Anda di halaman 1dari 8

KOVALEN, 3(3):269-276, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

PRODUKSI ENZIM LIPASE DARI Aspergillus niger ISOLAT KAPANG KOPRA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIUM KELAPA PARUT

[Lipase Production from Aspergillus niger of Copra Mold Isolates Using Grated
Coconut Medium]

Indah1*, Mappiratu1, Musafira2


1)
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km.9, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp. 0451- 422611
2)
Universitas Sulawesi Barat
Jln. Prof. Dr. Baharuddin Lopa, SH, Talumung, Majene, Sulawesi Barat, Telp/Fax: (0422) 22559

*)Coresponding author: indaherlan09@gmail.com (hp: 082293580306)

Diterima 20 Juli 2017, Disetujui 10 Oktober 2017

ABSTRACT
The investigation about the lipase enzyme production from Aspergillus niger using grated coconut as
a medium has been done. The aim of the study is to determine the best incubation time, pH and water
content which produced lipase enzyme with high activity. Randomized Block Design (RBD) with 2
factorial pattern (incubation time and pH of the medium) was used in this research. Each factor
consists of three levels and it was done in triplo. The level of incubation time and of pH were 48, 60,
72 hours and pH 5, 6, and 7, respectively. The observed parameter was the obtained lipase enzyme
activity. The result showed that the highest activity was achieved at pH 7 for 48 hours of incubation
time with 45% of water content. The amount of lipase enzyme activity was 1.70 µmol/ml.minutes.

Keywords: mold coconut, Aspergillus niger, lipase

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang produksi enzim lipase dari Aspergillus niger isolat kapang kopra
dengan menggunakan medium kelapa parut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu
inkubasi terbaik, pH medium terbaik dan kadar air medium terbaik yang menghasilkan enzim lipase
dengan aktivitas tertinggi. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
faktorial yang terdiri atas 1 faktor kelompok yaitu waktu inkubasi terdiri atas 3 taraf (48 jam, 60 jam
dan 72 jam) dan 2 faktor yaitu pH medium terdiri atas 3 taraf (pH 5, pH 6 dan pH 7) dan kadar air
medium terdiri atas 3 taraf yaitu (25%, 35% dan 45%) yang masing-masing dilakukan secara triplo.
Parameter yang diamati adalah aktivitas enzim lipase yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan
waktu inkubasi terbaik adalah 48 jam, pH medium terbaik adalah pH 7 dan kadar air medium terbaik
adalah kadar 45% dalam produksi enzim lipase dengan aktivitas tertinggi yang diperoleh adalah 1,70
µmol/ml.menit.

Kata Kunci : Kelapa berjamur, Aspergillus niger, lipase

Indah dkk. 269


KOVALEN, 3(3):269-276, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

LATAR BELAKANG produksi enzim lipase dari mikroba lokal.


