Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), Vol. X, No.

2, Maret 2020

Edukasi Dapat Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien yang Terdiagnosa Penyakit


Jantung Koroner

Education Can Improve the Quality of Life of Patients Diagnosed with Coronary Artery
Disease

Agus Purnama
Stikes Indonesia Maju, Departemen Keperawatan
Jl. Harapan No.50, RT.14/RW.7, Lenteng Agung, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12630
Korespondensi : purnama,aguz@gmail.com

Abstract
Coronary Artery Diseases (CAD) is general term of bildup plaque at artery of cardiovascular
which can lead to be Heart Attack. CAD can be prevented with health lifestyle and not
consumption alcohol , avoid smoke and routine exercise. The purpose this research is to
analysis influence education to quality of life with coronary artery diseass at RS X. The study
design this research is quasy experiment with accidental sampling technique with the number
of sample is 18 sample which devided to 2 group, the first group is control group and the
second is intervention group. The sample at this research is patient with coronary artery
diseases were treated at RS X. The data obtained from interviews using SF 36 questioners.
Data analysis comprise univariate analysis and bivariate analysis. The result of this research
that the highest incident of CAD is male (83,4%) with mean 55-56 years old. This research
indicates with P value 0,019 with SD 16,488. Thus it can be concluded that education have
the significant influence to quality of life with coronary artery disease at RS X. It is
recommended that the study continue to be developed by further research in order to become
better research.
Pendahuluan edukasi kepada pasien PJK agar
Maraknya penyakit jantung yang memiliki pikiran dan sugesti yang positif
menjadi pembunuh nomor satu di dunia terhadap kondisi kesehatannya agar supaya
menjadi perhatian khusus dunia terkait kualitas hidup dari pasien baik serta hasil
penyakit ini, penyakit jantung koroner adalah yang diharapkan juga optimal.
salah satu dari penyakit jantung yang Edukasi merupakan suatu intervensi
disebabkan oleh adanya plak pada arteri dengan proses untuk mengembangkan
jantug (1). Oleh sebab itu preventif dan keterampilan dan memiliki tujuan utama
promotif lebih di kedepankan untuk untuk meningkatkan tarap kesehatan pada
menanggulangi bertambahnya prevalensi pasien dengan mampu melakukan latihan-
dari penyakit ini. latihan tertentu (4). Edukasi juga memiliki
Kematian yang disebabkan oleh tujuan agar pasien dapat memiliki motivasi
penyakit ini pada tahun 2005 mencapai 58 yang kuat untuk kembali menjalankan
juta jiwa dan akan bertambah pada tahun kehidupannya secara normal dan dapat
2020 sekitar 82 juta jiwa (2). Di Indonesia kembali produktif dan tidak terlepas peran
sendiri prevalensi dari penyakit jantung perawat sebagai salah satu edukator penting
koroner (PJK) adalah pada usia 65-74 tahun kepada pasien PJK dengan memberikan
dengan presentase 2% dan lebih dari 3,6% asuhan yang komprehensif yaitu bio, psiko
pada usia lebih dari 75 tahun (3). Maka dan spiritualnya (4).
dengan adanya hal yang mengkhawatirkan Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
tersebut diperlukan dilakukannya penelitian Ping (2012) pada pasien PJK yang dilakukan
mengenai intervensi yang dilakukan untuk tindakan PCI dan tindakan pembedahan
menangani masalah tersebut dengan tujuan jantung (CABG) yang telah dilakukan edukasi
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien didapatkan hasil penurunan yang sangat
yang mencakup aspek psikologis dan aspek berarti terhadap depresi dan ansietas
fisik pasien. Intervensi yang dilakukan dibandingkan dengan pasien yang tidak
menekankan pada sebuah informasi melalui dilakukan edukasi sebelumnya (5). Dari hasil

