DISUSUN OLEH :
Muhamad Gustiana Sumardi
NIM : P27905123031
Oleh karena itu saya sangat tertarik untuk menerapkan terapi non
farmakologis relaksasi otot progresif pada pasien DM tipe 2 yang saya kelola.
Relaksasi otot progresif lebih dipilih dikarenakan relaksasi otot progresif
merupakan jenis relaksasi yang murah dan mudah untuk dilakukan secara mandiri.
B. Validitas Penelitian
COMPARISON
Objek penelitiannya adalah manusia Jurnal yang tidak terkait dengan variabel
penelitian
Jenis jurnal dengan original artikel
penelitian, bukan review penelitian
3 Devi Putriani, Pengaruh relaksasi Desain penelitian ini Jumlah sampel Intervensi relaksasi otot Berdasarkan hasil penelitian
Dewi otot progresesif menggunakan quasy penelitian ini progresif di lakukan dapat disimpulkan bahwa
Setyawati terhadap kadar gula eksperimental sebanyak 27 selama 3 hari, pada hari terdapat pengaruh yang
(2018) darah pada pasien dengan desain responden dengan pertama yang dilakukan signifikan sebelum
Diabetes melitus tipe penelitian one group teknik pengambilan pada penelitian ini dengan dilakukan teknik relaksasi
2 pre test and post test sampel menggunakan beberapa tahapan seperti otot progresif dan sesudah
without control. consecutive sampling sebelumnya di cek gula dilakukan teknik relaksasi
darah dulu, lalu berikan otot progresif
latihan relaksasi otot,tubuh
harus rilek, pikiran harus
tenang, dan tempatkan di
tempat yang tenang dan
nyaman. Lalu cek gds
ulang apakah ada
penurunan gula atau tidak.
Hasil penelitian
menunjukkan hasil ada
penurunan pada hari
pertama.
Post test 1 dilakukan pada
hari kedua peneliti
melakukan tindakan
relaksasi otot progresif
berupa rilek tubuh dan
tenang pikiran. Lalu cek
gds ulang apakah ada
penurunan gula atau tidak.
Hasil pada post test 2 di
hari ketiga menunjukkan
sebagian besar responden
setelah dilakukan latihan
relaksasi otot progresif.
Lalu cek gds ulang apakah
ada penurunan gula atau
tidak.
4 Bella Sasi Penerapan relaksasi Penelitian ini Jumlah sampel Intervensi dilakukan pada Berdasarkan hasil penelitian
Lutfi Martuti, oto progresif terhadap menggunakan desain penelitian ini kelompok yang diberikan diatas dapat disimpulkan
Ludiana, Asri kadar gula darah studi kasus (case sebanyak 4 responden latihan otot progresif bahwa terdapat pengaruh
Tri Pakarti pasien Diabetes study ) pasien DM dengan melihat kadar gula yang signifikan terhadap
(2016) Melitus tipe 2 di darah relaksasi otot progrestif
Wilayah Kerja sebelum dan setelah dengan penurunan kadar
Puskesmas Metro penerapan. gula darah sebelum dan
sesudah dilakukan terapi
relaksasi otot.
D. Hasil Penelitian
Di hari pertama hasil kadar gula darah sebelum dilakukan teknik relaksasi otot
progresif pasien dengan hasil sebesar 280 mg/dl. Hasil kadar gula darah sesudah
dilakukan teknik relaksasi otot progresif dengan hasil sebesar 270 mg/dl. Ada pengaruh
teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien
diabets mellitus tipe 2.
Di hari kedua hasil kadar gula darah sebelum dilakukan teknik relaksasi otot
progresif pasien dengan hasil sebesar 265 mg/dl. Hasil kadar gula darah sesudah
dilakukan teknik relaksasi otot progresif dengan hasil sebesar 250 mg/dl. Ada pengaruh
teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien
diabets mellitus tipe 2.
Di hari ketiga hasil kadar gula darah sebelum dilakukan teknik relaksasi otot
progresif pasien dengan hasil sebesar 250 mg/dl. Hasil kadar gula darah sesudah
dilakukan teknik relaksasi otot progresif dengan hasil sebesar 238 mg/dl. Ada pengaruh
teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien
diabets mellitus tipe 2.
Berdasarkan evidence based practice ini dapat di simpulkan bahwa adanya
pengaruh terhadap penurunan gula darah sebelum dilakukan relaksasi otot progresif dan
sesudah dilakukan relaksasi otot progresif.
A. Teknik Pelaksanaan
1. PMR atau relaksasi otot progresif merupakan kontraksi dan relaksasi berbagai
kelompok otot mulai dari kaki atas atau dari kepala kearah bawah
2. Pelaksanaan terapi diberikan 1 kali setiap hari selama 3 hari berturut-turut dengan
total pelaksanaan adalah sebanyak 3 kali.
3. Sebelum pelaksanaan di lakukan pengecekan kadar gula darah sebagai data pre
intervensi, dan setelah pelaksaanan di lakukan pengecekan kadar gula darah
sebagai data post intervensi.
