Anda di halaman 1dari 28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian.

1. Tempat Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:13) tempat penelitian adalah “Sasaran ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu

hal yang objektif”. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Surya Mandiri, alamat

Kp. Kadu, Desa. Sukamulya. RT/RW 013/006 Kec. Cikupa. Kab. Tangerang.

Provinsi.Banten Telpon (021)22028083/085210964481..

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yang dimulai

dari bulan April sampai Mei 2018. Adapun penelitian dilakukan secara bertahap

disesuaikan dengan tingkat kebutuhan penulis, diawali dengan persiapan

pendahuluan berupa penulisan proposal judul penelitian, seminar proposal

judul tesis, penyempurnaan materi proposal, pembuatan instrumen penelitian,

pengumpulan data primer dan skunder, pengolahan data yang telah didapat oleh

penulis dan penyusunan pelaporan skripsi.

3. Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2014:44) yaitu

“Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara

dua variabel atau lebih”. Dengan demikian penelitian asosiatif ini dapat

dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan

mengontrol suatu gejala.

46
B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:215) mendefinisikan “Populasi adalah jumlah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Menurut Jonathan Sarwono (2012:18), “Populasi merupakan

kesatuan yang mempunyai karakteristik yang sama dimana sampel akan kita

tarik”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173), “Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan

keseluruhan karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek

tersebut yang dapat ditarik sebagai sampel. Dalam penelitian populasinya

adalah pelanggan PT. Surya Mandiri yang berjumlah 60 pelanggan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2014:215) yaitu “Sampel adalah jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut

Suharsini Arikunto (2010:131), berpendapat bahwa “Sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti”.

3. Tehnik Sampling

Menurut Sugiyono (2014:81) “Tehnik sampling merupakan tehnik

pengambilan sampel untuk digunakan dalam penelitian”. Lebih lanjut dalam

pengambilan sampel dapat menggunakan sampling jenuh, menurut Sugiyono

(2014:82) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Istilah lain sampel jenuh adalah

47
sensus, dimana anggota populasi di jadikan sampel. Dalam penelitian ini

sampel yang digunakan adalah seluruh pelanggan PT. Surya Mandiri yang

berjumlah 60 pelanggan.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan upaya untuk mendapatkan informasi yang

akan digunakan dalam pengukuran variabel. Menurut Sugiyono (2014:308)

“Metode pengumpulan data adalah cara ilmiah utuk mendapatkan data yang valid

dengan tujuan dapat dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan sehingga dapat

digunakan memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2014:308) “Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada karyawan perusahaan.

a. Observasi

Menurut Sugiyono (2014:141) “Observasi adalah proses yang

tersusun dari berbagai proses sehingga diperoleh data berdasarkan fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”. Dalam hal

ini penulis melaksanakan pengamatan langsung terhadap PT. Surya

Mandiri dimana pengamatan terbatas pada pokok permasalahan sehingga

perhatian lebih fokus kepada data (riil) dan relevan.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada

responden secara tertulis. Daftar pertanyaan ditujukan terutama yang

48
berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dijawab dengan jawaban yang

tersedia. Menurut Sugiyono (2014:142) “Kuesioner merupakan tehnik

pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan siapa variabel

akan diukur dan yang diharapkan dari responden”. Dalam penelitian ini

kuesioner yang dibuat berupa pertanyaan dengan jawaban mengacu pada

skala likert: Sangat Tidak Setuju (bobot 1), Tidak Setuju (bobot 2), Kurang

Setuju (bobot 3), Setuju (bobot 4) dan Sangat Setuju (bobot 5).

d. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2014:138) yaitu “Dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumen bisa

berbentuk tulisan atau gambar. Metode ini digunakan untuk memperoleh

data tentang jumlah pelanggan, Kelompok produk dan penjualan.

e. Studi Kepustakaan

Merupakan elemen yang sangat penting dalam penelitian studi

deskriptif karena tanpa adanya literatur pendukung, maka penelitian akan

mengalami kesulitan dan hambatan untuk memperoleh data, baik data yang

bersifat teoritis maupun praktis.

Menurut Sugiyono (2014:140) “Studi kepustakaan berkaitan dengan

kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan

norma yang diteliti dan penting dalam melakukan penelitian, hal ini

dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah”.

Dalam penelitian ini studi kepustakaan dilakukan dengan mencari landasan

teoritis yang berhubungan dengan judul penelitian, buku serta jurnal yang

relevan.

49
2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung melalui media perantara yang diperoleh dan dicatat pihak lain.

Menurut Sugiyono (2014:308) “Data sekunder adalah sumber data yang tidak

langsung yang memberikan data kepada pengumpul data, misalnya orang lain

atau dokumen”. Data sekunder dalam penelitian ini antara lain mencakup data

historis perusahaan, jumlah pelanggan, jenis produk, pasar sasaran dan lain

sebagainya yang menunjang materi penulisan.

D. Metode Analisis Data.

Menurut Sugiyono (2014:147) berpendapat “Dalam penelitian kuantitatif

analisa data merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber yang diperoleh”.

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenisnya, mentabulasi, menyajikan data berdasarkan variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penelitian ini, untuk pembobotan data, peneliti menggunakan skala

pengukuran. Menurut pendapat Sugiyono (2010:133) mengemukakan bahwa

”Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk

menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga bila

digunakan akan menghasilkan data kuantitatif”.

Adapun skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Linkert. Dimana variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Nilai

variabel dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka.

50
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi

diantaranya dapat berupa kata-kata berikut ini:

Tabel 3.1
Skala Likert
Jawaban Bobot Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2014:25)

Untuk menentukan rentang skala dari setiap variabel yang diukur dapat

ditetapkan interval untuk memberikan interpretasi, yaitu:

Tabel 3.2
Kriteria Rentang Skala
Skala Skor Rentang Skala Jawaban
1 1,00 – 1,79 Sangat Tidak Setuju (STS)
2 1,80 – 2,59 Tidak Setuju (TS)
3 2,60 – 3,39 Kurang Setuju (KS)
4 3,40 – 4,19 Setuju (S)
5 4,20 – 5,00 Sangat Setuju (SS)
Sumber: Sugiyono (2014:88-8)

E. Pengujian Instrumen dan Data Penelitian.

Menurut Sugiyono (2014:147) berpendapat “Dalam penelitian kuantitatif

analisis data merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber-sumber yang

diperoleh”. Kegiatan dalam analisis data adalah dengan mengelompokkan data

berdasarkan variabel dan jenisnya, mentabulasi data berdasarkan variabel,

menyajikan data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk mengetahui

keberpengaruhannya serta menguji hipotesis yang telah diajukan.

51
Menurut Sugiyono (2014:206) berpendapat “Metode diskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk mengalanisa data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

membuat kesimpulan yang berlaku umum atay generalisasi”. Metode Diskriptif

data yang digunakan dengan mengadakan pengumpulan data dan analisa sehingga

diperoleh deskripsi, gambar yang jelas mengenai fakta, sifat serta pengaruh

fenomena yang diteliti. Metode Kuantitatif digunakan untuk mengetahui berapa

besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

1. Uji Instrumen Penelitian.

Dalam suatu penelitian, data mempunyai kedudukan yang sangat

penting. Hal ini dikarenakan data merupakan penggambaran variabel yang

diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Valid atau tidaknya

data sangat menentukan kualitas dari data tersebut. Hal ini tergantung

instrumen yang digunakan apakah sudah memenuhi asas validitas dan

reliabilitas. Adapun dalam pengujian instrumen ini digunakan 2 (dua)

pengujian yaitu :

a. Uji Validitas.

Valid adalah menunjukkan derajad ketepatan antara data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan

oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2014:361) ”Valid berarti terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya”.

Menurut Ghozali (2013:52) berpendapat “Suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”. Untuk melakukan uji

52
validitas dilihat dari tabel Item-Total Statistics. Nilai tersebut dibandingkan

dengan standar Chronbatch Alpha 0,300.

