Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian

yang lebih menekan pada aspek pengukuran dengan cara obyektif

terhadap fenomena sosial yang dijabarkan kedalam beberapa komponen

masalah, variabel dan indikator. Berdasarkan eksplanasi penelitian,

penelitian ini bersifat asosiatif dengan menggunakan tipe kausalitas.

Menurut Sugiyono (2016), penelitian yang bersifat asosiatif dengan tipe

kausallitas adalah penelitian yang menjelaskan pengaruh variabel

independen pada variabel dependen. Data yang digunakan adalah data

primer dengan cara membagikak kuisioner/survei.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2017), populasi merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, yang

digunakan sebagai populasi adalah pegawai yang terlibat dalam bagian

akuntansi pada OPD Kota Jayapura yaitu sebanyak 29 OPD.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh

peneliti, Sugiyono (2017). Dalam teknik pengambilan sampel

yangdigunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

31
32

purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang digunakan ketika peneliti sudah punya target individu

dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian, Dana P. Turner

(2020). Kriteria sampel yang diambil yaitu Kepala OPD, Kepala Sub

Bagian Keuangan dan Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan di

lingkungan Pemerintah Kota Jayapura.

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala

Implementasi SPIP merupakan upaya 1. Lingkungan Likert


Sistem untuk mencapai pengendalian
Pengendalian pengelolaan keuangan 2. Penilaian
Intern yang efektif, efisien, resiko
Pemerintah transparan, akuntabel 3. Kegiatan
(X1) untuk memberikan pengendalian
keyakinan yang memadai 4. Informasi dan
bagi tercapainya komunikasi;
efektivitas dan efisiensi 5. Pemantauan
pencapaian tujuan pengendalian
penyelenggaraan intern
pemerintahan.
Penerapan Pemanfaatan teknologi Penggunaan Likert
Ternologi informasi merupakan aplikasi
Informasi penggunaan teknologi
(X2) untuk membantu
menyelesaikan pekerjaan,
dalam hal ini
pendokumentasian dan
mencatat transaksi hingga
menyusun laporan
keuangan.
33

Lanjutan

Variabel Definisi Indikator Skala

Akuntabilitas Akuntabilitas adalah 1. Integritas Likert


Keuangan mempertanggungjawabkan 2. Pengungkapan
(X3) pengelolaan sumber daya 3. Ketaatan
serta pelaksanaan terhadap
kebijakan yang Peraturan/UU
dipecayakan entitas
pelaporan dalam mencapai
tujuan yang telah
ditetapkan secara periodik
(PP 71 Tahun 2010)
Kualitas Ukuran-ukuran normatif 1. Relevan Likert
Laporan yang perlu diwujudkan 2. Andal
Keuangan dalam informasi akuntansi 3. Dapat
(Y) sehingga dapat memenuhi diandalkan
tujuannya 4. Dapat dipahami
(Sumber: Hasil olah data, 2023)

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk

mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan alat tertentu.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti

secara langsung dari responden atau sampel untuk menjawab masalah

dalam dalam penelitian dengan menggunakan metode berupa survei dan

dokumentasi. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari pengisian

kuisioner dan dokumentasi.

1. Kuisioner

Kuisioner yaitu dengan menyebarkan angket yang berisi

pertanyaan kepada seluruh responden pada penelitian ini Pengguna

Anggaran, Pengelola Keuangan/Pelaporan Keuangan pada setiap


34

Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Jayapura yang

berjumlah 87 responden.

Untuk mengukur pernyataan dalam kuisioner, peneliti

menggunakan pengukuran data ordinal yaitu skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, Sugiyono (2017).

Selanjutnya, Sugiyono (2017) menjelaskan bahwa untuk keperluan

analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor dalam skala

likert yaitu:

Sangat Setuju : diberi skor 5

Setuju : diberi skor 4

Cukup Setuju : diberi skor 3

Tidak Setuju : diberi skor 2

Sangat Tidak Setuju : diberi skor 1

2. Dokumentasi

Yaitu melakukan penelitian dengan melihat data laporan

keuangan yang dimiliki setiap Organisai Perangkat Daerah yang ada

di lingkungan Pemerintah Kota Jayapura.

E. Metode Analisis Data

Metode analis data penelitian ini menggunakan SmartPLS dengan

jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan kausalitas. Penelitian

kausalitas dilakukan tujuannya mengetahui sebab akibat antara dua

variabel atau lebih. Sugiyono (2019) penelitian kausalitas merupakan


35

penelitian digunakan untuk mengetahui hubungan yang bersifat sebab

akibat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara

implemetasi sistem pengendalian intern dan faktor yang mempengaruhi

terhadap kualitas laporan keuangan. Dalam penelitian ini menggunakan

komputer dengan program Smart-PLS (Partial Least Square) for

windows release versi 3.0.

Metode ini dipilih dikarenakan dapat diterapkan ke semua skala

data, dan tidak membutuhkan banyak asumsi-asumsi atau ukuran sampel

tidak harus besar. SmasrtPLS sebagai konfirmasi teori serta dapat

membangun hubungan sebelumnya tidak ada landasan teorinya. Berikut

tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kontruksi Diagram Jalur

Merupakan tahapan yang pertama pembuatan model struktural dan

model indikator. Model struktural tersebut digunakan dalam uji outer

model (hubungan variabel laten dengan indikatornya) dan uji inner

model (hubungan antara variabel eksogen dan variabel endogen).

2. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menilai sah atau tidaknya suatu

kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan

kuisioner tersebut mampu mengungkapkan suatu yang diukur

oleh kuisioner tersebut. Pengujian validitas diterapkan terhadap

seluruh item pertanyaan yang ada pada setiap variabel.


36

Terdapat beberapa tahap pengujian yang akan dilakukan yaitu

melalui Uji validitas convergent validity, average variance

extracted (AVE) dan discriminant validity.

1). Convergent Validity

Pengukuran convergent ini menunjukkan apakah setiap item

pertanyaan mengukur kesamaan dimensi variabel tersebut.

Oleh karena itu, hanya item pertanyaan yang mempunyai

tingkat signifikansi yaitu tinggi, yaitu lebih besar dua kali

standar error dalam pengukuran item pertanyaan variabel

penelitian. Validitas konvergen dapat terpenuhi pada saat

setiap variabel memiliki nilai AVE diatas 0,7 dengan nilai

loading untuk setiap item juga memiliki nilai lebih dari 0,7.

(Ghozali, 2012).

2). Average Variance Extracted (AVE)

Uji validitas ini adalah dengan menilai validitas dari item

pertanyaan dengan melihat nilai average variant extracted

(AVE). AVE merupakan presentase rata-rata nilai variant

extracted antar item pertanyaan atau indikator suatu variabel

yang merupakan ringkasan convergent indicator. Untuk

persayaratan yang baik, jika AVE masing-masing item

pertanyaan nilainya lebih besar dari 0,5. (Ghozali, 2012).


37

3). Discriminant Validity

Uji validitas ini menjelaskan apakah dua variabel cukup

berbeda satu sama lain. Uji validitas diskriminan dapat

terpenuhi apabila nilai korelasi variabel ke variabel itu sendiri

lebih besar jika dibandingkan dengan nilai korelasi seluruh

variabel lainnya. Selain itu, cara lain untuk memenuhi uji

validitas diskriminan dapat dilihat pada nilai cross loading,

apabila nilai cross loading setiap item pernyataan variabel ke

variabel itu sendiri lebih besar dari nilai korelasi item

pertanyaan ke variabel lainnya. (Ghozali, 2012).

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur

dalam mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu

konsep atau mengukur konsistensi responden dalam menjawab

item pertanyaan dalam kuisioner atau instrumen pertanyaan.

Untuk menguji realibilitas dapat melalui composite reliability,

dimana suatu variabel dapat dikatakan reliabel ketika memiliki

nilai composite reliability  0,7. (Sekaran, 2014).

3. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Merupakan model struktural untuk memprediksi hubungan kausalitas

antar variabel laten. Inner model ini dilakukan melalui proses

bootstrapping (inner model) dan parameter uji t-statistic, untuk

mengetahui apakah model yang dibangun sudah sesuai pada


38

SmartPLS, dilihat pada nilai loading factor setiap indikatornya

dengan cara melihat outer loading, akand dianggap sesuai apabila

seluruh item bernilai  0,7. (Siwono, 2017).

4. Uji Hipotesis

Jalur koefisien pada inner model digunakan sebagai alat uji hipotesis.

Skor atau nilai jalur koefisien ditunjukan oleh nilai t-statistic dan

p-value. Kriteria t-statistic harus  1,96 dan p-value digunakan untuk

pengambilan keputusan dengan kategori sebagai berikut:

a. Jika p-value  0,05 maka H0 diterima;

b. Jika p-value  0,05 maka H0 ditolak.

Anda mungkin juga menyukai