang dilaksanakan oleh setiap
Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah.
Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah sebagian kegiatan yang
menunjang penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Oleh
karenanya kegiatan pengawasan intern dalam pengadaan barang/jasa dapat
dilakukan dengan berbagai cara baik, audit, reviu, evaluasi, maupun dengan
kegiatan pengawasan lainnya.
SPSE yang telah dikembangkan oleh LKPP mengakomodir fungsi audit
secara elektronik. Aplikasi ini dapat digunakan oleh para APIP, namun
demikian, saat ini hanya dapat digunakan untuk melakukan pengawasan
terhadap proses pemilihan penyedia.
Pengawasan PBJ dapat dilakukan sejak perencanaan, persiapan,
pemilihan penyedia, pelaksanaan kontrak, dan serah terima pekerjaan,
dengan ruang lingkup yang meliputi:
1) Pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-besarnya
2) Kepatuhan terhadap peraturan
3) Pencapaian TKDN
4) Penggunaan produk dalam negeri
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 35
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
5) Pencadangan dan peruntukkan paket untuk usaha kecil; dan
6) Pengadaan berkelanjutan
Dalam melaksanakan fungsinya APIP setiap K/L/Pemerintah Daerah
dapat melakukan bersama dengan Kementerian teknis terkait atau lembaga
yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nacsonal. Misal
APIP LKPP melakukan audit E-Katalog bersama dengan BPKP. Hasil
pengawasan PBJ akan digunakan sebagai alat pengendalian dalam
pelaksanaan PBJ selanjutnya.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 36
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
saluran pengaduan (whistleblowing system, e-Pengaduan, atau aplikasi
dengan nama lainnya).
b. Masyarakat umum yang menyampaikan pengaduan terkait PBJ kepada
Aparat Penegak Hukum, Aparat Penegak Hukum meneruskan kepada
APIP Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
c. APIP Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah harus menidaklanjuti
pengaduan tersebut dengan cara audit, reviu, atau evaluasi, sesuai
dengan substansi pengaduannya, dengan membuat laporan sesuai
dengan standar pelaporan APIP.
d. Laporan hasil audit, reviu, atau evaluasi disampaikan kepada
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
e. Dalam hal laporan hasil hasil audit/reviu/evaluasi terindikasi KKN yang
merugikan keuangan negara, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
menyampaikan laporan kepada Instansi yang berwenang.
3. Sanksi
Sanksi dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat
dikenakan kepada peserta pemilihan, pemenang pemilihan, penyedia, baik
dalam proses pemilihan atau katalog dan dapat juga dikenakan kepada
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 37
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan yang melakukan perbuatan
atau tindakan dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah.
Penetapan sanksi dilakukan oleh PA/KPA atau usulan Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen Pengadaan dalam proses pemilihan
penyedia non katalog atau Usulan PPK dalam proses penerbitan SPPBJ atau
pelaksanaan kontrak.
Sedangkan sanksi kepada peserta pemilihan, penyedia dalam proses
pemilihan penyedia katalog dan E-purchasing ditetapkan oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah atas usulan Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
dan/atau PPK.
Sanksi yang diberikan kepada peserta pemilihan, pemenang pemilihan
dan penyedia dapat berupa:
a. Sanksi digugurkan dalam pemilihan;
b. Sanksi pencairan jaminan;
c. Sanksi daftar hitam;
d. Sanksi ganti kerugian;
e. Sanksi denda;
f. penghentian sementara dalam sistem transaksi E-purchasing, dan/atau
g. Sanksi penurunan pencantuman penyedia di dalami E-katalog.
Sanksi yang diberikan kepada PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/Pokja
Pemilihan berupa sanksi administratif, hukuman disipilin baik ringan, sedang,
bahkan berat.
Peserta pemilihan atau Penyedia yang terkena sanksi Daftar Hitam
akan diumumkan secara nasional dalam Daftar Hitam Nasional yang
diselenggarakan oleh LKPP. Perbuatan atau tindakan pelaku pengadaan
sebagai peserta pemilihan, pemenang pemilihan, penyedia disajikan pada
tabel 4.1.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 38
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Tabel 4.1 Pelanggaran dan Sanksi dalam Proses PBJ
Sanksi
Proses PBJ No Pelanggaran Sanksi
Kepada
Pengenaan Sanksi atas Usulan Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen
Pengadaan
Pemilihan Peserta 1 Dokumen atau 1. Digugurkan dalam
Penyedia Pemilihan keterangan pemilihan
palsu/tidak benar 2. Pencairan jaminan
2 Indikasi penawaran dan
Persengkongkolan 3. Daftar hitam (2 tahun)
3 Indikasi KKN
4 Mengundurkan diri, 1. Pencairan jaminan
alasan yang tidak penawaran dan
bisa diterima 2. Daftar hitam (1 tahun)
Pengenaan Sanksi atas Usulan PPK
Penerbitan Pemenang 1 Mengundurkan diri 1. Pencairan jaminan
SPPBJ Pemilihan sebelum penawaran dan
penandatanganan 2. Daftar hitam (1 tahun)
kontrak
Pelaksanaan Penyedia 1 Tidak melaksanakan 1. Pencairan jaminan
Kontrak kontrak, tidak pelaksanaan/jaminan
menyelesaikan pemeliharaan dan
pekerjaan, atau tidak 2. daftar hitam (1 tahun)
melaksanakan
kewajiban dalam
masa pemeliharaan.
2 Menyebabkan Ganti kerugian sebesar
kegagalan bangunan nilai kerugian yang
ditimbulkan
3 Menyerahkan Ganti kerugian sebesar
Jaminan yang tidak nilai kerugian yang
dapat dicairkan ditimbulkan
4 Melakukan Ganti kerugian sebesar
kesalahan dalam nilai kerugian yang
perhitungan volume ditimbulkan
hasil pekerjaan
berdasarkan hasil
audit
5 Menyerahkan Ganti kerugian sebesar
barang/jasa yang nilai kerugian yang
kualitasnya tidak ditimbulkan
sesuai dengan
Kontrak berdasarkan
hasil audit
6 Terlambat Denda keterlambatan
menyelesaikan sebesar 10/00 (satu permil)
pekerjaan sesuai dari nilai kontrak atau nilai
dengan bagian kontrak untuk
Kontrak setiap hari keterlambatan
(tidak termasuk PPN).
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 39
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Perbuatan atau tindakan pelaku pengadaan sebagai peserta pemilihan,
pemenang pemilihan penyedia pada proses Katalog dan E-purchasing
disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pelanggaran dan Sanksi dalam Proses Katalog dan E-purchasing
Sanksi
Proses No Pelanggaran Sanksi
Kepada
Pengenaan Sanksi atas Usulan Pokja Pemilihan/ Pejabat Pengadaan/Agen
Pengadaan
Pemilihan Peserta 1 menyampaikan
Penyedia Pemilihan dokumen atau
Katalog keterangan
palsu/tidak benar
untuk memenuhi
persyaratan yang
ditentukan di dalam 1. Digugurkan dalam
dokumen pemilihan pemilihan dan
2 terindikasi melakukan 2. daftar hitam (2
persekongkolan tahun)
dengan peserta lain
untuk mengatur
harga penawaran
3 terindikasi melakukan
KKN dalam pemilihan
Penyedia
4 mengundurkan diri
dengan alasan yang
tidak dapat diterima
Pokja Pemilihan. Daftar hitam (1 tahun)
5 Tidak
menandatangani
kontrak katalog.
Pengenaan Sanksi atas Usulan PPK
E-purchasing Penyedia 1 Tidak memenuhi Penurunan
kewajiban dalam pencantuman
kontrak pada katalog Penyedia dari katalog
elektronik elektronik selama 1
(satu) tahun.
2 Tidak memenuhi Penghentian
kewajiban dalam sementara dalam
kontrak pada surat sistem transaksi E-
pesanan purchasing selama 6
(enam) bulan
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 40
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Perbuatan atau tindakan pelaku pengadaan sebagai PA/KPA/PPK/Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan pada proses pengadaan barang/jasa pemerintah dan
proses katalog dan E-purchasing disajikan pada tabel 4.3
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 41
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Tabel 4.4 Pelanggaran dan Sanksi Terhadap Pelaku Pengadaan sesuai Proses
Pengadaan
Tipe
No Sanksi Keterangan
Swakelola
1 Tipe I Pembatalan Sanksi dapat dikenakan kepada
sebagai Penyelenggara Swakelola atas adanya
penyelenggara pelanggaran penyelenggaraan Swakelola
swakelola berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh
PPK terhadap Penyelenggara Swakelola.
Penilaian PPK terhadap Penyelenggara
Swakelola dapat berdasarkan atas
penilaian PPK . Pengenaan sanksi sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.
2 Tipe II Pembatalan Sanksi dapat dikenakan kepada
sebagai Penyelenggara Swakelola atas adanya
Pelaksana pelanggaran penyelenggaraan Swakelola
Swakelola berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh
PPK terhadap Penyelenggara Swakelola.
3 Tipe III Penilaian PPK terhadap Penyelenggara
Swakelola dapat berdasarkan atas
penilaian PPK mandiri, ataupun laporan tim
pengawas kepada PPK. Pengenaan sanksi
sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam kontrak
4 Tipe IV Sanksi dapat dikenakan kepada
Penyelenggara Swakelola atas adanya
pelanggaran penyelenggaraan Swakelola
berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh
PPK terhadap Penyelenggara Swakelola.
Pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 42
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Terhadap peserta pemilihan/penyedia dapat pula dikenakan sanksi
daftar hitam yang berupa larangan mengikuti Pengadaan Barang/Jasa di
seluruh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah dalam jangka waktu
tertentu. Perbuatan atau tindakan peserta pemiihan/penyedia yang dikenakan
sanksi daftar hitam, yaitu:
a. Peserta Pemilihan menyampaikan dokumen atau keterangan
palsu/tidak benar untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
Dokumen Pemilihan;
b. Peserta Pemilihan terindikasi melakukan persekongkolan dengan
peserta lain untuk mengatur harga penawaran;
c. Peserta Pemilihan terindikasi melakukan Korupsi, Kolusi, dan/atau
Nepotisme (KKN) dalam pemilihan Penyedia;
d. Peserta Pemilihan yang mengundurkan diri dengan alasan yang tidak
dapat diterima Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen Pengadaan;
e. Peserta Pemilihan yang tidak menandatangani kontrak katalog;
f. Pemenang Pemilihan yang mengundurkan diri sebelum
penandatanganan Kontrak dengan alasan yang tidak dapat diterima
oleh PPK;
g. Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak menyelesaikan
pekerjaan, atau dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK
yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia Barang/Jasa; atau
h. Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan
sebagaimana mestinya.
Sanksi daftar hitam berlaku juga bagi peserta yang bergabung dalam
satu konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerja sama lain.
Pengenaan sanksi daftar hitam terhadap peserta pemilihan/penyedia
mengacu pada perjanjian konsorsium/kerja sama operasi/ kemitraan/bentuk
kerja sama lain, yaitu:
a. Sanksi daftar hitam yang dikenakan kepada kantor pusat perusahaan
berlaku juga untuk seluruh kantor cabang/perwakilan perusahaan.
b. Sanksi daftar hitam yang dikenakan kepada kantor cabang/perwakilan
perusahaan berlaku juga untuk kantor cabang/perwakilan lainnya dan
kantor pusat perusahaan.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 43
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
c. Sanksi daftar hitam yang dikenakan kepada perusahaan induk tidak berlaku
untuk anak perusahaan.
d. Sanksi daftar hitam yang dikenakan kepada anak perusahaan tidak berlaku
untuk perusahaan induk.
4. Pelayanan Hukum
Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam pelaksanaannya
terlepas dari permasalahan hukum yang disebabkan oleh pelanggaran,
sengketa kontrak dan tindakan-tindakan penyimpangan (penyuapan,
mengurangi kualitas dan kuantitas, kolusi pengelembungan harga) yang
akhirnya berujung pada persoalan hukum perdata atau hukum pidana.
Oleh karena itu perlu adanya pelayanan terhadap pelaku pengadaan
yang telah bersungguh-sungguh dan penuh dedikasi melaksanakan tugas,
pokok dan fungsi (tupoksi)nya dalam kegiatan pengadaan barang/jasa
Pemerintah, tetapi terkena permasalahan hukum. Selain itu perlu diberikan
petunjuk terhadap penyelesaian sengketa kontrak, untuk memberikan rasa
aman, nyaman dan perlindungan hukum kepada pelaku pengadaan
barang/jasa pemerintah.
Pelayanan hukum bagi pelaku pengadaan yang terkena permasalahan
hukum dalam kegiatan PBJP yang dalam hal ini adalah PA/KPA/PPK/Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan wajib diberikan oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
Pelayanan hukum sebagaimana dimaksud di atas diberikan sejak
proses penyelidikan hingga tahap putusan pengadilan. Pelayanan hukum
tidak berlaku bagi pelaku pengadaan selaku penyedia organisasi
kemasyarakatan, kelompok masyarakat penyelenggara swakelola, dan Agen
Pengadaan Perorangan atau berbentuk Badan Usaha.
5. Penyelesaian Sengketa
Sesuai Pasal 85 Peraturan Presiden 16 Tahun 2018 sebagaimana
diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 menyatakan bahwa
penyelesaian sengketa kontrak antara PPK dan Penyedia dalam pelaksanaan
Kontrak dapat dilakukan melalui layanan penyelesaian sengketa kontrak,
arbitrase, Dewan Sengketa Konstruksi, atau penyelesaian melalui pengadilan.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 44
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Ketentuan mengenai Dewan Sengketa Konstruksi diatur dengan peraturan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat.
Pemilihan metode penyelesaian sengketa mempunyai karakteristik
masing-masing dimana pemilihannya akan sangat bergantung kepada
kebijakan setiap organisasi. Pada penyelesaian perselisihan melalui
pengadilan (litigasi), salah satu pihak membawa kasus perselisihan ke
pengadilan umum untuk diselesaikan secara hukum. Alternatif lain adalah
menyelesaikan persengketaaan melalui arbitrase dimana penyelesaian
sengketa dilakukan oleh badan swasta yang dilakukan di luar mahkamah
seperti, Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) atau Arbitrase
Internasional yang ada di negara-negara lain.
Dalam rangka mencegah kerugian yang lebih besar disebabkan oleh
proses penyelesaian sengketa yang panjang dan juga biaya yang ditimbulkan,
maka sebaiknya dilakukan melalui mediasi, negosiasi dan konsolidasi
sebelum masuk ke penyelesaian melalui arbitrase dan litigasi.
Selanjutnya, LKPP menyelenggarakan layanan alternatif penyelesaian
sengketa sebagaimana dimaksud di atas berupa Layanan Penyelesaian
Sengketa Pengadaan Barang/Jasa. Layanan ini ditetapkan berdasarkan
Peraturan Lembaga Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Layanan Penyelesaian
Sengketa Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak adalah layanan yang
ditetapkan sebagai alternatif penyelesaian sengketa kontrak PBJP.
