Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di PT. Aditya Farmatama yang beralamat di

Jalan Pulau Saelus II No. 11 Denpasar.

4.2 Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2019) objek penelitian adalah suatu atribut dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam

penyusunan skripsi ini, obyek penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu

karyawan PT. Aditya Farmatama Denpasar terkait dengan konflik kerja, stres

kerja, beban kerja dan kinerja karyawan.

4.3 Identifikasi Variabel

Sugiyono (2019), variabel peneitian ini pada dasarnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu

independen dan variabel dependen. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat, yaitu :

1) Variabel Bebas (Independent Variable) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah Konflik Peran (X1), Stres Kerja (X2) dan Beban Kerja (X3).
2) Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi

oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja

Karyawan (Y).

4.4 Definisi Operasional Variabel

1) Konflik Peran (X1)

Menurut Utaminingsih (2017) yang menjadi indikator konflik

peran yaitu :

1. Time-based conflict, yaitu konflik yang disebabkan oleh tekanan

waktu, karena waktu yang dimiliki digunakan untuk memenuhi peran

tertentu mengakibatkan kesulitan untuk memenuhi peran yang lainnya.

2. Strain-based conflict, yaitu konflik yang disebabkan oleh ketegangan

atau tekanan atau kerancuan peran oleh suatu peran yang mengganggu

pean yang lain (tekanan keraja dan keluarga).

3. Behavior-based conflict, yaitu kesulitan dalam perubahan perilaku

yang diakibatkan dari suatu peran ke peran yang lain.

2) Stres Kerja (X2)

Indikator-indikator stres kerja menurut Afandi (2018) yaitu :

1. Tuntutan tugas, merupakan faktor yang dikaitkan pada pekerjaan

seseorang seperti kondisi kerja, tata kerja letak fisik.

2. Tuntutan peran, berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada

seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan

dalam suatu organisasi.

3. Tuntutan antar pribadi, tekanan yang diciptakan oleh para pegawai

lain.
4. Struktur organisasi, gambaran instansi yang diwarnai dengan struktur

organisasi yang tidak jelas, kurangnya kejelasan mengenai jabatan,

peran, wewenang, dan tanggung jawab.

5. Kepemimpinan organisasi memberikan gaya manajemen pada

organisasi. Beberapa pihak didalamnya dapat membuat iklim

organisasi yang melibatkan, ketegangan, ketakutan dan kecemasan.

3) Beban Kerja (X3)

Menurut Koesomowidjojo (2017) indikator beban kerja

diantaranya :

1. Kondisi Pekerjaan Kondisi pekerjaan yang dimaksud adalah

bagaimana seorang karyawan memahami pekerjaan tersebut dengan

baik.

2. Penggunaan Waktu Kerja Waktu kerja yang sesuai dengan SOP dapat

meminimalisir beban kerja karyawan.

3. Target yang Harus Dicapai Target kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan tentunya secara langsung akan memengaruhi beban kerja

yang diterima oleh karyawan.

4) Kinerja Karyawan (Y)

Menurut Kasmir (2018) indikator kinerja karyawan adalah sebagai

berikut :

1. Kualitas (Mutu), pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan melihat

kualitas pekerjaan yang dihasilkan melalui suatu proses tertentu.

2. Kuantitas (jumlah), untuk melihat kinerja dapat pula dilakukan dengan

melihat dari kuantitas (jumlah) yang dihasilkan oleh seseorang


3. Waktu (jangka waktu), untuk jenis pekerjaan tertentu diberikan batas

waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya

4. Penekanan biaya, biaya yang dikeluarkan untuk setiap aktivitas

perusahaan sudah dianggarkan sebelum aktivitas dijalankan.

5. Pengawasan, hampir seluruh jenis pekerjaan perlu melakukan dan

memerlukan pengawasan terhadap pekerjaan yang sedang berjalan

6. Hubungan antar karyawan, penilaian kinerja sering kali dikaitkan

dengan kerjasama atau kerukunan antar karyawan dan atau antar

pimpinan.

4.5 Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah

karyawan PT. Aditya Farmatama Denpasar dengan jumlah 57 karyawan.

2) Sampel

Menurut Sugiyono (2019) sampel merupakan sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, dan teknik pengambilan

sampel disebut dengan sampling. Dalam penelitian ini, sampel yang

digunakan yaitu seluruh populasi sebanyak 57 karyawan.

