Sumber: Smart-PLS 3
Gambar 2. Measurement Bootstraping Model
Gambar 2, menampilkan hasil dari uji measurement bootstraping Model yang
menggambarkan nilai pengaruh hubungan langsung antar variabel dalam penelitian ini.
Selanjutnya akan dibahas mengenai hasil indirect effect atau efek tidak langsung (efek dari
satu atau lebih variabel laten eksogen pada variabel laten endogen yang dimediasi melalui
satu atau lebih variabel laten tambahan). Tabel 17 membahas hasil tersebut.
Tabel 17. Hasil Pengujian Pengaruh Tidak Langsung
Hubungan Antar Variabel Original Sample t-statistics p-values Keterangan
Cyberloafing dengan Employee
Performance melalui 0,123 2,050 0,041 H6 diterima
Innovative Work Behavior
Person-Organization Fit
dengan Employee Performance
0,258 3,972 0,000 H7 diterima
melalui Innovative Work
Behavior
Sumber: Smart-PLS 3.0
Berdasarkan Tabel 17, diketahui hubungan tidak langsung (indirect effect) antar
variabel sebagai berikut:
1. Hubungan cyberloafing terhadap employee performance melalui innovative work
behavior mempunyai koefisien dengan nilai positif. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa koefisien jalur sebesar 0,123 dengan t-statistics sebesar 2,050 (p= 0,041). Hal
tersebut dapat dijelaskan bahwa cyberloafing berpengaruh positif terhadap employee
performance melalui innovative work behavior. Hasil ini dapat diintepretasikan
tingginya atau rendahnya aktivitas dan perilaku cyberloafing yang dilakukan oleh
pegawai sektor perbankan di Indonesia akan memberikan dampak peningkatan terhadap
kinerja pegawai apabila dihubungkan dengan konteks perilaku kerja yang inovatif
dalam diri pegawai sektor perbankan di Indonesia.
Penelitian ini membuktikan hasil bahwa innovative work behavior memainkan
peran penting dalam hubungan cyberloafing dengan employee performance. Hal
tersebut dapat terjadi dibuktikan berdasarkan hasil temuan analisa statistik perbandingan
antara hubungan langsung (OS= 0,010; t-statistics= 0,152; p-values= 0,879) dengan
hubungan tidak langsung (OS= 0,123; t-statistics= 2,050; p-values= 0,041) antar
variabel-variabel tersebut.
Argumentasinya adalah dengan perilaku kerja yang inovatif baik dari rangsangan
manajemen atau pimpinan perbankan maupun dari individu pegawai itu sendiri,
diharapkan akan mampu mengubah dan mentransformasikan aktivitas dan perilaku
cyberloafing yang pada awalnya tidak berdampak pada kinerja menjadi berdampak
positif terhadap kinerja pegawai sektor perbankan di Indonesia
Ini mengartikan bahwa, diluar konteks yang kaitannya dapat merangsang
kreativitas atas ide-ide seseorang yang dapat diimplementasikan dalam sebuah tindakan
atau wujud produk (hasil luaran atas kreativitas dengan adanya inovasi) dalam lingkup
sektor perbankan, maka aktivitas serta perilaku cyberloafing cenderung akan berdampak
negatif atau mungkin tidak membawa dampak apapun terhadap employee performance
seseorang.
Selain itu, jika ditinjau dari aspek mayoritas responden penelitian ini adalah
generasi milenial, menurut hasil wawancara dengan responden, dalam hal
perkembangan Revolusi Industri 4.0 yang lebih mendorong dalam hal penggunaan
teknologi, jelas bahwa kemungkinan besar aktivitas dan prilaku cyberloafing sulit untuk
dihindari. Namun, dengan penerapan yang efektif dari pengetahuan dan keterampilan
teknologi pegawai akan dapat memicu inisiatif dalam berinovasi untuk mencapai
profitabilitas organisasi.
Sebagai saran dari mereka inisiatif itu misalnya dalam hal pengoptimalan proses
digitalisasi pihak perbankan dengan para nasabah, sehingga apabila proses perbankan
dengan nasabah dapat di digitalisasi, hal ini akan dapat memberikan solusi atas kendala
khususnya seperti saat ini yang sedang dalam era pandemi Covid-19, yang tentunya
akan berdampak pada peningkatan kinerja pegawai sektor perbankan di Indonesia.
