Anda di halaman 1dari 10

DOKUMENTASI KEGIATAN PENDATAAN BATRA

SABTU 19 MARET 2016

Kegiatan Olahraga Bagi Penderita Diabetes dan Hipertensi

Mulailaholahragasecarabertahap
Bagipemulaolahraga di mulaidengan 5 menitolahragaaerobiksetiaphariselama 1-2
minggu.Kemudiantambah 5 menitlagidansesudahitu 5 menitlagidanseterusnyasecarabertahapmenjadi 20-
60 menitsebanyak 3-5 kali seminggu.

Olahraga yang aman


Dalammemiliholahragapelajarilahcara yang benardanhindaricidera yang
dapatmemperburukmasalahterutamapada kaki. Lakukanlahpemanasanselama 5-10
menitsebelumberolahragadanpendinginan 5-10
menitsesudahberolahraga.Pemanasandapatmeningkatkandenyutjantung,
menghangatkanototdanmencegahcidera,
sedangkanpendinginkanmenurunkandenyutjantungdanmemperlambatpernafasan.Latihanintidilakukansela
ma 20-40 menit.Jikakurangdari 15 menitsehari, olahragatidaklahmeningkatkankebugarananda.

Sebaiknyajanganlahberolahragabilakadargula> 300 mg/dL, dalamkeadaansakit, kaki terasakebas,


kesemutanataunyeri, terjadidehidrasi, nafaspendek, pusing, sakitperut, sakit dada, leher, bahu,
ataurahangdanmatakabur.

Intensitasolahraga
Intensitasolahragaandadihitungdengan 60-70% denyutnadimaksimum (DNM) per menit.DNM di
hitungdari 220 dikurangiumur.

Contohbilaandaberumur 50 tahun, internsitasolahragaanda:

60% x (220 50) = 102 kali/menit

70% x (220 50 ) = 119 kali/menit

Berarti target denyutnadiandaselamaberolahragaadalahantara 102 119 kali/menit.

Apakaholahragaandaterlaluberat?
Olahraga yang dijalankansecarabertahapadalahuntukmelatihtubuh.Tanda-
tandaolahragaterlaluberatjikaandatidakbisabicaraselamaolahragadandenyutnadilebihtinggidari target yang
hendakdicapai.

Bilatidakolahraga, andaharuslebihaktifbergerak
Bilakarenasuatuhaltidakdapatberolahraga,
makausahanselalubergerak.Dibawahiniadalahbeberapaaktivitasuntukbergerakketikasedangmenonton TV:

Janganmenggunakn remote, berdirilahuntukmengubahstasiun TV


Menonton TV sambilmelakukankegiatanlain, sepertimenyapu, setrika, dll
Ketikasedangiklan, lakukanlahjalankesanakemari
Lakukanlahjalan kaki lebihbanyakdengancara:

Jalan kaki menujuhaltebis


Jalan-jalanwaktumakansiang di kantor
Parkiragakjauhdaritujuan
Pilihlahnaiktanggadaripada elevator atau lift
Olahragaharusdipilih yang menyenangkan agar dapatdilakukansecararutin.Fungsiolahragabagipenderita
diabetes adalahmenurunkankegemukandanmenurunkanguladarahdenganmengaktifkankerja
insulin.Makalakukanlaholahragasecararutin.

NOTULEN, JANUARI 2016


MATERI
DALAM RANGKA KEGIATAN IMPLEMENTASI PROLANIS DAN SENAM PROLANIS
(KLUB RASANAE TIMUR)
DI PUSKESMAS PEMBANTU(PUSTU) NUNGGA
BPJS KESEHATAN CABANG BIMA
SABTU 24 SEPTEMBER 2016

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI


1. PENGERTIAN
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan
diastolic 120 mmHg.

2. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
Elastisitas dinding aorta menurun
Katub jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan
jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah
menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
a. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)
b. Kegemukan atau makan berlebihan
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alcohol

3. TANDA DAN GEJALA


Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan.
Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis
4. PENATALAKSANAAN
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif
pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c. Penurunan berat badan
d. Penurunan asupan etanol
e. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah
olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,
jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi antara lain meliputi :
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau
kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks
Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi
dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih
lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan
mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi
umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.

NOTULEN,24 SEPTEMBER 2016


MATERI
DALAM RANGKA KEGIATAN IMPLEMENTASI PROLANIS DAN SENAM PROLANIS
(KLUB RASANAE TIMUR)
DI PUSKESMAS RASANAE TIMUR
BPJS KESEHATAN CABANG BIMA
SABTU 28 MEI 2016

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DIABETES MILITUS

Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang
disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya.
Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon
hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan
dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut.

Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya menimbulkan gejala
sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien DM tipe I
memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya
dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari
luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional,
yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada
pasien tersebut.

Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup yang semakin
tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat. Faktor risiko
untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik,
riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu.

Gejala DM tipe II antara lain:

rasa haus yang berlebih,


buang air kecil lebih sering (frekuensi terbangun dari tidur untuk berkemih saat malam
hari menjadi lebih sering dari biasanya),
banyak makan,
penurunan berat badan tiba-tiba tanpa sebab yang jelas

Yang penting dilakukan oleh pasien DM adalah mengontrol kadar gula darahnya. Kadar
gula darah yang tidak terkontrol (selalu tinggi, atau kadang tinggi kadang rendah, atau terlalu
rendah) dapat menimbulkan komplikasi pada pasien DM. Komplikasi jangka pendek misalnya
hipoglikemia, yaitu keadaan di mana kadar gula darah yang terlalu rendah (<70 mg/dl). Gejala
yang dirasakan pada saat pasien hipoglikemia adalah berkeringat, jantung berdebar, rasa lapar,
dan gemetar. Jika tidak diterapi segera, pasien dapat kehilangan kesadaran, meracau dan kejang-
kejang. Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi biasanya melibatkan pembuluh darah
besar maupun kecil serta sistem saraf. Komplikasi dapat mengenai organ-organ vital seperti otak,
jantung, ginjal, mata, persarafan dan lain-lain, sehingga diperlukan pemeriksaan rutin secara
teratur.
Ingatlah untuk selalu menjaga kesehatan tubuh Anda dengan pola hidup sehat (makan makanan
sehat, olahraga teratur, istirahat cukup, pikiran sehat).

NOTULEN,28 Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai