BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Konsep

3.1.1 Kompetensi

(Edison et al., 2016) menunjukkan bahwa Kompetensi

adalah sebuah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan

dengan benar dan di setiap individunya memiliki keunggulan

berdasarkan hal-hal yang berkaitan dengan keahlian (skill),

pengetahuan (knowledge), dan sikap (attitude).

3.1.2 Budaya Organisasi

Menurut (Edison et al., 2016), budaya organisasi adalah

perilaku, pola berbagi keyakinan, nilai perilaku dan asumsi.

3.1.3 Disiplin Kerja

Menurut (Afandi, 2018), untuk menyetujui semua pedoman

organisasi dan praktik yang berlaku, manajer menggunakan disiplin

kerja sebagai alat yang digunakan untuk memperbaiki perilaku dan

digunakan sebagai pendorong untuk memperluas perhatian dan

kemauan publik.
 3.1.4 Kepuasan Kerja

(Widodo, 2015) mendefinisikan bahwa, seseorang dapat

memuaskan satu bagian dari pekerjaannya dan/atau tidak memenuhi

setidaknya satu sudut pandang yang berbeda.

3.1.5 Produktivitas Kerja

(Sutrisno, 2017) menjelaskan bahwa "produktivitas adalah

proporsi efisiensi produktif, khususnya proporsi antara output dan

input". Artinya, input umumnya dibatasi oleh tenaga kerja,

sedangkan output diperkirakan dalam satuan, struktur, dan nilai

aktual.

3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

(Wiyono, 2011) mengemukakan bahwa variabel independen

adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan perubahan

variabel dependen. Variabel tersebut biasa disebut variabel stimulus,

variabel prediktor, variabel anteseden, disebut juga variabel

independen. Variabel independen yang ada dalam penelitian ini

yang disimbolkan dengan huruf X adalah sebagai berikut:

3.2.1.1 Variabel Kompetensi (X1)

(Edison et al., 2016) mengemukakan bahwa untuk

mencapai unsur kompetensi, karyawan harus memenuhi

indikator sebagai berikut:

a. Knowledge (Pengetahuan)

b. Skill (Keahlian)

c. Attitude (Sikap)

3.2.1.2 Variabel Budaya Organisasi (X2)

Indikator budaya organisasi (Edison et al., 2016) antara

lain:

a. Kesadaran diri

b. Keagresifan

c. Kepribadian

d. Performa

e. Orientasi tim

3.2.1.3 Variabel Disiplin Kerja (X3)

(Afandi, 2018) menyebutkan beberapa indikator

untuk dapat mengukur disiplin kerja, antara lain:

a. Tujuan kerja

b. Pergi bekerja tepat waktu

c. Penggunaan waktu yang efektif

d. Tidak pernah absen/tidak bekerja

e. Membuat laporan kerja harian

 f. Patuh terhadap penetapan aturan organisasi atau

perusahaan

3.2.1.4 Variabel Kepuasan Kerja (X4)

(Widodo, 2015) menyebutkan beberapa indikator

penentu kepuasan kerja antara lain adalah:

a. Pekerjaan itu sendiri

b. Hubungan dengan atasan

c. Rekan kerja

d. Promosi

e. Gaji atau upah

3.2.2 Variabel terikat (Dependent Variabel)

Menurut (Wiyono, 2011) variabel dependen adalah variabel

yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau biasa disebut dengan

variabel terikat. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat

adalah Produktivitas kerja dengan simbol Y.

3.2.2.1 Produktivitas Kerja (Y)

(Sutrisno, 2017) menyatakan bahwa pentingnya

produktivitas bagi karyawan perusahaan. Agar tujuan yang

telah ditetapkan dapat tercapai, maka jika produktivitas

kerja yang meningkat, masyarakat berharap dapat

melaksanakan pekerjaannya secara efisien. Indikator di

 bawah ini merupakan cara untuk mengukur produktivitas

kerja:

a. Kemampuan

b. Meningkatkan hasil yang dicapai

c. Semangat kerja

d. Pengembangan diri

e. Mutu

f. Efisiensi

3.3 Obyek dan Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki obyek, yaitu kompetensi (X1), budaya

organisasi (X2), disiplin kerja (X3), kepuasan kerja (X4), dan produktivitas

kerja (Y). Dalam penelitian ini memiliki subyek, yaitu Aparatur Sipil

Negara di Sekretariat Daerah Jepara.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut (Wiyono, 2011) “Populasi diartikan sebagai

sekumpulan objek yang ingin meringkas hasil penelitian”. Populasi

penelitian ini adalah Aparatur Sipil Negara Sekretariat Daerah

Jepara yang berjumlah 50 pegawai.

