Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap Auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang berada di Kabupaten Tangerang. Auditor

yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer,

supervisor, auditor senior yang melaksanakan pekerjaan di bidang

auditing.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden,

serta secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang

bekerja pada KAP di Kabupaten Tangerang. Penyebaran serta

pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 04 Mei 2020 – 14

Agustus 2020. Peneliti mengambil sampel sebanyak 6 KAP dari

keseluruhan KAP yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang.

Tabel 4.1
Tingkat Pengembalian Kuesioner
No. Keterangan Jumla Presentase
h
1 kuesioner yang disebar 80 100%
2 kuesioner yang tidak kembali 15 19%
3 kuesioner yang kembali 65 81%
4 kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0%
5 kuesioner yang dapat diolah 65 81%

Sumber: Data primer yang diolah


Berikut ini adalah penjelasan mengenai gambaran mengenai data

sampel disajikan pada tabel 4.1 tingkat pengembalian kuesioner yang

disebarkan sebanyak 80 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah

sebanyak 65 kuesioner atau 81%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak

15 buah atau 19%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 65 buah atau

81%. Dan tidak terdapat kuesioner yang dapat diolah serta yang tidak

memenuhi kriteria sebagai sampel atau tidak diisi secara lengkap oleh

responden.

Banyaknya kuesioner yang tidak kembali dikarenakan oleh faktor

pandemic covid-19 yang mengakibatkan munculnya sistem WFH (Work

From Home) sehingga banyak kuesioner yang tidak kembali kepada

peneliti dikarenakan para auditor yang terkendala tidak dapat mengisi

kuesioner tersebut. Ditambah lagi dengan adanya seruan dari pemerintah

pusat akan mengedepankan prilaku PSBB (Pembatasan Sosial Berskala

Besar). Sehingga hal tersebut menjadi kendala baik bagi peneliti maupun

respondennya. Namun setelah masa PSBB telah usai, peneliti mencoba

menghubungi kembali nama-nama kantor yang menjadi objek dalam

penelitian ini, dalam rangka untuk mengkonfirmasi serta mengambil

kembali kuesioner yang telah disebar. Namun mayoritas KAP tersebut

masih menerapkan WFH, walaupun pemerintah pusat sudah

mengumumkan tentang batas lewat PSBB yang sekarang dirubah menjadi

New Normal.
Berdasarkan hasil konfirmasi tersebut dari sekian nama-nama KAP

yang dihubungi, hanya terdapat 3 KAP yang bersedia untuk

mengkonfirrmasi dan mengembalikan kuesioner yang telah disebar

peneliti.

Hal ini disebabkan karena terdapat 15 kuesioner yang tidak kembali

dikarenakan faktor situasi penelitian bersamaan dengan munculnya

pandemic Covid-19 sehingga kuesioner yang dapat dijadikan sebagai data

penelitian berdasarkan dari 65 kuesioner. Berikut adalah tabel

perinciannya.

Tabel 4.2
Distribusi Data Sampel Penelitian
Kuesinoer
tdk
Nama Kantor tdk dapat
No dapat
Akuntan Publik Disebar kembali diolah
diolah
1 KAP Kadim & Veronica 5 5 - -
Kap Eddy Kaslim & Rekan
2
(pusat) 5 5 - -
3 Kap Sukardi Hasan dan Rekan 5 5 - -
Kap Rama Wendra Cab.
4
Tangerang 25 - - 25
KAP Tanubrata Sutanto Fahmi
5
Bambang dan Rekan 25 - - 25
Kap Suganda Akna Suhri &
6
Rekan 15 - - 15
Jumlah Auditor 80 15 0 65
B. Penyajian Data

1. Analisis Deskriptif Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada

KAP di Kabupaten Tangerang yang pernah melaksanakan pekerjaan di

bidang auditing, telah memiliki pengalaman kerja minimal satu tahun dan

minimal menjabat sebagai senior auditor. Berikut ini adalah deskripsi

mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin,

usia, lama bekerja, posisi terakhir, pendidikan terakhir, dan jumlah

penugasan.

Tabel 4.3
Deskripsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Laki Laki 37 56.92
Perempuan 28 43.08
Total 65 100.00

Sumber: Data diolah

Dari tabel diatas diketahui bahwa 37 responden adalah berjenis

kelamin laki-laki, sedangkan 28 responden lainnya berjenis kelamin

perempuan.

Tabel 4.4
Deskripsi Responden berdasarkan Usia
Frequency Percent
Valid 20-25 Tahun 30 46.15
26 - 35 Tahun 35 53.85
36 - 45 Tahun - 0.00
46 - 55 Tahun - 0.00
Total 65 100.00

Sumber: Data diolah


Dari tabel diatas diketahui bahwa responden di lingkungan KAP

yang berusia dari 20-25 tahun ada sebanyak 30 responden, 35 responden

berusia 26-35 tahun.

Tabel 4.5
Deskripsi Responden berdasarkan Jabatan dalam KAP

Frequency Percent
Valid Partner 0 0.00
Manager 0 0.00
Supervisor 1 1.54
Senior 64 98.46
Total 65 100.00

Sumber: Data diolah

Dari tabel diatas diketahui bahwa 1 responden menjabat sebagai

supervisor dan 64 responden menjabat sebagai senior auditor.

Tabel 4.6
Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

Frequency Percent
Valid D3 2 3.08
S1 61 93.85
S2 2 3.08
Total 655 100.00

Sumber: Data diolah


Dari tabel diatas diketahui bahwa 2 responden memiliki pendidikan

terakhir yaitu D3, 52 responden memiliki pendidikan terakhir yaitu S1,

lalu 2 responden memiliki pendidikan terakhir yaitu S2.


Tabel 4.7
Deskripsi Responden berdasarkan Lama Kerja

Frequency Percent
Valid 2 S/D 3 Tahun 11 16.92
3 S/D 4 Tahun 35 53.85
4 S/D 5 Tahun 18 27.69
> 5 Tahun 1 1.54

Total 65 100.00

Sumber: Data diolah

Dari tabel diatas diketahui bahwa 11 responden memiliki masa

kerja dalam audit kurang dari 2 hingga 3 tahun, sebanyak 35 responden

memiliki masa kerja dalam audit antara 3 hingga 4 tahun, sebanyak 18

responden memiliki masa kerja dalam audit antara 4 hingga 5 tahun, lalu

sebanyak 1 responden memiliki masa kerja dalam audit lebih dari 5 tahun

C. Perhitungan Data

Untuk mendapatkan sample yang akan menggambarkan populasi

diperlukan teknik sampling. Teknik sampling terdapat beberapa macam tetapi

peneliti hanya menggunakan metode convenience sampling yakni langsung

menghubungi via telepon untuk menanyakan perihal kesediaan dalam

penyebaran kuesioner dan serta jumlah pasti auditor yang ingin mengisi

kuesioner. Agar waktu dan biaya dapat terpakai secara efisien dan efektif.

Yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah Auditor di KAP Kabupaten

Tangerang.
D. Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara ringkas

variabel-variabel penelitian yang diamati yaitu mengenai Pemahaman

Ukuran KAP, Pengalaman Kerja dan Independensi Terhadap Kualitas

Audit di Kabupaten Tangerang. Deskripsi data statistik seluruh variabel

yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel di bawah

ini:

Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Auditor Sampel
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Skewness Kurtosis
Deviation
Std. Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Error Error
Y 65 10 20 16.03 2.284 -.688 .297 .371 .586
X1 65 16 39 31.68 4.617 -.991 .297 2.560 .586
X2 65 24 39 32.00 4.153 -.084 .297 -.782 .586
X3 65 24 40 32.74 3.906 .200 .297 -.025 .586
Valid N
65
(listwise)