Pemanfaatan enzim dalam bidang Adapun produksi lipase dapat dilakukan
bioteknologi dan industri semakin melalui teknik fermentasi secara substrat
meningkat, oleh karena itu pengkajian padat dengan menggunakan
enzim perlu dilakukan untuk dapat mikroorganisme khususnya kapang.
digunakan dalam bidang tersebut. Sifat Kapang merupakan jenis mikroba yang
enzim yang sangat spesifik dibandingkan memenuhi 80% kebutuhan substratnya
dengan katalis anorganik menyebabkan dari makromolekul berantai karbon
enzim banyak digunakan dalam berbagai (Putranto et al., 2006). Pemanfaatan
proses industri pangan maupun non kapang pada proses fermentasi
pangan. Selain itu, lebih dari 70% industri memungkinkan terjadinya perombakan
kimia menggunakan enzim sebagai katalis. komponen bahan yang sulit dicerna
Hal tersebut dikarenakan penggunaan menjadi lebih tersedia, sehingga
enzim mempunyai beberapa keuntungan, dimungkinkan nilai nutrisinya juga
yaitu mempunyai aktivitas yang selektif, meningkat. Kualitas produk fermentasi
aman, mudah dikontrol, dapat didegradasi tergantung pada jenis mikroba serta
secara biologis, memiliki daya katalitik medium padat yang digunakan. Kadar
yang tinggi. Selain itu, reaksi enzimatik protein produk fermentasi menggunakan
yang terjadi tidak menghasilkan produk Aspergillus niger lebih baik dibandingkan
samping dan enzim dapat aktif pada suhu dengan Rhizopus oligosporus (Kompiang
dan pH tertentu, sehingga enzim sangat et al., 1994).
potensial untuk menggantikan katalis Medium padat yang dapat digunakan
kimiawi dalam bidang industri (Lin et pada penumbuhan Aspergillus niger ialah
al.,1998). kelapa. Kelapa yang diolah menjadi kopra
Enzim yang cukup banyak dikaji dimanfaatkan sebagai bahan baku pada
adalah enzim lipase. Enzim ini dibutuhkan industri pembuatan minyak nabati.
oleh beberapa industri, karena dapat Pembuatan kopra dapat dilakukan secara
menghasilkan asam lemak yang tradisional dalam beberap tahapan,
digunakan sebagai bahan baku meliputi pengupasan tempurung kelapa,
pembuatan deterjen, pembuatan polimer penjemuran sampai kering, dan
dan zat pengemulsi pada industri farmasi. pengasapan. Pada proses pengolahan
Gliserol selain digunakan untuk bahan tersebut, seringkali dijumpai kopra yang
peledak, banyak juga digunakan dalam rusak atau berjamur. Sekitar 1-5% kelapa
bidang kosmetik dan obat-obatan (Crueger yang diolah menjadi kopra dapat berjamur,
& Crueger, 1984). Indonesia yang kaya sehingga biasanya hanya menjadi limbah.
akan keanekaragaman hayati memiliki Kopra yang berjamur tersebut dapat
peluan besar untuk mengembangkan digunakan sebagai sumber mikroba

Indah dkk. 270


KOVALEN, 3(3):269-276, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

penghasil enzim, seperti lipase. Kadar air daging buah kelapa parut kering, bahan
yang masih tinggi pada kopra merupakan lain terdiri atas bahan medium
media yang baik untuk pertumbuhan pertumbuhan mikroba untuk isolasi dan
mikroba utamanya jenis kapang. Jenis bahan kimia untuk analisis aktivitas enzim
kapang yang biasanya tumbuh pada kopra yang terdiri atas: medium Potato Dextrosa
dan telah teridentifikasi adalah Aspergillus Agar (PDA), medium Nutrien Agar (NA),
niger dan genus Penicillium (Dali & Pirman kalsium klorida, asam tartrat, alkohol,
2005). aseton, minyak zaitun, natrium klorida,
Penggunaan Aspegillus niger indikator metil merah, indikator
sebagai sumber lipase ekstraseluler Phenopthalien, buffer posfat (pH 5, 6 dan
sangat potensial karena memiliki 7), inokulum kapang Aspergillus niger,
keunggulan dalam menghasilkan enzim minyak kelapa, aseton-etanol (1:1 v/v) dan
ekstraselular dengan aktivitas tinggi dan natrium hidroksida.
pemeliharaannya yang mudah. Selain itu, Peralatan yang digunakan dalam
secara ekonomi mudah didapat dengan penelitian mencakup: labu ukur, corong
harga yang murah dan berkembang pada bukhner, penangas air, buret, statif, klem,
media yang relatif lebih murah. pipet, mesin kocok, neraca analitik, lemari
Murni et al. (2011) telah melakukan pendingin, mikroskop, sterilisator,
peneltian tentang produksi, karakterisasi, inkubator dan alat-alat gelas lain yang
dan isolasi lipase dari Aspergillus niger umum digunakan dalam Laboratorium
dengan menggunakan induser minyak Mikrobiologi Dan Laboratorium Kimia.
goreng sawit dan melaporkan bahwa
Prosedur Penelitian
aktivitas enzim lipase tertinggi (1,5
Isolasi mikroba penghasil enzim lipase
µmol/ml.menit) dicapai pada waktu 12 jam, pada kopra berjamur (Mappiratu, 1997).
pH 7, dan suhu 30°C. Kopra yang digunakan sebagai
Mengacu dari penelitian sebelumnya sampel adalah kopra berjamur. Isolasi
dan melihat banyaknya manfaat dari enzim kapang dilakukan menggunakan metode
lipase maupun Aspergillus niger, maka tuang. Kopra berjamur dihancurkan,
dalam penelitian ini akan dilakukan kemudian ditimbang sebanyak 1 gram,
produksi enzim lipase dari Aspergillus selanjutnya disuspensikan dengan air
niger isolat kapang kopra dengan destilata steril sebanyak 10 ml. Suspensi
menggunakan medium kelapa parut. yang telah diperoleh diencerkan dengan
METODE PENELITIAN pengenceran sampai 10-4. Larutan hasil
Bahan dan Peralatan pengenceran masing-masing diambil 0,1
Bahan utama yang digunakan dalam ml, kemudian dituangkan dalam agar
penelitian ini adalah kopra berjamur, cawan PDA yang mengandung asam

