BENAR/SALAH
8. Tugas dan kewenangan Pengguna Anggaran (PA) untuk menetapkan pemenang pada
pelelangan atau penyedia pada penunjukan langsung untuk paket pengadaan
barang/pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya dengan nilai diatas Rp. 100.000.000.000
(Seratus Milyar Rupiah) dapat didelegasikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
(S)
14. Dalam hal pemeriksaan Barang/Jasa memerlukan keahlian teknis khusus, dapat
dibentuk tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia/Pejabat Penerima
Hasil Pekerjaan yang diangkat oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). (S)
15. Cara pengadaan barang/jasa pemerintah dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu
pelaksanaan pengadaan dengan menggunakan penyedia barang/jasa dan pelaksanaan
pengadaan dengan swakelola. (B)
16. Organisasi pengadaan untuk pengadaan melalui swakelola terdiri dari PA/KPA,
PPK, ULP/Pejabat Pengadaan dan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. (S)
17. Persyaratan penyedia yang mengharuskan calon peserta pernah melaksanakan
pekerjaan di unit tempat berlangsungnya pengadaan barang/jasa merupakan persyaratan
yang diskriminatif dan bertentangan dengan prinsip dasar pengadaan. (B)
18. Anak dari pejabat yang berwenang menentukan pemenang pelelangan boleh ikut
serta menjadi peserta pelelangan pengadaan barang/jasa ditempat yang bersangkutan
karena tidak melanggar prinsip afiliasi. (B)
19. Dengan alasan waktu yang mendesak, Pejabat Pembuat Komitmen dapat melakukan
ikatan perjanjian dengan salah satu penyedia barang untuk mengejar penyelesaian
pekerjaan sebelum akhir tahun anggaran meskipun dokumen anggaran belum disahkan.
(S)
PILIHAN GANDA
21. Pengadaan yang tidak termasuk dalam ruang lingkup Perpres 54 tahun 2010 adalah:
a) Pengadaan investasi di PT. Pertamina yang sebagian pembiayaannya dibebankan
APBN.
b) Pengadaan investasi K/L/D/I yang sebagian pembiayaannya bersumber dari
APBN/D.
c) Pengadaan investasi di lingkungan BUMN/D dengan sumber dana seluruhnya dari
non APBN/D.
d) Pengadaan pada Pemerintah Daerah yang sumber dananya dari Pinjaman Luar
Negeri.
23. Termasuk dalam kebijakan umum dari pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai
dengan Perpres 54/2010 dan perubahannnya adalah:
a) Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri.
b) Menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran
dalam waktu yang ditetapkan.
c) Pengadaan barang/jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah
ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.
d) Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa bersifat jelas dan
dapat diketahui secara luas oleh penyedia barang/jasa yang berminat serta oleh
masyarakat pada umumnya.
25. Menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran
dalam waktu yang ditetapkan. Hal ini sesuai dengan prinsip pengadaan berikut:
a) Efisien
b) Effektif
c) Transparan
d) Terbuka
26. Pengadaan barang/jasa dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang
memenuhi persyaratan/kriteria tertentu, hal ini sesuai dengan prinsip pengadaan:
a) Efisien
b) Efektif
c) Transparan
d) Terbuka
29. Untuk mencegah terjadinya kolusi diantara penyedia barang/jasa karena jumlah
penyedia yang terbatas, yang dapat berpotensi merugikan keuangan negara, manakah
diantara pernyataan dibawah ini yang paling tepat dilakukan:
a) Mengingatkan para penyedia barang/jasa tentang etika pengadaan (PPK, Pokja ULP,
dan penyedia barang/jasa harus menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan
kebocoran uang negara).
b) Mengingatkan para penyedia barang/jasa tentang UU Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Tidak Sehat (UU No.5/1999) yang mempunyai sanksi hukum yang
berat.
c) Mengingatkan para penyedia barang/jasa atas usaha bersama yang sedang marak
dilakukan massa untuk menghilangkan korupsi yang telah menyebabkan terpuruknya
bangsa.
d) Menyusun HPS yang benar-benar mencerminkan harga pasar sehingga kalaupun
harga penawaran terendah sangat mendekati HPS, harga tersebut tetap mewakili harga
pasar.
30. Pejabat Pengadaan tidak dapat melakukan pemilihan penyedia dengan metode:
a) E-tendering sampai dengan nilai rp. 200 juta.
b) Penunjukan Langsung dengan nilai lebih dari Rp. 200 juta.
c) Pengadaan langsung.
d) Pengadaan melalui e-katalog.
31. Pekerjaan pengadaan kapal penelitian dengan spesifikasi tertentu dimana tidak
terdapat di pasaran karena belum ada yang memproduksi, termasuk dalam jenis
pengadaan:
a) Pengadaan barang
b) Jasa lainnya
c) Pekerjaan konstruksi
d) Jasa konsultansi
33. Apabila pada suatu instansi melakukan penyusunan rencana umum pengadaan tanpa
melakukan identifikasi kebutuhan, maka pengadaan yang dilakukan memiliki potensi
yang tidak sesuai dengan prinsip pengadaan yaitu:
a) Adil/tidak diskriminatif
b) Efisien dan efektif
c) Transparan dan terbuka
d) Bersaing
36. Pengadaan barang/jasa dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa yang
memenuhi persyaratan/kriteria tertentu, hal ini sesuai dengan prinsip pengadaan:
a) Efisien
b) Efektif
c) Transparan
d) Terbuka
37. Hal yang perlu dilakukan oleh Pokja ULP dalam melaksanakan suatu pemilihan
penyedia barang/jasa agar memenuhi prinsip transparansi diantaranya adalah:
a) Mencantumkan nomor telepon masing-masing anggota Pokja ULP dalam dokumen
pemilihan.
b) Menyampaikan rincian harga perkiraan sendiri (HPS) pekerjaan kepada seluruh
peserta.
c) Mencantumkan secara rinci cara penilaian/evaluasi peserta dalam dokumen
pemilihan.
d) Memeriksa dokumen penawaran yang disusun peserta sebelum dilakukan pemasukan
penawaran.
38. Panitia/pejabat yang ditetapkan oleh pengguna anggaran dengan tugas memeriksa
dan menerima hasil pekerjaan adalah:
a) Kuasa Pengguna Anggaran
b) Pejabat Pengadaan
c) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
d) Pejabat Pembuat Komitmen
39. Pengadaan barang/jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah
ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar besarnya:
a) Efesien
b) Efektif
c) Transfaran
d) Terbuka
40. Pengadaan barang/jasa harus memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon
penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak
tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional:
a) Terbuka
b) Bersaing
c) Adil/ Tidak diskriminatif
d) Akuntabel
41. Tindakan Pokja Unit Layanan Pengadaan dengan melakukan perubahan kriteria
penilaian pada saat dilakukannya evaluasi penawaran, merupakan tindakan yang
melanggar prinsip dasar:
a) Efesiensi
b) Transparan, Adil dan Non Diskriminatif
c) Terbuka dan bersaing
d) Efektifitas
42. Dalam melakukan penyusunan jadwal pemilihan, perlu memperhatikan waktu yang
cukup bagi penyedia barang/jasa untuk membuat penawaran yang dapat
dipertanggungjawabkan. Apabila Pokja ULP secara sengaja menyusun jadwal yang
sangat singkat tanpa memperhatikan kompleksitas pekerjaan dengan maksud agar
peserta yang mengikuti proses pemilihan menjadi sedikit, maka Pokja ULP tersebut
melanggar prinsip:
a) Efisien
b) Efektif
c) Terbuka dan bersaing
d) Transparan