Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Studi Kasus

Studi kasus ini menggunakan jenis rancangan penelitian yang bersifat

deskriptif. Deskripsi perisiwa dilakukan secara sistematis dan lebih

menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Studi kasus merupakan

rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara

intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas atau institusi

(Nursalam, 2016). Penyusunan akan dilakukan secara intensif, terperinci, dan

mendalam pada pasien dengan Asma bronkhiale di Ruang IGD RS

Muhamadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri.

Mekanisme studi kasus ini dimulai dengan penentuan topik atau

masalah yang diambil, selanjutnya penentuan tempat pengambilan studi

kasus, mengurus perizinan akan dilakukan studi kasus, kemudian mencari

subyek studi kasus, dan selanjutnya melakukan serangkaian proses

keperawatan mulai dari pengkajian untuk mengumpulkan data, penetapan

diagnosis keperawatan berdasarkan analisis data, membuat intervensi yaitu

rencana tindakan keperawatan, implementasi yaitu pelaksanaan dari

intervensi yang telah dibuat, kemudian dilakukan evaluasi berdasarkan tujuan

dan kriteria hasil yang ingin dicapai serta mendokumentasikannya sebagai

bukti pertanggungjawaban.
3.2 Tempat dan waktu penelitian

3.2.1 Tempat

Studi kasus ini dilakukan di ruang IGD RSM Ahmad Dahlan Kediri

3.2.2 Waktu

Studi kasus ini dilakukan pada ___________________________________

3.3 Subyek studi kasus

Subyek dalam studi kasus ini terdiri dari dua responden pasien 1 dan pasien 2

dengan diagnosis medis Asma bronkhiale di ruang IGD RS Muhamadiyah

Ahmad Dahlan Kediri, dengan kriteria meliputi :

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien dan keluarga bersedia dikelola sebagai subyek penelitian

dengan mengajukan surat permohonan responden.

b. Pasien dengan diagnosis medis asma

c. Pasien asma bronkhiale dengan usia > 25 tahun.

2. Kriteria Eksklusi

a. Pasien tidak bersedia menjadi responden.

b. Pasien yang mengalami penurunan kesadaran.

3.4 Pengumpulan Data

Fokus studi kasus dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah pemberian

asuhan keperawatan pada klien asma yang terdiri dari pengkajian, diagnosis,

intervensi, implementasi dan evaluasi. Dengan mengutamakan program

preventif, promotif, dan rehabilitatif secara farmakologi maupun non

farmakologi.
3.4.1 Wawancara

Untuk mendapatkan data secara langsung digunakan teknik wawancara.

Pada studi kasus ini penulis melakukan wawancara langsung dengan

pasien (auto-anamnesa) dan keluarga (allo-anamnesa) untuk mengetahui

keluhan utama pasien, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit dahulu

pasien.

3.4.2 Observasi

Dalam studi kasus ini, penulis melakukan teknik observasi dengan cara

melakukan pengamatan secara langsung kepada pasien untuk melihat

keadaan umum pasien, observasi tanda-tanda vital.

3.4.3 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan pendekatan IPPA: Inspeksi (melihat),

Palpasi (meraba), Perkusi (mengetuk), Asukultasi (mendengarkan).

3.4.4 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut

berupa hasil catatan keperawatan, rekam medis, dan hasil pemeriksaan

penunjang.

3.5 Uji keabsahan data

Teknik pemeriksaan keabsahan data adalah derajat kepercayaan atas data

penelitian yang diperoleh dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa untuk pemeriksaan keabsahan data

dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas (credibility), uji


transferabilitas (transferability), uji dependabilitas (dependability) dan terakhir

uji obyektivitas (confirmability) (Sugiyono, 2015)

1. Uji Kredibilitas

Uji Kredibilitas (credibility) merupakan uji kepercayaan terhadap data

hasil penelitian kualitatif (Prastowo, 2012). Uji kredibilitas ini memiliki

dua fungsi, yaitu fungsi pertama untuk melaksanakan pemeriksaan

sedemikian rupa tingkat kepercayaan penemuan kita dapat dicapai, dan

fungsi yang kedua untuk mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil

penemuan kita dengan jalan pembuktian terhadap kenyataan ganda yang

sedang diteliti. (Moleong, 2016).

