Anda di halaman 1dari 32

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III.1 Objek Penelitian

Obyek penelitian adalah Kompetensi, Motivasi, dan Kinerja pegawai.

Pegawai pada UPTD Puskesmas Kroya Indramayu dengan fokus masalah yang

diteliti.

Subjek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang.

Subyek penelitian ini adalah pegawai UPTD Puskesmas Kroya Indramayu yang

beralamat di Jl. Pu Kroya No. 50, Kroya, Kec. kroya, Kab. Indramayu, Jawa

Barat 45265.

III.2 Metode Penelitian

Penelitia ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022 sampai dengan bulan

Januari 2023 di UPTD Puskesmas Kroya Indramayu. Untuk melakukan metode

penelitian ini perlu terlebih dahulu menentukan metode penelitian yang akan

digunakan, dikarenakan hal ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam suatu penelitian.

Menurut (Sugiyono, 2018, p. 2) :

“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendaptkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu”.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif.

24
25

Menurut (Sugiyono, 2017, p. 89) :

“Assosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat

menanyakan hubungan antar dua variabel atau lebih”.

Karena dapat menunjukkan hubungan anatar variabel dan dapat mengukur

pengaruh antar variabel, sehingga penelitian ini dapat berjalan sistematis dan

berjalan secara objektif.

III.3 Populasi dan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2017, p. 80) :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”.

Dalam penelitian ini, pegawai UPTD Puskesmas Kroya Indramayu, yang

ditarik dalam 10 pegawai untuk uji validitas dan uji reliabilitas instrument.,

dengan jumlah total populasi 51 pegawai yang terdiri dari ASN dan Non ASN di

UPTD Puskemas Kroya Indramayu (ASN 15 Pegawai dan Non ASN 36

Pegawai).

Menurut (Sugiyono, 2017, p. 81) :

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut”. Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 pegawai karena

dikurangi 1 pimpinan.

III.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan

data atau informasi dengan cara kuantitatif dari responden sesuai lingkup

penelitian. Penulis melakukan penelitian langsung di lapangan untuk


26

memperoleh data yang diperlukan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan :

III.4.1 Sumber Data

III.4.1.1 Data Primer

Definisi data primer menurut (Sugiyono, 2018, p. 137), data primer

adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data

yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui observasi dan

melalui penyebaran angket kepada responden.

a. Observasi (Pengamatan)

Merupakan teknik penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara

langsung terhadap kegiatan perusahaan/toko sehari-hari.

b. Kuisioner (Angket)

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

III.4.2 Jenis Data

III.4.2.1 Data Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandasan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2017, p. 8) :

III.5 Operasional Variabel

III.5.1 Operasionalisasi Variabel Terikat (Kinerja Pegawai)

Menyatakan bahwa “Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.


27

(Sugiyono, 2016, p. 39) Dalam penelitian ini variabel terikat (Y) yang diteliti

adalah Kinerja Pegawai di UPTD Puskesmas Kroya Indramayu.

III.5.1.1 Definisi Konseptual Kinerja Pegawai

Dalam penelitian variabel terikat ialah pegawai dengan definisi konseptual

kinerja pegawai menurut Moeheriono (2012) dalam jurnal Proceding Seminar

Nasional Kewirausahaan menyatakan bahwa “Kinerja pegawai adalah hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan

dan tugas tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan

moral maupun etika.

III.5.1.2 Operasional Kinerja Pegawai

Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dari variabel Kinerja

Pegawai : Kuantitas, Kualitas, Ketepatan Waktu. Selanjutnya dibuat

pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan indikator dari variabel Kinerja Pegawai.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut selanjutanya dipertanyakan kepada

responden yang dijadikan sampel penelitaian. Hasil dari jawaban responden

selanjutnya dikumpulkan, dioleh untuk memperoleh jawaban dari kuesioner

variabel Kinerja Pegawai terhadap UPTD Puskesmas Kroya Indramayu.

