Anda di halaman 1dari 14

III.

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan

logika/penalaran deduktif kuatitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan Sugiyono (2017:8).

Jenis penelitian berdasarkan tujuan penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiyono

(2014:56), penelitian asosiatif kausal dilakukan untuk menyelidiki hubungan

sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang

mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di Kota

Makassar.

2. Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini ± 1 (Satu) bulan, yaitu bulan

Juli tahun 2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:136), populasi adalah keseluruhan element

yang akan dijadikan wilayah generalisasi. Elemen populasi adalah

keseluruhan subyek yang akan diukur, yang merupakan unit yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah auditor pada Kantor Akuntan Publik di

Kota Makassar,sebanyak 38 auditor yang diambil dari 7 KAP di Kota

Makassar pada tahun 2019. Auditor yang akan diteliti adalah audior

26
27

independent. Auditor independent yaitu auditor eksternal yang pada

umumnya merupakan anggota kantor akuntan publik yang memberikan

jasa audit profesional untuk masing-masing klien. Berikut daftar nama

kantor akuntan publik di kota makassar beserta jumlah responden

Table 3.1
Jumlah Kantor Akuntan Publik Kota Makassar

Jumlah
No Daftar Nama Kantor Akuntan Publik (KAP)
Responden
1 KAP Usman & Rekan (Cab) 7 orang
2 KAP Masnawati Sangka, S.E, M.Si. CA, CPA 4 orang
3 KAP Yakup Ratan, CPA 7 orang
4 KAP Harley Weku & Pricilia 4 orang
5 KAP Drs. Thomas Blasius, Widartoyo & Rekan 7 orang
6 KAP Yaniswar & Rekan 4 orang
7 KAP Ellya Noorlisyati * Rekan (Cab) 5 orang
38 orang
Jumlah
28

Sumber : direktorat kantor akuntan public dan akuntan public 2018 yang

disusun oleh IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia)

https://iapi.or.id

2. Sampel

Menurut Sunyoto (2011:18), sampel adalah bagian dari suatu

populasi yang karakteristiknya diteliti dan dianggap dapat mewakili

populasi secara keseluruhan. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh yaitu dimana semua

populasi di jadikan sample Sugiyono (2014: 122). Jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 38 responden Masing-masing diambil dari 7

Kantor Akuntan Publik kota Makassar.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif. Data kualitatif berupa variasi-variasi persepsi dari para

responden atau pelanggan, sehingga sifat dari data kualitatif ini sangat

beragam dengan berbagai skala yang diberlakukan untuk menentukan

bobot dari suatu persepsi pilihan responden Sunyoto (2011:22). Data

Kualitatif ini yang nantinya akan dikuantitatifkan dengan menggunakan

skala pengukuran.

2. Sumber Data

Data yang dikumpulkan adalah jenis data primer. Menurut Suryani dan

Hendryadi (2015: 173) data primer adalah data yang dikumpulkan secara

langsung oleh peneliti. Metode atau pendekatan yang dapat dilakukan

dalam proses pengumpulan data yang bersifat primer ini dapat

menggunakan angket/kuesioner.

3. Teknik Pengumpulan data


29

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

kuesioner tertutup. Menurut Sugiyono (2014:199) kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Tekanan

Ketaatan\ (X1) Kompleksitas Tugas( X2) dan variable dependen Kualitas

Audit (Y). Adapun definisi operasional untuk variabel-variabel tersebut

sebagai berikut

1. Tekanan Ketaatan (X1)

Tekanan ketaatan yaitu tekanan yang diterima oleh auditor dalam

menjalankan pekerjaan auditnya. baik dari entitas atau klien yang

diperiksa untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari standar

etika demi tujuan dari entitas atau klien yang diperiksa. auditor akan

merasa dalam tekanan ketaatan saat mendapatkan perintah dari

atasan atau dari klien untuk melakukan yang mereka inginkan yang

mungkin bertentangan dengan standar dan etika profesi auditor.

(Muslim et al, 2018)

2. Kompleksitas Tugas (X2)

kompleksitas tugas adalah kerumitan suatu tugas, terdiri atas

bagian-bagian yang banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu

sama lain. Apabila auditor dihadapkan pada suatu tugas yang

kompleksitasnya tinggi auditor akan mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan tugasnya, akibatnya auditor tidak mampu

mengintegrasikan informasi menjadi suatu judgment yang baik,

(Praditaningrum,2012)

3. Audit Judgment (Y)


30

Audit judgement adalah suatu pertimbangan pribadi atau cara

pandang auditor dalam menanggapi informasi yang mempengaruhi

dokumentasi bukti serta pembuatan keputusan pendapat auditor atas

laporan keuangan suatu perusahaan yang bergantung pada persepsi

individu mengenai suatu situasi yang ada (Institut Akuntan

Publik,2012) indikator-indikator variabel dan skala pengukuran

pengaruh Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas tugas adalah:

Tabel 3.2.

