SKRIPSI
Kata Kunci : Komposit Matrik Logam, MMC, Abu Vulkanik, Al/SiC, Sifat
Mekanik, Mikrostruktur
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH PENGADUKAN VARIASI CAMPURAN SERBUK
ALUMINIUM, SILICON CARBIDE DAN ABU VULKANIK TERHADAP
SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan
Strata-1 (S1) pada Departemen Teknik Mesin Sub bidang Produksi, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit kesulitan yang dihadapi
penulis, namun berkat dorongan, semangat, doa dan bantuan baik materil, moril
dari berbagai pihak akhirnya kesulitan itu dapat teratasi. Untuk itu sebagai
manusia yang harus tahu terimakasih, dengan penuh ketulusan hati penulis
mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Ir. Alfian Hamsi, M.Sc. selaku Dosen pembimbing, yang dengan
penuh kesabaran telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada
penulis.
2. Bapak sebagai dosen pembanding I dan bapak sebagai dosen pembanding
II yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi
ini.
3. Bapak Dr. Ir. M. Sabri, M.T selaku Ketua Departemen Teknik Mesin
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Terang UHSG Manik, ST. MT selaku Sekretaris Departemen
Teknik Mesin Universitas Sumatera.
5. Kedua orang tua penulis, C. Manullang dan D. Simamora, dan juga Kakak
dan Abang tercinta, dan segenap keluarga yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, yang tidak pernah putus-putusnya memberikan dukungan, doa
serta kasih sayangnya yang tak terhingga kepada penulis.
6. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Departemen Teknik Mesin, yang
telah membimbing serta membantu segala keperluan penulis selama
penulis kuliah.
i
Universitas Sumatera Utara
7. Seluruh rekan mahasiswa angkatan 2012 serta semua rekan mahasiswa
Teknik Mesin yang telah mendukung dan memberi semangat kepada
penulis
ii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
i
Universitas Sumatera Utara
2.6.1. Aplikasi Aluminium .....................................................................27
2.6.2. Proses Pembuatan Aluminium ....................................................27
2.6.3. Aluminium dan paduannya/Alloy ................................................32
2.6.4. Sifat Mekanik Alumunium...........................................................34
2.7. Silicon Carbida (SiC).............................................................................36
2.7.1. Aplikasi Silicon Carbide ..............................................................39
2.7.2. Proses Pembuatan SiC..................................................................40
2.8. Abu Vulkanik ........................................................................................42
2.8.1. Proses Pembentukan Abu Vulkanik .............................................43
2.8.2. Karakteristik Abu Vulkanik .........................................................44
2.8.3. Struktur Abu Vulkanik .................................................................44
2.8.4. Manfaat Abu Vulkanik.................................................................45
2.8.5. Karakteristik Abu Vulkanik .........................................................46
2.9. Pengujian ...............................................................................................48
2.9.1. Kekerasan .....................................................................................48
2.9.2. Bending ....................................................................................... 52
2.9.3. Struktur Mikro..............................................................................53
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................55
3.1. Tempat dan Waktu.................................................................................55
3.2. Bahan dan Peralatan ..............................................................................55
3.2.1. Bahan............................................................................................55
3.2.2. Peralatan .......................................................................................57
3.3. Diagram Alir Penelitian .........................................................................64
3.4. Prosedur pengujian ................................................................................65
3.4.1. Proses Penimbangan Serbuk ........................................................65
3.4.2. Proses Pengadukan Serbuk ..........................................................65
3.4.3. Proses Pencetakan Spesimen........................................................65
3.4.4. Proses Sintering............................................................................66
3.4.5. Pengujian Kekerasan ....................................................................66
3.4.6. Pengujian Bending .......................................................................66
3.4.7. Pengujian Metalografi ..................................................................67
BAB IV HASIL ANALISIS DAN DISKUSI .....................................................68
ii
Universitas Sumatera Utara