4. Pelaksanaan gerakan PMR terdiri dari 12 gerakan seperti yang dikembangkan
Supriati (2015)
5. Pertemuan pertama terapis melakukan role play terlebih dulu dan bimbingan
kepada reponden sampai responden memahami dan mampu melakukan 12
gerakan dalam PMR.
D. Langkah-langkah kegiatan :
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Perkenalan diri terapis dengan menyebutkan nama lengkap dan nama
panggilan
2. Validasi
a. Tanya perasaan reponden dan kesiapan reponden mengikuti terapi.
b. Tanyakan ketegangan otot yang dirasakan oleh responden.
3. Kontrak Waktu
a. Jelaskan jumlah sesi pertemuan yang harus diikuti yaitu 4 kali
pertemuan dilakukan 2 hari setiap hari pada waktu pagi dan sore
b. Waktu : 30-40 menit Penjelasan teknik relaksasi otot progresif 20 menit
Pelaksanaan tindakan 15 menit
c. Tempat: Ruangan yang nyaman
d. Tujuan pertemuan : reponden mampu melakukan gerakan PMR yang
terdiri dari 12 gerakan dengan bimbingan terapis.
4. Fase Kerja
a. Minta reponden untuk menggunakan pakaian yang nyaman.
b. Mempersilahkan reponden duduk dengan nyaman atau posisi berbaring
di tempat tidur.
c. Mejelaskan PMR mulai dari pengertian, tujuan dan proses pelaksanaan
yang terdiri dari prosedur umum dan gerakan inti.
d. Meminta reponden untuk mempertahankan mata terbuka selama
beberapa menit. Kemudian secara berlahan menutup mata dan
mempertahankannya tetap tertutup.
e. Meminta reponden untuk tarik napas dalam, dalam beberapa kali
sebelum memulai latihan dengan cara nafas dalam secara perlahan-
lahan melalui hidung dan hembuskan keluar melalui mulut 1 kali.
f. Melanjutkan dengan 12 gerakan inti mulai dari otot tangan belakang,
otot bisep, otot bahu, otot dahi, otot mata, otot rahang, otot mulut, otot
leher depan, dan belakang, otot punggung, otot dada, otot perut, otot
kaki dan paha.
5. Pelaksanaan
a. Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerakan ke-1 yaitu genggam
tangan dengan membuat kepalan selama 5-7 detik, dan rasakan
ketegangan yang terjadi kemudian dilepaskan selama 10 detik.
Melakukan gerakan sebanyak 2 kali
b. Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerakan ke-2 yaitu menekuk
kebelakang pergelangan tangan sehingga otot-otot ditangan bagian
belakang dan bagian bawah menegang ke langit-langit selama 5 detik,
dan dilepaskan sleama 10 detik. Kemudian ulangi sekali lagi.
c. Terapis memodelkan/mendemonstrasikan gerakan ke-3 yaitu
menggenggam tangan sehingga menjadi kepalan ke pundak selama 5
detik. Rasakan ketagannya kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi
sekali lagi.
d. Melatih gerakan ke-4 yaitu mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya
seakan-akan bahu akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga selama
5 detik, kemuadian lepaskan selama 10 detik. Ulangi sekali lagi.
e. Melakukan gerakan ke-5 sampai dengan ke-6 yaitu gerakan yang
ditujukan untuk melemaskan otot-otot di wajah (dahi, mata, rahang, dan
mulut) pertama kerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan
kulitnya keriput. Lakukan selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10
detik. Ulangi sekali lagi.
f. Katupkan rahang dengan menggigit gigi-gigi dengan kuat selama 5
detik kemudian lepaskan selama 10 detik kemudian ulangi gerakan
sekali lagi.
g. Moncongkan mulut sekuat-kuatnya sehingga terasa ketegangan
disekitar mulut selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik dan
ulangi gerakan sekali lagi.
h. Melatih gerakan ke 8 dan 9 Tekankan kepala kepermukaan bantalan
kursi atau ketempat tidur sehingga dapat merasakan ketegangan
dibelakang leher dan punggung atas kemudian rilekskan. Ulangi sekali
lagi
i. Melatih gerkaan ke-10 yaitu mengangkat tubuh dari sandaran kursi atau
tempat tidur. Kemudian punggung dilengkungkan dan dada
dibusungkan selama 5 detik kemudian lepaskan selama 10 detik. Ulangi
sekali lagi.
j. Melatih gerakan ke-11 yaitu menarik kuat-kuat perut ke dalam
kemudian tahan selama 5 detik sampai perut menjadi kencang dan keras.
Lepaskan selama 10 detik.
k. Melatih gerakan ke-12 yaitu kencangkan tumit kaki kebelakang tahan
selama 5 detik sampai kaki menjadi kencang dan keras. lepaskan selama
10 detik. ulangi sekali lagi.
6. Evaluasi
a. Menanyakan perasaan responden setelah melakukan PMR
b. Memberikan reinforcment positif kepada responden
c. Jika selama pelaksaanaan responden merasa kelelahan bisa di
istirahatkan terlebih dahulu selama 5 menit kemudian dilanjutkan
d. Melibatkan keluarga selama proses pelaksanaan
e. Pelaksanaan berikutnya bisa dilanjutkan oleh keluarga
f. Mengucapkan salam