Anda di halaman 1dari 500

MODUL PELATIHAN

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)


TINGKAT DASAR

MATERI 1:
KETENTUAN UMUM

Oleh:
Yosi Febriani, S.Si., M.T.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA


LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
JAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul berjudul
Materi 1: Ketentuan Umum ini dapat diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan
atas masukan dan peran dari berbagai pihak melalui pembahasan yang intensif
dengan para widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Ketentuan Umum” untuk Pelatihan PBJP Tingkat Dasar
versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ
Nomor 8116/Pusdiklat/2021 tanggal 22 April 2021 tentang Tim Penyusun Program
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan dalam
mempelajari tentang Ketentuan Umum PBJ, dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran bagi peserta pelatihan agar mempunyai kesamaan pemahaman
dalam ketentuan umum PBJ. Penyusunan modul ini, mengacu pengaturan
Pengadaan Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan
turunannya.
Modul ini disusun oleh Yosi Febriani, S.Si., M.T. kami sampaikan terima kasih
dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan LKPP dan semua pihak yang
memberikan sumbangsih masukan konstruktifnya. Diharapkan modul ini dapat
membantu para peserta pelatihan dalam memahami ketentuan umum Pengadaan
Barang/Jasa sehingga dalam pengelolaannya lebih profesional. Modul ini
diharapkan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan
pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul. Demikian modul ini dibuat semoga bermanfaat.

Jakarta, 13 Agustus 2021


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa

Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar i Materi 1: Ketentuan Umum


Versi 4, 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat .............................................................................................. 1
C. Tujuan Pembelajaran ....................................................................................... 2
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ................................................................ 2
BAB II KETENTUAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH ......... 3
A. Uraian Materi .................................................................................................... 3
1. Latar Belakang PBJP ................................................................................. 3
2. Pengertian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ...................................... 5
3. Ruang Lingkup Perpres No. 12 Tahun 2021 .............................................. 8
4. Jenis Pengadaan Barang/Jasa .................................................................. 9
5. Cara Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ........................ 13
B. Latihan............................................................................................................ 14
C. Rangkuman .................................................................................................... 14
D. Evaluasi Materi Pokok .................................................................................... 15
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 16
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 17
A. Simpulan ........................................................................................................ 17
B. Implikasi ......................................................................................................... 17
C. Tindak Lanjut .................................................................................................. 17
KUNCI JAWABAN................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 19
GLOSARIUM ........................................................................................................... 20

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar ii Materi 1: Ketentuan Umum


Versi 4, 2021
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Garis Besar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ................................ 6


Gambar 2. 2 Struktur Perpres No. 12 Tahun 2021 ..................................................... 7

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iii Materi 1: Ketentuan Umum


Versi 4, 2021
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul
ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan saksama uraian-uraian materi
dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat bertanya
pada Widyaiswara/Fasilitator/Narasumber yang mengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) yang ada dalam modul ini, untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi
yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator


Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator harus:
1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata pelatihan dalam
modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iv Materi 1: Ketentuan Umum


Versi 4, 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengadaan Barang/Jasa bertujuan untuk mendukung tujuan pembangunan
nasional baik dari segi peningkatan pelayanan publik dan segi pengembangan
perekonomian nasional dan daerah. Oleh sebab itu perlu adanya regulasi yang
mengatur terkait pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah. Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah terdapat
beberapa perubahan sehingga perlu dilakukan penyesuaian pada bahan ajar
termasuk modul untuk Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini akan membahas mengenai Ketentuan Umum Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Modul ini merupakan bagian dari bahan ajar untuk
Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Tingkat Dasar/Level 1. Melalui modul ini
diharapkan peserta dapat semakin mengerti Ketentuan Umum Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang sudah ditetapkan dalam peraturan melalui
penjelasan dan contoh-contoh yang disampaikan.

B. Deskripsi Singkat
Ketentuan Umum dalam Pengadaan Barang/Jasa adalah ketentuan yang
berlaku secara umum (general) yang perlu dipahami oleh semua pihak agar
terdapat kesamaan persepsi terhadap latar belakang peraturan, pengertian, ruang
lingkup, jenis dan cara pelaksanaan pengadaan. Dalam Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 (selanjutnya disingkat “Perpres No. 16 Tahun 2018”
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP), Jo. Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (selanjutnya disingkat
“Perpres No. 12 Tahun 2021” tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP), dimulai dengan
penjelasan Ketentuan Umum pada Bab I. Berlandaskan dengan peraturan
presiden ini maka disusunlah Modul 1 pengadaan barang/jasa pemerintah yang
diawali dengan penjelasan Materi 1 Ketentuan Umum yang pembahasannya
secara garis besar terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 1


Versi 4, 2021
1. Latar Belakang PBJP
2. Pengertian PBJP.
3. Ruang Lingkup PBJP.
4. Jenis Pengadaan Barang/Jasa dalam PBJP.
5. Cara Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dalam PBJP.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari buku informasi ini peserta pelatihan diharapkan
mampu menjelaskan ketentuan umum pengadaan barang/jasa dalam Perpres No.
16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) maupun
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(PBJP).

2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan:
a. Pengertian PBJP.
b. Ruang lingkup Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
c. Jenis pengadaan barang/jasa pada PBJP.
d. Cara pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dalam PBJP.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


Materi pokok dalam modul ini yang akan dipelajari oleh peserta adalah
Ketentuan Umum dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan sub materi
pokok meliputi:
1. Pengertian PBJP.
2. Ruang Lingkup Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
3. Jenis Pengadaan Barang/Jasa dalam PBJP.
4. Cara Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dalam PBJP.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 2


Versi 4, 2021
BAB II
KETENTUAN UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan ketentuan umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

A. Uraian Materi
1. Latar Belakang PBJP
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 (selanjutnya disebut Perpes No. 16
Tahun 2018) tentang PBJP resmi ditetapkan di Jakarta tanggal 16 Maret 2018
oleh Presiden Republik Indonesia. Selanjutnya diundangkan 22 Maret 2018 oleh
Menteri Hukum dan HAM. Terbitnya Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021
(Selanjutnya disebut Perpres No 12 Tahun 2021) yang diundangkan pada tanggal
2 Februari 2021 mengubah Perpres No. 16 Tahun 2018. Peraturan ini merupakan
salah satu pelaksanaan bagi Undang-undang No 1 tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara. Selain itu juga untuk penyesuaian pengaturan
penggunaan produk/jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi, dan
pengaturan pengadaan jasa konstruksi yang pembiayaannya bersumber dari
APBN/APBD dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk kemudahan
berusaha berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja dan penyesuaian ketentuan Sumber Daya Manusia Pengadaan
Barang/Jasa.
Latar belakang Pengaturan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah oleh
alasan-alasan sebagai berikut:
a. Pengadaan barang/jasa pemerintah yang semakin kompleks dan nilainya
semakin membesar setiap tahunnya. Perkembangan anggaran dan realisasi
pengadaan barang/jasa pemerintah yang terus meningkat yang memerlukan
peraturan yang lebih baik. Kondisi ini membutuhkan sistem, manajemen,
SDM professional dan aturan yang komprehensif.
b. Kondisi pasar dan lingkungan bisnis yang berkembang dengan cepat dan
sangat berbeda dengan kondisi lima atau sepuluh tahun yang lalu. Baru-
baru ini banyak sekali muncul model bisnis berupa collaborative economy
(ekonomi kolaboratif) dan sharing economy (ekonomi berbagi). Konsep

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 3


Versi 4, 2021
model ekonomi seperti inilah yang kemudian diterapkan dalam aturan
pengadaan melalui katalog elektronik berupa katalog elektronik nasional,
katalog elektronik sektoral dan katalog elektronik lokal. Melalui E-katalog,
instansi lain bisa menggunakan dan bertransaksi dengan mudah.
c. Menjawab tantangan agar pengadaan pemerintah dapat menjadi instrumen
pembangunan. Kebijakan pengadaan harus bisa bersifat inklusif dan
bertujuan untuk mendapatkan value for money untuk barang/jasa yang
dibeli. Terbitnya Perpres No. 16 Tahun 2018 maupun Perpres No. 12 Tahun
2021 mengamanatkan agar meningkatkan peran serta Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan Koperasi, memperluas kesempatan berusaha, meningkatkan
penggunaan produk dalam negeri, mendukung penelitian, serta termasuk
mewujudkan pemerataan ekonomi dan meningkatkan pembangunan yang
berkelanjutan.

Pada fungsi layanan pemerintah dalam rangka pelaksanaan kegiatan


pembangunan, secara umum terdapat dua kelompok besar kegiatan atau aktivitas
yang mengawali kebutuhan pengadaan barang/jasa, yaitu kegiatan operasional
untuk pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan pembangunan dalam
bentuk berbagai investasi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pengadaan barang/jasa terkait operasi fungsi layanan pemerintah
biasanya dilakukan untuk menunjang kegiatan operasional sehari-hari yang
sifatnya berulang secara terus menerus dan mempunyai pola kebutuhan
pengadaan yang tetap, misalkan pembelian alat tulis kantor, atau kebutuhan lain
untuk mendukung jasa pelayanan kepada masyarakat.
Pengadaan barang/jasa yang terkait investasi dilakukan setelah adanya
kajian secara keekonomian dengan beberapa indikator kelayakan yang pada
akhirnya didapat kesimpulan bahwa suatu investasi layak untuk dilakukan.
Investasi tersebut dilakukan dalam rangka menambah peningkatan pelayanan
kepada masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk proyek-proyek, seperti proyek
infrastruktur, inisiatif pengembangan sumber daya manusia dan proyek-proyek
lain. Sifat pengadaan dalam bentuk proyek ini tidak terus menerus, melainkan
mempunyai waktu mulai dan akhir penyelesaian dan mempunyai keunikan antara
proyek satu dengan proyek lainnya.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 4


Versi 4, 2021
Dalam melaksanakan kegiatan operasional dan investasi melalui proyek-
proyek, fungsi layanan pemerintah berupaya memberikan layanan masyarakat
(publik) untuk bidang-bidang yang tidak mampu diberikan oleh usaha swasta atau
untuk bidang - bidang strategis yang memang diamanatkan undang-undang untuk
dilakukan oleh pemerintah, dan pelayanan operasional yang memang hanya bisa
dilakukan oleh pemerintah. Layanan publik yang diberikan fungsi layanan
pemerintah antara lain mencakup beberapa layanan berikut:
a. Pembangunan fasilitas jalan dan jembatan.
b. Pembangunan sarana pendidikan.
c. Penyediaan layanan kesehatan.
d. Penjagaan keamanan masyarakat, dsb.
Pengadaan yang dilakukan oleh fungsi layanan pemerintah dalam rangka
pelaksanaan kegiatan pembangunan adalah kegiatan yang sangat penting, karena
terkait:
a. Mendukung kegiatan pemerintah, dalam operasional sehari-hari dan
investasi.
b. Menyediakan layanan masyarakat (publik) baik yang bersifat strategis, taktis
dan operasional.

2. Pengertian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Pengadaan Barang/Jasa menurut Perpres sebagai berikut: “Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan Barang/Jasa
adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang dibiayai, oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi
kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan”. (Perpres No. 12 Tahun
2021 Pasal 1 ayat 1).
Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa pengadaan dalam konteks
fungsi layanan pemerintah adalah kegiatan yang dilakukan dengan sumber
pendanaan dari anggaran negara atau anggaran daerah untuk memperoleh
barang/jasa untuk kepentingan fungsi layanan pemerintah (K/L/PD) yang
prosesnya dimulai dari identifikasi kebutuhan sampai dengan serah terima hasil
pekerjaan.
Secara umum, pengadaan dimulai dari perencanaan pengadaan, persiapan
pengadaan, sampai dengan pelaksanaan pengadaan. Aktivitas-aktivitas yang

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 5


Versi 4, 2021
termasuk dalam proses di atas, diantaranya identifikasi kebutuhan, melakukan
analisis pasar, melakukan penilaian kualifikasi terhadap penyedia, melakukan
tender/seleksi, mengevaluasi penyedia, menetapkan pemenang, melaksanakan
kontrak dan melakukan serah terima hasil pekerjaan. Secara garis besar
pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 Garis Besar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Aktivitas di atas akan dijelaskan lebih detail pada materi berikutnya. Pada
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, aktivitas-aktivitas di atas mengacu kepada
Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah dan juga
Perpres No 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Perpres No. 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah yang dapat dilihat dalam struktur di
bawah ini.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 6


Versi 4, 2021
Gambar 2.2 Struktur Perpres No. 12 Tahun 2021

Gambar 2.2 merupakan struktur Perpres No. 12 Tahun 2021 dimana di


dalamnya terdapat beberapa pasal yang berubah dari Perpres No. 16 Tahun
2018. Jumlah pasal dan ayat yang mengalami Perubahan pada Perpres No. 12
adalah 34 pasal dari total 94 pasal dalam Perpres No. 16 Tahun 2018,
penambahan 4 pasal baru yang disisipkan dan 144 ayat dari total 421 ayat dalam
Perpres No. 16 Tahun 2018. Poin perubahan pada Perpres No. 12 Tahun 2021
yaitu:
a. Tujuan Pengadaan;
b. Pelaku Pengadaan;
c. Persiapan Pengadaan;
d. Pemilihan Penyedia;
e. Pengecualian;
f. UMK, Koperasi dan Produk Dalam Negeri;
g. SDM dan Kelembagaan;
h. Sanksi dan Pelayanan Hukum;
i. Ketentuan Peralihan;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 7


Versi 4, 2021
3. Ruang Lingkup Perpres No. 12 Tahun 2021
Ruang Lingkup Perpres baik Perpres No. 16 Tahun 2018 maupun Perpres
No. 12 Tahun 2021 dapat dipahami dari dua sudut pandang yaitu pengguna dan
pembiayaan, yang selanjutnya diuraikan sebagai berikut:
a. Dari sudut pandang institusi pengguna barang/jasa, ruang lingkup mencakup
pengadaan barang/jasa pada:
1) Kementerian adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan. Contoh: Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian
Pertahanan.
2) Lembaga adalah organisasi non-Kementerian Negara dan instansi lain
pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu
berdasarkan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya. Contoh: Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah, Lembaga Administrasi
Negara, dan Lembaga Ketahanan Nasional.
3) Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah. Contoh: Dinas Pekerjaan Umum dan
Tata Ruang, Sekretariat Daerah, dan Bappeda.
b. Dari sudut pandang pembiayaan, ruang lingkup mencakup pengadaan
barang/jasa yang:
1) Menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). APBN berisi daftar
sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31
Desember). APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban APBN
setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.
2) Menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). APBD
ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi
masa satu tahun, anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBD terdiri dari

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 8


Versi 4, 2021
anggaran pendapatan, anggaran belanja dan pembiayaan. APBD,
perubahan APBD, dan pertanggungjawaban APBD setiap tahun
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
3) Mendapatkan Pinjaman/hibah luar dan dalam negeri
Pendapatan Negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan Negara terdiri atas
Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan
Penerimaan Hibah.
Hibah adalah pendapatan pemerintah yang tidak terus menerus dalam
bentuk berupa uang/barang atau jasa dari pemerintah lainnya, perusahaan
negara/daerah, atau dari masyarakat. Penerimaan Hibah dapat berasal
dari dalam dan luar negeri.

Perlu dipahami bahwa ketika bekerja/berada dalam salah satu lingkungan di


atas (misal bekerja di Kementerian A, atau lembaga B, atau Perangkat Daerah
pada Provinsi Y atau Kabupaten Z), dan membutuhkan barang/jasa maka harus
mengikuti Perpres No. 16 Tahun 2018 dan Perpres No 12 Tahun 2021. Aspek
kedua adalah apabila menggunakan salah satu dari pembiayaan yang APBN atau
APBD atau Pinjaman luar dan dalam negeri, atau dana hibah baik penuh atau
sebagian maka harus mengikuti Perpres No. 16 Tahun 2018 dan Perpres No. 12
Tahun 2021.
Contoh: Kementerian A, akan melakukan penelitian untuk menemukan
produk baru yang dapat digunakan masyarakat. Setelah kebutuhan tersebut
disahkan dengan menggunakan sebagian dari APBN dan sebagian dari Hibah
negara lain, maka semua proses pengadaan harus mengikuti Perpres No. 16
Tahun 2018 dan Perpres No. 12 Tahun 2021.

4. Jenis Pengadaan Barang/Jasa


Pengadaan barang/jasa mempunyai berbagai ragam berupa bahan, material
dan jasa. Sehingga untuk memudahkan pengelolaan pengadaan barang/jasa,
organisasi biasanya melakukan pengelompokan jenis barang/jasa berdasarkan
karakteristik, cara penanganan, pelaksanaan pekerjaan jasa, kebutuhan
kompetensi pengelolaan yang diperlukan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 9


Versi 4, 2021
Pengelompokan jenis pengadaan biasanya dilakukan berdasarkan
kesamaan pasokan, pengguna kebutuhan dan penyedianya. Sebagai contoh
pengadaan pulpen, kertas, kursi, kendaraan dapat dikelompokkan dalam jenis
barang, sementara pekerjaan pembangunan gedung, pembangunan konstruksi
jembatan dikelompokkan dalam jenis pengadaan jasa konstruksi.
Lalu pertanyaan yang muncul berikutnya adalah mengapa perlu dilakukan
pengelompokan jenis barang/jasa dalam pengadaan? Pengelompokan jenis
barang/jasa, secara strategis dapat meningkatkan efisiensi kerja dan proses
pengadaan serta meningkatkan produktivitas. Pengelompokan jenis barang/jasa
memungkinkan pengelola pengadaan untuk:
a. Mendapatkan cara terbaik dalam menangani suatu jenis pengadaan sesuai
dengan karakteristik penanganan, pelaksanaan pekerjaan barang/jasa.
b. Mengetahui jenis pengadaan barang/jasa apa yang menghabiskan dana
terbesar.
c. Memahami kondisi pasar dari suatu jenis pengadaan dan siapa saja pemain
utamanya.
d. Mengetahui kompetensi apa yang diperlukan untuk menangani suatu jenis
pengadaan.
Sebagai contoh: penanganan pengadaan barang dengan pengadaan
pekerjaan konstruksi akan memerlukan cara dan kompetensi yang berbeda dari
segi pengelolaannya. Dimana penanganan pengadaan pekerjaan konstruksi akan
lebih membutuhkan integrasi pengetahuan dalam bidang teknis, komersial, hukum
dan logistik untuk menyelesaikan kontrak konstruksi.
Jenis pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai dengan Perpres No. 16
Tahun 2018 dan perubahannya dibagi menjadi 4 kelompok besar:
a. Barang.
b. Pekerjaan Konstruksi.
c. Jasa Konsultansi.
d. Jasa lainnya.
Pengadaan barang/jasa di atas dapat dilakukan sendiri-sendiri atau dengan
bersamaan dan terintegrasi, artinya pembelian barang, jasa lainnya, dan
pekerjaan konstruksi secara bersamaan.
Untuk memahami jenis pengadaan barang/jasa tersebut dapat diuraikan
dalam sub bab berikut:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 10


Versi 4, 2021
a. Barang
Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,
bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang. Pengadaan barang
dapat meliputi bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi/peralatan, dan
makhluk hidup.
Contoh:
1) Bahan baku: batu kapur, minyak mentah.
2) Bahan setengah jadi: mesin, kerangka dan spare part mobil
3) Barang jadi: mobil, motor, alat listrik.
4) Mahluk hidup: hewan peliharaan, bibit ternak.
5) Barang yang dihasilkan oleh Ormas, Kelompok Masyarakat atau
Masyarakat: produk kelompok masyarakat, produk kelompok
masyarakat penyandang disabilitas, tanaman atau bibit milik
masyarakat atau produk warga binaan Lembaga pemasyarakatan.
b. Pekerjaan Konstruksi
Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan
yang meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali suatu bangunan.
Contoh: Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan dengan lingkup
Pekerjaan Pelaksanaan (termasuk di dalamnya pembangunan baru,
penambahan, peningkatan serta pekerjaan renovasi) dari bangunan
pendidikan seperti sekolah, universitas, perpustakaan dan museum
termasuk juga laboratorium penelitian.
Pembangunan konstruksi lainnya seperti:
1) Bangunan sipil untuk jasa pelaksana konstruksi jalan raya (Pekerjaan
pelaksanaan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan
perbaikan jalan, jalan raya (kecuali Jalan layang) dan jalan tol
termasuk juga jalan untuk pejalan kaki, rel kereta api, dan landas
pacu bandara).
2) Bangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah beserta bangunan
pelengkapnya.
3) Pekerjaan pelaksanaan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan
dan perbaikan jembatan dan jalan layang.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 11


Versi 4, 2021
4) Pekerjaan pelaksanaan instalasi, peningkatan, pemeliharaan dan
perbaikan pipa jaringan untuk distribusi minyak dan gas jarak jauh
antar pulau dan atau di bawah permukaan laut, dan masih banyak lagi
contoh lain.
c. Jasa Konsultansi
Jasa Konsultasi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya
olah pikir.
Contoh: Jasa rekayasa (engineering), Jasa perencanaan (planning),
perancangan (design) dan pengawasan (supervision) untuk pekerjaan
konstruksi.
Jasa keahlian profesi, seperti jasa penasehat, jasa penilaian, jasa
pendampingan, bantuan teknis, konsultan manajemen dan konsultan hukum,
pekerjaan survei yang membutuhkan telaahan tenaga ahli khusus.
d. Jasa Lainnya
Jasa lainnya adalah jasa nonkonsultansi atau jasa yang
membutuhkan peralatan, metodologi khusus, dan/atau keterampilan dalam
suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Contoh: Jasa boga atau katering, Jasa layanan kebersihan, Jasa
penyedia tenaga kerja, Jasa penyewaan, Jasa penyelaman, Jasa
akomodasi Jasa angkutan penumpang dan masih banyak lagi jenis jasa
lainnya.
Pengadaan barang/jasa di atas (barang, pekerjaan konstruksi, jasa
konsultansi dan jasa lainnya) dapat dilakukan dengan terintegrasi, artinya
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan merupakan satu kesatuan yang tidak
bisa terpisahkan.
Contoh:
1) Pembangunan suatu bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya, dimana
pekerjaan perancangan terintegrasi dengan pelaksanaan konstruksi, misalnya
Pengadaan jasa konstruksi Mass Rapid Transit (MRT) memerlukan
pengintegrasian antara desain, pengadaan bahan/material/tenaga kerja,
pelaksanaan konstruksi sampai dengan terselesaikannya konstruksi jalur,
penyediaan kereta dan pengoperasian.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 12


Versi 4, 2021
2) Pengadaan Sistem Informasi Teknologi untuk Vendor Management System
(VMS), memerlukan pengintegrasian antara lain Konsultasi Standard
Operation Procedure (SOP), Desain Sistem Vendor Management berbasis
Teknologi Informasi, Melakukan Instalasi Hardware dan Software pada
Sistem, Melakukan Uji coba dan Pelaksanaan secara langsung (Go Live).

5. Cara Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Cara Pengadaan barang/jasa pada PBJP secara garis besar dibagi menjadi
dua kelompok yaitu melalui swakelola dan pemilihan penyedia.
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah harus memilih salah satu cara
pengadaan diantara dua cara tersebut.
Pilihan cara pengadaan melalui swakelola dilaksanakan manakala
barang/jasa yang dibutuhkan tidak dapat disediakan atau tidak diminati oleh
pelaku usaha. Swakelola dapat juga digunakan dalam rangka mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya/kemampuan teknis yang dimiliki pemerintah,
barang/jasa yang bersifat rahasia dan mampu dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang bersangkutan, serta dalam rangka
peningkatan peran serta/pemberdayaan Organisasi Masyarakat (Ormas) dan
Kelompok Masyarakat (Pokmas).
Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya/kemampuan
teknis yang dimiliki pemerintah, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tugas
pokok dan fungsi sesuai dengan tanggung jawab
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah pelaksana swakelola.
Dalam rangka peningkatan peran serta/pemberdayaan Ormas,
pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tujuan pendirian Ormas (visi dan misi)
dan kompetensi dari Ormas.
Dalam rangka peningkatan peran serta/pemberdayaan Kelompok
Masyarakat, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
kompetensi Kelompok Masyarakat.
a. Swakelola
Pengadaan Barang/Jasa melalui swakelola adalah cara memperoleh
barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah, Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain, organisasi
kemasyarakatan atau kelompok masyarakat.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 13


Versi 4, 2021
b. Melalui Penyedia
Pengadaan Barang/Jasa melalui penyedia adalah cara memperoleh
barang/jasa yang disediakan oleh Pelaku Usaha. Pelaku Usaha adalah
badan usaha atau perseorangan yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
pada bidang tertentu. Penyedia Barang/Jasa atau yang disebut dengan
penyedia adalah pelaku usaha yang menyediakan barang/jasa berdasarkan
kontrak. Dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui penyedia,
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah memilih penyedia untuk
mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan.
Sebagai penutup, materi ini telah membahas tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dari segi institusi pengadaan, sumber dana, jenis
pengadaan barang/jasa, Cara Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
Dalam materi selanjutnya akan dibahas mengenai Tujuan, Kebijakan,
Prinsip, dan Etika dalam PBJP.

B. Latihan
1. Jelaskan pengertian Pengadaan Barang/Jasa menurut Perpres No. 12
Tahun 20211!
2. Sebutkan dan jelaskan ruang lingkup Perpres No. 12 Tahun 2021!
3. Sebutkan dan jelaskan Jenis Pengadaan Barang/Jasa menurut Perpres No.
12 Tahun 2021!
4. Sebutkan cara pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa menurut Perpres No.
12 Tahun 2021!

C. Rangkuman
Pengadaan Barang/Jasa menurut Perpres sebagai berikut: “Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan Barang/Jasa
adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang dibiayai, oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi
kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan”.
Secara garis besar Pengadaan Barang/Jasa meliputi Perencanaan PBJP,
Persiapan PBJP dan Pelaksanaan PBJP. Pembiayaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah pada K/L/PD dapat menggunakan APBN/APBD maupun
Hibah/Pinjaman Luar Negeri.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 14


Versi 4, 2021
Jenis pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai dengan Perpres No. 16
Tahun 2018 Jo Perpres No. 12 Tahun 2021 dibagi menjadi 4 kelompok besar:
1. Barang.
2. Pekerjaan Konstruksi.
3. Jasa Konsultansi.
4. Jasa lainnya.
Pengadaan barang/jasa di atas dapat dilakukan dengan terintegrasi, artinya
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan merupakan satu kesatuan yang tidak
bisa terpisahkan.
Cara Pengadaan barang/jasa pada PBJP secara garis besar dibagi menjadi
dua kelompok yaitu melalui swakelola dan pemilihan penyedia. Pengadaan
melalui swakelola dilaksanakan manakala barang/jasa yang dibutuhkan tidak
dapat disediakan atau tidak diminati oleh pelaku usaha. Pengadaan Barang/Jasa
melalui penyedia adalah cara memperoleh barang/jasa yang disediakan oleh
Pelaku Usaha

D. Evaluasi Materi Pokok


1. Peraturan yang mengatur tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
adalah…
A. Undang – Undang No 11 Tahun 2021
B. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021
C. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2021
D. Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2021
2. Peraturan terkait Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berlaku untuk kegiatan
yang anggarannya bersumber dari berikut ini kecuali:
A. APBN
B. APBD
C. Hibah/Pinjaman Luar Negeri
D. Anggaran BUMN
3. Berikut merupakan kegiatan dalam perencanaan pengadaan barang/jasa
kecuali:
A. Identifikasi PBJ
B. Menetapkan jenis barang/jasa
C. Menetapkan Penyedia

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 15


Versi 4, 2021
D. Konsolidasi dan Pemaketan
4. Jenis pengadaan barang/jasa pemerintah dibagi menjadi 4 kelompok besar
kecuali:
A. Barang
B. Jasa Konsultansi
C. Pekerjaan Konstruksi
D. Pekerjaan Jembatan
5. Cara pengadaan barang/jasa secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu:
A. Swakelola dan Pemilihan Penyedia
B. Swakelola dan Swadana
C. Swadana dan Penyedia
D. Swakelola dan Tender

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap
materi pokok.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda
telah memahami materi pokok pada BAB II. Tetapi bila tingkat penguasaan anda
masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok pada BAB II
terutama bagian yang belum anda kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 16


Versi 4, 2021
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pengadaan Barang/Jasa menurut Perpres sebagai berikut: “Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan Barang/Jasa
adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai, oleh APBN/APBD
yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima
hasil pekerjaan”. (Perpres No. 12 Tahun 2021 Pasal 1 ayat 1)
2. Secara garis besar pengadaan barang/jasa terdiri dari perencanaan,
persiapan dan pelaksanaan. Persiapan dan pelaksanaan pengadaan barang
jasa dapat dilakukan secara swakelola maupun melalui penyedia.

B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat
memahami dan menambah pengetahuan ketentuan umum pengadaan
barang/jasa pemerintah.

C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tentang
Ketentuan Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, maka setelah
mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat memperdalam
pemahaman materi dengan membaca referensi yang terdapat dalam daftar
Pustaka.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 17


Versi 4, 2021
KUNCI JAWABAN

1. B
2. D
3. C
4. D
5. A

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 18


Versi 4, 2021
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan


Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 3 Tahun 2021
Tentang Pedoman Swakelola.
Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021
Tentang Pedoman Perencanaan
Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 19


Versi 4, 2021
GLOSARIUM

APBD : Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia


yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD)
APBN : Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Barang : Setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,
bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan
oleh pengguna barang.
Hibah : Pendapatan pemerintah yang tidak terus menerus dalam
bentuk berupa uang/barang atau jasa dari pemerintah
lainnya, perusahaan negara/daerah, atau dari masyarakat
Jasa : Jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian
Konsultasi tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan
adanya olah pikir.
Jasa lainnya : Jasa non-konsultansi atau jasa yang membutuhkan
peralatan, metodologi khusus, dan/atau keterampilan dalam
suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia
usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kementerian : Perangkat pemerintah yang membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan
Lembaga : Organisasi non-Kementerian Negara dan instansi lain
pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan
tugas tertentu berdasarkan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-
undangan lainnya
Perangkat : Unsur pembantu Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan
Daerah Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
Pekerjaan : Keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
Konstruksi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 1: Ketentuan Umum | 20


Versi 4, 2021
MODUL PELATIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
TINGKAT DASAR

MATERI 2:
TUJUAN, KEBIJAKAN, PRINSIP, DAN ETIKA PENGADAAN BARANG/JASA

Oleh:
Beta Romadiyanti, S.Pd., M.Sc.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA


LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
JAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul
berjudul Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan
Barang/Jasa ini dapat diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan atas
masukan dan peran dari berbagai pihak melalui pembahasan yang intensif
dengan para widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan
Barang/Jasa” untuk Pelatihan PBJP Tingkat Dasar versi 4 berdasarkan pada
Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor
8116/Pusdiklat/2021 tanggal 22 April 2021 tentang Tim Penyusun Program
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar. Acuan yang dapat
digunakan seluruh pihak yang terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa untuk
lebih memahami Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan Barang/Jasa.
Materi dalam modul ini mengacu pada tertuang dalam Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Beta Romadiyanti, M.Sc, kami sampaikan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan LKPP dan semua
pihak yang memberikan sumbangsih masukan konstruktifnya. Diharapkan
modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam memahami Tujuan,
Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sehingga
dalam pengelolaannya menjadi lebih profesional. Modul ini diharapkan menjadi
acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pelatihan
tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan
untuk kesempurnaan penulisan modul ini. Demikian Modul ini dibuat semoga
bermanfaat.

Jakarta, 13 Agustus 2021


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa

Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar i Materi 2: Tujuan, Kebijakan,


Versi 4, 2021 Prinsip, dan Etika PBJ
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................... v
BAB I ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Deskripsi Singkat ....................................................................................... 2
C. Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 3
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ......................................................... 3
BAB II ................................................................................................................ 5
TUJUAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH ................................. 5
A. Uraian Materi ............................................................................................. 5
B. Latihan..................................................................................................... 13
C. Rangkuman ............................................................................................. 14
D. Evaluasi Materi Pokok ............................................................................. 14
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 15
BAB III ............................................................................................................. 17
KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH......................... 17
A. Uraian Materi ........................................................................................... 17
B. Latihan..................................................................................................... 27
C. Rangkuman ............................................................................................. 27
D. Evaluasi Materi Pokok ............................................................................. 28
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 29
BAB IV ............................................................................................................. 31
PRINSIP DAN ETIKA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH ........... 31
A. Uraian Materi ........................................................................................... 31
1. Prinsip Pengadaan Barang/Jasa ........................................................ 31
2. Etika Pengadaan Barang/Jasa ........................................................... 36
B. Latihan..................................................................................................... 38
C. Rangkuman ............................................................................................. 38
D. Evaluasi Materi Pokok ............................................................................. 40
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 41
BAB V .............................................................................................................. 43
PENUTUP ........................................................................................................ 43
A. Simpulan ................................................................................................. 43
B. Implikasi .................................................................................................. 45
C. Tindak Lanjut ........................................................................................... 45
KUNCI JAWABAN ........................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 47
GLOSARIUM ................................................................................................... 48

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar ii Materi 2: Tujuan, Kebijakan,


Versi 4, 2021 Prinsip, dan Etika PBJ
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penjelasan Aspek Ketepatan Pengadaan Barang/Jasa ..................... 6


Tabel 3.1 Contoh Kandungan TKDN Beberapa Produk Dalam Negeri ............ 20
Tabel 3.2 Contoh Perhitungan Preferensi Harga .............................................. 22
Tabel 3.3 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ....................... 24

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iii Materi 2: Tujuan, Kebijakan,


Versi 4, 2021 Prinsip, dan Etika PBJ
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Contoh Sertifikat Tanda Sah TKDN .................................................... 20

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iv Materi 2: Tujuan, Kebijakan,


Versi 4, 2021 Prinsip, dan Etika PBJ
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka
modul ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan seksama uraian-uraian materi
dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat
bertanya pada Widyaiswara/Fasilitator/Narasumber yang mengampu
kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap latihan dan evaluasi materi yang ada dalam modul ini,
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki
terhadap materi yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator


Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator harus:
1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata pelatihan
dalam modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar v Materi 2: Tujuan, Kebijakan,


Versi 4, 2021 Prinsip, dan Etika PBJ
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut
Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD yang
prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil
pekerjaan. Pengadaan Barang/Jasa merupakan bagian strategis dalam
pencapaian tujuan pembangunan nasional Republik Indonesia. Pengaturan
Pengadaan Barang/Jasa merupakan kebijakan yang sangat penting dalam
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
mengalami perubahan yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Salah satu pasal yang
mengalami perubahan adalah pasal terkait dengan Tujuan Pengadaan
Barang/Jasa yang disesuaikan dengan arah kebijakan dan tujuan nasional.
Perubahan tersebut menyebabkan perlunya penyesuaian bahan ajar termasuk
modul untuk Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pemahaman terkait dengan tujuan, kebijakan, prinsip, dan etika
pengadaan barang/jasa pemerintah sangat penting untuk dipelajari sebagai
fondasi bagi insan pengadaan dalam menjalankan Pengadaan Barang/Jasa
yang baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan, kebijakan,
prinsip dan etika yang akan dibahas dalam modul ini sesuai dengan yang diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Di dalam modul ini kita akan membahas tujuan, kebijakan, prinsip dan
etika yang dibahas dalam masing-masing bab tersendiri. Modul ini merupakan
bagian dari bahan ajar untuk Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Tingkat
Dasar/Level 1. Di setiap bab akan dibahas dan diulas terkait dengan uraian

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 1
Versi 4, 2021
untuk tujuan, kebijakan, prinsip dan etika pengadaan barang/jasa. Melalui
modul ini diharapkan peserta dapat semakin mengerti tujuan, kebijakan, prinsip,
dan etika Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang sudah ditetapkan dalam
peraturan melalui penjelasan dan contoh-contoh yang disampaikan.

B. Deskripsi Singkat
Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan Barang/Jasa
dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya. Tujuan dari
Pengadaan Barang/Jasa baik yang dilakukan melalui swakelola maupun
penyedia barang/jasa adalah mendapat nilai manfaat yang sebesar-besarnya
(value for money) dan kontribusi dalam peningkatan penggunaan produk dalam
negeri, peningkatan peran usaha mikro dan usaha kecil, serta pembangunan
berkelanjutan. Kebijakan dari Pengadaan Barang/Jasa adalah strategi dalam
mencapai tujuan Pengadaan Barang/Jasa. Prinsip adalah kebenaran yang
menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya (KBBI, 2018). Jadi
prinsip pengadaan adalah sikap (attitude) yang menjadi pokok dasar berpikir
dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa. Etika adalah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral/akhlak
(KBBI, 2018). Jadi etika pengadaan adalah norma yang mengatur tindakan
yang harus dilakukan dan tindakan yang dilarang dalam melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran tatap muka untuk materi ini
adalah: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan brainstorming. Media pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran tatap muka antara lain: modul, slide
bahan tayang, papan tulis/white board, papan flipchart, LCD, komputer dan
multimedia lain, sound system, media pembelajaran lain yang diperlukan.
Alokasi waktu untuk materi ini yaitu 2 JP Pembelajaran Mandiri dan 2 JP
Pembelajaran Tatap Muka.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 2
Versi 4, 2021
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah modul dan bahan ajar materi ini selesai diajarkan, diharapkan
peserta mampu menjelaskan tujuan, kebijakan, prinsip serta etika Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

2. Indikator Hasil Belajar


Setelah mempelajari modul dan bahan ajar materi ini peserta diharapkan
mampu menjelaskan:
a. Tujuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
b. Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
c. Prinsip Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
d. Etika Pengadaan Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

D. Materi Pokok
Dalam modul ini terdapat 4 Materi Pokok yang disampaikan dalam 4 Bab
yaitu dengan sub bab diuraikan masing-masing sebagai berikut:
1. Tujuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
a. Uraian Materi
b. Latihan
c. Rangkuman
d. Evaluasi
e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
2. Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
a. Uraian Materi
b. Latihan
c. Rangkuman
d. Evaluasi
e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
3. Prinsip Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
a. Uraian Materi
b. Latihan
c. Rangkuman

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 3
Versi 4, 2021
d. Evaluasi
e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
4. Etika Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
a. Uraian Materi
b. Latihan
c. Rangkuman
d. Evaluasi
e. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 4
Versi 4, 2021
BAB II
TUJUAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta


diharapkan mampu menjelaskan tujuan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah

A. Uraian Materi
Penerapan value for money akan menghasilkan barang/jasa yang tepat
dari setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari berbagai aspek yang meliputi:
1. Aspek kualitas
2. Aspek kuantitas
3. Aspek waktu
4. Aspek biaya
5. Aspek lokasi, dan
6. Aspek penyedia
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan perubahannya memberikan kejelasan dan kepastian hukum
dalam pelaksanaan proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan
Presiden ini diharapkan dapat menciptakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang value for money sehingga akan berdampak pada peningkatan
pelayanan publik.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
atas Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, Pengadaan Barang/Jasa bertujuan untuk:
1. Menghasilkan Barang/Jasa yang Tepat dari Setiap Uang yang
Dibelanjakan, Diukur dari Aspek Kualitas, Kuantitas, Waktu, Biaya,
Lokasi, dan Penyedia
Penjelasan yang lebih rinci sehingga setiap unsur tujuan tersebut
menjadi lebih akurat dan terukur dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 5
Versi 4, 2021
Tabel 2.1 Penjelasan Aspek Ketepatan Pengadaan Barang/Jasa
No Aspek Penjelasan Contoh
1 Kualitas Kualitas/Mutu barang/jasa Suatu Kecamatan di Provinsi
yang diadakan sesuai Jaya Raya membutuhkan 1
dengan kebutuhan. Tidak unit kendaraan operasional
terlalu tinggi spesifikasinya dalam kota, paling lambat
sehingga menjadi terlalu bulan Agustus 2018, maka
mahal, apalagi terlalu rendah lebih tepat pengadaan mobil
spesifikasi sehingga tidak MPV 1300 sd 1500 CC.
dapat memenuhi kebutuhan Kurang tepat jika diadakan
pengguna barang/jasa. mobil SUV 4x4 2700 CC atau
diadakan kendaraan roda
tiga.
2 Kuantitas Kuantitas barang/jasa yang Mengadakan sesuai jumlah
dibeli sesuai dengan yang dibutuhkan yaitu 1 unit
kebutuhan atau barang/jasa kendaraan
yang diadakan tidak berlebih
atau kurang dari yang
dibutuhkan
3 Waktu Waktu kedatangan Kendaraan dikirim sesuai
barang/jasa yang dibutuhkan waktu yang diperlukan yaitu
tidak terlambat atau lebih bulan Agustus 2018.
cepat sehingga
membutuhkan tempat
penyimpanan lebih lama dari
yang seharusnya
4 Biaya Biaya yang dikeluarkan Harga dalam kontrak
untuk Pengadaan kendaraan sesuai dengan
Barang/Jasa (termasuk harga wajar dan dapat
harga barang/jasa) dipertanggungjawabkan.
dilaksanakan secara
akuntabel.
5 Lokasi barang/jasa yang diterima Penyedia mengirim
tepat pada lokasi yang barang/jasa sesuai lokasi
membutuhkan. ditentukan dalam kontrak
yaitu Kecamatan Jaya Raya.
6 Penyedia Penyedia wajib memenuhi Dilakukan dealer/ATPM
kualifikasi sesuai dengan merek MPV.
barang/jasa yang diadakan
dan sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 6
Versi 4, 2021
2. Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Produk dalam negeri adalah barang/jasa termasuk rancang
bangun dan perekayasaan yang diproduksi atau dikerjakan oleh
perusahaan industri yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia.
Penggunaan produk dalam negeri diharapkan:
a. Menumbuh kembangkan produksi dalam negeri.
b. Menghidupkan industri pendukung dan bahkan industri baru.
c. Membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.
d. Dapat memperkuat terjadinya transfer teknologi.
e. Menggerakkan roda perekonomian nasional.
(Sumber: UU No. 3 tahun 2014 tentang perindustrian dan Permenperin
No. 2 tahun 2014)
Contoh PBJ yang menggunakan produk dalam negeri:
TNI/Polri yang menggunakan produk senjata dan kendaraan lapis baja
produksi PT. PINDAD.

3. Meningkatkan Peran Serta Usaha Mikro, Kecil, dan Koperasi


Berdasarkan UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM, Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri dan dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian, pada Pasal 1 dijelaskan, koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 7
Versi 4, 2021
melandaskan kegiatannya berdasar prinsip koperasi, sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat atas asas kekeluargaan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM,
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan kemudahan
pelindungan, dan pemberdayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah. Kementerian/lembaga pemerintah non kementerian dan
perangkat daerah wajib menggunakan barang/jasa Usaha Mikro dan
Usaha Kecil serta Koperasi dari hasil produksi dalam negeri dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Kementerian/lembaga pemerintah non kementerian dan perangkat
daerah wajib mengalokasikan paling sedikit 40% (empat puluh persen)
dari nilai anggaran belanja barang/jasa Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Sebagaimana Badan Usaha pada umumnya,
koperasi juga dapat terdiri dari koperasi besar dan koperasi kecil,
peningkatan peran koperasi dalam tujuan pengadaan ini utamanya
ditujukan kepada koperasi dengan skala kecil.
Penyedia usaha besar dan Usaha Menengah yang melaksanakan
pekerjaan harus melakukan kerja sama usaha dalam bentuk kemitraan
dengan Usaha Mikro dan Usaha Kecil yang memiliki kemampuan di
bidang yang bersangkutan. Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara mendorong
badan usaha milik negara untuk mengutamakan penggunaan hasil
produksi Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dalam Pengadaan
Barang/Jasa. Pemerintah Daerah mendorong badan usaha milik daerah
untuk mengutamakan penggunaan hasil produksi Usaha Mikro, Usaha
Kecil, dan Koperasi dalam Pengadaan Barang/Jasa.
Contoh PBJ yang meningkatkan peran UMK dan Koperasi:
a. memperbanyak paket untuk usaha kecil dan koperasi tanpa
mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan usaha yang sehat,
kesatuan sistem, dan kualitas kemampuan teknis.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 8
Versi 4, 2021
b. melakukan konsolidasi paket dengan menyediakan paket untuk UMK
dan Koperasi

4. Meningkatkan Peran Pelaku Usaha Nasional


Pelaku Usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,
baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah
hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai
bidang ekonomi.
Contoh PBJ yang meningkatkan peran pelaku usaha nasional:
Pengadaan helikopter untuk operasi SAR dengan melibatkan pelaku
usaha nasional dalam perakitan dan modifikasi pesawat.

5. Mendukung Pelaksanaan Penelitian dan Pemanfaatan Barang/Jasa


Hasil Penelitian
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan
metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan
keterangan yang berkaitan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau
ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi dan menarik kesimpulan ilmiah bagi
keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi. Tujuan dari
kegiatan penelitian adalah untuk memperoleh inovasi dan invensi
teknologi. Inovasi merupakan kegiatan untuk menambah manfaat dari
teknologi yang sudah ada.
Contoh PBJ untuk penelitian: Pembuatan prototype pesawat N 219 type
amphibi dilakukan oleh LAPAN dan PT. DI.

6. Meningkatkan Keikutsertaan Industri Kreatif


Industri kreatif adalah Industri yang berasal dari pemanfaatan
kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 9
Versi 4, 2021
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan
pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
Beberapa tujuan yang didapat dari peningkatan keikutsertaan
industri kreatif antara lain:
a. Menggali dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh
suatu negara
b. Menciptakan masyarakat yang kreatif dan inovatif
c. Mengurangi tingkat kemiskinan dan jumlah pengangguran
d. Memberikan dampak sosial yang positif
e. Menciptakan iklim bisnis yang kondusif dan positif
f. Memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan
(sumber: Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan
Ekonomi Kreatif)
Contoh PBJ meningkatkan keikutsertaan industri kreatif:
Pengadaan baju seragam batik dengan motif khas daerah untuk
pegawai.

7. Mewujudkan Pemerataan Ekonomi dan Memberikan Perluasan


Kesempatan Berusaha
Pemerataan ekonomi adalah suatu usaha menciptakan stabilitas,
dengan upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh
kalangan masyarakat melalui kepemilikan aset maupun akses.
Pemerataan ekonomi sebagai upaya untuk mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, baik secara geografis dan
demografis melalui pemerataan pembangunan.
Contoh PBJ:
a. Pemerataan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah
b. Pemerataan pembangunan sarana kesehatan dan pendidikan
Memberikan perluasan kesempatan berusaha dilakukan dalam
rangka mengungkit perekonomian masyarakat. Pengusaha yang belum
pernah mengikuti Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah utamanya Usaha

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 10
Versi 4, 2021
Mikro dan Kecil dapat didorong untuk dapat menawarkan, memasarkan
atau menjual produk-produknya ke pemerintah melalui proses
pengadaan barang/jasa pemerintah terbuka dan dengan persyaratan
yang mudah dipenuhi oleh Usaha Mikro, Kecil dan juga usaha yang baru
dirintis. Melalui kemudahan pelaku usaha baru untuk ikut serta dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, harapannya akan dapat
menumbuhkan semangat berusaha bagi calon-calon pengusaha maupun
pengusaha baru.
Contoh PBJ:
a. Memberikan kesempatan kepada pelaku usaha baru dalam
pengadaan langsung yang dilakukan K/L/PD
b. Memberi kesempatan pada produsen baru untuk ikut serta dalam
kompetisi Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan kemampuan
produksinya

8. Meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan


Pengadaan Berkelanjutan adalah Pengadaan Barang/Jasa yang
bertujuan untuk mencapai nilai manfaat yang menguntungkan secara
ekonomis tidak hanya untuk Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah
sebagai penggunanya tetapi juga untuk masyarakat, serta signifikan
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam keseluruhan
siklus penggunaannya.
Dengan adanya pengadaan berkelanjutan diharapkan
a. Untuk menjaga peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
berkesinambungan
b. Menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat
c. Menjaga kualitas lingkungan hidup
d. Pembangunan yang inklusif adalah pembangunan bagi semua
penduduk Indonesia. Contoh pemerataan pembangunan
infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia dan kewajiban
pendidikan dasar 9 tahun untuk semua WNI.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 11
Versi 4, 2021
e. Terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan
kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
(Sumber: Perpres 59 tahun 2017 tentang pembangunan berkelanjutan)
Berdasarkan Pasal 68 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
dan perubahannya, aspek berkelanjutan terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu
aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan hidup. Upaya
meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan sehubungan dengan pemenuhan
aspek ekonomi dan sosial juga dapat tercermin melalui implementasi
tujuan pengadaan yang lain. Untuk pemenuhan aspek lingkungan dapat
mengacu pada barang jasa ramah lingkungan yg saat ini telah dikeluarkan
produknya oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
KLHK telah menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.5/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2019
tentang Tata Cara Penerapan Label Ramah Lingkungan Hidup untuk
Pengadaan Barang dan Jasa Ramah Lingkungan Hidup. Peraturan ini
merupakan bentuk dukungan atas upaya implementasi pengadaan
berkelanjutan di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Penggunaan
barang/jasa dengan label ramah lingkungan hidup merupakan salah satu
upaya yang dapat dilakukan dalam pengadaan berkelanjutan. Adapun
Pengadaan Barang dan Jasa dengan label ramah lingkungan hidup dalam
peraturan tersebut meliputi barang, teknologi, jasa konsultasi, dan jasa
lainnya. Daftar barang jasa ramah lingkungan dapat mengacu pada web
klhk : https://sibarjasramling.com/.
Contoh PBJ yang meningkatkan pengadaan berkelanjutan adalah:
a. Aspek Ekonomi dan Sosial: Implementasi Pengadaan Barang/Jasa
sesuai tujuan pengadaan yang lain.
b. Aspek Lingkungan Hidup: Memilih produk dengan label ramah
lingkungan hidup dalam Pengadaan Barang/Jasa.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 12
Versi 4, 2021
B. Latihan
Cocokkanlah Contoh Pengadaan di kolom tabel sebelah kiri dengan
tujuan pengadaan di kolom tabel sebelah kanan!
No Contoh Pengadaan Jawab Tujuan Pengadaan
1. Pemerataan pembangunan A. Meningkatkan
infrastruktur di berbagai pengadaan
daerah berkelanjutan

2. Pengadaan Barang/Jasa yang B. Meningkatkan


ramah lingkungan hidup. keikutsertaan industri
kreatif

3. Pembuatan prototype pesawat C. Mendukung


N 219 type amphibi dilakukan pelaksanaan penelitian
oleh LAPAN dan PT. DI dan pemanfaatan
barang/jasa hasil
penelitian
4. Pengadaan helikopter untuk D. Meningkatkan
operasi SAR dengan penggunaan produk
melibatkan pelaku usaha dalam negeri
nasional dalam perakitan dan
modifikasi pesawat.

5. Melakukan konsolidasi paket E. Meningkatkan peran


dengan menyediakan paket serta Usaha Mikro,
untuk UMK dan Koperasi Kecil, dan Koperasi
6. TNI/Polri yang menggunakan F. Mendorong
produk senjata dan kendaraan pemerataan ekonomi
lapis baja produksi PT. dan memberikan
PINDAD. perluasan kesempatan
berusaha
7. Mengadakan barang jasa G. Meningkatkan peran
dengan tepat kualitas, pelaku usaha nasional
kuantitas, waktu, biaya, lokasi
dan penyedia
8. Pengadaan baju seragam H. Menghasilkan
batik dengan motif khas barang/jasa yang tepat
daerah untuk pegawai. dari setiap uang yang
dibelanjakan, diukur
dari aspek kualitas,
kuantitas, waktu, biaya,
lokasi, dan penyedia.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 13
Versi 4, 2021
C. Rangkuman
Tujuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yaitu:
1. Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang
dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi,
dan Penyedia;
2. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri;
3. Meningkatkan peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi;
4. Meningkatkan peran Pelaku Usaha nasional;
5. Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil
penelitian;
6. Meningkatkan keikutsertaan industry kreatif;
7. Mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan perluasan
kesempatan berusaha;
8. Meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan.

D. Evaluasi Materi Pokok


1. Laptop diadakan untuk memperlancar kegiatan yang akan
diselenggarakan pada awal bulan agustus 2021, terkait hal ini maka
pengadaan barang/jasa harus tepat ….
A. Kualitas
B. Kuantitas
C. Waktu
D. Biaya
2. Upaya menggali dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh
suatu negara relevan dengan tujuan pengadaan barang/jasa …
A. meningkatkan peran Pelaku Usaha nasional;
B. mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil
penelitian;
C. meningkatkan keikutsertaan industri kreatif;
D. mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan perluasan
kesempatan berusaha;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 14
Versi 4, 2021
3. Penyedia mengirim Laptop sesuai lokasi ditentukan dalam kontrak yaitu di
Dinas Sosial Kabupaten XYZ, hal ini relevan dengan tujuan pengadaan...
A. Biaya
B. Waktu
C. Kuantitas
D. Lokasi
4. Demi Terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan
kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya, maka
diperlukan tujuan pengadaan barang/jasa …
A. mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil
penelitian;
B. meningkatkan keikutsertaan industry kreatif;
C. mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan perluasan
kesempatan berusaha;
D. meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan.
5. Untuk menumbuh kembangkan produksi dalam negeri diperlukan tujuan
pengadaan barang/jasa …
A. meningkatkan penggunaan produk dalam negeri;
B. meningkatkan peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi;
C. meningkatkan peran Pelaku Usaha nasional;
D. mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa hasil
penelitian;

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi
pokok yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang
benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda terhadap materi pokok.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 15
Versi 4, 2021
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang
belum anda kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 16
Versi 4, 2021
BAB III
KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta


diharapkan mampu menjelaskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah

A. Uraian Materi
Kebijakan adalah bagian dari strategi untuk mencapai tujuan
Pengadaan Barang/Jasa. Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa meliputi:
a. Meningkatkan Kualitas Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi identifikasi
kebutuhan, penetapan barang/jasa, cara, jadwal, dan anggaran
Pengadaan Barang/Jasa baik melalui penyedia maupun swakelola.
Perencanaan tersebut harus dilakukan bersamaan dengan proses
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
(RKA K/L) untuk APBN dan Rencana Kerja dan Anggaran Perangkat
Daerah (RKA Perangkat Daerah) untuk dana APBD.
b. Melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang Lebih Transparan,
Terbuka, dan Kompetitif
Pelaksanaan pengadaan mulai perencanaan sampai dengan selesai
wajib dilakukan elektronik agar proses pemilihan dilakukan secara
terbuka bagi semua penyedia yang memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan dalam dokumen Tender/Seleksi/Pengadaan
Langsung/Penunjukakan Langsung melalui persaingan sehat.
c. Memperkuat Kapasitas Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia
Pengadaan Barang/Jasa Termasuk Agen Pengadaan
Kebijakan yang diambil untuk memperkuat kelembagaan dan SDM
Pengadaan adalah:
1) Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan secara terencana oleh
suatu unit kerja yang terorganisir dan dikelola SDM yang kompeten
di bidangnya.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 17
Versi 4, 2021
2) Menteri/kepala lembaga/kepala daerah wajib membentuk Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) berbentuk struktural dan
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Contohnya Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan Pergub No. 261
Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan
Pengadaan Barang/Jasa (BPPBJ).
3) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah wajib memiliki
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa sebagai Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan kecuali yang
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang dikecualikan
dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Pasal 74A ayat 4.
Dalam hal ini Pengelola Pengadaan Barang/Jasa dapat ditugaskan
sebagai PPK, membantu tugas PA/KPA, melaksanakan persiapan
pencantuman barang/jasa dalam katalog elektronik, dan ditugaskan
sebagai Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan
Barang/Jasa.
4) Mewajibkan PPK/Pokja pemilihan/pejabat pengadaan di lingkungan
Kementerian Pertahanan dan Kepolisian RI memiliki sertifikat
kompetensi paling lambat 31 Desember 2023.
5) Mewajibkan PPK/Pokja pemilihan/pejabat pengadaan yang dijabat
oleh personil lain memiliki sertifikat kompetensi paling lambat 31
Desember 2023.
d. Mengembangkan E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa
E-marketplace adalah pasar elektronik yang disediakan untuk
memenuhi kebutuhan barang/jasa pemerintah. Pengadaan
Barang/Jasa secara elektronik dengan memanfaatkan E-Marketplace
yang berupa:
1) Katalog Elektronik yang terdiri dari katalog nasional, sektoral dan
lokal;
2) Toko Daring (Online Shop);
3) Pemilihan Penyedia.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 18
Versi 4, 2021
e. Menggunakan Teknologi Informasi Komunikasi dan Transaksi
Elektronik
Pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik
dilaksanakan dengan tujuan untuk:
1) Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat
informasi dunia;
2) Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik;
4) Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk
memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan
pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan
bertanggung jawab; dan
5) Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi
pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.
(Sumber: UU no. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi
elektronik)
f. Mendorong Penggunaan Barang/Jasa Dalam Negeri dan Standar
Nasional Indonesia (SNI)
Produk dalam negeri adalah produk barang/jasa termasuk
rancang bangun dan perekayasaan yang diproduksi dan dikerjakan
oleh perusahaan yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia yang
dalam proses produksi atau pengerjaaannya dimungkinkan
menggunakan bahan baku/komponen impor.
Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) adalah nilai penghargaan
kepada perusahaan yang berinvestasi di Indonesia karena
memberdayakan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil
melalui kemitraan, memelihara kesehatan, keselamatan kerja dan
lingkungan, memberdayakan lingkungan serta memberikan fasilitas
pelayanan purna jual (UU No. 3 tahun 2014 tentang perindustrian).
Penggunaan produksi dalam negeri dalam Pengadaan
Barang/Jasa pemerintah sangat merupakan isu yang sangat penting.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 19
Versi 4, 2021
Hal ini disebabkan oleh penggunaan produksi dalam negeri akan
membuat aktivitas perekonomian dalam negeri aktif. Kondisi ini
diharapkan akan bermuara pada membaiknya tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Kewajiban penggunaan produk dalam negeri dilakukan jika
terdapat peserta yang menawarkan barang/jasa dengan nilai Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah nilai Bobot Manfaat
Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh persen). Contoh
kandungan TKDN beberapa produk dapat dilihat pada Tabel 3.1. Nilai
kandungan TKDN dan sertifikat TKDN produk dalam negeri dapat
mengacu ke website resmi TKDN Kementerian Perindustrian yaitu
http://tkdn.kemenperin.go.id/.

Tabel 3.1 Contoh Kandungan TKDN Beberapa Produk Dalam Negeri


No Nama Produk TKDN
1 Mesin Perontok Padi 43,21 %
2 Traktor tangan 42,04 %
3 Tiang listrik beton 65,54 %
4 Heated Incubator 43,93 %
5 Bola futsal 62,72 %

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 1. Detail sertifikat tanda sah TKDN


Gambar 3.1 Contoh Sertifikat Tanda Sah TKDN
Sumber: http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifikat.php?id=11697

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 20
Versi 4, 2021
Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) adalah nilai penghargaan
kepada perusahaan yang berivestasi di Indonesia karena
memberdayakan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi melalui
kemitraan, memelihara kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan
(K3L), memiliki setifikat sistem manajemen mutu, dan memberikan
fasilitas pemeliharaan dan pelayanan purna jual. Verifikasi atas BMP
dilakukan oleh Kementerian Perindustrian dan diberikan kepada
pelaku usaha dalam bentuk sertifikat Tanda Sah Bobot Manfaat
Perusahaan.

Preferensi Harga
Preferensi harga adalah insentif bagi produk dalam negeri pada
pemilihan Pengadaan Barang/Jasa berupa kelebihan harga yang
dapat diterima.
Ketentuan Preferensi harga sebagai berikut:
a. Preferensi harga diberlakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa
yang bernilai di atas Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
b. Preferensi harga diberikan terhadap barang/jasa yang memiliki
TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima
persen).
c. Preferensi harga untuk barang/jasa paling tinggi 25% (dua
puluh lima persen).
d. Preferensi harga untuk Pekerjaan Konstruksi yang dikerjakan
oleh Perusahaan Nasional paling tinggi 7,5% (tujuh koma lima
persen) di atas harga penawaran terendah dari Perusahaan
Asing.

Preferensi harga diperhitungkan dalam evaluasi harga


penawaran yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
Penetapan pemenang berdasarkan urutan harga terendah Hasil
Evaluasi Akhir. Pemberian preferensi tidak mengubah harga

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 21
Versi 4, 2021
penawaran, tetapi HEA dapat merubah urutan peringkat pemenang
Tender/Seleksi.

Hasil Evaluasi Akhir (HEA) dihitung dengan rumus = (1−Kp )× HP


dengan:
KP = TKDN x preferensi
KP = Koefisien Preferensi
HP = Harga Penawaran setelah koreksi aritmetika
Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA
terendah yang sama, penawar dengan TKDN lebih besar ditetapkan
sebagai pemenang.

Contoh Perhitungan :
Penyedia A
Harga penawaran : Rp. 8.950.000.000
TKDN : 25 % (dari dokumen penawaran dan telah diklarifikasi)
Preferensi : 25 % (sesuai dok pemilihan)
KP : TKDN x preferensi = 25 % x 25 % = 0,0625
HEA : (1 - KP) x HP
: (1-0,0625) X Rp. 8.950.000.000 = Rp. 8.390.625.000
Dengan cara yang sama dapat dihitung preferensi untuk penyedia yang lain,
hasil perhitungan dimasukkan ke dalam Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3.2 Contoh Perhitungan Preferensi Harga


Harga
Nama Preferensi HEA (Rp) [1- Perin
No Penawaran TKDN KP
Penyedia Harga KP] x HP gkat
(Rp)
0.062
1 A 8,950,000,000 25 % 25% 8.390.625.000 II
5
2 B 9,000,000,000 30 % 25% 0.075 8.325.000.000 I
3 C 9,500,000,000 20 % - - 9,500,000,000 III
Keterangan: Penyedia C tidak mendapatkan preferensi karena TKDN kurang
dari 25 %

Penyedia B dengan TKDN lebih tinggi dapat menjadi


pemenang. Kebijakan penerapan penggunaan produk dalam negeri

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 22
Versi 4, 2021
sangat strategis bagi pembangunan industri nasional dan akan
memberikan efek ganda yang cukup besar bagi perekonomian
nasional.
Standardisasi Nasional Indonesia adalah Standar yang
ditetapkan oleh BSN dan berlaku di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Ada dua jenis SNI. Jenis pertama adalah yang bersifat wajib,
contohnya: helm, kompor gas dan jenis yang kedua adalah yang
bersifat sukarela, contohnya: seragam pegawai, bola futsal.
Manfaat langsung atas penerapan SNI suatu produk adalah
1) Bagi Produsen, SNI mendorong produsen akan terus
melakukan inovasi sehingga produk yang dihasilkannya
memiliki daya saing di pasar.
2) Bagi Konsumen, SNI akan membantu konsumen untuk memilih
produk yang sesuai antara harga dan kualitasnya
3) Bagi Pemerintah, SNI membuat pasar di dalam negeri memiliki
mekanisme perlindungan dari serbuan barang-barang asing
yang tidak diketahui kualitasnya dan penerapan SNI yang lebih
luas, maka akan tumbuh dinamika ekonomi baru, di mana para
produsen akan berusaha untuk mendapatkan SNI atas produk
mereka, sedangkan di masyarakat akan tumbuh lebih banyak
lembaga sertifikasi produk yang juga kredibel untuk menilai dan
menguji suatu produk.

g. Memberikan Kesempatan Kepada Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah
Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan
Menengah telah diatur dalam payung hukum. Berdasarkan Undang-
Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) yang dipergunakan untuk mendefinisikan
pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Kriteria UMKM dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah ini.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 23
Versi 4, 2021
Tabel 3.3 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Kriteria
No Usaha Kekayaan bersih Omzet (Rp)
(Rp)
1 Usaha Mikro Maks 50 juta Maks 300 juta
2 Usaha Kecil > 50 juta – 500 juta > 300 juta – 2,5 Miliar
3 Usaha Menengah > 500 juta – 10 Miliar > 2,5 Miliar – 50 Miliar
Sumber: UU UKM No. 20 tahun 2008
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021:
1) Usaha kecil terdiri atas Usaha Mikro dan Usaha Kecil.
2) Kementerian/LembagalPemerintah Daerah wajib menggunakan
produk usaha kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam negeri.
3) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan
penggunaan produk usaha kecil serta koperasi dari hasil produksi
dalam negeri paling sedikit 40 % (empat puluh persen) dari nilai
anggaran belanja barang/jasa Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah.
4) Paket pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan
nilai Pagu Anggaran sampai dengan Rp15.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah) diperuntukan bagi usaha kecil dan/atau koperasi.
5) Nilai Pagu Anggaran pengadaan dikecualikan untuk paket pekerjaan
yang menuntut kemampuan teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh
usaha kecil dan koperasi.

Pemerintah berupaya memberikan kesempatan kepada UMKM


untuk berpartisipasi dalam belanja APBN/APBD dengan cara :
1) LKPP dan Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah
memperluas peran serta usaha kecil dengan mencantumkan
barang/jasa produksi usaha kecil dalam katalog elektronik;
2) Pengalokasian anggaran barang/jasa
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk penggunaan
produk usaha kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam
negeri;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 24
Versi 4, 2021
3) PA/PPK/UKPBJ dalam melakukan Konsolidasi untuk paket
Pengadaan Barang/Jasa sejenis yang dicadangkan untuk
Usaha Mikro atau Usaha Kecil dan/atau Koperasi sesuai
dengan Peraturan LKPP Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Pedoman Perencanaan PBJP:
a) Nilai pagu anggaran sampai dengan Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia
Jasa Konsultansi Konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil;
b) Nilai pagu anggaran sampai dengan Rp15.000.000.000,00
(lima belas miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dengan kualifikasi usaha
kecil dan/atau koperasi;
4) Usaha non kecil melaksanakan pekerjaan dapat melakukan
kerja sama usaha dengan UMK dalam bentuk kemitraan,
subkontrak, atau bentuk kerja sama lainnya, jika ada UMK yang
memiliki kemampuan di bidang yang bersangkutan.

h. Mendorong Pelaksanaan Penelitian dan Industri Kreatif


Pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung
kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek. Jumlah
anggaran tersebut harus dapat dimanfaatkan secara optimal agar
mencapai sasaran yang diinginkan. Ketentuan khusus untuk
Pengadaan Barang/Jasa untuk kegiatan penelitian diatur oleh
Permenristekdikti.
Industri kreatif menjadi salah satu bidang yang akan
dikembangkan oleh pemerintah karena dapat menyerap banyak
tenaga kerja dan dapat membangun citra dan nilai budaya nasional.
Contoh bidang industri kreatif antara lain: Periklanan, Arsitektur,
Pasar Barang Seni, Kerajinan, Desain, Fesyen dan Kuliner.
Kebijakan untuk menumbuhkan industri kreatif adalah
1) Mengintegrasikan aset dan potensi industri kreatif
2) Mendorong inovasi dalam industri kreatif

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 25
Versi 4, 2021
3) Meningkatkan kesadaran masyarakat dan apresiasi atas
industri kreatif termasuk HAKI (hak atas kekayaan intelektual)
4) Membentuk Badan Ekonomi Kreatif.
(sumber: Perpres 6 tahun 2015 tentang Bekraf).

i. Melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang Berkelanjutan


Pengadaan Berkelanjutan adalah Pengadaan Barang/Jasa
yang bertujuan untuk mencapai nilai manfaat yang menguntungkan
secara ekonomis tidak hanya untuk Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah sebagai penggunanya tetapi juga untuk masyarakat, serta
signifikan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam
keseluruhan siklus penggunaanya.
Aspek berkelanjutan terdiri atas :
1) Aspek ekonomi, meliputi biaya produksi barang/jasa sepanjang
usia barang/jasa tersebut;
2) Aspek sosial, meliputi pemberdayaan usaha mikro dan usaha
kecil, jaminan kondisi kerja yang adil, pemberdayaan
komunitas/usaha lokal, kesetaraan, dan keberagaman; dan
3) Aspek lingkungan hidup, meliputi pengurangan dampak negatif
terhadap kesehatan, kualitas udara, kualitas tanah, kualitas air,
serta menggunakan sumber daya alam secara bijaksana.
Ketiga aspek tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain,
karena ketiganya menimbulkan hubungan sebab-akibat. Aspek yang
satu akan mengakibatkan aspek yang lainnya terpengaruh.
Hubungan antara ekonomi dan sosial diharapkan dapat
menciptakan hubungan yang adil (equitable). Hubungan antara
ekonomi dan lingkungan diharapkan dapat terus berjalan (viable).
Sedangkan hubungan antara sosial dan lingkungan bertujuan agar
dapat terus bertahan (bearable). Ketiga aspek yaitu aspek ekonomi,
sosial dan lingkungan akan menciptakan kondisi
berkelanjutan (sustainable).

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 26
Versi 4, 2021
Kebijakan pengadaan berkelanjutan antara lain:
1) Mengeluarkan Perpres 59 tahun 2017 tentang pelaksanaan
pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
2) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah
menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.5/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2019 tentang Tata Cara Penerapan
Label Ramah Lingkungan Hidup untuk Pengadaan Barang dan
Jasa Ramah Lingkungan Hidup;
3) Penerapan konservasi energi dengan pemberlakukan label
tingkat hemat energi pada peralatan listrik rumah tangga antara
lain AC, lemari pendingin, mesin cuci dan lain lain sesuai
dengan amanah UU No. 30 tahun 2007 tentang Energi dan PP
70/2009 yang mulai berlaku 2018.
Penerapan konservasi energi dengan pemberlakukan label
tingkat hemat energi pada peralatan listrik rumah tangga antara lain
AC, lemari pendingin, mesin cuci dan lain lain sesuai dengan amanah
UU No. 30 tahun 2007 tentang Energi dan PP 70/2009 yang mulai
berlaku 2018.

B. Latihan
Diskusikan hubungan antara tujuan dan kebijakan pengadaan
barang/jasa pemerintah!

C. Rangkuman
Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah terdiri dari:
1. Meningkatkan kualitas perencanaan Pengadaan Barang/Jasa;
2. Melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang lebih transparan, terbuka,
dan kompetitif;
3. Memperkuat kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
Pengadaan Barang/Jasa;
4. Mengembangkan E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 27
Versi 4, 2021
5. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta transaksi
elektronik;
6. Mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar Nasional
Indonesia (SNI);
7. Memberikan kesempatan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha
Menengah;
8. Mendorong pelaksanaan penelitian dan industri kreatif; dan
9. Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan.

D. Evaluasi Materi Pokok


1. Pelaksanaan pengadaan mulai perencanaan sampai dengan selesai wajib
dilakukan elektronik agar proses pemilihan dilakukan secara terbuka bagi
semua penyedia yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan, hal ini
merupakan bagian dari pelaksanaan kebijakan pengadaan barang/jasa….
A. melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang lebih transparan,
terbuka, dan kompetitif
B. memperkuat kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
Pengadaan Barang/Jasa
C. mengembangkan E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa
D. menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta transaksi
elektronik
2. Kebijakan pengadaan barang/jasa yang relevan atau upaya untuk
mencapai tujuan pengadaan “Menghasilkan B/J yang tepat untuk setiap
uang yang dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu,
lokasi, biaya dan penyedia” adalah …
A. meningkatkan kualitas perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
B. mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar
Nasional Indonesia (SNI)
C. memberikan kesempatan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Usaha Menengah
D. mendorong pelaksanaan penelitian dan industri kreatif

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 28
Versi 4, 2021
3. Dalam melaksanakan kebijakan “Melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa
yang berkelanjutan” terdapat aspek-aspek yang perlu diperhatikan yaitu …
A. Keuangan, Sosial, Lingkungan Hidup
B. Keuangan, Budaya, Lingkungan Hidup
C. Ekonomi, Budaya, Lingkungan Hidup
D. Ekonomi, Sosial, Lingkungan Hidup
4. Preferensi harga diberlakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang
bernilai di atas Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), hal ini sesuai pre
A. mengembangkan E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa;
B. menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta transaksi
elektronik;
C. mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar
Nasional Indonesia (SNI);
D. memberikan kesempatan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Usaha Menengah;

5. Penerapan konservasi energi dengan pemberlakukan label tingkat hemat


energi pada peralatan listrik merupakan bentuk pengaplikasian kebijakan

A. mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar
Nasional Indonesia (SNI)
B. memberikan kesempatan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Usaha Menengah
C. mendorong pelaksanaan penelitian dan industri kreatif
D. melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda terhadap materi pokok.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 29
Versi 4, 2021
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 2 terutama bagian yang
belum anda kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 30
Versi 4, 2021
BAB IV
PRINSIP DAN ETIKA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta


diharapkan mampu menjelaskan prinsip dan etika Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah

A. Uraian Materi
1. Prinsip Pengadaan Barang/Jasa
Prinsip adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir,
bertindak, dan sebagainya (KBBI, 2018). Jadi prinsip pengadaan adalah
sikap (attitude) yang menjadi pokok dasar berpikir dalam melaksanakan
Pengadaan Barang/Jasa.
Dengan penerapan prinsip-prinsip pengadaan dapat dipastikan akan
diperoleh barang/jasa yang sesuai dengan spesifikasinya dan kualitas yang
maksimal serta biaya pengadaan yang minimal. Di samping itu dari sisi
penyedia barang/jasa akan terjadi persaingan yang sehat dan pada
gilirannya akan mendorong untuk semakin meningkatnya kualitas dan
kemampuan penyedia barang/jasa.
Manfaat memahami prinsip-prinsip Pengadaan Barang/Jasa adalah:
a. Mendorong praktik Pengadaan Barang/Jasa yang baik.
b. Meningkatkan efisiensi penggunaan uang negara.
c. Menekan kebocoran anggaran.
d. Terwujudnya pemerintahan yang bersih.

Pengadaan Barang/Jasa menerapkan prinsip sebagai berikut:


a. Efisien, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas
dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana
yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas
yang maksimum.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan agar Pengadaan Barang/Jasa
efisien adalah:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 31
Versi 4, 2021
1) Identifikasi kebutuhan dengan tepat untuk memastikan Pengadaan
Barang/Jasa sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah.
2) Dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa harus diterapkan
prinsip-prinsip dasar lainnya
3) HPS (Harga Perkiraan Sendiri) disusun berdasarkan keahlian dari
sumber informasi dapat dipertanggungjawabkan
4) Penetapan metode pemilihan harus dilakukan secara tepat sesuai
kondisi yang ada. Kesalahan penetapan metode pemilihan dapat
mengakibatkan pemborosan biaya dan waktu
5) Evaluasi terhadap seluruh penawaran untuk mendapatkan value for
money yang terbaik
6) Perhitungan prestasi pekerjaan harus sesuai dengan pekerjaan
terpasang yang dapat diterima agar tidak menimbulkan kelebihan
pembayaran.

Contoh pengadaan yang efisien namun tidak terbatas pada:


Suatu Kecamatan di Provinsi Jaya Raya membutuhkan 1 unit kendaraan
operasional dalam kota, dibutuhkan paling lambat 30 Agustus 2018
dengan pagu anggaran Rp. 350 juta. Ada beberapa pilihan metode
pemilihan yang akan digunakan yaitu e-purchasing, tender cepat dan
tender. Maka metode pemilihan yang lebih efisien untuk pengadaan
kendaraan tersebut adalah e-purchasing.

b. Efektif, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan


dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya.
Langkah-langkah mendorong pengadaan yang efektif:
1) Identifikasi kebutuhan dengan tepat untuk memastikan Pengadaan
Barang/Jasa sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah.
2) Penyusunan spesifikasi/KAK harus berdasarkan sesuai dengan
kebutuhan, kondisi lapangan dan ketentuan yang berlaku

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 32
Versi 4, 2021
3) Evaluasi teknis penawaran harus dilakukan dengan benar dan
memastikan spesifikasi yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan,
jika diperlukan dapat meminta uji mutu produk yang ditawarkan.
4) Spesifikasi dalam lampiran syarat-syarat khusus kontrak sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan
5) Pemeriksaan spesifikasi harus dilakukan dengan benar pada
sebelum dilakukan serah terima pekerjaan yang meliputi
pemeriksaan fisik (visual dan dimensi), uji fungsi dan kehandalan
(performance) dan uji destruktif (jika diperlukan).

Contoh pengadaan yang efektif:


Suatu Kecamatan di Provinsi Jaya Raya membutuhkan 1 unit kendaraan
operasional dalam kota, dibutuhkan paling lambat 30 Agustus 2018
dengan pagu anggaran Rp. 350 juta. Ada beberapa pilihan spesifikasi
teknis mobil yaitu mobil MPV dengan 1300 sd 1500 CC atau mobil
MPV/SUV dengan diatas 2000 CC. Spesifikasi teknis yang paling tepat
untuk kendaraan operasional dalam kota adalah MPV 1300 sd 1500 CC.

c. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai


Pengadaan Barang/Jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas
oleh Penyedia Barang/Jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada
umumnya.
Langkah-langkah mendorong pengadaan yang Transparan:
1) Semua peraturan/kebijakan/ketentuan proses pemilihan penyedia
barang/jasa harus transparan
2) Peluang dan kesempatan untuk ikut serta dalam proses Pengadaan
Barang/Jasa harus transparan;
3) seluruh persyaratan yang diperlukan oleh calon peserta untuk
mempersiapkan penawaran yang responsif harus dibuat transparan;
4) Penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan harus
diumumkan secara luas

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 33
Versi 4, 2021
Contoh pengadaan yang Transparan :
Pengadaan kendaraan operasional melalui e-purchasing dimana proses
pengadaan mulai dari perencanaan pengadaan sampai dengan serah
terima dapat diketahui dengan jelas melalui aplikasi e-catalog.

d. Terbuka, berarti Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua


Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas.
Langkah-langkah mendorong pengadaan yang Terbuka:
1) Proses Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan secara terbuka
dan dapat diakses oleh seluruh calon peserta
2) Tidak mempersyaratkan kriteria tertentu yang menguntungkan salah
satu peserta
Contoh pelaksanaan pengadaan secara Terbuka.
Pengadaan kendaraan operasional dapat diikuti oleh semua penyedia
kendaraan yang memenuhi persyaratan.

e. Bersaing, berarti Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan melalui


persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia
Barang/Jasa yang setara dan memenuhi persyaratan, sehingga dapat
diperoleh Barang/Jasa yang ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada
intervensi yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam
Pengadaan Barang/Jasa. Langkah-langkah mendorong pengadaan yang
Bersaing :
a. Pengadaan Barang/Jasa harus dapat diakses oleh seluruh calon
peserta;
b. Dalam setiap tahapan dari proses pengadaan harus mendorong
terjadinya persaingan sehat
c. Kondisi yang memungkinkan masing-masing calon peserta
mampu mempersiapkan penawaran berkaitan dengan tingkat
kompetitifnya serta peluang untuk memenangkan tender/seleksi.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 34
Versi 4, 2021
d. Pelaku Pengadaan Barang/Jasa harus secara aktif
menghilangkan hal-hal yang menghambat terjadinya persaingan
yang sehat.
Contoh pelaksanaan pengadaan secara Bersaing:
Pasar kendaraan bermotor merupakan pasar persaingan sempurna
dimana pembeli dan penjual sudah mengetahui dengan jelas
spesifikasi teknis masing-masing produk dan harganya.

f. Adil, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon


Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan
kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan
nasional.
Langkah-langkah mendorong pengadaan yang adil:
1) Memberi perlakukan yang sama kepada seluruh peserta
2) informasi yang diberikan harus akurat dan dapat dimanfaatkan untuk
semua
Contoh pelaksanaan pengadaan yang Adil:
Pada Pengadaan kendaraan operasional semua penyedia kendaraan
dapat mengikuti proses pengadaan kendaraan melalui e-purchasing.

g. Akuntabel, berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang


terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
Langkah-langkah mendorong pengadaan yang akuntabel adalah
1) Adanya arsip dan pencatatan yang lengkap terhadap seluruh proses
Pengadaan Barang/Jasa
2) Adanya suatu sistem pengawasan untuk menegakkan aturan-
aturan, dan
3) Adanya mekanisme untuk mengevaluasi, mereview, meneliti dan
mengambil tindakan terhadap protes dan keluhan yang dilakukan
oleh peserta.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 35
Versi 4, 2021
Contoh pelaksanaan pengadaan yang akuntabel:
Proses Pengadaan kendaraan operasional dilaksanakan sesuai
ketentuan yang mulai dari perencanaan sampai dengan serah terima
dan harga yang digunakan harga yang sudah dipublikasi secara luas.

2. Etika Pengadaan Barang/Jasa


Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral/akhlak (KBBI, 2018). Jadi etika
pengadaan adalah norma yang mengatur tindakan yang harus dilakukan
dan tindakan yang dilarang dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
Salah satu upaya untuk membuat Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah menjadi lebih kredibel adalah dengan cara menerapkan etika
di antara Pengelola dan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah. Penerapan
etika bagi Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa menjadi sangat penting sehingga kepercayaan akan
Pengadaan Barang/Jasa akan semakin kuat. Etika Pengadaan
Barang/Jasa sebagai berikut:
a. Semua pihak yang terlibat dalam Pengadaan Barang/Jasa mematuhi
etika sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab
untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tujuan
Pengadaan Barang/Jasa;
2) Bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan
informasi yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk
mencegah penyimpangan Pengadaan Barang/Jasa;
3) Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat;
4) Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
5) Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung,

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 36
Versi 4, 2021
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam Pengadaan
Barang/Jasa;
6) Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan
negara;
7) Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi sesuai UU no. 30 tahun 2014 tentang administrasi
pemerintahan; dan
8) Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa
saja dari atau kepada siapa pun yang diketahui atau patut diduga
berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
Contoh penerapan etika PBJ:
Pokja Pemilihan bekerja secara professional melakukan proses pemilihan
penyedia barang/jasa sesuai ketentuan yang berlaku dengan menentukan
persyaratan penawaran yang adil bagi semua peserta tender dan tidak
menjanjikan agar penyedia tertentu yang dapat menjadi pemenang.

b. Pertentangan kepentingan pihak yang terkait, dalam hal:


1) Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada suatu badan
usaha, merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau
personel inti pada badan usaha lain yang mengikuti Tender/Seleksi
yang sama;
2) Konsultan perencana/pengawas bertindak sebagai pelaksana
Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya, kecuali
dalam pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
3) Konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan
Perencana;
4) Pengurus/Manajer koperasi yang mengikuti Tender/Seleksi pada
Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah, yang mana pengurus
koperasi merangkap sebagai PA/KPA/PPK/Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 37
Versi 4, 2021
5) PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan
Penyedia;
6) Beberapa perusahaan yang mengikuti tender/seleksi yang sama,
dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang
sama, yang mana sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen)
dikuasai oleh pemegang saham yang sama.

B. Latihan
Diskusikan:
1. Perbedaan masing-masing prinsip pengadaan!
2. Masing-masing 1 contoh yang bukan merupakan etika dan pertentangan
kepentingan dalam PBJ sehingga dapat dilakukan

C. Rangkuman
1. Prinsip Pengadaan Barang/Jasa terdiri:
a. Efisien
b. Efektif
c. Transparan
d. Terbuka
e. Bersaing
f. Adil
g. Akuntabel
2. Semua pihak yang terlibat dalam Pengadaan Barang/Jasa mematuhi etika
sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tujuan Pengadaan
Barang/Jasa;
b. Bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan
informasi yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah
penyimpangan Pengadaan Barang/Jasa;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 38
Versi 4, 2021
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat;
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam Pengadaan
Barang/Jasa;
f. Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan
negara;
g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi sesuai UU no. 30 tahun 2014 tentang administrasi
pemerintahan; dan
h. Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja
dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan
dengan Pengadaan Barang/Jasa.
3. Pertentangan kepentingan pihak yang terkait, dalam hal:
a. Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada suatu badan
usaha, merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau personel
inti pada badan usaha lain yang mengikuti Tender/Seleksi yang
sama;
b. konsultan perencana/pengawas bertindak sebagai pelaksana
Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya, kecuali
dalam pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
c. konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan
Perencana;
d. Pengurus/Manajer koperasi yang mengikuti Tender/Seleksi pada
Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah, yang mana pengurus
koperasi merangkap sebagai PA/KPA/PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 39
Versi 4, 2021
e. PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan
Penyedia;
f. beberapa perusahaan yang mengikuti tender/seleksi yang sama,
dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang
sama, yang mana sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen)
dikuasai oleh pemegang saham yang sama.

D. Evaluasi Materi Pokok


1. Pengadaan kendaraan operasional dapat diikuti oleh semua penyedia
kendaraan yang memenuhi persyaratan, merupakan upaya pelaksanaan
prinsip…
A. Efisien
B. Efektif
C. Terbuka
D. Transparan
2. Proses Pengadaan kendaraan operasional dilaksanakan sesuai ketentuan
yang mulai dari perencanaan sampai dengan serah terima dan harga yang
digunakan harga yang sudah dipublikasi secara luas, merupakan upaya
pelaksanaan prinsip…
A. Terbuka
B. Adil
C. Akuntabel
D. Transparan
3. Pasar kendaraan bermotor merupakan pasar persaingan sempurna
dimana pembeli dan penjual sudah mengetahui dengan jelas spesifikasi
teknis masing-masing produk dan harganya, merupakan upaya
pelaksanaan prinsip…
A. Terbuka
B. Adil
C. Akuntabel
D. Bersaing

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 40
Versi 4, 2021
4. Berikut ini yang bukan merupakan etika pengadaan barang/jasa adalah …
A. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait
B. Tidak mempertentangkan kepentingan dan persaingan usaha tidak
sehat dalam Pengadaan Barang/Jasa
C. Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan
negara
D. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi sesuai UU no. 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
5. Berikut ini yang bukan merupakan pertentangan kepentingan pihak terkait
adalah …
A. Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada suatu badan usaha,
merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada
badan usaha lain yang mengikuti Tender/Seleksi yang sama;
B. konsultan perencana/pengawas bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan
Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya dalam pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
C. konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan
Perencana;
D. PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan Penyedia;

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi
pokok yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang
benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda terhadap materi pokok.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 41
Versi 4, 2021
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 3 terutama bagian yang
belum anda kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 42
Versi 4, 2021
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
1. Tujuan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yaitu:
a. Menghasilkan barang/jasa yang tepat dari setiap uang yang
dibelanjakan, diukur dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, biaya,
lokasi, dan Penyedia;
b. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri;
c. Meningkatkan peran serta Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi;
d. Meningkatkan peran Pelaku Usaha nasional;
e. Mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang/jasa
hasil penelitian;
f. Meningkatkan keikutsertaan industry kreatif;
g. Mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan perluasan
kesempatan berusaha;
h. Meningkatkan Pengadaan Berkelanjutan.
2. Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah terdiri dari:
a. Meningkatkan kualitas perencanaan Pengadaan Barang/Jasa;
b. Melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang lebih transparan,
terbuka, dan kompetitif;
c. Memperkuat kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
Pengadaan Barang/Jasa;
d. Mengembangkan E-marketplace Pengadaan Barang/Jasa;
e. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta transaksi
elektronik;
f. Mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar
Nasional Indonesia (SNI);
g. Memberikan kesempatan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan
Usaha Menengah;
h. Mendorong pelaksanaan penelitian dan industri kreatif; dan
i. Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 43
Versi 4, 2021
3. Semua pihak yang terlibat dalam Pengadaan Barang/Jasa mematuhi
etika sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab
untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tujuan
Pengadaan Barang/Jasa;
b. Bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan
informasi yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk
mencegah penyimpangan Pengadaan Barang/Jasa;
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat;
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung,
yang berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam Pengadaan
Barang/Jasa;
f. Menghindari dan mencegah pemborosan dan kebocoran keuangan
negara;
g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi sesuai UU no. 30 tahun 2014 ttg administrasi pemerintahan;
dan
h. Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa
saja dari atau kepada siapa pun yang diketahui atau patut diduga
berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
4. Pertentangan kepentingan pihak yang terkait, dalam hal:
a. Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada suatu badan
usaha, merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau personel
inti pada badan usaha lain yang mengikuti Tender/Seleksi yang
sama;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 44
Versi 4, 2021
b. Konsultan perencana/pengawas bertindak sebagai pelaksana
Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya, kecuali
dalam pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
c. Konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan
Perencana;
d. Pengurus/Manajer koperasi yang mengikuti Tender/Seleksi pada
Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah, yang mana pengurus
koperasi merangkap sebagai PA/KPA/PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan;
e. PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan
Penyedia;
f. beberapa perusahaan yang mengikuti tender/seleksi yang sama,
dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang
sama, yang mana sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen)
dikuasai oleh pemegang saham yang sama.

