Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN KADAR

GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PENDERITA DIABETES


MELLITUS TIPE 2 DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN
SEMARANG

ARTIKEL

OLEH :
VANIA DESIANI
010115A131

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Artikel Berjudul :
Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Penurunan Kadar
Glukosa Darah Sewaktu pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang

Disusun oleh :
VANIA DESIANI
NIM. 010115A131

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi S1


Keperawatan Fakultas KeperawatanUniversitas Ngudi Waluyo

Ungaran, Juli 2019


Pembimbing Utama

Ns. M. Imron Rosidi, S.Kep., M.Kep


NIDN. 0606127804
Pengaruh Senam Aerobik Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah
Sewaktu pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang
Vania Desiani
Fakultas Keperawatan, Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Ngudi Waluyo Ungaran

email: desianivania24@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang : DM yaitu suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya.Tindakan dilakukan untuk mencegah dan mengontrol
terjadi neuropatic diabetic dan perbaikan sirkulasi perifer melalui 5 pilar
penatalaksanaan DM. Salah satunya aktifitas fisik yakni senam aerobic. Aerobic
adalah serangkaian gerak dengan mengikuti irama musik yang juga dipilih
sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi tertentu. Olahraga
dan kebugaran secara positif dapat mempengaruhi kadar lipid, tekanan darah,
kejadian.
Tujuan penelitian: Mengetahui adakah pengaruh senam aerobic terhadap
penurunan kadar glukosa darah sewaktu pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di
Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
Desain penelitian: Pendekatan kuantitatif dengan metode quasi eksperiment
dengan desain non equivalent control group. Populasi penelitian ini seluruh
penderita dengan DM yang berada di kecamatan pringapus kabupaten semarang
sebanyak 61 responden. Jumlah sampel sebanyak 30 pasien yaitu 15 kelompok
intervensi dan 15 kelompok kontrol, menggunakan teknik accidental
sampling.Mengunakan analisis data bivariat dengan uji independent t test
Hasil : Ada pengaruh senam aerobic terhadap penurunan kadar glukosa darah
sewaktu pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan penurunan glukosa darah
sekitar 48 mg/dl.
Saran : Diharapkan penderita DM tipe 2 mengikuti aerobik secara rutin dan
teratur untuk menjaga glukosa darahnya.