III.5.1.3 Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Pegawai

Instrumen dalam penelitian ini memiliki validitas yang berdsarkan

indikator yang disusun dan didasarkan pada pendapat ahli. Untuk

mendapatkan kelayakan instrumen yang digunkan dalam penelitian ini yaitu :

Kinerja Pegawai dapat diukur melalui indikator-indikator dengan


28

pengukuran skala ordinal adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 1
Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Pegawai

Angket
No Indikator Butir Jumlah
1. Kuantitas 1,2 2

2. Kualitas 3,4 2

3. Ketepatan Waktu 5,6 2

III.5.1.4 Jenis Instrumen Kinerja Pegawai

Jenis instrumen penelitian yang dipergunakan untuk mengetahui

Kinerja Pegawai yang berisi penilaian di UPTD Puskesmas Kroya yang

dijawab oleh Pegawai yang ada di UPTD Puskesmas Kroya Indramayu.

Menurut (Sugiyono, 2017, p. 102) :

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun social yang diamati secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian”.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

menghasilkan data yang akhirat yaitu dengan menggunakan skala likert.

Menurut (Sugiyono, 2017, p. 9) :

“Skala likert adalah digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social”.

Dalam penelitian ini penelitian menggunakan jenis instrument angket

atau kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut:


29

- Sangat Setuju bobot/skor 5

- Setuju bobot/skor 4

- Cukup Setuju bobot/skor 3

- Tidak Setuju bobot/skor 2

- Sangat Tidak Setujuz bobot/skor 1

III.5.1.5 Pengujian Validitas Kinerja Pegawai

Valid dapat diartikan shahih, sehingga validitas instrumen dapat

diartikan sebagai kesahihan sebuah instrumen tersebut. Uji validitas dilakukan

untuk mengukur seberapa besar kevalidan suatu instrumen.

Menurut (Sugiyono, 2017, p. 267) :

“Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian

data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan

oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian”.

Dalam penelitian ini untuk menghitung korelasi pada uji validitas

menggunakan metode korelasi Product Moment Pearson, yang rumusnya

adalah sebagai berikut:

n∑xy - ( ∑ x) ( ∑ y )
r xy =
√ \{n ∑x -(∑ x) \}\{n∑ y - ( ∑ y ¿ }
2 2 2 2

Keterangan :

r xy : Koefisien validitas

n : Banyaknya subjek

x : Nilai perbandingan

y : Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya


30

Tabel 3.1
Interpretasi Koefisien Korelasi rxy

Interval Koefisien Korelasi Interprestasi


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Uji validitas dilakukan dengan penyebaran angket Kinerja Pegawai 6

soal angket dan di isi oleh pegawai UPTD Puskesmas Kroya Indramayu 10

orang pegawai untuk dijadikan uji coba validitas instrument. Setelah

dilakukan uji validitas maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai

Butir
Soal
rhitung Interprestasi rtabel Keterangan

1. 0,712 Kuat Valid


2. 0,705 Kuat Valid
3. 0,663 Kuat Valid
0, 632
4. 0,762 Kuat Valid
5. 0,691 Kuat Valid
6. 0,804 Sangat Kuat Valid

Dengan rtabel 0,632 indikasi 5% dan jumlah responden 10 diperoleh di

atas. Dari tabel di atas terlihat bahwa 6 pertanyaan rhitung 0,712 lebih dari rtabel

0,632. Jadi semua pernyataan valid dan dapat digunakan dalam Analisa

berikutnya.
31

III.5.1.6 Perhitungan Reliabilitas Kinerja Pegawai

Menurut Priyatno (2014:64) (Erdiansyah, 2016) :

“Uji Realibilitas digunakan untuk mengetahui keajegan atau konsistensi alat

ukur yang biasanya menggunakan kuesioner. Maksudnya apakah alat ukur

tersebut akan mendapatkan pengukuran yang tepat konsisten jika pengukuran

diulang kembali”.

Uji Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach

Alpha. Sujarweni (2015, p. 192) dalam jurnal (Priyatno, 2017) menyatakan

uji reliabilitas dilakukan dengan lihat nilai Cronbach Alpha dengan kriteria

jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka suatu instrument dikatakan reliabel.

