BAB I
PENDAHULUAN
Penggagas desa siaga ini adalah seorang aktivis pemburuhan. Sepak terjangnya merintis desa siaga ini bermula tahun 2001-
2003. Sebuah desa siaga dikatakan desa siaga apabila telah memenuhi syarat sekurang-kurangnya satu buah. POSKESDES
(pos kesehatan desa). Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dibentuk didesadalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Keberadaan desa siaga, ternyata telah
memberikan dampak positif, antara lain berhasil menurunkan angka kematian ibu dan anak, sehingga tahun 2004 program iini di
adopsi oleh departmen.
1.2 Tujuan
Mengembangkan kepedulian dan kesiap siagaan masyarakat dan mengatasi masalah kesehatan,bencana, kegawatdaruratan
secara mandiri untuk mewujudkan desa sehat Meningkatkan koordinasi pelaksanaan program yang berkaitan dengan
pengembangan desa dan kelurahan siaga. Meningkatkan kualitas pelayanan desa dan kelurahan siaga aktif kepada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) di desanya (Depkes RI, 2006 dalam Efendi, 2009).
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah
dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa
dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa.
Desa Siaga yang dicanangkan pemerintah merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah
dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular , penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi setempat secara
gotong royong menuju desa siaga.
Kepala desa
Ketua
Bendahara
Sekretaris
Kelompok PSN
Penanggung jawab (kepala desa) peraturan pemerintahan republik Indonesia nomor 72 tahun 2005 tentang desa pasal 14 yaitu:
a. Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa mempunyai wewenang :
- memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD;
- menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD;
- mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa
2. Ketua desa siaga : mengkoordinasikan pelaksanaan program kerja yang telah direncanakan kepada semua pengurus
dan seksi seksi sesuai bidangnya masing-masing
3. Wakil ketua : membantu ketua dalam melakukan tugas lainnya yang berkaitan dengan kepentingan organisasi
4. Sekretaris : melaksanakan pelayanan administrasi dan menyiapkan berbagai surat : dokumen, laporan,
undangan yang akan disahkan oleh sekretaris dan ketua.
5. Bendahara : membuat laporan keuangan tiap bulannya untuk mengatur pengeluaran dan pemasukan
uang agar tidak melebihi anggran yang telah di tetapkan
6. Seksi kadarzi : mensosialisasikan kepada masyarakat agar mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi
serta agar masyarakat dapat melaksnakan hidup bersih dan sehat
7. Seksi PHBS dan kesehatan lingkungan : Mendorong masyarakat agar dapat melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat
8. Seksi surveilan : Mendorong masyarakat agar tanggap dan mampu mengenali penyakit serta dapat mencegah/ mengatasi
penyakit yang dihadapi secara mandiri
Desa siaga bencana merupakan program nasional yang tersebar diseluruh wilayah indonesia. Desa siaga bencana adalah
wadah formal penanggulangan bencan berbasis masyarakat dalam kawasan atau tempat untuk penanggulangan bencana.Suatu
desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria berikut (Depkes, 2006) :
Memiliki 1 orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang-kurangnya 2 orang kader desa.Memiliki minimal 1
bangunan pos kesehatan desa (poskesdes) beserta peralatan dan perlengkapannya. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh
masyarakat yang dikenal dengan istilah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang melaksanakan kegiatan-
kegiatan minimal :Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa serta faktor-
faktor risikonya.Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta kekurangan gizi.Kesiapsiagaan
penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.Pelayanan kesehatan dasar, sesuai dengan
kompetensinya.Kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan, kadarzi, PHBS, penyehatan lingkungan dan lain-lain.
Masyarakat yang tangguh bencana ialah masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisir kekuatan yang merusak,
melalui adaptasi. Mereka juga mampu mengelola dan menjaga struktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana. Dan jika
terkena dampak bencana, mereka akan dengan cepat bisa membangun kehidupannya menjadi normal kembali atau paling tidak
dapat dengan cepat memulihkan diri secara mandiri. (Perka BNPB 01/2012)
1. Menurut kelompok kami stuktur organisasi desa siaga di desa rambatan sudah sesuai dengan teori diatas , tetapi stuktur
organisasi di desa rambatan lebih spesifik lagi dalam pembagian tugasnya, salah satu contohnya dalam teori Kelompok KIA ,GSI
dan GIZI disatukan dalam satu kelompok tetapi di desa siaga desa rambatan KIA disatukan dengan persalinan, GIZI disatukan
dengan PHBS
No
RINCIAN TUGAS
1. Menyusun dan menyiapkan program kerja yang menitik beratkan pada upaya peningkatan hidup sehat (promotif),
pencegahan penyakit (preventif) dan pengobatan (kuratif) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan
mengikutsertakan kader atau tenaga sukarela lainnya.
2. Mengkoordinasikan pelaksanaan program kerja dan sistem prosedur(sispro) yang telah direncanakan kepada semua
pengurus dan seksi/kader sesuai dengan bidangnya.
3. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian program kerja dan mengkoordinasikannya kepurda seluruh anggota
pengurus, seksi/kader dan pihak terkait.
6. Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan (win win situation) serta memelihara hubungan kerjasama
dengan semua pihak dan puskesmas.
8. Mengevaluasi semua proses kegiatan dan pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan
peningkatan mutu pelayanan.
No
RINCIAN TUGAS
1. Melaksanakan program kerja dan sistem prosedur (sispro) dan mengkoordinasikan kepada semua pengurus dan
seksi/kader terkait sesuai dengan bidangnya.
2. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian program kerja dan mengkoordinasikannya kepada seluruh anggota
pengurus, seksi/kader terkait.
5. Menciptkan suasana kerja yang kondusif dan menyenagkan (win win situation) serta memelihara hubungan kerjasama
dengan semua pihak dan puskesmas sicincin.
7. Mengevaluasi semua proses kegiatan dan pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan
peningkatan mutu pelayanan.
No
RINCIAN TUGAS
7. Mengkoordinir terlaksananya kegiatan seksi survailans, kadarzi dan PHBS dan pelaporan.
8. Mengevaluasi semua proses kegiatan dan pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan
peningkatan mutu pelayanan.
No
RINCIAN TUGAS
1. Menyiapkan dan melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja sesuai dengan kebutuhan.
3. Menyimpann dan mengatur pengeluaran uang / biaya agar tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan.
4. Mengeluarkan dan membelanjakan uang sesuai dengan anggaran atas persetujuann ketua.
10. Mengevaluasi semua proses kegiatan dan pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan
dan peningkatan mutu pelayanan.
No
RINCIAN TUGAS
3. Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pelayanan kesehatan meliputi peningkatan hidup sehat (promotif), pencegahan
penyakit (prepentif), dan pengobatan (kuratif).
4. Memberi pelayanan terhadap anggota masyarakat yang berkaitan dengan masalah keluhan kesehatan dan membantu untuk
dirujuk ke puskesmas.
7. Melakukan kerjaasama dengan pengurus, seksi, dan pihak yang terkait dibidang kesehatan.
8. Meningkatkan kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk bisa mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
9. Mengevaluasi semua proses kegiatan dan pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunaan rencana perbaikan
dan peningkatn mutu pelayanan.
No
TUGAS POKOK
2. Melakssanakan pemantauan penyakit melalui gejala dan tanda serta keaadaan yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan.
3. Mencatat dan melaporkan secara cepat (kurang 24 jam) hasil pemantauan dan pengamatan penyakit kepada petugas
kesehatan untuk dilakukan penanggulangan sederhana, termasuk melaporkan orang yang meninggal.
5. Mendorong masyarakat agar tanggap dan mampu mengenali serta dapat mencegah/ mengatasi permasalahan yang
dihadapi secara mandiri.
6. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan.
No
TUGAS POKOK
1. Menyusun dan melaksanakan program kerja sesuai dengan kebutuhan.
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan menyusui dengan menggunakan buku KIA.
3. Melakukan pemantauan terhadap ibu hamil, bersalin dan bayi baru lahir bila dijumpai adanya kelainan/tanda-tanda bahaya
sesuai dengan petunjuk dibuku KIA, dan segera melaporkan kebidan dan dokter puskesmas.
4. Mengajak ibu hamil untuk ikut program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), dan melakukan
penyuluhan KIA sesuai dengan buku KIA.
8. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan.
No
TUGAS POKOK
3. Melakukan koordinasi dengan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
6. Bantuan/memfasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar (air bersih, jamban, pembuangan sampah/limbah, dll)
ditempat pengungsian dan pelayanan ksehatan bagi pengungsi.
7. Melakukan kerjasama dengan pihak yang terkait dibidang kesehatan dan bencana.
8. Mengevaluasi semua proses kegiatan dan pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan
peningkatan mutu pelayanan.
