Anda di halaman 1dari 13

EVIDENCE BASED PRACTICE

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP


PENURUNAN KADARGULA DARAH PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2

DISUSUN OLEH :
Muhamad Gustiana Sumardi
NIM : P27905123031

POLI TEKNIK KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang mengalami
peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. Diabetes adalah penyakit metabolik
yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang
diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, dan resistensi insulin atau keduanya
(Suastika et al dalam Putri dan Isfandiari, 2013). Internasional Diabetes Federation
(IDF) tahun 2015 dari 177 juta jiwa di dunia yang menderita penyakit DM tipe 2
dan 25 tahun yang akan datang meningkat menjadi 300 juta jiwa, prevalensi
diabetes tipe 2 tahun 2016 pada pendudukAmerika Serikat yang diatas berusia
65 tahun atau lebih yaitu sekitar 10,9 juta jiwa (26,9%), sedangkan di Indonesia
jumlah pasien diabetes mellitus tipe 2mengalami kenaikan, dari 8,4% juta jiwa pada
tahun 2017 dan diperkirakan naik menjadi 21,3% juta jiwa pada tahun 2022. Jumlah
penderita pasien DM di Indonesia sangat tinggi sehingga beradad pada peringkat 4
di dunia berada di peringkat ke keempat dunia setelah negara negara lainnya seperti
Amerika Serikat, India, dan China (Wild, 2018 dan Sudoyo, 2006). Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi diabetes melitus
berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk semua umur menurut Provinsi, pada
tahun 2018 di Indonesia angka kejadian diabetes melitus sebanyak 1.017.290
penderita. Sedangkan penderita diabetes melitus tahun 2022 di kabupaten Lebak
tercatat sebanyak 4.921 penderita.
Pengelolaan diabetes melitus dapat dilakukan dengan terapi non
farmakologis dan terapi farmakologis. Pengelolaan non farmakologis meliputi
pengendalian berat badan, olahraga dan diet. Sedangkan terapi farmakologis yaitu
pemberian insulin dan obat hipoglikemik oral. Terapi ini diberikan jika terapi non
farmakologis tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah dan dijalankan
dengan tidak meninggalkan terapi non farmokologis yang telah diterapkan
sebelumnya (Soegondo dalam Wahyuni, 2013).
Terapi non farmakologis yang dapat diberikan pada penderita diabetes
melitus tipe 2 salah satunya yaitu dengan melakukan relaksasi otot progresif
(Progressive Muscle Relaxation/PMR) yang termasuk dalam strategi fisik dalam
bentuk mindbody therapy (terapi pikiran dan otot-otot tubuh). Teknik relaksasiotot
progresif lebih unggul dari teknik relaksasi lain karena memperlihatkan pentingnya
menahan respon stres dengan mencoba meredakan ketegangan otot secara sadar.

Oleh karena itu saya sangat tertarik untuk menerapkan terapi non
farmakologis relaksasi otot progresif pada pasien DM tipe 2 yang saya kelola.
Relaksasi otot progresif lebih dipilih dikarenakan relaksasi otot progresif
merupakan jenis relaksasi yang murah dan mudah untuk dilakukan secara mandiri.

B. Validitas Penelitian

POPULATION Pasien DM Tipe 2

INTERVENTION Relaksasi otot

COMPARISON

OUTCOME Pengaruh relaksasi otot terhadap penurunan

kadar gula darah pada pasien DM tipe 2

C. Tekhnik Searcing Jurnal

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Jangka waktu penerbitan jurnal maksimal Jurnal berbentuk literature, bukan


5 tahun terakhir mulai dari 2018 – 2023 deskriptif

Bahasa yang digunakan bahasa Indonesia Tidak memiliki hasil statistic


dan bahasa Inggris

Objek penelitiannya adalah manusia Jurnal yang tidak terkait dengan variabel
penelitian
Jenis jurnal dengan original artikel
penelitian, bukan review penelitian

Tema isi jurnal yaitu Pengaruh relaksasi


otot terhadap penurunan kadar gula darah
pada pasien DM tipe 2

Penelusuran jurnal yang yang berhubungan dengan penerapan intervensi


menggunakan internet online data base yaitu: PNRI, Google scholar. Penelusuran disajikan
dalam tabel dibawah ini.
NO Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Jumlah Dan Kriteria Intervensi Hasil
(Tahun) Semple
1 Tati Murni Pengaruh teknik Metode yang Penelitian ini Peneliti memberikan Berdasarkan hasil penelitian
Karokaro, relaksasi otot dilakukan pada menggunakan sampel intervensi pada kelompok dapat disimpulkan bahwa
Muhammad progresif terhadap penelitian ini adalah 10 pasien DM tipe 2 yang akan diberikan pemberian terapi injeksi
Riduan penurunan kadar gula dengan cara secara yang mendapat terapy tindakan teknik relaksasi insulin pada pasien diabetes
(2019) darahpada pasien Quasi experiment. insulin. Penelitian ini otot progresif dan mellitus tipe 2 tanpa adanya
Diabetes Melitus tipe dilakukan selama 2 membandingkan hasil gula pemberian teknik relaksasi
2 di Rumah Sakit
minggu. Pada darah sebelum dan sesudah otot progresif, hasilnya tidak
Grandmed Lubuk
penelitian ini teknik diberikan Teknik relaksasi begitu berpengaruh.
Pakam.
pengambilan sampel otot progresif.
yang digunakan
nonprobability
sampling yaitu
purposive sampling.
2 Elviana Nindia Pengaruh latihan Penelitian kuantitatif Penelitian ini Pada kelompok diberikan Berdasarkan hasil penelitian
Sinta Dewi, relaksasi otot dengan desain quasi menggunakan teknik intervensi latihan otot dapat disimpulkan bahwa
Suriadi, Arina progresesif terhadap experiment pre test nonprobality dengan progresif dilakukan selama kelompok intervensi adanya
Nurfianti kadar gula darah pada and post test non metode consecutive 15- 20 menit sebanyak 1 pengaruh yang signifikan
(2017) pasien Diabetes equivalent control sampling dengan kali sehari selama satu terhadap penurunan kadar
melitus tipe 2 group. jumlah sampel 15 minggu sedangkan pada gula darah dibandingkan
diwilayah kerja UPTD responden kelompok kelompok kontrol diamati kelompok kontrol yang
Puskesmas intervensi dan 15 melalui kuisioner aktivitas tidak ada pengaruh yang
Kecamatan Pontianak responden kelompok fisik global. signifikan terhadap
Selatan. kontrol. Pada penurunan kadar gula darah.
kelompok intervensi
diberikan setiap hari
selama 1 minggu dan
kelompok kontrol
diamati melalui
kuisioner aktivitas
fisik global. Analisa
data menggunakan
paired t test dan one
sample t test.

3 Devi Putriani, Pengaruh relaksasi Desain penelitian ini Jumlah sampel Intervensi relaksasi otot Berdasarkan hasil penelitian
Dewi otot progresesif menggunakan quasy penelitian ini progresif di lakukan dapat disimpulkan bahwa
Setyawati terhadap kadar gula eksperimental sebanyak 27 selama 3 hari, pada hari terdapat pengaruh yang
(2018) darah pada pasien dengan desain responden dengan pertama yang dilakukan signifikan sebelum
Diabetes melitus tipe penelitian one group teknik pengambilan pada penelitian ini dengan dilakukan teknik relaksasi
2 pre test and post test sampel menggunakan beberapa tahapan seperti otot progresif dan sesudah
without control. consecutive sampling sebelumnya di cek gula dilakukan teknik relaksasi
darah dulu, lalu berikan otot progresif
latihan relaksasi otot,tubuh
harus rilek, pikiran harus
tenang, dan tempatkan di
tempat yang tenang dan
nyaman. Lalu cek gds
ulang apakah ada
penurunan gula atau tidak.
Hasil penelitian
menunjukkan hasil ada
penurunan pada hari
pertama.
Post test 1 dilakukan pada
hari kedua peneliti
melakukan tindakan
relaksasi otot progresif
berupa rilek tubuh dan
tenang pikiran. Lalu cek
gds ulang apakah ada
penurunan gula atau tidak.
Hasil pada post test 2 di
hari ketiga menunjukkan
sebagian besar responden
setelah dilakukan latihan
relaksasi otot progresif.
Lalu cek gds ulang apakah
ada penurunan gula atau
tidak.
4 Bella Sasi Penerapan relaksasi Penelitian ini Jumlah sampel Intervensi dilakukan pada Berdasarkan hasil penelitian
Lutfi Martuti, oto progresif terhadap menggunakan desain penelitian ini kelompok yang diberikan diatas dapat disimpulkan
Ludiana, Asri kadar gula darah studi kasus (case sebanyak 4 responden latihan otot progresif bahwa terdapat pengaruh
Tri Pakarti pasien Diabetes study ) pasien DM dengan melihat kadar gula yang signifikan terhadap
(2016) Melitus tipe 2 di darah relaksasi otot progrestif
Wilayah Kerja sebelum dan setelah dengan penurunan kadar
Puskesmas Metro penerapan. gula darah sebelum dan
sesudah dilakukan terapi
relaksasi otot.
D. Hasil Penelitian
Di hari pertama hasil kadar gula darah sebelum dilakukan teknik relaksasi otot
progresif pasien dengan hasil sebesar 280 mg/dl. Hasil kadar gula darah sesudah
dilakukan teknik relaksasi otot progresif dengan hasil sebesar 270 mg/dl. Ada pengaruh
teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien
diabets mellitus tipe 2.
Di hari kedua hasil kadar gula darah sebelum dilakukan teknik relaksasi otot
progresif pasien dengan hasil sebesar 265 mg/dl. Hasil kadar gula darah sesudah
dilakukan teknik relaksasi otot progresif dengan hasil sebesar 250 mg/dl. Ada pengaruh
teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien
diabets mellitus tipe 2.
Di hari ketiga hasil kadar gula darah sebelum dilakukan teknik relaksasi otot
progresif pasien dengan hasil sebesar 250 mg/dl. Hasil kadar gula darah sesudah
dilakukan teknik relaksasi otot progresif dengan hasil sebesar 238 mg/dl. Ada pengaruh
teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien
diabets mellitus tipe 2.
Berdasarkan evidence based practice ini dapat di simpulkan bahwa adanya
pengaruh terhadap penurunan gula darah sebelum dilakukan relaksasi otot progresif dan
sesudah dilakukan relaksasi otot progresif.

E. Dapatkah hasil penelitian diterapkan di tempat kerja anda


Dari keempat jurnal yang dijadikan acuan untuk evidence based practice ini
didapatkan bahwa relaksasi otot progresif sangat dianjurkan untuk pasien Diabetes
Melitus tipe 2. Pasien yang biasanya dilakukan relaksasi otot progreesif untuk
menghindari komplikasi-komplikasi dari penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 ini akan
berdampak peningkatan kadar gula darah. Pada jurnal pertama disimpulkan bahwa
pemberian terapi injeksi insulin pada pasien diabetes mellitus tipe 2 tanpa adanya
pemberian teknik relaksasi otot progresif, hasilnya tidak begitu berpengaruh. Pada jurnal
ke-2 didapatkann kelompok intervensi adanya pengaruh yang signifikan terhadap
penurunan kadar gula darah dibandingkan kelompok kontrok yang tidak ada pengaruh
yang signifikan terhadap penurunan kadar gula darah. Pada jurnal ke-3 disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan sebelum dilakukan teknik relaksasi otot
progresif dan sesudah dilakukan teknik relaksasi otot progresif dan pada jurnal yang ke-
4 dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap relaksasi otot
progrestif dengan penurunan kadar gula darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi
relaksasi otot.
Berdasarkan evidence based practice yang saya lakukan dapat disimpulkan
bahwa adanya pengaruh terhadap penurunan gula darah sebelum dilakukan relaksasi
otot progresif dan sesudah dilakukan relaksasi otot progresif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pelaksanaan teknik relaksasi otot
progresif sebagai intervensi keperawatan pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2
diagnostic untuk penurunan kadar gula darah.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

A. Teknik Pelaksanaan
1. PMR atau relaksasi otot progresif merupakan kontraksi dan relaksasi berbagai
kelompok otot mulai dari kaki atas atau dari kepala kearah bawah
2. Pelaksanaan terapi diberikan 1 kali setiap hari selama 3 hari berturut-turut dengan
total pelaksanaan adalah sebanyak 3 kali.
3. Sebelum pelaksanaan di lakukan pengecekan kadar gula darah sebagai data pre
intervensi, dan setelah pelaksaanan di lakukan pengecekan kadar gula darah
sebagai data post intervensi.
4. Pelaksanaan gerakan PMR terdiri dari 12 gerakan seperti yang dikembangkan
Supriati (2015)
5. Pertemuan pertama terapis melakukan role play terlebih dulu dan bimbingan
kepada reponden sampai responden memahami dan mampu melakukan 12
gerakan dalam PMR.

B. Waktu dan Tempat


1. Dilakukan 2 jam setelah reponden makan untuk mencegah rasa mengantuk.
2. PMR dilakukan sebaiknya diberikan pada tempat yang nyaman.

C. Alat bantu dan Persiapan


1. Diri terapis dan kemampuan untuk dapat melakukan PMR.
2. Tempat Tidur atau Tempat duduk
3. Leaflet

D. Langkah-langkah kegiatan :
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Perkenalan diri terapis dengan menyebutkan nama lengkap dan nama
panggilan
2. Validasi
a. Tanya perasaan reponden dan kesiapan reponden mengikuti terapi.
b. Tanyakan ketegangan otot yang dirasakan oleh responden.
3. Kontrak Waktu
a. Jelaskan jumlah sesi pertemuan yang harus diikuti yaitu 4 kali
pertemuan dilakukan 2 hari setiap hari pada waktu pagi dan sore
b. Waktu : 30-40 menit Penjelasan teknik relaksasi otot progresif 20 menit
Pelaksanaan tindakan 15 menit
c. Tempat: Ruangan yang nyaman
d. Tujuan pertemuan : reponden mampu melakukan gerakan PMR yang
terdiri dari 12 gerakan dengan bimbingan terapis.
4. Fase Kerja
a. Minta reponden untuk menggunakan pakaian yang nyaman.
b. Mempersilahkan reponden duduk dengan nyaman atau posisi berbaring
di tempat tidur.
c. Mejelaskan PMR mulai dari pengertian, tujuan dan proses pelaksanaan
yang terdiri dari prosedur umum dan gerakan inti.
d. Meminta reponden untuk mempertahankan mata terbuka selama
beberapa menit. Kemudian secara berlahan menutup mata dan
mempertahankannya tetap tertutup.
e. Meminta reponden untuk tarik napas dalam, dalam beberapa kali
sebelum memulai latihan dengan cara nafas dalam secara perlahan-
lahan melalui hidung dan hembuskan keluar melalui mulut 1 kali.
f. Melanjutkan dengan 12 gerakan inti mulai dari otot tangan belakang,
otot bisep, otot bahu, otot dahi, otot mata, otot rahang, otot mulut, otot
leher depan, dan belakang, otot punggung, otot dada, otot perut, otot
kaki dan paha.
5. Pelaksanaan
a. Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerakan ke-1 yaitu genggam
tangan dengan membuat kepalan selama 5-7 detik, dan rasakan
ketegangan yang terjadi kemudian dilepaskan selama 10 detik.
Melakukan gerakan sebanyak 2 kali
b. Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerakan ke-2 yaitu menekuk
kebelakang pergelangan tangan sehingga otot-otot ditangan bagian
belakang dan bagian bawah menegang ke langit-langit selama 5 detik,
dan dilepaskan sleama 10 detik. Kemudian ulangi sekali lagi.
c. Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerakan ke-3 yaitu
menggenggam tangan sehingga menjadi kepalan ke pundak selama 5
detik. Rasakan ketagannya kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi
sekali lagi.
d. Melatih gerakan ke-4 yaitu mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya
seakan-akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga selama
5 detik, kemuadian lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.
e. Melakukan gerakan ke-5 sampai dengan ke-6 yaitu gerakan yang
ditujukan untuk melemaskan otot-otot di wajah (dahi, mata, rahang, dan
mulut) pertama kerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan
kulitnya keriput. Lakukan selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10
detik. Ulangi sekali lagi.
f. Katupkan rahang dengan menggigit gigi-gigi dengan kuat selama 5
detik kemudian lepaskan selama 10 detik kemudian ulangi gerakan
sekali lagi.
g. Moncongkan mulut sekuat-kuatnya sehingga terasa ketegangan
disekitar mulut selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik dan
ulangi gerakan sekali lagi.
h. Melatih gerakan ke 8 dan 9 Tekankan kepala kepermukaan bantalan
kursi atau ketempat tidur sehingga dapat merasakan ketegangan
dibelakang leher dan punggung atas kemudian rilekskan. Ulangi sekali
lagi
i. Melatih gerkaan ke-10 yaitu mengangkat tubuh dari sandaran kursi atau
tempat tidur. Kemudian punggung dilengkungkan dan dada
dibusungkan selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi
sekali lagi.
j. Melatih gerakan ke-11 yaitu menarik kuat-kuat perut ke dalam
kemudian tahan selama 5 detik sampai perut menjadi kencang dan keras.
Lepaskan selama 10 detik.
k. Melatih gerakan ke-12 yaitu kencangkan tumit kaki kebelakang tahan
selama 5 detik sampai kaki menjadi kencang dan keras. lepaskan selama
10 detik. ulangi sekali lagi.
6. Evaluasi
a. Menanyakan perasaan responden setelah melakukan PMR
b. Memberikan reinforcment positif kepada responden
c. Jika selama pelaksaanaan responden merasa kelelahan bisa di
istirahatkan terlebih dahulu selama 5 menit kemudian dilanjutkan
d. Melibatkan keluarga selama proses pelaksanaan
e. Pelaksanaan berikutnya bisa dilanjutkan oleh keluarga
f. Mengucapkan salam

Anda mungkin juga menyukai