Sumber : Output SPSS 25, Diolah 2020


Berdasarkan Pada tabel 4.8 di atas, menjelaskan bahwa pada

Variabel Kualitas Audit jawaban Minimum responden sebesar 10 dan

maximum sebesar 20 dengan rata rata jawaban 16.03 dan standart

deviation sebesar 2.284, Variabel Ukuran KAP jawaban Minimum

responden sebesar 16 dan maximum sebesar 39 dengan rata rata jawaban

31.68 dan standart deviation sebesar 4.617, Variabel Pengalaman Kerja

jawaban Minimum responden sebesar 24 dan maximum sebesar 39

dengan rata rata jawaban 32.00 dan standart deviation sebesar 4.153, dan

pada Variabel Independensi jawaban Minimum responden sebesar 24 dan

maximum sebesar 40 dengan rata rata jawaban 32.74 dan standart

deviation sebesar 3.906.

2. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan bahwa variabel

yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh

peneliti. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat

ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas

adalah uji yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur

yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur.


1) Uji Validitas Pengaruh ukuran KAP (X1) menggunakan pearson

correlation dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9
Uji Validitas Pengaruh Ukuran KAP (X1)

Item Taraf
r-hitung r-tabel Keterangan
Soal signifikan
Soal 1 0,573 0.2058 0.05 Valid
Soal 2 0,542 0.2058 0.05 Valid
Soal 3 0,561 0.2058 0.05 Valid
Soal 4 0,527 0.2058 0.05 Valid

Sumber: Output SPSS 25

Berdasarkan tabel diatas, item pernyataan dari soal 1 sampai

dengan soal 4 untuk varibel X1 dinyatakan valid, karena setiap

item pernyataan t hitung > t tabel (0,2058).

2) Uji Validitas Pengalaman Kerja (X2) menggunakan pearson

correlation dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10
Uji Validitas Pengalaman Kerja (X2)

Item Taraf
r-hitung r-tabel Keterangan
Soal signifikan
Soal 1 0,601 0.2058 0.05 Valid
Soal 2 0,513 0.2058 0.05 Valid
Soal 3 0,533 0.2058 0.05 Valid
Soal 4 0,758 0.2058 0.05 Valid
Soal 5 0,708 0.2058 0.05 Valid
Soal 6 0,803 0.2058 0.05 Valid
Soal 7 0,695 0.2058 0.05 Valid
Soal 8 0,621 0.2058 0.05 Valid
Sumber: Output SPSS 25
Berdasarkan tabel diatas, item pernyataan dari soal 1 sampai

dengan soal 8 untuk varibel X2 dinyatakan valid, karena setiap

item pernyataan t hitung > t tabel (0,2058).

3) Uji Validitas Pengalaman Kerja (X3) menggunakan pearson

correlation dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11
Uji Validitas Independensi (X3)
Item Taraf
r-hitung r-tabel Keterangan
Soal signifikan
Soal 1 0,753 0.2058 0.05 Valid
Soal 2 0,607 0.2058 0.05 Valid
Soal 3 0,791 0.2058 0.05 Valid
Soal 4 0,770 0.2058 0.05 Valid
Soal 5 0,699 0.2058 0.05 Valid
Soal 6 0,730 0.2058 0.05 Valid
Soal 7 0,420 0.2058 0.05 Valid
Soal 8 0,781 0.2058 0.05 Valid

Sumber: Output SPSS 25

Berdasarkan tabel diatas, item pernyataan dari soal 1 sampai

dengan soal 8 untuk varibel X3 dinyatakan valid, karena setiap

item pernyataan t hitung > t tabel (0,2058).


