Anda di halaman 1dari 15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini digolongkan dalam penelitian survey. Penelitian ini

gdilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah

data dari sampel yang diambil dari populasi, sehingga ditemukan kejadian-

kejadian relatif, distribusi dan pengaruh antar variabel (Sekaran, 2006). Data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data primer akan diperoleh dengan menggunakan metode angket (kuisioner)

yaitu berupa daftar pertanyaan mengenai kepuasan kerja, kepemimpinan

transformasional, komitmen organisasional, Organizazional Citizenship

Behavior (OCB) dan kinerja karyawan yang diberikan kepada para responden

yang telah ditunjuk sebagai sampel.

2. Data sekunder dalam penelitian ini menggunakan data yang telah ada yang

berasal dari PT. Dan liris yang berupa sejarah singkat perusahaan dan data

jumlah karyawan. Selain itu literatur dan buku-buku tentang perilaku

organisasional yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam

penelitian ini.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek

yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
commit to user
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam

37
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

penelitian ini adalah karyawan tetap pada bagian produksi Konfeksi 1 (M&S) di

PT. Dan Liris Sukoharjo Jawa Tengah.

Menurut Sugiyono (2010), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari

populasi yang diambil sebagai sumber data. Ukuran sampel yang sesuai untuk alat

analisis Structural Equation Modelling (SEM) adalah sebanyak 100-200. Ukuran

sampel adalah minimum sebanyak 5 estimasi parameter. Apabila estimasi

parameternya berjumlah 20, maka jumlah sampel minimal adalah sebanyak 100

(Hair, Anderson & Black, 1995). Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian

ini menggunakan sampel sebanyak 200 responden yang diharapkan sampel yang

diambil dalam penelitian bisa mewakili populasi yang ada.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Non

Probability Sampling. Melihat karakteristik populasi yang ada dan melihat dari

tujuan penelitian ini, maka responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah karyawan tetap yang dilakukan dengan metode Convenience Sampling,

yakni pengambilan sampel tanpa syarat dari populasi yang dengan senang hati

bersedia memberikannya (Sekaran, 2006).

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk medapatkan data yang diperlukan, peneliti melakukan penyebaran

kuesioner berupa daftar pertanyaan kepada responden dan responden memilih satu

jawaban dari alternatif jawaban yang sudah tersedia. Metode pengumpulan data

menggunakan metode Personally Administrated Questionnaires, yaitu peneliti


commit to user
menyampaikan sendiri kuesioner kepada responden dan mengambil kuesioner
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

dengan tujuan agar tingkat pengembalian kuesioner terjaga dalam periode waktu

yang relatif pendek (Sekaran, 2006).

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan,

maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu

penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara

lebih rinci, definisi operasionalisasi variabel adalah sebagai berikut:

1. Kepuasan kerja sebagai sikap terhadap situasi dan kondisi kerja karena adanya

interaksi yang terjadi penilaian terhadap pekerjaan mereka dengan pikiran,

perasaan dan emosi berdasarkan faktor-faktor seperti gaji, pekerjaan itu

sendiri, kondisi kerja, supervisi, hubungan dengan rekan kerja dan manfaat

lainnya. Pengukuran variabel kepuasan kerja menggunakan kuesioner yang

dikembangkan oleh Baptiste (2007). Kuesioner ini terdiri dari 8 item

pertanyaan dengan menggunakan skala likert 1-5, berdasarkan kriteria sangat

tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju.

2. Kepemimpinan transformasional adalah perilaku yang mampu memunculkan

rasa bangga dan kepercayaan, menginspirasi dan memotivasi, merangsang

kreativitas dan inovasi bawahan, memperlakukan setiap bawahan secara

individual serta selalu melatih dan memberi pengarahan kepada bawahan.

Pengukuran variabel kepemimpinan transformasional menggunakan kuesioner

yang dikembangkan oleh Bass dan Avolio (1997), yang terdiri dari 8 item

pertanyaan dengan menggunakan skala likert 1-5, berdasarkan kriteria sangat


commit to user
tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju.
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

3. Komitmen organisasional adalah sikap yang menunjukkan loyalitas anggota

organisasi yang merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang anggota

organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan

kebaikan organisasinya. Pengukuran variabel komitmen organisasional

menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Allen dan Meyer (1991),

yang terdiri dari 9 item pertanyaan menggunakan skala likert 1-5, berdasarkan

kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju.

4. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan perilaku yang

melekat pada individu dalam organisasi, bersifat bebas dan sukarela melebihi

ketentuan peran yang dipersyaratkan oleh organisasi serta munculnya perilaku

tersebut memberikan manfaat bagi organisasi tetapi tidak berkaitan sistem

penghargaan organisasi. Pengukuran variabel OCB menggunakan kuesioner

yang dikembangkan oleh Podsakoff, MacKenzie, Moorman dan Fetter (1990).

Kuisioner ini terdiri dari 8 item pertanyaan dengan menggunakan skala likert

1-5, berdasarkan kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan

sangat setuju.

5. Kinerja Karyawan adalah suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk

bertanggung jawab mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari

perbuatannya sendiri sehingga bisa menghasilkan efektifitas dalam bekerja.

Pengukuran variabel kinerja karyawan menggunakan kuesioner yang

dikembangkan oleh Tsui, Pearce, Porter dan Tripoli (1997). Kuesioner ini

terdiri dari 7 item pertanyaan menggunakan skala likert 1-5, berdasarkan

kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini mengggunakan analisis deskriptif,

uji instrumen penelitian yang menggunakan uji validitas dan reabilitas, analisis

data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan AMOS

21.0 dan uji hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian. Metode analisis data

akan dijelaskan lebih detail yaitu sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriftif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono, 2008). Peneliti menggunakan rentang skala five point Likert Scale

untuk menganalisa kuesioner dengan skor 1 sampai dengan 5. Hal ini dikarenakan

untuk memperjelas kategori skala dan mempermudah penulis dalam menganalisa

item pertanyaan berdasarkan rata-rata (mean) yang di dapat.

2. Uji instrumen

a. Uji validitas

Tujuan dilakukan uji validitas instrumen adalah untuk mengukur sah atau

valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2006).

Peneliti melakukan uji validitas instrumen dengan uji Confirmatory Factor

Analisis (CFA) dengan bantuan sofware SPSS 20.0, karena data yang diperoleh

dengan skala likert berupa interval. Analisis faktor konfirmatori digunakan untuk
commit to user
menguji apakah suatu konstruk atau variabel mempunyai uni dimensionalitas atau
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi sebuah

konstruk atau variabel. Alat uji KMO-MSA (Kaiser – Meyer - Olkin Measure of

Sampling) digunakan untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel. Nilai

KMO bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai yang dikehendaki harus > 0,50.

Teknik yang digunakan adalah dengan melihat output dari Rotated Component

Matrix yang harus ekstrak secara sempurna. Jika masing-masing item pertanyaan

belum ekstrak secara sempurna, maka proses pengujian harus diulang dengan

menghilangkan item pertanyaan yang memiliki nilai ganda. Setiap item

pertanyaan harus memiliki Factor Loading yang ≥ 0,5 atau yang ≥ 0,35 yang

diperhatikan (Ghozali, 2009).

b. Uji reliabilitas

Reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,

2008). Uji reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan Cronbach Alpha.

Cronbach Alpha dihitung dalam hal rata-rata interkorelasi antar item yang

mengukur konsep (Sekaran, 2006). Kategori koefisien Alpha dari suatu pengujian

adalah sebagai berikut:

1) 0.8 - 1.0 : Reliabilitas baik

2) 0.6 - 0.79 : Reliabilitas dapat diterima

3) < 0.6 : Reliabilitas kurang baik

3. Analisis data

Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data

setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Suatu penelitian selalu
commit to user
memerlukan interpretasi dan analisis data, yang diharapkan pada akhirnya
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

memberikan solusi pada research question yang menjadi dasar penelitian tersebut.

Metode analisis yang dipilih yang dipilih dalam penelitian ini untuk menganalisis

data adalah dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM), yang

dioperasikan melalui program AMOS 21.0. Model persamaan struktural,

Structural Equation Modeling (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal

yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan relatif “rumit” secara

simultan (Ferdinand, 2006).

Alasan menggunakan teknik analisis SEM dalam penelitian ini karena

keunggulannya dalam penelitian manajemen yaitu dapat mengkonfirmasi

dimensi-dimensi dari sebuah konsep atau faktor (yang sering digunakan dalam

manajemen) serta kemampuannya untuk mengukur pengaruh variabel-variabel

secara teoritis. Program AMOS digunakan dalam penelitian ini karena

mempunyai kemampuan untuk memperkirakan koefisien yang tidak diketahui dari

persamaan struktural linear mencakup model yang memuat variabel-variabel

laten, memuat pengukuran kesalahan (Error) baik pada variabel dependen/

independen, mengukur efek langsung/tidak langsung dari variabel dependen

dengan variabel independen dan memuat hubungan sebab akibat yang timbal

balik, persamaan (Simultaenity) dan interdependensi.

Untuk membuat sebuah pemodelan yang lengkap dengan menggunakan

SEM, ada 7 langkah yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Pengembangan model berbasis teori yaitu dalam pengembangan model SEM

adalah pencarian atau pengembangan model yang mempunyai justifikasi

teoritis yang kuat. Seorang peneliti harus melakukan serangkaian telaah


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

pustaka yang intens guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang

dikembangkan.

b. Pengembangan diagram alur (Path Diagram) untuk menunjukkan hubungan

kausalitas Path Diagram akan mempermudah peneliti melihat hubungan-

hubungan kausalitas yang ingin diuji. Peneliti biasanya bekerja dengan

konstruk, yaitu konsep-konsep yang memiliki pijakan teoritis yang cukup

untuk menjelaskan berbagai bentuk hubungan. Konstruk-konstruk yang

dibangun dalam diagram alur dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen dikenal sebagai

“Source Variables” atau “Independent Variables” yang tidak diprediksi oleh

variabel yang lain dalam model. Konstruk endogen adalah faktor-faktor yang

diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk

eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen.

c. Konversi diagram alur ke dalam serangkaian persamaan structural dan

spesifikasi model pengukuran. Setelah teori model teoritis dikembangkan dan

digambarkan dalam sebuah diagram alur, peneliti dapat mulai mengkonversi

spesifikasi model tersebut kedalam rangkaian persamaan. Menurut Ferdinand

(2006), persamaan yang akan dibangun terdiri dari Structural Equations

(persamaan-persamaan struktur). Persamaan ini dirumuskan untuk

menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Persamaan

structural pada dasarnya dibangun dengan pedoman berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

Tabel III.1
Rumus Persamaan Struktural
Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + Error

Persamaan Strukural Penelitian


OCB: ß1 KK + ß2 KT + ß3 KO +Z1
KIN : ß1 KK + ß3 KO +ß4 OCB +Z2
Sumber: Ferdinand (2006)

Tabel III.2
Model Pengukuran
Konsep Exogenous Konsep Endogenous
(model pengukuran) (model pengukuran)
X1 = λ1 KK + e1 X26 = λ26 OCB + e26
X2 = λ2 KK + e2 X27 = λ27 OCB + e27
X3 = λ3 KK + e3 X28 = λ28 OCB + e28
X4 = λ4 KK + e4 X29 = λ29 OCB + e29
X5 = λ5 KK + e5 X30 = λ30 OCB + e30
X6 = λ6 KK + e6 X31 = λ31 OCB + e31
X7 = λ7 KK + e7 X32 = λ32 OCB + e32
X8 = λ8 KK + e8 X33 = λ33 OCB + e33
X9 = λ9 KT + e9 X34 = λ34 KIN + e34
X10 = λ10 KT + e10 X35 = λ35 KIN + e35
X11 = λ11 KT + e11 X36 = λ35 KIN + e36
X12 = λ12 KT + e12 X37 = λ35 KIN + e37
X13 = λ13 KT + e13 X38 = λ35 KIN + e38
X14 = λ14 KT + e14 X39 = λ35 KIN + e39
X15 = λ15 KT + e15 X40 = λ35 KIN + e40
X16 = λ16 KT + e16
X17 = λ17 KO + e17
X18 = λ18 KO + e18
X19 = λ19 KO + e19
X20 = λ20 KO + e20
X21 = λ21 KO + e21
X22 = λ22 KO + e22
X23 = λ23 KO + e23
X24 = λ24 KO + e24
X25 = λ25 KO + e25
Sumber: Data yang dioalah (2014)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

d. Pemilihan matrik input dan teknik estimasi model yang dibangun SEM hanya

menggunakan matrik varian atau kovarian sebagai data input untuk

keseluruhan estimasi yang dilakukannya. Hair et al. (1995), menyatakan

bahwa ukuran sampel yang sesuai adalah 100-200. Ukuran sampel adalah

minimum sebanyak 5 kali estimasi parameter. Apabila estimasi parameternya

berjumlah 20, maka jumlah sampel minimal adalah 100.

e. Menilai problem identifikasi yaitu problem mengenai ketidakmampuan dari

model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Apabila

setiap kali estimasi dilakukan muncul prolem identifikasi, maka sebaiknya

model dipertimbangkan ulang dengan mengembangkan banyak konstruk.

f. Kesesuaian kriteria Goodness of Fit yang merupakan kesesuaian model yang

dievaluasi melalui telaah terhadap berbagai kriteria Goodness of Fit. Tindakan

pertama adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi

asumsi-asumsi SEM yaitu ukuran sample, normalitas dan linearitas dan

outlier. Setelah itu melakukan uji kesesuaian dan Cut of Value-nya yang

digunakan untuk menguji apakah sebuah model didukung atau tidak didukung.