B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat
memahami dan menambah pengetahuan tentang tujuan, kebijakan, prinsip, dan
etika pengadaan barang/jasa pemerintah.

C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tentang
Tujuan, Kebijakan, Prinsip dan Etika Pengadaan Barang/Jasa, maka setelah
mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat memperdalam
pemahaman materi dengan membaca buku yang ada dalam daftar pustaka
maupun literatur lain.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 45
Versi 4, 2021
KUNCI JAWABAN

A. Jawaban latihan soal: Bab II. Tujuan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah
1. F
2. A
3. C
4. G
5. E
6. D
7. H
8. G
B. Jawaban materi pokok 1: Bab II. Tujuan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
1. C
2. C
3. D
4. D
5. A
C. Jawaban materi pokok 2: Bab III. Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
1. A
2. A
3. D
4. C
5. D
D. Jawaban materi pokok 3: Bab IV. Prinsip dan Etika Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
1. D
2. C
3. D
4. B
5. B

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 46
Versi 4, 2021
DAFTAR PUSTAKA

UU No. 3 tahun 2014 tentang perindustrian


UU No. 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
UU No. 30 tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan
UU No. 30 tahun 2007 tentang Energi
UU no. 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
UU No. 20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK)
Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang Energi
Peraturan Presiden No. 6 tahun 2015 tentang Badan ekonomi kreatif (Bekraf)
Peraturan Presiden No. 59 tahun 2017 tentang pembangunan berkelanjutan
Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Permenperin No. 2 tahun 2014 tentang pedoman peningkatan penggunaan
produksi dalam negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa pemerintah
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.5/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2019 tentang Tata Cara Penerapan
Label Ramah Lingkungan Hidup untuk Pengadaan Barang dan Jasa
Ramah Lingkungan Hidup

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 47
Versi 4, 2021
GLOSARIUM

Adil : memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon


Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk
memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan tetap
memperhatikan kepentingan nasional.

Akuntabel : harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait


dengan Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat
dipertanggungjawabkan

Bersaing : Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan melalui


persaingan yang sehat diantara sebanyak mungkin
Penyedia Barang/Jasa yang setara dan memenuhi
persyaratan, sehingga dapat diperoleh Barang/Jasa yang
ditawarkan secara kompetitif dan tidak ada intervensi
yang mengganggu terciptanya mekanisme pasar dalam
Pengadaan Barang/Jasa.

Efisien : Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan


menggunakan dana dan daya yang minimum untuk
mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang
ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan
untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang
maksimum

Efektif : Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan


dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan
manfaat yang sebesar-besarnya.

Etika : Norma yang mengatur tindakan yang harus dilakukan dan


pengadaan tindakan yang dilarang dalam melaksanakan Pengadaan
Barang/Jasa.

Kebijakan : bagian dari strategi untuk mencapai tujuan Pengadaan


Barang/Jasa

Pengadaan : Pengadaan Barang/Jasa yang bertujuan untuk mencapai


Berkelanjutan nilai manfaat yang menguntungkan secara ekonomis tidak
hanya untuk Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
sebagai penggunanya tetapi juga untuk masyarakat, serta
signifikan mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan dalam keseluruhan siklus penggunaanya.

Prinsip : Sikap (attitude) yang menjadi pokok dasar berpikir dalam


pengadaan melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 48
Versi 4, 2021
SNI : Standar yang ditetapkan oleh BSN dan berlaku di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
SNI wajib : SNI yang diberlakukan wajib oleh instansi teknis untuk
sebagian atau seluruh spesifikasi teknis dan atau
parameter dalam SNI demi kepentingan keselamatan,
keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian fungsi
lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomis

SNI sukarela : SNI yang tidak wajib dan untuk ditetapkan oleh pelaku
usaha

Produk dalam : produk barang/jasa termasuk rancang bangun dan


negeri perekayasaan yang diproduksi dan dikerjakan oleh
perusahaan yang berinvestasi dan berproduksi di
Indonesia yang dalam proses produksi atau
pengerjaannya dimungkinkan menggunakan bahan
baku/komponen impor

TKDN : Nilai isian dalam persentase dari komponen produksi


(Tingkat dalam negeri termasuk biaya pengangkutannya yang
Komponen ditawarkan dalam item penawaran harga barang/jasa.
Dalam Negeri)
Transparan : semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan
Barang/Jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara
luas oleh Penyedia Barang/Jasa yang berminat serta oleh
masyarakat pada umumnya

Value for : Istilah yang digunakan untuk menilai bahwa organisasi


money telah memperoleh manfaat yang maksimal dari
barang/jasa yang diadakan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika PBJ | 49
Versi 4, 2021
MODUL PELATIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
TINGKAT DASAR

MATERI 3:
PELAKU PENGADAAN BARANG/JASA

Oleh:
Vina Da’watul Aropah, S.E., M.Si.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA


LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
JAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya modul berjudul
Materi 3: Pelaku Pengadaan Barang/Jasa, dapat diselesaikan. Terima kasih kami
sampaikan atas peran masukan dari berbagai pihak dan melalui pembahasan yang
intensif dengan para Widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ -
LKPP.
Penyusunan modul “Pelaku Pengadaan Barang/Jasa” untuk Pelatihan PBJP
Tingkat Dasar Versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021 tanggal 22 April 2021 tentang Tim
Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar. Acuan yang dapat digunakan
para peserta berkenaan dengan bagaimana seorang Pejabat Pembuat Komitmen
dan Kelompok Kerja Pemilihan dalam melaksanakan persiapan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Penyusunan modul ini, mengacu pengaturan Pengadaan
Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan
Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan
turunannya.
Modul ini disusun oleh Vina Da’watul Aropah, S.E., M.Si kami sampaikan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan LKPP dan
semua pihak yang memberikan sumbangsih masukan konstruktifnya. Diharapkan
modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam memahami Pelaku
Pengadaan Barang/Jasa sehingga dalam pengelolaannya lebih profesional. Modul
ini diharapkan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul. Demikian modul ini dibuat semoga bermanfaat.

Jakarta, 13 Agustus 2021


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa

Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar i Materi 3: Pelaku PBJ


Versi 4, 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ....................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat .............................................................................................. 2
C. Tujuan Pembelajaran ....................................................................................... 2
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ................................................................ 3
BAB II PELAKU PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH ............................. 4
A. Uraian Materi .................................................................................................... 4
1. Pengguna Anggaran (PA) .......................................................................... 4
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) ............................................................ 5
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ............................................................ 6
4. Pejabat Pengadaan (PP) ......................................................................... 11
5. Kelompok Kerja (Pokja) Pemilihan........................................................... 13
6. Agen Pengadaan ..................................................................................... 16
7. Penyelenggara Swakelola ....................................................................... 19
8. Penyedia .................................................................................................. 21
B. Latihan............................................................................................................ 32
C. Rangkuman .................................................................................................... 32
D. Evaluasi Materi Pokok .................................................................................... 34
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 35
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 37
A. Simpulan ........................................................................................................ 37
B. Implikasi ......................................................................................................... 37
C. Tindak Lanjut .................................................................................................. 37
KUNCI JAWABAN................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 39
GLOSARIUM ........................................................................................................... 40

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar ii Materi 3: Pelaku PBJ


Versi 4, 2021
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penetapan Penyelenggara Swakelola ...................................................... 21

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iii Materi 3: Pelaku PBJ


Versi 4, 2021
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipe PPK ................................................................................................ 8

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iv Materi 3: Pelaku PBJ


Versi 4, 2021
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul
ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan saksama uraian-uraian materi
dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat bertanya
pada Widyaiswara/Fasilitator/Narasumber yang mengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) yang ada dalam modul ini, untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi
yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator


Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator harus:
1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata pelatihan dalam
modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar v Materi 3: Pelaku PBJ


Versi 4, 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka upaya penciptaan kerja melalui perlindungan, dan
pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan
ekosistem investasi dan kemudahan berusaha, dan investasi Pemerintah Pusat
dan percepatan proyek strategis nasional, Pemerintah menetapkan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja sebagai langkah konkrit
pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional. Undang-Undang tersebut erat
kaitannya dengan Pengadaan Barang/Jasa terutama dalam menggerakan
perekonomian dan pelayanan publik.
Sebagai bentuk penyesuaian terhadap Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020, Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 kemudian diubah pertama kali
dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, khususnya dalam hal pengaturan penggunaan produk/jasa Usaha
Mikro dan Usaha Kecil serta Koperasi, dan pengaturan pengadaan jasa konstruksi
yang pembiayaannya bersumber dari APBN/APBD dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dengan tujuan untuk kemudahan berusaha. Salah satu
perubahan pada Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 adalah Pasal 8
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa yaitu dengan menghapus peran Panitia
Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP) atau Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan
(PjPHP).
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa dan bagaimana keterlibatan para pihak
dalam proses Pengadaan Barang/Jasa baik melalui swakelola maupun penyedia
merupakan faktor penting dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Pembagian tugas dan kewenangan pelaku Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah menjadi sangat penting pada Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah yang kinerjanya sangat dipengaruhi oleh kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa dengan alokasi belanja Pengadaan Barang/Jasa yang bernilai tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, modul ini disusun untuk memberikan penjelasan
dan pengetahuan kepada peserta pelatihan tentang pengadaan barang/jasa
Pemerintah khususnya terkait pelaku pengadaan barang/jasa Pemerintah.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 1


Versi 4, 2021
Pembahasan modul dimulai dengan tugas dan kewenangan para pelaku
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dimana tujuan pengadaan ditetapkan
secara spesifik dan selaras dengan tujuan organisasi.

B. Deskripsi Singkat
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa adalah para pihak yang terlibat dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa baik melalui swakelola maupun penyedia sesuai
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahannya. Pelaku pengadaan barang/jasa terdiri dari
PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen Pengadaan/
Penyelenggara Swakelola dan/atau Penyedia.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran blended learning/full e-
learning dalam materi ini adalah dengan menggunakan metode ceramah, diskusi,
tanya jawab, dan brainstorming. Media pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran blended learning/full e-learning antara lain aplikasi PPSDM sebagai
learning management system, modul, slide bahan tayang, papan tulis/white board,
papan flipchart, LCD, komputer/laptop/multimedia lain, sound system, media
pembelajaran lain yang diperlukan. Alokasi waktu untuk materi ini yaitu 2 JP
Pembelajaran Mandiri dan 2 JP Pembelajaran Tatap Muka.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu
menjelaskan terkait pelaku pengadaan barang/jasa

2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan:
a. Tugas, wewenang dan tanggung jawab para pelaku pengadaan barang/jasa
b. Tugas dan Kewenangan Pengguna Anggaran (PA);
c. Tugas dan Kewenangan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
d. Tugas dan Persyaratan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
e. Tugas dan Persyaratan Pejabat Pengadaan;
f. Tugas dan Persyaratan Pokja Pemilihan;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 2


Versi 4, 2021
g. Tugas dan kewenangan Agen Pengadaan;
h. Tugas Penyelenggara Swakelola; dan
i. Persyaratan dan tanggung jawab Penyedia.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


Materi yang akan dibahas di dalam modul ini adalah tentang tugas dan
kewenangan pelaku Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yaitu:
1. Pengguna Anggaran (PA);
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
4. Pejabat Pengadaan (PP);
5. Pokja Pemilihan;
6. Agen Pengadaan;
7. Penyelenggara swakelola;
8. Penyedia.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 3


Versi 4, 2021
BAB II
PELAKU PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan tugas, wewenang, dan tanggung jawab para pelaku PBJ
yaitu tugas dan wewenang PA, tugas dan wewenang KPA, tugas dan
persyaratan PPK, tugas dan persyaratan Pejabat Pengadaan, tugas
dan persyaratan Pokja Pemilihan, tugas dan kewenangan Agen
Pengadaan, tugas Penyelenggara Swakelola, dan persyaratan dan
tanggung jawab Penyedia

A. Uraian Materi
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa adalah para pihak yang terlibat dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa baik melalui swakelola maupun penyedia sesuai
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahannya. Pelaku Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari :
1. Pengguna Anggaran (PA)
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
4. Pejabat Pengadaan (PP)
5. Pokja Pemilihan
6. Agen Pengadaan
7. Penyelenggara Swakelola
8. Penyedia

1. Pengguna Anggaran (PA)


Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Perangkat Daerah. Untuk APBN yang
bertindak selaku PA adalah Menteri/Kepala Badan/Kepala Lembaga, sedangkan
untuk APBD yang bertindak selaku PA adalah Kepala Organisasi Perangkat
Daerah (Contoh: Sekretaris Daerah/Kepala Dinas/Kepala Badan/Camat).
PA memiliki tugas dan kewenangan yaitu:
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja;
b. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran yang
ditetapkan;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 4


Versi 4, 2021
c. Menetapkan perencanaan pengadaan;
d. Menetapkan dan mengumumkan RUP;
e. Melaksanakan konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa;
f. Menetapkan penunjukkan langsung untuk tender/seleksi ulang gagal;
g. Menetapkan pengenaan Sanksi Daftar Hitam;
h. Menetapkan PPK;
i. Menetapkan Pejabat Pengadaan;
j. Menetapkan Penyelenggara Swakelola;
k. Menetapkan tim teknis yang dibentuk dari unsur
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk membantu, memberikan
masukan, dan melaksanakan tugas tertentu terhadap sebagian atau seluruh
tahapan Pengadaan Barang/Jasa;
l. Menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan melalui Sayembara/Kontes
m. Menyatakan Tender/Seleksi gagal dalam hal terjadi korupsi, kolusi, dan/atau
nepotisme yang melibatkan Pokja Pemilihan/PPK;
n. Menetapkan pemenang pemilihan atau calon Penyedia untuk metode
pemilihan:
1) Tender/Penunjukan Langsung/E-Purchasing untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu Anggaran
paling sedikit di atas Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);
atau
2) Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi dengan nilai Pagu Anggaran paling sedikit di atas Rp.
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Dalam pelaksanaan tugasnya, PA pada pengelolaan APBN dapat


melimpahkan kewenangan kepada KPA sesuai dengan peraturan perundang
undangan, sedangkan PA untuk pengelolaan APBD dapat melimpahkan
kewenangan huruf a sampai huruf g kepada KPA.

2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada pelaksanaan APBN adalah pejabat
yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 5


Versi 4, 2021
tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada pelaksanaan APBD adalah pejabat
yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan Pengguna
Anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Perangkat Daerah.
KPA memiliki tugas dan kewenangan yaitu:
a. Melaksanakan pendelegasian sesuai pelimpahan dari PA;
b. Menjawab sanggah banding peserta tender pekerjaan konstruksi;
c. Dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan kewenangan yang terkait
dengan:
1) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja; dan/atau
2) Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggara belanja
yang telah ditetapkan.
d. Dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.
e. Pada Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan anggaran belanja dari
APBD, dapat merangkap sebagai PPK.

3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang diberi kewenangan
oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja
daerah. Persyaratan untuk dapat ditetapkan sebagai PPK yaitu:
a. Memiliki integritas dan disiplin;
b. Menandatangani Pakta Integritas;
c. Memiliki Sertifikat Kompetensi sesuai dengan bidang tugas PPK atau jika
belum memiliki sertifikat kompetensi wajib memiliki Sertifikat Keahlian
Tingkat Dasar atau Standar Kompetensi level-1 sampai dengan 31
Desember 2023;
d. Berpendidikan paling kurang Sarjana Strata Satu (S1) atau paling kurang
golongan III/a atau disetarakan dengan golongan III/a;
e. Memiliki kemampuan manajerial level 3 sesuai dengan ketentuan peraturan
Perundang-undangan; dan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 6


Versi 4, 2021
f. Dapat ditambahkan dengan memiliki latar belakang keilmuan dan
pengalaman yang sesuai dengan tuntutan teknis pekerjaan.

PPK dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mempunyai tugas yaitu:


a. Menyusun perencanaan pengadaan;
b. Melaksanakan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa;
c. Menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
d. Menetapkan rancangan kontrak;
e. Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
f. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia;
g. Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
h. Melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
i. Mengendalikan Kontrak;
j. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;
k. Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA/KPA;
l. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/KPA
dengan berita acara penyerahan;
m. Menilai kinerja Penyedia;
n. menetapkan tim pendukung;
o. menetapkan tim ahli atau tenaga ahli; dan
p. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa.

Posisi PPK saat ini dituntut untuk semakin profesional dan terbebas dari
intervensi berbagai kepentingan. Tidak ada lembaga pemerintah yang dapat
melakukan perikatan/perjanjian dengan pihak lain yang dapat berakibat terjadinya
pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah tanpa melalui Pejabat Penandatangan Kontrak. Akibatnya
harus diakui bahwa skala pekerjaan PPK sangat luas dan cukup rentan dengan
masalah hukum yang terkait dengan pelaksanaan kontrak. Sehubungan dengan
beban tugas pekerjaan PPK, maka perlu dibuat suatu pengelompokan
berdasarkan manajemen proyek dalam mengelola suatu kontrak pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa. Beban tugas pekerjaan pada manajemen proyek dari
yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Lebih lanjut pengelompokan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 7


Versi 4, 2021
beban tugas pekerjaan PPK disusun agar kompetensi yang dimiliki PPK sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukannya. Berdasarkan hal tersebut, pengelompokan
PPK dapat dibagi menjadi beberapa tipe PPK dengan masing-masing ruang
lingkup pekerjaan.
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa dapat ditugaskan sebagai PPK.
Penugasan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa sebagai PPK memperhatikan
kesesuaian antara jenjang jabatan dengan tipologi PPK, yaitu:
a. Pengelola PBJ Madya ditugaskan sebagai PPK Tipe A;
b. Pengelola PBJ Muda ditugaskan sebagai PPK Tipe B; dan
c. Pengelola PBJ Pertama ditugaskan sebagai PPK Tipe C.

Tipe PPK disusun berdasarkan ruang lingkup tahapan pengelolaan kontrak


yang dilihat dari tingkat kompleksitas. Tipe PPK ditetapkan mulai dari tingkat
kompleksitas pengelolaan kontrak yang sederhana sampai dengan kompleks.
Hubungan tipe PPK dan pengelolaan kontrak sebagaimana digambarkan pada
Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Tipe PPK

Tahapan pengelolaan kontrak meliputi: Perencanaan (Planning),


Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), Pengendalian
(Controlling) atau dikenal dengan POAC. Tipe PPK mempertimbangkan azas
kemanfaatan (deliverables) terhadap operasional, pencapaian visi misi, dan tujuan
organisasi. Penyusunan tipe PPK ini bukan merupakan suatu penjenjangan tetapi
berupa pengklasifikasian berdasarkan skala pekerjaan PPK.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 8


Versi 4, 2021
a. Kriteria Tipe PPK
1) PPK Tipe A
PPK yang menangani pekerjaan dengan kategori Pengelolaan Kontrak
yang kompleks, yaitu yang memiliki risiko tinggi, memerlukan teknologi
tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus, menggunakan
penyedia jasa asing, dan/atau sulit mendefinisikan secara teknis
bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan tujuan Pengadaan
Barang/Jasa.
2) PPK Tipe B
PPK yang menangani pekerjaan dengan kategori Pengelolaan Kontrak
yang umum atau lazim ada dalam suatu organisasi, namun tidak
termasuk dalam kategori pekerjaan kompleks atau sederhana.
3) PPK Tipe C
PPK yang menangani pekerjaan dengan kategori Pengelolaan Kontrak
sederhana, yakni yang bersifat operasional, rutin, standar, dan/atau
berulang/repetisi.

Dalam hal pada suatu instansi/unit kerja tidak terdapat Pengelola


Pengadaan Barang/Jasa yang memenuhi kesesuaian antara jenjang dengan
tipologi PPK tersebut, Pengelola Pengadaan Barang/Jasa dapat ditugaskan
sebagai PPK pada tipe yang berada 1 (satu) atau 2 (dua) tingkat dibawahnya
dan/atau satu tingkat di atasnya.
Salah satu tugas PPK adalah melakukan penilaian kinerja Penyedia
Barang/Jasa (penilaian kinerja). Penilaian kinerja dilaksanakan oleh PPK melalui
aplikasi SIKaP. Penilaian Kinerja merupakan aktivitas dan proses untuk mengukur
kinerja Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan indikator yang telah
ditetapkan. Penilaian Kinerja dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hasil atas
barang/jasa yang dihasilkan oleh Penyedia. Penilaian didasarkan pada kinerja
Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ruang lingkup yang telah
ditetapkan dalam kontrak.
PPK melakukan Penilaian kinerja sebagai bentuk pembinaan terhadap
Pelaku Usaha. PPK melakukan penilaian kinerja atas pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilakukan oleh Penyedia selama masa pelaksanaan pekerjaan sampai

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 9


Versi 4, 2021
dengan proses pembayaran termasuk masa pemeliharaan/garansi jika ada. PPK
melakukan Penilaian Kinerja setelah:
a. Penyedia melakukan serah terima hasil pekerjaan kepada PPK melalui
Berita Acara Serah Terima (BAST) dan/atau Berita Acara Serah Terima
Akhir (BAST-A) untuk pekerjaan barang/jasa yang memerlukan masa
pemeliharaan/garansi;
b. PPK menghentikan kontrak karena keadaan kahar dan pekerjaan tidak
dapat dilanjutkan/diselesaikan; atau
c. PPK melakukan pemutusan kontrak karena kesalahan Penyedia.

Dalam melakukan penilaian kinerja, PPK dapat dibantu oleh Pengelola


Pengadaan Barang/Jasa, tenaga ahli, dan/atau tim pendukung. Penilaian Kinerja
pada e-Purchasing melalui Toko Daring dilakukan berdasarkan syarat dan
ketentuan yang berlaku pada masing-masing Toko Daring.
Hasil Penilaian Kinerja dapat dijadikan pertimbangan dalam proses
pengadaan. Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap kinerja Penyedia.
Pada Pemerintah Daerah, PA/KPA menugaskan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK) untuk melaksanakan tugas PPK pada huruf a) sampai dengan
huruf m). Definisi PPTK sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah adalah pejabat pada Unit Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang melaksanakan 1 (satu) atau beberapa Kegiatan
dari suatu Program sesuai dengan bidang tugasnya. PPTK merupakan Pegawai
ASN yang menduduki jabatan struktural yang memiliki kemampuan manajerial dan
berintegritas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Apabila tidak terdapat Pegawai
ASN yang menduduki jabatan struktural, PA/KPA dapat menetapkan pejabat
fungsional selaku PPTK yang kriterianya ditetapkan oleh kepala daerah. PPTK
yang melaksanakan tugas PPK wajib memenuhi persyaratan kompetensi PPK
dengan dibuktikan dengan sertifikat kompetensi PPK.
Selain melaksanakan tugas di atas, PPK melaksanakan tugas pelimpahan
kewenangan dari PA/KPA meliputi :
a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja;
dan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 10


Versi 4, 2021
b. Mengadakan dan menetapkan perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran yang telah ditetapkan.

Dalam penetapan penugasan, pegawai yang ditugaskan sebagai PPK tidak


boleh dirangkap oleh:
a. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) atau
Bendahara;
b. Pejabat Pengadaan atau Pokja Pemilihan untuk paket Pengadaan
Barang/Jasa yang sama;

4. Pejabat Pengadaan (PP)


Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/pejabat fungsional/personel
yang ditetapkan oleh PA/KPA untuk melaksanakan Pengadaan Langsung,
Penunjukan Langsung, dan/atau E-purchasing. Pejabat Pengadaan wajib dijabat
oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa sebagai Sumber Daya Pengelola Fungsi
Pengadaan Barang/Jasa. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan merupakan
sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi pengadaan barang/jasa di
lingkungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Sumber Daya Pengelola
Fungsi Pengadaan terdiri atas:
a. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; dan
b. Personel Lainnya
Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa yang ditetapkan
sebagai Pejabat Pengadaan memenuhi persyaratan yaitu:
a. Memiliki integritas dan disiplin;
b. Menandatangani Pakta Integritas
c. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; atau
d. Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri/personel lainnya yang memiliki Sertifikat
Kompetensi okupasi Pejabat Pengadaan.
Pejabat Pengadaan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
mempunyai tugas yaitu:
1. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan Langsung;
2. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 11


Versi 4, 2021
3. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung untuk
pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan
4. Melaksanakan E-Purchasing yang bernilai paling banyak Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pejabat Pengadaan wajib dijabat oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.


Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah menyusun rencana aksi pemenuhan
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Apabila jumlah Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa di lingkungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah belum
mencukupi sesuai rencana aksi pemenuhan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa,
maka pelaksanaan tugas Pejabat Pengadaan yang tidak dapat dilakukan oleh
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang
memiliki sertifikat' kompetensi dan/atau sertifikat keahlian tingkat dasar/level- 1 di
bidang Pengadaan Barang/Jasa.
Pejabat Pengadaan dapat dikecualikan dari Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa untuk Kementerian/Lembaga apabila:
1. Nilai atau jumlah paket pengadaan di Kementerian/Lembaga tidak
mencukupi untuk memenuhi pencapaian batas angka kredit minimum per
tahun bagi Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; atau
2. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa dilakukan oleh
prajurit Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

Pejabat Pengadaan yang bukan dari Pengelola Pengadaan Barang/Jasa,


maka dilakukan oleh Personil Lainnya dan wajib memiliki sertifikat kompetensi
Pejabat Pengadaan. Apabila Personel Lainnya tersebut belum memiliki sertifikat
kompetensi okupasi Pejabat Pengadaan, maka wajib memiliki sertifikat
Pengadaan Barang/Jasa tingkat dasar/level- 1.
Personil lainnya adalah personil selain Pejabat Fungsional Pengelola
Pengadaan Barang/Jasa yaitu Aparatur Sipil Negara, prajurit Tentara Nasional
Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk rnelaksanakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 12


Versi 4, 2021
Pejabat Pengadaan tidak boleh merangkap sebagai Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) atau Bendahara.

5. Kelompok Kerja (Pokja) Pemilihan


Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut Pokja Pemilihan adalah
sumber daya manusia yang ditetapkan oleh Kepala UKPBJ untuk mengelola
pemilihan Penyedia. Pokja Pemilihan wajib dijabat oleh Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa sebagai Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa.
Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan merupakan sumber daya manusia
yang melaksanakan fungsi pengadaan barang/jasa di lingkungan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Sumber Daya Pengelola Fungsi
Pengadaan terdiri atas:
a. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; dan
b. Personel Lainnya

Pegawai yang ditetapkan sebagai Pokja Pemilihan memenuhi persyaratan


yaitu:
a. Memiliki integritas dan disiplin;
b. Menandatangani Pakta Integritas;
c. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa;
d. Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri/personel lainnya yang memiliki Sertifikat
Kompetensi okupasi Pokja Pemilihan; dan/atau
e. Dapat bekerja sama dalam tim

Pokja Pemilihan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mempunyai


tugas yaitu:
a. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia kecuali E-
purchasing dan Pengadaan Langsung;
b. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia melalui
metode Penunjukan Langsung untuk pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah);

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 13


Versi 4, 2021
c. melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia melalui
metode Penunjukan Langsung untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang
bernilai di atas Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan
d. Menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode pemilihan:
1) Tender/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu Anggaran
paling banyak Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan
2) Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi dengan nilai Pagu Anggaran paling banyak Rp.
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Tipe Pokja Pemilihan disusun berdasarkan ruang lingkup pekerjaan Pokja


Pemilihan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pembagian Pokja Pemilihan didasarkan
pada tingkat kompleksitas dalam pelaksanaan pekerjaan, yaitu:
a. Pokja Pemilihan Umum adalah Pokja Pemilihan yang melaksanakan tugas
Pengadaan Barang/Jasa dalam ruang lingkup pekerjaan dengan proses
yang tidak sederhana dan tidak kompleks; dan
b. Pokja Pemilihan Khusus adalah Pokja Pemilihan yang melaksanakan tugas
Pengadaan Barang/Jasa dalam ruang lingkup pekerjaan dengan proses
yang memiliki persyaratan khusus dan/atau spesifik.
Ruang lingkup pekerjaan Pokja Pemilihan Khusus yaitu :
a. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia yang
memiliki persyaratan khusus dan/atau spesifik, seperti: pengadaan pekerjaan
terintegrasi, Tender/Seleksi Internasional, dan/atau Pengadaan Badan
Usaha Pelaksana Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha, kecuali E-
purchasing dan Pengadaan Langsung; dan
b. Menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode pemilihan:
1) Tender/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu
Anggaran paling banyak Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);
dan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 14


Versi 4, 2021
2) Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi dengan nilai Pagu Anggaran paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Pokja Pemilihan beranggotakan 3 (tiga) orang. Pokja Pemilihan ditetapkan


dan melaksanakan tugas untuk setiap paket pengadaan. Dalam hal berdasarkan
pertimbangan kompleksitas pemilihan Penyedia, anggota Pokja Pemilihan dapat
ditambah sepanjang berjumlah gasal dan dapat dibantu oleh tim atau tenaga ahli.
Pokja Pemilihan wajib dijabat oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah Menyusun rencana aksi pemenuhan
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Apabila jumlah Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa di lingkungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah belum
mencukupi sesuai rencana aksi pemenuhan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana maka pelaksanaan tugas Pokja Pemilihan dilakukan dengan
ketentuan:
a. Pokja Pemilihan untuk setiap paket pengadaan, wajib beranggotakan
sekurang-kurangnya 1 (satu) Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; dan
b. Anggota Pokja Pemilihan selain Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang memiliki sertifikat kompetensi,
dan/atau sertifikat keahlian tingkat dasar/level-1 di bidang Pengadaan
Barang/Jasa.

Apabila Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah belum memiliki


Pengelola pengadaan Barang/Jasa sebagai Pokja Pemilihan sehingga Pokja
Pemilihan tidak dapat dijabat oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, maka
sampai tersedianya Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, pelaksanaan tugas pokja
Pemilihan dilaksanakan oleh
a. Pegawai Negeri Sipil yang memiliki sertifikat kompetensi dan/atau sertifikat
keahlian tingkat dasar/level- 1 di bidang Pengadaan Barang/Jasa; dan/atau
b. Agen Pengadaan.

Pokja Pemilihan dapat dikecualikan dari Pengelola Pengadaan Barang/Jasa


untuk Kementerian/Lembaga apabila:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 15


Versi 4, 2021
a. Nilai atau jumlah paket pengadaan di Kementerian/Lembaga tidak
mencukupi untuk memenuhi pencapaian batas angka kredit minimum per
tahun bagi Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; atau
b. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa dilakukan oleh
prajurit Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

Pokja Pemilihan yang bukan dari Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, maka


dilakukan oleh Personil Lainnya dan wajib memiliki sertifikat kompetensi Pokja
Pemilihan. Apabila Personel Lainnya belum memiliki sertifikat kompetensi di
bidang Pengadaan Barang/Jasa, maka wajib memiliki sertifikat Pengadaan
Barang/Jasa tingkat dasar/level- 1.
Personil lainnya adalah personil selain Pejabat Fungsional Pengelola
Pengadaan Barang/Jasa yaitu Aparatur Sipil Negara, prajurit Tentara Nasional
Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk rnelaksanakan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa
Pokja Pemilihan tidak boleh merangkap sebagai Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PPSPM) atau Bendahara.

6. Agen Pengadaan
Agen Pengadaan adalah UKPBJ atau Pelaku Usaha yang melaksanakan
sebagian atau seluruh pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa yang diberi
kepercayaan oleh Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah sebagai pihak
pemberi pekerjaan.
Agen Pengadaan dapat melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
Pelaksanaan tugas Agen Pengadaan mutatis mutandis (sama persis) dengan
tugas Pokja Pemilihan dan/atau Pejabat Pengadaan. Ketentuan lebih lanjut
mengenai Agen Pengadaan diatur dengan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Agen Pengadaan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah digunakan
dalam hal:
a. Satuan kerja yang tidak didesain untuk Pengadaan Barang/Jasa; Contoh
satuan kerja: sekolah, puskesmas, kantor camat

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 16


Versi 4, 2021
b. Aspek struktur dan anggaran Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
yang kecil yang mana Sumber Daya Manusia difokuskan untuk tugas pokok
dan fungsi utama sehingga tidak efektif jika mengelola fungsional
pengadaan;
c. Kementerian/Lembaga yang baru dibentuk atau Pemerintah Daerah baru
hasil pemekaran;
d. Beban kerja Sumber Daya Manusia UKPBJ telah melebihi perhitungan
analisis beban kerja;
e. Kompetensi Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan tidak dapat dipenuhi
oleh UKPBJ yang tersedia;
f. Apabila diserahkan kepada Agen Pengadaan akan memberikan nilai
tambah disbanding dilakukan oleh UKPBJ-nya sendiri; atau
g. Meminimalisir risiko hambatan/kegagalan penyelesaian pekerjaan.

Kriteria untuk menjadi Agen Pengadaan dalam Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah yaitu:
a. UKPBJ untuk dapat menjadi Agen Pengadaan harus memenuhi
persyaratan:
1) Kematangan UKPBJ minimal level 3 (tiga) termuat dalam sistem
informasi kelembagaan Pengadaan Barang/Jasa yang diselenggarakan
oleh LKPP; dan
2) memiliki Sumber Daya Manusia dengan kompetensi Pengadaan
Barang/Jasa.
b. Pelaku Usaha berbentuk Badan Usaha untuk dapat menjadi Agen
Pengadaan harus memenuhi persyaratan:
1) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi
kewajiban perpajakan tahun terakhir;
2) Menandatangani Pakta Integritas;
3) Memenuhi syarat melaksanakan usaha di bidang jasa konsultansi;
4) Tidak sedang dikenakan Sanksi Daftar Hitam;
5) Keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingan;
6) Tidak dalam pengawasan pengadilan dan/atau sedang menjalani sanksi
pidana;
7) Memiliki pengalaman dibidang Pengadaan Barang/Jasa, kecuali untuk

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 17


Versi 4, 2021
Badan Usaha yang baru berdiri paling lama 3 (tiga) tahun;
8) Mempunyai Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi
Pengadaan Barang/Jasa; dan
9) Mempunyai Sumber Daya Manusia yang memiliki kompetensi teknis
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
c. Pelaku Usaha perorangan untuk dapat menjadi Agen Pengadaan harus
memenuhi persyaratan:
1) Memiliki identitas kewarganegaraan Indonesia berupa Kartu Tanda
Penduduk (KTP);
2) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi
kewajiban perpajakan tahun terakhir;
3) Menandatangani Pakta Integritas;
4) Tidak sedang dikenakan Sanksi Daftar Hitam;
5) Keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingan;
6) Tidak dalam pengawasan pengadilan dan/atau sedang menjalani sanksi
pidana;
7) Memiliki kompetensi bidang Pengadaan Barang/Jasa; dan
8) Memiliki pengalaman terkait dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
d. Kompetensi Pengadaan Barang/Jasa ditunjukkan dengan sertifikat
kompetensi dikeluarkan oleh LKPP dan/atau lembaga lain yang telah
terakreditasi internasional.

Agen Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah memiliki kewenangan yaitu:


a. Agen Pengadaan berwenang melaksanakan proses pemilihan Penyedia.
b. Proses pemilihan Penyedia dapat secara sebagian atau keseluruhan
tahapan.
c. Agen Pengadaan berkewajiban menyelesaikan permasalahan akibat dari
pelaksanaan proses pemilihan Penyedia yang dilaksanakannya.
d. Permasalahan yang dimaksud adalah permasalahan yang mungkin
ditemukan di kemudian hari oleh Aparat yang berwenang dan/atau Aparat
berwajib.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 18


Versi 4, 2021
7. Penyelenggara Swakelola
Penyelenggara Swakelola adalah tim yang menyelenggarakan kegiatan
secara swakelola yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik yang tidak
bisa dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa. Tim penyelenggara swakelola
meliputi Tim Persiapan, Tim Pelaksana dan/atau Tim Pengawas sebagai berikut :
a. Tim Persiapan memiliki tugas memiliki tugas menyusun rencana kegiatan,
jadwal pelaksanaan, dan rencana biaya.
b. Tim Pelaksana memiliki tugas melaksanakan, mencatat, mengevaluasi, dan
melaporkan secara berkala kemajuan pelaksanaan kegiatan dan
penyerapan anggaran.
c. Tim Pengawas memiliki tugas mengawasi persiapan dan pelaksanaan fisik
maupun administrasi swakelola.

Tim Persiapan, Tim Pelaksana, dan/atau Tim Pengawas dapat


berasal/ditambahkan dari unsur Pengelola Pengadaan Barang/Jasa sesuai
dengan kompetensi teknis pekerjaan yang diswakelolakan. Tim Pelaksana
sebagaimana dimaksud diatas untuk kegiatan pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dapat dilaksanakan oleh Pokja Pemilihan pada Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
yang lain.
Penetapan Tim pada penyelenggara Swakelola ditentukan sesuai dengan
tipe Swakelola yaitu:
a. Swakelola Tipe I
Tipe I yaitu Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran.
Tim Persiapan, Tim Pelaksana dan/atau Tim Pengawas pada swakelola
Tipe I merupakan Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
penanggung jawab anggaran. Penetapan penyelenggara swakelola Tipe I
ditetapkan oleh PA/KPA. PA/KPA yang dimaksud untuk APBN dapat
ditetapkan oleh PA/KPA, sedangkan untuk APBD harus ditetapkan oleh PA.
b. Swakelola Tipe II
Tipe II yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain pelaksana

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 19


Versi 4, 2021
Swakelola. Tim Persiapan dan Tim Pengawas pada swakelola Tipe II
merupakan Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung
jawab anggaran yang ditetapkan oleh PA/KPA, sedangkan Tim Pelaksana
Swakelola merupakan Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
yang ditetapkan oleh pimpinan Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
lain Pelaksana Swakelola dan ditetapkan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain pelaksana Swakelola.
PA/KPA yang dimaksud untuk APBN dapat ditetapkan oleh PA/KPA,
sedangkan untuk APBD harus ditetapkan oleh PA.
c. Swakelola Tipe III
Tipe III yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan
dilaksanakan oleh Ormas pelaksana Swakelola. Tim Persiapan dan Tim
Pengawas pada Swakelola Tipe III merupakan Pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran
yang ditetapkan oleh PA/KPA, sedangkan Tim Pelaksana merupakan
pengurus/anggota Organisasi Kemasyarakatan yang ditetapkan oleh
pimpinan organisasi Kemasyarakatan pelaksana Swakelola. PA/KPA yang
dimaksud untuk APBN dapat ditetapkan oleh PA/KPA, sedangkan untuk
APBD harus ditetapkan oleh PA.
d. Swakelola Tipe IV
Tipe IV yaitu Swakelola yang direncanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran
dan/atau berdasarkan usulan Kelompok Masyarakat, dan dilaksanakan
serta diawasi oleh Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola. Tim
Persiapan, Tim Pelaksana dan/atau Tim Pengawas pada swakelola Tipe IV
ditetapkan oleh pimpinan Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola.

Personel pada Tim Penyelenggara yang meliputi Tim Persiapan, Tim


Pelaksana dan Tim Pengawas merupakan pengurus/anggota Kelompok
Masyarakat pelaksana Swakelola dapat dilihat pada tabel 2.10 dibawah ini.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 20


Versi 4, 2021
Tabel 2.1 Penetapan Penyelenggara Swakelola

Personil
Tipe
No Tim Tim
Swakelola Tim Pelaksana
Persiapan Pengawas
Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
1 I
ditetapkan oleh PA/KPA
Pegawai
Kementerian/Lembaga/Perang
Pegawai
kat Daerah yang ditetapkan
Kementerian/Lembaga/Per
2 II oleh pimpinan
angkat Daerah ditetapkan
Kementerian/Lembaga/Perang
oleh PA/KPA
kat Daerah lain Pelaksana
Swakelola
Pengurus/anggota Organisasi
Pegawai
Kemasyarakatan yang
Kementerian/Lembaga/Pe
3 III ditetapkan oleh pimpinan
rangkat Daerah
organisasi Kemasyarakatan
ditetapkan oleh PA/KPA
pelaksana Swakelola
Pengurus/anggota Kelompok Masyarakat pelaksana
4 IV Swakelola yang ditetapkan oleh pimpinan Kelompok
Masyarakat pelaksana Swakelola

Penyelenggara Swakelola untuk Swakelola tipe I dapat berasal dari


Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Tim Persiapan dan Tim Pengawas sebagai
Penyelenggara Swakelola untuk Swakelola tipe II dan tipe III dapat berasal dari
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.

8. Penyedia
Penyedia Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Penyedia
adalah Pelaku Usaha yang menyediakan barang/jasa berdasarkan kontrak.
Pelaku Usaha adalah badan usaha atau perseorangan yang rnelakukan usaha
dan/atau kegiatan pada bidang tertentu. Penyedia mempunyai tanggung jawab
atas pelaksanaan Kontrak yaitu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan hak dan
kewajiban yang ditentukan dalam kontrak.
Pokja Pemilihan menyusun persyaratan kualifikasi Penyedia dengan
memperhatikan jenis barang, jasa lainnya, jasa konsultansi Nonkonstruksi,
pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi konstruksi, nilai Pagu Anggaran, dan
ketentuan yang berkaitan dengan persyaratan Pelaku Usaha pengadaan barang,
jasa lainnya, jasa konsultansi Nonkonstruksi, pekerjaan konstruksi, dan jasa
konsultansi konstruksi yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 21


Versi 4, 2021
Dalam menentukan persyaratan kualifikasi Penyedia, Pokja Pemilihan
dilarang menambah persyaratan kualifikasi yang diskriminatif dan tidak objektif
yang dapat menghambat dan membatasi keikutsertaan Pelaku Usaha dalam
proses pemilihan. Pokja Pemilihan menyusun persyaratan kualifikasi untuk
memastikan Pelaku Usaha yang akan menjadi Penyedia mempunyai kemampuan
untuk menyediakan barang, jasa lainnya dan jasa konsultansi Nonkonstruksi.
Persyaratan kualifikasi terdiri dari persyaratan administrasi/legalitas, dan teknis.
a. Syarat Kualifikasi Administrasi/Legalitas Penyedia
Persyaratan kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia, meliputi:
1) Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan
kegiatan/usaha;
(sesuai Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Badan Pusat
Statistik) dan sesuai dengan skala usaha (kualifikasi/segmentasi). Nilai
pagu anggaran sampai dengan Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar
rupiah) menggunakan kualifikasi/segmentasi usaha kecil kecuali untuk
paket pekerjaan yang menuntut kemampuan teknis yang tidak dapat
dipenuhi oleh usaha kecil dan/atau koperasi.
2) Mempunyai status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
Konfirmasi Status Wajib Pajak.
3) Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang
benar, tetap dan jelas berupa milik sendiri atau sewa.
4) Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak
yang dibuktikan dengan
a) Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya;
b) Surat Kuasa (apabila dikuasakan);
c) Bukti bahwa yang diberikan kuasa merupakan pegawai tetap (apabila
dikuasakan); dan
d) Kartu Tanda Penduduk.
5) Menyetujui Pernyataan Pakta Integritas yang berisi:
a) tidak akan melakukan praktik korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme;
b) akan melaporkan kepada PA/KPA/APIP jika mengetahui terjadinya
praktik korupsi, kolusi dan/atau nepotisme dalam proses pengadaan
ini.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 22


Versi 4, 2021
c) akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
d) apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam huruf a), b)
dan/atau c) maka bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
6) Menyetujui Surat pernyataan Peserta yang berisi:
a) yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan;
b) badan usaha tidak sedang dikenakan sanksi daftar hitam;
c) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi daftar hitam lain;
d) keikutsertaan yang bersangkutan tidak menimbulkan pertentangan
kepentingan;
e) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana;
f) pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah atau pimpinan dan
pengurus badan usaha sebagai pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang sedang mengambil
cuti diluar tanggungan Negara;
g) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan;
h) data kualifikasi yang diisikan dan dokumen penawaran yang
disampaikan benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan
maka peserta bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7) Dalam hal Peserta akan melakukan konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerja sama lain harus mempunyai perjanjian
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerja sama lain.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 23


Versi 4, 2021
8) Kerja sama operasi pada jenis barang, jasa lainnya, jasa konsultansi
Nonkonstruksi dapat dilaksanakan dengan ketentuan:
a) Memiliki Kualifikasi usaha nonkecil dengan Kualifikasi usaha nonkecil;
b) Memiliki Kualifikasi usaha nonkecil dengan Kualifikasi usaha kecil;
c) Memiliki Kualifikasi usaha nonkecil dengan koperasi;
d) Memiliki Kualifikasi usaha kecil dengan Kualifikasi usaha kecil;
e) Memiliki Kualifikasi usaha kecil dengan koperasi; dan/atau
f) Koperasi dengan koperasi.
Evaluasi persyaratan pada angka 8 huruf a) sampai dengan huruf f)
dilakukan untuk setiap Badan Usaha yang menjadi bagian dari kerja
sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain.
Dalam melaksanakan KSO, usaha kecil atau koperasi tersebut memiliki
kemampuan di bidang yang bersangkutan. Salah satu badan usaha
anggota KSO harus menjadi pimpinan KSO (lead firm). Lead firm kerja
sama operasi harus memiliki kualifikasi setingkat atau lebih tinggi dari
badan usaha anggota kerja sama operasi.
Kerja sama operasi dapat dilakukan dengan batasan jumlah anggota
dalam 1 (satu) kerja sama operasi:
a) untuk barang, jasa lainnya dan jasa konsultansi Nonkonstruksi yang
bersifat tidak kompleks dibatasi paling banyak 3 (tiga) perusahaan;
dan
b) untuk barang, jasa lainnya dan jasa konsultansi Nonkonstruksi yang
bersifat kompleks dibatasi paling banyak 5 (lima) perusahaan.
9) Kerja sama operasi pada pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi konstruksi
dapat dilaksanakan dengan ketentuan:
a) Memiliki Kualifikasi usaha besar dengan Kualifikasi usaha besar;
b) Memiliki Kualifikasi usaha menengah dengan Kualifikasi usaha
menengah;
c) Memiliki Kualifikasi usaha besar dengan menengah;
d) Memiliki Kualifikasi usaha menengah dengan Kualifikasi usaha kecil;
e) Memiliki Kualifikasi usaha kecil dengan Kualifikasi usaha kecil
Evaluasi persyaratan pada huruf a sampai dengan huruf e dilakukan untuk
setiap Badan Usaha yang menjadi bagian dari kerja sama operasi.
Kerja sama operasi tidak dapat dilaksanakan oleh:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 24


Versi 4, 2021
a) Penyedia Jasa dengan kualifikasi usaha besar dengan Kualifikasi
usaha kecil; dan
b) Penyedia Jasa dengan Kualifikasi usaha kecil dengan Kualifikasi
usaha kecil untuk Pekerjaan Konstruksi.
Dalam melaksanakan KSO salah satu badan usaha anggota KSO harus
menjadi pimpinan KSO (leadfirm).
Leadfirm kerja sama operasi harus memiliki kualifikasi setingkat atau lebih
tinggi dari badan usaha anggota kerja sama operasi. Kerja sama operasi
dapat dilakukan dengan batasan jumlah anggota dalam 1 (satu) kerja
sama operasi:
a) Untuk pekerjaan yang bersifat tidak kompleks dibatasi paling banyak 3
(tiga) perusahaan; dan
b) Untuk pekerjaan yang bersifat kompleks dibatasi paling banyak 5
(lima) perusahaan.
Persyaratan kepemilikan Sertifikat Badan Usaha (SBU), dengan
ketentuan:
a) Pekerjaan untuk usaha kualifikasi kecil mensyaratkan paling banyak 1
SBU;
b) Pekerjaan untuk usaha kualifikasi Menengah atau Besar
mensyaratkan paling banyak 2 SBU.
Dalam hal mensyaratkan lebih dari satu SBU:
a) Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman pekerjaan
yang dapat dihitung sebagai KD adalah pengalaman yang sesuai
dengan salah satu sub bidang klasifikasi SBU yang disyaratkan; atau
b) Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Besar, pengalaman pekerjaan yang
dapat dihitung sebagai KD adalah pengalaman yang sesuai dengan
salah satu lingkup.

Persyaratan kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia Perorangan,


meliputi:
1) Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan
kegiatan/usaha;
2) memiliki identitas kewarganegaraan Indonesia seperti Kartu Tanda
3) Penduduk (KTP)/Paspor/Surat Keterangan Domisili Tinggal;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 25


Versi 4, 2021
4) mempunyai status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
5) Konfirmasi Status Wajib Pajak;
6) menyetujui Pernyataan Pakta Integritas; dan
7) menyetujui Surat pernyataan Peserta yang berisi:
a) tidak dikenakan Sanksi Daftar Hitam;
b) keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingan pihak
yang terkait;
c) tidak dalam pengawasan pengadilan dan/atau sedang menjalani
sanksi pidana; dan
d) tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan
mengambil cuti diluar tanggungan Negara.

b. Syarat Kualifikasi Teknis Penyedia


1) Syarat Kualifikasi Teknis Penyedia Barang/Jasa Lainnya Badan
Usaha
Persyaratan kualifikasi teknis untuk Penyedia Barang/Jasa Lainnya Badan
Usaha meliputi :
a) Memiliki pengalaman dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) penyediaan barang pada divisi yang sama paling kurang
1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir baik
di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman
subkontrak;
(2) penyediaan barang sekurang-kurangnya dalam kelompok/grup
yang sama paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu
3 (tiga) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta, termasuk pengalaman subkontrak;
(3) untuk usaha nonkecil nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun
waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir sebesar paling kurang sama
dengan 50% (lima puluh persen) nilai HPS/Pagu Anggaran;
(4) untuk usaha kecil/koperasi yang mengikuti paket pengadaan
untuk usaha nonkecil, memiliki nilai pekerjaan sejenis tertinggi
dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir sebesar paling
kurang sama dengan 50% (lima puluh persen) nilai HPS/pagu
Anggaran;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 26


Versi 4, 2021
b) Penyedia dengan kualifikasi usaha kecil yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun dan belum memiliki pengalaman dikecualikan dari
ketentuan pengalaman sebagaimana dimaksud pada huruf a) butir (1)
dan (2) untuk paket pengadaan dengan nilai sampai dengan paling
banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).
c) Memiliki kemampuan untuk menyediakan sumber daya manusia dan
peralatan yang dibutuhkan dalam proses penyediaan termasuk
layanan purna jual (jika diperlukan).
2) Syarat Kualifikasi Teknis Penyedia Jasa Konsultansi Nonkonstruksi
Badan Usaha
Persyaratan kualifikasi teknis untuk Penyedia Jasa Konsultansi
Nonkonstruksi Badan Usaha, meliputi:
a) Memiliki pengalaman :
(1) Pekerjaan di bidang Jasa Konsultansi Nonkonstruksi paling
kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk
pengalaman subkontrak;
(2) Pekerjaan yang serupa (similar) berdasarkan jenis pekerjaan
kompleksitas pekerjaan, metodologi, teknologi, atau karakteristik
lainnya yang bisa menggambarkan kesamaan, paling kurang 1
(satu) pekerjaan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir baik
di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman
subkontrak; dan
(3) Nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh)
tahun terakhir paling kurang sama dengan 50% (lima puluh
persen) nilai HPS/Pagu Anggaran.
b) Penyedia dengan kualifikasi usaha kecil yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun atau Penyedia untuk Agen Pengadaan dari unsur Jasa
Konsultansi Nonkonstruksi Badan Usaha dan belum memiliki
pengalaman dikecualikan dari ketentuan huruf a) butir (1) sampai
dengan butir (3) untuk nilai paket pengadaan sampai dengan paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
c) Memiliki sumber daya manusia:
(1) Manajerial; dan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 27


Versi 4, 2021
(2) tenaga kerja (jika diperlukan).
d) Memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatan (jika diperlukan).
3) Syarat Kualifikasi Teknis Penyedia Barang/Jasa Lainnya/Jasa
Konsultansi NonKonstruksi Perorangan
a) Persyaratan kualifikasi teknis untuk Penyedia Barang/Jasa Lainnya
Perorangan, meliputi:
(1) memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa
lainnya; dan
(2) memiliki tempat/lokasi usaha;
b) Persyaratan kualifikasi teknis untuk Penyedia Jasa Konsultansi
Nonkonstruksi Perorangan, meliputi:
(1) Memiliki kompetensi sesuai bidang yang dipersyaratkan dibuktikan
dengan ijazah jenjang pendidikan, sertifikat keahlian/teknis,
dan/atau sertifikat pelatihan/kursus;
(2) Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam
kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak;
(3) Pekerjaan sejenis (jenis pekerjaan, kompleksitas pekerjaan,
metodologi, teknologi, atau karakteristik lainnya yang bisa
menggambarkan kesamaan); dan
(4) Nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh)
tahun terakhir paling kurang sama dengan 50% (lima puluh
persen) nilai HPS/Pagu Anggaran.
4) Syarat Kualifikasi Teknis Penyedia Pekerjaan Konstruksi Badan
Usaha
Persyaratan kualifikasi teknis, meliputi:
a) memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan Konstruksi
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah atau swasta termasuk pengalaman subkontrak.
b) memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan :
SKP = KP – P
KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:
(1) untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP)
ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 28


Versi 4, 2021
(2) untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP)
ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.
P = jumlah paket yang sedang dikerjakan.
N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada
saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
c) Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga)
tahun:
(1) Dalam hal Penyedia belum memiliki pengalaman, ketentuan
huruf a) dikecualikan untuk pengadaan dengan nilai paket
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah).
(2) Harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang yang sama,
untuk pengadaan dengan nilai paket pekerjaan paling sedikit di
atas Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah).
d) Untuk Kualifikasi Usaha Menengah atau Usaha Besar, memiliki
Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan 3 x NPt (Nilai
pengalaman tertinggi dalam 15 (lima belas) tahun terakhir) dengan
ketentuan:
(1) untuk kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman pekerjaan
sesuai sub bidang klasifikasi/layanan SBU yang disyaratkan; dan
(2) untuk kualifikasi Usaha Besar, pengalaman pekerjaan pada sub
bidang klasifikasi/layanan dan lingkup pekerjaan SBU yang
disyaratkan. Persyaratan KD untuk paket pekerjaan konstruksi
yang diperuntukkan bagi kualifikasi usaha besar harus
memperhatikan:
i. Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi sesuai
ketentuan perundang-undangan;
ii. Pemilihan pengalaman pekerjaan pada sub bidang
klasifikasi/layanan dan lingkup pekerjaan sesuai sub bidang
klasifikasi Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang disyaratkan;
iii. Bahwa yang dimaksud dengan 1 (satu) SBU merupakan 1
(satu) sub bidang klasifikasi badan usaha dalam 1 (satu)

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 29


Versi 4, 2021
klasifikasi yang sama atau klasifikasi yang berbeda; dan
iv. Sub bidang klasifikasi badan usaha sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
e) Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu, Sertifikat Manajemen
Lingkungan, serta Sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja, hanya
disyaratkan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat
Kompleks/Berisiko Tinggi dan/atau diperuntukkan bagi Kualifikasi
Usaha Besar.
5) Syarat Kualifikasi Teknis Penyedia Pekerjaan Konstruksi Perorangan
Persyaratan kualifikasi teknis, meliputi:
a) memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja yang masih berlaku;
b) memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan Konstruksi
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah atau swasta termasuk pengalaman subkontrak;
c) Nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir paling kurang sama dengan 50% (lima puluh persen) nilai
total HPS/Pagu Anggaran. Pekerjaan sejenis merupakan pekerjaan
yang memiliki kesamaan pekerjaan, kompleksitas pekerjaan,
metodologi, teknologi, atau karakteristik lainnya; dan
d) memiliki tempat/lokasi usaha.
6) Syarat Kualifikasi Teknis Penyedia Konsultasi Konstruksi Badan
Usaha
Persyaratan kualifikasi teknis, meliputi:
a) memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan jasa
konsultansi konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir,
baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak.
b) memiliki pengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis:
(1) untuk pekerjaan Usaha Kecil berdasarkan subklasifikasi; atau
(2) untuk pekerjaan Usaha Menengah atau Usaha Besar, pekerjaan
sejenis berdasarkan subklasifikasi atau berdasarkan lingkup
pekerjaan.
c) memiliki pengalaman mengerjakan pekerjaan sejenis dalam waktu 10
(sepuluh) tahun terakhir.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 30


Versi 4, 2021
d) Penyedia dengan kualifikasi usaha kecil yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun dan belum memiliki pengalaman dikecualikan dari
ketentuan butir 1) huruf a) sampai dengan huruf c) untuk nilai paket
pengadaan sampai dengan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
7) Syarat Kualifikasi Teknis Penyedia Konsultasi Konstruksi
Perorangan
Persyaratan kualifikasi teknis, meliputi:
a) memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja yang masih berlaku;
b) memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Jasa Konsultansi
Konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di
lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman
subkontrak;
c) Pekerjaan sejenis (jenis pekerjaan, kompleksitas pekerjaan,
metodologi, teknologi, atau karakteristik lainnya yang bisa
menggambarkan kesamaan); dan
d) Nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir paling kurang sama dengan 50% (lima puluh persen) nilai
total HPS/Pagu Anggaran.

c. Kemitraan
Dalam hal sifat dan lingkup pekerjaan yang terlalu luas, atau jenis keahlian
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tidak dapat dilakukan oleh 1
(satu) Penyedia, maka:
1) Diberikan kesempatan yang memungkinkan para Penyedia saling
bergabung dalam suatu konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk
kerja sama lain; dan/atau
2) Diberikan kesempatan yang memungkinkan Penyedia atau
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerja sama lain Penyedia
untuk menggunakan tenaga ahli asing. Tenaga ahli asing digunakan
sepanjang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang
belum dimiliki dan untuk meningkatkan kemampuan teknis guna menangani
kegiatan atau pekerjaan. Ketentuan mengenai persyaratan administrasi

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 31


Versi 4, 2021
Kemitraan mengacu pada ketentuan Syarat Kualifikasi
Administrasi/Legalitas Penyedia pada penjelasan sebelumnya diatas.

B. Latihan
1. Untuk dapat memahami materi mengenai Pelaku Pengadaan Barang/Jasa,
Saudara diminta untuk menjelaskan siapa saja para Pelaku Pengadaan
Barang/Jasa!
2. Apa saja tugas dan kewenangan PA, KPA, PPK, Pejabat Pengadaan, Pokja
Pemilihan dan Penyelenggara Swakelola!

C. Rangkuman
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa adalah para pihak yang terlibat dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa baik melalui swakelola maupun penyedia sesuai
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahannya. Pelaku Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari :
1. Pengguna Anggaran (PA)
2. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
4. Pejabat Pengadaan (PP)
5. Pokja Pemilihan
6. Agen Pengadaan
7. Penyelenggara Swakelola
8. Penyedia
Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Perangkat Daerah. Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) pada pelaksanaan APBN adalah pejabat yang memperoleh
kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah.
Sehubungan dengan beban tugas pekerjaan PPK, maka terdapat
pengelompokan PPK menjadi beberapa tipe PPK dengan masing-masing ruang
lingkup pekerjaan dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks yaitu

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 32


Versi 4, 2021
PPK Tipe A, PPK Tipe B dan PPK Tipe C. PPK Tipe A menangani pekerjaan
dengan kategori Pengelolaan Kontrak yang kompleks, yaitu yang memiliki risiko
tinggi, memerlukan teknologi tinggi, menggunakan peralatan yang didesain
khusus, menggunakan penyedia jasa asing, dan/atau sulit mendefinisikan secara
teknis bagaimana cara memenuhi kebutuhan dan tujuan Pengadaan Barang/Jasa.
PPK Tipe B menangani pekerjaan dengan kategori Pengelolaan Kontrak yang
umum atau lazim ada dalam suatu organisasi, namun tidak termasuk dalam
kategori pekerjaan kompleks atau sederhana. PPK Tipe C menangani pekerjaan
dengan kategori Pengelolaan Kontrak sederhana, yakni yang bersifat operasional,
rutin, standar, dan/atau berulang/repetisi.
Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/pejabat fungsional/personel
yang ditetapkan oleh PA/KPA untuk melaksanakan Pengadaan Langsung,
Penunjukan Langsung, dan/atau E-purchasing. Pokja Pemilihan adalah sumber
daya manusia yang ditetapkan oleh Kepala UKPBJ untuk mengelola pemilihan
Penyedia. Pejabat Pengadaan dan Pokja Pemilihan wajib dijabat oleh Pengelola
Pengadaan Barang/Jasa. Pembagian Pokja Pemilihan didasarkan pada tingkat
kompleksitas dalam pelaksanaan pekerjaan, yaitu Pokja Pemilihan Umum dan
Pokja Pemilihan Khusus. Pokja Pemilihan Umum melaksanakan tugas Pengadaan
Barang/Jasa dalam ruang lingkup pekerjaan dengan proses yang tidak sederhana
dan tidak kompleks, sedangkan Pokja Pemilihan Khusus melaksanakan tugas
Pengadaan Barang/Jasa dalam ruang lingkup pekerjaan dengan proses yang
memiliki persyaratan khusus dan/atau spesifik.
Agen Pengadaan adalah UKPBJ atau Pelaku Usaha yang melaksanakan
sebagian atau seluruh pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa yang diberi
kepercayaan oleh Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah sebagai pihak
pemberi pekerjaan.
Penyelenggara Swakelola adalah tim yang menyelenggarakan kegiatan
secara swakelola yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik yang tidak
bisa dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa. Tim penyelenggara swakelola
meliputi Tim Persiapan, Tim Pelaksana dan/atau Tim Pengawas.
Penyedia Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Penyedia
adalah Pelaku Usaha yang menyediakan barang/jasa berdasarkan kontrak.
Pelaku Usaha adalah badan usaha atau perseorangan yang rnelakukan usaha
dan/atau kegiatan pada bidang tertentu. Penyedia mempunyai tanggung jawab

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 33


Versi 4, 2021
atas pelaksanaan Kontrak yaitu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan hak dan
kewajiban yang ditentukan dalam kontrak.

D. Evaluasi Materi Pokok


Berilah tanda X pada pilihan A, B, C, atau D!
1. Berikut yang merupakan tugas dan kewenangan dari PA adalah…..
A. menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
B. menetapkan pemenang tender diatas Rp. 100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah)
C. menilai kinerja Penyedia.
D. menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
2. Pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah adalah definisi dari …
A. Pejabat Pengadaan
B. Pejabat Pembuat Komitmen
C. Pokja Pemilihan
D. Agen Pengadaan
3. Berikut adalah yang bukan merupakan tugas dari Pejabat Pengadaan
adalah….
A. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan Langsung;
B. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak
Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
C. Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung untuk
pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp.
100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
D. Melaksanakan E-Purchasing dengan nilai diatas Rp. 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 34


Versi 4, 2021
4. Apabila Kementerian/Lembaga Pemerintah Daerah masih kurang atau belum
memiliki Pengelola Pengadaan Barang/Jasa sebagai Pokja Pemilihan, maka
berlaku ketentuan yaitu….
A. Dijabat oleh Personil Lain yang memiliki sertifikat kompetensi dan/atau
sertifikat keahlian tingkat dasar/level 1 di bidang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
B. Dijabat oleh Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang
memiliki sertifikat kompetensi dan/atau sertifikat keahlian tingkat
dasar/level 1 di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
C. Pokja Pemilihan tidak harus beranggotakan 3 (tiga) orang sehingga tugas
Pokja Pemilihan dapat tetap berjalan
D. Pejabat struktural yang tersedia merangkap sebagai Pokja Pemilihan
5. Tim Persiapan dan Tim Pengawas Swakelola merupakan Pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran yang
ditetapkan oleh PA/KPA, sedangkan Tim Pelaksana merupakan
pengurus/anggota Organisasi Kemasyarakatan merupakan Penyelenggara
Swakelola Tipe….
A. Penyelenggara Swakelola Tipe I
B. Penyelenggara Swakelola Tipe II
C. Penyelenggara Swakelola Tipe III
D. Penyelenggara Swakelola Tipe IV

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 35


Versi 4, 2021
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok pada BAB II. Tetapi bila tingkat penguasaan anda
masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok pada BAB II
terutama bagian yang belum anda kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 36


Versi 4, 2021
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 merupakan bentuk tindak lanjut
dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dalam rangka
penyesuaian pengaturan penggunaan produk/jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil
serta Koperasi, dan pengaturan pengadaan jasa konstruksi yang pembiayaannya
bersumber dari APBN/APBD dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah untuk
kemudahan berusaha. Faktor penting dalam pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah adalah Pelaku Pengadaan
Modul Pelaku Pengadaan Barang/Jasa memperkenalkan tentang siapa saja
Pelaku Pengadaan Barang/Jasa yang terdiri dari PA, KPA, PPK, PP, Pokja
Pemilihan, Agen Pengadaan, Penyelenggara swakelola dan Penyedia dan
bagaimana tugas, kewenangan dan persyaratan para Pelaku Pengadaan
Barang/Jasa tersebut dalam proses Pengadaan Barang/Jasa.

B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan dapat memahami
khususnya dapat menjelaskan atau menerangkan dan menambah pengetahuan
tentang pelaku pengadaan barang/jasa.

C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tentang
pelaku pengadaan barang/jasa, maka setelah mempelajari modul ini peserta
pelatihan diharapkan dapat memperdalam pemahaman materi dengan mengikuti
pelatihan lanjutan/pelatihan kompetensi lainnya serta mempelajari berbagai
referensi yang berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa, baik melalui buku,
karya ilmiah maupun literatur lain.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 37


Versi 4, 2021
KUNCI JAWABAN
1. B
2. B
3. D
4. A
5. C

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 38


Versi 4, 2021
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 15 Tahun
2018 Tentang Pelaku Pengadaan Barang/Jasa
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 16 Tahun
2018 Tentang Agen Pengadaan
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Pedoman Swakelola.
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Peraturan Lembaga Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyusunan dan
Pengelolaan Rencana Aksi Pemenuhan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
Peraturan lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 7
Tahun 2021 Tentang Sumber Daya Manusia
Peraturan Lembaga Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyusunan dan
Pengelolaan Rencana Aksi Pemenuhan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
Peraturan Lembaga Nomor 9 Tahun 2021 Tentang Toko Daring Dan Katalog
Elektronik Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 12 Tahun
2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Melalui Penyedia

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 39


Versi 4, 2021
GLOSARIUM

Agen Pengadaan : UKPBJ, badan usaha, atau perorangan yang


melaksanakan sebagian atau seluruh pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa yang dipercayakan oleh
Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah sebagai
pihak pemberi pekerjaan
Kuasa Pengguna : Pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
Anggaran pada melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
pelaksanaan APBN jawab penggunaan anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.
Kuasa Pengguna : Pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
Anggaran pada sebagian kewenangan Pengguna Anggaran dalam
pelaksanaan APBD melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Perangkat
Daerah.
Pejabat Pembuat : Pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk
Komitmen (PPK) mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan
yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara
Pejabat Pengadaan : Pejabat administrasi/pejabat fungsional/personel yang
ditetapkan oleh PA/KPA untuk melaksanakan
Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung, dan E-
purchasing.
Pengguna : Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Anggaran kementerian negara/lembaga/perangkat daerah
Penyedia : Penyedia Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disebut Penyedia adalah Pelaku Usaha yang
menyediakan barang/jasa berdasarkan kontrak.
Pelaku Usaha : Pelaku Usaha adalah badan usaha atau perseorangan
yang rnelakukan usaha dan/atau kegiatan pada bidang
tertentu.
Penyelenggara : Tim yang menyelenggarakan kegiatan secara
Swakelola Swakelola
Pokja Pemilihan : Sumber daya manusia yang ditetapkan oleh pimpinan
UKPBJ untuk mengelola pemilihan Penyedia
Unit Kerja : Unit kerja di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
Pengadaan yang menjadi pusat keunggulan Pengadaan
Barang/Jasa Barang/Jasa.
(UKPBJ)
Value for Money : Istilah yang digunakan untuk menilai bahwa organisasi
telah memperoleh manfaat yang maksimal dari
barang/jasa yang maksimal dari barang/jasa yang
diadakan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 3: Pelaku PBJ | 40


Versi 4, 2021
MODUL PELATIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
TINGKAT DASAR

MATERI 4:
PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK, SUMBER DAYA
MANUSIA DAN KELEMBAGAAN, PENGAWASAN, PENGADUAN, SANKSI DAN
PELAYANAN HUKUM

Oleh:
Raden Ari Widianto, S.H., M.E.
Budi Bowo Laksono, S.I.A., M.Ak.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA


LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
JAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya modul berjudul
Materi 4: Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik, Sumber Daya Manusia dan
Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan, Sanksi dan Pelayanan Hukum, dapat
diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan atas peran masukan dari berbagai pihak
dan melalui pembahasan yang intensif dengan para Widyaiswara lingkup Pusat
Pendidikan dan Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik, Sumber
Daya Manusia dan Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan, Sanksi dan Pelayanan
Hukum” untuk Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021 tanggal
22 April 2021 tentang Tim Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi
4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan
pengadaan barang/jasa pemerintah tingkat dasar. Acuan yang dapat digunakan para
peserta berkenaan dengan bagaimana seorang Pelaku Pengadaan dapat
mengimplementasikan Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik, memahami terkait
dengan SDM dan Kelembagaan dalam Proses PBJ dan juga mekanisme terkait
dengan pengawasan di dalam PBJ, pengaduan, penggunaan layanan penyelesaian
sengketa, pengenaan sanksi serta pemberian pembinaan kepada Penyedia. Isi
modul ini dengan mengacu pengaturan pengadaan barang/jasa yang tertuang dalam
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun
2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengdaaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini disusun oleh Raden Ari Widianto, S.H., M.E dan Budi Bowo
Laksono, S.I.A., M.Ak kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada Pimpinan LKPP dan semua pihak yang memberikan sumbangsih
masukan konstruktifnya. Diharapkan modul ini dapat membantu para peserta diklat
dalam memahami Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik, Sumber Daya
Manusia dan Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan, Sanksi dan Pelayanan
Hukum sehingga dalam pengelolaannya lebih profesional. Modul ini diharapkan
menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pelatihan
tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul. Demikian modul ini dibuat semoga bermanfaat

Jakarta, 13 Agustus 2021


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa

Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar i Materi 4: PBJ secara Elektronik, SDM dan
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ....................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat .............................................................................................. 2
C. Tujuan Pembelajaran ....................................................................................... 3
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ................................................................ 4
BAB II PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK ............................ 5
A. Uraian Materi .................................................................................................... 5
1. Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik ................................................ 5
2. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) ........................................ 14
B. Latihan............................................................................................................ 16
C. Rangkuman .................................................................................................... 16
D. Evaluasi Materi Pokok .................................................................................... 19
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 20
BAB III SUMBER DAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN ................................. 21
A. Uraian Materi .................................................................................................. 21
1. Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa ...................................... 21
2. Kompetensi Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa .................. 25
3. Kelembagaan ............................................................................................ 27
B. Latihan............................................................................................................ 30
C. Rangkuman .................................................................................................... 30
D. Evaluasi Materi Pokok .................................................................................... 32
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 33
BAB IV PENGAWASAN, PENGADUAN, SANKSI DAN PELAYANAN HUKUM
PADA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH ........................................... 34
A. Uraian Materi .................................................................................................. 34
1. Pengawasan Internal ................................................................................. 34
2. Pengaduan oleh Masyarakat ..................................................................... 36
3. Sanksi........................................................................................................ 37
4. Pelayanan Hukum ..................................................................................... 44
5. Penyelesaian Sengketa ............................................................................. 44
6. Pembinaan kepada Penyedia .................................................................... 45
B. Latihan............................................................................................................ 53
C. Rangkuman .................................................................................................... 53
D. Evaluasi Materi Pokok .................................................................................... 55
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 56
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 57
A. Simpulan ........................................................................................................ 57
B. Implikasi ......................................................................................................... 57
C. Tindak Lanjut .................................................................................................. 58
KUNCI JAWABAN................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 60
GLOSARIUM ........................................................................................................... 61

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar ii Materi 4: PBJ secara Elektronik, SDM dan
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pelanggaran dan Sanksi dalam Proses PBJ ............................................ 39


Tabel 4.2 Pelanggaran dan Sanksi dalam Proses Katalog dan E-purchasing ......... 40
Tabel 4.3 Pelanggaran dan Sanksi Terhadap Pelaku Pengadaan sesuai Proses
Pengadaan ............................................................................................................... 41
Tabel 4.4 Pelanggaran dan Sanksi Terhadap Pelaku Pengadaan sesuai Proses
Pengadaan ............................................................................................................... 42

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iii Materi 4: PBJ secara Elektronik, SDM dan
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep PBJ Secara Elektronik............................................................... 6


Gambar 2.2 Contoh Toko Daring dalam e-Katalog LKPP ....................................... 13
Gambar 2.3 Tampilan dalam INAPROC................................................................... 14
Gambar 2.4 Laman web Layanan Pengadaan Secara Elektronik ............................ 16
Gambar 4.1 Proses Pengaduan Masyarakat ........................................................... 37

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iv Materi 4: PBJ secara Elektronik, SDM dan
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul
ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan seksama uraian-uraian materi
dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat bertanya
pada Widyaiswara/Fasilitator yang mengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) yang ada dalam modul ini, untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi
yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator


Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator harus:
1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata pelatihan dalam
modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta me-ngenai proses belajar
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlu-kan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar v Materi 4: PBJ secara Elektronik, SDM dan
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya inovasi di bidang Pengadaan, saat ini
telah semakin dikembangkan tersedianya infrastruktur teknis dan layanan
dkungan transaksi Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik di dalam ketentuan
Pasal 70 Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 dan juga Peraturan LKPP
yang merupakan turunan Perpres 12 tahun 2021 mengamanatkan Pengadaan
Barang/Jasa secara elektronik dengan memanfaatkan e-marketplace dimana e-
marketplace Pengadaan Barang/Jasa menyediakan infrakstruktur teknis dan
layanan dukungan transaksi bagi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dan
Penyedia berupa toko daring, katalog elektronik dan pemilihan penyedia. Dalam
melakukan pekerjaan sehari-hari, maka peserta sebagai insan yang bergerak di
bidang pengadaan tentunya akan menjumpai infrastruktur teknis dan layanan
dukungan transaksi tersebut. Sehingga, dibutuhkan adanya pemahaman
mengenai konsep dasar, dasar aturan dan juga mekanisme dari pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik yang sejatinya akan dijabarkan di dalam
modul ini. Harapannya, modul ini akan memberikan pemahaman yang
komprehensif terkait dengan cara melakukan Pengadaan Secara Elektronik yang
tentunya ruang lingkupnya mencakup semua bagian dari proses pengadaan
dimulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah.
Selain itu, regulasi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 beserta
peraturan LKPP turunannya, mencakup pula Sumber Daya Manusia (SDM) pada
Pasal 74 sampai dengan Pasal 74B dan kelembagaan pada Pasal 75.Sumber
Daya Manusia (SDM) PBJ sendiri telah mendapatkan perluasan cakupan yang
pada peraturan terbaru yang juga mencakup sumber daya perancang kebijakan
PBJ, pengelola sistem elektronik PBJ serta sumber daya pendukung ekosistem
PBJ. Selain itu, terdapat regulasi yang mengatur mengenai pengembangan
kompetensi SDM PBJ yang diatur, termasuk di dalamnya adalah Kompetensi PBJ
Level 1. Lebih lanjut, di dalam kelembagaan PBJ saat ini, regulasi yang ada
mengatur secara detil mengenai fungsi dan tugas dari UKPBJ hingga tingkat
maturitas dari kelembagaan PBJ.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 1
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Lebih lanjut dalam aspek Pengawasan, Pengaduan, Sanksi pada Pasal 78,
Pasal 80, Pasal 82 dan Pasal 83, Pelayanan Hukum Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah pada Pasal 85, yang mengalami perubahan tentunya berdampak
kepada peserta menjalankan tugas sehari-hari, terutama dengan fungsi, dan
struktur organisasi tempat peserta menjalankan tugas sehari-hari dan ketentuan
kompetensi yang dibutuhkan oleh peserta dalam menjalankan tugas sehari-hari
yang diamanatkan di dalam peraturan-peraturan tersebut menjadi penting.
Diperlukan adanya pemahaman terkait dengan mekanisme pengawasan sebagai
langkah untuk memastikan bahwa proses Pengadaan barang/Jasa yang dilakukan
dapat berjalan dengan risiko yang dapat dimitigasi. Selain itu, dalam hal terdapat
permasalahan hukum terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa yang membutuhkan
adanya pemahaman ketentuan baru di dalam Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2021 akan membantu peserta di dalam menjalankan tugasnya. Lebih lanjut
di dalam rentetan regulasi terbaru, diatur mengenai mekanisme pembinaan
terhadap penyedia, termasuk di antaranya adalah mekanisme pemberian
kesempatan kepada Penyedia, penilaian kinerja penyedia, hingga mekanisme
detil terkait dengan pengenaan sanksi daftar hitam.
Harapannya, modul ini dapat membantu memberikan pemahaman yang
komprehensif kepada peserta tentang Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan,
Pengawasan, Pengaduan, Sanksi dan Pelayanan Hukum di dalam proses
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

B. Deskripsi Singkat
Kemajuan teknologi informasi telah menyediakan sistem dan sarana dalam
menunjang proses pengadaan dari cara manual ke arah pengadaan secara
elektronik. Keberadaan sistem ini memberikan banyak manfaat kepada pelaku
pengadaan barang/jasa pemerintah berupa efisiensi, transparansi dan
akuntabilitas serta memberikan kesempatan yang luas kepada pelaku usaha untuk
berpartisipasi dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, selanjutnya disingkat
PBJP. Kesuksesan pelaksanaan PBJP perlu didukung oleh Sumber Daya
Manusia (SDM), kompetensi dan kelembagaan PBJP, sehingga perlu ditetapkan
kriteria dan kompetensi sumber daya manusia PBJP, cara pembentukan dan
tugas Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ).