Dalam penelitian ini untuk uji kredibilitas (credibility) peneliti

menggunakan triangulasi. Moleong (2016) menjelaskan bahwa triangulasi

adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan data, atau sering disebut

bahwa triangulasi sebagai pembanding data.

2. Uji Transferabilitas (Transferability)

Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa uji transferabilitas

(transferability) adalah teknik untuk menguji validitas eksternal didalam

penelitian kualitatif. Uji ini dapat menunjukkan derajat ketepatan atau

dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel itu

diambil. Kemudian Moleong (2016) menjelaskan bahwa tranferabilitas

merupakan persoalan empiris yang bergantung pada kesamaan konteks

pengirim dan penerima. Untuk menerapkan uji transferabilitas didalam

penelitian ini nantinya peneliti akan memberikan uraian yang rinci, jelas,
dan juga secara sistematis terhadap hasil penelitian. Diuraikannya hasil

penelitian secara rinci, jelas dan sistematis bertujuan supaya penelitian ini

dapat mudah dipahami oleh orang lain dan hasil penelitiannya dapat

diterapkan ke dalam populasi dimana sampel pada penelitian ini diambil.

3. Uji Dependabilitas (Dependability)

Prastowo (2012) uji Dependabilitas (Dependability) ini sering disebut

sebagai reliabilitas didalam penelitian kuantitatif, uji dependabilitas

didalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara melakukan audit

terhadap keseluruhan proses didalam penelitian. Dijelaskan juga oleh

Sugiyono (2015) bahwa uji dependabilitas dilakukan dengan cara

mengaudit segala keseluruhan proses penelitian. Pada penelitian ini

nantinya peneliti akan melakukan audit dengan cara peneliti akan

berkonsultasi kembali kepada pembimbing, kemudian pembimbing akan

mengaudit keseluruhan proses penelitian. Disini nanti peneliti akan

berkonsultasi terhadap pembimbing untuk mengurangi kekeliruan-

kekeliruan dalam penyajian hasil penelitian dan proses selama

dilakukannya penelitian.

4. Uji Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksanaan keabsahan data yang

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang ada, triangulasi ini memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

penelitian, dengan tujuan untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data penelitian yang diperoleh (Sugiyono, 2015).

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi


sumber. Sugiyono (2015) mengungkapkan bahwa triangulasi sumber

adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif. Penerapan metode ini dapat dicapai dengan cara

membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan

dokumentasi. Maksudnya membandingkan apa yang dilakukan

(responden), dengan keterangan wawancara yang diberikannya dalam

wawancara tetap konsisten dan di tunjang dengan data dokumentasi berupa

foto serta data lainnya seperti jurnal ilmiah, penelitian terdahulu dan teori-

teori yang relevan dengan tujuan penelitian ini.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan

dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan terdiri dari dua aspek yakni

deskripsi dan refleksi. Sugiyono (2015) mengatakan bahwa pengumpulan

data adalah data alami yang berisi apa yang dilihat, didengar, dirasakan,

disaksikan, dan dialami sendiri oleh peneliti tentang fenomena yang

dijumpai, sedangkan catatan refleksi adalah catatan yang memuat kesan,

komentar, tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan

rencana pengumpulan data untuk tahap selanjutnya, dan guna

mendapatkan catatan ini, maka peneliti melakukan observasi, wawancara,

dan dokumentasi terhadap beberapa responden penelitian. pertama peneliti

melakukan pengumpulan data setelah data terkumpul, selanjutnya peneliti


melakukan pemeriksaan kelengkapan serta kejelasan data yang diperoleh,

sehingga data yang didapat merupakan data valid.