Variabel Defenisi variable Indikator Skala

Tekanan ketaatan yaitu 1. Tekanan


tekanan yang diterima oleh ketaatan
auditor dalam menjalankan dari klien
pekerjaan auditnya baik dari
2. Tekanan
entitas atau klien yang
diperiksa untuk melakukan Ketaatan
Tekanan tindakan yang menyimpang dari Ordinal
Ketaatan atasan
dari standar etika demi tujuan
(x1)
dari entitas atau klien yang
diperiksa Sumber:A.A.pr
abu Anwar
Mangkunegar
a (2013:30)

1. Tingkat
Kompleksitas tugas sulitnya
Yaitu kerumitan suatu tugas, Tugas
terdiri atas bagian-bagian yang 2. Struktur
banyak, berbeda-beda dan
Tugas
saling terkait satu sama lain.
Apabila auditor dihadapkan
Komplek pada suatu tugas yang
sitas kompleksitasnya tinggi auditor
Tugas
akan mengalami kesulitan
(x2) Ordinal
dalam menyelesaikan tugasnya,
akibatnya auditor tidak mampu
mengintegrasikan informasi
Sumber:
menjadi suatu judgment yang William C
baik, (Praditaningrum,2012). Boynton
(2010:54)
31

Audit judgement adalah 1.penentuan


suatu pertimbangan tingkat
pribadi dalam materialitas
menanggapi informasi 2. Tingkat
yang mempengaruhi risiko audit
dokumentasi bukti serta 3,audit
Audit
pembuatan keputusan mengenai
Judgment Ordinal
pendapat auditor atas going
(y)
laporan keuangan suatu concern
perusahaan yang
bergantung pada Sumber:
persepsi individu Mayangsari,
mengenai situasi Dkk (201:31)
yang ada.
Adapun jenis skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala ordinal, dengan tipe skala pengukuran yaitu skala likert. Skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka

variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagi titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang berupa pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai

sangat negatif yang berupa kata-kata, kemudian diberi skor untuk keperluan

analisis kuantitatif (Sugiyono, 2014:132-133).

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

ST = Setuju diberi skor 4

RG = Ragu-ragu diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

F. UJI Instrumen
32

Pengujian pendeteksian kecurangan data yang dilakukan dengan cara

penyebaran kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden

untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan

oleh alat ukur yang ditentukan. Untuk itu, dalam melakukan uji pendeteksian

kecurangan data atas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji

reliabilitas. Pengujian validitas dan reabilitas kuesioner dalam penelitian ini

menggunakan program SPSS.

1. Uji Validitas

Menurut Sekaran (2017:332), validitas adalah bukti bahwa

instrumen, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur sebuah

konsep benar-benar mengukur konsep yang dimaksudkan. Instrumen

yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013:49).

Untuk uji validitas, dapat dilakukan dengan perhitungan korelasi

antara masing-masing item pernyataan dengan skor total. Item yang

mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi

menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi pula.

Syarat minimal untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika r kritis = 0,3.

Jadi, jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir

dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono,2014: 219).

Oleh karena skor yang diperoleh tingkat pengukurannya ordinal

maka koefisien korelasi yang digunakan adalah Spearman dengan rumus

sebagai berikut:
33

6 ∑ di2
r s=I
n(n−1)

Dimana: rs = koefisien korelasi Spearman

di = selisih rangking data variabel X dan Y

n = banyak subjek/ responden

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

Jika rhitung ≥ rkritis maka pernyataan dinyatakan valid

Jika rhitung < rkritis maka pernyataan dinyatakan tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Menurut Sekaran (2017:328), reliabilitas yaitu membuktikan

konsistensi dan stabilitas instrumen pengukuran. Instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Pengujian ini dilakukan terhadap item pernyataan yang valid.

Pengujian ini menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan nilai

sebesar 0,6. Apabila Cronbach Alpha dari suatu variabel ≥ 0,6 maka butir

pertanyaan dalam instrumen penelitian tersebut adalah reliabel atau dapat

diandalkan, dan sebaliknya jika nilai Cronbach Alpha < 0 < 6 maka butir

pertanyaan tersebut tidak reliabel Nunnaly dalam Ghozali (2013:46).

Adapun metode yang digunakan dalam uji reliabilitas yaitu menggunakan

metode alpha dengan rumus :

∑ Si
[
r 11 =
K
K−1
1 ][
St ]
Keterangan :

r 11 = Nilai reliabilitas

Si = Jumlah varian skor tiap-tiap item


34

St = Varian total

K = Jumlah item

G. Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini, penulis sebelum melakukan pengujian hipotesis,

terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang mendasari penelitian ini

adalah penggunaan analisis regresis. Sehingga penulis menggunakan dua

model asumsi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013:147) uji normalitas bertujuan apakah dalam

model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen

(bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Uji normalitas berguna untuk

mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya

berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk

mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal grafik.

2. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini ialah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan berbeda

disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi heteroskedastisitas.Uji heteroskedastisitas menggunakan metode

grafik plot Regression Standarized Predicted Value dengan Regression


35

Studentized Residual. Dasar pengambil keputusan pada uji

heteroskedastisitas yakni : a) jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05

artinya tidak terjadi heteroskedastisitas. b) jika nilai signifikansi lebih kecil

dari 0,05 artinya terjadi heteroskedastisitas. Tribasuki (2016: 63).

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi

yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi

linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel

bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variable

terikatnya menjadi terganggu. Alat yang sering dipergunakan untuk

menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan Variance Inflation

Faktor (VIF), korelasi Pearson antara variabel-variabel bebas, atau

dengan melihat eigenvalues dan Condition Index (CI) (Tribasuki,

2016:108-109). Kriteria pengujiannya yaitu apabila nilai VIF &amp;lt;10

maka tidak terdapat multikolinearitas di antara variable independent, dan

sebaliknya Tribasuki (2016:62).

H. Metode Analisis

Menjelaskan tentang teknik-teknik/cara yang akan digunakan dalam

menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Sehubungan

pendekatan penelitian adalah penelitian kuantitatif maka analisis yang

digunakan adalah :

1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai

karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar demografi

responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)


36

(Ghozali, 2013:19). Analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan

data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, variasi, modus, dll.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini menjelaskan karakteristik

responden dan tanggapan responden terhadap variabel penelitian.

2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial adalah statistik yang digunakan untuk

mendeskripsikan data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan

(diinferensialkan) untuk populasi dimana sampel diambil (Sugiyono, 2014,

201). Analisis inferensial dilakukan dengan menggunakan alat statistik

parametris untuk menguji parameter populasi melalui data sampel.

Analisis yang digunakan yakni analisis regresi linear berganda dengan

alat bantu sofeware SPSS versi 22. Analisis regresi linier berganda adalah

analisis yang didasari adanya hubungan sebab akibat antara dua vaiabel

Independen dengan variable dependen. Persamaan regresi linier

berganda adalah sebagai berikut:

Υ= a + β X + β X + e….. (1)
1 1 2 2

Keterangan :

Y = Audit Judgment

a = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = Tekanan Ketaatan

X2 = Kompleksitas Tugas

e = Error (Kesalahan Residual)

I. Uji Hipotesis

1. Uji Simultan (Uji F)


37

Uji simultan (uji statistik f) pada dasarnya menunjukkan apakah

semua variable independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable

dependen terikat Ghozali (2013:98).

Koefisien regresi semua variable independen diuji secara simultan

(bersama-sama) sehingga bias diketahui apakah model regresi yang

hasilnya bias digunakan untuk melakukan prediksi atau tidak. Proses

pengujian dilakukan dengan F table dengan F hitung.

Untuk menguji variable bebas secara bersama-sama (simultan)

terhadap variable terikat, diguna kanuji F dengan rumus:

R2
F hitung k
¿
(1−R 2 ) (n−k )

Keterangan :

R2 = koefisien determinasi

n = ukuran sampel

k = banyaknya variable bebas

Nilai F table diperoleh dengan menggunakan tingkat signifikan α dan

derajat kebebasan (df) yaitu V1 = k dan V2 = n-k-1.

Kriteria pengujian:

Hα : β≠ ∅ : Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas tugas

berpengaruh secara simultan terhadap Audit

judgment

H0 : β = ∅ : Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas

tidak berpengaruh secara simultan terhadap

Audit judgment

Jika Fhitung ≤ F table, Maka Ho diterima dan Ha ditolak


38

Jika Fhitung > F table, Maka Ho ditolak dan Ha diterima

2. Uji Parsial (Uji t)

Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan uji parsial

(Uji t). Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan

variabel dependen (Ghozali, 2013:98).

Pengujian koefisien secara parsial adalah untuk mengetahui

pengaruh masing – masing variable indepen den secara parsial (sendiri)

terhadap variable dependennya. Proses pegujian menggunakan uji t (t-

test) dengan rumus :

βi
t=
Se ( βi)

Dimana :

t = Nilai Hitung

βi = Estimator

Se = Standar error of estimator

Selanjutnya untuk mengetahui apakah variable independen

(secara parsial) mempunyai pengaruh negative secara nyata (signifikan)

terhadap variasi variable dependen dilakukan dengan membandingkan

nilai t hitung dengan nilai t table pada tingkat signifikan (α ¿ dan derajat

kebebasan (df) tertentu (df = n-k-1).

Kriteria pengujian :

Hα : β≠ ∅ : Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas tugas

berpengaruh secara parsial terhadap Audit

judgment
39

H0 : β = ∅ : Tekanan ketaatan dan Kompleksitas tugas

tidak berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja auditor

Jika –t table ≤ t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika –t table ≥ t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika –t table ≤ t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak

3. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2013:97) koefisien determinasi bertujuan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi

variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis koefisien determinasi

dilihat dari besarnya nilai R Square (R2) untuk mengetahui seberapa jauh

variabel bebas implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan

daerah terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai R2 mempunyai interval

antara 0 sampai 1 ( 0 ≤ R2 ≤ 1 ). Jika nilai R2 bernilai besar

( mendekati1 ) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Sedangkan jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas

dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.

Anda mungkin juga menyukai