1) X2 – Chi-Square statistik, model yang diuji dipandang baik/memuaskan

apabila nilai Chi-Square-nya rendah. Semakin kecil X2, maka semakin

baik model itu dan didukung berdasarkan probabilitas dengan Cut off

Value P ≥ 0,05 (Hulland, Chow & Lam, 1996).

2) CFI (Comparative Fit Index), dimana bila mendekati 1 (satu)

mengindikasi tingkat Fit. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI adalah

≥ 0,90 (Shumacker & Lomax, 2010).


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

3) TLI (Tucker Lewis Index), merupakan incremental index yang

membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model,

dimana nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk didukungnya

sebuah model adalah ≥ 0,90 (Shumacker & Lomax, 2010).

4) IFI (Incremental Fit Indices), merupakan jenis Goodness Of Fit yang

digunakan untuk membandingkan fit model atau disebut Null Model. Nilai

IFI yang direkomendasikan adalah sebesar ≥ 0,90 (Latan, 2013).

5) RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation), yang

menunjukkan Goodness Of Fit yang dapat diharapkan bila model

diestimasi dalam populasi (Hair et al., 1995). Nilai RMSEA sebesar 0.06-

0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan

sebuah Close Fit dari model yang berdasarkan Degrees of Freedom (Chen,

Curran, Bollen, Kirby, & Paxton, 2008).

6) RMR (The Root Mean Square Residual), menggambarkan rata-rata nilai

residual dua matric yang di hipotesiskan yaitu Variance-Covariance

Matric for the Hyphotesized Model. Nilai yang direkomendasikan adalah <

0.08 (Latan, 2013).

7) PCFI (Parsimony Comparative Fit Index), merupakan ukuran

perbandingan antara df Proposed Model / df Proposed Null Model. Nilai

yang direkomendasikan adalah > 0.5 (Latan, 2013).

8) AIC dan CAIC (Akaikes Information Criterion dan Consistent Akaide

Information Index), merupakan Criteria Fit Indices yang digunakan

sebagai pinalty akibat kompleksitas model dan CAIC digunakan sebagai


commit to user
pinalty untuk sampel yang kecil. Nilai yang direkomendasikan adalah nilai
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

AIC dan CAIC lebih kecil dari AIC dan CAIC Saturated dan

Independence Model (Latan, 2013).

Sebuah model dinyatakan layak jika masing-masing indeks tersebut

mempunyai Cut Of Value seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel III.3
Goodness of Fit Indices
Goodness of Fit Index Cut- off Value
X2 – Chi-Square < Chi-Square Table
CFI ≥ 0.90
TLI ≥ 0.90
IFI ≥ 0.90
RMSEA ≤ 0.05-0.08
RMR < 0.08
PCFI > 0.60
AIC < AIC Saturated dan Independence Model
CAIC < CAIC Saturated dan Independence Model
Sumber: Latan (2013)

g. Mengintepretasikan dan memodifikasi model

Langkah terakhir dalam SEM adalah menginteprestasikan dan

memodifikasi model, khususnya bagi model-model yang tidak memenuhi

syarat dalam proses pengujian yang dilakukan. Setelah model diestimasi,

residualnya haruslah kecil atau mendekati nol dan distribusi frekuensi dari

kovarians residual harus bersifat simetrik (Tabachnick & Fidell, 1996).

4. Uji Hipotesis

Langkah Pertama adalah menguji apakah indikator yang dipergunakan

dalam dua atau lebih variabel yang dihipotesiskan sesuai untuk menguji hipotesis

yang dikembangkan (Ferdinand, 2006). Penelitian ini bekerja dengan lima

variabel. Peneliti harus mengembangkan variabelnya agar data yang diperoleh dan

digunakan untuk menyusun informasi guna penarikan kesimpulan adalah data


commit to user
yang sesungguhnya yang ingin diketahui atau apa yang disebut dengan validitas
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

yaitu to measure what should be measured (mengukur apa yang seharusnya

diukur).

Penelitian ini dikembangkan dari berbagai indikator atau proksi yang

datanya digunakan untuk menjelaskan atau mendefinisikan variabel yang hendak

diketahui datanya itu. Penelitian ini ingin mendapatkan sebuah data, data itu

dihasilkan dari data yang lain. Data yang dibentuk itu disebut data variabel laten,

sedangkan data yang membentuk disebut dengan variabel proksi atau variabel

indicator (Ferdinand, 2006).

