Anda di halaman 1dari 15

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Lansia Dengan Diabetes


Mellitus

Perubahan Kadar Gula


Darah, dikarenakan :
1. Usia
2. Makanan
3. Aktivitas fisik
4. Terapi farmakologis
5. Terapi non
5. terapi non farmakologis
farmakalogis

Relaksasi Otot Pprogresif Perubahan Kadar Gula Darah

Keterangan :
: Diukur

: Tidak diukur

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap


Penurunan Kadar Gula Darah Pada Lansia Dengan Diabetes
Melitus
B. Hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap

penurunan kadar gula darah.

Ha : Ada pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan

kadar gula darah


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group design.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,

kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiono, 2018). Desain

ini digunakan untuk membandingkan hasil intervensi dimana penelitian ini

mendeskripsikan bagaimana pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap

penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus.

Tabel 4.1
Pre test –post tes control grup desaign

kelompok Pre Test Perlakuan Posttest


R O1 X1 O2
R O1 X0 O2

Keterangan :

R : Responden

O1 : Pre tes sebelum diberikan perlakuan relaksasi otot progresif

O2 : Post tes setelah dilakukan perlakukan otot progresif

X1 : Perlakukan rekasasi otot progresif pada responden

X0 : Tidak diberikan perlakuan (kelompok control)


B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian dilakukan di UPT Puskesmas Kauman Kabupaten

Tulungagung

2. Waktu

Penelitian rencananya akan dilakukan Selama bulan Desember 2022

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subyek

yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu (Sujarweni, 2020).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Mellitus di

UPT Puskesmas Kauman Kabupaten Tulungagung

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari elemen-elemen populasi yang hendak

diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia dengan diabetes

mellitus di UPT Puskesmas Kauman Kabupaten Tulungagung.

3. Sampling

Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling dalam

penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2018) teknik

sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota


populasi digunakan sebagai sampel. Peneliti merencanakan menggunakan

teknik sampling jenuh karena kemungkinan jumlah populasi yang relative

kecil (<100 orang).

D. Variabel Penelitian/Unit Analisis

Variabel penelitian adalah segala sesuatau yang yang berbentuk apa

saja baik sifat ataupun nilai, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2011). Dalam penelitian ini ada 2 variabel yaitu :

1. Variabel Independent (Bebas)

Variabel Independent merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahan atau timbunlnya variable Dependent (terikat)

(Mamik, 2013). Variabel Independent dalam penelitian ini adalah

relaksasi otot progresif

2. Variabel Dependent (Terikat)

Variabel Dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

disebabkan oleh variable Independent (bebas) (Mamik, 2013). Variabel

Dependent dalam penelitian ini adalah penurunan kadar gula darah pada

lansia dengan diabetes mellitus


E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variable Definisi parameter Alat ukur Hasil Skala


operasional ukur data
Relaksasi Penerapan Panduan - -
otot terapi pelaksanaan
progresif relaksasi relaksasi otot
otot progresif
progresif
dilaksanakan
selama 10-
15 menit
sebelum
terapi pasien
dicek kadar
gula darah
dan sesudah
melakukan
terapi dicek
kembali.

kadar gula Hasil Lembar Jika gula Rasio


darah pengukuran observasi dan darah
sebelum kadar gula glukometer sewaktu
dilakukan darah pada ≥ 200
relaksasi lansia mg/dl 2.
otot diabetes Jika gula
progresif melitus darah
pada lansia sewaktu
≤ 200
mg/dl
kadar gula Hasil Glucometer Jika gula Rasio
darah pengukuran darah
setelah kadar gula sewaktu
dilakukan darah lansia ≥ 200
relaksasi diabetes mg/dl 2.
otot melitus Jika gula
progresif darah
pada lansia sewaktu
≤ 200
mg/dl
F. Bahan dan Instrumen Penelitian

1. Bahan

Metode dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari lansia pasien DM dan

data sekunder dari pengelola UPT Puskesmas Kauman Kabupaten

Tulungagung

2. Instrument penelitian

Alat penelitian adalah lembar observasi, satuan acara penyuluhan

prosedur relaksasi otot progresif dan glucometer yang terdiri dari alat

glucometer, blood lancet, stik gula darah dan kapas alcohol.