4.6 Jenis dan Sumber Data

1) Jenis Data
a) Data Kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif

yang diangkakan (Sugiyono, 2019) seperti data nilai skor jabawan

responden dan jumlah karyawan PT. Aditya Farmatama Denpasar.

b) Data Kualitatif yaitu yang berbentuk angka-angka atau data yang dapat

diukur dengan angka (Sugiyono, 2019).

2) Sumber Data

a) Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung (Sugiyono,

2019). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari menyebar

kuesioner ke karyawan PT. Aditya Farmatama Denpasar.

b) Data Sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung hasil

penelitian berasal dari literatur, artikel dan berbagai sumber lainnya

yang berhubungan dengan penelitian (Sugiyono, 2019).

4.7 Metode Pengumpulan Data

1) Metode Wawancara

Menurut Sugiyono (2019) wawancara merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian

ini wawancara dilakukan dengan karyawan PT. Aditya Farmatama

Denpasar.

2) Metode Observasi

Menurut Sugiyono (2019) observasi adalah proses penelitian yang

digunakan untuk melihat kondisi atau situasi lokasi yang akan diteliti.

3) Metode Kuisioner
Menurut Sugiyono (2019) kuesioner yaitu teknik pengumpulan

data dengan menggunakan instrument penelitian yang telah disiapkan dan

ditujukan kepada responden. Dalam penelitian ini kuisioner akan diberikan

dan diisi oleh karyawan PT. Aditya Farmatama Denpasar.

Kuesioner tersebut merupakan instrumen penelitian utama dalam

penelitian ini yang berisi sejumlah pernyataan yang bersifat tertutup, dan

disusun berdasarkan hasil kajian teoritis dan empiris. Pertanyaan atau

pernyataan yang digunakan adalah metode Likert Summated Ratings

(LSR), dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 5 jawaban pernyataan

dengan ketentuan :

a. Untuk jawaban sangat setuju diberi skor 5

b. Untuk jawaban setuju diberi skor 4

c. Untuk jawaban cukup setuju diberi skor 3

d. Untuk jawaban tidak setuju diberi skor 2

e. Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1.

Penilaian secara kualitatif menggunakan skala interval dengan

menginterpretasikan rata-rata skor menurut kategori penilaiannya.

R( Range)
Rumus (interval kelas) =
K (Jumlah Klasifikasi )

Diketahui :

R = Selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah

K = Jumlah Klasifikasi = 5

Rentang = 5-1 =4

4
Interval kelas = = 0,8
5
Maka kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut :

Skor 1,00 – 1,80 : Sangat tidak baik

Skor 1,81 – 2,60 : Tidak baik

Skor 2,61 – 3,40 : Kurang baik

Skor 3,41 – 4,20 : Baik

Skor 4,21- 5,00 : Sangat baik

4.8 Uji Instrument Penelitian

1) Uji Validitas

Uji Validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kusioner sudah

tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami oleh

semua responden yang tidak terlalu menyimpang dari jawaban responden

lainnya. Sugiyono (2019) menyebutkan uji validitas dapat dilakukan

dengan jalan menyerahkan instrument untuk dinilai dan diisi oleh

responden minimal 30 orang responden. Kemudiian korelasi antara

masing-masing dihitung dengan teknik product moment dengan bantuan

komputer. Adapun rumus korelasinya adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r = Nilai korelasi X dan Y

X = Skor total tiap item instrument

Y = Skor total instrument pada masing-masing responden

N = Jumlah responden
Sugiyono (2019) menyatakan bahwa bila korelasi tiap faktor

bernilai positif dan besarnya 0,3 keatas maka faktor tersebut merupakan

variabel yang kuat. Menurut Sugiyono (2019) butir yang mempunyai

korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi,

menunjukkan bahwa butir tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.

Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika r = 0,3.

2) Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2019) uji reliabilitas digunakan untuk

mengetahui derajat konsistensi suatu alat ukur. Instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabel dapat

diartikan sebagai kestabilan dan konsistensi dari responden dalam

menjawab pertanyaan yang merupakan suatu dimensi suatu variabel dan

disusun dalam suatu bentuk kuesionerApabila dilakukan pengujian

reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach, maka nilai Alpha Cronbach ≥

0.60, maka instrument dalam penelitian cukup handal untuk tidak reliabel

dalam mengukur persepsi responden terhadap variabel yang diteliti.