Indah dkk. 271


KOVALEN, 3(3):269-276, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

tartrat 10% dengan kandungan 3 g/100 g M dengan rasio 2:1. Campuran dikocok
PDA. Medium ini adalah medium selektif selama 1 jam diatas mesin kocok,
untuk kapang. Medium agar cawan PDA selanjutnya disaring filtratnya ditampung
yang telah diinokulasi diinkubasi pada sebagai larutan enzim lipase dan diuji
suhu 370C selama 3 hari. Kapang yang aktivitasnya.
tumbuh dipindah tumbuhkan pada medium
Penetuan aktivitas enzim (Linfield et al.,
NA yang mengandung minyak zaitun 1 %, 1984)
indikator metil merah 9,93 %. Medium Minyak kelapa sebanyak 2 g,
yang telah diinokulasi tersebut diinkubasi dimasukkan kedalam erlenmeyer bertutup
0
pada suhu 37 C selama 3 hari. Koloni 500 ml, kemudian ditambahkan 4 ml
yang tumbuh yang mempunyai areal larutan buffer 0,01 M (pH 6,0), 1 ml larutan
merah mudah disekelilingnya, dipindahkan kalsium klorida 1 M dan 1 ml filtrate
pada agar miring PDA, diinkubasi pada (larutan enzim). Campuran selanjutnya
0
suhu 37 C selama 3 hari. Kultur yang diinkubasi pada inkubator bergoyang
diperoleh diidentifikasi dan digunakan agitasi 300 rpm pada suhu ruang selama 1
sebagai kultur untuk produksi lipase. jam. Setelah waktu inkubasi tercapai
segera substrat enzim diinaktifkan dengan
Produksi enzim lipase (Mappiratu, 1997)
penambahan campuran aseton-etanol (1:1
Produksi lipase dilakukan pada
v/v) sebanyak 10 ml. Lalu campuran dibuat
medium padat, yakni pada medium kelapa
homogen dengan pengocokan, kemudian
parut kering dengan cara sebagai berikut :
ditambahkan 3 tetes indikator pp dan
50 g kelapa parut kering dimasukkan
dititrasi dengan larutan natrium hidroksida
dalam Erlenmeyer 500 ml kemudian
standar sampai campuran berwarna merah
ditambahkan larutan buffer posfat dengan
jambu. Untuk blanko dilakukan dengan
pH sesuai perlakuan (pH 5, pH 6, pH 7).
cara yang sama akan tetapi setelah
Penambahan buffer dilakukan sesuai
ditambahkan enzim langsung ditambahkan
perlakuan (25%, 35% dan 45%) atas dasar
dengan campuran aseton-etanol 1:1 (v/v).
berat kelapa parut kering. Campuran
Aktivitas lipase yang dinyatakan dalam
diaduk hingga homogen, kemudian
satuan µmol FFA perml enzim permenit
ditambahkan inokulum kapang Aspergillus
dihitung menggunakan persamaan :
niger konsentrasi 1% atas dasar berat
kelapa parut kering. Campuram diinkubasi ( )
Aktivitas lipase =
dengan inkubator bergoyang pada suhu Keterangan :
ruang dengan waktu inkubasi sesuai A = volume NaOH sampel (mL)
B = volume NaOH blanko (mL)
perlakuan (48, 60 dan 72 jam). Lipase
N NaOH = 0,05 N
yang ada dalam medium diekstrak 1000 = nilai konversi dari mmol ke µmol
menggunakan larutan kalsium klorida 0,01 V = volume enzim (mL)
t = waktu inkubasi

