Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

kusioner yaitu di Honda Istana Cendrawasih Motor Semarang. Jumlah sampel

yang ditentukan 100 responden. Sampel dalam penelitian ini diambil

menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu dilakukan dengan cara

mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Untuk sampelnya :

1. Konsumen yang sudah diatas umur 20 tahun

2. Konsumen yang memutuskan membeli mobil Honda di Semarang.

Dari kuesioner yang telah diisi para responden didapatkan juga data diri

responden. penyajian data identitas responden ini untuk memberikan gambaran

tentang keadaan diri para responden.

4.1.1 Jenis Kelamin Responden

Data mengenai jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel 4.1

dibawah ini:

Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
No Jenis kelamin Jumlah
1 Laki-laki 60
2 Perempuan 40
Jumlah 100
Sumber : data primer yang diolah 2019

43
44

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa responden laki laki lebih

banyak jumlahnya dibandingkan responden perempuan. Responden laki laki

sebanyak 60 orang sedangkan responden perempuan berjumlah 40 orang. Hal ini

karena mobil Honda memiliki ciri khas classic dan sporty yang membuat laki-

laki tertarik pada pembelian mobil Honda.

4.1.2 Umur Responden

Usia responden yang termuda diperoleh 20 tahun, sedangkan usia tertua

yaitu 60 tahun. Selanjutnya kisaran usia tersebut dibuat interval dengan

menggunakan rumus Sturge (Umar, 2010)

K = 1 + 3,3 log (n)

K = 1 + 3,3 log (100)

K = 7.6 dibulatkan menjadi 8

selanjutnya dapat diperoleh interval kelas sebagai berikut :

Nilai tertinggi−Nilai terendah


𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = Kelas

60−20
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 8

𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =5

Selanjutnya tabulasi umur responden dapat dilihat sebagai berikut :


45

Tabel 4.2
Usia Responden
No Usia Jumlah
1 20-24 8
2 25-29 30
3 30-34 21
4 35-39 19
5 40-44 10
6 45-49 6
7 50-54 4
8 55-60 2
Jumlah 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini

usia responden yaitu 25-29 tahun sebanyak 30 orang. Hal ini menunjukan

bahwa konsumen yang membeli mobil Honda sebagian yang berkeluarga. Serta

memiliki kematangan dalam menentukan pilihan ketika akan melakukan

keputusan pembelian.

4.1.3 Jenis Pekerjaan Responden

Penyajian data jenis pekerjaan responden adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
Jenis Pekerjaan Responden

No Pekerjaan Jumlah
1 Karyawan Swasta 20
2 PNS 36
3 Mahasiswa 7
4 Wirausaha 28
5 DLL 9
Jumlah 100
Sumber : Data primer yang diolah 2019

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa jenis pekerjaan responden

yang paling besar adalah PNS sebanyak 36 orang. Hal ini memberikan ini
46

bahwa tingkat pekerjaan responden yang sering membeli mobil Honda adalah

PNS.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi intensitas

kondisi masing masing variabel dapat diketahui dengan perkalian antara

skor tertinggi dalam setiap variabel dengan jumlah item pertanyaan yang

ada pada setiap variabel yang kemudian dibagi dengan 5 yaitu sangat baik,

baik, sedang, tidak baik, dan sangat tidak baik.


m– n
𝑅𝑆 =
k

5−1
𝑅𝑆 =
5

= 0,80

Keterangan :

RS = Rentang Skala

m = Skor Maksimal

n = Skor Minimal

k = Jumlah Kategori

Kategori jawaban responden dapat dijelaskan sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = Sangat Rendah

1,81 – 2,60 = Rendah

2,61 – 3,40 = Sedang

3,41 – 4,20 = Baik


47

4,21 – 5,00 = Sangat Baik

Berdasarkan kategori tersebut selanjutnya dapat digunakan

menentukan jumlah responden yang memiliki kategori-kategori tersebut.

4.2.2 Deskripsi Variabel Kualitas Produk

Variabel kualitas produk dalam kuisioner ini dibentuk oleh 3 indikator

pertanyaan . Hasil tanggapan terhadap kualitas produk dijelaskan pada tabel 4.4

berikut responden mengenai kualitas produk.

Tabel 4.4
Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Produk

Skor
Jumlah Jumlah Rata-
Indikator STS TS N S SS Ket.
Responden Skor Rata
1 2 3 4 5
Bentuk 1 22 47 30 100 406 4,06 Baik
Fitur 4 41 40 15 100 366 3,66 Baik

Desain 4 40 38 18 100 370 3,70 Baik


Rata-rata Skor Tanggapan Responden 3,80
Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa jawaban responden mengenai

variabel kualitas produk rata-rata scornya 3,80 atau disebut dalam kategori

baik. Jumlah skor tertinggi yaitu 406 dicapai oleh indikator Bentuk,

sedangkan jumlah skor terendah sebesar 366 terdapat pada indikator Fitur.

