ALWIYA RAHMANOZA
NIM. 1821312022
d. Metode Penelitian :
Penelitian dilakukan dengan metoda Randomized Controlled Trial (RCT) dengan
randomisasi berbasis komputer berdasarkan alfabet nama partisipan
Jumlah sampel sebanyak 60 orang, dengan jumlah masing-masing kelompok intervensi
(KI) dan kelompok kontrol (KK) sebanyak 30 orang
Kriteria Inklusi :
- Klien HIV positif dengan usia antara 30-50 tahun usia ≥45 tahun
- Bersedia berpartisipasi dalam penelitian
- Partisipan dari kedua gender
Kriteria Ekslusi:
- Telah terpapar dengan yoga
- Cacat fisik atau cacat berat
- Baru saja dioperasi
- Mengalami infeksi pernafasan akut
- Memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa atau menggunakan obat antipsikotik
- Ketergantungan obat
- Bila kedatangan pada KI <70% berdasarkan pada register kedatangan
Intervensi :
- KI : Memkonsumsi Anti Retrovirus Therapi (ART) dengan mempraktekkan latihan
yoga, yang gerakannya terdiri dari latihan peregangan, suryanamaska, latihan
pernafasan, asanas, pranayama, meditasi dan teknik relaksasi. Dilakukan tiap hari
selama 1 jam 5 kali seminggu selama 2 bulan.
- KK : Mengkonsumsi ART dengan melakukan aktifitas rutin
Alat ukur :
- WHO Quality of Life – HIV Brief (WHOQOL-HIV BREF)
- Hospital Anxiety and Deppression Scale
- Fatigue Severity Scale (FSS)
- WHO (Five) Well-Being Index
Analisa data menggunakan SPSS versi 10
e. Hasil : Pada KI, terdapat perubahan yang bermakna pada perasaan gelisah, kecemasan,
kesehatan psikologis, kelelahan, dan semua domain kualitas hidup (p<0.001).
Dibandingkan dengan KK, terdapat peningkatan kegelisahan, depresi (p<0.001), dan
kelelahan (p<0.005). Selain itu, terdapat penurunan kualitas hidup dan kesehatan
psikologis (p<0.001).
Kekuatan pada hasil penelitian : Peneliti menjelaskan hasil penelitian secara detail pada
kedua grup dan disajikan dalam bentuk tabel, sehingga mudah untuk membaca hasil
penelitian.
Kelemahan pada hasil penelitian : tidak ada
f. Diskusi :
Kekuatan dalam hasil penelitian : Peneliti menjelaskan bagaimana teknik yoga mampu
menurunkan depresi, kecemasan dan kelelahan. Yoga mampu memperbaiki kesehatan dan
sebagai intervensi alternatif bagi klien HIV. Peneliti menambahkan berbagai penelitian
sebelumnya yang memperkuat hasil penelitiannya.
Kelemahan dalam hasil penelitian : tidak ada
Yoga mampu menurunkan respon stress dengan menrunkan regulasi HPA (hypothamalus-
pituitary-adrenal azis) sehingga mampu menurunkan depresi. Pada yoga dengan adanya
latihan peregangan mampu meningkatkan aktifitas parasimpatis dan peningkatan sekresi
hormone neuro positif seperti serotonin, oksitosin yang memiliki aksi anti-depresi.
b. Saran
Terapi komplementer ini diberikan pada klien yang telah mampu menerima keadaannya,
dan menjalani kehidupan walaupun dengan tambahan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan. Dukungan psikologis dari keluarga dan orang-orang terdekat tetap
dibutuhkan oleh klien dengan HIV/AIDS.