Jika ni nilaiCronbach Alpha < 0,60 maka suatu instrumen dikatakan tidak

reliable. Untuk mencari reliabilitas digunakan rumus AlphaCronbach yaitu:

( )[ ∑
]
2
k σb
r ac = 1- 2
k-1 σt

Keterangan :

r ac : Koefisien reliabilitas alpha cronbach

K : Banyak butir/item pertanyaan

∑ σb2 : Jumlah/total varians per-butir/item pertanyaan


2
σt : Jumlah atau total varians.
32

Tabel 3.3
Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Korelasi Interprestasi

0,80 < ri ≤ 1,00 Sangat Kuat


0,60 < ri ≤ 0,80 Kuat
0,40 < ri ≤ 0,60 Sedang
0,20 < ri ≤ 0,40 Rendah
0,00 < ri ≤ 0,20 Sangat Rendah

Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Kinerja Pegawai :

Tabel 3.4
Tabel Cronbach's Alpha

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,807 6

Sumber : Hasil Olah Data SPSS.24

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas di atas maka untuk variabel

Kinerja pegawai dapat diperoleh nilai 0,807 > 0,60 dan hasil perhitungan uji

reliabilitas tersebut dinyatakan reliabel.

III.5.2 Operasionalisasi Variabel Bebas (Kompetensi)

Menyatakan bahwa “Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terkait)”. Menurut (Sugiyono, 2016, p. 39) Dalam penelitian ini

variabel bebas (X1) yang diteliti adalah Kompetensi di UPTD Puskesmas Kroya

Indramayu.
33

III.5.2.1 Definisi Konseptual Kompetensi

Dalam penelitian variabel bebas ialah pelanggan dengan definisi

konseptual Kompetensi Menurut Sutrisno (2016), dalam jurna Jurnal TRUST

Riset Akuntansi (2022). “Kompetensi adalah suatu kemampuan yang di landasi

oleh keterampilan dan pengetahuan yang di dukung oleh sikap kerja serta

penerapannya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang mengacu pada

persyaratan kerja yang ditetapkan”.

III.5.2.2 Operasional Kompetensi

Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dari variabel Kompetensi :

Motif (konsisten), Traits (sifat bawaan), Self concept (konsep), Knowledge

(pengetahuan), Skill (ketrampilan) ketegasan. Selanjutnya dibuat pertanyaan-

pertanyaan sesuai dengan indikator dari variabel kompetensi.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut selanjutanya dipertanyakan kepada

responden yang dijadikan sampel penelitaian. Hasil dari jawaban responden

selanjutnya dikumpulkan, dioleh untuk memperoleh jawaban dari kuesioner

variabel Kompetensi terhadap UPTD Puskesmas Kroya Indramayu.

III.5.2.3 Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi

Instrumen dalam penelitian ini memiliki validitas yang berdasarkan

indikator yang disusun dan didasarkan pada pendapat ahli. Untuk

mendapatkan kelayakan instrumen yang digunkan dalam penelitian ini yaitu :

Kompetensi dapat diukur melalui indikator-indikator dengan

pengukuran skala ordinal adalah sebagai berikut:


34

Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Kompetensi

Angket
No Indikator Butir Jumlah
1. Motif (konsisten) 1,2 2
2. Traits (sifat bawaan) 3,4 2
3. Self concept (konsep 5,6 2
4. Knowledge (pengetahuan) 7,8 2
5. Skill (ketrampilan) ketegasan 9,10 2

III.5.2.4 Jenis Instrumen Kompetensi

Jenis instrumen penelitian yang dipergunakan untuk mengetahui

Kompetensi yang berisi penilaian di UPTD Puskesmas Kroya yang dijawab

oleh pegawai yang ada di UPTD Puskesmas Kroya Indramayu.

Menurut (Sugiyono, 2017, p. 102) :

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun social yang diamati secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian”.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

menghasilkan data yang akhirat yaitu dengan menggunakan skala likert.

Menurut (Sugiyono, 2017, p. 9) :

“Skala likert adalah digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Dalam penelitian ini penelitian menggunakan jenis instrument angket

atau kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut:


35

- Sangat Setuju bobot/skor 5

- Setuju bobot/skor 4

- Cukup Setuju bobot/skor 3

- Tidak Setuju bobot/skor 2

- Sangat Tidak Setuju bobot/skor 1

III.5.2.5 Pengujian Validitas Kompetensi

Valid dapat diartikan shahih, sehingga validitas instrumen dapat

diartikan sebagai kesahihan sebuah instrumen tersebut. Uji validitas dilakukan

untuk mengukur seberapa besar ke validan suatu instrumen.

Menurut (Sugiyono, 2019, p. 267) :

“Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian

data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan

oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian”.

Dalam penelitian ini untuk menghitung korelasi pada uji validitas

menggunakan metode korelasi Product Moment Pearson, yang rumusnya

adalah sebagai berikut:

n∑xy - ( ∑ x) ( ∑ y )
r xy =
√ \{n ∑x -(∑ x) \}\{n∑ y - ( ∑ y ¿ }
2 2 2 2

Keterangan :

r xy : Koefisien validitas

n : Banyaknya subjek

x : Nilai perbandingan
36

y : Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya

Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi rxy

Interval Koefisien Korelasi Interprestasi


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Uji validitas dilakukan dengan penyebaran angket Kompetensi 10

soal angket dan di isi oleh pegawai UPTD Puskesmas Kroya Indramayu 10

orang pegawai untuk uji validitas instrument. Setelah dilakukan uji validitas

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Kompetensi

Butir Soal rhitung Interprestasi rtabel Keterangan

1. 0,849 Sangat Kuat Valid


2. 0,724 Kuat Valid
3. 0,666 Kuat Valid
4. 0,954 Sangat Kuat Valid
5. 0,884 Sangat Kuat Valid
6. 0,761 Kuat 0,632 Valid
7. 0,772 Kuat Valid
8. 0,982 Sangat Kuat Valid
9. 0,879 Sangat Kuat Valid
10. 0,696 Kuat Valid
37

Dengan rtabel 0,632 indikasi 5% dan jumlah responden 10 diperoleh di

atas. Dari tabel di atas terlihat bahwa 10 pertanyaan rhitung 0,849 lebih dari rtabel

0,632. Jadi semua pernyataan valid dan dapat digunakan dalam Analisa

berikutnya.

III.5.2.6 Perhitungan Realibilitas Kompetensi

Menurut Priyatno (2014:64) (Erdiansyah, 2016) :

“Uji Realibilitas digunakan untuk mengetahui keajegan atau konsistensi alat

ukur yang biasanya menggunakan kuesioner. Maksudnya apakah alat ukur

tersebut akan mendapatkan pengukuran yang tepat konsisten jika pengukuran

diulang kembali”.

Uji Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach

Alpha. Sujarweni (2015, p. 192) dalam jurnal (Priyatno, 2017) menyatakan

uji reliabilitas dilakukan dengan lihat nilai Cronbach Alpha dengan kriteria

jika nilai Cronbach Alpha > 0.60 maka suatu instrument dikatakan reliabel.

Jika nilai Cronbach Alpha < 0.60 maka suatu instrumen dikatakan tidak

reliable. Untuk mencari reliabilitas digunakan rumus AlphaCronbach yaitu :

( )[ ∑ σb
]
2
k
r ac = 1- 2
k-1 σt

Keterangan :
38

r ac : Koefisien reliabilitas alpha cronbach

K : Banyak butir/item pertanyaan

∑ σb2 : Jumlah/total varians per-butir/item pertanyaan


2
σt : Jumlah atau total varians

Tabel 3.8
Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Korelasi Interprestasi

0,80 < ri ≤ 1,00 Sangat Kuat


0,60 < ri ≤ 0,80 Kuat
0,40 < ri ≤ 0,60 Sedang
0,20 < ri ≤ 0,40 Rendah
0,00 < ri ≤ 0,20 Sangat Rendah

Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Kompetensi :

Tabel 3.9
Tabel Cronbach's Alpha

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,943 10

Sumber : Hasil Olah Data SPSS.24

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas di atas maka untuk variabel


39

Kompetensi dapat diperoleh nilai 0,943 > 0,60 dan hasil perhitungan uji

reliabilitas tersebut dinyatakan reliabel.

III.5.3 Operasionalisasi Variabel Bebas (Motivasi)

Menurut (Sugiyono, 2016, p. 39) :

“Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini variabel

bebas (X2) yang diteliti adalah Motivasi di UPTD Puskesmas Kroya Indramayu.

III.5.3.1 Definisi Konseptual Motivasi

Dalam penelitian variabel bebas ialah pelanggan dengan definisi

konseptual Mangkunegara (2016:56) dalam Jurnal Penelitian Ratih

Puspasari menyatakan yakni “motivasi berasal dari kata motif yang merupakan

suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar pegawai

tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Jadi motivasi adalah

kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari

motifnya”.