4.1. Hasil Pencetakan Spesimen ...................................................................68
4.2. Hasil Uji Kuat Tekan (Bending) ............................................................69
4.3. Hasil Pengujian Kekerasan (Vickers Test) ............................................71
4.4. Hasil Pengujian Mikrostruktur ..............................................................73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................77
5.1. Kesimpulan ............................................................................................77
5.2. Saran .....................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
iv
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.8. Mesin Ayakan ...................................................................................60
Gambar 3.9. Timbangan Digital.............................................................................61
Gambar 3.10. Mesin Furnance ...............................................................................62
Gambar 3.11. Polishing machine ...........................................................................62
Gambar 3.12. Cetakan ............................................................................................63
Gambar 3.13. Stopwatch ........................................................................................63
Gambar 3.14. Diagram Alir Proses Penelitian .......................................................64
Gambar 4.1. Spesimen Setelah Sintering ...............................................................68
Gambar 4.2. Pengujian Bending ............................................................................69
Gambar 4.3. Grafik Variasi Komposisi Pengujian Bending ..................................70
Gambar 4.4. Grafik Variasi Komposisi Pengujian Kekerasan (Vickers)...............72
Gambar 4.5. Struktur mikro dengan komposisi 0 % abu vulkanik ........................73
Gambar 4.6. Struktur mikro dengan komposisi 5 % abu vulkanik ........................74
Gambar 4.7. Struktur mikro dengan komposisi 10 % abu vulkanik ......................75
Gambar 4.8. Struktur mikro dengan komposisi 15 % abu vulkanik ......................75
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
vi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Dari sekian proses pembuatan serbuk, proses yang banyak dipakai adalah
proses atomisasi. Proses pembuatan serbuk bisa di kategorikan melalui tiga
macam cara yaitu : secara fisik, secara kimiawi, dan secara mekanik.
1. Metode Fisik
Pembuatan serbuk dengan metode fisik yang paling banyak digunakan adalah
proses atomisasi yang prinsipnya adalah mengalirkan logam cair melalui
celah nozzle. Kemudian aliran logam cair disemprotkan dengan tekanan udara
atau air sehingga membeku menjadi serbuk. Dalam proses ini harus
diperhatikan lubang alat, temperatur proses dan tekanan penyemprotan karena
hal ini berhubungan erat dengan sifat dari serbuk. Ukuran serbuk hasil
atomisasi mempunyai variasi yang luas tergantung dari kondisi proses yang
digunakan. Peningkatan tekanan gas atau air akan menghasilkan serbuk yang
lebih halus. Pembuatan serbuk dengan metode ini biasanya digunakan untuk
logam Cu, Al, Zn, Pb, dan logam lain yang mempunyai temperatur lebur
rendah. Atomisasi air adalah teknik yang paling umum untuk memproduksi
serbuk dari logam yang mempunyai titik lebur dibawah 1600 oC. Air yang
bertekanan tinggi disemprotkan secara langsung pada lelehan logam,
sehingga memaksa disintegrasi dari lelehan logam tersebut dan terjadi
pemadatan dengan cepat.
2. Metode Kimia
Prinsip dari metode kimia adalah proses dekomposisi kimia suatu senyawa
logam. Reaksi reduksi dan oksidasi logam dengan hidrogen atau karbon
monoksida sebagai pereduksi merupakan reaksi dekomposisi yang
menghasilkan serbuk logam, menurut reaksi : MeO + H2 ----> Me + H2O (1)
MeO + CO ----> Me + CO2 (2). Reaksi (1) biasanya dipakai untuk
menghasilkan serbuk Cu dan reaksi (2) digunakan untuk menghasilkan
serbuk Fe. Beberapa metode kimia yang digunakan dalam pembuatan serbuk
adalah metode elektrolisa, reduksi oksidasi. Produksi serbuk dengan metode
elektrolisa ini seperti pada proses refining dari tembaga, pada katoda
2.1.4 Sintering
Sinteringadalah proses pemanasan sampai temperatur tinggi yang
menyebabkan bersatunya partikel dan meningkatnya efektivitas reaksi tegangan
permukaan. Selama proses ini terbentuk batas-batas butir yang merupakan tahap
rekristalisasi dan gas-gas yang ada menguap. Proses sinter serbuk logam pada
umumnya dapat digunakan dapur komersial, namun beberapa jenis logam tertentu
memerlukan dapur-dapur khusus. Waktu pemanasan berbeda untuk jenis logam
yang berlainan dan tidak diperoleh manfaat tambahan dengan diperpanjangnya
waktu pemanasan (sinter). Lingkungan sangat berpengaruh karena benda mentah
terdiri dari partikel yang kecil yang mempunyai daerah permukaan yang luas, oleh
karena itu lingkungan harus terdiri dari gas reduksi atau nitrogen untuk mencegah
terbentuknya lapisan oksida pada permukaan selama proses pemanasan. Ada dua
jenis dapur yang dipakai, dapur satuan (batch type furnance) dan dapur kontinu.