4) Uji Validitas Kualitas Audit (Y) menggunakan pearson

correlation dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.12
Uji Validitas Kualitas Audit (Y)

Item Taraf
r-hitung r-tabel Keterangan
Soal signifikan
Soal 1 0,828 0.2058 0.05 Valid
Soal 2 0,767 0.2058 0.05 Valid
Soal 3 0,858 0.2058 0.05 Valid
Soal 4 0,625 0.2058 0.05 Valid
Soal 5 0,796 0.2058 0.05 Valid
Soal 6 0,553 0.2058 0.05 Valid
Soal 7 0,618 0.2058 0.05 Valid
Soal 8 0,427 0.2058 0.05 Valid

SSumber: Output SPSS 25

Berdasarkan tabel diatas, item pernyataan dari soal 1 sampai

dengan soal 8 untuk varibel Y dinyatakan valid, karena setiap item

pernyataan t hitung > t tabel (0,2058).


b. Uji Reabilitas

Realiabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, maka

kuesioner dikatakan reliabel atau handal. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Cronbach Alpha.

Hasil pengujian reliabilitas ditampilkan dalam tabel 4.13 sebagai

berikut ini:

Tabel 4.13
Hasil Uji Reabilitas
Jumlah
Cronbach’s
Variabel Butir Keterangan
Alpha
Pertanyaan
Ukuran KAP 4 Butir 0,753 Reliabel
Pengalaman Kerja 8 Butir 0,882 Reliabel
Independensi 8 Butir 0,901 Reliabel
Kualitas Audit 8 Butir 0,887 Reliabel

Sumber: Data diolah

Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas

variabel Ukuran KAP sebesar 0,753, Pengalaman Kerja sebesar

0,882, Independensi sebesar 0,901 dan Kualitas Audit sebesar

0,887. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan

dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s

alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data

yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali


akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban

sebelumnya.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, terdapat variabel pengganggu atau residual yang memiliki

distribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data, pada penelitian

ini akan dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov

Test (K-S). Apabila nilai probabilitas signifikan K-S ≥ 5% atau 0.05,

maka data berdistribusi normal. Berikut ini hasil dari uji normalitas

sebagai berikut:

1) Uji Grafik

Adapun hasil uji grafik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

a) Grafik Histogram
Gambat 4.1
Hasil Uji Grafik Histogram

Berdasarkan gambar Grafik Histogram diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa data berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat

dari grafik histogram memberikan pola distribusi yang melenceng

kekanan atau membentuk seperti lonceng.

b) Grafik P-Plot
Sumber: Output SPSS 25

Gambat 4.2
Hasil Uji Grafik P-Plot

Berdasarkan gambar grafik P-Plot diatas dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal hal ini dapat dilihat dari titik –

titik yang ada pada Grafik P-Plot mengikuti garis diagonal.

2) Uji Klomogorov-Smirnov

Tabel 4.14
Uji Klomogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 65
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 2.11062813
Deviation
Most Extreme Absolute .105
Differences Positive .061
Negative -.105
Test Statistic .105
Asymp. Sig. (2-tailed) .071c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Output SPSS 25


Berdasarkan tabel diatas intepretasinya adalah jika nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan

memenuhi asumsi normalitas (data berdistribusi normal), dan jika

nilainya di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak

normal (data berdistribusi tidak normal), dengan demikian dapat

disimpulkan data yang ada pada penelitian ini memiliki distribusi

data yang normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Prasyarat yang

harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorealasi pada model regresi.

Metode pengujian yang sering digunakan adalah uji Durbin-Watson

(DW).

Uji Durbin-Watson (DW) yaitu dengan membandingkan nilai

Durbin-Watson dari hasil regresi dengan nilai Durbin-Watson tabel.

Pengambilan keputusannya adalah:

a) dU < DW < 4-dL maka Ho diterima (tidak terjadi autokolerasi)

b) DW < dL atau DW > 4-dL maka Ho ditolak (terjadi autokolerasi)


c) dL< DW < dU atau 4-dU < DW < 4-dL maka tidak ada

keputusan yang pasti.

Tabel 4.15
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .382a .146 .104 2.162 2.423
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Sumber: Output SPSS 25

Berdasarkan Tabel output “Model Summry” diatas, diketahui

nilai Durbin-Watson (DW) adalah sebesar 2,423 selajutnya nilai ini

akan di bandingkan dengan nilai tabel durbin watson pada signifikan

5% dengan rumus (k ; N). Adapun jumlah variabel independen adalah

3 atau “k” = 3, sementara jumlah sampel atau “N” = 65, maka (k ; N)

= (3 ; 65). Angka ini kemudian dilihat pada distribusi nilai tabel

durbin waston. Maka ditemukan nilai dL sebesar 1,5035 dan dU

sebesar 1,6960. Nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 2,423 lebih besar

dari batas atas (dU) yakni 1,6960 dan kurang dari (4-Du) 4-1,6960 =

2,304. Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji

durbin watson diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah

atau gejala autokorelasi.


c. Uji Heteroskedastistisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya

ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi

yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas.

Sumber: Output SPSS 25


Gambat 4.3
Hasil Uji Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar Grafik Scatterplot diatas terlihat titik-titik

menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola tertentu.

Titik-titik juga menyebar baik diatas maupun dibawah angka nol,

dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tidak mengalami

heteroskedastisitas sehingga model regresi dinyatakan valid sebagai

alat peralaman.

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hubungan linier antar variabel independen dalam model


regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independennya. Multikolonieritas dapat juga dilihat

dari tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Jadi

nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF

= 1/Tolerance).

Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai

VIF ≥ 10.

Berikut ini hasil dari Uji Multikolonieritas sebagai berikut :

1) Pearson Corellations

Adapun hasil pearson corellations dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.16
hasil pearson corellations

Correlations
Y X1 X2 X3
Pearson Y 1.000 .202 .298 .041
Correlation X1 .202 1.000 -.110 -.079
X2 .298 -.110 1.000 .072
X3 .041 -.079 .072 1.000

Sumber: Output SPSS 25

Pada tabel diatas menunjukan tidak adanya nilai korelasi

yang lebih besar dari 0,8. Maka dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara variabel

yang indenpenden yang akan diteliti.

2) VIF dan Tol

Adapun hasil VIF dan Tol dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.17
Hasil VIF dan Tol

Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 X1 .983 1.018
X2 .984 1.016
X3 .990 1.010
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS 25
Pada tabel diatas menunjukan nilai VIF kurang dari 10 dan

nilai Tolarance lebih besar dari 0,01 maka degan demikian dapat

disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinearitas.

4. Uji Hipotesis

a. Uji Adjusted R²

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan

yang terbaik dalam analisi regresi dalam hal ini ditunjukan oleh

besarnya koefisien determinasi. Koefisien determinasi (R²) digunakan


untuk mengetahui presentase pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Dari hasil tersebut akan diketahui seberapa besar

variabel independen akan mampu menunjukkan variabel

dependennya, sedangkan yang lain dijelaskan oleh sebab – sebab lain

di luar model. Nilai koefisian R² mempunyai interval nol sampai satu

(0 ≤ R² ≤1).

Tabel 4.18
Hasil Uji R²

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .382 a
.146 .104 2.162
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Sumber: Output SPSS 25

Pada tabel diatas menunjukan bahwa nilai Adjusted R-squared

sebesar 0,104 artinya bahwa variasi perubahan naik turunnya Y dapat

dijelaskan oleh X1, X2 dan X3 sebesar 10% sementara sisanya yaitu

sebesar 90% dijelaskan oleh variabel variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

b. Uji F

Uji simultan (uji F) digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan. Pengujian

hipotesis ini menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95% atau


dengan tingkat signifikansi alpha sebesar 5%. Dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut:

1. Jika sig < 0,05 maka Ha diterima, artinya variabel independen

secara simultan berpengaruh positif terhadap variabel dependen.

2. Jika sig > 0,05 maka Ha ditolak, artinya variabel independen

secara simultan berpengaruh negatif terhadap variabel dependen.