No
TUGAS POKOK
2. Mensosialisasikan kepada masyarakat agar mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya
sesuai dengan pedoman keluarga sadar gizi di desa siaga kepmenkes No. 747 tahun 2004.
3. Mendorong masyarakat agar dapat melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
5. Mendorong masyarakat agar tanggap dan mampu mengenali serta dapat mencegah/mengatasi permasalahan kesehatan
yang dihadapi secara mandiri.
6. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan.
No
URAIAN TUGAS KESEHATAN LANSIA
TUGAS POKOK
1. Menyusun dan melaksanakan program kerja seksi kesehatan lansia sesuai dengan kebutuhan.
5. Meningkatkan kemampuan dan kesadaran para lanjut usia untuk bisa mengatasi kesehatannya.
6. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan.
No
TUGAS POKOK
2. Melaksanakan pendataan jenis dan jumlah obat-obatan yang dibutuhkan sesuai dengan jenis pelayanan yang
diselenggarakan, dan berkoordinasi dengan puskesmas.
3. Membukukan obat-obatan yang meliputi pencatatan jumlah obat yang diterima. Dikeluarkan dan sisa/stock obat yang
disimpan di apotik.
4. Mengatur penyimpanan dan pendistribusian obat-obatan sesuai dengan jenis, merek, kode, dan tanggal exp./ masa
berakhirnya penggunaan obat.
5. Membantu bidan dalam menerima resep dan memberikan obat kepada pasien yang telah disediakan/diracik oleh bidan.
6. Melakukan kerjasama dengan pihak yang terkait dibidang kesehatan dan obat-obatan
7. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan
No
TUGAS POKOK
2. Mensosialisasikan kepada masyarakat pentingnya kebutuhan darah bagi pasien demi kesembuhan penyakit dan
penyelamatan jiwa.
3. Melaksanakan pendataan golongan darah, mencari relawan yang bersedia menjadi donor darah. Yang sewaktu-waktu
darahnya dibutuhkan untuk penyembuhan penyakit dan penyelamatan jiwa.
4. Melaksanakan donor darah yang bekerjasama dengan puskesmas dan PMI terdekat.
5. Melakukan kerjasama dengan PMI dan pihak yang terkait dibidang penyediaan darah.
6. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan.
No
1. Menyusun dan melaksanakan program kerja seksi dasolin dan Tabulin sesuai dengan kebutuhan.
2. Mengajak dan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya dana sosial ibu bersalin(dasolin) dan tabungan ibu
bersalin (tabulin).
3. Menggerakan masyarakat agar mau menyisihkan sebahagiaan penghasilannya untuk dana sosial ibu bersalin yang
dipergunakan sebagai biaya persallinan ibu hamil yang kurang mampu.
4. Menganjurkan kepada ibu yang sudah mengetahui kehamilannya, agar mulai menabung dan membantu ibu hamil
mengelola/menyimpan tabungannya.
5. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan.
No
TUGAS POKOK
1. Menyusun dan melaksanakan program kerja seksi ambulan desa sesuai dengan kebutuhan.
2. Menggalang/mencari relawan pemilik kendaraan baik roda empat/ roda dua yang bersedia kendaraannya dijadikan alat
transport/ ambulan.
4. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan.
No
URAIAN TUGAS SEKSI PERALATAN DAN LOGISTIK
TUGAS POKOK
3. Peralatan medis dan obat-obatan yang dibutuhkan disesuaikan dengan jenis pelayanan yang akan diselenggarakan.
4. Peralatan non medis, seperti mubelair, ATK, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.
6. Mengusulkan kepada pengurus untuk pengadaan peralatan dan logistik untuk kelancaran pelayanan kesehatan.
7. Mengupayakan agar sarana dan prasarana dan gedung poskesri terawat dengan baik.
9. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan.
No
TUGAS POKOK
4. Mencari solusi dan memproses oknum yang melanggar aturan umum bersama ketua secara kekeluargaa, dan apabila tidak
dapat diselesaikan maka kasusnya diteruskan kepada pihak berwajib.
5. Membantu terlaksananya tugas-tugas pengurus, dan memberikan pelayanan pengawasan dan pengamanan terhadap
kegiatan.
6. Mendorong anggota masyarakat untuk ikut dalam meningkatkan keamanan dan ketertiban.
7. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja untuk kebutuhan penyusunan rencana perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan.
