Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisis

Studi ini menerapkan pendekatan deskriptif berbasis kuantitatif dalam

penelitiannya, dengan subjek penelitian yang merupakan pegawai RSUD Kota

Serang. Variabel yang dipertimbangkan meliputi gaya kepemimpinan, disiplin

kerja dan kinerja karyawan. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan

perangkat lunak SPSS.

Responden yang berhasil dikumpulkan oleh penulis dari penelitian ini

adalah sebanyak 36 orang (responden). Sesuai dengan ukuran sampel yang

ditentukan.Maka ditemukan beberapa hal yang terkait dengan penelitian, yaitu

data dan informasi yang akan mendukung pembahasan dalam penelitian, data-data

dan informasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.1.1. Deskripsi Data

4.1.1.1. Deskripsi Data Responden

Deskripsi data responden dalam penelitian ini terbagi berdasarkan jenis

kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lamanya bekerja.

4.1.1.1.1. Jenis Kelamin

Komposisi jenis kelamin pegawai RSUD Kota Serang, penelitian ini

dikelompokkan dalam 2 (dua) kelompok yaitu lak-laki dan perempuan. Berikut

disajikan besarnya jumlah dan persentasi responden berdasarkan jenis kelamin.

51
52

Tabel 4.1
Komposisi Jenis Kelamin Responden

Jumlah Presentase
No Jenis Kelamin
(orang) (%)
1 Laki-Laki 9 18.4
2 Perempuan 40 81.6
Total 49 100%
Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa respondan yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 9 orang (18,4%) dan yang berjenis kelamin wanita

sebanyak 40 orang (81,6%). Angka tersebut menggambarkan bahwa pegawai

RSUD Kota Serang didominasi oleh jenis kelamin perempuan.

4.1.1.1.2. Komposisi Usia Responden

Komposisi usia pegawai RSUD Kota Serang dikelompokkan dalam 4

(empat) kelompok usia yaitu kelompok usia 18-25 tahun, 26-32 tahun, 33-40

tahun, > 40 tahun. Berikut disajikan besarnya jumlah dan persentasi responden

berdasarkan usia.

Tabel 4.2
Komposisi Usia Responden
Jumlah Presentase
No Umur
(orang) (%)
1 18 sd 25 Tahun 11 22.4
2 26 sd 32 Tahun 32 65.3
3 33 sd 40 Tahun 6 12.2
Total 49 100%
Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa responden yang berumur

18 sampai dengan 25 tahun sebanyak 11 orang (22,4%), 26 sampai dengan 32

tahun sebanyak 32 orang (65,3%), 33 sampai dengan 40 tahun sebanyak 6 orang


53

(12,2%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa usia pegawai RSUD Kota Serang

dominan dalam kelompok usia 26 sampai dengan 32 tahun sebanyak 32 orang

(65,3%).

4.1.1.1.3. Komposisi Pendidikan Responden

Komposisi Pendidikan pegawai RSUD Kota Serang penelitian ini

kelompok berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau sederajat,

strata Diploma (D-I, D-II, D-III), Sarjana (S-I) dan profesi dokter. Berikut

disajikan besarnya jumlah dan persentasi responden berdasarkan pendidikan.

Tabel 4.3
Komposisi Pendidikan Responden
Jumlah
No Pendidikan Presentase (%)
(orang)
1 SLTA 12 24.5
2 DIPLOMA (DI, 17 34.7
D-II, D-III)
3 S-I 17 34.7
4 Profesi Dokter 3 6.1
Total 49 100%
Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa responden yang

berpendidikan SLTA sebanyak 12 orang (24,5%), Diploma sebanyak 17 orang

(34,7%), Sarjana-SI sebanyak 17 orang (34,7%) dan profesi dokter sebanyak 3

orang (6,1%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa Pendidikan pegawai RSUD Kota

Serang dominan oleh pegawai yang berpendidikan diploma dan S-1 masing-

masing sebanyak 17 orang (34,7%).

4.1.1.1.4. Komposisi Masa Kerja Responden

Komposisi masa kerja pegawai RSUD Kota Serang dalam penelitian ini

dikelompokam dalam 4 (Tiga) kelompok masa kerja yaitu kelompok kurang dari
54

5 tahun, kelompok 6 sampai 10 tahun, kelompok 11 sd 15 tahun dan kelompok

lebih dari 20 tahun masa kerja. Berikut disajikan besarnya jumlah dan persentasi

responden berdasarkan masa kerja.

