Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH LANJUT 2

“TELAAH KRITIS JURNAL TERAPI MODALITAS PADA KLIEN DENGAN


HIV/AIDS”

ALWIYA RAHMANOZA
NIM. 1821312022

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2019
1. Telaah Kritis Jurnal Terapi Modalitas pada Klien dengan HIV/AIDS
a. Peneliti : Asha Kiloor, Sonykumari, Kashinath Metri (2018)
b. Judul Penelitian : Impact of yoga on psychopathologies and QoL in persons with HIV: a
randomized controlled study
c. Introduction
Kekuatan pada introduction : peneliti telah memaparkan alasan dilakukannya penelitian :
 Prevalensi insiden HIV positif di India
 Pengobatan yang dilakukan bagi klien HIV
 Berbagai macam gangguan psikologis dan prevalensinya pada klien HIV berdasarkan
penelitian sebelumnya
 Menjelaskan beberapa intervensi tanpa obat bagi klien HIV, salah satunya yoga
sebagai terapi psikososial yang dapat meningkatkan kesehatan klien HIV. Penelti
menambahkan penelitian terdahulu terkait kegunaan yoga bagi kesehatan klien dengan
penyakit lainnya.
Kelemahan pada introduction : peneliti tidak menjelaskan alasan mengapa waktu
pelaksanaan dilakukan selama 2 bulan.

d. Metode Penelitian :
 Penelitian dilakukan dengan metoda Randomized Controlled Trial (RCT) dengan
randomisasi berbasis komputer berdasarkan alfabet nama partisipan
 Jumlah sampel sebanyak 60 orang, dengan jumlah masing-masing kelompok intervensi
(KI) dan kelompok kontrol (KK) sebanyak 30 orang
 Kriteria Inklusi :
- Klien HIV positif dengan usia antara 30-50 tahun usia ≥45 tahun
- Bersedia berpartisipasi dalam penelitian
- Partisipan dari kedua gender
 Kriteria Ekslusi:
- Telah terpapar dengan yoga
- Cacat fisik atau cacat berat
- Baru saja dioperasi
- Mengalami infeksi pernafasan akut
- Memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa atau menggunakan obat antipsikotik
- Ketergantungan obat
- Bila kedatangan pada KI <70% berdasarkan pada register kedatangan
 Intervensi :
- KI : Memkonsumsi Anti Retrovirus Therapi (ART) dengan mempraktekkan latihan
yoga, yang gerakannya terdiri dari latihan peregangan, suryanamaska, latihan
pernafasan, asanas, pranayama, meditasi dan teknik relaksasi. Dilakukan tiap hari
selama 1 jam 5 kali seminggu selama 2 bulan.
- KK : Mengkonsumsi ART dengan melakukan aktifitas rutin
 Alat ukur :
- WHO Quality of Life – HIV Brief (WHOQOL-HIV BREF)
- Hospital Anxiety and Deppression Scale
- Fatigue Severity Scale (FSS)
- WHO (Five) Well-Being Index
 Analisa data menggunakan SPSS versi 10

Kekuatan pada metodologi penelitian :


 Peneliti melakukan skrining terhadap sampel penelitian
 Penelitian ini sudah menggunakan metoda true experiment, sehingga jika diterapkan
dalam prosedural klinik berada pada tingkat yang paling tinggi. Artinya kesalahan
yang mungkin ditimbulkan sedikit.
 Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini sudah valid.
 Dilakukan dengan uji normalitas terhadap data sebelum data diolah
Kelemahan pada metodologi penelitian :
 Diperlukan jumlah sampel yang lebih banyak
 Pada KK tidak mendapatkan intervensi apapun

e. Hasil : Pada KI, terdapat perubahan yang bermakna pada perasaan gelisah, kecemasan,
kesehatan psikologis, kelelahan, dan semua domain kualitas hidup (p<0.001).
Dibandingkan dengan KK, terdapat peningkatan kegelisahan, depresi (p<0.001), dan
kelelahan (p<0.005). Selain itu, terdapat penurunan kualitas hidup dan kesehatan
psikologis (p<0.001).

Kekuatan pada hasil penelitian : Peneliti menjelaskan hasil penelitian secara detail pada
kedua grup dan disajikan dalam bentuk tabel, sehingga mudah untuk membaca hasil
penelitian.
Kelemahan pada hasil penelitian : tidak ada

f. Diskusi :
Kekuatan dalam hasil penelitian : Peneliti menjelaskan bagaimana teknik yoga mampu
menurunkan depresi, kecemasan dan kelelahan. Yoga mampu memperbaiki kesehatan dan
sebagai intervensi alternatif bagi klien HIV. Peneliti menambahkan berbagai penelitian
sebelumnya yang memperkuat hasil penelitiannya.
Kelemahan dalam hasil penelitian : tidak ada

2. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Selain Anti Retroviral Therapy (ART), latihan yoga sangat direkomedasikan sebagai terapi
tambahan bagi klien dengan HIV/AIDS. Penelitian ini dikuatkan dengan beberapa
penelitian sebelumnya, yaitu :
 Mawar et al (2015), yoga mampu meningkatkan kualitas hidup (pada domain
kesehatan fisik, kebebasan dan kesehatan psikologis)
 Rosy et al (2016), latihan yoga selama 1 bulan secara signifikan memberikan perbaikan
pada skor depresi walaupun tidak terlalu bermakna terhadap skor kecemasan. Bila
dibandingkan dengan penelitian ini, Kiloor et al (2018) menegaskan bahwa
penelitiaannya dilakukan dengan durasi yang lebih panjang sehingga mampu
menegaskan perbaikan yang lebih bermakna pada depresi dan kecemasan.
 Menon et al (2013) menjelaskan yoga mampu memperbaiki kesehatan fisik, psikologis
dan jumlah CD4.

Yoga mampu menurunkan respon stress dengan menrunkan regulasi HPA (hypothamalus-
pituitary-adrenal azis) sehingga mampu menurunkan depresi. Pada yoga dengan adanya
latihan peregangan mampu meningkatkan aktifitas parasimpatis dan peningkatan sekresi
hormone neuro positif seperti serotonin, oksitosin yang memiliki aksi anti-depresi.

b. Saran
Terapi komplementer ini diberikan pada klien yang telah mampu menerima keadaannya,
dan menjalani kehidupan walaupun dengan tambahan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan. Dukungan psikologis dari keluarga dan orang-orang terdekat tetap
dibutuhkan oleh klien dengan HIV/AIDS.

Anda mungkin juga menyukai