Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian causal study. Causal study

merupakan suatu studi penelitian yang dilakukan untuk menentukan

hubungan sebab-akibat di antara dua variabel atau lebih (Jessica Claudia

Toliansa, 2016: 59). Penelitian causal study ini dilakukan untuk menguji

pengaruh pengaruh ukuran kantor akuntan publik, pengalaman kerja, dan

independensi terhadap kualitas audit.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh ukuran kantor akuntan

publik, pengalaman kerja, dan independensi terhadap kualitas audit.

Pendekatan penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang dengan minimal

masa kerja satu tahun. Auditor adalah orang atau orang-orang yang

melaksanakan audit (IAPI, 2020). Pendekatan penelitian tersebut dipilih

karena lokasinya yang mudah dijangkau oleh peneliti dalam melakukan

penelitian.
C. Definisi dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan

variabel independen. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi

minat utama peneliti. Variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependen secara positif maupun negatif Jessica

Claudia Toliansa, 2016: 60-61).

a. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit.

Kualitas audit merupakan kualitas kerja auditor yang ditunjukkan

melalui audit yang dilakukan oleh auditor yang kompeten dan

independen yang melaksanakan proses audit dengan berpedoman pada

standar audit dalam SPAP, serta selektif dalam pemilihan klien dan

menerapkan sistem pengendalian mutu. Dalam penelitian ini, variabel

kualitas audit diukur dengan menggunakan kuesioner

b. Variabel Independen

Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi

variabel yang lainnya (Mustafa Mudrik Al-Hara, 2018). Dalam

penelitian ini yang termasuk kedalam variabel independen yaitu

Ukuran kantor akuntan publik (X1), Pengalaman Kerja (X2), dan

Independensi (X3).
2. Devinisi Operasional

Menurut (Mustafa Mudrik Al-Hara, 2018) definisi operasional

adalah penentuan konsep sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh

peneliti dalam mengoperasionalkan suatu konsep sebuah penelitian.

Sehingga memungkinkan untuk peneliti selanjutnya melakukan penelitian

kembali dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran

dengan konsep yang lebih baik. Berikut ini merupakan definisi

operasional variabel beserta ukuran-ukuran atau indikator-indikatornya.

Definisi-definisi operasional dari pengaruh kompetensi, kemahiran

profesional, independensi dan pengalaman terhadap kualitas audit, yaitu

secara ringkas disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator


Kualitas audit Kualitas audit merupakan 1. Kesesuaian
kualitas kerja seorang auditor pemeriksaan
yang ditunjukan dengan dengan standar
laporan hasil pemeriksaan audit.
yang dapat diandalkan 2. Kualitas laporan
berdasarkan standar yang telah hasil
diterapkan pemeriksaan.
Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)

Variabel Definisi Indikator


Ukuran Kantor Kantor akuntan publik adalah 1. Banyaknya Klien
akuntan publik salah satu bentuk organisasi 2. Lokasi dan
akuntan publik yang Cabang KAP
memperoleh ijin sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
yang berusaha dibidang
pemberi jasa profesional dalam
praktik akuntan publik. Ukuran
KAP merupakan besarnya
suatu kantor akuntan publik
(KAP).
Pengalaman Pengalaman adalah suatu 1. Lama bekerja
Kerja bentuk pemahaman auditor sebagai auditor.
dalam bidang audit yang 2. Keyakinan yang
diperoleh melalui lamanya memadai
seseorang bekerja sebagai
auditor dan banyaknya tugas
pemeriksaan, yang dapat
meningkatkan kemampuan nya
dalam memperoleh data dan
informasi relevan yang
dibutuhkan dalam membuat
keputusan, mendeteksi
kesalahan auditee
Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)

Variabel Definisi Indikator


Independensi Independensi auditor adalah 1. Independensi
sikap yang harus dimiliki oleh penyusunan
auditor dimana dalam program.
melakukan audit, auditor 2. Independensi
memiliki kebebasan untuk pelaksanaan
menyusun program, prosedur, pekerjaan.
serta menetapkan proses audit 3. Independensi
tanpa pengaruh dari pihak lain. pelaporan.
memperoleh informasi dan
bukti yang dibutuhkan, dan
bebas dari benturan
kepentingan, sehingga laporan
audit yang diberikan akan
menggambarkan keadaan
perusahaan yang sebenarnya.

D. Metode Pengambilan Sampel

Populasi adalah sekumpulan orang, peristiwa, atau benda yang ingin

diselidiki oleh peneliti (Jessica Claudia Toliansa, 2016; 64-65). Populasi dari

penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP)

di wilayah Kabupaten Tangerang. Sampel adalah bagian dari suatu

kumpulan atau kelompok populasi. Sampel dari penelitian ini adalah auditor

yang bekerja di KAP berada di wilayah Kabupaten Tangerang dengan

minimal masa kerja satu tahun. Sampel diambil dengan menggunakan teknik

convenience sampling. Convenience sampling adalah teknik pengambilan

sampel non-probabilitik dimana informasi atau data untuk penelitian


dikumpulkan dari anggota populasi yang mudah diakses oleh penelitian.

Kemudahan yang dimaksud adalah wilayah objek penelitian yang mudah

dijangkau oleh peneliti. Adapun penelitian dilakukan pada Kantor Akuntan

Publik di Kabupaten Tangerang yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2 Daftar Distribusi Kuesioner pada Sampel

No. Nama KAP Jumlah Auditor


1 KAP Rama Wendra (Cabang Banten) 25
2 KAP Suganda Akna Suhri & Rekan 25
3 KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang
15
dan Rekan
Jumlah Auditor 0

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti yang

selanjutnya dianalisis untuk menemukan solusi atas masalah yang diteliti

(Jessica Claudia Toliansa 2016: 64). Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan langsung ke

responden. Responden yang dimaksud adalah auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang pada

tahun 2020 dengan minimal masa kerja satu tahun.


F. Metode Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi

(Sugiyono, 2019: 206). Analisis ini bertujuan untuk memberikan

gambaran atau mendeskripsikan data dalam variable yang dilihat dari

nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum dan standar deviasi. Statistik

deskriptif menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi

data sampel, sehingga secara konstektual dapat lebih mudah di mengerti

oleh pembaca.

2. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Menurut

Sugiyono (2019), menyatakan bahwa validitasi merupakan derajat

ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data

yang dilaporkan oleh peneliti Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila instrumen itu mampu mengukur apa yang diinginkan dan

dapat mengukur data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi

rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang

dimaksud.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas mengukur

apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul

dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Ghozali, 2016). Dalam

penelitian ini, untuk menguji validitas suatu kuesioner, digunakan alat

uji Pearson Correlation. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid apabila

nilai Pearson Correlation lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran

atau alat pengukur. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Arikunto (2016) Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel

akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Uji reliabilitas menggunakan teknik rumus Alpha dan dibantu

fasilitas komputer program Statistical Product and Service Solutions

(SPSS) Versi 25 for Windows.

Rumus untuk mencari nilai reliabilitas menurut Sugiyono

(2019). sebagai berikut :

r11 =
[ ][
k
k −1
Σa2
1 2b
at ]
sumber Sugiyono (2019).
Dimana :

r11 = reliabilitas instrumen


k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
αb2 = jumlah varianes butir
αt 2 = varians total.

Suatu kuesioner dinyatakan reliabel apabila nilai rhitung > nilai

rtabel dengan taraf signifikan 5%. Dasar pengambilan keputusan dalam

uji reliabilitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Apabila nilai rAlpha positif dan rAlpha > rtabel maka butir atau variabel

tersebut Reliabel.

b. Apabila nilai rAlpha negatif dan rAlpha < rtabel ataupun rAlpha negatif >

rtebel maka butir atau variabel tersebut tidak Reliabel.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Pengujian normalitas yang digunakan adalah Normal Probability Plot

yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan

ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika

distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2017).


Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan

melihat histogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2017) :

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang

dilakukan untuk mengetahui adakah korelasi variable yang ada di

dalam model riprediksi dengan perubahan waktu. Oleh karena itu,

apabila asumsi autokorelasi terjadi pada sebuah model prediksi, maka

nilai disturbance tidak lagi berpasangan secara bebas. Melainkan

berpasangan secara autokorelasi. Dalam kesempatan ini, kita hanya

akan fokus pada tutorial uji autokorelasi dengan SPSS.

c. Uji Heteroskedastisitas

Variansi data harus memenuhi asumsi mempunyai varians

yang sama. Kondisi ini juga biasa disebut dengan homoskedastisitas

(Ghozali, 2017). Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah


dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

Scatterplot. Dasar analisis (Ghozali, 2017):

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

d. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2017). Uji

multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan

lawannya dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen mana yang dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel


independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh varibel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan

nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah

nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Sederhana

Persamaan regresi sederhana dapat digunakan untuk melakukan

prediksi seberapa tinggi hubungan kausal satu variabel independen

dengan satu variabel dependen. Dalam penelitian ini analisis regresi

sederhana digunakan untuk menguji pegaruh Pengalaman Kerja

terhadap Kualitas Audit, pengaruh Kompentensi terhadap Kualitas

Audit dan Independensi terhadap Kualitas Audit. Langkah-langkah

dalam melakukan analisis regresi sederhana yaitu :

Y = a + bX

Keterangan :
Y = nilai yang diprekdisikan
a = konstanta atau apabila harga X = 0
b = koefisien regresi
X = nilai variabel independen
b. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi beganda yaitu menambah jumlah variabel bebas

yang sebelumnya hanya satu variabel menjadi dua atau lebih variabel

bebas (Mustafa Mudrik Al-Hara, 2018).

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

Regresi Linier Berganda karena jumlah variabel independen yang

diteliti melebihi satu variabel. Persamaan regresi linier berganda

dalam penelitian ini dinyatakan dalam persamaan berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :
Y = Kualitas Audit
A = Konstanta Regresi
b1, b2, dan b3 = koefisien arah regresi
X1 = Ukuran Kantor Akuntan Publik
X2 = Pengalaman Kerja
X3 = Independensi
E = Error

c. Analisis Koefisien Korelasi Sederhana

Korelasi Sederhana yaitu suatu analisis yang digunakan untuk

mengetahui seberapa kuat hubungan antara variable bebas dan terikat.

Koefisien korelasi ini disebut koefisien korelasi pearson karena

diperkenalkan pertama kali oleh Karl Pearson pada tahun 1990.

Koefisien korelasi ini sering juga disebut sebagai koefisien korelasi


product moment pearson. Jenis korelasi ini lebih tepat untuk data

yang berukuran interval atau rasio.

Uji coba secara empirik menggunakan korelasi product moment

dengan bantuan fasilitas program Statistical Product and Service

Solutions (SPSS) Versi 25 for Windows.

Rumus korelasi product moment menurut Sugiyono (2017) untuk

mencari nilai rhitung atau validitas sebagai berikut:

n . Σ XY − ΣX . ΣY
rxy = √n (ΣX ) − ( ΣX )2 . √ n . ( ΣY 2) − ( ΣY )2
2

Sumber :Sugiyono (2017)

Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi antara X dan Y
XY = Jumlah perkalian antara X dan Y
X2 = Jumlah kuadrat X
Y2 = Jumlah kuadrat Y
n = Jumlah Sampel (Banyaknya Data).

Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r yang diperoleh dari

hasil perhitungan (rxy) > nilai rtabel dengan taraf signifikan 5%. Dasar

pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah sebagai berikut:

1) Apabila nilai rhasil positif serta rhasil > rtabel, maka butir atau variabel

tersebut valid.

2) Apabila nilai rhasil negatif dan rhasil < rtabel atau pun rhasil negatif > rtabel

maka butir atau variabel tersebut tidak valid.


d. Analisis Koefisien Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan dua

variabel independen atau lebih secara bersama-sama dengan satu

variable dependen. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:


r 2yx + r 2yx − 2 r yx r yx r x x
1 2 1 2 1 2
R yx x = 2
1 2
1− r x 1 x2

Keterangan :
Ryx1x2 = korelasi antara variabel X1 dengan variabel X2 secara
bersamasama dengan variabel Y
ryx1 = korelasi product moment antara variabel X1 dengan
variabel Y
ryx2 = korelasi product moment antara variabel X2 dengan
variabel Y
rx1x2 = korelasi product moment antara variabel X1 dengan
variabel X2.

e. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan kekuatan hubungan

linier antara variabel dependen dengan variabel independen. Kriteria

kekuatan hubungan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Kekuatan Hubungan

0 Tidak ada korelasi antar variabel


0 – 0.25 Korelasi sangat lemah
> 0.25 – 0.5 Korelasi cukup
> 0.5 – 0.75 Korelasi kuat
> 0.75 – 0.09 Korelasi sangat kuat
1 Korelasi sempurna
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 (R

Square) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Setiap tambahan satu variabel

independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Oleh karena itu digunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi

mana model regresi terbaik. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun

apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model

(Ghozali, 2017).

f. Uji t

Uji t statistik digunakan untuk menguji apakah variabel

independen ukuran KAP (X1) pengalaman kerja (X2) dan

independensi (X3), secara hubungan berdampak variabel dependen

hasil kualitas audit (Y). Pengujian ini dilakukan dengan asumsi bahwa

variabel-variabel lain adalah nol.

t 0= √
n−2
√1−r 2

Sumber : Sugiyono (2019)


Keterangan :
t0 = thitung

R = Koefisien korelasi

N = Jumlah sampel

Kesimpulan:

1) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak Ha diterima, artinya ada

pengaruh antara variabel bebas secara parsial terhadap

variabel terikat. Dengan demikian hipotesis dapat

diterima/terbukti.

2) Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya

tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara parsial

terhadap variabel terikat. Dengan demikian hipotesis

ditolak/tidak terbukti.

g. Uji F

Uji F adalah pengujian signifikansi persamaan yang digunakan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X1, X2 dan X3

(ukuran KAP, pengalaman kerja dan independensi) secara bersama-

sama terhadap variabel terikat :

2
R /k
F= 2
(1−R )/( n−k −1)

Sumber : Sugiyono (2019)


Keterangan :
F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel

R² = Kuadrat koefisien korelasi ganda

N = Jumlah sampel

K = Jumlah variabel bebas (ukuran KAP, pengalaman dan

independensi)

Kesimpulan :

1) Jika Jika Fhitung> Ftabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak,

artinya ada hubungan secara simultan antara variabel bebas

(tanggung jawab, pengalaman dan otonomi) terhadap variabel

terikat (prestasi auditor). Dengan demikian pengujian model

tersebut dikatakan baik.

2) jika Jika Fhitung< Ftabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima,

artinya tidak ada hubungan secara simultan antara variabel

bebas (tanggung jawab, pengalaman dan otonomi) terhadap

variabel terikat (prestasi auditor). Dengan demikian pengujian

model tersebut dikatakan tidak baik.

Anda mungkin juga menyukai