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Prosedur pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus meliputi :

a. Peneliti mengurus permohonan izin dari Institute Ilmu Kesehatan

Bhakti wiyata kediri untuk melakukan studi kasus.

b. Setelah mendapatkan izin dari institute Ilmu Kesehatan Bhakti wiyata

kediri, selanjutnya mengajukan izin ke Dinas Kesehatan.

c. Peneliti mengurus perizinan tempat studi kasus yaitu di UPT

Puskesmas Kauman Kabupaten Tulungagung

d. Setelah mendapatkan izin peneliti melakukan penelitian di UPT

Puskesmas Kauman Kabupaten Tulungagung


e. Setelah menemukan responden penelitian yang sesuai dengan subyek

penelitian, peneliti memperkenalkan diri, dan menjelaskan tujuan dari

penelitian yang akan dilakukan.

f. Meminta persetujuan kepada responden untuk dijadikan partisipan

dalam penelitian yang akan dilakukan.

g. Jika klien menyetujui dan sudah mentandatangani inform consent,

selanjutnya penulis melakukan pengkajian atau pengumpulan data

dengan cara :

1) Prosedur interview atau wawancara ialah langkah-langkah

pengambilan data pasien secara lisan dan melakukan tes gula

darah.

2) Prosedur pendokumentasian peneliti mengambil data dari subyek

penelitian dan infomasi dari pengelola UPT Puskesmas Kauman

Kabupaten Tulungagung

3) Obeservasi atau pengamatan adalah tolak ukur yang digunakan

sebagai fakta yang nyata dan tepat dalam hal membuat kesimpulan

data dan menulis jumlah kegiatan yang ada hubungannya dengan

masalah penelitian.

4) Menggunakan format pengkajian.

5) Kuisoner ialah tolak ukur pengumpulan data secara formal pada

subyek agar menjawab soal-soal yang ditulis atau pertanyaan

tertulis, pertanyaan tertulis menggunakan kata-kata yang dapat

dimengerti subyek penelitian dengan mudah.


6) Sebelum dan sesudah melakukan terapi relaksasi otot progresif,

kadar gula dalam darah di cek menggunakan alat glukometer

untuk mengetahui kadar gula darah tersebut tetap atau turun.

7) melakukan relaksasi otot progresif selama kurang lebih 6 kali

pertemuan sampai klien mampu melakukan gerakan terapi

relaksasi otot progresif secara mandiri, apabila subyek penelitian

mampu untuk melakukan gerakan terapi relaksasi otot progresif

secara mandiri maka meminta subyek penelitian untuk melakukan

gerakannya satu 24 kali sehari secara mandiri. Berikut Prosedur

pemberian terapi relaksasi otot progresif sebagai berikut:

a) Bina hubungan saling percaya

b) Jelaskan prosedur

1) Tujuan

2) Posisi berbaring atau duduk di kursi dengan kepala

ditopang.

3) Waktu 2 x 15 menit per jam Empat kelompok utama yang

digunakan dalam teknik relaksasi, Antara lain sebagai

berikut:

a) Tangan, lengan bawah, dan otot bisep.

b) Kepala, muka, tenggorokan, dan bahu termasuk

pemusatan pada dahi, pipi, hidung, mata, rahang, bibir,

lidah, dan leher. Sedapat mungkin perhatian diarahkan


pada kepala karena secara emosional, otot yang paling

penting ada di sekitar area ini.

c) Dada, lambung, dan punggung bagaian bawah.

d) Paha, pantat, dan kaki.

4) Anjurkan klien untuk mencari posisi yang nyaman dan

ciptakan lingkungan yang nyaman Antara lain sebagai

berikut:

a) Tangan, lengan bawah, dan otot bisep.

b) Kepala, muka, tenggorokan, dan bahu termasuk

pemusatan pada dahi, pipi, hidung, mata, rahang, bibir,

lidah, dan leher. Sedapat mungkin perhatian diarahkan

pada kepala karena secara emosional, otot yang paling

penting ada di sekitar area ini.

c) Dada, lambung, dan punggung bagaian bawah.

d) Paha, pantat, dan kaki.

5) Anjurkan klien untuk mencari posisi yang nyaman dan

ciptakan lingkungan yang nyaman.

Bimbingan klien untuk melakukan teknik relaksasi (prosedur di

ulang paling tidak satu kali). Jika area tetap, dapat diulang lima

kali dengan melihat respon klien.

a. Anjurkan pasien untuk posisi berbaring atau duduk

bersandar. (Sandaran pada kaki dan bahu).


b. Bimbing pasien untuk melakukan latihan nafas dalam dan

menarik nafas melalui hidung dan menghembuskan dari

mulut seperti bersiul.

c. Kepalkan kedua telapak tangan, lalu kencangkan bisep dan

lengan bawah selama lima sampai tujuh detik. Bimbing

klien ke daerah otot yang tegang, anjurkan klien untuk

merasakan, dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian

relaksasi 12-30 detik.

d. Kerutkan dahi ke atas pada saat yang sama, tekan kepala

mungkin ke belakang, putar searah jarum jam dan

kebalikannya, kemudian anjurkan klien untuk mengerutkan

otot seperti kenari, yaitu cemberut, mata di kedip –

kedipkan, monyongkan kedepan, lidah di tekan kelangit -

langit dan bahu dibungkukan selama lima sampai tujuh

detik. Bimbing klien ke daerah otot yang tegang, anjurkan

klien untuk memikirkan rasanya, dan tegangkan otot

sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30 detik.

e. Lengkungkan punggung kebelakang sambil menarik nafas

napas dalam, dan keluar lambung, tahan, lalu relaks. Tarik

nafas dalam, tekan keluar perut, tahan, relaks.

f. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka,

tahan, relaks. Lipat ibu jari secara serentak, kencangkan

betis paha dan pantat selama lima sampai tujuh detik,


bimbing klien ke daerah yang tegang, lalu anjurkan klien 10

merasakannya dan tegangkan otot sepenuhnya, kemudian

relaks selama 12-30 detik.

6) Selama melakukan teknik relaksasi, catat respons nonverbal

klien. Jika klien menjadi tidak nyaman, hentikan latihan, dan

jika klien terlihat kesulitan, relaksasi hanya pada bagian tubuh.

Lambatkan kecepatan latihan latihan dan berkonsentrasi pada

bagian tubuh yang tegang.

7) Dokumentasikan dalam catatan perawat, respon klien terhadap

teknik relaksasi, dan perubahan tingkat nyeri pada pasien.

H. Pengolahan Data dan Analisis

1. Pengolahan data

Dalam melakukan pengolahan data terlebih dahulu data harus

diolah dengan tujuan mengubah data menjadi bentuk informasi yang

dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, dalam proses data

terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh:

a. Editing

Dilakukan dengan pengecekan data yang telah terkumpul, bila

terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam pengumpulan data,

diperbaiki dan dilakukan pendataan ulang terhadap responden,

sehingga dalam pengolahan data memberikan hasil dalam

menyelesaikan masalah yang diteliti.


b. Coding

Kegiatan memberikan jawaban secara angka atau kode atau

pemberian kode numerik terhadap data yang terdiri atas beberapa

kategori. Hasil penelitian diberi kode petunjuk.

c. Transfering

Memindahkan jawaban/kode ke dalam media pengolahan atau

kegiatan memasukkan data ke komputer. Untuk mempermudah

analisa data, pengolahan data, dan pengambilan kesimpulan maka

hasilnya dimasukkan dalam distribusi frekuensi.

d. Tabulating

Untuk mempermudah pengolahan data, data dimasukkan dalam

bentuk distribusi frekuensi dengan mencatat hasil penelitian dari

lembar observasi. Tabulasi datanya menggunakan manual, software,

SPSS, Ms. Excel.

e. Saving

Menyimpan data yang telah diolah.

2. Analisis

a. Analisa univariat.

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap variabel dan

hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui distribusi frekuensi

dan presentase dari variabel. Kemudian hasil yang didapatkan

dimasukan kedalam tabel frekuensi.Variabel yang di univariatkan

dalam penelitian ini adalah kadar gula darah sebelum dan sesudah
dilakukan teknik relaksasi otot progresif pada lansia penderita

diabetes mellitus di panti wreda.

b. Analisa bivariate

Analisis bivariat adalah analisis untuk menguji pengaruh antara

variabel. Analisis bivariat dilakukan untuk membuktikan hipotesis

penelitian setelah dilakukan uji kenormalan data.

c. Uji Normalitas Data

Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji normalitas

dengan menggunakan uji Kolmogrof Smirnow dengan interprestasi

kemaknaan (p) > 0,05. Untuk data yang terdistribusi normal

digunakan uji parametrik paired sampel test. Data yang terdistribusi

tidak normal akan dilakukan analisis dengan uji alternatif

menggunakan Wilcoxon.
I. Kerangka Kerja

Populasi : lansia penderita diabetes mellitus di panti wreda kabupaten


Tulungagung

Teknik sampling : sampling


jenuh/total sampling

sampel : lansia penderita diabetes mellitus di panti wreda kabupaten


Tulungagung

Pre test Relaksasi otot progresif Post test :


kadar gula darah kadar gula darah

Analisa data : editing, coding, skoring, tabulating, saving

Uji normalitas

Analisa bivariate : wicoxon

Hasil dan kesimpulan


DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Kediri. (2019).

Profil_Kesehatan_Kabupaten_Kediri_Tahun_2020_Upload (2).

Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2021. Profil Kesehatan. Dinkes Provinsi Jawa

Timur.

INDONESIA, P. K. (2019). Profil Kes Indo 2019. In Angewandte Chemie

International Edition, 6(11), 951–952.

https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-

indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf

Petersmann, A., Müller-Wieland, D., Müller, U. A., Landgraf, R., Nauck, M.,

Freckmann, G., Heinemann, L., & Schleicher, E. (2019). Definition,

Classification and Diagnosis of Diabetes Mellitus. Experimental and Clinical

Endocrinology and Diabetes, 127(Suppl 1), S1–S7.

https://doi.org/10.1055/a-1018-9078

Anda mungkin juga menyukai