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 2
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Selain itu, di dalam kegiatan PBJP, pengawasan diperlukan untuk
mengawasi kesesuaian hasil pelaksanaan terhadap perencanaan, prosedur dan
aturan yang berlaku. Apabila terdapat adanya indikasi penyimpangan maka perlu
adanya suatu mekanisme yang memfasilitasi pengaduan dari masyarakat.
Kemudian jika terbukti adanya pelanggaran, maka pelaku pengadaan baik dari
pihak penyedia atau dari pelaksana pengadaan dapat diberikan sanksi sesuai
dengan aturan yang berlaku. Demikian juga, SDM PBJP yang terkena
permasalahan hukum terkait pengadaan, maka berhak mendapatkan pelayanan
hukum. Lebih lanjut, dalam kegiatan PBJP, juga diperlukan pembinaan kepada
Pelaku Usaha mengingat bahwa penyedia sebagai pelaku pengadaan sangat
mempengaruhi/ menentukan hasil/output/target dari suatu pengadaan, baik dari
segi kualitas, kuantitas, waktu maupun lokasinya. Oleh karenanya diperlukan
suatu pembinaan secara menyeluruh sehingga barang/jasa yang disediakan akan
menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Bentuk pembinaan kepada Pelaku Usaha
antara lain pemberian peningkatan kapasitas, pemberian dukungan untuk
meningkatkan kemampuan, penilaian kinerja sebagai evaluasi sekaligus umpan
balik kepada Pelaku Usaha, serta pengenaan Sanksi Daftar Hitam.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembalajaran ini, peserta pelatihan diharapkan
mampu menjelaskan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik,
Sumber Daya Manusia, kompetensi, kelembagaan, pengawasan intern,
pengaduan oleh masyarakat, sanksi, pelayanan hukum bagi pelaku
Pengadaan Barang/Jasa.
.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembalajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat
mampu menjelaskan:
a. Sistem Informasi Pengadaan Barang/Jasa (SPSE dan Sistem
Pendukung)
b. Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik melalui E-marketplace
berupa Katalog Elektronik, Toko Dalam Jaringan (Toko Daring) dan
Pemilihan Penyedia
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 3
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
c. Fungsi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
d. Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia, Kedudukan,
Pembentukan dan Tugas Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, selanjutnya disingkat UKPBJ.
e. Pengawasan Intern dan Ruang Lingkup Kerja Pengawasan PBJ,
mekanisme dan proses pengaduan, sanksi terhadap pelaku pengadaan,
dan pelayanan hukum

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


Materi pokok dalam modul ini peserta mempelajari Pengadaan Barang/Jasa
Secara Elektronik, Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan, Pengawasan,
Pengaduan, Sanksi dan Pelayanan Hukum, sedangkan sub materi pokoknya
meliputi:
1. Sistem Informasi Pengadaan Barang/Jasa (SPSE dan Sistem Pendukung),
Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik melalui E-marketplace berupa
Katalog Elektronik, Toko Dalam Jaringan (Toko Daring) dan Pemilihan
Penyedia, Fungsi Layanan Pengadaan Secara Elektronik.
2. SDM Pengadaan, Pengembangan Kompetensi, Kedudukan, Pembentukan
dan Tugas UKPBJ.
3. Pengawasan Intern dan Ruang Lingkup Kerja Pengawasan PBJP,
mekanisme dan proses pengaduan, sanksi terhadap pelaku pengadaan,
dan pelayanan hukum.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 4
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
BAB II
PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta


pelatihan mampu menjelaskan pengadaan barang/jasa secara elektronik

A. Uraian Materi
1. Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
Pengadaan barang/jasa secara elektronik adalah pengadaan
barang/jasa yang mengikuti ketentuan Peraturan Presiden tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan dilaksanakan dengan menggunakan teknologi
informasi dan transaksi elektronik sesuai dengan aturan perundang-
undangan. Transaksi pengadaan secara elektronik dapat dilakukan antara
organisasi bisnis dengan bisnis yang lain, organisasi bisnis dengan konsumen
atau organisasi pemerintah dengan bisnis sebagai penyedia.
Berdasarkan ketentuan Pasal 69 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 beserta perubahannya terakhir dengan Peraturan presiden Nomor 12
Tahun 2021, menyatakan bahwa Penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa
dilakukan secara elektronik menggunakan sistem informasi yang terdiri atas
Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan sistem pendukung.
Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik mempunyai garis besar sebagai
berikut:
a. Penyelenggaraan Pengadaan barang/jasa secara elektronik
menggunakan sistem informasi yaitu SPSE dan Sistem Pendukungnya.
b. Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik memanfaatkan E-
marketplace meliputi katalog elektronik, Toko daring dan pemilihan
penyedia.

a. Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)


Dalam rangka menyelenggarakan Pengadaan Barang/Jasa secara
elektronik, pemerintah menggunakan Sistem Informasi, terdiri atas Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan Sistem Pendukungnya. SPSE
merupakan aplikasi elektronik yang dibuat dan dikembangkan oleh Lembaga
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 5
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Aplikasi ini dapat
digunakan oleh semua Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah di seluruh
Indonesia. SPSE memiliki interkoneksi dengan sistem informasi perencanaan,
penganggaran, pembayaran, manajemen aset, dan sistem informasi lain.
Sistem pendukung SPSE meliputi:
1) Portal Pengadaan Nasional,
2) Pengelolaan sumber daya manusia Pengadaan Barang/Jasa,
3) Pengelolaan advokasi dan penyelesaian permasalahan hukum,
4) Pengelolaan peran serta masyarakat,
5) Pengelolaan sumber daya pembelajaran, dan
6) Monitoring dan Evaluasi.
Penjelasan hal tersebut di atas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1Konsep PBJ secara Elektronik

SPSE bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses pengadaan dan


meningkatkan transparansi dalam pelayanan PBJ. Semua proses dalam
ruang lingkup SPSE dilakukan secara online, terekam dalam SPSE dan
dilakukan secara terintegrasi tidak terpisah-pisah. Ruang lingkup SPSE terdiri
atas:
1) Perencanaan Pengadaan
Perencanaan pengadaan disusun oleh PPK dan ditetapkan oleh
PA/KPA yang meliputi identifikasi kebutuhan, penetapan barang/jasa, cara,
jadwal dan anggaran Pengadaan Barang/Jasa. Pedoman Perencanaan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 6
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Pengadaan Barang/Jasa diatur dalam Pasal 71 ayat (1) Peraturan Presiden
Nomor 12 tahun 2021. Pedoman pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
melalui Penyedia meliputi kegiatan persiapan Pengadaan Barang/Jasa,
persiapan pemilihan Penyedia, pelaksanaan pemilihan Penyedia, Pengelolaan
Penyedia, sampai dengan Katalog Elektronik.
2) Persiapan Pengadaan
Persiapan Pengadaan dapat dilaksanakan setelah RKA-K/L disetujui
oleh DPR atau RKA Perangkat Daerah disetujui oleh DPRD. Persiapan
Pengadaan sendiri dilakukan setelah pengumuman RUP yang telah
ditetapkan. Untuk Pengadaan Barang/Jasa yang kontraknya harus
ditandatangani pada awal tahun, persiapan pengadaan dan/atau pemilihan
Penyedia dapat dilaksanakan setelah penetapan Pagu Anggaran K/L atau
persetujuan RKA Perangkat Daerah sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan. Persiapan Pengadaan dilakukan oleh PPK meliputi:
a) Penetapan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK).
b) Penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
c) Penetapan rancangan kontrak; dan/atau
d) Penetapan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan, sertifikat garansi, dan/atau penyesuaian
harga.
Disamping itu PPK melakukan identifikasi apakah barang/jasa yang
akan diadakan termasuk dalam kategori barang/jasa yang akan diadakan
melalui pengadaan langsung, E-purchasing, atau termasuk pengadaan
khusus. Yang termasuk pengadaan khusus, yaitu:
a) Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka Penanganan Keadaan
Darurat;
b) Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri;
c) Pengadaan Barang/Jasa yang masuk dalam Pengecualian;
d) Penelitian; atau
e) Tender/Seleksi Internasional dan Dana Pinjaman Luar Negeri atau
Hibah Luar Negeri.
3) Persiapan Pemilihan Penyedia
Persiapan pemilihan penyedia dilaksanakan oleh kelompok kerja
pemilihan/pejabat pengadaan setelah kelompok kerja pemilihan/pejabat
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 7
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
pengadaan melakukan review terhadap Spesifikasi Teknis/KAK, HPS,
Rancangan Kontrak, Uang Muka, Jaminan Uang Muka, Jaminan
Pelaksanaan, Jaminan Pemeliharaan, Sertifikat Garansi, dan/atau
Penyesuaian Harga, yang ditetapkan oleh PPK.
4) Pelaksanaan Pemilihan Penyedia
Pelaksanaan Pemilihan Penyedia secara umum dilakukan oleh
kelompok kerja pemilihan terdiri atas pengumuman, penjelasan, pemasukan
penawaran, evaluasi dokumen penawaran, pengumuman pemenang dan
sanggah/sanggah banding.
5) Pelaksanaan Kontrak
Dalam pelaksanaan kontrak secara umum terdiri atas penetapan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dan penandatanganan kontrak terkait
penyusunan rancangan kontrak, eksekusi perikatan, administrasi kontrak
dapat dilakukan melalui E-kontrak.
6) Serah Terima Hasil Pekerjaan
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah diselesaikan secara
menyeluruh dengan melaksanakan serah terima hasil pekerjaan yang dapat
dilakukan secara elektronik.
7) Pengelolaan Penyedia
Pengelolaan penyedia merupakan aktifitas yang dapat dilakukan secara
terus menerus terhadap penyedia atau dilakukan secara berkala dengan
memanfaatkan Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP) atau yang biasa
juga disebut Vendor Management System (VMS) merupakan sebuah
subsistem dari Sistem Pengadaan Barang/Jasa secara Elektronik yang
digunakan untuk mengelola data/informasi mengenai riwayat kinerja dan/atau
data kualifikasi penyedia barang/jasa yang dikembangkan oleh LKPP. SiKaP
membantu proses identifikasi data penyedia, sehingga pemilihan penyedia
dapat dilakukan dengan cepat.
8) Katalog Elektronik (E-katalog)
Katalog Elektronik adalah sistem informasi elektronik yang memuat
informasi berupa daftar, jenis, spesifikasi teknis, Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN), produk dalam negeri, produk Standar Nasional Indonesia
(SNI), produk ramah lingkungan, negara asal, harga, Penyedia, dan informasi
lainnya terkait barang/jasa. Diharapkan dengan melakukan pengadaan
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 8
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
melalui E-katalog, suatu organisasi akan mendapatkan value for money dari
aktifitas pengadaan dengan memperoleh barang/jasa pada harga yang sebaik
mungkin dalam kerangka waktu yang tersedia. Pengadaan secara elektronik
memungkinkan untuk mencapai kebutuhan tersebut dan mampu mencapai
efisiensi waktu di dalam pengadaannya.
9) Toko Daring (Marketplace)
Toko Daring atau Toko Dalam Jaringan bisnis online adalah suatu
tempat terjadinya transaksi barang/jasa melalui sebuah sistem yang
memungkinkan penjual dan pembeli melakukan transaksi secara online.

b. PBJ secara elektronik dengan memanfaatkan E-marketplace


Dalam sub bab selanjutnya akan diuraikan Katalog Elektronik, Toko
Daring dan Pemilihan Penyedia (pengadaan langsung, penunjukan langsung,
E-tender, dan E-selection).
1) Katalog Elektronik
Pelaku dalam penyelenggaraan sistem Katalog Eletronik terdiri atas:
a) Kepala LKPP/menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah;
b) Pejabat Pembuat Komitmen;
c) Pejabat Pengadaan; dan
d) Penyedia Katalog
Adapun Barang/Jasa pada katalog elektronik teridiri dari barang,
pekerjaan saja konstruki dan/atau jasa lainnya.
Pengadaan melalui Katalog secara elektronik akan lebih meningkatkan
transparansi dan mempersingkat waktu pemrosesan siklus pengadaan
dengan menyediakan daftar barang/jasa. Katalog Elektronik sendiri, terdiri
atas:
a) Katalog Elektronik Nasional
Katalog elektronik nasional adalah Katalog Elektronik yang disusun dan
dikelola oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP).
b) Katalog Elektronik Sektoral
Katalog Elektronik Sektoral adalah Katalog Elektronik yang disusun dan
dikelola oleh Kementerian/Lembaga

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 9
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
c) Katalog Elektronik Lokal
Katalog Elektronik Daerah adalah Katalog Elektronik yang disusun dan
dikelola oleh Pemerintah Daerah

Untuk melihat barang/jasa di dalam aplikasi katalog elektronik, peserta


dapat di mengakses laman: https://e-katalog.lkpp.go.id/. Barang/jasa yang
dicantumkan di dalam katalog elektronik, dipilih dan dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah atau LKPP. Pelaksanaan
pembelian secara elektronik (E-purchasing) melalui Katalog Elektronik dapat
dilaksanakan dengan metode:
a) Negosiasi Harga
b) Mini-Kompetisi; dan/atau.
c) Competitive Catalogue.
.
Di dalam pelaksanaan pengelolaan katalog elektronik, lingkup Aktivitas
di dalam pengelolaan katalog elektronik adalah Pencantuman informasi
barang/jasa, pembaharuan data, serta monitoring dan evaluasi di dalam
kegiatan operasional katalog elektronik. Katalog elektronik memuat informasi
berupa daftar, jenis, spesifikasi teknis, TKDN, produk dalam negeri, produk
SNI, produk ramah lingkungan hidup, negara asal, harga Penyedia, dan
informasi lainnya terkait barang/jasa. Pengelolaan Katalog Elektronik sendiri
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah atau LKPP.
Selain itu, di dalam kegiatan operasionalnya, Penyedia Katalog Elektronik
mempunyai tanggung jawab atas:
a) Seluruh informasi barang/jasa dan substansi lainnya yang ditawarkan
dan diunggah pada Katalog Elektronik;
b) Pelaksanaan surat pesanan E-purchasing Katalog;
c) Kesesuaian informasi barang/jasa yang diunggah pada Katalog
Elektronik dengan yang dikirimkan ke Pejabat Pembuat
Komitmen/Pejabat Pengadaan; dan
d) Tindak lanjut laporan dan pengaduan barang/jasa yang diunggah pada
Katalog Elektronik dan dikirimkan ke Pejabat Pembuat
Komitmen/Pejabat Pengadaan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 10
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
2) Toko Daring
Di dalam Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019, dijelaskan
mengenai istilah PMSE (Perdagangan Melalui Sistem Elektrorik) yang mana
merupakan perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui perangkat dan
prosedur elektronik. Sedangkan Pelaku Usaha PMSE yang disebut PPMSE,
adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha yang berbentuk badan
hukum atau bukan badan hukum yang dapat berupa Pelaku Usaha Dalam
Negeri dan Pelaku Usaha Luar Negeri yang melakukan kegiatan usaha di
bidang PMSE. Ketika pembeli ingin mengetahui jenis produk atau barang
yang dibutuhkan, maka pembeli dapat melakukan penelaahan produk yang
dibutuhkan berdasarkan spesifikasi dan harga yang dicantumkan penjual di
toko daring. Demikian juga ketika pembeli ingin melakukan transaksi dapat
dilakukan dengan sistem pembayaran sejumlah dana ke penyedia dalam
jaringan.
Berdasarkan peraturan Lembaga Nomor 9 Tahun 2021 tentang Toko
Daring dan Katalog Elektronik Pengadaan barang/Jasa, Pelaku didalam
penyelenggaraan Toko Daring terdiri atas:
a) Kepala LKPP
b) Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE) yang
dapat berupa Marketplace dan Ritel Daring; dan
c) Pedagang (Merchant) / Penyedia
d) Pelaku pengadaan di dalam e-purchasing Toko Daring, terdiri atas:
(1) Pejabat Pembuat Komitmen
(2) Pejabat Pengadaan
PPMSE sebagai pelaku yang mengembangkan ekosistem Toko Daring
bagi pedagang yang menyediakan Barang/Jasa mempunyai kewajiban yang
meliputi:
a) Bertanggung jawab terhadap pemenuhan persyaratan Pedagang,
dalam hal PPMSE berupa marketplace;
b) Memastikan pemenuhan persyaratan barang/jasa;
c) Memastikan tindak lanjut pesanan atas pembelian melalui PPMSE;
d) Mengenakan sanksi kepada Pedagang sesuai syarat dan ketentuan
masing-masing PPMSE, dalam hal PPMSE berupa marketplace;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 11
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
e) Mengembangkan sistem PPMSE sesuai dengan kebutuhan Toko
Daring; dan
f) Melakukan integrasi dan/atau pertukaran data transaksi

Hal ini diperlukan agar pedagang yang menjual barang/jasa di dalam


Toko Daring yang dikembangkan oleh PPMSE tersebut, dapat terjamin
keamanan barang dan jasa yang dijual kepada Pemerintah sebagai Buyer di
dalam Toko Daring tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Pedagang
yang berdagang di dalam Toko Daring tersebut diharapkan untuk:
a) Menyediakan barang/jasa sesuai dengan yang tercantum dalam situs
web PPMSE;
b) Menjamin pemenuhan persyaratan barang/jasa yang ditransaksikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c) Menjamin keaslian barang/jasa yang ditransaksikan melalui PPMSE
dan diserahkan kepada pembeli; dan
d) Menindaklanjuti pesanan atas pembelian melalui PPMSE.
Mekanisme tahapan penetapan PPMSE dalam penyelenggaraan Toko
Daring meliputi:
a) Pengumuman;
b) Pendaftaran;
c) Pelaksanaan verifikasi;
d) Penetapan; dan
e) Integrasi sistem elektronik dan/atau pertukaran data PPMSE dengan
Toko Daring.
Pemerintah sebagai buyer di dalam Toko Daring dapat membeli
Barang/Jasa yang disediakan di dalam Toko Daring dengan menggunakan
beberapa metode pembelian, yakni:
a) Pembelian Langsung
b) Negosiasi Harga
c) Permintaan Penawaran; dan/atau
d) Metode lainnya sesuai dengan proses bisnis yang terdapat pada
PPMSE
Dengan berbagai metode yang dapat dilakukan tersebut, memberikan
kenyamanan di dalam pembelian barang/jasa di dalam Toko Daring,
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 12
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
disesuaikan dengan kebutuhan dan juga anggaran untuk pembelian
barang/jasa tersebut.
Untuk lebih memahami transaksi elektronik, peserta dapat melihat
gambar berikut ini:

Gambar 2.2 Contoh Toko Daring dalam e-Katalog LKPP

Berdasarkan ketentuan di dalam Perpres 12 tahun 2021, Barang/Jasa


yang ditraksaksikan melalui Toko Daring memiliki kriteria:
a) Standar atau dapat distandarikan
b) Memiliki sifat risiko rendah
c) Harga sudah terbentuk di pasar
d) Barang/Jasa tidak ditayangkan di dalam Katalog Elektronik, lebih lanjut
terkait dengan barang/jasa yang tidak ditayangkan meliputi ketentuan
sebagai berikut:
1) Spesifikasi yang sama;
2) Penjual/Penyedia yang sama;
3) Wilayah jual sama; dan
4) Syarat dan Ketentuan yang sama
5) Dalam hal barang/jasa yang sama tercantum dalam Katalog
Elektronik dan Toko Daring maka dipilih barang/jasa dengan harga
terendah dengan syarat dan ketentuan yang sama.

3) Pemilihan Penyedia
Pemilihan Penyedia secara elektronik dilakukan untuk pengadaan
langsung, penunjukan langsung, tender dan seleksi. Pemilihan Penyedia

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 13
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
secara elektronik merupakan tata cara pemilihan penyedia yang dapat diikuti
oleh semua penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan sesuai dengan
metode pemilihan di atas. Ruang lingkup Pemilihan Penyedia secara
elektronik meliputi proses pengumuman PBJ sampai dengan
penandatanganan kontrak. Pelaku yang terlibat dalam Pemilihan Penyedia
secara elektronik adalah Pejabat Pembuat Komitmen, UKPBJ/Kelompok Kerja
Pemilihan, Pejabat Pengadaan dan Pelaku Usaha/Penyedia. Pemilihan
Penyedia secara elektronik dilaksanakan dengan menggunakan sistem
pengadaan secara elektronik yang diselenggarakan oleh UKPBJ.

Gambar 2.3 Tampilan dalam INAPROC

Ketentuan mengenai Pemilihan Penyedia secara elektronik mengacu


kepada Peraturan LKPP sebagai lembaga regulator yang mempunyai
kewenangan dalam E-marketplace pemerintah.

2. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)


Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah (K/L/Pemerintah daerah)
menyelenggarakan fungsi layanan pengadaan secara elektronik.
K/L/Pemerintah daerah yang belum mempunyai LPSE dapat menggunakan
fasilitas LPSE yang terdekat dengan tempat kedudukannya untuk
melaksanakan pengadaan secara elektronik. UKPBJ memiliki fungsi layanan
pengadaan secara elektronik memfasilitasi Pelaku Pengadaan (Pejabat
Pengadaan, PPK, dsb). Penyedia/Pelaku Usaha melakukan registrasi dan
verifikasi pada sistem pengadaan secara elektronik sebelum dapat mengikuti
proses pemilihan penyedia sesuai dengan paket pekerjaan yang diminati.
Tujuan diadakannya PBJ secara elektronik yaitu untuk meningkatkan:
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 14
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
a. Transparansi dan akuntabilitas;
b. Akses pasar dan persaingan usaha yang sehat;
c. Efisiensi proses pengadaan.
Selain itu PBJ secara elektronik akan memberikan kemudahan dalam
proses monitoring dan audit serta memenuhi kebutuhan akses informasi
secara online guna mewujudkan good corporate governance dalam
pengadaan barang/jasa pemerintah.
Layanan Pengadaan Secara Elektronik dalam Pasal 73 Perpres
12/2021 mengatur Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dalam
menyelenggarakan fungsi layanan pengadaan secara elektronik. Fungsi
layanan pengadaan secara elektronik paling kurang meliputi:
a. Pengelolaan seluruh sistem informasi pengadaan barang/jasa dan
infrastrukturnya,
b. Pelaksanaan registrasi dan verifikasi pengguna seluruh sistem informasi
Pengadaan Barang/Jasa, dan
c. Pengembangan sistem informasi yang dibutuhkan oleh pemangku
kepentingan.
Sedangkan penyusunan ketentuan teknis operasionalnya meliputi
standar layanan, kapasitas, dan keamanan informasi terkait dengan sistem
pengadaan secara elektronik serta pembinaan dan pengawasan terhadap
Layanan Pengadaan Secara Elektronik dilakukan oleh LKPP.
Contoh layanan pengadaan secara elektronik LKPP dapat dilihat pada
website: https://lpse.lkpp.go.id. Untuk melihat Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) di seluruh Indonesia, peserta dapat membuka laman:
https://eproc.lkpp.go.id/lpse sebagaimana ditampilkan pada gambar di bawah
ini.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 15
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Gambar 2.4 Laman web Layanan Pengadaan Secara Elektronik

B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai Pengadaan secara elektronik,
Ada diminta untuk menjelaskan garis besar dari Pengadaan secara Elektronik dan
mengapa Pengadaan dilakukan secara elektronik!
Selain itu, mengapa Pengadaan Secara Elektronik mencakup toko daring,
katalog elektronik, Apa yang mendasari pengadaan dilakukan melalui toko daring
dan juga katalog elektronik!

C. Rangkuman
Pengadaan barang/jasa secara elektronik adalah pengadaan barang/jasa
yang mengikuti ketentuan Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan
transaksi elektronik sesuai dengan aturan perundang-undangan. Transaksi
pengadaan secara elektronik dapat dilakukan antara organisasi bisnis dengan
bisnis yang lain, organisasi bisnis dengan konsumen atau organisasi pemerintah
dengan bisnis sebagai penyedia.
Dalam rangka menyelenggarakan Pengadaan Barang/Jasa secara
elektronik, pemerintah menyediakan Sistem Informasi Pengadaan Nasional, terdiri
atas Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan Sistem Pendukungnya.
SPSE merupakan aplikasi elektronik yang dibuat dan dikembangkan oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Aplikasi ini

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 16
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
dapat digunakan oleh semua Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah di seluruh
Indonesia. Ruang lingkup SPSE terdiri atas:
1. Perencanaan Pengadaan
2. Persiapan Pengadaan
3. Persiapan Pemilihan Penyedia
4. Pemilihan Penyedia
5. Pelaksanaan Kontrak
6. Serah Terima Hasil Pekerjaan
7. Pengelolaan Penyedia
8. Katalog Elektronik
PBJ secara elektronik yang menfaatkan e-marketplace memanfaatkan 3
portal, yakni Katalog Elektronik, Toko Daring dan Pemilihan Penyedia, Kriteria
barang/jasa katalog elektronik meliputi:
1. Barang/jasa dibutuhkan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah.
2. Barang/jasa standar atau dapat distandarkan, yang merupakan barang/jasa
yang memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan sebagai acuan.
3. Kebutuhan barang/jasa bersifat berulang.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan katalog elektronik diatur
dengan Peraturan LKPP.
Di dalam pelaksanaan pengelolaan katalog elektronik, lingkup Aktivitas di
dalam pengelolaan katalog elektronik adalah Pencantuman informasi barang/jasa,
pembaharuan data, serta monitoring dan evaluasi di dalam kegiatan operasional
katalog elektronik. Katalog elektronik memuat informasi berupa daftar, jenis,
spesifikasi teknis, TKDN, produk dalam negeri, produk SNI, produk ramah
lingkungan hidup, negara asal, harga Penyedia, dan informasi lainnya terkait
barang/jasa. Pengelolaan Katalog Elektronik sendiri dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah atau LKPP.
Toko Daring atau Toko Dalam Jaringan bisnis online adalah suatu tempat
terjadinya transaksi barang/jasa melalui sebuah sistem yang memungkinkan
penjual dan pembeli melakukan transaksi secara online. Di dalam Pasal 1
Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019, dijelaskan mengenai istilah PMSE
(Perdangan Melalui Sistem Elektrorik) yang mana merupakan peprdagangan yang
transaksinya dilakukan melalui perangkat dan prosedur elektronik. Sedangkan
Pelaku Usaha PMSE yang disebut PPMSE, adalah setiap orang perseorangan
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 17
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang
dapat berupa Pelaku Usaha Dalam Negeri dan Pelaku Usaha Luar Negeri dan
melakukan kegiatan usaha di bidang PMSE. Ketika pembeli ingin mengetahui
jenis produk atau barang yang dibutuhkan, maka pembeli dapat melakukan
penelaahan produk yang dibutuhkan berdasarkan spesifikasi dan harga yang
dicantumkan penjual di toko daring. Demikian juga ketika pembeli ingin melakukan
transaksi dapat dilakukan dengan sistem pembayaran sejumlah dana ke penyedia
dalam jaringan.
Pemilihan Penyedia secara elektronik dilakukan untuk pengadaan langsung,
penunjukan langsung, tender dan seleksi. Pemilihan Penyedia secara elektronik
merupakan tata cara pemilihan penyedia yang dapat diikuti oleh semua penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan sesuai dengan metode pemilihan di
atas. Ruang lingkup Pemilihan Penyedia secara elektronik meliputi proses
pengumuman PBJ sampai dengan penandatanganan kontrak. Pelaku yang terlibat
dalam Pemilihan Penyedia secara elektronik adalah Pejabat Pembuat Komitmen,
UKPBJ, Pejabat Pengadaan dan Pelaku Usaha.
Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah (K/L/PD) menyelenggarakan
fungsi layanan pengadaan secara elektronik. K/L/Pemerintah daerah yang belum
mempunyai LPSE dapat menggunakan fasilitas LPSE yang terdekat dengan
tempat kedudukannya untuk melaksanakan pengadaan secara elektronik. UKPBJ
memiliki fungsi layanan pengadaan secara elektronik memfasilitasi Pelaku
Pengadaan (Pejabat Pengadaan, PPK, dsb).

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 18
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
D. Evaluasi Materi Pokok
Berilah tanda X pada pilihan A, B, C, atau D!
1. Yang bukan merupakan Sistem Pendukung SPSE adalah …..
A. Portal Pengadaan Nasional
B. Monitoring dan Evaluasi
C. Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran.
D. Pengelolaan Sanggah
2. Katalog Katalog Elektronik yang disusun dan dikelola oleh Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) ….
A. Katalog Nasional
B. Katalog Sektoral
C. Katalog Lokal
D. Toko Daring
3. Yang bukan merupakan tanggung jawab dari Penyedia Katalog Elektronik
adalah….
A. Pelaksanaan surat pesanan E-purchasing Katalog
B. Seluruh informasi barang/jasa dan substansi lainnya yang ditawarkan dan
diunggah pada Katalog Elektronik
C. Pengiriman Barang Substitusi yang tidak terdapat di Katalog Elektronik
D. Tindak lanjut laporan dan pengaduan barang/jasa yang diunggah pada
Katalog Elektronik dan dikirimkan ke Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat
Pengadaan
4. Yang bukan merupakan kriteria Barang Jasa yang ditransaksikan melalui
Toko Daring adalah…..
A. Standar atau dapat distandarkan
B. Dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan
C. Memiliki sifat risiko rendah
D. Harga Sudah terbentuk di pasar
5. Yang bukan merupakan tujuan diadakannya PBJ secara elektronik yaitu
untuk meningkatkan…..
A. Transapransi dan akutanbilitas
B. Akses pasar dan persaingan usaha yang sehat
C. Efisiensi proses pengadaan
D. Pembuatan repositori pasar pengadaan
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 19
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok 2. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda
kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 20
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
BAB III
SUMBER DAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta


pelatihan mampu menjelaskan mengenai Sumber Daya Manusia dan
Kelembagaan PBJP

A. Uraian Materi
1. Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa
Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Sumber Daya Manusia
(SDM) Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas:
a. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa;
b. Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem Pengadaan
Barang/Jasa; dan
c. Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa.
Selanjutnya Sumber Daya Manusia pengadaan di atas dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa.
Yang dimaksud dengan Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan
Barang/Jasa yang melaksanakan fungsi pengadaan barang/jasa di lingkungan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Sumber Daya Pengelola Fungsi
Pengadaan Barang/Jasa sendiri terdiri atas Pengelola PBJ dan Personel
Lainnya. Sumber Daya Pengelola. Fungsi Pengadaan Barang/Jasa
berkedudukan di UKPBJ. Atas dasar pertimbangan kewenangan, Sumber
Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa yang ditugaskan sebagai
PPK dapat berkedudukan di luar UKPBJ.
1) Pengelola PBJ
Pada K/L/PD pengelola pengadaan berasal dari ASN atau PNS.
Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(PPBJP) adalah personel yang mempunyai tugas untuk melaksanakan
pelayanan berdasarkan profesi jabatan fungsional keahlian dan/atau
keterampilan dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa yang wajib dimiliki oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah diberi tugas, tanggung jawab,
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 21
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
wewenang dan hak secara penuh sebagai Kelompok Kerja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan.
Selain itu Pengelola Pengadaan dapat ditugaskan sebagai PPK,
membantu PA/KPA, melaksanakan persiapan pencantuman barang/jasa
dalam katalog elektronik, dan ditugaskan sebagai Sumber Daya Pendukung
Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah yang wajib memiliki Pengelola Pengadaan Barang/Jasa menyusun
rencana aksi pemenuhan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Dalam hal
jumlah Pengelola Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah belum mencukupi sesuai rencana
aksi pemenuhan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, maka:
a) Pelaksanaan tugas Pokja Pemilihan dilakukan dengan ketentuan:
(1) Pokja Pemilihan untuk setiap paket pengadaan, wajib
beranggotakan sekurang-kurangnya 1 (satu) Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa; dan
(2) Anggota Pokja Pemilihan selain Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang memiliki sertifikat
kompetensi, dan/atau sertifikat keahlian tingkat dasar/level-1 di bidang
Pengadaan Barang/Jasa.
b) Pelaksanaan tugas Pejabat Pengadaan yang tidak dapat dilakukan oleh
Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, dilakukan oleh Pegawai Negeri
Sipil yang memiliki sertifikat kompetensi dan/atau sertifikat keahlian
tingkat dasar/level-1 di bidang Pengadaan Barang/Jasa.
Dalam hal Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah belum memiliki
Pengelola pengadaan Barang/Jasa, sampai tersedianya Pengelola
Pengadaan berdasarkan rencana aksi pemenuhan Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa, pelaksanaan tugas pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
dilaksanakan oleh:
a) Pegawai Negeri Sipil yang memiliki sertifikat kompetensi dan/atau
sertifikat keahlian tingkat dasar/level-1 di bidang Pengadaair
Barang/Jasa; dan/atau
b) Agen Pengadaan.
Pengangkatan pengelola pengadaan dilakukan dengan mekanisme
pengangkatan pertama, perpindahan dari jabatan lainnya atau penyesuaian.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 22
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
PPBJP di lingkungan Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah adalah
Pejabat Fungsional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengadaan
barang/jasa. Tugas pokok melaksanakan pengadaan barang/jasa dalam hal
ini meliputi perencanaan pengadaan, pemilihan penyedia, pelaksanaan
kontrak sampai dengan selesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh
barang/jasa Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kewajiban memiliki Pengelola Pengadaan dikecualikan untuk
Kementerian/Lembaga dalam hal:
a) Nilai atau jumlah paket pengadaan di Kementerian/Lembaga tidak
mencukupi untuk memenuhi pencapaian batas angka kredit minimum
pertahun bagi Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; atau
b) Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa dilakukan oleh
prajurit Tentara Nasional Indonesia atau anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
2) Personil lainnya
Pengelola pengadaan yang dikecualikan pada kewajiban diatas,
dilakukan oleh Personil Lainnya, sebagaimana diatur dalam Pasal 74A ayat
(5) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021. Personel Lainnya wajib
memiliki sertifikat kompetensi di bidang Pengadaan Barang/Jasa. Dalam hal
Personel Lainnya belum memiliki sertifikat kompetensi di bidang Pengadaan
Barang/Jasa, Personel lainnya wajib memiliki sertifikat Pengadaan
Barang/Jasa tingkat dasar/level-1.
Sumber daya manusia pengelola pengadaan barang/jasa pemerintah
dalam hal ini meliputi:
a) PPK;
b) Pokja Pemilihan;
c) Pejabat Pengadaan;
Adapun jenjang jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
terdiri dari tiga penjenjangan yaitu:
a) Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pertama
b) Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Muda
c) Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Madya
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 23
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Pengangkatan dalam jabatan fungsional PBJ dilakukan melalui
mekanisme peraturan perundang-undangan yang berlaku (Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (PermenPAN) Nomor 29 tahun 2020,
tentang Jabatan fungsional Pengelola Pengadaan Barang Jasa dan Angka
Kreditnya).
Jabatan Fungsional Sumber Daya Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
tersebut, wajib memiliki kompetensi di bidang Pengadaan Barang/Jasa yang
mengacu kepada Standar Kompetensi yang mengacu pada Kamus
Kompetensi Teknis PBJ yang terdiri atas Standar Kompetensi Level 1,
Standar Kompetensi JF PPBJ dan Standar Kompetensi Personel Lainnya.

b. Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem Pengadaan


Barang/Jasa
Sumber daya Perancang Kebiajakan dan Sistem Pengadaan
Barang/Jasa merupakan sumber daya manusia yang melaksanakan
perancang kebijakan dan pengembangan sistem pengadaan barang/jasa.
Sebagai Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem Pengadaan
Barang/Jasa, diharapkan individu tersebut memiliki kompetensi untuk
mengkaji dan menganalisis kebijakan atau pembentukan peraturan
perundang-undangan serta kompetensi mengembangkan sistem informasi
pengadaan barang/jasa.
Sumber daya tersebut wajib untuk mendapatkan pelatihan terkait
dengan bidang Pengadaan Barang/Jasa agar setiap kebijakan serta sistem
yang dirancang oleh Sumber Daya tersebut sesuai dengan filosofi, dasar-
dasar serta regulasi yang menjadi fundamental dari Pengadaan barang/Jasa
dan bahkan dapat membuat suatu rancangan peraturan serta sistem yang
dapat menyempurnakan regulasi terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa
tersebut.
c. Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa
Sumber daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa
merupakan sumber daya manusia yang terdiri dari berbagai keahlian tertentu
dalam mendukung pelaksaanaan proses Pengadaan Barang/Jasa, paling
sedikit terdiri atas fungsi-fungsi sebagai berikut:
1) Advokasi dan pendampingan pengadaan barang/jasa;
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 24
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
2) Probity Advisor;
3) Mediator, Konsoliator, dan Arbiter pada Layanan Penyelesaian
Sengketa Kontrak;
4) Pemberi Keterangan Ahli (PKA);
5) Anggota Dewan Sengketa Non Konstruksi; dan
6) Anggota Dewan Sengketa Konstruksi.
Sumber daya tersebut sendiri dibina dengan instansi dan juga
regulasi terkait dengan profesi-profesi diatas. Selain mendapatkan
pembinaan, sumber daya tersebut juga berhak untuk mendapatkan
pengetahuan terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

2. Kompetensi Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa


Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah harus
memiliki kompetensi di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Kompetensi di bidang PBJP sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan
pengadaan barang/jasa secara produktif, dalam arti efektif, efisien dan
berkualitas.
Standar Kompetensi adalah standar kemampuan yang disyaratkan
untuk dapat melakukan pengadaan barang/jasa yang menyangkut aspek
pengetahuan, keterampilan/keahlian, dan sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Pelaku pengadaan perlu memiliki kompetensi yang
dibuktikan dengan sertifikasi yang wajib dimiliki sesuai pekerjaan yang
ditugaskan.
Dalam rangka mencapai standarisasi dalam hal kompetensi pengadaan
barang/jasa Pemerintah saat ini sudah ada Standar Kompetensi Kerja di
bidang Pengadaan Barang/Jasa. Kompetensi Sumber Daya Manusia
berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2020 tentang Standar Kompetensi
Teknis Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa meliputi:
a. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa;
b. Memilih Penyedia Barang/Jasa;
c. Mengelola Kontrak PBJP;dan
d. Mengelola PBJP secara Swakelola

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 25
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Selain itu, terkait dengan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional
PPBJ, diharapkan SDM PBJ juga memiliki 2 kompetensi lain, yakni
Kompetensi Manajerial dan Kompetensi Sosial Kultural.
Lebih Lanjut, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021
Pasal 74A dan Pasal 74B, terdapat Standar Kompetensi Level-1 yang menjadi
kewajiban dari Pengelola Pengadaan selaku Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan dan juga Personil lainnya. Standar Kompetensi Level-1 tersebut
mencakup Pengetahuan tekait dengan Manajemen Rantai Pasok (Supply
Chain Management) dan Pengantar Pengadaan barang/Jasa yang terdiri dari:
a. Definisi Pengadaan Barang/Jasa
b. Ruang Lingkup Pengadaan Barang/Jasa
c. Tujuan Pengadaan Barang/Jasa
d. Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
e. Prinsip Pengadaan Barang/Jasa
f. Etika Pengadaan Barang/Jasa
g. Aspek Hukum Pengadaan Barang/Jasa
h. Pelaku Pengadaan Barang/Jasa
i. Peran Usaha Kecil, Penggunaan Produk Dalam Negeri, dan Pengadaan
Berkelanjutan
j. Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
k. Ketentuan Mengenai Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Pengadaan Barang/Jasa
l. Pengawasan, Pengaduan, Sanksi dan Pelayanan Hukum, dalam
Pengadaan Barang/Jasa.
Terkait dengan Standar Kompetensi bagi personel lainnya, standar
kompetensi yang mengatur personelnya meliputi:
a. Standar Kompetensi PPK;
b. Standar Kompetensi Pejabat Pengadaan;
c. Standar Kompetensi Pokja Pemilihan;
d. Standar Kompetensi Kepala UKPBJ; dan
e. Standar Kompetensi Pengelola LPSE.

Dalam rangka mencapai peningkatan dan juga pemenuhan kompetensi


sumber daya manusia Pengadaan Barang/Jasa, maka perlu pengembangan
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 26
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
kompetensi yang dilakukan melalui pelatihan dan/atau sertifikasi kompetensi
berdasarkan standar kompetensi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelatihan sumber daya manusia Pengadaan Barang/Jasa
diselenggarakan oleh LKPP dan/atau Lembaga Pelaksana Pelatihan yang
ditetapkan oleh LKPP. Peserta akan mendapatkan Sertifikat kompetensi
Pengadaan Barang/Jasa dari Lembaga Sertifikasi Profesi LKPP.
Dalam pasal 88 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
sebagaimana telah dirubah melalui Peraturan presiden Nomor 12 Tahun
2021, diatur ketentuan mengenai kewajiban kompetensi bagi SDM PBJP dan
Kelembagaan LPSE sebagai berikut:
a. Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, kewajiban memiliki
sertifikat kompetensi untuk Personel Lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 74A ayat (6) dilaksanakan paling lambat 31 Desember
2023.
b. Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, fungsi pengelolaan
layanan pengadaan secara elektronik yang dilaksanakan oleh unit kerja
terpisah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (4) berlaku
sampai dengan 31 Desember 2023.

3. Kelembagaan
Manajemen Kelembagaan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (PBJP)
yang diimplementasikan dalam bentuk Unit Kerja Pengadaan Barang Jasa
(UKPBJ) memiliki tugas menyelenggarakan dukungan pengadaan pada
K/L/PD.
Pembentukan UKPBJ yang permanen akan membantu pelaku
pengadaan dalam mengidentifikasi siapa yang melakukan apa? Memudahkan
koordinasi, memudahkan pengelolaan pekerjaan, menjadikan fungsi
pengadaan sebagai lembaga yang independen, mandiri dan kredibel.
UKPBJ diharapkan menjadi pusat keunggulan atau Centre of
Excellence (CoE) Pengadaan Barang/Jasa yang diharapkan memaksimalkan
fungsi pengadaan dalam organisasi. Sehingga untuk mencapai keberhasilan
dalam proses Pengadaan Barang/Jasa maka diperlukan komitmen,
profesionalitas, integritas SDM Pengadaan, keterlibatan secara aktif dari
pimpinan, dan inovasi yang terlibat di dalam UKPBJ.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 27
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Dasar Pembentukan UKPBJ adalah Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 sebagaimana telah dirubah di dalam Peraturan Presiden Nomor
12 Tahun 2021. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) adalah
organisasi pemerintah yang dibentuk oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah dimana tugas UKPBJ adalah menyelenggarakan dukungan
Pengadaan Barang/Jasa pada Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah.
Untuk dapat membentuk UKPBJ, maka pembentukannya berpedoman
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka
melaksanakan tugas tersebut di atas, maka fungsi UKPBJ meliputi:
a. Pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa
b. Pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik
c. Pembinaan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Pengadaan
Barang/Jasa
d. Pelaksanaan pendampingan, konsultasi, dan/atau bimbingan teknis
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh menteri/kepala
lembaga/kepala daerah.

Pelaksanaan fungsi pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana


dimaksud diatas meliputi:
a. inventarisasi paket pengadaan barang/jasa;
b. pelaksanaan riset dan analisis pasar barang/jasa;
c. penyusunan strategi pengadaan barang/jasa;
d. penyiapan dan pengelolaan dokumen pemilihan beserta dokumen
pendukung lainnya dan informasi yang dibutuhkan;
e. pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa;
f. penyusunan dan pengelolaan katalog elektronik lokal/sektoral;
g. monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah; dan/atau
h. penyusunan perencanaan dan pengelolaan kontrak pengadaan
barang/jasa.

Sebagai contoh Pembentukan UKPBJ di daerah, ditetapkan oleh


Gubernur ditingkat provinsi dan Bupati/Walikota ditingkat kabupaten/kota.
Pembentukan UKPBJ oleh Gubernur atau Bupati/Walikota bertujuan agar
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 28
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
UKPBJ dapat memberikan pelayanaan pengadaan barang/jasa dan juga
pembinaan dibidang pengadaan barang/jasa pemerintah yang menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi semua perangkat daerah provinsi dan
kabupaten/kota menjadi lebih independen, mandiri dan kredibel. Perangkat
Organisasi UKPBJ sendiri terdiri atas:
a. Kepala UKPBJ;
b. Kepala unit kerja/koordinator unit yang melaksanakan tugas dan fungsi
pengelolaan pengadaan barang/jasa;
c. Kepala unit kerja/koordinator unit yang melaksanakan tugas dan fungsi
pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik;
d. Kepala unit kerja/koordinator unit yang melaksanakan tugas dan fungsi
pembinaan sumber daya manusia dan kelembagaan pengadaan
barang/jasa; dan
e. Kepala unit kerja/koordinator unit yang melaksanakan tugas dan fungsi
pelaksanaan pendampingan, konsultasi dan/atau bimbingan teknis
pengadaan barang/jasa
Dalam melaksanakan kegiatannya, UKPBJ diharapkan dapat
meningkatkan kapabilitas dari UKPBJ melalui model kematangan UKPBJ
yang diharapkan bertujuan untuk menuju pusat keunggulan Pengadaan
Barang/Jasa. Tingkat kematangan dari UKPBJ dibagi menjadi 5 tahapan,
yakni:
a. Inisiasi, yaitu UKPBJ yang pasif dalam merespon setiap permintaan
dengan bentuk yang masih ad-hoc dan belum merefleksikan keutuhan
perluasan fungsi UKPBJ;
b. Esensi, yaitu UKPBJ yang memfokuskan pada fungsi dasar UKPBJ
dalam proses pemilihan, memiliki pola kerja tersegmentasi dan belum
terbentuk kolaborasi antar pelaku proses Pengadaan Barang/Jasa yang
efektif;
c. Proaktif, yaitu UKPBJ yang menjalankan fungsi Pengadaan Barang/Jasa
dengan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pemangku
kepentingan melalui kolaborasi, penguatan fungsi perencanaan
bersama pemangku kepentingan internal maupun eksternal;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 29
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
d. Strategis, yaitu UKPBJ yang melakukan pengelolaan pengadaan
inovatif, terintegrasi dan strategis untuk mendukung pencapaian kinerja
organisasi; dan
e. Unggul, yaitu UKPBJ yang senantiasa melakukan penciptaan nilai
tambah dan penerapan praktik terbaik Pengadaan Barang/Jasa yang
berkelanjutan sehingga menjadi panutan dan mentor untuk UKPBJ
lainnya.
Melihat penjabaran dari tingkat kematangan tertinggi, UKPBJ yang
mencapai kematangan unggul tentunya akan selalu menciptakan nilai tambah
(value creation) yang tentunya dapat memberikan dan merumuskan
penerapan praktik terbaik (best practice) Pengadaan Barang/Jasa. Hal itu,
tentunya akan memberikan nilai tambah dalam jangka panjang dalam
penegakan tujuan Pengadaan Barang/Jasa yang akan memberikan manfaat
yang sangat besar bagi Indonesia.

B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai Sumber Daya Manusia dan
kelembagaan, Anda diminta untuk menjelaskan garis besar dari Sumber Daya
Manusia dan Kelembagaan dibidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, serta
jelaskan peranan strategis yang dibutuhkan untuk mencapai SDM dan
Kelembagaan yang unggul bagi Pengadaan Barang/Jasa menurut pemahaman
Anda!

C. Rangkuman
Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengadaan Barang/Jasa terdiri atas:
1. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa;
2. Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem Pengadaan Barang/Jasa;
dan
3. Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa
Yang dimaksud dengan Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan
Barang/Jasa yang melaksanakan fungsi pengadaan barang/jasa di lingkungan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Sumber Daya Pengelola Fungsi
Pengadaan Barang/Jasa sendiri terdiri atas Pengelola PBJ dan Personel Lainnya.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 30
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Sumber daya Perancang Kebiajakan dan Sistem Pengadaan Barang/Jasa
merupakan sumber daya manusia yang melaksanakan perancang kebijakan dan
pengembangan sistem pengadaan barang/jasa. Sebagai Sumber Daya Perancang
Kebijakan dan Sistem Pengadaan Barang/Jasa, diharapkan individu tersebut
memiliki kompetensi untuk mengkaji dan menganalisis kebijakan atau
pembentukan peraturan perundang-undangan serta kompetensi mengembangan
sistem informasi pengadaan barang/jasa.
Sumber daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa merupakan
sumber daya manusia yang terdiri dari berbagai keahlian tertentu dalam
mendukung pelaksaanaan proses Pengadaan Barang/Jasa, paling sedikit terdiri
atas fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Advokasi dan pendampingan pengadaan barang/jasa;
2. Probity Advisor;
3. Mediator, Konsoliator, dan Arbiter pada Layanan Penyelesaian Sengketa
Kontrak;
4. Pemberi Keterangan Ahli (PKA);
5. Anggota Dewan Sengketa Non Konstruksi; dan
6. Anggota Dewan Sengketa Konstruksi
Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah harus memiliki
kompetensi di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Kompetensi di bidang
PBJP sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan pengadaan barang/jasa
secara produktif, dalam arti efektif, efisien dan berkualitas.
Standar Kompetensi adalah standar kemampuan yang disyaratkan untuk
dapat melakukan pengadaan barang/jasa yang menyangkut aspek pengetahuan,
keterampilan/keahlian, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Pelaku pengadaan perlu memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan
sertifikasi yang wajib dimiliki sesuai pekerjaan yang ditugaskan.
Manajemen Kelembagaan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (PBJP)
yang diimplementasikan dalam bentuk Unit Kerja Pengadaan Barang Jasa
(UKPBJ) yang memiliki tugas menyelenggarakan dukungan pengadaan pada
K/L/PD.
UKPBJ diharapkan menjadi pusat keunggulan atau Centre of Excellence
(CoE) Pengadaan Barang/Jasa yang diharapkan memaksimalkan fungsi

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 31
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
pengadaan dalam organisasi. Sehingga untuk mencapai keberhasilan dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa maka diperlukan komitmen, profesionalitas,
integritas SDM Pengadaan, keterlibatan secara aktif dari pimpinan, dan inovasi
yang terlibat di dalam UKPBJ.

D. Evaluasi Materi Pokok


Berilah tanda X pada pilihan A, B, C, atau D!
1. Yang bukan merupakan Sumber Daya Manusia Pengadaan Barang/Jasa
adalah …..
A. Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa
B. Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem Pengadaan Barang/Jasa
C. Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa
D. Sumber Daya Manusia Bagian Keuangan dan Pengembangan Pegawai
2. Jenjang Awal dari Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
adalah ….
A. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Muda
B. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pertama
C. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Madya
D. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Utama
3. Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa yang
mempunyai kaitan erat dengan pekerjaan konstruksi adalah….
A. Anggota Dewan Sengketa Konstruksi
B. Probity Advisor
C. Advokasi dan pendampingan Pengadaan barang/Jasa
D. Pemberi Keterangan Ahli
4. Yang merupakan materi khusus di dalam Standar Kompetensi Pengadaan
Barang/Jasa Level-1 adalah…..
A. Supply Chain Management
B. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
C. Mengelola Kontrak PBJP
D. PBJP melalui Swakelola

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 32
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
5. Berikut ini adalah tingkat kematangan UKPBJ:
1. Strategis
2. Insiasi
3. Unggul
4. Esensi
5. Proaktif
Urutan Tingkat Kematangan UKPBJ yang benar adalah…..
A. 5-4-1-3-2
B. 1-2-3-4-5
C. 4-1-3-2-5
D. 2-4-5-1-3

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok 2. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda
kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 33
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
BAB IV
PENGAWASAN, PENGADUAN, SANKSI DAN PELAYANAN HUKUM
PADA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan


mampu menjelaskan mengenai Pengawasan, Pengaduan, Sanksi, dan
Pelayanan Hukum pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

A. Uraian Materi
1. Pengawasan Internal
Pengawasan internal/intern merupakan seluruh proses kegiatan audit,
reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan
keyakinan memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok
ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan
pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008).
Penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi di maksud adalah
penyelenggaraan tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah yaitu
Kementerian/Lembaga dan Organisasi Perangkat Daerah pada Pemerintahan
Daerah. Pengawasan intern dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah yang selanjutnya disingkat APIP. APIP dalam hal ini adalah:
a. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern pada Kementerian/Lembaga
b. Inspektorat Provinsi pada Pemerintah Provinsi
c. Inspektorat Kabupaten/Kota pada Pemerintah Kabupaten/Kota
Pengawasan internal yang dapat dilakukan APIP terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi adalah sebagai berikut:
a. Audit, adalah evaluasi terhadap suatu organisasi, sistema, atau proses
atau produk yaitu dengan membandingkan antara kondisi/fakta dengan
kriteria (regulasi, kebijakan, atau krteria lain yang ditetapkan bersama)
misalnya, audit atas laporan keuangan, audit terhadap pegawai yang
melaksanakan pelanggaran integritas,dll
b. Reviu, adalah penelusuran atau penelaahan kembali atas suatu hal atau
proses, misalnya reviu terhadap kebijakan yang ada karena adanya
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 34
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
perubahan kebijakan perundangan yang lebih tinggi atau terbarunya
informasi tehnologi. Reviu juga dapat dilakukan terhadap proses yang
sedang berjalan untuk memastikan bahwa proses telah dilaksanakan
sesuai dengan aturan/prosedur yang ditetapkan.
c. Evaluasi adalah proses yang dilakukan secara teratur dan sistematis
komparasi antara standar atau kriteria yang telah ditentukan dengan
hasil yang diperoleh (program/aktivitas). Dari hasil komparasi kemudian
disusun simpulan dan saran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh seseorang
dengan posisi lebih tinggi dan ditujukan kepada posisi yang lebih rendah
baik secara struktural maupun kemampuan.
d. Evaluasi pada umumnya dilakukan melihat suatu kinerja (performance)
aktivitas atau program.
e. Kegiatan pengawasan lainnya, antara lain menciptakan sistem kendali
dalam upaya memitigasi risiko dari suatu proses/aktivitas berupa
kebijakan atau prosedur, bahkan dengan suatu aplikasi, misalnya
penyelenggaraan whistleblowing systems yang dilaksanakan oleh setiap
Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah.
Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah sebagian kegiatan yang
menunjang penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Oleh
karenanya kegiatan pengawasan intern dalam pengadaan barang/jasa dapat
dilakukan dengan berbagai cara baik, audit, reviu, evaluasi, maupun dengan
kegiatan pengawasan lainnya.
SPSE yang telah dikembangkan oleh LKPP mengakomodir fungsi audit
secara elektronik. Aplikasi ini dapat digunakan oleh para APIP, namun
demikian, saat ini hanya dapat digunakan untuk melakukan pengawasan
terhadap proses pemilihan penyedia.
Pengawasan PBJ dapat dilakukan sejak perencanaan, persiapan,
pemilihan penyedia, pelaksanaan kontrak, dan serah terima pekerjaan,
dengan ruang lingkup yang meliputi:
1) Pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-besarnya
2) Kepatuhan terhadap peraturan
3) Pencapaian TKDN
4) Penggunaan produk dalam negeri
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 35
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
5) Pencadangan dan peruntukkan paket untuk usaha kecil; dan
6) Pengadaan berkelanjutan
Dalam melaksanakan fungsinya APIP setiap K/L/Pemerintah Daerah
dapat melakukan bersama dengan Kementerian teknis terkait atau lembaga
yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nacsonal. Misal
APIP LKPP melakukan audit E-Katalog bersama dengan BPKP. Hasil
pengawasan PBJ akan digunakan sebagai alat pengendalian dalam
pelaksanaan PBJ selanjutnya.

2. Pengaduan oleh Masyarakat


Pengaduan masyarakat adalah informasi/pemberitahuan yang
disampaikan oleh masyarakat, baik perserorangan dan/atau kelompok, pelaku
usaha yang berisi keluhan dan/atau ketidakpuasan terkait dengan proses
pengadaan barang/jasa. Masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat,
penyedia atau pelaku usaha.
Pengaduan masyarakat adalah bentuk pengawasan yang dilakukan
oleh masyarakat yang disampaikan kepada yang diberi kewenangan untuk
menerima dan/atau menindaklanjuti pengaduan masyarakat.
Pengaduan yang dapat disampaikan oleh Pelaku usaha/Peserta
Pemilihan/Penyedia atau masyarakat antara lain:
a. Menemukan indikasi penyimpangan prosedur dalam pemilihan
penyedia.
b. Menemukan indikasi KKN dalam pelaksanaan PBJ.
c. Menemukan pelanggaran persaingan yang sehat pada proses pemilihan
penyedia.
d. Peserta Pemilihan yang telah melakukan sanggah, tetapi masih belum
puas dengan jawaban yang diberikan Pokja Pemilihan.
Penyampaian pengaduan masyarakat harus dilengkapi dengan bukti
yang faktual, kredibel dan, autentik tersaji pada gambar 4.1 dengan proses
sebagai berikut:
a. Pelaku usaha/peserta pemilihan/Penyedia/masyarakat umum
menyampaikan pengaduan kepada APIP secara manual atau melalui

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 36
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
saluran pengaduan (whistleblowing system, e-Pengaduan, atau aplikasi
dengan nama lainnya).
b. Masyarakat umum yang menyampaikan pengaduan terkait PBJ kepada
Aparat Penegak Hukum, Aparat Penegak Hukum meneruskan kepada
APIP Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
c. APIP Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah harus menidaklanjuti
pengaduan tersebut dengan cara audit, reviu, atau evaluasi, sesuai
dengan substansi pengaduannya, dengan membuat laporan sesuai
dengan standar pelaporan APIP.
d. Laporan hasil audit, reviu, atau evaluasi disampaikan kepada
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah.
e. Dalam hal laporan hasil hasil audit/reviu/evaluasi terindikasi KKN yang
merugikan keuangan negara, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
menyampaikan laporan kepada Instansi yang berwenang.

Gambar 4.1 Proses Pengaduan Masyarakat

3. Sanksi
Sanksi dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat
dikenakan kepada peserta pemilihan, pemenang pemilihan, penyedia, baik
dalam proses pemilihan atau katalog dan dapat juga dikenakan kepada

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 37
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan yang melakukan perbuatan
atau tindakan dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah.
Penetapan sanksi dilakukan oleh PA/KPA atau usulan Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen Pengadaan dalam proses pemilihan
penyedia non katalog atau Usulan PPK dalam proses penerbitan SPPBJ atau
pelaksanaan kontrak.
Sedangkan sanksi kepada peserta pemilihan, penyedia dalam proses
pemilihan penyedia katalog dan E-purchasing ditetapkan oleh Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah atas usulan Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
dan/atau PPK.
Sanksi yang diberikan kepada peserta pemilihan, pemenang pemilihan
dan penyedia dapat berupa:
a. Sanksi digugurkan dalam pemilihan;
b. Sanksi pencairan jaminan;
c. Sanksi daftar hitam;
d. Sanksi ganti kerugian;
e. Sanksi denda;
f. penghentian sementara dalam sistem transaksi E-purchasing, dan/atau
g. Sanksi penurunan pencantuman penyedia di dalami E-katalog.
Sanksi yang diberikan kepada PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/Pokja
Pemilihan berupa sanksi administratif, hukuman disipilin baik ringan, sedang,
bahkan berat.
Peserta pemilihan atau Penyedia yang terkena sanksi Daftar Hitam
akan diumumkan secara nasional dalam Daftar Hitam Nasional yang
diselenggarakan oleh LKPP. Perbuatan atau tindakan pelaku pengadaan
sebagai peserta pemilihan, pemenang pemilihan, penyedia disajikan pada
tabel 4.1.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 38
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Tabel 4.1 Pelanggaran dan Sanksi dalam Proses PBJ
Sanksi
Proses PBJ No Pelanggaran Sanksi
Kepada
Pengenaan Sanksi atas Usulan Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen
Pengadaan
Pemilihan Peserta 1 Dokumen atau 1. Digugurkan dalam
Penyedia Pemilihan keterangan pemilihan
palsu/tidak benar 2. Pencairan jaminan
2 Indikasi penawaran dan
Persengkongkolan 3. Daftar hitam (2 tahun)
3 Indikasi KKN
4 Mengundurkan diri, 1. Pencairan jaminan
alasan yang tidak penawaran dan
bisa diterima 2. Daftar hitam (1 tahun)
Pengenaan Sanksi atas Usulan PPK
Penerbitan Pemenang 1 Mengundurkan diri 1. Pencairan jaminan
SPPBJ Pemilihan sebelum penawaran dan
penandatanganan 2. Daftar hitam (1 tahun)
kontrak
Pelaksanaan Penyedia 1 Tidak melaksanakan 1. Pencairan jaminan
Kontrak kontrak, tidak pelaksanaan/jaminan
menyelesaikan pemeliharaan dan
pekerjaan, atau tidak 2. daftar hitam (1 tahun)
melaksanakan
kewajiban dalam
masa pemeliharaan.
2 Menyebabkan Ganti kerugian sebesar
kegagalan bangunan nilai kerugian yang
ditimbulkan
3 Menyerahkan Ganti kerugian sebesar
Jaminan yang tidak nilai kerugian yang
dapat dicairkan ditimbulkan
4 Melakukan Ganti kerugian sebesar
kesalahan dalam nilai kerugian yang
perhitungan volume ditimbulkan
hasil pekerjaan
berdasarkan hasil
audit
5 Menyerahkan Ganti kerugian sebesar
barang/jasa yang nilai kerugian yang
kualitasnya tidak ditimbulkan
sesuai dengan
Kontrak berdasarkan
hasil audit
6 Terlambat Denda keterlambatan
menyelesaikan sebesar 10/00 (satu permil)
pekerjaan sesuai dari nilai kontrak atau nilai
dengan bagian kontrak untuk
Kontrak setiap hari keterlambatan
(tidak termasuk PPN).
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 39
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Perbuatan atau tindakan pelaku pengadaan sebagai peserta pemilihan,
pemenang pemilihan penyedia pada proses Katalog dan E-purchasing
disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Pelanggaran dan Sanksi dalam Proses Katalog dan E-purchasing
Sanksi
Proses No Pelanggaran Sanksi
Kepada
Pengenaan Sanksi atas Usulan Pokja Pemilihan/ Pejabat Pengadaan/Agen
Pengadaan
Pemilihan Peserta 1 menyampaikan
Penyedia Pemilihan dokumen atau
Katalog keterangan
palsu/tidak benar
untuk memenuhi
persyaratan yang
ditentukan di dalam 1. Digugurkan dalam
dokumen pemilihan pemilihan dan
2 terindikasi melakukan 2. daftar hitam (2
persekongkolan tahun)
dengan peserta lain
untuk mengatur
harga penawaran
3 terindikasi melakukan
KKN dalam pemilihan
Penyedia
4 mengundurkan diri
dengan alasan yang
tidak dapat diterima
Pokja Pemilihan. Daftar hitam (1 tahun)
5 Tidak
menandatangani
kontrak katalog.
Pengenaan Sanksi atas Usulan PPK
E-purchasing Penyedia 1 Tidak memenuhi Penurunan
kewajiban dalam pencantuman
kontrak pada katalog Penyedia dari katalog
elektronik elektronik selama 1
(satu) tahun.
2 Tidak memenuhi Penghentian
kewajiban dalam sementara dalam
kontrak pada surat sistem transaksi E-
pesanan purchasing selama 6
(enam) bulan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 40
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Perbuatan atau tindakan pelaku pengadaan sebagai PA/KPA/PPK/Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan pada proses pengadaan barang/jasa pemerintah dan
proses katalog dan E-purchasing disajikan pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Pelanggaran dan Sanksi Terhadap Pelaku Pengadaan sesuai


Proses Pengadaan
Proses
Kepada No Pelanggaran Sanksi Keterangan
Pengadaan
Seluruh PA/KPA/PPK/Pejabat 1 Lalai Administratif Pemberian
Proses Pengadaan/Pokja melakukan Sanksi
Pengadaan Pemilihan. suatu dilaksanakan
perbuatan oleh Pejabat
yang menjadi Pembina
kewajibannya Kepegawaian/
pejabat yang
berwenang
sesuai
ketentuan
perundang-
undangan.
2 Melanggar Hukuman Berdasarkan
pakta disiplin putusan
integritas ringan, Komisi
sedang, Pengawas
atau berat. Persaingan
Usaha,
Peradilan
Umum, atau
Peradilan
Tata Usaha
Negara.

Terhadap Penyelenggara Swakelola, berdasarkan ketentuan yang telah


dijabarkan di dalam Peraturan Lembaga terkait dengan pedoman swakelola
diatur sebagaimana diatur di dalam tabel 4.4.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 41
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Tabel 4.4 Pelanggaran dan Sanksi Terhadap Pelaku Pengadaan sesuai Proses
Pengadaan
Tipe
No Sanksi Keterangan
Swakelola
1 Tipe I Pembatalan Sanksi dapat dikenakan kepada
sebagai Penyelenggara Swakelola atas adanya
penyelenggara pelanggaran penyelenggaraan Swakelola
swakelola berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh
PPK terhadap Penyelenggara Swakelola.
Penilaian PPK terhadap Penyelenggara
Swakelola dapat berdasarkan atas
penilaian PPK . Pengenaan sanksi sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan.
2 Tipe II Pembatalan Sanksi dapat dikenakan kepada
sebagai Penyelenggara Swakelola atas adanya
Pelaksana pelanggaran penyelenggaraan Swakelola
Swakelola berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh
PPK terhadap Penyelenggara Swakelola.
3 Tipe III Penilaian PPK terhadap Penyelenggara
Swakelola dapat berdasarkan atas
penilaian PPK mandiri, ataupun laporan tim
pengawas kepada PPK. Pengenaan sanksi
sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam kontrak
4 Tipe IV Sanksi dapat dikenakan kepada
Penyelenggara Swakelola atas adanya
pelanggaran penyelenggaraan Swakelola
berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh
PPK terhadap Penyelenggara Swakelola.
Pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak

Sanksi hukuman disiplin ringan, sedang, atau berat dikenakan kepada


PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan yang terbukti melanggar
pakta integritas berdasarkan putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha,
Peradilan Umum, atau Peradilan Tata Usaha Negara.
Dalam pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil, dijelaskan Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin,
mulai dari disiplin ringan, sedang dan berat. Sanksi ringan seperti teguran
sampai dengan sanksi berat seperti pemberhentian dengan tidak hormat
sebagai PNS.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 42
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Terhadap peserta pemilihan/penyedia dapat pula dikenakan sanksi
daftar hitam yang berupa larangan mengikuti Pengadaan Barang/Jasa di
seluruh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah dalam jangka waktu
tertentu. Perbuatan atau tindakan peserta pemiihan/penyedia yang dikenakan
sanksi daftar hitam, yaitu:
a. Peserta Pemilihan menyampaikan dokumen atau keterangan
palsu/tidak benar untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
Dokumen Pemilihan;
b. Peserta Pemilihan terindikasi melakukan persekongkolan dengan
peserta lain untuk mengatur harga penawaran;
c. Peserta Pemilihan terindikasi melakukan Korupsi, Kolusi, dan/atau
Nepotisme (KKN) dalam pemilihan Penyedia;
d. Peserta Pemilihan yang mengundurkan diri dengan alasan yang tidak
dapat diterima Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen Pengadaan;
e. Peserta Pemilihan yang tidak menandatangani kontrak katalog;
f. Pemenang Pemilihan yang mengundurkan diri sebelum
penandatanganan Kontrak dengan alasan yang tidak dapat diterima
oleh PPK;
g. Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak menyelesaikan
pekerjaan, atau dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK
yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia Barang/Jasa; atau
h. Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan
sebagaimana mestinya.

Sanksi daftar hitam berlaku juga bagi peserta yang bergabung dalam
satu konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerja sama lain.
Pengenaan sanksi daftar hitam terhadap peserta pemilihan/penyedia
mengacu pada perjanjian konsorsium/kerja sama operasi/ kemitraan/bentuk
kerja sama lain, yaitu:
a. Sanksi daftar hitam yang dikenakan kepada kantor pusat perusahaan
berlaku juga untuk seluruh kantor cabang/perwakilan perusahaan.
b. Sanksi daftar hitam yang dikenakan kepada kantor cabang/perwakilan
perusahaan berlaku juga untuk kantor cabang/perwakilan lainnya dan
kantor pusat perusahaan.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 43
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
c. Sanksi daftar hitam yang dikenakan kepada perusahaan induk tidak berlaku
untuk anak perusahaan.
d. Sanksi daftar hitam yang dikenakan kepada anak perusahaan tidak berlaku
untuk perusahaan induk.

4. Pelayanan Hukum
Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam pelaksanaannya
terlepas dari permasalahan hukum yang disebabkan oleh pelanggaran,
sengketa kontrak dan tindakan-tindakan penyimpangan (penyuapan,
mengurangi kualitas dan kuantitas, kolusi pengelembungan harga) yang
akhirnya berujung pada persoalan hukum perdata atau hukum pidana.
Oleh karena itu perlu adanya pelayanan terhadap pelaku pengadaan
yang telah bersungguh-sungguh dan penuh dedikasi melaksanakan tugas,
pokok dan fungsi (tupoksi)nya dalam kegiatan pengadaan barang/jasa
Pemerintah, tetapi terkena permasalahan hukum. Selain itu perlu diberikan
petunjuk terhadap penyelesaian sengketa kontrak, untuk memberikan rasa
aman, nyaman dan perlindungan hukum kepada pelaku pengadaan
barang/jasa pemerintah.
Pelayanan hukum bagi pelaku pengadaan yang terkena permasalahan
hukum dalam kegiatan PBJP yang dalam hal ini adalah PA/KPA/PPK/Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan wajib diberikan oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
Pelayanan hukum sebagaimana dimaksud di atas diberikan sejak
proses penyelidikan hingga tahap putusan pengadilan. Pelayanan hukum
tidak berlaku bagi pelaku pengadaan selaku penyedia organisasi
kemasyarakatan, kelompok masyarakat penyelenggara swakelola, dan Agen
Pengadaan Perorangan atau berbentuk Badan Usaha.

5. Penyelesaian Sengketa
Sesuai Pasal 85 Peraturan Presiden 16 Tahun 2018 sebagaimana
diubah dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 menyatakan bahwa
penyelesaian sengketa kontrak antara PPK dan Penyedia dalam pelaksanaan
Kontrak dapat dilakukan melalui layanan penyelesaian sengketa kontrak,
arbitrase, Dewan Sengketa Konstruksi, atau penyelesaian melalui pengadilan.
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 44
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Ketentuan mengenai Dewan Sengketa Konstruksi diatur dengan peraturan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat.
Pemilihan metode penyelesaian sengketa mempunyai karakteristik
masing-masing dimana pemilihannya akan sangat bergantung kepada
kebijakan setiap organisasi. Pada penyelesaian perselisihan melalui
pengadilan (litigasi), salah satu pihak membawa kasus perselisihan ke
pengadilan umum untuk diselesaikan secara hukum. Alternatif lain adalah
menyelesaikan persengketaaan melalui arbitrase dimana penyelesaian
sengketa dilakukan oleh badan swasta yang dilakukan di luar mahkamah
seperti, Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) atau Arbitrase
Internasional yang ada di negara-negara lain.
Dalam rangka mencegah kerugian yang lebih besar disebabkan oleh
proses penyelesaian sengketa yang panjang dan juga biaya yang ditimbulkan,
maka sebaiknya dilakukan melalui mediasi, negosiasi dan konsolidasi
sebelum masuk ke penyelesaian melalui arbitrase dan litigasi.
Selanjutnya, LKPP menyelenggarakan layanan alternatif penyelesaian
sengketa sebagaimana dimaksud di atas berupa Layanan Penyelesaian
Sengketa Pengadaan Barang/Jasa. Layanan ini ditetapkan berdasarkan
Peraturan Lembaga Nomor 18 Tahun 2018 Tentang Layanan Penyelesaian
Sengketa Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak adalah layanan yang
ditetapkan sebagai alternatif penyelesaian sengketa kontrak PBJP.
Sengketa Kontrak yang dimaksud adalah perselisihan yang timbul
dimulai dari penandatangan kontrak hingga berakhirnya kontrak pengadaan
barang/jasa pemerintah antara pemilik pekerjaan dan pelaksana pekerjaan
yang terikat hubungan kontraktual dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.

6. Pembinaan kepada Penyedia


Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
berdasarkan Peraturan Lembaga Nomor 4 Tahun 2021 tentang Pembinaan
Pelaku Usaha Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah merupakan proses
pengembangan daya saing dan kapabilitas Pelaku Usaha sebagai mitra

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 45
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Pemerintah yang disertai usaha perbaikan dan penyempurnaan yang
dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Dengan adanya pembinaan pelaku usaha, diharapkan output yang
diberikan oleh Pelaku Usaha dapat memberikan manfaat yang maksimal
terhadap Pemerintah selaku user dari barang/jasa pelaku usaha serta
memberikan mekanisme sanksi yang lebih jelas bagi Pelaku Usaha. Ruang
lingkup dari pembinaan kepada penyedia meliputi:
a. Pemberian peningkatan kapasitas Pelaku Usaha
b. Pemberian dukungan
c. Penilian Kinerja Penyedia Barang/Jasa; serta
d. Pengenaan Sanksi Daftar Hitam
Kebijakan Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah meliputi:
a. Meningkatkan kualitas perencanaan pengadaan barang/jasa
b. Meningkatkan penggunaan barang/jasa dalam negeri dan Standar
Nasional Indonesia (SNI)
c. Memperluas kesempatan berusaha bagi Pelaku Usaha
d. Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan Pelaku Usaha Kecil dan
Koperasi
e. Meningkatkan kapasitas dan kinerja Pelaku Usaha; dan
f. Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan.

Tujuan dari pembinaan pelaku usaha antara lain adalah untuk:


a. Meningkatkan daya saing dan iklim usaha yang sehat
b. Memperluas keterlibatan Pelaku Usaha Kecil dan Koperasi
c. Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dan Pengadaan
Berkelanjutan
d. Meningkatkan kualitas barang/jasa yang dihasilkan oleh Pelaku Usaha
serta
e. Mendorong penggunaan inovasi
Pembinaaan kepada Pelaku Usaha Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (selanjutnya disebut Pelaku Usaha) tidak hanya dilakukan oleh
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), namun juga
perlu dilakukan oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah sesuai
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 46
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
dengan tugas dan kewenangan masing-masing. Di samping itu, dalam
pembinaan kepada Pelaku Usaha juga diperlukan kolaborasi dengan dunia
usaha, asosiasi pelaku usaha, asosiasi/organisasi profesi, perguruan tinggi
serta pemangku kebijakan terkait lainnya sehingga akan tercapai peningkatan
kompetensi dan kemampuan dalam melakukan kegiatan/usaha bagi Pelaku
Usaha. Dalam rangka pembinaan Pelaku Usaha, Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah dapat bekerja sama dengan dunia usaha, asosiasi pelaku
usaha, asosiasi/organisasi profesi, perguruan tinggi, organisasi
kemasyarakatan, dan pemangku kepentingan lain, misalnya lembaga
donor/mitra pembangunan.
Bentuk pemberian peningkatan kapasitas yang dapat ditawarkan
kepada pelaku usaha antara lain adalah dalam bentuk sosialisi, bimbingan
teknis, dan/atau pelatihan. Pendampingan untuk meningkatkan kualitas
barang/jasa yang dihasilkan serta bentuk peningkatan kapasitas lainnya.
Diharapkan pemberian peningkatan kapasitas akan memberikan pelaku usaha
mengenai gambaran terhadap regulasi serta mekanisme terbaru dari
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sehingga dapat lebih mempersiapkan
diri untuk mengikuti proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan juga
mematangkan produk dan jasa yang dimiliki sehingga dapat bermanfaat untuk
meningkatkan pendapatan dari Pelaku Usaha dan juga value dari pelaku
usaha itu sendiri, serta berbagai peningkatan kapasitas lainnya yang dapat
diberikan sesuai dengan peraturan yang ada.
Kemudian, di dalam proses pembinaan kepada penyedia,
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan
kewenangan masing-masing dapat memberikan dukungan kepada penyedia
dalam bentuk:
a. Pemberian informasi peluang usaha
b. Penyelenggaraan sistem informasi Pengadaan Barang/Jasa dan sistem
pendukungnya
c. Peningkatan akses terhadap sumber pembiayaan, inovasi dan
teknologi, serta dukungan lainnya yang diperlukan kepada Penyedia.
Selain pemberian dukungan Penyedia juga diawasi dan dinilai kinerja
oleh Pejabat Pembuat Komitmen sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
Penilaian Kinerja Penyedia Barang/Jasa (Penilaian Kinerja) merupakan
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 47
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
aktivitas dan proses untuk mengukur kinerja Penyedia dalam melaksanakan
pekerjaan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Penilaian Kinerja
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hasil atas barang/jasa yang
dihasilkan oleh Penyedia. Penilaian didasarkan pada kinerja Penyedia dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ruang lingkup yang telah ditetapkan
dalam kontrak. Penilaian kinerja sendiri mempunyai tujuan untuk:
a. Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan dalam rangka menjamin
kualitas barang/jasa hasil pekerjaan Penyedia
b. Memperoleh profil Penyedia berdasarkan kinerja dalam pelaksanaan
kontrak
c. Melaksanakan mitigasi risiko pelaksanaan pekerjaan
d. Menghasilkan umpan balik bagi Penyedia untuk dapat meningkatkan
kinerjanya berdasarkan pada hasil kinerja sesuai kontrak
e. Memberikan indikator peningkatan kapasitas yang dibutuhkan oleh
Penyedia.

Penilaian kinerja sendiri dilakukan dengan prinsip sebagai berikut:


a. sederhana, mudah, dan aplikatif
b. Transparan, objektif, proporsional. Dan
c. Profesional dan berintegritas.

Tata cara penilaian kinerja kepada penyedia dilakukan sebagai berikut:


a. Penilaian Kinerja dilaksanakan oleh PPK melalui SIKaP, atas
pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh Penyedia selama
masa pelaksanaan pekerjaan sampai dengan proses pembayaran
termasuk masa pemeliharaan/garansi jika ada
b. PPK melakukan Penilaian Kinerja setelah:
1) Penyedia melakukan serah terima hasil pekerjaan kepada PPK
melalui Berita Acara Serah Terima (BAST) dan/atau Berita Acara
Serah Terima Akhir (BAST-A) untuk pekerjaan barang/jasa yang
memerlukan masa pemeliharaan/garansi
2) PPK menghentikan kontrak karena keadaan kahar dan pekerjaan
tidak dapat dilanjutkan/diselesaikan; atau
3) PPK melakukan pemutusan kontrak karena kesalahan Penyedia
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 48
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
c. Dalam melakukan penilaian kinerja, PPK dapat dibantu oleh Pengelola
Pengadaan Barang/Jasa, tenaga ahli, dan/atau pihak lain yang
kompeten
d. Penilaian Kinerja pada e-Purchasing melalui Toko Daring dilakukan
berdasarkan syarat dan ketentuan yang berlaku pada masing-masing
Toko Daring
Aspek, indikator dan bobot yang dipergunakan untuk menilai kinerja
penyedia terdiri atas:
a. Kualitas dan kuantitas dengan indikator kesesuaian diberikan bobot
30%;
b. Biaya dengan indikator kemampuan pengendalian biaya diberikan bobot
20%;
c. Waktu dengan indikator ketepatan diberikan bobot 30%;
d. Layanan dengan indikator komunikasi dan tingkat respon diberikan
bobot 20%.
Hasil dari penilaian kinerja sendiri dapat dijadikan pertimbangan dalam
proses pengadaan. Lebih lanjut, kementerian/Lembaga/pemerintah daerah
juga diharapkan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja
penyedia.
Selain evaluasi terhadap kinerja penyedia, di dalam Peraturan Lembaga
Nomor 4 Tahun 2021 juga diatur secara detil mengenai sanksi daftar hitam.
Dalam rangka mewujudkan daya saing dan menciptakan iklim usaha yang
sehat, diperlukan Pembinaan Pelaku Usaha secara terarah. Salah satu bentuk
Pembinaan Pelaku Usaha berupa pengenaan Sanksi Daftar Hitam. Sanksi
Daftar Hitam merupakan sanksi yang diberikan kepada peserta
pemilihan/Penyedia berupa larangan mengikuti Pengadaan Barang/Jasa di
seluruh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah dalam jangka waktu
tertentu. Tujuan dari pengenaan Sanksi Daftar Hitam bukan semata-mata
untuk memberikan hukuman kepada Pelaku Usaha atas perilaku/kinerjanya
yang tidak baik, namun di satu sisi juga akan mendorong Pelaku Usaha untuk
berperilaku/berkinerja baik.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 49
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Peserta pemilihan/penyedia dikenakan Sanksi Daftar Hitam dalam hal:
a. peserta pemilihan menyampaikan dokumen atau keterangan palsu/tidak
benar untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Dokumen
Pemilihan
b. peserta pemilihan terindikasi melakukan persekongkolan dengan
peserta lain untuk mengatur harga penawaran
c. peserta pemilihan terindikasi melakukan Korupsi, Kolusi, dan/atau
Nepotisme (KKN) dalam pemilihan Penyedia
d. peserta pemilihan yang mengundurkan diri dengan alasan yang tidak
dapat diterima Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen Pengadaan
e. peserta pemilihan yang mengundurkan diri atau tidak menandatangani
kontrak katalog
f. pemenang Pemilihan mengundurkan diri dengan alasan yang tidak
dapat diterima sebelum penandatanganan kontrak
g. Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak menyelesaikan
pekerjaan, atau dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK
yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia Barang/Jasa
h. Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan
sebagaimana mestinya.
i. Peserta pemilihan/Penyedia yang bergabung dalam satu
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerja sama lain
dikenakan Sanksi Daftar Hitam
j. Pengenaan Sanksi Daftar Hitam terhadap Peserta pemilihan/Penyedia
yang bergabung dalam satu konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerja sama lain mengacu pada perjanjian
konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain
k. Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada kantor pusat
perusahaan/kantor cabang/perwakilan perusahaan dilaksanakan
dengan ketentuan:
1) Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada kantor pusat
perusahaan berlaku juga untuk seluruh kantor cabang/perwakilan
perusahaan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 50
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
2) Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada kantor
ccabang/perwakilan perusahaan berlaku juga untuk kantor
cabang/perwakilan lainnya dan kantor pusat perusahaan.
3) Sanksi Daftar Hitam yang dikenakan kepada perusahaan induk
tidak berlaku untuk anak perushaaan begitupun sebailiknya.
l. Masa berlaku Sanksi Daftar Hitam yaitu:
1) Sanksi Daftar Hitam berlaku sejak tanggal Surat Keputusan
ditetapkan dan tidak berlaku surut (non- retroaktif)
2) Penyedia yang terkena Sanksi Daftar Hitam dapat menyelesaikan
pekerjaan lain, jika kontrak pekerjaan tersebut ditandatangani
sebelum pengenaan sanksi
3) Peserta pemilihan yang melakukan perbuatan sebagai berikut:
(a) Peserta pemilihan menyampaikan dokumen atau keterangan
palsu/tidak benar untuk memenuhi persyaratan yang
ditentukan dalam Dokumen Pemilihan
(b) Peserta pemilihan terindikasi melakukan persekongkolan
dengan peserta lain untuk mengatur harga penawaran
(c) Peserta pemilihan terindikasi melakukan Korupsi, Kolusi,
dan/atau Nepotisme (KKN) dalam pemilihan Penyedia
Dikenakan Sanksi Daftar Hitam selama 2 tahun.
4) Peserta pemilihan yang melakukan perbuatan sebagai berikut:
(a) Peserta pemilihan yang mengundurkan diri dengan alasan
yang tidak dapat diterima Pejabat Pengadaan/Pokja
Pemilihan/Agen Pengadaan
(b) Peserta pemilihan yang mengundurkan diri atau tidak
menandatangani kontrak katalog dikenakan Sanksi Daftar
Hitam selama 1 tahun.
5) Dalam hal pemenang pemilihan/Penyedia yang melakukan
perbuatan sebagai berikut:
(a) pemenang Pemilihan mengundurkan diri dengan alasan yang
tidak dapat diterima sebelum penandatanganan kontrak
(b) Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak
menyelesaikan pekerjaan, atau dilakukan pemutusan kontrak

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 51
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
secara sepihak oleh PPK yang disebabkan oleh kesalahan
Penyedia Barang/Jasa
(c) Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa
pemeliharaan sebagaimana mestinya
Dikenakan Sanksi Daftar Hitam selama 1 tahun.
m. Tata cara dari penetapan Sanksi Daftar Hitam adalah sebagai berikut:
1) Pengusulan dari PPK/Pokja Pemilihan/PP/Agen Pengadaan
berdasarkan temuan dari penelitian dokumen dan klarifikasi
kepada pihak terkait sehubungan dengan pelanggaran yang
dilakukan oleh Peserta Pemilihan/Penyedia. PPK/Pokja
Pemilihan/PP/Agen Pengadaan kemudian menyampaikan usulan
penetapan Sanksi Daftar Hitam kepada PA/KPA atau KLPD
(dalam proses katalog).
2) Pemberitahuan dari PPK/Pokja Pemilihan/PP/Agen pengadaan
menyampaikan tembusan/Salinan surat usulan penetapan Sanksi
Daftar Hitam kepada peserta pemilihan pada hari yang sama
dengan waktu penyampaian usulan penetapan Sanksi Daftar
Hitam.
3) Peserta pemilihan/Penyedia yang merasa keberatan atas usulan
penetapan Sanksi Daftar Hitam sebagaimana dimaksud dalam
angka 4.3.2 dapat mengajukan surat keberatan kepada PA/KPA
atau Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dengan
menyampaikan tembusan ke Aparat Pengawas Intern Pemerintah
(APIP) disertai dengan bukti pendukung paling lambat diajukan 5
hari kerja.
4) PA/KPA atau KLPD menyampaikan surat permintaan
rekomendasi kepada APIP yang bersangkutan berdasarkan
usulan penetapan Sanksi Daftar Hitam atau keberatan dengan
disertai bukti pendukungnya paling lambat 5 hari kerja sejak
usulan/surat keberatan diterima.
5) APIP menindaklanjuti permintaan rekomendasi dan keberatan.
6) PA/KPA atau KLPD menerbitkan Surat Keputusan Penetapan
Sanksi Daftar Hitam berdasarkan usulan penetapan Sanksi daftar

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 52
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
hitam dan rekomendasi APIP paling lambat 5 hari kerja sejak
rekomendasi diterima oleh PA/KPA atau KPLD.

Wewenang dari penayangan informasi peserta pemilihan/Penyedia


yang dikenakan dalam Daftar Hitam Nasional terdapat di PA/KPA.
Penayangan sanksi Daftar Hitam dilakukan dengan melampirkan Surat
Keputusan Penetapan Sanksi Daftar Hitam beserta kelengkapan dokumen
pendukung paling lambat 5 hari kerja sejak tanggal Surat Keputusan
ditetapkan. Unit kerja yang melaksanakan fungsi layanan pengadaan secara
elektronik kemudian menonaktifkan akun peserta pemilihan/penyedia yang
dikenakan Sanksi Daftar Hitam dalam system pengadaan secara elektronik.
Kebenaran atas isi Surat Keputusan Penetapan Sanksi Datar Hitam dan
kelengkapan dokumen pendukung adalah menjadi tanggung jawab PA/KPA
aau KPLD yang menetapkan.

B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi, Dan Pelayanan Hukum Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta
pembinaan kepada penyedia, Anda diminta untuk menjelaskan garis besar dari
Proses Pengawasan, Pengaduan dan Sanksi serta Pelayanan Hukum Pada
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan mengapa hal tersebut menjadi penting!

C. Rangkuman
Pengawasan internal/intern merupakan seluruh proses kegiatan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan memadai
bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Pengawasan Internal yang dapat
dilakukan oleh APIP terdiri dari Audit, Reviu, Evaluasi, dan Kegiatan Pengawasan
Lainnya.
Pengawasan PBJ dapat dilakukan sejak perencanaan, persiapan, pemilihan
penyedia, pelaksanaan kontrak, dan serah terima pekerjaan, dengan ruang
lingkup yang meliputi:
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 53
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
1. Pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-besarnya
2. Kepatuhan terhadap peraturan
3. Pencapaian TKDN
4. Penggunaan produk dalam negeri
5. Pencadangan dan peruntukkan paket untuk usaha kecil; dan
6. Pengadaan berkelanjutan
Pengaduan masyarakat adalah informasi/pemberitahuan yang disampaikan
oleh masyarakat, baik perserorangan dan/atau kelompok, pelaku usaha yang
berisi keluhan dan/atau ketidakpuasan terkait dengan proses pengadaan
barang/jasa. Masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat, penyedia atau pelaku
usaha.
Sanksi dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah dapat dikenakan
kepada peserta pemilihan, pemenang pemilihan, penyedia, baik dalam proses
pemilihan atau katalog dan dapat juga dikenakan kepada PA/KPA/PPK/Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan yang melakukan perbuatan atau tindakan dalam
proses pengadaan barang/jasa pemerintah.
Penetapan sanksi dilakukan oleh PA/KPA atau usulan Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan/Agen Pengadaan dalam proses pemilihan penyedia
non katalog atau Usulan PPK dalam proses penerbitan SPPBJ atau pelaksanaan
kontrak.
Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam pelaksanaannya
terlepas dari permasalahan hukum yang disebabkan oleh pelanggaran, sengketa
kontrak dan tindakan-tindakan penyimpangan (penyuapan, mengurangi kualitas
dan kuantitas, kolusi pengelembungan harga) yang akhirnya berujung pada
persoalan hukum perdata atau hukum pidana.
Oleh karena itu perlu adanya pelayanan terhadap pelaku pengadaan yang
telah bersungguh-sungguh dan penuh dedikasi melaksanakan tugas, pokok dan
fungsi (tupoksi)nya dalam kegiatan pengadaan barang/jasa Pemerintah, tetapi
terkena permasalahan hukum. Selain itu perlu diberikan petunjuk terhadap
penyelesaian sengketa kontrak, untuk memberikan rasa aman, nyaman dan
perlindungan hukum kepada pelaku pengadaan barang/jasa pemerintah.
Selain itu, proses pembinaan penyedia merupakan proses pengembangan
daya saing dan kapabilitas Pelaku Usaha sebagai mitra Pemerintah yang disertai

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 54
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
usaha perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan secara efisien dan efektif
untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Dengan adanya pembinaan pelaku usaha, diharapkan output yang diberikan
oleh Pelaku Usaha dapat memberikan manfaat yang maksimal terhadap
Pemerintah selaku user dari barang/jasa pelaku usaha serta memberikan
mekanisme sanksi yang lebih jelas bagi Pelaku Usaha

D. Evaluasi Materi Pokok


Berilah tanda X pada pilihan A, B, C, atau D!
1. Evaluasi terhadap suatu organisasi, sistema, atau proses atau produk yaitu
dengan membandingkan antara kondisi/fakta dengan kriteria (regulasi,
kebijakan, atau krteria lain yang ditetapkan bersama) misalnya, audit atas
laporan keuangan, audit terhadap pegawai yang melaksanakan pelanggaran
integritas,dll adalah definisi dari…..
A. Evaluasi
B. Whistle Blowing System
C. Audit
D. Reviu
2. Yang bukan merupakan ruang lingkup Pengawasan PBJ adalah….
A. Pencapaian TKDN
B. Penegakan etika pengadaan
C. Kepatuhan terhadap peraturan
D. Penggunaan Produk dalam Negeri
3. Pelaku Usaha/peserta pemilihan/Penyedia/Masyarakat umum menyampaikan
pengaduan kepada…. secara manual atau melalui saluran pengadaan.
A. PA dan KPA
B. PPK
C. Pokja Pemilihan
D. APIP

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 55
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
4. Sanksi Pencairan jaminan penawaran dan Daftar Hitam selama 1 tahun
dikenakan bagi Penyedia yang…..
A. Terindikasi melakukan KKN
B. Telah menerima SPPBJ namun mengundurkan diri sebelum
penandatanganan kontrak
C. Terindikasi melakukan persengkongkolan
D. Mengundurkan diri dengan alasan yang tidak bisa diterima pada proses
pemilihan penyedia
5. Yang bukan merupakan alternatif penyelesaian sengketa adalah…..
A. Dewan Sengketa Konstruksi
B. Arbitrase
C. Layanan Penyelesaian sengketa Kontrak LKPP
D. Negosiasi

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok 2. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 3 terutama bagian yang belum anda
kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 56
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 merupakan bentuk tindak lanjut
dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang mana
merupakan langkah konkrit dari pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional
yang erat kaitannya dengan Pengadaan Barang/Jasa sebagai media untuk
mendapatkan aset-aset produktif yang berguna untuk menggerakan
perekonomian dan pelayanan publik.
3 bab di dalam Modul ini merupakan modul yang mempunyai alur linear
yang bicara mengenai pengadaan barang/jasa secara elektronik, Sumber Daya
Manusia dan kelembagaan serta Pengawasan, pengaduan, sanksi dan pelayanan
hukum di bidang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah.
Pengenalan proses Pengadaan secara elektronik bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai infrastruktur pengadaan barang/jasa saat ini
yang bergerak secara digital dengan tujuan untuk peningkatan dan efisiensi
proses pengadaan barang/jasa. Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan adalah
core instrument dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah, oleh karena
itu, perlu adanya pengenalan mengenai SDM dan kelembagaan di bidang
Pengadaan Barang/Jasa pemerintah serta standar kompetensi dan standar
pengembangannya.
Terakhir, pengenalan Pengawasan, pengaduan, sanksi dan pelayanan
hukum di bidang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah bertujuan untuk
memberikan gambaran mengenai mekanisme tersebut yang berguna dalam
tahapan implementasi Pengadaan Barang/Jasa yang akan dilakukan serta
bagaimana cara mengelola sengketa yang terjadi pada proses pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

B. Implikasi
Dengan berlakunya Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 yang
merupakan salah satu bentuk kontribusi terhadap Program Pemulihan Ekonomi
Nasional, maka dapat dikatakan menjadi sangat relevan untuk 3 bab yang telah
disajiikan itu untuk menjadi pengetahuan dasar yang wajib diampu oleh setiap
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 57
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
pelaku pengadaan yang ada sehingga dapat mengetahui proses Pengadaan
Barang/Jasa Pemerrintah dari sisi sitem dan infrratstruktur, Sumber Daya Manusia
dan kelembagaan yang menjalakan sistem tersebut, hingga layanan hukum dan
pengawasan terkait implementasi proses Pengadaan barang/Jasa Pemerintah
yang terkait.

C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang
pengadaan barang/jasa secara elektronik, sumber daya manusia dan
kelembagaan, pengawasan, pengaduan, sanksi dan pelayanan hukum, maka
setelah mempelajari modul ini peserta dapat mempelajari materi ini, dengan
mengikuti pelatihan lanjutan/pelatihan kompetensi lainnya serta mempelajari
berbagai referensi yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa secara
elektronik, sumber daya manusia dan kelembagaan, pengawasan, pengaduan,
sanksi dan pelayanan hukum.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 58
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
KUNCI JAWABAN

Jawaban Materi Pokok Bab II Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik


1. D
2. A
3. C
4. B
5. D

Jawaban Materi Pokok Bab III Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
1. D
2. B
3. A
4. A
5. D

Jawaban Materi Pokok Bab IV Pengawasan, Pengaduan, Sanksi Dan


Pelayanan Hukum Pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
1. C
2. B
3. D
4. B
5. D

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 59
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan melalui


Sistem Elektronik
Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No 3 Tahun
2021 Tentang Pedoman Swakelola
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No 4 Tahun
2021 Tentang Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No 7 Tahun
2021 Tentang Sumber Daya Manusia Pengadaan barang Jasa
Peraturan lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No 9 Tahun
2021 Tentang Toko Daring dan Katalog Elektronik dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No 10
Tahun 2021 Tentang Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 60
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
GLOSARIUM

APIP : Aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu,


pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah

Arbiter : Seseorang yang diusulkan Para Pihak dan/atau ditunjuk oleh


Sekretaris Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak
Pengadaan untuk memeriksa dan memutuskan sengketa
kontrak pengadaan

Arbitrase : penyelesaian sengketa kontrak pengadaan di luar pengadilan


yang dilakukan oleh Arbiter atau Majelis Arbiter.

CoE : Center of Excellence

E-Marketplace : Pasar elektronik yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan


Pengadaaan barang/jasa pemerintah.
Barang/Jasa

E-Purchasing : Tata Cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog


elektronik atau toko daring

E-Selection : Metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi secara elektronik


untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua
Penyedia Jasa Konsultansi yang memenuhi syarat

E-Tender : Metode pemilihan Penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa


lainnya secara elektronik untuk semua pekerjaan yang dapat
diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang memenuhi syarat

KAK : Kerangka Acuan Kerja

Kompetensi : Suatu hal yang diaitkan dengan kemampuan,


pengetahuan/wawasan, dan sikap yang dijadikan suatu
pedoman dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan yang
dikerjakan oleh pegawai.