Tabel 4.4
Komposisi Pendapatan
No Masa Kerja Jumlah Persentase (%)
(Orang)
1 < 5 Tahun 48 98.0
2 5 sd 10 Tahun 1 2.0
Total 49 100%
Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa responden yang masa

kerjanya kurang dari 5 tahun sebanyak 48 orang (98%) dan masa kerjanya 6 sd 10

tahun sebanyak 1 orang (2%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa pegawai RSUD

Kota Serang didominasi oleh masa kerja 0 sampai dengan 5 tahun yaitu sebanyak

48 orang (98%).

4.1.1.2. Deskripsi Data Responden Jawaban Responden

Keseluruhan data yang terkumpul akan dikelompokan dan dicari rata-

ratanya untuk mengetahui kekuatan tiap variabel. Mean atau nilai rata-rata yang

digunakan dalam analisis data deskriptif untuk mengatahui bagaimana

kecenderungan nilai tengah suatu data terkumpul. Berdasarkan hasil rata-rata

ditentukan interval kelas untuk menentukan kategori penafsiran hasil data:

100-10
x 100 %
55

Interval =
3

Berdasarkan ketentuan di atas maka pengelompokan tenggapan responden

berdasarkan batas-batas penelitian terhadap bagian-bagian yang dievaluasi dapat

dikelompokan sebagai berikut:

Tabel 4.5
Ukuran Nilai Tanggapan Responden

Batasan Keterangan

10 – 39 Tidak baik
40 – 69 Sedang
70 – 100 Sangat baik
Sumber: Ronald Walpole (2007) “Pengantar Statistika”

Berikut ini adalah hasil analisis data deskriptif variabel gaya kepemimpinan,

disiplin kerja dan kinerja karyawan dari responden yang berjumlah 36 responden,

dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Analisis deskrtifnya dapat dijelaskan sebagai

berikut:

4.1.1.2.1. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja

Hasil tanggapan responden terhadap variabel Disiplin Kerja yang

didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan yang terdapat

pada kuesioner yang disebar. Tanggapan responden terhadap variabel Disiplin

Kerja sebagai berikut :

Tabel 4.6
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja
Tanggapan Skor/
No
Pernyataan SS S R TS STS rata
.
F % F % F % F % F % rata
1 Kehadiran 11 30.6 26 72.2 12 33.3 0 0.0 0 0.0 195
2 Ketaatan pada 12 33.3 24 66.7 13 36.1 0 0.0 0 0.0 195
56

Tanggapan Skor/
No
Pernyataan SS S R TS STS rata
.
F % F % F % F % F % rata
peraturan kerja
3 Ketaatan pada 12 33.3 27 75.0 10 27.8 0 0.0 0 0.0 198
standar kerja
4 Mengikuti 12 33.3 24 66.7 13 36.1 0 0.0 0 0.0 195
kebijakan
perusahaan
Total Skor 783

Berdasarkan 4 indikator variabel Disiplin Kerja pada tabel 4.5 diatas,

menunjukan bahwa nilai skor tertinggi jawaban responden adalah indikator (3)

yaitu Ketaatan pada standar kerja, yakni nilai skor (198). Kemudian nilai skor nilai

terendah jawaban responden adalah indikator (1, 2 dan 4) yaitu kehadiran,

ketaatan pada peraturan kerja dan mengikuti kebijakan perusahaan yakni nilai

skor (195).

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item variabel Disiplin Kerja

adalah = 4 x 5 x 49 = 980 (seandainya responden menjawab SS). Dan persentase

jawaban yang diperoleh untuk variabel Disiplin Kerja adalah (783/980) x 100 =

79,90.

Berdasarkan perhitungan variabel Disiplin Kerja pegawai RSUD Kota

Serang di atas, maka diperoleh bahwa Variabel Disiplin Kerja adalah 79,90% dari

total 100% yang diharapkan Artinya Disiplin Kerja yang dimiliki oleh RSUD

Kota Serang Sangat Baik.