3.6.2 Reduksi Data (Data Reduction)

Sugiyono (2015) mengatakan bahwa reduksi data merupakan

proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang

masih kasar yang diperoleh di lapangan. Reduksi data dilakukan selama

penelitian berlangsung, selama penelitian dilapangan, sampai laporan

tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari analisis data dengan suatu

bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang data yang tidak diperlukan, dan mengorganisasi data sehingga

kesimpulan final dapat diambil dan diverifikasi. Tahap kedua peneliti

memilih data yang didapat dan disusun secara urut dan tertata rapih.

3.6.2 Penyajian Data (Data Display)

Sugiyono (2015) menjelakan bahwa maksud penyajian data yaitu

data dan informasi yang di dapat dari lapangan dimasukan ke dalam suatu

matriks, kemudian data tersebut disajikan sesuai data yang diperoleh

dalam penelitian di lapangan, sehingga peneliti akan dapat menguasai data

dan tidak salah dalam menganalisis data serta menarik kesimpulan.

Penyajian data bertujuan untuk menyederhanakan informasi yang

kompleks menjadi data yang sederhana sehingga lebih mudah untuk

dipahami. Tahap ketiga setelah peneliti menyusun data tersebut secara

urut, maka peneliti melakukan pengolahan data, sehingga apabila terdapat

data yang tidak sesuai dengan kebutuhan penelitian, peneliti dapat


mengedit data tersebut sehingga data tersebut sesuai dengan kebutuhan

penelitian, pengeditan data

tersebut bersifat memperbaiki data apabila terjadi kesalahan di dalam

pengumpulan data, kesalahan pada data akan diperbaiki atau dilengkapi

dengan melakukan pengumpulan data ulang atau dengan menyisipkan data

yang dianggap masih kurang.

3.6.3 Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion, Drawing/ Verifying)

Setelah display data tahap selanjutnya adalah penarikan

kesimpulan. Sugiyono (2015) mengukapkan bahwa penarikan kesimpulan

adalah usaha

untuk mencari atau memahami makna, keteraturan pola kejelasan, dan alur

sebab akibat atau proporsi dari kesimpulan yang ditarik harus segera

diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali sambil

melihat catatan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat. Tahap

selanjutnya peneliti melakukan penganalisaan data dan mendeskripsikan

data tersebut sehingga data dapat mengerti dan jelas sesuai tujuan

penelitian.

3.7 Etika Studi Kasus

Etika studi kasus merupakan masalah yang sangat penting dalam studi

kasus, mengingat studi kasus keperawatan berhubungan langsung dengan

manusia maka segi etika studi kasus harus diperhatikan.

1. Informed Concent (Persetujuan)


Informing adalah menyampaian ide dan isi penting peneliti kepada calon

subyek. Consent adalah persetujuan dari calon subyek untuk berperan serta

dalam penelitian. Penulis akan memberikan informed concent kepada

pasien diawal yang berisi lembar persetujuan pasien untuk dilakukan

penelitian.

2. Anonymity (Tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

kepada responden untuk tidak memberikan atau mencantumkan identitas

atau nama responden pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang akan disajikan. Pada studi kasus ini penulis akan menuliskan dengan

inisial nama depan pasien.

3. Confidientiality (Kerahasiaan)

Salah satu dasar etika keperawatan adalah kerahasiaan. Tujuan kerahasiaan

ini adalah untuk memberikan jaminan kerahasiaan hasil studi kasus

keperawatan baik dari informasi maupun data yang telah dikumpulkan

oleh Penulis

4. Ethical Clearence

Dalam studi kasus ini penulis memerlukan ethical clearence yaitu uji

kelayakan etik sebagai pernyataan bahwa kegiatan penelitian yang

tergambar dalam protokol telah dilakukan kajian dan memenuhi kaidah

etik

sehingga layak dilaksanakan. Tujuan utamanya adalah untuk melindungi

subyek penelitian dari bahaya fisik, psikis, sosial dan konsekuensi hukum

(dituntut) sebagai akibat turut berpartisipasi dalam studi kasus.

Anda mungkin juga menyukai