Konsiliasi : penyelesaian sengketa kontrak pengadaan di luar pengadilan


melalui proses perundingan kedua belah pihak untuk mencapai
kesepakatan yang dibantu oleh Konsiliator

Konsiliator Pihak netral yang diusulkan para pihak dan/atau ditunjuk


Sekretaris Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak
Pengadaan untuk membantu para pihak dalam menyelesaikan
sengketa kontrak pengadaan di luar pengadilan dengan
mengusulkan pilihan pilihan penyelesaian atas sengketa
tersebut.

LPSE : Layanan Pengelolaan Teknologi informasi untuk memfasiltiasi


pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 61
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
Majlis Arbiter : Sekumpulan Arbiter berjumlah ganjil minimal tiga Arbiter yang
diusulkan Para Pihak dan/atau ditunjuk Sekretaris Layanan
Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan untuk memeriksa
dan memutuskan sengketa kontrak pengadaan

Mediasi : penyelesaian sengketa kontrak pengadaan di luar pengadilan


melalui proses perundingan kedua belah pihak untuk mencapai
kesepakatan yang dibantu oleh Mediator.

Mediator : Pihak netral yang diusulkan para pihak dan/atau ditunjuk


Sekretaris Layanan Penyelesaian Sengketa Kontrak
Pengadaan untuk membantu para pihak dalam menyelesaikan
sengketa kontrak pengadaan di luar pengadilan melalui proses
perundingan kedua belah pihak.

Personel : Aparatur Sipil Negara, prajurit Tentara Nasional Indonesia, dan


Lainnya anggota kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh
Pejabat yang Berwenang untuk melaksanakan kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa

PPMSE : Setiap orang perseorangan atau badan usaha yang berbentuk


badan hukum atau bukan badan hukum yang dapat berupa
Pelaku Usaha Dalam Negeri dan Pelaku Usaha Luar Negeri
dan melakukan kegiatan usaha di bidang PMSE
(Perdangangan Melalui Sistem Elektronik)

Sanksi Daftar : Sanksi yang diberikan kepada peserta pemilihan/penyedia


Hitam berupa larangan mengikuti Pengadaan Barang/Jasa di seluruh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah dalam jangka waktu
tertentu

SIKaP : Sistem Informasi Kinerja Penyedia

SNI : Standar Nasional Indonesia

Sumber Daya : Aparatur Sipil Negara dan Non-Aparatur Sipil Negara yang
Manusia bekerja di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah

TKDN : Tingkat Komponen Dalam Negeri

Toko Daring : Toko Daring adalah sistem informasi yang memfasilitasi


Pengadaan Barang/Jasa melalui penyelenggaraan
perdagangan melalui sistem elektronik dan ritel daring

VMS : Vendor Management System

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 4: PBJ secara Elektronik , SDM & | 62
Versi 4, 2021 Kelembagaan, Pengawasan, Pengaduan,
Sanksi dan Pelayanan Hukum
MODUL PELATIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
TINGKAT DASAR

MATERI 5:
PERENCANAAN PENGADAAN

Oleh:
Hestri Rokayah, S.Pd.
Rakhma Kusuma Wardhani, S.Psi., M.P.A.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA


LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
JAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul berjudul
Materi 5: Perencanaan Pengadaan, dapat diselesaikan. Terima kasih kami
sampaikan atas peran masukan dari berbagai pihak dan melalui pembahasan yang
intensif dengan para Widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ -
LKPP.
Penyusunan modul “Perencanaan Pengadaan” untuk Pelatihan PBJP Tingkat
Dasar Versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021 tanggal 22 April 2021 tentang Tim
Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan dalam
mempelajari tentang Perencanaan Pengadaan, dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran bagi peserta pelatihan agar mempunyai kesamaan pemahaman
dalam perencanaan PBJ, dan menjadi referensi dalam menyusun perencanaan
PBJ. Penyusunan modul ini, mengacu pengaturan Pengadaan Barang/Jasa yang
tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Hestri Rokayah S.Pd dan Rakhma Kusuma Wardhani
M.Psi., M.P.A kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada Pimpinan LKPP dan semua pihak yang memberikan sumbangsih masukan
konstruktifnya. Diharapkan modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam
memahami perencanaan pengadaan sehingga dalam pengelolaannya lebih
profesional. Modul ini diharapkan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait
dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul. Demikian modul ini dibuat semoga bermanfaat.

Jakarta, 13 Agustus 2021


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa

Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar i Materi 5: Perencanaan Pengadaan


Versi 4, 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .......................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Deskripsi Singkat ................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembelajaran ............................................................................................. 2
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ...................................................................... 2
BAB II DEFINISI DAN RUANG LINGKUP PERENCANAAN PENGADAAN ................ 4
A. Uraian Materi ......................................................................................................... 4
1. Pelaku Pengadaan dalam Tahap Perencanaan Pengadaan ............................ 4
2. Waktu Penyusunan Perencanaan Pengadaan.................................................. 7
3. Ruang Lingkup Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa ................................... 8
B. Latihan ................................................................................................................. 12
C. Rangkuman .......................................................................................................... 12
D. Evaluasi Materi Pokok 1 ....................................................................................... 13
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................................... 14
BAB III PERENCANAAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA. 16
A. Uraian Materi ....................................................................................................... 16
1. Penetapan Tipe Swakelola.............................................................................. 19
2. Penyusunan Spesifikasi Teknis/KAK .............................................................. 20
3. Penyusunan Perkiraan Biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) ..................... 20
C. Rangkuman .......................................................................................................... 21
D. Evaluasi Materi Pokok 2....................................................................................... 22
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................................... 23
BAB IV PERENCANAAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA .... 25
A. Uraian Materi ....................................................................................................... 25
1. Penyusunan Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK) ....................... 25
2. Penyusunan Perkiraan Biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) ..................... 26
3. Pemaketan dan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa ................................... 27
4. Penyusunan Biaya Pendukung ....................................................................... 30
B. Latihan ................................................................................................................. 31
C. Rangkuman .......................................................................................................... 31
D. Evaluasi Materi Pokok 3 ....................................................................................... 33
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................................... 34
BAB V PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) ............................. 35
A. Uraian Materi ....................................................................................................... 35
B. Latihan ................................................................................................................. 36
C. Rangkuman .......................................................................................................... 37
D. Evaluasi Materi Pokok 4 ....................................................................................... 37
BAB VI PENUTUP ....................................................................................................... 39
A. Simpulan .............................................................................................................. 39
B. Implikasi ............................................................................................................... 39
C. Tindak Lanjut ....................................................................................................... 39
KUNCI JAWABAN....................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 41
GLOSARIUM ............................................................................................................... 42

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar ii Materi 5: Perencanaan Pengadaan


Versi 4, 2021
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perencanaan PBJ .................................................................................. 4


Gambar 2.2 Penyusunan Perencanaan Pengadaan Menggunakan APBN................ 7
Gambar 2.3 Penyusunan Perencanaan Pengadaan Menggunakan APBD................ 7
Gambar 2.4 Ruang Lingkup Perencanaan Pengadaan .............................................. 8
Gambar 2.5 Penentuan Cara Pengadaan ................................................................ 10

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iii Materi 5: Perencanaan Pengadaan


Versi 4, 2021
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul
ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan saksama uraian-uraian materi
dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat bertanya
pada Widyaiswara/Fasilitator/Narasumber yang mengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) yang ada dalam modul ini, untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi
yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator


Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator harus:
1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata pelatihan dalam
modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iv Materi 5: Perencanaan Pengadaan


Versi 4, 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa merupakan salah satu proses atau
tahapan besar dalam Pengadaan Barang/Jasa (PBJ). Tahap perencanaan PBJ
merupakan hal penting yang harus dilakukan secara matang untuk mencapai
tujuan PBJ. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pengadaan di atas adalah
melalui peningkatan kualitas perencanaan pengadaan barang/jasa. Perencanaan
Pengadaan merupakan langkah awal dari proses pengadaan, dimana akan
menentukan proses pengadaan berikutnya. Perencanaan yang akurat dan
dilakukan dalam waktu yang cukup menjadi hal yang sangat penting untuk
menghindari kesalahan perencanaan, yang pada akhirnya bertentangan dengan
prinsip efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel.
Perencanaan pengadaan dilakukan pada kedua cara pengadaan, baik yang
melalui swakelola ataupun melalui penyedia. Perencanaan yang dilakukan
seharusnya memberikan kemudahan bagi pelaksana pengadaan untuk
mengimplementasikan rencana pengadaan dalam hal persiapan, pelaksanaan,
pengawasan/supervisi dan pengendalian PBJ. Sehingga perencanaan diharapkan
memberikan indikator-indikator yang dapat terukur.
Modul ini akan fokus kepada Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang meliputi kegiatan identifikasi pengadaan barang/jasa, penetapan
barang/jasa, penentuan cara pengadaan, pemaketan, konsolidasi, waktu
pemanfaatan barang/jasa, anggaran pengadaan, dan Pengumuman Rencana
Umum pengadaan.

B. Deskripsi Singkat
Materi perencanaan Pengadaan Barang/Jasa merupakan salah satu materi
pada Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Tingkat Dasar yang dilakukan dengan
model pembelajaran blended learning. Model pembelajaran blended learning ialah
model pembelajaran untuk pelatihan yang menggunakan penggabungan model
pembelajaran berbasis online (e-learning) dan tatap muka (classroom). Model
pembelajaran ini mengharuskan peserta belajar mandiri secara online dan juga
peserta harus hadir di kelas tatap muka (tatap muka klasikal atau tatap muka

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 1


Versi 4, 2021
online) untuk pendalaman dan mengonfirmasi materi. Durasi pembelajaran untuk
materi perencanaan PBJ untuk durasi e-learning sebanyak 2 Jam Pelajaran (JP)
dan tatap muka sebanyak 2 JP.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan
tentang perencanaan Pengadaan Barang/Jasa.

2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat menjelaskan:
a. Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa.
b. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola.
c. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia.
d. Pengumuman Rencana Umum Pengadaan (RUP).

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


Materi Pokok dan Sub Materi Pokok perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
yaitu sebagai berikut:
1. Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
a. Pelaku Pengadaan yang Terlibat dalam Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa
b. Waktu Penyusunan Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
c. Ruang Lingkup Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
2. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola
a. Penetapan Tipe Swakelola
b. Penyusunan Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK)
c. Penyusunan Perkiraan Biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB)
3. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia
a. Penyusunan Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK)
b. Penyusunan Perkiraan Biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB)
c. Pemaketan dan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa
d. Penyusunan Biaya Pendukung

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 2


Versi 4, 2021
4. Pengumuman Rencana Umum Pengadaan (RUP)
a. Penetapan RUP dan Teknis Pengisian RUP
b. Perubahan RUP

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 3


Versi 4, 2021
BAB II
DEFINISI DAN RUANG LINGKUP PERENCANAAN PENGADAAN

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan definisi dan ruang lingkup perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa

A. Uraian Materi
Pengadaan Barang/Jasa merupakan kegiatan yang dimulai dari identifikasi
kebutuhan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan. Tahapan pengadaan
meliputi; perencanaan pengadaan, persiapan pengadaan, persiapan pemilihan,
proses pemilihan, pelaksanaan kontrak, dan serah terima. Perencanaan
Pengadaan merupakan langkah awal dari proses pengadaan, dimana akan
menentukan proses pengadaan berikutnya. Perencanaan yang akurat dan
dilakukan dalam waktu yang cukup menjadi hal yang sangat penting untuk
menghindari kesalahan perencanaan, yang pada akhirnya bertentangan dengan
prinsip efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel.
Pada bab materi ini, secara garis besar akan dipelajari sebagai berikut:

Gambar 2.1 Perencanaan PBJ

1. Pelaku Pengadaan dalam Tahap Perencanaan Pengadaan


a. Pengguna Anggaran (PA)
Pada kegiatan perencanaan PA mempunyai tugas dan kewenangan
meliputi;
1) Menetapkan Perencanaan Pengadaan;
2) Menetapkan dan mengumumkan RUP; dan
3) Melaksanakan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 4


Versi 4, 2021
PA dapat mendelegasikan tugas dan kewenangan dalam perencanaan
pengadaan kepada KPA. PA/KPA dalam menyusun perencanaan pengadaan
dapat dibantu oleh Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengadaan Barang/Jasa di
lingkungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
PA dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan pengadaan perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) PA selaku penanggung jawab kegiatan, dalam melakukan penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran yang di dalamnya terdapat pengadaan
barang/jasa telah mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a) Identifikasi kebutuhan barang/jasa sesuai dengan Rencana Kerja;
b) Penyusunan spesifikasi teknis/KAK sesuai kebutuhan;
c) Ketersediaan barang/jasa dan/atau penyedia di pasar;
d) Ketersediaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam bentuk produk/jasa
dalam negeri; dan
e) Penyusunan RAB sesuai spesifikasi teknis/KAK sebagai dasar
pengusulan anggaran.
2) PA selaku penanggung jawab kegiatan, dalam melakukan penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran perlu mempertimbangkan untuk melibatkan
para pihak dalam ekosistem pengadaan, antara lain:
a) UKPBJ, termasuk Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, personel lainnya
dan agen pengadaan; dan
b) APIP masing-masing K/L/PD.
3) Dalam penyusunan perencanaan pengadaan PA/KPA dan PPK perlu
mempertimbangkan:
a) Hasil monitoring evaluasi pada tahun sebelumnya;
b) Analisis pasar; dan/atau
c) Rekomendasi strategi pengadaan yang dilakukan atau didapat dari
berbagai sumber, antara lain: laporan evaluasi pengadaan yang
dilakukan oleh UKPBJ dan APIP masing-masing K/L/PD, rekomendasi
LKPP atau BPKP.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 5


Versi 4, 2021
b. Pejabat Pembuat Komitmen
Pada kegiatan perencanaan Pengadaan, PPK melaksanakan penyusunan
Perencanaan Pengadaan untuk tahun anggaran berikutnya sesuai kebutuhan
K/L/PD yang tercantum dalam RKA K/L atau RKA Pemerintah Daerah. Dalam hal
PPK membutuhkan Pengelola Pengadaan Barang/Jasa atau personel lainnya, tim
teknis, atau agen pengadaan, PPK mengusulkan kepada PA/KPA. Pada
anggaran belanja APBD, PPK yang dirangkap oleh KPA dapat menugaskan PPTK
untuk menyusun perencanaan Pengadaan. PPTK yang ditugaskan dalam
menyusun perencanaan pengadaan harus memenuhi persyaratan kompetensi
PPK.
Pada waktu melakukan penyusunan perencanaan pengadaan dalam rangka
pencapaian tujuan pengadaan, PPK perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Mengalokasikan paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari nilai anggaran
belanja barang/jasa yang dikelolanya untuk penggunaan produk usaha kecil
dan/atau koperasi dari hasil produksi dalam negeri.
2) Kewajiban penggunaan produk dalam negeri, termasuk rancang bangun
dan perekayasaan nasional, apabila terdapat produk dalam negeri yang
memiliki penjumlahan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
ditambah nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat
puluh persen). Nilai TKDN dan BMP mengacu pada daftar inventarisasi
barang/jasa produksi dalam negeri yang diterbitkan oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian.
3) Pelaksanaan pengadaan merupakan pengadaan barang/jasa yang
mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Salah satu
bagian pengadaan yang berkelanjutan adalah pengadaan Barang dan Jasa
Ramah Lingkungan Hidup, yaitu pengadaan barang dan jasa yang
memprioritaskan barang dan jasa yang berlabel Ramah Lingkungan Hidup.
Barang dan Jasa yang berlabel Ramah Lingkungan Hidup diberikan kepada
barang dan jasa, termasuk teknologi yang telah menerapkan prinsip
pelestarian, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Daftar
barang/jasa yang berlabel ramah lingkungan hidup ditetapkan oleh
Kementerian yang mengurusi bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
Daftar barang/jasa tersebut dapat dilihat melalui website resmi Kementerian
yang mengurusi bidang lingkungan hidup dan kehutanan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 6


Versi 4, 2021
4) Pemanfaatan barang/jasa hasil penelitian dalam negeri.

2. Waktu Penyusunan Perencanaan Pengadaan


a. Penyusunan perencanaan pengadaan yang menggunakan APBN dapat
mulai bersamaan dengan pembahasan RUU APBN dan Nota Keuangan

Gambar 2.2 Penyusunan Perencanaan Pengadaan Menggunakan APBN

b. Penyusunan perencanaan pengadaan yang menggunakan APBD, dapat


mulai bersamaan dengan pembahasan Rancangan Perda tentang APBD
dengan DPRD.

Gambar 2.3 Penyusunan Perencanaan Pengadaan Menggunakan APBD

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 7


Versi 4, 2021
c. Untuk barang/jasa yang pelaksanaan kontraknya harus dimulai pada awal
tahun, perencanaan pengadaan dapat dilakukan bersamaan dengan
penyusunan RKA K/L atau RKA Perangkat Daerah.
APBN
d. Penyusunan perencanaan pengadaan akibat dari perubahan strategi
pencapaian target kinerja dan/atau perubahan anggaran dilakukan pada
Tahun Anggaran berjalan.

3. Ruang Lingkup Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa


Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa meliputi kegiatan identifikasi
pengadaan barang/jasa, penetapan barang/jasa, penetapan cara pengadaan,
pemaketan dan konsolidasi, waktu pemanfaatan barang/jasa, anggaran
pengadaan. Hasil perencanaan pengadaan dimuat dalam Rencana Umum
Pengadaan.

Gambar 2.4 Ruang Lingkup Perencanaan Pengadaan

a. Identifikasi Pengadaan Barang/Jasa


Bersamaan dengan pembahasan RUU APBN/ Rancangan Perda
APBD, PPK melakukan identifikasi pengadaan barang/jasa pada level
Komponen/Sub komponen pada RKA K/L atau Sub kegiatan pada RKA
Perangkat Daerah dimana terdapat akun belanja pengadaan barang/jasa
berdasarkan penugasan dari PA/KPA.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 8


Versi 4, 2021
Identifikasi PBJ pada Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah
yaitu:
1) Kementerian/Lembaga
Akun belanja yang terasosiasi dengan pengadaan barang/jasa di K/L
antara lain berupa akun Belanja Barang/Jasa (contoh: belanja
pengadaan bahan makanan, belanja keperluan perkantoran, belanja
jasa konsultan, belanja jasa lainnya, dsb) dan akun Belanja Modal
(contoh: belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal gedung dan
bangunan, dsb). Namun, tidak tertutup kemungkinan terdapat belanja
pengadaan pada akun belanja barang/jasa selain yang tersebut di atas,
seperti pada akun belanja bantuan sosial (contoh: belanja bantuan
sosial untuk rehabilitasi sosial dalam bentuk barang, belanja bantuan
rehabilitasi sosial dan bentuk jasa, dsb) atau belanja hibah.
2) Pemerintah Daerah
Akun belanja yang terasosiasi dengan pengadaan barang/jasa di
Pemerintah Daerah yaitu akun Belanja Barang dan Jasa yang dapat
ditemukan antara lain dalam akun Belanja Operasional (contoh: belanja
keperluan perkantoran, belanja pengadaan bahan makanan, dsb) dan
Belanja Modal (contoh: belanja modal peralatan dan mesin, belanja
modal gedung dan bangunan, dsb). Namun, tidak tertutup kemungkinan
terdapat belanja pengadaan pada akun belanja barang/jasa selain yang
tersebut di atas, seperti pada akun belanja bantuan sosial (contoh:
belanja bantuan sosial untuk rehabilitasi sosial dalam bentuk barang,
belanja bantuan rehabilitasi sosial dan bentuk jasa, dsb) atau belanja
hibah.

b. Penetapan Barang/Jasa
PPK menetapkan barang/jasa berdasarkan jenis pengadaan berupa:
1) Barang
Barang yaitu setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,
bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang
2) Pekerjaan Konstruksi

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 9


Versi 4, 2021
Pekerjaan konstruksi yaitu keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali suatu bangunan.
3) Jasa Konsultansi
Jasa Konsultansi yaitu jasa layanan, profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu di berbagai bidang keilmuan yang mengutamakan
adanya olah pikir. Jasa Konsultansi yang terdiri dari:
a) Jasa Konsultansi non-konstruksi;
b) Jasa Konsultansi konstruksi;

4) Jasa Lainnya
Jasa lainnya yaitu jasa nonkonsultansi atau jasa yang membutuhkan
peralatan, metodologi khusus, dan/atau keterampilan dalam suatu
sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan
Pengadaan barang/jasa dapat juga dilakukan dengan menggabungkan
beberapa jenis pengadaan di atas menjadi satu paket pekerjaan terintegrasi.
Penjelasan lebih lanjut mengacu pada modul materi 1: Ketentuan Umum.

c. Penetapan Cara Pengadaan


Langkah penentuan cara pengadaan:

Gambar 2.5 Penentuan Cara Pengadaan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 10


Versi 4, 2021
Gambar 2.5 menjelaskan bahwa PPK menentukan cara pengadaan
yaitu melalui Swakelola atau melalui Penyedia. Pemilihan cara pengadaan
berdasarkan sumber penyedia barang/jasa. Ketika barang/jasa tidak dapat
dilakukan melalui penyedia, maka Pengadaan Barang/Jasa dilakukan melalui
Swakelola. Tetapi sebaliknya ketika Pengadaan Barang/Jasa dapat melalui
penyedia dipastikan kembali tujuan dari Pengadaan Barang/Jasa yang akan
dilakukan, jika sesuai dengan tujuan Swakelola, atau lebih efektif dan/atau
efisien dilakukan melalui Swakelola, maka Pengadaan Barang/Jasa dilakukan
melalui Swakelola, sebaliknya jika tidak sesuai dengan tujuan Swakelola atau
tidak dapat dilakukan melalui Swakelola maka dilakukan dengan Pengadaan
Barang/Jasa melalui Penyedia.
Cara Pengadaan Barang/Jasa dilakukan melalui:
1) Swakelola
Pengadaan Barang/Jasa melalui swakelola adalah cara memperoleh
barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/ Lembaga/
Perangkat Daerah, Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah lain,
Organisasi Kemasyarakatan, atau Kelompok Masyarakat. Dalam hal
pada kegiatan Swakelola memerlukan penyedia barang/jasa,
pengadaannya mengacu pada peraturan pengadaan barang/jasa
tentang pengadaan melalui penyedia.
2) Penyedia
Pengadaan Barang/Jasa melalui penyedia adalah cara memperoleh
barang/jasa yang disediakan oleh Pelaku Usaha.

d. Pemaketan dan Konsolidasi


1) Pemaketan
Dalam proses Perencanaan Pengadaan yang akan dilakukan melalui
penyedia diperlukan pemaketan barang/jasa. Identifikasi pemaketan
PBJ dapat dilihat pada level Komponen atau Sub Komponen dimana
terdapat akun belanja di dalamnya.
2) Konsolidasi
Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa adalah strategi Pengadaan
Barang/Jasa yang menggabungkan beberapa paket Pengadaan
Barang/Jasa sejenis.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 11


Versi 4, 2021
e. Waktu Pemanfaatan Pengadaan Barang/Jasa
Dalam menyusun perencanaan pengadaan, perlu ditentukan waktu
pemanfaatan barang/jasa karena akan menjadi dasar dalam menetapkan
jadwal pelaksanaan pengadaan seperti; jadwal persiapan pengadaan, jadwal
persiapan pemilihan, jadwal pelaksanaan pemilihan, jadwal pelaksanaan
kontrak, dan jadwal serah terima.

f. Anggaran Pengadaan
Selain melakukan identifikasi barang/jasa, jenis pengadaan dan cara
pengadaan, PPK melakukan reviu terhadap ketersediaan biaya barang/jasa
yang dibutuhkan dan biaya pendukung pada RKA K/L atau RKA Perangkat
Daerah. Dalam hal biaya pendukung belum tersedia, PPK dapat mengusulkan
perubahan anggaran kepada PA/KPA.

B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang definisi dan
ruang lingkup perencanaan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) yang telah dipaparkan
sebelumnya. Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal
di bawah ini:
1. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan Pengadaan Barang/Jasa yang
Anda ketahui? Jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan ruang lingkup perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa!

C. Rangkuman
Tahapan pengadaan meliputi; perencanaan pengadaan, persiapan
pengadaan, persiapan pemilihan, proses pemilihan, pelaksanaan kontrak, dan
serah terima. Perencanaan Pengadaan merupakan langkah awal dari proses
pengadaan, dimana akan menentukan proses pengadaan berikutnya. Pelaku
pengadaan dalam tahap perencanaan pengadaan yaitu PA/KPA dan PPK.
Waktu penyusunan perencanaan Pengadaan, yaitu:
1. Penyusunan perencanaan pengadaan yang menggunakan APBN dapat
mulai bersamaan dengan pembahasan RUU APBN dan Nota Keuangan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 12


Versi 4, 2021
2. Penyusunan perencanaan pengadaan yang menggunakan APBD, dapat
mulai bersamaan dengan pembahasan Rancangan Perda tentang APBD
dengan DPRD.
3. Untuk barang/jasa yang pelaksanaan kontraknya harus dimulai pada awal
tahun, perencanaan pengadaan dapat dilakukan bersamaan dengan
penyusunan RKA K/L atau RKA Perangkat Daerah.
4. Penyusunan perencanaan pengadaan akibat dari perubahan strategi
pencapaian target kinerja dan/atau perubahan anggaran dilakukan pada
Tahun Anggaran berjalan.

Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa meliputi kegiatan:


1. Identifikasi pengadaan barang/jasa
2. Penetapan barang/jasa,
3. Penetapan cara pengadaan
4. Pemaketan dan konsolidasi
5. Waktu pemanfaatan barang/jasa
6. Anggaran pengadaan

D. Evaluasi Materi Pokok 1


Pilihlah salah satu jawaban yang tepat!
1. Waktu penyusunan perencanaan Pengadaan Barang/Jasa yang
menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), yaitu….
A. Bersamaan dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang dan Nota
Keuangan tentang APBD dan DPRD
B. Bersamaan dengan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD dan DPRD
C. Bersamaan dengan penyusunan pagu indikatif APBD dan DPRD
D. Bersamaan dengan penyusunan sasaran strategis APBD dan DPRD
2. Beberapa ruang lingkup pada perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
diantaranya yaitu….
A. Identifikasi pengadaan barang/jasa, penetapan jenis barang/jasa,
penetapan spesifikasi teknis
B. Pemaketan, konsolidasi, penetapan spesifikasi teknis, penetapan harga
perkiraan sendiri

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 13


Versi 4, 2021
C. Anggaran pengadaan, pengumuman RUP, penetapan jaminan,
pemanfaatan barang/jasa
D. Waktu pemanfaatan barang/jasa, identifikasi pengadaan barang/jasa,
penetapan cara pengadaan, penetapan jenis barang/jasa
3. Identifikasi pemaketan PBJ dapat dilihat pada level…. dimana terdapat akun
belanja di dalamnya.
A. Pemilihan penyedia
B. Komponen
C. Pemenuhan syarat layanan
D. Konsolidasi barang/jasa
4. Pelaku Pengadaan Barang/Jasa yang mempunyai peranan dalam
perencanaan Pengadaan Barang/Jasa, yaitu….
A. PA/KPA dan PjPHP
B. PPK dan Pokja pemilihan
C. PA/KPA dan PPK
D. PPK dan Tim Teknis/Tenaga Ahli
5. Selain melakukan identifikasi barang/jasa, jenis pengadaan dan cara
pengadaan, PPK melakukan reviu terhadap….
A. Dokumen pemilihan penyedia
B. Ketersediaan biaya barang/jasa yang dibutuhkan
C. Dokumen rancangan kontrak barang/jasa
D. Ketersediaan penyelenggara swakelola

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 14


Versi 4, 2021
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda
kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 15


Versi 4, 2021
BAB III
PERENCANAAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan perencanaan Pengadaan Barang/Jasa melaui swakelola

A. Uraian Materi
Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) melalui Swakelola merupakan cara
memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh Kementerian/Lembaga/
Perangkat Daerah, Kementerian /Lembaga/ Perangkat Daerah lain, Organisasi
Kemasyarakatan, atau Kelompok Masyarakat. Swakelola dilaksanakan manakala
barang/jasa yang dibutuhkan tidak dapat disediakan atau tidak diminati oleh
pelaku usaha atau lebih efektif dan/atau efisien dilakukan oleh Pelaksana
Swakelola.
Swakelola dapat digunakan dalam rangka:
1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya/kemampuan teknis yang
dimiliki pemerintah, barang/jasa yang bersifat rahasia dan mampu
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang
bersangkutan, serta dalam rangka peningkatan peran serta/pemberdayaan
Ormas dan Kelompok Masyarakat.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya/kemampuan teknis yang
dimiliki pemerintah, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tugas pokok
dan fungsi sesuai dengan tanggung jawab
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah pelaksana swakelola.
3. Peningkatan peran serta/pemberdayaan Ormas, pelaksanaannya harus
disesuaikan dengan tujuan pendirian Ormas (visi dan misi) dan kompetensi
dari Ormas.
4. Peningkatan peran serta/pemberdayaan Kelompok Masyarakat,
pelaksanaannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kompetensi
Kelompok Masyarakat.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 16


Versi 4, 2021
Para tahap perencanaan pun harus memperhatikan tujuan Swakelola, yaitu:
1. Memenuhi kebutuhan barang/jasa yang tidak disediakan oleh pelaku usaha;
2. Memenuhi kebutuhan barang/jasa yang tidak diminati oleh pelaku usaha
karena nilai pekerjaannya kecil dan/atau lokasi yang sulit dijangkau;
3. Memenuhi kebutuhan barang/jasa dengan mengoptimalkan penggunaan
sumber daya yang dimiliki Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah;
4. Meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia di
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah;
5. Meningkatkan partisipasi Ormas/Kelompok Masyarakat;
6. Meningkatkan efektifitas dan/atau efisiensi jika dilaksanakan melalui
Swakelola; dan/atau
7. Memenuhi kebutuhan barang/jasa yang bersifat rahasia yang mampu
disediakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang
bersangkutan.

Contoh barang/jasa yang dapat diadakan melalui Swakelola tidak terbatas


pada:
1. Barang/jasa yang dilihat dari segi nilai, lokasi, dan/atau sifatnya tidak
diminati oleh Pelaku Usaha, contoh: pemeliharaan rutin (skala kecil,
sederhana), penanaman gebalan rumput, pemeliharaan rambu suar,
Pengadaan Barang/Jasa di lokasi terpencil/pulau terluar, atau renovasi
rumah tidak layak huni;
2. Jasa penyelenggaraan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan/atau
pelatihan, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan;
3. Jasa penyelenggaraan kegiatan sayembara atau kontes;
4. Jasa pemilihan Penyedia Barang/Jasa (agen pengadaan) dari unsur UKPBJ
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
5. Barang/jasa yang dihasilkan oleh usaha ekonomi kreatif dan budaya dalam
negeri untuk kegiatan pengadaan festival, parade seni/budaya, contoh:
pagelaran seni oleh siswa/siswi sekolah, pembuatan film, atau
penyelenggaraan pertandingan olahraga antar sekolah/kampus;
6. Jasa sensus, survei, pemrosesan/pengolahan data, perumusan kebijakan
publik, pengujian laboratorium dan pengembangan sistem, aplikasi, tata
kelola, atau standar mutu tertentu;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 17


Versi 4, 2021
7. Barang/jasa yang masih dalam pengembangan sehingga belum dapat
disediakan atau diminati oleh Pelaku Usaha;
8. Barang/jasa yang dihasilkan oleh Ormas, Kelompok Masyarakat, atau
masyarakat. Contoh: Jasa pendampingan untuk pemberdayaan ekonomi
keluarga pra sejahtera, pelestarian lingkungan hidup, produk kerajinan
masyarakat, produk Kelompok Masyarakat, produk Kelompok Masyarakat
penyandang disabilitas, tanaman atau bibit milik masyarakat atau produk
warga binaan lembaga pemasyarakatan;
9. Barang/jasa yang pelaksanaan pengadaannya memerlukan partisipasi
masyarakat. Dalam hal pengadaan yang memerlukan partisipasi
masyarakat tersebut dapat berupa Pembangunan fisik maupun non fisik.
a. Pembangunan fisik dapat berupa Pekerjaan Konstruksi sederhana yang
hanya dapat berbentuk rehabilitasi, renovasi, dan konstruksi sederhana.
Konstruksi bangunan baru yang tidak sederhana, dibangun oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran
untuk selanjutnya diserahkan kepada Kelompok Masyarakat penerima
sesuai dengan peraturan perundang undangan. Contoh:
Pembangunan/pemeliharaan jalan desa/kampung,
pembangunan/pemeliharaan saluran irigasi mikro/kecil, pengelolaan
sampah di pemukiman, pembangunan sumur resapan, pembuatan
gapura atau pembangunan/ peremajaan kebun rakyat;
b. Peningkatan pembangunan non fisik bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Contoh: Pelayanan peningkatan gizi
keluarga di posyandu, pelayanan kesehatan lingkungan, atau
peningkatan kualitas sanitasi sederhana
10. Barang/jasa yang bersifat rahasia dan mampu dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang bersangkutan, contoh:
pembuatan soal ujian dan pembuatan sistem keamanan informasi

Proses pengelolaan PBJ melalui Swakelola meliputi perencanaan,


persiapan, pelaksanaan, pengawasan, dan serah terima hasil pekerjaan
Swakelola. Pada modul ini, yang akan dibahas lebih lanjut yaitu perencanaan PBJ
melalui Swakelola.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 18


Versi 4, 2021
Tahap perencanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola meliputi
penetapan tipe Swakelola, penyusunan spesifikasi teknis/KAK, dan penyusunan
perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB). Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa secara Swakelola merupakan tahapan yang memegang peranan
penting dalam pelaksanaan Swakelola itu sendiri. Karena hasil perencanaan
Swakelola menjadi pedoman dan acuan dasar dalam melaksanakan kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola. Perencanaan bisa memudahkan
pengawasan terhadap kegiatan Swakelola yang dilakukan, apakah telah sesuai
dengan yang telah direncanakan atau tidak.

1. Penetapan Tipe Swakelola


Sejak identifikasi kebutuhan barang/Jasa sampai dengan penetapan
barang/jasa sebenarnya tipe Swakelola sudah dapat diidentifikasi. Menentukan
pilihan tipe Swakelola menjadi penting karena pelaksana, proses, dan prosedur
dari masing-masing tipe Swakelola berbeda. PA/KPA menetapkan tipe Swakelola
berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan dan kriteria barang/jasa yang dapat
diadakan secara Swakelola serta disesuaikan dengan kompetensi/keahlian dan
beban kerja yang cukup dari pelaksana Swakelola. Selanjutnya PA/KPA
memilih/menetapkan pelaksana Swakelola berdasarkan ketersediaan pelaksana
Swakelola.
Tipe Swakelola terdiri dari:
a. Tipe I, yaitu Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran.
Contoh: kegiatan bimbingan teknis, penyuluhan, sosialisasi peraturan baru,
dll.
b. Tipe II, yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain pelaksana
Swakelola. Contoh: Kegiatan Pendidikan dan pelatihan Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) kerja sama antara Kementerian A dengan Lembaga B,
dll.
c. Tipe III, yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan
dilaksanakan oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) pelaksana

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 19


Versi 4, 2021
Swakelola. Contoh: Pemberian vaksin covid-19 bekerja sama dengan Ikatan
Dokter Indonesia (IDI), dll.
d. Tipe IV, yaitu Swakelola yang direncanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran
dan/atau berdasarkan usulan kelompok masyarakat, dan dilaksanakan serta
diawasi oleh kelompok masyarakat (pokmas) pelaksana Swakelola. Contoh:
Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak balita oleh oleh
Kader PKK/Posyandu, dll.

2. Penyusunan Spesifikasi Teknis/KAK


PA/KPA dibantu oleh PPK menyusun Spesifikasi Teknis/KAK Pengadaan
Barang/Jasa yang akan dilaksanakan melalui Swakelola. Spesifikasi teknis/KAK
memuat antara lain:
a. Latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, sumber pendanaan, dan
barang/jasa yang disediakan;
b. Spesifikasi barang/jasa;
c. Jangka waktu Swakelola;
d. Kebutuhan tenaga ahli/teknis, tenaga kerja, narasumber, bahan/material
termasuk peralatan/suku cadang, Jasa Lainnya, Jasa Konsultansi, dan/atau
kebutuhan lainnya (apabila diperlukan); dan/atau
e. Gambar rencana kerja untuk pekerjaan konstruksi.

Spesifikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu perincian atau


pernyataan tentang hal-hal yang khusus, sedangkan teknis yaitu bersifat atau
mengenai. Senada dengan hal tersebut, sehingga spesifikasi teknis dalam PBJ
melalui Swakelola dapat diartikan sebagai perincian atau hal-hal yang bersifat
khusus yang mendefinisikan karakteristik teknis dan fisik dan/atau pengukuran
suatu produk seperti aspek fisik (bentuk, dimensi, warna), rincian desain, sifat
material, komposisi bahan, kebutuhan energi, proses pembuatan, persyaratan
perawatan dan kebutuhan operasional, dan sebagainya.

3. Penyusunan Perkiraan Biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada Pengadaan Barang/Jasa melalui
Swakelola terdiri dari:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 20


Versi 4, 2021
a. Gaji tenaga ahli/teknis/personel, upah tenaga kerja (mandor, kepala tukang,
tukang), honor narasumber, dan honor Tim Penyelenggara Swakelola
b. Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila diperlukan)
c. Biaya Jasa Lainnya (apabila diperlukan)
d. Biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan, rapat, komunikasi,
laporan. Dan/atau
e. Untuk Swakelola tipe I biaya tenaga ahli/Jasa Konsultansi (apabila
diperlukan).

Untuk Swakelola tipe I atau II dalam hal Kementerian/Lembaga/Perangkat


Daerah Pelaksana Swakelola telah mempunyai standar biaya yang telah
ditetapkan sebagai PNBP maka penyusunan RAB berdasarkan tarif yang telah
ditetapkan dalam PNBP tersebut.

B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang
perencanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui swakelola yang telah dipaparkan
sebelumnya. Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal
di bawah ini:
1. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Pengadaan Barang/Jasa melalui
Swakelola!
2. Tahapan-tahapan apa saja yang harus dilakukan pada perencanaan
Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola!
3. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe Swakelola!

C. Rangkuman
Dalam bab ini, telah dipelajari tentang perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa (PBJ) melalui Swakelola. Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola
merupakan cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah, Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah lain, Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), atau Kelompok Masyarakat
(Pokmas). Perencanaan PBJ melalui Swakelola meliputi penetapan tipe
Swakelola, penyusunan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK), dan
penyusunan perkiraan biaya/ Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 21


Versi 4, 2021
Tipe Swakelola terdiri dari:
1. Tipe I, yaitu Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran;
2. Tipe II, yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain pelaksana
Swakelola;
3. Tipe III, yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan
dilaksanakan oleh Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) pelaksana
Swakelola; atau
4. Tipe IV, yaitu Swakelola yang direncanakan oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran
dan/atau berdasarkan usulan Kelompok Masyarakat, dan dilaksanakan
serta diawasi oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) pelaksana Swakelola.

D. Evaluasi Materi Pokok 2


Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1. Di bawah ini yang TIDAK termasuk dalam ruang lingkup dari perencanaan
pengadaan melalui Swakelola, yaitu….
A. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja
B. Penetapan Tipe Swakelola
C. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
D. Penetapan Penyelenggara Swakelola
2. Dinas Sosial Kabupaten ABC akan melakukan kegiatan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) untuk anak balita oleh Kader PKK setempat. Dalam hal ini,
tipe Swakelola yang ditetapkan oleh Dinas Sosial Kabupaten ABC, yaitu tipe
Swakelola….
A. Tipe I
B. Tipe II
C. Tipe III
D. Tipe IV

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 22


Versi 4, 2021
3. Spesifikasi teknis/KAK pada pengadaan melalui Swakelola diantaranya
meliputi….
A. spesifikasi barang/jasa, jangka waktu pelaksanaan Swakelola, maksud
kegiatan, jaminan pelaksanaan
B. tujuan kegiatan, spesifikasi barang/jasa, penyelenggara Swakelola, nota
kesepahaman
C. maksud kegiatan, spesifikasi barang/jasa, jangka waktu pelaksanaan,
gambar rencana kerja
D. latar belakang kegiatan , perkiraan biaya tukang, spesifikasi barang/jasa,
besarnya honor narasumber, kontrak swakelola
4. Kementerian ABC akan melaksanakan pelatihan dasar (latsar) bagi Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian ABC berencana akan bekerja
sama dengan Lembaga XY. Dalam hal ini, tipe Swakelola yang ditetapkan
oleh Kementerian ABC, yaitu tipe Swakelola….
A. Tipe I
B. Tipe II
C. Tipe III
D. Tipe IV
5. Pada pekerjaan Swakelola di Dinas Kesehatan Provinsi A yang telah
ditetapkan sebagai satuan kerja pengelola Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP), maka pada penyusunan Rencana Anggaran Biaya yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan berdasarkan pada….
A. Standar Biaya Masukan Kementerian Keuangan
B. Standar biaya khusus yang ditetapkan PA Dinas Kesehatan Provinsi A
C. Standar biaya yang ditetapkan PPK Dinas Kesehatan Provinsi A
D. Standar biaya yang telah ditetapkan dalam PNBP Dinas Kesehatan
Provinsi A

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok 2
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi pokok 2.
Rumus:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 23


Versi 4, 2021
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 2 terutama bagian yang belum anda
kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 24


Versi 4, 2021
BAB IV
PERENCANAAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan perencanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia

A. Uraian Materi
Tahapan dalam perencanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui penyedia
adalah sebagai berikut.
1. Penyusunan Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Spesifikasi dapat dipahami sebagai suatu pernyataan tentang kebutuhan
yang harus dipenuhi atau terdapat karakteristik yang esensial yang diperlukan
oleh pengguna barang/jasa dan harus disediakan oleh penyedia barang/jasa.
Spesifikasi biasanya ditulis secara lengkap dan akurat yang memungkinkan kedua
belah pihak dapat memahami dan untuk mengukur derajat pemenuhannya.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) digunakan untuk pengadaan Jasa Konsultansi
yang paling sedikit berisi uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan, waktu
pelaksanaan, spesifikasi teknis, sumber pendanaan, dan besarnya total perkiraan
biaya pekerjaan.
PPK dalam menyusun spesifikasi teknis/ KAK menggunakan:
a. Produk dalam negeri;
b. Produk bersertifikat SNI;
c. Produk usaha mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam
negeri; dan
d. Produk ramah lingkungan hidup.
Pemenuhan penggunaan produk sebagaimana tersebut di atas dilakukan
sepanjang tersedia. Penggunaan produk ramah lingkungan hidup ditandai dengan
menggunakan barang dan jasa berlabel ramah lingkungan hidup.
Dalam penyusunan spesifikasi teknis/ KAK dimungkinkan penyebutan
merek terhadap:
a. Komponen barang/ jasa;
b. Suku cadang;
c. Bagian dari suatu sistem yang sudah ada; atau

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 25


Versi 4, 2021
d. Barang/ jasa dalam katalog elektronik atau Toko Daring.
Pengadaan dengan metode pemilihan Tender Cepat dimungkinkan
penyebutan merek terhadap suku cadang dan bagian dari sistem yang sudah ada.

2. Penyusunan Perkiraan Biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB)


PPK melakukan reviu terhadap ketersediaan biaya pendukung pada RKA
K/L atau RKA PD. Dalam hal biaya pendukung belum tersedia, PPK dapat
mengusulkan perubahan anggaran kepada PA/KPA.
Berdasarkan jenis pengadaannya, perkiraan biaya yang perlu dianggarkan
adalah sebagai berikut:
a. Komponen biaya yang perlu diperhitungkan dalam Barang antara lain:
1) Harga barang;
2) Biaya pengiriman;
3) Biaya instalasi;
4) Suku cadang;
5) Biaya operasional dan pemeliharaan;
6) Biaya pelatihan;
7) Biaya tidak langsung lainnya;
8) Keuntungan; dan/atau
9) Pajak Pertambahan Nilai.
b. Komponen biaya yang perlu diperhitungkan dalam Jasa Konsultansi
Nonkonstruksi antara lain:
1) Biaya langsung personel (Remuneration) yaitu biaya langsung yang
diperlukan untuk membayar remunerasi tenaga ahli berdasarkan
kontrak. Biaya langsung personel ini telah memperhitungkan gaji dasar
(basic salary), beban biaya social (social charge), beban biaya tidak
langsung (overhead cost), dan keuntungan (profit/ fee); dan
2) Biaya langsung non personel (Direct Reimbursable Cost) yaitu biaya
langsung yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kontrak yang
dibuat dengan mempertimbangkan dan berdasarkan harga pasar yang
wajar dan dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan perkiraan
kegiatan. Biaya langsung non personel di antaranya pengumpulan data
sekunder, seminar, workshop, sosialisasi, pelatihan, diseminasi,
lokakarya, survei, biaya tes laboratorium, hak cipta, sewa kendaraan,

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 26


Versi 4, 2021
sewa kantor proyek, sewa peralatan kantor, biaya operasional kantor
proyek, biaya ATK, biaya computer dan pencetakan, biaya komunikasi,
dan tunjangan harian.
c. Komponen biaya yang perlu diperhitungkan dalam Jasa Lainnya antara lain:
1) Upah tenaga kerja/ imbalan jasa personil;
2) Penggunaan bahan/ material/ peralatan;
3) Keuntungan dan biaya tidak langsung (overhead);
4) Transportasi; dan/atau
5) Biaya lain berdasarkan jenis Jasa Lainnya.

3. Pemaketan dan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa


Secara umum, pemaketan pengadaan barang/ jasa dilakukan dengan
berorientasi pada:
a. Keluaran atau hasil yang mengacu pada kinerja dan kebutuhan K/L/PD;
dan/atau
b. Volume barang/jasa berdasarkan:
1) kebutuhan barang/jasa;
2) ketersediaan barang/jasa di K/L/PD; dan
3) kemampuan pelaku usaha.

Dalam melakukan pemaketan barang/jasa perlu mempertimbangkan hal-hal


sebagai berikut:
a. Efisiensi penggunaan sumber daya (waktu, tenaga kerja) dalam
melaksanakan pengadaan barang/jasa;
b. Keberpihakan kepada produk dalam negeri dan penyedia dalam negeri;
c. Sisi komersial, dalam arti pengadaan barang/jasa dengan jumlah besar
akan lebih menarik bagi para calon penyedia yang tentunya akan
mengurangi penawaran harga satuan barang/jasa.

Dalam melakukan pemaketan pengadaan barang/ jasa dilarang:


a. Menyatukan atau memusatkan beberapa paket pengadaan barang/jasa
yang tersebar di beberapa lokasi/ daerah yang menurut sifat pekerjaan dan
tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/ daerah
masing-masing;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 27


Versi 4, 2021
b. Menyatukan beberapa paket pengadaan barang/ jasa yang menurut sifat
dan jenis pekerjaannya harus dipisahkan;
c. Menyatukan beberapa paket pengadaan barang/ jasa yang besaran nilainya
seharusnya dilakukan oleh usaha kecil; dan/ atau
d. Memecah pengadaan barang/ jasa menjadi beberapa paket dengan maksud
menghindari tender/ seleksi.

Penjelasan lebih lanjut mengenai pemaketan adalah sebagai berikut:


a. Pemaketan Pengadaan Barang/ Jasa Konsultansi Non Konstruksi/Jasa
Lainnya
Berdasarkan rancangan RKA dan KAK, PPK meneliti kembali pemaketan
barang/jasa yang akan dilaksanakan pengadaannya melalui penyedia.
Identifikasi pemaketan pengadaan barang/jasa dapat dilihat pada level
Komponen atau Sub Komponen dimana terdapat akun belanja di dalamnya.
Pemaketan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan dengan berorientasi pada:
1) Keluaran atau hasil yang mengacu pada kinerja dan kebutuhan K/L/PD;
2) Volume barang/jasa berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan
barang/jasa di K/L/PD serta kemampuan dari pelaku usaha.
b. Pemaketan Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi
Disamping ketentuan paket sebagaimana pada pengadaan barang, Jasa
Konsultansi non-konstruksi, dan Jasa Lainnya pada huruf a di atas, untuk
pemaketan jasa konstruksi diatur sebagai berikut:
1) Ketentuan pemaketan Jasa Konsultansi Konstruksi untuk:
a) Nilai pagu anggaran sampai dengan Rp 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Jasa Konsultansi
Konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil;
b) Nilai pagu anggaran di atas Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Jasa Konsultansi
Konstruksi dengan kualifikasi usaha menengah; atau
c) Nilai pagu anggaran di atas Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Jasa
Konsultansi Konstruksi dengan kualifikasi usaha besar.
2) Ketentuan pemaketan Pekerjaan Konstruksi untuk:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 28


Versi 4, 2021
a) nilai pagu anggaran sampai dengan Rp15.000.000.000,00 (lima
belas milyar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dengan kualifikasi usaha kecil dan/atau koperasi;
b) nilai pagu anggaran di atas Rp 15.000.000.000,00 (lima belas
milyar rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dengan kualifikasi usaha menengah;
c) nilai pagu anggaran di atas Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah) sampai dengan Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi
dengan kualifikasi usaha besar non-badan usaha milik negara; atau
d) nilai pagu anggaran di atas Rp 100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dialokasikan hanya untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi
dengan kualifikasi usaha besar.

c. Konsolidasi
Untuk mengoptimalisasi pelaksanaan pengadaan dan mengurangi
biaya pengadaan, dalam penyusunan perencanaan pengadaan PA
dan/atau PPK dapat menggabungkan pelaksanaan pengadaan untuk
beberapa paket pengadaan yang sejenis dalam 1 kali pelaksanaan
pengadaan.
Pengadaan secara satu per satu untuk setiap kebutuhan organisasi
sangat tidak efisien, bukan hanya dari sudut pandang waktu dan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan tetapi juga dari sisi komersial. Hal ini tidak
dianjurkan untuk pekerjaan yang sifatnya tidak dapat digabungkan. Dalam
penerapan konsolidasi pengadaan perlu memperhatikan kebijakan
pemaketan yang dilakukan untuk usaha kecil tanpa mengabaikan prinsip
efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan
teknis. Pengadaan barang/jasa dengan jumlah besar akan lebih menarik
bagi para calon penyedia yang tentunya akan mengurangi penawaran harga
satuan barang/jasa. Hal ini akan menghasilkan pemilihan penyedia yang
lebih kompetitif secara komersial.
Secara garis besar, pemaketan dengan konsolidasi akan memberikan
keuntungan bagi organisasi dalam hal:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 29


Versi 4, 2021
1) Pengadaan menjadi lebih kompetitif dikarenakan nilai pengadaan
yang besar merupakan daya tarik bagi para calon penyedia.
2) Pengurangan biaya meliputi biaya pengadaan (acquisition cost) dan
biaya barang/jasa karena dengan kuantitas yang lebih besar, para
penyedia dapat mengurangi biaya produksinya, seperti: biaya
produksi langsung, biaya overhead, biaya pengiriman dan biaya
administrasi.
3) Manajemen kontrak yang lebih efisien dikarenakan penggabungan
barang/jasa yang tepat akan mengurangi jumlah kontrak yang harus
diawasi dan dikendalikan.

PA/KPA dapat mengkonsolidasikan paket antar PPK sebelum


penetapan dan pengumuman RUP melalui aplikasi SiRUP. PA/KPA dapat
mengubah paket dalam RUP yang telah diumumkan. Pada perubahan RUP,
PA/KPA dapat juga mengkonsolidasikan paket yang telah diumumkan
melalui aplikasi SiRUP dan mengumumkan kembali RUP tersebut. PPK
dapat mengusulkan perubahan paket dalam RUP yang telah diumumkan
kepada PA/KPA. Pada usulan perubahan RUP, PPK dapat juga
mengusulkan konsolidasi paket dalam RUP yang telah diumumkan di area
kerjanya masing-masing. Dalam mengusulkan perubahan RUP, PPK dapat
dibantu oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.

4. Penyusunan Biaya Pendukung


Selain melakukan identifikasi barang/jasa, jenis pengadaan dan cara
pengadaan, PPK melakukan reviu terhadap ketersediaan biaya pendukung pada
RKA K/L atau RKA Perangkat Daerah. Dalam hal biaya pendukung belum
tersedia, PPK dapat mengusulkan perubahan anggaran kepada PA/KPA.
Biaya pendukung dapat dimasukkan ke dalam satu kesatuan perkiraan
biaya/RAB. Biaya pendukung yang dimaksud adalah biaya yang mendukung
penggunaan barang/jasa utama. Biaya pendukung dapat meliputi namun tidak
terbatas pada biaya pelatihan, biaya instalasi dan testing, biaya administrasi
dan/atau biaya lainnya.
a. Biaya pelatihan adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses pelatihan
dalam rangka penggunaan barang/jasa.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 30


Versi 4, 2021
b. Biaya instalasi dan testing adalah biaya yang dikeluarkan untuk proses
pemasangan dan pengujian barang/jasa dalam rangka untuk menjamin
barang/jasa yang dibeli dapat digunakan dengan baik.
c. Biaya administrasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai
suatu proses produksi, operasional dan layanan jasa.
d. Biaya lainnya adalah biaya yang harus dikeluarkan diluar dari biaya
pelatihan, instalasi, testing dan administrasi, yang tidak berpengaruh secara
langsung terhadap output, namun tetap perlu dianggarkan.

B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang
perencanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui penyedia yang telah dipaparkan
sebelumnya. Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal
di bawah ini:
1. Jelaskan tahapan dalam perencanaan pengadaan barang/jasa melalui
Penyedia!
2. Sebutkan penyebutan merek yang dimungkinkan dalam penyusunan
spesifikasi teknis/KAK!
3. Sebutkan komponen biaya yang perlu diperhitungkan dalam setiap jenis
pengadaan barang/jasa!
4. Jelaskan larangan dalam pemaketan pengadaan barang/jasa!
5. Sebutkan komponen biaya yang termasuk dalam biaya pendukung!

C. Rangkuman
Dalam bab ini, telah dipelajari tentang perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa (PBJ) melalui Penyedia. Tahapan dalam perencanaan pengadaan
barang/jasa melalui Penyedia:
1. Penyusunan Spesifikasi teknis/ Kerangka Acuan Kerja (KAK)
PPK dalam menyusun spesifikasi teknis/ KAK menggunakan:
a. Produk dalam negeri;
b. Produk bersertifikat SNI;
c. Produk usaha mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam
negeri; dan
d. Produk ramah lingkungan hidup.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 31


Versi 4, 2021
2. Penyusunan spesifikasi teknis/ KAK dimungkinkan penyebutan merek
terhadap:
a. Komponen barang/ jasa;
b. Suku cadang;
c. Bagian dari suatu sistem yang sudah ada; atau
d. Barang/ jasa dalam katalog elektronik atau Toko Daring.
3. Penyusunan Perkiraan Biaya/ Rencana Anggaran Biaya (RAB)
PPK melakukan reviu terhadap ketersediaan biaya pendukung pada RKA
K/L atau RKA PD. Dalam hal biaya pendukung belum tersedia, PPK dapat
mengusulkan perubahan anggaran kepada PA/KPA.
4. Pemaketan dan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa
Pemaketan pengadaan barang/ jasa dilakukan dengan berorientasi pada:
a. Keluaran atau hasil yang mengacu pada kinerja dan kebutuhan K/L/PD;
dan/atau
b. Volume barang/jasa berdasarkan:
1) Kebutuhan barang/jasa;
2) Ketersediaan barang/jasa di K/L/PD; dan
3) Kemampuan pelaku usaha.
Dalam melakukan pemaketan pengadaan barang/ jasa dilarang:
a. Menyatukan atau memusatkan beberapa paket pengadaan barang/jasa
yang tersebar di beberapa lokasi/ daerah yang menurut sifat pekerjaan
dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/
daerah masing-masing;
b. Menyatukan beberapa paket pengadaan barang/ jasa yang menurut
sifat dan jenis pekerjaannya harus dipisahkan;
c. Menyatukan beberapa paket pengadaan barang/ jasa yang besaran
nilainya seharusnya dilakukan oleh usaha kecil; dan/ atau
d. Memecah pengadaan barang/ jasa menjadi beberapa paket dengan
maksud menghindari tender/ seleksi
5. Penyusunan Biaya Pendukung
Biaya pendukung yang dimaksud adalah biaya yang mendukung
penggunaan barang/jasa utama. Biaya pendukung dapat meliputi namun
tidak terbatas pada biaya pelatihan, biaya instalasi dan testing, biaya
administrasi dan/atau biaya lainnya.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 32


Versi 4, 2021
D. Evaluasi Materi Pokok 3
Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1. PPK dalam menyusun spesifikasi teknis/ KAK tidak menggunakan:
A. Produk bersertifikat SNI
B. Produk ramah lingkungan hidup
C. Produk dalam negeri yang tidak tersedia
D. Produk usaha mikro dan kecil serta koperasi dari hasil produksi dalam
negeri
2. Komponen biaya personel pada Pengadaan Jasa Konsultansi Nonkonstruksi
antara lain ...
A. Hak cipta
B. Pelatihan
C. Tunjangan harian
D. Beban biaya social (social charge)
3. Pemaketan pengadaan barang/ jasa dilakukan tanpa berorientasi pada ...
A. Spesifikasi teknis
B. Volume barang/jasa
C. Ketersediaan barang/ jasa
D. Kemampuan pelaku usaha
4. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai suatu proses produksi,
operasional, dan layanan jasa yaitu...
A. Biaya pelatihan
B. Biaya testing
C. Biaya administrasi
D. Biaya lainnya
5. Dalam penyusunan perencanaan pengadaan, PA dan/atau PPK dapat
melakukan konsolidasi pengadaan untuk ...
A. Mendapatkan kesempatan menggabungkan pekerjaan yang sifatnya tidak
dapat digabungkan
B. Meminimalisir keikutsertaan usaha kecil dalam pemilihan
C. Menaikkan penawaran harga satuan barang/jasa
D. Mengurangi biaya pengadaan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 33


Versi 4, 2021
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok 3
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi pokok 3.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 3 terutama bagian yang belum anda
kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 34


Versi 4, 2021
BAB V
PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP)

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan Rencana Umum Pengadaan (RUP)

A. Uraian Materi
RUP memuat informasi pengadaan barang/jasa meliputi:
1. Nama dan alamat PA/KPA;
2. Nama paket pengadaan yang akan dilaksanakan;
3. Cara pengadaan;
4. Uraian singkat paket pengadaan;
5. Volume paket pengadaan;
6. Nilai paket pengadaan;
7. Lokasi paket pengadaan;
8. Sumber dana; dan
9. Perkiraan waktu pemanfaatan barang/jasa.

Tahapan yang berkaitan dengan pengumuman RUP adalah sebagai berikut:


1. Penetapan dan Pengumuman RUP
PA/KPA menetapkan dan mengumumkan RUP melalui aplikasi SiRUP
setelah PPK selesai menyusun perencanaan pengadaan.
PA/KPA menetapkan dan mengumumkan RUP :
a. Untuk pengadaan barang/jasa tahun berikutnya, paling lambat pada
tanggal 31 Maret pada tahun anggaran tersebut. Contoh: DIPA tahun
anggaran 2022 diumumkan paling lambat 31 Maret 2022.
b. Pengumuman RUP Kementerian/ Lembaga dilakukan setelah
penetapan alokasi anggaran belanja.
c. Pengumuman RUP Perangkat Daerah dilakukan setelah rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD disetujui bersama oleh Pemerintah
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
d. Pengumuman RUP melalui SIRUP dapat ditambahkan dalam situs
web Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah, papan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 35


Versi 4, 2021
pengumuman resmi untuk masyarakat, surat kabar, dan/ atau media
lainnya.
e. Pengumuman RUP dilakukan kembali dalam hal terdapat perubahan/
revisi paket pengadaan atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA)/ Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
f. Untuk perubahan strategi pencapaian target kinerja atau perubahan
anggaran pada tahun berjalan, segera setelah selesai dilakukan
penyusunan perencanaan pengadaan berdasarkan perubahan
dokumen DIPA atau DPA.
Pengaturan lebih lanjut mengenai teknis pengisian RUP dan tata cara
pengumuman RUP pada Aplikasi SIRUP ditetapkan berdasarkan Keputusan
Deputi Bidang Monitoring-Evaluasi dan Pengembangan Sistem Informasi
2. Perubahan RUP
a. Perubahan RUP dapat dilakukan apabila terjadi perubahan
perencanaan pengadaan yang antara lain disebabkan oleh:
1) Perubahan strategi pencapaian target kinerja oleh penanggung
jawab kegiatan;
2) Perubahan anggaran.
b. Perubahan RUP antara lain akan menyebabkan terjadinya perubahan:
1) Paket pengadaan;
2) Nilai paket pengadaan;
3) Cara pengadaan;
4) Waktu pemanfaatan barang/jasa;
c. Pengubahan perencanaan dapat berasal dari hasil reviu atau kaji ulang
oleh PPK atau UKPBJ.

B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang
pengumuman Rencana Umum Pengadaan (RUP) yang telah dipaparkan
sebelumnya. Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal
di bawah ini:
1. Sebutkan informasi pengadaan barang/jasa yang dapat diperoleh dari RUP!
2. Jelaskan tahapan yang berkaitan dengan pengumuman RUP!
3. Dalam hal apa RUP harus diumumkan kembali?

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 36


Versi 4, 2021
C. Rangkuman
RUP memuat informasi pengadaan barang/jasa meliputi:
1. Nama dan alamat PA/KPA;
2. Nama paket pengadaan yang akan dilaksanakan;
3. Cara pengadaan;
4. Uraian singkat paket pengadaan;
5. Volume paket pengadaan;
6. Nilai paket pengadaan;
7. Lokasi paket pengadaan;
8. Sumber dana; dan
9. Perkiraan waktu pemanfaatan barang/jasa.

Tahapan yang berkaitan dengan pengumuman RUP yaitu:


1. Penetapan RUP dan pengumuman RUP
2. Perubahan RUP
Pengumuman RUP dilakukan kembali dalam hal terdapat perubahan/ revisi
paket pengadaan atau Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)/ Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA).

D. Evaluasi Materi Pokok 4


1. Yang bukan termasuk informasi pengadaan barang/jasa dalam Rencana
Umum Pengadaan memuat informasi pengadaan barang/jasa yaitu ...
A. Nilai kontrak pengadaan
B. Lokasi paket pengadaan
C. Nama dan alamat PA/KPA
D. Perkiraan waktu pemanfaatan barang/jasa
2. Pengumuman RUP Kementerian/ Lembaga dilakukan ...
A. Sebelum identifikasi kebutuhan barang/jasa
B. Sebelum penyusunan perencanaan pengadaan
C. Setelah persiapan pengadaan barang/jasa
D. Setelah penetapan alokasi anggaran belanja

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 37


Versi 4, 2021
3. Pengumuman RUP dilakukan kembali dalam hal terdapat perubahan/ revisi ...
A. Dokumen penawaran penyedia
B. Nilai kontrak pengadaan barang/jasa
C. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
D. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)/Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA)
4. Perubahan RUP tidak akan menyebabkan terjadinya perubahan ...
A. Anggaran
B. Nilai paket pengadaan
C. Cara pengadaan
D. Waktu pemanfaatan barang/jasa
5. Yang bukan merupakan tahapan pengumuman RUP yaitu ...
A. Penetapan RUP
B. Pengumuman RUP dalam aplikasi SIRUP
C. Perubahan paket pengadaan
D. Perubahan RUP

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok 4
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi pokok 4.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda telah
memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah
80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 4 terutama bagian yang belum anda
kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 38


Versi 4, 2021
BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa, Draft
Peraturan LKPP Nomor 11 tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa, dan Peraturan LKPP Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pedoman
Swakelola telah menggambarkan bagaimana melakukan Pengadaan Barang/jasa
(PBJ) khususnya pada tahap perencanaan mulai dari definisi dan ruang lingkup
perencanaan sampai dengan pengumuman Rencana Umum Pengadaan (RUP).
Perencanaan PBJ meliputi identifikasi PBJ, penetapan jenis barang/jasa,
cara pengadaan, pemaketan dan konsolidasi, waktu pemanfaatan PBJ, dan
anggaran pengadaan. Perencanaan dilakukan baik untuk perencanaan PBJ
melalui Swakelola maupun perencanaan PBJ melalui Penyedia. perencanaan PBJ
melalui Swakelola meliputi penetapan tipe Swakelola, penyusunan spesifikasi
teknis/Kerangka acuan Kerja (KAK), dan penyusunan perkiraan biaya/Rencana
Anggaran Biaya (RAB). Sedangkan perencanaan PBJ melalui penyedia meliputi
penyusunan spesifikasi teknis/Kerangka acuan Kerja (KAK), penyusunan
perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB), pemaketan PBJ, konsolidasi
PBJ, dan penyusunan biaya pendukung.

B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan dapat memahami
khususnya dapat menjelaskan atau menerangkan dan menambah pengetahuan
tentang perencanaan Pengadaan Barang/jasa.

C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang
perencanaan Pengadaan Barang/Jasa, maka setelah mempelajari modul ini
peserta dapat memperdalam materi ini, dengan mengikuti pelatihan
lanjutan/pelatihan kompetensi lainnya serta mempelajari berbagai referensi yang
berkaitan dengan perencanaan Pengadaan Barang/Jasa.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 39


Versi 4, 2021
KUNCI JAWABAN

A. Jawaban Materi Pokok 1: Definisi dan Ruang Lingkup Perencanaan


Pengadaan
1. B
2. D
3. B
4. C
5. B

B. Jawaban Materi Pokok 2: Perencanaan Pengadaan Melalui Swakelola


1. D
2. D
3. C
4. B
5. D

C. Jawaban Materi Pokok 3: Perencanaan Pengadaan Melalui Penyedia


1. C
2. D
3. A
4. C
5. D

D. Jawaban Materi Pokok 4: Pengumuman Rencana Umum Pengadaan


(RUP)
1. A
2. D
3. D
4. A
5. C

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 40


Versi 4, 2021
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan


Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan LKPP Nomor 3 Tahun 2021 tentang Pedoman Swakelola
Peraturan LKPP Nomor 11 Tahun 2021 tentang Pedoman Perencanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 41


Versi 4, 2021
GLOSARIUM

Barang : setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,


bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh pengguna barang
Harga Perkiraan : perkiraan harga barang/jasa yang ditetapkan oleh
Sendiri (HPS) PPK yang telah memperhitungkan biaya tidak
langsung, keuntungan dan Pajak Pertambahan Nilai
Jasa Konsultansi : jasa layanan, profesional yang membutuhkan keahlian
tertentu di berbagai bidang keilmuan yang
mengutamakan adanya olah pikir
Jasa Lainnya : jasa non konsultansi atau jasa) yang membutuhkan
peralatan, metodologi khusus, dan/atau keterampilan
dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas
di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu Pekerjaan
Kementerian : perangkat pemerintah yang membidangi urusan
tertentu dalam pemerintahan
Kelompok : kelompok masyarakat yang melaksanakan
Masyarakat Pengadaan Barang/.Jasa dengan dukungan anggaran
belanja dari APBN/APBD.
Konsolidasi : strategi Pengadaan Barang/Jasa yang
menggabungkan beberapa paket Pengadaan
Barang/Jasa sejenis

Kuasa Pengguna : pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk


Anggaran pada melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
APBN jawab penggunaan anggaran pada Kementerian
Negara/ Lembaga yang bersangkutan
Kuasa Pengguna : pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
Anggaran pada sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam
APBN pada APBD melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Perangkat
Daerah
Lembaga : organisasi non-Kementerian Negara dan instansi lain
pengguna anggaran yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 atau peraturan perundang-undangan lainnya
Organisasi : organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh
Kemasyarakatan masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan
aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan,

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 42


Versi 4, 2021
kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan demi tercapainya tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila
Pekerjaan : keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
Konstruksi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu
bangunan
Pejabat Pembuat : pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk
Komitmen mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan
yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara anggaran belanja daerah
Pengadaan : kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh
Barang/Jasa Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang
dibiayai, oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak
identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima
,hasil pekerjaan
Perangkat Daerah : unsur pembantu kepala daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah
Pengguna Anggaran : pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Perangkat
Daerah
Pengadaan : cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri
Barang/Jas melalui oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah,
Swakelola Kementerian/Lembaga Perangkat Daerah lain,
organisasi kemasyarakatan, atau kelompok
masyarakat
Pengadaan : cara memperoleh barang/jasa yang disediakan oleh
Barang/Jasa melalui Pelaku Usaha
Penyedia
Penyedia : Pelaku Usaha yang menyediakan barang/jasa
Barang/Jasa berdasarkan kontrak
Rencana Umum : daftar rencana Pengadaan Barang/Jasa yang akan
Pengadaan (RUP) dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga/ Perangkat
Daerah

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 5: Perencanaan Pengadaan | 43


Versi 4, 2021
MODUL PELATIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
TINGKAT DASAR

MATERI 6:
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA

Oleh:
Ir. Hardi Afriansyah, M.Si.
Tri Susanto, S.Hut., M.E.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA


LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
JAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Rahmat-Nya modul berjudul
Materi 6: Persiapan Pengadaan Barang/Jasa ini dapat diselesaikan. Terima kasih
kami sampaikan atas peran masukan dari berbagai pihak dan melalui pembahasan
yang intensif dengan para Widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan
PBJ - LKPP
Penyusunan modul “Persiapan Pengadaan Barang/Jasa” untuk Pelatihan
PBJP Tingkat Dasar Versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas Kepala Pusat
Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021 tanggal 22 April 2021
tentang Tim Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar. Acuan yang dapat digunakan
para peserta berkenaan dengan bagaimana seorang Pejabat Pembuat Komitmen
dan Kelompok Kerja Pemilihan dalam melaksanakan persiapan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Persiapan Pengadaan dalam modul ini dengan mengacu
pengaturan Pengadaan Barang/Jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Ir. Hardi Afriansyah, M.Si dan Tri Susanto, S.Hut,
M.E., kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
Pimpinan LKPP dan semua pihak yang memberikan sumbangsih masukan
konstruktifnya. Diharapkan modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam
memahami pengertian dan tujuan Persiapan Pengadaan Barang/Jasa sehingga
dalam pengelolaannya lebih profesional. Modul ini diharapkan menjadi acuan bagi
semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul ini. Demikian modul ini dibuat semoga bermanfaat.

Jakarta, 13 Agustus 2021


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa

Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar i Materi 6: Persiapan PBJ


Versi 4, 2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ..................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat .............................................................................................. 2
C. Tujuan Pembelajaran ....................................................................................... 3
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ................................................................ 4
BAB II PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI
SWAKELOLA ............................................................................................................ 5
A. Uraian Materi .................................................................................................... 5
1. Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe I ........................................ 6
2. Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe II ..................................... 10
3. Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe III .................................... 15
4. Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe IV ................................... 21
B. Latihan............................................................................................................ 26
C. Rangkuman .................................................................................................... 26
D. Evaluasi Materi Pokok 1 ................................................................................. 28
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 29
BAB III PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI
PENYEDIA OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ........................................... 30
A. Uraian Materi .................................................................................................. 30
1. Penetapan Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK) ................... 32
2. Penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) .............................................. 36
3. Penentuan Jenis Kontrak dan Penetapan Rancangan Kontrak ............... 47
4. Jaminan dalam Pengadaan Barang/Jasa ................................................ 51
B. Latihan............................................................................................................ 56
C. Rangkuman .................................................................................................... 56
D. Evaluasi Materi Pokok 2 ................................................................................. 57
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 58
BAB IV PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI
PENYEDIA OLEH PEJABAT PENGADAAN/POKJA PEMILIHAN ...................... 59
A. Uraian Materi .................................................................................................. 59
1. Reviu Dokumen Persiapan ...................................................................... 60
2. Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa ............................. 61
3. Penetapan Metode Evaluasi Dokumen Penawaran Barang/Jasa ............ 64
4. Penetapan Metode Penyampaian Dokumen Penawaran Penyedia
Barang/Jasa ................................................................................................... 68
5. Penetapan Metode Kualifikasi ................................................................. 71
6. Penetapan Jadwal Pemilihan ................................................................... 72
7. Penyusunan Dokumen Pemilihan yang meliputi Dokumen Kualifikasi dan
Dokumen Tender ............................................................................................ 94
B. Latihan............................................................................................................ 97
C. Rangkuman .................................................................................................... 97
D. Evaluasi Materi Pokok 3 ................................................................................. 98
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 99

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar ii Materi 6: Persiapan PBJ


Versi 4, 2021
BAB V PENUTUP .................................................................................................. 100
A. Simpulan ...................................................................................................... 100
B. Implikasi ....................................................................................................... 101
C. Tindak Lanjut ................................................................................................ 101
KUNCI JAWABAN................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 103
GLOSARIUM ......................................................................................................... 104

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iii Materi 6: Persiapan PBJ


Versi 4, 2021
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kegiatan Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe I ......................... 6


Tabel 2.2 Kegiatan Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe II ...................... 10
Tabel 2.3 Kegiatan Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe III ..................... 16
Tabel 2.4 Kegiatan Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe IV ..................... 22
Tabel 3.1 Contoh HPS Pengadaan Barang.............................................................. 39
Tabel 3.2 Contoh HPS Pekerjaan Konstruksi........................................................... 42
Tabel 3.3 Bentuk Kontrak ......................................................................................... 50
Tabel 4.1 Reviu Dokumen Persiapan Pengadaan ................................................... 61
Tabel 4.2 Tahapan Kualifikasi Pemilihan dengan Prakualifikasi Barang/Jasa Lainnya
................................................................................................................................. 72
Tabel 4.3 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) Tahap Pemilihan
dengan Prakualifikasi Barang/Jasa Lainnya ............................................................. 72
Tabel 4.4 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) File Pemilihan
dengan Prakualifikasi Barang/Jasa Lainnya ............................................................. 74
Tabel 4.5 Tahap Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi dengan Prakualifikasi ................ 75
Tabel 4.6 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) File Pekerjaan
Konstruksi dengan Prakualifikasi ............................................................................. 75
Tabel 4.7 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) Tahap Pekerjaan
Konstruksi dengan Prakualifikasi ............................................................................. 77
Tabel 4.8 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 2 (dua) File
Pemilihan Barang/Jasa Lainnya ............................................................................... 78
Tabel 4.9 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 1 (satu)
File Pemilihan Barang/Jasa Lainnya ........................................................................ 79
Tabel 4.10 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 2 (dua)
File Pemilihan Pekerjaan Kontruksi dengan Pascakualifikasi .................................. 80
Tabel 4.10 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 2 (satu)
File Pemilihan Pekerjaan Kontruksi dengan Pascakualifikasi .................................. 81
Tabel 4.11 Tender Cepat Barang/Jasa Lainnya ....................................................... 82
Tabel 4.12 Tender Cepat Pekerjaan Konstruksi ....................................................... 83
Tabel 4.13 Tahapan Kualifikasi Seleksi Jasa Konsultansi Nonkonstruksi Badan
Usaha ....................................................................................................................... 83
Tabel 4.14 Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas .............................. 84
Tabel 4.15 Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya, Pagu
Anggaran dan Biaya Terendah ................................................................................ 85
Tabel 4.16 Tahapan Kualifikasi Seleksi Jasa Konsultansi Konstruksi Badan Usaha 86
Tabel 4.17 Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas Seleksi Jasa
Konsultansi Konstruksi Badan Usaha ...................................................................... 87
Tabel 4.18 Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya Pagu
Anggaran dan Biaya Terendah ................................................................................ 88
Tabel 4.19 Seleksi Jasa Konsultansi Nonkonstruksi Perorangan ............................ 89
Tabel 4.20 Seleksi Jasa Konsultansi Konstruksi Perorangan .................................. 90
Tabel 4.21 Tahap Prakualifikasi Pekerjaan Terintegrasi Rancang Bangun.............. 91
Tabel 4.22 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dia) File Pekerjaan
Terintegrasi Rancang Bangun .................................................................................. 91

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iv Materi 6: Persiapan PBJ


Versi 4, 2021
Tabel 4.23 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dia) Tahap Pekerjaan
Terintegrasi Rancang Bangun .................................................................................. 93

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar v Materi 6: Persiapan PBJ


Versi 4, 2021
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Contoh Penyusunan HPS Jasa Konsultansi......................................... 45


Gambar 3.2 Contoh Penyusunan HPS Jasa Lainnya .............................................. 46
Gambar 4.3 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode Harga Terendah..................... 66
Gambar 4.4 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode Kualitas dan Biaya ................. 67
Gambar 4.5 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode Kualitas .................................. 67
Gambar 4.6 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode Pagu Anggaran ...................... 68
Gambar 4.7 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode Biaya Terendah ..................... 68

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar vi Materi 6: Persiapan PBJ


Versi 4, 2021
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul
ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan seksama uraian-uraian materi
dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat bertanya
pada Widyaiswara/Fasilitator/Narasumber yang mengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) yang ada dalam modul ini, untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi
yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator


Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator harus:
1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata pelatihan dalam
modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta me-ngenai proses belajar
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlu-kan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar vii Materi 6: Persiapan PBJ


Versi 4, 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengadaan Barang/Jasa pemerintah, baik yang dilakukan melalui
Swakelola atau Penyedia Barang/Jasa, memiliki tujuan mendapat nilai
manfaat yang sebesar-besarnya (value for money) dari pengadaan
barang/jasa tersebut. Value for money merupakan indikator dependen yang
dapat terwujud jika didukung dengan persiapan Pengadaan Barang/Jasa yang
baik sesuai dengan paket pengadaan yang dibutuhkan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan suatu proses rangkaian
yang dimulai dari identifikasi kebutuhan pengadaan barang/jasa sampai dengan
penerimaan hasil pekerjaan. Identifikasi kebutuhan merupakan titik awal dari
proses perencanaan pengadaan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh PA/KPA dan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Ketika proses perencanaan ini telah
diumumkan sebagai Rencana Umum Pengadaan, maka selanjutnya seorang
PPK melaksanakan proses persiapan pengadaan. Persiapan pengadaan ini,
baik untuk pengadaan barang/jasa melalui swakelola dan persiapan untuk
pemilihan penyedia. Persiapan Pengadaan Barang/Jasa oleh PPK dilakukan
setelah Pengumuman RUP dan sebelum proses pemilihan baik melalui
tender/seleksi/penunjukan langsung/pengadaan langsung. Persiapan
pengadaan melalui Penyedia oleh PPK seperti penetapan HPS dilakukan 28
hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran untuk pemilihan dengan
pascakualifikasi atau sebelum batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi
untuk pemilihan dengan prakualifikasi. Output dari kegiatan persiapan
pengadaan oleh PPK ini adalah Dokumen Persiapan Pengadaan.
Dokumen persiapan pengadaan ini selanjutnya disampaikan kepada
Pejabat Pengadaan atau UKPBJ. Sebelum melaksanakan pemilihan, dokumen
persiapan ini selanjutnya akan direviu oleh Pejabat Pengadaan atau Pokja
Pemilihan. Pelaksanaan ini merupakan bagian dari proses persiapan untuk
pemilihan penyedia dalam pengadaan barang/jasa.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 1


Versi 4, 2021
Persiapan pengadaan dan persiapan pemilihan penyedia menjadi titik
penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya mendapatkan barang/jasa
yang dibutuhkan oleh pengguna dalam menunjang keberhasilan pencapaian
program dan kegiatan. Oleh karena itu, tahapan ini menjadi materi khusus
dalam pendidikan dan pelatihan pengadaan barang/jasa tingkat dasar. Dengan
pemahaman yang benar terkait dengan persiapan, baik oleh PPK atau Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan, maka para pelaku pengadaan ini dapat bekerja
secara efektif dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, akhirnya
value for money sebagai salah satu tujuan pengadaan dapat dicapai.
Modul ini akan berfokus pada pelaksanaan persiapan pengadaan, yaitu
persiapan pengadaan melalui swakelola atau persipan pengadaan melalui
penyedia. Persiapan ini meliputi persiapan pengadaan oleh PPK dan persiapan
pemilihan oleh Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan. Penjelasan detil tercantum
pada materi pokok bagian 1.4.
Pada bagian akhir Modul Pembelajaran ini, tersedia:
1. Daftar referensi yang berisikan rujukan literatur terkait;
2. Glosarium yang berisikan istilah yang digunakan dalam Buku Informasi
ini; dan
3. Index untuk memudahkan pencarian topik tertentu.

B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini dimaksudkan agar peserta pelatihan mampu
menjelaskan gambaran umum tentang persiapan pengadaan barang/jasa.
Materi yang dibahas meliputi;
1. Persiapan pengadaan barang/jasa melalui swakelola. Dalam materi ini
terdapat sub pokok bahasan:
a. Penetapan sasaran;
b. Penetapan penyelenggara swakelola;
c. Spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK);
d. RAB;
e. Kontrak swakelola.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 2


Versi 4, 2021
2. Persiapan pengadaan barang/jasa melalui penyedia. Dalam materi ini
terdapat sub pokok bahasan:
a. Penetapan spesifikasi/KAK;
b. Penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS);
c. Penetapan rancangan kontrak termasuk uang muka dan jaminan.
3. Persiapan Pengadaan melalui Penyedia Barang/Jasa oleh Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan. Dalam materi ini terdapat sub pokok
bahasan:
a. Reviu Dokumen Persiapan Pengadaan;
b. Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
c. Penetapan Metode Evaluasi Dokumen Penawaran Barang/Jasa;
d. Penetapan Metode Penyampaian Dokumen Penawaran Penyedia
Barang/Jasa;
e. Penetapan Metode Kualifikasi;
f. Penetapan Jadwal Pemilihan;
g. Penyusunan Dokumen Pemilihan yang meliputi Dokumen Kualifikasi
dan Dokumen Tender/Dokumen Seleksi/Dokumen Penunjukan
Langsung.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari buku informasi ini peserta pelatihan diharapkan
mampu memahami persiapan Pengadaan Barang/Jasa baik melalui
swakelola dan penyedia.

2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan Persiapan Swakelola;
b. Menjelaskan Persiapan Pengadaan melalui Penyedia.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 3


Versi 4, 2021
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
Pada Modul Pembelajaran ini, peserta akan mempelajari persiapan
Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi :
1. Persiapan Pengadaan melalui Swakelola
Sub Materi:
a. Persiapan Pengadaan melalui Swakelola Tipe I
b. Persiapan Pengadaan melalui Swakelola Tipe II
c. Persiapan Pengadaan melalui Swakelola Tipe III
d. Persiapan Pengadaan melalui Swakelola Tipe IV
2. Persiapan Pengadaan melalui Penyedia Barang/Jasa oleh PPK
Sub Materi:
a. Penetapan Spesifikasi Teknis/KAK
b. Penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
c. Penentuan Jenis Kontrak termasuk di dalamnya Penentuan Uang
Muka, Jaminan Penawaran, Jaminan Sanggah Banding, Jaminan
Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka, Jaminan Pemeliharaan, Sertifikat
Garansi, dan Penyesuaian Harga.
3. Persiapan Pengadaan melalui Penyedia Barang/Jasa oleh Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan
Sub Materi:
a. Reviu Dokumen Persiapan Pengadaan
b. Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
c. Penetapan Metode Evaluasi Dokumen Penawaran Barang/Jasa
d. Penetapan Metode Penyampaian Dokumen Penawaran Penyedia
Barang/Jasa
e. Penetapan Metode Kualifikasi
f. Pentapan Jadwal Pemilihan
g. Penyusunan Dokumen Pemilihan yang meliputi Dokumen Kualifikasi
dan Dokumen Tender/Dokumen Seleksi/Dokumen Penunjukan
Langsung

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 4


Versi 4, 2021
BAB II
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI
SWAKELOLA

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan persiapan PBJP melalui Swakelola

A. Uraian Materi
Proses perencanaan pengadaan melalui swakelola, yang telah dibahas
pada modul materi 5, kegiatan perencanaan ini menghasilkan 3 (tiga) output,
yaitu:
1. Penetapan tipe swakelola;
2. Spesifikasi teknis/KAK;
3. Rencana Anggaran dan Biaya.

Pada saat penetapan tipe swakelola, maka pengguna jasa telah


mengetahui pihak yang akan diajak kerja sama, baik institusi sendiri, institusi
lain, organisasi masyarakat sipil atau kelompok masyarakat. Pada Bab II ini,
modul pembelajaran akan membahas persiapan pengadaan barang/jasa
melalui swakelola. Para Pelaku Pengadaan dan pihak yang terlibat dalam
proses persiapan ini adalah:
1. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
2. Pejabat Pembuat Komitmen;
3. Penyelenggara Swakelola yaitu Tim Persiapan Swakelola;
4. Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan;
5. Pimpinan Kelompok Masyarakat; dan/atau
6. Pihak lain sebagai tim pendukung.

Kegiatan yang dilakukan ketika proses persiapan pengadaan melalui


swakelola ini dibedakan berdasar tipe swakelola yang dipilih. Elaborasi
penjelasan disampaikan sebagai berikut:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 5


Versi 4, 2021
Mengacu pada ketentuan Pasal 23 dan 24 Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2016 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, persiapan
pengadaan melalui swakelola meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Penetapan Penyelenggara Swakelola;
2. Penyusunan Spesifikasi Teknis/KAK;
3. Penyusunan Rencana Anggaran dan Biaya;
4. Finalisasi dan Tanda Tangan Kontrak Kerja sama.

Masing-masing tipe swakelola memiliki kekhususan dalam pelaksanaan


persiapan ini. Secara detail kegiatan sebagaimana huruf a sampai dengan
huruf di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe I
PPK mengoordinasikan persiapan Swakelola tipe I setelah penetapan
DIPA/DPA dengan memperhatikan penetapan sasaran yang ditetapkan oleh
PA/KPA. Secara sederhana, pelaksanaan persiapan swakelola tipe I dapat
digambarkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kegiatan Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe I


Para Pihak
No. Kegiatan
Penyusun Penetapan
1. Penetapan Penyelenggara Swakelola PPK PA/KPA
2. Rencana kegiatan Tim Persiapan PPK
3. Jadwal pelaksanaan Tim Persiapan PPK
4. Reviu spesifikasi teknis/KAK Tim Persiapan PPK
5. Reviu RAB Tim Persiapan PPK

a. Penyelenggara Swakelola
PA/KPA menetapkan Penyelenggara Swakelola yang terdiri dari Tim
Persiapan, Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas Swakelola atas usulan dari
PPK.
1) Tim Persiapan terdiri dari pegawai Kementerian/ Lembaga/ Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran. Tim Persiapan dapat merangkap
sebagai Tim Pelaksana. Tim Persiapan memiliki tugas menyusun
rencana kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan rencana biaya.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 6


Versi 4, 2021
2) Tim Pelaksana terdiri dari pegawai Kementerian/ Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran dan/atau pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain. Untuk kegiatan tertentu
yang membutuhkan banyak tenaga dilapangan seperti kegiatan
pengumpulan data oleh enumerator, maka Tim Pelaksana dapat dibantu
oleh tenaga pendukung lapangan. Tim Pelaksana memiliki tugas
melaksanakan, mencatat, mengevaluasi, dan melaporkan secara berkala
kemajuan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.
3) Tim Pengawas terdiri dari pegawai Kementerian/ Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran. Tim Persiapan memiliki tugas
mengawasi persiapan, pelaksanaan fisik maupun administrasi Swakelola
dan penyerahan hasil pekerjaan.

