Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Data Univariat
a. Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin
Karakteristik jenis kelamin responden dikategorikan menjadi 2 (dua)
diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 16 45,7

Perempuan 19 54,3

Total 35 100

Sumber: Data primer, 2024

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di


RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun adalah perempuan
sebanyak 19 responden (54,3%).

b. Karakteristik Responden menurut Usia


Karakteristik responden menurut usia dikategorikan menjadi
4 (empat) diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Usia Responden
Tahun / Usia Jumlah (n) Persentase (%)

22 - 27 4 11.4

28 - 33 15 42.9

34 - 39 13 37.1

> 40 3 8.6

Total 35 100.0

Sumber: Data primer, 2024


Pada tabel 4.2 menunjukkan responden hampir setengahnya
berusia 28-33 tahun sebanyak 15 responden (42,9%).
c. Karakteristik Responden menurut Pekerjaan
Karakteristik pekerjaan responden dikategorikan menjadi 6
(enam) diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden
Pekerjaan Jumlah (n) Persentase (%)
Buruh 1 2.9

Swasta 11 31.4

Wiraswasta 6 17.1

PNS 9 25.7

Ibu Rumah Tangga 8 22.9

Total 35 100.0

Sumber: Data primer, 2024

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa pekerjaan terbanyak


responden sebagian besar swasta sebanyak 11 responden (31.4%).

d. Karakteristik Responden menurut Pendidikan


Karakteristik pendidikan responden dikategorikan menjadi 5
(lima) diperoleh hasil, dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi pendidikan responden
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
Tidak tamat SD 0 00,0

SD 3 8.6

SMP 11 31.4

SMA 14 40.0

D3/PT 7 20.0

Total 35 100.0

Sumber: Data primer, 2024


Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa pendidikan terakhir
responden hampir setengahnya SMA sebanyak 14 responden
(40,0%).
2. Data Bivariat
1. Karakteristik pengetahuan resoponden
Hasil pengetahuan responden dikategorikan menjadi 3 yakni
baik, cukup dan kurang, dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Karakteristik pengetahuan responden
Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Kurang 13 37.1

Cukup 18 51.4

Baik 4 11.4

Total 35 100.0

Sumber: Data primer, 2024

Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa setengah responden


sebagian besar memiliki pengetahuan cukup sebanyak 18
responden (51,4%).

2. Karakteristik kecemasan responden


Hasil kecemasan responden dikategorikan menjadi 5 yakni
tidak cemas, kecemasan ringan, kecemasan sedang, kecemasan
berat dan kecemasan sangat berat dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Karakteristik kecemasan responden
Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Kecemasan Sangat Berat 0 0,0

Kecemasan Berat 3 8.6

Kecemasan Sedang 6 17.1

Kecemasan Ringan 21 60.0

Tidak Ada Kecemasan 5 14.3

Total 35 100.0

Sumber: Data primer, 2024


Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa lebih dari setengah
responden sebagian besar mengalami kecemasan ringan sebanyak
21 responden (60,0%).
3. Analisi Hubungan pengetahuan keluarga tentang perawatan intensif
dengan tingkat kecemasan
Hasil pengujian pada penelitian ini menggunakan Uji Analisis
Correlations Spearman Rank, dengan hasil sebagai berikut dapat dilihat
pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Uji Spearman Rank

Kecemasan

Kecemasan
Pengeta Kecemasan Kecemasan Kecemasan Tidak ada Total
Sangat
huan Berat Sedang Ringan Kecemasan
Berat

