Anda di halaman 1dari 12

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif

namun pada pengumpulan data terjadi pendekatan deskriptif kualitatif,

dimana data tidak dapat diukur dalam skala numerik. Menurut

Sugiyono (2013:13) metode kuantitatif merupakan metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data

bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Metode penelitian deksriptif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain

sudah disebutkan, yang hasilkan dipaparkan dalam bentuk laporan

penelitian (Sugiyono, 2013:3).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Berdasarkan data IAPI tahun 2017 terdapat sembilan kantor

Akuntan Publik yang terdaftar di IAPI berada di wilayah kota

Makassar yaitu:

27
28

Tabel 3.1
Daftar Nama KAP dan jumlah Auditor di Kota Makassar
Nama KAP Jumlah

Auditor
1. Drs. Harly Weku& Priscillia 4
2. Bharata, Arifin, Mumajad&Sayuti 7
3. Usman & Rekan 5
4. Rusman Thoeng, M.Com, BAP 5
5. YakubRatan 6
6. Drs. Thomas, Blasius, Widartoyo&Rekan 8
7. Ellya 4
8. Benny, Tony, Frans&Daniel 5
9. Yaniswar dan Rekan 4
Jumlah Auditor 48
Sumber: IAPI, 2018

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan, terhitung dari bulan

Juni sampai dengan Agustus 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2013:80) mengemukakan bahwa “populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini ada 9 KAP di kota Makassar dan

berjumlah 48 auditor.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena


29

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel dari populasi itu (Sugiyono, 2013:81).

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik

Nonprobability Sampling (sampel jenuh/sampel sensus), yaitu teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel yang berjumlah 48 auditor. Hal ini dilakukan sebagai upaya

peneliti mengantisipasi kekurangan responden yang bersedia mengisi

kuesioner. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. (Sugiyono, 2013:124).

D. Pengumpulan Data

1. Bentuk pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, bentuk pengumpulan data yang digunakan

adalah cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada waktu (satu

kurun waktu) dan tempat tertentu saja. Sugiyono (2013:6)

2. Jenis Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data

kualitatif, dimana data tidak dapat diukur dalam skala numerik.

Namun, karena dalam statistik semua data harus dalam bentuk

angka, maka data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar dapat

diproses lebih lanjut. Data kualitatif adalah data yang berupa kategori,

sifat, atau ciri khas tertentu. Misalnya: sangat setuju, setuju, netral,

tidak setuju, sangat tidak setuju (Sunyoto, 2012:3)

3. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung meliputi

dokumen-dokumen perusahaan, struktur organisasi dan lan-lain yang

berhubungan dengan penelitian. (Sugiyono, 2013:137)


30

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data dengan menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono (2013:199)

kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jenis kuesioner yang

digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang disajikan

dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk

memilih satu jawaban sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara

memberikan tanda silang (X) atau tanda centang (√). Penyajian

kuesioner disertai dengan penjelasan dan petunjuk pengisian yang

dibuat secara sederhana namun dapat dipahami oleh responden

sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam pengisian jawaban.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh beban kerja

(workload) dan pengalaman auditor terhadap skeptisme profesional

auditor. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu

variabel beban kerja (workload) (X1) dan pengalaman auditor (X2)

serta skeptisme profesional auditor (Y) sebagai variabel dependen,

yang selanjutnya dijabarkan sebagai berikut.