Kata kunci : Senam aerobik, Diabetes Mellitus tipe 2


PENDAHULUAN tubuh dan juga olahraga unuk
peningkatan kesegaran jasamani
DM merupakan sindrom bukan olahraga prestasi, akan tetapi
metabolik yang ditandai dengan olahraga preventif yang dapat
hiperglikemia karena defek pada dilakukan secara masal
sekresi insulin, kerja insulin, atau (Hitachisulandari dalam sari, dkk,
keduanya. DM di Indonesia adalah 2012).
ancaman serius bagi pembangunan Senam aerobik sangat efektif
kesehatan karena dapat menimbulkan menurunkan kadar glukosa darah
kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes karena pergerakan yang menyeluruh.
(gangrene) sehingga harus Proses melakukan senam aerobic itu
diamputasi, penyakit jantung dan sendiri hanya menghabiskan waktu
stroke (Depkes RI, 2013). kurang lebih 1 jam yang terdiri dari
Angka kejadian DM menurut beberapa tahapan adalah pemanasan,
data Riskesdas (2013) terjadi inti dan pendinginan (Barawi, 2013).
peningkatan dari 1,1 % di tahun 2007 Terbukti pada pada orang yang
meningkat menjadi 2,1 % di tahun melakukan senam aerobik
2013 dari keseluruhan penduduk mengalami peningkatan pembakaran
sebanyak 250 juta jiwa. Peningkatan kalori sebesar 240-312 kal sama
prevalensi data penderita DM di atas seperti berenang (Budiman, 2013).
salah satunya yaitu Provinsi Jawa Hasil penelitian oleh Fidrotim,
Tengah yang mencapai 152.075 dkk (2017), didapatkan hasil bahwa
kasus. Jumlah penderita DM ada pengaruh senam aerobik
tertinggi sebanyak 5.919 jiwa di terhadap perubahan kadar glukosa
Kota Semarang (Profil Kesehatan dalam darah pada pasien diabetes
Jawa Tengah, 2011). mellitus di wilayah kerja puskesmas
Berbagai macam tindakan Nglumber pada sampel 23
dilakukan untuk mencegah dan responden, senam aerobik dilakukan
mengontrol terjadi neuropatic 1 minggu sekali selama 3 minggu.
diabetic dan perbaikan sirkulasi Dari studi pendahuluan pada
perifer melalui 5 pilar bulan November 2018 didapatkan
penatalaksanaan DM yaitu edukasi, data dari hasil wawancara dengan
nutrisi, aktifitas fisik, terapi warga terdapat 7 orang diantaranya
farmakologi dan monitor kadar yang aktif memeriksakan kesehatan
glukosa darah. Aktifitas fisik ke puskesmas, 4 orang warga
merupakan elemen penting dalam mengeluh sering merasakan lemas,
mencegah dan menejemen DM tipe 2 pusing dan berat untuk aktifitas jika
Senam aerobik adalah kadar glukosa darahnya sedang
serangkaian gerak yang dipilih tinggi, keluhannya ini terajdi karena
secara sengaja dengan mengikuti tidak patuh terhadap diet yang telah
irama musik yang juga dipilih dianjurkan. Ada 2 orang warga yang
sehingga melahirkan ketentuan merasa pandangan matanya sudah
ritmis, kontinuitas dan durasi tidak jelas. Karena Data yang lain
tertentu. Hal ini bertujuan untuk bahwa 3 orang warga mengatakan
mengingkatkan kemampuan jantung untuk menangani kenaikan glukosa
dan paru –paru serta pembentukan darahnya biasanya dengan suntik
insulin di tenaga kesehatan terdekat. METODELOGI
Dari hasil studi pendahuluan warga
menyatakan bahwa belum Penelitian ini menggunakan
mengetahui mengenai pengaruh pendekatan kuantitatif, desain
senam aerobik untuk menurunkan penelitian menggunakan rancangan
glukosa darah. eksperimen semu (quasy experiment
design) berbentuk desaign non
Berdasarkan uraian diatas, equivalent (pretest-posttest) control
peneliti tertarik untuk meneliti group desain menggunakan teknik
“pengaruh senam aerobik terhadap accidental sampling. Penelitian ini
penurunan kadar glukosa darah dilakukan 12-18 Maret
sewaktu pada penderita diabetes 2019.Populasi dalam penelitian ini
mellitus tipe 2 di Kecamatan 61 responden dengan jumlah sampel
Pringapus Kabupaten Semarang” 15 responden.

HASIL
A. Analisa Univariat 2. Glukosa darah sewaktu sesudah
1. Glukosa darah sewaktu sebelum dilakukan senam aerobic secara
dilakukan senam aerobic secara rutin pada kelompok intervensi
rutin pada kelompok intervensi dan control
dan control
Tabel 4.2 Glukosa darah sewaktu
Tabel 4.1 Glukosa darah sewaktu sesudah dilakukan senam aerobic
sebelum dilakukan senam aerobic secara rutin pada kelompok
secara rutin di Kecamatan Pringapus intervensi dan control di Kecamatan
Kabupaten Semarang. Pringapus Kabupaten Semarang.

Kelompok N Mean SD Kelompok N Mean SD

Intervensi 15 192.73 39.442 Intervensi 15 153.80 40.899

Kontrol 15 196.87 49.893 Kontrol 15 205.93 41.329

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui Berdasarkan tabel 4.2 diketahui


bahwa rerata kadar glukosa darah bahwa rerata kadar glukosa darah
sewaktu responden pada kelompok sewaktu responden pada kelompok
intervensi yakni 192,73 dengan intervensi yakni 153,80 dengan
standar deviasi 39,442, dan pada standar deviasi 40,899, dan pada
kelompok kontrol rerata responden kelompok kontrol rerata responden
dengan kadar glukosa darah sewaktu dengan kadar glukosa darah sewaktu
yakni 196,87 dengan standar deviasi yakni 205,93 dengan standar deviasi
49,893. 41,329.
B. Analisis Bivariat
1. Perbedaan glukosa darah sewaktu sebelum dan sesudah dilakukan senam
aerobik secara rutin pada kelompok intervensi
Tabel 4.3 Perbedaan glukosa darah sewaktu sebelum dan sesudah dilakukan
penelitian (tanpa senam aerobik ) pada kelompok intervensi
Kelompok N Mean SD 95% CI T p value