4.1.1.2.2. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Lingkungan Kerja

Hasil tanggapan responden terhadap variabel Lingkungan Kerja yang

didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan yang terdapat


57

pada kuesioner yang disebar. Tanggapan responden terhadap variabel

Lingkungan Kerja dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.7
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Lingkungan Kerja
Tanggapan Skor
No
Pernyataan SS S R TS STS
.
F % F % F % F % F %
1 Penerangan 12 33.3 22 61.1 15 41.7 0 0.0 0 0.0 193
2 Sirkulasi 13 36.1 24 66.7 12 33.3 0 0.0 0 0.0 197
udara
3 Kenyamanan 13 36.1 24 66.7 12 33.3 0 0.0 0 0.0 197
4 Tata letak 14 38.9 22 61.1 13 36.1 0 0.0 0 0.0 197

Total Skor 784

Berdasarkan 4 indikator variabel Lingkungan Kerja pada tabel 4.6 diatas,

menunjukan bahwa nilai skor tertinggi jawaban responden adalah indikator (2, 3

dan 4) yaitu Sirkulasi udara, Kenyamanan dan Tata letak yakni nilai skor (197).

Kemudian nilai skor nilai terendah jawaban responden adalah indikator (1) yaitu

Penerangan, yakni nilai skor (193).

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item variabel Disiplin Kerja

adalah = 4 x 5 x 49 = 980 (seandainya responden menjawab SS). Dan persentase

jawaban yang diperoleh untuk variabel Disiplin Kerja adalah (784/980) x 100 =

80.

Berdasarkan perhitungan variabel Lingkungan Kerja pegawai RSUD Kota

Serang di atas, maka diperoleh bahwa Variabel Lingkungan Kerja adalah 80%

dari total 100% yang diharapkan Artinya Lingkungan Kerja yang dimiliki oleh

RSUD Kota Serang Sangat Baik.

4.1.1.2.3. Hasil Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Pegawai.


58

Hasil tanggapan responden terhadap variabel Kinerja Pegawai yang

didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan yang terdapat

pada kuesioner yang disebar. Tanggapan responden terhadap variabel kinerja

pegawai, dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja Pegawai
Tanggapan
No
Pernyataan SS S R TS STS Skor
.
F % F % F % F % F %
1 Kualitas kerja 13 36.1 25 69.4 11 30.6 0 0.0 0 0.0 198

2 Kuantitas kerja 12 33.3 25 69.4 12 33.3 0 0.0 0 0.0 196

3 Waktu 13 36.1 23 63.9 12 33.3 0 0.0 0 0.0 193

4 Kerjasama antar 13 36.1 24 66.7 12 33.3 0 0.0 0 0.0 197


pegawa

Total Skor 784

Berdasarkan 4 indikator variabel kinerja pegawai pada tabel 4.7 diatas,

menunjukan bahwa nilai skor tertinggi jawaban responden adalah indikator (1)

yaitu Kualitas kerja, yakni nilai skor (198). Kemudian nilai skor nilai terendah

jawaban responden adalah indikator (3) yaitu waktu, yakni nilai skor (193).

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item variabel Disiplin Kerja

adalah = 4 x 5 x 49 = 980 (seandainya responden menjawab SS). Dan persentase

jawaban yang diperoleh untuk variabel Disiplin Kerja adalah (784/980) x 100 =

80.

Berdasarkan perhitungan variabel kinerja pegawai RSUD Kota Serang di

atas, maka diperoleh bahwa Variabel kinerja pegawai adalah 80% dari total 100%
59

yang diharapkan Artinya Lingkungan Kerja yang dimiliki oleh RSUD Kota

Serang Sangat Baik.

4.1.2 Hasil Pengujian Kualitas Data

4.1.2.1 Analisis Validitas

Uji validasi dilakukan untuk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Instrumen

dinyatakan valid jika rhitung > rtabel dan sebaliknya jika rhitung < rtabel

dinyatakan tidak valid. Untuk rtabel dengan taraf signifikan 0.05 dan n = 49

responden adalah rtabel = 0,2759.