1. Variabel Independen

a. Beban Kerja(Workload)

Menurut Gartner dan Murphy (1997) dalam Gawron (2008:87)

beban kerja telah didefinisikan sebagai satu set tuntutan tugas,


31

sebagai usaha, dan sebagai aktivitas atau pencapaian. Berdasarkan

penelitian Adityawarman (2015) indikator untuk variabel beban kerja

(Workload) yaitu:

1) Tuntutan kerja

2) Tuntutan peran

3) Tuntutan hubungan antar pribadi

b. Pengalaman Auditor

Pengalaman auditor adalah proses mendapatkan pengetahuan

atau keterampilan dari melakukan, melihat, atau merasakan sesuatu

yang diperoleh auditor selama melaksanakan audit. Menurut Suraida

(2005) indikator untuk mengukur variabel pengalaman auditor yaitu:

1) Lamanya bekerja sebagai auditor

2) Banyaknya assignment yang ditangani

2. Variabel Dependen

Standar Auditing 200.13l (2014:8) menyatakan skeptisme

profesional adalah suatu sikap yang mencakup suatu pikiran yang

selalu mempertanyakan, waspada terhadap kondisi yang dapat

mengindikasikan kemungkinan kesalahan penyajian, baik yang

disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan suatu penilaian

penting atas bukti audit. Berdasarkan model HEP (Hurtt, Eining,

Plumlee 2003) dalam Noviyanti (2008) indikator untuk mengukur

variabel skeptisme profesional yaitu:

1) A questioning mind

2) The suspension of judgment

3) A search of knowledge

4) Interpersonal understanding
32

5) Self-confidence

6) Self-determination

Pengukuran variabel dalam penelitian ini, bahwa berdasarkan

skalanya instrument penelitian menggunakan Skala Ordinal yang

diukur dalam bentuk Skala Likert.Skala Likert adalah skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,

2013:134).

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat

berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2013:134).Seluruh

jawaban responden dapat diukur pada skala Likert 1 sampai 5.

Berikut adalah perinciannya:

Skor 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor 2 = Tidak Setuju (TS)

Skor 3 = Netral (N)

Skor 4 = Setuju (S)

Skor 5 = Sangat Setuju (SS)

F. Uji Instrumen

Uji instrumen digunakan untuk menentukan kualitas kusioner yang

dipergunakan dalam penelitian. Artinya, kusioner tersebut dapat

mewakili atau mencerminkan keadaan pada penelitian. Berikut ini

adalah pengujian instrumen yang dilakukan pada penelitian ini :

1. Uji Validitas
33

Uji validitas item merupakan uji instrumen data untuk mengetahui

seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur.

Item dapat valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor

totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut dalam

mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item biasanya berupa

pertanyaan atau pernyataan yang ditujukan kepada responden

dengan menggunakan bentuk kuesioner dengan tujuan untuk

mengungkap sesuatu.

Teknik yang digunakan dalam uji validasi adalah metode korelasi

Pearson. Teknik uji validitas item dengan korelasi Pearson, yaitu

dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya. Skor

total adalah penjumlahan seluruh item pada satu variabel. Kriteria

yang digunakan untuk menyatakan suatu instrumen dianggap valid

atau layak digunakan dalam pengujian hipotesis, yakni : Apabila

koefisien kolerasi lebih besar atau sama dengan 0,30, maka dapat

dinyatakan valid, demikian sebaliknya. (Priyatno, 2014:51)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan atau

konsistensi alat ukur yang biasanya menggunakan kuesioner.

Maksudnya apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran

yang tetap konsisten jika pengukuran diulang kembali. Metode yang

sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur skala rentangan

adalah cronbach alpha. Uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji

validitas, dimana item yang masuk pengujian adalah item yang valid

saja. Untuk menentukan apakah instrumen reliabel atau tidak

menggunakan batasan 0,6. Menurut Sekaran (1992), reliabilitas


34

kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan

diatas 0,8 adalah baik. (Priyatno, 2014:64)

G. Uji Asumsi Kalsik

1. Uji Normalitas

Menurut pandangan statistika distribusi variabel pada populasi

mengikuti distribusi normal. Distirbusi normal adalah bentuk distribusi

yang memusat di tengah (mena, mode, dan median berada di

tengah). Pengujian distribusi normal bertujuan untuk melihat apakah

sampel yang diambil mewakili distribusi populasi. Jika distribusi

sampel adalah normal, maka dapat dikatakan sampel yang diambil

mewakili populasi. Prinsip uji distribusi normal adalah

membandingkan antara distribusi data yang didapatkan (observed)

dan distribusi data normal (expected). Jika hasil uji menunjukkan tidak

ada perbedaan antara kedua distribusi tersebut (p > 0,05) maka dapat

dikatakan distribusi data penelitian adalah normal.(Gunawan,

2016:92-93)