n % n % n % n % n % n %

Kurang 0 0 3 8,6 4 11,4 5 14,3 1 2,9 13 37,2

Cukup 0 0 0 0 2 5,7 12 34,3 4 11,4 18 51,4

Baik 0 0 0 0 0 0 4 11,4 0 0 2 11,4

Jumlah 0 0 3 8,6 6 17,1 21 60,0 5 14,3 27 100

Uji spearman rho p : 0,001

Berdasarkan tabel 4.7 maka Hasil analisis uji Spearman ranks


antara pengetahuan keluarga tentang perawatan intensif dengan
kecemasan keluarga di Ruang ICU RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun memperlihatkan bahwa nilai sig (2-tailed) 0,01 artinya H1 diterima
karena nilai ρ valuenya < 0,05. Berdasarkan uji statistik tersebut maka
disimpulkan terdapat hubungan antara pengetahuan keluarga tentang
perawatan intensif dengan kecemasan keluarga pasien yang dirawat di
Ruang ICU RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
.
B. Pembahasan
1. Pengetahuan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian di identifikasi bahwa, pengetahuan
responden tentang perawatan intensif sebagian besar kategori cukup
sebanyak 18 responden (51,4%). Pengetahuan kategori cukup
responden yaitu responden memahami bahwa perawatan intensif yaitu
perawatan yang harus diberikan jika pasien sudah tidak sadar, Hasil
pengetahuan berada pada ketegori cukup karena pengetahuan dapat
berasal dari informasi yang telah diperoleh baik melalui keluarga,
media elektronik, media cetak, atau pengalaman sebelumnya. Usia
dewasa awal dapat memungkinkan responden memiliki pengalaman
sebelumnya terkait perawatan di ICU. Tingkat pendidikan terakhir juga
dapat memengaruhi tingkat pengetahuan keluarga atau responden, dan
dalam penelitian ini, mayoritas responden memiliki latar belakang
pendidikan SMA. Keterkaitan positif antara tingkat pendidikan dan
pengetahuan tentang perawatan terlihat dalam penelitian ini.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Neneng , A. (2018) dengan hasil penelitian terdapat hubungan antara
pengetahuan terhadap kecemasan pada keluarga pasien dengan p value:
0,000. Didukung oleh Muhammad, S. T., Wahyuningsih (2019)
menunjukkan bahwa Ada hubungan pengetahuan tentang perawatan
ICU dengan tingkat kecemasan p value: 0.013. Penelitian menunjukkan
bahwa responden dalam rentang usia 34-39 tahun cenderung memiliki
banyak pengalaman dan pembelajaran, yang berkontribusi pada
peningkatan pengetahuan. Temuan ini sesuai dengan pandangan Isnaeni
(2022), yang menyatakan bahwa usia dapat mempengaruhi
konstruktivitas seseorang dalam menerima informasi, seiring dengan
peningkatan pengalaman dan pengetahuan. Budiman & Riyanto (2013)
juga mengemukakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh usia,
pendidikan, dan status sosial ekonomi.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Pelapu,
Killing, & Rumampuk (2018), yang menunjukkan adanya hubungan
antara pengetahuan dan tingkat kecemasan. Keluarga dengan
pengetahuan yang kurang cenderung mengalami tingkat kecemasan
yang lebih tinggi, mendukung implikasi bahwa peningkatan
pengetahuan dapat meredakan kecemasan terkait perawatan di ICU.
2. Tingkat Kecemasan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian di identifikasi bahwa, kecemasan
responden lebih dari setengahnya kategori kecemasan ringan sebanyak
21 responden (60,0%). Keluarga mengalami cemas ringan hal tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya pengetahuan
tentang kondisi pasien dan perawatan di Unit Perawatan Intensif (ICU),
serta rasa takut kehilangan. Temuan ini sejalan dengan penelitian
Retnaningsih (2018), yang menyatakan bahwa beberapa keluarga pasien
mengalami tingkat kecemasan yang beragam, bahkan ada yang
mengalami rasa takut berlebih hingga panik.
Suasana di ruang ICU, dengan suara alarm alat monitor dan
ventilator, jarak antara pasien yang cukup jauh, dan kebijakan tidak
memperbolehkan keluarga mendampingi, dapat menjadi pemicu
munculnya kecemasan. Peran perawat dalam menjelaskan kondisi
pasien di ICU sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan
keluarga tentang lingkungan tersebut dan dapat membantu mengurangi
tingkat kecemasan. Temuan ini sejalan dengan penelitian Mardiono
(2018), yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan,
semakin berkurang pula tingkat kecemasan.
Muhammad & Wahyuningsih (2019) menyarankan bahwa
dukungan pengetahuan harus diberikan kepada keluarga pasien yang
dirawat di ICU. Selain itu, perawat perlu mempertimbangkan aspek
psikososial dan merencanakan intervensi selanjutnya untuk mengurangi
kecemasan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan keterampilan
komunikasi terapeutik, memberikan motivasi, mengajarkan teknik
relaksasi, dan bekerjasama dengan keluarga dalam pengambilan
keputusan selama perawatan. Dengan peningkatan pengetahuan tentang
hal tersebut, diharapkan keluarga dapat mengelola kecemasan dengan
lebih efektif.
3. Analisis pengetahuan keluarga tentang perawatan intensif dengan
kecemasan keluarga
Memperhatikan tabel 4.7 didapatkan hasil uji spearman rho
menunjukkan nilai p value = sebesar 0,001. Karena nilai p < 0,05,
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima maka dapat dikatakan ada
hubungan bermakna antara pengetahuan keluarga tentang perawatan
intensif dengan kecemasan keluarga pasien yang dirawat di Ruang ICU
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Troud, Thasmil., et al (2020)
menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tingkat
kecemasan keluarga, tetapi terdapat berbagai faktor lain yang
memengaruhinya, seperti rasa sayang terhadap keluarga yang dapat
meningkatkan tingkat kecemasan. Kedekatan dalam hubungan keluarga
juga menjadi pemicu kecemasan pada keluarga pasien. Temuan ini
didukung oleh Dameria & Yulia (2017), yang menyatakan bahwa
kecemasan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk rasa takut
kehilangan yang berlebihan pada keluarga yang sedang dirawat di ICU.
Kecemasan juga dapat muncul akibat kekhawatiran terhadap anggota
keluarga yang dirawat dan hubungan kedekatan dalam status keluarga.
Meskipun responden mengetahui tentang perawatan di ICU, hal
tersebut tidak selalu berdampak pada tingkat kecemasan. Nevid &
Greene (2015) mengelompokkan gejala kecemasan menjadi tiga jenis,
yaitu gejala fisik (seperti gelisah, tubuh bergetar, berkeringat
berlebihan, lemah, kesulitan bernafas, detak jantung cepat, panas
dingin, rasa marah atau tersinggung, bahkan kehilangan kesadaran),
gejala perilaku (menghindari masalah, merasa terguncang, stres berat,
menjadi melekat dan dependen), dan gejala kognitif (merasa khawatir
berlebihan, terganggu oleh ketakutan, kepercayaan akan terjadinya
sesuatu, kesulitan mengatasi masalah, pikiran yang bingung dan sulit
berkonsentrasi).
4. Keterbatasan penelitian
Dalam melakukan pengumpulan data, informasi yang diberikan
oleh responden melalui kuesioner kadang-kadang tidak merefleksikan
pandangan sebenarnya dari responden tersebut. Hal ini bisa terjadi
karena adanya perbedaan dalam pemikiran, anggapan, dan pemahaman
yang beragam di antara setiap responden. Selain itu, faktor seperti
kejujuran dalam mengisi pendapat dalam kuesioner juga dapat
mempengaruhi hasil yang diperoleh..
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup.
2. Sebagian responden lebih dari setengahnya mengalami kecemasan ringan
3. Terdapat hubungan pengetahuan keluarga tentang perawatan intensif
dengan kecemasan keluarga pasien yang dirawat di Ruang ICU RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Bagi pihak RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun hasil penelitian ini
dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dengan cara memberikan informasi dan edukasi.
2. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi terkait pengetahuan
dengan kecemasan dalam upaya mengurangi kecemasan keluarga pasien
3. Peneliti Selanjutnya
Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu bisa menggunakan variabel lain atau
menambahkan variabel yang lebih variatif.

Anda mungkin juga menyukai