III.5.3.2 Operasional Motivasi

Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan dari variabel Motivasi :

Kebutuhan Fisiologis (Fisik), Kebutuhan Rasa Aman Dan Keselamatan,

Kebutuhan Sosial, Kebutuhan Sosial Akan Penghargaan Diri, Kebutuhan

Aktualisasi Diri. Selanjutnya dibuat pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan

indikator dari variable Motivasi.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut selanjutanya dipertanyakan kepada

responden yang dijadikan sampel penelitaian. Hasil dari jawaban responden

selanjutnya dikumpulkan, dioleh untuk memperoleh jawaban dari kuesioner

variabel Motivasi terhadap Pegawai UPTD Puskesmas Kroya Indramayu.


40

III.5.3.3 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi

Instrumen dalam penelitian ini memiliki validitas yang berdsarkan

indikator yang disusun dan didasarkan pada pendapat ahli. Untuk mendapatkan

kelayakan instrumen yang digunkan dalam penelitian ini yaitu :

Motivasi dapat diukur melalui indikator-indikator dengan pengukuran

skala ordinal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10
Kisi-Kisi Instrumen Motivasi

Angket
No Indikator Butir Jumlah
1. Kebutuhan Fisiologis (Fisik) 1,2 2
2. Kebutuhan Rasa Aman Dan Keselamatan 3,4 2
3. Kebutuhan Sosial 5,6 2
4. Kebutuhan Sosial Akan Penghargaan Diri 7,8 2
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri 9,10 2

III.5.3.4 Jenis Instrumen Motivasi

Jenis instrumen penelitian yang dipergunakan untuk mengetahui

Motivasi yang berisi penilaian di UPTD Puskesmas Kroya yang dijawab oleh

Pegawai yang ada di UPTD Puskesmas Kroya Indramayu.

Menurut (Sugiyono, 2017, p. 102) :

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun social yang diamati secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian”. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akhirat yaitu dengan menggunakan

skala likert.

Menurut (Sugiyono, 2017, p. 9) :


41

“Skala likert adalah digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Dalam penelitian ini penelitian menggunakan jenis instrument angket

atau kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut:

- Sangat Setuju bobot/skor 5

- Setuju bobot/skor 4

- Cukup Setuju bobot/skor 3

- Tidak Setuju bobot/skor 2

- Sangat Tidak Setuju bobot/skor 1

III.5.3.5 Pengujian Validitas Motivasi

Valid dapat diartikan shahih, sehingga validitasbinstrumen dapat

diartikan sebagai kesahihan sebuah instrumen tersebut. Uji validitas dilakukan

untuk mengukur seberapa besar kevalidan suatu instrumen.

Menurut (Sugiyono, 2019, p. 267) :

“Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian

data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan

oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian”.

Dalam penelitian ini untuk menghitung korelasi pada uji validitas

menggunakan metode korelasi Product Moment Pearson, yang rumusnya

adalah sebagai berikut:


42

n∑xy - ( ∑ x) ( ∑ y )
r xy =
√ \{n ∑x -(∑ x) \}\{n∑ y - ( ∑ y ¿ }
2 2 2 2

Keterangan :

r xy : Koefisien validitas

N : Banyaknya subjek

x : Nilai perbandingan

y : Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya

Tabel 3. 11
Interpretasi Koefisien Korelasi rxy

Interval Koefisien Korelasi Interprestasi


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Uji validitas dilakukan dengan penyebaran angket Motivasi yang berisi 10

soal angket dan di isi oleh pegawai UPTD Puskesmas Kroya Indramayu dengan

penilaian 10 orang yang diambil populasi. Setelah dilakukan uji validitas maka

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.12
Hasil Uji Validitas Motivasi

Butir
rhitung Interprestasi Rtabel Keterangan
Soal
1. 0,908 Sangat Kuat Valid
2. 0,723 Kuat Valid
3. 0,622 Kuat Valid
4. 0,861 Sangat Kuat Valid
5. 0,717 Kuat Valid
43

6. 0,835 Sangat Kuat Valid


0, 632
7. 0,759 Kuat Valid
8. 0,733 Kuat Valid
9. 0,661 Kuat Valid
10. 0,833 Sangat Kuat Valid

Dengan rtabel 0,632 indikasi 5% dan jumlah responden 10 diperoleh di

atas. Dari tabel di atas terlihat bahwa 10 pertanyaan rhitung 0,908 lebih dari rtabel

0,632. Jadi semua pernyataan valid dan dapat digunakan dalam Analisa

berikutnya.