(mg/dl) (mg/dl) Lower Upper

Intervensi Pretest 15 192.73 39.442 18.540 59.326 4.095 0,001

Posttest 15 153.80 40.899

Berdasarkan tabel 4.3, menunjukkan bahwa pada kelompok


intervensi sebelum diberikan intervensi senam aerobic rerata memiliki
kadar glukosa darah sewaktu sebanyak 193,73 dengan standar deviasi
39,442, kemudian mengalami penurunan menjadi rerata 153,80 dengan
standar deviasi 40,899.
Berdasarkan dependent t test didapatkan nilai p-value sebesar
0,001 Terlihat bahwa p-value tersebut kurang dari α (0,005). Ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan secara bermakna kadar glukosa darah
sewaktu pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah diberikan
intervensi. CI lower upper masing-masing 18,540 dan 59,326 dengan nilai
T 4,095, maka dapat disimpulkan bahwa sebelum reponden melakukan
senam aerobik kadar glukosa sebesar 4,095 lebih tinggi dibandingkan nilai
setelahnya, dengan sekurang-kurangnya lebih 18,540 mg/dl dan sebanyak-
banyaknya sebesar 59,326 mg/dl.

2. Perbedaan glukosa darah sewaktu sebelum dan sesudah dilakukan penelitian


(tanpa senam aerobik) pada kelompok kontrol
Tabel 4.4 Perbedaan glukosa darah sewaktu sebelum dan sesudah dilakukan
penelitian (tanpa senam aerobik ) pada kelompok kontrol
Kelompok N Mean Std Deviasi 95% CI T p value
(mg/dl) (mg/dl)
Lower Upper

Kontrol Pretest 15 196.87 49.893 -20.980 2.846 -1.632 0,125

Posttest 15 205.93 41.329

Berdasarkan tabel 4.4, menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol


sebelum diberikan penelitian rerata memiliki kadar glukosa darah sewaktu
sebanyak 196,87 dengan standar deviasi 49,893, kemudian mengalami
peningkatan menjadi rerata 205,93 dengan standar deviasi 41,329.
Berdasarkan dependent t test didapatkan nilai p-value sebesar 0,125
Terlihat bahwa p-value tersebut lebih dari α (0,005). Ini menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan secara bermakna kadar glukosa darah sewaktu pada
kelompok kontrol sebelum dan sesudah penelitian. CI lower upper masing-
masing -20,980 dan 2,846 dengan nilai T -1,632, maka dapat disimpulkan
bahwa sebelum reponden melakukan penelitian kadar glukosa sebesar 1,632
lebih rendah dibandingkan nilai setelahnya, dengan perubahan dari
sebelumnya -20,980 mg/dl dan sebanyak-banyaknya sebesar 2,846 mg/dl.
3. Pengaruh senam aerobik terhadap kadar glukosa darah sewaktu pada
penderita diabetes mellitus tipe 2 di Kecamatan Pringapus Kabupaten
Semarang.
Tabel 4.5 Pengaruh senam aerobik terhadap kadar glukosa darah sewaktu
pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Kecamatan Pringapus
Kabupaten Semarang.

n Mean SD Mean Different 95% CI T p-


Kelompok
(mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) (Lower-Upper) value
Intervensi 15 -38.93 36.825 -48.000 (-70.556 - -25.444 ) -4,359 0,000
Kontrol 15 9.07 21.512
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diketahui bahwa selisih nilai rata-rata
pada responden setelah penelitian yakni -38,93 yang menunjukkan adanya
penurunan 38,93mg/dl dengan standar deviasi 36,825, dan pada kelompok
responden yang tidak diberikan intervensi didapatkan selisih nilai rata-rata
9,07 yang menunjukkan adanya peningkatan 9,07 mg/dl dengan standar
deviasi 21,512. Berdasarkan independent t test, didapatkan p-value sebesar
0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 <  (0,05) ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara kadar glukosa darah sewaktu pada pasien
yang diberikan intervensi. Didapatkan mean different -48,000 yang
menunjukkan bahwa setelah diberikannya intervensi senam aerobik dapat
menurunkan glukosa darah sewaktu sekitar 48 mg/dl dengan nilai T -4,359
yang menunjukkan adanya penurunan sebesar 4,359. Berdasarkan nilai
interval kepercayaan 95% (IK 95%) didapatkan bahwa nilai -25.444 sampai
dengan -70.556. Ini menunjukkan bahwa dengan diberikannya intervensi
senam aerobic dapat menurunkan sedikitnya 25.444 mg/dl dan sebanyaknya
70.556 mg/dl dari nilai glukosa darah sebelumnya.

PEMBAHASAN yang berperan sebagai pengontrol


kadar glukosa darah dalam tubuh.
A. Analisis univariat Salah satu penyebab diabetes
1. Glukosa darah mellitus adalah kerusakan
sewaktu sebelum dilakukan kelenjar pankreas (tidak lagi
senam aerobic secara rutin pada memproduksi hormon insulin
kelompok intervensi dan kontrol atau sedikit memproduksi
dikecamatan Pringapus hormon tersebut). Pasien diabetes
kabupaten Semarang Pasien mellitus tipe 2 dengan kadar
diabetes mellitus mempunyai glukosa di atas 180 mg dl
kadar glukosa darah yang tinggi membutuhkan pengelolaan yang
diakibatkan gangguan sensitivitas baik untuk mencegah terjadinya
sel β pankreas untuk komplikasi yang diakibatkan oleh
menghasilkan hormon insulin
peningkatan kadar glukosa darah meningkatkan kondisi yang
(Hastuti, dkk, 2017). kurang sempurna, apabila
Hasil ini didukung oleh seseorang bergerak dan
Evangeline (2018) Rerata kadar berolahraga maka akan terjadi
glukosa darah puasa sebelum proses biokimia di dalam tubuh
melakukan senam aerobic low untuk memperoleh energi. Energi
impact 145,00 mg/dl, dengan dapat diperoleh dengan kerja
standar deviasi 14,568 mg/dl. fisik dalam jangka waktu lama 5-
Hasil yang sama diperoleh dari 6 menit. Proses memperoleh
Dyah (2016) rata-rata kadar energi jangka lama dengan
glukosa darah puasa pada pres pembakaran oksigen inilah yang
test sebesar 187,17 mg/dl sengan dikenal dengan istilah aerobic.
nilai standart deviasi sebesar Jenis latihan aerobic yang dapat
39,702. Kadar glukosa darah dilakukan yaitu jalan kaki,
dikatakan terlalu tinggi jika berenang, bersepeda dan senam
melebihi angka 200 mg/dl, (Anies, 2017).
kondisi ini disebut hiperglikemia. Hasil ini sejalan oleh
penelitian Evangeline (2018)
2. Glukosa darah sewaktu sesudah hasil analisa didapatkan rerata
dilakukan senam aerobic secara glukosa darah puasa sesudah
rutin pada kelompok intervensi melakukan senam aerobic low
dan kontrol dikecamatan impact adalah 106,70 mg/dl
Pringapus kabupaten Semarang dengan standar deviasi 11,225
Latihan fisik atau olahraga mg/dl.
merupakan bagian dari lima pilar
penatalaksanaan DM dan strategi B. Analisis bivariat
nonfarmakologis yang
fundamental untuk tata laksana 1. Perbedaan glukosa darah sewaktu
dan kontrol DM tipe 2 terhadap sebelum dan sesudah dilakukan
risiko penyakit kardiovaskular senam aerobic secara rutin pada
(PERKENI, 2011). Olahraga kelompok intervensi dikecamatan
yang dianjurkan untuk penderita Pringapus kabupaten Semarang
DM adalah aerobic low impact Penatalaksanaan diabetes
dan ritmis salah satunya adalah mellitus terdiri dari 5 pilar
senam yang bersifat aerobic utama, olahraga atau latihan
(Suryanto, 2009). Olahraga fisik merupakan salah satu dari
secara umum adalah suatu penatalaksanaan tersebut selain
aktivitas yang dapat dari diet, obat-obatan, edukasi
menyehatkan diri dari luar dan pemantauan, olahraga
maupun dari dalam atau lebih dalam arti gerak fisik atau kerja
dikenal dengan nama sehat otot dapat meningkatkan
jasmani rohani (Hidayat, 2015). metabolisme atau pembentukan
Program aktivitas fisik yang dan pengeluaran energi tubuh
bersifat aerobic yang disusun (energi output), mengakibatkan
oleh Kenneth H. Cooper konsumsi oksigen dan energi
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkat sekitar 20 kali lipat,
sehingga penggunaan glukosa responden yang sama rata-rata
juga dapat digunakan dalam kadar glukosa darah sesudah
jumlah besar dengan tidak pelaksanaan senam diabetes
membutuhkan sejumlah besar adalah 145,13 mg/dl dengan
insulin karena serat otot standar deviasi 16,193. Kriteria
menjadi lebih permeabel pengujian ini adalah bila p-
terhadap glukosa akibat value < α dengan derajat
kontraksi dari otot itu sendiri kepercayaan 5% (0,05) maka
(Soegondo, 2009). disimpulkan bahwa terdapat
Penurunan rerata kadar perbedaan kadar glukosa darah
glukosa darah sesudah pasien DM tipe 2 sebelum dan
intervensi senam aerobic dalam sesudah senam diabetes.
penelitian ini sesuai dengan
pendapat Chaveau dan 2. Perbedaan glukosa darah sewaktu
Kaufman yang menyatakan sebelum dan sesudah dilakukan
latihan jasmani secara langsung penelitian (tanpa senam aerobic)
dapat menyebabkan terjadinya pada kelompok kontrol
peningkatan pemakaian glukosa dikecamatan Pringapus
oleh otot yag aktif. Latihan kabupaten Semarang
yang teratur menyebabkan Walaupun hasil analisis data
permeabilitas membran menunjukkan bahwa tidak ada
meningkat pada otot yang perbedaan rata-rata kadar glukosa
berkontraksi sehingga latihan darah. Hal ini kemungkinan
resistensi insulin berkurang dan disebabkan masih kurangnya
sensitivtas insulin meningkat. intensitas latihan dan adanya
Senam dilakukan selama total faktorlain mempengaruhi dari
30 menit, maka akan glukosa darah. Aktifitas fisik dan
memelihara atau meningkatkan olahraga rutin dapat
kapasitas denyut nadi yang mempengaruhi aksi insulin dalam
wujudnya adalah gerakan- metabolisme glukosa dan lemak
gerakan senam yang terdiri dari pada otot rangka. Aktifitas fisik
3 tahap yakni pertama akan menstimulasi penggunaan
pemanasan, inti, dan insulin dan pemakaian glukosa
pendinginan (Giriwijoyo & dalam darah serta dapat
Sidik, 2013). meningkatkan kerja otot.
Penelitian ini sejalan oleh Aktifitas fisik
Nugraha (2016) menyatakan mengakibatkan insulin semakin
ada perbedaaan kadar glukosa meningkat sehingga kadar
darah antara sebelum dan glukosa dalam darah akan
sesudah pelaksanaan senam berkurang. Orang yang jarang
diabetes, dengan nilai p-value beraktifitas fisik dan jarang
=0,0000 dengan rata-rata kadar melakukan olahraga, zat
glukosa darah sebelum makanan yang masuk ke dalam
pelaksanaan senam diabetes tubuh tidak akan dibakar tetapi
adalah 164,50 mg/dl dengan akan ditimbun dalam bentuk
standar deviasi 10,750. Pada lemak dan gula. Kondisi
pankreas yang tidak adekuat Setelah berolahraga atau
dalam menghasilkan insulin dan senam selama 10 menit,
tidak mencukupi untuk dibutuhkan glukosa 15 kalinya
mengubah glukosa menjadi dibandingkan pada saat istirahat
energi maka akan timbul Adanya pengaruh senam aerobik
penyakit DM (Kemenkes, 2010). terhadap perubahan kadar
Hasil penelitian ini sejalan glukosa darah ini disebabkan
dengan penelitian Sharoh (2017) karena senam aerobik merupakan
mendapatkan hasil penelitian suatu proses yang sistematis
kadar glukosa darah sebelum dengan menggunakan
pada penderita DM tipe 2 rangsangan gerak yang bertujuan
kelompok kontrol memiliki rerata untuk meningkatkan atau
sebesar 228 dengan standar mempertahankan kualitas
deviasi sebesar 20,4 dan kadar fungsional tubuh yang meliputi
glukosa darah sesudah pada daya tahan paru-jantung,
penderita DM tipe 2 kelompok kekuatan dan daya tahan otot,
kontrol memiliki rerata sebesar kelenturan dan komposisi tubuh
235,7 dengan standar deviasi (Fidrotim, 2018).
21,5. Kadar glukosa darah Penurunan kadar glukosa
sebagian besar responden tidak darah dapat dipengaruhi oleh
mengalami penurunan rerata pankreas dengan mengurangi
kadar glukosa darah. insulin dan menambah glukagon.
Latihan yang bersifat akut kurang
3. Pengaruh senam aerobic efektif untuk digunakan sebagai
terhadap kadar glukosa darah stresor dalam penurunan kadar
sewaktu pada penderita diabetes glukosa darah. Olahraga yang
mellitus tipe 2 dikecamatan bersifat aerobik endurance yang
Pringapus kabupaten Semarang dilakukan selama 20-40 menit
Pelaksanaan senam aerobic minimal 3 kali seminggu dapat
dilakukan secara 3 kali seminggu menurunkan glukosa darah,
selama 45 menit. Latihan fisik meningkatkan toleransi glukosa
atau senam aerobik pada dan sensitivitas insulin perifer,
penderita diabetes mellitus menurunkan berat badan, dan
memiliki peran penting dalam mengurangi beberapa faktor
mengendalikan kadar glukosa risiko penyakit kardiovaskuler
dalam darah, dimana saat (Siswantoyo, 2009).
melakukan senam terjadi Penurunan kadar glukosa
peningkatan pemakaian glukosa darah yang bervariatif
oleh otot sehingga dapat disebabkan oleh jenis metode
menyebabkan penurunan glukosa yang digunakan dan
darah. Penurunan kadar glukosa dimungkinkan disebabkan oleh
darah ini disebabkan saat pemakaian sumber energi dari
berolahraga atau senam, glukosa meto3333de tersebut. Senam
dan lemak merupakan sumber aeobik dengan dosisi yang tepat
utamanya. dapat menimbulkan proses
adaptasi pada sistem yaitu sistem
saraf, skeletal dan ketahanan mg/dl dengan nilai T -4,359 yang
tubuh. Setelah senam aeroik menunjukkan adanya penurunan
selama 10 menit kebutuhan sebesar 4,359. Berdasarkan nilai
glukosa akan meningkat sampai interval kepercayaan 95% (IK 95%)
15 kali dari jumlah kebutuhan didapatkan bahwa nilai -25.444
pada keadaan biasa. Setelah 60 sampai dengan-70.556. Ini
menit dapat meningkat sampai 35 menunjukkan bahwa dengan
kali lipat dari jumlah kebutuhan diberikannya intervensi senam
glukosa sewaktu istirahat. aerobic dapat menurunkan sedikitnya
Menurut Chaveu dan Kaufman 25.444 mg/dl dan sebanyaknya
olahraga pada penderita diabetes 70.556 mg/dl dari nilai glukosa darah
dapat menyebabkan terjadianya sebelumnya.
peningkatan pemakaian glukosa
oleh otot yang aktif, sehingga SARAN
secara langsung olahraga dapat 1. Bagi Penderita DM
menyebabkan penuruanan Diharapkan Penderita
glukosa darah (Siswantoyo, Diabetes Mellitus tipe 2 secara
2009). rutin mengikuti senam aerobic
Penelitian ini sejalan oleh selama 1 minggu 3-4 kali latihan
yang dilakukan oleh Kayman et senam aerobik dengan durasi
al (2010) yakni aktifitas fisik minimal 20-60 menit dan
secara teratur dengan berolahraga beristirahat yang cukup serta
minimal 3 kali dalam seminggu menghindari stress.
dilakukan minimal 30 menit 2. Bagi Institusi Pendidikan
setiap kali latihan dan selama 12 Dapat dijadikan sumber
minggu akan dapat menurunkan referensi atau bahan
berat badan. Penelitian ini perbandingan bagi kegiatan yang
didukung oleh Nella (2015) yang ada kaitannya dengan
menyatakan ada pengaruh senam penatalaksanaan Diabetes
aerobic terhadap kadar glukosa Mellitus tipe 2.
darah pada penderita DM tipe 2 3. Bagi petugas kesehatan
dengan rata-rata kadar glukosa Diharapkan petugas
darah pre test adalah 207.1mg/dl, kesehatan memberikan fasilitas
rata-rata kadar glukosa darah kepada penderita DM agar bisa
post test 174.9mg/dl, hasil uji rutin melakukan senam aerobik
Paired t-test P = 0,000 selama 1 minggu 3 kali
pertemuan dengan lama senam
KESIMPULAN 30 menit.
Ada pengaruh yang signifikan 4. Bagi Peneliti lain
antara kadar glukosa darah sewaktu Peneliti selanjutnya
pada pasien yang diberikan disarankan untuk membuat
intervensi,dengan mean different - variasi model latihan yang lebih
48,000 yang menunjukkan bahwa efektif untuk menurunkan kadar
setelah diberikannya intervensi glukosa darah pada pederita
senam aerobik dapat menurunkan Diabetes Mellitus tipe 2,
glukosa darah sewaktu sekitar 48 melakukan pengukuran variabel
yang lebih lengkap dan 8. Nella.,Ardelina.(2015).Pengaruh
parameter yang lebih mendalam. Senam Aerobik Terhadap Kadar
Gula Darah Pada Penderita Dm
Tipe 2 Di Klub Ssenam Desa
DAFTAR PUSTAKA Gilang Rt 25 Rw 07 Taman
1. Barawi. (2013). The Efect Of Sidoarjo.Tesis. Universitas
Aerobic Exercise to Fast Blood Nahdlatul Ulama Surabaya
Dlucose Level In Aerobic 9. PERKENI.(2015). Pengelolaan
Participants at Sonia Fitness dan Pencegahan Diabetes Melitus
Center.Bandar Lampung Tipe 2 di Indonesia, PERKENI,
2. Budiman T. (2013). Pengaruh Jakarta
Senam Aerobic Terhadap 10. Sari FP.,berawi KN.,diana
Penurunan Kadar Gula Darah DN.,soleha TU.(2012). Pengaruh
Pada Lansia Di Posyandu Penurunan Kadar Kolestrol Total
Kelurahan Karten Kecamatan Darah Sebagai Respon Terhadap
Lawean Surakarta Senam Aerobik Di Aerobik Dan
3. Depkes RI. (2013). Riset Fitnes Center Sonia Bandar
Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Lampung.Medical Faculty Of
Penelitian dan Pengembangan Lampung University
Kesehatan Kementrian 11. Siswantoyo.(2009).Pengaruh
Kesehatan RI Latihan Interval Aerobik
4. Evangeline.,dkk.(2018).Pengaruh
Senam Aerobik Low Impact Terhadap Penurunan Kadar Gula
Terhadap Gula Darah Puasa Pada Darah Pada Penderita Diabetes
Klien Diabetes Melitus Usia
Mellitus.Skripsi.Stikes General Lanjut.Medikora.Vol 2 No 2
Achmad Yani Cimahi. Oktober 2009 161-173
5. Fidrotim A, Nurfaindan Vera 12. Sharoh.,M.D.(2017). Pengaruh
A.(2018). “Pengaruh Senam
Senam Diabetes Terhadap Kadar
Aerobik Terhadap Perubahan
Kadar Gula Dalam Darah Gula Darah Pada Penderita
Pada Pasien Diabetes Mellitus”. Diabetes Mellitus Tiep 2 Di
Fakultas Kesehatan, Akes Wilayah Kerja Puskesmas
Rajekwesi : Bojonegoro Gamping 1 Sleman
6. Giriwijoyo, S. dan Sidik, D.Z. Yogyakarta.Skripsi.Fakultas Ilmu
(2013). Ilmu Faal Olahraga
Kesehatan.Universitas Aisyiyah
(Fisiologi Olahraga): Fungsi
Tubuh Manusia pada Olahraga Yogyakarta
untuk Kesehatan dan Prestasi. 13. Suryanto. Peran senam diabetes
Bandung: Remaja Rosdakar indonesia bagi penderita diabetes
7. Nugraha A, Kusnadi E, Subagja mellitus. Medikora.
S. Kadar gula darah sebelum dan 2009;5(2):173–84.
sesudah melaksanakan senam
diabetes pada pasien diabetes
melitus tipe II. J Ilm Kes.
2016;9(2).

Anda mungkin juga menyukai