Penelitian ini akan mengembangkan proksi untuk variabel kepuasan kerja,

kepemimpinan transformasional, komitmen organisasional, OCB dan kinerja

karyawan. Hasil pengujian yang akan dilakukan terdiri dari dimensi konstruk

penelitian seperti yang tersaji berikut ini:

a) Konstruk yang dibangun dari 8 indikator yang memberi ciri kepuasan kerja

yang tidak mempunyai hubungan kausalitas dengan variabel latennya masing-

masing mengenai kepuasan atas penghargaan yang diberikan, diberikan

kesempatan berinisiatif, memberikan pengaruh dalam pekerjaan, gaji yang

didapatkan, keamanan dalam bekerja, pekerjaan itu sendiri dan dilibatkan oleh

pimpinan dalam pengambilan keputusan.

b) Konstruk yang dibangun dari 8 indikator yang memberi ciri kepemimpinan

transformasional yang tidak mempunyai hubungan kausalitas dengan variabel

latennya masing-masing mengenai pimpinan mengembangkan cara untuk

memotivasi karyawan, merasa bangga bekerja dengan pimpinan, percaya

pimpinan mampu menyelesaikan masalah dalam pekerjaan, pemimpin


commit to user
menunjukkan kepeduliannya dengan melatih para karyawan, pemimpin
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

memberikan nasehat kepada karyawan yang membutuhkan, pemimpin

memberikan kepercayaan kepada karyawan untuk memecahkan masalah,

pemimpin meningkatkan penggunaan kecerdasan (intelligence) untuk

mengatasi masalah dan pemimpin memberikan sesuatu melalui pendekatan

yang dapat mendorong karyawan menyelesaikan pekerjaan.

c) Konstruk yang dibangun dari 9 indikator yang memberi ciri komitmen

organisasional yang tidak mempunyai hubungan kausalitas dengan variabel

latennya masing-masing mengenai keyakinan memiliki perusahaan, perasaan

emosional yang melekat pada organisasi, merasa menjadi bagian organisasi,

merasa bersalah jika meninggalkan organisasi, penghargaan atas kesetiaannya,

komitmen tidak meninggalkan organisasi, terganggu ketika keluar dari

organisasi, sulit meninggalkan organisasi dan resiko meninggalkan organisasi.

d) Konstruk yang dibangun dari 8 indikator yang memberi ciri Organizational

Citizenship Behavior (OCB) yang tidak mempunyai hubungan kausalitas

dengan variabel latennya masing-masing mengenai kemamuan membantu

orientasi karyawan baru/rekan baru, membantu karyawan yang mempunyai

beban kerja berlebih, bekerja melebihi standart yang ada, tidak mengambil

waktu istirahat lama, tidak menyalah gunakan hak orang lain, mencoba untuk

menghindari perselisihan dengan rekan kerja, menghadiri pertemuan-

pertemuan yang tidak wajib dan selalu fokus pada sisi positif.

e) Konstruk yang dibangun dari 7 indikator yang memberi ciri kinerja karyawan

yang tidak mempunyai hubungan kausalitas dengan variabel latennya masing-

masing mengenai kualitas kerja karyawan, efisiensi karyawan, standart


commit to user
kualitas kerja karyawan, usaha karyawan meningkatkan kualitas kerja,
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

menjunjung tinggi standarts professional, melakukan tugas-tugas pekerjaan

utama dan kreatifitas dalam melakukan tugas-tugas utama.

Langkah Kedua seperti yang telah diuraikan pada langkah pertama,

pengujian ini menunjukkan bahwa indikator yang digunakan telah mencerminkan

varaibel latennya, karena itu dapat diterima sebagai variabel indikator yang sesuai

untuk variabel laten yang digunakan. Untuk melihat apakah variabel indikator

yang digunakan sesuai untuk pengujian hipotesis yang dikembangkan, maka

dilakukan Face Validity Test (pengujian muka) terhadap berbagai Logical

Connection (hubungan logis) antar variabel indikator dari dua variabel yang

dihipotesiskan hubungan atau kausalitasnya. Langkah selanjutnya adalah

merencanakan penelitian apakah variabel indikator tersebut layak digunakan

dalam pengujian hipotesis ini karena itu layak untuk dikumpulkan responden

penelitian, maka dilakukan uji Logical Connection antar indikator variabel sesuai

dengan hipotesis dasarnya (Ferdinand, 2006). Langkah ini dilakukan terhadap

sepuluh hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai