Anda di halaman 1dari 9

LITERATURE REVIEW TERAPI KOMPLEMENTER

SEFT PADA PENDERITA HIV/AIDS

Tugas ini disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Keperawatan HIV/AIDS

Disusun oleh :

FAYRUZ ZAHROTIN NISWAH


P.1337420615029

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
Abstract
HIV and AIDSare often regarded as diseases that have no cure and
generalized with a rapid death. The aim of this literature review is to lookfor
literacy from the sources which relevant as a reference for complementary
therapy in patients with HIV/AIDS. The method in this literature review uses a
comprehensive strategy such as article research in a research journal
database. Results from this literature review show that complementary SEFT
therapy is very effective to reduce anxiety and depression in patients with
HIV/AIDS. This therapy suits to be applied to HIV patients to minimize their
anxiety level, where this will influenced their quality of life that they can be
survived in their life. In addition, SEFT therapy is very easy to be applied,
therefore it isn’t require any cost in it’s implementation.

Keyword: SEFT, SQEFT, Spiritual Therapy, depression, HIV/AIDS.


Abstrak
HIV dan AIDS sering dianggap penyakit yang tidak ada obatnya dan
dikaitkan dengan kematian secara cepat. Tujuan dari literature review ini
adalah untuk mencari literasi dari sumber-sumber yang relevan sebagai acuan
terkait terapi komplementer SEFT pada penderita HIV/AIDS. Metode dalam
literature review menggunakan strategi komprehensif, seperti pencarian artikel
dalam database jurnal penelitian. Hasil dari studi literature menunjukkan
bahwa terapi komplementer SEFT sangat efektif dilakukan untuk menurunkan
tingkat kecemasan dan depresi pada penderita HIV/AIDS. Terapi ini dapat
diterapkan pada penderita HIV untuk meminimalkan tingkat kecemasan
mereka, dimana hal ini nantinya akan berpengaruh dalam peningkatan taraf
kualitas hidup penderita untuk survive dalam kehidupannya. Selain itu, terapi
SEFT ini sangat mudah untuk dilakukan dan tidak memerlukan biaya lebih
dalam pelaksanaannya.

Kata kunci : SEFT, SQEFT, Spiritual Therapy, depression, HIV/AIDS.


Latar Belakang 3. Mencegah munculnya infeksi
HIV dan AIDS sering dianggap oportunistik.
penyakit yang tidak ada obatnya dan 4. Mengobati infeksi oportunistik.
dikaitkan dengan kematian secara 5. Menggantikan obat-obatan
cepat. Padahal, kita bisa hidup sehat medis jika dirasa tidak berfungsi
dengan HIV di dalam tubuhnya baik.
untuk waktu yang sangat lama, 6. atau efek sampingnya terlalu
bahkan melebihi perkiraan yang berat.
umum yaitu lima sampai sepuluh 7. Mengatasi efek samping obat-
tahun. Banyak cara yang bisa obatan medis.
ditempuh agar kekebalan tubuh tidak 8. Menambah tenaga dan
berkurang dan kita tidak rentan meningkatkan mutu hidup.
terhadap serangan penyakit. 9. Meningkatkan sistem kekebalan
Mahalnya harga obat-obatan HIV tubuh.
mutakhir tidak perlu jadi alasan Dewasa ini konsep kedokteran
untuk berputus asa. Buka mata dan modern mengenai pengobatan ialah
telinga, kekayaan alam menunggu dengan mempertimbangkan aspek
untuk diteliti. Ketika kita baru holistik. Artinya pengobatan tidak
memulai terapi alternatif, barangkali hanya berusaha untuk
kita sedikit kebingungan. Ada mengembalikan fungsi fisik
akupunktur, yoga, jamu-jamuan, seseorang tetapi juga fungsi psikis
pijat refleksi, meditasi, vitamin, dan sosial. Pendekatan ini
olahraga pernapasan, dan lain-lain. menempatkan kembali pengobatan
Tampaknya banyak ragam-ragam spiritual sebagai salah satu cara
terapi alternatif yang bisa kita pilih. pengobatan dalam upaya
Di bawah ini adalah beberapa penyembuhan penderita. Tidak
keuntungan yang bisa kita dapatkan sedikit Odha yang bertanya tentang
dengan terapi alternatif : manfaat pengobatan spiritual dan di
1. Mengurangi stres dan mana layanan pengobatan tersebut
meningkatkan kesehatan jiwa. dapat diperoleh.
2. Mengatasi rasa sakit.
Bahan dan Metode
Metode yang digunakan dalam yaitu SEFT, SQEFT, Spiritual
literature review ini menggunakan Therapy, depression, HIV/AIDS.
stratetgi secara komprehensif, Kriteria inklusi artikel yang
seperti pencarian artikel dalam digunakan yaitu artikel ilmiah yang
database jurnal penelitian. Pencarian waktu publikasinya dalam kurun
jurnal melalui internet, kemudian waktu 5 tahun terakhir, artikel
dilakukan tinjauan ulang artikel. terpercaya dan terakreditasi, jenis
Pencarian database yang digunakan artikel original research, case study.
meliputi Google scholar, dan Untuk kriteria ekslusinya yaitu
Journal Reseacrh. Kata kunci yang bukan artikel penelitian mahasiswa
digunakan dalam pencarian artikel sarjana.

151 artikel
Google scholar : 150
Journal research : 1
12 artikel yang sama

123 artikel

70 artikel intervensi tidak sesuai

53 artikel

35 artikel sasaran tidak sesuai

18 artikel

16 artikel tidak sesuai kriteria inklusi


dan eklusi
2 artikel

2. 1 Bagan proses seleksi artikel


Hasil
Tabel 4. 1
Ringkasan Artikel Terapi Komplementer SEFT Pada Klien Penderita HIV/AIDS
No Penulis Tahun Metode Sampel Hasil
1 Reini Astuti, Iyus Yosep, Raini Diah 2015 Studi prospektif 30 Hasil uji statistik t berpasangan p < 0,05. Terdapat
Susanti perbedaan tingkat depresi ibu rumah tangga
dengan HIV secara signifikan setelah dilakukan
intervensi SEFT (Reini, 2015).
2 Lilin Rosyanti, Indrono Hadi, 2018 Research and 21 The result of Bonferroni showed that three groups
Jayalangkara Tanra, Asadul Islam, development had significant difference. There was a significant
Mochammad Hatta, Veny Hadju, difference between non SQEFT and SQEFT1,
Faizal Idrus, Kusman Ibrahim SQEFT2 with p value of 0.000. the difference
showed that BPRS value moved lower
significantly before being given intervention, after
being given SQEFT in stage 1 and SQEFT in
stage 2. BPRS value that was lower psychological
condition, schizophrenia patient’s cognitive
condition which were better (Lilin, 2018).
Pembahasan 2005). Selain itu keadaan depresi
Depresi yang tidak yang dialami oleh penderita HIV
tertanggulangi dengan baik dapat dapat memengaruhi ketidak patuhan
menurunkan sistim imunitas terhadap pengobatan (Carter, 2011).
penderita HIV (Nursalam dan SEFT merupakan salah satu
Kurniawati, 2011 ; Alemu, Mariam, terapi komplementer yang dapat
Tsui, Ahmed, Shewamare, 2011). digunakan untuk menurunkan
Keadaan depresi dapat menurunkan tingkat depresi. Keefektifan SEFT
fungsi imun, fungsi sel-sel “natural terletak pada pengabungan antara
killer” dan reaksi lymphocyte Spiritual Power dengan Energy
sehingga berkontribusi pada Psychology. Spiritual Power
percepatan penurunan jumlah CD4 memiliki lima prinsip utama
penderitanya, dengan demikian yaitu ikhlas, yakin, syukur, sabar
kemungkinan infeksi opportunity dan khusyu. Energy Psychology
lebih tinggi. Depresi juga dapat merupakan seperangkat prinsip dan
memperburuk kondisi kesehatan teknik memanfaatkan sistem
penderita HIV (Ironson, Balbin, energi tubuh untuk memerbaiki
Stuetzle, Fletcher, O’Cleirigh, kondisi pikiran, emosi dan perilaku
Laurenceau, Schneiderman, (Freinstein dalam Zainudin, 2012 ).
Solomon, 2005) karena secara Ketidakseimbangan kimia dan
fsiologis HIV menyerang sistim gangguan energi dalam tubuh
kekebalan tubuhnya. Jika manusia dapat menyebabkan
penderitanya juga mengalami gangguan emosi, termasuk depresi.
depresi maka dapat mempercepat Intervensi SEFT pada sistim energi
terjadinya AIDS dan meningkatkan tubuh inilah yang dapat mengubah
kematian (Nursalam dan Kurniawati, kondisi kimia di dalam
2011). Penderita HIV yang otak (neurotransmitter) yang
mengalami depresi rentan terhadap selanjutnya dapat mengubah kondisi
penyakit dua kali lebih sering emosi seseorang termasuk kondisi
dibanding penderita HIV yang tidak depresi. Selain itu SEFT efektif,
mengalami depresi (Ironson dkk., mudah, cepat, murah, efeknya dapat
permanen, tidak terdapat efek tangga dengan HIV setelah
samping, bersifat universal, dilakukan intervensi SEFT (Spiritual
memberdayakan individu (tidak Emotional Freedom Technique)
tergantung pada pemberi terapi), (Reini, 2015).
dapat dijelaskan secara ilmiah Jurnal yang kedua dibahas
(Zainudin, 2012). mengenai pengaruh pemberian terapi
Dari jurnal yang pertama SQEFT pada pederita schizoprenia.
dibahas mengenai terapi SEFT pada Penelitian ini dilakukan pada 21
ibu rumah tangga penderita responden. Dimana terdapat masing-
HIV/AIDS yang mengalami depresi. masing 7 responden di tiap
Penelitian ini dilakukan pada 30 perlakuan. Intervensi yang dilakukan
responden yang mengalami depresi. adalah non-SQEFT, SQEFT 1 dan
Terapi diberikan di 2 kelompok SQEFT2. Penelitian ini dilakukan
dimana masing-masing kelompok selama 4 minggu dan ditujukan
berjumah 15 responden. Hasil dari untuk melihat perkembangan dari
penelitian adalah pada kelompok pasien dalam aspek psikologis, yang
intervensi dan kelompok kontrol dihitung menggunakan skala BPRS.
sebelum diberikan perlakuan SEFT Hasil dari penelitian menunjukkan
(Spiritual Emotional Freedom bahwa intervensi yang dilakukan
Technique) mengalami depresi dari selama 4 minggu menunjukkan efek
tingkat depresi pada batas garis yang sangat besar untuk mengurangi
klinis, depresi sedang sampai depresi gejala psikologis serta meningkatkan
berat. Pada kelompok intervensi skala BPRS di 18 variabel.
setelah diberikan perlakuan SEFT Kelompok yang dilakukan SQEFT
mengalami penurunan tingkat menunjukkan peningkatan dalam
depresi, sedangkan pada kelompok beberapa aspek terkait ketulusan,
kontrol terdapat perubahan yang kesabaran, penerimaan dari
tidak begitu signifkan dan cenderung penyakit, motivasi, antusiasme, dan
mengalami peningkatan. Terdapat kemampuan dalam kerjasama
perbedaan yang signifkan pada dengan petugas kesehatan serta
tingkat depresi ibu rumah lingkungan, juga meningkatkan
kemampuan dalam kontrol diri (Spiritual Emotional Freedom
selama program penyembuhan. Therapy) sangat efektif untuk
Intervensi SEFT terbukti begitu menurunkan tingkat depresi. Terapi
efektif untuk membantu ini dapat diterapkan pada penderita
menyembuhkan pasien skizofrenia, HIV untuk meminimalkan tingkat
konsisten dengan hasil penelitian kecemasan mereka, dimana hal ini
konvensional yang menunjukkan nantinya akan berpengaruh dalam
bahwa terapi Al-Quran dan terapi peningkatan taraf kualitas hidup
SEFT efektif dalam penyembuhan penderita untuk survive dalam
gangguan psikologis (Lilin, 2018). kehidupannya. Selain itu, terapi
SEFT ini sangat mudah untuk
Simpulan dan Saran
dilakukan dan tidak memerlukan
Kesimpulan dari hal tersebut
biaya dalam pelaksanaannya.
menunjukkan bahwa terapi SEFT

DAFTAR PUSTAKA

Carter, M. (2011). Hubungan yang Journal of Behavioral Medicine


konsisten antara depresi dan Volume 12, 86–97 (Downloaded
kepatuhan yang rendah terhadap at 2nd April 2019).
terapi HIV. Diunduh dari Lilin Rosyanti, Indrono Hadi,
http://spiritia.or.id/news/bacanws Jayalangkara Tanra, Asadul
.php?nwno=2696. Islam, Mochammad Hatta, Veny
Ironson, Balbin, Stuetzle, Fletcher, Hadju, Faizal Idrus, Kusman
O’Cleirigh, Laurenceau, Ibrahim. (2018). The
Schneiderman, Solomon. (2005). Effectiveness of Spiritual
Dispositional Optimism and the Qur’anic Emotional Freedom
Mechanisms by Which It Technique (SQEFT) Intervence
Predicts Slower Disease Against the Change of Brief
Progression in HIV: Proactive Psychiatric Rating Scale (BPRS)
Behavior, Avoidant Coping, and on Patient with Schizophreni.
Depression. International Health Nations volume 2
Number 8 August 2018.
(Downloaded at 2nd April 2019).
Nursalam dan Kurniawati. (2009).
Asuhan Keperawatan pada
Pasien Terinfeksi HIV/AIDS.
Jakarta: Salemba Medika.
Reini, Astuti & Iyus, Yosep. (2015).
Pengaruh Intervensi SEFT
(Spiritual Emotional Freedom
Technique) Terhadap Penurunan
Tingkat Depresi Ibu Rumah
Tangga dengan HIV. Jurnal
Keperawatan Padjajaran,
volume 3 Nomor 1 April 2015.
(Downloaded at 2nd April 2019).
Zainudin, A. F. (2012). SEFT for
Healing, Success Happines,
Greatness (2nd ed.). Jakarta:
Afzan Publishing.

Anda mungkin juga menyukai