III.5.3.6 Perhitungan Realibilitas Motivasi

Menurut Priyatno (2014:64) (Erdiansyah, 2016) :

Uji Realibilitas digunakan untuk mengetahui keajegan atau konsistensi alat ukur

yang biasanya menggunakan kuesioner. Maksudnya apakah alat ukur tersebut

akan mendapatkan pengukuran yang tepat konsisten jika pengukuran diulang

kembali.

Uji Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach

Alpha. Sujarweni (2015, p. 192) dalam jurnal (Priyatno, 2017) menyatakan uji

reliabilitas dilakukan dengan lihat nilai Cronbach Alpha dengan kriteria jika nilai

Cronbach Alpha > 0,60 maka suatu instrument dikatakan reliabel. Jika nilai

Cronbach Alpha < 0,60 maka suatu instrumen dikatakan tidak reliable. Untuk

mencari reliabilitas digunakan rumus AlphaCronbach yaitu:

( )[ ∑ σb
]
2
k
r ac = 1- 2
k-1 σt
44

Keterangan :

r ac : Koefisien reliabilitas alpha cronbach

K : Banyak butir/item pertanyaan

∑ σb2 : Jumlah/total varians per-butir/item pertanyaan


2
σt : Jumlah atau total varians

Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Korelasi Interprestasi

0,80 < ri ≤ 1,00 Sangat Kuat


0,60 < ri ≤ 0,80 Kuat
0,40 < ri ≤ 0,60 Sedang
0,20 < ri ≤ 0,40 Rendah
0,00 < ri ≤ 0,20 Sangat Rendah

Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Motivasi :

Tabel 3.12
Tabel Cronbach's Alpha

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,914 10

Sumber : Hasil Olah Data SPSS.24

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas di atas maka untuk variabel

Motivasi dapat diperoleh nilai 0,914 > 0,60 dan hasil perhitungan uji reliabilitas

tersebut dinyatakan reliabel.


45

3.5 Rencana Teknik Analisis Data


3.5.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan

atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau

populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum. Sugiyono (2019:29).

Bentuk deskripsi yang digunakan adalah tabel distribusi frekuensi, histografi

rerata (mean) dan simpanan baku mean.

3.5.1.1. Mean

Merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai

rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (mean) ini didapat dengan

menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi

dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut. Sugiyono

(2019:29). Dirumuskan seperti rumus berikut :

Me =
∑ xi
n

Dimana :

Me = Mean (rata-rata)

∑ = Epsilon (baca jumlah)

xi = Nilai x ke i sampai ke n

N = Jumlah individu

3.5.1.2. Standar Deviasi (simpangan baku)

Salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan


46

homogenitas kelompok adalah dengan varians. Varians merupakan jumlah

kuadrat semua deviasi nilai – nilai individual terhadap rata – rata kelompok

akar varians disebut Standar deviasi atau Simpangan baku. Sugiyono

(2019:56). Untuk menentukan standar deviasi dengan rumus berikut :

s = √ ∑¿ ¿ ¿
Keterangan :

s = Standar Deviasi

∑ = Epsilon (baca jumlah)

xi = Nilai Statistik

x = Nilai Rata-Rata (mean)

n = Jumlah Sampel

n-1 = Derajat Kebebasan

3.5.2. Kategori Jumlah Skor Per-Indikator

Kategori jumlah skor per indikator dalam variabel-variabel X1, X2, dan Y

ditentukan untuk mengetahui skor keseluruhan masing-masing indikator dan

variabel dan variabel tersebut. Kategori ini dapat diperoleh dengan menggunakan

rumus untuk menentukan rentang skala kategori yaitu :

n(m−1)
RS =
m

Dimana :

RS = Rentang Skala

n = Jumlah Sampel

m = Jumlah Alternatif Jawaban Tiap Pertanyaan

Untuk menentukan rentang skala kategori jumlah skor variabel X1, X2,

dan Y digunakan pada penentuan kategori jumlah skor per indikator. Tetapi pada
47

kategori jumlah skor variabel X1, X2 dan Y ini jumlah respondennya dikaitkan

dengan pertanyaan atau jumlah indikator masing-masing variabel.

3.5.3. Analisis Asosiatif (Simultan)

Analisis simultan merupakan sebuah model statistik di mana variabel-

variabel dependen adalah fungsi dari variabel dependen lainnya. Model

persamaan tunggal dapat didefinisikan sebagai korelasi kausal antara x dan y, di

mana x adalah variabel-variabel independen atau regressor serta y adalah variabel

dependen atau regressand. Artinya perubahan nilai x mengubah nilai y, tetapi

tidak sebaliknya.