4.1.2.1.1 Variabel Disiplin Kerja (X1)

Hasil perhitungan statistik untuk Uji validitas terhadap butir pernyataan

pada variabel Disiplin Kerja (X1) dapat dilihat pada Tabel 4.9 dibawah ini:

Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X1)
No. Butir
Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan
Pernyataan
X1.1 0.639 0.2759 Valid
X1.2 0.809 0.2759 Valid
X1.3 0.829 0.2759 Valid
X1.4 0.809 0.2759 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2023

Berdasarkan data tabel. 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa seluruh butir

pernyataan/pertanyaan memiliki hasil perhitungan yang valid. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan/pertanyaan yang digunakan

untuk menjelaskan variabel Disiplin Kerja.

4.1.2.1.2 Variabel Lingkungan Kerja (X2)


60

Hasil perhitungan statistik untuk Uji validitas terhadap butir pernyataan

pada variabel Lingkungan Kerja (X2) dapat dilihat pada Tabel 4.10 dibawah ini:

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja (X2)
No. Butir
Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan
Pernyataan
X2.1 0.607 0.2759 Valid
X2.2 0.712 0.2759 Valid
X2.3 0.580 0.2759 Valid
X2.4 0.478 0.2759 Valid
Sumber: Hasil penelitian diolah, 2023

Berdasarkan Tabel 4.10 data di atas, dapat diketahui bahwa seluruh butir

pernyataan/pertanyaan memiliki hasil perhitungan yang valid. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan/pertanyaan yang digunakan

untuk menjelaskan variabel Lingkungan Kerja.

4.1.2.1.3 Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Hasil perhitungan statistik untuk Uji validitas terhadap butir

pernyataan/pertanyaan pada variabel Kinerja Pegawai (Y) dapat dilihat pada Tabel

4.11 dibawah ini:

Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)
No. Butir
Nilai rhitung Nilai rtabel
Pernyataan Keterangan
Y.1 0.846 0.2759 Valid
Y.2 0.893 0.2759 Valid
Y .3 0.886 0.2759 Valid
Y .4 0.886 0.2759 Valid
Sumber: Hasil penelitian diolah, 2023

Berdasarkan Tabel 4.11 data di atas, dapat diketahui bahwa seluruh butir

pernyataan/pertanyaan memiliki hasil perhitungan yang valid. Dengan demikian,


61

dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan/pertanyaan yang digunakan

untuk menjelaskan variabel Kinerja Pegawai (Y).

4.1.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat

pengukur untuk dapat digunakan penelitian yang sama. Pengujian reliabilitas

dalam penelitian menggunakan rumus Cronbach Alpha. Menurut Malhotra

(2010:282) nilai Cronbach Alpha yang dapat diterima > 0,600. Pengujian

reliabilitas dilakukan dengan program software SPSS. Hasilnya adalah:

Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabelitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Disiplin Kerja (X1) 0.806 Reliabel

Lingkungan Kerja (X2) 0.715 Reliabel

Kinerja (Y) 0.836 Reliabel

Sumber: Hasil penelitian diolah, 2023

4.1.3 Pengujian Asumsi Klasik Model Regresi

4.1.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas terhadap data yang diperoleh, dengan mendasarkan diri

pada asumsi bahwa data tersebut memenuhi ciri sebaran normal. Keadaan data

seperti ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi. Uji normalitas (test of

univerate normality) yang digunakan terhadap data penelitian dengan N=36

adalah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.


62

Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Test
Uraian Nilai
Kolmogorov-Smirnov Z 0,910
Asymp. Sig (2-tailed) 0,200
Sumber : Hasil penelitian diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 4.13 hasil output SPSS diketahui bahwa nilai

signifikasi Asiymp. Sig(2-taild) sebesar 0,200 > 0,05. Maka sesuai dengan dasar

pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogrov-simirnov di atas, dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. dengan demikian, asumsi atau

persyaratan normatlitas dalam model regresi sudah terpenuhi.

4.1.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antar

variabel bebas (Ghozali, 2016:57). Hasil pengujian multikolinearitas terhadap data

penelitian dapat dilihat Tabel 4.14 berikut ini:

Tabel 4.14
Uji Multikolinieritas
Variabel Kesimpulan
Tolerance VIF
Disiplin Kerja 0.832 1.203 Tidak ada
(X1) multikolinearitas
Lingkungan 0.832 1.203 Tidak ada
Kerja (X2) multikolinearitas
Sumber : Hasil penelitian diolah, 2023

Berdasarkan tabel 4.14 di atas hasil uji multikoliniearitas diperoleh nilai

Variance Inflation Factor (VIF) sebesar 1,032 dan nilai Tolerance sebesar 0,969.