Untuk menguji validitas setiap instrumen, rumus yang digunakan

adalah koefisien korelasi product moment sebagai berikut :

n   xy  -   x   y 
rxy 
n. x 2
  x
2
 n. y 2
  y
2

Sumber: Sugiyono (2014: 356)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antar X dan Y


n = jumlah responden
x = skor item kuesioner
y = total skor item kuesioner
∑x² = jumlah kuadrat seluruh skor X
∑y² = jumlah kuadrat seluruh skor Y

Dalam penelitian ini, untuk mengolah dan menganalisis uji validitas

peneliti menggunakan korelasi Product Moment yaitu dengan

mengkorelasikan skor item dengan skor total sehingga diperoleh nilai rhitung

kemudian dibandingkan dengan rtabel. Untuk menghitung tingkat

validitasnya dilakukan dengan menggunakan software alat bantu program

Statistical Package for Social Science (SPSS) for window versi 22,

sehingga dapat diketahui nilai dari kuesioner pada setiap variabel bebas.

Kriteria atau syarat ketentuan keputusan suatu instrumen dikatakan

valid dan tidaknya menurut Ghozali (2013:52) yaitu dengan

membandingkan antara rhitung (chronbatch Alpha) dengan 0,30 dengan

ketentuan:

1) Jika chronbatch Alpha > 0,30, maka instrumen valid,

2) Jika chronbatch Alpha < 0,30, maka instrumen tidak valid.

53
b. Uji Reliabilitas.

Uji reliabilitas merupakan serangkaian pengukuran atau serangkaian

alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan

dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Instrumen yang baik tidak

akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban

tertentu. Menurut Sugiyono (2014:168) berpendapat ”Instrumen yang

reliabel jika digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama. Sedangkan menurut Ghozali (2013:47)

”Reliabilitas merupakan alat untuk menguji kekonsistenan jawaban

responden atas pertanyaan di kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel

jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu.

Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas dapat diartikan sebagai

suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan

kekonsistenan. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh

hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek

memang belum berubah.

Rumus yang digunakan pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan

menggunakan rumus alpha atau cronbach’s alpha (α) dikarenakan

instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara

beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala rating 1 sampai dengan 5.

Menurut Suharsimi Arikunto (2012:223) cara menghitung tingkat

54
reliabilitas suatu data yaitu dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach

sebagai berikut :

 k   b 
2

r11    1   2 
 k  1  1 
Sumber: Suharsimi Arikunto (2012:223)

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas

k = Jumlah butir pertanyaan

 b
2
= Jumlah variansi butir pertanyaan

 12 = variansi total

Jumlah varians skor setiap item dan varians total, dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

 X  2

X 2 i
1 
i2  n
n

Sumber: Suharsimi Arikunto (2012:227)

Sedangkan vartians total, dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

 Y  2

Y
2 t
t 
t  2 n
n

Sumber: Suharsimi Arikunto (2012:227)

Keterangan:

i
2
= variansi tiap item

55
t2 = variansi tiap item

X11 = Jawaban responden untuk setiap butir soal

∑Yt = Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

n = Jumlah responden

Kriteria yang digunakan apabila suatu alat ukur memberikan hasil

yang stabil, maka disebut alat ukur itu handal. Hasil ukur itu diterjemahkan

dengan koefisien keandalan yaitu derajat kemampuan alat ukur mengukur

perbedaan-perbedaan individu yang ada. Keandalan itu perlu, sebab data

yang tidak andal atau bias tidak dapat diolah lebih lanjut karena akan

menghasilkan kesimpulan yang bias. Pengukuran dilakukan sekali dan

reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α).