Hal ini menunjukan bahwa dalam menentukan pembelian diperlukan kualitas

produk agar konsumen lebih mengetahui dan membeli produk mobil Honda.
48

4.2.3 Deskripsi Variabel Harga

Variabel Harga dibentuk dalam kuisioner ini dibentuk oleh 3 indikator

pertanyaan . Hasil tanggapan terhadap Harga dapat dijelaskan pada tabel 4.5

berikut :

Tabel 4.5
Tanggapan Responden Mengenai Harga
Skor
Jumlah Jumlah Rata-
Indikator STS TS N S SS Ket.
Responden Skor Rata
1 2 3 4 5
Harga
mempengaruhi
Baik
daya beli
konsumen 2 31 43 24 100 389 3,89
Daya saing
Baik
Harga 8 53 28 11 100 342 3,42
Keterjangkauan
Baik
Harga 5 42 39 14 100 362 3,62
Rata-rata Skor Tanggapan Responden 3,64
Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa jawaban responden mengenai

variabel Harga dengan jumlah rata-rata 3,64 atau disebut dalam kategori baik.

Jumlah skor tertiggi 389 dicapai oleh indikator Harga mempengaruhi daya

beli konsumen, sedangkan jumlah skor terendah 342 dicapai oleh indikator

Daya saing harga. Hal ini menunjukan bahwa dalam keputusan pembelian

diperlukan Harga daya beli agar konsumen melakukan pembelian produk

mobil Honda.

4.2.4 Deskripsi Variabel Citra Merek

Variabel citra merek dibentuk dalam kuisioner ini dibentuk oleh 3

indikator pertanyaan . Hasil tanggapan terhadap citra merek dapat dijelaskan pada

tabel 4.6 berikut :


49

Tabel 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Citra Merek
Skor
Jumlah Jumlah Rata-
Indikator STS TS N S SS Ket.
Responden Skor Rata
1 2 3 4 5
Lambang atau
logo merek Baik
mudah diingat 1 13 60 26 100 411 4,11
Merek mudah di
Baik
kenali 4 22 50 24 100 394 3,94
Merek
Baik
terpercaya 1 15 55 29 100 412 4,12
Rata-rata Skor Tanggapan Responden 4,05
Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa jawaban responden mengenai

variabel Citra merek dengan jumlah rata-rata 4,05 atau disebut dalam kategori

baik. Jumlah skor tertiggi 412 dicapai oleh indikator Merek terpercaya,

sedangkan jumlah skor terendah 394 dicapai oleh indikator Merek mudah di

kenali. Hal ini menunjukan bahwa dalam keputusan pembelian diperlukan

Citra merek terpercaya agar komnsumen melakukan pembelian produk mobil

Honda.

4.2.5 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian

Variabel keputusan pembelian dibentuk dalam kuisioner ini dibentuk oleh

3 indikator pertanyaan . Hasil tanggapan terhadap Keputusan Pembelian dapat

dijelaskan pada tabel 4.7 berikut :


50

Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian
Skor
Jumlah Jumlah Rata-
Indikator STS TS N S SS Ket.
Responden Skor Rata
1 2 3 4 5
Kebanggaan 8 36 47 9 100 357 3,57 Baik
Sesuai
Baik
kebutuhan 1 42 43 14 100 370 3,70
Kesadaran
Baik
Merek 5 30 48 17 100 377 3,77
Rata-rata Skor Tanggapan Responden 3,68
Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa jawaban responden mengenai

variabel keputusan pembelian dengan jumlah rata-rata 3,68 atau disebut

dalam kategori baik. Jumlah skor tertiggi 377 dicapai oleh indikator

Kesadaran merek, sedangkan jumlah skor terendah 357 dicapai oleh indikator

Kebanggaan. Hal ini menunjukan bahwa dalam menentukan suatu produk

untuk pembelian diperlukan pertimbangan sebagai dasar untuk memutuskan.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk mengukur sah atau

valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali,2013). Suatu kuesioner tersebut

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. (Ghozali, 2013). Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai

r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2 (n adalah

jumlah sampel). Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator

tersebut dinyatakan valid, r hitung diperoleh dari hasil output SPSS, nilai
51

tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai r tabel.(Ghozali, 2013).