Selama proses sinter terjadi perubahan dimensi baik berupa pengembangan
Ada empat tahapan yang terjadi dalam proses sinter, yaitu: titik kontak
(point contact), tahap awal (initial contact), tahap menengah (intermediate
contact) dan tahap akhir (final stage) :
2.2 Komposit
Material komposit didefinisikan sebagai campuran makroskopik
antaraserat dan matrik yang bertujuan untuk menghasilkan suatu material baru
yangmemiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dari unsur penyusunnya.
Denganperbedaan material penyusun komposit, maka antara matrik dan penguat
harussaling berinteraksi antar muka (interface), sehingga perlu ada
penambahanmaterial katalis. Pada material komposit serat berfungsi untuk
memperkuatmatrik berfungsi untuk melindungi serat dari efek lingkungan dan
kerusakanakibat benturan (impact), (Syahru 2010).
Gambar 2.7 Beberapa contoh aplikasi Komposit Matrik Logam (MMC) dalam
duniaindustri (a) Brake rotors for high speed train, (b) Automotive breaking
systems, (c)automotive pushrods, and (d) Cor for HV electrical wires (Smallman,
1995)
2. Proses Hall-Heroult
Peleburan alumina menjadi aluminium metalik terjadi dalam tong baja yang
disebut panci reduksi. Bagian bawah panci dilapisi dengan karbon, yang
bertindak sebagai satu elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem.
Elektroda berlawanan terdiri dari satu set batang karbon digantung di atas
panci, mereka diturunkan ke dalam larutan elektrolit dan ditahan sekitar 1,5 di
(3,8 cm) di atas permukaan aluminium cair yang menumpuk di lantai pot. Pot
Pengurangan tersebut diatur dalam baris (potlines) yang terdiri dari 50-200
pot yang dihubungkan secara seri untuk membentuk sebuah sirkuit listrik.
Setiap potline dapat menghasilkan 66,000-110,000 ton (60,000-100,000 ton)
dari aluminium per tahun. Sebuah pabrik peleburan khas terdiri dari dua atau
tiga potlines.
Di dalam panci pengurangan, kristal alumina dilarutkan dalam cryolite
cair pada suhu 1,760-1,780 ° F (960-970 ° C) untuk membentuk suatu
larutan elektrolit yang akan menghantarkan listrik dari batang karbon
untuk tempat tidur berlapis karbon dari pot. Sebuah arus searah (4-6
Sifat mekaniknya yang sangat baik, konduktivitas listrik dan termal tinggi,
ketahanan terhadap oksidasi kimia sangat baik. SiC juga memiliki sifat-sifat
penting sebagai berikut: unggul tahan oksidasi, unggul tahan rayapan, kekerasan
tinggi, kekuatan mekanik baik, Modulus Young sangat tinggi, korosi baik dan
tahan erosi, dan berat relatif rendah. material mentah SiC relatif murah, dan dapat
dibuat dalam bentuk-bentuk kompleks, dimana memungkinkan disiasati melalui
proses fabrikasi konvensional.
Silikon karbida berkelanjutan digunakan serat untuk monofilamen
berdiameter besar dan benang multifilamen halus. Silikon karbida serat secara
inheren lebih ekonomis dari serat boron, dan sifat serat silikon karbida umumnya
baik atau lebih baik dari pada boron. Komposit partikulat pada umumnya diberi
penguat material keramik seperti SiC, dan material keramik yang lainnya.
Hal ini dapat juga memperbaiki struktur tanah dan kandungan hara yang
miskin karena intensifikasi pertanian, serta menjernihkan air yang memiliki
kualitas rendah.