Penyelenggara Swakelola dapat dibantu oleh tenaga ahli/tenaga


teknis/narasumber. Tenaga ahli dalam pelaksanaan Swakelola Tipe I tidak
boleh melebihi 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Tim Pelaksana.
Penyelenggara Swakelola Tipe I memiliki sumber daya yang cukup dan
kemampuan teknis untuk melaksanakan Swakelola.
Tim Persiapan, Tim Pelaksana, dan/atau Tim Pengawas dapat
berasal/ditambahkan dari unsur Pengelola Pengadaan Barang/Jasa sesuai
dengan kompetensi teknis pekerjaan yang diswakelolakan.
Swakelola Tipe I dapat dilaksanakan oleh:
1) Badan Layanan Umum (BLU) yang merupakan bagian dari
Kementerian/Lembaga penanggung jawab anggaran sebagai instansi
induk;
2) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang merupakan bagian dari
Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran sebagai instansi induk;
3) Perguruan Tinggi Negeri yang merupakan bagian dari
Kementerian/Lembaga penanggung jawab anggaran.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 7


Versi 4, 2021
b. Rencana Kegiatan
Pada bagian huruf a dijelaskan tentang tugas Tim Persiapan. Secara detil
pada proses penyusunan rencana kegiatan swakelola, Tim Persiapan
Swakelola Tipe I melakukan tugas:
1) Menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan
kegiatan;
2) Menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown structure)
yang akan dilaksanakan.

c. Jadwal Pelaksanaan
Pada bagian huruf a dijelaskan tentang tugas Tim Persiapan. Secara detil
pada proses penyusunan jadwal pelaksanaan, Tim Persiapan merinci jadwal
pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output dengan ketentuan:
1) Menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan
swakelola; dan/atau
2) Menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan
dalam KAK, termasuk jadwal pengadaan barang/jasa yang diperlukan.

d. Reviu Spesifikasi Teknis/KAK


Pada bagian huruf a dijelaskan tentang tugas Tim Persiapan. Secara detil
pada proses pelaksanaan reviu spesifikasi teknis/KAK. Tim Persiapan
melakukan reviu atas spesifikasi teknis/KAK yaitu menyesuaikan spesifikasi
teknis/KAK hasil Perencanaan Swakelola dengan kondisi terkini di lapangan
dan anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA.

e. Reviu RAB
Pada bagian huruf a dijelaskan tentang tugas Tim Persiapan. Secara detil
pada proses pelaksanaan reviu RAB, Tim Persiapan melaksanakan kegiatan
tersebut meliputi:
1) Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 8


Versi 4, 2021
a) Gaji tenaga ahli/teknis, upah tenaga kerja (mandor, kepala tukang,
tukang), honor narasumber, dan honor Tim Penyelenggara
Swakelola;
b) Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila
diperlukan);
c) Biaya Jasa Lainnya (apabila diperlukan);
d) Biaya Jasa Konsultansi (apabila diperlukan); dan/atau
e) Biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan, rapat,
komunikasi, laporan.
Dalam hal Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah Pelaksana
Swakelola telah mempunyai standar biaya yang telah ditetapkan sebagai
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) maka penyusunan RAB
berdasarkan tarif yang telah ditetapkan dalam PNBP tersebut.
2) Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya bulanan
dan/atau biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu Anggaran yang
telah ditetapkan dalam dokumen anggaran;
3) Menyusun rencana penyerapan biaya mingguan dan biaya bulanan;
4) menghitung penyediaan kebutuhan tenaga ahli, peralatan dan
bahan/material yang dilaksanakan dengan pengadaan melalui penyedia;
dan/atau
5) Menyusun dokumen persiapan untuk kebutuhan Pengadaan Barang/Jasa
melalui Penyedia yang dilaksanakan dengan kontrak terpisah, yang
meliputi: HPS, rancangan kontrak, dan spesifikasi teknis/KAK.

Dalam hal terdapat Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia dalam


Swakelola Tipe I, maka dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Peraturan
Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Selanjutnya PPK
menetapkan spesifikasi teknis/KAK dan RAB yang telah direviu oleh Tim
Persiapan dan dilanjutkan dengan pelaksanaan Swakelola.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 9


Versi 4, 2021
2. Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe II
PPK melakukan koordinasi persiapan Swakelola tipe II setelah
penetapan DIPA/DPA dengan memperhatikan penetapan sasaran yang
ditetapkan oleh PA/KPA. Secara sederhana, pelaksanaan persiapan swakelola
tipe II dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kegiatan Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe II


Para Pihak
No Kegiatan
Penyusun Penetapan
1. Penyelenggara swakelola:
- Tim Persiapan dan Tim PPK penanggung PA/KPA
Pengawas jawab anggaran penanggung
jawab anggaran

- Tim Pelaksana K/L/PD lain K/L/PD lain


Pelaksana Pelaksana
Swakelola Swakelola
2. Rencana kegiatan Tim Persiapan PPK
3. Jadwal pelaksanaan Tim Persiapan PPK
4. Reviu Spesifikasi teknis/KAK Tim Persiapan PPK
5. Reviu RAB Tim Persiapan PPK
6. Finalisasi dan Penandatanganan
PPK dan Ketua Tim Pelaksana
Kontrak Swakelola

1. Penyelenggara Swakelola
Swakelola Tipe II dapat dilaksanakan oleh:
1) Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang mempunyai tugas dan
fungsi yang sesuai dengan pekerjaan Swakelola yang akan
dilaksanakan;
2) UKPBJ Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang ditunjuk sebagai
Agen Pengadaan untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
3) Badan Layanan Umum (BLU)/Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain; atau
4) Perguruan Tinggi Negeri Kementerian/Lembaga lain.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 10


Versi 4, 2021
Penyelenggara Swakelola Tipe II memiliki sumber daya yang cukup dan
kemampuan teknis untuk menyediakan barang/jasa yang diswakelolakan.
PA/KPA menyampaikan permintaan kesediaan kepada pejabat
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain yang mempunyai tugas dan
fungsi yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang akan diswakelolakan. Dalam
hal Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain bersedia maka PA/KPA
melakukan kesepakatan kerja sama dengan pejabat
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain sebagai pelaksana swakelola.
Pejabat Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain yang dimaksud memiliki
kesetaraan jabatan yang sama dengan PA/KPA atau 1 (satu) tingkat lebih
rendah. Selanjutnya PPK penanggung jawab anggaran meminta
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah calon pelaksana swakelola untuk
mengajukan proposal dan RAB.
PA/KPA penanggung jawab anggaran menetapkan Penyelenggara
Swakelola yang terdiri dari Tim Persiapan dan Tim Pengawas Swakelola atas
usulan dari PPK. Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah calon pelaksana
swakelola menetapkan Tim Pelaksana Swakelola.
Penyelenggara Swakelola pada Swakelola Tipe II adalah sebagai berikut:
1) Tim Persiapan terdiri dari pegawai Kementerian/ Lembaga/ Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran dan dapat merangkap sebagai Tim
Pengawas.
2) Tim Pelaksana terdiri dari pegawai Kementerian/ Lembaga/ Perangkat
Daerah lain pelaksana swakelola. Untuk kegiatan tertentu yang
membutuhkan tenaga ahli tertentu di luar dari tenaga ahli yang dimiliki
oleh pelaksana Swakelola atau membutuhkan banyak tenaga di
lapangan seperti kegiatan pengumpulan data oleh enumerator, selain
pegawai Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah pelaksana
Swakelola, maka Tim Pelaksana dapat dibantu oleh tenaga
ahli/pendukung lapangan. Dalam hal dibantu oleh tenaga ahli yang
berasal dari luar pelaksana Swakelola, jumlah tenaga ahli paling banyak
10% (sepuluh persen) dari jumlah Tim Pelaksana atau sekurang-

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 11


Versi 4, 2021
kurangnya berjumlah 1 (satu) orang. Tenaga ahli/pendukung lapangan
termasuk dalam bagian Kontrak Swakelola.
3) Tim Pengawas terdiri dari pegawai Kementerian/ Lembaga/ Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran.

2. Rencana Kegiatan
Tim Persiapan Swakelola Tipe II melakukan tugas:
1) Menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan kegiatan
2) Menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown structure)
yang akan dilaksanakan.

3. Jadwal Pelaksanaan
Tim Persiapan merinci jadwal pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output
dengan ketentuan:
1) Menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan
swakelola; dan/atau
2) Menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan
dalam KAK, termasuk jadwal pengadaan barang/jasa yang diperlukan.

4. Reviu Spesifikasi Teknis/KAK


Tim Persiapan melakukan reviu atas proposal dari Pelaksana Swakelola
yaitu menyesuaikan target/sasaran pada KAK perencanaan Swakelola dengan
anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA.

5. Reviu RAB
Langkah-langkah pelaksanaan Reviu RAB pada persiapan Swakelola
Tipe II adalah sebagai berikut:
1) Tim Pelaksana mengajukan RAB swakelola kepada PPK. Kegiatan
tersebut meliputi:
a) Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 12


Versi 4, 2021
(1) gaji tenaga teknis, upah tenaga kerja (mandor, kepala tukang,
tukang), honor narasumber, dan honor Tim Penyelenggara
Swakelola;
(2) biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila
diperlukan);
(3) biaya Jasa Lainnya (apabila diperlukan);dan/atau
(4) biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan, rapat,
komunikasi, laporan.

b) Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya


bulanan dan/atau biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu
Anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran;
c) Menyusun rencana penyerapan biaya mingguan dan biaya bulanan;
d) Menghitung penyediaan kebutuhan tenaga kerja, sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan yang dilaksanakan dengan
pengadaan melalui penyedia; dan/atau
e) Menyusun dokumen persiapan untuk kebutuhan Pengadaan
Barang/Jasa melalui Penyedia yang dilaksanakan dengan kontrak
terpisah, yang meliputi: HPS, rancangan kontrak, dan spesifikasi
teknis/KAK.
2) PPK melakukan reviu atas usulan proposal dan RAB
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lainnya terhadap DIPA/DPA
penanggung jawab anggaran.
Reviu Rencana Anggaran Biaya (RAB) terdiri dari :
a) Biaya personil seperti gaji tenaga teknis, upah tenaga kerja (mandor,
kepala tukang, tukang), honor narasumber, dan honor Tim
Penyelenggara Swakelola;
b) Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila
diperlukan);
c) Biaya Jasa Lainnya (apabila diperlukan);dan/atau
d) Biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan, rapat,
komunikasi, laporan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 13


Versi 4, 2021
Data/informasi biaya personil dan biaya lainnya yang digunakan
dalam penyelenggaraan swakelola tipe II dapat menggunakan standar
biaya masukan yang dikeluarkan oleh Kementerian bidang yang
mengatur keuangan atau keputusan kepala daerah.
Dalam hal Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah Pelaksana
Swakelola telah mempunyai standar biaya yang telah ditetapkan sebagai
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) maka penyusunan RAB
berdasarkan tarif yang telah ditetapkan dalam penetapan PNBP tersebut.
3) Apabila dalam pelaksanaan Swakelola Tipe II terdapat kebutuhan
Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia maka:
a) Untuk Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah Pelaksana
Swakelola yang menerapkan tarif berdasarkan PNBP, maka semua
kebutuhan Pengadaan Barang/Jasa sudah dimasukan dalam Kontrak
Swakelola; atau
b) Untuk Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah Pelaksana
Swakelola yang belum/tidak menerapkan tarif berdasarkan PNBP,
maka kebutuhan pengadaan barang/jasa dapat:
(1) dimasukkan kedalam Kontrak Swakelola; atau
(2) dalam hal Pelaksana Swakelola tidak bersedia/tidak mampu/tidak
efektif dan/atau tidak efisien untuk melaksanakan pengadaan
bahan/material/jasa lainnya pendukung yang dibutuhkan dalam
melaksanakan Swakelola, maka pengadaan bahan/material/jasa
lainnya pendukung dilakukan melalui penyedia dengan kontrak
terpisah oleh PPK.

6. Kontrak Swakelola
Tim Persiapan dan Tim Pelaksana menyusun Rancangan Kontrak
Swakelola dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam hal terdapat perbedaan antara biaya yang diusulkan dengan
anggaran yang disetujui dalam DIPA/DPA, PPK dibantu oleh tim
persiapan melakukan negosiasi teknis dan harga dengan Tim Pelaksana
Swakelola. PPK menetapkan spesifikasi teknis/KAK dan RAB setelah

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 14


Versi 4, 2021
negosiasi dengan Tim Pelaksana mencapai kesepakatan. Hasil negosiasi
dituangkan dalam berita acara hasil negosiasi dan menjadi dasar
penyusunan Kontrak Swakelola;
2) PPK menandatangani Kontrak Swakelola dengan Tim Pelaksana
Swakelola. Kontrak Swakelola paling kurang berisi:
a) Para pihak;
b) Barang/Jasa yang akan dihasilkan;
c) Nilai yang diswakelolakan sudah termasuk seluruh kebutuhan
Barang/Jasa pendukung Swakelola;
d) Jangka waktu pelaksanaan; dan
e) Hak dan kewajiban para pihak.

Dalam hal rancangan Kontrak Swakelola Tipe II termasuk Pengadaan


Barang/Jasa melalui Penyedia maka:
1) Untuk Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah Pelaksana Swakelola
maka pengadaan barang/jasa dilaksanakan oleh Tim Pelaksana dengan
berpedoman pada prinsip dan etika Pengadaan Barang/Jasa; atau
2) Untuk BLU/BLUD Pelaksana Swakelola, maka proses pengadaan
barang/jasa menggunakan ketentuan pengadaan barang/jasa di
BLU/BLUD.

3. Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe III


PPK melakukan koordinasi persiapan Swakelola tipe III setelah
penetapan DIPA/DPA dengan memperhatikan penetapan sasaran yang
ditetapkan oleh PA/KPA. Secara sederhana, pelaksanaan persiapan swakelola
tipe I dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 15


Versi 4, 2021
Tabel 2.3 Kegiatan Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe III
Para Pihak
No Kegiatan
Penyusun Penetapan
1. Penyelenggara swakelola:
- Tim Persiapan dan PPK penanggung PA/KPA penanggung
Tim Pengawas jawab anggaran jawab anggaran
- Tim Pelaksana Ormas Pimpinan calon
pelaksana Swakelola
2. Rencana kegiatan Tim Persiapan PPK
3. Jadwal pelaksanaan Tim Persiapan PPK
4. Reviu Spesifikasi teknis/KAK Tim Persiapan PPK
5. Reviu RAB Tim Persiapan PPK
6. Finalisasi dan
PPK dan Pimpinan calon pelaksana
Penandatanganan Kontrak
Swakelola
Swakelola

a. Penyelenggara Swakelola
Swakelola Tipe III dilaksanakan oleh Lembaga Swadaya
Masyarakat/Organisasi Masyarakat Sipil. Swakelola Tipe III juga dapat
dilaksanakan oleh:
1) Perguruan Tinggi Swasta; atau
2) Organisasi profesi

Persyaratan Penyelenggara Swakelola Tipe III yaitu:


1) berbadan hukum Yayasan atau berbadan hukum perkumpulan yang telah
mendapatkan pengesahan badan hukum dari Kementerian yang
membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Dalam hal Perguruan Tinggi Swasta
dapat berbentuk badan hukum nirlaba lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2) Mempunyai status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil
Konfirmasi Status Wajib Pajak;
3) memiliki struktur organisasi/pengurus;
4) memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART);
5) Mempunyai bidang kegiatan yang berhubungan dengan Barang/Jasa
yang diadakan, sesuai dengan AD/ART dan/atau dokumen pengesahan;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 16


Versi 4, 2021
6) Mempunyai Personel tetap dengan keilmuan dan pengalaman teknis
menyediakan atau mengerjakan barang/jasa sejenis yang
diswakelolakan. Untuk personel yang ditugaskan sebagai calon Ketua
Tim Pelaksana wajib memiliki kemampuan manajerial;
7) Mempunyai atau menguasai kantor dengan alamat yang benar, tetap dan
jelas berupa milik sendiri atau sewa; dan
8) Dalam hal calon pelaksana Swakelola akan melakukan kemitraan, harus
mempunyai perjanjian kerja sama kemitraan yang memuat tanggung
jawab masing-masing yang mewakili kemitraan tersebut.

PPK melakukan survei sebelum menyampaikan kesediaan kepada calon


pelaksana Swakelola. Apabila hanya ada 1 (satu) calon pelaksana Swakelola
yang dinilai mampu, PA/KPA melalui PPK menyampaikan permintaan
kesediaan kepada calon pelaksana Swakelola untuk melaksanakan Swakelola.
Dalam hal calon pelaksana Swakelola bersedia, maka PA/KPA melakukan
penetapan calon pelaksana Swakelola sebagai pelaksana Swakelola.
selanjutnya PPK penanggung jawab anggaran meminta pelaksana Swakelola
untuk mengajukan proposal dan RAB.
Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) calon pelaksana Swakelola yang
dinilai mampu untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa melalui Swakelola
Tipe III, PPK dapat melakukan proses pemilihan melalui mekanisme pemilihan
calon pelaksana Swakelola. Pada mekanisme pemilihan calon pelaksana
Swakelola, calon pelaksana Swakelola yang berminat menjadi pelaksana
swakelola tipe III mengajukan portofolio dan proposal kepada PPK.
PPK dapat menetapkan lebih dari 1 (satu) calon pelaksana Swakelola.
Dalam hal menetapkan lebih dari 1 calon pelaksana Swakelola maka PPK
dapat melakukan dengan cara negosiasi teknis dan biaya. Negosiasi teknis dan
biaya bertujuan untuk mendapatkan 1 (satu) harga dan teknis terbaik yang
sama untuk seluruh calon pelaksana Swakelola, kecuali untuk komponen biaya
yang bersifat sesuai pengeluaran (at cost).
Dalam hal calon pelaksana Swakelola tipe III telah terpilih melalui
mekanisme pemilihan calon pelaksana Swakelola, maka PA/KPA melakukan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 17


Versi 4, 2021
penetapan calon pelaksana Swakelola sebagai pelaksana swakelola,
selanjutnya PPK meminta pelaksana Swakelola untuk mengajukan RAB.
PA/KPA menetapkan Penyelenggara Swakelola yang terdiri dari Tim
Persiapan dan Tim Pengawas Swakelola atas usulan dari PPK.
Tim Persiapan terdiri dari pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran dan dapat merangkap sebagai Tim
Pengawas.
Tim Pelaksana terdiri dari anggota Ormas/Organisasi Profesi atau
pegawai Perguruan Tinggi Swasta. Untuk kegiatan tertentu yang membutuhkan
tenaga ahli tertentu di luar dari tenaga ahli yang dimiliki oleh pelaksana
Swakelola atau membutuhkan banyak tenaga di lapangan seperti kegiatan
pengumpulan data oleh enumerator, selain anggota Ormas/Organisasi Profesi
atau pegawai Perguruan Tinggi Swasta, maka Tim Pelaksana dapat dibantu
oleh tenaga ahli/pendukung lapangan. Dalam hal dibantu oleh tenaga ahli yang
berasal dari luar pelaksana Swakelola, jumlah tenaga ahli paling banyak 10%
(sepuluh persen) dari jumlah Tim Pelaksana atau sekurang-kurangnya
berjumlah 1 (satu) orang. Tenaga ahli/pendukung lapangan termasuk dalam
bagian Kontrak Swakelola.
Tim Pengawas terdiri dari pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah penanggung jawab anggaran.

b. Rencana Kegiatan
Tim Persiapan swakelola Tipe III melakukan tugas:
1) Menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan
kegiatan;
2) Menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown structure)
yang akan dilaksanakan.

c. Jadwal Pelaksanaan
Tim Persiapan merinci jadwal pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output
dengan ketentuan:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 18


Versi 4, 2021
1) Menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan
swakelola; dan/atau
2) Menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan
dalam KAK, termasuk jadwal pengadaan barang/jasa yang diperlukan.

d. Reviu Spesifikasi Teknis/KAK


Tim Persiapan melakukan reviu atas KAK yaitu menyesuaikan KAK
perencanaan Swakelola dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA.

e. Reviu RAB
Langkah-langkah pelaksanaan Reviu RAB pada persiapan Swakelola
Tipe III adalah sebagai berikut:
1) Tim Pelaksana mengajukan RAB swakelola kepada PPK. Kegiatan
tersebut meliputi:
a) Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:
(1) Gaji personel, upah petugas lapangan (koordinator lapangan,
petugas lapangan, dan lain-lain), honor narasumber dan honor
tim Penyelenggara Swakelola;
(2) Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila
diperlukan);
(3) Biaya Jasa Lainnya (apabila diperlukan);dan/atau
(4) Biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan, rapat,
komunikasi, laporan
Data/informasi yang dapat digunakan dalam menentukan besaran
biaya personel antara lain:
1) Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi
oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah; atau
2) Gaji personel dari kontrak yang pernah atau sedang
dilaksanakan
b) Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya
bulanan dan/atau biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu
Anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 19


Versi 4, 2021
c) Menyusun rencana penyerapan biaya mingguan dan biaya bulanan;
d) Menghitung penyediaan kebutuhan tenaga kerja, sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan yang dilaksanakan dengan
pengadaan melalui penyedia; dan/atau
e) Menyusun dokumen persiapan untuk kebutuhan Pengadaan
Barang/Jasa melalui Penyedia yang dilaksanakan dengan kontrak
terpisah, yang meliputi: HPS, rancangan kontrak, dan spesifikasi
teknis/KAK
2) Selanjutnya PPK melakukan reviu atas usulan proposal dan RAB. Reviu
Rencana Anggaran Biaya (RAB) terdiri dari :
a) Gaji personel, upah petugas lapangan (koordinator lapangan,
petugas lapangan, dan lain-lain), honor narasumber dan honor tim
Penyelenggara Swakelola;
b) Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila
diperlukan);
c) Biaya Jasa Lainnya (apabila diperlukan);dan/atau
d) Biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan, rapat,
komunikasi, laporan.
3) Apabila dalam pelaksanaan Swakelola Tipe III terdapat kebutuhan
Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia maka kebutuhan pengadaan
barang/jasa dapat:
a) dimasukkan kedalam Kontrak Swakelola; atau
b) dalam hal Pelaksana Swakelola tidak bersedia/tidak mampu/tidak
efektif dan/atau tidak efisien untuk melaksanakan pengadaan
bahan/material/jasa lainnya pendukung yang dibutuhkan dalam
melaksanakan Swakelola, maka pengadaan bahan/material/jasa
lainnya pendukung dilakukan melalui kontrak terpisah oleh PPK.

f. Kontrak Swakelola
Tim Persiapan dan Tim Pelaksana menyusun Rancangan Kontrak
Swakelola dengan ketentuan sebagai berikut:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 20


Versi 4, 2021
1) Dalam hal terdapat perbedaan antara biaya yang diusulkan dengan
anggaran yang disetujui dalam DIPA/DPA, PPK dibantu oleh Tim
Persiapan melakukan negosiasi teknis dan harga dengan Tim Pelaksana
Swakelola. PPK menetapkan spesifikasi teknis/KAK dan RAB setelah
negosiasi dengan Tim Pelaksana mencapai kesepakatan. Hasil negosiasi
dituangkan dalam berita acara hasil negosiasi dan menjadi dasar
penyusunan Kontrak Swakelola;
2) PPK menandatangani Kontrak Swakelola dengan pimpinan pelaksana
Swakelola. Kontrak Swakelola paling kurang berisi:
a) Para pihak;
b) Barang/Jasa yang akan dihasilkan;
c) Nilai yang diswakelolakan sudah termasuk seluruh kebutuhan
Barang/Jasa pendukung Swakelola;
d) Jangka waktu pelaksanaan; dan
e) Hak dan kewajiban para pihak.

Dalam hal rancangan Kontrak Swakelola Tipe III termasuk Pengadaan


Barang/Jasa melalui Penyedia maka dilaksanakan oleh Tim Pelaksana dengan
berpedoman pada prinsip dan etika Pengadaan Barang/Jasa.

4. Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe IV


PPK melakukan koordinasi persiapan Swakelola tipe IV setelah
penetapan DIPA/DPA dengan memperhatikan penetapan sasaran yang
ditetapkan oleh PA/KPA. Secara sederhana, pelaksanaan persiapan swakelola
tipe IV dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 21


Versi 4, 2021
Tabel 2.4 Kegiatan Persiapan Pengadaan Melalui Swakelola Tipe IV
Para Pihak
No Kegiatan
Penyusun Penetapan
1. Penyelenggara swakelola: Pimpinan
Kelompok
Tim Persiapan, Tim Pelaksana Kelompok
Masyarakat
dan Tim Pengawas Masyarakat
2. Rencana kegiatan Tim Persiapan PPK
3. Jadwal pelaksanaan Tim Persiapan PPK
4. Reviu Spesifikasi teknis/KAK Tim Persiapan PPK
5. Reviu RAB Tim Persiapan PPK
6. Finalisasi dan
PPK dan Pimpinan Kelompok
Penandatanganan Kontrak
Masyarakat Pelaksana Swakelola
Swakelola

a. Penyelenggara Swakelola
Persyaratan Penyelenggara Swakelola Tipe IV yaitu: Surat Pengukuhan
yang dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang yang memuat:
1) Memiliki sekretariat dengan alamat yang benar dan jelas di lokasi tempat
pelaksanaan kegiatan; dan
2) Memiliki kemampuan untuk menyediakan atau mengerjakan barang/jasa
sejenis yang diswakelolakan
PA/KPA melalui PPK menyampaikan undangan kepada Kelompok
Masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan swakelola. Jika Kelompok
Masyarakat tersebut bersedia untuk melaksanakan pekerjaan swakelola, maka
penanggung jawab Kelompok Masyarakat menyampaikan surat pernyataan
kesediaan sebagai pelaksana swakelola. Selanjutnya PA/KPA melakukan
penetapan Kelompok Masyarakat sebagai pelaksana swakelola.
Dalam hal pengadaan barang/jasa melalui Swakelola merupakan usulan
dari Kelompok Masyarakat, maka PA/KPA menetapkan Kelompok Masyarakat
sebagai calon pelaksana swakelola.
Setelah Kelompok Masyarakat ditetapkan, Selanjutnya PPK meminta
Kelompok Masyarakat calon pelaksana Swakelola untuk mengajukan proposal
dan RAB.
Pimpinan Kelompok Masyarakat menetapkan Penyelenggara Swakelola
yang terdiri dari Tim Persiapan, Tim Pelaksana dan Tim Pengawas Swakelola.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 22


Versi 4, 2021
Penyelenggara Swakelola Tipe IV terdiri dari pengurus/anggota Kelompok
Masyarakat pelaksana swakelola.
PPK menugaskan pegawai pada instansi penanggung jawab anggaran
untuk melakukan pendampingan atau asistensi Penyelenggara Swakelola.
Dalam hal pendampingan/asistensi penyelenggaraan Swakelola dibutuhkan
tenaga ahli, PPK dapat melakukan perikatan/Kontrak yang terpisah dari Kontrak
Swakelola tipe IV.

b. Rencana Kegiatan
Tim Persiapan Swakelola Tipe IV dapat dibantu oleh pegawai dari
instansi penanggung jawab anggaran atau tenaga ahli/teknis/narasumber yang
ditugaskan oleh PPK untuk melakukan tugas:
1) Menyusun persiapan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan
kegiatan;
2) Menyusun daftar/struktur rencana kegiatan (work breakdown structure)
yang akan dilaksanakan.

c. Jadwal Pelaksanaan
Tim Persiapan merinci jadwal pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output
dengan ketentuan:
1) menetapkan waktu dimulainya hingga berakhirnya pelaksanaan
swakelola; dan/atau
2) menetapkan jadwal pelaksanaan swakelola berdasarkan kebutuhan
dalam KAK, termasuk jadwal pengadaan barang/jasa yang diperlukan.

d. Reviu Spesifikasi Teknis/KAK


Pegawai pada instansi penanggung jawab anggaran atau tenaga
ahli/teknis/narasumber yang ditugaskan oleh PPK untuk melakukan
pendampingan atau asistensi Penyelenggara Swakelola melakukan reviu atas
KAK yaitu menyesuaikan KAK perencanaan Swakelola dengan anggaran yang
tercantum dalam DIPA/DPA.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 23


Versi 4, 2021
e. Reviu RAB
Langkah-langkah pelaksanaan Reviu RAB pada persiapan Swakelola
Tipe II adalah sebagai berikut:
1) Tim Pelaksana mengajukan RAB swakelola kepada PPK. Kegiatan
tersebut meliputi:
a) Menyusun detail rencana kebutuhan dan biaya:
(1) Gaji tenaga teknis, upah tenaga kerja (mandor, kepala tukang,
tukang), honor narasumber, dan honor Tim Penyelenggara
Swakelola;
(2) Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila
diperlukan); dan/atau
(3) Biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan, rapat,
komunikasi, laporan
b) Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya
bulanan dan/atau biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu
Anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran;
c) menyusun rencana penyerapan biaya mingguan dan biaya bulanan;
dan/atau
d) menghitung penyediaan kebutuhan tenaga kerja, sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan yang dilaksanakan dengan
pengadaan melalui penyedia
2) Pegawai pada instansi penanggung jawab anggaran atau tenaga
ahli/teknis/narasumber yang ditugaskan oleh PPK untuk melakukan
pendampingan atau asistensi Penyelenggara Swakelola melakukan reviu
RAB yang disusun oleh Tim Persiapan yang berasal dari Kelompok
Masyarakat sebelum diserahkan kepada PPK.
3) PPK melakukan reviu atas usulan proposal dan RAB. Reviu Rencana
Anggaran Biaya (RAB) terdiri dari:
a) Gaji tenaga teknis, upah tenaga kerja (mandor, kepala tukang,
tukang), honor narasumber, dan honor Tim Penyelenggara
Swakelola;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 24


Versi 4, 2021
b) Biaya bahan/material termasuk peralatan/suku cadang (apabila
diperlukan);
c) Biaya Jasa Lainnya (apabila diperlukan);dan/atau
d) Biaya lainnya yang dibutuhkan, contoh: perjalanan, rapat,
komunikasi, laporan.

Apabila dalam pelaksanaan Swakelola Tipe IV terdapat kebutuhan


Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia maka kebutuhan pengadaan
barang/jasa dapat:
1) Dimasukkan kedalam Kontrak Swakelola; atau
2) Dalam hal Pelaksana Swakelola tidak bersedia/tidak mampu untuk
melaksanakan pengadaan bahan/material/jasa lainnya pendukung yang
dibutuhkan dalam melaksanakan Swakelola, maka pengadaan
bahan/material/jasa lainnya pendukung dilakukan melalui kontrak
terpisah oleh PPK. dokumen persiapan untuk kebutuhan Pengadaan
Barang/Jasa melalui Penyedia yang dilaksanakan dengan kontrak
terpisah, yang meliputi: HPS, rancangan kontrak, dan spesifikasi
teknis/KAK disiapkan oleh pegawai dari instansi penanggung jawab
anggaran atau tenaga ahli/teknis/narasumber yang ditugaskan oleh PPK
untuk melakukan pendampingan atau asistensi Penyelenggara
Swakelola.

f. Kontrak Swakelola
PPK menyusun rancangan Kontrak Swakelola dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Dalam hal terdapat perbedaan antara biaya yang diusulkan dengan
anggaran yang disetujui dalam DIPA/DPA, PPK melakukan negosiasi
teknis dan harga dengan Tim Pelaksana Swakelola. PPK menetapkan
spesifikasi teknis/KAK dan RAB setelah negosiasi dengan Tim Pelaksana
mencapai kesepakatan. Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara
hasil negosiasi dan menjadi dasar penyusunan Kontrak Swakelola;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 25


Versi 4, 2021
2) PPK menandatangani Kontrak Swakelola dengan pimpinan Kelompok
Masyarakat pelaksana swakelola. Kontrak Swakelola paling kurang
berisi:
a) Para pihak;
b) Barang/Jasa yang akan dihasilkan;
c) Nilai yang diswakelolakan sudah termasuk seluruh kebutuhan
Barang/Jasa pendukung Swakelola;
d) Jangka waktu pelaksanaan; dan
e) Hak dan kewajiban para pihak.

Dalam hal rancangan Kontrak Swakelola Tipe IV termasuk Pengadaan


Barang/Jasa melalui Penyedia maka dilaksanakan oleh Tim Pelaksana dengan
berpedoman pada prinsip dan etika Pengadaan Barang/Jasa.

B. Latihan
Untuk lebih memahami materi persiapan swakelola ini, tugas anda adalah
menyebutkan apa saja kegiatan persiapan swakelola untuk masing-masing tipe
swakelola!

C. Rangkuman
1. Persiapan swakelola tipe I
Para Pihak
No. Kegiatan
Penyusun Penetapan
1. Penetapan Penyelenggara Swakelola PPK PA/KPA
2. Rencana kegiatan Tim Persiapan PPK
3. Jadwal pelaksanaan Tim Persiapan PPK
4. Reviu spesifikasi teknis/KAK Tim Persiapan PPK
5. Reviu RAB Tim Persiapan PPK

2. Persiapan swakelola tipe II


Para Pihak
No Kegiatan
Penyusun Penetapan
1. Penyelenggara swakelola:
 Tim Persiapan dan Tim PPK penanggung PA/KPA
Pengawas jawab anggaran penanggung jawab
anggaran

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 26


Versi 4, 2021
Para Pihak
No Kegiatan
Penyusun Penetapan
K/L/PD lain
Pelaksana K/L/PD lain
 Tim Pelaksana Swakelola Pelaksana
Swakelola
2. Rencana kegiatan Tim Persiapan PPK
3. Jadwal pelaksanaan Tim Persiapan PPK
4. Reviu Spesifikasi teknis/KAK Tim Persiapan PPK
5. Reviu RAB Tim Persiapan PPK
6. Finalisasi dan
Penandatanganan Kontrak PPK dan Ketua Tim Pelaksana
Swakelola

3. Persiapan swakelola tipe III


Para Pihak
No Kegiatan
Penyusun Penetapan
1. Penyelenggara swakelola:
 Tim Persiapan dan PPK penanggung PA/KPA penanggung
Tim Pengawas jawab anggaran jawab anggaran
 Tim Pelaksana Ormas Pimpinan calon
pelaksana Swakelola
2. Rencana kegiatan Tim Persiapan PPK
3. Jadwal pelaksanaan Tim Persiapan PPK
4. Reviu Spesifikasi teknis/KAK Tim Persiapan PPK
5. Reviu RAB Tim Persiapan PPK
6. Finalisasi dan
PPK dan Pimpinan calon pelaksana
Penandatanganan Kontrak
Swakelola
Swakelola

4. Persiapan swakelola tipe IV


Para Pihak
No Kegiatan
Penyusun Penetapan
1. Penyelenggara swakelola:
Kelompok Pimpinan Kelompok
Tim Persiapan, Tim Pelaksana
Masyarakat Masyarakat
dan Tim Pengawas
2. Rencana kegiatan Tim Persiapan PPK
3. Jadwal pelaksanaan Tim Persiapan PPK
4. Reviu Spesifikasi teknis/KAK Tim Persiapan PPK
5. Reviu RAB Tim Persiapan PPK
6. Finalisasi dan
PPK dan Pimpinan Kelompok
Penandatanganan Kontrak
Masyarakat Pelaksana Swakelola
Swakelola

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 27


Versi 4, 2021
D. Evaluasi Materi Pokok 1
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat!
1. Dalam swakelola tipe I, tim pelaksana ditetapkan oleh….
A. PA/KPA
B. PPK
C. Kepala Unit Kerja
D. Pejabat Eselon II
2. Dalam swakelola tipe IV, tim pengawas ditetapkan oleh….
A. PA/KPA
B. Pimpinan Kelompok Masyarakat
C. PPK
D. Pimpinan Ormas
3. Dalam reviu RAB, Tim Persiapan dan PPK perlu memperhatikan…
A. Gaji tenaga kerja, biaya bahan, biaya jasa lainnya (apabila diperlukan)
B. Gaji tenaga kerja, biaya jasa lainnya (apabila diperlukan), keuntungan
C. Biaya jasa lainnya (apabila diperlukan), keuntungan, biaya perjalanan
dinas
D. Biaya jasa lainnya (apabila diperlukan), biaya bahan, biaya tidak
terduga
4. Dalam swakelola tipe III, finalisasi dan penandatanganan Kontrak
Swakelola dilaksanakan oleh….
A. PPK dengan pimpinan Pokmas
B. PPK dengan pimpinan calon pelaksana swakelola
C. PPK dengan tim pelaksana
D. PPK dengan pimpinan BLU
5. Berikut adalah institusi yang dapat dijadikan sebagai tim pelaksana
swakelola tipe II….
A. Perguruan Tinggi Swasta
B. Kelompok Masyarakat Petani Irigasi
C. Organisasi Masyarakat Sipil
D. BLU institusi lain

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 28


Versi 4, 2021
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi
pokok yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang
benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda terhadap materi pokok.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 1 terutama bagian yang
belum anda kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 29


Versi 4, 2021
BAB III
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI
PENYEDIA OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan persiapan PPK dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah

A. Uraian Materi
Persiapan Pengadaan dapat dilaksanakan setelah RKA-K/L disetujui oleh
DPR atau RKA Perangkat Daerah disetujui oleh DPRD. Untuk Pengadaan
Barang/Jasa yang pelaksanaan kontraknya harus dimulai pada awal tahun,
persiapan pengadaan dan/atau pemilihan Penyedia dapat dilaksanakan setelah
penetapan Pagu Anggaran K/L atau persetujuan RKA Perangkat Daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal dibutuhkan persiapan
pengadaan dan proses pemilihan mendahului persetujuan RKA-K/L oleh DPR
atau RKA Perangkat Daerah oleh DPRD, pemilihan penyedia dapat dilakukan
sepanjang mendapat persetujuan PA dan kontrak bersifat tidak mengikat dan
tindak lanjutnya sebagai berikut:
1. Pejabat yang berwenang untuk menandatangani Kontrak mengadakan
ikatan perjanjian atau menandatangani Kontrak untuk selanjutnya disebut
Pejabat Penandatangan Kontrak dengan Penyedia setelah DIPA/DPA
disahkan.
2. Apabila pagu anggaran yang tersedia dalam RKA-K/L disetujui oleh DPR
atau RKA Perangkat Daerah disetujui oleh DPRD lebih kecil dari
penawaran harga terkoreksi pemenang, proses pemilihan dapat
dilanjutkan dengan melakukan negosiasi teknis dan harga.
Negosiasi teknis dan harga dapat meliputi perubahan ruang lingkup
pekerjaan, spesifikasi teknis, tahapan pekerjaan dan harga. Dalam hal
terjadi perubahan ruang lingkup pekerjaan, spesifikasi teknis, tahapan
pekerjaan dan harga harus mendapatkan persetujuan PA/KPA.
3. Apabila kegiatan tidak tersedia dalam DIPA/DPA maka pemilihan
penyedia harus dibatalkan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 30


Versi 4, 2021
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi
Nonkonstruksi dilakukan oleh PPK meliputi:
1. Reviu dan penetapan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK).
2. Penyusunan dan penetapan HPS.
3. Penyusunan dan penetapan rancangan kontrak; dan/atau
4. Penetapan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan, sertifikat garansi, dan/atau penyesuaian harga.

Persiapan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi Konstruksi


dilakukan oleh PPK meliputi:
1. Reviu dan penetapan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK).
2. Penyusunan dan penetapan HPS;
3. Perumusan dan penetapan rancangan kontrak;
4. Penetapan Detailed Engineering Design untuk pemilihan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi; dan
5. Penetapan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan, sertifikat garansi, dan/atau penyesuaian harga.

Persiapan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi dilakukan oleh


PPK meliputi:
1. Reviu pagu pekerjaan Rancang dan Bangun;
2. Penyusunan dan Penetapan Dokumen Ketentuan PPK;
3. Penyusunan dan penetapan rancangan kontrak; dan
4. Penetapan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan, sertifikat garansi, dan/atau penyesuaian harga.

Disamping itu PPK melakukan:


1. Identifikasi apakah barang/jasa yang akan diadakan termasuk dalam
kategori barang/jasa yang akan diadakan melalui pengadaan langsung,
E-purchasing, atau termasuk pengadaan khusus; dan
2. Reviu terhadap dokumen perencanaan pengadaan terkait kewajiban
untuk menggunakan produk usaha kecil serta koperasi dari hasil produk

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 31


Versi 4, 2021
dalam negeri paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari nilai anggaran
belanja barang/jasa Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.

1. Penetapan Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK)


Spesifikasi Teknis adalah karakteristik total dari barang/jasa, yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna barang/jasa yang dinyatakan
secara tertulis. Spesifikasi Teknis juga dapat diartikan sebagai suatu uraian
terperinci mengenai persyaratan kinerja barang, jasa atau pekerjaan, seperti
kualitas material, metode kerja dan standar kualitas pekerjaan dan lain lain
yang harus diberikan oleh Penyedia.
Untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya disebut
Spesifikasi Teknis, sedangkan untuk pekerjaan Jasa Konsultansi disebut
Kerangka Acuan Kerja (KAK). Selanjutnya didetailkan menjadi daftar
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi agar nantinya barang/jasa yang
diadakan dapat sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, pengguna membutuhkan
beberapa unit komputer untuk dipakai oleh karyawan yang baru direkrut. Dari
kebutuhan tersebut diidentifikasi berapa jumlah karyawan yang membutuhkan
komputer, karyawan tersebut akan bekerja pada bagian apa saja untuk
diketahui jenis kinerja atau fungsi komputer yang dibutuhkan, kemudian
apakah ada standar yang harus dipenuhi seperti low voltage, low radiation,
ergonomis, jenis komputernya (desktop, laptop, atau all in one PC) dan
sebagainya. Setelah persyaratan yang harus dipenuhi dapat dirinci barulah
dokumen spesifikasi teknis dapat disusun secara lengkap sesuai dengan istilah
dalam industri dari produk yang akan diadakan.
Kejelasan spesifikasi teknis barang/jasa, merupakan langkah awal upaya
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengadaan barang/jasa. Spesifikasi
Teknis barang/jasa yang jelas dan tepat akan bermanfaat untuk :
a. Menguji produk dan jasa dalam memenuhi kebutuhan pengguna.
b. Mendorong penyedia untuk memberikan solusi alternatif dan inovatif,
yang dapat menawarkan value for money yang lebih baik.
c. Meningkatkan kompetisi dalam proses pemilihan penyedia.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 32


Versi 4, 2021
Secara umum persyaratan dapat disusun dengan memperhatikan hal-hal
berikut ini:
a. Fungsi dan kinerja yang dibutuhkan
b. Jumlah barang/jasa yang diperlukan
c. Batasan ukuran dan desain yang esensial
d. Standar internal atau eksternal; nasional, regional atau internasional yang
relevan.
e. Rincian dari model yang ada saat ini yang sesuai
f. Batasan waktu, kapan diperlukannya barang/jasa
g. Karakteristik atau isu-isu khusus terkait barang/jasa
h. Kondisi Kesehatan dan Keselamatan

Dalam penetapan persyaratan untuk Spesifikasi Teknis, berikut adalah


hal-hal yang harus dihindari:
a. Tidak standar
b. Tidak menggunakan penggunaan barang/jasa yang lebih baik atau yang
tidak sesuai dengan kondisi terkini
c. Mencerminkan apa yang diinginkan (bukan kebutuhan) oleh pembuat
spesifikasi
d. Tidak berkontribusi terhadap fungsi
e. Mengalami kegagalan dalam penggunaan, yang secara potensial
mengalami dampak yang lebih luas dari pada penghemat biaya;
f. Mengabaikan produksi dan kinerja desain yang ekonomis.
g. Bertentangan dengan standar internal atau eksternal antara lain standar
nasional, regional atau internasional dan peraturan kesehatan dan
keselamatan dll

Setelah diperoleh informasi terkait barang/jasa tersebut, selanjutnya


Spesifikasi Teknis /KAK dapat disusun.
Sesuai dengan penjelasan diatas, maka ketentuan dalam menyusun
Spesifikasi Teknis /KAK sesuai Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018 pasal 19

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 33


Versi 4, 2021
dan Peraturan LKPP No. 7 tahun 2018. Sebelum PPK menetapkan Spesifikasi
teknis/KAK harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Menggunakan produk dalam negeri
Setiap instansi pemerintah wajib menggunakan produk dalam negeri,
termasuk rancang bangun dan perekayasaan nasional barang/jasa
dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ditambah nilai
Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh
persen). Daftar inventarisasi produk barang/jasa yang telah memiliki
sertifikat TKDN dari Kementerian Perindustrian dapat dilihat pada web:
http://tkdn.kemenperin.go.id/inventaris.php.
Contoh: traktor tangan, tiang listrik dan lain-lain.
b. Menggunakan produk bersertifikat SNI
Produk SNI adalah produk yang sudah lulus pengujian mutu produk
menggunakan parameter dalam SNI oleh laboratorium yang terakreditasi
Komite Akreditasi Nasional (KAN). Sesuai dengan Undang-Undang
Standarisasi No. 20 tahun 2014 tentang Standardisasi dan penilaian
kesesuaian, SNI dibagi dua yaitu SNI wajib dan SNI Sukarela.
SNI wajib adalah SNI yang diberlakukan wajib oleh instansi teknis untuk
sebagian atau seluruh spesifikasi teknis dan atau parameter dalam SNI
demi kepentingan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat
atau pelestarian fungsi lingkungan hidup dan/atau pertimbangan
ekonomis. Contoh Produk ber SNI wajib : helm, ban kendaraan, air
minum dalam kemasan. SNI Sukarela adalah SNI yang tidak wajib dan
untuk ditetapkan oleh pelaku usaha.
Contoh produk ber SNI Sukarela : kerudung, seragam.
c. Menggunakan Produk Usaha Mikro dan Kecil serta Koperasi dari hasil
Produksi Dalam Negeri
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pengadaan barang/jasa
pemerintah, terutama yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa
yang pro usaha kecil dan produk dalam negeri maka seorang PPK Ketika
membuat spesifikasi teknis/KAK harus memperhatikan produk yang

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 34


Versi 4, 2021
dihasilkan oleh usaha kecil dan koperasi. Produk usaha kecil dan
koperasi tersebut bukan merupakan hasil proses importasi.
Penerapan kegiatan ini dapat diwujudkan, misalnya dalam pembelian
seminar kit untuk acara diseminasi/lokakarya/sosialisasi/pelatihan.
d. Menggunakan Produk Ramah Lingkungan Hidup
Dikutip dari Peraturan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Nomor
P.5/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2019 tentang Tatacara Penerapan Label
Ramah Lingkungan Hidup Untuk Pengadaan Barang Dan Jasa Ramah
Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa Pengadaan Barang dan Jasa
Ramah Lingkungan Hidup adalah pengadaan barang dan jasa yang
memprioritaskan barang dan jasa yang berlabel Ramah Lingkungan
Hidup.
Barang/jasa yang dimasukan dalam kategori ramah lingkungan hidup
merupakan barang/jasa barang dan jasa, termasuk teknologi yang telah
menerapkan prinsip pelestarian, perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
Sementara itu informasi terkait jenis produk yang sudah mendapatkan
pengakuan sebagai Barang/Jasa Ramah Lingkungan Hidup dapat
diakses melalui laman: https://sibarjasramling.com/ atau dapat langsung
menuju laman: https://katalog.sibarjasramling.com/
e. Dalam penyusunan spesifikasi teknis/KAK dimungkinkan penyebutan
merek terhadap:
1) Komponen barang/jasa contoh: pengadaan keramik merek Ramon,
WC duduk merek TATA/Indonesian standar.
2) Suku cadang contoh: kompresor AC merek DAIKAN
3) Bagian dari satu sistem yang sudah ada contoh: Server Merk
LENAVA
4) Barang/jasa dalam katalog elektronik; atau contoh: laptop merek
ABC, Mobil merek X type V
f. Pemenuhan penggunaan produk dalam negeri dan produk bersertifikat
SNI dilakukan sepanjang tersedia dan mencukupi.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 35


Versi 4, 2021
g. Sepanjang Spesifikasi teknis yang dibutuhkan dan volume dapat dipenuhi
oleh produk dalam negeri dan bersertifikat SNI maka wajib
mengutamakan produk dalam negeri dan bersertifikat SNI

2. Penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)


Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perkiraan harga Barang/Jasa yang
ditetapkan oleh PPK. Nilai HPS merupakan perkiraan harga
Barang/Jasa yang telah memperhitungkan semua komponen biaya sampai
dengan siap digunakan dan dimanfaatkan oleh pengguna. Nilai HPS sudah
termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Ada potensi risiko jika penetapan HPS ini dilakukan dengan tidak cermat.
Potensi itu di antaranya:
a. Apabila HPS yang ditetapkan terlalu rendah, besar kemungkinan
pemilihan penyedia akan mengalami kegagalan karena semua
penawaran penyedia berada di atas HPS sehingga tidak ada satupun
yang dapat ditetapkan sebagai pemenang.
b. Apabila HPS yang ditetapkan terlalu tinggi, terdapat kemungkinan
terjadinya kerugian negara apabila pihak berwenang menemukan adanya
perbuatan melawan hukum baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Tuduhan adanya penggelembungan harga atau mark up sangat mungkin
terbukti apabila HPS yang ditetapkan melebihi harga pasar tanpa ada
penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Mengapa penetapan HPS ini perlu dilakukan dengan cermat? Dapat


dijelaskan bahwa pada prinsipnya HPS memiliki 3 (tiga) fungsi utama yaitu:
a. Alat untuk menilai kewajaran harga penawaran dan/atau kewajaran harga
satuan;
b. Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah dalam
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; dan
c. Dasar untuk menetapkan besaran nilai Jaminan Pelaksanaan bagi
penawaran yang nilainya lebih rendah 80% (delapan puluh persen) dari
nilai HPS.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 36


Versi 4, 2021
Memperhatikan peran yang sangat penting sebuah HPS maka PPK
dalam proses penetapan harus melakukannya dengan cermat.
Penyusunan HPS dikecualikan untuk:
a. Pengadaan Barang/Jasa dengan Pagu Anggaran paling banyak
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah),
b. E-Purchasing, dan
c. Tender pekerjaan terintegrasi.

Penetapan HPS paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum
batas akhir untuk:
a. Pemasukan penawaran untuk pemilihan dengan pascakualifikasi; atau
b. Pemasukan dokumen kualifikasi untuk pemilihan dengan
prakualifikasi.

PPK menyusun HPS berdasarkan pada:


a. Hasil perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun
pada tahap perencanaan pengadaan;
b. Pagu Anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA atau untuk proses
Pagu Anggaran yang tercantum dalam RKA K/L atau RKA
Perangkat Daerah; dan
c. Hasil reviu perkiraan biaya/Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk
komponen keuntungan, biaya tidak langsung (overhead cost), dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).

Data/informasi yang dapat digunakan untuk menyusun HPS antara lain:


a. Harga pasar setempat yaitu harga barang/jasa di lokasi barang/jasa
diproduksi/diserahkan/dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya
pemilihan Penyedia;
b. Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah;
c. Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
asosiasi. Yang dimaksud dengan asosiasi adalah asosiasi profesi

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 37


Versi 4, 2021
keahlian, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.
Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan termasuk pula sumber
data dari situs web komunitas internasional yang menayangkan
informasi biaya/harga satuan profesi keahlian di luar negeri yang berlaku
secara internasional termasuk dimana Pengadaan Barang/Jasa akan
dilaksanakan;
d. Daftar harga/biaya/tarif barang/jasa setelah dikurangi rabat/
potongan harga (apabila ada) yang dikeluarkan oleh
pabrikan/distributor/agen/pelaku usaha;
e. Inflasi tahun sebelumnya, suku bunga pinjaman tahun berjalan dan/atau
kurs tengah Bank Indonesia valuta asing terhadap Rupiah;
f. Hasil perbandingan biaya/harga satuan barang/jasa sejenis dengan
Kontrak yang pernah atau sedang dilaksanakan;
g. Perkiraan perhitungan biaya/harga satuan yang dilakukan oleh konsultan
perencana (engineer’s estimate);
h. Informasi biaya/harga satuan barang/jasa di luar negeri untuk
tender/seleksi internasional; dan/atau
i. Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Contoh Perhitungan HPS


Nilai HPS merupakan hasil perhitungan HPS ditambah Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak
terduga, biaya lain-lain, dan Pajak Penghasilan (PPh). Nilai HPS bersifat
terbuka dan tidak bersifat rahasia. Sedangkan rincian harga satuan bersifat
rahasia, kecuali rincian harga satuan tersebut telah tercantum dalam Dokumen
Anggaran Belanja.
a. Barang
Perhitungan HPS untuk barang harus memperhitungkan komponen biaya
antara lain:
1) Harga barang;
2) Biaya pengiriman;
3) Keuntungan dan biaya overhead;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 38


Versi 4, 2021
4) Biaya instalasi;
5) Suku cadang;
6) Biaya operasional dan pemeliharaan; atau
7) Biaya pelatihan.
Perhitungan komponen biaya disesuaikan dengan survei yang
dilakukan.
Contoh HPS Pengadaan barang :
Tabel 3.1 Contoh HPS Pengadaan Barang

Harga Perkiraan Sendiri (HPS)


Pengadaan Alat Kesehatan RSUD A Kota Jaya Raya
No Nama Barang dan Spesifikasi Vol Satuan Jumlah (Rp)
1 Ped iatric-Adult Venti lator 1 unit 347.400.000
Model : Evolution 3i
Merk : eVent Medical Limited
Scope of Delivery includes :
1 Unit Evolution Ventilator with
Internal Compressor.
1 Buah EV1210020 Universal Cart
Mounting Kit.
2 Buah EV1370017 Flow Sensor
(Exhaled) .
1 Buah F910028 Oxygen Sensor.
1 Buah EVL22000B Disposable
Expiratory Filter.
1 Buah F710616 Flex Arm
Assembly.
1 Buah F910038 High Pressure
Hose Oxygen.
1 Buah EVM200012 Test Lung Kit.
1 Buah MRB50 Reusable Humidifier
Base Unit.
2 Set MR370 Reusable Adult
Chamber.
1 Buah 900MR869 Reusable
Temperature Probe 1.5m

Length.
1 Buah 900MR858 Heater Wire
Adapter - Reusable
Circuit.
2 Set' 900MR761 Reusable Adult
Circuit.
1 Buah 900MR805 Heater Wire
Adapter - Disposable

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 39


Versi 4, 2021
No Nama Barang dan Spesifikasi Vol Satuan Jumlah (Rp)
Circuit . 1 Box
RT100 Single Use Dual Heated
Wire Circuit Adult (Box of 10)
Harga sudah termasuk pengiriman
sampai lokasi di
Jakarta, instalasi, uji coba dan
pelatihan untuk 5 orang operator.
Barang harus bisa digunakan
paling lambat 30
November 2018.
Jumlah 347.400.000
PPn 34.740.000
Nilai HPS 382.140.000
Terbilang : Tiga ratus delapan puluh dua juta seratus empat puluh rupiah
Nilai HPS = Rp382.140.000

Jakarta, 6 Mei 2021


Pejabat Pembuat Komitmen

(dr. Hardi Susanto)

b. Pekerjaan Konstruksi
Perhitungan HPS untuk Pekerjaan Konstruksi berdasarkan hasil
perhitungan biaya harga satuan yang dilakukan oleh konsultan
perencana (Engineer’s Estimate) berdasarkan rancangan rinci (Detail
Engineering Design) yang berupa Gambar dan Spesifikasi Teknis.
Perhitungan HPS telah memperhitungkan keuntungan dan biaya
overhead yang wajar untuk Pekerjaan Konstruksi sebesar 15% (lima
belas persen).
Langkah-langkah penyusunan HPS Pekerjaan Konstruksi
secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Telah dilakukan identifikasi komponen-komponen biaya dalam
analisa harga satuan. Komponen-komponen tersebut pada
umumnya dapat dirinci menjadi:
a) Komponen biaya upah (tenaga kerja)

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 40


Versi 4, 2021
b) Komponen biaya bahan (material)
c) Komponen Alat (perlengkapan)
2) Telah dilakukan identifikasi mengenai dasar penetapan volume
masing-masing komponen berdasarkan volume menurut gambar
atau desain.
3) Telah dilakukan identifikasi harga satuan komponen-
komponen tersebut sampai lokasi pekerjaan menggunakan
informasi hasil Analisis Pasar yang telah dilakukan.
4) Telah melakukan pengujian kecermatan penjumlahan biaya-
biaya komponen tersebut secara keseluruhan menjadi total HPS
dan telah memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut:
a) HPS telah memperhitungkan biaya overhead dan keuntungan
yang wajar.
(1) Peraturan pengadaan dalam Perka LKPP secara
eksplisit tidak menyebutkan bahwa biaya overhead dan
keuntungan maksimal untuk penyusunan HPS pengadaan.
(2) Memperhitungkan bukan berarti sama dengan
menambah. Biaya overhead dan keuntungan perlu
ditambahkan bila survey harga dilakukan pada saluran
distribusi yang berbeda dengan saluran distribusi yang
disasar menjadi menyedia
b) HPS juga telah memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 41


Versi 4, 2021
Contoh HPS Pekerjaan Konstruksi :
Tabel 3.2 Contoh HPS Pekerjaan Konstruksi

Penyusunan HPS Jasa Konstruksi


Pembangunan Pagar Tembok Pembatas
Harga
No Jenis pekerjaan Vol Satuan Harga
satuan
1 Pembersihan 600 M2 50.000 30.000.000
3
2 Galian tanah 240 M 157.500
37.800.000
pondasi
3 Urugan di bawah 36 M3 317.947
11.446.099
pondasi
4 Pasangan bata 96 M3 1.175.101
112.809.711
belah
5 Cpr sloof, tiang ikat 11.73 M3 5.958.626
69.894.686
tembok
6 Pasangan batu bata 56.4 M3 1.230.276 69.387.589
7 Plesteran 1.296 M2 113.177 146.677.548
2
8 Pengecatan 1.296 M 52.450 67.975.524
9 Penyelesaian akhir 30 M 31.500 945.000
10 Gudang darurat 9 M2 750.000 6.750.000
Jumlah 553.686.158
Over head dan profit 15 % 83.052.924
Jumlah 636.739.081
PPN 10% 63.673.908
Total 700.412.989
Terbilang : Tujuh ratus juta empat ratus dua belas ribu Sembilan ratus delapan
puluh Sembilan rupiah
Nilai HPS = Rp700.412.989

Jakarta, 6 Mei 2021


Pejabat Pembuat Komitmen

(Ir. Hardi Susanto)

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 42


Versi 4, 2021
c. Jasa Konsultansi
Perhitungan HPS untuk Jasa Konsultansi dapat menggunakan:
1) Metode Perhitungan berbasis Biaya (Cost-Based Rates)
Perhitungan HPS yang menggunakan metode perhitungan tarif
berbasis biaya terdiri dari:
a) Biaya langsung personel (Remuneration); dan
b) Biaya langsung non personel (Direct Reimbursable Cost).
Biaya Langsung Personel adalah biaya langsung yang diperlukan
untuk membayar remunerasi tenaga ahli berdasarkan Kontrak. Biaya
Langsung Personel telah memperhitungkan gaji dasar (basic salary),
beban biaya sosial (social charge), beban biaya umum (overhead cost),
dan keuntungan (profit/fee).
Biaya Langsung Personel dapat dihitung menurut jumlah
satuan waktu tertentu (bulan (SBOB), minggu (SBOM), hari (SBOH), atau
jam (SBOJ)), dengan konversi menurut satuan waktu sebagai berikut:
 Satuan Biaya Orang Minggu (SBOM) = SBOB/4,1
 Satuan Biaya Orang Hari (SBOH) = (SBOB/22) x 1,1
 Satuan Biaya Orang Jam (SBOJ) = (SBOH/8) x 1,3
Biaya Langsung Non Personel adalah biaya langsung yang
diperlukan untuk menunjang pelaksanaan Kontrak yang dibuat dengan
mempertimbangkan dan berdasarkan harga pasar yang wajar dan
dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan perkiraan kegiatan.
Biaya Non Personel dapat dibayarkan secara:
a) Lumsum, diantaranya pengumpulan data sekunder, seminar,
workshop, sosialisasi, pelatihan, diseminasi, lokakarya, survei,
biaya tes laboratorium, hak cipta dan lain-lain.
b) Harga Satuan diantaranya sewa kendaraan, sewa kantor proyek,
sewa peralatan kantor, biaya operasional kantor proyek, biaya
ATK, biaya komputer dan pencetakan, biaya komunikasi dan
tunjangan harian

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 43


Versi 4, 2021
c) penggantian biaya (reimbursable cost) diantaranya dokumen
perjalanan, tiket transportasi, biaya perjalanan, biaya kebutuhan
proyek dan biaya instalasi telepon/internet/situs web.
Biaya Langsung Non Personel pada prinsipnya tidak melebihi 40 %
(empat puluh persen) dari total biaya, kecuali untuk jenis pekerjaan
konsultansi yang bersifat khusus.
Contoh: pekerjaan penilaian aset, survei untuk memetakan
cadangan minyak bumi, pemetaan udara, survei lapangan, pengukuran,
penyelidikan tanah dan lain-lain.

2) Metode Perhitungan Berbasis Pasar (Market-Based Rates)


Perhitungan HPS yang menggunakan metode perhitungan
berbasis pasar dilakukan dengan membandingkan biaya untuk
menghasilkan keluaran pekerjaan/output dengan tarif/harga yang berlaku
di pasar. Contoh: jasa konsultansi desain halaman situs web.
Perhitungan HPS yang menggunakan metode perhitungan
berbasis keahlian dilakukan dengan menilai tarif berdasarkan ruang
lingkup keahlian/reputasi/hak eksklusif yang disediakan/dimiliki jasa
konsultan tersebut.
Contoh: jasa konsultansi penilai integritas dengan menggunakan
sistem informasi yang telah memiliki hak paten.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 44


Versi 4, 2021
Gambar 3.1 Contoh Penyusunan HPS Jasa Konsultansi

d. Jasa Lainnya
Perhitungan HPS untuk Jasa Lainnya harus memperhitungkan
komponen biaya sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan antara lain:
1) Upah Tenaga Kerja;
2) Penggunaan Bahan/Material/Peralatan;
3) Keuntungan dan biaya overhead;
4) Transportasi; dan
5) Biaya lain berdasarkan jenis jasa lainnya.
Contoh HPS jasa lainnya:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 45


Versi 4, 2021
Penyusunan HPS Jasa Kebersihan Dinas Pendidikan Kota Jaya Raya

Gambar 3.2 Contoh Penyusunan HPS Jasa Lainnya

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 46


Versi 4, 2021
3. Penentuan Jenis Kontrak dan Penetapan Rancangan Kontrak
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak
adalah perjanjian tertulis antara PA/KPA/PPK dengan Penyedia atau pelaksana
Swakelola.
Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan jenis kontrak:
a. Jenis barang/jasa (B/PK/JL/JK)
b. Spesifikasi teknis/KAK
c. Kompleksitas dan risiko pekerjaan dan/atau
d. Lama waktu pelaksanaan

PPK menyusun rancangan kontrak berdasarkan Spesifikasi/kerangka


acuan kerja (KAK) dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS). Rancangan
Kontrak/Perjanjian antara lain meliputi:
a. Pokok-pokok Perjanjian,
b. Syarat-Syarat Umum Kontrak/Perjanjian (SSUK)
c. Syarat-Syarat Khusus Kontrak/Perjanjian (SSKK)
d. Lampiran antara lain spesifikasi teknis/KAK, jadwal pelaksanaan, daftar
kuantitas dan harga

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah memiliki beragam jenis kontrak.


Kontrak merupakan perikatan secara tertulis antara Pejabat Penandatangan
Kontrak dengan Penyedia. Jenis kontrak dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Kontrak Lumsum
Kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga yang pasti
dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut:
1) semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia;
2) berorientasi kepada keluaran; dan
3) pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan Kontrak.
2) Kontrak Harga Satuan
Kontrak dengan harga satuan yang tetap untuk setiap satuan atau unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu atas penyelesaian seluruh

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 47


Versi 4, 2021
pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada
saat Kontrak ditandatangani;
2) pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi
volume pekerjaan; dan
3) nilai akhir Kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan.
3) Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
Jenis kontrak ini merupakan jenis kontrak yang menggabungkan dua
jenis kontrak yaitu harga satuan dan kontrak lumsum. Penggabungan ini
dikarenakan sifat pekerjaan dalam paket pengadaan barang/jasa ada
yang memiliki indikasi yang cocok jika digunakan kontrak lumsum dan
ada indikasi pekerjaan yang cocok jika digunakan kontrak harga satuan.
4) Kontrak Waktu Penugasan
Kontrak ini digunakan untuk pekerjaan yang ruang lingkupnya belum bisa
didefinisikan dengatt rinci dan/atau waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan belum bisa dipastikan.
5) Kontrak Payung
Dapat berupa kontrak harga satuan dalam periode waktu tertentu untuk
barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/atau waktu
pengirimannya pada saat Kontrak ditandatangani.
6) Kontrak Putar Kunci
Suatu perjanjian mengenai pembangunan suatu proyek dalam hal
Penyedia setuju untuk membangun proyek tersebut secara lengkap
sampai selesai termasuk pemasangan semua perlengkapannya sehingga
proyek tersebut siap dioperasikan atau dihuni. Biasanya sebelum
dioperasikan atau dihuni, pekerjaan dengan menggunakan jenis kontrak
ini, hasil pekerjaannya diuji coba terlebih dahulu (commissioning).
7) Kontrak Biaya Plus Imbalan
Digunakan dalam rangka penanganan keadaan darurat dengan nilai
Kontrak merupakan perhitungan dari biaya aktual ditarnbah imbalan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 48


Versi 4, 2021
dengan persentase tetap atas biaya aktual atau.imbalan dengan jumlah
tetap.
Dari beragamnya jenis kontrak di atas, sesuai dengan Peraturan
Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, jenis kontrak mengalami
penambahan dan cara penggunaan jenis kontrak tersebut disesuaikan dengan
jenis barang/jasa yang diadakan. Jenis kontrak dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Lainnya terdiri atas
1) Lumsum;
2) Harga Satuan;
3) Gabungan Lumsum dan Harga Satuan;
4) Kontrak Payung; dan
5) Biaya Plus Imbalan.
b. Jenis Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi terdiri atas
1) Lumsum;
2) Harga Satuan;
3) Gabungan Lumsum dan Harga Satuan;
4) Putar Kunci; dan
5) Biaya Plus Imbalan.
c. Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi non-konstruksi terdiri atas
1) Lumsum:
2) Waktu Penugasan; dan
3) Kontrak Payung
d. Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi terdiri atas:
1) Lumsum; dan
2) Waktu Penugasan

Selain jenis kontrak tersebut di atas, Pejabat Penandatangan Kontrak


dapat menggunakan selain jenis Kontrak tersebut sesuai dangan karakteristik
pekerjaan yang akan dilaksanakan. PPK dalam menetapkan jenis Kontrak
selain yang sudah disebutkan di atas, maka PPK harus memperhatikan prinsip

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 49


Versi 4, 2021
efisien, efektif dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Menurut sifat penyelesaian waktu pekerjaan, terdapat penggunaan istilah
kontrak tahun jamak. Kontrak ini bisa dipakai pada semua jenis pengadaan
barang/jasa. Kontrak tahun jamak merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
yang membebani lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, dapat berupa:
a. Pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12 (dua belas) bulan;
b. Pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 1 (satu) tahun anggaran,
seperti: pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya bergantung pada
musim contoh penanaman benih/bibit, penghijauan, atau pengadaan
barang/jasa yang layanannya tidak boleh terputus, contoh penyediaan
makanan dan obat di rumah sakit, penyediaan makanan untuk
panti asuhan/panti jompo, penyediaan makanan untuk narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan, penyediaan pakan hewan di kebun binatang;
c. Pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan untuk
jangka waktu lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran dan paling lama 3 (tiga)
tahun anggaran. Permisalan: jasa layanan yang tidak boleh terhenti
misalnya pelayanan angkutan perintis darat/laut/udara, layanan
pembuangan sampah, sewa kantor, jasa internet/jasa komunikasi,
atau pengadaan jasa pengelolaan gedung.
Tabel 3.3 Bentuk Kontrak
Bentuk Kontrak Barang Konstruksi Jasa lainnya Konsultansi
Bukti pembelian/
≤ 10 juta n/a ≤ 10 juta n/a
pembayaran
Kuitansi ≤ 50 juta n/a ≤ 50 juta n/a
> 50 juta
Surat Perintah > 50 juta s.d ≤ 100
s.d ≤ 200 juta
Kerja (spk) 200 juta juta
200 juta
> 100
Surat perjanjian > 200 juta > 200 juta > 200 juta
juta
e-purchasing: pembelian melalui katalog
Surat pesanan
atau toko daring

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 50


Versi 4, 2021
Uang Muka
Uang muka merupakan uang yang dapat diberikan kepada penyedia
untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan dan tercantum pada rancangan
kontrak yang terdapat dalam dokumen Pemilihan dan wajib menyerahkan surat
jaminan uang muka kepada PPK sebesar nilai uang muka yang diajukan.
Ketentuan pemberian uang muka sebagai berikut :
a. Paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari nilai kontrak untuk pengadaan
dengan nilai pagu anggaran/kontrak lebih dari Rp2.500.000.000,- (dua
miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling tinggi
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah). Paling rendah 30% (tiga
puluh persen) dari nilai kontrak untuk pagu anggaran/nilai kontrak lebih
dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah). Paling rendah
50% (lima puluh persen) dari nilai kontrak untuk pagu anggaran/nilai
kontrak lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Ketentuan ini berlaku
untuk pelaku usaha Usaha Kecil dan Koperasi.
b. Paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak untuk usaha non
kecil dan Penyedia Jasa Konsultansi. Uang muka bisa saja diberikan
PPK kepada penyedia sebesar kurang dari 20%.
c. Paling tinggi 15% (lima belas persen) dari nilai kontrak untuk Kontrak
Tahun Jamak. Sebagaimana penjelasan angka 1, maka uang muka bisa
saja diberikan PPK kepada penyedia sebesar kurang dari 15%.

4. Jaminan dalam Pengadaan Barang/Jasa


a. Jaminan Penawaran
Jaminan Penawaran diberlakukan untuk Pekerjaan Konstruksi dengan
nilai HPS paling sedikit di atas Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Besarnya antara 1% (satu persen) hingga 3% (tiga persen) dari nilai HPS,
khusus pekerjaan terintegrasi besarnya antara 1% (satu persen) hingga 3%
(tiga persen) dari nilai Pagu Anggaran.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 51


Versi 4, 2021
Contoh perhitungan jaminan penawaran: Pada Paket pekerjaan diatas
disyaratkan penyedia wajib menyerahkan jaminan penawaran sebesar 2 % dari
nilai HPS maka jaminan penawaran yang wajib dilampirkan adalah 2 % x Rp.
33 miliar = Rp. 660 juta.
b. Jaminan Sanggah Banding
Jaminan Sanggah Banding besarnya 1% (satu persen) dari nilai HPS,
khusus untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi besarnya 1% (satu persen) dari
nilai pagu anggaran.
Contoh perhitungan jaminan sanggah banding: Pada Paket pekerjaan
diatas, apabila setelah pengumuman pemenang salah satu peserta
mengajukan sanggah dan tidak puas atas jawaban pokja pemilihan, kemudian
mengajukan sanggah banding maka wajib menyerahkan jaminan sanggah
sebesar 1 % dari nilai HPS yaitu 1 % x Rp. 33 miliar = Rp. 330 juta.

c. Jaminan Pelaksanaan
Jaminan pelaksanaan merupakan jaminan yang wajib diserahkan untuk
Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai
paling sedikit di atas Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), kecuali
Pengadaan Jasa Lainnya yang aset Penyedia sudah dikuasai oleh Pengguna,
Pengadaan Barang/Jasa melalui E-Purchasing, atau Pengadaan dalam rangka
penanganan keadaan darurat.
Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebagai berikut :
1) Untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80 % (delapan puluh persen)
sampai dengan 100% (seratus persen) dari nilai HPS, Jaminan
Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak; atau
2) Untuk nilai penawaran terkoreksi di bawah 80 % (delapan puluh
persen) dari nilai HPS, besarnya Jaminan Pelaksanaan 5 % (lima
persen) dari nilai Total HPS.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 52


Versi 4, 2021
Khusus Pekerjaan Terintegrasi adalah sebagai berikut:
1) Untuk nilai penawaran antara 80 % (delapan puluh persen) sampai
dengan 100 % (seratus persen) dari nilai Pagu Anggaran, Jaminan
Pelaksanaan adalah sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak; atau
2) Untuk nilai penawaran di bawah 80 % (delapan puluh persen) dari nilai
Pagu Anggaran, besarnya Jaminan Pelaksanaan 5 % (lima persen) dari
nilai Pagu Anggaran.
3) Jaminan Pelaksanaan berlaku sampai dengan serah terima pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa Lainnya atau serah terima pertama (Provisional
Hand Over) Pekerjaan Konstruksi
Contoh perhitungan jaminan pelaksanaan:
a) Pada Paket pekerjaan di atas, nilai Penawaran terkoreksi Rp 30
miliar, maka nilai Jaminan Pelaksanaan yang wajib diberikan
sebelum penandatanganan kontrak sebesar 5% dari nilai kontrak = 5
% x Rp 30 miliar = Rp. 1,5 miliar.
b) Jika pada paket pekerjaan di atas, nilai penawaran terkoreksi Rp 22
miliar (penawaran 73% dari nilai HPS), maka Nilai Jaminan
Pelaksanaan yang wajib diberikan sebelum penandatanganan
kontrak sebesar 5% dari nilai HPS = 5% x Rp 33 miliar = Rp1,65
miliar.

d. Jaminan Uang Muka


Jaminan uang muka sebesar uang muka yang diberikan PPK kepada
penyedia.

e. Jaminan Pemeliharaan
Jaminan Pemeliharaan merupakan jaminan yang diberlakukan untuk
Pekerjaan Konstruksi atau Jasa Lainnya yang membutuhkan masa
pemeliharaan dalam hal Penyedia menerima uang retensi pada serah terima
pekerjaan pertama (Provisional Hand Over), dikembalikan 14 (empat belas)
hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dengan besaran nilai Jaminan
Pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai Kontrak.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 53


Versi 4, 2021
Contoh perhitungan jaminan pemeliharaan: Pada Paket pekerjaan diatas,
dengan masa pelaksanaan kontrak selama 6 bulan dan selesai pada tanggal 1
Desember 2017, maka sebelum serah terima pekerjaan pertama (PHO)
penyedia wajib menyerahkan Jaminan Pemeliharaan senilai 5 % x nilai kontrak
yaitu 5 % x Rp. 30 miliar = Rp1,5 miliar.

f. Sertifikat Garansi
Sertifikat Garansi diberikan terhadap kelaikan penggunaan barang
hingga jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan dalam kontrak dan
diterbitkan oleh produsen atau pihak yang ditunjuk secara sah oleh produsen.
Sesuai dengan ketentuan undang-undang perlindungan konsumen masa
garansi minimal 1 tahun sejak serah terima barang.
Spesifikasi teknis dan deskripsi barang yang diserahkan sesuai
dengan yang tercantum dalam Kontrak. Sertifikat garansi merupakan
perlindungan terhadap barang sesuai dengan Jaminan/Garansi original
equipment manufacturer (OEM). Sertifikat Garansi berlaku sejak tanggal barang
diterima oleh PPK dari Penyedia sesuai waktu yang diperjanjikan dalam
Kontrak, terlepas dari jarak dan waktu yang ditempuh untuk pengiriman.
Selama masa garansi berlaku, dalam hal barang yang diterima cacat/tidak
berfungsi dengan baik, Pengguna Barang melalui Bendahara Barang segera
menyampaikan secara tertulis kepada Penyedia dan Penyedia wajib merespon
untuk memperbaiki/mengganti barang yang dimaksud.
Sertifikat/Dokumen dalam rangka Pengadaan Barang Impor. Pengadaan
barang impor adalah barang yang diimpor untuk kebutuhan Pengadaan
Barang/Jasa. Pengadaan barang impor harus mencantumkan persyaratan
kelengkapan dokumen barang:
1) Supporting Letter/Letter of Intent/Letter of Agreement dari
pabrikan/prinsipal di negara asal;
2) Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin); dan
3) Sertifikat Produksi.
Persyaratan Supporting Letter/Letter of Intent/Letter of Agreement dari
pabrikan/prinsipal di negara asal dicantumkan dalam dokumen pemilihan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 54


Versi 4, 2021
dengan diserahkan oleh peserta tender/seleksi kepada Pokja Pemilihan
bersamaan dengan penyampaian dokumen penawaran.
Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin) dan Sertifikat Produksi
diserahkan oleh Penyedia kepada PPK pada saat serah terima pekerjaan.
Persyaratan Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin) dan Sertifikat
Produksi dicantumkan dalam rancangan kontrak.
1) Sertifikat/Dokumen dalam rangka Pengadaan Barang Impor
2) Penyesuaian Harga

PPK menyusun penyesuaian harga dalam rancangan Kontrak.


Penyesuaian harga diberlakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Untuk Kontrak Tahun Jamak dengan jenis Kontrak Harga Satuan untuk
Pekerjaan Konstruksi atau Jasa Lainnya, dan jenis Kontrak berdasarkan
Waktu Penugasan untuk Jasa Konsultansi;
2) Tata cara perhitungan penyesuaian harga harus dicantumkan dengan
jelas, sebagai berikut:
a) Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang
masa pelaksanaannya lebih dari 18 (delapan belas) bulan;
b) Penyesuaian harga diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan.
Jika ada pekerjaan baru dengan harga satuan baru sebagai
akibat adanya adendum Kontrak dapat diberikan penyesuaian
harga mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum Kontrak tersebut
ditandatangani.
Ilustrasi perhitungan:
1) Kasus I
Kontrak tahun jamak 20 bulan ditandatangani pada tanggal 2
Februari 2021. Jika nanti ada penyesuaian harga diberlakukan
maka perubahan harga berlaku sejak 2 Februari 2022.
2) Kasus II
Kontrak tahun jamak 20 bulan ditandatangani pada tanggal 2
Februari 2021. Pada tanggal 1 Juni 2021 terjadi perubahan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 55


Versi 4, 2021
kontrak (addendum). Pada bagian addendum tersebut perlu
penyesuaian harga, maka, penyesuaian harga diberlakukan
pada 1 Juni 2022.
c) Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata
pembayaran, kecuali komponen keuntungan, biaya tidak langsung
(overhead cost), dan harga satuan timpang sebagaimana tercantum
dalam penawaran. Harga satuan timpang adalah harga satuan
penawaran yang melebihi 110% (seratus sepuluh persen) dari harga
satuan HPS, dan dinyatakan harga satuan timpang berdasarkan
hasil klarifikasi.
d) Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam Kontrak/adendum kontrak;
e) Penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal
dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut; dan
f) Indeks yang digunakan dalam hal pelaksanaan Kontrak terlambat
disebabkan oleh kesalahan Penyedia adalah indeks terendah
antara jadwal Kontrak dan realisasi pekerjaan

B. Latihan
Untuk lebih memahami materi persiapan pengadaan oleh PPK, tugas
Anda adalah menyebutkan apa saja yang harus dilakukan oleh PPK pada
tahapan ini?

C. Rangkuman
PPK memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengadaan
barang/jasa. Pada tahapan persiapan pengadaan ini PPK harus menetapkan:
1. Spesifikasi Teknis untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya
2. Kerangka Acuan Kerja untuk jenis pengadaan Jasa Konsultansi
3. Penetapan Harga Perkiraan Sendiri
4. Penetapan rancangan kontrak

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 56


Versi 4, 2021
Dalam rancangan kontrak ini sudah disebutkan apakah akan diberi uang
muka bagi penyedia terpilih, jaminan uang, jaminan pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan. Dua jaminan yang disebut terakhir untuk jenis
pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.

D. Evaluasi Materi Pokok 2


Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1. Seorang PPK memiliki peran dalam menyusun spesifikasi teknis, dalam hal
penetapan spesifikasi teknis ini maka PPK perlu memperhatikan….
A. Produk Dalam Negeri, UMK Koperasi, Produk Ramah Lingkungan dan
SNI
B. Produk Dalam Negeri, UMKM, Produk Industri Hijau dan SNI
C. Produk Import jika tidak ada Produk Dalam Negeri, UMKM, Produk
Industri Hijau dan SNI
D. Produk Import jika tidak ada Produk Dalam Negeri, UMKM, Produk
Ramah Lingkungan dan SNI
2. PPK diperkenankan menyebutkan merek dalam penyusunan spesifikasi
teknis dalam hal….
A. E-Purchasing, Komponen, Suku Cadang, Bagian Sistem dan pada
Tender Cepat
B. E-Purchasing, Komponen, Suku Cadang, dan Bagian Sistem
C. E-Tendering, Komponen, Suku Cadang, Bagian Sistem dan pada
Tender Cepat
D. E-Tendering, Komponen, Suku Cadang, dan Bagian Sistem
3. Harga Perkiraan Sendiri yang ditetapkan PPK memenuhi unsur perpajakan.
Pajak yang diakomodasi dalam pembuatan HPS adalah pajak….
A. PPN
B. PPh 21
C. PPh 23
D. PnBM

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 57


Versi 4, 2021
4. Jika Anda seorang PPK, kemudian Kementerian Anda meminta Anda untuk
menyelenggarakan pengadaan konstruksi shelter pasien covid-19, maka
sebaiknya Anda menggunakan jenis kontrak?
A. Harga Satuan
B. Biaya dan Imbalan
C. Lumsum
D. Putar Kunci
5. Jika Anda seorang PPK, dalam membuat rancangan kontrak untuk
pemilihan penyedia segmen kualifikasi penyedia kecil, maka jika Anda
memberikan uang muka, berapa nilai persentase uang muka maksimal
yang akan Anda cantumkan dalam rancangan kontrak tersebut?
A. 20%
B. 30%
C. 40%
D. 50%

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok 2
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi pokok 2.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 2 terutama bagian yang
belum anda kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 58


Versi 4, 2021
BAB IV
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI
PENYEDIA OLEH PEJABAT PENGADAAN/POKJA PEMILIHAN

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan menjelaskan persiapan UKPBJ dan Pokja Pemilihan dalam
Pengadaan Barang/Jasa

A. Uraian Materi
Persiapan pemilihan Penyedia oleh Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
dilaksanakan setelah UKPBJ menerima permintaan pemilihan Penyedia dari
PPK yang dilampiri dokumen persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui
Penyedia yang disampaikan oleh PPK. Selanjutnya Kepala UKPBJ memebntuk
Pokja Pemilihan untuk melaksanakan kegiatan persiapan.
Pokja Pemilihan melakukan persiapan pemilihan melalui Penyedia
meliputi:
1. Reviu dokumen persiapan pengadaan;
2. Penetapan metode pemilihan Penyedia;
3. Penetapan metode Kualifikasi;
4. Penetapan persyaratan Penyedia;
5. Penetapan metode evaluasi penawaran;
6. Penetapan metode penyampaian dokumen penawaran;
7. Penyusunan dan penetapan jadwal pemilihan; dan
8. Penyusunan Dokumen Pemilihan.

Persiapan pemilihan melalui Penyedia yang dilakukan oleh Pejabat


Pengadaan yang menggunakan Surat Perintah Kerja, meliputi:
1. Reviu dokumen persiapan pengadaan;
2. Penetapan persyaratan Penyedia;
3. Penetapan jadwal pemilihan; dan
4. Penetapan Dokumen Pemilihan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 59


Versi 4, 2021
Persiapan pemilihan penyedia dalam pengadaan barang/jasa pemerintah
dapat dilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 4.1 Bagan Alir Ilustrasi Pelaksanaan Persiapan Pemilihan

1. Reviu Dokumen Persiapan


Dokumen Persiapan yang sudah ditetapkan oleh PPK disampaikan ke
pokja pemilihan/pejabat pengadaan. Pokja Pemilihan harus melakukan reviu
dokumen persiapan pengadaan untuk melihat kesiapan paket pengadaan untuk
dilanjutkan ke tahap pemilihan. Hal-hal yang di reviu dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 60


Versi 4, 2021
Tabel 4.1 Reviu Dokumen Persiapan Pengadaan

No Bidang Reviu Hal yang Direviu


1 Spesifikasi Teknis dan untuk memastikan bahwa spesifikasi
Gambar teknis/KAK telah dituangkan secara lengkap
2 Harga Perkiraan Sendiri untuk memastikan bahwa nilai HPS telah
cukup dan sesuai dengan spesifikasi
teknis/KAK dan ruang lingkup pekerjaan
3 Rancangan Kontrak untuk memastikan bahwa draft kontrak telah
sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan
4 Dokumen Anggaran untuk memastikan bahwa anggaran untuk
pekerjaan yang akan dilaksanakan telah
tersedia dan jumlahnya cukup
5 ID Paket RUP untuk memastikan bahwa paket yang
akan dilaksanakan telah terdaftar dan
diumumkan dalam SiRUP
6 Waktu Penggunaan untuk memastikan bahwa pelaksanaan
Barang/Jasa Pengadaan Barang/Jasa sejak proses
persiapan, pemilihan, dan pelaksanaan
kontrak dapat selesai sesuai rencana
penggunaan/pemanfaatan barang/jasa
7 Analisa Pasar untuk mengetahui kemungkinan
ketersediaan barang/jasa dan Pelaku Usaha
dalam negeri yang mampu dan memenuhi
persyaratan untuk melaksanakan pekerjaan.
Hasil analisis pasar digunakan untuk
menentukan metode kualifikasi dan/atau
metode pemilihan Penyedia

Berdasarkan hasil reviu oleh pokja pemilihan/pejabat pengadaan, dapat


dilihat kesiapan paket pengadaan tersebut untuk dilanjutkan atau tidak ke tahap
pemilihan, jika hasil reviu sudah siap dan lengkap maka dapat dilanjutkan
ke tahap pemilihan, jika tidak siap dan tidak lengkap maka dokumen
persiapan disampaikan ke PPK untuk diperbaiki/dilengkapi.

2. Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa


Metode pemilihan penyedia barang/jasa yaitu
a. E-purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem
katalog elektronik.
b. Pengadaan langsung Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya adalah
metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 61


Versi 4, 2021
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai HPS paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
c. Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi adalah metode pemilihan untuk
mendapatkan Penyedia Jasa Konsultansi dengan nilai HPS paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
d. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa
Lainnya dalam keadaan tertentu.
Kriteria keadaan tertentu untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Lainnya adalah sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan penyiapan kegiatan yang mendadak untuk
menindaklanjuti komitmen internasional yang dihadiri oleh
Presiden/Wakil Presiden;
2) Barang/jasa yang bersifat rahasia untuk kepentingan Negara meliputi
intelijen, perlindungan saksi, pengamanan Presiden dan Wakil
Presiden, Mantan Presiden dan Mantan Wakil Presiden beserta
keluarganya serta tamu negara setingkat kepala negara/kepala
pemerintahan, atau barang/jasa lain bersifat rahasia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
3) Pekerjaan Konstruksi bangunan yang merupakan satu kesatuan
sistem konstruksi dan satu kesatuan tanggung jawab atas risiko
kegagalan bangunan yang secara keseluruhan tidak dapat
direncanakan/diperhitungkan sebelumnya;
4) Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang hanya dapat
disediakan oleh 1 (satu) Pelaku Usaha yang mampu;
5) Pengadaan dan penyaluran benih unggul yang meliputi benih padi,
jagung, dan kedelai, serta pupuk yang meliputi Urea, NPK, dan ZA
kepada petani dalam rangka menjamin ketersediaan benih dan
pupuk secara tepat dan tepat untuk pelaksanaan peningkatan
ketahanan pangan;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 62


Versi 4, 2021
6) Pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan
perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang
dilaksanakan oleh pengembang yang bersangkutan;
7) Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifik dan hanya
dapat dilaksanakan oleh pemegang hak paten, atau pihak yang telah
mendapat izin dari pemegang hak paten, atau pihak yang menjadi
pemenang tender untuk mendapatkan izin dari pemerintah;
8) Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang setelah dilakukan
Tender ulang mengalami kegagalan; atau
9) Pemilihan penyedia untuk melanjutkan pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainhya dalam hal terjadi pemutusan Kontrak.