Adapun hasil perhitungan sebagai berikut :

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas
No Variabel Indikator R Hitung R tabel Keterangan
1 Kualitas Produk X1.1 0,744 0,165 Valid
X1.2 0,720 0,165 Valid
X1.3 0,775 0,165 Valid
2 Harga X2.1 0,805 0, 165 Valid
X2.2 0,728 0, 165 Valid
X3.3 0,743 0, 165 Valid
3 Citra Merek X3.1 0,690 0, 165 Valid
X3.2 0,823 0, 165 Valid
X3.3 0,735 0, 165 Valid
4 Keputusan Y.1 0,732 0, 165 Valid
Pembelian Y.2 0,706 0, 165 Valid
Y.3 0,798 0, 165 Valid
Sumber : Data olah SPSS tahun 2019

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa semua indikator yang digunakan untuk

mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini memiliki koefisien korelasi

dengan signifikansi lebih besar dari r tabel = 0,165. Sehingga semua indikator

yang ada adalah valid.

4.3.2 Analisis Reliabilitas Data

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mendapatkan data yang reliabel.

Pengukuran yang memiliki realibilitas yang tinggi adalah yang dapat

menghasilkan data yang reliabel. Dianggap reliabel ketika memberikan

cronchbach alpha (α) lebih besar dari 0,60 (Ghozali,2013). Pengolahan data

menggunakan SPSS versi 20 yang hasilnya disajikan pada tabel 4.9 berikut :
52

Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Alpha Kondisi Keterangan

1 Kualitas Produk 0,602 > 0,60 Reliabel

2 Harga 0,631 > 0,60 Reliabel

3 Citra Merek 0,612 > 0,60 Reliabel


4 Keputusan Pembelian 0,600 > 0,60 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2019

Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat semua variabel memiliki koefisien alpha

yang lebih besar dari 0,60, sehingga semua konsep pengukur masing-masing

variabel dari kuisioner adalah reliabel. Sehingga selanjutnya item-item pada

masing-masing variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi yang baik harus memenuhi tidak adanya masalah

tentang asumsi klasik dalam modelnya. Apabila masih terdapat asumsi klasik

maka model regresi tersebut masih memiliki bias. Jika hal tersebut terjaadi maka

harus dilakukan langkah revisi untuk menghilangkan masalah tersebut. Pengujian

asumsi klasik dilakukan sebagai berikut :

4.4.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013), Uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki

distribusinormal. Untuk uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov,

pengambilan keputusan menurut Ghozali (2013) adalah sebagai berikut :

1. Jika hasil signifikansi Kolmogorov-Smirnov menunjukan nilai

signifikan > 0,05


53

2. Jika hasil signifikansi Kolmogorov-Smirnov menunjukan nilai

signifikan < 0,05 maka data residual tidak terdistribusi normal.

Adapun tabel pengujian normalitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual

N 100
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1,11755373
Absolute ,065
Most Extreme Differences Positive ,047
Negative -,065
Kolmogorov-Smirnov Z ,654
Asymp. Sig. (2-tailed) ,785
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Dari hasil uji normalitas pada tabel 4.10 terlihat bahwa nilai signifikansi

sebesar 0,785. Dapat disimpulkan bahwa distribusi data dalam penelitian ini

bersifat normal karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

4.4.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi, maka dinamakan terdapat problem

multikolinearitas (Ghozali, 2013). Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

tolerance dan lawanya varian inflation factor (VIP). Nilai cut off yang umum

dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah mempunyai angka

Tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIP < 10.
54

Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 2,089 1,151 1,815 ,073
Kualitas
,184 ,092 ,190 2,010 ,047 ,506 1,975
Produk
1
Harga ,575 ,088 ,609 6,500 ,000 ,513 1,947
Citra
,046 ,073 ,043 ,634 ,527 ,959 1,043
Merek
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Di olah data primer 2019

Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai tolerance > 0,1 dan VIP < 10 dari

semua variabel-variabel peneitian, hal ini menunjukan bahwa data tersebut tidak

terjadi multikolonieritas dalam model regresi

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamat ke pengemat yang lain. Jika variance dari residual satu pengamat ke

pengamat lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melakukan uji Glejser. Uji Glejser

mengusulkan untuk megres nilai absolute residual terhadap variabel independen.

Hasil probabilitas dikatakan signifikan jika nilai signifikasinya diatas tingkat

kepercayaan 0,05. berikut tabel pengujian heteroskedastistas :


55

Tabel 4.12
Uji Hereteroskedastistas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -6,305 2,283 -2,761 ,007
Kualitas Produk -,074 ,182 -,056 -,406 ,686
1
Harga ,257 ,176 ,202 1,463 ,147
Citra Merek ,265 ,144 ,186 1,837 ,069
a. Dependent Variable: LNU2I
Sumber : Data primer diolah 2019

Pada tabel 4.12 uji Hereteroskedastistas dengan nilai sig diatas 0,05. Dapat

disimpulkan bahwa pada data tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga

layak untuk digunakan dalam pengujian.