Dalam pengukurannya one shot akan dilakukan dengan analisis

Cronbach's Alpha. Ghozali (2013:238) mengklasifikasikan nilai

Cronbach's Alpha sebagai berikut:

1) Nilai Cronbach's Alpha antara 0,00 – 0,20 dikatakan kurang reliabel;

2) Nilai Cronbach's Alpha antara 0,21 – 0,40 dikatakan agak reliabel;

3) Nilai Cronbach's Alpha antara 0,41 – 0,60 dikatakan cukup reliabel;

4) Nilai Cronbach's Alpha antara 0,61 – 0,80 dikategorikan reliabel;

5) Nilai Cronbach's Alpha antara 0,81 – 1,00 dikatakan sangat reliabel;

2. Uji Asumsi Klasik.

56
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ketepatan sebuah data.

Menurut Singgih Santoso (2011:342) berpendapat “Sebuah model regresi

akan digunakan untuk melakukan peramalan sebuah model yang baik adalah

model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu,

sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi,

yang biasa disebut asumsi klasik”. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang

digunakan adalah meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji

Autokorelasi, dan Uji Heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2013:160)

berpendapat ”Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau

mendekati normal”. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-

masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Dengan demikian uji ini

untuk memeriksa apakah data yang berasal dari populasi terdistribusi

normal atau tidak. Lebih lanjut Ghozali (2013:161) menjelaskan bahwa uji

normalitas dapat berpedoman pada uji Kolmogorov Smirnov dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikansi < 0,05 (taraf kepercayaan 95 %), maka data tidak

berdistribusi normal.
2. Jika nilai signifikansi > 0,05 (taraf kepercayaan 95 %), maka data

berdistribusi normal.

57
b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikoliniearitas ini bertujuan menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut

Ghozali (2013:105), berpendapat bahwa “Uji multikolinearitas bertujuan

untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen)”. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol.

Menurut Singgih Santoso (2012:234) “Jika terbukti ada

multikolinieritas, sebaiknya salah satu dari variabel independen yang ada

dikeluarkan dari model, lalu pembuatan model regresi diulang kembali”.

Adapun untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model

regresi dapat dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor

(VIF) dengan rumus sebagai berikut :

1
VIF  2
1  R1
Sumber: Singgih Santoso (2012:234)

Atau dapat juga menggunakan rumus dibawah ini :

N  xy -   x   y 
rxy 
 N  x    x   N  y    y  
2 2 2 2

Sumber: Gozali, 2013:43))

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X = Skor item
Y = Sskor total

58
N = Jumlah subjek
∑xy = Jumlah perkalian antara X dan Y
∑x= Jumlah nilai X
∑y= Jumlah nilai Y
∑x2 = Jumlah kuadrat dari X
2
∑y = Jumlah kuadrat dari Y

Dalam penelitian ini ketentuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance

dan lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakala yang dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

(karena VIF = 1/Tolerance). Model Regresi yang baik adalah yang tidak

terjadi multikolinieritas. Untuk mendeteksi hal tersebut pedomannya

adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai nilai tolerance lebih > dari 0.1 dan nilai variance inflation

factor (VIF) < dari 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.

2) Jika nilai nilai tolerance lebih < dari 0.1 dan nilai variance inflation

factor (VIF) > dari 10, maka terjadi multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu adanya korelasi antar

anggota sampel. Menurut Ghozali (2013:110) Uji autokorelasi bertujuan

59
menguji apakah dalam model regresi liner ada korelasi antar kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.


Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak

bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan

untuk menditeksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu

dengan uji Durbin-Watson (DW test) dengan menggunakan formula atau

rumus sebagai berikut :


n
 2(et  et  1) 2
d t


n
t
1 e 2 t
Sumber: Singgih Santoso (2012:234)

Keterangan :
et : adalah residual tahun t
et-1 : adalah residual satu tahun sebelumnya.