66
Agus Purnama

tersebut maka PJK dan intervensi dengan merupakan penelitian kuantitatif dimana pada
edukasi erat kaitannya dengan kualitas hidup penelitian ini, peneliti memberikan intervensi
dan sangat penting untuk meningkatkan berupa edukasi dimana hasilnya
kualitas hidup pasien dalam menjalani diukur. Penelitian ini menggunakan 2
kehidupannya terutama pada pasien yang kelompok yaitu kelompok kontrol dan
telah terdiagnosa PJK (5). kelompok intervensi dimana kelompok
Kualitas hidup (quality of life) menurut interensi adalah kelompok yang diberikan
WHO (2008) adalah persepsi individu edukasi sedangkan kelompok kontrol tanpa
terhadap peran mereka dalam hidup pada diberikan edukasi setelah itu
kontek sistem nilai dan budaya dimana membandingkan hasil yang diberikan
mereka tinggal dan membina hubungan intervensi dan tidak pada pasien PJK.
untuk mencapai tujuan, harapan dan standar Populasi dalam penelitian ini adalah
hidup (6). Kualitas hidup pada pasien PJK semua pasien yang terdiagnosa PJK yaitu
rata-rata mengalami penurunan umumnya sebanyak 30 pasien. Sampel adalah
pada kesehatan fisik dan kesehatan sebagian dari populasi yang yang akan kita
mentalnya, beberapa penelitian menyatakan ukur (10). Sampel pada penelitian ini adalah
bahwa sugesti yang baik terhadap apa yang pasien yang terdiagnosis PJK tanpa
terjadi pada dirinya secara positif dan komplikasi dimana Teknik pengambilan
memiliki harapan yang positif terhadap masa sampling pada penelitian ini adalah (non
depannya dapat menurunkan resiko probability samping) yaitu pengambilan
terjadinya kembali dilakukan PCI pada sampel secara tidak acak dengan jenis
pembuluh darah jantung pasien dengan PJK accidental sampling. Jumlah sampel pada
(7). Dalam pengukuran kualitas hidup penelitian ini adalah 18 orang dengan 9 orang
seseorang terdapat berbagai macam kelompok kontrol dan 9 orang kelompok
instrument yang digunakan diantaranya intervensi.
adalah SF-36 (Short Form-36) (8). Instrumen yang digunakan oleh peneliti
Penelitian lain menyatakan bahwa efek pada penelitian ini adalah kuesioner dimana
psikologis yang ditimbulkan pada pasien kuesioner yang digunakan adalah kuesioner
dengan PJK telah di teliti oleh shaw et al yang baku SF-36 dimana kuesioner ini sudah
menyatakan bahwa pasien dengan kurang dilakukan uji validasi secara baku beserta
informasi tentang edukasi memiliki fungsi dengan realibilitasnya. Variabel pada
sosial serta mengalami gangguan mood dan penelitian ini terdiri dari dua variabel utama
mengganggu kualitas hidup pasien tersebut yaitu univariat untuk melihat presentase dari
(Pyschosocial Factors and Health-Related hasil penelitian yang dilakukan dan bivariat
Quality Of Life In Patiens Diagnosed With untuk melihat korelasi atau pengaruhnya
Coronary artery Disease (22). Penelitian lain antara variabel dependen dan independen
menyatakan bahwa pasien PJK dengan umur yang dilakukan pengujian statistik dengan
yang lebih tua yaitu diatas 65 tahun memiliki menggunakan uji t-tes.
tingkat kulitas hidup dan kecemasan yang
buruk dari pada seseorang dengan umur Hasil
dibawah 65 tahun (9). Hasil penelitian yang telah dilakukan
Tujuan penelitian pada penelitian yang oleh peneliti disajikan pada data univariat dan
dilakukan oleh peneliti adalah untuk melihat bivariat dari masing-masing kelompok yang
seberapa besar intervensi seperti edukasi diliti, analisa univariat yang diteliti yaitu umur
kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pada kelompok kontrol dan kelompok
hidup pasien yang terdiagnosa penyakit intervensi, kualitas hidup pre eksperimen
jantung koroner, dimana pada pasien-pasien pada kelompok kontrol dan kelompok
tersebut mengalami masalah psikologis intervensi, kualitas hidup post intervensi pada
dimana masalah ini sering timbul dan akan kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
menyebabkan berkurangnya kualitas hidup Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
pasien dengan penyakit jantung koroner.

Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan
adalah quasi eskperimen dan penelitian ini