4.5 Teknik Analisis

4.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis dilakukan dengan anilisis regresi linier

berganda yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas dan

terikat. Pengolahan data menggunakan program SPSS 20 memberikan

nilai koefisien persamaan regresi sebagai berikut :

Tabel 4.13
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,089 1,151 1,815 ,073
Kualitas Produk ,184 ,092 ,190 2,010 ,047
1
Harga ,575 ,088 ,609 6,500 ,000
Citra Merek ,046 ,073 ,043 ,634 ,527
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
sumber : Data primer diolah 2019
56

Tabel 4.13 merupakan hasil uji regresi linier berganda, kemudian

didapatkan bentuk persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 2,089 + 0,190(X1 ) + 0,609(X 2 ) + 0,043(X3 )

Dari persamaan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Koefisien regresi untuk variabel kualitas produk adalah sebesar 0,190.

Koefisien bertanda positif yang artinya, semakin baik kualitas produk

akan semakin tinggi keputusan pembelian pada mobil Honda.

b. Koefisien regresi untuk variabel harga adalah sebesar 0,609. Koefisien

bertanda positif yang artinya, semakin baik harga maka akan semakin

tinggi keputusan pembelian pada mobil Honda.

c. Koefisien regresi untuk variabel citra merek adalah sebesar 0,043.

Koefisien bertanda positif yang artinya, semakin banyak citra merek

maka akan semakin tinggi keputusan pembelian pada mobil Honda.

4.5.2 Hasil Uji Signifikasi Persial (Uji t)

Pengujian dilakukan dengan melihat taraf signifikansi (P-Value)

jika taraf signifikansinya yang dihasilkan dari perhitungan dibawah 0,05

maka hipotesis diterima, sebaliknya jika taraf signifikansi hasil hitung

lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak. Berikut ini adalah hasil dari

uji t :
57

Tabel 4.14
Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 2,089 1,151 1,815 ,073
Kualitas Produk ,184 ,092 ,190 2,010 ,047
1
Harga ,575 ,088 ,609 6,500 ,000
Citra Merek ,046 ,073 ,043 ,634 ,527
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Output SPSS 20, data diolah 2019

Berdasarkan tabel 4.14 Uji t diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Diketahui nilai sig variabel kualitas produk sebesar 0,047 < 0,05 dapat

disimpulkan bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan

pembelian. Dengan demikian 𝐇𝟏 diterima.

2. Diketahui nilai sig variabel harga sebesar 0,000 < 0,05 dapat

disimpulkan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Dengan demikian 𝐇𝟐 diterima.

3. Diketahui nilai sig variabel citra merek sebesar 0,527 > 0,05 dapat

disimpulkan bahwa citra merek tidak berpengaruh terhadap keputusan

pembelian. Dengan demikian 𝐇𝟑 ditolak.

4.5.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

model yang digunakan dapat menerangkan variasi variabel

independen. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel

berikut :
58

Tabel 4.16
Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Determinasi

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,753a ,567 ,554 1,135
a. Predictors: (Constant), Citra Merek, Harga, Kualitas Produk
Sumber : Data primer diolah 2019

Dari hasil pengujian SPSS diketahui bahwa nilai koefisien determinasi

(Adjusted R Square) sebesar 0,554 Hal ini berarti 55,4% variasi keputusan

pembelian dapat dijelaskan oleh variabel kualitas produk, harga dan citra

merek, sedangkan sisanya dapat dijelaskan dari variabel selain ketiga

variabel tersebut.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas produk

berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap perubahan yang terjadi pada kualitas produk akan menyebabkan

perubahan terhadap keputusan pembelian mobil Honda di Semarang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Tri Gunawan dan Sasi Agustin (2017) , yang juga

menyatakan bahwa kualitas produk terhadap keputusan pembelian.


59

4.6.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh

terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa menunjukkan bahwa

semakin baik harga yang diberikan mobil Honda maka semakin

meningkatkan keputusan pembelian (Yustiawan dan Prijati, 2016).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Artika Romal Amrulloh dan Sasi Agustin (2016) yang

menyatakan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

4.6.3 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek tidak

berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa

masyarakat tidak begitu mementingkan citra merek di dalam perusahaan.

Masyarakat membeli mobil dengan melihat harga serta kualitas yang

diberikan oleh perusahaan tersebut.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Malonda Deisy dkk (2018 ) yang menyatakan bahwa citra

merek tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.


60

Anda mungkin juga menyukai