3.5.3.1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan layak untuk dianalisis, karena tidak semua data dapat dianalisis

dengan regresi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 uji asumsi

klasik yaitu : uji normalitas, uji multikolinieritas, uji Heteroskedastisitas.

3.5.3.2. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat tingkat kenormalan data

yang digunakan, apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji

Normalitas merupakan syarat dalam analisis parametrik dimana distribusi

data harus normal. Pengujian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

untuk mengetahui apakah distribusi data pada tiap-tiap variabel normal

atau tidak. Jika nilai signifikansi pada uji Kolmogorov-Smirnov lebih

besar dari 0,05 maka residual berdistribusi normal. Sebaliknya bila nilai

signifikansi pada uji Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari 0,05 maka

residual tidak berdistribusi normal. (Priyatno duwi, 2013:38).


48

3.5.3.3. Uji Multikolinearitas

Mulitikolinearitas adalah keadaan di mana terjadi hubungan linear

yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam

model regresi. Suatu model regresi dikatakan mengalami multikolinearitas

jika ada fungsi linear yang sempurna pada beberapa atau semua

independen variabel dalam fungsi linear. Dan hasilnya sulit didapatkan

pengaruh antara independen dan dependen variabel. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Priyatno Duwi (2013:56).

3.5.3.4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan di mana terjadi ketidaksamaan

varian dari residual semua pengamatan pada model regresi. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas. Metode

yang digunakan dalam uji heteroskedastisitas adalah uji Glejser. Jika nilai

sig. pada uji Glejser untuk setiap variabel bebas lebih besar dari 0,05

maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau disebut varians residual yang

sama (homoskedastisitas). Jika nilai sig. pada uji Glejser untuk setiap

variabel bebas lebih kecil dari 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas atau

disebut varians residual tidak sama. Priyatno Duwi (2013:62).

3.5.3.5. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Analisis ini juga untuk memprediksikan nilai dari variabel dependen

apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan dan


49

untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen apakah positif atau negatif. Priyatno Duwi (2013:110).

Rumus yang digunakan dalam regresi linier sederhana adalah sebagai

berikut :

Y’ = a + Bx

Keterangan:

Y’ = Variabel dependen yang diprediksi

X = Variabel independen

a = Nilai konstanta

b = Koefisien regresi

3.5.3.6. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi Linier Berganda merupakan model regresi linier dengan

melibatkan lebih dari satu variable bebas atau predictor. Dalam bahasa inggris,

istilah ini disebut dengan multiple linear regression.

Pada dasarnya regresi linier berganda adalah model prediksi atau

peramalan dengan menggunakan data berskala interval atau rasio serta

terdapat lebih dari satu predictor. Skala data yang dimaksud diatas adalah

pada semua Variabel terutama Variable Terikat.

Rumus yang digunakan dalam regresi linier berganda adalah sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = Variabel terikat atau dependen


50

X1 X2 = Variabel bebas atau Independen

α = Nilai Konstanta

b1 b2 = Koefisien regresi

3.5.3.7. Analisis Korelasi Tunggal

“Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan

hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau

ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama”

(Sugiyono, 2017, p.228). Rumus yang digunakan dalam uji korelasi adalah

sebagai berikut.

Rumus Produk Moment Person :


n ∑ xy −∑ x (∑ y )
r=
√¿ ¿ ¿

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

r = 0 menyatakan hubungan kedua variabel sangat lemah bahkan mungkin

tidak mempunyai hubungan atau pengaruh sama sekali

r = -1 menyatakan kedua variabel sangat kuat dan bersifat negatif (terbalik)

r = 1 menyatakan hubungan kedua variabel sangat kuat dan bersifat positif

(searah)

x = Variabel Bebas

y = Variabel Terikat

n = Jumlah Responden

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan antara Kompetensi

dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai, maka perlu diketahui interval koefisien
51

serta tingkat hubungan antar variabel seperti yang dikemukakan menurut

(Sugiyono, 2017, p.231), sebagai berikut :

Tabel 3.10
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Kolerasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
Kuat tidaknya hubungan antara X 1 terhadap Y, X 2 terhadap Y, serta X 1 dan

X 2 terhadap Y dapat dinyatakan dengan fungsi linear (paling tidak mendekati),

diukur dengan suatu nilai yang disebut koefisien korelasi. Nilai korelasi ini

paling sedikit - 1 dan paling besar 1. Jadi kalau r = koefisien korelasi, nilai r

dapat dinyatakan sebagai berikut:

-1 ≤ r ≤ 1

Artinya :

r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif

(mendekati 1,hubungan sangat kuat dan positif)

r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif

(mendekati 1, hubungan sangat kuat dan negatif)

r = 0, hubungan X dan Y tidak ada hubungan

Gambar 3.5
Hubungan antar variabel X, Y dan pengaruhnya
Kuat (-) kuat (+)
-1 +1
Lemah (-) lemah (+)
52

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan

menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat

nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini bervariasi, tidak semata-

mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkan.

3.5.3.8. Analisis Korelasi Koefisien Berganda

“Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang menunjukan


arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-
sama atau lebih dengan satu variabel dependen” (Sugiyono, 2017, p.233).

Rumus korelasi dua variabel independen ditunjukkan dengan :

Ry. x 1 x 2=
√ r yx 1 +ryx 2 −2 ryx 1 ryx 2 rx 1 x2
2 2

1−r x1 x 2 2

Keterangan :

Ry. x 1 x 2= korelasi antara variabel X 1 dengan X 2 secara simultan

dengan variabel Y

Ry x 1 = korelasi product moment antara X 1 dan Y

Ry x 2 = korelasi product moment antara X 2 dan Y

rx 1 x2 = korelasi product moment antara X 1 dan X 2

Jika sebaran data dalam penelitian ini tidak normal dan rank atau

peringkat data tidak ada data yang sama, maka menggunakan rumus Rank

Spearman. Menurut (Sugiyono, 2017, p.244), rumus Rank Spearman adalah

sebagai berikut :

6 ∑ d 2i
rs = 1 -
2
n(n −1)

Keterangan :

rs = koefisien korelasi rank spearman


53

di = Selisih peringkat

n = Jumlah responden

3.5.3.4 Uji F (Simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya

pengaruh variabel bebas secara bersama-sama/simultan terhadap variabel

terikatnya. Apabila hasil uji Fhitung lebih besar dari Ftabel berarti variabel

cukup signifikan untuk menjelaskan variabel tersebut.

Sugiyono (2017:235). Menyatakan bahwa rumus yang digunakan

adalah :

R2 /k
Fh =
(1−R 2)/( n−k−1)

Keterangan :

R = koefisien korelasi ganda

K = jumlah variabel independen

n = jumlah anggota sampel

Hipotesis tersebut akan diuji berdasarkan daerah penerimaan dan daerah

penolakan. Yang ditetapkan sebagai berikut :

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.5.3.5. Pengujian Hipotesis (Uji t)

Munurut Sugiyono (2019:84). Menyatakan bahwa : “Pengujian

hipotesis ini dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan suatu hipotesis

apakah sebaliknya diterima atau ditolak”.


54

√n−2
t=r
√1−r 2
Keterangan :

t = thitung

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Data

Dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika thitung > ttabel Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika thitung < ttabel Ho diterima dan Ha ditolak.

3.5.3.6. Hipotesis Statistik

Uji hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi melalui data-

data sampel. Pengujian hipotesis ini dimaksudkan sebagai cara untuk

menentukan suatu hipotesis apakah sebaliknya diterima atau ditolak. Sugiyono

(2019:84).

Adapun hipotesis statistik yang peneliti ajukan sebagai berikut :

1. Ho1 : r1 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja

Pegawai.

Ha1 : r1 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja

Pegawai.

2. Ho2 : r2 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh Motivasi terhadap Kinerja

Pegawai.

Ha2 : r2 ≠ 0 Diduga terdapat Motivasi terhadap Kinerja Pegawai.


55

3. Ho3:r1.2 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh Kompetensi dan Motivasi

terhadap Kinerja Pegawai.

Ha3:r1.2 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap

Kinerja Pegawai.

3.5.3.7. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar

kontribusi variabel X1 (Kompetensi) dan X2 (Motivasi) terhadap Y (Kinerja

Pegawai), biasanya dinyatakan dengan persen (%).

Koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Kd = r2x 100 %

Dimana :

Kd = Koefisien Determinasi.

r = Koefisien Korelasi.

Anda mungkin juga menyukai