Sengketa Kontrak yang dimaksud adalah perselisihan yang timbul
dimulai dari penandatangan kontrak hingga berakhirnya kontrak pengadaan
barang/jasa pemerintah antara pemilik pekerjaan dan pelaksana pekerjaan
yang terikat hubungan kontraktual dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 45
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Pemerintah yang disertai usaha perbaikan dan penyempurnaan yang
dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Dengan adanya pembinaan pelaku usaha, diharapkan output yang
diberikan oleh Pelaku Usaha dapat memberikan manfaat yang maksimal
terhadap Pemerintah selaku user dari barang/jasa pelaku usaha serta
memberikan mekanisme sanksi yang lebih jelas bagi Pelaku Usaha. Ruang
lingkup dari pembinaan kepada penyedia meliputi:
a. Pemberian peningkatan kapasitas Pelaku Usaha
b. Pemberian dukungan
c. Penilian Kinerja Penyedia Barang/Jasa; serta
d. Pengenaan Sanksi Daftar Hitam
Kebijakan Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah meliputi:
a. Meningkatkan kualitas perencanaan pengadaan barang/jasa
b. Meningkatkan penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar
Nasional Indonesia (SNI)
c. Memperluas kesempatan berusaha bagi Pelaku Usaha
d. Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan Pelaku Usaha Kecil dan
Koperasi
e. Meningkatkan kapasitas dan kinerja Pelaku Usaha; dan
f. Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 49
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Peserta pemilihan/penyedia dikenakan Sanksi Daftar Hitam dalam hal:
a. peserta pemilihan menyampaikan dokumen atau keterangan palsu/tidak
benar untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Dokumen
Pemilihan
b. peserta pemilihan terindikasi melakukan persekongkolan dengan
peserta lain untuk mengatur harga penawaran
c. peserta pemilihan terindikasi melakukan Korupsi, Kolusi, dan/atau
Nepotisme (KKN) dalam pemilihan Penyedia
d. peserta pemilihan yang mengundurkan diri dengan alasan yang tidak
dapat diterima Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen Pengadaan
e. peserta pemilihan yang mengundurkan diri atau tidak menandatangani
kontrak katalog
f. pemenang Pemilihan mengundurkan diri dengan alasan yang tidak
dapat diterima sebelum penandatanganan kontrak
g. Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak menyelesaikan
pekerjaan, atau dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK
yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia Barang/Jasa
h. Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan
sebagaimana mestinya.
i. Peserta pemilihan/Penyedia yang bergabung dalam satu
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerja sama lain
dikenakan Sanksi Daftar Hitam
j. Pengenaan Sanksi Daftar Hitam terhadap Peserta pemilihan/Penyedia
yang bergabung dalam satu konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerja sama lain mengacu pada perjanjian
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain
k. Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada kantor pusat
perusahaan/kantor cabang/perwakilan perusahaan dilaksanakan
dengan ketentuan:
1) Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada kantor pusat
perusahaan berlaku juga untuk seluruh kantor cabang/perwakilan
perusahaan.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 50
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
2) Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada kantor
ccabang/perwakilan perusahaan berlaku juga untuk kantor
cabang/perwakilan lainnya dan kantor pusat perusahaan.
3) Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada perusahaan induk
tidak berlaku untuk anak perushaaan begitupun sebailiknya.
l. Masa berlaku Sanksi Daftar Hitam yaitu:
1) Sanksi Daftar Hitam berlaku sejak tanggal Surat Keputusan
ditetapkan dan tidak berlaku surut (non- retroaktif)
2) Penyedia yang terkena Sanksi Daftar Hitam dapat menyelesaikan
pekerjaan lain, jika kontrak pekerjaan tersebut ditandatangani
sebelum pengenaan sanksi
3) Peserta pemilihan yang melakukan perbuatan sebagai berikut:
(a) Peserta pemilihan menyampaikan dokumen atau keterangan
palsu/tidak benar untuk memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam Dokumen Pemilihan
(b) Peserta pemilihan terindikasi melakukan persekongkolan
dengan peserta lain untuk mengatur harga penawaran
(c) Peserta pemilihan terindikasi melakukan Korupsi, Kolusi,
dan/atau Nepotisme (KKN) dalam pemilihan Penyedia
Dikenakan Sanksi Daftar Hitam selama 2 tahun.
4) Peserta pemilihan yang melakukan perbuatan sebagai berikut:
(a) Peserta pemilihan yang mengundurkan diri dengan alasan
yang tidak dapat diterima Pejabat Pengadaan/Pokja
Pemilihan/Agen Pengadaan
(b) Peserta pemilihan yang mengundurkan diri atau tidak
menandatangani kontrak katalog dikenakan Sanksi Daftar
Hitam selama 1 tahun.
5) Dalam hal pemenang pemilihan/Penyedia yang melakukan
perbuatan sebagai berikut:
(a) pemenang Pemilihan mengundurkan diri dengan alasan yang
tidak dapat diterima sebelum penandatanganan kontrak
(b) Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak
menyelesaikan pekerjaan, atau dilakukan pemutusan kontrak
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 51
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
secara sepihak oleh PPK yang disebabkan oleh kesalahan
Penyedia Barang/Jasa
(c) Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa
pemeliharaan sebagaimana mestinya
Dikenakan Sanksi Daftar Hitam selama 1 tahun.
m. Tata cara dari penetapan Sanksi Daftar Hitam adalah sebagai berikut:
1) Pengusulan dari PPK/Pokja Pemilihan/PP/Agen Pengadaan
berdasarkan temuan dari penelitian dokumen dan klarifikasi
kepada pihak terkait sehubungan dengan pelanggaran yang
dilakukan oleh Peserta Pemilihan/Penyedia. PPK/Pokja
Pemilihan/PP/Agen Pengadaan kemudian menyampaikan usulan
penetapan Sanksi Daftar Hitam kepada PA/KPA atau KLPD
(dalam proses katalog).
2) Pemberitahuan dari PPK/Pokja Pemilihan/PP/Agen pengadaan
menyampaikan tembusan/Salinan surat usulan penetapan Sanksi
Daftar Hitam kepada peserta pemilihan pada hari yang sama
dengan waktu penyampaian usulan penetapan Sanksi Daftar
Hitam.
3) Peserta pemilihan/Penyedia yang merasa keberatan atas usulan
penetapan Sanksi Daftar Hitam sebagaimana dimaksud dalam
angka 4.3.2 dapat mengajukan surat keberatan kepada PA/KPA
atau Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dengan
menyampaikan tembusan ke Aparat Pengawas Intern Pemerintah
(APIP) disertai dengan bukti pendukung paling lambat diajukan 5
hari kerja.
4) PA/KPA atau KLPD menyampaikan surat permintaan
rekomendasi kepada APIP yang bersangkutan berdasarkan
usulan penetapan Sanksi Daftar Hitam atau keberatan dengan
disertai bukti pendukungnya paling lambat 5 hari kerja sejak
usulan/surat keberatan diterima.
5) APIP menindaklanjuti permintaan rekomendasi dan keberatan.
6) PA/KPA atau KLPD menerbitkan Surat Keputusan Penetapan
Sanksi Daftar Hitam berdasarkan usulan penetapan Sanksi daftar
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 52
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
hitam dan rekomendasi APIP paling lambat 5 hari kerja sejak
rekomendasi diterima oleh PA/KPA atau KPLD.
B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi, Dan Pelayanan Hukum Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta
pembinaan kepada penyedia, Anda diminta untuk menjelaskan garis besar dari
Proses Pengawasan, Pengaduan dan Sanksi serta Pelayanan Hukum Pada
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan mengapa hal tersebut menjadi penting!
C. Rangkuman
Pengawasan internal/intern merupakan seluruh proses kegiatan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan memadai
bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Pengawasan Internal yang dapat
dilakukan oleh APIP terdiri dari Audit, Reviu, Evaluasi, dan Kegiatan Pengawasan
Lainnya.
Pengawasan PBJ dapat dilakukan sejak perencanaan, persiapan, pemilihan
penyedia, pelaksanaan kontrak, dan serah terima pekerjaan, dengan ruang
lingkup yang meliputi:
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 53
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
1. Pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-besarnya
2. Kepatuhan terhadap peraturan
3. Pencapaian TKDN
4. Penggunaan produk dalam negeri
5. Pencadangan dan peruntukkan paket untuk usaha kecil; dan
6. Pengadaan berkelanjutan
Pengaduan masyarakat adalah informasi/pemberitahuan yang disampaikan
oleh masyarakat, baik perserorangan dan/atau kelompok, pelaku usaha yang
berisi keluhan dan/atau ketidakpuasan terkait dengan proses pengadaan
barang/jasa. Masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat, penyedia atau pelaku
usaha.
Sanksi dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dikenakan
kepada peserta pemilihan, pemenang pemilihan, penyedia, baik dalam proses
pemilihan atau katalog dan dapat juga dikenakan kepada PA/KPA/PPK/Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan yang melakukan perbuatan atau tindakan dalam
proses pengadaan barang/jasa pemerintah.
Penetapan sanksi dilakukan oleh PA/KPA atau usulan Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen Pengadaan dalam proses pemilihan penyedia
non katalog atau Usulan PPK dalam proses penerbitan SPPBJ atau pelaksanaan
kontrak.
Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam pelaksanaannya
terlepas dari permasalahan hukum yang disebabkan oleh pelanggaran, sengketa
kontrak dan tindakan-tindakan penyimpangan (penyuapan, mengurangi kualitas
dan kuantitas, kolusi pengelembungan harga) yang akhirnya berujung pada
persoalan hukum perdata atau hukum pidana.
Oleh karena itu perlu adanya pelayanan terhadap pelaku pengadaan yang
telah bersungguh-sungguh dan penuh dedikasi melaksanakan tugas, pokok dan
fungsi (tupoksi)nya dalam kegiatan pengadaan barang/jasa Pemerintah, tetapi
terkena permasalahan hukum. Selain itu perlu diberikan petunjuk terhadap
penyelesaian sengketa kontrak, untuk memberikan rasa aman, nyaman dan
perlindungan hukum kepada pelaku pengadaan barang/jasa pemerintah.
Selain itu, proses pembinaan penyedia merupakan proses pengembangan
daya saing dan kapabilitas Pelaku Usaha sebagai mitra Pemerintah yang disertai
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 54
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
usaha perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan secara efisien dan efektif
untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Dengan adanya pembinaan pelaku usaha, diharapkan output yang diberikan
oleh Pelaku Usaha dapat memberikan manfaat yang maksimal terhadap
Pemerintah selaku user dari barang/jasa pelaku usaha serta memberikan
mekanisme sanksi yang lebih jelas bagi Pelaku Usaha
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 55
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
4. Sanksi Pencairan jaminan penawaran dan Daftar Hitam selama 1 tahun
dikenakan bagi Penyedia yang…..
A. Terindikasi melakukan KKN
B. Telah menerima SPPBJ namun mengundurkan diri sebelum
penandatanganan kontrak
C. Terindikasi melakukan persengkongkolan
D. Mengundurkan diri dengan alasan yang tidak bisa diterima pada proses
pemilihan penyedia
5. Yang bukan merupakan alternatif penyelesaian sengketa adalah…..
A. Dewan Sengketa Konstruksi
B. Arbitrase
C. Layanan Penyelesaian sengketa Kontrak LKPP
D. Negosiasi
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok 2. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 3 terutama bagian yang belum anda
kuasai.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 56
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 merupakan bentuk tindak lanjut
dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mana
merupakan langkah konkrit dari pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional
yang erat kaitannya dengan Pengadaan Barang/Jasa sebagai media untuk
mendapatkan aset-aset produktif yang berguna untuk menggerakan
perekonomian dan pelayanan publik.
3 bab di dalam Modul ini merupakan modul yang mempunyai alur linear
yang bicara mengenai pengadaan barang/jasa secara elektronik, Sumber Daya
Manusia dan kelembagaan serta Pengawasan, pengaduan, sanksi dan pelayanan
hukum di bidang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah.
Pengenalan proses Pengadaan secara elektronik bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai infrastruktur pengadaan barang/jasa saat ini
yang bergerak secara digital dengan tujuan untuk peningkatan dan efisiensi
proses pengadaan barang/jasa. Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan adalah
core instrument dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah, oleh karena
itu, perlu adanya pengenalan mengenai SDM dan kelembagaan di bidang
Pengadaan Barang/Jasa pemerintah serta standar kompetensi dan standar
pengembangannya.
Terakhir, pengenalan Pengawasan, pengaduan, sanksi dan pelayanan
hukum di bidang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai mekanisme tersebut yang berguna dalam
tahapan implementasi Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilakukan serta
bagaimana cara mengelola sengketa yang terjadi pada proses pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
B. Implikasi
Dengan berlakunya Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 yang
merupakan salah satu bentuk kontribusi terhadap Program Pemulihan Ekonomi
Nasional, maka dapat dikatakan menjadi sangat relevan untuk 3 bab yang telah
disajiikan itu untuk menjadi pengetahuan dasar yang wajib diampu oleh setiap
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 57
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
pelaku pengadaan yang ada sehingga dapat mengetahui proses Pengadaan
Barang/Jasa Pemerrintah dari sisi sitem dan infrratstruktur, Sumber Daya Manusia
dan kelembagaan yang menjalakan sistem tersebut, hingga layanan hukum dan
pengawasan terkait implementasi proses Pengadaan barang/Jasa Pemerintah
yang terkait.
C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang
pengadaan barang/jasa secara elektronik, sumber daya manusia dan
kelembagaan, pengawasan, pengaduan, sanksi dan pelayanan hukum, maka
setelah mempelajari modul ini peserta dapat mempelajari materi ini, dengan
mengikuti pelatihan lanjutan/pelatihan kompetensi lainnya serta mempelajari
berbagai referensi yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa secara
elektronik, sumber daya manusia dan kelembagaan, pengawasan, pengaduan,
sanksi dan pelayanan hukum.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 58
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
KUNCI JAWABAN
Jawaban Materi Pokok Bab III Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
1. D
2. B
3. A
4. A
5. D
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 59
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 60
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
GLOSARIUM
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 61
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Majlis Arbiter : Sekumpulan Arbiter berjumlah ganjil minimal tiga Arbiter yang
diusulkan Para Pihak dan/atau ditunjuk Sekretaris Layanan
Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan untuk memeriksa
dan memutuskan sengketa kontrak pengadaan
Sumber Daya : Aparatur Sipil Negara dan Non-Aparatur Sipil Negara yang
Manusia bekerja di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 62
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
MODUL PELATIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
TINGKAT DASAR
MATERI 5:
PERENCANAAN PENGADAAN
Oleh:
Hestri Rokayah, S.Pd.
Rakhma Kusuma Wardhani, S.Psi., M.P.A.
Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul berjudul
Materi 5: Perencanaan Pengadaan, dapat diselesaikan. Terima kasih kami
sampaikan atas peran masukan dari berbagai pihak dan melalui pembahasan yang
intensif dengan para Widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ -
LKPP.
Penyusunan modul “Perencanaan Pengadaan” untuk Pelatihan PBJP Tingkat
Dasar Versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021 tanggal 22 April 2021 tentang Tim
Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan dalam
mempelajari tentang Perencanaan Pengadaan, dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran bagi peserta pelatihan agar mempunyai kesamaan pemahaman
dalam perencanaan PBJ, dan menjadi referensi dalam menyusun perencanaan
PBJ. Penyusunan modul ini, mengacu pengaturan Pengadaan Barang/Jasa yang
tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Hestri Rokayah S.Pd dan Rakhma Kusuma Wardhani
M.Psi., M.P.A kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada Pimpinan LKPP dan semua pihak yang memberikan sumbangsih masukan
konstruktifnya. Diharapkan modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam
memahami perencanaan pengadaan sehingga dalam pengelolaannya lebih
profesional. Modul ini diharapkan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait
dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul. Demikian modul ini dibuat semoga bermanfaat.
Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001
A. Latar Belakang
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa merupakan salah satu proses atau
tahapan besar dalam Pengadaan Barang/Jasa (PBJ). Tahap perencanaan PBJ
merupakan hal penting yang harus dilakukan secara matang untuk mencapai
tujuan PBJ. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pengadaan di atas adalah
melalui peningkatan kualitas perencanaan pengadaan barang/jasa. Perencanaan
Pengadaan merupakan langkah awal dari proses pengadaan, dimana akan
menentukan proses pengadaan berikutnya. Perencanaan yang akurat dan
dilakukan dalam waktu yang cukup menjadi hal yang sangat penting untuk
menghindari kesalahan perencanaan, yang pada akhirnya bertentangan dengan
prinsip efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel.
Perencanaan pengadaan dilakukan pada kedua cara pengadaan, baik yang
melalui swakelola ataupun melalui penyedia. Perencanaan yang dilakukan
seharusnya memberikan kemudahan bagi pelaksana pengadaan untuk
mengimplementasikan rencana pengadaan dalam hal persiapan, pelaksanaan,
pengawasan/supervisi dan pengendalian PBJ. Sehingga perencanaan diharapkan
memberikan indikator-indikator yang dapat terukur.
Modul ini akan fokus kepada Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang meliputi kegiatan identifikasi pengadaan barang/jasa, penetapan
barang/jasa, penentuan cara pengadaan, pemaketan, konsolidasi, waktu
pemanfaatan barang/jasa, anggaran pengadaan, dan Pengumuman Rencana
Umum pengadaan.
B. Deskripsi Singkat
Materi perencanaan Pengadaan Barang/Jasa merupakan salah satu materi
pada Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Tingkat Dasar yang dilakukan dengan
model pembelajaran blended learning. Model pembelajaran blended learning ialah
model pembelajaran untuk pelatihan yang menggunakan penggabungan model
pembelajaran berbasis online (e-learning) dan tatap muka (classroom). Model
pembelajaran ini mengharuskan peserta belajar mandiri secara online dan juga
peserta harus hadir di kelas tatap muka (tatap muka klasikal atau tatap muka
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan
tentang perencanaan Pengadaan Barang/Jasa.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat menjelaskan:
a. Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa.
b. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola.
c. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia.
d. Pengumuman Rencana Umum Pengadaan (RUP).
A. Uraian Materi
Pengadaan Barang/Jasa merupakan kegiatan yang dimulai dari identifikasi
kebutuhan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan. Tahapan pengadaan
meliputi; perencanaan pengadaan, persiapan pengadaan, persiapan pemilihan,
proses pemilihan, pelaksanaan kontrak, dan serah terima. Perencanaan
Pengadaan merupakan langkah awal dari proses pengadaan, dimana akan
menentukan proses pengadaan berikutnya. Perencanaan yang akurat dan
dilakukan dalam waktu yang cukup menjadi hal yang sangat penting untuk
menghindari kesalahan perencanaan, yang pada akhirnya bertentangan dengan
prinsip efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel.
Pada bab materi ini, secara garis besar akan dipelajari sebagai berikut:
b. Penetapan Barang/Jasa
PPK menetapkan barang/jasa berdasarkan jenis pengadaan berupa:
1) Barang
Barang yaitu setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,
bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang
2) Pekerjaan Konstruksi
4) Jasa Lainnya
Jasa lainnya yaitu jasa nonkonsultansi atau jasa yang membutuhkan
peralatan, metodologi khusus, dan/atau keterampilan dalam suatu
sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan
Pengadaan barang/jasa dapat juga dilakukan dengan menggabungkan
beberapa jenis pengadaan di atas menjadi satu paket pekerjaan terintegrasi.
Penjelasan lebih lanjut mengacu pada modul materi 1: Ketentuan Umum.
f. Anggaran Pengadaan
Selain melakukan identifikasi barang/jasa, jenis pengadaan dan cara
pengadaan, PPK melakukan reviu terhadap ketersediaan biaya barang/jasa
yang dibutuhkan dan biaya pendukung pada RKA K/L atau RKA Perangkat
Daerah. Dalam hal biaya pendukung belum tersedia, PPK dapat mengusulkan
perubahan anggaran kepada PA/KPA.
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang definisi dan
ruang lingkup perencanaan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) yang telah dipaparkan
sebelumnya. Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal
di bawah ini:
1. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan Pengadaan Barang/Jasa yang
Anda ketahui? Jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan ruang lingkup perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa!
C. Rangkuman
Tahapan pengadaan meliputi; perencanaan pengadaan, persiapan
pengadaan, persiapan pemilihan, proses pemilihan, pelaksanaan kontrak, dan
serah terima. Perencanaan Pengadaan merupakan langkah awal dari proses
pengadaan, dimana akan menentukan proses pengadaan berikutnya. Pelaku
pengadaan dalam tahap perencanaan pengadaan yaitu PA/KPA dan PPK.
Waktu penyusunan perencanaan Pengadaan, yaitu:
1. Penyusunan perencanaan pengadaan yang menggunakan APBN dapat
mulai bersamaan dengan pembahasan RUU APBN dan Nota Keuangan.
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda
kuasai.
A. Uraian Materi
Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) melalui Swakelola merupakan cara
memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/Lembaga/
Perangkat Daerah, Kementerian /Lembaga/ Perangkat Daerah lain, Organisasi
Kemasyarakatan, atau Kelompok Masyarakat. Swakelola dilaksanakan manakala
barang/jasa yang dibutuhkan tidak dapat disediakan atau tidak diminati oleh
pelaku usaha atau lebih efektif dan/atau efisien dilakukan oleh Pelaksana
Swakelola.
Swakelola dapat digunakan dalam rangka:
1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya/kemampuan teknis yang
dimiliki pemerintah, barang/jasa yang bersifat rahasia dan mampu
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang
bersangkutan, serta dalam rangka peningkatan peran serta/pemberdayaan
Ormas dan Kelompok Masyarakat.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya/kemampuan teknis yang
dimiliki pemerintah, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tugas pokok
dan fungsi sesuai dengan tanggung jawab
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah pelaksana swakelola.
3. Peningkatan peran serta/pemberdayaan Ormas, pelaksanaannya harus
disesuaikan dengan tujuan pendirian Ormas (visi dan misi) dan kompetensi
dari Ormas.
4. Peningkatan peran serta/pemberdayaan Kelompok Masyarakat,
pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kompetensi
Kelompok Masyarakat.
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang
perencanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui swakelola yang telah dipaparkan
sebelumnya. Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal
di bawah ini:
1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Pengadaan Barang/Jasa melalui
Swakelola!
2. Tahapan-tahapan apa saja yang harus dilakukan pada perencanaan
Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola!
3. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe Swakelola!
C. Rangkuman
Dalam bab ini, telah dipelajari tentang perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa (PBJ) melalui Swakelola. Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola
merupakan cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah, Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah lain, Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), atau Kelompok Masyarakat
(Pokmas). Perencanaan PBJ melalui Swakelola meliputi penetapan tipe
Swakelola, penyusunan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK), dan
penyusunan perkiraan biaya/ Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 2 terutama bagian yang belum anda
kuasai.
A. Uraian Materi
Tahapan dalam perencanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui penyedia
adalah sebagai berikut.
1. Penyusunan Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Spesifikasi dapat dipahami sebagai suatu pernyataan tentang kebutuhan
yang harus dipenuhi atau terdapat karakteristik yang esensial yang diperlukan
oleh pengguna barang/jasa dan harus disediakan oleh penyedia barang/jasa.
Spesifikasi biasanya ditulis secara lengkap dan akurat yang memungkinkan kedua
belah pihak dapat memahami dan untuk mengukur derajat pemenuhannya.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) digunakan untuk pengadaan Jasa Konsultansi
yang paling sedikit berisi uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan, waktu
pelaksanaan, spesifikasi teknis, sumber pendanaan, dan besarnya total perkiraan
biaya pekerjaan.
PPK dalam menyusun spesifikasi teknis/ KAK menggunakan:
a. Produk dalam negeri;
b. Produk bersertifikat SNI;
c. Produk usaha mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam
negeri; dan
d. Produk ramah lingkungan hidup.
Pemenuhan penggunaan produk sebagaimana tersebut di atas dilakukan
sepanjang tersedia. Penggunaan produk ramah lingkungan hidup ditandai dengan
menggunakan barang dan jasa berlabel ramah lingkungan hidup.
Dalam penyusunan spesifikasi teknis/ KAK dimungkinkan penyebutan
merek terhadap:
a. Komponen barang/ jasa;
b. Suku cadang;
c. Bagian dari suatu sistem yang sudah ada; atau
c. Konsolidasi
Untuk mengoptimalisasi pelaksanaan pengadaan dan mengurangi
biaya pengadaan, dalam penyusunan perencanaan pengadaan PA
dan/atau PPK dapat menggabungkan pelaksanaan pengadaan untuk
beberapa paket pengadaan yang sejenis dalam 1 kali pelaksanaan
pengadaan.
Pengadaan secara satu per satu untuk setiap kebutuhan organisasi
sangat tidak efisien, bukan hanya dari sudut pandang waktu dan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan tetapi juga dari sisi komersial. Hal ini tidak
dianjurkan untuk pekerjaan yang sifatnya tidak dapat digabungkan. Dalam
penerapan konsolidasi pengadaan perlu memperhatikan kebijakan
pemaketan yang dilakukan untuk usaha kecil tanpa mengabaikan prinsip
efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan
teknis. Pengadaan barang/jasa dengan jumlah besar akan lebih menarik
bagi para calon penyedia yang tentunya akan mengurangi penawaran harga
satuan barang/jasa. Hal ini akan menghasilkan pemilihan penyedia yang
lebih kompetitif secara komersial.
Secara garis besar, pemaketan dengan konsolidasi akan memberikan
keuntungan bagi organisasi dalam hal:
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang
perencanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui penyedia yang telah dipaparkan
sebelumnya. Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal
di bawah ini:
1. Jelaskan tahapan dalam perencanaan pengadaan barang/jasa melalui
Penyedia!
2. Sebutkan penyebutan merek yang dimungkinkan dalam penyusunan
spesifikasi teknis/KAK!
3. Sebutkan komponen biaya yang perlu diperhitungkan dalam setiap jenis
pengadaan barang/jasa!
4. Jelaskan larangan dalam pemaketan pengadaan barang/jasa!
5. Sebutkan komponen biaya yang termasuk dalam biaya pendukung!
C. Rangkuman
Dalam bab ini, telah dipelajari tentang perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa (PBJ) melalui Penyedia. Tahapan dalam perencanaan pengadaan
barang/jasa melalui Penyedia:
1. Penyusunan Spesifikasi teknis/ Kerangka Acuan Kerja (KAK)
PPK dalam menyusun spesifikasi teknis/ KAK menggunakan:
a. Produk dalam negeri;
b. Produk bersertifikat SNI;
c. Produk usaha mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam
negeri; dan
d. Produk ramah lingkungan hidup.
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 3 terutama bagian yang belum anda
kuasai.
A. Uraian Materi
RUP memuat informasi pengadaan barang/jasa meliputi:
1. Nama dan alamat PA/KPA;
2. Nama paket pengadaan yang akan dilaksanakan;
3. Cara pengadaan;
4. Uraian singkat paket pengadaan;
5. Volume paket pengadaan;
6. Nilai paket pengadaan;
7. Lokasi paket pengadaan;
8. Sumber dana; dan
9. Perkiraan waktu pemanfaatan barang/jasa.
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang
pengumuman Rencana Umum Pengadaan (RUP) yang telah dipaparkan
sebelumnya. Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal
di bawah ini:
1. Sebutkan informasi pengadaan barang/jasa yang dapat diperoleh dari RUP!
2. Jelaskan tahapan yang berkaitan dengan pengumuman RUP!
3. Dalam hal apa RUP harus diumumkan kembali?
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 4 terutama bagian yang belum anda
kuasai.
A. Simpulan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa, Draft
Peraturan LKPP Nomor 11 tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa, dan Peraturan LKPP Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pedoman
Swakelola telah menggambarkan bagaimana melakukan Pengadaan Barang/jasa
(PBJ) khususnya pada tahap perencanaan mulai dari definisi dan ruang lingkup
perencanaan sampai dengan pengumuman Rencana Umum Pengadaan (RUP).
Perencanaan PBJ meliputi identifikasi PBJ, penetapan jenis barang/jasa,
cara pengadaan, pemaketan dan konsolidasi, waktu pemanfaatan PBJ, dan
anggaran pengadaan. Perencanaan dilakukan baik untuk perencanaan PBJ
melalui Swakelola maupun perencanaan PBJ melalui Penyedia. perencanaan PBJ
melalui Swakelola meliputi penetapan tipe Swakelola, penyusunan spesifikasi
teknis/Kerangka acuan Kerja (KAK), dan penyusunan perkiraan biaya/Rencana
Anggaran Biaya (RAB). Sedangkan perencanaan PBJ melalui penyedia meliputi
penyusunan spesifikasi teknis/Kerangka acuan Kerja (KAK), penyusunan
perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB), pemaketan PBJ, konsolidasi
PBJ, dan penyusunan biaya pendukung.
B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan dapat memahami
khususnya dapat menjelaskan atau menerangkan dan menambah pengetahuan
tentang perencanaan Pengadaan Barang/jasa.
C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang
perencanaan Pengadaan Barang/Jasa, maka setelah mempelajari modul ini
peserta dapat memperdalam materi ini, dengan mengikuti pelatihan
lanjutan/pelatihan kompetensi lainnya serta mempelajari berbagai referensi yang
berkaitan dengan perencanaan Pengadaan Barang/Jasa.
MATERI 6:
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA
Oleh:
Ir. Hardi Afriansyah, M.Si.
Tri Susanto, S.Hut., M.E.
Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya modul berjudul
Materi 6: Persiapan Pengadaan Barang/Jasa ini dapat diselesaikan. Terima kasih
kami sampaikan atas peran masukan dari berbagai pihak dan melalui pembahasan
yang intensif dengan para Widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan
PBJ - LKPP
Penyusunan modul “Persiapan Pengadaan Barang/Jasa” untuk Pelatihan
PBJP Tingkat Dasar Versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021 tanggal 22 April 2021
tentang Tim Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar. Acuan yang dapat digunakan
para peserta berkenaan dengan bagaimana seorang Pejabat Pembuat Komitmen
dan Kelompok Kerja Pemilihan dalam melaksanakan persiapan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Persiapan Pengadaan dalam modul ini dengan mengacu
pengaturan Pengadaan Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Ir. Hardi Afriansyah, M.Si dan Tri Susanto, S.Hut,
M.E., kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
Pimpinan LKPP dan semua pihak yang memberikan sumbangsih masukan
konstruktifnya. Diharapkan modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam
memahami pengertian dan tujuan Persiapan Pengadaan Barang/Jasa sehingga
dalam pengelolaannya lebih profesional. Modul ini diharapkan menjadi acuan bagi
semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul ini. Demikian modul ini dibuat semoga bermanfaat.
Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001
A. Latar Belakang
Pengadaan Barang/Jasa pemerintah, baik yang dilakukan melalui
Swakelola atau Penyedia Barang/Jasa, memiliki tujuan mendapat nilai
manfaat yang sebesar-besarnya (value for money) dari pengadaan
barang/jasa tersebut. Value for money merupakan indikator dependen yang
dapat terwujud jika didukung dengan persiapan Pengadaan Barang/Jasa yang
baik sesuai dengan paket pengadaan yang dibutuhkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan suatu proses rangkaian
yang dimulai dari identifikasi kebutuhan pengadaan barang/jasa sampai dengan
penerimaan hasil pekerjaan. Identifikasi kebutuhan merupakan titik awal dari
proses perencanaan pengadaan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh PA/KPA dan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Ketika proses perencanaan ini telah
diumumkan sebagai Rencana Umum Pengadaan, maka selanjutnya seorang
PPK melaksanakan proses persiapan pengadaan. Persiapan pengadaan ini,
baik untuk pengadaan barang/jasa melalui swakelola dan persiapan untuk
pemilihan penyedia. Persiapan Pengadaan Barang/Jasa oleh PPK dilakukan
setelah Pengumuman RUP dan sebelum proses pemilihan baik melalui
tender/seleksi/penunjukan langsung/pengadaan langsung. Persiapan
pengadaan melalui Penyedia oleh PPK seperti penetapan HPS dilakukan 28
hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran untuk pemilihan dengan
pascakualifikasi atau sebelum batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi
untuk pemilihan dengan prakualifikasi. Output dari kegiatan persiapan
pengadaan oleh PPK ini adalah Dokumen Persiapan Pengadaan.
Dokumen persiapan pengadaan ini selanjutnya disampaikan kepada
Pejabat Pengadaan atau UKPBJ. Sebelum melaksanakan pemilihan, dokumen
persiapan ini selanjutnya akan direviu oleh Pejabat Pengadaan atau Pokja
Pemilihan. Pelaksanaan ini merupakan bagian dari proses persiapan untuk
pemilihan penyedia dalam pengadaan barang/jasa.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini dimaksudkan agar peserta pelatihan mampu
menjelaskan gambaran umum tentang persiapan pengadaan barang/jasa.
Materi yang dibahas meliputi;
1. Persiapan pengadaan barang/jasa melalui swakelola. Dalam materi ini
terdapat sub pokok bahasan:
a. Penetapan sasaran;
b. Penetapan penyelenggara swakelola;
c. Spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
d. RAB;
e. Kontrak swakelola.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari buku informasi ini peserta pelatihan diharapkan
mampu memahami persiapan Pengadaan Barang/Jasa baik melalui
swakelola dan penyedia.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan Persiapan Swakelola;
b. Menjelaskan Persiapan Pengadaan melalui Penyedia.
A. Uraian Materi
Proses perencanaan pengadaan melalui swakelola, yang telah dibahas
pada modul materi 5, kegiatan perencanaan ini menghasilkan 3 (tiga) output,
yaitu:
1. Penetapan tipe swakelola;
2. Spesifikasi teknis/KAK;
3. Rencana Anggaran dan Biaya.
a. Penyelenggara Swakelola
PA/KPA menetapkan Penyelenggara Swakelola yang terdiri dari Tim
Persiapan, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas Swakelola atas usulan dari
PPK.
1) Tim Persiapan terdiri dari pegawai Kementerian/ Lembaga/ Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran. Tim Persiapan dapat merangkap
sebagai Tim Pelaksana. Tim Persiapan memiliki tugas menyusun
rencana kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan rencana biaya.
c. Jadwal Pelaksanaan
Pada bagian huruf a dijelaskan tentang tugas Tim Persiapan. Secara detil
pada proses penyusunan jadwal pelaksanaan, Tim Persiapan merinci jadwal
pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output dengan ketentuan:
1) Menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan
swakelola; dan/atau
2) Menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan
dalam KAK, termasuk jadwal pengadaan barang/jasa yang diperlukan.
e. Reviu RAB
Pada bagian huruf a dijelaskan tentang tugas Tim Persiapan. Secara detil
pada proses pelaksanaan reviu RAB, Tim Persiapan melaksanakan kegiatan
tersebut meliputi:
1) Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:
1. Penyelenggara Swakelola
Swakelola Tipe II dapat dilaksanakan oleh:
1) Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang mempunyai tugas dan
fungsi yang sesuai dengan pekerjaan Swakelola yang akan
dilaksanakan;
2) UKPBJ Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang ditunjuk sebagai
Agen Pengadaan untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
3) Badan Layanan Umum (BLU)/Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain; atau
4) Perguruan Tinggi Negeri Kementerian/Lembaga lain.
2. Rencana Kegiatan
Tim Persiapan Swakelola Tipe II melakukan tugas:
1) Menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan kegiatan
2) Menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown structure)
yang akan dilaksanakan.
3. Jadwal Pelaksanaan
Tim Persiapan merinci jadwal pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output
dengan ketentuan:
1) Menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan
swakelola; dan/atau
2) Menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan
dalam KAK, termasuk jadwal pengadaan barang/jasa yang diperlukan.
5. Reviu RAB
Langkah-langkah pelaksanaan Reviu RAB pada persiapan Swakelola
Tipe II adalah sebagai berikut:
1) Tim Pelaksana mengajukan RAB swakelola kepada PPK. Kegiatan
tersebut meliputi:
a) Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:
6. Kontrak Swakelola
Tim Persiapan dan Tim Pelaksana menyusun Rancangan Kontrak
Swakelola dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam hal terdapat perbedaan antara biaya yang diusulkan dengan
anggaran yang disetujui dalam DIPA/DPA, PPK dibantu oleh tim
persiapan melakukan negosiasi teknis dan harga dengan Tim Pelaksana
Swakelola. PPK menetapkan spesifikasi teknis/KAK dan RAB setelah
a. Penyelenggara Swakelola
Swakelola Tipe III dilaksanakan oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat/Organisasi Masyarakat Sipil. Swakelola Tipe III juga dapat
dilaksanakan oleh:
1) Perguruan Tinggi Swasta; atau
2) Organisasi profesi
b. Rencana Kegiatan
Tim Persiapan swakelola Tipe III melakukan tugas:
1) Menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan
kegiatan;
2) Menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown structure)
yang akan dilaksanakan.
c. Jadwal Pelaksanaan
Tim Persiapan merinci jadwal pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output
dengan ketentuan:
e. Reviu RAB
Langkah-langkah pelaksanaan Reviu RAB pada persiapan Swakelola
Tipe III adalah sebagai berikut:
1) Tim Pelaksana mengajukan RAB swakelola kepada PPK. Kegiatan
tersebut meliputi:
a) Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:
(1) Gaji personel, upah petugas lapangan (koordinator lapangan,
petugas lapangan, dan lain-lain), honor narasumber dan honor
tim Penyelenggara Swakelola;
(2) Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila
diperlukan);
(3) Biaya Jasa Lainnya (apabila diperlukan);dan/atau
(4) Biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan, rapat,
komunikasi, laporan
Data/informasi yang dapat digunakan dalam menentukan besaran
biaya personel antara lain:
1) Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi
oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah; atau
2) Gaji personel dari kontrak yang pernah atau sedang
dilaksanakan
b) Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya
bulanan dan/atau biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu
Anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran;
f. Kontrak Swakelola
Tim Persiapan dan Tim Pelaksana menyusun Rancangan Kontrak
Swakelola dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyelenggara Swakelola
Persyaratan Penyelenggara Swakelola Tipe IV yaitu: Surat Pengukuhan
yang dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang yang memuat:
1) Memiliki sekretariat dengan alamat yang benar dan jelas di lokasi tempat
pelaksanaan kegiatan; dan
2) Memiliki kemampuan untuk menyediakan atau mengerjakan barang/jasa
sejenis yang diswakelolakan
PA/KPA melalui PPK menyampaikan undangan kepada Kelompok
Masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan swakelola. Jika Kelompok
Masyarakat tersebut bersedia untuk melaksanakan pekerjaan swakelola, maka
penanggung jawab Kelompok Masyarakat menyampaikan surat pernyataan
kesediaan sebagai pelaksana swakelola. Selanjutnya PA/KPA melakukan
penetapan Kelompok Masyarakat sebagai pelaksana swakelola.
Dalam hal pengadaan barang/jasa melalui Swakelola merupakan usulan
dari Kelompok Masyarakat, maka PA/KPA menetapkan Kelompok Masyarakat
sebagai calon pelaksana swakelola.
Setelah Kelompok Masyarakat ditetapkan, Selanjutnya PPK meminta
Kelompok Masyarakat calon pelaksana Swakelola untuk mengajukan proposal
dan RAB.
Pimpinan Kelompok Masyarakat menetapkan Penyelenggara Swakelola
yang terdiri dari Tim Persiapan, Tim Pelaksana dan Tim Pengawas Swakelola.
b. Rencana Kegiatan
Tim Persiapan Swakelola Tipe IV dapat dibantu oleh pegawai dari
instansi penanggung jawab anggaran atau tenaga ahli/teknis/narasumber yang
ditugaskan oleh PPK untuk melakukan tugas:
1) Menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan
kegiatan;
2) Menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown structure)
yang akan dilaksanakan.
c. Jadwal Pelaksanaan
Tim Persiapan merinci jadwal pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output
dengan ketentuan:
1) menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan
swakelola; dan/atau
2) menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan
dalam KAK, termasuk jadwal pengadaan barang/jasa yang diperlukan.
f. Kontrak Swakelola
PPK menyusun rancangan Kontrak Swakelola dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Dalam hal terdapat perbedaan antara biaya yang diusulkan dengan
anggaran yang disetujui dalam DIPA/DPA, PPK melakukan negosiasi
teknis dan harga dengan Tim Pelaksana Swakelola. PPK menetapkan
spesifikasi teknis/KAK dan RAB setelah negosiasi dengan Tim Pelaksana
mencapai kesepakatan. Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara
hasil negosiasi dan menjadi dasar penyusunan Kontrak Swakelola;
B. Latihan
Untuk lebih memahami materi persiapan swakelola ini, tugas anda adalah
menyebutkan apa saja kegiatan persiapan swakelola untuk masing-masing tipe
swakelola!
C. Rangkuman
1. Persiapan swakelola tipe I
Para Pihak
No. Kegiatan
Penyusun Penetapan
1. Penetapan Penyelenggara Swakelola PPK PA/KPA
2. Rencana kegiatan Tim Persiapan PPK
3. Jadwal pelaksanaan Tim Persiapan PPK
4. Reviu spesifikasi teknis/KAK Tim Persiapan PPK
5. Reviu RAB Tim Persiapan PPK
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang
belum anda kuasai.
A. Uraian Materi
Persiapan Pengadaan dapat dilaksanakan setelah RKA-K/L disetujui oleh
DPR atau RKA Perangkat Daerah disetujui oleh DPRD. Untuk Pengadaan
Barang/Jasa yang pelaksanaan kontraknya harus dimulai pada awal tahun,
persiapan pengadaan dan/atau pemilihan Penyedia dapat dilaksanakan setelah
penetapan Pagu Anggaran K/L atau persetujuan RKA Perangkat Daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal dibutuhkan persiapan
pengadaan dan proses pemilihan mendahului persetujuan RKA-K/L oleh DPR
atau RKA Perangkat Daerah oleh DPRD, pemilihan penyedia dapat dilakukan
sepanjang mendapat persetujuan PA dan kontrak bersifat tidak mengikat dan
tindak lanjutnya sebagai berikut:
1. Pejabat yang berwenang untuk menandatangani Kontrak mengadakan
ikatan perjanjian atau menandatangani Kontrak untuk selanjutnya disebut
Pejabat Penandatangan Kontrak dengan Penyedia setelah DIPA/DPA
disahkan.
2. Apabila pagu anggaran yang tersedia dalam RKA-K/L disetujui oleh DPR
atau RKA Perangkat Daerah disetujui oleh DPRD lebih kecil dari
penawaran harga terkoreksi pemenang, proses pemilihan dapat
dilanjutkan dengan melakukan negosiasi teknis dan harga.
Negosiasi teknis dan harga dapat meliputi perubahan ruang lingkup
pekerjaan, spesifikasi teknis, tahapan pekerjaan dan harga. Dalam hal
terjadi perubahan ruang lingkup pekerjaan, spesifikasi teknis, tahapan
pekerjaan dan harga harus mendapatkan persetujuan PA/KPA.
3. Apabila kegiatan tidak tersedia dalam DIPA/DPA maka pemilihan
penyedia harus dibatalkan.
Penetapan HPS paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum
batas akhir untuk:
a. Pemasukan penawaran untuk pemilihan dengan pascakualifikasi; atau
b. Pemasukan dokumen kualifikasi untuk pemilihan dengan
prakualifikasi.
Length.
1 Buah 900MR858 Heater Wire
Adapter - Reusable
Circuit.
2 Set' 900MR761 Reusable Adult
Circuit.
1 Buah 900MR805 Heater Wire
Adapter - Disposable
b. Pekerjaan Konstruksi
Perhitungan HPS untuk Pekerjaan Konstruksi berdasarkan hasil
perhitungan biaya harga satuan yang dilakukan oleh konsultan
perencana (Engineer’s Estimate) berdasarkan rancangan rinci (Detail
Engineering Design) yang berupa Gambar dan Spesifikasi Teknis.
Perhitungan HPS telah memperhitungkan keuntungan dan biaya
overhead yang wajar untuk Pekerjaan Konstruksi sebesar 15% (lima
belas persen).
Langkah-langkah penyusunan HPS Pekerjaan Konstruksi
secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Telah dilakukan identifikasi komponen-komponen biaya dalam
analisa harga satuan. Komponen-komponen tersebut pada
umumnya dapat dirinci menjadi:
a) Komponen biaya upah (tenaga kerja)
d. Jasa Lainnya
Perhitungan HPS untuk Jasa Lainnya harus memperhitungkan
komponen biaya sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan antara lain:
1) Upah Tenaga Kerja;
2) Penggunaan Bahan/Material/Peralatan;
3) Keuntungan dan biaya overhead;
4) Transportasi; dan
5) Biaya lain berdasarkan jenis jasa lainnya.
Contoh HPS jasa lainnya:
c. Jaminan Pelaksanaan
Jaminan pelaksanaan merupakan jaminan yang wajib diserahkan untuk
Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai
paling sedikit di atas Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), kecuali
Pengadaan Jasa Lainnya yang aset Penyedia sudah dikuasai oleh Pengguna,
Pengadaan Barang/Jasa melalui E-Purchasing, atau Pengadaan dalam rangka
penanganan keadaan darurat.
Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebagai berikut :
1) Untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80 % (delapan puluh persen)
sampai dengan 100% (seratus persen) dari nilai HPS, Jaminan
Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak; atau
2) Untuk nilai penawaran terkoreksi di bawah 80 % (delapan puluh
persen) dari nilai HPS, besarnya Jaminan Pelaksanaan 5 % (lima
persen) dari nilai Total HPS.
e. Jaminan Pemeliharaan
Jaminan Pemeliharaan merupakan jaminan yang diberlakukan untuk
Pekerjaan Konstruksi atau Jasa Lainnya yang membutuhkan masa
pemeliharaan dalam hal Penyedia menerima uang retensi pada serah terima
pekerjaan pertama (Provisional Hand Over), dikembalikan 14 (empat belas)
hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dengan besaran nilai Jaminan
Pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai Kontrak.
f. Sertifikat Garansi
Sertifikat Garansi diberikan terhadap kelaikan penggunaan barang
hingga jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan dalam kontrak dan
diterbitkan oleh produsen atau pihak yang ditunjuk secara sah oleh produsen.
Sesuai dengan ketentuan undang-undang perlindungan konsumen masa
garansi minimal 1 tahun sejak serah terima barang.
Spesifikasi teknis dan deskripsi barang yang diserahkan sesuai
dengan yang tercantum dalam Kontrak. Sertifikat garansi merupakan
perlindungan terhadap barang sesuai dengan Jaminan/Garansi original
equipment manufacturer (OEM). Sertifikat Garansi berlaku sejak tanggal barang
diterima oleh PPK dari Penyedia sesuai waktu yang diperjanjikan dalam
Kontrak, terlepas dari jarak dan waktu yang ditempuh untuk pengiriman.
Selama masa garansi berlaku, dalam hal barang yang diterima cacat/tidak
berfungsi dengan baik, Pengguna Barang melalui Bendahara Barang segera
menyampaikan secara tertulis kepada Penyedia dan Penyedia wajib merespon
untuk memperbaiki/mengganti barang yang dimaksud.
Sertifikat/Dokumen dalam rangka Pengadaan Barang Impor. Pengadaan
barang impor adalah barang yang diimpor untuk kebutuhan Pengadaan
Barang/Jasa. Pengadaan barang impor harus mencantumkan persyaratan
kelengkapan dokumen barang:
1) Supporting Letter/Letter of Intent/Letter of Agreement dari
pabrikan/prinsipal di negara asal;
2) Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin); dan
3) Sertifikat Produksi.
Persyaratan Supporting Letter/Letter of Intent/Letter of Agreement dari
pabrikan/prinsipal di negara asal dicantumkan dalam dokumen pemilihan
B. Latihan
Untuk lebih memahami materi persiapan pengadaan oleh PPK, tugas
Anda adalah menyebutkan apa saja yang harus dilakukan oleh PPK pada
tahapan ini?
C. Rangkuman
PPK memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengadaan
barang/jasa. Pada tahapan persiapan pengadaan ini PPK harus menetapkan:
1. Spesifikasi Teknis untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya
2. Kerangka Acuan Kerja untuk jenis pengadaan Jasa Konsultansi
3. Penetapan Harga Perkiraan Sendiri
4. Penetapan rancangan kontrak
A. Uraian Materi
Persiapan pemilihan Penyedia oleh Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
dilaksanakan setelah UKPBJ menerima permintaan pemilihan Penyedia dari
PPK yang dilampiri dokumen persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui
Penyedia yang disampaikan oleh PPK. Selanjutnya Kepala UKPBJ memebntuk
Pokja Pemilihan untuk melaksanakan kegiatan persiapan.
Pokja Pemilihan melakukan persiapan pemilihan melalui Penyedia
meliputi:
1. Reviu dokumen persiapan pengadaan;
2. Penetapan metode pemilihan Penyedia;
3. Penetapan metode Kualifikasi;
4. Penetapan persyaratan Penyedia;
5. Penetapan metode evaluasi penawaran;
6. Penetapan metode penyampaian dokumen penawaran;
7. Penyusunan dan penetapan jadwal pemilihan; dan
8. Penyusunan Dokumen Pemilihan.
2) Kualitas
Metode evaluasi Kualitas digunakan untuk pekerjaan yang ruang
lingkup pekerjaan, jenis tenaga ahli, dan waktu penyelesaian pekerjaan
tidak dapat diuraikan dengan pasti dalam KAK atau untuk pekerjaan
Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan.
Ilustrasi penentuan pemenang dengan menggunakan metode
Kualitas adalah sebagai berikut:
3) Pagu Anggaran
Metode evaluasi Pagu Anggaran digunakan untuk ruang lingkup
pekerjaan sederhana yang dapat diuraikan dengan pasti dalam KAK dan
penawaran tidak boleh melebihi Pagu Anggaran. Penawaran bisa
melebihi HPS namun masih dalam rentang Pagu Anggaran dan
selanjutnya dinegosiasikan.
Ilustrasi penentuan pemenang dengan menggunakan metode Pagu
Anggaran adalah sebagai berikut:
4) Biaya Terendah
Metode evaluasi Biaya Terendah hanya digunakan untuk pekerjaan
standar atau bersifat rutin yang praktik dan standar pelaksanaan
pekerjaannya sudah mapan.
Ilustrasi penentuan pemenang dengan menggunakan metode
Biaya Terendah adalah sebagai berikut:
Tahapan Waktu
a. pengumuman prakualifikasi paling kurang 7 (tujuh) hari kalender
b. pendaftaran dan sampai dengan batas akhir
pengunduhan Dokumen penyampaian dokumen kualifikasi
Kualifikasi
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender sejak
(apabila diperlukan) tanggal pengumuman prakualifikasi,
dilaksanakan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen sampai dengan paling kurang 3 (tiga)
Kualifikasi hari kalender setelah berakhirnya
penayangan pengumuman
prakualifikasi, diakhiri pada hari kerja
dan akhir jam kerja.
e. evaluasi Kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
f. pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
g. penetapan dan pengumuman paling lambat 1 (satu) hari kalender
hasil kualifikasi setelah pembuktian kualifikasi
h. sanggah kualifikasi ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman hasil
kualifikasi, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah akhir
masa sanggah diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
lulus prakualifikasi masa sanggah kualifikasi jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari kerja
setelah semua sanggah dijawab
b. pengunduhan dokumen sampai dengan batas akhir
pemilihan penyampaian dokumen penawaran
Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
lulus prakualifikasi masa sanggah kualifikasi jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari kerja
setelah semua sanggah dijawab
b. pengunduhan dokumen sampai dengan batas akhir
pemilihan penyampaian dokumen penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
peserta yang lulus prakualifikasi,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan, paling
Penawaran kurang 3 (tiga) hari kerja setelah
Berita Acara Hasil Pemberian
Penjelasan, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja.
e. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian
Penawaran administrasi dan Dokumen Penawaran berakhir
teknis (file I)
f. evaluasi administrasi disesuaikan dengan kebutuhan
g. evaluasi teknis bagi yang lulus disesuaikan dengan kebutuhan
evaluasi administrasi
h. pengumuman peserta yang lulus paling lambat 1 (satu) hari kalender
evaluasi administrasi dan teknis setelah evaluasi penawaran, dilakukan
(file I) pada hari kerja dan jam kerja
i. pembukaan Dokumen paling lambat 1 (satu) hari kalender
Penawaran (file II) bagi yang setelah pengumuman peserta yang
lulus evaluasi teknis lulus evaluasi administrasi dan teknis
j. evaluasi harga disesuaikan dengan kebutuhan
k. penetapan dan pengumuman paling lambat 1 (satu) hari kalender
pemenang setelah evaluasi harga
l. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman Pemenang,
diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja
● Jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah akhir
masa sanggah diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
m. Laporan Pokja Pemilihan ● disesuaikan dengan kebutuhan
kepada PPK.
Tahapan Waktu
a. Pengumuman prakualifikasi paling kurang 7 (tujuh) hari kalender
Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
lulus prakualifikasi masa sanggah kualifikasi dalam hal
tidak ada sanggah atau 1 (satu) hari
kerja setelah semua sanggah
dijawab
b. Pengunduhan dokumen sampai dengan batas akhir
pemilihan penyampaian Dokumen Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
lulus prakualifikasi masa sanggah kualifikasi jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari
kalender setelah semua sanggah
dijawab
b. pengunduhan dokumen sampai dengan batas akhir
penyampaian dokumen kualifikasi
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
peserta yang lulus prakualifikasi
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran administrasi dan paling kurang 3 (tiga) hari kerja
teknis (tahap I) setelah Berita Acara Hasil Pemberian
Penjelasan, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja.
e. pembukaan Dokumen 1 (satu) hari kalender setelah masa
Penawaran administrasi dan penyampaian Dokumen Penawaran
teknis administrasi dan teknis (tahap I)
berakhir
f. evaluasi dokumen penawaran disesuaikan dengan kebutuhan
administrasi
g. evaluasi teknis dan negosiasi disesuaikan dengan kebutuhan
teknis bagi yang lulus evaluasi
teknis
h. pengumuman peserta yang lulus 1 (satu) hari kalender setelah
evaluasi administrasi dan teknis evaluasi penawaran
(tahap I)
i. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran teknis (revisi) dan diakhiri pada hari kerja dan jam kerja.
harga (tahap II)
j. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian
Penawaran (tahap II) Dokumen Penawaran tahap II
berakhir
k. evaluasi Dokumen Penawaran disesuaikan dengan kebutuhan
harga
l. penetapan dan pengumuman Paling lambat 1 (satu) hari kalender
pemenang setelah evaluasi dokumen
penawaran harga
m. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman Pemenang,
diakhiri pada hari kerja dan jam
Tahapan Waktu
a. Pengumuman Tender paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan pengunduhan dimulai sejak hari pertama
dokumen pengumuman sampai dengan batas
akhir penyampaian dokumen
penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal pengumuman Tender
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan dan
Penawaran paling kurang 3 (tiga) hari kalender
setelah Berita Acara Hasil Pemberian
Penjelasan, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja.
e. Pembukaan dokumen Setelah masa penyampaian
penawaran administrasi, teknis Dokumen Penawaran berakhir
dan dokumen kualifikasi (file I);
f. evaluasi administrasi dan disesuaikan dengan kebutuhan
kualifikasi teknis
g. pengumuman peserta yang lulus 1 (satu) hari kalender setelah
evaluasi administrasi dan teknis evaluasi penawaran dilakukan pada
(file I) hari kerja dan akhir jam kerja
Tahapan Waktu
a. Pengumuman Tender paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan pengunduhan dimulai sejak hari pertama
dokumen pengumuman tender sampai dengan
batas akhir penyampaian dokumen
penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal pengumuman Tender,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan dan
Penawaran paling kurang 3 (tiga) hari kalender
setelah Berita Acara Hasil Pemberian
Penjelasan, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja
e. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian
Penawaran Dokumen Penawaran berakhir
f. evaluasi administrasi, kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
teknis, dan harga
g. pembuktian kualifikasi kepada disesuaikan dengan kebutuhan
Tahapan Waktu
a. Pengumuman Tender paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan pengunduhan dimulai sejak hari pertama
dokumen pengumuman tender sampai dengan
batas akhir Penyampaian Dokumen
Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal pengumuman Tender,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan dan
Penawaran paling kurang 3 (tiga) hari kalender
setelah Berita Acara Hasil Pemberian
Penjelasan, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja.
e. Pembukaan dokumen penawaran setelah masa penyampaian
administrasi, teknis dan dokumen Dokumen Penawaran berakhir
kualifikasi (file I)
f. evaluasi administrasi dan disesuaikan dengan kebutuhan
kualifikasi
g. pengumuman peserta yang lulus 1 (satu) hari kalender setelah evaluasi
evaluasi administrasi dan teknis penawaran, dilakukan pada hari kerja
(file I) dan jam kerja
Tahapan Waktu
a. Pengumuman Tender paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan pengunduhan dimulai sejak hari pertama
dokumen pengumuman tender sampai dengan
batas akhir Penyampaian Dokumen
Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal pengumuman Tender,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan dan
Penawaran paling kurang 3 (tiga) hari kalender
setelah Berita Acara Hasil
Pemberian Penjelasan, diakhiri pada
hari kerja dan jam kerja.
e. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian
Penawaran Dokumen Penawaran berakhir
Tahapan Waktu
a. Undangan Tender Cepat -
b. Pendaftaran Tender Cepat -
c. penyampaian Dokumen paling lama 3 (tiga) hari kalender
Penawaran setelah undangan Tender, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja.
d. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian
Penawaran Dokumen Penawaran berakhir
e. pengumuman hasil pembukaan Setelah pembukaan Dokumen
Dokumen Penawaran Penawaran
f. verifikasi kualifikasi kepada disesuaikan dengan kebutuhan
calon Pemenang
g. penetapan pemenang dan paling lambat 1 (satu) hari kalender
pengumuman setelah verifikasi kualifikasi
Tahapan Waktu
a. Undangan Tender Cepat -
b. Pendaftaran Tender Cepat -
c. penyampaian Dokumen Penawaran paling lama 3 (tiga) hari kalender
setelah undangan Tender Cepat,
diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja
d. pembukaan Dokumen Penawaran setelah masa penyampaian
Dokumen Penawaran berakhir
e. pengumuman hasil pembukaan setelah pembukaan Dokumen
Dokumen Penawaran Penawaran
f. verifikasi kualifikasi kepada calon disesuaikan dengan kebutuhan
Pemenang
g. penetapan pemenang dan paling lambat 1 (satu) hari kalender
pengumuman setelah verifikasi kualifikasi
Tahapan Waktu
a. pengumuman prakualifikasi paling kurang 7 (tujuh) hari kalender
b. pendaftaran dan pengunduhan sampai dengan batas akhir
Dokumen Kualifikasi penyampaian dokumen kualifikasi
c. pemberian penjelasan (apabila paling cepat 3 (tiga) hari kalender
diperlukan) sejak tanggal pengumuman
prakualifikasi
d. penyampaian Dokumen Kualifikasi paling kurang 3 (tiga) hari kalender
setelah berakhirnya penayangan
pengumuman prakualifikasi, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja.
e. evaluasi Kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
f. pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
g. penetapan dan pengumuman hasil paling lambat 1 (satu) hari kalender
kualifikasi serta daftar pendek setelah pembuktian kualifikasi
h. masa sanggah kualifikasi ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman hasil
kualifikasi, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat
Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
masuk ke dalam daftar pendek masa sanggah kualifikasi jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari
setelah semua sanggah dijawab
b. pengunduhan dokumen pemilihan sampai dengan batas akhir
penyampaian dokumen penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
peserta yang masuk daftar pendek,
diakhiri pada hari kerja dan jam kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran file I dan file II diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja.
e. pembukaan Dokumen Penawaran Setelah masa penyampaian
administrasi dan teknis (file I) Dokumen Penawaran berakhir
f. evaluasi dokumen penawaran disesuaikan dengan kebutuhan
administrasi dan teknis
g. pengumuman peringkat teknis setelah evaluasi penawaran dan
teknis
h. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman
Pemenang, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
i. pembukaan Dokumen Penawaran setelah masa sanggah berakhir atau
biaya (file II) berupa dokumen sanggah dinyatakan salah/ditolak
penawaran biaya bagi yang lulus
evaluasi teknis
j. evaluasi dan negosiasi teknis dan disesuaikan dengan kebutuhan
biaya
k. penetapan dan pengumuman setelah evaluasi dan negosiasi
pemenang teknis dan biaya
l. Laporan Pokja Pemilihan kepada disesuaikan dengan kebutuhan
PPK.
Tabel 19.15 Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya,
Pagu Anggaran dan Biaya Terendah
Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
masuk daftar pendek masa sanggah kualifikasi jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari
setelah semua sanggah dinyatakan
salah/ditolak
b. pengunduhan dokumen pemilihan sampai dengan batas akhir
penyampaian dokumen penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
peserta yang masuk daftar pendek
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja.
e. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian
Penawaran administrasi dan Dokumen Penawaran berakhir
teknis (file I)
f. evaluasi administrasi dan teknis disesuaikan dengan kebutuhan
g. pengumuman hasil evaluasi setelah evaluasi penawaran teknis
administrasi dan teknis
h. pembukaan Dokumen Penawaran setelah pengumuman hasil evaluasi
(file II) bagi yang lulus evaluasi administrasi dan teknis
teknis
i. evaluasi biaya disesuaikan dengan kebutuhan
j. penetapan dan pengumuman setelah evaluasi biaya
pemenang
k. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman
Pemenang, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
l. Negosiasi teknis dan biaya setelah masa sanggah berakhir atau
sanggah dinyatakan salah/ditolak
m. Laporan Pokja Pemilihan kepada disesuaikan dengan kebutuhan
PPK
Tahapan Waktu
a. pengumuman prakualifikasi paling singkat 7 (tujuh) hari kalender
b. pendaftaran dan pengunduhan sampai dengan batas akhir
Dokumen Kualifikasi penyampaian dokumen kualifikasi
c. pemberian penjelasan, apabila paling singkat 3 (tiga) hari kalender
diperlukan sejak tanggal pengumuman
prakualifikasi, dilakukan pada hari
kerja dan jam kerja
d. penyampaian Dokumen paling singkat 3 (tiga) hari kalender
Kualifikasi setelah berakhirnya penayangan
pengumuman prakualifikasi, diakhiri
pada hari kerja dan akhir jam kerja.
e. evaluasi Kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
Pokja Pemilihan
f. pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
Pokja Pemilihan
g. penetapan dan pengumuman disesuaikan dengan kebutuhan
hasil kualifikasi serta daftar Pokja Pemilihan
pendek
h. masa sanggah kualifikasi selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman hasil
kualifikasi, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kerja setelah selesai
masuk ke dalam daftar pendek masa sanggah kualifikasi dalam hal
tidak ada sanggah atau 1 (satu) hari
setelah semua sanggah dijawab
b. Pendaftaran dan pengunduhan sampai dengan batas akhir
dokumen Penyampaian Dokumen Penawaran
c. pemberian penjelasan dilaksanakan paling singkat 3 (tiga)
hari kalender sejak tanggal
undangan kepada peserta yang
masuk dalam daftar pendek,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran file I dan file II diakhiri pada hari kerja dan akhir
jam kerja.
e. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian
Penawaran file I berupa Dokumen Penawaran berakhir
dokumen penawaran administrasi
dan teknis
f. evaluasi dokumen penawaran disesuaikan dengan kebutuhan
administrasi dan teknis
g. pengumuman peringkat teknis setelah evaluasi penawaran dan
teknis
h. masa Sanggah selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman hasil
kualifikasi, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja
jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah akhir
masa sanggah, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
i. pembukaan Dokumen setelah masa sanggah berakhir atau
Penawaran file II berupa sanggah dinyatakan salah/ditolak
dokumen penawaran biaya bagi
yang lulus evaluasi teknis
j. evaluasi dan negosiasi teknis dan disesuaikan dengan kebutuhan
biaya
k. penetapan dan pengumuman setelah evaluasi dan negosiasi
pemenang teknis dan biaya
l. Laporan Pokja Pemilihan kepada disesuaikan dengan kebutuhan
PPK
Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kerja setelah selesai
masuk daftar pendek masa sanggah kualifikasi, jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari kerja
setelah semua sanggah dinyatakan
salah/ ditolak
b. Pendaftaran dan pengunduhan Sampai dengan batas akhir
dokumen Penyampaian Dokumen Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
peserta yang masuk daftar pendek,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja.
e. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian
Penawaran administrasi file I Dokumen Penawaran berakhir
berupa dokumen penawaran
administrasi dan teknis
f. evaluasi administrasi dan teknis disesuaikan dengan kebutuhan
g. pengumuman hasil evaluasi setelah evaluasi penawaran teknis
administrasi dan teknis
h. pembukaan Dokumen setelah pengumuman hasil evaluasi
Penawaran (file II) bagi yang administrasi dan teknis
lulus evaluasi teknis
i. evaluasi biaya disesuaikan dengan kebutuhan
j. penetapan dan pengumuman setelah evaluasi biaya
pemenang
k. masa Sanggah
selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman hasil
kualifikasi, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
l. Negosiasi teknis dan biaya setelah masa sanggah berakhir atau
sanggah dinyatakan salah/ditolak
m. Laporan Pokja Pemilihan kepada disesuaikan dengan kebutuhan
PPK
Tahapan Waktu
a. Pengumuman seleksi Paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan pengunduhan sampai dengan batas akhir
dokumen penyampaian dokumen kualifikasi
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender sejak
tanggal undangan Seleksi, diakhiri pada
hari kerja dan jam kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan, diakhiri
Penawaran pada hari kerja dan jam kerja.
e. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian Dokumen
Penawaran administrasi dan Penawaran berakhir
teknis (file I) dan kualifikasi
f. evaluasi administrasi dan disesuaikan dengan kebutuhan
teknis
g. pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
h. pengumuman hasil evaluasi setelah pembuktian kualifikasi
administrasi dan teknis
i. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender setelah
pengumuman Pemenang, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kerja setelah akhir masa
sanggah
j. pembukaan Dokumen setelah masa sanggah berakhir atau
Penawaran (file II) bagi yang sanggah dinyatakan salah/ditolak
lulus evaluasi teknis
k. evaluasi dan negosiasi teknis disesuaikan dengan kebutuhan
dan biaya
l. penetapan dan pengumuman 1 (satu) hari kalender setelah evaluasi
pemenang teknis dan biaya, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja
m. Laporan Pokja Pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan
kepada PPK
Tahapan Waktu
a. Pengumuman seleksi paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan sampai dengan batas akhir
pengunduhan dokumen Penyampaian Dokumen Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kerja sejak
tanggal undangan Seleksi, dilakukan
pada hari kerja dan jam kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan, diakhiri
Penawaran pada hari kerja dan jam kerja.
e. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian Dokumen
Penawaran administrasi dan Penawaran berakhir
teknis (file I) dan kualifikasi
f. Evaluasi administrasi dan disesuaikan dengan kebutuhan
teknis
g. Pembuktian Kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
h. pengumuman hasil evaluasi setelah pembuktian kualifikasi
administrasi dan teknis
i. masa Sanggah selama 5 (lima) hari kalender setelah
pengumuman hasil kualifikasi,
diakhiri pada hari kerja dan jam kerja
jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah akhir
masa sanggah, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
j. pembukaan Dokumen setelah masa sanggah berakhir atau
Penawaran (file II) bagi yang sanggah dinyatakan salah/ditolak
lulus evaluasi teknis
k. evaluasi dan negosiasi teknis disesuaikan dengan kebutuhan
dan biaya
l. penetapan dan pengumuman 1 (satu) hari kalender setelah evaluasi
pemenang Pengadaan Jasa teknis dan biaya, diakhiri pada hari kerja
Konsultansi Konstruksi dan jam kerja
m. Laporan Pokja Pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan
kepada PPK
Tahapan Waktu
a. Pengumuman paling kurang 7 (tujuh) hari kalender
prakualifikasi
b. Pendaftaran dan sampai dengan batas akhir penyampaian
pengunduhan dokumen dokumen kualifikasi
kualifikasi
c. Pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender sejak
(apabila diperlukan) tanggal pengumuman prakualifikasi,
dilaksanakan pada hari kerja dan jam kerja.
d. Penyampaian dokumen sampai dengan paling kurang 3 (tiga) hari
kualifikasi kalender setelah berakhirnya penayangan
pengumuman prakualifikasi. Diakhiri pada
hari kerja dan jam kerja.
e. Evaluasi kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
f. Pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
g. Penetapan dan setelah pembuktian kualifikasi
pengumuman hasil
kualifikasi
h. Sanggah kualifikasi • Selama 5 (lima) hari kalender setelah
pengumuman hasil kualifikasi, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
• Jawaban sanggah paling lambat 3 (tiga)
hari kalender setelah akhir masa
sanggah, diakhiri pada hari kerja dan
jam kerja.
Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta 1 (satu) hari kalender setelah selesai masa
yang lulus prakualifikasi sanggah kualifikasi jika tidak ada sanggah
atau 1 (satu) hari kerja setelah semua
sanggah dijawab
b. Pengunduhan dokumen Sampai dengan batas akhir Penyampaian
pemilihan Dokumen Penawaran
Tahapan Waktu
a. Undangan kepada 1 (satu) hari kalender setelah selesai masa
peserta yang lulus sanggah kualifikasi jika tidak ada sanggah
prakualifikasi atau 1 (satu) hari kalender setelah semua
sanggah dijawab
b. pengunduhan dokumen sampai dengan batas akhir penyampaian
pemilihan Dokumen Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender sejak
tanggal undangan kepada peserta yang
lulus prakualifikasi
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan, paling
Penawaran administrasi kurang 3 (tiga) hari kalender setelah Berita
dan teknis (tahap I) Acara Hasil Pemberian Penjelasan, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
e. pembukaan Dokumen 1 (satu) hari kalender setelah masa
Penawaran administrasi penyampaian Dokumen Penawaran
dan teknis administrasi dan teknis (tahap I) berakhir
f. evaluasi dokumen disesuaikan dengan kebutuhan
penawaran administrasi
g. evaluasi teknis dan disesuaikan dengan kebutuhan
negosiasi teknis bagi
yang lulus evaluasi teknis;
h. pengumuman peserta 1 (satu) hari kalender setelah evaluasi
yang lulus evaluasi penawaran
administrasi dan teknis
(tahap I)
i. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan, diakhiri
Penawaran teknis (revisi) pada hari kerja dan jam kerja.
dan harga (tahap II)
j. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian Dokumen
Penawaran (tahap II) Penawaran tahap II berakhir
k. evaluasi Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan
Penawaran harga
l. penetapan dan paling lambat 1 (satu) hari kalender setelah
pengumuman pemenang evaluasi Dokumen Penawaran harga
m. masa Sanggah • Selama 5 (lima) hari kalender setelah
pengumuman Pemenang, diakhiri pada
hari kerja dan jam kerja
• Jawaban sanggah paling lambat 5 (lima)
hari kalender setelah akhir masa
sanggah, diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja
a. Dokumen Kualifikasi
Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan menyusun Dokumen Kualifikasi
yang memuat informasi dan ketentuan tentang persyaratan kualifikasi
Penyedia, digunakan sebagai pedoman oleh Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan dan Peserta untuk memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan.
Isi Dokumen Kualifikasi meliputi:
1) Petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi;
2) Formulir isian kualifikasi;
3) Instruksi kepada peserta, termasuk tata cara penyampaian Dokumen
4) Kualifikasi;
5) Lembar data kualifikasi;
6) Pakta integritas; dan/atau
7) Tata cara evaluasi kualifikasi.
C. Rangkuman
Dalam persiapan pemilihan penyedia maka aliran tugas pekerjaan
seorang Pajabat Pengadaan atau Pokja Pemilihan adalah sebagai berikut:
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 3 terutama bagian yang
belum anda kuasai.
A. Simpulan
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 jo Peraturan Presiden Nomor
12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai salah
satu peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Lapangan Kerja, memberikan ruang bagi Pelaku Pengadaan untuk dapat
melaksanakan proses pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai dengan
kaidah norma yang baru dan adaptif dengan kondisi terkini. Dalam pelaksanaan
teknisnya terdapat Peraturan LKPP Nomor…tahun 2021 tentang Pedoman
Swakelola dan Peraturan LKPP Nomor…tahun 2021 tentang Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia.
Pelaku Pengadaan dari pihak Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pengadaan, Pokja Pemilihan
dan Penyelenggara Swakelola dapat menggunakan materi ini sebagai
penunjang kerja dan kinerja dalam pengadaan barang/jasa baik melalui
swakelola atau pemilihan penyedia, sehingga dapat mewujudkan tujuan
pengadaan barang/jasa yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan Persiapan Swakelola, yang perlu perhatikan oleh
PA/KPA dan Pejabat Pembuat Komitmen adalah:
1. Memperhatikan tipe swakelola yang dipilih;
2. Rangkaian kegiatan persiapan swakelola memiliki beberapa perbedaan
terutama swakelola tipe I jika dibandingkan dengan persiapan swakelola
tipe II, tipe III dan tipe IV;
C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tantang
Persiapan Pengadaan, maka setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan
diharapkan dapat memperdalam pemahaman materi dengan membaca
referensi yang ada dalam daftar pustaka.
MATERI 7:
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA
Oleh:
Ir. Tatang Rustandar Wiraatmadja, M.T.
Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul berjudul
Materi 7: Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola ini dapat diselesaikan. Terima
kasih kami sampaikan atas masukan dan peran dari berbagai pihak melalui
pembahasan yang intensif dengan para widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan
Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui
Swakelola” untuk Pelatihan PBJP Tingkat Dasar versi 4 berdasarkan pada Surat
Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021
tanggal 22 April 2021 tentang Tim Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar
Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat membantu para peserta diklat pengadaan
barang/jasa tingkat dasar dalam memahami Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Secara Swakelola, mulai dari pengertian, latar belakang, tujuan, kriteria, tipologi,
sampai proses pelaksanaannya. Isi Modul ini mengacu pada pengaturan pengadaan
barang/jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang P5rubahan Perpres Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengdaaan Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini disusun oleh Ir. Tatang Rustandar Wiraatmadja, MT Widyaiswara
Ahli Utama di Pusdiklat PBJ LKPP. Kami sampaikan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada Pimpinan LKPP dan semua pihak yang memberikan
sumbangsih masukan konstruktifnya. Diharapkan modul ini dapat membantu para
peserta pelatihan dalam memahami pelaksanaan PBJ melalui Swakelola sehingga
dalam pengelolaannya menjadi lebih profesional. Modul ini diharapkan menjadi
acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul ini. Demikian Modul ini dibuat semoga bermanfaat.
Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001
A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola
sebagaimana diatur Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 63), perlu disusun modul pelatihan pengadaan barang/jasa
secara swakelola, yang memuat Perencanaan Swakelola, Persiapan Swakelola,
Pelaksanaan Swakelola, Pengawasan Swakelola, dan Serah Terima Hasil
Pekerjaan Swakelola untuk masing-masing tipe Swakelola serta Sanksi atas
pelanggaran Penyelenggaraan Swakelola.
B. Deskripsi Singkat
Pelaksanaan Pengadaan barang/jasa pemerintah secara swakelola meliputi
kegiatan pelaksanaan, pengawasan, dan serah terima pekerjaan, termasuk di
dalamnya cara pembayaran dan penyaluran dana, pelaporan, dan
pertanggungjawaban swakelola, serta sanksi.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari buku informasi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
menjelaskan pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara swakelola.
2. Indikator Keberhasilan
Pada akhir pelatihan, peserta diharapkan mampu menjelaskan: pelaksanaan
Swakelola berdasarkan tipe swakelola, termasuk di dalamnya cara
pembayaran dan penyaluran dana, serta pengawasan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban swakelola.
A. Uraian Materi
Pelaksanaan Pengadaan barang/jasa pemerintah secara swakelola meliputi
pelaksanaan, pengawasan, serah terima hasil pekerjaan, serta sanksi.
1. Pelaksanaan Swakelola
a. Tipe I
Penyelenggara Swakelola melaksanakan swakelola sesuai dengan
jadwal dan tahapan pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output sesuai dengan
hasil persiapan. Pelaksanaan swakelola memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah
ditetapkan oleh PPK;
2) Pengajuan kebutuhan tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil atau
tenaga pendukung), sarana prasarana/ peralatan dan material/bahan
kepada PPK sesuai dengan rencana kegiatan;
3) Penggunaan tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil atau tenaga
pendukung), sarana prasarana/peralatan dan material/ bahan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan;
4) Menyusun laporan penerimaan dan penggunaan tenaga kerja sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan;
5) Menyusun laporan swakelola dan dokumentasi sesuai dengan yang
diatur dalam dokumen Kontrak;
2. Pembayaran
Pembayaran pelaksanaan Swakelola sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan. Untuk Swakelola Tipe I, meliputi :
a. Pembayaran upah tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil atau tenaga
pendukung) berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah
borong;
b. Pembayaran gaji/honorarium tenaga ahli/ narasumber (apabila diperlukan);
c. Pembayaran Jasa Lainnya atau Jasa Konsultansi; atau
d. Pembayaran bahan/material dan peralatan/suku cadang.
Untuk Tipe II, III, dan IV, pembayaran pelaksanaan Swakelola sesuai
dengan kesepakatan yang tercantum dalam Kontrak Swakelola dan sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
Pengaturan pembayaran di dalam kontrak disesuaikan dengan kebutuhan.
Mengingat pada swakelola, pelaksananya bukan badan usaha atau perorangan
yang memiliki modal awal atau akses ke lembaga keuangan, maka dimungkinkan
diberikan uang muka sebagai modal awal. Besarnya uang muka disesuaikan
dengan kebutuhan untuk membeli bahan/alat dan upah pekerja pada tahap awal.
Jumlah dan besaran termin pembayaran disesuaikan dengan kemajuan pekerjaan
dan memperhitungkan resiko atas kegagalan kontrak.
3. Pengawasan
Penyelenggara Swakelola melaksanakan tugas pengawasan administrasi,
teknis, dan keuangan sejak persiapan, pelaksanaan, dan penyerahan hasil
pekerjaan yang meliputi:
a. Verifikasi administrasi dan dokumentasi serta pelaporan;
b. Pengawasan teknis pelaksanaan dan hasil Swakelola untuk mengetahui
realisasi fisik meliputi:
1) Pengawasan kemajuan pelaksanaan kegiatan;
2) Pengawasan penggunaan tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil,
atau tenaga pendukung) serta jasa konsultansi, sarana prasarana/
peralatan dan material/bahan;
3) Pengawasan pengadaan Barang/Jasa (jika ada).
c. Pengawasan tertib administrasi keuangan.
5. Sanksi
PPK dapat mengenakan sanksi kepada pelaksana Swakelola atas adanya
pelanggaran penyelenggaraan swakelola berdasarkan penilaian PPK secara
mandiri ataupun atas laporan dari Tim Pengawas. Pelaksana swakelola yang
terbukti melakukan pelanggaran atas penyelenggaraan swakelola dikenakan
pembatalan sebagai Pelaksana Swakelola. Pengenaan sanksi pada Swakelola
Tipe I sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan, sedangkan
pada Swakelola Tipe II, III, dan IV sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak.
B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah secara swakelola, anda diminta untuk menjelaskan
C. Rangkuman
Pelaksanaan swakelola meliputi kegiatan pelaksanaan, pengawasan, dan
serah terima hasil pekerjaan.
Pelaksanaan swakelola sesuai dengan KAK dan rencana kegiatan yang
telah ditetapkan. Pengajuan dan penggunaan tenaga kerja, bahan,
peralatan/sarana-prasarana sesuai dengan rencana dan jadwal pelaksanaan.
Demikian pula, pembayaran sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tim pelaksana wajib
menyusun dan menyampaikan laporan penggunaan tenaga kerja, bahan,
peralatan/sarana-prasaran, serta laporan dan dokumentasi pelaksanaan
swakelola sesuai yang diatur di dalam dokumen kontrak. PPK melakukan
pembayaran pelaksanaan Swakelola sesuai dengan kesepakatan yang tercantum
dalam Kontrak Swakelola sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan.
Tim Pengawas melaksanakan tugas pengawasan administrasi, teknis, dan
keuangan sejak persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil pekerjaan.
Tim pelaksana menyerahkan hasil pekerjaan kepada PPK setelah dilakukan
pemeriksaan oleh tim pengawas. Setiap tahap tersebut dilengkapi dengan berita
acara.
Penyelenggara Swakelola yang terbukti melakukan pelanggaran atas
penyelenggaraan swakelola dikenakan pembatalan sebagai Penyelenggara
Swakelola. Pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak.
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok terutama bagian yang belum
anda kuasai.
A. Simpulan
Swakelola merupakan salah satu cara pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dalam rangka mengoptimalkan sumber daya manusia di lingkungan pemerintah dan
juga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat.
Diharapkan modul pelatihan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui
Swakelola ini dapat menjadi bekal bagi Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah,
Organisasi Masyarakat pelaksana Swakelola Tipe III, dan Kelompok Masyarakat
dalam menyelengarakan Swakelola.
B. Implikasi
Peserta pelatihan yang telah selesai mempelajari modul ini diharapkan
memilliki pemahaman mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah secara
swakelola. Namun, bila hanya berbekal pemahaman saja, belum cukup untuk dapat
menyelenggarakan pengadaan barang/jasa secara swakelola. Perlu pelatihan
kompetensi. Pada pelatihan kompetensi, selain pendalaman lebih rinci pada setiap
tahapan swakelolanya (knowledge/know-how-nya), juga peserta pelatihan diasah
keterampilan dan perilaku (attitude) nya.
Untuk mencapai pemahaman, isi modul ini sudah cukup memadai. Namun,
untuk pelatihan kompetensi, perlu dilengkapi/diperkaya dengan contoh-contoh,
format-format, dan buku kerja yang berisi studi kasus.
.
C. Tindak Lanjut
Untuk kepentingan pelatihan kompetensi, modul ini perlu diperkaya dan
diperdalam, termasuk dilengkapi dengan contoh format, studi kasus, dan alat
pembelajaran lainnya.
MATERI 8:
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA
Oleh:
Arif Rachman, ST., M.T., M.M.
Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul
berjudul Materi 8: Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia ini dapat
diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan atas masukan dan peran dari
berbagai pihak melalui pembahasan yang intensif dengan para widyaiswara
lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui
Penyedia” untuk Pelatihan PBJP Tingkat Dasar versi 4 berdasarkan pada Surat
Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/2021
tanggal 22 April 2021 tentang Tim Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat
Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar. Acuan yang dapat
digunakan seluruh pihak yang terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa untuk
lebih memahami Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia. Materi dalam modul ini
mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan
Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Arif Rachman, ST., M.T., M.M, kami sampaikan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan LKPP dan
semua pihak yang memberikan sumbangsih masukan konstruktifnya.
Diharapkan modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam memahami
Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia sehingga dalam pengelolaannya menjadi
lebih profesional. Modul ini diharapkan menjadi acuan bagi semua pihak yang
terkait dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan
untuk kesempurnaan penulisan modul ini. Demikian Modul ini dibuat semoga
bermanfaat.
Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 dan
Perubahannya yaitu Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 disebutkan
bahwa proses mendapatkan barang/jasa dilakukan melalui penyedia atau
dengan swakelola.
Pada dasarnya proses pengadaan barang/ jasa dilakukan melalui
penyedia sehingga di sini hal yang kritikal yang perlu diketahui bagi para
peserta yang ingin belajar pengadaan. Proses melalui penyedia di pengadaan
barang/ jasa pemerintah telah mengalami banyak perkembangan diantaranya
dipengaruhi oleh teknologi informatika, yaitu dengan melalui E-Procurement,
dengan berbagai produk yang dihasilkan seperti E-Tender, E-Seleksi, E-Tender
Cepat, Reverse Auction, E-Purchasing, tentunya berbagai pilihan produk
tersebut disediakan untuk mendapatkan best value for money di pengadaan
pemerintah.
Pengembangan produk pemilihan melalui penyedia ini pastinya akan
terus berkembang, sejalan dinamika pengetahuan yang ada di pengadaan
barang/ jasa termasuk di pengadaan barang/ jasa pemerintah, pengetahuan ini
tidakk berdiri sendiri, peserta juga harus memahami terkait ketentuan umum di
pengadaan, prinsip dan etika di pengadaan, tujuan pengadaan, dan
perencanaan pengadaan melalui penyedia.
B. Deskripsi Singkat
Ruang lingkup dari materi pelaksanaan pemilihan melalui penyedia
terdiri Pelaksanaan pemilihan penyedia, Tender Cepat dan Tender/ Seleksi
gagal serta tindak lanjutnya dan Pelaksanaan Kontrak.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran tatap muka untuk materi ini
adalah: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan brainstorming. Media pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran tatap muka antara lain: modul, slide
bahan tayang, papan tulis/white board, papan flipchart, LCD, computer.
D. Materi Pokok
Dalam modul ini terdapat 4 Materi Pokok dengan sub bab diuraikan
masing-masing sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pemilihan Penyedia
a. E-Purchasing
b. Penunjukan Langsung
c. Pengadaan Langsung
d. Tender Cepat
e. Tender/Seleksi
2. Tender Cepat & Tender/seleksi Gagal Serta Tindak Lanjutnya
a. Penyebab Tender/Seleksi dinyatakan Gagal
b. Tindak Lanjut Tender/Seleksi Gagal
c. Tindak Lanjut Tender/Seleksi Ulang Gagal
3. Pelaksanaan Kontrak
a. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
b. Penandatanganan Kontrak
c. Penyerahan Lokasi Pekerjaan
A. Uraian Materi
Pengadaan Barang/Jasa merupakan kegiatan yang dimulai dari
identifikasi kebutuhan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan.
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia meliputi kegiatan
persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia, persiapan pemilihan
Penyedia, pelaksanaan pemilihan Penyedia, pelaksanaan Kontrak dan serah
terima hasil pekerjaan.
Pelaksanaan
Proses Pemilihan Serah Terima
Kontrak
Tender Cepat
Untuk Tender Cepat, tahapannya sebagai berikut:
a. Undangan Tender Cepat
b. Pendaftaran Tender Cepat
c. Penyampaian dokumen penawaran
d. Pembukaan dokumen penawaran
e. Pengumuman hasil pembukaan dokumen Penawaran
f. Verifikasi kualifikasi kepada calon pemenang
g. Penetapan pemenang dan pengumuman.
E- reverse Auction
E-reverse Auction adalah metode penawaran harga secara berulang. E-
reverse Auction dapat digunakan untuk:
a. Tender dengan metode evaluasi harga terendah (dikecualikan untuk
pengadaan Pekerjaan Konstruksi)
b. Tender Cepat (yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan)
c. E-purchasing (khusus untuk barang/jasa di dalam E-Katalog)
d. Sebagai tindak lanjut Tender yang hanya terdapat 2 (dua) penawaran
yang masuk dan kedua penawaran tersebut lulus evaluasi teknis
untuk berkompetisi kembali dengan cara menyampaikan penawaran
harga lebih dari 1 (satu) kali dan bersifat lebih rendah dari
penawaran sebelumnya; atau
Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih Penyedia yang dapat menyediakan
barang/jasa yang dibutuhkan, maka untuk mendapat harga barang/jasa terbaik
dapat dilakukan:
1) Negosiasi kepada penyedia yang harga barang/jasanya paling murah
dan telah memperhitungkan ongkos kirim, instalasi, training (apabila
diperlukan); atau
2) e-Reverse Auction dimana dapat dilakukan penawaran harga secara
berulang.
c. Pengadaan Langsung
Pelaksanaan Pengadaan Langsung dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Pengadaan Langsung untuk Barang/Jasa Lainnya yang harganya sudah
pasti dengan nilai paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah), dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a) Pejabat Pengadaan melakukan pemesanan Barang/Jasa Lainnya
kepada Penyedia;
b) Penyedia dan PPK melakukan serah terima hasil Barang/Jasa
Lainnya;
c) Penyedia menyerahkan bukti pembelian/pembayaran atau kuitansi
kepada PPK; dan/atau
d) PPK melakukan pembayaran.
d. Tender Cepat
Tender Cepat merupakan metode pemilihan pada pengadaan dalam hal
Pelaku Usaha yang telah terkualifikasi dalam SIKaP (Sistem Informasi Kinerja
Penyedia), dengan membandingkan harga tanpa memerlukan penilaian
kualifikasi, evaluasi penawaran administrasi, evaluasi penawaran teknis,
sanggah dan sanggah banding.
Tender Cepat dilakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan
Kriteria:
1) Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara
rinci; atau
2) Dimungkinkan menyebutkan merek terhadap komponen barang/jasa ;
suku cadang ; bagian dari satu system yang sudah ada; atau barang/
jasa dalam katalog elektronik atau took daring.
e. Tender/Seleksi
1) Pelaksanaan Prakualifikasi
a) Pengumuman Prakualifikasi
Pengumuman dilakukan melalui SPSE dan dapat ditambahkan
dalam situs web Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah, papan
pengumuman resmi untuk masyarakat, surat kabar, dan/atau media
lainnya.
Pengumuman prakualifikasi paling sedikit memuat:
(1) Nama dan alamat Pokja Pemilihan;
(2) Uraian singkat pekerjaan;
(3) Nilai HPS dan nilai Pagu Anggaran;
(4) Persyaratan kualifikasi;
(5) Jadwal pengunduhan dokumen kualifikasi; dan
(6) Jadwal penyampaian dokumen kualifikasi.
b) Pendaftaran dan Pengunduhan Dokumen Kualifikasi
Pelaku Usaha yang berminat mengikuti proses Prakualifikasi
dapat mengunduh dokumen kualifikasi setelah melakukan pendaftaran
sebagai peserta kualifikasi.
c) Pemberian Penjelasan Kualifikasi
Pemberian penjelasan kualifikasi dilakukan melalui fasilitas yang
disediakan dalam aplikasi SPSE.
d) Penyampaian Dokumen Kualifikasi
(1) Peserta menyampaikan dokumen kualifikasi melalui formulir isian
elektronik kualifikasi yang tersedia pada SPSE sesuai jadwal yang
ditetapkan.
(2) Dalam hal formulir isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada
SPSE belum mengakomodir data kualifikasi yang disyaratkan,
maka data persyaratan kualifikasi tersebut disampaikan pada
fasilitas pengunggahan lain yang tersedia pada SPSE.
Barang/Pekerjaan
Tahapan Evaluasi
No Konstruksi /Jasa Jasa Konsultansi
Kualifikasi
Lainnya
1 Administrasi sistem gugur sistem gugur
2 Teknis sistem gugur sistem pembobotan
dengan ambang
batas.
f) Pembuktian kualifikasi
(1) Pokja Pemilihan melakukan pembuktian kualifikasi terhadap
peserta pemilihan yang memenuhi persyaratan kualifikasi, dengan
mengundang dan memverifikasi/mengklarifikasi kesesuaian data
pada informasi formulir elektonik isian kualifikasi pada SPSE atau
SIKaP yang disediakan dengan dokumen asli.
(2) Pokja Pemilihan dapat melakukan verifikasi/klarifikasi kepada
penerbit dokumen asli, kunjungan lapangan terhadap kebenaran
lokasi (kantor, pabrik, gudang, dan/atau fasilitas lainnya), tenaga
kerja, dan peralatan.
(3) Dalam hal jumlah peserta yang lulus pembuktian kualifikasi
kurang dari 3 (tiga) peserta, maka prakualifikasi dinyatakan gagal.
i) Sanggahan Kualifikasi
Peserta yang menyampaikan dokumen kualifikasi dapat
mengajukan sanggah melalui aplikasi SPSE apabila menemukan:
(1) Kesalahan dalam melakukan evaluasi;
(2) Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan
Perubahannya No 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan;
(3) Rekayasa/persekongkolan sehingga menghalangi terjadinya
persaingan usaha yang sehat; dan/atau
(4) Penyalahgunaan wewenang oleh Pokja Pemilihan, pimpinan
UKPBJ, PPK, PA/KPA, dan/atau kepala daerah.
Sanggah disampaikan kepada Pokja Pemilihan dalam waktu 5
(lima) hari kerja setelah pengumuman hasil kualifikasi.
Pokja Pemilihan memberikan jawaban tertulis atas semua
sanggah paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah masa sanggah
berakhir. Apabila sanggah dinyatakan salah/tidak diterima, maka Pokja
Pemilihan melanjutkan proses Prakualifikasi.
Apabila sanggah dinyatakan benar/diterima, Pokja Pemilihan
melakukan evaluasi kualifikasi ulang atau prakualifikasi ulang. Sanggah
yang disampaikan kepada Pejabat Penandatangan Kontrak, PA/KPA,
dan APIP Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah, atau disampaikan
Tabel 2.4 Prakualifikasi Gagal Dan Tindak Lanjutnya oleh Pokja Pemilihan
2) Pelaksanaan Pemilihan
a) Undangan Tender/Seleksi
Pokja Pemilihan mengundang semua peserta tender yang telah
lulus prakualifikasi atau peserta seleksi yang masuk dalam Daftar
Pendek untuk mengikuti proses Tender/Seleksi. Undangan
mencantumkan hari, tanggal, dan waktu pendaftaran dan pengunduhan
Dokumen Tender/Seleksi.
b) Pendaftaran dan Pengunduhan Dokumen Pemilihan
Semua Pelaku Usaha yang diundang atau yang berminat untuk
mengikuti Tender/Seleksi melakukan pendaftaran dan mengunduh
Dokumen Pemilihan melalui aplikasi SPSE.
c) Pemberian Penjelasan
(1) Pokja Pemilihan melaksanakan pemberian penjelasan
pemilihan Penyedia melalui aplikasi SPSE sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Pemberian penjelasan
2) Evaluasi Administrasi
a) Evaluasi administrasi dilakukan untuk semua penawaran
yang masuk, kecuali pada Tender yang menggunakan 1
(satu) file, evaluasi administrasi hanya dilakukan terhadap 3
(tiga) penawar terendah. Apabila dari ketiga penawaran
terendah tidak lulus evaluasi administrasi, maka dilanjutkan
kepada peserta dengan harga penawaran terendah
3) Evaluasi Teknis
Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan
lulus evaluasi administrasi. Evaluasi teknis bertujuan untuk menilai
apakah penawaran teknis peserta Tender/Seleksi memenuhi
persyaratan teknis yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan.
Evaluasi teknis dapat menggunakan sistem gugur atau pembobotan
dengan menggunakan ambang batas.
a) Pengadaan Barang
(1) Dalam hal terdapat produk yang memiliki TKDN+BMP paling
rendah 40% (empat puluh persen) maka produk dari luar
negeri digugurkan. Hal ini dapat dilakukan dalam hal hanya
terdapat 1 (satu) jenis barang dalam 1 (satu) paket.
(2) Pokja Pemilihan memeriksa pemenuhan spesifikasi yang
meliputi:
(a) Spesifikasi teknis barang (karakteristik fisik, detail
desain, toleransi, material yang digunakan, persyaratan
b) Pekerjaan Konstruksi
Pokja Pemilihan memeriksa pemenuhan, antara lain meliputi:
1) Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Utama
2) Peralatan Utama
3) Personel Manajerial
4) Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan (nilai HPS diatas Rp
25 Miliar)
5) RKK (Rencana Keselamatan Konstruksi)
c) Jasa Lainnya
1) Pokja Pemilihan memeriksa pemenuhan, antara lain meliputi:
(a) Spesifikasi teknis barang/bahan (karakteristik fisik, detail
desain, toleransi, material yang digunakan, persyaratan
d) Jasa Konsultansi
1) Pokja Pemilihan menilai penawaran teknis berdasarkan
kriteria evaluasi teknis yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Seleksi, meliputi:
(a) Pengalaman:
(1) Pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis
dengan pekerjaan yang dipersyaratkan dalam KAK
dilihat dari ruang lingkup, kompleksitas, dan nilai
pekerjaan;
(2) Pengalaman bekerja di lokasi pekerjaan; dan/atau
(3) Pengalaman manajerial dan fasilitas utama.
4) Evaluasi Harga
Hal-hal yang harus dilakukan oleh pokja pemilihan sebelum
melakukan evaluasi harga adalah:
a) Koreksi Aritmatik, kewajaran harga, dan harga satuan timpang
(1) Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
melakukan koreksi aritmatik, kewajaran harga, dan harga
satuan timpang untuk Kontrak Harga Satuan dan Kontrak
Gabungan Lumsum Dan Harga Satuan;
(2) Koreksi aritmatik untuk Jasa Konsultansi untuk Kontrak
Waktu Penugasan dan Kontrak Payung.
b) Evaluasi Harga Pengadaan Barang
(1) Untuk pengadaan dengan nilai paling sedikit di atas
Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah) diperhitungkan
preferensi untuk produk yang memiliki TKDN paling sedikit
25% (dua puluh lima persen).
dimana:
NPi : Nilai Penawaran Harga PT. i
Hargai : HEAi (jika memperhitungkan preferensi)
Nilai
Nama Harga TKDN
No HEA Penawaran
Peserta Penawaran (%)
Harga
1 PT. TS 3.000.000.000 20 3.000.000.000 96
2 PT. YP 3.300.000.000 40 2.970.000.000 97
3 PT. ES 3.100.000.000 30 2.867.500.000 100
dimana:
NPi : Nilai Penawaran Harga PT. i
Hargai : HEAi (jika memperhitungkan preferensi)
dimana:
HEAi : Hasil Evaluasi Akhir Penawaran PT. i
Untuk metode evaluasi sistem nilai, nilai penawaran harga
dihitung dengan membandingkan harga penawar dengan harga
penawaran terendah.
dimana :
NPi : Nilai Penawaran Harga PT. i
Hargai : HEAi (jika memperhitungkan preferensi)
dimana :
NPi : Nilai Penawaran Harga PT. i
Hargai : HEAi (jika memperhitungkan preferensi)
dimana :
NPi : Nilai Penawaran Harga PT. i
Hargai : HEAi (jika memperhitungkan preferensi)
Komposisi
No PT. IA PT. SH PT. AP PT. MR
Biaya
1 Harga 180.000.000.000 175.000.000.000 178.500.000 185.000.000.000
Penawaran
2 Biaya Suku 4.960.000 5.125.000 4.780.000 5.056.500
Cadang
3 Biaya 32.500.000 34.560.000 33.520.000 31.750.000
Operasional
4 Biaya 7.550.000 6.850.000 7.230.000 6.980.000
Pemeliharaan
5 Biaya 6.230.000 5.890.000 5.975.000 5.875.000
Perawatan
6 Nilai Sisa (90.000.000.000) (87.500.000) (90.650.000) (92.500.000)
Biaya Selama 141.240.000.000 139.925.000 139.355.000 142.161.500
Umur
Ekonomis
Peringkat 3 2 1 4
Pemenang Calon Calon Calon
Pemenang Pemenang Pemenang
Cadangan 2 Cadangan 1
Tabel 2.9 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Kualitas dan
Biaya
Nama Nilai
No Biaya Kelulusan Peringkat
Peserta Teknis
1 PT. AR 78 415.000.000 Lulus 1
2 PT. DK 70 402.000.000 Lulus 2
3 PT. ES 80 428.000.000 Tidak Lulus
Catatan : Ambang Batas : 80, Pagu Anggaran Rp. 402.000.000
Nilai
No Nama Peserta Biaya Peringkat
Teknis
1 PT. WW 78 415.000.000 2
2 PT. TS 70 402.000.000 1
3 PT. HA 80 428.000.000 3
Catatan: Ambang Batas : 65
l) Sanggah
Sanggah merupakan protes dari peserta pemilihan yang
merasa dirugikan atas penetapan hasil pemilihan Penyedia dengan
ketentuan:
(1) Peserta yang menyampaikan Dokumen Penawaran dapat
mengajukan sanggah melalui aplikasi SPSE apabila
menemukan:
(a) kesalahan dalam melakukan evaluasi;
(b) penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
dan perubahannya Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan ketentuan
yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;
(c) rekayasa/persekongkolan sehingga menghalangi terjadinya
persaingan usaha yang sehat; dan/atau
(d) penyalahgunaan wewenang oleh Pokja Pemilihan,
pimpinan UKPBJ, PPK, PA/KPA, dan/atau kepala daerah.
3. Pelaksanaan Kontrak
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa merupakan perjanjian tertulis antara
Pejabat Penandatangan Kontrak (Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran/PPK) dengan Penyedia atau pelaksana Swakelola.
Adapun ruang lingkup pelaksanaan kontrak meliputi:
a. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ);
b. Penandatanganan Kontrak;
c. Penyerahan Lokasi Pekerjaan;
d. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)/Surat Perintah Pengiriman (SPP);
e. Pemberian Uang Muka;
f. Penyusunan Program Mutu;
g. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak;
h. Mobilisasi;
i. Pemeriksaan Bersama;
j. Pengendalian Kontrak;
k. Inspeksi Pabrikasi;
h. Mobilisasi
1) Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sesuai
waktu yang ditetapkan.
2) Untuk Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, mobilisasi dilakukan
sesuai dengan lingkup pekerjaan, meliputi:
a) Mendatangkan bahan/material dan peralatan terkait yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
b) Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
c) Mendatangkan personil.
3) Untuk Jasa Konsultansi, mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, meliputi:
a) Mendatangkan tenaga ahli;
b) Mendatangkan tenaga pendukung; dan/atau
c) Menyiapskan peralatan pendukung.
4) Mobilisasi bahan/material, peralatan dan personil dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
i. Pemeriksaan Bersama
1) Apabila diperlukan,pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, para
pihak bersama-sama melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan
dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi
lokasi pekerjaan untuk setiap tahapan pekerjaan dan rencana mata
pembayaran.
2) Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat menetapkan tim
teknis dan PPK dapat menetapkan tim atau tenaga ahli.
3) Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila
dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak,
maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
k. Inspeksi Pabrikasi
Para pihak dapat melakukan inspeksi atas proses pabrikasi
barang/peralatan khusus. Jadwal, tempat dan ruang lingkup inspeksi harus
sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
n. Penyesuaian Harga
Penyesuaian harga diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak
yang berbentuk Kontrak Harga Satuan atau berdasarkan Waktu
Penugasan yang masa pelaksanaan pekerjaannya lebih dari 18 (delapan
belas) bulan, dengan ketentuan:
1) Ketentuan, persyaratan, dan tata cara perhitungan penyesuaian
harga dicantumkan dalam Dokumen Pemilihan (rancangan Kontrak)
dan/atau perubahan Dokumen Pemilihan, yang selanjutnya
dituangkan dalam Kontrak.
2) Persyaratan perhitungan penyesuaian harga meliputi:
a) penyesuaian diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan;
b) penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata
pembayaran, kecuali komponen keuntungan, biaya overhead,
dan harga satuan timpang sebagaimana tercantum dalam
penawaran;
c) penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam Kontrak/adendum kontrak;
o. Keadaan Kahar
Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak
para pihak dalam Kontrak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat
dipenuhi. Tidak termasuk keadaan kahar adalah hal-hal merugikan yang
disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para pihak.
Dalam hal terjadi keadaan kahar, Pejabat Penandatangan Kontrak
atau Penyedia memberitahukan tentang terjadinya Keadaan kahar
kepada salah satu pihak secara tertulis dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kalender sejak menyadari atau seharusnya menyadari
atas kejadian atau keadaan yang merupakan keadaan kahar.
Dalam hal terjadi keadaan kahar, pelaksanaan Kontrak dapat
dihentikan atau dilanjutkan setelah kondisi kahar berakhir. Dalam hal
pelaksanaan Kontrak dilanjutkan, para pihak dapat melakukan perubahan
kontrak. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak
akibat keadaan kahar. Perpanjangan waktu untuk penyelesaian Kontrak
dapat melewati Tahun Anggaran.
Dalam hal pelaksanaan Kontrak dihentikan, para pihak
menyelesaikan kewajiban yang telah dilaksanakan. Penyedia berhak untuk
menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau kemajuan
pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
q. Pemutusan Kontrak
Pemutusan Kontrak adalah tindakan yang dilakukan oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak atau Penyedia untuk mengakhiri berlakunya
Kontrak karena alasan tertentu
1) Pemutusan Kontrak oleh Pejabat Penandatangan Kontrak
Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan pemutusan Kontrak
apabila:
a) Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan
dalam proses pengadaan yang diputuskan oleh Instansi yang
berwenang.
b) Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa dinyatakan benar oleh Instansi yang berwenang;
c) Penyedia berada dalam keadaan pailit;
d) Penyedia terbukti dikenakan Sanksi Daftar Hitam sebelum
penandatangan Kontrak;
e) Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah mendapat Surat
Peringatan sebanyak 3 (tiga) kali;
f) Penyedia tidak mempertahankan berlakunya Jaminan Pelaksanaan;
g) Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan
tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan;
h) berdasarkan penelitian Pejabat Penandatangan Kontrak, Penyedia
tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh)
C. Rangkuman
Terdapat beberapa jenis pengadaan barang/jasa yang termasuk ke
dalam pengadaan khusus, yaitu:
1. Pengadaan barang/jasa dalam rangka penanganan kedaaan darurat
2. Pengadaan barang/jasa di luar negeri
3. Pengecualian
4. Penelitian
5. Tender/seleksi internasioanal dan dana pinjaman luar negeri atau hibah
luar negeri.
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok terutama bagian yang
belum anda kuasai.
A. Simpulan
Dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Perubahannya
yaitu Perpres 12 tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
diatur hal-hal mengenai Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
melalui Penyedia yang terdiri, yang substansinya dalam pembelajaran ini terdiri
dari:
1. Pelaksanaan Pemilihan Penyedia
2. Pelaksanaan Tender Cepat dan Tender/ Seleksi Gagal serta Tindak
lanjutnya
3. Pelaksanaan kontrak
B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat
memahami dan menambah pengetahuan tentang gambaran Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Penyedia.
C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tentang
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Penyedia, maka
setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat
memperdalam pemahaman materi dengan membaca buku yang ada dalam
daftar pustaka maupun literatur lain.
MATERI 9:
PENGADAAN KHUSUS
Oleh:
Dharma Nursani
Inamawati Mastuti Dewi, S.H.
Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul berjudul
Materi 9: Pengadaan Khusus ini dapat diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan
atas masukan dan peran dari berbagai pihak melalui pembahasan yang intensif
dengan para widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Pengadaan Khusus” untuk Pelatihan PBJP Tingkat
Dasar versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021 tanggal 22 April 2021 tentang Tim
Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat membantu para peserta pelatihan pengadaan
barang/jasa tingkat dasar dalam memahami Pengadaan Khusus. Modul pelatihan ini
juga dapat digunakan para peserta yang kelak menjadi Pejabat Pembuat Komitmen
atau Kelompok Kerja Pemilihan ketika melaksanakan perencanaan/persiapan
pengadaan barang/jasa pemerintah, khususnya dalam konteks pengadaan khusus.
Isi Modul ini mengacu pada pengaturan pengadaan barang/jasa yang tertuang
dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini disusun oleh Dharma Nursani dan Inamawati Mastuti Dewi, S.H
Kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan
LKPP dan semua pihak yang memberikan sumbangsih masukan konstruktifnya.
Diharapkan modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam memahami
pengadaan khusus sehingga dalam pengelolaannya menjadi lebih profesional.
Modul ini diharapkan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul ini. Demikian Modul ini dibuat semoga bermanfaat.
Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 dan
Perubahannya yaitu Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021, disebutkan
bahwa proses pengadaan barang/jasa pemerintah dimulai dari identifikasi
kebutuhan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan. Proses itu secara umum
terdiri dari empat tahap utama yaitu tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan
pemilihan, dan pelaksanaan kontrak.
Secara umum, proses/ketentuan pengadaan barang/jasa yang tercantum
dalam Peraturan Presiden tersebut dapat diberlakukan untuk berbagai jenis
barang/jasa pada berbagai lokasi dan situasi. Namun ternyata, ketentuan
pengadaan barang/jasa tidak bisa disamaratakan untuk semua situasi dan kondisi
lapangan. Ada pengadaan tertentu yang perlu ketentuan khusus antara lain
pengadaan untuk penanganan darurat, pengadaan diluar negeri dan lain-lain.
Ketentuan pengadaan dengan kondisi khusus tersebut tidak bisa disamakan
dengan pengadaan pada kondisi normal. Pengadaan di luar negeri misalnya, tidak
bisa disamakan dengan pengadaan di dalam wilayah Indonesia mengingat adanya
karakteristik pasar yang berbeda antara Indonesia dengan negara lain.
Perbedaan pengadaan khusus ini berbeda sebagian atau seluruhnya pada
satu atau lebih tahapan proses pengadaan barang/jasa. Misalnya pada
penanganan darurat, proses/ketentuan pada tahap perencanaan PBJ sama
dengan pada kondisi normal. Namun proses/ketentuan pada tahap pelaksanaan
pengadaan penanganan keadaan darurat dapat berbeda sebahagian dengan
kondisi normal.
Pelatihan mengenai pengadaan khusus ini mendapat tempat istimewa
dalam himpunan materi/modul pelatihan PBJ, mengingat pentingnya penguasaan
materi ini bagi pelaku pengadaan. Dalam penerapannya di lapangan kelak,
sebagai pelaku, peserta diharapkan mampu menangani pengadaan yang khusus,
sehingga memberi kemudahan dan kepastian bagi kinerja yang lebih baik.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan
mampu menjelaskan gambaran umum tentang Pengadaan Khusus dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat
menjelaskan pengertian, tujuan dan landasan hukum pengadaan khusus yang
meliputi:
a. Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka Penanganan Keadaan Darurat;
b. Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri;
c. Pengadaan Barang/Jasa yang caranya dikecualikan;
d. Pelaksanaan Penelitian;
A. Uraian Materi
1. Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Penanganan Keadaan
Darurat
Pengadaan Barang/Jasa dalam Penanganan Keadaan Darurat adalah
kegiatan Pengadaan Barang/Jasa dalam masa status keadaan darurat yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang
ditetapkan oleh Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar
rekomendasi Badan yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana, sesuai
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
Penanganan keadaan darurat dilakukan untuk keselamatan/
perlindungan masyarakat atau warga negara Indonesia yang berada di dalam
negeri dan luar negeri yang pelaksanaannya tidak dapat ditunda dan harus
dilakukan segera.
3. Pengecualian
Pengadaan Barang/Jasa yang dikecualikan adalah Pengadaan
Barang/Jasa yang ketentuannya dikecualikan baik sebagian atau seluruhnya
dari ketentuan yang diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun
2018 beserta Perubahannya.
Tahapan proses Pengadaan Barang/Jasa dilakukan melalui 4 tahapan
yaitu perencanaan, persiapan, pemilihan dan pelaksanaan kontrak.
Pengadaan yang dikecualikan dapat mengikuti sebagian atau seluruh tahapan
tersebut. Misalnya, untuk Pengadaan barang/Jasa pada Badan Layanan
Umum/Daerah (BLU/D) sebagian tahapan PBJP dikecualikan yaitu pada
proses pemilihannya, yang mana dapat ditetapkan oleh pimpinan BLU/D.
B. Latihan
Untuk lebih memahami materi pokok modul ini, anda diminta untuk
menjawab beberapa pertanyaan berikut :
1. Sebutkan dan jelaskan Keadaan darurat yang disebabkan oleh bencana
alam, bencana non alam dan/atau bencana sosial setelah ditetapkan
Status Keadaan Darurat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan!
2. Sebutkan 4 keadaan darurat lainnya!
3. Instansi apakah yang mengatur tatacara pengadaan barang/jasa di luar
negeri? Berikan contoh-contoh pengadaan barang /jasa di luar negeri!
4. Sebutkan macam-macam pengadaan barang/jasa pemerintah yang
dikecualikan!
5. Sebutkan ketentuan pengadaan Listrik!
6. Sebutkan daftar barang/jasa yang pengadaannya dilaksanakan sesuai
dengan praktik bisnis yang sudah mapan, berikut 1 contohnya masing-
masing!
7. Siapa saja yang dapat melakukan penelitian? Jelaskan!
8. Sebutkan beberapa macam Tender/Seleksi Internasional!
9. Sebutkan batasan nilai paket Tender/Seleksi Internasional untuk
pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, Jasa Lainnya, dan Jasa
Konsultansi!
C. Rangkuman
Terdapat beberapa jenis pengadaan barang/jasa yang termasuk ke dalam
pengadaan khusus, yaitu:
1. Pengadaan barang/jasa dalam rangka penanganan keadaan darurat
2. Pengadaan barang/jasa di luar negeri
3. Pengecualian
4. Penelitian
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok terutama bagian yang belum
anda kuasai.
A. Kesimpulan
Dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Perubahannya yaitu
Perpres 12 tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah diatur hal-hal
mengenai Pengadaan Khusus dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
terdiri dari:
1. Pengadaan barang/jasa dalam rangka penanganan keadaan darurat
2. Pengadaan barang/jasa di luar negeri
3. Pengecualian
4. Penelitian
5. Tender/seleksi internasional dan dana pinjaman luar negeri atau hibah luar
negeri.
Pengadaan Khusus ini merupakan kebijakan pemerintah yang
mengakomodir jenis pengadaan barang/jasa lainnya yang memiliki keadaan
tertentu yang tidak memungkinkan penerapan secara umum.
B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat
memahami dan menambah pengetahuan tentang gambaran umum Pengadaan
Khusus dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tantang
Gambaran umum Pengadaan Khusus dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, maka setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan
dapat memperdalam pemahaman materi dengan membaca buku yang ada dalam
daftar pustaka maupun literatur lain.