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama

dengan nilai VIF ≥ 10.( Ghozali, 2013:106)

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak

sama. Konsekuensi heteroskedastisitas dalam model regresi menurut

Karim dan Hadi (2007) adalah penaksiran (estimator) yang diperoleh


35

tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel besar.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat adanya kasus

heteroskedastisitas adalah dengan memerhatikan plot dari sebaran

residual (*ZRESID) dan variabel yang diprediksikan (*ZPRED). Jika

sebaran titik-titik dalam plot tidak menunjukkan adanya suatu pola

tertentu, maka dapat dikatakan bahwa model terbebas dari asumsi

hetorkedastisitas. (Gunawan, 2016:103)

H. Metode Analisis

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat

lunak SPSS 22 for windows, setelah semua data-data dalam

penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data

yang terdiri dari:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku umum (Sugiyono, 2013 : 199). Analisis yang digunakan yakni

analisis deskriptif (mean, modus, median, max, min, rata-rata dan

standar deviasi).

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis inferensial adalah statistik yang digunakan untuk

mendeskripsikan data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan

(diinferensialkan) untuk populasi dimana sampel diambil (Sugiyono,

2013; 201). Analisis inferensial dilakukan dengan menggunakan alat

statistik parametris untuk menguji parameter populasi melalui data

sampel. Analisis yang digunakan yakni analisis regresi linear


36

bergandadengan alat bantu software SPSS versi 22. Analisis regresi

linier berganda adalah analisis yang didasari adanya hubungan sebab

akibat antara dua variabel independen atau lebih (X) dengan satu

variabel independen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan

antara variabel dependen dan variabel independen apakah positif

atau negatif.

I. Uji Hipotesis

1. Uji Analisis Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh atau hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel

independen dengan satu variabel dependen. Persamaan regresi linier

berganda dengan 2 variabel independen sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y : Skeptisme Profesional Auditor

X1 : Beban Kerja (Workload)

X2 : Pengalaman Auditor

a : Konstanta

b1,b2 : Koefisien regresi

e : Error

2. Uji Simultan (Uji F)

Hα : β1-2 ≠ 0 : Beban Kerja dan pengalaman auditor secara simultan

berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

H0 : β1-2 = 0 : Beban kerja dan pengalaman auditor secara simultan

tidak berpengaruh terhadap skeptisme profesional auditor.

Kriteria pengujian sebagai berikut :

 Jika fhitung> ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.


37

 Jika fhitung<ftabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Apabila fhitung> ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berartivariabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadapvariabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikansi

sebesar 5%,jika nilai fhitung> ftabel maka secara bersama-sama seluruh

variabelindependen mempengaruhi variabel dependen.

3. Uji Parsial (Uji t)

Kriteria Pengujian :

 Jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

 Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Apabila thitung> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinyavariabel

independen secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikanterhadap variabel dependen. Apabila thitung ≤ ttabel, maka

Hoditerima danHa ditolak, artinya variabel independen secara parsial

tidak mempunyaipengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauhkemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen.

NilaiR2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen

dalammenjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai R2

yangmendekati satu berarti variabel – variabel independen

memberikanhampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasivariabel dependen. Kelemahan mendasar

penggunaan R2 adalah biasterhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan ke dalam model.Setiap tambahan satu variabel


38

independen, maka R2 pasti meningkattidak peduli apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikanterhadap variabel dependen.

Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapatnaik atau turun apabila satu

variabel independen ditambahkan ke dalam model. (Ghozali, 2013:97)

Anda mungkin juga menyukai