 3.4.2 Sampel

Pada penelitian ini teknik pengambilan data yang dilakukan

oleh peneliti adalah Non-probability sampling atau biasa disebut

dengan metode sampling jenuh. Menurut (Wiyono, 2011) bahwa

“Bagian dari populasi yang representatif yaitu bagian dari jumlah

karakteristik atau yang akan diteliti pada populasi tersebut, dan hal

itu biasa disebut dengan sampel”.

3.5 Metode Pengambilan Data

3.5.1 Kuesioner

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengumpulan data kuesioner. Menurut (Wiyono, 2011) bahwa “Alat

pengumpulan data yang fleksibel, mudah digunakan dan dapat

menghasilkan banyak pertanyaan atau pernyataan tertulis yang

ditujukan kepada responden untuk dijawab merupakan arti dari

kuesioner”. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dalam

penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang kompetensi,

budaya organisasi, disiplin kerja, kepuasan kerja dan produktivitas

kerja Aparatur Sipil Negara Sekretariat Daerah Jepara.

 3.5.2 Skala Likert

Menurut (Wiyono, 2011) “Jika peneliti ingin memperoleh

data mengenai bobot pada setiap jawaban yang diberikan oleh

responden, maka penelitian ini dapat menggunakan skala likert”.

Berikut interval jawaban dan skor tiap item pertanyaan:

Skor 5 : Sangat Setuju (SS)

Skor 4 : Setuju (S)
Skor 3 : Netral (N)
Skor 2 : Tidak Setuju (TS)
Skor 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Uji Instrumen Penelitian

3.6.1.1 Uji Validitas

Menurut (Wiyono, 2011) pengertian dari “Uji

validitas adalah sebuah kelayakan atau ketepatan instrumen

yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur objek

yang diuji dan sejauh mana instrumen tersebut melakukan

fungsi pengukurannya”. Skor item yang dikaitkan dengan

skor total merupakan cara uji validitas dilakukan. Pengujian

ini menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi

0,05. Berikut adalah standar pengujiannya:

 ✓ Jika rhitung ≥ rtabel maka instrumen yang biasa disebut

item pernyataan memiliki korelasi yang signifikan

dengan skor total, dan dapat dinyatakan valid.

✓ Jika rhitung < rtabel maka instrumen yang biasa disebut

item pernyataan tidak berhubungan signifikan dengan

skor total, dan dapat dinyatakan tidak valid.

3.6.1.2 Uji Reliabilitas

Menurut (Ghozali, 2018), alat yang digunakan untuk

mengukur kuesioner yang berisikan indikator variabel atau

konstruk adalah pengertian dari uji realibilitas. Kuesioner

dianggap dapat diandalkan atau reliabel jika pernyataan

tersebut konsisten atau stabil dan mendapatkan tanggapan

responden dengan baik. Reliabilitas diukur dengan

koefisien alpha cronbach`s. (Widarjono, 2018)

menyatakan bahwa “Instrumen mendapatkan kepercayaan

yang baik dan dapat dikatakan realibilitas jika nilai

Cronbach’s alpha di atas angka 0,5 dengan kriteria:

✓ Jika cronbach's alpha > 0,5, berarti instrumen

tersebut dinyatakan reliabel.

✓ Jika cronbach's alpha < 0,5, ini menunjukkan

bahwa instrumen dinyatakan tidak reliabel.

3.6.2 Uji Asumsi Dasar

3.6.2.1 Uji Normalitas

Menurut (Wiyono, 2011) “Suatu populasi data

berdistribusi normal dapat diketahui bila dilakukan uji

normalitas”. Uji normalitas biasanya dilakukan untuk

mengukur data pada skala interval, rasio ataupun ordinal.