Hasil keputusan untuk uji multikolinieritas adalah jika nilai tolerance (0,832) >

0,10 dan VIF (1,203) < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat
63

multikolinearitas, maka dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan tidak

mengandung gejala multikolinieritas

4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya kesamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ghozali (2016:

69) mengatakan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain tetap, maka dikatakan homoskedastisitas.

Gambar 4.15
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized


Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.018 1.234 2.445 .018
Total.X1 -.007 .061 -.019 -.120 .905
TotaL.X2 -.104 .078 -.210 -1.333 .189
a. Dependent Variable: Abs_Res

Berdasarkan Tabel 4.15 di atas nilai signifikansi (Sig) dari output di atas,

untuk variabel Disiplin Kerja (X1) adalah 0,905. sementara nilai signifikasi (Sig)

untuk variabel Lingkungan Kerja (X2) adalah 0,189. Maka sesuai dengan dasar

pengambilan keputusan dalam uji Glejser yaitu nilai Sig > 0,05 dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.

4.1.4 Analisis Pengaruh Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai

Untuk menganalisis pengaruh Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja

terhadap kinerja pegawai, maka digunakan analisis regresi linear ganda, analisis
64

korelasi ganda, analisis determinasi, analisis uji t-test, dan analisis uji F-Test

dimana analisis ini akan dihitung menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS.

4.1.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen yaitu Disiplin Kerja (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) dengan

variabel dependen yaitu kinerja (Y) apakah masing-masing variabel independen

tersebut berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari

variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan. Dan untuk menganalisis regresi linier, penulis menggunakan bantuan

program komputer SPSS. Hasil analisis regresi linear berganda sebagai berikut:

Tabel 4.16
Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda

Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.253 2.289 -.547 .587
Total.X1 .785 .114 .681 6.874 .000
TotaL.X2 .299 .142 .208 2.100 .041
a. Dependent Variable: Total.Y

ρX1Y =0,785
X 1

X 2

ρX1Y =0,299
65

Berdasarkan tabel 4.16 hasil olahan data regresi dengan menggunakan

program komputer SPSS, maka dapat disajikan persamaan regresi yaitu sebagai

berikut:

Y = -1.253+ 0.785X1 +0.299 X2

Dari persamaan regresi tersebut, maka dapat diberikan penjelasan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar -1.253; artinya jika

variabel X1 dan X2 nilainya adalah 0, maka kinerja pegawai nilainya sebesar -

1.253.

b. Koefisien regresi Variabel Disiplin Kerja

(X1) sebesar 0.785; artinya jika Disiplin Kerja (X1) mengalami kenaikan

sebesar 1 satuan, maka Kinerja Pegawai (Y) akan mengalami peningkatan

sebesar 0.785. Koefisien bernilai positif antara Disiplin Kerja dengan Kinerja

Pegawai, maka semakin meningkat Disiplin Kerja maka Kinerja Pegawai

akan semakin tinggi.

c. Koefisien regresi Variabel Lingkungan

Kerja (X2) sebesar 0.299; artinya jika Lingkungan Kerja (X2) mengalami

kenaikan sebesar 1 satuan, maka Kinerja Pegawai (Y) akan mengalami

peningkatan sebesar 0.299. Koefisien bernilai positif antara Lingkungan

Kerja dengan Kinerja Pegawai, maka semakin meningkat Lingkungan Kerja

maka Kinerja Pegawai akan semakin tinggi.

4.1.4.2 Analisis Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara

dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak.

Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel
66

independen secara serentak terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara

0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin

kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin

lemah. Dan untuk menganalisis korelasi ganda, penulis menggunakan bantuan

program komputer SPSS. Dari hasil analisis menggunakan SPSS diketahui

koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17
Analisis Korelasi Berganda
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .788a .621 .605 1.577


a. . Predictors: (Constant), TOTAL.X2, TOTAL.X1
b. Dependent Variable: TOTAL.Y

Berdasarkan tabel 4.17 hasil output terlihat nilai koefisein korelasi yang R

sebesar 0.788a. nilai korelasi bertanda positif yang menunjukkan bahwa hubungan

yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah searah, dimana

semakin baik variabel Disiplin Kerja dan variabel Lingkungan Kerja akan diikuti

meningkatnya Kinerja Pegawai. Berdasarkan kriteria interpertasi koefisien

koralasi termasuk kategori adalah Sangat Kuat.