Menurut kelompok kami pembagian tugas seksi seksi di desa siaga desa rambatan sudah sesuai dengan teori diatas . Buktinya
ditandai dengan ketua selalu memantau pogram program yang sudah ditetapkan , setiap seksi membuat program program kerja
yang sesuai dengan tugasnya seksi KIA membuat program gerakan sayang ibu , seksi surveilan selalu memantau penyakit yang
ada di masyarakat dsb.
3. Disetiap seksi masing-masing melaksanakan tugasnya? Ada kendala atau tidak dalam pelaksanaan tugas tersebut ?
Setiap seksi melaksanakan tugasnya dengan baik dibuktikan dengan program kerja yang telah direncanakan segera
direalisasikan di masyarakat . Beberapa contoh program kerja seksi-seksi desa siaga adalah :
1. Di bidang KIA dan persalinan, koordinator membuat program Gerakan Sayang Ibu yang ditekankan pada ibu hamil dan
keluarga untuk selalu siaga dan rutin memeriksaakan kehamilan sampai melahirkan.
2. Di bidang PHBS , koordinator membuat program arisan jamban adapun biayanya sebesar 1000 rupiah /kk/bulan yang
dikumpulkan bersamaan dengan Raskin yang dikolektifkan oleh ketua kelompok.
3. Di bidang obat dan apotik masyarakat sekitar memanfaatkan pekarangan rumah yang kosong dengan menanam tanaman
yang produktif sebagai apotik hidup.
banyak ibu ibu yang tidak mau membawa anaknya ke posyandu untuk di imunisasi dikarenakan mereka khawatir setelah di
imunisasi anak akan menjadi demam.
- Masih ada beberapa masyarakat yang tidak mempunyai jamban pribadi karena program arisan jamban terhambat oleh
masalah dana.
1. Memberikan pelatihan sebagai mitra kepada dukun beranak dalam perawatan tali pusat dalam perawatan bayi yang dapat
menyebabkan infeksi jika tidak hiegenis.
2. Memberikan pemahaman terhadap makanan yang dikomsumsi tiap hari dan cara mengolahnya.
4. Melaksanakan bimbingan teknis medis khususnya kesiapan dan penanggulangan kegawatdaruratan di desa siaga.
Menurut kelompok kami peranan petugas kesehatan dalam memantau desa siaga baik di desa rambatan maupun di teori sudah
sesuai yaitu salah satu contohnya di desa rambatan menyelenggarakan pelatihan kesehatan kepada para kader dan di teori
meningkatkannya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan.
5. Apakah ada kader di desa tersebut ?
Kader posyandu
No
Nama posyandu
Alamat
Koordinator
Jumlah kader
Sedap malam 1
Dusun pinara
Junaida
4 Orang
Sedap malam 2
Dusun Cipedes
Yuliarlis
4 Orang
Sedap malam 3
Dusun Pamupukan
Desrida
4 Orang
menurut kelompok kami kader di desa rambatan sudah memenuhi syarat dari depkes 2006 bahwa suatu desa dikatakan menjadi
desa siaga apabila kader di desa siaga harus memiliki kader sekurang-kurangnya 2 dalam satu desa.
Didesa Rambatan terdapat Kampung Siaga Bencana (KSB ) yang dibuka langsung oleh Jendral Bantuan dan Jaminan
Sosial. Dan di kampung siaga bencana (KSB) Digelar kegiatan simulasi bencana yang melibatkan pasukan Tagana,Linmas ,
medis dan lainya serta adanya keterlibatan masyarakat yang menjadi peserta. Mereka terjun langsung memberikan pertolongan
kepada masyarakat yang terkena bencana .
Sistem desa siaga bencana yang kami dapat didesa Rambatan sudah berjalan sesuai dengan tugas masing-masing sehingga
didesa Rambatan apabila terjadi bencana langsung terjun memberrikan pertolongan terhadap masyarakat yang terkena
bencana.
Kegiatan tersebut bisa dikatakan sesuai dengan teori yaitu kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman
terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, kejadian
bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-royong.
Inti dari kegiata Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu
dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif. Yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi)
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya.
b. Saran
Terwujudnya Desa Siaga tentunya menjadi harapan kita bersama, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan agar para
pembaca tidak hanya sekedar tahu tentang Desa Siaga, namun juga akam melakukan perubahan sesuai dengan tingkat
kemampuannya untuk merealisasikan Desa Siaga