Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL DENGAN TEMA RELAKSASI OTOT UNTUK MENURUNKAN

TEKANAN DARAH PADA LANSIA

Lapran Pendahuluan ini disusun untuk memenuhi tugas Departemen Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh :

Ahmat Tri Atmoko 19.300.62


Anis Khoriyah 19.300.63
Ririn Rhosiatul 19.300.72
Suswinarti 19.300.75

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


Judul jurnal:
1. Efektivitas Terapi Relaksasi Otot Progresig Dalam Menurunkan Hipertensi Pada Lansia
M.Ilham, Armina, Hasyim Kadri.
2. Pemberian Relaksasi Otot Progresif pada Lansia Dengan Hipertensi Essensial di Kota Jambi
Salvita fitrianti1 , Miko Eka Putri
3. Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif terhadap Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi
Sri Mulyati Rahayu, Nur Intan Hayati, Sandra Lantika Asih

Abstract
Background
1. Menurut WHO (World Health Organization) Prevalensi kasus hipertensi sangat tinggi pada
lansia yaitu 60%-80% pada usia diatas 65 tahun. Jumlah lansia yang menderita hipertensi di
PSTW Budi Luhur Jambi bulan November 2018 berjumlah 22 lansia dan telah mendapat obat
hipertensi rutin setiap hari namun tekanan darah lansia masih tinggi.
2. Berdasarkan survei kesehatan, 30% orang Indonesia hipertensi. Hipertensi adalah faktor
risikountuk penyebab kematian terdepan ketiga setelah stroke dan tuberkulosis, yaitu 67% dari
populasi kematian di segala usia. Jumlah wanita lanjut usia dengan hipertensi esensial di
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi Tahun 2017 sebanyak 191 orang
3. Riskesdas tahun 2018 penyakit tertinggi yang diderita lansia usia 55-64 tahun adalah hipertensi
dengan prevalensi 55,2%. Hipertensi jika tidak ditangani dapat menyebabkan stroke, infark
miokard, gagal ginjal dan ensefalopati. Salah satu penanganan hipertensi non-farmakologi
dengan tehnik relaksasi otot progresif

Aim
1. Tujuan penelitian ini untuk melihat adakah pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap
tekanan darah lansia penderita Hipertensi
2. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah ada efek memberikan teknik relaksasi otot
progresif terhadap perubahan tekanan darah pada orang tua dengan hipertensi penting
3. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif terhadap
Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi.

Material and methods


1. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment dengan desain Non equivalent control
group pretest-posttest, dengan teknik random sampling, jumlah sampel sebanyak 20 lansia yang
terdiri dari 10 lansia kelompok intervensi yang diberikan obat hipertensi juga terapi relaksasi
otot progresif dan 10 lansia kelompok kontrol yang hanya diberikan obat hipertensi
2. Penelitian ini menggunakan satu metode desain uji pra-pasca grup; menggunakan teknik
random sampling sederhana, jumlah sampel adalah 20 responden. Penelitian ini dilakukan di
Auditorium pusat Simpang Kawat Kota Jambi dari tanggal 24 – 30 Juli 2017.
3. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Bojong Soang Kabupaten Bandung. Jenis penelitian ini
menggunakan Pra Eksperimental dengan pendekatan One Group Pretest Posttest, sampel
penelitian menggunakan Purpposive Sampling berjumlah 22 lansia Analisis menggunakan
univariat dengan frekuensi dan persentase, bivariat menggunakan Wilcoxon test.

Results
1. Penelitian ini dilakukan di PSTW Budi Luhur Jambi pada tanggal 28 Januari-2 Februari 2019.
Terapi relaksasi otot progresif diberikan satu kali sehari setiap pagi selama enam hari
berturutturut. Berdasarkan analisis menggunakan uji T Dependen pada kelompok intervensi
didapatkan tekanan darah sistole p value 0,0001 dan tekanan darah diastole p value 0,002 <
(0,05). hasil analisis menggunakan uji T Independen didapatkan perbedaan tekanan darah
kelompok intervensi dan kontrol dimana tekanan darah sistole p value 0,031 < (0,05),
Sedangkan pada tekanan darah diastole didapatkan p value 0,009 < (0,05)
2. Instrumennya adalah Blood hasil pengukuran tekanan, data yang dianalisis sebagai univariat
dan bivariat. Temuan menunjukkan bahwa p-value Systole tekanan darah p-value = 0,000 dan
diastole p-value = 0,000, sehingga dapat menyimpulkan bahwa ada efek signifikan dari
Perubahan tekanan darah di lansia dengan hipertensi penting sebelum dan sesudah teknik otot
progresifrelaksasi di Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
3. Hasil penelitian menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik diperoleh nilai 0,000 (<0,05),
yang berarti ada pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif terhadap Tekanan Darah Pada
Lansia Hipertensi di Puskesmas Bojong Soang Kabupaten Bandung.

Conclusions
1. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah lansia
penderita hipertensi sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi program baru di PSTW Budi Luhur Jambi untuk menurunkan
tekanan darah tinggi pada lansia yang menderita hipertensi.
2. Sehingga dapat menyimpulkan bahwa ada efek signifikan dari Perubahan tekanan darah di
lansia dengan hipertensi penting sebelum dan sesudah teknik otot progresifrelaksasi di
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi. Diharapkan untuk Kesehatan pekerja dapat
memberikan pengetahuan tentang latihan teknik relaksasi otot progresif sehingga bahwa orang
dengan hipertensi penting dapat mengontrol tekanan darah secara mandiri di rumah.
3. Dengan adanya hasil penelitian ini, teknik relaksasi otot progresif dapat dijadikan intervensi
keperawatan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi

Keywords:
1. Kata kunci: Hipertensi, Lansia, Terapi relaksasi otot progresif.
2. Kata Kunci: Teknik Relaksasi Otot Progresif, Hipertensi Esensial, Lansia
3. Hipertensi, lansia, teknik relaksasi otot progresif
Analisa PICO:

No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking


1 P Ya 1. Jumlah sampel 20 lansia (kelompok intervensi : 10 lansia yang
rutin minum obat hipertensi & diberi terapi relaksasi otot
progresif serta kelompok kontrol : 10 lansia yang hanya minum
obat hipertensi). Penelitian ini dilakuakn di PSWT Budi Luhur
Jambi dengan kriteria inklusi sampel sebagai berikut:
- Lansia hipertensi berusia ≥ 60 tahun.
- Lansia yang tidak menjalani perawatan tirah baring atau bed
rest
- Lansia yang bersedia menjadi responden dalam penelitian
2. Sampel dalam penelitian ini adalah 20 responden lansia berjenis
kelamin perempuan dengan hipertensi esensial yang berobat di
Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi yang telah memenuhi
kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
yaitu Simple Random Samping teknik ini digunakan apabila
populasi dari mana sampel diambil merupakan populasi homogen
yang hanya mengandung satu ciri. Dengan demikian sampel yang
dikehendaki dapat diambil secara sembarang (acak) saja
3. Jenis penelitian ini menggunakan Pra Eksperimental dengan
pendekatan One Group Pre-test Post-test. Populasi dalam
penelitian ini lansia murni hipertensi di Puskesmas Bojong Soang
sebanyak 37 lansia yang mengikuti prolanis. Teknik pengambilan
sampel menggunakan Purposive Sampling. Kriteia inklusi pada
penelitian ini adalah responden lansia yang tidak mengalami
kelemahan otot, hemiplegi, kontraktur, bisa berkomunikasi
dengan baik, dan mengikuti latihan selama 2 minggu berturut-
turut. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 22 lansia.
Responden tetap diberikan obat anti hipertensi yang dimakan
setelah melakukan relaksasi otot progresif. Analisis
menggunakan univariat dengan frekuensi dan persentase,
sedangkan bivariat sebelumnya dilakukan uji normalitas dengan
shapiro wilk didapatkan hasil α = 0,001, data tidak berdistribusi
normal, sehingga menggunakan Wilcoxon test
2 I Ya 1. Kelompok intervensi : 10 lansia yang rutin minum obat
hipertensi & diberi terapi relaksasi otot progresif serta kelompok
kontrol : 10 lansia yang hanya minum obat hipertensi.
2. Rancangan ini memberikan perlakuan terhadap semua responden
secara bersamaan, diawali dengan pengukuran tekanan darah
(pretest), dan setelah diberikan perlakuan dilakukan pengukuran
tekanan darah kembali (post-test), pengukuran tekanan darah
dalam penelitian ini menggunakan sphygnomanometer air raksa.
Intervensi relaksasi otot progresif dalam penelitian ini dilakukan
sebanyak satu kali/hari selama satu seminggu dengan lama waktu
intervensi 10-30 menit,tempat penelitian Aula Puskesmas
Simpang Kawat Kota Jambi.
3. Relaksasi otot progresif suatu gerakan yang diberikan pada lansia
dengan menegangkan dan melemaskan otot-otot dari kelompok
otot wajah hingga kaki, selama 20 menit dilakukan seminggu 3
kali pagi dan sore hari dalam waktu 2 minggu secara
berturutturut. Kegiatan dilakukan bersama-sama di puskesmas.
3 C Ya 1. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 28 Januari - 2
Februari 2019 di PSTW Budi Luhur Jambi dengan jumlah
responden 10 lansia kelompok intervensi dan 10 lansia kelompok
kontrol. Diperoleh sebagian besar (70%) pada lansia hipertensi
kelompok intervensi berumur 60-74 tahun (Elderly Age) dan
sebagian besar (90%) responden pada kelompok kontrol berumur
60- 74 tahun (Elderly Age). Selain itu, sebagian besar (70%)
pada kelompok intervensi berjenis kelamin perempuan
sedangkan sebagian besar (60%) pada kelompok kontrol berjenis
kelamin laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia
yang yang minum obat hipertensi dan diberikan terapi relaksasi
otot progresif terjadi penurunan tekanan darah dari hipertensi
derajat I menjadi pra hipertensi Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa lansia yang yang minum obat hipertensi dan diberikan
terapi relaksasi otot progresif terjadi penurunan tekanan darah
dari hipertensi derajat I menjadi pra hipertensi. Hal ini sesuai
dengan teori Herodes (2010) dalam Setyodi & Kushariyadi
(2011) bahwa terapi relaksasi otot progresif memusatkan
perhatian pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot
yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan
melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks
sehingga dapat menurunkan kecemasan, perasaan nyeri, dan
menurunkan tekanan darah. Menurut peneliti teknik relaksasi otot
progresif dapat efektif menurunkan tekanan darah pada lansia
jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, nyaman dan dengan
intensitas yang lebih sering seperti misalnya dua kali dalam
sehari. Hasil penelitian pada kelompok kontrol ini
menggambarkan bahwa tekanan darah pada kelompok juga
mengalami penurunan tetapi tidak terlalu hal ini dikarenakan
kelompok kontrol juga mengkonsumsi obat hipertensi sehingga
tekanan darah pun turun, menurut asumsi peneliti lebih efektif
jika diberikan terapi relaksasi otot progresif
2. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Uji paired ttest
didapatkan p-value = 0,000 ≤ α (0,05) pada tekanan darah sistole
maupun diastole, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi esensial sebelum dengan sesudah diberikan
teknik relaksasi otot progresif di Puskesmas Simpang Kawat
Kota Jambi. Hasil penelitian ini berbanding lurus dengan teori
yang mengatakan bahwa menciptakan keadaan rileks seperti
melakukan latihan teknik relaksasi otot progresif adalah salah
satu cara penatalaksanaan hipertensi secara non farmakologis
(Widyanto,2013). Karena teknik relaksasi otot progresif bekerja
dengan cara memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot
dengan mengidentifikasikan otot yang tegang kemudian
menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi
untuk mendapatkan perasaan rileks. (Herodes, 2010)
3. Berdasarkan hasil uji statistik diatas dengan uji Wilcoxon pada
nilai tekanan darah diperoleh hasil perhitungan Z -3,7, dengan
nilai p-value 0,000 < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
Ho ditolak Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh terapi
teknik relaksasi otot progresif teradap nilai tekanan darah sistolik
pada lansia penderita hipertensi.
4 O Ya 1. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji T Independen
didapatkan perbedaan tekanan darah kelompok intervensi dan
kontrol, tekanan darah sistole dengan p value 0,031 < (0,05).
Sedangkan pada tekanan darah diastole didapatkan p value 0,009
< (0,05) karna nilai p-value kurang dari 0,05 maka
keseimpulannya terdapat perbedaan rerata skor sistole dan
diastole yang bermakna antara kelompok intervensi yang
diberikan terapi relaksasi otot progresif dengan kelompok kontrol
yang tidak diberikan terapi relaksasi otot progresif.
2. Dari hasil pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa teknik relaksasi otot progresif berpengaruh terhadap
perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi esensial,
jika dilakukan dengan benar meliputi benar gerakan, benar urutan
gerakannya, benar posisi dan juga dilakukan ditempat yang
tenang dan tertutup sehingga dalam melaksanakan teknik
relakasasi otot progresif responden benar-benar merasakan rileks.
Didalam penelitian ini latihan teknik relaksasi otot progresif
dilakukan di Aula Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi, yang
bersih, nyaman, tidak ada suara bising dan tidak ada aktivitas
keluar masuk ruangan, artinya tempat penelitian ini sangat sesuai
untuk melakukan teknik relaksasi otot progresif dan kesungguhan
serta keseriusan seluruh responden dalam melaksanakan latihan
teknik relaksasi otot progresif sangat terlihat dalam penenlitian
karena seluruh responden bisa melakukan seluruh gerakan
dengan baik dan benar sesuai dengan yang di instruksikan oleh
peneliti sebagai instruktur latihan teknik relaksasi otot progresif,
sehingga penelitian yang berjalan selama seminggu ini berjalan
kondusif. Selama pelaksanaan latihan juga diiringi oleh musik
instrumental, karena alunan musik dapat mengubah ambang otak
yang dalam keadaan stres menjadi lebih adaptif secara fisiologis
dan efektif. sehingga terciptalah keadaan rileks yang menyeluruh,
mencakup keadaan rileks secara fisiologis, secara kognitif dan
behavioral. Keadaan rileks yang tercipta dari latihan teknik
relaksasi otot progresif akan menyebabkan penuruanan kadar
efinefrin maupun non-epinefrin, sehingga berdampak pada
menurunya frekuensi denyut jantung, gerakan teknik relaksasi
otot progresif juga dapat menurunkan ketegangan otot yang
berdampak pada vasodilatasi pembuluh darah sehingga tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi esensial setelah melakukan
latihan teknik relaksasi otot progresif selama seminggu
mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan.
3. Dengan adanya hasil penelitian yang menunjukkan terdapat
pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas Bojong Soang
Kabupaten Bandung, maka penelitian ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu intervensi yang dapat dilaksanakan dalam
penatalaksanaan penderita hipertensi secara non farmakologi.
Oleh karena itu rekomendasi intuk puskesmas adalah latihan
relaksasi otot progresif bisa dijadikan salah satu materi dalam
pemberian pendidikan kesehatan oleh petugas puskesmas dalam
penanganan hipertensi non-farmakologi.

Kesimpulan :
1. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terapi relaksasi otot progresif efektif menurunkan
tekanan darah (sistole dan diastole) lansia penderita hipertensi dibandingkan hanya rutin minum
obat hipertensi.
2. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh latihan teknik relaksasi otot progresif
terhadap perubahan tekanan darah sistole dan diastole pada responden lansia penderita
hipertensi esensial dengan p-value = 0,000 atau < α (0,05). Berdasarkan hal tersebut maka
diharapkan bisa menjadi sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi
untuk meningkatkan pemberian asuhan keperawatan pada pasien lansia dengan Hipertensi
esensial dengan cara pemberian pengetahuan tentang latihan teknik relaksasi otot progresif
maupun kegiatan seperti pelatihan teknik relaksasi otot progresif minimal 2 kali seminggu agar
penderita Hipertensi esensial dapat mengontrol tekanan darah secara nonfarmakologis sehingga
pasien tidak ketergantung lagi dengan obat anti hipertensi. Pada penelitian selanjutnya dapat
dikembangkan dengan dengan meningkatkan lama waktu penelitian serta topik permasalahan
yang sama tetapi menambah variabel seperti seperti perubahan BB dan frekuensi napas pada
lansia dengan hipertensi esensial.
3. Terdapat pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi di Puskesmas Bojong Soang Kabupaten Bandung, sehingga latihan relaksasi otot
progresif bisa dijadikan salah satu materi dalam pemberian pendidikan kesehatan oleh petugas
puskesmas dalam penanganan hipertensi non-farmakologi.
Daftar Pustaka
Asih, Hayati & Rahayu. (2020). Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif terhadap Tekanan
Darah Lansia dengan Hipertensi. Jurnal Ilmiah Keperawatan Universitas Bhakti Kencana
Media Karya Kesehatan: Volume 3 No 1 Mei 2020
Ayunani, S. A., & Alie, Y. (2016). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tekanan
Darah Pada Lanjut Usia Dengan Hipertensi Di UPT PSLU Mojopahit Kabupaten Mojokerto.
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 2(1), 51-56
Kadri, Armina & Ilham. (2019). Efektifitas Terapi Relaksasi Otot Progresif Dalam Menurunkan
Hipertensi Pada Lansia. Jurnal Akademika Baiturrahim e ISSN 2654-2552 Vol.8. No 1,
Maret 2019 58.
Kemenkes, R. I. (2018). Hasil utama RISKESDAS 2018. Kementerian Kesehatan.
Putri, Fitrianti, & Salvita. (2018). Pemberian Relaksasi Otot Progresif pada Lansia Dengan
Hipertensi Essensial di Kota Jambi Pemberian Relaksasi Otot Progresif pada Lansia Dengan
Hipertensi Essensial di Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.18 No.2
Tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai