1. Penyusunana Data
1) Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam proses pengolahan data kuesioner.
Data dapat dikumpulkan melalui survei atau kuesioner online, wawancara tatap
muka, atau melalui pengamatan langsung.
Contoh:
Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 100 pelanggan yang datang ke restoran
tersebut. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan tentang kualitas produk, pelayanan,
fasilitas, harga, dan keseluruhan kepuasan pelanggan. Skala yang digunakan adalah
skala Likert 1-5, di mana 1 berarti sangat tidak puas dan 5 berarti sangat puas.
2) Verifikasi Data
Pada tahap ini, penting untuk memastikan bahwa data yang diperoleh lengkap dan
tidak ada informasi yang hilang atau tidak valid. Jika terdapat data yang tidak
lengkap, perlu dilakukan pendataan ulang atau pengklasifikasian.
Contoh:
Jika terdapat kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap, peneliti harus
menghubungi responden kembali atau melakukan wawancara tambahan.
2. Pemeriksaan Data
Outliers adalah nilai yang berada jauh di luar dari sebagian besar data. Pemeriksaan
outliers penting untuk memastikan bahwa data tidak terpengaruh oleh nilai-nilai
ekstrim.
Contoh:
Dalam penelitian tentang pengeluaran rumah tangga, jika sebagian besar keluarga
mengeluarkan antara 1000 hingga 5000 USD, namun terdapat satu keluarga yang
mengeluarkan 100.000 USD, data ini mungkin merupakan outlier dan perlu
dipertimbangkan untuk dihilangkan atau diverifikasi.
1) Pengelompokan Data
Contoh:
1) Statistik Deskriptif
Pada tahap ini, data dapat dijelaskan secara statistik menggunakan mean,
median, modus, deviasi standar, dll., untuk memberikan gambaran tentang
distribusi dan karakteristik data.
Contoh:
Jika relevan, korelasi antara variabel-variabel dalam data dapat diuji untuk
melihat hubungan antara mereka. Jika ada variabel yang saling
mempengaruhi, analisis regresi dapat digunakan.
Contoh:
1) Membuat Laporan
Hasil analisis data perlu disajikan dalam bentuk laporan yang jelas dan
sistematis. Laporan harus mencakup metodologi, temuan utama, dan
interpretasi.
Contoh:
1. Pengumpulan Data
Jika kuesioner meminta usia responden, pastikan tidak ada nilai yang
tidak mungkin seperti usia negatif atau usia yang sangat tinggi.
3. Transformasi Data (Jika Diperlukan)
Pada tahap ini, data dapat diubah atau dimodifikasi untuk mempermudah
analisis. Ini termasuk menghitung rata-rata, menghitung persentase, atau
melakukan transformasi statistik lainnya.
Contoh:
Pilih metode analisis yang sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian.
Beberapa metode umum termasuk analisis deskriptif, analisis komparatif,
analisis regresi, dan analisis faktor.
Contoh:
Jika Anda ingin mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antara dua
kelompok, Anda dapat melakukan uji t untuk membandingkan rata-rata.
7. Interpretasi Hasil
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat
sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang
tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang
memiliki validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu
alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki
kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi perbedaan-
perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.
Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu
validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun
menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada
kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara
skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total
keseluruhan faktor).
Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item
total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor
item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti
pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor
faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total
faktor (penjumlahan dari beberapa faktor).
Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan
apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau
tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid
jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.
5. Klik Ok
Tabel rangkuman hasil uji validitas dari variabel tersebut dapat dilihat sebagai
berikut :
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r tabel berdasarkan uji
signifikan 0.05, artinya bahwa item-item tersebut diatas valid
Keterangan :
4.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas)
adalah keajegan pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak (2006)
menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen
yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan
dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi
yang sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah
alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas
suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat
menghasilkan data yang reliabel
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang
disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai
rxx mendekati angka 1. Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah
cukup memuaskan jika ≥ 0.700.
Keterangan :
Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara
jika alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara
konsisten memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya
sebagai berikut:
Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 – 0.90 maka
reliabilitas tinggi. Jika alpha 0.50 – 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha <
0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa
item tidak reliabel.
4. Klik Ok
Nilai Cronbach Alpha sebesar 0.981 yang menunjukan bahwa ke-11 pernyataan
cukup reliabel
Contoh 1
Peter menjual ransel di kios di mal. Dia tahu kesibukan kembali ke sekolah
akan dimulai pada bulan Agustus, dan dia ingin menentukan apakah
peningkatan lalu lintas pelanggan di mal akan meningkatkan pendapatan
penjualannya dan, jika ya, berapa banyak.
Harga rata-rata tas ransel yang dijual Peter adalah 40.000. Bulan lalu, selama
kesibukan kembali ke sekolah, dia menjual 250 tas ransel, menghasilkan
penjualan 10.000.000. Setelah menggunakan program perangkat lunak
spreadsheet, Peter menemukan bahwa ketika lalu lintas pelanggan di mal
meningkat sebesar 20%, ada peningkatan 14% dalam penjualannya.