4.1.4.3 Analisis Determinasi (R2)

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan

pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen.

Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen

yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen.

Koefisien determinasi dinyatakan dalam prosentase. Nilai R 2 ini berkisar antara 0


67

< R2 < 1. Dan untuk menganalisis determinasi, penulis menggunakan bantuan

program komputer SPSS.

Tabel 4.18
Analisis Determinasi (R2)
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .788a .621 .605 1.577

a. Predictors: (Constant), TOTAL.X2, TOTAL.X1


b. Dependent Variable: TOTAL.Y

Hasil perhitungan program komputer SPSS yang tertera pada tabel 4.18

diatas, nilai koefisiensi determinasi (R Square) antara Disiplin Kerja dan

Lingkungan Kerja dengan Kinerja Pegawai adalah sebesar 0.621 atau 62.10%,

menunjukan bahwa Kinerja Pegawai dikontribusi dan dipengaruhi oleh variabel

Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja sebesar 62,10% sedangkan sisanya 37,9%

dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang diujikan.

4.1.4.4 Analisis Uji t-Test

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.

Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika

probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05 dan apabila t hitung > ttabel, maka dapat

dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel

terikat. Untuk ttabel dengan α = 5% dan n = 49 diperoleh t (0.05 ; 49) = 1.67655

4.1.4.4.1 Pengujian Parsial Disiplin Kerja (X1) dengan Kinerja (Y)


68

Hasil Pengujian secara parsial variabel X1 terhadap variabel Y dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 4.19
Uji Parsial X1
Uji Parsial
thitung 6.874 dan Sig. 0,009
Keputusan: signifikan pada taraf kesalahan 5%
Kesimpulan: X1 berpengaruh positif terhadap Y
Sumber: Tabel 4.16

Berdasarkan pada hasil uji parsial (uji t) diatas, ditunjukkan bahwa nilai

thitung sebesar 6.874 lebih besar dari 1.67655 dan alpha hitung (Sig.) sebesar 0,009

lebih kecil 0,05, maka Ha1 ditolak dan Ho1 diterima. Hal ini berarti Disiplin Kerja

(X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai

(Y).

4.1.4.4.2 Pengujian Parsial Antara Lingkungan Kerja (X2) dengan Kinerja

Pegawai (Y)

Hasil Pengujian secara parsial variabel Lingkungan Kerja (X2 ) terhadap

variabel Kinerja Pegawai (Y) dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 4.20
Uji Parsial X2
Uji Parsial
thitung 2.100 dan Sig. 0.041
Keputusan: signifikan pada taraf kesalahan 5%
Kesimpulan: X1 berpengaruh positif terhadap Y
Sumber: Tabel 4.16
69

Berdasarkan pada hasil uji parsial (uji t) diatas, ditunjukkan bahwa nilai

thitung sebesar 2.100 lebih besar dari 1.67655dan alpha hitung (Sig.) sebesar 0,041

lebih kecil dari 0,05, maka Ha1 ditolak dan Ho1 diterima. Hal ini berarti

Lingkungan Kerja (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

Pegawai (Y).

4.1.4.5 Analisis Uji F-Test

Uji F digunakan untuk menguji variabel bebas secara bersama-sama

mempunyai berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.

Hasil uji F dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika

probabilitas nilai F atau signifikansi < 0,05 dan apabila F hitung > Ftabel, maka dapat

dikatakan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas

terhadap variabel terikat. Untuk Ftabel dengan α = 5%, k =2 dan n = 49 diperoleh

F (0.05; 2; 49) = 3,19

Dan untuk menganalisis Uji F, penulis menggunakan bantuan program

komputer SPSS. Hasil perhitungan program komputer SPSS. Hasil uji F dilihat

dalam tabel ANOVA dalam kolom sig, jika probabilitas < 0,05 dan apabila F hitung >

Ftabel, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-

sama variabel bebas terhadap variabel terikat dan model regresi bisa dipakai untuk

memprediksi variabel terikat atau jika nilai signifikansi > 0,05 dan apabila F hitung <

Ftabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara

variabel bebas terhadap variabel terikat.