Adapun hasil uji F adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19
Hasil Uji F

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 48.834 3 16.278 3.483 .021b
Residual 285.104 61 4.674
Total 333.938 64
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

Sumber: Output SPSS 25


Berdasarkan output diatas menunjukan bahwa nilai F-statistic

Sebesar 3,483, sementara F Tabel dengan tingkat α = 5%, df1(k-1) = 3

dan df2 (n-k) = 61 didapat nilai F Tabel sebesar 2,76. Dengan

demikian F-statistic (3,483) > F Tabel (2,76) dan nilai sig. 0,021 <

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, maka dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa variabel – variabel indenpenden

dalam penelitian ini terdiri dari X1, X2, dan X3, secara bersama –

sama berpengaruh terhadap Y.


c. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis

ini menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95% atau dengan tingkat

signifikansi alpha sebesar 5%.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika sig < 0,05 maka Ha diterima, artinya variabel independen

berpengaruh positif terhadap variabel dependen.

2. Jika sig > 0,05 maka Ha ditolak, artinya variabel independen tidak

berpengaruh positif terhadap variabel dependen.

Tabel 4.20
Hasil Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5.883 3.739 1.573 .121
X1 .119 .059 .241 2.018 .048
X2 .177 .066 .322 2.699 .009
X3 .022 .070 .037 .311 .757
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS 25

Pada tabel diatas menunjukan bahwa

1) Nilai t-statistic X1 Sebesar 2,018, sementara t Tabel dengan tingkat α

= 5%, df (n-k) = 61 didapat nilai t Tabel sebesar 1,999. Dengan

demikian t-statistic X1 (2,018) > t Tabel (1,999) dan nilai sig. 0,048 <

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel X1 dalam penelitian ini

memiliki pengaruh terhadap variabel Y. Nilai koefisien regresi

variabel X1 sebesar 0,119 hal ini menggambarkan bahwa variabel X1

berpengaruh positif terhadap Y.

2) Nilai t-statistic X2 Sebesar 2,699, sementara t Tabel dengan tingkat

α = 5%, df (n-k) = 61 didapat nilai t Tabel sebesar 1,999. Dengan

demikian t-statistic X2 (2,699) > t Tabel (1,999) dan nilai sig.

0,009 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel X2 dalam

penelitian ini memiliki pengaruh terhadap variabel Y. Nilai koefisien

regresi variabel X2 sebesar 0,177 hal ini menggambarkan bahwa

variabel X2 berpengaruh positif terhadap Y.

3) Nilai t-statistic X3 Sebesar 0,311, sementara t Tabel dengan tingkat

α = 5%, df (n-k) = 61 didapat nilai t Tabel sebesar 1,999. Dengan

demikian t-statistic X2 (0,311) < t Tabel (1,999) dan nilai sig.

0,757 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel X3 dalam

penelitian ini tidak memiliki pengaruh terhadap variabel Y.

5. Persamaan Model Regresi Liniear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah model regresi yang

melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Maka dengan demikian dapat
disimpulkan berdasarkan pemahaman metode penelitian akuntansi dan

manajemen bahwa regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis

penelitian yang dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu variabel

independen yang diuji untuk melihat pengaruhnya terhadap satu variabel

dependen dalam satu waktu pengamatan tertentu. Maka regresi linear

berganda merupakan analisis data dari beberapa perusahaan (sampel)

yang diamati dalam satu kurun waktu tertentu.

Adapun hasil pengujian analisis regresi linear berganda adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.21
Hasil Uji R²
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5.883 3.739 1.573 .121
X1 .119 .059 .241 2.018 .048
X2 .177 .066 .322 2.699 .009
X3 .022 .070 .037 .311 .757
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS 25

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan model regresi linear

berganda sebagai berikut:

Y = β0 + β1 X1 + β2X2 + β3X3 + ε

Y = 5,883 + (0,119)X1 + (0,177)X2 + (0,022)X3 + ε

Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Konstanta sebesar 5,883; artinya jika pengaruh Ukuran KAP (X1),

Pengalaman Kerja (X2), dan Independensi (X3) nilainya adalah 0,

maka Kualitas Audit (Y) nilainya adalah 5,883.

