PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak
hari (Ratnawati, 2017). Lanjut usia (lansia) adalah orang yang mencapai usia
WHO (Word Health Organization) membagi masa lanjut usia sebagai berikut
: a) usia 45-60 tahun, disebut middle age ( setengah baya atau A-teda madya);
b) usia 60-75 tahun, disebut alderly ( usia lanjut atau wreda utama ); c) usia
75-90 tahun, disebut old (tua atau prawasana); d) usia diatas 90 tahun, disebut
old (tua sekali atau wreda wasana) (Andarmayo, 2018). Usia 60 tahun ke atas
merupakan tahap akhir dari proses penuaan yang memiliki dampak terhadap
penurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap serangan penyakit, salah satu
normal (GDP ≥ 126mg/dl dan / atau GDS ≥ 200 mg/dl) terjadi akibat kelainan
tipe diabetes melitus, yaitu Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan
Hasil survei yang dilakukan oleh IDF pada tahun 2017 menyebutkan
bahwa prevalensi kejadian diabetes di dunia pada rentang usia 20-79 tahun
adalah 8,8% dari total populasi 4,84 miliar. Indonesia menempati peringkat
tahun 2020 penderita Diabetes Melitus (DM) sebanyak 16. 285 orang
(DM) jenis kelamin laki-laki sebesar … orang (…%) dan … orang jenis
dari 257 desa. Diharapkan tahun 2021 ada pengembangan Posbindu pada
(100%)serta penyakit DM bisa diketahui lebih dini dan segera bisa di tangani
stres yang dialami pasien menyebabkan kadar gula darah menjadi naik dan
glukagen yang dapat mempengaruhi kadar gula darah didalam tubuh menjadi
adalah pengendalian kadar gula darah yang sangat tinggi dan tidak terkontrol
yang dapat menyebabkan tubuh tidak dapat mengatur kadar gula darah
untuk mendapatkan relaksasi pada otot melalui dua langkah, yaitu dengan
elastisitas pembuluh darah. Kondisi ini dapat memperbaiki alirah darah yang
2017).
relaxation dikenalkan pertama kali oleh Jacobson pada tahun 1938 dan masih
digunakan hingga saat ini. Menurut Jacobson rekasasi otot progresif ini
gelombang alfa otak. Latihan otot progresif merupakan salah satu intervensi
imunitas, sehinga status fungsional dan kualitas hidup meningkat Tujuan dari
nyeri leher dan punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, dan laju
meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak
ringan, membangun emosi positif dari emosi negative dan dapat mencegah
relaksasi otot progresif dapat dilakukan oleh semua orang dalam semua
kondisi terutama pada pasien diabetes melitus yang dapat menurunkan kadar
gula darah (Juniarti, 2020). Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka
otot progresif terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia dengan
diabetes melitus.
B. Rumusan Masalah
penurunan kadar gula darah pada lansia dengan diabetes melitus di UPT
1. Tujuan Umum
kadar gula darah pada lansia dengan diabetes melitus di UPT Pelayanan
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Profil_Kesehatan_Kabupaten_Kediri_Tahun_2020_Upload (2).
IDF Diabetes Atlas, 8th edition. (2017). Eighth edition 2017. In IDF Diabetes
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf
Karokaro, T. M., & Riduan, M. (2019). Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe
https://doi.org/10.5860/choice.51-4474
Petersmann, A., Müller-Wieland, D., Müller, U. A., Landgraf, R., Nauck, M.,
Freckmann, G., Heinemann, L., & Schleicher, E. (2019). Definition,
https://doi.org/10.1055/a-1018-9078
Exercise Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Dan Ankle Brachial Index
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii”. Idea Nursing Journal, 8(1), 45–51.
Yanuarti, O., Fajriyah, N. N., & Faradisi, F. (2021). Prosiding Seminar Nasional
Baru Press.
Jurnal Abdidas Volume 2 Nomor 2 Tahun 2021 Halaman 392 - 397 JURNAL ABDIDAS
Lansia di Kecamatan Wonomulyo Fredy Akbar1, Darmiati2 , Farmin Arfan3 , Andi Ainun
farminarfan@gmail.com3 andiainun531@gmail.com