Innovative work behavior terdiri dari pengenalan dan penerapan teknologi baru
dan metode kerja baru yang “lebih baik” daripada yang ada. Meskipun hal ini dapat
mengganggu rutinitas kerja dan menyebabkan resistensi terhadap perubahan dan reaksi
dari karyawan, pada akhirnya, hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan keuntungan
yang efisiens dan efektif. Innovative work behavior menyiratkan modifikasi diri atau
lingkungan kerja melalui inovasi, berarti bahwa innovative work behavior membantu
pegawai sektor perbankan untuk beradaptasi secara efektif terhadap pekerjaan, sehingga
mengarah pada peningkatan employe performance.
Berdasarkan hasil analisa statistik dan wawancara dengan responden, dapat
dijelaskan bahwa jika aktivitas dan perilaku cyberloafing yang dilakukan oleh seseorang
merupakan sarana dalam merangsang pola kreativitas dan inovasi, maka hal tersebut
dapat dijadikan suatu pengecualian oleh pihak manajemen perbankan. Pihak manajemen
perbankanpun harus membuat kebijakan yang mengatur dan membatasi hal ini agar
tidak disalahgunakan oleh para pegawai perbankan, karena menurut hasil dari penelitian
ini, aktivitas dan perilaku cyberloafing yang dilakukan oleh para pegawai dapat memicu
innovative work bahavior dalam dirinya sehingga diharapkan akan dapat membawa
dampak positif bagi kinerja para pegawai sektor perbankan di Indonesia.
2. Hubungan person-organization fit terhadap employee performance melalui innovative
work behavior mempunyai koefisien dengan nilai positif. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa koefisien jalur sebesar 0,258 dengan t-statistics sebesar 3,972 (p=
0,000). Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa person-organization fit berpengaruh positif
terhadap employee performance melalui innovative work behavior. Hasil ini dapat
diintepretasikan semakin pegawai memiliki tingkat kecocokan dengan organisasisinya
akan memberikan dampak peningkatan yang lebih tinggi terhadap kinerja pegawai
apabila dihubungkan dengan konteks perilaku kerja yang inovatif dalam diri pegawai
sektor perbankan di Indonesia.
Hasil penelitian ini ini mengindikasikan bahwa person-organization fit akan
berpengaruh yang lebih tinggi terhadap employee performance ketika dimediasi oleh
innovative work behavior. Hal tersebut dapat terjadi dibuktikan berdasarkan hasil
temuan analisa statistik perbandingan antara hubungan langsung (OS= 0,271; t-
statistics= 3,195; p-values= 0,001) dengan hubungan tidak langsung (OS= 0,258; t-
statistics= 3,972; p-values= 0,000) antar variabel-variabel tersebut.
Berdasarkan hasil analisa statistik dan wawancara dengan responden, dapat
dijelaskan jika antara individu pegawai dengan perusahaan sektor perbankan telah
memiliki kecocokan, hal itu akan membuat individu pegawai memiliki kreativitas dan
perilaku inovasi dalam setiap penyelesaian tugas-tugas yang diberikan, baik dengan
kolaborasi atau proses komunikasi yang baik antar pegawai sektor perbankan, tentunya
jika hal tersebut semakin ditingkatkan akan berdampak pada peningkatan prestasi kerja
dan kinerja dari pegawai tersebut.
Pihak manajemen perbankanpun harus membuat kebijakan yang dapat
merangsang jiwa pegawai perbankan agar semakin memiliki tingkat kecocokan yang
baik, hal tersebut dapat dilakukan dengan proses pelatihan dan pengembangan yang
konstruktif.
Menurut hasil dari penelitian ini, tingkat kecocokan sesorang pegawai perbankan
dengan organisasi perbankan tempat ia bekerja terbukti dapat memicu innovative work
bahavior dalam dirinya sehingga diharapkan akan dapat membawa dampak positif bagi
kinerja para pegawai sektor perbankan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, S. D. (2010). Model person-organization fit (P-O Fit Model) terhadap kepuasan kerja,
komitmen organisasional dan kinerja karyawan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 17(1), 43–60.
Jong, J. De, & Hartog, D. Den. (2010). Measuring innovative work behaviour. Creativity and
Innovation Management, 19(1), 23–36. https://doi.org/10.1111/j.1467-8691.2010.00547.x
Koopmans, L., Bernaards, C., Hildebrandt, V. H., Vet, H. C. W. De, & Beek, A. J. Van Der.