Menurut Algifari (2011:88) “Konsekuensi dari adanya autokorelasi

dalam suatu model regresi adalah varian sampel tidak dapat menjelaskan

varian populasinya”. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi

dilakukan pengujian Durbin-Watson dengan ketentuan:

Tabel 3.3
Pedoman Uji Autokorelasi Dengan Memakai
Uji Darbin-Watson (DW test)
Kriteria Keterangan
< 1,000 Ada autokorelasi
1,100 – 1,540 Tanpa kesimpulan
1,550 – 2,460 Tidak ada autokorelasi
2,460 – 2,900 Tanpa kesimpulan
> 2,900 Ada autokorelasi
Sumber: Algifari, (2011:88).

d. Uji Heteroskedastisitas

60
Menurut Ghozali (2013:139) “Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari

suatu residual pengamatan ke pengamatan lain”. Untuk mengetahui ada

tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Ln  ( i )   o  LnX i   i
2

Sumber: Ghozali (2013:125-126)

Keterangan :

Ln = Regresi

έi2 = Kuadrat nilai undstandarized residual dari uji regresi

βo = Konstanta regresi

βln(X1 ) = Konstanta regresi variabel independen

µi = Residual test

Menurut Ghozali (2013:142), ketentuan dalam uji Glejser dapat melihat

hasil uji nilai residual absolut diregresi dengan variabel independen. Adapun

ketentuannya terjadi dan tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas adalah

sebagai berikut :

1) Jika variabel independen signifikan secara statistik atau memiliki nilai

signifikansi (Sig.) < 0,05, maka terjadi gangguan heteroskedastisitas.

2) Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik atau memiliki

nilai signifikansi (Sig.) > 0,05, maka terjadi gangguan heteroskedastisitas.

F. Metode Analisis Data

Rancangan analisis data merupakan bagian integral dari proses penelitian

yang dituangkan baik dalam bentuk tulisan atau tidak. Rancangan ini telah

61
terformat sebelum kegiatan pengumpulan data dan pada saat merumuskan

hipotesis. Artinya, rancangan analisis data hasil penelitian telah dipersiapkan

mulai dari penentuan jenis data yang akan dikumpulkan, sumber data yang

ditemui, dan rumusan hipotesis yang akan diuji telah dibuat.

Untuk melihat kejelasan pengaruh variabel bebas dalam hal ini kualitas

produk (X1) dan kualitas pelayanan (X2) terhadap kepuasan pelanggan (Y),

penelitian ini menggunakan beberapa analisis data yaitu sebagai berikut :

1. Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini fokus masalah penelitian menuntut peneliti melakukan

analis dan pengkajian secara sistematik, mendalam, dan bermakna Analisis

deskriptif ini akan memberikan gambaran tentang suatu data yang akan diteliti

sehingga dapat membantu dalam mengetahui karakterisitik data sampel.

Analisis dilakukan dengan melihat frekuensi dari pilihan opsi oleh responden

yang disediakan pada setiap pertanyaan kuesioner yang diberikan.


Dalam penelitian ini, untuk pembobotan data, peneliti menggunakan skala

pengukuran. Menurut Sugiyono (2014:95), skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila

digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data. Adapun skala

pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala Likert

sebagai berikut :
Tabel 3.4
Skala Nilai Alternatif Jawaban Kuesioner
Alternatif Jawaban Skala Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang setuju 3
Tidak Setuju 2

62
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2014:95)

Setelah dibuat skala likert dan skala nilainya (skoring), selanjutnya dicari

rata-rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan penilaian rata-rata

tersebut, maka digunakan skala interval. Sedangkan skala interval itu sendiri

menurut Istijanto (2010:83), adalah ”Skala yang memiliki urutan dan memiliki

interval atau jarak yang sama antara kategori atau titik-titik terdekatnya”.

Untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut maka digunakan interval,

untuk menentukan panjang kelas interval, menurut Sudjana (2011:47)

digunakan rumus sebagai berikut :

R
P
K
Sumber: Sudjana (2005:47)

Keterangan :
P = Interval
K = Banyak Kelas
R = Rentang (data terbesar – data terkecil)

Jadi panjang kelas interval sebagai berikut : P = = 0,8


Maka interval dan kriteria penilaian rata-rata adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5
Kriteria Rentang Skala Variabel
Nilai Rata-rata Kriteria
1,00 – 1,79 Sangat Tidak Setuju
1,80 – 2,59 Tidak Setuju
2,60 – 3,39 Kurang Setuju
3,40 – 4,19 Setuju
4,20 – 5,00 Sangat Setuju
Sumber: Sugiyono, 2014:93-94

2. Analisis Verifikatif

63
Analisis kuatitatif adalah penelitian untuk menilai kondisi dari nilai

pengaruh, dan ignifikansi pengaruh tersebut. Menurut Sugiyono (2014:55)

“Metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih. Dengan demikian dari hasil dari

analisis ini akan memberikan jawaban awal dari rumusan masalah mengenai

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun tahapan

analisis yang dilakukan adalah :

a. Analisis Regresi Berganda

Menurut Sugiyono (2014:277) “Analisis regresi digunakan untuk

melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai

variabel independen dinaikan/diturunkan”. Model hubungan ini disusun

dalam fungsi atau persamaan regresi ganda sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + έ
Sumber: Sugiyono (2014:277).

Dimana :

a = Bilangan konstanta

Y = Variabel dependen

b1,2 = Koefisien regresi masing-masing variabel

X1,2 = Variabel Independen

έ = Disturbance’s error / variabel pengganggu

b. Analisis Koefisien Korelasi (R)

Analisis koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Menurut

64
Sugiyono (2014:274) persamaan correlation pearson dinyatakan dalam

rumus sebagai berikut :

n  XY -  X  Y
r
n  X 2

 ( X) 2 . n  Y 2  ( Y  2

Sumber: Sugiyono (2014:183)

Keterangan :

r : Koefisien korelasi antara variabel independen dan variabel dependen

n : Banyaknya sampel

X : Nilai variabel independen (bebas)

Y : Nilai variabel dependen (terikat)

Dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Apabila nilai r > 0, maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat merupakan hubungan yang positif yaitu semakin besar nilai

variabel bebas, maka semakin besar pula pengaruh terhadap nilai

variabel terikat.

2) Apabila nilai r < 0, maka hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat merupakan hubungan negatif, yaitu semakin kecil variabel

bebas, maka semakin kecil nilai variabel terikat.

3) Apabila nilai r = 0, maka antara variabel bebas dan variabel terikat tidak

ada hubungan sama sekali. Variabel bebas tidak ada kontribusi sama

sekali terhadap variabel terikat.

4) Apabila r = 1 berarti terdapat hubungan positif yang sempurna antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

65
5) Apabila nilai r = -1, maka telah terjadi hubungan negatif yang sempurna

antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Menurut Sugiyono (2014:184) untuk menginterpretasikan hasil

penelitian koefisien korelasi dapat berpedoman pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.6
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2014:184)

c. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefiisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

besarnya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Menurut Andi Supangat (2011:350) “Koefisien determinasi merupakan

besaran untuk menunjukkan tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel

atau lebih dalalm bentuk persen” Berdasarkan dari pengertian ini maka

koefisien determinasi merupakan bagian dari keragaman total dari variabel

terikat yang dapat diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas dihitung

dengan koefisien determinasi dengan asumsi dasar faktor-faktor lain di luar

variabel dianggap konstan.

Rumus yang digunakan dalam analisis ini menurut Sugiyono

(2014:350) untuk mengetahui besarnya kontribusi dari variabel bebas

terhadap variabel terikat, dalam penelitian ini adalah kualitas produk (X1)

dan kualitas pelayanan (X2) terhadap kepuasan pelanggan (Y) dapat dihitung

66
suatu koefisien yang disebut koefisien penentuan, yang dirumuskan sebagai

berikut :
KD = r2 x 100%

Sumber: Sugiyono (2014:350)


Keterangan :

KD : Koefisien Determinasi

R : Koefisien Korelasi antara variabel X1, X2 dan Y (yang dikuadratkan)

100% : Pengalian yang diprosentasikan

Ketentuan besarnya nilai koefisien determinasi (Kd) antara 0 (nol) sampai

dengan 1 (satu) dimana interpretasinya adalah :

1) Jika determinasi bernilai 0 = berarti tidak ada hubungan antara variabel

X1 dan X2 (bebas) dengan variabel Y (terikat).