Uji normalitas yang akan digunakan adalah uji One Sample

Kolmogorof-Smirnov dengan taraf signifikan 0,05. Jika

jumlah signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5%, data dapat

dinyatakan berdistribusi normal.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

3.6.3.1 Uji Multikolinearitas

Menurut (Wiyono, 2011), “Jika ingin mengetahui

ada atau tidaknya penyimpangan dari asumsi klasik

multikolinearitas yang mengartikan adanya hubungan linier

antara variabel bebas yang ada pada model regresi, maka

perlu dilakukan uji multikolinearitas”. Tidak adanya

multikolinieritas merupakan premis yang harus dipenuhi

dalam model regresi. Untuk menentukan ada tidaknya

multikolinieritas penelitian ini akan menggunakan model

nilai Variance Inflation Factor (VIF).

Berikut merupakan standar dalam pengujian:

 ✓ Jika VIF < 5 berarti ada persoalan dengan

variabel ini dan variabel independen lainnya.

✓ Jika VIF ≥ 5, tidak ada persoalan dengan

variabel ini dan variabel independen lainnya.

3.6.3.2 Uji Heterokedastisitas

(Wiyono, 2011) menyatakan bahwa untuk

mengetahui ada tidaknya penyimpangan dari hipotesis

heteroskedastisitas klasik (yaitu ketidaksamaan variasi

residual dari semua observasi dalam model regresi) maka

dibutuhkan uji heteroskedastisitas. Penelitian ini

menggunakan uji Glejser dengan masing-masing variabel

independen. Berikut kriteria penilaian untuk uji

heteroskedastisitas:

✓ Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka model

regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

✓ Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka model

regresi tersebut terjadi heteroskedastisitas.

3.6.4 Uji Hipotesis

3.6.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda

“Untuk dapat mengetahui hubungan antara dua atau

lebih mengenai variabel independen dengan variabel

dependen, maka diperlukan analisis regresi linier berganda”

 (Wiyono, 2011). Penggunaan analisis linier berganda

adalah untuk mengetahui pengaruh atau intensitas

kompetensi (X1), budaya organisasi (X2), disiplin kerja (X3)

dan kepuasan kerja (X4) terhadap produktivitas kerja (Y).

Persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini

adalah:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4+ e

Keterangan:

Y = Produktivitas Kerja
α = konstanta
β1= koefisien regresi Kompetensi
β2 = koefisien regresi Budaya Organisasi
β3 = koefisien regresi Disiplin Kerja
β4= koefisien regresi Kepuasan Kerja
X1= variabel Kompetensi
X2 = variabel Budaya Organisasi
X3 = variabel Disiplin Kerja
X4= variabel Kepuasan Kerja
e = standart error

3.6.4.2 Uji t

Menurut (Wiyono, 2011), “Uji t merupakan sebuah

uji parsial yang digunakan untuk mengukur apakah variabel

diperbolehkan memiliki pengaruh terhadap variabel

terikat”. Untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas,

maka diperlukan Uji t secara parsial (kompetensi, budaya

organisasi, disiplin kerja, dan kepuasan kerja) terhadap

 variabel terikat (produktivitas kerja), dengan taraf

signifikansi 0,05. Dalam proses pengukuran, peneliti

menggunakan software SPSS versi 25.0 for Windows, dan

standar pengujiannya adalah sebagai berikut:

✓ Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H1, H2, H3 dan

H4 diterima.

✓ Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H1, H2, H3,

dan H4 ditolak.

3.6.4.3 Goodness of FIT dengan uji F

“Keakuratan fungsi dari regresi sampel adalah untuk

mengestimasi nilai aktual yang dapat diukur dari goodness

of fit-nya. Setidaknya nilai koefisien determinasi, nilai

statistik F dan nilai statistik t dapat menjadi bahan untuk

mengukur mengenai statistiknya” (Ghozali, 2018).

Jika nilai probabilitas statistik F kurang dari 0,05 atau

5%, maka semua variabel independen dapat memprediksi

variabel dependen dengan baik.

✓ Jika p.value < 0,05, maka model layak dipakai

untuk penelitian ini

✓ Jika p.value ≥ 0.05, maka model tidak layak

dipakai untuk penelitian ini

3.6.4.4 Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi Adjusted R2 adalah alat yang

digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam

menjelaskan perubahan variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi Adjusted R2 berada diantara nol dan satu. “Nilai

koefisien determinasi Adjusted R2 yang kecil berarti

variabel independen mempunyai kemampuan yang sangat

terbatas dalam menjelaskan perubahan variabel dependen,

dan nilainya mendekati 1 berarti variabel independen

hampir memberikan semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variabel terikat” (Ghozali, 2018).