Abu vulkanik dalam jangka pendek dapat menurunkan tingkat keasaman
pada tanah tetapi dalam jangka panjang sangat bagus bagi manusia terutama pada
bidang pertanian.
Tanah yang subur normalnya memiliki pH 6 hingga 7 tetapi jika terkena
abu vulkanik menjadi 5 hingga 5.5, tingkat keasamannya.
2.9 Pengujian
2.9.1 Kekerasan
Pengujian kekerasan merupakan pengujian yang mengukur ketahanan
suatu material terhadap adanya deformasi plastis pada satu titik tertentu.
Pengujian kekerasan adalah sederhana, sehingga banyak dilakukan dalam
pemilihan bahan. Ada beberapa macam alat penguji kekerasan yang dipergunakan
sesuai dengan: bahan, kekerasan, ukuran dan lain-lain.
Kekerasan untuk sebuah produk hasil teknologi Powder Metallurgy,
dipengaruhi oleh:
1. Tekanan
Tekanan memiliki pengaruh terhadap nilai kekerasan dari produk hasil
metalurgi serbuk. Dengan semakin besarnya tekanan yang diberikan pada saat
proses kompaksi, maka ikatan antar partikel serbuk akan semakin kuat,
sehingga menyebabkan kerapatan yang tinggi. Hal inilah yang menjadikan
kekerasan bertambah besar.
2. Dimensi Benda
Dimensi dari benda hasil metalurgi serbuk mempengaruhi nilai distribusi
kekerasan. Dengan perbandingan diamter dan tinggi yang kecil, maka akan
didapatkan nilai distribusi kekerasan yang tinggi.
Keterangan :
VHN = Vickers Hardness Number
F = Force (Kgf)
D = Diagonal rata-rata
D= mm2
2.9.2 Bending
Pengujian bending merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan
yang dilakukan terhadap specimen dari bahan baik bahan yang akan digunakan
sebagai konstruksi atau komponen yang akan menerima pembebanan. Dengan
pembebanan ini bahkan akan mengalami deformasi dengan dua buah gaya yan
berlawanan bekerja saat yang bersamaan.
Berdasarkan kepada kebutuhan tersebut makan pengujian lengkung
dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Pengujian lengkung beban dan
b. Pengujian lengkung perubahan bentuk.
Pengujian lengkung beban ialah pengujian lengkung yang bertujuan
untuk mengetahui aspek-aspek kemampuan bahan uji dalam dalam menerima
pembebanan lengung, yakni :
a. Kekuatan atau tegangan lengkung (b)
b. Lenturan atau defleksi (f) Sudut yang terbentuk oleh lenturan atau sudut
defleksi.
c. Elastisitas (E)
Terdapat dua macam tipe pengujian bending, pengujian bending tiga titik
dan pengujian bending empat titik. Konfigurasi uji bending tiga titik dimana serat
penyusun komposit tegak lurus dengan panjang spesimen disebut uji bending
melintang (transverse bend test). Terdapat dua kemungkinan penyusunan serat,
yaitu dengan serat sejajar dengan panjang spesimen dan serat melintang terhadap
panjang spesimen. Berikut ini adalah gambar three point bending.
Keterangan :
Fmaks = Pembebanan
L = Jarak antar tumpuan
t = Tinggi specimen
W = Lebar specimen
Metalografi adalah cara untuk melihat struktur mikro dari sebuah paduan.
Metalografi juga dilakukan untuk melihat fasa, persen fasa, ukuran butiran,
pemeriksaan mikro memberikan informasi karakteristik-karakteristik struktural
mikro seperti ukuran butiran, bentuk dan distribusi fasa-fasa kedua dan inklusi-
inklusi non metalik.
Pengetahuan mengenai semua ini memberikan kemungkinan bagi
seseorang ahli metalurgi untuk dapat memperkirakan dengan pertimbangan
ketepatan sifat-sifat atau perilaku dari logam ketika digunakan untuk tujuan tujuan
tertentu. Struktur mikro dalam batasan tertentu, mampu memberikan sejarah yang
hampir lengkap dari logam tertentu yang telah mengalami perlakuan mekanik
maupun perlakuan panas.