2) Jika determinasi bernilai 1 = berarti ada kecocokan yang sempurna dari

ketepatan perkiraan model.

d. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menentukan apakah suatu

hipotesis sebaiknya diterima atau ditolak. Menurut Sugiyono (2014:213)

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun

dalam bentuk kalimat pertanyaan.” Dengan demikian hipotesis penelitian

dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji

secara empiris. Maka pengujian hipotesis dilakukan melalui :

67
1) Pengujian Pengaruh Secara Parsial (Uji t)

Uji t atau uji parsial dimaksudkan untuk menguji bagaimana

pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri

terhadap variabel terikatnya. Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang

dibuat adalah sebagai berikut :

(a) Variabel Kualitas Produk (X1)

H 0 : ρ1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan

secara parsial pada PT. Surya Mandiri.


Ha : ρ1  0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas

produk terhadap kepuasan pelanggan secara

parsial pada PT. Surya Mandiri.


(b) Variabel Kualitas Pelayanan (X2)

H 0 : ρ2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan

secara parsial pada PT. Surya Mandiri.


Ha : ρ2  0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas

pelayanan terhadap kepuasan pelanggan secara

parsial pada PT. Surya Mandiri.


Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis (uji t) ini, menurut

Sugiyono (2014:184) dapat menggunakan dengan mencari nilai t hitung

dengan rumus sebagai berikut :

r1 n - 2
t 2
(1  r1 )

Sumber: Sugiyono (2014:184)

Keterangan :

68
t = Probabilitas

r = Koefisien korelasi parsial

n = Jumlah sampel.

Untuk menentukan taraf signifikansi kriteria yang digunakan α =

0,05 artinya kemungkinan hasil penarikan kesimpulan mempunyai

probabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5%. Selanjutnya

membandingkan antara t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai

berikut:

(a) Jika t hitung > t tabel pada = 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima

(b) Jika t hitung < ttabel pada = 5% maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2) Pengujian Hipotesis Pengaruh Secara Simultan (Uji F)

Uji F atau simultan menggunakan model uji Anova, yaitu untuk

melihat pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap

variabel terikatnya. Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang dibuat

adalah sebagai berikut :

H0 : ρ1,2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

kualitas produk (X1) dan kualitas pelayanan (X2)

terhadap kepuasan pelanggan (Y) secara simultan

pada PT. Surya Mandiri.


Ha : ρ1,2  0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas

produk (X1) dan kualitas pelayanan (X2) terhadap

kepuasan pelanggan (Y) secara simultan pada PT.

Surya Mandiri.
Adapun rumus yang digunakan sesuai pendapat Sugiyono

(2014:252) “Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan

69
(bersama-sama) antara variabel independen terhadap variabel dependen”.

Untuk mencari nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut :

r2 / k
Fhitung 
(1  r 2 ) /( n  k  1)
Sumber: Sugiyono (2014:252)

Keterangan :

r2 = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah data (sampel responden).

Kriteria dalam pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai

F hitung dengan F tabel dengan kriteria sebagai berikut:

(a) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H3 diterima

(b) Jika Fhitung < Ftabel, H0 diterima dan H3 ditolak.

G. Operasional Variabel Penelitian

Pengertian definisi operasional variabel menurut Sugiyono (2014:63)

adalah sebagai berikut: “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Operasionalisasi variabel

diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel

yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat

bantu statistik dapat dilakukan secara benar.


Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari variabel independen

dan variabel dependen. Adapun penjelasan dari masing-masing variabel itu adalah

sebagai berikut :

70
1. Variabel Independen atau Bebas (X1 dan X2)

Menuurut Sugiyono (2014:33) berpendapat “Variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas merupakan variabel

stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas

merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk

menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel bebas

yang diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel kualitas produk (X1) dan

kualitas pelayanan (X2).

a. Kualitas Produk (X1)

Yang dimaksud kualitas produk dalam penelitian ini adalah jenis

produk dengan yang memiliki keunggulannya yang dapat ditawarkan kepada

pelanggan (Barata, 2005:31). Adapun indikator yang dapat digunakan

meliputi : 1) Kinerja produk, 2) daya tahan produk, 3) kesesuaian produk, 4)

fitur produk, 5) reliabilitas, 6) estetika..

b. Kualitas Pelayanan (X2)

Yang dimaksud kualitas produk dalam penelitian ini adalah pelayanan

yang didapat oleh pelanggan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

(Fandy Tjiptono, 2012:236). Adapun indikator yang dapat digunakan

meliputi : 1) Bukti Fisik (Tangibles), 2) Keandalan (Reliability), 3) Daya

tanggap (Responsiveness), 4) Jaminan (Assurance) dan 5) Empati (Emphaty)

.2. Variabel Dependen atau Terikat (Y)

Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel dependen adalah kepuasan

pelanggan yang diartikan sebagai perasaan yang dirasakan oleh pelanggan

71
sebagai akibat dari terpenuhinya harapan dan keinginan atas produk yang

dibelinya serta dapat memiliki manfaat yang tepat (Kotler dan Keller,

2014:138). Adapun indikator yang dapat digunakan meliputi : a) memenuhi

harapan, b) memenuhi kebutuhan, c) setia pada produk yang dihasilkan

perusahaan, d) merekomendasikan, e) menawarkan ide maupun gagasan yang

baik.
Secara rinci operasional variabel dalam penelitian ini dibuat tabel

variabel, definisi, indikator dan nomor kuesioner yang akan dipakai, seperti

terlihat bawah ini :

Tabel 3.7
Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Indikator Nomor Skala


Kuesioner
Kualitas Kualitas produk 1. Kinerja produk 1, 2 Liker
Produk (X1) adalah jenis (Performance) t
produk yang 2. Daya tahan produk 3, 4
Sumber: memiliki 3. Kesesuaian produk 5, 6
Kotler dan
Keller
keunggulan yang 4. Fitur produk 7, 8
(2014:349) dapat ditawarkan 5. Reliabilitas produk 9, 10
kepada pelanggan 6. Memiliki estetika 11, 12
Kualitas Kualitas 1. Bukti fisik 1, 2, 3 Liker
Pelayanan pelayanan adalah (Tangible) t
(X2) pelayanan yang 2. Kehandalan 4, 5, 6
didapat oleh (Reliability)
Sumber: pelanggan dalam 3. Respoonsif 7, 8
Fandy
Tjiptono
memenuhi (Responsiveness)
(2012:236) keinginan dan 4. Jaminan 9, 10
kebutuhannya (Assueance)
5. Empati (Empathy 11, 12
Kepuasan Perasaan yang 1. Memenuhi harapan 1, 2, 3 Liker
Pelanggan dirasakan oleh 2. Memenuhi 4, 5, 6 t
(Y) pelanggan sebagai kebutuhan
akibat dari 3. Setia pada produk 7, 8
Sumber: terpenuhinya dari perusahaan
Kotler dan
harapan dan 4. Merekomendasika 9, 10
keinginan atas n ke orang lain

72
Keller produk yang 5. Menawarkan 11, 12
(2014:138) dibelinya serta gagasan atau ide
dapat memiliki
manfaat yang tepat

H. Pembahasan Hasil Penelitan


Pembahassan yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk membahas

perihal pengaruh dan signifikansinya dari masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun secara simultan.

Disamping itu, pembahasan juga dilakukan untuk mengetahui adanya fenomena

yang ada dilapangan yang diselaraskan dengan hasil pengolahan data serta

keterkaitan antara penelitian sebelumnya serta keterkaitannya dengan dengan

pendapat ahli.

73

Anda mungkin juga menyukai