70

Hasil pengujian secara bersama-sama terhadap hipotesis statistik yang

pertama dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Tabel 4.21
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 187.335 2 93.667 37.684 .000b
1 Residual 114.339 46 2.486
Total 301.673 48
a. Dependent Variable: Total.Y
b. Predictors: (Constant), TotaL.X2, Total.X1

Berdasarkan Tebel 4.21 hasil uji keseluruhan diatas, diketahui bahwa nilai

Fhitung = 37.684 lebih besar dari Ftabel sebesar 3,19 dan alpha hitung (Sig.) sebesar

0,000 lebih kecil 0,05 (0,000 < 0,05). maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini

berarti bahwa variabel Disiplin Kerja (X1) dan Lingkungan Kerja (X2), secara

bersama-sama mempunyai pengaruh kuat terhadap Kinerja Pegawai (Y).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Hasil pengujian hipotesis atas arah pengaruh variabel Disiplin Kerja

terhadap Kinerja Pegawai adalah 0.785 sebagaimana diperlihatkan oleh koefisien

jalurnya. dilihat dari nilai thitung sebesar 6.874 lebih besar dari 1.67655 dan alpha

hitung (Sig.) sebesar 0,009 lebih kecil 0,05. Hasil analisis tersebut menunjukkan

bahwa Disiplin Kerja mememiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

Kinerja Pegawai, dengan demikian hipotesis pertama dapat diterima. Pengaruh

dari penelitian ini bersifat positif, artinya setiap ada peningkatan terhadap Disiplin

Kerja maka Kinerja Pegawai juga akan meningkat.


71

Hasil penelitian ini didukung oleh yang penelitian terdahulu Budiman dan

Kawan (2020), Mahira at all (2021), dan Rizky at all (2021) bahwa Disiplin Kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa tingkat Kinerja Pegawai dalam

konteks perumahan sangat terkait dengan Disiplin Kerja yang ditawarkan.

Disiplin Kerja perumahan, termasuk aspek fisik dan fungsionalnya, memiliki

peran penting dalam memengaruhi Kinerja Pegawai. Berikut adalah beberapa

alasan mengapa Disiplin Kerja perumahan dianggap sangat penting bagi Kinerja

Pegawai: Kenyamanan dan Fungsionalitas. Disiplin Kerja perumahan yang baik

menjamin kenyamanan dan fungsionalitas bagi penghuninya. Aspek-aspek seperti

desain interior yang ergonomis, tata letak yang efisien, dan kualitas bahan

konstruksi yang baik dapat berkontribusi pada kenyamanan penghuni, yang pada

gilirannya dapat meningkatkan kepuasan mereka.

Keamanan dan Privasi merupakan Disiplin Kerja perumahan juga mencakup

keamanan dan privasi penghuni. Perumahan yang dirancang dengan sistem

keamanan yang baik dan memberikan privasi yang memadai dapat meningkatkan

rasa aman dan kepuasan penghuni. Serta nilai investasi sehingga Disiplin Kerja

perumahan yang baik cenderung mempertahankan nilai investasi lebih baik dalam

jangka panjang. Konsumen akan lebih puas jika mereka merasa memiliki properti

yang memiliki potensi untuk mengalami kenaikan nilai di masa depan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Disiplin Kerja perumahan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Pengembang

perumahan dan industri properti secara umum perlu memperhatikan dan


72

berinvestasi dalam memastikan Disiplin Kerja yang baik agar dapat memenuhi

harapan dan Kinerja Pegawai.

4.2.2 Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Hasil pengujian hipotesis atas arah pengaruh variabel Lingkungan Kerja

terhadap Kinerja Pegawai adalah 0.299 sebagaimana diperlihatkan oleh koefisien

jalurnya. Dilihat dari nilai thitung sebesar 2.100 lebih besar dari 1.67655 dan

alpha hitung (Sig.) sebesar 0,041 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa

terdapat pengaruh positif tetapi tidak signifikan dari variabel Lingkungan Kerja

secara individu terhadap Kinerja Pegawai, dengan demikian hipotesis kedua dapat

ditolak Pengaruh dari penelitian ini bersifat positif, artinya setiap ada peningkatan

terhadap variabel Lingkungan Kerja maka Kinerja Pegawai juga akan meningkat.

Hasil analisis ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

James sambara at all (2021), Julia Mega at all (2021), dan Mirna Ayu at all

(2020) bahwa Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifiakan terhadap

Kinerja Pegawai.

Lingkungan Kerja memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap Kinerja

Pegawai. Pelayanan yang baik dapat meningkatkan tingkat Kinerja Pegawai,

sementara pelayanan yang kurang baik dapat berpotensi menyebabkan

ketidakpuasan dan bahkan kehilangan pelanggan.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Lingkungan Kerja berpengaruh

terhadap Kinerja Pegawai: 1. Pengalaman Positif, pelayanan yang ramah, cepat

tanggap, dan profesional memberikan pengalaman positif kepada konsumen.

Pengalaman ini dapat meningkatkan persepsi konsumen terhadap merek atau


73

perusahaan dan mendorong mereka untuk tetap berhubungan atau bertransaksi

kembali. 2.Pemenuhan Kebutuhan, pelayanan yang berkualitas tinggi membantu

memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen dengan lebih baik. Konsumen

merasa dihargai dan didengar ketika staf atau perusahaan dengan cermat

memahami dan memenuhi permintaan mereka. 3. Efek Word-of-Mouth,

pengalaman positif dengan pelayanan cenderung memicu promosi mulut ke mulut

yang menguntungkan. Konsumen yang puas cenderung berbicara baik tentang

perusahaan kepada orang lain, yang dapat membantu meningkatkan citra merek

dan menarik pelanggan baru.

Oleh karena itu, perusahaan dan organisasi perlu berinvestasi dalam

melatih staf dan karyawanya, meningkatkan proses pelayanan, dan memastikan

bahwa setiap interaksi dengan konsumen berfokus pada memberikan pengalaman

yang positif dan memuaskan.

4.2.3 Pengaruh Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai

Berdasarkan Uji F yang telah dilakukan, diketahui bahwa Disiplin Kerja

dan Lingkungan Kerja secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif

signifikan terhadap Kinerja Pegawai dimana Fhitung = 37.684 lebih besar dari

Ftabel sebesar 3,19 dan alpha hitung (Sig.) sebesar 0,000 lebih kecil 0,05 (0,000 <

0,05). Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa variabel Disiplin Kerja dan

Lingkungan Kerja secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh terhadap

meningkatnya Kinerja Pegawai. Pengaruh dari penelitian ini bersifat positif,


74

artinya setiap ada peningkatan variabel Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja

maka Kinerja Pegawai juga akan meningkat.

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa Disiplin Kerja dan

Lingkungan Kerja secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh terhadap

meningkatnya Kinerja Pegawai RSUD Kota Serang.

Hasil analisis ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Jonathan at all (2021), Made herce dan kawan (2022), serta Mushab dan kawan

(2019), bahwa Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja bersama-sama berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Untuk memastikan Kinerja

Pegawai dalam konteks perumahan, baik Disiplin Kerja maupun Lingkungan

Kerja perlu diperhatikan secara serius.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk memastikan

Disiplin Kerja dan Lingkungan Kerja yang sangat memuaskan konsumen di

perumahan: Kuaitas poduk yaitu desain yang berkulitas, bahan konstruksi unggul,

Pemeliharan, fasilitas yang menarik. Sedangkan untuk pelyanana diantaranya:

Responsif terhadap permasalahan, komunikasi efektif, menerima informasi balik

konsumen serta inovasi dalam pelayanan.

Kombinasi Disiplin Kerja yang baik dengan Lingkungan Kerja yang

unggul akan memberikan pengalaman positif kepada konsumen. Hal ini akan

menciptakan ikatan emosional yang kuat antara konsumen dan perumahan,

mendorong kepuasan yang tinggi, serta dapat membantu membangun citra positif

dan mendapatkan rekomendasi dari penghuni kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai