Anda di halaman 1dari 7

JAWABAN

UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama : JANUAR CHRISTIANTO


NIM : 20919049

Soal No. 1

Berdasarkan sifatnya jenis data dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu:


1. Data Kuantitatif
Data ini pada dasarnya berupa angka atau bilangan. Jenis data ini dapat diukur
besar kecilnya (jumlahnya) dan cenderung bersifat lebih objektif yang berarti
dapat ditafsirkan sama oleh setiap orang. Contohnya : laba perusahaan perbankan,
penerimaan pajak negara.
2. Data Kualitatif
Data ini berupa data dalam bentuk kata / verbal yang berhubungan dengan
karakteristik dalam bentuk sifat (bukan angka). Jenis data ini tidak dapat diukur
besar-kecilnya dan diperoleh dari hasil wawancara, pengamata, diskusi dsb.
Contohnya: Perilaku Dewan Pengawas Syariah pada perbankan syariah, perilaku
auditor ketika mengaudit klien.

Sedangkan menurut cara perolehannya data dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) juga
yaitu:
1. Data Primer
Data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan / suatu organisasi secara
langsung dari obyek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan
yang dapat berupa interview atau observasi. Contohnya: Questionnaire untuk
menilai perilaku auditor.

2. Data Sekunder
Data yang diperoleh / dikumpulkan oleh penelitian-penelitian sebelumnya atau
yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain dan biasanya sumber tidak langsung
berupa data dokumentasi dan arsip-arsip lainnya. Contohnya: Laporan Keuangan
Time Series Perusahaan Tbk.
Soal No. 2
Pendekatan Kuantitatif
Merupakan suatu bentuk penelitian ilmiah yang mengkaji suatu permasalahan
dari suatu fenomena, serta melihat kemungkinan kaitan hubunganya antar variabel
dalam permasalahan yang ditetapkan. Hubungan atau kaitan yang dimaksud adalah
hubungan kausalitas atau fungsional. Hubungan kausalitas merupakan hubungan antar
variabel dimana perubahan satu variabel menyebabkan perubahan variabel lainnya
tanpa menyebabkan kemungkinan akibat kebalikannya. Sedangkan hubungan
fungsional merupakan perubahan satu variabel menyebabkan variabel lain berubah,
demikian pula sebaliknya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah:
 Mendapatkan penjelasan tentang besarnya kebermaknaan (significance) dalam
model yang dihipotesiskan sebagai jawaban atas masalah yang telah dirumuskan.
 Karena pembuktian bersifat matematis, maka perlu diperhatikan 3 (tiga) hal, yaitu
pendefinisian, pengukuran, dan pengujian.
 Metode yang sering digunakan adalah survei dan eksperimen.

Beberapa kriteria tentang pendekatan kuantitatif adalah:


 Hipotesis ditentukan sejak awal penelitian
 Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal
 Reduksi data menjadi angka-angka
 Lebih memperhatikan reabilitas skor yang diperoleh melalui instumen riset
 Menilai validitas menggunakan berbagai prosedur dengan mengandalkan
hitungan statistik
 Menggunakan deskripsi prosedur yang jelas
 Cuplikan acak (random sampling)
 Design / kontrol statistik atas variabel eksternal
 Menggunakan cara khusus untuk mengontrol bias prosedur
 Menyimpulkan hasil menggunakan statistik
 Memecah gejala-gejala menjadi bagian untuk dianalisis
 Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam mempelajari gejala yang
kompleks.
Contohnya: Penelitian dengan judul Pengaruh Islamic Corporate Governance
terhadap Kinerja Perbankan Syariah.
Disebut kuantitatif dikarenakan:
 Data yang digunakan adalah data sekunder dari Laporan Keuangan Times Series
Perbankan Syariah. (jelas ini berupa angka dan dapat dihitung bukan data verbal)
 Hipotesis sudah bisa ditentukan sejak awal, ada pengaruh dari ICG ke Kinerja
Perbankan Syariah.
 Data diolah menggunakan statistik.

Pendekatan Kualitatif
Pada dasarnya metode ini ditujukan untuk penelitian yang bersifat mengamati
kasus, sehingga proses pengumpulan dan analisis data bersifat kasus pula. Dibutuhkan
beberapa hal yang bersifat detail pada kasus tertentu untuk digunakan dalam
perbaikan kinerja.Tahapan terberat dalam penelitian ini adalah menentukan apa yang
akan diteliti dan dari mana memulainya. Kualitatif dilakukan berdasarkan pada
fenomena yang terjadi.
Beberapa kriteria tentang pendekatan kualitatif adalah:
 Hipotesis dikembangkan saat penelitian
 Definisi sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung
 Deskripsi naratif / kata-kata, ungkapan atau pernyataan
 Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan
 Penilaian validitas melalui pengecekan silang atau sumber informasi
 Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif
 Cuplikan sengaja (purposive sampling)
 Analisis logis dalam mengontrol variabel eksternal
 Mengandalkan penelitian dalam mengontrol bias
 Menyimpulkan hasil secara naratif / kata-kata
 Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan
 Tidak merusak gejala-gejala yang terjadi secara alamiah / membiarkan keadaan
aslinya.
Contohnya: Analisis perilaku junior auditor di KAP Big Four.
Kita akan melakukan pengamatan atau observasi terkait bagaimana perilaku junior
audito saat melakukan audit di KAP Big Four. Hasil penelitian akan dijelaskan
dalam bentuk verbal dan data tidak diolah menggunakan statistik.
Soal No. 3

Purposive Sampling
Merupakan design yang paling tidak handal tetapi umumnya paling murah dan
mudah dijalankan. Peneliti bebas memilih siapa yang akan dijaikan sample dan
sample ini tidak memiliki kontrol untuk menjamin presisinya. Metode ini adalah salah
satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan
sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian
sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Berdasarkan
penjelasan purposive sampling tersebut, ada dua hal yang sangat penting dalam
menggunakan teknik sampling tersebut, yaitu non random sampling dan menetapkan
ciri khusus sesuai tujuan penelitian oleh peneliti itu sendiri.
Contoh:
Ketika kita ingin melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Time Budget Pressure
terhadap Perilaku Premature Sign Off Audit Procedure. (Bahan Skripsi saya)
Maka teknik purposive sampling akan kita tentukan ketika menentukan auditor mana
yang akan menjadi sample penelitian kita, contohnya, auditor dengan masa kerja di
atas 5 tahun, auditor dengan tingkat pendidikan minimal S2, jabatan auditor minimal
Senior Auditor. Itu merupakan kriteria khusus yang telah kita set di awal penelitian
menggunakan purposive sampling.

Convinience Sampling
Peneliti dalam teknik ini memilih partisipan dan partisipan menentukan
narasumber, karena mereka lebih mengatahui keadaan di lokasi penelitian. Dalam
beberapa kasus peneliti tidak bisa menguasai sepenuhnya apakah narasumber yang
dipilih merupakan gambaran populasi atau tidak.
Contoh: Jika kita ingin meneliti terkait tingkat kepatuhan pembayaran perpajakan
masyarakat di suatu wilayah, sample yang digunakan adalah masyarakat umum yang
mudah ditemui di wilayah tersebut.
Soal No. 4
Hipotesis
Hypo dapat didefinisikan sebelum dan thesis dapat didefisikan sebagai pernyataan /
pendapat. Jadi hipotesis adalah jembatan antara teori yang dibangun dalam kerangka
pemikiran dengan pengamatan lapangan. Hipotesis dapat dikategorikan menjadi 2
(dua), yaitu:

Hipotesis Direksional
Pernyataan yang sudah diketahui sifat dampaknya, misal positf atau negatif,
meningkat atau menurun.
Contohnya: Terdapat hubungan positif antara Islamic Corporate Governance terhadap
Islamic Bank Performance.

Hipotesis Non Direksional


Adalah hipotesis yang dampak / pengaruhnya belum bisa diprediksi.
Contohnya: Islamic Work Ethic berhubungan dengan Islamic Bank Performance.

Soal No. 5

Validitas
Pengujian atas instrumen yang dipilih apakah memiliki tingkat ketepatan untuk
mengukur apa yang semestinya diukur atau tidak. Instrumen dikatakan tidak valid
antara lain karena:
 Kurang baiknya design penelitian
 Partisipan lelah / stress / tidak mengerti pertanyaan yang ada di instumen
 Ketidakmampuan untuk memprediksi manfaat dari skor
 Kurangnya design pertanyaan
Jenis Validitas dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
(1) Validitas Isi
(2) Validitas kriteria terkait
(3) Validitas konstruk
Contoh:
Ketika kita ingin meneliti pengaruh ketepatan anggaran dan pengendalian manajerial
sektor publik pada kinerja SKPD.
Uji validitas antara korelasi skor faktor dengan skor total positif memiliki nilai di atas
0,3 maka dapat dikatakan memiliki konstruk yang kuat dalam hal validitas instrumen
yang dapat digunakan. Hasil pengujian validitas menunjukkan instrumen yang
digunakan dalam penelitian yang terdiri atas ketepatan anggaran (X1) dan
pengendalian manajerial sektor publik (X2) serta akuntabilitas kinerja (Y) memiliki
(Pearson Correlation) berada pada kisaran angka 0,3 keatas dan positif. Ini berarti
keseluruhan butir pernyataan dalam kuisioner tersebut dapat dikatakan valid.

Reliabilitas
Sebuah pengukuran yang dikatakan handal jika memberikan hasil yang konsisten.
Beberapa faktor yang menyebakan data tidak reliabel meliputi:
 Pertanyaan di dalam instrumen ambigu dan tidak jelas
 Prosedur kerja tidak memiliki standar yang jelas
 Narasumber sedang tidak konsentrasi / lelah / cemas, sehingga terjadi miss
interpretasi terhadap pertanyaan
Contoh:
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach alfa, jika menunjukkan nilai
Cronbach's Alpha di masing-masing variabel lebih besar dari 0,60 yang artinya
seluruh pernyataan dalam kuesioner penelitian ini reliabel dan dapat digunakan.

Anda mungkin juga menyukai