Kriteria keadaan tertentu untuk Jasa Konsultansi adalah sebagai berikut:


a. Jasa Konsultansi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) Pelaku Usaha
yang mampu;
b. Jasa Konsultansi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) pemegang
hak cipta yang telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat izin
pemegang hak cipta;
c. Jasa Konsultansi di bidang hukum meliputi konsultan hukum/advokasi
atau pengadaan arbiter yang tidak direncanakan sebelumnya, untuk
menghadapi gugatan dan/atau tuntutan hukum dari pihak tertentu, yang
sifat pelaksanaan pekerjaan dan/atau pembelaannya harus segera dan
tidak dapat ditunda;
d. Permintaan berulang (repeat order) untuk Penyedia Jasa Konsultansi
yang sama;
e. Jasa Konsultansi yang setelah dilakukan Seleksi ulang mengalami
kegagalan;
f. Pemilihan penyedia untuk melanjutkan Jasa Konsultansi dalam hal terjadi
pemutusan Kontrak;
g. Jasa Konsultansi yang bersifat rahasia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; atau
h. Jasa ahli Dewan Sengketa Konstruksi.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 63


Versi 4, 2021
Dalam penggunaan metode penunjukan langsung, tidak terdapat batasan
nilai anggaran.
a. Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan
Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai pagu
paling sedikit di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
b. Seleksi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Jasa
Konsultansi dengan nilai pagu paling sedikit di atas Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
c. Tender Cepat
Tender Cepat dilaksanakan dalam hal Pelaku Usaha telah terkualifikasi
dalam Sistem Informasi Kinerja Penyedia untuk pengadaan yang:
1) Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara
rinci; atau
2) Dimungkinkan dapat menyebutkan merek sebagaimana diatur dalam
Peraturan Perundang-undangan.

Pelaksanaan pemilihan melalui Tender Cepat dengan ketentuan sebagai


berikut: peserta telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi Kinerja Penyedia;
a. Peserta menyampaikan penawaran harga;
b. Evaluasi penawaran harga dilakukan melalui aplikasi; dan
c. Penetapan pemenang berdasarkan harga penawaran terendah.

3. Penetapan Metode Evaluasi Dokumen Penawaran Barang/Jasa


Metode evaluasi dokumen penawaran dibedakan menjadi 2 (dua) bagian.
Evaluasi Penawaran untuk Barang/Pekerjaan Konstruk/Jasa Lainnya dan
evaluasi penawaran untuk Jasa Konsultansi. Keduanya dijelaskan sebagai
berikut:
a. Evaluasi Penawaran untuk Barang/Pekerjaan Konstruk/Jasa Lainnya
Terdapat 3 (tiga) evaluasi penawaran yang dapat digunakan dalam
proses evaluasi ini. 3 (tiga) metode tersebut adalah:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 64


Versi 4, 2021
1) Sistem Nilai
Metode evaluasi Sistem Nilai digunakan untuk Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memperhitungkan
penilaian teknis dan harga.
Ilustrasi penentuan pemenang dengan menggunakan metode
Sistem Nilai:

Gambar 4.1 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode Sistem Nilai

2) Biaya Selama Umur Ekonomis


Metode evaluasi Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis
digunakan untuk Pengadaan Barang yang memperhitungkan faktor
umur ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan, dan
nilai sisa dalam jangka waktu operasi tertentu.
Ilustrasi penentuan pemenang dengan menggunakan metode
Biaya Selama Umur Ekonomis:

Gambar 4.2 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode BSUE

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 65


Versi 4, 2021
3) Harga Terendah
Metode evaluasi Harga Terendah digunakan untuk Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dalam hal harga menjadi
dasar penetapan pemenang di antara penawaran yang memenuhi
persyaratan teknis.
Ilustrasi penentuan pemenang dengan menggunakan metode
Harga Terendah:
Suatu tender barang nilai paling sedikit di atas Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah), maka perlu mempertimbangkan pemberian
preferensi bagai yang memenuhi nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN). Pemenang ditentukan setelah Hasil Evaluasi Akhir (HEA)
menunjukkan harga paling rendah.

Gambar 4.3 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode Harga Terendah

b. Evaluasi Penawaran untuk Jasa Konsultansi


Terdapat 4 (empat) evaluasi penawaran yang dapat digunakan
dalam proses evaluasi Jasa Konsultansi ini. 4 (empat) metode tersebut
adalah:
1) Kualitas dan Biaya
Metode evaluasi Kualitas dan Biaya digunakan untuk pekerjaan
yang ruang lingkup pekerjaan, jenis tenaga ahli, dan waktu penyelesaian
pekerjaan dapat diuraikan dengan pasti dalam KAK.
Ilustrasi penentuan pemenang dengan menggunakan metode
Kualitas dan Biaya adalah sebagai berikut:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 66


Versi 4, 2021
Gambar 4.4 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode Kualitas dan Biaya

2) Kualitas
Metode evaluasi Kualitas digunakan untuk pekerjaan yang ruang
lingkup pekerjaan, jenis tenaga ahli, dan waktu penyelesaian pekerjaan
tidak dapat diuraikan dengan pasti dalam KAK atau untuk pekerjaan
Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan.
Ilustrasi penentuan pemenang dengan menggunakan metode
Kualitas adalah sebagai berikut:

Gambar 4.5 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode Kualitas

3) Pagu Anggaran
Metode evaluasi Pagu Anggaran digunakan untuk ruang lingkup
pekerjaan sederhana yang dapat diuraikan dengan pasti dalam KAK dan
penawaran tidak boleh melebihi Pagu Anggaran. Penawaran bisa
melebihi HPS namun masih dalam rentang Pagu Anggaran dan
selanjutnya dinegosiasikan.
Ilustrasi penentuan pemenang dengan menggunakan metode Pagu
Anggaran adalah sebagai berikut:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 67


Versi 4, 2021
Gambar 4.6 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode Pagu Anggaran

4) Biaya Terendah
Metode evaluasi Biaya Terendah hanya digunakan untuk pekerjaan
standar atau bersifat rutin yang praktik dan standar pelaksanaan
pekerjaannya sudah mapan.
Ilustrasi penentuan pemenang dengan menggunakan metode
Biaya Terendah adalah sebagai berikut:

Gambar 4.7 Ilustrasi Penetapan Pemenang Metode Biaya Terendah

4. Penetapan Metode Penyampaian Dokumen Penawaran Penyedia


Barang/Jasa
Pokja Pemilihan menetapkan Metode Penyampaian Dokumen
Penawaran dengan memperhatikan jenis pengadaan barang/jasa lainnya/jasa
konsultansi Nonkonstruksi, metode pemilihan Penyedia, metode evaluasi
penawaran, dan ruang lingkup/kompleksitas pekerjaan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 68


Versi 4, 2021
Metode Penyampaian Dokumen Penawaran menjadi acuan bagi Pokja
Pemilihan dalam menyusun jadwal pemilihan dan bagi Peserta Pemilihan
dalam menyampaikan dokumen penawaran.
Metode Penyampaian Dokumen Penawaran dalam pemilihan dalam
pengadaan barang/jasa lainnya/jasa konsultansi Nonkonstruksi dapat dilakukan
dengan menggunakan:
a. Metode Satu File digunakan untuk:
1) Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang menggunakan metode
evaluasi Harga Terendah;
2) Tender Cepat;
3) Pengadaan Langsung; dan
4) Penunjukan Langsung.
Metode Penyampaian Dokumen Penawaran menggunakan
metode 1 (satu) file yang terdiri dari:
1) Dokumen Penawaran Administrasi
2) Dokumen Penawaran Teknis;
3) Dokumen Penawaran Harga;
4) Jaminan Penawaran (jika ada)

b. Metode Dua File digunakan untuk:


1) Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang memerlukan penilaian
teknis terlebih dahulu yaitu metode evaluasi Sistem Nilai, metode
evaluasi Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis dan metode
evaluasi Harga Terendah yang menggunakan pembobotan
ambang batas;
2) Tender Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan metode evaluasi
harga terendah ambang batas;
3) seleksi konsultan badan usaha dan seleksi konsultan perorangan;
dan
4) Untuk Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang Bangun:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 69


Versi 4, 2021
Metode Penyampaian Dokumen Penawaran menggunakan
metode 2 (dua) file yang terdiri dari:
1) Dokumen Penawaran Administrasi dan Dokumen Penawaran
Teknis (file I) meliputi:
a) Surat Penawaran administrasi dan teknis;
b) Dokumen Penawaran Teknis; dan
c) Jaminan Penawaran (jika ada)
2) Bentuk Dokumen Penawaran Harga (file II) meliputi:
a) Surat penawaran harga
b) Daftar keluaran dan Harga

c. Metode Dua Tahap Metode dua tahap digunakan untuk Pengadaan


Barang/Jasa Lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Spesifikasi teknisnya belum bisa ditentukan dengan pasti pada
Dokumen Pemilihan;
2) Mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan desain
penerapan teknologi yang berbeda;
3) Dimungkinkan perubahan spesifikasi teknis berdasarkan klarifikasi
penawaran teknis yang diajukan; dan/atau
4) Membutuhkan penyetaraan teknis.

Metode Penyampaian Dokumen Penawaran menggunakan metode


2 (dua) tahap yang terdiri dari:
1) Dokumen Penawaran Administrasi dan Dokumen Penawaran
Teknis (Tahap I) meliputi:
a) Surat Penawaran administrasi dan teknis;
b) Dokumen Penawaran Teknis; dan
c) Jaminan Penawaran (jika ada).
2) Bentuk Dokumen Penawaran Harga (file II) meliputi:
a) Dokumen Penawaran Teknis hasil Penyetaraan Teknis.
b) Surat penawaran harga
c) Daftar keluaran dan Harga

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 70


Versi 4, 2021
5. Penetapan Metode Kualifikasi
Kualifikasi dibagi 2 (dua) dua,yaitu:
a. Prakualifikasi
1) Merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum
pemasukan penawaran;
2) Metode evaluasi kualifikasinya
a) Menggunakan sistem gugur untuk jenis pekerjaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya;
b) Menggunakan pembobotan dengan ambang batas untuk jenis
pekerjaan Jasa Konsultansi.
3) Metode kualifikasi Prakualifikasi ini digunakan untuk:
a) Tender pekerjaan kompleks untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi
dan Jasa Lainnya;
b) Seleksi Jasa Konsultansi Badan Usaha
b. Pascakualifikasi
1) Merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan bersamaan
dengan evaluasi penawaran
2) metode evaluasi kualifikasinya menggunakan sistem gugur
3) Metode kualifikasi Pascakualifikasi ini digunakan untuk:
a) Tender Tender pekerjaan nonkompleks untuk Barang/Pekerjaan
Konstruksi dan Jasa Lainnya;
b) Seleksi Jasa Konsultansi Perorangan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 71


Versi 4, 2021
6. Penetapan Jadwal Pemilihan
a. Pemilihan dengan Prakualifikasi Barang/Jasa Lainnya
1) Tahapan Kualifikasi
Tabel 5.2 Tahapan Kualifikasi Pemilihan dengan Prakualifikasi Barang/Jasa
Lainnya

Tahapan Waktu
a. pengumuman prakualifikasi paling kurang 7 (tujuh) hari kalender
b. pendaftaran dan sampai dengan batas akhir
pengunduhan Dokumen penyampaian dokumen kualifikasi
Kualifikasi
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender sejak
(apabila diperlukan) tanggal pengumuman prakualifikasi,
dilaksanakan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen sampai dengan paling kurang 3 (tiga)
Kualifikasi hari kalender setelah berakhirnya
penayangan pengumuman
prakualifikasi, diakhiri pada hari kerja
dan akhir jam kerja.
e. evaluasi Kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
f. pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
g. penetapan dan pengumuman paling lambat 1 (satu) hari kalender
hasil kualifikasi setelah pembuktian kualifikasi
h. sanggah kualifikasi ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman hasil
kualifikasi, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah akhir
masa sanggah diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja

2) Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) tahap


Tabel 6.3 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) Tahap
Pemilihan dengan Prakualifikasi Barang/Jasa Lainnya

Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
lulus prakualifikasi masa sanggah kualifikasi jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari kerja
setelah semua sanggah dijawab
b. pengunduhan dokumen sampai dengan batas akhir
pemilihan penyampaian dokumen penawaran

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 72


Versi 4, 2021
Tahapan Waktu
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
peserta yang lulus prakualifikasi
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran administrasi dan paling kurang 3 (tiga) hari kerja
teknis (tahap I) setelah Berita Acara Hasil Pemberian
Penjelasan, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja.
e. pembukaan Dokumen 1 (satu) hari kalender setelah masa
Penawaran administrasi dan penyampaian Dokumen Penawaran
teknis administrasi dan teknis (tahap I)
berakhir
f. evaluasi dokumen penawaran disesuaikan dengan kebutuhan
administrasi
g. evaluasi teknis dan negosiasi disesuaikan dengan kebutuhan
teknis bagi yang lulus evaluasi
teknis;
h. pengumuman peserta yang lulus 1 (satu) hari kalender setelah
evaluasi administrasi dan teknis evaluasi penawaran
(tahap I)
i. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran teknis (revisi) dan diakhiri pada hari kerja dan jam kerja.
harga (tahap II)
j. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian
Penawaran (tahap II) Dokumen Penawaran tahap II
berakhir
k. evaluasi Dokumen Penawaran disesuaikan dengan kebutuhan
harga
l. penetapan dan pengumuman paling lambat 1 (satu) hari kalender
pemenang setelah evaluasi dokumen
penawaran harga
m. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman Pemenang,
diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja
● Jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah akhir
masa sanggah, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
n. Laporan Pokja Pemilihan kepada ● disesuaikan dengan kebutuhan
PPK.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 73


Versi 4, 2021
3) Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) file
Tabel 7.4 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) File Pemilihan
dengan Prakualifikasi Barang/Jasa Lainnya

Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
lulus prakualifikasi masa sanggah kualifikasi jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari kerja
setelah semua sanggah dijawab
b. pengunduhan dokumen sampai dengan batas akhir
pemilihan penyampaian dokumen penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
peserta yang lulus prakualifikasi,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan, paling
Penawaran kurang 3 (tiga) hari kerja setelah
Berita Acara Hasil Pemberian
Penjelasan, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja.
e. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian
Penawaran administrasi dan Dokumen Penawaran berakhir
teknis (file I)
f. evaluasi administrasi disesuaikan dengan kebutuhan
g. evaluasi teknis bagi yang lulus disesuaikan dengan kebutuhan
evaluasi administrasi
h. pengumuman peserta yang lulus paling lambat 1 (satu) hari kalender
evaluasi administrasi dan teknis setelah evaluasi penawaran, dilakukan
(file I) pada hari kerja dan jam kerja
i. pembukaan Dokumen paling lambat 1 (satu) hari kalender
Penawaran (file II) bagi yang setelah pengumuman peserta yang
lulus evaluasi teknis lulus evaluasi administrasi dan teknis
j. evaluasi harga disesuaikan dengan kebutuhan
k. penetapan dan pengumuman paling lambat 1 (satu) hari kalender
pemenang setelah evaluasi harga
l. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman Pemenang,
diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja
● Jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah akhir
masa sanggah diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
m. Laporan Pokja Pemilihan ● disesuaikan dengan kebutuhan
kepada PPK.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 74


Versi 4, 2021
b. Pekerjaan Konstruksi dengan Prakualifikasi
1) Tahapan Kualifikasi
Tabel 8.5 Tahap Kualifikasi Pekerjaan Konstruksi dengan Prakualifikasi

Tahapan Waktu
a. Pengumuman prakualifikasi paling kurang 7 (tujuh) hari kalender

b. Pendaftaran dan pengunduhan sampai dengan batas akhir


dokumen kualifikasi penyampaian dokumen kualifikasi

c. Pemberian penjelasan (apabila paling cepat 3 (tiga) hari kalender


diperlukan) sejak tanggal pengumuman
prakualifikasi, dilaksanakan pada
hari kerja dan jam kerja
d. Penyampaian dokumen paling kurang 3 (tiga) hari kalender
kualifikasi setelah berakhirnya penayangan
pengumuman prakualifikasi, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
e. Evaluasi kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
f. Pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
g. Penetapan dan pengumuman paling lambat 1 (satu) hari kalender
hasil kualifikasi setelah pembuktian kualifikasi
h. Sanggah kualifikasi  selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman hasil
kualifikasi, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
 jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja

2) Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) file


Tabel 9.6 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) File Pekerjaan
Konstruksi dengan Prakualifikasi

Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
lulus prakualifikasi masa sanggah kualifikasi dalam hal
tidak ada sanggah atau 1 (satu) hari
kerja setelah semua sanggah
dijawab
b. Pengunduhan dokumen sampai dengan batas akhir
pemilihan penyampaian Dokumen Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 75


Versi 4, 2021
Tahapan Waktu
peserta yang lulus prakualifikasi,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran paling kurang 3 (tiga) hari kalender
setelah Berita Acara Hasil
Pemberian Penjelasan, diakhiri pada
hari kerja dan jam kerja
e. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian
Penawaran administrasi dan Dokumen Penawaran berakhir
teknis (file I)
f. evaluasi administrasi disesuaikan dengan kebutuhan
g. evaluasi teknis bagi yang lulus disesuaikan dengan kebutuhan
evaluasi administrasi
h. pengumuman peserta yang lulus paling lambat 1 (satu) hari kalender
evaluasi administrasi dan teknis setelah evaluasi penawaran,
(file I) dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
i. pembukaan Dokumen setelah pengumuman peserta yang
Penawaran (file II) bagi yang lulus evaluasi administrasi dan
lulus evaluasi teknis teknis
j. evaluasi harga disesuaikan dengan kebutuhan
k. penetapan dan pengumuman paling lambat 1 (satu) hari kalender
pemenang setelah evaluasi harga
l. masa Sanggah ● selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman
Pemenang, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
● jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
m. masa Sanggah Banding ● selama 5 (lima) hari kalender
setelah jawaban sanggah,
diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja
● jawaban Sanggah Banding
paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender setelah menerima
klarifikasi Jaminan Sanggah
Banding, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja
n. Laporan Pokja Pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan
kepada PPK

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 76


Versi 4, 2021
3) Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) tahap

Tabel 10.7 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) Tahap


Pekerjaan Konstruksi dengan Prakualifikasi

Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
lulus prakualifikasi masa sanggah kualifikasi jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari
kalender setelah semua sanggah
dijawab
b. pengunduhan dokumen sampai dengan batas akhir
penyampaian dokumen kualifikasi
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
peserta yang lulus prakualifikasi
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran administrasi dan paling kurang 3 (tiga) hari kerja
teknis (tahap I) setelah Berita Acara Hasil Pemberian
Penjelasan, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja.
e. pembukaan Dokumen 1 (satu) hari kalender setelah masa
Penawaran administrasi dan penyampaian Dokumen Penawaran
teknis administrasi dan teknis (tahap I)
berakhir
f. evaluasi dokumen penawaran disesuaikan dengan kebutuhan
administrasi
g. evaluasi teknis dan negosiasi disesuaikan dengan kebutuhan
teknis bagi yang lulus evaluasi
teknis
h. pengumuman peserta yang lulus 1 (satu) hari kalender setelah
evaluasi administrasi dan teknis evaluasi penawaran
(tahap I)
i. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran teknis (revisi) dan diakhiri pada hari kerja dan jam kerja.
harga (tahap II)
j. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian
Penawaran (tahap II) Dokumen Penawaran tahap II
berakhir
k. evaluasi Dokumen Penawaran disesuaikan dengan kebutuhan
harga
l. penetapan dan pengumuman Paling lambat 1 (satu) hari kalender
pemenang setelah evaluasi dokumen
penawaran harga
m. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman Pemenang,
diakhiri pada hari kerja dan jam

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 77


Versi 4, 2021
Tahapan Waktu
kerja
● Jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah akhir
masa sanggah
n. masa Sanggah Banding  Selama 5 (lima) hari kalender
(untuk Pekerjaan Konstruksi) setelah jawaban sanggah
 jawaban Sanggah Banding paling
lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah menerima
klarifikasi Jaminan Sanggah
Banding
o. Laporan Pokja Pemilihan kepada disesuaikan dengan kebutuhan
PPK.

c. Pemilihan Barang/Jasa Lainnya dengan Pascakualifikasi


1) Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 2 (dua)
File
Tabel 11.8 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 2
(dua) File Pemilihan Barang/Jasa Lainnya

Tahapan Waktu
a. Pengumuman Tender paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan pengunduhan dimulai sejak hari pertama
dokumen pengumuman sampai dengan batas
akhir penyampaian dokumen
penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal pengumuman Tender
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan dan
Penawaran paling kurang 3 (tiga) hari kalender
setelah Berita Acara Hasil Pemberian
Penjelasan, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja.
e. Pembukaan dokumen Setelah masa penyampaian
penawaran administrasi, teknis Dokumen Penawaran berakhir
dan dokumen kualifikasi (file I);
f. evaluasi administrasi dan disesuaikan dengan kebutuhan
kualifikasi teknis
g. pengumuman peserta yang lulus 1 (satu) hari kalender setelah
evaluasi administrasi dan teknis evaluasi penawaran dilakukan pada
(file I) hari kerja dan akhir jam kerja

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 78


Versi 4, 2021
Tahapan Waktu
h. pembukaan Dokumen 1 (satu) hari kalender setelah
Penawaran harga (file II) bagi pengumuman peserta yang lulus
yang lulus evaluasi teknis evaluasi administrasi dan teknis
i. evaluasi harga disesuaikan dengan kebutuhan
j. pembuktian kualifikasi kepada disesuaikan dengan kebutuhan
calon Pemenang
k. penetapan dan pengumuman paling lambat 1 (satu) hari kalender
pemenang setelah pembuktian kualifikasi
l. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman
Pemenang, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
n. Laporan Pokja Pemilihan kepada ● disesuaikan dengan kebutuhan
PPK.

2) Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 1 (satu)


File

Tabel 12.9 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 1


(satu) File Pemilihan Barang/Jasa Lainnya

Tahapan Waktu
a. Pengumuman Tender paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan pengunduhan dimulai sejak hari pertama
dokumen pengumuman tender sampai dengan
batas akhir penyampaian dokumen
penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal pengumuman Tender,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan dan
Penawaran paling kurang 3 (tiga) hari kalender
setelah Berita Acara Hasil Pemberian
Penjelasan, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja
e. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian
Penawaran Dokumen Penawaran berakhir
f. evaluasi administrasi, kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
teknis, dan harga
g. pembuktian kualifikasi kepada disesuaikan dengan kebutuhan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 79


Versi 4, 2021
Tahapan Waktu
calon Pemenang
h. penetapan pemenang dan paling lambat 1 (satu) hari kalender
pengumuman setelah pembuktian kualifikasi
i. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman
Pemenang, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalendersetelah akhir
masa sanggah, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
o. Laporan Pokja Pemilihan kepada ● disesuaikan dengan kebutuhan
PPK.

d.Pemilihan Pekerjaan Konstruksi dengan Pascakualifikasi


1) Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 2 (dua)
File

Tabel 13.10 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 2


(dua) File Pemilihan Pekerjaan Kontruksi dengan Pascakualifikasi

Tahapan Waktu
a. Pengumuman Tender paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan pengunduhan dimulai sejak hari pertama
dokumen pengumuman tender sampai dengan
batas akhir Penyampaian Dokumen
Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal pengumuman Tender,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan dan
Penawaran paling kurang 3 (tiga) hari kalender
setelah Berita Acara Hasil Pemberian
Penjelasan, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja.
e. Pembukaan dokumen penawaran setelah masa penyampaian
administrasi, teknis dan dokumen Dokumen Penawaran berakhir
kualifikasi (file I)
f. evaluasi administrasi dan disesuaikan dengan kebutuhan
kualifikasi
g. pengumuman peserta yang lulus 1 (satu) hari kalender setelah evaluasi
evaluasi administrasi dan teknis penawaran, dilakukan pada hari kerja
(file I) dan jam kerja

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 80


Versi 4, 2021
Tahapan Waktu
h. pembukaan Dokumen 1 (satu) hari kalender setelah
Penawaran harga (file II) bagi pengumuman peserta yang lulus
yang lulus evaluasi teknis evaluasi administrasi dan teknis
i. evaluasi harga disesuaikan dengan kebutuhan
j. pembuktian kualifikasi kepada disesuaikan dengan kebutuhan
calon Pemenang
k. penetapan dan pengumuman 1 (satu) hari kalender setelah
pemenang klarifikasi kualifikasi
l. masa Sanggah  Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman Pemenang
 jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah akhir
masa sanggah
m. masa Sanggah Banding  Selama 5 (lima) hari kalender
setelah jawaban sanggah
 jawaban Sanggah Banding paling
lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah menerima
klarifikasi Jaminan Sanggah
Banding
n. Laporan Pokja Pemilihan kepada disesuaikan dengan kebutuhan
PPK

2) Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 1 (satu)


File
Tabel 14.10 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian Pascakualifikasi 2
(satu) File Pemilihan Pekerjaan Kontruksi dengan Pascakualifikasi

Tahapan Waktu
a. Pengumuman Tender paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan pengunduhan dimulai sejak hari pertama
dokumen pengumuman tender sampai dengan
batas akhir Penyampaian Dokumen
Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal pengumuman Tender,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan dan
Penawaran paling kurang 3 (tiga) hari kalender
setelah Berita Acara Hasil
Pemberian Penjelasan, diakhiri pada
hari kerja dan jam kerja.
e. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian
Penawaran Dokumen Penawaran berakhir

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 81


Versi 4, 2021
Tahapan Waktu
f. evaluasi administrasi, kualifikasi, disesuaikan dengan kebutuhan
teknis, dan harga
g. pembuktian kualifikasi kepada disesuaikan dengan kebutuhan
calon Pemenang
h. penetapan pemenang dan paling lambat 1 (satu) hari kalender
pengumuman setelah pembuktian kualifikasi
i. masa Sanggah  selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman
Pemenang, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
 jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
j. masa Sanggah Banding (untuk  selama 5 (lima) hari kalender
Pekerjaan Konstruksi) setelah jawaban sanggah,
diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja
 jawaban Sanggah Banding
paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender setelah menerima
klarifikasi Jaminan Sanggah
Banding, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja
k. Laporan Pokja Pemilihan kepada disesuaikan dengan kebutuhan
PPK

e. Tender Cepat Barang/Jasa Lainnya


Tabel 15.11 Tender Cepat Barang/Jasa Lainnya

Tahapan Waktu
a. Undangan Tender Cepat -
b. Pendaftaran Tender Cepat -
c. penyampaian Dokumen paling lama 3 (tiga) hari kalender
Penawaran setelah undangan Tender, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja.
d. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian
Penawaran Dokumen Penawaran berakhir
e. pengumuman hasil pembukaan Setelah pembukaan Dokumen
Dokumen Penawaran Penawaran
f. verifikasi kualifikasi kepada disesuaikan dengan kebutuhan
calon Pemenang
g. penetapan pemenang dan paling lambat 1 (satu) hari kalender
pengumuman setelah verifikasi kualifikasi

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 82


Versi 4, 2021
f. Tender Cepat Pekerjaan Konstruksi
Tabel 16.12 Tender Cepat Pekerjaan Konstruksi

Tahapan Waktu
a. Undangan Tender Cepat -
b. Pendaftaran Tender Cepat -
c. penyampaian Dokumen Penawaran paling lama 3 (tiga) hari kalender
setelah undangan Tender Cepat,
diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja
d. pembukaan Dokumen Penawaran setelah masa penyampaian
Dokumen Penawaran berakhir
e. pengumuman hasil pembukaan setelah pembukaan Dokumen
Dokumen Penawaran Penawaran
f. verifikasi kualifikasi kepada calon disesuaikan dengan kebutuhan
Pemenang
g. penetapan pemenang dan paling lambat 1 (satu) hari kalender
pengumuman setelah verifikasi kualifikasi

g. Seleksi Jasa Konsultansi Nonkonstruksi Badan Usaha


1) Tahapan Kualifikasi

Tabel 17.13 Tahapan Kualifikasi Seleksi Jasa Konsultansi Nonkonstruksi Badan


Usaha

Tahapan Waktu
a. pengumuman prakualifikasi paling kurang 7 (tujuh) hari kalender
b. pendaftaran dan pengunduhan sampai dengan batas akhir
Dokumen Kualifikasi penyampaian dokumen kualifikasi
c. pemberian penjelasan (apabila paling cepat 3 (tiga) hari kalender
diperlukan) sejak tanggal pengumuman
prakualifikasi
d. penyampaian Dokumen Kualifikasi paling kurang 3 (tiga) hari kalender
setelah berakhirnya penayangan
pengumuman prakualifikasi, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja.
e. evaluasi Kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
f. pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
g. penetapan dan pengumuman hasil paling lambat 1 (satu) hari kalender
kualifikasi serta daftar pendek setelah pembuktian kualifikasi
h. masa sanggah kualifikasi ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman hasil
kualifikasi, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 83


Versi 4, 2021
Tahapan Waktu
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja

2) Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas


Tabel 18.14 Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas

Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
masuk ke dalam daftar pendek masa sanggah kualifikasi jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari
setelah semua sanggah dijawab
b. pengunduhan dokumen pemilihan sampai dengan batas akhir
penyampaian dokumen penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
peserta yang masuk daftar pendek,
diakhiri pada hari kerja dan jam kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran file I dan file II diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja.
e. pembukaan Dokumen Penawaran Setelah masa penyampaian
administrasi dan teknis (file I) Dokumen Penawaran berakhir
f. evaluasi dokumen penawaran disesuaikan dengan kebutuhan
administrasi dan teknis
g. pengumuman peringkat teknis setelah evaluasi penawaran dan
teknis
h. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman
Pemenang, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
i. pembukaan Dokumen Penawaran setelah masa sanggah berakhir atau
biaya (file II) berupa dokumen sanggah dinyatakan salah/ditolak
penawaran biaya bagi yang lulus
evaluasi teknis
j. evaluasi dan negosiasi teknis dan disesuaikan dengan kebutuhan
biaya
k. penetapan dan pengumuman setelah evaluasi dan negosiasi
pemenang teknis dan biaya
l. Laporan Pokja Pemilihan kepada disesuaikan dengan kebutuhan
PPK.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 84


Versi 4, 2021
3) Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya, Pagu
Anggaran dan Biaya Terendah

Tabel 19.15 Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya,
Pagu Anggaran dan Biaya Terendah

Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kalender setelah selesai
masuk daftar pendek masa sanggah kualifikasi jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari
setelah semua sanggah dinyatakan
salah/ditolak
b. pengunduhan dokumen pemilihan sampai dengan batas akhir
penyampaian dokumen penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
peserta yang masuk daftar pendek
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja.
e. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian
Penawaran administrasi dan Dokumen Penawaran berakhir
teknis (file I)
f. evaluasi administrasi dan teknis disesuaikan dengan kebutuhan
g. pengumuman hasil evaluasi setelah evaluasi penawaran teknis
administrasi dan teknis
h. pembukaan Dokumen Penawaran setelah pengumuman hasil evaluasi
(file II) bagi yang lulus evaluasi administrasi dan teknis
teknis
i. evaluasi biaya disesuaikan dengan kebutuhan
j. penetapan dan pengumuman setelah evaluasi biaya
pemenang
k. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman
Pemenang, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
l. Negosiasi teknis dan biaya setelah masa sanggah berakhir atau
sanggah dinyatakan salah/ditolak
m. Laporan Pokja Pemilihan kepada disesuaikan dengan kebutuhan
PPK

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 85


Versi 4, 2021
h. Seleksi Jasa Konsultansi Konstruksi Badan Usaha
1) Tahapan Kualifikasi
Tabel 20.16 Tahapan Kualifikasi Seleksi Jasa Konsultansi Konstruksi Badan
Usaha

Tahapan Waktu
a. pengumuman prakualifikasi paling singkat 7 (tujuh) hari kalender
b. pendaftaran dan pengunduhan sampai dengan batas akhir
Dokumen Kualifikasi penyampaian dokumen kualifikasi
c. pemberian penjelasan, apabila paling singkat 3 (tiga) hari kalender
diperlukan sejak tanggal pengumuman
prakualifikasi, dilakukan pada hari
kerja dan jam kerja
d. penyampaian Dokumen paling singkat 3 (tiga) hari kalender
Kualifikasi setelah berakhirnya penayangan
pengumuman prakualifikasi, diakhiri
pada hari kerja dan akhir jam kerja.
e. evaluasi Kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
Pokja Pemilihan
f. pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
Pokja Pemilihan
g. penetapan dan pengumuman disesuaikan dengan kebutuhan
hasil kualifikasi serta daftar Pokja Pemilihan
pendek
h. masa sanggah kualifikasi  selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman hasil
kualifikasi, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
 jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 86


Versi 4, 2021
2) Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas
Tabel 21.17 Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas Seleksi Jasa
Konsultansi Konstruksi Badan Usaha

Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kerja setelah selesai
masuk ke dalam daftar pendek masa sanggah kualifikasi dalam hal
tidak ada sanggah atau 1 (satu) hari
setelah semua sanggah dijawab
b. Pendaftaran dan pengunduhan sampai dengan batas akhir
dokumen Penyampaian Dokumen Penawaran
c. pemberian penjelasan dilaksanakan paling singkat 3 (tiga)
hari kalender sejak tanggal
undangan kepada peserta yang
masuk dalam daftar pendek,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran file I dan file II diakhiri pada hari kerja dan akhir
jam kerja.
e. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian
Penawaran file I berupa Dokumen Penawaran berakhir
dokumen penawaran administrasi
dan teknis
f. evaluasi dokumen penawaran disesuaikan dengan kebutuhan
administrasi dan teknis
g. pengumuman peringkat teknis setelah evaluasi penawaran dan
teknis
h. masa Sanggah  selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman hasil
kualifikasi, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja
 jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah akhir
masa sanggah, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
i. pembukaan Dokumen setelah masa sanggah berakhir atau
Penawaran file II berupa sanggah dinyatakan salah/ditolak
dokumen penawaran biaya bagi
yang lulus evaluasi teknis
j. evaluasi dan negosiasi teknis dan disesuaikan dengan kebutuhan
biaya
k. penetapan dan pengumuman setelah evaluasi dan negosiasi
pemenang teknis dan biaya
l. Laporan Pokja Pemilihan kepada disesuaikan dengan kebutuhan
PPK

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 87


Versi 4, 2021
3) Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya, Pagu
Anggaran dan Biaya Terendah
Tabel 22.18 Tahap Pemilihan dengan Metode Evaluasi Kualitas dan Biaya
Pagu Anggaran dan Biaya Terendah

Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta yang 1 (satu) hari kerja setelah selesai
masuk daftar pendek masa sanggah kualifikasi, jika tidak
ada sanggah atau 1 (satu) hari kerja
setelah semua sanggah dinyatakan
salah/ ditolak
b. Pendaftaran dan pengunduhan Sampai dengan batas akhir
dokumen Penyampaian Dokumen Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender
sejak tanggal undangan kepada
peserta yang masuk daftar pendek,
dilakukan pada hari kerja dan jam
kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan,
Penawaran diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja.
e. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian
Penawaran administrasi file I Dokumen Penawaran berakhir
berupa dokumen penawaran
administrasi dan teknis
f. evaluasi administrasi dan teknis disesuaikan dengan kebutuhan
g. pengumuman hasil evaluasi setelah evaluasi penawaran teknis
administrasi dan teknis
h. pembukaan Dokumen setelah pengumuman hasil evaluasi
Penawaran (file II) bagi yang administrasi dan teknis
lulus evaluasi teknis
i. evaluasi biaya disesuaikan dengan kebutuhan
j. penetapan dan pengumuman setelah evaluasi biaya
pemenang
k. masa Sanggah 
selama 5 (lima) hari kalender
setelah pengumuman hasil
kualifikasi, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
 jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kalender setelah
akhir masa sanggah, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
l. Negosiasi teknis dan biaya setelah masa sanggah berakhir atau
sanggah dinyatakan salah/ditolak
m. Laporan Pokja Pemilihan kepada disesuaikan dengan kebutuhan
PPK

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 88


Versi 4, 2021
i. Seleksi Jasa Konsultansi Nonkonstruksi Perorangan
Tabel 23.19 Seleksi Jasa Konsultansi Nonkonstruksi Perorangan

Tahapan Waktu
a. Pengumuman seleksi Paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan pengunduhan sampai dengan batas akhir
dokumen penyampaian dokumen kualifikasi
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender sejak
tanggal undangan Seleksi, diakhiri pada
hari kerja dan jam kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan, diakhiri
Penawaran pada hari kerja dan jam kerja.
e. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian Dokumen
Penawaran administrasi dan Penawaran berakhir
teknis (file I) dan kualifikasi
f. evaluasi administrasi dan disesuaikan dengan kebutuhan
teknis
g. pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
h. pengumuman hasil evaluasi setelah pembuktian kualifikasi
administrasi dan teknis
i. masa Sanggah ● Selama 5 (lima) hari kalender setelah
pengumuman Pemenang, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
● Jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kerja setelah akhir masa
sanggah
j. pembukaan Dokumen setelah masa sanggah berakhir atau
Penawaran (file II) bagi yang sanggah dinyatakan salah/ditolak
lulus evaluasi teknis
k. evaluasi dan negosiasi teknis disesuaikan dengan kebutuhan
dan biaya
l. penetapan dan pengumuman 1 (satu) hari kalender setelah evaluasi
pemenang teknis dan biaya, diakhiri pada hari kerja
dan jam kerja
m. Laporan Pokja Pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan
kepada PPK

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 89


Versi 4, 2021
j. Seleksi Jasa Konsultansi Konstruksi Perorangan
Tabel 24.20 Seleksi Jasa Konsultansi Konstruksi Perorangan

Tahapan Waktu
a. Pengumuman seleksi paling kurang 5 (lima) hari kalender
b. Pendaftaran dan sampai dengan batas akhir
pengunduhan dokumen Penyampaian Dokumen Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kerja sejak
tanggal undangan Seleksi, dilakukan
pada hari kerja dan jam kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan, diakhiri
Penawaran pada hari kerja dan jam kerja.
e. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian Dokumen
Penawaran administrasi dan Penawaran berakhir
teknis (file I) dan kualifikasi
f. Evaluasi administrasi dan disesuaikan dengan kebutuhan
teknis
g. Pembuktian Kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
h. pengumuman hasil evaluasi setelah pembuktian kualifikasi
administrasi dan teknis
i. masa Sanggah  selama 5 (lima) hari kalender setelah
pengumuman hasil kualifikasi,
diakhiri pada hari kerja dan jam kerja
 jawaban sanggah paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah akhir
masa sanggah, diakhiri pada hari
kerja dan jam kerja
j. pembukaan Dokumen setelah masa sanggah berakhir atau
Penawaran (file II) bagi yang sanggah dinyatakan salah/ditolak
lulus evaluasi teknis
k. evaluasi dan negosiasi teknis disesuaikan dengan kebutuhan
dan biaya
l. penetapan dan pengumuman 1 (satu) hari kalender setelah evaluasi
pemenang Pengadaan Jasa teknis dan biaya, diakhiri pada hari kerja
Konsultansi Konstruksi dan jam kerja
m. Laporan Pokja Pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan
kepada PPK

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 90


Versi 4, 2021
k. Pekerjaan Terintegrasi Rancang Bangun
1) Tahap Prakualifikasi
Tabel 25.21 Tahap Prakualifikasi Pekerjaan Terintegrasi Rancang Bangun

Tahapan Waktu
a. Pengumuman paling kurang 7 (tujuh) hari kalender
prakualifikasi
b. Pendaftaran dan sampai dengan batas akhir penyampaian
pengunduhan dokumen dokumen kualifikasi
kualifikasi
c. Pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender sejak
(apabila diperlukan) tanggal pengumuman prakualifikasi,
dilaksanakan pada hari kerja dan jam kerja.
d. Penyampaian dokumen sampai dengan paling kurang 3 (tiga) hari
kualifikasi kalender setelah berakhirnya penayangan
pengumuman prakualifikasi. Diakhiri pada
hari kerja dan jam kerja.
e. Evaluasi kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
f. Pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
g. Penetapan dan setelah pembuktian kualifikasi
pengumuman hasil
kualifikasi
h. Sanggah kualifikasi • Selama 5 (lima) hari kalender setelah
pengumuman hasil kualifikasi, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
• Jawaban sanggah paling lambat 3 (tiga)
hari kalender setelah akhir masa
sanggah, diakhiri pada hari kerja dan
jam kerja.

2) Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) file


Tabel 26.22 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dia) File
Pekerjaan Terintegrasi Rancang Bangun

Tahapan Waktu
a. Undangan kepada peserta 1 (satu) hari kalender setelah selesai masa
yang lulus prakualifikasi sanggah kualifikasi jika tidak ada sanggah
atau 1 (satu) hari kerja setelah semua
sanggah dijawab
b. Pengunduhan dokumen Sampai dengan batas akhir Penyampaian
pemilihan Dokumen Penawaran

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 91


Versi 4, 2021
Tahapan Waktu
c. pemberian penjelasan dan dilaksanakan paling cepat 3 (tiga) hari
peninjauan lapangan kalender sejak tanggal undangan kepada
peserta yang lulus prakualifikasi dan
dilakukan pada hari kerja dan jam kerja
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan dan paling
Penawaran file I dan file II kurang 3 (tiga) hari kalender setelah Berita
Acara Hasil Pemberian Penjelasan, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
e. pembukaan Dokumen Setelah masa penyampaian Dokumen
Penawaran file I Penawaran berakhir
(Dokumen Penawaran
Administrasi dan Teknis)
f. evaluasi penawaran disesuaikan dengan kebutuhan
administrasi, presentasi/
klarifikasi proposal teknis,
dan evaluasi teknis
g. pengumuman hasil 1 (satu) hari kalender setelah evaluasi,
evaluasi administrasi dan dilakukan pada hari kerja dan jam kerja
teknis
h. pembukaan Dokumen setelah pengumuman peserta yang lulus
Penawaran file II evaluasi administrasi dan teknis
(Dokumen Penawaran
Harga)
i. evaluasi harga disesuaikan dengan kebutuhan
j. penetapan dan paling lambat 1 hari kalender setelah
pengumuman pemenang evaluasi harga
k. masa Sanggah • Selama 5 (lima) hari kalender setelah
pengumuman pemenang, diakhiri pada
hari kerja dan jam kerja
• Jawaban sanggah paling lambat 5 (lima)
hari kalender setelah akhir masa
sanggah, diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja
l. masa Sanggah Banding Selama 5 (lima) hari kalender setelah
jawaban sanggah dan jawaban Sanggah
Banding paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah menerima klarifikasi
Jaminan Sanggah Banding, diakhiri pada
hari kerja dan jam kerja
m. Laporan Pokja Pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan
kepada PPK

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 92


Versi 4, 2021
3) Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dua) tahap
Tabel 27.23 Tahap Pemilihan untuk Metode Penyampaian 2 (dia) Tahap
Pekerjaan Terintegrasi Rancang Bangun

Tahapan Waktu
a. Undangan kepada 1 (satu) hari kalender setelah selesai masa
peserta yang lulus sanggah kualifikasi jika tidak ada sanggah
prakualifikasi atau 1 (satu) hari kalender setelah semua
sanggah dijawab
b. pengunduhan dokumen sampai dengan batas akhir penyampaian
pemilihan Dokumen Penawaran
c. pemberian penjelasan paling cepat 3 (tiga) hari kalender sejak
tanggal undangan kepada peserta yang
lulus prakualifikasi
d. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan, paling
Penawaran administrasi kurang 3 (tiga) hari kalender setelah Berita
dan teknis (tahap I) Acara Hasil Pemberian Penjelasan, diakhiri
pada hari kerja dan jam kerja
e. pembukaan Dokumen 1 (satu) hari kalender setelah masa
Penawaran administrasi penyampaian Dokumen Penawaran
dan teknis administrasi dan teknis (tahap I) berakhir
f. evaluasi dokumen disesuaikan dengan kebutuhan
penawaran administrasi
g. evaluasi teknis dan disesuaikan dengan kebutuhan
negosiasi teknis bagi
yang lulus evaluasi teknis;
h. pengumuman peserta 1 (satu) hari kalender setelah evaluasi
yang lulus evaluasi penawaran
administrasi dan teknis
(tahap I)
i. penyampaian Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan, diakhiri
Penawaran teknis (revisi) pada hari kerja dan jam kerja.
dan harga (tahap II)
j. pembukaan Dokumen setelah masa penyampaian Dokumen
Penawaran (tahap II) Penawaran tahap II berakhir
k. evaluasi Dokumen disesuaikan dengan kebutuhan
Penawaran harga
l. penetapan dan paling lambat 1 (satu) hari kalender setelah
pengumuman pemenang evaluasi Dokumen Penawaran harga
m. masa Sanggah • Selama 5 (lima) hari kalender setelah
pengumuman Pemenang, diakhiri pada
hari kerja dan jam kerja
• Jawaban sanggah paling lambat 5 (lima)
hari kalender setelah akhir masa
sanggah, diakhiri pada hari kerja dan jam
kerja

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 93


Versi 4, 2021
Tahapan Waktu
n. n. masa sanggah banding Selama 5 (lima) hari kalender setelah
jawaban sanggah dan jawaban Sanggah
Banding paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender setelah menerima Jaminan
Sanggah Banding
o. Laporan Pokja Pemilihan disesuaikan dengan kebutuhan
kepada PPK.

7. Penyusunan Dokumen Pemilihan yang meliputi Dokumen Kualifikasi


dan Dokumen Tender
Pokja Pemilihan menyusun Dokumen Pemilihan berdasarkan dokumen
persiapan pengadaan yang ditetapkan oleh PPK dan telah direviu oleh Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan.
Dokumen Pemilihan adalah dokumen yang ditetapkan oleh Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang
harus ditaati oleh para pihak dalam pemilihan Penyedia. Dokumen Pemilihan
terdiri atas:
a. Dokumen Kualifikasi; dan
b. Dokumen Tender/Seleksi/Penunjukan Langsung/Pengadaan Langsung.

a. Dokumen Kualifikasi
Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan menyusun Dokumen Kualifikasi
yang memuat informasi dan ketentuan tentang persyaratan kualifikasi
Penyedia, digunakan sebagai pedoman oleh Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan dan Peserta untuk memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan.
Isi Dokumen Kualifikasi meliputi:
1) Petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi;
2) Formulir isian kualifikasi;
3) Instruksi kepada peserta, termasuk tata cara penyampaian Dokumen
4) Kualifikasi;
5) Lembar data kualifikasi;
6) Pakta integritas; dan/atau
7) Tata cara evaluasi kualifikasi.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 94


Versi 4, 2021
Untuk pemilihan Penyedia dengan prakualifikasi, Dokumen Kualifikasi
disampaikan sebelum penyampaian penawaran.
Untuk pemilihan Penyedia dengan pascakualifikasi, Dokumen Kualifikasi
disampaikan bersamaan dengan penyampaian penawaran.

b. Dokumen Tender/Seleksi/Penunjukan Langsung/Pengadaan


Langsung
Dokumen tender/seleksi/penunjukan langsung (paket >Rp. 200 juta)
merupakan dokumen yang dibuat oleh pokja pemilihan yang memuat informasi
persyaratan penawaran penyedia antara lain berisi metode penyampaian
penawaran, metode evaluasi, syarat administrasi, teknis dan harga/biaya,
preferensi harga, penyesuaian harga, spesifikasi teknis/kak, hps dan rancangan
kontrak. Sedangkan dokumen pengadaan langsung /penunjukan langsung
yang bentuk perikatan Surat Perintah Kerja, disusun oleh Pejabat Pengadaan.
1) Dokumen Tender/Penunjukan Langsung untuk Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya
Pokja Pemilihan menyusun Dokumen Tender/Penunjukan
Langsung yang memuat paling sedikit meliputi:
a) Undangan/pengumuman;
b) Instruksi Kepada Peserta;
c) Rancangan Kontrak terdiri dari:
d) Pokok-pokok perjanjian;
e) Syarat umum Kontrak;
f) Syarat khusus Kontrak; dan
g) Dokumen lain yang merupakan bagian dari Kontrak;
h) Daftar Kuantitas dan Harga;
i) Spesifikasi teknis/KAK dan/atau gambar, brosur;
j) Bentuk surat penawaran;
k) Bentuk Jaminan Pengadaan; dan/atau h. contoh-contoh formulir
yang perlu diisi.
2) Dokumen Seleksi/Penunjukan Langsung untuk Jasa Konsultansi

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 95


Versi 4, 2021
Pokja Pemilihan menyusun Dokumen Seleksi/Penunjukan
Langsung yang memuat paling sedikit meliputi:
a) Undangan/pengumuman;
b) Instruksi Kepada Peserta;
c) Rancangan Kontrak terdiri dari:
(1) pokok-pokok perjanjian;
(2) syarat umum Kontrak;
(3) syarat khusus Kontrak; dan
(4) dokumen lain yang merupakan bagian dari Kontrak.
d) Daftar Kuantitas dan Harga;
e) KAK;
f) bentuk surat penawaran;
g) bentuk Jaminan Pengadaan; dan/atau h. contoh-contoh formulir
yang perlu diisi.
3) Dokumen Penunjukan Langsung/Pengadaan Langsung
menggunakan Surat Perintah Kerja (SPK)
Pejabat Pengadaan Menyusun Dokumen Penunjukan
Langsung/Pengadaan Langsung paling sedikit meliputi:
a) Undangan; (apabila diperlukan)
b) Instruksi Kepada Peserta;
c) Rancangan Surat Perintah Kerja terdiri dari:
(1) Pokok-pokok perjanjian;
(2) syarat umum Kontrak;
(3) syarat khusus Kontrak; dan
(4) dokumen lain yang merupakan bagian dari Surat Perintah
Kerja;
d) Daftar Kuantitas dan Harga;
e) Spesifikasi teknis/KAK dan/atau gambar, brosur;
f) Bentuk surat penawaran; dan/atau
g) Contoh-contoh formulir yang perlu diisi.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 96


Versi 4, 2021
B. Latihan
Untuk lebih memahami materi persiapan pemilihan oleh UKPBJ dan
Pokja/Pejabat Pengadaan, tugas Anda adalah menyebutkan apa saja yang
harus dilakukan oleh Pokja/Pejabat Pengadaan dalam persiapan pemilihan?

C. Rangkuman
Dalam persiapan pemilihan penyedia maka aliran tugas pekerjaan
seorang Pajabat Pengadaan atau Pokja Pemilihan adalah sebagai berikut:

akhir dari proses persiapan pemilihan ini adalah tersusunnya dokumen


pemilihan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 97


Versi 4, 2021
D. Evaluasi Materi Pokok 3
Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1. Dalam pelaksanaan pemilihan penyedia Barang, yang diharapkan tidak
hanya harganya kompetitif tetapi juga memperhatikan kualitasnya, maka
sebaiknya Pokja menggunakan metode evaluasi penawaran….
A. Sistem Nilai
B. Harga Terendah
C. Biaya Terendah
D. Kualitas dan Biaya
2. Peserta pemilihan yang tidak puas atas keputusan hasil pemilihan dapat
mengajukan sanggah. berapa lama waktu peserta pemilihan untuk
menyampaikan sanggahannya?
A. 5 hari kalendar
B. 5 hari kerja
C. 8 hari calendar
D. 8 hari kerja
3. Dalam hal pelaksanaan seleksi konsultan badan usaha, maka Pokja akan
menggunakan pendekatan kualifikasi dan evaluasi kualifikasi dengan
metode?
A. Prakualifikasi pembobotan ambang batas
B. Pascakualifikasi pembobotan ambang batas
C. Prakualifikasi sistem gugur
D. Pascakualifikasi sistem gugur
4. Berikut adalah metode evaluasi penawaran dalam proses pemilihan
penyedia, di antara metode berikut manakah yang hanya digunakan untuk
pemilihan penyedia barang?
A. Sistem Nilai
B. Biaya Selama Umur Ekonomis
C. Harga Terendah
D. Biaya Terendah

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 98


Versi 4, 2021
5. Dokumen Pemilihan terdiri dari?
A. Dokumen kualifikasi dan dokumen penawaran
B. Dokumen kualifikasi dan dokumen penawaran
C. Dokumen penawaran dan dokumen persiapan
D. Dokumen kualifikasi dan dokumen tender/seleksi

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok 3
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi pokok 3.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok 3 terutama bagian yang
belum anda kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 99


Versi 4, 2021
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 jo Peraturan Presiden Nomor
12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai salah
satu peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Lapangan Kerja, memberikan ruang bagi Pelaku Pengadaan untuk dapat
melaksanakan proses pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai dengan
kaidah norma yang baru dan adaptif dengan kondisi terkini. Dalam pelaksanaan
teknisnya terdapat Peraturan LKPP Nomor…tahun 2021 tentang Pedoman
Swakelola dan Peraturan LKPP Nomor…tahun 2021 tentang Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia.
Pelaku Pengadaan dari pihak Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pengadaan, Pokja Pemilihan
dan Penyelenggara Swakelola dapat menggunakan materi ini sebagai
penunjang kerja dan kinerja dalam pengadaan barang/jasa baik melalui
swakelola atau pemilihan penyedia, sehingga dapat mewujudkan tujuan
pengadaan barang/jasa yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan Persiapan Swakelola, yang perlu perhatikan oleh
PA/KPA dan Pejabat Pembuat Komitmen adalah:
1. Memperhatikan tipe swakelola yang dipilih;
2. Rangkaian kegiatan persiapan swakelola memiliki beberapa perbedaan
terutama swakelola tipe I jika dibandingkan dengan persiapan swakelola
tipe II, tipe III dan tipe IV;

Dalam pelaksanaan Persiapan Pengadaan oleh Pejabat Pembuat


Komitmen, yang perlu perhatikan adalah:
1. Memastikan kembali spesifikasi teknis/KAK sebelum ditetapkan;
2. Memastikan kembali Harga Perkiraan Sendiri sebelum ditetapkan;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 100


Versi 4, 2021
3. Memastikan kembali rancangan kontrak, termasuk rancangan isi yang
berkenaan dengan uang muka dan jaminan-jaminan dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.

Dalam pelaksanaan Persiapan Pemilihan Penyedia oleh Pejabat


Pengadaan dan Pokja Pemilihan, yang perlu perhatikan adalah:
1. Pelaksanaan reviu dokumen Persiapan Pengadaan yang terlah
disampaikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
2. Membuat dokumen pemilihan dengan memperhatikan:
a. Penetapan metode pemilihan
b. Penetapan metode kualifikasi
c. Penetapan metode evaluasi kualifikasi
d. Penetapan metode penyampaikan dokumen penawaran
e. Penetapan metode evaluasi penawaran
f. Jadwal pelaksanaan
3. Dokumen dan administrasi penunjang dalam proses pemilihan penyedia.
.
B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat
memahami dan menambah pengetahuan tentang persiapan pengadaan
barang/jasa baik melalui swakelola atau melalui pemilihan penyedia.

C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tantang
Persiapan Pengadaan, maka setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan
diharapkan dapat memperdalam pemahaman materi dengan membaca
referensi yang ada dalam daftar pustaka.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 101


Versi 4, 2021
KUNCI JAWABAN

A. Jawaban Materi Pokok 1: Persiapan Swakelola


1. A
2. B
3. A
4. B
5. D

B. Jawaban Materi Pokok 2: Persiapan PBJP melalui Penyedia oleh PPK


1. A
2. B
3. A
4. B
5. D

C. Jawaban Materi Pokok 3: Persiapan Pengadaan oleh Pejabat


Pengadaan/Pokja Pemilihan
1. A
2. B
3. A
4. B
5. D

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 102


Versi 4, 2021
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang Dan


Jasa Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Peraturan
Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang Dan Jasa
Pemerintah
Peraturan LKPP Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan LKPP Nomor 12.Tahun 2021 tentang Pengadaan Barnag/Jasa
Pemerintah melalui Penyedia

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 103


Versi 4, 2021
GLOSARIUM

Bobot : nilai penghargaan kepada perusahaan yang


Manfaat berinvestasi di Indonesia karena memberdayakan
Perusahaan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil
(BMP) melalui kemitraan, memelihara kesehatan,
keselamatan kerja dan lingkungan,
memberdayakan lingkungan serta memberikan
fasilitas pelayanan purna jual
Dokumen : Dokumen yang dibuat oleh pokja pemiihan yang
kualifikasi memuat informasi persyaratan kualifikasi
penyedia antara lain persyaratan
kompetensi, kemampuan usaha dan persyaratan
lainnya sesuai
dengan peraturan dan perundang undangan yang
berlaku
Dokumen : Dokumen yang ditetapkan oleh Pokja
Pemilihan Pemilihan/Pejabat Pengadaan/Agen Pengadaan yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati
oleh para pihak dalam pemilihan Penyedia
Dokumen : Dokumen yang dibuat oleh pokja pemilihan yang
tender/seleksi memuat informasi persyaratan penawaran penyedia
antara lain berisi metode penyampaian penawaran,
metode evaluasi, syarat administrasi, teknis dan
harga/biaya, preferensi harga dan penyesuaian harga
Harga : perkiraan harga barang/jasa yang ditetapkan oleh PPK
Perkiraan yang telah memperhitungkan biaya tidak langsung,
Sendiri (HPS) keuntungan dan Pajak Pertambahan Nilai.
Kontrak : Perjanjian tertulis antara PA/KPA/PPK dan
Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola.
Kualifikasi : Merupakan evaluasi kompetensi, kemampuan
usaha, dan pemenuhan persyaratan sebagai
Penyedia
Produk Ramah : barang/jasa yang telah mendapatkan sertifikasi ramah
Lingkungan lingkungan dari Kementerian yang membidangi
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Produk Ramah
Lingkungan dituangkan pada laman
https://sibarjasramling.com
Produk SNI : produk yang sudah lulus pengujian mutu produk
menggunakan parameter dalam SNI oleh laboratorium
yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN)

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 104


Versi 4, 2021
Sertifikat : Surat jaminan diberikan terhadap kelaikan
Garansi penggunaan barang hingga jangka waktu tertentu
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak dan
diterbitkan oleh produsen atau pihak yang ditunjuk
secara sah oleh produsen
Spesifikasi : karakteristik total dari barang/jasa, yang dapat
Teknis memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna
barang/jasa yang dinyatakan secara tertulis
Surat jaminan : Surat yang menyediakan perlindungan bagi instansi
pemerintah bahwa penyedia akan memenuhi
kewajibannya sesuai dengan ketentuan kontrak
Tingkat : nilai isian dalam persentase dari komponen produksi
Komponen dalam negeri termasuk biaya pengangkutannya
Dalam Negeri yang ditawarkan dalam item
(TKDN) penawaran harga barang/jasa. Produk yang telah
mendapatkan sertifikasi TKDN dari Kementerian yang
membidangi urusan Perindustrian dapat diakses
melalui laman www.tkdn.kemenperind.go.id

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 6: Persiapan PBJ | 105


Versi 4, 2021
MODUL PELATIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
TINGKAT DASAR

MATERI 7:
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI SWAKELOLA

Oleh:
Ir. Tatang Rustandar Wiraatmadja, M.T.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA


LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
JAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul berjudul
Materi 7: Pengadaan Barang/Jasa Melalui Swakelola ini dapat diselesaikan. Terima
kasih kami sampaikan atas masukan dan peran dari berbagai pihak melalui
pembahasan yang intensif dengan para widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan
Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui
Swakelola” untuk Pelatihan PBJP Tingkat Dasar versi 4 berdasarkan pada Surat
Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021
tanggal 22 April 2021 tentang Tim Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar
Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat membantu para peserta diklat pengadaan
barang/jasa tingkat dasar dalam memahami Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Secara Swakelola, mulai dari pengertian, latar belakang, tujuan, kriteria, tipologi,
sampai proses pelaksanaannya. Isi Modul ini mengacu pada pengaturan pengadaan
barang/jasa yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang P5rubahan Perpres Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengdaaan Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini disusun oleh Ir. Tatang Rustandar Wiraatmadja, MT Widyaiswara
Ahli Utama di Pusdiklat PBJ LKPP. Kami sampaikan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada Pimpinan LKPP dan semua pihak yang memberikan
sumbangsih masukan konstruktifnya. Diharapkan modul ini dapat membantu para
peserta pelatihan dalam memahami pelaksanaan PBJ melalui Swakelola sehingga
dalam pengelolaannya menjadi lebih profesional. Modul ini diharapkan menjadi
acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul ini. Demikian Modul ini dibuat semoga bermanfaat.

Jakarta, 13 Agustus 2021


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa

Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar i Materi 7: Pelaksanaan PBJ


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat .............................................................................................. 1
C. Tujuan Pembelajaran ....................................................................................... 1
D. Materi Pokok dan Sub-Materi Pokok ................................................................ 2
BAB II PELAKSANAAN SWAKELOLA .................................................................... 3
A. Uraian Materi .................................................................................................... 3
1. Pelaksanaan Swakelola .............................................................................. 3
2. Pembayaran ................................................................................................ 4
3. Pengawasan ................................................................................................ 5
4. Serah Terima Pekerjaan .............................................................................. 6
5. Sanksi.......................................................................................................... 6
B. Latihan.............................................................................................................. 6
C. Rangkuman ...................................................................................................... 7
D. Evaluasi Materi Pokok ...................................................................................... 8
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................................ 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 10
A. Simpulan ........................................................................................................ 10
B. Implikasi ......................................................................................................... 10
C. Tindak Lanjut .................................................................................................. 10
KUNCI JAWABAN................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12
GLOSARIUM ........................................................................................................... 13

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar ii Materi 7: Pelaksanaan PBJ


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul
ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan saksama uraian-uraian materi
dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat bertanya
pada Widyaiswara/Fasilitator/Narasumber yang mengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) yang ada dalam modul ini, untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi
yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator


Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator harus:
1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata pelatihan dalam
modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iii Materi 7: Pelaksanaan PBJ


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola
sebagaimana diatur Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 63), perlu disusun modul pelatihan pengadaan barang/jasa
secara swakelola, yang memuat Perencanaan Swakelola, Persiapan Swakelola,
Pelaksanaan Swakelola, Pengawasan Swakelola, dan Serah Terima Hasil
Pekerjaan Swakelola untuk masing-masing tipe Swakelola serta Sanksi atas
pelanggaran Penyelenggaraan Swakelola.

B. Deskripsi Singkat
Pelaksanaan Pengadaan barang/jasa pemerintah secara swakelola meliputi
kegiatan pelaksanaan, pengawasan, dan serah terima pekerjaan, termasuk di
dalamnya cara pembayaran dan penyaluran dana, pelaporan, dan
pertanggungjawaban swakelola, serta sanksi.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari buku informasi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
menjelaskan pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara swakelola.

2. Indikator Keberhasilan
Pada akhir pelatihan, peserta diharapkan mampu menjelaskan: pelaksanaan
Swakelola berdasarkan tipe swakelola, termasuk di dalamnya cara
pembayaran dan penyaluran dana, serta pengawasan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban swakelola.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 1


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
D. Materi Pokok dan Sub-Materi Pokok
Materi pokok modul ini adalah Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara
swakelola, Sedangkan sub-materi pokoknya meliputi:
1. Pelaksanaan;
2. Pengawasan;
3. Serah terima pekerjaan; dan
4. Sanksi.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 2


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
BAB II
PELAKSANAAN SWAKELOLA

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta


pelatihan mampu menjelaskan pelaksanaan Swakelola

A. Uraian Materi
Pelaksanaan Pengadaan barang/jasa pemerintah secara swakelola meliputi
pelaksanaan, pengawasan, serah terima hasil pekerjaan, serta sanksi.
1. Pelaksanaan Swakelola
a. Tipe I
Penyelenggara Swakelola melaksanakan swakelola sesuai dengan
jadwal dan tahapan pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output sesuai dengan
hasil persiapan. Pelaksanaan swakelola memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah
ditetapkan oleh PPK;
2) Pengajuan kebutuhan tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil atau
tenaga pendukung), sarana prasarana/ peralatan dan material/bahan
kepada PPK sesuai dengan rencana kegiatan;
3) Penggunaan tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil atau tenaga
pendukung), sarana prasarana/peralatan dan material/ bahan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan;
4) Menyusun laporan penerimaan dan penggunaan tenaga kerja sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan;
5) Menyusun laporan swakelola dan dokumentasi sesuai dengan yang
diatur dalam dokumen Kontrak;

b. Tipe II, III, dan IV


Tim pelaksana melaksanakan swakelola sesuai dengan jadwal dan
tahapan pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan/output berdasarkan Kontrak
Swakelola yang telah disepakati. Pelaksanaan swakelola memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 3


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
1) Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis/KAK yang telah
ditetapkan oleh PPK;
2) Pengajuan kebutuhan tenaga teknis, tenaga kerja, peralatan dan
material/bahan sesuai dengan rencana kegiatan/sub kegiatan/output;
3) Penggunaan tenaga kerja, sarana prasarana/peralatan dan
material/bahan sesuai dengan jadwal pelaksanaan;
4) Menyusun laporan penerimaan dan penggunaan tenaga kerja, sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan;
5) Menyusun laporan swakelola dan dokumentasi sesuai dengan yang
diatur dalam dokumen Kontrak
6) Pelaksana Swakelola dilarang mengalihkan pekerjaan utama kepada
pihak lain.

2. Pembayaran
Pembayaran pelaksanaan Swakelola sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan. Untuk Swakelola Tipe I, meliputi :
a. Pembayaran upah tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil atau tenaga
pendukung) berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah
borong;
b. Pembayaran gaji/honorarium tenaga ahli/ narasumber (apabila diperlukan);
c. Pembayaran Jasa Lainnya atau Jasa Konsultansi; atau
d. Pembayaran bahan/material dan peralatan/suku cadang.

Untuk Tipe II, III, dan IV, pembayaran pelaksanaan Swakelola sesuai
dengan kesepakatan yang tercantum dalam Kontrak Swakelola dan sesuai
dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
Pengaturan pembayaran di dalam kontrak disesuaikan dengan kebutuhan.
Mengingat pada swakelola, pelaksananya bukan badan usaha atau perorangan
yang memiliki modal awal atau akses ke lembaga keuangan, maka dimungkinkan
diberikan uang muka sebagai modal awal. Besarnya uang muka disesuaikan
dengan kebutuhan untuk membeli bahan/alat dan upah pekerja pada tahap awal.
Jumlah dan besaran termin pembayaran disesuaikan dengan kemajuan pekerjaan
dan memperhitungkan resiko atas kegagalan kontrak.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 4


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
Di masa lalu (saat berlakunya Perpres 54 Tahun 2010) pembayaran
swakelola dibagi ke dalam 3 tahap yaitu Uang muka sebesar 40%. Setelah
pekerjaan mencapai kemajuan 30%, maka anggaran dicairkan lagi sebesar 30%,
dan pada saat kemajuan pekerjaan mencapai 60%, maka sisa anggaran sebesar
30% dicairkan lagi. Jadi, pada saat kemajuan pekerjaan mencapai 60%, anggaran
sudah cair 100%. Hal ini di lapangan banyak menimbulkan masalah. Karena
anggaran sudah cair 100%, terdapat kecenderungan semangat untuk
menyelesaikan sisa pekerjaan yang masih 40% sudah menurun. Akhirnya, tidak
jarang pekerjaan tidak diselesaikan.
Karena itu, dalam mengatur jumlah dan besaran termin pencairan anggaran,
selain mempertimbangkan kebutuhan modal kerja, juga harus mempertimbangkan
resiko pekerjaan tidak diselesaikan.

3. Pengawasan
Penyelenggara Swakelola melaksanakan tugas pengawasan administrasi,
teknis, dan keuangan sejak persiapan, pelaksanaan, dan penyerahan hasil
pekerjaan yang meliputi:
a. Verifikasi administrasi dan dokumentasi serta pelaporan;
b. Pengawasan teknis pelaksanaan dan hasil Swakelola untuk mengetahui
realisasi fisik meliputi:
1) Pengawasan kemajuan pelaksanaan kegiatan;
2) Pengawasan penggunaan tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil,
atau tenaga pendukung) serta jasa konsultansi, sarana prasarana/
peralatan dan material/bahan;
3) Pengawasan pengadaan Barang/Jasa (jika ada).
c. Pengawasan tertib administrasi keuangan.

Termasuk di dalam pengawasan penggunaan tenag kerja sarana/prasarana,


dan terutama bahan/material, sebagaimana pada huruf b (2), adalah keselaran
jadwalnya sesuai dengan rencana. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara
rencana dan/atau ada ketidakselarasan waktu dan volume penggunaan ketiga
faktor di atas, perlu dilakukan pemeriksaan/penelaahan lebih mendalam.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 5


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
Berdasarkan hasil pengawasan, Penyelenggara Swakelola melakukan
evaluasi Swakelola. Apabila dalam hasil evaluasi ditemukan penyimpangan,
Penyelenggara Swakelola melaporkan dan memberikan rekomendasi kepada
PPK, tim persiapan, atau tim pelaksana untuk segera mengambil tindakan korektif.
Khusus pada pelaksanaan Swakelola Tipe IV, PPK menugaskan pegawai
pada instansi penanggung jawab anggaran atau tenaga ahli/teknis/narasumber
untuk melakukan pendampingan atau asistensi Penyelenggara Swakelola.

4. Serah Terima Pekerjaan


Penyerahan Hasil Pekerjaan Swakelola pada swakelola tipe I dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyelenggara Swakelola (pada Tipe I), Tim pelaksana Swakelola (pada
Tipe II), Pimpinan Ormas pelaksana Swakelola melalui Tim Pelaksana
(pada Tipe III), atau Pimpinan Pokmas melalui Tim Pelaksana (pada Tipe
IV), menyerahkan hasil pekerjaan dan laporan pelaksanaan pekerjaan
kepada PPK dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan;
b. Penyerahan hasil pekerjaan dan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada
PPK setelah dilakukan pemeriksaan oleh Tim Pengawas dengan Berita
Acara Hasil Pemeriksaan;
c. PPK menyerahkan hasil pekerjaan kepada PA/KPA;

5. Sanksi
PPK dapat mengenakan sanksi kepada pelaksana Swakelola atas adanya
pelanggaran penyelenggaraan swakelola berdasarkan penilaian PPK secara
mandiri ataupun atas laporan dari Tim Pengawas. Pelaksana swakelola yang
terbukti melakukan pelanggaran atas penyelenggaraan swakelola dikenakan
pembatalan sebagai Pelaksana Swakelola. Pengenaan sanksi pada Swakelola
Tipe I sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan, sedangkan
pada Swakelola Tipe II, III, dan IV sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak.

B. Latihan
Untuk dapat memahami materi mengenai pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah secara swakelola, anda diminta untuk menjelaskan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 6


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
ruang lingkup pelaksanaan swakelola dan ruang lingkup/kegiatan pengawasan
swakelola!

C. Rangkuman
Pelaksanaan swakelola meliputi kegiatan pelaksanaan, pengawasan, dan
serah terima hasil pekerjaan.
Pelaksanaan swakelola sesuai dengan KAK dan rencana kegiatan yang
telah ditetapkan. Pengajuan dan penggunaan tenaga kerja, bahan,
peralatan/sarana-prasarana sesuai dengan rencana dan jadwal pelaksanaan.
Demikian pula, pembayaran sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tim pelaksana wajib
menyusun dan menyampaikan laporan penggunaan tenaga kerja, bahan,
peralatan/sarana-prasaran, serta laporan dan dokumentasi pelaksanaan
swakelola sesuai yang diatur di dalam dokumen kontrak. PPK melakukan
pembayaran pelaksanaan Swakelola sesuai dengan kesepakatan yang tercantum
dalam Kontrak Swakelola sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan.
Tim Pengawas melaksanakan tugas pengawasan administrasi, teknis, dan
keuangan sejak persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil pekerjaan.
Tim pelaksana menyerahkan hasil pekerjaan kepada PPK setelah dilakukan
pemeriksaan oleh tim pengawas. Setiap tahap tersebut dilengkapi dengan berita
acara.
Penyelenggara Swakelola yang terbukti melakukan pelanggaran atas
penyelenggaraan swakelola dikenakan pembatalan sebagai Penyelenggara
Swakelola. Pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 7


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
D. Evaluasi Materi Pokok
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat!
1. Kegiatan yang tidak termasuk dalam tahap pelaksanaan swakelola…
A. Menyusun laporan penerimaan dan penggunaan tenaga kerja, sarana
prasarana/peralatan dan material/bahan
B. Menetapkan penyelenggara swakelola
C. Pengajuan kebutuhan tenaga teknis, tenaga kerja, peralatan dan
material/bahan sesuai dengan rencana kegiatan/sub kegiatan
D. Mengajukan pembayaran/termin
2. Ketentuan pembayaran termin I, II, dan III pada pelaksanaan swakelola
masing-masing sebagai berikut…
A. 40%, 30%, 30%
B. 30%, 40%, 30%
C. 50%, 30%, 20%
D. Sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam kontrak swakelola
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Mana pernyataan yang benar…
A. Pelaksana swakelola tipe II, III, dan IV dapat mengalihkan pekerjaan
utama kepada pihak lain
B. Tenaga ahli pada swakelola tipe I minimal 50% dari seluruh tenaga ahli
yang dibutuhkan
C. Tenaga lapangan pada swakelola tipe I jumlahnya tidak dibatasi, sesuai
dengan kebutuhan
D. Pelaksana swakelola tipe IV tidak membutuhkan keterampilan sesuai
dengan pekerjaan swakelola yang dilaksanakannya
4. Termasuk bagian dari pengawasan teknis pelaksanaan dan hasil Swakelola,
KECUALI…
A. Pengawasan kemajuan pelaksanaan kegiatan
B. Pengawasan penggunaan tenaga kerja, sarana prasarana/ peralatan dan
material/bahan
C. Pengawasan Pengadaan Barang/Jasa (jika ada)
D. Verifikasi administrasi dan dokumentasi serta pelaporan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 8


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
5. Pilih pernyataan yang benar…
A. Tim Pelaksana swakelola/Pimpinan Ormas/Pokmas menyerahkan hasil
pekerjaan kepada PPK dilengkapi BAST setelah diperiksa oleh Tim
Pengawas
B. Tim Pelaksana swakelola/Pimpinan Ormas/Pokmas menyerahkan hasil
pekerjaan kepada PPK dilengkapi BAST setelah diperiksa oleh Tim
Pengawas dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan;
C. Tim Pelaksana swakelola/Pimpinan Ormas/Pokmas menyerahkan hasil
pekerjaan kepada PA/KPA dilengkapi BAST setelah diperiksa oleh Tim
Pengawas dan direkomendasikan oleh PPK;
D. Tim Pelaksana swakelola/Pimpinan Ormas/Pokmas menyerahkan hasil
pekerjaan kepada PA/KPA dilengkapi BAST setelah diperiksa oleh PPK.

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.
Rumus:

Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok terutama bagian yang belum
anda kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 9


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Swakelola merupakan salah satu cara pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dalam rangka mengoptimalkan sumber daya manusia di lingkungan pemerintah dan
juga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat.
Diharapkan modul pelatihan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui
Swakelola ini dapat menjadi bekal bagi Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah,
Organisasi Masyarakat pelaksana Swakelola Tipe III, dan Kelompok Masyarakat
dalam menyelengarakan Swakelola.

B. Implikasi
Peserta pelatihan yang telah selesai mempelajari modul ini diharapkan
memilliki pemahaman mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah secara
swakelola. Namun, bila hanya berbekal pemahaman saja, belum cukup untuk dapat
menyelenggarakan pengadaan barang/jasa secara swakelola. Perlu pelatihan
kompetensi. Pada pelatihan kompetensi, selain pendalaman lebih rinci pada setiap
tahapan swakelolanya (knowledge/know-how-nya), juga peserta pelatihan diasah
keterampilan dan perilaku (attitude) nya.
Untuk mencapai pemahaman, isi modul ini sudah cukup memadai. Namun,
untuk pelatihan kompetensi, perlu dilengkapi/diperkaya dengan contoh-contoh,
format-format, dan buku kerja yang berisi studi kasus.
.
C. Tindak Lanjut
Untuk kepentingan pelatihan kompetensi, modul ini perlu diperkaya dan
diperdalam, termasuk dilengkapi dengan contoh format, studi kasus, dan alat
pembelajaran lainnya.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 10


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
KUNCI JAWABAN

Jawaban Materi Pokok Bab II Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah Secara Swakelola
1. B
2. D
3. C
4. D
5. B

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 11


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 3 Tahun 2021
tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Swakelola

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 12


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
GLOSARIUM

Kelompok Masyarakat : Kelompok masyarakat yang melaksanakan


Pengadaan Barang/Jasa den.gan dukungan
anggaran belanja dari APBN/APBD
Kontrak swakelola : Perjanjian tertulis antara PA/KPA/PPK dengan ketua
tim pelaksana Swakelola
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lainnya,
pimpinan Ormas pelaksana Swakelola, atau pimpinan
Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola
Organisasi : Organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh
Kemasyarakatan masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan
aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan,
kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan demi tercapainya tujuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila.
Penyelenggara Swakelola : Tim yang menyelenggarakan kegiatan secara
Swakelola
Swakelola : Cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan
sendiri oleh Kementerian/ Lembaga/ Perangkat
Daerah, Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah
lain, organisasi kemasyarakatan, atau kelompok
masyarakat
Tim Persiapan : Tim yang bertugas menyusun sasaran, rencana
kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan rencana biaya
Tim Pelaksana : Tim yang bertugas melaksanakan, mencatat,
mengevaluasi, dan melaporkan secara berkala
kemajuan pelaksanaan kegiatan dan penyerapan
anggaran.
Tim Pengawas : Tim yang bertugas mengawasi persiapan dan
pelaksanaan fisik maupun administrasi swakelola

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 7: Pelaksanaan PBJ | 13


Versi 4, 2021 melalui Swakelola
MODUL PELATIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
TINGKAT DASAR

MATERI 8:
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA

Oleh:
Arif Rachman, ST., M.T., M.M.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA


LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
JAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul
berjudul Materi 8: Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia ini dapat
diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan atas masukan dan peran dari
berbagai pihak melalui pembahasan yang intensif dengan para widyaiswara
lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui
Penyedia” untuk Pelatihan PBJP Tingkat Dasar versi 4 berdasarkan pada Surat
Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/2021
tanggal 22 April 2021 tentang Tim Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat
Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tingkat dasar. Acuan yang dapat
digunakan seluruh pihak yang terkait dengan Pengadaan Barang/Jasa untuk
lebih memahami Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia. Materi dalam modul ini
mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan
Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan peraturan turunannya.
Modul ini disusun oleh Arif Rachman, ST., M.T., M.M, kami sampaikan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan LKPP dan
semua pihak yang memberikan sumbangsih masukan konstruktifnya.
Diharapkan modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam memahami
Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia sehingga dalam pengelolaannya menjadi
lebih profesional. Modul ini diharapkan menjadi acuan bagi semua pihak yang
terkait dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan
untuk kesempurnaan penulisan modul ini. Demikian Modul ini dibuat semoga
bermanfaat.

Jakarta, Agustus 2021


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa

Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar i Materi 8: Pelaksanaan PBJ


Versi 4, 2021 melalui Penyedia
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .............................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Deskripsi Singkat ....................................................................................... 1
C. Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 2
D. Materi Pokok ............................................................................................. 2
BAB II PELAKSANAAN PENGADAAN MELALUI PENYEDIA ........................ 4
A. Uraian Materi ............................................................................................. 4
1. Pelaksanaan Pemilihan Penyedia ...................................................... 10
a. E-Purchasing ................................................................................ 10
b. Penunjukan Langsung .................................................................. 12
c. Pengadaan Langsung................................................................... 12
d. Tender Cepat ................................................................................ 14
e. Tender/Seleksi .............................................................................. 16
2. Tender Cepat & Tender/Seleksi Gagal Serta Tindak Lanjutnya ......... 45
a. Penyebab Tender Cepat dinyatakan Gagal .................................. 45
b. Tindak Lanjut Tender Cepat Gagal ............................................... 46
c. Penyebab Tender/Seleksi dinyatakan Gagal ................................ 46
d. Tindak Lanjut Tender/Seleksi Gagal ............................................. 47
e. Tindak Lanjut Tender/Seleksi Ulang Gagal .................................. 48
3. Pelaksanaan Kontrak ......................................................................... 48
a. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ... 49
b. Penandatanganan Kontrak ........................................................... 51
c. Penyerahan Lokasi Pekerjaan ...................................................... 53
d. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)/ Surat Perintah Pengiriman
(SPP) ................................................................................................. 54
e. Pemberian Uang Muka ................................................................. 55
f. Penyusunan Program Mutu .......................................................... 55
g. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak ........................................ 56
h. Mobilisasi ...................................................................................... 57
i. Pemeriksaan Bersama ................................................................. 57
j. Pengendalian Kontrak .................................................................. 58
k. Inspeksi Pabrikasi ......................................................................... 58
l. Pembayaran Prestasi Pekerjaan .................................................. 58
m. Perubahan Kontrak ....................................................................... 60
n. Penyesuaian Harga ...................................................................... 61
o. Keadaan Kahar ............................................................................. 63
p. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak ........................... 64
q. Pemutusan Kontrak ...................................................................... 65
r. Pemberian Kesempatan ............................................................... 67
s. Denda dan Ganti Rugi .................................................................. 68
4. Serah Terima ..................................................................................... 69

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar ii Materi 8: Pelaksanaan PBJ


Versi 4, 2021 melalui Penyedia
a. Serah Terima Hasil Pekerjaan ...................................................... 69
b. Masa Pemeliharaan (apabila dibutuhkan) .................................... 70
B. Latihan..................................................................................................... 72
C. Rangkuman ............................................................................................. 72
D. Evaluasi Materi Pokok ............................................................................. 73
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................... 74
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 76
A. Simpulan ................................................................................................. 76
B. Implikasi .................................................................................................. 76
C. Tindak Lanjut ........................................................................................... 76
KUNCI JAWABAN ........................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 78
GLOSARIUM ................................................................................................... 79

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iii Materi 8: Pelaksanaan PBJ


Versi 4, 2021 melalui Penyedia
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Prakualifikasi/Pascakualifikasi ............................................. 9


Tabel 2.2 Perbedaan Metode Evaluasi Kualifikasi ........................................... 18
Tabel 2.3 Penetapan Hasil Kualifikasi .............................................................. 19
Tabel 2.4 Prakualifikasi Gagal Dan Tindak Lanjutnya oleh Pokja Pemilihan .... 21
Tabel 2.5 Contoh Evaluasi Harga..................................................................... 33
Tabel 2.6 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Nilai ............. 36
Tabel 2.7 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Biaya Selama
Umur Ekonomis ................................................................................................ 37
Tabel 2.8 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Harga
Terendah .......................................................................................................... 37
Tabel 2.9 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Kualitas dan
Biaya ................................................................................................................ 38
Tabel 2.10 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Pagu
Anggaran .......................................................................................................... 39
Tabel 2.11 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Biaya
Terendah .......................................................................................................... 39

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iv Materi 8: Pelaksanaan PBJ


Versi 4, 2021 melalui Penyedia
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia 4


Gambar 2.2 Alur Serah Terima Hasil Pekerjaan .............................................. 69

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar v Materi 8: Pelaksanaan PBJ


Versi 4, 2021 melalui Penyedia
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka
modul ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan seksama uraian-uraian materi
dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat
bertanya pada Widyaiswara/Fasilitator/Narasumber yang mengampu
kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap latihan dan evaluasi materi yang ada dalam modul ini,
untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki
terhadap materi yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator


Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator harus:
1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata pelatihan
dalam modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar vi Materi 8: Pelaksanaan PBJ


Versi 4, 2021 melalui Penyedia
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 dan
Perubahannya yaitu Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 disebutkan
bahwa proses mendapatkan barang/jasa dilakukan melalui penyedia atau
dengan swakelola.
Pada dasarnya proses pengadaan barang/ jasa dilakukan melalui
penyedia sehingga di sini hal yang kritikal yang perlu diketahui bagi para
peserta yang ingin belajar pengadaan. Proses melalui penyedia di pengadaan
barang/ jasa pemerintah telah mengalami banyak perkembangan diantaranya
dipengaruhi oleh teknologi informatika, yaitu dengan melalui E-Procurement,
dengan berbagai produk yang dihasilkan seperti E-Tender, E-Seleksi, E-Tender
Cepat, Reverse Auction, E-Purchasing, tentunya berbagai pilihan produk
tersebut disediakan untuk mendapatkan best value for money di pengadaan
pemerintah.
Pengembangan produk pemilihan melalui penyedia ini pastinya akan
terus berkembang, sejalan dinamika pengetahuan yang ada di pengadaan
barang/ jasa termasuk di pengadaan barang/ jasa pemerintah, pengetahuan ini
tidakk berdiri sendiri, peserta juga harus memahami terkait ketentuan umum di
pengadaan, prinsip dan etika di pengadaan, tujuan pengadaan, dan
perencanaan pengadaan melalui penyedia.

B. Deskripsi Singkat
Ruang lingkup dari materi pelaksanaan pemilihan melalui penyedia
terdiri Pelaksanaan pemilihan penyedia, Tender Cepat dan Tender/ Seleksi
gagal serta tindak lanjutnya dan Pelaksanaan Kontrak.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran tatap muka untuk materi ini
adalah: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan brainstorming. Media pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran tatap muka antara lain: modul, slide
bahan tayang, papan tulis/white board, papan flipchart, LCD, computer.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 1


Versi 4, 2021
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah modul dan bahan ajar materi ini selesai diajarkan, diharapkan
peserta mampu menjelaskan pelaksanaan PBJ melalui penyedia untuk
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya serta jasa konsultansi.

2. Indikator Hasil Belajar


Setelah mempelajari modul dan bahan ajar materi ini peserta diharapkan
mampu menjelaskan:
a. Pelaksanaan pemilihan penyedia
b. Tender cepat dan tender/seleksi gagal serta tindak lanjutnya
c. Memahami pelaksanaan kontrak
d. Serah Terima

D. Materi Pokok
Dalam modul ini terdapat 4 Materi Pokok dengan sub bab diuraikan
masing-masing sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pemilihan Penyedia
a. E-Purchasing
b. Penunjukan Langsung
c. Pengadaan Langsung
d. Tender Cepat
e. Tender/Seleksi
2. Tender Cepat & Tender/seleksi Gagal Serta Tindak Lanjutnya
a. Penyebab Tender/Seleksi dinyatakan Gagal
b. Tindak Lanjut Tender/Seleksi Gagal
c. Tindak Lanjut Tender/Seleksi Ulang Gagal
3. Pelaksanaan Kontrak
a. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
b. Penandatanganan Kontrak
c. Penyerahan Lokasi Pekerjaan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 2


Versi 4, 2021
d. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)/ Surat Perintah Pengiriman
(SPP)
e. Pemberian Uang Muka
f. Penyusunan Program Mutu
g. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
h. Mobilisasi
i. Pemeriksaan Bersama
j. Pengendalian Kontrak
k. Inspeksi Pabrikasi
l. Pembayaran Prestasi Pekerjaan
m. Perubahan Kontrak
n. Penyesuaian Harga
o. Keadaan Kahar
p. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak
q. Pemutusan Kontrak
r. Pemberian Kesempatan
s. Denda dan Ganti Rugi
4. Serah Terima
a. Serah Terima Hasil Pekerjaan
b. Masa Pemeliharaan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 3


Versi 4, 2021
BAB II
PELAKSANAAN PENGADAAN MELALUI PENYEDIA

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta


diharapkan mampu menjelaskan pelaksanaan PBJ melalui Penyedia

A. Uraian Materi
Pengadaan Barang/Jasa merupakan kegiatan yang dimulai dari
identifikasi kebutuhan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan.
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia meliputi kegiatan
persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia, persiapan pemilihan
Penyedia, pelaksanaan pemilihan Penyedia, pelaksanaan Kontrak dan serah
terima hasil pekerjaan.

Perencanaan Persiapan Persiapan


Pengadaan Pengadaan Pemilihan

Pelaksanaan
Proses Pemilihan Serah Terima
Kontrak

Gambar 2.1 Tahapan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia

Dalam melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia,


PA/KPA/PPK/Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh Tim Teknis, Tim/Tenaga Ahli,
atau Tim Pendukung. PPK dapat juga dibantu oleh Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan (PPTK).

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 4


Versi 4, 2021
Pada modul ini, peserta akan mempelajari pelaksanaan pengadaan
barang/jasa sejak proses pemilihan sampai dengan serah terima dan diuraikan
sekilas terkait proses perencanaan pengadaan barang/jasa sampai dengan
persiapan pengadaan barang/jasa (persiapan pengadaan dan persiapan
pemilihan).
1. Perencanaan Pengadaan
Perencanaan pengadaan disusun oleh PPK dan ditetapkan oleh PA/KPA
yang meliputi identifikasi kebutuhan, penetapan barang/jasa, cara, jadwal dan
anggaran Pengadaan Barang/Jasa. Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan
dengan cara swakelola dan/atau Penyedia. Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa diatur dalam Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang Pedoman
Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Persiapan Pengadaan
Persiapan Pengadaan dapat dilaksanakan setelah RKA-K/L disetujui
oleh DPR atau RKA Perangkat Daerah disetujui oleh DPRD. Untuk Pengadaan
Barang/Jasa yang kontraknya harus ditandatangani pada awal tahun, persiapan
pengadaan dan/atau pemilihan Penyedia dapat dilaksanakan setelah
penetapan Pagu Anggaran K/L atau persetujuan RKA Perangkat Daerah sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal dibutuhkan persiapan pengadaan dan proses pemilihan
mendahului persetujuan RKA-K/L oleh DPR atau RKA Perangkat Daerah oleh
DPRD, pemilihan penyedia dapat dilakukan sepanjang mendapat persetujuan
PA dan kontrak bersifat tidak mengikat dan tindak lanjutnya sebagai berikut:
a. Pejabat yang berwenang untuk menandatangani kontrak yang disebut
Pejabat Penandatangan Kontrak mengadakan ikatan perjanjian atau
menandatangani kontrak dengan penyedia setelah DIPA/DPA disahkan.
b. Apabila Pagu Anggaran lebih kecil dari penawaran, proses pemilihan
dapat dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga
c. Apabila kegiatan tidak tersedia dalam DIPA/DPA maka hasil
pemilihan/proses pemilihan harus dibatalkan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 5


Versi 4, 2021
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi Non
Konstruksi dilakukan oleh PPK meliputi:
a. Reviu dan Penetapan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK).
b. Penyusunan dan Penetapan HPS.
c. Penyusunan dan Penetapan rancangan kontrak; dan/atau
d. Penetapan uang muka, jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan, sertifikat garansi, dan/atau penyesuaian harga.
Di samping itu PPK melakukan :
a. Identifikasi barang/jasa yang akan diadakan termasuk dalam kategori
barang/jasa yang akan diadakan melalui pengadaan langsung, E-
purchasing, atau termasuk pengadaan khusus.
b. Reviu terhadap dokumen perencanaan pengadaan terkait kewajiban
untuk menggunakan produk usaha kecil serta koperasi dari hasil produk
dalam negeri paling sedikit 40% dari nilai anggaran belanja barang/jasa
K/L/PD.
3. Persiapan Pemilihan
Persiapan pemilihan Penyedia oleh Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
dilaksanakan setelah Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan menerima
permintaan pemilihan Penyedia dari PPK yang dilampiri dokumen persiapan
Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia yang disampaikan oleh PPK kepada
Kepala UKPBJ/Pejabat Pengadaan.
Pokja Pemilihan melakukan persiapan pemilihan melalui Penyedia
meliputi:
a. Reviu dokumen persiapan pengadaan;
b. Penetapan metode pemilihan Penyedia;
c. Penetapan metode Kualifikasi;
d. Penetapan persyaratan Penyedia;
e. Penetapan metode evaluasi penawaran;
f. Penetapan metode penyampaian dokumen penawaran;
g. Penyusunan dan penetapan jadwal pemilihan; dan
h. Penyusunan Dokumen Pemilihan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 6


Versi 4, 2021
Persiapan pemilihan melalui Penyedia yang dilakukan oleh Pejabat
Pengadaan yang menggunakan Surat Perintah Kerja, meliputi:
a. Reviu dokumen persiapan pengadaan;
b. Penetapan persyaratan Penyedia;
c. Penetapan jadwal pemilihan; dan
d. Penetapan Dokumen Pemilihan.
4. Pelaksanaan Pemilihan
Pelaksanaan pemilihan Penyedia dilakukan oleh PPK dan Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan sesuai metode pemilihan, dengan ketentuan:
a. PPK melaksanakan :
1) E-purchasing dengan nilai pagu paling sedikit di atas Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
2) E-purchasing dengan nilai HPS paling sedikit di atas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) untuk percepatan
pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat.
b. Pejabat Pengadaan melaksanakan:
1) Pengadaan Langsung dan Penunjukan Langsung untuk
pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan nilai HPS paling
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) atau Jasa
Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah); dan
2) Pengadaan Langsung dan Penunjukan Langsung untuk
pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan nilai HPS paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); atau Jasa
Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) untuk percepatan pembangunan kesejahteraan
di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat;.
c. Pokja Pemilihan melaksanakan:
1) Tender/Seleksi, Tender Cepat, dan Penunjukan Langsung; dan
2) Tender Terbatas untuk pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang
bernilai paling sedikit di atas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 7


Versi 4, 2021
rupiah) dan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) untuk percepatan pembangunan kesejahteraan di
Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat.
d. Pelaku pelaksanaan pengadaan khusus diatur lebih lanjut dalam
Peraturan LKPP terkait Pengadaan Khusus.
5. Pelaksanaan Kontrak
Pelaksanaan Kontrak dilaksanakan oleh para pihak sesuai ketentuan
yang termuat dalam Kontrak dan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan
kontrak (yang penting dan terdapat dalam ketentuan kontrak) diantaranya:
a. Penetapan SPPBJ;
b. Penandatanganan Kontrak;
c. Penyerahan Lokasi Kerja;
d. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) / Surat Perintah Pengiriman (SPP);
e. Pemberian Uang Muka;
f. Penyusunan Program Mutu;
g. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak;
h. Mobilisasi;
i. Pemeriksaan Bersama;
j. Pengendalian Kontrak;
k. Inspeksi Pabrikasi;
l. Pembayaran Prestasi Pekerjaan;
m. Perubahan Kontrak;
n. Penyesuaian Harga;
o. Keadaan Kahar;
p. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak;
q. Pemutusan Kontrak;
r. Pemberian Kesempatan;
s. Denda dan Ganti Rugi.
6. Pelaksanaan Serah Terima yang terdiri dari
a. Serah Terima Hasil Pekerjaan
b. Masa Pemeliharaan (apabila dibutuhkan masa pemeliharaan)

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 8


Versi 4, 2021
Secara umum tahapan proses pemilihan antara prakualifikasi dan
pascakualifikasi hampir sama. Pada prakualifikasi penilaian kualifikasi penyedia
dilakukan sebelum pemasukan penawaran sedangkan untuk pascakualifikasi
dilakukan bersamaan dengan proses evaluasi penawaran. Tahapan pengadaan
proses prakualifikasi dan pascakualifikasi secara umum dapat dilihat pada tabel
2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 Tahapan Prakualifikasi/Pascakualifikasi

Tahap Prakualifikasi Tahap Pascakualifikasi


1. Pelaksanaan Prakualifikasi 1. Pengumuman dan/atau
a. Pengumuman Prakualifikasi Undangan
b. Pendaftaran dan pengunduhan 2. Pendaftaran dan pengambilan
Dokumen kualifikasi Dokumen Pemilihan
c. Pemberian Penjelasan (apabila 3. Pemberian Penjelasan
diperlukan) 4. Penyampaian Dokumen
d. Penyampaian Dokumen kualifikasi Penawaran
e. Evaluasi kualifikasi 5. Evaluasi Dokumen
f. Pembuktian kualifikasi Penawaran
g. Penetapan dan pengumuman hasil 6. Pembuktian kualifikasi
kualifikasi kepada Calon Pemenang
h. Sanggah Kualifikasi 7. Penetapan dan pengumuman
2. Undangan kepada Peserta yang Lulus Pemenang
Kualifikasi 8. Masa Sanggah
3. Pengunduhan dokumen pemilihan
4. Pemberian Penjelasan
5. Penyampaian Dokumen Penawaran
administrasi dan teknis (tahap I)
6. Evaluasi Dokumen Penawaran
7. Penetapan dan pengumuman
Pemenang
8. Sanggah
Catatan :
Untuk tahapan berikutnya, dilanjutkan dengan:
a. Sanggah Banding (Khusus Pekerjaan Konstruksi) atau
b. Negosiasi Teknis dan Biaya (Khusus Jasa Konsultansi)

Pemilihan dapat segera dilaksanakan setelah Rencana Umum


Pengadaan (RUP) diumumkan. Untuk barang/jasa yang kontraknya harus
ditandatangani pada awal tahun, pemilihan dapat dilaksanakan setelah
penetapan Pagu Anggaran K/L atau persetujuan Rencana Kerja Anggaran
(RKA) Perangkat Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 9


Versi 4, 2021
undangan yang dilakukan setelah RUP diumumkan terlebih dahulu melalui
aplikasi SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan).

Tender Cepat
Untuk Tender Cepat, tahapannya sebagai berikut:
a. Undangan Tender Cepat
b. Pendaftaran Tender Cepat
c. Penyampaian dokumen penawaran
d. Pembukaan dokumen penawaran
e. Pengumuman hasil pembukaan dokumen Penawaran
f. Verifikasi kualifikasi kepada calon pemenang
g. Penetapan pemenang dan pengumuman.

E- reverse Auction
E-reverse Auction adalah metode penawaran harga secara berulang. E-
reverse Auction dapat digunakan untuk:
a. Tender dengan metode evaluasi harga terendah (dikecualikan untuk
pengadaan Pekerjaan Konstruksi)
b. Tender Cepat (yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan)
c. E-purchasing (khusus untuk barang/jasa di dalam E-Katalog)
d. Sebagai tindak lanjut Tender yang hanya terdapat 2 (dua) penawaran
yang masuk dan kedua penawaran tersebut lulus evaluasi teknis
untuk berkompetisi kembali dengan cara menyampaikan penawaran
harga lebih dari 1 (satu) kali dan bersifat lebih rendah dari
penawaran sebelumnya; atau

1. Pelaksanaan Pemilihan Penyedia


a. E-Purchasing
E-purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem
katalog elektronik. Pelaksanaan melalui E-purchasing ada dua kriteria yaitu:
1) Wajib dilakukan untuk barang/jasa yang menyangkut pemenuhan
kebutuhan nasional dan/atau strategis yang ditetapkan oleh menteri,
kepala lembaga, atau kepala daerah.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 10


Versi 4, 2021
2) Tidak wajib, jika tidak ditetapkan oleh menteri, kepala lembaga, atau
kepala daerah. Keputusan pembelian melalui e-Purchasing harus
mempertimbangkan pemerataan ekonomi dengan memberikan
kesempatan pada usaha mikro, kecil dan menengah serta Pelaku Usaha
lokal.
Tahapan Proses pengadaan melalui E-purchasing pada prinsipnya sama
dengan proses metode lainnya, tapi ada sedikit perbedaan dalam persiapan
adalah spesifikasi diperbolehkan menyebut merek/type, tidak diperlukan HPS
dan bentuk kontraknya berupa surat pesanan. Prosedur E-purchasing meliputi:
1) PPK/Pejabat Pengadaan melakukan pemesanan barang/jasa pada
katalog elektronik;
2) Calon Penyedia menanggapi pesanan dari PPK /Pejabat Pengadaan;
3) PPK/Pejabat Pengadaan dan calon Penyedia dapat melakukan
negosiasi teknis dan harga, kecuali untuk barang/jasa yang tidak dapat
dinegosiasikan. Negosiasi harga dilakukan terhadap harga satuan
barang/jasa dengan mempertimbangkan kuantitas barang/jasa yang
diadakan, ongkos kirim (apabila ada), biaya instalasi/training (apabila
diperlukan);
4) PPK/Pejabat Pengadaan dan calon Penyedia menyetujui/menyepakati
pembelian barang/jasa; dan
5) Penerbitan Surat Pesanan.

Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih Penyedia yang dapat menyediakan
barang/jasa yang dibutuhkan, maka untuk mendapat harga barang/jasa terbaik
dapat dilakukan:
1) Negosiasi kepada penyedia yang harga barang/jasanya paling murah
dan telah memperhitungkan ongkos kirim, instalasi, training (apabila
diperlukan); atau
2) e-Reverse Auction dimana dapat dilakukan penawaran harga secara
berulang.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 11


Versi 4, 2021
b. Penunjukan Langsung
Pelaksanaan penunjukan langsung dilaksanakan dengan mengundang 1
(satu) pelaku usaha yang dipilih dengan disertai negosiasi teknis maupun
harga. Dalam negosiasi harga Pokja Pemilihan dilarang menyetujui harga
diatas Harga Perhitungan Sendiri.
Tahapan Penunjukan Langsung
1) Undangan prakualifikasi;
2) Penyampaian dan Evaluasi dokumen kualifikasi;
3) Pembuktian kualifikasi;
4) Penetapan hasil kualifikasi dan penyampaian undangan (apabila lulus
kualifikasi);
5) Pemberian penjelasan;
6) Penyampaian dan Pembukaan dokumen penawaran;
7) Evaluasi dokumen penawaran;
8) Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga; dan
9) Penetapan dan pengumuman.

c. Pengadaan Langsung
Pelaksanaan Pengadaan Langsung dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Pengadaan Langsung untuk Barang/Jasa Lainnya yang harganya sudah
pasti dengan nilai paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah), dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
a) Pejabat Pengadaan melakukan pemesanan Barang/Jasa Lainnya
kepada Penyedia;
b) Penyedia dan PPK melakukan serah terima hasil Barang/Jasa
Lainnya;
c) Penyedia menyerahkan bukti pembelian/pembayaran atau kuitansi
kepada PPK; dan/atau
d) PPK melakukan pembayaran.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 12


Versi 4, 2021
2) Pengadaan Langsung untuk:
a) Jasa Konsultansi dengan nilai paling banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah);
b) Barang/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp50.000.000 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan nilai paling banyak Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah); dan
c) Pekerjaan Konstruksi dengan nilai paling banyak Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah);
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Pejabat Pengadaan mencari informasi terkait pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harga, antara lain melalui media elektronik dan/atau
non-elektronik.
2) Dalam hal informasi sebagaimana dimaksud dalam butir 1 tersedia,
Pejabat Pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit
dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda.
3) Pejabat Pengadaan mengundang calon Penyedia yang diyakini mampu
untuk menyampaikan penawaran administrasi, teknis, harga dan
kualifikasi.
4) Undangan dilampiri spesifikasi teknis dan/atau gambar serta dokumen-
dokumen lain yang menggambarkan jenis pekerjaan yang dibutuhkan.
5) Calon Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi,
teknis, harga dan kualifikasi secara langsung sesuai jadwal yang telah
ditentukan dalam undangan.
6) Pejabat Pengadaan membuka penawaran dan mengevaluasi
administrasi, teknis dan kualifikasi dengan sistem gugur, melakukan
klarifikasi teknis dan negosiasi harga untuk mendapatkan Penyedia
dengan harga yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan.
7) Negosiasi harga dilakukan berdasarkan HPS dan/atau informasi lain
sebagaimana dimaksud dalam butir 1.
8) Dalam hal negosiasi harga tidak menghasilkan kesepakatan, Pengadaan
Langsung dinyatakan gagal dan dilakukan Pengadaan Langsung ulang
dengan mengundang Pelaku Usaha lain.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 13


Versi 4, 2021
9) Pejabat Pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung
yang terdiri dari:
a) nama dan alamat Penyedia;
b) harga penawaran terkoreksi dan harga hasil negosiasi;
c) unsur-unsur yang dievaluasi (apabila ada);
d) hasil negosiasi harga (apabila ada);
e) keterangan lain yang dianggap perlu; dan
f) tanggal dibuatnya Berita Acara.
10) Pejabat Pengadaan melaporkan hasil Pengadaan Langsung kepada
PPK.

d. Tender Cepat
Tender Cepat merupakan metode pemilihan pada pengadaan dalam hal
Pelaku Usaha yang telah terkualifikasi dalam SIKaP (Sistem Informasi Kinerja
Penyedia), dengan membandingkan harga tanpa memerlukan penilaian
kualifikasi, evaluasi penawaran administrasi, evaluasi penawaran teknis,
sanggah dan sanggah banding.
Tender Cepat dilakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya dengan
Kriteria:
1) Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara
rinci; atau
2) Dimungkinkan menyebutkan merek terhadap komponen barang/jasa ;
suku cadang ; bagian dari satu system yang sudah ada; atau barang/
jasa dalam katalog elektronik atau took daring.

Pelaksanaan Tender Cepat dengan tahapan sebagai berikut:


1) Persiapan Pemilihan Tender Cepat
a) Pokja Pemilihan menyusun jadwal pelaksanaan pemilihan
berdasarkan hari kerja, dengan waktu proses pemilihan paling
cepat 3 (tiga) hari pada hari kerja.
b) Pokja Pemilihan dapat melakukan perubahan jadwal tahap
pemilihan dan wajib mengisi alasan perubahan yang dapat

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 14


Versi 4, 2021
dipertanggung jawabkan.
c) Pokja Pemilihan menyusun kriteria kualifikasi dan/atau kinerja
Pelaku Usaha.
d) Penyusunan dokumen pemilihan secara elektronik melekat pada
aplikasi SPSE dan diunggah (upload) pada aplikasi SPSE.
2) Undangan
a) Peserta yang terkualifikasi dalam SIKaP dan memenuhi kriteria
menerima undangan untuk mengikuti pelaksanaan Tender Cepat.
b) Apabila diperlukan Pokja Pemilihan dapat melakukan pemberian
penjelasan setelah undangan dikirimkan sampai dengan sebelum
batas akhir penyampaian penawaran.
c) Proses pemberian penjelasan dilakukan secara daring tanpa tatap
muka melalui aplikasi SPSE.
3) Penyampaian dan Pembukaan Penawaran
a) Peserta menyampaikan penawaran harga melalui fitur penyampaian
penawaran pada aplikasi SPSE atau sistem pengaman dokumen
berdasarkan alokasi waktu (batch) atau secara real time
sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen.
b) Setelah masa penyampaian penawaran berakhir maka sistem akan
menginformasikan peringkat dapat berdasarkan Urutan Posisi
Penawaran (positional bidding) secara real time sebagaimana yang
ditetapkan dalam dokumen.
c) Peserta diberikan kesempatan menyampaikan penawaran berulang
(E-reverse Auction) dalam kurun waktu yang telah ditetapkan dalam
dokumen pemilihan. Penyampaian penawaran berulang dapat
dilakukan lebih dari 1 (satu) kali selama kurun waktu yang telah
ditetapkan tersebut.
d) Pengumuman pemenang dengan penawaran harga terendah.
e) Dalam hal setelah batas akhir penyampaian penawaran tidak ada
peserta yang memasukkan penawaran, Pokja Pemilihan dapat
memperpanjang batas akhir jadwal penyampaian penawaran.
Perpanjangan jangka waktu jadwal penyampaian penawaran

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 15


Versi 4, 2021
dilakukan pada hari yang sama dengan batas akhir penyampaian
penawaran.

e. Tender/Seleksi
1) Pelaksanaan Prakualifikasi
a) Pengumuman Prakualifikasi
Pengumuman dilakukan melalui SPSE dan dapat ditambahkan
dalam situs web Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah, papan
pengumuman resmi untuk masyarakat, surat kabar, dan/atau media
lainnya.
Pengumuman prakualifikasi paling sedikit memuat:
(1) Nama dan alamat Pokja Pemilihan;
(2) Uraian singkat pekerjaan;
(3) Nilai HPS dan nilai Pagu Anggaran;
(4) Persyaratan kualifikasi;
(5) Jadwal pengunduhan dokumen kualifikasi; dan
(6) Jadwal penyampaian dokumen kualifikasi.
b) Pendaftaran dan Pengunduhan Dokumen Kualifikasi
Pelaku Usaha yang berminat mengikuti proses Prakualifikasi
dapat mengunduh dokumen kualifikasi setelah melakukan pendaftaran
sebagai peserta kualifikasi.
c) Pemberian Penjelasan Kualifikasi
Pemberian penjelasan kualifikasi dilakukan melalui fasilitas yang
disediakan dalam aplikasi SPSE.
d) Penyampaian Dokumen Kualifikasi
(1) Peserta menyampaikan dokumen kualifikasi melalui formulir isian
elektronik kualifikasi yang tersedia pada SPSE sesuai jadwal yang
ditetapkan.
(2) Dalam hal formulir isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada
SPSE belum mengakomodir data kualifikasi yang disyaratkan,
maka data persyaratan kualifikasi tersebut disampaikan pada
fasilitas pengunggahan lain yang tersedia pada SPSE.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 16


Versi 4, 2021
(3) Dalam hal sampai batas akhir penyampaian dokumen kualifikasi
tidak ada peserta yang menyampaikan dokumen kualifikasi, maka
Pokja Pemilihan dapat memberikan waktu perpanjangan
penyampaian dokumen kualifikasi.
(4) Setelah pemberian waktu perpanjangan penyampaian kualifikasi,
peserta yang menyampaikan dokumen kualifikasi kurang dari 3
(tiga), maka prakualifikasi dinyatakan gagal.
e) Evaluasi Dokumen Kualifikasi
Pokja Pemilihan melakukan evaluasi kualifikasi terhadap
dokumen kualifikasi yang disampaikan oleh peserta setelah jadwal
penyampaian dokumen kualifikasi selesai. Evaluasi kualifikasi dilakukan
terhadap peserta yang mendaftar dan memasukkan dokumen kualifikasi.
Persyaratan kualifikasi pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lainnya/jasa konsultansi badan usaha/jasa konsultansi perorangan.
Evaluasi kualifikasi terdapat 3 tahapan yaitu:
(1) Evaluasi Kualifikasi Administrasi/Legalitas
Evaluasi kualifikasi administrasi/legalitas dilakukan terhadap jenis
pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya/ Jasa
Konsultansi dilakukan dengan menggunakan sistem gugur,
dengan membandingkan persyaratan yang tercantum dalam
dokumen kualifikasi dengan dokumen kualifikasi peserta.
Evaluasi kualifikasi administrasi/legalitas dilakukan untuk
memeriksa dan mengevaluasi keabsahan persyaratan
administrasi pelaku usaha yang mengikuti kualifikasi. Unsur-unsur
yang dievaluasi antara lain:
(a) Badan usaha: Izin usaha, TDP/SBU, Akta Pendirian
Perusahaan, Tidak Masuk Dalam Daftar Hitam dan Pailit,
Pakta Integritas
(b) Perseorangan: KTP, NPWP, Pakta integritas
(2) Evaluasi Kualifikasi Teknis

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 17


Versi 4, 2021
Evaluasi kualifikasi teknis dilakukan terhadap jenis pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi,
yaitu:
(a) Untuk pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
lainnya dilakukan dengan menggunakan sistem gugur,
dengan membandingkan persyaratan yang tercantum
dalam dokumen kualifikasi dengan dokumen kualifikasi
peserta.
(b) Untuk pengadaan Jasa Konsultansi menggunakan sistem
pembobotan dengan ambang batas

Evaluasi kualifikasi teknis dilakukan untuk memeriksa


pengalaman pelaku usaha, antara lain:
(1) memiliki pengalaman dalam 1 dan 3 tahun terakhir
(2) Memiliki pengalaman minimal 1 pekerjaan dalam 4 tahun terakhir
(khusus untuk nilai paket diatas Rp. 2,5 Miliar)
(3) Khusus pekerjaan jasa lainnya dan konsultansi memiliki
pengalaman minimal 50% dari nilai total HPS/pagu anggaran.
(4) Khusus Pekerjaan Konstruksi memiliki KD (Kemampuan Dasar)
minimal sama dengan 3 x NPt (Nilai pengalaman tertinggi dalam
15 tahun terakhir) untuk Kualifikasi Usaha Menengah dan Besar.
(5) Memiliki SKP (Sisa Kemampuan Paket)
Perbedaan metode evaluasi kualifikasi Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan Jasa Konsultansi
dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Perbedaan Metode Evaluasi Kualifikasi

Barang/Pekerjaan
Tahapan Evaluasi
No Konstruksi /Jasa Jasa Konsultansi
Kualifikasi
Lainnya
1 Administrasi sistem gugur sistem gugur
2 Teknis sistem gugur sistem pembobotan
dengan ambang
batas.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 18


Versi 4, 2021
Prakualifikasi belum merupakan ajang kompetisi maka data yang
kurang masih dapat dilengkapi sampai dengan 3 (tiga) hari setelah Pokja
Pemilihan menyampaikan hasil evaluasi. Dalam hal jumlah peserta yang
lulus evaluasi dokumen kualifikasi kurang dari 3 (tiga) peserta, maka
prakualifikasi dinyatakan gagal.

f) Pembuktian kualifikasi
(1) Pokja Pemilihan melakukan pembuktian kualifikasi terhadap
peserta pemilihan yang memenuhi persyaratan kualifikasi, dengan
mengundang dan memverifikasi/mengklarifikasi kesesuaian data
pada informasi formulir elektonik isian kualifikasi pada SPSE atau
SIKaP yang disediakan dengan dokumen asli.
(2) Pokja Pemilihan dapat melakukan verifikasi/klarifikasi kepada
penerbit dokumen asli, kunjungan lapangan terhadap kebenaran
lokasi (kantor, pabrik, gudang, dan/atau fasilitas lainnya), tenaga
kerja, dan peralatan.
(3) Dalam hal jumlah peserta yang lulus pembuktian kualifikasi
kurang dari 3 (tiga) peserta, maka prakualifikasi dinyatakan gagal.

g) Penetapan Hasil Kualifikasi


Penetapan hasil kualifikasi dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah
ini:
Tabel 2.3 Penetapan Hasil Kualifikasi

No Jenis Barang/Jasa Hasil Prakualifikasi


1 Barang/Pekerjaan konstruksi/Jasa Paling kurang 3 Peserta
lainnya
2 Jasa Konsultansi 3–7 peserta

h) Pengumuman Hasil Kualifikasi


Hasil kualifikasi diumumkan melalui aplikasi SPSE dan dapat
ditambahkan dalam situs web Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah, papan pengumuman resmi untuk masyarakat, surat kabar,
dan/atau media lainnya.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 19


Versi 4, 2021
Pengumuman hasil kualifikasi memuat paling sedikit:
(1) Nama dan alamat Pokja Pemilihan yang mengadakan
tender/seleksi;
(2) Nama paket pengadaan;
(3) Nama, NPWP, dan alamat peserta baik yang lulus maupun tidak
lulus kualifikasi beserta alasan tidak lulus; dan
(4) Nama peserta yang masuk dalam daftar pendek untuk Jasa
Konsultansi Badan Usaha.

i) Sanggahan Kualifikasi
Peserta yang menyampaikan dokumen kualifikasi dapat
mengajukan sanggah melalui aplikasi SPSE apabila menemukan:
(1) Kesalahan dalam melakukan evaluasi;
(2) Penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan
Perubahannya No 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan;
(3) Rekayasa/persekongkolan sehingga menghalangi terjadinya
persaingan usaha yang sehat; dan/atau
(4) Penyalahgunaan wewenang oleh Pokja Pemilihan, pimpinan
UKPBJ, PPK, PA/KPA, dan/atau kepala daerah.
Sanggah disampaikan kepada Pokja Pemilihan dalam waktu 5
(lima) hari kerja setelah pengumuman hasil kualifikasi.
Pokja Pemilihan memberikan jawaban tertulis atas semua
sanggah paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah masa sanggah
berakhir. Apabila sanggah dinyatakan salah/tidak diterima, maka Pokja
Pemilihan melanjutkan proses Prakualifikasi.
Apabila sanggah dinyatakan benar/diterima, Pokja Pemilihan
melakukan evaluasi kualifikasi ulang atau prakualifikasi ulang. Sanggah
yang disampaikan kepada Pejabat Penandatangan Kontrak, PA/KPA,
dan APIP Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah, atau disampaikan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 20


Versi 4, 2021
diluar masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan diproses
sebagaimana penanganan pengaduan.

j) Tindak Lanjut Prakualifikasi Gagal


Jika pelaksanaan prakualifikasi gagal, maka tindak lanjutnya
dapat dilihat pada tabel 2.4 sebagai berikut.

Tabel 2.4 Prakualifikasi Gagal Dan Tindak Lanjutnya oleh Pokja Pemilihan

No Prakualifikasi gagal Tindak lanjutnya


Setelah pemberian waktu Prakualifikasi ulang dengan
perpanjangan, tidak ada ketentuan:
1 peserta yang 1. Setelah Prakualifikasi ulang
menyampaikan dokumen jumlah peserta yang lulus 2 (dua)
kualifikasi maka tender/seleksi dilanjutkan
atau
Jumlah peserta yang lulus 2. Setelah Prakualifikasi ulang
2 kualifikasi kurang dari 3 jumlah peserta yang lulus 1 (satu)
peserta maka tender/seleksi dilanjutkan
dengan penunjukkan langsung.

2) Pelaksanaan Pemilihan
a) Undangan Tender/Seleksi
Pokja Pemilihan mengundang semua peserta tender yang telah
lulus prakualifikasi atau peserta seleksi yang masuk dalam Daftar
Pendek untuk mengikuti proses Tender/Seleksi. Undangan
mencantumkan hari, tanggal, dan waktu pendaftaran dan pengunduhan
Dokumen Tender/Seleksi.
b) Pendaftaran dan Pengunduhan Dokumen Pemilihan
Semua Pelaku Usaha yang diundang atau yang berminat untuk
mengikuti Tender/Seleksi melakukan pendaftaran dan mengunduh
Dokumen Pemilihan melalui aplikasi SPSE.
c) Pemberian Penjelasan
(1) Pokja Pemilihan melaksanakan pemberian penjelasan
pemilihan Penyedia melalui aplikasi SPSE sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan. Pemberian penjelasan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 21


Versi 4, 2021
merupakan media/forum tanya jawab antara Peserta
Tender/Seleksi dengan Pokja Pemilihan mengenai ruang
lingkup paket pengadaan serta syarat dan ketentuan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan.
(2) Tujuan pemberian penjelasan adalah untuk memperjelas ruang
lingkup paket pengadaan serta syarat dan ketentuan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan, sehingga terdapat
kesamaan pemahaman antara Pokja Pemilihan dan Peserta,
sekaligus untuk mendapatkan masukan kemungkinan adanya
koreksi atas Dokumen Pemilihan.
(3) Lama waktu/durasi pemberian penjelasan disesuaikan dengan
kompleksitas pekerjaan. Pokja Pemilihan menjawab setiap
pertanyaan yang masuk. Pada saat berlangsungnya pemberian
penjelasan, Pokja Pemilihan dapat menambah waktu
pemberian penjelasan sesuai dengan kebutuhan.
(4) Pokja Pemilihan segera menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan oleh Peserta sampai dengan batas akhir pemberian
penjelasan. Namun demikian, Pokja Pemilihan masih dapat
menjawab seluruh pertanyaan setelah waktu pemberian
penjelasan telah berakhir.
(5) Kumpulan tanya jawab dan keterangan lain pada saat
pemberian penjelasan merupakan Berita Acara Pemberian
Penjelasan (BAPP).
(6) Jika dibutuhkan peninjauan lapangan, Pokja Pemilihan dapat
melakukan peninjauan lapangan bersama-sama dengan
Peserta dan dilanjutkan dengan pemberian penjelasan di
lapangan. Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP)
Lapangan menjadi bagian dari Berita Acara Pemberian
Penjelasan (BAPP). Biaya yang timbul atas peninjauan
lapangan dibebankan pada masing-masing pihak.
(7) Dalam hal hasil pemberian penjelasan dan/atau pertanyaan
tertulis yang disampaikan oleh Peserta mengakibatkan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 22


Versi 4, 2021
perubahan Dokumen Pemilihan, maka perubahan tersebut
harus dituangkan dalam Adendum Dokumen Pemilihan yang
disetujui oleh PPK.
(8) Apabila perubahan tidak dituangkan dalam Adendum Dokumen
Pemilihan atau tidak disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen,
maka perubahan tersebut dianggap tidak ada dan ketentuan
yang berlaku adalah Dokumen Pemilihan awal.
(9) Adendum Dokumen Pemilihan dapat dilakukan secara berulang
dengan menyampaikan Adendum Dokumen Pemilihan melalui
aplikasi SPSE paling kurang 3 (tiga) hari kerja sebelum batas
akhir penyampaian dokumen penawaran.
(10) Apabila Adendum Dokumen Pemilihan mengakibatkan
kebutuhan penambahan waktu penyiapan kembali Dokumen
Pemilihan, maka Pokja Pemilihan memperpanjang batas akhir
penyampaian penawaran.
d) Penyampaian Dokumen Penawaran
(1) Peserta pemilihan menyampaikan dokumen penawaran
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Tender/Seleksi.
(2) Peserta dapat menyampaikan ulang file penawaran untuk
mengganti atau menimpa file penawaran sebelumnya, sampai
dengan batas akhir penyampaian penawaran.
(3) Untuk peserta yang berbentuk konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain, penyampaian
penawaran dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk mewakili
peserta yang berbentuk konsorsium/kerja sama
operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain.
(4) Pokja Pemilihan dapat melakukan perubahan jadwal
penyampaian dokumen penawaran disertai dengan penjelasan
alasan perubahan jadwal.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 23


Versi 4, 2021
(5) Pokja Pemilihan dapat memperpanjang waktu batas akhir
penyampaian penawaran dalam hal sebelum batas akhir
penawaran tidak ada Peserta yang menyampaikan penawaran.
(6) Perpanjangan waktu dilakukan pada hari yang sama dengan
batas akhir penyampaian penawaran.
(7) Apabila tidak ada peserta yang menyampaikan dokumen
penawaran setelah waktu perpanjangan, Tender/Seleksi
dinyatakan gagal.
(8) Tender Pekerjaan Konstruksi dengan nilai total HPS paling
sedikit di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah),
Jaminan Penawaran disampaikan dengan ketentuan:
(a) Softcopy Jaminan Penawaran disampaikan sebagai bagian
dari dokumen administrasi; dan
(b) Jaminan Penawaran asli disampaikan secara langsung
atau melalui pos/jasa pengiriman diterima UKPBJ paling
lambat 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir
penyampaian penawaran dan paling lambat 1 (satu) jam
sebelum batas akhir penyampaian penawaran.
(9) Dalam hal Jaminan Penawaran asli tidak diterima UKPBJ
sampai dengan batas waktu yang ditentukan, maka penawaran
dinyatakan gugur. Segala resiko keterlambatan dan kerusakan
pengiriman Jaminan Penawaran asli menjadi resiko peserta.
e) Pembukaan Dokumen Penawaran
(1) Pada tahap pembukaan dokumen penawaran, Pokja Pemilihan
mengunduh file penawaran sesuai waktu yang telah ditetapkan.
(2) Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka, Pokja
Pemilihan menyampaikan file penawaran tersebut kepada
layanan pengadaan secara elektronik untuk mendapat
keterangan bahwa file yang bersangkutan tidak dapat dibuka.
Apabila diperlukan layanan pengadaan secara elektronik dapat
menyampaikan file penawaran tersebut kepada LKPP.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 24


Versi 4, 2021
(3) Apabila berdasarkan keterangan dari layanan pengadaan
secara elektronik atau LKPP file penawaran tidak dapat dibuka,
maka Pokja Pemilihan dapat menetapkan bahwa file
penawaran tersebut tidak memenuhi syarat. Sehingga
penawaran dinyatakan tidak memenuhi syarat. Namun apabila
berdasarkan layanan pengadaan secara elektronik atau LKPP
dapat dibuka, maka Pokja Pemilihan melanjutkan proses
evaluasi atas dokumen penawaran tersebut.
(4) Pokja Pemilihan tidak boleh menggugurkan penawaran pada
waktu pembukaan penawaran, kecuali untuk file penawaran
yang sudah dipastikan tidak dapat dibuka berdasarkan
keterangan layanan pengadaan secara elektronik atau LKPP.
(5) Pokja Pemilihan tidak diperkenankan mengubah waktu batas
akhir penyampaian penawaran (melakukan perpanjangan
waktu) kecuali:
(a) terjadi keadaan kahar;
(b) terjadi gangguan teknis SPSE;
(c) perubahan dokumen pemilihan yang mengakibatkan
kebutuhan penambahan waktu penyiapan dokumen
penawaran; atau
(d) tidak ada peserta yang memasukkan penawaran sampai
dengan batas akhir penyampaian penawaran.
(6) Dalam hal Pokja Pemilihan mengubah waktu batas akhir
penyampaian penawaran maka Pokja Pemilihan
menyampaikan/menginformasikan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan pada SPSE.
f) Evaluasi Dokumen Penawaran
Pokja Pemilihan melakukan evaluasi dokumen penawaran
dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Berpedoman pada ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 25


Versi 4, 2021
(2) Pokja Pemilihan dan/atau peserta dilarang melakukan post
bidding pada setiap tahapan dalam evaluasi penawaran. Post
bidding adalah tindakan menambah, mengurangi, mengganti
dan/atau mengubah kriteria dan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan dan/atau substansi
dokumen penawaran;
(3) Dokumen penawaran yang memenuhi syarat adalah dokumen
penawaran yang sesuai/memenuhi ketentuan dan syarat-syarat
yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan, tanpa ada
ketidaksesuaian/penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat. Ketidaksesuaian/penyimpangan yang
bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah:
(a) Ketidaksesuaian/penyimpangan dari Dokumen Pemilihan
yang mempengaruhi lingkup, spesifikasi teknis/KAK dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
(b) Penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan di
luar ketentuan dan syarat-syarat dalam Dokumen Pemilihan
yang akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat
dan/atau tidak adil.
(4) Pokja Pemilihan dilarang menggugurkan penawaran dengan
alasan kesalahan penawaran yang tidak substansial (contoh
kesalahan pengetikan, penyebutan sebagian nama atau
keterangan, surat penawaran tidak berkop perusahaan, dan/atau
tidak distempel);
(5) Apabila dalam evaluasi dokumen penawaran ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi
pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antar peserta
dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
(a) evaluasi dokumen penawaran dilanjutkan terhadap peserta
lainnya yang tidak terlibat (bila ada); dan
(b) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud pada
angka 1), Tender/Seleksi dinyatakan gagal.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 26


Versi 4, 2021
(6) Indikasi persekongkolan antar Penyedia harus dipenuhi
sekurang-kurangnya 2 (dua) indikasi di bawah ini:
(a) Terdapat kesamaan dokumen teknis, antara lain: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan teknis, harga
satuan, dan/atau spesifkasi barang yang ditawarkan
(merk/tipe/jenis) dan/atau dukungan teknis;
(b) seluruh penawaran dari Penyedia mendekati HPS;
(c) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia Barang/Jasa yang
berada dalam 1 (satu) kendali;
(d) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen penawaran, antara
lain kesamaan/kesalahan pengetikan, susunan, dan format
penulisan;
(e) jaminan penawaran dikeluarkan dari penjamin yang sama
dengan nomor seri yang berurutan.

Evaluasi Dokumen Penawaran meliputi:


1) Koreksi aritmatik
a) Untuk Kontrak Harga Satuan, item pekerjaan dengan harga
satuan pada Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan,
dan Kontrak Waktu Penugasan dilakukan koreksi aritmatik.
Koreksi aritmatik dilakukan secara otomatis menggunakan
SPSE. Apabila terdapat kendala atau tidak dapat
menggunakan SPSE, maka koreksi aritmatik dilakukan
secara manual.
b) Koreksi aritmatik dilaksanakan pada tahap awal evaluasi
sebelum evaluasi administrasi pada Tender yang
menggunakan metode penyampaian penawaran 1 (satu) file.
c) Koreksi aritmatik dilaksanakan setelah pembukaan
penawaran harga untuk Tender yang menggunakan metode
penyampaian 2 (dua) file dan 2 (dua) tahap dan Seleksi.
d) Hasil koreksi aritmatik mengubah nilai penawaran. Untuk
pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 27


Versi 4, 2021
untuk pengadaan Jasa Konsultansi dengan metode Pagu
Anggaran, apabila hasil koreksi aritmatik melebihi HPS maka
penawaran dinyatakan gugur.
e) Tata cara koreksi aritmatik adalah sebagai berikut:
(1) Volume dan/atau jenis pekerjaan yang tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga dalam penawaran harga
disesuaikan dengan volume dan/atau jenis pekerjaan
yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan;
(2) Apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume
dengan harga satuan pekerjaan, dilakukan pembetulan
dan harga yang berlaku adalah hasil perkalian
sebenarnya. Dengan ketentuan harga satuan pekerjaan
yang ditawarkan tidak boleh diubah;
(3) Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap
sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain
dan harga satuan pada daftar kuantitas dan harga tetap
dibiarkan kosong;
(4) Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan dengan jenis pekerjaan
yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan dan harga
satuan pekerjaan dimaksud dianggap nol; dan
(5) Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah urutan peringkat.
f) Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja Pemilihan
menyusun peringkat/urutan dari penawaran terendah.

2) Evaluasi Administrasi
a) Evaluasi administrasi dilakukan untuk semua penawaran
yang masuk, kecuali pada Tender yang menggunakan 1
(satu) file, evaluasi administrasi hanya dilakukan terhadap 3
(tiga) penawar terendah. Apabila dari ketiga penawaran
terendah tidak lulus evaluasi administrasi, maka dilanjutkan
kepada peserta dengan harga penawaran terendah

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 28


Versi 4, 2021
berikutnya. Untuk Kontrak Harga Satuan dan Kontrak
Gabungan Lumsum dan Harga Satuan yang dimaksud
dengan harga terendah adalah harga setelah koreksi
aritmatik. Untuk Kontrak Lumsum yang dimaksud harga
terendah adalah harga penawaran.
b) Evaluasi administrasi dilakukan terhadap kelengkapan dan
pemenuhan dokumen penawaran administrasi sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan.
c) Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi,
apabila:
(1) Surat Penawaran memenuhi ketentuan
(2) Surat Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan (khusus
pekerjaan jasa konstruksi paling sedikit diatas Rp10
miliar).

3) Evaluasi Teknis
Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan
lulus evaluasi administrasi. Evaluasi teknis bertujuan untuk menilai
apakah penawaran teknis peserta Tender/Seleksi memenuhi
persyaratan teknis yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan.
Evaluasi teknis dapat menggunakan sistem gugur atau pembobotan
dengan menggunakan ambang batas.
a) Pengadaan Barang
(1) Dalam hal terdapat produk yang memiliki TKDN+BMP paling
rendah 40% (empat puluh persen) maka produk dari luar
negeri digugurkan. Hal ini dapat dilakukan dalam hal hanya
terdapat 1 (satu) jenis barang dalam 1 (satu) paket.
(2) Pokja Pemilihan memeriksa pemenuhan spesifikasi yang
meliputi:
(a) Spesifikasi teknis barang (karakteristik fisik, detail
desain, toleransi, material yang digunakan, persyaratan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 29


Versi 4, 2021
pemeliharaan dan persyaratan operasi), dilengkapi
dengan contoh, brosur, dan gambar-gambar;
(b) Standar produk yang digunakan;
(c) Garansi;
(d) Asuransi;
(e) Sertifikat/izin/hasil uji mutu/teknis;
(f) Layanan purna jual;
(g) Tenaga teknis;
(h) Jangka waktu pelaksanaan/pengiriman barang;
(i) Identitas (merek, jenis, tipe); dan/atau
(j) Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan.
(3) Dalam hal Tender menggunakan metode evaluasi penawaran
Sistem Nilai maka penilaian teknis dengan memberikan bobot
pada masing-masing unsur.
(4) Penawaran teknis dinyatakan lulus apabila nilai masing-
masing unsur dan/atau nilai total memenuhi ambang batas
yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan.

b) Pekerjaan Konstruksi
Pokja Pemilihan memeriksa pemenuhan, antara lain meliputi:
1) Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Utama
2) Peralatan Utama
3) Personel Manajerial
4) Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan (nilai HPS diatas Rp
25 Miliar)
5) RKK (Rencana Keselamatan Konstruksi)

c) Jasa Lainnya
1) Pokja Pemilihan memeriksa pemenuhan, antara lain meliputi:
(a) Spesifikasi teknis barang/bahan (karakteristik fisik, detail
desain, toleransi, material yang digunakan, persyaratan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 30


Versi 4, 2021
pemeliharaan dan persyaratan operasi), dilengkapi
dengan contoh, brosur, dan gambar-gambar;
(b) Metode pelaksanaan pekerjaan;
(c) Jenis, kapasitas, dan komposisi dan jumlah peralatan
yang disediakan;
(d) Standar produk yang digunakan;
(e) Garansi;
(f) Asuransi;
(g) Sertifikat/izin/hasil uji mutu/teknis;
(h) Layanan purna jual;
(i) Tenaga teknis/terampil;
(j) Jangka waktu pelaksanaan;
(k) Identitas (merek, jenis, tipe); dan/atau
(l) Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan.
2) Dalam hal Tender menggunakan metode evaluasi sistem
nilai, maka penilaian teknis dengan memberikan bobot pada
masing-masing unsur.
3) Penawaran teknis dinyatakan lulus apabila nilai masing-
masing unsur dan/atau nilai total memenuhi ambang batas
yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan.

d) Jasa Konsultansi
1) Pokja Pemilihan menilai penawaran teknis berdasarkan
kriteria evaluasi teknis yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Seleksi, meliputi:
(a) Pengalaman:
(1) Pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis
dengan pekerjaan yang dipersyaratkan dalam KAK
dilihat dari ruang lingkup, kompleksitas, dan nilai
pekerjaan;
(2) Pengalaman bekerja di lokasi pekerjaan; dan/atau
(3) Pengalaman manajerial dan fasilitas utama.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 31


Versi 4, 2021
(b) Proposal teknis:
(1) Pendekatan teknis dan metodologi;
(2) Rencana kerja; dan/atau
(3) Organisasi dan rencana penggunaan tenaga ahli.
(c) Kualifikasi tenaga ahli:
(1) Pendidikan;
(2) Pengalaman profesional;
(3) Sertifikat profesional;
(4) Penguasaan bahasa; dan/atau
(5) Penguasaan situasi dan kondisi di lokasi pekerjaan.
2) Penilaian teknis dilakukan dengan memberikan bobot pada
masing-masing unsur.
3) Penawaran teknis dinyatakan lulus apabila nilai masing-
masing unsur dan/atau nilai total memenuhi.

4) Evaluasi Harga
Hal-hal yang harus dilakukan oleh pokja pemilihan sebelum
melakukan evaluasi harga adalah:
a) Koreksi Aritmatik, kewajaran harga, dan harga satuan timpang
(1) Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
melakukan koreksi aritmatik, kewajaran harga, dan harga
satuan timpang untuk Kontrak Harga Satuan dan Kontrak
Gabungan Lumsum Dan Harga Satuan;
(2) Koreksi aritmatik untuk Jasa Konsultansi untuk Kontrak
Waktu Penugasan dan Kontrak Payung.
b) Evaluasi Harga Pengadaan Barang
(1) Untuk pengadaan dengan nilai paling sedikit di atas
Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah) diperhitungkan
preferensi untuk produk yang memiliki TKDN paling sedikit
25% (dua puluh lima persen).

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 32


Versi 4, 2021
Dimana:
HEA i : Hasil Evaluasi Akhir Penawaran PT. i

(2) Untuk metode evaluasi sistem nilai, nilai penawaran harga


dihitung dengan membandingkan harga penawar dengan
harga penawaran terendah.

dimana:
NPi : Nilai Penawaran Harga PT. i
Hargai : HEAi (jika memperhitungkan preferensi)

Tabel 2.5 Contoh Evaluasi Harga

Nilai
Nama Harga TKDN
No HEA Penawaran
Peserta Penawaran (%)
Harga
1 PT. TS 3.000.000.000 20 3.000.000.000 96
2 PT. YP 3.300.000.000 40 2.970.000.000 97
3 PT. ES 3.100.000.000 30 2.867.500.000 100

c) Evaluasi Harga Pengadaan Konstruksi


(1) Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan Tender Internasional
memperhitungkan preferensi harga sebesar 7,5% (tujuh
setengah persen).
(2) Untuk metode evaluasi sistem nilai, nilai penawaran harga
dihitung dengan membandingkan harga penawar dengan
harga penawaran terendah.

dimana:
NPi : Nilai Penawaran Harga PT. i
Hargai : HEAi (jika memperhitungkan preferensi)

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 33


Versi 4, 2021
d) Evaluasi Harga Pengadaan Jasa Lainnya
Untuk pengadaan dengan nilai paling sedikit di atas
Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah) diperhitungkan preferensi
untuk produk yang memiliki TKDN paling sedikit 25% (dua
puluh lima persen).

dimana:
HEAi : Hasil Evaluasi Akhir Penawaran PT. i
Untuk metode evaluasi sistem nilai, nilai penawaran harga
dihitung dengan membandingkan harga penawar dengan harga
penawaran terendah.

dimana :
NPi : Nilai Penawaran Harga PT. i
Hargai : HEAi (jika memperhitungkan preferensi)

e) Evaluasi Harga Jasa Konsultansi


a) Jenis Kontrak Lumsum
(1) Evaluasi harga untuk jenis kontrak lumsum, Pokja
Pemilihan memeriksa harga penawaran
berdasarkan surat penawaran harga.
(2) Menghitung nilai penawaran harga untuk Metode
Evaluasi Kualitas Dan Biaya dengan cara
membandingkan harga penawaran dengan harga
penawaran terendah.

dimana :
NPi : Nilai Penawaran Harga PT. i
Hargai : HEAi (jika memperhitungkan preferensi)

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 34


Versi 4, 2021
b) Jenis Kontrak Berdasarkan Waktu Penugasan
(1) Evaluasi harga untuk jenis kontrak berdasarkan
waktu penugasan, Pokja Pemilihan melakukan
koreksi aritmatik.
(2) Menghitung nilai penawaran harga untuk Metode

Evaluasi Kualitas dan Biaya dengan cara


membandingkan harga penawaran dengan harga
penawaran terendah.
dimana:
NPi : Nilai Penawaran Harga PT. i
Hargai : HEAi (jika memperhitungkan preferensi)

c) Jenis Kontrak Payung


(1) Evaluasi harga untuk jenis kontrak payung, Pokja
Pemilihan melakukan koreksi aritmatik.
(2) Menghitung nilai penawaran harga untuk Metode
Evaluasi Kualitas Dan Biaya dengan cara
membandingkan harga penawaran dengan harga
penawaran terendah.

dimana :
NPi : Nilai Penawaran Harga PT. i
Hargai : HEAi (jika memperhitungkan preferensi)

g) Penetapan Calon Pemenang


1) Penetapan Calon Pemenang Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya
(a) Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Sistem Nilai

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 35


Versi 4, 2021
(1) Pokja Pemilihan Pokja Pemilihan menghitung nilai
kombinasi hasil penilaian harga dan teknis berdasarkan
bobot penilaian yang telah ditetapkan dalam kriteria
evaluasi.
(2) Calon Pemenang adalah peserta yang memiliki nilai
kombinasi tertinggi, dan calon pemenang cadangan adalah
peserta yang memiliki nilai kombinasi peringkat
dibawahnya.
Tabel 2.6 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Nilai

Nilai Teknis (60%) Nilai Harga (40 %)


Nama Nilai Nilai
No Evaluasi Nilai Nilai Peringkat
Peserta Penawara Kombinasi
Teknis Teknis Harga
n Harga
1 PT. TS 80 48 96 39,2 86,2 2
2 PT. YP 75 45 97 38,6 83,6 3
3 PT.ES 85 51 100 40,0 91,0 1

(b) Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Biaya Selama


Umur Ekonomis
(1) Pokja Pemilihan menghitung Biaya Selama Umur
Ekonomis berdasarkan data yang disampaikan dalam
penawaran teknis.
(2) Calon Pemenang adalah peserta yang memiliki Biaya
Selama Umur Ekonomis yang terendah, dan calon
pemenang cadangan adalah peserta yang memiliki
peringkat di bawahnya.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 36


Versi 4, 2021
Tabel 2.7 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Biaya Selama
Umur Ekonomis

Komposisi
No PT. IA PT. SH PT. AP PT. MR
Biaya
1 Harga 180.000.000.000 175.000.000.000 178.500.000 185.000.000.000
Penawaran
2 Biaya Suku 4.960.000 5.125.000 4.780.000 5.056.500
Cadang
3 Biaya 32.500.000 34.560.000 33.520.000 31.750.000
Operasional
4 Biaya 7.550.000 6.850.000 7.230.000 6.980.000
Pemeliharaan
5 Biaya 6.230.000 5.890.000 5.975.000 5.875.000
Perawatan
6 Nilai Sisa (90.000.000.000) (87.500.000) (90.650.000) (92.500.000)
Biaya Selama 141.240.000.000 139.925.000 139.355.000 142.161.500
Umur
Ekonomis
Peringkat 3 2 1 4
Pemenang Calon Calon Calon
Pemenang Pemenang Pemenang
Cadangan 2 Cadangan 1

(c) Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Harga Terendah


Pokja Pemilihan menetapkan calon pemenang dan calon
pemenang cadangan berdasarkan peringkat dari harga
penawaran yang paling rendah berdasarkan hasil evaluasi
harga.
Tabel 2.8 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Harga
Terendah

Nama Harga TKDN


No HEA Peringkat
Peserta Penawaran (%)
1 PT. TS 3.000.000.000 20 3.000.000.000 3
2 PT. IA 3.300.000.000 40 2.970.000.000 2
3 PT. ES 3.100.000.000 30 2.867.500.000 1

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 37


Versi 4, 2021
2) Penetapan Penetapan Calon Pemenang Jasa Konsultansi
a) Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Kualitas dan Biaya
(1) Pokja Pemilihan menghitung nilai kombinasi hasil penilaian
Biaya dan Teknis berdasarkan bobot penilaian yang telah
ditetapkan dalam Kriteria Evaluasi.
(2) Calon Pemenang adalah peserta yang memiliki nilai
kombinasi tertinggi, dan calon pemenang cadangan adalah
peserta yang memiliki nilai kombinasi peringkat dibawahnya.

Tabel 2.9 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Kualitas dan
Biaya

Nilai Teknis (60 %) Nilai Harga (40 %)


Nama Nilai Nilai
No Peringkat
Peserta Evaluasi Nilai
Penawaran
Nilai Kombinasi
Teknis Teknis Harga
Harga
1 PT. DL 75 45 80 32 77 3
2 PT. HA 85 51 80 36 87 1
3 PT.AF 80 48 95 38 86 2

b) Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Kualitas


(1) Pokja Pemilihan menetapkan pemenang terhadap
penawaran dengan peringkat teknis terbaik yang lulus
ambang batas nilai teknis.
(2) Biaya terendah berdasarkan nilai teknis diatas ambang
batas (passing grade) dan penawaran biaya terkoreksinya
paling rendah.
c) Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Pagu Anggaran
Pokja Pemilihan menetapkan pemenang terhadap penawaran
yang memiliki nilai teknis paling tinggi diantara peserta yang
memiliki penawaran biaya terkoreksi sama dengan atau lebih kecil
dari nilai Pagu Anggaran.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 38


Versi 4, 2021
Tabel 2.10 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Pagu
Anggaran

Nama Nilai
No Biaya Kelulusan Peringkat
Peserta Teknis
1 PT. AR 78 415.000.000 Lulus 1
2 PT. DK 70 402.000.000 Lulus 2
3 PT. ES 80 428.000.000 Tidak Lulus
Catatan : Ambang Batas : 80, Pagu Anggaran Rp. 402.000.000

d) Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Biaya Terendah


Pokja Pemilihan menetapkan pemenang terhadap penawaran
yang memiliki:
(1) nilai teknis diatas ambang batas nilai teknis (passing grade);
dan
(2) penawaran biaya terkoreksinya paling rendah.

Tabel 2.11 Contoh Penetapan Calon Pemenang dengan Metode Biaya


Terendah

Nilai
No Nama Peserta Biaya Peringkat
Teknis
1 PT. WW 78 415.000.000 2
2 PT. TS 70 402.000.000 1
3 PT. HA 80 428.000.000 3
Catatan: Ambang Batas : 65

h) Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Harga Pengadaan


Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
Pokja Pemilihan melakukan klarifikasi dalam pengadaan
barang/jasa atas Dokumen Kualifikasi untuk pengadaan barang/jasa
melalui pascakualifikasi kepada calon pemenang peringkat pertama
dan klarifikasi atas kejelasan substansi teknis dan harga/biaya.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 39


Versi 4, 2021
i) Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya Jasa Konsultansi
(1) Pokja Pemilihan mengundang calon pemenang peringkat
pertama untuk menghadiri klarifikasi dan negosiasi teknis dan
biaya.
(2) Untuk Kontrak berdasarkan Waktu Penugasan dan Kontrak
Payung perlu diklarifikasi dan dinegosiasi biaya satuan
dibandingkan dengan biaya yang berlaku di pasaran dan/atau
HPS.
(3) Biaya satuan yang dapat dinegosiasikan :
(a) Biaya langsung personel (remunerasi tenaga ahli);
(b) Biaya langsung non-personel baik yang bersifat lumsum,
harga satuan, maupun at cost;
(4) Klarifikasi dan negosiasi terhadap remunerasi tenaga ahli
dilakukan berdasarkan:
(a) Daftar gaji yang telah diaudit dan/atau bukti setor pajak
penghasilan tenaga ahli konsultan yang bersangkutan.
(b) Unit biaya personel dihitung berdasarkan satuan waktu
yang dihitung berdasarkan tingkat kehadiran dengan
ketentuan sebagai berikut:
 1 (satu) bulan dihitung minimal 22 (dua puluh dua)
hari kerja;
 1 (satu) hari kerja dihitung minimal 8 (delapan) jam
kerja.
Alternatif:
(a) Indeks/koefisien pengali tenaga kerja terhadap Upah
Minimum Provinsi atau Upah Minimum Kabupaten/Kota
yang ditetapkan oleh Gubernur;
(b) Kontrak pekerjaan sejenis yang pernah dilaksanakan
sebelumnya; atau
(c) Pernyataan kebenaran dan kewajaran biaya yang
ditawarkan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 40


Versi 4, 2021
j) Penetapan Pemenang
(1) Pokja Pemilihan menetapkan Pemenang Tender/Seleksi dan
Pemenang cadangan 1 (satu) dan Pemenang cadangan 2
(dua). Pemenang cadangan ditetapkan apabila ada.
(2) Sebelum penetapan Pemenang, apabila terjadi keterlambatan
dalam proses pemilihan dan akan mengakibatkan Surat
Penawaran dan/atau Jaminan Penawaran habis masa
berlakunya, maka Pokja Pemilihan melakukan konfirmasi
secara tertulis kepada calon Pemenang untuk memperpanjang
Surat Penawaran dan/atau Jaminan Penawaran sampai dengan
perkiraan jadwal penandatanganan Kontrak.
(3) Calon pemenang yang tidak bersedia memperpanjang masa
berlaku surat penawaran dan Jaminan Penawaran, dianggap
mengundurkan diri dan tidak dikenakan sanksi. Pokja Pemilihan
menetapkan kembali calon Pemenang.
(4) Pokja Pemilihan membuat Berita Acara Hasil Pemilihan
(BAHP).
(5) Untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
dengan nilai Pagu Anggaran paling sedikit diatas
Rp.100.000.000.000 (seratus miliar rupiah) dan Pengadaan
Jasa Konsultansi dengan nilai Pagu Anggaran paling sedikit
diatas Rp.10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah), Pokja
Pemilihan mengusulkan penetapan pemenang pemilihan
kepada PA/KPA melalui UKBPJ yang ditembuskan kepada PPK
dan APIP Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang
bersangkutan.
(6) PA/KPA menetapkan pemenang pemilihan berdasarkan usulan
Pokja Pemilihan. Apabila PA/KPA tidak sependapat dengan
usulan Pokja Pemilihan, maka PA/KPA menolak untuk
menetapkan Pemenang pemilihan dan menyatakan
Tender/Seleksi gagal.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 41


Versi 4, 2021
(7) PA/KPA menyampaikan surat penetapan Pemenang atau
penolakan kepada UKPBJ paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja setelah usulan penetapan pemenang diterima. Dalam hal
PA/KPA tidak memberikan penetapan/penolakan maka PA/KPA
dianggap menyetujui usulan Pokja Pemilihan.
(8) Dalam hal PA/KPA tidak sependapat selanjutnya UKPBJ
memerintahkan Pokja Pemilihan bersangkutan untuk
menindaklanjuti penolakan tersebut.
k) Pengumuman
(1) Pokja Pemilihan mengumumkan Pemenang pemilihan melalui
aplikasi SPSE.
(2) Isi dan format pengumuman Pemenang sesuai dengan fitur
yang terdapat aplikasi SPSE.

l) Sanggah
Sanggah merupakan protes dari peserta pemilihan yang
merasa dirugikan atas penetapan hasil pemilihan Penyedia dengan
ketentuan:
(1) Peserta yang menyampaikan Dokumen Penawaran dapat
mengajukan sanggah melalui aplikasi SPSE apabila
menemukan:
(a) kesalahan dalam melakukan evaluasi;
(b) penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
dan perubahannya Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah dan ketentuan
yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;
(c) rekayasa/persekongkolan sehingga menghalangi terjadinya
persaingan usaha yang sehat; dan/atau
(d) penyalahgunaan wewenang oleh Pokja Pemilihan,
pimpinan UKPBJ, PPK, PA/KPA, dan/atau kepala daerah.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 42


Versi 4, 2021
(2) Sanggah disampaikan dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman.
(3) Jawaban sanggah diberikan melalui aplikasi SPSE atas semua
sanggah paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah akhir masa
sanggah.
(4) Apabila sanggah dinyatakan benar/diterima, Pokja Pemilihan
melakukan evaluasi ulang, pemasukan dokumen penawaran
ulang, atau pemilihan Penyedia ulang.
(5) Apabila sanggah dinyatakan salah/tidak diterima, maka:
(a) Untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi,
Pokja Pemilihan melanjutkan proses pemilihan dengan
menyampaikan hasil pemilihan kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak.
(b) Untuk pengadaan Pekerjaan Konstruksi, dalam hal
penyanggah tidak setuju dengan jawaban sanggah maka
penyanggah dapat menyampaikan sanggah banding.

m) Sanggah Banding (Khusus Pekerjaan Konstruksi)


Sanggah Banding merupakan protes dari penyanggah
kepada KPA pada pengadaan Pekerjaan Konstruksi yang tidak
setuju atas jawaban sanggah. Dalam hal tidak ada KPA, Sanggah
Banding ditujukan kepada PA. Penyampaian Sanggah Banding
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) Penyanggah menyampaikan Sanggah Banding secara tertulis
kepada KPA selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah
jawaban sanggah dimuat dalam aplikasi SPSE. Tembusan
Sanggah Banding disampaikan kepada APIP yang
bersangkutan.
(2) Penyanggah Banding harus menyerahkan Jaminan Sanggah
Banding yang ditujukan kepada Pokja Pemilihan sebesar 1%
(satu persen) dari nilai total HPS dengan masa berlaku 30
(tiga puluh) hari kalender sejak tanggal pengajuan Sanggah

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 43


Versi 4, 2021
Banding. Untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi, Jaminan
Sanggah Banding besarnya 1% (satu persen) dari nilai Pagu
Anggaran.
(3) Pokja Pemilihan mengklarifikasi atas kebenaran Jaminan
Sanggah Banding kepada penerbit jaminan dan KPA tidak
akan menindaklanjuti Sanggah Banding sebelum
mendapatkan hasil klarifikasi Pokja Pemilihan.
(4) KPA menyampaikan jawaban Sanggah Banding, dengan
tembusan kepada UKPBJ paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja setelah menerima klarifikasi dari Pokja Pemilihan.
Dalam hal KPA tidak memberikan jawaban Sanggah Banding
maka KPA dianggap menerima Sanggah Banding.
(5) Apabila Sanggah Banding dinyatakan benar/diterima, UKPBJ
memerintahkan Pokja Pemilihan melakukan evaluasi ulang
atau pemilihan Penyedia ulang.
(6) Apabila Sanggah Banding dinyatakan salah/tidak diterima,
maka:
(a) Pokja Pemilihan melanjutkan proses pemilihan dengan
menyampaikan hasil pemilihan kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak;
(b) UKPBJ mencairkan Jaminan Sanggah Banding dan
disetorkan ke kas negara/daerah;
(7) Sanggah Banding menghentikan proses Tender.
(8) Sanggah Banding yang disampaikan bukan kepada KPA,
atau disampaikan diluar masa Sanggah Banding, dianggap
sebagai pengaduan dan diproses sebagaimana penanganan
pengaduan.

n) Negosiasi Teknis dan Biaya (Khusus Jasa konsultasi)


(1) Untuk penawaran biaya pada Kontrak Lumsum, hasil
negosiasi teknis dan biaya tidak merubah biaya penawaran.
(2) Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dilakukan untuk:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 44


Versi 4, 2021
(a) meyakinkan kejelasan substansi teknis, metode, dan
biaya, serta mempertimbangkan kebutuhan
perangkat/fasilitas pendukung yang proporsional guna
pencapaian hasil kerja yang optimal; dan
(b) memperoleh kesepakatan biaya yang efisien dan efektif
dengan tetap mempertahankan hasil yang ingin dicapai
sesuai dengan penawaran teknis yang diajukan peserta
tanpa mengurangi kualitas penawaran teknis.
(3) Aspek-aspek teknis yang perlu diklarifikasi dan dinegosiasi
terutama:
(a) Lingkup dan sasaran jasa konsultansi;
(b) Metodologi pelaksanaan pekerjaan;
(c) Program alih pengetahuan;
(d) Jadwal pelaksanaan pekerjaan; dan
(e) Fasilitas penunjang.
(4) Aspek-aspek biaya yang perlu diklarifikasi dan dinegosiasi
terutama:
(a) Tenaga ahli;
(b) Kesesuaian rencana kerja, metodologi dan jenis
(c) Pengeluaran biaya; dan
(d) Volume kegiatan dan jenis pengeluaran.

2. Tender Cepat & Tender/Seleksi Gagal Serta Tindak Lanjutnya


a. Penyebab Tender Cepat dinyatakan Gagal
Tender Cepat dinyatakan gagal dalam hal:

1) Tidak ada peserta atau hanya 1 peserta yg menyampaikan


dokumen penawaran setelah ada pemberian waktu perpanjangan
2) Pemenang atau pemenang cadangan tidak ada yang menghadiri
verifikasi data kualifikasi
3) Ditemukan kesalahan dalam Dokumen Pemilihan atau tidak sesuai
dengan ketentuan dalam Perpres ini.
4) Seluruh peserta terlibat korupsi, kolusi dan/atau nepotisme.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 45


Versi 4, 2021
5) Seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak sehat; dan/atau
6) KKN melibatkan pokja pemilihan/PPK

b. Tindak Lanjut Tender Cepat Gagal


Pokja Pemilihan melakukan reviu penyebab kegagalan Tender
Cepat dan melakukan Tender Cepat Kembali atau mengganti metode
pemilihan lain.

c. Penyebab Tender/Seleksi dinyatakan Gagal


1) Tender/Seleksi dinyatakan gagal dalam hal:
(a) terdapat kesalahan dalam proses evaluasi;
(b) tidak ada peserta yang menyampaikan dokumen penawaran
setelah ada pemberian waktu perpanjangan;
(c) tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran;
(d) ditemukan kesalahan dalam Dokumen Pemilihan atau
Dokumen Pemilihan tidak sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan perubahnnya
Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta petunjuk teknisnya;
(e) seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
(f) seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak sehat;
(g) seluruh penawaran harga pada Tender Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya di atas HPS;
(h) negosiasi biaya pada Seleksi tidak tercapai; dan/atau
(i) KKN melibatkan Pokja Pemilihan/PPK
2) Kesalahan dalam proses evaluasi berdasarkan sanggahan dan
sanggahan banding.
3) Yang dimaksud dengan seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN) pada angka 1 huruf e dan KKN yang melibatkan
Pokja Pemilihan/PPK pada angka 1 huruf i berdasarkan indikasi
atau bukti.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 46


Versi 4, 2021
4) Yang dimaksud dengan seluruh peserta terlibat persaingan usaha
tidak sehat pada angka 1 huruf f adalah berdasarkan hasil evaluasi
penawaran.
5) Tender/Seleksi gagal yang disebabkan seluruh penawaran harga
pada Tender Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya di atas
HPS juga berlaku apabila seluruh penawaran biaya pada Seleksi
Jasa Konsultansi dengan Metode Evaluasi Pagu Anggaran diatas
HPS.
6) Tender/Seleksi gagal sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a
sampai dengan huruf h ditetapkan oleh Pokja Pemilihan.
7) Tender/Seleksi gagal sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf I
ditetapkan oleh PA/KPA.

d. Tindak Lanjut Tender/Seleksi Gagal


1) Tindak lanjut dari Tender/Seleksi gagal segera melakukan evaluasi
penawaran ulang, penyampaian penawaran ulang, atau Tender
ulang/Seleksi ulang.
2) Sebelum dilakukan tindak lanjut dari Tender/Seleksi gagal Pokja
Pemilihan melakukan reviu penyebab Tender/Seleksi gagal.
3) Pokja Pemilihan melakukan evaluasi penawaran ulang apabila
dalam evaluasi terdapat kesalahan.
4) Pokja Pemilihan mengundang Peserta untuk menyampaikan
penawaran ulang, apabila :
a) ditemukan kesalahan dalam Dokumen Pemilihan atau tidak
sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 dan perubahannya Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan terlebih dahulu
melakukan perbaikan Dokumen Pemilihan; atau
b) negosiasi biaya pada Seleksi tidak tercapai.
5) Pokja Pemilihan melakukan Tender/Seleksi ulang, apabila :
a) tidak ada peserta yang menyampaikan dokumen penawaran
setelah ada pemberian waktu perpanjangan;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 47


Versi 4, 2021
b) tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran;
c) seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
d) seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak sehat;
e) seluruh penawaran harga Tender Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya di atas HPS; atau
f) KKN melibatkan Pokja Pemilihan/PPK.
6) Dalam hal Tender/Seleksi ulang yang disebabkan oleh KKN yang
melibatkan Pokja Pemilihan/PPK, Tender/Seleksi ulang dilakukan
oleh Pokja Pemilihan/PPK yang baru.

e. Tindak Lanjut Tender/Seleksi Ulang Gagal


Dalam hal Tender/Seleksi ulang gagal, Pokja Pemilihan dengan
persetujuan PA/KPA melakukan Penunjukan Langsung dengan kriteria:
1) Kebutuhan tidak dapat ditunda; dan
2) Tidak cukup waktu untuk melaksanakan Tender/Seleksi.

3. Pelaksanaan Kontrak
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa merupakan perjanjian tertulis antara
Pejabat Penandatangan Kontrak (Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran/PPK) dengan Penyedia atau pelaksana Swakelola.
Adapun ruang lingkup pelaksanaan kontrak meliputi:
a. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ);
b. Penandatanganan Kontrak;
c. Penyerahan Lokasi Pekerjaan;
d. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)/Surat Perintah Pengiriman (SPP);
e. Pemberian Uang Muka;
f. Penyusunan Program Mutu;
g. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak;
h. Mobilisasi;
i. Pemeriksaan Bersama;
j. Pengendalian Kontrak;
k. Inspeksi Pabrikasi;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 48


Versi 4, 2021
l. Pembayaran Prestasi Pekerjaan;
m. Perubahan Kontrak;
n. Penyesuaian Harga;
o. Keadaan Kahar;
p. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak;
q. Pemutusan Kontrak;
r. Pemberian Kesempatan;
s. Denda dan Ganti Rugi.
PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatangani
Kontrak dengan Penyedia, dalam hal belum tersedia anggaran belanja atau
tidak cukup tersedia anggaran belanja yang dapat mengakibatkan dilampauinya
batas anggaran belanja yang tersedia untuk kegiatan yang dibiayai
APBN/APBD.
a. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
Pejabat Penandatangan Kontrak sebelum menetapkan SPPBJ
melakukan reviu atas laporan hasil pemilihan Penyedia dari Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan untuk memastikan:
1) Bahwa proses pemilihan Penyedia sudah dilaksanakan berdasarkan
prosedur yang ditetapkan;
2) Bahwa pemenang pemilihan/calon Penyedia memiliki kemampuan
untuk melaksanakan Kontrak.
Berdasarkan hasil reviu, Pejabat Penandatangan Kontrak
memutuskan untuk menerima atau menolak hasil pemilihan Penyedia
tersebut.
1) Perselisihan Pendapat Atas Hasil Pemilihan
Dalam hal PPK yang bertindak sebagai Pejabat Penandatangan
Kontrak tidak menyetujui hasil pemilihan Penyedia, maka PPK
menyampaikan penolakan tersebut kepada Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan disertai dengan alasan dan bukti. Selanjutnya, PPK dan Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan melakukan pembahasan bersama terkait
perbedaan pendapat atas hasil pemilihan Penyedia. Dalam hal tidak
tercapai kesepakatan, maka pengambilan keputusan diserahkan kepada

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 49


Versi 4, 2021
PA/KPA paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah tidak tercapai
kesepakatan.
PA/KPA dapat memutuskan:
a) Menyetujui penolakan oleh PPK, PA/KPA memerintahkan Pokja
Pemilihan/Pejabat Pengadaan untuk melakukan evaluasi ulang,
penawaran ulang, atau Tender ulang; atau
b) Menyetujui hasil pemilihan Penyedia, PA/KPA memerintahkan PPK
untuk menerbitkan SPPBJ paling lambat 5 (lima) hari kerja.
c) Keputusan PA/KPA tersebut bersifat final.
Dalam hal PA/KPA yang bertindak sebagai Pejabat Penandatangan
kontrak tidak menyetujui hasil pemilihan Penyedia, PA/KPA menyampaikan
penolakan tersebut kepada Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan disertai
dengan alasan dan bukti dan memerintahkan untuk melakukan evaluasi
ulang, penawaran ulang, atau Tender ulang paling lambat 6 (enam) hari
kerja setelah hasil pemilihan Penyedia diterima.

2) Pengunduran diri Calon Penyedia


Apabila pemenang pemilihan/calon Penyedia yang ditunjuk
mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh PPK, dan
masa penawarannya masih berlaku, maka calon Penyedia tersebut
dikenakan sanksi Daftar Hitam selama 1 (satu) tahun dan Jaminan
Penawarannya dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara/Daerah.
Selanjutnya penunjukan Penyedia dilakukan kepada peserta dengan
peringkat dibawahnya (jika ada). Dalam hal tidak ada calon pemenang
cadangan, PPK melaporkan ke Pokja Pemilihan untuk kemudian dilakukan
Tender/Seleksi Ulang atau Evaluasi Ulang.

3) Waktu Penerbitan SPPBJ


Dalam hal Tender/Seleksi dilakukan mendahului tahun anggaran,
SPPBJ dapat diterbitkan setelah persetujuan RKA-KL untuk APBN atau
RKA Perangkat Daerah untuk APBD sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 50


Versi 4, 2021
b. Penandatanganan Kontrak
Penandatanganan Kontrak dapat dilakukan setelah DIPA/DPA
disahkan. Dalam hal penandatangan kontrak dilakukan sebelum tahun
anggaran, maka Kontrak mulai berlaku dan dilaksanakan setelah
DIPA/DPA berlaku efektif.
1) Persiapan Penandatanganan Kontrak
Sebelum penandatanganan Kontrak dilakukan rapat persiapan
penandatanganan Kontrak antara Pejabat Penandatangan Kontrak dengan
Penyedia yang membahas hal-hal sebagai berikut:
a) finalisasi rancangan Kontrak;
b) kelengkapan dokumen pendukung Kontrak, seperti Jaminan
Pelaksanaan telah diterima sebelum penandatanganan Kontrak,
asuransi, dsb;
c) rencana penandatanganan Kontrak; dan/atau
d) hal-hal yang telah diklarifikasi dan/atau dikonfirmasi pada saat
evaluasi penawaran.

Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan adalah sebagai berikut:


a) untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% (delapan puluh persen)
sampai dengan 100% (seratus persen) dari nilai HPS, Jaminan
Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak; atau
b) untuk nilai penawaran terkoreksi di bawah 80% (delapan puluh
persen) dari nilai HPS, Jaminan Pelaksanaan sebesar 5% (lima
persen) dari nilai total HPS.

Besaran nilai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan terintegrasi


adalah sebagai berikut:
a) untuk nilai penawaran antara 80% (delapan puluh persen) sampai
dengan 100% (seratus persen) dari nilai Pagu Anggaran, Jaminan
Pelaksanaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak; atau
b) untuk nilai penawaran di bawah 80% (delapan puluh persen) dari
nilai Pagu Anggaran, Jaminan Pelaksanaan sebesar 5% (lima
persen) dari nilai Pagu Anggaran.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 51


Versi 4, 2021
Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan verifikasi secara tertulis
kepada penerbit jaminan sebelum penandatanganan Kontrak. Setelah
Jaminan Pelaksanaan dinyatakan sah dan diterima, Pokja Pemilihan dapat
mengembalikan Jaminan Penawaran (untuk Pekerjaan Konstruksi dan
Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi dengan nilai total HPS paling sedikit
diatas Rp10.000.000.000,00).
Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia tidak diperkenankan
mengubah substansi hasil pemilihan Penyedia sampai dengan
penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan
pekerjaan.
Dalam hal penetapan SPPBJ dilakukan sebelum DIPA/DPA disahkan,
dan ternyata alokasi anggaran dalam DIPA/DPA tidak disetujui atau kurang
dari rencana nilai Kontrak, maka penandatanganan Kontrak dapat dilakukan
setelah Pagu Anggaran cukup tersedia melalui revisi DIPA/DPA. Jika
penambahan Pagu Anggaran melalui revisi DIPA/DPA tidak tercapai maka
penetapan pemenang dibatalkan dan kepada calon Penyedia Barang/Jasa
tidak diberikan ganti rugi.
Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang kompleks
dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum Kontrak.

2) Pelaksanaan Penandatanganan Kontrak


Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia wajib memeriksa
kembali rancangan Kontrak meliputi substansi, bahasa, redaksional,
angka, dan huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.
Kontrak ditandatangani dengan ketentuan:
a) DIPA/DPA telah ditetapkan;
b) Penandatangan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ, kecuali apabila DIPA/DPA
belum disahkan;
c) Ditandatangani oleh Pihak yang berwenang menandatangani
Kontrak.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 52


Versi 4, 2021
Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak atas nama
Penyedia adalah Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus
Koperasi yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran
Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan atau Penyedia perorangan. Selain pihak yang disebut di atas,
pihak lain yang dapat menandatangani Kontrak adalah pihak yang
mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah dari Direktur
Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus Koperasi atau pihak yang sah
berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani
Kontrak sepanjang pihak lain tersebut merupakan pengurus/karyawan
perusahaan/karyawan koperasi yang berstatus sebagai tenaga kerja
tetap.
Kontrak dibuat sesuai dengan kebutuhan yang terdiri dari :
a) sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:
(1) Kontrak asli pertama untuk Pejabat Penandatangan Kontrak
dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh
Penyedia; dan
(2) Kontrak asli kedua untuk Penyedia dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh Pejabat Penandatangan
Kontrak;
b) Rangkap/salinan Kontrak tanpa dibubuhi materai apabila diperlukan.
Kontrak mulai berlaku pada tanggal penandatanganan Kontrak oleh
Para Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan dalam Kontrak.

c. Penyerahan Lokasi Pekerjaan


Apabila diperlukan Pejabat Penandatangan Kontrak menyerahkan
lokasi kerja kepada Penyedia. Penyerahan lokasi kerja dilakukan setelah
sebelumnya dilakukan peninjauan lapangan oleh para pihak dan pihak
terkait yang dituangkan dalam Berita Acara Peninjauan Lokasi Kerja.
Penyerahan lokasi kerja dituangkan dalam Berita Acara Serah
Terima Lokasi Kerja yang ditandatangani oleh para pihak.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 53


Versi 4, 2021
Apabila Pejabat Penandatangan Kontrak tidak dapat menyerahkan
seluruh lokasi kerja sesuai kebutuhan Penyedia yang tercantum dalan
rencana kerja untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak, maka
Pejabat Penandatangan Kontrak menetapkan kondisi ini sebagai Peristiwa
Kompensasi dan dibuat Berita Acara.

d. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)/ Surat Perintah Pengiriman


(SPP)
1) SPMK untuk Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya/ Jasa
Konsultansi
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) adalah surat perintah dari
Pejabat Penandatangan Kontrak kepada Penyedia Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi untuk segera memulai
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
SPMK diterbitkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja
setelah tandatangan Kontrak atau 14 (empat belas) hari kerja sejak
penyerahan lokasi pekerjaan.
Dalam SPMK dicantumkan seluruh lingkup pekerjaan dan tanggal
mulai kerja yang merupakan waktu dimulainya pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak.
2) Surat Perintah Pengiriman (SPP) untuk Barang
Surat Perintah Pengiriman (SPP) adalah surat perintah tertulis dari
Pejabat Penandatangan Kontrak kepada Penyedia Barang untuk mulai
melaksanakan pekerjaan penyediaan barang sesuai Kontrak.
Pejabat Penandatangan Kontrak menerbitkan SPP selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal penandatanganan
Kontrak. SPP harus sudah disetujui/ditandatangani oleh Penyedia sesuai
dengan yang dipersyaratkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak
tanggal penerbitan SPP.
Tanggal penandatanganan SPP oleh Penyedia ditetapkan sebagai
tanggal awal perhitungan waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
serah terima Barang.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 54


Versi 4, 2021
Untuk pekerjaan yang pengiriman barangnya dijadwalkan tidak
dilaksanakan sekaligus tetapi secara berkala/bertahap sesuai rencana
kebutuhan, harus dinyatakan dalam Kontrak.

e. Pemberian Uang Muka


Uang muka dapat diberikan untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari nilai kontrak untuk usaha
kecil;
2) Paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak untuk usaha
non-kecil dan Penyedia Jasa Konsultansi; atau
3) Paling tinggi 15% (lima belas persen) dari nilai kontrak untuk
Kontrak Tahun Jamak.
Penyedia dapat mengajukan permohonan uang muka secara tertulis
kepada Pejabat Penandatangan Kontrak disertai dengan rencana
penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak
dan rencana pengembaliannya.
Nilai besaran uang muka paling tinggi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Kontrak. Uang Muka dibayar setelah Penyedia
menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima.
Besarnya Jaminan Uang Muka adalah senilai uang muka yang diterima
Penyedia.
Pengembalian uang muka dapat dilakukan dengan diperhitungkan
berangsur-angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi
pekerjaan atau sesuai kesepakatan yang diatur dalam Kontrak dan paling
lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100% (seratus
persen).

f. Penyusunan Program Mutu


Program mutu disusun oleh Penyedia sebelum dan diserahkan pada
rapat persiapan pelaksanaan Kontrak untuk disetujui oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak. Program mutu disusun yang paling sedikit berisi :

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 55


Versi 4, 2021
1) Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
2) Organisasi kerja Penyedia;
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
5) Prosedur instruksi kerja; dan/atau
6) Pelaksana kerja.
Program mutu disesuaikan dengan jenis barang/jasa, karakteristik
dan kompleksitas pekerjaan.

g. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak


Sebelum melaksanakan Kontrak yang bernilai besar atau kompleks,
Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia harus melakukan rapat
secara tatap muka untuk mendiskusikan kesamaan pemahaman dan
administrasi Kontrak. Rapat tatap muka harus dilaksanakan secara:
1) Formal;
2) Agenda rapat diketahui secara bersama sebelum pelaksanaan
rapat;
3) Para pihak masing-masing harus menunjuk narahubung selama
pelaksanaan kontrak;
Hal-hal yang dibahas dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak:
1) Reviu kontrak, dan pembagian tugas dan tanggung jawab dari
kedua belah pihak;
2) Pemutakhiran/pembaharuan rencana pekerjaan seperti tanggal
efektif pelaksanaan, dan tahapan pelaksanaan kontrak;
3) Reviu rencana penilaian kinerja pekerjaan sebagai dasar melakukan
evaluasi kemajuan pekerjaan;
4) Diskusi bagaimana dan kapan dilakukan pelaporan pekerjaan;
5) Tata cara, waktu dan frekuensi pengukuran dan pelaporan yang
disesuaikan dengan kondisi pekerjaan;
6) Melakukan klarifikasi hal-hal yang masih kurang jelas dan
mendiskusikan prosedur untuk manajemen perubahan;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 56


Versi 4, 2021
7) Melakukan klarifikasi rencana koordinasi antar para pihak selama
pelaksanaan pekerjaan.

h. Mobilisasi
1) Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sesuai
waktu yang ditetapkan.
2) Untuk Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, mobilisasi dilakukan
sesuai dengan lingkup pekerjaan, meliputi:
a) Mendatangkan bahan/material dan peralatan terkait yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
b) Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
c) Mendatangkan personil.
3) Untuk Jasa Konsultansi, mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup
pekerjaan, meliputi:
a) Mendatangkan tenaga ahli;
b) Mendatangkan tenaga pendukung; dan/atau
c) Menyiapskan peralatan pendukung.
4) Mobilisasi bahan/material, peralatan dan personil dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

i. Pemeriksaan Bersama
1) Apabila diperlukan,pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, para
pihak bersama-sama melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan
dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi
lokasi pekerjaan untuk setiap tahapan pekerjaan dan rencana mata
pembayaran.
2) Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat menetapkan tim
teknis dan PPK dapat menetapkan tim atau tenaga ahli.
3) Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila
dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak,
maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 57


Versi 4, 2021
j. Pengendalian Kontrak
Para pihak melakukan pengawasan/pengendalian terhadap
pelaksanaan Kontrak baik secara langsung atau melalui pihak lain yang
ditunjuk. Pengawasan/pengendalian Kontrak dapat dilaksanakan secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama oleh:
1) Pejabat Penandatangan Kontrak;
2) Pihak ketiga yang independen;
3) Penyedia; dan/atau
4) Pengguna akhir.
Dalam hal terjadi deviasi antara realisasi dengan target pelaksanaan
Kontrak atau terjadi Kontrak Kritis maka para pihak melakukan Rapat
Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM). Pejabat Penandatangan Kontrak
memerintahkan Penyedia untuk melaksanakan perbaikan target dan
realisasi pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan
pada SCM maka Pejabat Penandatangan Kontrak mengeluarkan Surat
Peringatan (SP) kepada Penyedia.
Dalam hal telah dikeluarkan SP ketiga dan Penyedia dinilai tidak
mampu mencapai target yang ditetapkan, maka Pejabat Penandatangan
Kontrak dapat melakukan pemutusan Kontrak secara sepihak dan
memberikan sanksi kepada Penyedia sesuai ketentuan yang berlaku.

k. Inspeksi Pabrikasi
Para pihak dapat melakukan inspeksi atas proses pabrikasi
barang/peralatan khusus. Jadwal, tempat dan ruang lingkup inspeksi harus
sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

l. Pembayaran Prestasi Pekerjaan


Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan kepada Penyedia setelah
dikurangi angsuran pengembalian uang muka, retensi, dan denda. Nilai
Retensi sebesar 5% (lima persen) digunakan sebagai Jaminan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 58


Versi 4, 2021
Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi atau Jaminan Pemeliharaan Jasa
Lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan.
Dalam hal Penyedia menyerahkan sebagian pekerjaan kepada
subkontraktor, permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran
kepada subkontraktor sesuai dengan realisasi pekerjaannya.
Pembayaran prestasi pekerjaan dapat dilakukan dengan cara:
1) Bulanan yaitu pembayaran berdasarkan hasil perhitungan prestasi
pekerjaaan setiap bulan, contohnya untuk pekerjaan jasa
kebersihan, jasa pengamanan, jasa katering
2) Termin yaitu pembayaran berdasarkan hasil perhitungan prestasi
pekerjaaan setiap termin yang diatur dalam kontrak, contoh
pekerjaan konstruksi, Pengadaan barang
3) Sekaligus setelah pekerjaan selesai yaitu pembayaran dilakukan
setelah prestasi pekerjaan telah mencapai 100%, contohnya
pekerjaan jasa PCO (profesional conference organizer), perawatan
genset.
Dalam pembayaran prestasi pekerjaan, pembayaran wajib dilakukan
sesuai ketentuan di dalam kontrak khususnya di syarat-syarat khusus
kontrak (SSKK), jika terjadi perubahan tata cara pembayaran maka harus
dilakukan perubahan kontrak.
Pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan untuk
Pengadaan Barang/Jasa yang karena sifatnya dilakukan pembayaran
terlebih dahulu sebelum barang/jasa diterima, setelah Penyedia
menyampaikan jaminan atas pembayaran yang akan dilakukan. Contohnya
pembayaran untuk sewa gedung dapat dilakukan pada awal masa sewa.

Barang dilokasi pekerjaan (material on site)


Pembayaran dapat dilakukan untuk peralatan dan/atau bahan yang
belum terpasang yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang berada
dilokasi pekerjaan dan telah dicantumkan dalam kontrak. Contohnya
pembayaran untuk besi beton, AC, genset dan lift.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 59


Versi 4, 2021
m. Perubahan Kontrak
Proses pelaksanaan pekerjaan sering dihadapkan pada perubahan
kondisi lapangan, akibat ketidaksesuaian gambar dan/atau spesifikasi
teknis/KAK yang tertuang dalam dokumen kontrak. Perubahan-perubahan
kondisi lapangan, baik terjadi di awal, pertengahan, dan akhir pekerjaan.
Perubahan tersebut dapat disebabkan dari permintaan pemilik anggaran,
penyedia atau pihak lain. Hal ini mengakibatkan perencanaan harus di
ubah, terutama apabila kondisi lapangan yang ada tidak memungkinkan
sehingga terjadi perubahan desain atau lazim disebut dengan change
order (perubahan kontrak). Perubahan kontrak dapat dilakukan untuk
Kontrak Lumsum, Harga Satuan, Gabungan Lumsum dan Harga Satuan,
Kontrak Payung, Biaya Plus Imbalan, Putar Kunci, dan Waktu Penugasan.
Hal-hal yang terkait dengan perubahan kontrak pada dasarnya
dapat dibagi menjadi dua, yaitu perubahan yang bersifat administratif dan
perubahan yang bersifat substantif.
Perubahan administratif antara lain pergantian Pejabat
Penandatangan Kontrak atau pergantian direktur, perubahan alamat,
perubahan nomor rekening penerima dan lain lain. Perubahan yang
bersifat substantif jika terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada
saat pelaksanaan dengan gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang
ditentukan dalam Dokumen Kontrak, Pejabat Penandatangan Kontrak
bersama Penyedia dapat melakukan perubahan kontrak antara lain:
1) Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam Kontrak;
2) Menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;
3) Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kondisi
lapangan; dan/atau
4) Mengubah jadwal pelaksanaan
Tidak semua permintaan perubahan kontrak dapat disetujui oleh
pihak yang terkait dengan pengadaan, yaitu Penandatangan Kontrak,
penyedia dan perencana untuk dilanjutkan menjadi addendum kontrak.
Bagi Pejabat Penandatangan Kontrak, analisis biaya manfaat mutlak

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 60


Versi 4, 2021
diperlukan dalam melakukan pertimbangan atas permintaan perubahan
kontrak dengan tetap memperhatikan pemenuhan terhadap ketentuan
yang berlaku dan menggunakan prinsip-prinsip pengadaan yang antara
lain meliputi efektifitas, efisiensi, transparansi, dan bersifat akuntabel.
Dalam hal perubahan kontrak mengakibatkan penambahan nilai
kontrak, perubahan kontrak dilaksanakan dengan ketentuan penambahan
nilai kontrak akhir tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang
tercantum dalam Kontrak awal, sepanjang anggaran tersedia.
Untuk pemeriksaan dalam rangka perubahan kontrak, Pejabat
Penandatangan Kontrak dapat menetapkan tim atau tenaga ahli.
Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada masa tambahan waktu
penyelesaian pekerjaan (masa denda) akibat dari keterlambatan setelah
waktu pelaksanaan kontrak berakhir.

n. Penyesuaian Harga
Penyesuaian harga diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak
yang berbentuk Kontrak Harga Satuan atau berdasarkan Waktu
Penugasan yang masa pelaksanaan pekerjaannya lebih dari 18 (delapan
belas) bulan, dengan ketentuan:
1) Ketentuan, persyaratan, dan tata cara perhitungan penyesuaian
harga dicantumkan dalam Dokumen Pemilihan (rancangan Kontrak)
dan/atau perubahan Dokumen Pemilihan, yang selanjutnya
dituangkan dalam Kontrak.
2) Persyaratan perhitungan penyesuaian harga meliputi:
a) penyesuaian diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan;
b) penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata
pembayaran, kecuali komponen keuntungan, biaya overhead,
dan harga satuan timpang sebagaimana tercantum dalam
penawaran;
c) penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam Kontrak/adendum kontrak;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 61


Versi 4, 2021
d) penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang
berasal dari luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian
harga dari negara asal barang tersebut;
e) jenis pekerjaan baru dengan harga satuan baru sebagai akibat
adanya adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut
ditandatangani; dan
f) Indeks yang digunakan dalam hal pelaksanaan kontrak
terlambat disebabkan oleh kesalahan Penyedia adalah indeks
terendah antara jadwal kontrak dan realisasi pekerjaan.
3) Perhitungan penyesuaian harga satuan menggunakan rumus
sebagai berikut:

Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;


Ho = Harga Satuan pada saat harga penawaran;
a = Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan
overhead , dalam hal penawaran tidak mencantumkan
besaran komponen keuntungan dan overhead, maka
a=0,15
b, c, d = Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja,
bahan, alat kerja dsb;
Penjumlahan a+b+c+ . . . . = 1,00
Bn, Cn, Dn =Indeks harga komponen pada bulan saat pekerjaan
dilaksanakan;
Bo, Co, Do =Indeks harga komponen pada bulan penyampaian
penawaran.

Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan Badan


Pusat Statistik. Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam
penerbitan Badan Pusat Statistik, digunakan indeks harga yang
dikeluarkan oleh instansi teknis.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 62


Versi 4, 2021
4) Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai berikut:
n
Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian harga
satuan;
Hn = harga satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan
setelah dilakukan penyesuaian harga menggunakan
rumusan penyesuaian Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang
dilaksanakan.

o. Keadaan Kahar
Keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak
para pihak dalam Kontrak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat
dipenuhi. Tidak termasuk keadaan kahar adalah hal-hal merugikan yang
disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian para pihak.
Dalam hal terjadi keadaan kahar, Pejabat Penandatangan Kontrak
atau Penyedia memberitahukan tentang terjadinya Keadaan kahar
kepada salah satu pihak secara tertulis dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kalender sejak menyadari atau seharusnya menyadari
atas kejadian atau keadaan yang merupakan keadaan kahar.
Dalam hal terjadi keadaan kahar, pelaksanaan Kontrak dapat
dihentikan atau dilanjutkan setelah kondisi kahar berakhir. Dalam hal
pelaksanaan Kontrak dilanjutkan, para pihak dapat melakukan perubahan
kontrak. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang
sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak
akibat keadaan kahar. Perpanjangan waktu untuk penyelesaian Kontrak
dapat melewati Tahun Anggaran.
Dalam hal pelaksanaan Kontrak dihentikan, para pihak
menyelesaikan kewajiban yang telah dilaksanakan. Penyedia berhak untuk
menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau kemajuan
pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 63


Versi 4, 2021
Selama masa keadaan kahar, jika Pejabat Penandatangan Kontrak
memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia untuk sedapat mungkin
meneruskan pekerjaan, maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat
penggantian biaya yang wajar sesuai dengan kondisi yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam keadaan kahar. Penggantian biaya ini
harus diatur dalam suatu adendum Kontrak.
Kegagalan salah satu pihak memenuhi kewajiban yang disebutkan
dalam Kontrak bukan merupakan cedera janji/wanprestasi jika disebabkan
oleh karena keadaan kahar. Contoh keadaan kahar dalam Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa tidak terbatas pada: bencana alam, bencana non
alam, bencana sosial, pemogokan, kebakaran, kondisi cuaca ekstrim, dan
gangguan industri lainnya.

p. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak


1) Penghentian Kontrak
Kontrak berhenti apabila terjadi keadaan kahar. Penghentian
Kontrak karena keadaan kahar dilakukan secara tertulis oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak (PA/KPA/PPK) dengan disertai alasan
penghentian pekerjaan.
Penghentian kontrak karena keadaan kahar dapat bersifat:
a) Sementara hingga keadaan kahar berakhir; atau
b) Permanen apabila akibat keadaan kahar tidak memungkinkan
dilanjutkan/diselesaikannya pekerjaan.
Dalam hal Kontrak dihentikan karena keadaan kahar, maka Pejabat
Penandatangan Kontrak wajib membayar kepada Penyedia sesuai dengan
kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai setelah dilakukan
pemeriksaan bersama atau berdasarkan hasil audit.
2) Berakhirnya Kontrak
Kontrak berakhir apabila pekerjaan telah selesai dan hak dan
kewajiban para pihak yang terdapat dalam Kontrak sudah terpenuhi.
Terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak adalah terkait dengan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 64


Versi 4, 2021
pembayaran yang seharusnya dilakukan akibat dari pelaksanaan kontrak.
Sebagai contoh meskipun kontrak telah berhenti karena pekerjaan telah
selesai 100% (seratus persen) namun kontrak belum berakhir apabila
masih terdapat sisa pembayaran yang belum dibayarkan oleh PPK kepada
Penyedia. Misalnya pembayaran atas sisa pekerjaan akibat keterlambatan
yang melewati tahun anggaran atau pembayaran atas penyesuaian harga.

q. Pemutusan Kontrak
Pemutusan Kontrak adalah tindakan yang dilakukan oleh Pejabat
Penandatangan Kontrak atau Penyedia untuk mengakhiri berlakunya
Kontrak karena alasan tertentu
1) Pemutusan Kontrak oleh Pejabat Penandatangan Kontrak
Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan pemutusan Kontrak
apabila:
a) Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan
dalam proses pengadaan yang diputuskan oleh Instansi yang
berwenang.
b) Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa dinyatakan benar oleh Instansi yang berwenang;
c) Penyedia berada dalam keadaan pailit;
d) Penyedia terbukti dikenakan Sanksi Daftar Hitam sebelum
penandatangan Kontrak;
e) Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah mendapat Surat
Peringatan sebanyak 3 (tiga) kali;
f) Penyedia tidak mempertahankan berlakunya Jaminan Pelaksanaan;
g) Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan
tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan;
h) berdasarkan penelitian Pejabat Penandatangan Kontrak, Penyedia
tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh)

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 65


Versi 4, 2021
hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan;
i) setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan;
j) Penyedia menghentikan pekerjaan selama waktu yang ditentukan
dalam Kontrak dan penghentian ini tidak tercantum dalam program
mutu serta tanpa persetujuan pengawas pekerjaan.

Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan Penyedia:


a) Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b) Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia atau Jaminan Uang
Muka dicairkan (apabila diberikan);
c) Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak secara sepihak oleh
Pejabat Penandatangan Kontrak karena kesalahan Penyedia, maka Pokja
Pemilihan dapat menunjuk pemenang cadangan berikutnya pada paket
pekerjaan yang sama atau Penyedia yang mampu dan memenuhi syarat.

2) Pemutusan Kontrak oleh Penyedia


Penyedia melakukan pemutusan Kontrak apabila:
a) Setelah mendapatkan persetujuan Pejabat Penandatangan Kontrak,
Pengawas pekerjaan memerintahkan Penyedia untuk menunda
pelaksanaan pekerjaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah
tersebut tidak ditarik selama waktu yang ditentukan dalam Kontrak.
b) Pejabat Penandatangan Kontrak tidak menerbitkan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP) untuk pembayaran tagihan
angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum
dalam Syarat-syarat Kontrak.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 66


Versi 4, 2021
r. Pemberian Kesempatan
Dalam hal Penyedia gagal menyelesaikan pekerjaan sampai
masa pelaksanaan kontrak berakhir, Pejabat Penandatangan Kontrak
melakukan penilaian atas kemajuan pelaksanaan pekerjaan. Hasil
penilaian menjadi dasar bagi Pejabat Penandatangan Kontrak untuk:
1) Memberikan kesempatan kepada Penyedia untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Pemberian kesempatan kepada Penyedia menyelesaikan
pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender.
b) Dalam hal setelah diberikan kesempatan sebagaimana
angka 1 diatas, Penyedia masih belum dapat
menyelesaikan pekerjaan, Pejabat Penandatangan Kontrak
dapat:
(1) Memberikan kesempatan kedua untuk penyelesaian
sisa pekerjaan dengan jangka waktu sesuai kebutuhan;
atau
(2) Melakukan pemutusan Kontrak dalam hal Penyedia
dinilai tidak akan sanggup menyelesaikan pekerjaannya.
c) Pemberian kesempatan kepada Penyedia sebagaimana
dimaksud pada angka 1 dan angka 2 huruf a), dituangkan
dalam adendum kontrak yang didalamnya mengatur
pengenaan sanksi denda keterlambatan kepada Penyedia dan
perpanjangan masa berlaku Jaminan Pelaksanaan (apabila
ada).
d) Pemberian kesempatan kepada Penyedia untuk
menyelesaikan pekerjaan dapat melampaui tahun anggaran.
2) Tidak memberikan kesempatan kepada Penyedia dan
dilanjutkan dengan pemutusan kontrak serta pengenaan sanksi
administratif dalam hal antara lain:
a) Penyedia dinilai tidak dapat menyelesaikan pekerjaan;
b) Pekerjaan yang harus segera dipenuhi dan tidak dapat ditunda;
atau

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 67


Versi 4, 2021
c) Penyedia menyatakan tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan.

s. Denda dan Ganti Rugi


Denda dan ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan
kepada PPK/Penyedia, karena terjadinya cidera janji/wanprestasi yang
tercantum di dalam Kontrak.
Berikut penerapan denda dan ganti rugi yang berlaku di dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah :
1) Sanksi finansial dapat berupa sanksi ganti rugi atau denda
keterlambatan.
2) Cedera janji/wanprestasi dapat berupa kegagalan bangunan,
menyerahkan jaminan yang tidak bisa dicairkan, melakukan
kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan berdasarkan
hasil audit, menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai
dengan Kontrak berdasarkan hasil audit, dan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.
3) Denda keterlambatan apabila terjadi keterlambatan penyelesaian
pekerjaan. Besarnya denda keterlambatan adalah:
a) ‰ (satu permil) per hari dari harga bagian Kontrak yang
tercantum dalam Kontrak; atau
b) ‰ (satu permil) per hari dari harga Kontrak.
4) Besaran denda keterlambatan atas perbaikan cacat mutu
sebesar ‰ (satu permil) per hari keterlambatan perbaikan dari
nilai biaya perbaikan pekerjaan yang ditemukan cacat mutu.
5) Besaran sanksi ganti rugi adalah sebesar nilai kerugian yang
ditimbulkan.
6) Besaran denda atas pelanggaran ketentuan subkontrak sebesar
nilai pekerjaan yang disubkontrakkan.
7) Bagian Kontrak adalah bagian pekerjaan dari satu pekerjaan yang
ditetapkan dalam dokumen pemilihan
8) Tata cara pembayaran denda diatur di dalam Dokumen Kontrak

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 68


Versi 4, 2021
4. Serah Terima
Pelaksanaan penyerahan hasil pekerjaan dari Penyedia kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak (dalam hal ini PPK) sampai dengan serah terima hasil
pekerjaan kepada PA/KPA dijelaskan dalam bagan alur berikut:

Pekerjaan Selesai Pengajuan kepada Pemeriksaan Hasil


Pejabat Pembuat Pekerjaan oleh Berita Acara Hasil
(100% sesuai Komitmen untuk Pejabat Pembuat Pemeriksaan
kontrak) Serah Terima Komitmen (BAHP)

Berita Acara Serah Terima kepada Berita Acara Hasil


Serah Terima PA/KPA oleh Pejabat Pemeriksaan
(BAST) Pembuat Komitmen Administratif

Gambar 2.2 Alur Serah Terima Hasil Pekerjaan


(Sumber : Peraturan LKPP Nomor 9 Tahun 2018)

a. Serah Terima Hasil Pekerjaan


Penerimaan hasil pengadaan barang/jasa dilakukan dalam proses
mengelola pelaksanaan dan penutupan kontrak. Terdapat dua proses serah
terima hasil pekerjaan, yaitu:
1) Serah Terima Hasil Pekerjaan dari Penyedia kepada Pejabat
Penanda tangan Kontrak
Setelah pekerjaan selesai sesuai dengan ketentuan yang tertuang
dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk penyerahan hasil
pekerjaan.
Adapun tahap Serah Terima Hasil Pekerjaan di dalam proses
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah:
a) Setelah pekerjaan selesai (100% sesuai dengan ketentuan serah
terima yang tertuang dalam Kontrak), Penyedia mengajukan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 69


Versi 4, 2021
permintaan secara tertulis kepada Pejabat Penandatangan
Kontrak untuk penyerahan hasil pekerjaan.
Contoh: Pekerjaan pembangunan bendungan, ditentukan
dikontrak proses serah terima pekerjaan dapat dilaksanakan
ketika prestasi pekerjaan sudah 98%.
b) Sebelum dilakukan serah terima, Pejabat Penandatangan Kontrak
melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan, yang dapat
dibantu oleh Konsultan Pengawas atau tim ahli dan tim teknis.
c) Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian hasil pekerjaan
terhadap kriteria/spesifikasi yang tercantum dalam Kontrak.
d) Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak dan/atau cacat hasil
pekerjaan, Pejabat Penandatangan Kontrak memerintahkan
Penyedia untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan
pekerjaan.
e) Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak maka Pejabat
Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita
Acara Serah Terima.

2) Serah Terima Hasil Pekerjaan dari Pejabat Penandatangan Kontrak


kepada PA
a) Setelah penandatanganan Berita Acara Serah Terima,
Pejabat Penandatangan Kontrak untuk menandatangani
Kontrak menyerahkan barang/hasil pekerjaan kepada PA/KPA.
b) Mekanisme serah terima hasil barang/jasa dari Pejabat
Penandatangan Kontrak kepada PA/KPA dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Masa Pemeliharaan (apabila dibutuhkan)


1) Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa
pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan
pertama pekerjaan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 70


Versi 4, 2021
2) Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pejabat Penandatangan Kontrak
untuk penyerahan akhir pekerjaan.
3) Pejabat Penandatangan Kontrak menerima penyerahan akhir
pekerjaan setelah Penyedia melaksanakan semua kewajibannya
selama masa pemeliharaan dengan baik. Pejabat Penandatangan
Kontrak wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum
dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
4) Khusus Pekerjaan Konstruksi:
a) masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen
selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk pekerjaan semi
permanen selama 3 (tiga) bulan; dan
b) masa pemeliharaan dapat melampaui Tahun Anggaran.
5) Khusus Pengadaan Barang, masa garansi diberlakukan sesuai
kesepakatan para pihak dalam Kontrak.
6) Apabila Penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka Pejabat Penandatangan Kontrak berhak
untuk tidak membayar retensi atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan
untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan, serta Penyedia dikenakan
sanksi Daftar Hitam.
7) Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang retensi atau uang
pencairan Jaminan Pemeliharaan untuk membiayai
Pembiayaan/Pemeliharaan maka Pejabat Penandatangan Kontrak
wajib menyetorkan kepada Kas Negara.
8) Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak maka Pejabat
Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita Acara
Serah Terima akhir.
9) PA/KPA mengalokasikan anggaran untuk keperluan operasional PPK
selama masa pemeliharaan oleh Penyedia.
10) Jaminan Pemeliharaan dikembalikan 14 (empat belas) hari kerja
setelah masa pemeliharaan selesai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 71


Versi 4, 2021
B. Latihan
Untuk lebih memahami materi pokok modul ini, anda diminta untuk
menjawab beberapa pertanyaan berikut:
1. Sebutkan dan jelaskan Keadaan darurat yang disebabkan oleh bencana
alam, bencana non alam dan/atau bencana sosial setelah ditetapkan
Status Keadaan Darurat sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan!
2. Sebutkan 4 keadaan darurat lainnya!
3. Instansi apakah yang mengatur tatacara pengadaan barang/jasa di luar
negeri? Berikan contoh-contoh pengadaan barang -jasa di luar negeri!
4. Sebutkan macam-macam pengadaan barang/jasa pemerintah yang
dikecualikan!
5. Sebutkan ketentuan pengadaan Listrik!
6. Sebutkan daftar barang/jasa yang pengadaannya dilaksanakan sesuai
dengan praktik bisnis yang sudah mapan, berikut 1 contohnya masing-
masing!
7. Siapa saja yang dapat melakukan penelitian? Jelaskan!
8. Sebutkan beberapa macam Tender/Seleksi Internasional!
9. Sebutkan batasan nilai paket Tender/Seleksi Internasional untuk
pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, Jasa Lainnya, dan Jasa
Konsultansi!

C. Rangkuman
Terdapat beberapa jenis pengadaan barang/jasa yang termasuk ke
dalam pengadaan khusus, yaitu:
1. Pengadaan barang/jasa dalam rangka penanganan kedaaan darurat
2. Pengadaan barang/jasa di luar negeri
3. Pengecualian
4. Penelitian
5. Tender/seleksi internasioanal dan dana pinjaman luar negeri atau hibah
luar negeri.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 72


Versi 4, 2021
Kelima jenis pengadaan yang termasuk pengadaan khusus tersebut
memiliki karakter yang istimewa, sehingga diatur secara berbeda dengan
peraturan pengadaan barang/jasa pada umumnya. Namun, untuk menjaga tata
laksana yang baik dan tetap akuntabel, maka masing-masing dari kelima
pengadaan khusus tersebut juga memiliki proses dan tata cara tersendiri.

D. Evaluasi Materi Pokok


1. Yang bukan metode pengadaan melalui Penyedia adalah :
A. Tender Cepat
B. E-Purchasing
C. Tender
D. E-Shopping
2. Yang tidak termasuk dibolehkan penunjukan langsung dalam keadaan
tertentu di kelompok Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/ Jasa
Lainnya, adalah:
A. Kegiatan mendadak memenuhi komitmen internasional
B. Rahasia untuk kepentingan Negara
C. Kelanjutan pekerjaan tidak selesai akibat pemutusan kontrak
D. Tender yang gagal
3. Tahapan Tender Cepat adalah :
A. Pengumuman Tender – Penawaran Harga – Evaluasi Penawaran –
Penetapan Pemenang
B. Pengumuman Tender Terbatas – Penawaran Harga – Evaluasi
Penawaran – Penetapan Pemenang
C. Undangan Peserta – Penawaran Harga – Evaluasi Penawaran –
Penetapan Pemenang
D. Peserta sudah terkualifikasi di SIKaP – Penawaran Harga – Evaluasi
Penawaran – Penetapan Pemenang

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 73


Versi 4, 2021
4. Tahapan Pemilihan melalui Tender dengan metode Pascakualifikasi:
A. Pengumuman Tender – Pendaftaran & pengambilan Dokumen
Pemilihan –Penyampaian Penawaran – Evaluasi Penawaran –
Pembuktian Kualifikasi - Penetapan dan Pengumuman Pemenang-
Sanggah
B. Pengumuman Tender – Pendaftaran & pengambilan Dokumen
Pemilihan – Pemberian Penjelasan – Penyampaian Penawaran –
Pembuktian Kualifikasi - Evaluasi Penawaran - Penetapan dan
Pengumuman Pemenang- Sanggah
C. Pengumuman Tender – Pendaftaran & pengambilan Dokumen
Pemilihan – Pemberian Penjelasan – Penyampaian Penawaran –
Evaluasi Penawaran – Pembuktian Kualifikasi - Penetapan dan
Pengumuman Pemenang- Sanggah
D. Undangan – Pendaftaran & pengambilan Dokumen Pemilihan –
Pemberian Penjelasan – Penyampaian Penawaran – Evaluasi
Penawaran – Pembuktian Kualifikasi - Penetapan dan Pengumuman
Pemenang- Sanggah
5. Dalam hal Seleksi gagal, Pokja menindaklanjuti dengan melakukan
Evaluasi Penawaran Ulang, apabila gagalnya Seleksi karena :
A. Penawaran harga semua peserta diatas HPS
B. Tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran
C. Terdapat kesalahan dalam melakukan evaluasi
D. Ditemukan adanya kesalahan dalam dokumen pemilihan

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi
pokok yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang
benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan anda terhadap materi pokok.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 74


Versi 4, 2021
Rumus:

Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok terutama bagian yang
belum anda kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 75


Versi 4, 2021
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Perubahannya
yaitu Perpres 12 tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
diatur hal-hal mengenai Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
melalui Penyedia yang terdiri, yang substansinya dalam pembelajaran ini terdiri
dari:
1. Pelaksanaan Pemilihan Penyedia
2. Pelaksanaan Tender Cepat dan Tender/ Seleksi Gagal serta Tindak
lanjutnya
3. Pelaksanaan kontrak

B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat
memahami dan menambah pengetahuan tentang gambaran Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Penyedia.

C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tentang
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Penyedia, maka
setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan dapat
memperdalam pemahaman materi dengan membaca buku yang ada dalam
daftar pustaka maupun literatur lain.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 76


Versi 4, 2021
KUNCI JAWABAN

Jawaban Materi Pokok


1. D
2. D
3. D
4. C
5. C

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 77


Versi 4, 2021
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 dan perubahannya Nomor 12 Tahun


2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 11 Tahun
2021 tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun
2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui
Penyedia;
Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 tahun 2021
tentang Pengadaan Barang Jasa Yang Dikecualikan;
Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2021
tentang Toko Daring dan Katalog Elektronik;
Peraturan Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 4 Tahun 2021
tentang Pembinaan Pelaku Usaha Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 78


Versi 4, 2021
GLOSARIUM

APH : Aparat Penegak Hukum


APIP : Aparat Pengawas Intern Pemerintah
E-katalog : sistem informasi elektronik yang memuat informasi
berupa daftar, jenis, spesifikasi teknis, Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN), produk dalam negeri, produk
Standar Nasional Indonesia (SNI), produk industri hijau,
negara asal, harga, Penyedia, dan informasi lainnya
terkait barang/jasa
E-marketplace : pasar online tempat terjadinya jual beli, biasanya
dilakukan antar perusahaan (B2B mendominasi hingga
75% E-marketplace)
E-selection : Metode pemilihan Penyedia jasa konsultansi secara
elektronik untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
semua Penyedia jasa konsultansi yang memenuhi syarat.
E-tender : Metode pemilihan Penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya secara elektronik untuk semua
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi
syarat
HPS : Harga Perkiraan Sendiri
K/L/PD : Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
KAK : Kerangka Acuan Kerja
KPA : Kuasa Pengguna Anggaran
LKPP : Lembaga Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik
PA : Pengguna Anggaran
PBJP : Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pokja Pemilihan : Kelompok Kerja Pemilihan
PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
SIKaP : Sistem Informasi Kinerja Penyedia
SNI : Standar Nasional Indonesia
SPSE : Sistem Pengadaan Secara Elektronik
TKDN : Tingkat Komponen Dalam Negeri
Toko Daring : Toko Dalam Jaringan
UKPBJ : Unit Kerja Pengadaan Barang Jasa
VMS : Vendor Management System
Keadaan Kahar : Suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak para pihak
dalam kontrak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya,
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak
menjadi tidak dapat dipenuhi.
Pembayaran : Pembayaran berdasarkan hasil perhitungan prestasi
bulanan pekerjaaan setiap bulan
Pembayaran : Pembayaran berdasarkan hasil perhitungan prestasi
Termin pekerjaaan setiap termin

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 79


Versi 4, 2021
Pembayaran : Pembayaran dilakukan setelah prestasi pekerjaan telah
Sekaligus setelah mencapai 100 %
pekerjaan selesai
Perubahan : Perubahan terhadap ketentuan Pokok Perjanjian, syarat-
kontrak syarat umum kontrak (SSUK), Syarat-syarat khusus
(SSKK) berikut lampirannya

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 8: Pelaksanaan PBJ melalui Penyedia | 80


Versi 4, 2021
MODUL PELATIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (PBJP)
TINGKAT DASAR

MATERI 9:
PENGADAAN KHUSUS

Oleh:
Dharma Nursani
Inamawati Mastuti Dewi, S.H.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA


LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
JAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul berjudul
Materi 9: Pengadaan Khusus ini dapat diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan
atas masukan dan peran dari berbagai pihak melalui pembahasan yang intensif
dengan para widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Pengadaan Khusus” untuk Pelatihan PBJP Tingkat
Dasar versi 4 berdasarkan pada Surat Tugas Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan PBJ Nomor 8116/Pusdiklat/04/2021 tanggal 22 April 2021 tentang Tim
Penyusun Program Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Versi 4.
Modul ini diharapkan dapat membantu para peserta pelatihan pengadaan
barang/jasa tingkat dasar dalam memahami Pengadaan Khusus. Modul pelatihan ini
juga dapat digunakan para peserta yang kelak menjadi Pejabat Pembuat Komitmen
atau Kelompok Kerja Pemilihan ketika melaksanakan perencanaan/persiapan
pengadaan barang/jasa pemerintah, khususnya dalam konteks pengadaan khusus.
Isi Modul ini mengacu pada pengaturan pengadaan barang/jasa yang tertuang
dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Modul ini disusun oleh Dharma Nursani dan Inamawati Mastuti Dewi, S.H
Kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pimpinan
LKPP dan semua pihak yang memberikan sumbangsih masukan konstruktifnya.
Diharapkan modul ini dapat membantu para peserta pelatihan dalam memahami
pengadaan khusus sehingga dalam pengelolaannya menjadi lebih profesional.
Modul ini diharapkan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan pelatihan tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
kesempurnaan penulisan modul ini. Demikian Modul ini dibuat semoga bermanfaat.

Jakarta, 13 Agustus 2021


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa

Hardi Afriansyah
NIP. 196904212002121001

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar i Materi 9: Pengadaan Khusus


Versi 4, 2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ....................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat .............................................................................................. 2
C. Tujuan Pembelajaran ....................................................................................... 2
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ................................................................ 3
BAB II PENGADAAN KHUSUS ............................................................................... 4
A. Uraian Materi .................................................................................................... 4
1. Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Penanganan Keadaan Darurat . 4
2. Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri .................................................... 9
3. Pengecualian ........................................................................................... 10
4. Penelitian ................................................................................................. 25
5. Tender/Seleksi Internasional dan Dana Pinjaman Luar Negeri atau Hibah
Luar Negeri..................................................................................................... 27
B. Latihan............................................................................................................ 29
C. Rangkuman .................................................................................................... 29
D. Evaluasi Materi Pokok .................................................................................... 30
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...................................................................... 31
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 32
A. Kesimpulan..................................................................................................... 32
B. Implikasi ......................................................................................................... 32
C. Tindak Lanjut .................................................................................................. 32
KUNCI JAWABAN................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 34
GLOSARIUM ........................................................................................................... 35

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar ii Materi 9: Pengadaan Khusus


Versi 4, 2021
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Contoh Mekanisme Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Pada Pengadaan


Barang/Jasa yang Dilaksanakan Sesuai Praktik Bisnis yang Mapan ....................... 23
Tabel 2.2 Contoh Pengadaan Barang/Jasa yang Telah Diatur dengan Ketentuan
Tersendiri dalam Peraturan Perundang-Undangan .................................................. 24
Tabel 2.3. Batasan Tender/Seleksi Internasional ..................................................... 27

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iii Materi 9: Pengadaan Khusus


Versi 4, 2021
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan Penelitian .............................................................................. 26

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar iv Materi 9: Pengadaan Khusus


Versi 4, 2021
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta, maka modul
ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan saksama uraian-uraian materi
dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat bertanya
pada Widyaiswara/Fasilitator/Narasumber yang mengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) yang ada dalam modul ini, untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi
yang akan dibahas dalam kegiatan belajar.

B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator


Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator harus:
1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata pelatihan dalam
modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar v Materi 9: Pengadaan Khusus


Versi 4, 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 dan
Perubahannya yaitu Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021, disebutkan
bahwa proses pengadaan barang/jasa pemerintah dimulai dari identifikasi
kebutuhan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan. Proses itu secara umum
terdiri dari empat tahap utama yaitu tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan
pemilihan, dan pelaksanaan kontrak.
Secara umum, proses/ketentuan pengadaan barang/jasa yang tercantum
dalam Peraturan Presiden tersebut dapat diberlakukan untuk berbagai jenis
barang/jasa pada berbagai lokasi dan situasi. Namun ternyata, ketentuan
pengadaan barang/jasa tidak bisa disamaratakan untuk semua situasi dan kondisi
lapangan. Ada pengadaan tertentu yang perlu ketentuan khusus antara lain
pengadaan untuk penanganan darurat, pengadaan diluar negeri dan lain-lain.
Ketentuan pengadaan dengan kondisi khusus tersebut tidak bisa disamakan
dengan pengadaan pada kondisi normal. Pengadaan di luar negeri misalnya, tidak
bisa disamakan dengan pengadaan di dalam wilayah Indonesia mengingat adanya
karakteristik pasar yang berbeda antara Indonesia dengan negara lain.
Perbedaan pengadaan khusus ini berbeda sebagian atau seluruhnya pada
satu atau lebih tahapan proses pengadaan barang/jasa. Misalnya pada
penanganan darurat, proses/ketentuan pada tahap perencanaan PBJ sama
dengan pada kondisi normal. Namun proses/ketentuan pada tahap pelaksanaan
pengadaan penanganan keadaan darurat dapat berbeda sebahagian dengan
kondisi normal.
Pelatihan mengenai pengadaan khusus ini mendapat tempat istimewa
dalam himpunan materi/modul pelatihan PBJ, mengingat pentingnya penguasaan
materi ini bagi pelaku pengadaan. Dalam penerapannya di lapangan kelak,
sebagai pelaku, peserta diharapkan mampu menangani pengadaan yang khusus,
sehingga memberi kemudahan dan kepastian bagi kinerja yang lebih baik.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 1


Versi 4, 2021
B. Deskripsi Singkat
Modul Pelatihan ini memuat materi pelatihan tentang Pengadaan Khusus
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pengadaan Khusus terdiri dari 1)
Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka Penanganan Keadaan Darurat, 2)
Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri, 3) Pengadaan Barang/Jasa yang caranya
dikecualikan, 4) Pelaksanaan Penelitian, dan 5) Tender/Seleksi Internasional dan
penggunaan Dana Pinjaman Luar Negeri atau Hibah Luar Negeri dalam
Pengadaan Barang/Jasa.
Istilah Pengadaan Khusus sebagaimana terdapat dalam Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 dan Perubahannya yaitu Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2021, antara lain terdapat dalam Pasal:
1. Pasal 59: Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka Penanganan Keadaan
Darurat.
2. Pasal 60: Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri.
3. Pasal 61: Pengadaan Barang/Jasa yang caranya dikecualikan (terdapat
perubahan).
4. Pasal 62: Pelaksanaan Penelitian.
5. Pasal 63: Tender/Seleksi Internasional dan penggunaan Dana Pinjaman Luar
Negeri atau Hibah Luar Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan
mampu menjelaskan gambaran umum tentang Pengadaan Khusus dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan dapat
menjelaskan pengertian, tujuan dan landasan hukum pengadaan khusus yang
meliputi:
a. Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka Penanganan Keadaan Darurat;
b. Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri;
c. Pengadaan Barang/Jasa yang caranya dikecualikan;
d. Pelaksanaan Penelitian;

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 2


Versi 4, 2021
e. Tender/Seleksi Internasional dan penggunaan Dana Pinjaman Luar
Negeri atau Hibah Luar Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


Materi pokok dan sub materi pokok yang dibahas dalam modul ini adalah:
1. Pengadaan Barang/Jasa dalam Rangka Penanganan Keadaan Darurat
a. Pengertian
b. Para pelaku yang terlibat dalam keadaan darurat
c. Jenis Keadaan darurat
d. Tahapan penanganan Keadaan Darurat Bencana
e. Tata cara PBJP Keadaan Darurat melalui Penyedia
f. Tata cara PBJP Keadaan Darurat melalui Swakelola
g. Bentuk Pekerjaan Konstruksi Keadaan Darurat
2. Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri
a. Tata cara Pengadaan Barang/Jasa di luar negeri
b. Contoh Pengadaan Barang/Jasa di luar negeri
3. Pengecualian
a. Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum (BLU)/ Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD)
b. Pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan berdasarkan tarif
barang/jasa yang dipublikasikan secara luas kepada masyarakat
c. Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan sesuai dengan praktik
bisnis yang sudah mapan
d. Pengadaan Barang/Jasa yang diatur dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya
4. Penelitian
a. Pengertian
b. Pelaku Penelitian
c. Metode pemilihan pelaksanaan Penelitian
d. Tahapan kegiatan Penelitian
5. Tender/Seleksi Internasional dan Dana Pinjaman Luar Negeri atau Hibah
Luar Negeri
a. Tender/seleksi Internasional
b. Dana Pinjaman Luar Negeri atau Hibah Luar Negeri

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 3


Versi 4, 2021
BAB II
PENGADAAN KHUSUS

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta


pelatihan mampu menjelaskan PBJ dalam rangka penanganan
kedaaan darurat, PBJ di luar negeri, Pengecualian, Penelitian, dan
Tender/Seleksi internasional dan dana pinjaman luar negeri atau hibah
luar negeri.

Pengadaan khusus adalah pengadaan yang dibedakan karena suatu


keadaan tertentu yang tidak memungkinkan penerapan secara umum ketentuan
Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pengadaan barang/jasa yang termasuk khusus meliputi:
a. Pengadaan barang/jasa dalam rangka penanganan keadaan darurat;
b. Pengadaan barang/jasa di luar negeri;
c. Pengecualian;
d. Penelitian;
e. Tender/seleksi internasional dan dana pinjaman luar negeri atau hibah luar
negeri.

A. Uraian Materi
1. Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Penanganan Keadaan
Darurat
Pengadaan Barang/Jasa dalam Penanganan Keadaan Darurat adalah
kegiatan Pengadaan Barang/Jasa dalam masa status keadaan darurat yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
Status keadaan darurat bencana adalah suatu keadaan yang
ditetapkan oleh Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar
rekomendasi Badan yang diberi tugas untuk menanggulangi bencana, sesuai
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
Penanganan keadaan darurat dilakukan untuk keselamatan/
perlindungan masyarakat atau warga negara Indonesia yang berada di dalam
negeri dan luar negeri yang pelaksanaannya tidak dapat ditunda dan harus
dilakukan segera.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 4


Versi 4, 2021
Para Pelaku yang terlibat dalam rangka penanganan keadaan darurat
adalah:
a. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) memiliki tugas:
1) Menetapkan identifikasi kebutuhan dan ketersediaan sumber daya
yang dimiliki/tersedia;
2) Memerintahkan PPK untuk melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa
berdasarkan Status Keadaan Darurat; dan
3) Mengalokasikan anggaran yang diperlukan untuk Pengadaan
Barang/Jasa dalam penanganan keadaan darurat.
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memiliki tugas:
1) Melakukan identifikasi kebutuhan dan menganalisis ketersediaan
sumber daya yang dimiliki/tersedia;
2) Melakukan penunjukan Penyedia dalam penanganan keadaan
darurat;
3) Menerbitkan SPPBJ;
4) Apabila diperlukan, melakukan serah terima lokasi pekerjaan
kepada Penyedia;
5) Menerbitkan SPMK/SPP;
6) Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan; dan
7) Melakukan perikatan/perjanjian.
c. Penyedia Barang/Jasa memiliki tugas:
1) Melaksanakan pekerjaan; dan
2) Melakukan serah terima hasil pekerjaan kepada PPK.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan


Perubahannya yaitu Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021, yang disebut
sebagai Keadaan Darurat meliputi:
a. Keadaan yang disebabkan oleh bencana alam, bencana non alam
dan/atau bencana sosial setelah ditetapkan Status Keadaan Darurat
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
1) Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
namun tidak terbatas berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 5


Versi 4, 2021
2) Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain namun tidak
terbatas berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit
3) Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas
masyarakat, dan terror antara lain namun tidak terbatas berupa
bantuan untuk korban konflik.
b. Pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan pada suatu situasi
dimana diperlukan operasi pencarian dan pertolongan lintas institusi
yang bersifat segera, misalnya: kecelakaan pesawat yang jatuh/hilang
di laut/hutan, dll.
c. Kerusakan sarana/prasarana yang dapat mengganggu pelayanan
publik. Pada suatu situasi dimana terdapat sarana/prasarana publik
yang secara insidental atau mendadak mengalami kerusakan/gangguan
sehingga pelayanan publik terganggu secara signifikan/terhenti dan
harus segera dikembalikan fungsinya pada kondisi normal, misalnya:
jembatan penghubung antar wilayah yang terputus akibat faktor masa
manfaat, kondisi alam atau mengalami efek ikutan dari wilayah yang
terkena bencana.
d. Bencana alam, bencana non alam, bencana sosial, perkembangan
situasi politik dan keamanan diluar negeri yang memiliki dampak
langsung terhadap keselamatan dan ketertiban warga negara
Indonesia di luar negeri, misalnya: evakuasi WNI dari negara yang
sedang mengalami peperangan.
e. Pemberian bantuan kemanusiaan kepada negara lain yang terkena
bencana, misalnya: bantuan kemanusiaan berupa barang dan/atau
tenaga medis terhadap pengungsi di Negara XYZ akibat bencana alam.

Prosedur Pengadaan Barang/Jasa dalam penanganan keadaan darurat


berlaku pada keadaan darurat berdasarkan penetapan Status Keadaan
Darurat yang ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang dan/atau keadaan
tertentu.


Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 6


Versi 4, 2021
Keadaan tertentu merupakan suatu keadaan dimana status keadaan
darurat bencana belum ditetapkan atau status keadaan darurat bencana telah
berakhir dan/atau tidak diperpanjang, namun diperlukan atau masih diperlukan
tindakan guna mengurangi risiko bencana dan dampak yang lebih luas. 
Hal
ini sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam Keadaan
Tertentu.
Rangkaian kegiatan penanganan keadaan darurat bencana alam,
bencana non alam, dan/atau bencana sosial meliputi:
a. Siaga darurat
Siaga darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui
langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Contoh: Sewa/kontrak rumah/ruangan untuk pos komando siaga darurat
bencana.
b. Tanggap darurat
Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk
yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana.
Contoh: Makanan siap saji (nasi bungkus, roti, makanan kemasan
kaleng, dan sejenisnya).
c. Transisi darurat ke pemulihan
Transisi sampai Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk
mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena
bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan
sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi.
Contoh: Tempat hunian masyarakat bagi rumah yang
hancur/hilang/hanyut/rusak melalui pembangunan hunian sementara
atau hunian tetap.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 7


Versi 4, 2021
Tata cara Pengadaan Barang/Jasa Keadaan Darurat melalui penyedia
dilakukan dalam beberapa tahapan, baik yang sama dengan kondisi normal
maupun yang berbeda sebagai berikut:
a. Perencanaan pengadaan
Perencanaan PBJ darurat sama dengan pengadaan kondisi normal
meliputi identifikasi kebutuhan, analisis ketersediaan sumber daya dan
penetapan cara pengadaan.
b. Pelaksanaan pengadaan
Pelaksanaan pengadaan berbeda dengan pengadaan pada kondisi
normal sebagai berikut:
1) Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ),
untuk pengadaan barang dapat digantikan dengan surat pesanan.
2) Pemeriksaan bersama dan rapat persiapan;
Pemeriksaan bersama dilakukan oleh PPK di bantu oleh tim
pendukung/pengelola kontrak dengan penyedia barang/jasa;
3) Serah terima lapangan;
4) Penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)/Surat Perintah
Pengiriman (SPP);
5) Pelaksanaan pekerjaan;
6) Perhitungan hasil pekerjaan; dan
7) Serah terima hasil pekerjaan
c. Penyelesaian pembayaran meliputi Kontrak, Pembayaran dan post
audit.
Sebagai catatan, jenis Kontrak yang digunakan untuk Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dalam penanganan
keadaan darurat disebut sebagai Kontrak Biaya Plus Imbalan. Dalam
kontrak semacam ini nilai kontrak dihitung berdasarkan biaya aktual
ditambah imbalan dengan persentase tetap atas biaya aktual atau
imbalan dengan jumlah tetap. (Lihat pasal 27 Perpres 12/2021 ayat 1e
dan 2e).

Tata cara Pengadaan Barang/Jasa Keadaan Darurat melalui swakelola


sebagai berikut:
a. Mengoordinasikan pihak lain yang akan terlibat dalam penanganan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 8


Versi 4, 2021
darurat;
b. Pemeriksaan bersama dan rapat persiapan;
c. Pelaksanaan pekerjaan; dan
d. Serah terima hasil pekerjaan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan bersama dapat ditetapkan bentuk


pekerjaan konstruksi untuk penanganan keadaan darurat yaitu:
a. Konstruksi darurat
Pada prinsipnya penanganan keadaan darurat menggunakan konstruksi
darurat, hal ini dikarenakan sifat pekerjaan harus segera dilaksanakan
dan diselesaikan dengan segera karena menyangkut keamanan dan
keselamatan masyarakat, menghindari kerugian negara/masyarakat
yang lebih besar, dan/atau terhentinya kegiatan pelayanan publik.
Contohnya: Pembangunan MCK darurat, membuat tanggul dan
pengarah arus dari bronjong, hunian sementara (barak), atau pasar
darurat.
b. Konstruksi permanen
Penggunaan konstruksi permanen diperbolehkan jika penyerahan
pekerjaan diperkirakan masih dalam kurun waktu keadaan darurat atau
penanganan keadaan darurat hanya dapat diatasi dengan konstruksi
permanen untuk menghindari kerugian negara/masyarakat yang lebih
besar dan penyelesaian pekerjaan dapat melewati masa keadaan
darurat.
Contoh: Bangunan yang sifatnya permanen dalam Penanggulangan
Darurat pada prasarana sumber daya air yang rusak terkait langsung
dampak bencana.

2. Pengadaan Barang/Jasa di Luar Negeri


Kegiatan memperoleh barang/jasa merupakan aktivitas setiap tahun
yang dilakukan oleh setiap kementerian/lembaga/perangkat daerah. Kegiatan
tersebut ada yang dilakukan di dalam negeri dan ada juga yang dilakukan di
luar negeri antara lain perwakilan diplomatik dan konsuler Republik Indonesia
serta kantor perwakilan Indonesia pada Organisasi Internasional seperti
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional lainnya.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 9


Versi 4, 2021
Dasar hukum untuk pengadaan barang/jasa di luar negeri mengikuti
ketentuan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Perubahannya yaitu
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021. Dalam hal tidak dapat
dilaksanakan maka cara pengadaan dapat menyesuaikan dengan ketentuan
pengadaan barang/jasa negara setempat. Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara pengadaan barang/jasa di luar negeri diatur oleh Menteri Luar
Negeri setelah berkonsultasi dengan LKPP.
Berikut ini contoh kondisi pasar dibeberapa negara antara lain:
a. Pengadaan peralatan kantor di Kantor Konsulat Jenderal (Konjen)
Indonesia di Jeddah Arab Saudi, kondisi pasar yang ada di Arab Saudi
tidak mengenal tender/seleksi sehingga tidak terbiasa mengisi dokumen
kualifikasi dan dokumen penawaran. Pelaku usaha hanya menunggu
pembeli. Kondisi demikian tidak tepat dilakukan dengan tender/seleksi,
pilihan yang paling tepat adalah dengan penunjukan langsung. Kondisi
pasar di Arab Saudi pasti berbeda dengan negara lain seperti di
Belanda maupun di Jepang, sehingga perlu penyesuaian di setiap
negara.
b. Pencetakan surat suara untuk pemilihan umum presiden untuk warga
negara Indonesia di Taiwan yang dilakukan oleh Kantor Dagang
Indonesia di Taiwan senilai Rp. 2 milyar dilakukan melalui Tender
dengan mengundang minimal 3 pelaku usaha jasa percetakan.

3. Pengecualian
Pengadaan Barang/Jasa yang dikecualikan adalah Pengadaan
Barang/Jasa yang ketentuannya dikecualikan baik sebagian atau seluruhnya
dari ketentuan yang diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun
2018 beserta Perubahannya.
Tahapan proses Pengadaan Barang/Jasa dilakukan melalui 4 tahapan
yaitu perencanaan, persiapan, pemilihan dan pelaksanaan kontrak.
Pengadaan yang dikecualikan dapat mengikuti sebagian atau seluruh tahapan
tersebut. Misalnya, untuk Pengadaan barang/Jasa pada Badan Layanan
Umum/Daerah (BLU/D) sebagian tahapan PBJP dikecualikan yaitu pada
proses pemilihannya, yang mana dapat ditetapkan oleh pimpinan BLU/D.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 10


Versi 4, 2021
Sedangkan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang ketentuannya diatur dalam
aturan perundang-undangan lainnya, dikecualikan seluruhnya.
Pengadaan Barang/Jasa yang dikecualikan meliputi:
a. Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum (BLU)/ Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD);
b. Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan berdasarkan tarif
barang/jasa yang dipublikasikan secara luas kepada masyarakat;
c. Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan sesuai dengan praktik
bisnis yang sudah mapan; dan/atau
d. Pengadaan Barang/Jasa yang diatur dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya.

a. Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum (BLU)/ Badan


Layanan Umum Daerah (BLUD)
BLU/D adalah badan layanan umum/daerah di lingkungan Pemerintah
Pusat atau Badan Layanan Umum di lingkungan Pemerintah Daerah yang
diatur secara umum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum dan secara teknis pengaturannya ditetapkan di
beberapa Peraturan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri serta
Peraturan Daerah.
Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/ BLUD adalah kegiatan pengadaan
barang/jasa oleh BLU/ BLUD dengan ketentuan:
1) Pengadaan Barang/Jasa pada BLU/ BLUD diatur tersendiri dengan
peraturan pimpinan BLU/ BLUD.
2) Pengaturan Pengadaan Barang/Jasa dalam peraturan pimpinan BLU/
BLUD meliputi perencanaan pengadaan, persiapan pengadaan,
persiapan pemilihan, pelaksanaan pemilihan, dan pelaksanaan kontrak.
3) BLU/ BLUD mengumumkan rencana Pengadaan Barang/Jasa kedalam
aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP).
4) BLU menyampaikan data Kontrak dalam aplikasi SPSE.
5) Dalam hal BLU/ BLUD belum menetapkan peraturan pimpinan BLU,

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 11


Versi 4, 2021
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU berpedoman pada
peraturan perundang-undangan dibidang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.

b. Pengadaan Barang/Jasa yang Dilaksanakan Berdasarkan Tarif


Barang/Jasa yang Dipublikasikan Secara Luas Kepada Masyarakat
Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan berdasarkan tarif
barang/jasa yang dipublikasikan secara luas kepada masyarakat adalah
pengadaan barang/jasa yang telah memiliki harga satuan barang/jasa,
pungutan, atau bea yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Daftar Barang/jasa yang dilaksanakan sesuai dengan tarif barang/jasa
yang dipublikasikan secara luas kepada masyarakat antara lain:
1) Listrik;
2) Telepon/komunikasi;
3) Air bersih;
4) Bahan Bakar Gas; atau
5) Bahan Bakar Minyak.

Ketentuan Pengadaan barang/jasa berdasarkan Tarif:


1) Pada tahapan perencanaan pengadaan, PA/KPA menyusun perkiraan
biaya/RAB berdasarkan perkiraan jumlah kebutuhan dan tarif
barang/jasa.
2) Pada tahapan persiapan pengadaan, PPK menetapkan mekanisme
pembayaran melalui pembayaran secara berlangganan/periodik atau
pembayaran secara total penggunaan.
3) Tahapan pembelian dan pelaksanaan kontrak, dilakukan oleh PPK
dengan pembelian secara langsung kepada Penyedia, serah terima
pekerjaan dan pembayaran dalam pelaksanaan kontrak dilakukan
sesuai dengan mekanisme pasar/yang ditetapkan oleh Penyedia.

c. Pengadaan Barang/Jasa yang Dilaksanakan Sesuai dengan Praktik


Bisnis yang Sudah Mapan
Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan sesuai dengan praktik
bisnis yang sudah mapan adalah pengadaan barang/jasa yang pelaksanaan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 12


Versi 4, 2021
praktik transaksinya berlaku secara umum dan terbuka sesuai dengan kondisi
pasar yang telah memiliki mekanisme transaksi tersendiri.
Barang/Jasa yang pengadaannya dilaksanakan sesuai dengan praktik
bisnis yang sudah mapan:
1) Pengadaan barang/jasa yang pelaksanaan transaksi dan usahanya
telah berlaku secara umum dalam persaingan usaha yang sehat,
terbuka dan Pemerintah telah menetapkan standar pengeluaran untuk
barang/jasa tersebut atau harga sudah terpublikasi secara resmi,
misalnya:
a) Jasa akomodasi hotel.
b) Jasa tiket transportasi.
c) Langganan koran/majalah.

Tahapan Pengadaan Barang/Jasa untuk barang/jasa seperti ini ada


yang sama dengan kondisi umum dan ada pula yang berbeda sebagai berikut:
a) Tahapan Perencanaan:
Perencanaan pengadaan dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentang
Pedoman Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Pada tahap perencanaan pengadaan, PA/KPA menyusun perkiraan
biaya (RAB) berdasarkan perkiraan volume dan tarif barang/jasa.
Perkiraan volume diidentifikasi berdasarkan realisasi volume pada
tahun-tahun sebelumnya dan proyeksi/perkiraan peningkatan
kebutuhan pada tahun selanjutnya.

b) Tahapan Persiapan Pengadaan:


PPK menetapkan mekanisme pembayaran melalui pembayaran secara
berlangganan/periodik atau pembayaran secara total penggunaan.
Dalam hal mekanisme pembayaran melalui pembayaran secara
berlangganan/periodik, PPK tidak perlu menyusun rancangan kontrak.
Dalam hal mekanisme pembayaran secara total penggunaan, PPK
dapat menyusun rancangan kontrak. Penetapan mekanisme
pembayaran dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dengan
memperhatikan pagu anggaran.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 13


Versi 4, 2021
c) Tahapan Pemilihan :
Pemilihan penyedia dilakukan melalui metode pemilihan lainnya,
yaitu pembelian/sewa/pemesanan/langganan/cara lainnya, yang
sekurang-kurangnya melalui tahap sebagai berikut:
 spesifikasi teknis/kriteria teknis dan RAB, Pejabat
Pengadaan/Pokja Pemilihan mengidentifikasi Pelaku Usaha
yang dianggap mampu.
 Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan melakukan pembelian/
sewa/pemesanan/langganan/cara lainnya kepada Pelaku
Usaha yang dianggap mampu, atau mengundang 1 (satu)
Pelaku Usaha yang dianggap mampu untuk menyampaikan
penawaran.
 Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan dapat melakukan
negosiasi teknis dan harga kepada calon Penyedia.
Batas-batas nilai pengadaan yang disiapkan oleh Pejabat
Pengadaan dan Pokja Pemilihan sesuai dengan yang diatur dalam
tahapan persiapan sebagaimana diatur dalam Perpres 16 Tahun
2018 dan perubahannya.

d) Tahapan Pembelian dan Pelaksanaan Kontrak:


Proses pembelian barang/jasa dilakukan oleh PPK dengan
pembelian secara langsung kepada Penyedia. Serah terima
pekerjaan dan pembayaran dalam pelaksanaan kontrak dilakukan
sesuai dengan mekanisme pasar/yang ditetapkan penyedia. Bentuk
kontrak dapat berupa bukti pembayaran/kuitansi/surat perjanjian
kerja/surat perjanjian. Pembayaran pelaksanaan kontrak sesuai
dengan mekanisme pembayaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.

2) Barang/jasa yang jumlah permintaan atas barang/jasa lebih besar


daripada jumlah penawaran (excess demand) dan/atau memiliki
mekanisme pasar tersendiri, misalnya:
a) Keikutsertaan seminar/pelatihan/pendidikan.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 14


Versi 4, 2021
b) Jurnal/publikasi ilmiah/ penelitian/laporan riset.
c) Kapal bekas.
d) Pesawat bekas.
e) Jasa sewa gedung/gudang.

Sekurang-kurangnya dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:


a) Tahapan Perencanaan:
Perencanaan pengadaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
telah diatur dalam Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

b) Tahapan Persiapan Pengadaan:


(1) PPK menyusun spesifikasi/kriteria teknis;
(2) PPK menyusun RAB dengan memperhatikan pagu anggaran;
dan
(3) PPK dapat menyusun rancangan kontrak.
Dalam melaksanakan persiapan pengadaan, PPK dapat dibantu Tim
Teknis/Tim Ahli atau Tenaga Ahli. RAB, spesifikasi/kriteria teknis, serta
rancangan kontrak (bila ada) selanjutnya disampaikan kepada Pejabat
Pengadaan/UKPBJ.

c) Tahapan Persiapan dan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia


(1) Pejabat Pengadaan dan Pokja Pemilihan melaksanakan
pemilihan penyedia dengan nilai sesuai dengan batas-batas
yang diatur dalam Perpres 16 Tahun 2018 dan perubahannya.
(2) Pelaksanaan pemilihan penyedia dilaksanakan dengan
mengikuti lelang atau metode pemilihan lainnya, dengan
ketentuan:
(a) Mengikuti lelang yang diselenggarakan oleh Penyedia atau
penyelenggara lelang sesuai mekanisme dan persyaratan
yang ditetapkan oleh Penyedia atau penyelenggara lelang.
(b) Metode pemilihan lainnya melalui pembelian/sewa/
pemesanan/langganan/cara lainnya dilakukan dengan cara

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 15


Versi 4, 2021
menyampaikan penawaran kepada Penyedia.
(3) Dalam melakukan persiapan dan pelaksanaan pemilihan,
Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh Tim
Teknis.
(4) Persiapan dan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia dengan
mengikuti lelang yang diselenggarakan oleh Penyedia atau
penyelenggara lelang dilakukan sekurang-kurangnya melalui
tahap sebagai berikut:
(a) Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan dan Tim Teknis
mengidentifikasi barang/jasa yang sesuai dengan
spesifikasi/kriteria teknis;
(b) Tim teknis memeriksa kesesuaian teknis dan memberikan
rekomendasi harga barang/jasa; dan
(c) Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan menyampaikan
penawaran sesuai dengan mekanisme dan persyaratan
yang ditetapkan oleh Penyedia atau penyelenggara lelang.
(5) Persiapan dan Pelaksanaan Pemilihan penyedia dengan
pembelian/sewa/pemesanan/langganan/cara lainnya dilakukan
sekurang-kurangnya melalui tahap sebagai berikut:
(a) Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan mengidentifikasi
barang/jasa sesuai dengan spesifikasi/kriteria teknis dan
RAB;
(b) Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan dapat melakukan
pembelian/sewa/pemesanan/langganan/cara lainnya
kepada Pelaku Usaha, atau mengundang 1 (satu) Pelaku
Usaha untuk menyampaikan penawaran; dan
(c) Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan dapat melakukan
negosiasi teknis dan harga kepada calon Penyedia.

d) Tahapan Pelaksanaan Kontrak


(1) Pembelian/sewa/pemesanan/langganan/cara lainnya atas
barang/jasa dibayarkan kepada Penyedia berdasarkan hasil
negosiasi atau hasil lelang; atau
(2) Pembayaran kepada Penyedia berdasarkan surat perjanjian

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 16


Versi 4, 2021
kerja/surat perjanjian berdasarkan hasil negosiasi atau hasil
lelang.

3) Pengadaan Jasa profesi tertentu yang standar remunerasi/imbalan


jasa/honorarium, layanan keahlian, praktik pemasaran, dan kode etik
telah ditetapkan oleh perkumpulan profesinya:
a) Jasa Arbiter.
b) Jasa Pengacara/Penasihat Hukum.
c) Jasa Tenaga Kesehatan.
d) Jasa PPAT/Notaris.
e) Jasa Auditor.
f) Jasa Penerjemah.
g) Jasa Penilai.

Sekurang-kurangnya dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:


a) Tahapan Perencanaan:
(1) Perencanaan pengadaan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentang
Pedoman Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
(2) Penyusunan RAB dengan memperhatikan standar remunerasi
yang diterbitkan oleh Asosiasi Jasa Profesi.
b) Tahapan Persiapan Pengadaan:
(1) PPK menyusun KAK pekerjaan;
(2) PPK menyusun RAB dengan memperhatikan Pagu Anggaran
dan standar remunerasi yang diterbitkan oleh Asosiasi Jasa
Profesi; dan
(3) PPK menyusun rancangan kontrak.
RAB, KAK Pekerjaan, dan rancangan kontrak selanjutnya
disampaikan kepada Pejabat Pengadaan/UKPBJ.

c) Tahapan Persiapan dan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia:


(1) Pelaksanaan pemilihan penyedia dilakukan melalui kompetisi
atau metode pemilihan lainnya, yaitu pembelian/sewa/

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 17


Versi 4, 2021
pemesanan/langganan/cara lainnya.
(2) Pemilihan penyedia melalui kompetisi dilaksanakan untuk
Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai pagu anggaran paling
sedikit di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(3) Pemilihan penyedia untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan
nilai pagu anggaran paling sedikit di atas Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) dapat dilaksanakan melalui
pembelian/sewa/ pemesanan/langganan/cara lainnya dalam hal
portfolio/ reputasi/hak ekslusif yang disediakan/dimiliki jasa
profesi yang dibutuhkan hanya dapat disediakan oleh 1 (satu)
Pelaku Usaha.
(4) Pemilihan penyedia melalui pembelian/sewa/pemesanan/
langganan/cara lainnya dilaksanakan untuk Pengadaan
Barang/Jasa dengan nilai pagu anggaran paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(5) Pokja Pemilihan melakukan persiapan dan pelaksanaan
pemilihan Penyedia untuk:
 Pemilihan penyedia yang dilaksanakan melalui kompetisi;
atau
 Pemilihan penyedia yang dilaksanakan melalui
pembelian/sewa/pemesanan/langganan/cara lainnya
dengan nilai pagu anggaran paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(6) Pejabat Pengadaan melaksanakan pemilihan Penyedia untuk
Pengadaan Barang/Jasa melalui pembelian/sewa/
pemesanan/langganan/cara lainnya dengan nilai pagu
anggaran paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
(7) Dalam melakukan persiapan dan pelaksanaan pemilihan,
Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh Tim
Teknis.
(8) Tim Teknis membantu Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan
dalam menyusun kriteria teknis dan perkiraan harga pasar
barang/jasa.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 18


Versi 4, 2021
(9) Persiapan dan pelaksanaan pemilihan melalui kompetisi
dilakukan sekurang-kurangnya melalui tahapan sebagai berikut:
 Pokja Pemilihan dibantu Tim Teknis melaksanakan survei
pasar ketersediaan jasa profesi sesuai kriteria yang
ditetapkan;
 Pokja Pemilihan mengumumkan pengadaan jasa profesi
dan/atau mengundang peserta untuk menyampaikan
penawaran harga;
 Pokja Pemilihan dibantu Tim Teknis melakukan evaluasi
penawaran harga;
 Pokja Pemilihan menetapkan peserta terpilih berdasarkan
nilai penawaran harga terendah.
 dalam hal terdapat beberapa penawaran harga terendah
yang sama, Pokja Pemilihan mengundang peserta untuk
menyampaikan paparan/wawancara;
 Pokja Pemilihan dibantu Tim Teknis melakukan penilaian
atas hasil paparan/wawancara;
 peserta dengan nilai tertinggi ditetapkan sebagai peserta
terpilih; dan
 Pokja Pemilihan dapat melakukan negosiasi teknis dan
harga kepada peserta terpilih.
(10) Persiapan dan Pemilihan penyedia melalui
pembelian/sewa/pemesanan/langganan/cara lainnya dilakukan
sekurang-kurangnya melalui tahap sebagai berikut:
 Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan dibantu Tim Teknis
mengidentifikasi Pelaku Usaha yang dianggap mampu;
 Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan mengundang 1 (satu)
Pelaku Usaha yang dianggap mampu untuk menyampaikan
penawaran harga;
 Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan dapat mengundang
peserta untuk menyampaikan paparan/wawancara;
 Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan dibantu Tim Teknis
melakukan penilaian atas penawaran harga dan/atau hasil

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 19


Versi 4, 2021
wawancara; dan
 Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan melakukan negosiasi
harga kepada calon Penyedia.

d) Tahapan Pelaksanaan Kontrak


Pembayaran kepada Penyedia berdasarkan surat perjanjian kerja/surat
perjanjian.

4) Pengadaan Barang/Jasa yang merupakan karya seni dan budaya


dan/atau industri kreatif:
a) pembuatan/sewa/pembelian film.
b) pembuatan/sewa/pembelian iklan layanan masyarakat.
c) jasa pekerja seni dan budaya.
d) pembuatan/sewa/pembelian barang/karya seni dan budaya.

Mekanismenya sebagai berikut:


a) Tahapan Perencanaan:
Perencanaan pengadaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
telah diatur dalam Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah tentang Pedoman Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
b) Tahapan Persiapan Pengadaan:
(1) PPK menyusun spesifikasi/kriteria teknis/KAK;
(2) PPK menyusun RAB dengan memperhatikan pagu anggaran;
(3) PPK dapat menyusun rancangan kontrak; dan
(4) PPK menyusun perkiraan harga pasar barang/jasa.
Dalam melaksanakan persiapan pengadaan, PPK dapat dibantu
Tim Teknis/Tim Ahli atau Tenaga Ahli. RAB, spesifikasi/kriteria
teknis, serta rancangan kontrak (bila ada) selanjutnya disampaikan
kepada Pejabat Pengadaan/UKPBJ.

c) Tahapan Persiapan dan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia


(1) Pemilihan dilaksanakan melalui kompetisi atau metode
pemilihan lainnya, yaitu pembelian/sewa/pemesanan/

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 20


Versi 4, 2021
langganan/cara lainnya.
(2) Pemilihan penyedia melalui kompetisi dilaksanakan untuk
Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai pagu anggaran paling
sedikit di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(3) Pemilihan penyedia untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan
nilai pagu anggaran paling sedikit di atas Rp200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) dapat dilaksanakan melalui
pembelian/sewa/pemesanan/ langganan/cara lainnya dalam hal
barang/jasa yang dibutuhkan memiliki karakteristik/spesifikasi
khusus/tertentu yang hanya dapat disediakan oleh 1 (satu)
Pelaku Usaha.
(4) Pemilihan penyedia melalui pembelian/sewa/pemesanan/
langganan/cara lainnya dilaksanakan untuk Pengadaan
Barang/Jasa dengan nilai pagu anggaran paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(5) Pemilihan penyedia melalui pembelian/sewa/pemesanan/
langganan/cara lainnya dilakukan melalui negosiasi.
(6) Pelaksanaan pemilihan oleh Pejabat Pengadaan/Pokja
Pemilihan dan dibantu Tim Juri/Tim Teknis.
(7) Pokja Pemilihan melakukan persiapan dan pelaksanaan
pemilihan Penyedia untuk:
 Pemilihan penyedia yang dilaksanakan melalui Kompetisi;
atau
 Pemilihan penyedia yang dilaksanakan melalui
pembelian/sewa/pemesanan/langganan/cara lainnya
dengan nilai pagu anggaran paling sedikit di atas
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(8) Pejabat Pengadaan melakukan persiapan pemilihan dan
pelaksanaan pemilihan Penyedia yang dilaksanakan melalui
pembelian/sewa/pemesanan/langganan/cara lainnya dengan
nilai pagu anggaran paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah).
(9) Tim Juri/Tim Teknis memiliki tugas:
 Membantu Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan melakukan

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 21


Versi 4, 2021
evaluasi proposal peserta pemilihan; dan
 melakukan penilaian paparan/wawancara peserta
pemilihan;
(10) Persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia melalui
kompetisi dilakukan sekurang-kurangnya melalui tahap sebagai
berikut:
 Berdasarkan spesifikasi teknis/kriteria teknis/KAK dan RAB,
Pokja Pemilihan mengidentifikasi paling sedikit 2 (dua)
pelaku usaha yang dianggap mampu;
 Pokja Pemilihan mengumumkan Pengadaan Barang/Jasa
dan mengundang pelaku usaha yang dianggap mampu
untuk menyampaikan proposal;
 Pokja Pemilihan dibantu Tim Teknis/Tim Juri melakukan
evaluasi proposal berbasis kualitas;
 Pokja Pemilihan dapat mengundang peserta untuk
menyampaikan paparan/wawancara;
 Pokja Pemilihan dibantu Tim Teknis/Tim Juri melakukan
penilaian atas proposal dan hasil paparan/wawancara;
 peserta dengan nilai tertinggi ditetapkan sebagai peserta
terpilih; dan
 Pokja Pemilihan dapat melakukan negosiasi teknis dan
harga kepada peserta terpilih.
(11) Persiapan dan Pemilihan penyedia melalui
pembelian/sewa/pemesanan/langganan/cara lainnya dilakukan
sekurang-kurangnya melalui tahap sebagai berikut:
 Berdasarkan spesifikasi teknis/kriteria teknis/KAK dan RAB,
Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan mengidentifikasi
pelaku usaha yang dianggap mampu;
 Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan mengundang 1 (satu)
pelaku usaha yang dianggap mampu untuk menyampaikan
proposal;
 Tim Juri/Tim Teknis membantu penilaian atas proposal;
 Tim Juri/Tim Teknis menyampaikan hasil penilaian proposal

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 22


Versi 4, 2021
kepada Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan; dan
 Dalam hal hasil penilaian proposal memenuhi kriteria
teknis, Pejabat Pengadaan/Pokja Pemilihan melakukan
negosiasi harga.

d) Tahapan Pelaksanaan Kontrak


Pelaksanaan kontrak dilaksanakan dengan pembayaran kepada
Penyedia berdasarkan SPK/Surat Perjanjian.

Tabel 1.1 Contoh Mekanisme Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Pada Pengadaan


Barang/Jasa yang Dilaksanakan Sesuai Praktik Bisnis yang Mapan
Metode
Mengikuti
No. Barang/Jasa Kompetisi Pemilihan
lelang
yang Lain
1. Jasa Akomodasi Hotel   -
2. Jasa Tiket Transportasi -  -
3. Langganan Koran/Majalah -  -
4. Keikutsertaan -  -
Seminar/Pelatihan/Pendidikan
5. Jurnal/Publikasi -  -
Ilmiah/Penelitian/
Laporan Riset
6. Kapal Bekas - - 
7. Pesawat Bekas - - 
8. Jasa Sewa Gedung/Gudang  - -
9. Jasa Arbiter -  -
Jasa Pengacara/Penasihat   -
10. Hukum.
11 Jasa Tenaga Kesehatan -  -
12 Jasa PPAT/Notaris   -
13 Jasa Auditor   -
14 Jasa Penerjemah/Interpreter   -
15 Jasa Penilai   -
16 Pembuatan/Sewa Film   -
17 Pembelian Film - - 
18 Pembuatan Iklan Layanan  - -
Masyarakat
19 Jasa Pekerja Seni Dan -  -
Budaya
20 Pembuatan/Sewa  - -
Barang/Karya Seni Dan
Budaya
21 Pembelian Barang/Karya Seni - - 
Dan Budaya

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 23


Versi 4, 2021
d. Pengadaan Barang/Jasa yang diatur dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya
Pengadaan Barang/Jasa yang diatur dengan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan lainnya adalah Pengadaan Barang/Jasa yang
diatur dengan ketentuan tersendiri dalam peraturan perundang-undangan
dalam lingkup perencanaan pengadaan, persiapan pengadaan dan pemilihan
penyedia.

Tabel 2.2 Beberapa Contoh Barang/Jasa yang pengadaannya Telah Diatur


dengan Ketentuan Tersendiri dalam Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Perundang-
No Barang/Jasa Keterangan
Undangan
1 Pengadaan Pita Undang-Undang Nomor Pengadaan Pita Cukai
Cukai 11 Tahun 1995 tentang dilaksanakan oleh badan
Cukai sebagaimana telah usaha milik negara dan/atau
diubah dengan Undang- badan atau lembaga yang
Undang Nomor 39 Tahun ditunjuk oleh Menteri dengan
2007 syarat-syarat yang
ditetapkan.
2 Pencetakan Mata Undang-Undang Nomor 7 Pencetakan Mata Uang
Uang Tahun 2011 tentang Mata dilakukan dengan menunjuk
Uang badan usaha milik negara
sebagai pelaksana
Pencetakan Rupiah.
3 Percepatan Peraturan Presiden Penanggung Jawab Program
Infrastruktur Nomor 75 Tahun 2014 melaksanakan pengadaan
Prioritas dan Perubahannya tanah sesuai rencana aksi
tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Penyediaan Infrastruktur Prioritas.
Prioritas.
4 Penyelenggara Peraturan Pemerintah Pengadaan Badan Usaha
Prasarana Nomor 33 Tahun 2021 penyelenggara prasarana
Perkeretaapian tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian umum
umum Bidang Perkeretaapian dilakukan melalui: a. tender;
b. penunjukan langsung; atau
c. penugasan.
5 Pengadaan Peraturan Presiden Dilaksanakan sesuai dengan
Pembaruan Nomor 40 Tahun 2018 ketentuan peraturan
Sistem tentang Pembaruan perundang-undangan di
Administrasi Sistem Administrasi bidang pengadaan
Perpajakan Perpajakan barang/jasa pemerintah
kecuali diatur khusus.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 24


Versi 4, 2021
4. Penelitian
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode
ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan
yang berkaitan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
dan menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan
dan/atau teknologi.
Kegiatan penelitian bertujuan untuk memperoleh inovasi dan invensi
teknologi. Inovasi merupakan kegiatan untuk menambah manfaat dari
teknologi yang sudah ada contoh pengembangan ekstrak daun sirsak untuk
obat kanker sedangkan invensi adalah kegiatan untuk menemukan sesuatu
teknologi yang baru dan belum ada sebelumnya contoh penemuan bola lampu
(lampu pijar).
Penelitian dilakukan oleh:
a. PA/KPA pada Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah sebagai
penyelenggara penelitian; dan (kewenangan menambahkan ke pelaku
pengadaan atau tidak)
b. Pelaksana penelitian terdiri dari:
1) Individu atau kelompok individu meliputi Aparatur Sipil Negara dan
Non Aparatur Sipil Negara, misalnya: penelitian yang dilakukan
para ahli penyakit kanker;
2) Kementerian/lembaga/perangkat daerah contoh Balitbangkes
Kemenkes, LIPI, BPPT, BATAN, LAPAN, Badan Penelitian
Pertanian Daerah;
3) Perguruan Tinggi, misalnya: UI, IPB, Universitas Pelita Harapan,
Universitas Trisakti;
4) Organisasi kemasyarakatan, misalnya: Ikatan Dokter Indonesia
(IDI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI);
5) Badan Usaha, misalnya: Divisi Litbang PT. Dirgantara Indonesia,
Divisi Penelitian PT. Uniliver Indonesia.

Metode pemilihan pelaksana penelitian yaitu:


a. Kompetisi yang dilaksanakan melalui seleksi proposal penelitian oleh
tim ahli di bidangnya yang dibentuk Kemristekdikti. Contohnya

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 25


Versi 4, 2021
penelitian yang telah dimuat di Rencana Strategis Penelitian K/L/D.
b. Penugasan ditetapkan oleh penyelenggara penelitian untuk penelitian
yang bersifat khusus. Contohnya penelitian aktual strategis dalam
rangka pengambilan/penyusunan kebijakan.

Dalam melaksanakan penelitian dapat menggunakan anggaran


dan/atau fasilitas yang berasal dari 1 (satu) atau lebih dari 1 (satu)
penyelenggara dan kontrak penelitian dapat dilakukan selama 1 (satu) tahun
anggaran atau melebihi 1 (satu ) tahun anggaran. Pembayaran berdasarkan
produk keluaran, dapat dilakukan secara bertahap atau sekaligus sesuai
kontrak penelitian.
Tahapan kegiatan penelitian terdiri dari:
a. Pengusulan baik untuk proposal baru maupun lanjutan.
b. Seleksi proposal yang meliputi evaluasi dokumen proposal baru dan
lanjutan, pemaparan dan pembahasan proposal, kunjungan lapangan
dan penetapan penugasan.
c. Penugasan meliputi kontrak penugasan, pelaksanaan penugasan
(pengisian catatan harian, laporan kemajuan, penggunaan anggaran,
monev internal dan eksternal.
d. Pelaporan meliputi laporan tahunan/akhir, laporan penggunaan
anggaran, seminar hasil, laporan luaran.
Tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Tahapan Penelitian

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 26


Versi 4, 2021
Ketentuan lebih lanjut mengenai penelitian diatur dengan peraturan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset,
teknologi, dan pendidikan tinggi.

5. Tender/Seleksi Internasional dan Dana Pinjaman Luar Negeri atau


Hibah Luar Negeri
a. Tender/seleksi Internasional
Ruang Lingkup PBJP Internasional adalah sebagai berikut:
1) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Internasional di lingkungan
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang menggunakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBN/APBD); dan
2) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Internasional di lingkungan
Kementerian/ Lembaga/Perangkat Daerah yang sumber pendanaannya
baik sebagian atau seluruhnya melalui Pinjaman Luar Negeri/ Hibah
Luar Negeri.

Metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Internasional terdiri dari


namun tidak terbatas pada:
1) Tender;
2) Seleksi; atau
3) Penunjukan Langsung.
Tender/ Seleksi Internasional adalah pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dengan peserta pemilihan dapat berasal dari pelaku usaha nasional dan
pelaku usaha asing. Batasan nilai paket pada Tender/Seleksi Internasional
ditetapkan sesuai dengan jenis pekerjaan (lihat tabel 3).

Tabel 3.3. Batasan Tender/Seleksi Internasional


No Jenis Pekerjaan Nilai Paket (Rp)
1 Pekerjaan Konstruksi > 1 triliun
2 Barang/Jasa Lainnya > 50 miliar
3 Jasa Konsultansi > 25 miliar
4 Lembaga Penjamin Kredit Ekspor atau Kreditor Swasta Asing.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 27


Versi 4, 2021
Tender/ Seleksi Internasional dilaksanakan untuk nilai kurang dari
batasan diatas (nomor 1,2,3) dalam hal tidak ada Pelaku Usaha dalam negeri
yang mampu dan memenuhi persyaratan.
Perusahaan asing yang mengikuti Tender/Seleksi Internasional harus
memenuhi beberapa syarat antara lain:
1) Kerja sama usaha dengan perusahaan nasional dalam bentuk
konsorsium, subkontrak atau bentuk kerja sama lainnya dalam
pembuatan suku cadang dan pelaksanaan pelayanan purna jual.
2) Diumumkan dalam situs web Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah dan situs web komunitas internasional (contohnya
www.dgmarket.com).
3) Dokumen Pemilihan melalui Tender/Seleksi Internasional sekurang-
kurangnya ditulis dalam 2 (dua) bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris. Dalam hal terjadi penafsiran arti yang berbeda terhadap
Dokumen Pemilihan dokumen yang berbahasa Indonesia dijadikan
acuan
4) Pembayaran kontrak melalui Tender/Seleksi Internasional dapat
menggunakan mata uang Rupiah dan/atau sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

b. Dana Pinjaman Luar Negeri atau Hibah Luar Negeri


Pinjaman Luar Negeri adalah setiap pembiayaan melalui utang yang
diperoleh Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh
suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang
harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu (PP Nomor 10 Tahun
2011).
Hibah Pemerintah, yang selanjutnya disebut Hibah, adalah setiap
penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah,
barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari Pemberi Hibah yang
tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri
(PP Nomor 10 Tahun 2011).
Pengadaan Barang/Jasa untuk kegiatan yang pendanaannya
bersumber dari pinjaman luar negeri atau hibah luar negeri berlaku ketentuan
Peraturan Presiden ini, kecuali diatur lain dalam perjanjian pinjaman luar

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 28


Versi 4, 2021
negeri atau hibah luar negeri. Dalam menyusun perjanjian dapat
dikonsultasikan kepada LKPP.
Proses Pengadaan Barang/Jasa untuk kegiatan yang pendanaannya
bersumber dari pinjaman luar negeri dapat dilaksanakan sebelum
disepakatinya perjanjian pinjaman luar negeri (advance procurement).

B. Latihan
Untuk lebih memahami materi pokok modul ini, anda diminta untuk
menjawab beberapa pertanyaan berikut :
1. Sebutkan dan jelaskan Keadaan darurat yang disebabkan oleh bencana
alam, bencana non alam dan/atau bencana sosial setelah ditetapkan
Status Keadaan Darurat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan!
2. Sebutkan 4 keadaan darurat lainnya!
3. Instansi apakah yang mengatur tatacara pengadaan barang/jasa di luar
negeri? Berikan contoh-contoh pengadaan barang /jasa di luar negeri!
4. Sebutkan macam-macam pengadaan barang/jasa pemerintah yang
dikecualikan!
5. Sebutkan ketentuan pengadaan Listrik!
6. Sebutkan daftar barang/jasa yang pengadaannya dilaksanakan sesuai
dengan praktik bisnis yang sudah mapan, berikut 1 contohnya masing-
masing!
7. Siapa saja yang dapat melakukan penelitian? Jelaskan!
8. Sebutkan beberapa macam Tender/Seleksi Internasional!
9. Sebutkan batasan nilai paket Tender/Seleksi Internasional untuk
pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, Jasa Lainnya, dan Jasa
Konsultansi!

C. Rangkuman
Terdapat beberapa jenis pengadaan barang/jasa yang termasuk ke dalam
pengadaan khusus, yaitu:
1. Pengadaan barang/jasa dalam rangka penanganan keadaan darurat
2. Pengadaan barang/jasa di luar negeri
3. Pengecualian
4. Penelitian

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 29


Versi 4, 2021
5. Tender/seleksi internasional dan dana pinjaman luar negeri atau hibah luar
negeri.
Kelima jenis pengadaan yang termasuk pengadaan khusus tersebut
memiliki karakter yang istimewa, sehingga diatur secara berbeda dengan
peraturan pengadaan barang/jasa pada umumnya. Namun, untuk menjaga tata
laksana yang baik dan tetap akuntabel, maka masing-masing dari kelima
pengadaan khusus tersebut juga memiliki proses dan tata cara tersendiri.

D. Evaluasi Materi Pokok


1. Berikut ini Peraturan yang mengatur mengenai Penanggulangan Bencana:
A. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
B. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
C. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
D. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
2. Berikut ini pengadaan barang/jasa yang termasuk khusus, kecuali:
A. Pengadaan barang/jasa di luar negeri
B. Pengadaan Khusus
C. Penelitian
D. Pengecualian
3. Daftar Barang/Jasa yang pengadaannya dilaksanakan sesuai dengan
praktik bisnis yang sudah mapan, kecuali:
A. Barang/jasa yang pelaksanaan transaksi dan usahanya telah berlaku
secara umum
B. Barang/jasa yang jumlah permintaan atas barang/jasa lebih besar
daripada jumlah penawaran
C. Jasa profesi tertentu
D. Barang/jasa yang telah ditentukan kriterianya oleh Pemerintah
4. Tahapan kegiatan Penelitian meliputi:
A. Pengusulan, Seleksi Proposal, Penugasan, Pelaporan
B. Penugasan, Pengusulan, Seleksi Proposal, Pelaporan
C. Seleksi Proposal, Penugasan, Pengusulan, Pelaporan
D. Penelaahan, Penugasan, Pengusulan, Pelaporan
5. Berikut merupakan batasan nilai paket untuk tender/seleksi Internasional,
kecuali:

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 30


Versi 4, 2021
A. Pekerjaan Konstruksi > 1 triliun
B. Barang/Jasa Lainnya > 50 miliar
C. Jasa Konsultansi > 15 miliar
D. Jasa Konsultansi > 25 miliar

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi pokok
yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi pokok.
Rumus:
Tingkat Penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus ! Berarti Anda
telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di
bawah 80%, anda harus mengulangi lagi materi pokok terutama bagian yang belum
anda kuasai.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 31


Versi 4, 2021
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Perubahannya yaitu
Perpres 12 tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah diatur hal-hal
mengenai Pengadaan Khusus dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
terdiri dari:
1. Pengadaan barang/jasa dalam rangka penanganan keadaan darurat
2. Pengadaan barang/jasa di luar negeri
3. Pengecualian
4. Penelitian
5. Tender/seleksi internasional dan dana pinjaman luar negeri atau hibah luar
negeri.
Pengadaan Khusus ini merupakan kebijakan pemerintah yang
mengakomodir jenis pengadaan barang/jasa lainnya yang memiliki keadaan
tertentu yang tidak memungkinkan penerapan secara umum.

B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta pelatihan diharapkan dapat
memahami dan menambah pengetahuan tentang gambaran umum Pengadaan
Khusus dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan lebih memahami tantang
Gambaran umum Pengadaan Khusus dalam Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, maka setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan diharapkan
dapat memperdalam pemahaman materi dengan membaca buku yang ada dalam
daftar pustaka maupun literatur lain.

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 32


Versi 4, 2021
KUNCI JAWABAN

Jawaban Materi Pokok


1. C
2. B
3. D
4. A
5. C

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 33


Versi 4, 2021
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana


Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta Perubahannya
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan
Pinjaman Luar Negeri Dan Hibah
Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman dan Tata
Cara Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah RI Di Luar Negeri
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12
Tahun 2018 Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Yang Dikecualikan
pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 13
Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Dalam Penanganan
Keadaan Darurat
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5
Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa yang Dikecualikan pada
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 34


Versi 4, 2021
GLOSARIUM

Bencana alam : bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian


peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain namun tidak
terbatas berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor

Bencana non : bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian


alam peristiwa non alam yang antara lain namun tidak terbatas
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit

Bencana sosial : bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian


peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antarkelompok atau antar komunitas masyarakat, dan
terror

Penelitian : kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah


secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan
keterangan yang berkaitan pemahaman dan pembuktian
kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau
hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dan
menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu
pengetahuan dan/atau teknologi

Pengadaan : pengadaan yang diistimewakan karena suatu keadaan tertentu


khusus yang tidak memungkinkan penerapan secara umum ketentuan
peraturan presiden tentang pengadaan barang/jasa pemerintah

Siaga darurat : serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi


bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna

Tanggap : serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat


darurat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi
korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan prasarana dan sarana

Transisi : serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat


sampai dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
Pemulihan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana
dengan melakukan upaya rehabilitasi

Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Materi 9: Pengadaan Khusus | 35


Versi 4, 2021

Anda mungkin juga menyukai