2) Koefisien regresi variabel pengaruh Ukuran KAP (X1) sebesar 0,119;

artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan perhitungan

mengalami kenaikan 1%, maka Kualitas Audit (Y) akan mengalami

peningkatan sebesar 0,119. Koefisien bernilai positif artinya terjadi

hubungan positif antara pengaruh ukuran KAP, semakin naik

pemahaman ukuran KAP maka semakin meningkat Kualitas Audit.

3) Koefisien regresi variabel Pengalaman Kerja (X2) sebesar 0,177;

artinya jika variabel independen lain nilainya tetap dan perhitungan

mengalami kenaikan 1%, maka Kualitas Audit (Y) akan mengalami

peningkatan sebesar 0,177. Koefisien bernilai positif artinya terjadi

hubungan positif antara Pengalaman Kerja, semakin naik Pengalaman

Kerja maka semakin meningkat Kualitas Audit.

4) Koefisien regresi variabel Independensi (X3) sebesar 0,022; artinya

jika variabel independen lain nilainya tetap dan perhitungan


mengalami kenaikan 1%, maka Kualitas Audit (Y) akan mengalami

peningkatan sebesar 0,022. Koefisien bernilai positif artinya terjadi

hubungan positif antara Independensi, semakin naik Independensi

maka semakin meningkat Kualitas Audit.

6. Interpretasi Hasil

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

kualitas audit. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu

Ukuran KAP, Pengalaman Kerja dan Independensi terhadap satu variabel

dependen yaitu Kualitas Audit di KAP Kabupaten Tangerang.

Ringkasan hasil pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.22
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Nilai (Statistic) dan


No Hipotesis Hasil
(Sig.)

Pegaruh Ukuran KAP, Pengalaman t-statistic = 2,018


1 Diterima
Kerja dan Independensi Terhadap sig. = 0,048
Kualitas Audit
Pegaruh Ukuran KAP, Pengalaman t-statistic = 2,699
2 Diterima
Kerja dan Independensi Terhadap sig. = 0,009
Kualitas Audit
Pegaruh Ukuran KAP, Pengalaman t-statistic = 0,311
3 Ditolak
Kerja dan Independensi Terhadap
Kualitas Audit sig. = 0,757
Berdasarkan hasil penelitan yang telah di analisa secara statistik dengan

regresi linear berganda, maka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan

mengenai faktor-faktor yang berpengaruh tehadap Kualitas Audit. Berikut ini

bahasan beberapa temuan hasil penelitian :

a. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan hasil ringkasan penelitian diketahui bahwa variabel

perhitungan menunjukkan nilai t-statistic 2,018 lebih besar dibandingkan

dengan nilai t-tabel 1,999 dan nilai signifikan 0,048 yang berarti lebih

kecil dari tarif signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

ukuran KAP berpengaruh terhadap kualitas audit, sehingga Ha1 dapat

diterima.

b. Pegaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan hasil ringkasan penelitian diketahui bahwa variabel

perhitungan menunjukkan nilai t-statistic 2,699 lebih besar dibandingkan

dengan nilai t-tabel 1,999 dan nilai signifikan 0,009 yang berarti lebih

kecil dari tarif signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit, sehingga Ha2

dapat diterima.

c. Pegaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan hasil ringkasan penelitian diketahui bahwa variabel

perhitungan menunjukkan nilai t-statistic 0,311 lebih kecil dibandingkan

dengan nilai t-tabel 1,999 dan nilai signifikan 0,757 yang berarti besar
dari tarif signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, sehingga Ha3

ditolak.

Anda mungkin juga menyukai