(2014). Construct validity of the individual work performance questionnaire. Journal of
Occupational and Environmental Medicine, 56(3), 331–337.
https://doi.org/10.1097/JOM.0000000000000113
Lim, Vivien K G. (2002). The IT way of loafing on the job: cyberloafing, neutralizing and
organizational justice. Journal of Organizational Behavior, 23(1), 675–694.
https://doi.org/DOI:10.1002/job.161
Lampiran 1. Data Responden Penelitian
IDENTITAS RESPONDEN
Nama/Inisial : ___________________________
Usia : ___________ Tahun
No. HP/Email : ____________________________
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Perempuan
PETUNJUK PENGISIAN
a. Kuesioner ini berbentuk pernyataan yang di dalamnya tidak terdapat jawaban salah atau
benar sehingga memudahkan Anda dalam memilih alternative jawaban sesuai apa yang
dirasakan dan alami.
b. Isilah semua nomor dalam angket ini dan sebaiknya jangan ada yang terlewatkan.
c. Mohon dibaca dengan teliti dan menjawab dengan jujur dan terbuka.
d. Pengisian jawaban cukup memberi tanda Checklist (√) pada jawaban yang dianggap
sesuai menurut pendapat Anda (hanya satu jawaban pada satu nomor)
e. Pilihan jawaban meliputi:
1. STS = Sangat Tidak Setuju
2. TS = Tidak Setuju
3. KS = Kurang Setuju
4. S = Setuju
5. SS = Sangat Setuju
CYBERLOAFING
No. Item Pernyataan STS TS KS S SS
Aktivitas Email
Saya memeriksa email yang tidak ada
1.
kaitan dengan pekerjaan selama jam kerja
Saya mengirim email yang tidak ada kaitan
2.
dengan pekerjaan selama jam kerja
Aktivitas Browsing
Saya memeriksa informasi dalam situs
3. halaman web pribadi (blog, linkedln, dll)
selama jam kerja
Saya mengunjungi situs media sosial
4. (facebook, twitter, instagram, youtube, tik-
tok, dll.) selama jam kerja
Saya mengunjungi situs berita (cnn, detik,
5.
kompas, dll) selama jam kerja
6. Saya mengunjungi situs olahraga
(goal.com, bola.net, dll) selama jam kerja
Saya mengunjungi dan transaksi di situs
7. belanja online (shoope, olx, dll) selama
jam kerja
PERSON-ORGANIZATION FIT
No. Item Pernyataan STS TS KS S SS
Kesesuaian Nilai
Ada kesesuaian antara nilai-nilai saya dan
nilai-nilai organisasi tempat saya bekerja
8.
(pengetahuan, kepedulian, kebenaran,
kejujuran dan keadilan, dll)
Kesesuaian Karakteristik-Budaya
Ada kesesuaian antara budaya yang saya
terapkan dan budaya yang diterapkan
9.
organisasi di tempat saya bekerja (disiplin,
profesional, rapi, dll)
Ada kesesuaian karakteristik yang saya
anut dengan karakteristik yang diterapkan
10
organisasi di tempat saya bekerja (agama,
kesusilaan, kesopanan dan hukum, dll)
Kesesuaian Kebutuhan
Ada kesesuaian antara harapan pribadi
11. saya dan peluang yang diberikan
(promosi, gaji, dll)
Kesesuaian Tujuan
Ada kesesuaian antara tujuan saya dan
tujuan yang diterapkan organisasi di
12.
tempat saya bekerja (pengembangan
potensi, kesuksesan/kepuasan karir, dll)
EMPLOYEE PERFORMANCE
No. Item Pernyataan
STS TS KS S SS
Kinerja Tugas
23. Saya berhasil merencanakan pekerjaan
saya agar selesai tepat waktu
24. Saya mengingat hasil yang harus saya
capai dalam pekerjaan saya
25. Saya dapat memisahkan masalah utama
dari masalah sampingan di tempat kerja
26. Saya dapat melakukan pekerjaan saya
dengan baik dengan sedikit waktu dan
tenaga
Kinerja Kontekstual
27. Saya mengambil tanggung jawab ekstra
saat bekerja
28. Saya memulai tugas baru sendiri, setelah
tugas lama saya selesai
29. Saya mengambil tugas kerja yang
menantang, jika tersedia
30. Saya bekerja untuk terus memperbarui
pengetahuan pekerjaan saya
31. Saya bekerja untuk menjaga keterampilan
kerja saya tetap mutakhir
32. Saya datang dengan solusi kreatif untuk
masalah baru
33. Saya terus mencari tantangan baru dalam
pekerjaan saya
34. Saya berpartisipasi aktif dalam segala rapat
kerja perusahaan
d. R-Square
e. Resampling Bootstraping
1) Direct Effect
2) Indirect Effect