Indah dkk. 272


KOVALEN, 3(3):269-276, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

HASIL DAN PEMBAHASAN yang merupakan koloni penghasil lipase.


Isolat kapang kopra Aspergillus niger Hal yang sama ditemukan oleh Mappiratu
penghasil enzim lipase (1997), yang telah mengidentifikasi setiap
Isolasi kapang penghasil lipase yang
koloni berdasarkan morfologisnya dengan
tumbuh pada kopra dilakukan
menunjukkan bahwa morfologi koloni
menggunakan medium Potato Dextrosa
berwarna hitam merupakan morfologi
Agar (PDA) selektif kapang yang
kapang Aspergillus niger, koloni berwarna
dilanjutkan dengan medium Nutrien Agar
hijau terang sama dengan morfologi
(NA) yang mengandung minyak dan
Aspergillus flavus dan koloni berwarna
indikator metil merah (medium Morinaga et
kuning kehijauan sama dengan morfologi
all., 1986). Medium nutrien agar ini
kapang Rhizopus sp.
merupakan medium selektif kapang
penghasil lipase. Kapang yang Aktivitas Enzim Lipase Aspergillus
niger Isolat Kapang Kopra.
memproduksi lipase akan menghidrolisis
Produksi enzim lipase oleh kapang
minyak menghasilkan warna merah muda
termasuk kapang Aspergillus niger dalam
dengan indikator metil merah sehingga
proses fermentasi dengan aktivitas enzim
kapang penghasil lipase akan
tertinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor
menampakkan areal merah muda
antara lain, faktor lama inkubasi, pH
disekeliling koloni karena adanya indikator
medium dan kadar air media (August,
metil merah.
2000). Hasil yang diperoleh
memperlihatkan aktivitas enzim lipase
yang terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1 Aktivitas enzim lipase Aspergillus


niger isolate kapang kopra

Gambar 1. Kapang Aspergillus niger


dengan areal merah muda
disekeliling koloni

Hasil pengamatan menunjukkan


terdapat beberapa jenis kapang penghasil
lipase yang tumbuh pada kopra. Hal ini
ditandai dari adanya beberapa koloni yang
menghasilkan areal merah muda
disekeliling koloni. Kemudian dengan
pemisahan lanjut untuk menghasilkan satu
koloni ditemukan koloni yang berwarna
hitam, hijau terang dan kuning kehijauan

Indah dkk. 273


KOVALEN, 3(3):269-276, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

sampai pada hari ke dua, setelah itu terjadi


penurunan aktivitas enzim lipase. Hal ini
disebabkan karena pada hari pertama
hingga hari ke dua (48 jam) pertumbuhan
mikroba memasuki fase eksponensial.
Namun setelah hari ke dua jumlah
mikroorganisme menurun, berarti
pertumbuhan telah memasuki fasa
Gambar 2. Pengaruh pH medium dan
stationer dan fasa kematian karena nutrien
kadar air medium terhadap
aktivitas enzim lipase pada di dalam medium dan energi cadangan di
waktu 48 jam.
dalam sel sudah habis sehingga aktivitas
enzim menurun dengan drastis.
Menurut Maryanty et al., (2010)
dalam produksi crude lipase dari
aspergillus niger pada substrat ongok
menggunakan metode fermentasi fasa
padat didapatkan hasil bahwa pada jam
ke-36 sampai 60 jamur mengalami
Gambar 3. Pengaruh pH medium dan pertumbuhan terus menerus. Pada fase ini
kadar air medium terhadap mikroba membelah dengan cepat dan
aktivitas enzim lipase pada
waktu 60 jam. konstan mengikuti kurva logaritmik. Pada
waktu ke-72 sampai 108 merupakan fase
stationer.
pH maksimum enzim lipase
Aktivitas enzim lipase dilakukan
dengan variasi pH yaitu pH 5, 6 dan 7.
Hasil pengamatan aktivitas enzim lipase
maksimum yang dicapai pada pH 7
(netral). Menurut Christakopoulus (1992)
Gambar 4. Pengaruh pH medium dan
kadar air medium terhadap dimana pada pH tinggi atau rendah
aktivitas enzim lipase pada memungkinkan terjadinya denaturasi dan
waktu 72 jam.
ini akan mengakibatkan menurunnya
Waktu inkubasi enzim lipase aktivitas enzim. Karena enzim merupakan
Berdasarkan ketiga gambar diatas protein, perubahan pH akan menyebabkan
(Gambar 2, 3 dan 4) menunjukkan bahwa ionisasi pada molekul protein berubah
aktivitas enzim lipase meningkat seiring pula. Perubahan ini akan mengakibatkan
dengan bertambahnya waktu fermentasi struktur tiga dimensinya berubah sehingga

Indah dkk. 274


KOVALEN, 3(3):269-276, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

fungsi katalitiknya terganggu. Hal tersebut Berdasarkan hasil yang didapatkan


dapat dilihat dari grafik diatas, pada kadar air 45% merupakan aktivitas lipase
aktivitas enzim pada pH 6 masih tertinggi. Hal ini disebabkan karena
menunjukkan aktivitas lebih rendah kebanyakan jamur dapat tumbuh pada
dibanding pada pH 7. Selain itu, terlihat kisaran pH yang luas yaitu pH 2-8,5 tetapi
pada ketiga gambar diatas, terdapat biasanya pertumbuhannya akan lebih baik
rentang pH yang dapat menyebabkan pada kondisi asam atau pH netral
aktivitas lipase tertinggi, dan pH inilah (Srikandi.F, 1989). Selain itu kadar air dari
yang dinamakan dengan pH optimum. bahan juga sangat mempengaruhi laju
Besarnya pH optimum yang sama, yaitu reaksi enzimatik, kadar air yang rendah
pH = 7 (netral), dilaporkan untuk lipase dari menghambat kerja enzim atau substrat,
Calvatia gigantean (Christakopoulos, akibatnya hidrolisis hanya terjadi pada
1992). Selain itu, menurut penelitian Murni bagian substrat yang langsung
et al., (2011), dimana aktivitas enzim berhubungan dengan enzim.
lipase optimum dari Apergilus niger berada
KESIMPULAN
pada pH 7 dengan aktivitas sebesar 1,5
Berdasarkan hasil penelitian yang
µmol/ml.menit.
telah dilakukan, didapatkan waktu inkubasi
Kadar air enzim lipase
kapang Aspergillus niger pada medium
Tingkat keasaman (pH) larutan atau
kelapa parut yang menghasilkan enzim
jumlah air pada medium sering diatur pada
lipase dengan aktivitas tertinggi adalah
saat dilakukan inkubasi. Kadang-kadang
pada waktu inkubasi 48 jam. pH medium
jumlah air medium diatur saat dilakukan
yang menghasilkan enzim lipase dengan
penambahan larutan asam maupun basa
aktivitas tertinggi adalah pH 7, sedangkan
(bahan). Tingkat keasaman medium perlu
kadar air medium kelapa parut yang
diatur pada pH yang cocok untuk
menghasilkan enzim lipase dengan
pertumbuhan mikroba karena kebanyakan
aktivitas tertinggi adalah kadar air 45%,
mikroba hanya tumbuh pada daerah pH
dengan aktivitas tertinggi 1,70
tertentu. Pengaturan tersebut biasanya
µmol/ml.menit.
dengan penambahan buffer yang cocok.
Buffer adalah suatu larutan bahan kimia UCAPAN TERIMAKASIH
yang digunakan untuk mempertahankan Secara khusus peneliti
pH suatu larutan. Salah satu buffer yang menyampaikan ucapan terima kasih
biasa dipakai adalah buffer fosfat. Pada kepada Laboran Jurusan Kimia dan
penelitian ini digunakan buffer fosfat Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMAKIM)
dengan berbagai kadar air yakni 25%, FMIPA UNTAD.
35%, dan 45%.

Indah dkk. 275


KOVALEN, 3(3):269-276, Desember 2017 e-ISSN: 2477-5398

DAFTAR PUSTAKA Substrat Ongok Menggunakan


Metode Fermentasi Fasa Padat.
August, E. G. 2000. Kajian lipase amobil
Jurnal Pengembangan Teknologi
dari Aspergillus niger pada
Kimia. 4 (2) : 59-64.
pembuatan MAG yang bersifat
antibakteri dati minyak kelapa. Morinaga, T, S. Kanda, R. Naomi. 1986.
(Tesis). Bogor: Program Pasca Lipase Production Of a New
Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Thermophilic Fungus Humicols
Christakopoulos, P., Constantina Tzia, lanuginosa Var. Catenulata.
Dimitris Kekos, Basil J. Macris. 1992, International Journal Ferment
Production and characterization of Technol. 64 (5) : 451-453.
extracellular lipase from Calvatia Murni Sri Wahyu, Siti Diyar Kholisoh,
gigantean. Journal Appl Microbiol Renaldo A. N., Nurul Arifin S. S.
Biotecnol. l32:194-197. 2011. Produksi Enzim Lipase dari
Crueger W., Crueger A. 1984. Aspergillus niger dengan Induser
Biotechnology: A Textbook of Minyak Goreng Sawit. Jurnal
Industrial Microbiology. Science Tech Pengembangan Teknologi Kimia. 21
Inc. USA. (7) : 88-94.

Dali S., Pirman. 2005. Eksplorasi dan Putranto, A.R., Santoso, D., Tri-
Isolasi Enzim Lipase dari Fungi Panji,Suharyanto, Budiani A. 2006.
Inperfekti (genus Aspergillus dan Karakterisasi Gen Penyandi Lipase
Penicillium indigenus). Laporan dari Kapang Rhizopus oryzae dan
Penelitian. Makassar: UNHAS. Absidia corymbifera. Menara
Perkebunan. 74(1):23-32.
Kompiang, I P., J. Darma, T. Purwadaria,
A. Sinurat, Supriyati. 1994. Laporan Srikandi F.1989. Mikrobiologi Pangan.
Hasil Penelitian Protein Enrichment: Bogor: Pusat antar Universitas
Studi Cassava Enrichment melalui Pangan dan Gizi.
Proses Biologi bekerjasama dengan
Proyek Pengembangan Penelitian
Pertanian Nasional Badan Litbang
Pertanian.
Lin, L. L., Chyau, C. C., Hsu, W. H. 1998.
Production and Properties of a Raw-
Starch Degrading Amylase from
Thermophilic and Alkaliphilic Bacillus
sp. TS-23. Biotechnology and
Applied Biochemistry. 28 (4) : 61–68.
Linfield, W.M., D.J. O’Brien, S. Serota,
R.A. Barauskas. 1984. Lipid- lipase
interactions. I. Fat splitting with
lipase from Candida rugosa. J.
Am. Oil Chem Soc. 61 (1) : 1067-
1071.
Mappiratu. 1997. Isolasi Mikroba Penghasil
Enzim Protease, Amilase dan Lipase
serta Pengujian Potensi
Produksinya. (Tesis). Palu: Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako.
Maryanty Yanty, Hesti Pristianti, Paulina
Ruliawati. 2010. Produksi Crude
Lipase Dari Aspergillus niger Pada

Indah dkk. 276

Anda mungkin juga menyukai