Di industri-industri bahan dan metalurgi, analsisi struktur mikro
digunakan secara luas untuk spesifikasi bahan, kendali mutu bahan, evaluasi
proses dan analisis kerusakan logam.
3.2.2 Peralatan
1. Mesin Pengaduk
Mesin pengaduk yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengaduk
buatan sendiri dengan wadah pencampur. Mesin pengaduk dapat dilihat pada
gambar 3.4.
Spesifikasi:
1. Daya Motor : 350 W
2. Kecepatan : Kecepatan Tanpa beban 0-2500 rpm
3. Kapasitas Wadah : 1 Kg
5. Mesin Ayakan
Alat ini digunakan untuk pengayakan Abu Vulkanik dilakukan untuk
mendapatkan serbuk yang kecil dengan ukuran mesh 200. Pengayakan Abu
Vulkanik dapat dilihat pada gambar 3.8.
Spesifikasi:
1. Daya Motor : ¼ HP
2. Putaran Motor : 2840 RPm
3. Ukuran Mesh : 53 m - 275 m
7. Mesin Furnance
Mesin furnance digunakan untuk pemanggangan/sintering green compact
setelah dilakukan kompaksi. Mesin ini dapat dilihat pada gambar 3.10.
Spesifikasi:
1. Nama Mesin : Isuzu Seisakusho Furnance
2. Temperatur Max : 1200 C
8. Polishing machine
Pemolesan bertujuan untuk memperoleh permukaan sampel yang halus bebas
gores dan mengkilap seperti cermin dan menghilang ketidakteraturan sampel.
Permukaan sampel yang akan diamati dibawah mikroskop harus benar-benar rata.
Mesin Polishing yang digunakan adalah seperti gambar 3.11.
10. Stopwatch
Untuk mengukur berapa lama proses pengadukan pada saat pengujian
berlangsung. Stopwatch yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.13. berikut
ini:
Mula
Pengadukan Al-SiC
(90 : 10 %wt)
Proses Kompaksi
Proses Sintering
Suhu 570 derajat celsius
Gagal
Analisa
Kesimpulan
Seles
Gambar 3.14 Diagram Alir Proses Penelitian
15 % 10 % 5% 0%
Keterangan :
(a) spesimen dengan komposisi Al/SiC 85 % + Abu vulkanik 15%
(b) spesimen dengan komposisi Al/SiC 90 % + Abu vulkanik 10%
Keterangan :
Fmaks = Pembebanan
L = Jarak antar tumpuan
t = Tinggi spesimen
W = Lebar spesimen
Tabel 4.1. Data Hasil Uji Bending dengan variasi komposisi Abu Vulkanik
Dari data di atas nilai TRS (Transverse Ruptue Strength) pada setiap
spesimen di dapat dari persamaan TRS (Transverse Ruptue Strength) yang dimana
Fmaks di dapat dari pengujian pembebanan pada spesimen. Fmaks setiap
spesimen bisa di lihat pada Lampiran 1.
Berikut grafik pengaruh variasi komposisi terhadap pengujian bending
pada paduan Al/SIC - Abu Vulkanik dan nilai rata-rata kekuatan bending dari
tabel 4.1. dapat diliat pada gambar 4.3
15
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Variasi Komposisi Abu Vulkanik
Keterangan :
VHN = Vickers Hardness Number
F = Force (Kgf)
d = Diagonal rata-rata
Variasi % d1
Titik F (kgf) d2(mm) VHN Rata-rata
Abu Vulk (mm)
60 60.967
53.247
50
40
30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Matriks
Filler
Matriks
Filler
Matriks
Filler
Matriks
Filler
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pembuatan komposit matriks logam berpenguat
keramik Al/SiC dan ditambahkan variasi komposisi Abu Vulkanik melalui
metode metalurgi serbuk, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Setelah hasil proses pembuatan spesimen komposit matriks logam (MMC) di
lakukan pengujian sifat mekanik. Berikut hasil dari kekuatan Bending dan,
Kekerasan Vickers yaitu :
a. Nilai kekuatan bending yang di dapat adalah sebagai berikut :
Disimpulkan pada nilai kekuatan bending, penguat tambahan Abu
Vulkanik pada pembuatan komposit matriks logam (MMC) dapat
menambahkan nilai kekuatan bending. Dan nilai kekuatan bending
tertinggi pada komposisi (85 : 15 %) di rata-ratakan sebesar 27,287 mpa
dan yang terendah pada komposisi (100 : 0 %) di rata-ratakan sebesar
19,992 mpa.
b. Nilai kekerasan vickers yang di dapat adalah sebagai berikut :
Disimpulkan pada nilai kekerasan Vickers, penguat tambahan Abu
Vulkanik pada pembuatan komposit matriks logam (MMC) dapat
menambahkan nilai kekerasan Vickers. Dan nilai kekerasan Vickers
tertinggi pada komposisi (85 : 15 %) di rata-ratakan sebesar 77,009 VHN
dan yang terendah pada komposisi (100 : 0 %) di rata-ratakan sebesar
53,247 VHN
5.2. Saran
Pada penelitian yang sudah dilakukan, terdapat saran untuk proses
penelitian lebih lanjut dalam pembuatan komposit matrik logam (MMC)
aluminium dengan menggunakan penguat Al/SiC disarankan:
1. Dalam penelitian ini, bahan yang di gunakan Al/SiC yang sudah jadi
(pabrikan) untuk penelitian selanjutnya di harapkan bahan baku alumunium
yang di daur ulang seperti kaleng minuman, paralatan rumah tangga dan
bahan-bahan bekas alumunium lainnya.
2. Sebaiknya gunakan serbuk matriks dan penguatnya yang memiliki ukuran
dan bentuk yang homogen dalam pembuatan komposit matrik logam (MMC)
3. Pada cetakan diharapkan di desain dan di buat sebaik mungkin untuk
memperoleh hasil cetakan yang lebih presisi agar sesuai dengan dimensi yang
di harapkan
Abidin dan Dadang Zainal. 1998. Hubungan Infiltrasi dan Sifat Fisik Tanah pada
Endapan Hasil Gunung Api Kuarter Daerah Bandung. Bandung: Program
Studi Ilmu Geologi PPS ITB.
Ahmad, Zaki.2003. "The properties and application of scandium-reinforced
aluminum". JOM
Alamsyah M. Faizin , Sulardjaka. 2013. Pengaruh Holding Time Pada Proses
Age Hardening Terhadap Kekerasan Komposit Al-Cu Yang Diperkuat
Serbuk Fly Ash. , Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Anonim. 2011f. http://en.wikipedia.org/wiki/Silica_carbide, 25 Oktober 2011
Anonim. 2011g. http://accuratus.com/silicar, 25 Oktober 2011
Anton J. Hartomo. 1992. Komposit Metal. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Andi
Offset.
Arif. 2015. Material silikon karbida
https://arifh80.wordpress.com/2015/05/18/material-silikon-karbida/
Austin, T. George. 1984. “Shreve’s Chemical Process Industries”. Fifth Edition.
McGraw-Hill Book Company. New York.
Beumer, B.J.M.,(1994), Ilmu Bahan Logam, Jilid Satu, Bharatara Karya Aksara,
Jakarta.
Composit Material Handbook.1999. Metal Matrix Composites. Volume 4.
Department Of Defense Handbook.
Davis, J.R. 1993. Aluminium and Aluminium Alloys. Ohio, USA: Davis and
Chargin Falls.
Deri Dagi Wacono dan Sulardjaka 2014. Pengaruh Persentase Berat Serbuk Sic
Terhadap Sifat Fisik Dan Sifat Mekanik Komposit Dengan Matrik Alsitib
Yang Diperkuat Serbuk SiC. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Semarang.
Devnita dan Rina. 2010. Genesis dan Karakteristik Tanah Abu Gunung Api.
Bandung: Unpad Press.
German. R.M., 1984. Powder Metallurgi Science. Metal Power Federation.
Pricenton, New Jersey.
Rohman, Hazirur (2010). MIXING http://hazi-mvp.blogspot.com/2010/06/
Hossain, K.M.A., 2003, Blended Cement Using Volcanic Ash and Pumice, Cem.
Conc. Res., 33, 1061-1065.