Apabila nilai koefisien Alpha Cronbach ≤ 0.60, maka instrument

dalam penelitian tidak cukup handal atau tidak reliable dalam mengukur

persepsi responden terhadap variabel yang diteliti. Uji Reliabilitas

dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach, Sugiyono (2019) sebagai

berikut :

[ ][ ∑S
]
2
k
r i= 1− 2 1
k−1 St
Keterangan :

ri = Koefisien reliabilitas instrument

K = Mean kuadrat antara subyek

∑ s 2i = Mean kuadrat kesalahan

2
St = Total Variance

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila nilai

r hitung > atau = r tabel maka instrument penelitian dikatakan reliabel dan juga

sebaliknya, jika r hitung <r tabel maka instrument dikatakan tidak reliabel.

3) Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal,

model regresi yang baik memiliki distribusi data normal (Ghozali,

2018). Salah satu cara melihat normalitas distribusi data adalah

menggunakan uji statistik non parametic Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Jika pada tabel menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05,

berarti bahwa data tersebut terdistribusi normal sedangkan jika lebih

kecil dari 0,05, berarti data tersebut tidak terdistribusi normal (Ghozali,

2018).

b) Uji Heteroskedatisitas

Menurut Ghozali (2018) uji heteroskedastisitas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut


Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedasitas. Model

regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi

Heteroskesdasitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi

heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili

berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar) (Ghozali, 2018).

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat

(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X

adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-

studentized. Dasar analisisnya adalah (Ghozali, 2018) :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

c) Uji Multikoliniearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi


korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling

berkolerasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal

adalah variabel independen dengan nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol (Ghozali, 2018).

Multikolonieritas bisa dideteksi dengan nilai tolerance dan

nilai Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan

setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai

VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off untuk

menunjukkan adanya multikolonearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10

atau sama dengan VIF ≥ 10 (Ghozali, 2018).

4.9 Analisis Data

1) Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul, sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk

membuat kesimpulan yang berlaku dalam umum atau generalisasi

Sugiyono (2019).

2) Analisis Inferensial

Inferensial adalah teknik untuk menjawab uji hipotesis berdasarkan

respon dari responden atau sampel pada kuesioner. Suatu kesimpulan dari

data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai

peluang kesalahan dan kebenaran. Bila peluang kesalahan sebesar 5%


maka peluang kepercayaan sebesar 95% Sugiyono (2019). Hal ini disebut

dengan taraf signifikan yang mencerminkan kemampuan suatu sampel

untuk dilakukan generisasi terhadap suatu populasi dengan taraf kesalahan

tertentu. Statistik inferensial dapat dihitung menggunakan analisis linier

berganda dengan bantuan program Statisical Package for Social Science

(SPSS) sebagai berikut :

a) Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda dipergunakan untuk

mengetahui perubahan variabel terikat yang dipengaruhi oleh dua atau

lebih variabel bebas (Sugiyono, 2018). Sedangkan menurut Ghozali

(2018) regresi linear berganda merupakan model regresi yang

melibatkan lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi linear

berganda dilakukan untuk mengetahui arah dan seberapa besar

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan

rumus sebagai berikut :

Y =b1 X 1+ b2 X 2 +b3 X 3 +e

Keterangan :

Y = Kinerja Karyawan
a = Bilangan konstanta
X1 = Konfik Peran
X2 = Stres Kerja
X3 = Beban Kerja
b 1 = Korefisien regresi X 1
b 2 = Korefisien regresi X 2
b 3 = Korefisien regresi X 3
e = Standart eror
b) Analisis Kolerasi Berganda

Analisis koefisien korelasi berganda digunakan untuk

menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Penulis menggunakan analisis korelasi

berganda untuk mengukur kekuatan analisis (hubungan) antara

variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono,2019).

Kriteria yang digunakan untuk menentukan derajat hubungan

yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel tergantung dapat

dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1
Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan


0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Tinggi
0,80-1,000 Sangat tinggi
Sumber: Sugiyono (2019)

c) Analisis Determinasi

Menurut Sugiyono (2019) yang dimaksud ukuran tersebut

adalah koefisien determinasi kuadrat koefisien korelasi atau dari R

Square, dengan rumus:

D = r 2 x 100%

Keterangan :

D = Koefisien Determinasi
2
r = Quadrat koefisien korelasi
Karena kita ketahui bahwa koefisien korelasi berkisar diantara -

1 sampai +1, maka tentulah koefisien determinasi itu tidak pernah

negative dan paling besar sama dengan satu (+1).

d) Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas (independen) secara individual dalam menerangkan

variasi variable dependen. Kriteria pengujian hipotesis dengan

menggunakan uji statistik t adalah jika nilai signifikansi t (p-value) <

0,05, maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan bahwa suatu

variabel independen secara individual dan signifikan mempengaruhi

variabel dependen (Ghozali, 2018).

Anda mungkin juga menyukai