67
Agus Purnama

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur dan Kualitas Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Hidup Responden didapatkan hasil dimana umur rata-rata pada
Variabel/ Mean Median SD Min-
kelompok kontrol adalah 56,4 dan standar
kelompok Max
deviasi 7,748 dengan rentang umur antara
Umur umur 45 tahun sampai umur 69 tahun.
Kontrol 56,4 59 7,748 45-69
Sedangkan pada kelompok intervensi rata-
Intervensi 55,11 56 11,793 39-75
Kualitas Hidup Kontrol
rata umur responden adalah 55,11 tahun,
perbedaan selisih umur antara kelompok
Pre 45,89 45 8,484 kontrol dan intervensi adalah 1,29 artinya
35-65
Post 61,11 61 14,6 antara kelompok kontrol dan intervensi tidak
41-83
terlalu jauh rentang selisih perbedaannya.
Kualitas hidup Intervensi Kemudian standar deviasi umur responden
pada kelompok intervensi adalah 11,793
Pre 47,17 43 10 40-72
dengan rentang umur antara 39 tahun sampai
Post 70,94 72,5 16,68 40-89
75 tahun.
Dari hasil penelitian Univariat tentang
Pada tabel 1 diatas yaitu berdasarkan umur pada pasien dengan ternyata
hasil uji statistik yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil dimana rata-rata umur
didapatkan hasil dimana umur rata-rata pada responden adalah 55 tahun dimana, hasil ini
kelompok kontrol adalah 56,4, Sedangkan pun peneliti coba kaitkan dan coba telusuri
pada kelompok intervensi rata-rata umur hasil dari penelitian oleh penelitian lain, dan
responden adalah 55,11 tahun. kelompok ternyata karakteristik umur responden yang
kontrol kualitas hidup responden rata-rata diteliti oleh peneliti memiliki persamaan
adalah 45,89 dengan standar deviasi 8,484 dengan yang dilakukan oleh Nan Hou et al,
Sedangkan kualitas hidup pada kelompok yang mengatakana bahwa umur rata-rata
intervensi rata-rata kualitas hidup adalah responden dengan penyakit jantung adalah
47,17. 57,6 dengan standar deviasi 11,4. Menurut
Tabel 2. Analisis Pengaruh Kualitas Hidup Pre- Juliarta (2012) umur adalah rentang
Post Kelompok Kontrol dan Pre-Post kehidupan yang diukur dengan tahun,
Edukasi Kelompok Intervensi
dikatakan masa awal dewasa adalah 18
Mean SD SE P
Kualitas Value tahun sampai 30 tahun, dewasa tengah
hidup adalah 31-40 tahun dan dewasa lanjut adalah
Kontrol >40 tahun (12).
Pre 45,8889 8,484 2,828 Kualitas hidup dibawah angka 50
0,001 adalah memiliki kualitas hidup yang buruk
post 61,111 14,662 4,887
Intervensi dan angka 50-100 adalah memiliki kualitas
Pre 50,17 9,434 3,145 hidup yang baik. Untuk kelompok kontrol
edukasi kualitas hidup responden rata-rata adalah
0,019
Post 70,94 16,488 5,496 45,89 dengan standar deviasi 8,484 dengan
edukasi rentang kualitas hidup 35-65. Sedangkan
kualitas hidup pada kelompok intervensi rata-
Dari tabel 2 diatas didapatkan hasil rata kualitas hidup adalah 47,17 dengan
dimana mean kualitas hidup pada kelompok standar deviasi 10 dan rentang kualitas hidup
kotrol pre dan post pengukuran terdapat antara 40-72. Sedangkan pada kelompok
peningkatan nilai mean dari 45,8889 menjadi kontrol dan kelompok intervensi post
61,111 dengan nilai p value 0,001<0,05. perlakuan menunjukan ada peningkatan rata-
Kemudian untuk kelompok intervensi nilai rata nilai kualitas hidupnya dimana pada
mean pre edukasi dan post edukasi pasien kelompok kontrol terdapat peningkatan nilai
didapatkan peningkatan juga dengan nilai kualitas hidup menjadi baik sebesar 15,22
50,17 menjadi 70,94 dengan nilai p value menjadi 61,11 sedangakan standar deviasi
0,019<0,05. 14,6 dengan rentang kualitas hidup 41-83
sedangkan pada kelompok intervensi
Pembahasan terdapat pula kenaikan nilai kualitas hidup
Distribusi Frekuensi Umur dan Kualitas sebesar 15,83 menjadi 70,94 dengan
Hidup Responden

68
Agus Purnama

standar deviasi 16,68 dan rentang kualitas signifikan terhadap kualitas hidup pasien
hidup antara 40-89. dengan penyakit jantung koroner. Secara
Pasien dengan PJK yang telah teoritis menyatakan bahwa penyakit jantung
dilakukan edukasi sebelumnya menunjukan koroner sangat erat kaitannya dengan
adanya peningkatan kualitas hidup pre dan kualitas hidup pasien hal ini dikarenakan
post dengan P value 0,001 (13). Kualitas pasien akan cepat merasa lelah dan
hidup secara umum bersifat subjektif dan berbagaigangguan lainnya (19).
bervariasi sesuai dengan persepsi individu Konsep kualitas hidup yang
terhadap kesehatan dan kemampuan untuk didefinisikan oleh World Health Organization
mempertahankannya (14). Penelitian yang (WHO) melalui WHOQOL (World Health
dilakukan oleh Macken mengatakan bahwa Organization Quality of Life) adalah sebagai
kualitas hidup adalah persepsi individu persepsi individu tentang keberadaannya
terhadap konteks budayanya dan system nilai dalam hidup yang terkait dengan budaya dan
yang berhubungan dengan tujuan, harapan sistem nilaidi lingkungan dia berada dalam
hidup dan standar maka dengan itu terjadi hubungannya dengan tujuan, harapan,
peningkatan kualitas hidup sebelum standar, dan hal hal menarik lainnya (21).
dilakukan perlakuan dan setelah dilakukan Kualitas hidup dipengaruhi oleh persepsi
perlakuan (15). individumengenai keadaan mereka dalam
kehidupan dalam konteks budaya dan sistem
Analisis Pengaruh Kualitas Hidup Pre- nilai dimana mereka hidup. Pemahaman ini
Post Kelompok Kontrol dan Pre-Post berhubungan dengan tujuan hidup, harapan,
Edukasi Kelompok Intervensi dan standar yang menjadi keyakinan individu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti itu sendiri (21).
dengan jumlah responden kontrol adalah 9 Hasil penelitian yang dilakukan peneliti
responden, Mean sebelum perlakuan berupa ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
edukasi adalah 45,889 yang berarti berada oleh Reid, et al yang mengatakan bahwa
pada kualitas hidup yang buruk dan mean pasien dengana penyakit jantung memiliki
setelah perlakuan adalah 61,111 yang berarti tingkat peningkatan kualitas hidup yang
kualitas hidup responden baik maka terdapat signifikan ketika intervensi diberikan kepada
peningkatan mean sebesar 18,223 yang pasien tersebut (16). penelitian tersebut
berarti terdapat peningkatan kualitas hidup diperkuat oleh Cobb, L et alyang mengatakan
pada responden tersebut, nilai SD kelompok bahwa dalam mempersempit faktor resiko
kontrol sebelum perlakuan adalah 8,384 lebih dari penyakit jantung adalah perlu dilakukan
rendah dari SD sesudah perlakuan yaitu dengan edukasi pada pasien dengan resiko
14,662. Kemudian standar eror sebelum penyakit jantung (17). Penelitian inipun
perlakuan adalah 2,828 dan setelah diperkuat oleh penelitian sebelumnya yaitu
perlakuan adalah 4,887. Dilihat dari nilai p yang dilakukan oleh Dudek, et al dimana hasil
value 0,001<0,05 yang berarti terdapat penelitian yang dilakukan kepada responden
perbedaan antara sebelum perlakuan dan dengan PJK di Polandia dia membandingkan
setelah perlakuan pada pasien dengan kualitas hidup dan tingkat depresi antara
penyakit jantung koroner di Klinik Utama kelompok kontrol sebelum dan sesudah
Jantung Cinere Depok dimana perbedaan perlakuan untuk di bandingkan ulang dengan
tersebut cukup signifikan. kelompok eksperimen, hasilnya yang didapat
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari kelompok kontrol adalah sebelum dan
menghasilkan nilai mean sebelum diberikan sesudah perlakuan yaitu terdapat
edukasi adalah 50,17 dengan standar deviasi peningkatan kualitas hidup yang didalamnya
sebesar 9,343 dan nilai mean setelah terdapat tingkat depresi yang menurun pada
diberikan edukasi adalah 70,94 dan standar kelompok kontrol tersebut (18).
deviasi sebesar 16,488 hal ini berarti ada
peningkatan rata-rata tingkat kualitas hidup Kesimpulan
pada responden kelompok intervensi sebesar Dari hasil penelitian dan analisis
20,77 dengan standar deviasi sebesar statistik peneliti yang dilakukan maka dapat
21,348, Dari hasil nilai dari p value didapatkan disimpulkan bahwa rata-rata usia responden
angka 0,019, artinya p<0,05 maka dapat yang terdiagnosa penyakit jantung koroner
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang berada pada rata-rata usia 55-56 tahun,serta

69
Agus Purnama

terdapat adanya peningkatan kualitas hidup Journal of the Korean Geriatrics Society
pada pasien yang dilakukan edukasi 15.2 (2011): 107-112.
kemudian dari hasil analisa bivariat 10. Notoadmodjo, Soekidjo. Metode
didapatkan hubungan, baik pada kelompok Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta.
kontrol maupun kelompok intervensi antara (2010).
edukasi dengan kualitas hidup pada pasien 11. Hou, Nan, et al. Relationship of age and
dengan diagnosis penyakit jantung koroner sex to health-related quality of life in
patients with heart failure. American
Daftar Pustaka Journal of Critical Care 13.2 (2004): 153-
1. Yancy, Clyde W., et al. 2013 ACCF/AHA 161.
guideline for the management of heart 12. Juliarta Delf, (2012) Faktor-faktor Yang
failure: a report of the American College Berhubungan Dengan Gejala
of Cardiology Foundation/American berulangnya Penyakit Hipertensi Pada
Heart Association Task Force on Pasien Rawat Jalan di Klinik Utama
Practice Guidelines. Journal of the Jantung Cinere Depok Tahun 2012:
American College of Cardiology 62.16 Skripsi
(2013): e147-e239. 13. Widiastuti, Ani. Efektifitas Edukasi
2. World Health Organization. Prevention of Terstruktur Berbasis Teori Perilaku
cardiovascular disease. World Health Terencana Terhadap Pemberdayaan
Organization, 2014. dan Kualitas Hidup Pasien Penyakit
3. Dasar, Riset Kesehatan. Riskesdas Jantung Koroner di Rumah Sakit Pondok
2013. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan Indah Jakarta. Jakarta: Thesis.
(2013). Universitas Indonesia (2012).
4. Ippolito-Shepherd, Josefa, M. T. 14. Wahyuni, Aria, and Ovta Sari Kurnia.
Cerqueira, and D. P. Ortega. Health- Hubungan Self Caredan Motivasi dengan
promoting schools regional initiative of Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung.
the Americas. Promotion & education Jurnal Keperawatan Padjadjaran 2.2
12.3-4 (2005): 220-9. (2014).
5. Guo, Ping, Linda East, and Antony 15. Macken, Lynda C. Partners together in
Arthur. A preoperative education health: Health-related quality of life
intervention to reduce anxiety and outcomes in coronary artery bypass
improve recovery among Chinese patients and partners. University of
cardiac patients: a randomized controlled Nebraska Medical Center, 2012.
trial. International Journal of Nursing 16. Reid, Robert D., et al. Effect of an
Studies 49.2 (2012): 129-137. intervention to improve the
6. World Health Organization. Prevention of cardiovascular health of family members
cardiovascular disease. World Health of patients with coronary artery disease:
Organization, 2008 a randomized trial. Cmaj 186.1 (2014):
7. Chaudhury, Suprakash, and Kalpana 23-30.
Srivastava. Relation of depression, 17. Cobb, Stephanie L., Debra J. Brown, and
anxiety, and quality of life with outcome Leslie L. Davis. Effective interventions for
after percutaneous transluminal coronary lifestyle change after myocardial
angioplasty. The scientific world journal infarction or coronary artery
2013 (2013). revascularization. Journal of the
8. Lin, Mau-Roung, et al. Comparisons of American Academy of Nurse
the brief form of the World Health Practitioners 18.1 (2006): 31-39.
Organization Quality of Life and Short 18. Dudek Dominika, Dudek Dariusz, Marcin
Form-36 for persons with spinal cord Siwek, Datka Wojciech, Rzaszutko
injuries. American journal of physical Tukas (2007), Depressive Symptoms in
medicine & rehabilitation 86.2 (2007): Patients with Coronary Artery Disease
104-113. after Percutaneous Coronary
9. Yoon, Seong Gyu, et al. Effects of Interventions (PCIs), vol 3, pp 63-70 :
Percutaneous Coronary Intervention on Journal of psychiatry and pshycotherapy
Depressive Mood in Elderly Patients. 3 (2007): 31-39

70
Agus Purnama

19. Nuraeni, Aan, et al. Faktor yang


Memengaruhi Kualitas Hidup Pasien
dengan Penyakit Jantung Koroner.
Jurnal Keperawatan Padjadjaran 4.2
(2016).
20. Shaw, Leslee J., et al. Impact of ethnicity
and gender differences on angiographic
coronary artery disease prevalence and
in-hospital mortality in the American
College of Cardiology-National
Cardiovascular Data
Registry. Circulation 117.14 (2008):
1787.
21. Lucas-Carrasco, Ramona, Ken Laidlaw,
and Michael J. Power. Suitability of the
WHOQOL-BREF and WHOQOL-OLD for
Spanish older adults. Aging & mental
health 15.5 (2011): 595-604.
22. Shaw, Leslee J., et al. Optimal medical
therapy with or without percutaneous
coronary intervention to reduce ischemic
burden. Circulation 117.10 (2008): 1283-
1291.

71

Anda mungkin juga menyukai