Yanti Anggraini
Dosen Prodi DIII Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Kristen Indonesia, Jakarta
Email: Yanti.anggraini@uki.ac.id
ABSTRAK
Secara global, pasien diabetes mellitus sejumlah 463 juta orang pada tahun 2019 dan akan
terus meningkat sampai 578 juta pasien diabetes mellitus pada tahun 2030 dan 700 juta
pasien diabetes mellitus pada tahun 2045. Salah satu terapi komplementer yang dilakukan
adalah latihan slow deep breathing exercise yang dapat membantu menurunkan kadar gula
darah. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Eksperimental dengan jenis design One
Group Pretest-PostTest dimana kelompok perlakukan diukur kadar gula darah sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi slow deep breathing exercise selama empat hari. Hasil
penelitian didapatkan ada perbedaan gula darah sebelumdan sesudah intervensi Slow Deep
Breathing Exercise dengan p-value 0,000 (<0,01). Slow deep breathing exercise terbukti
dapat membantu menurunkan kadar gula darah di dalam tubuh pasien diabetes mellitus
selama empat hari dimana latihan ini dilakukan tiga kali sehari. Direkomendasikan agar
pasien diabetes mellitus dapat melakukan slow deep breathing exercise sebagai latihan
mandiri tiga hari sekali dirumah.
Kata Kunci: gula darah, Slow Deep Breathing Exercise, diabetes mellitus
Salah satu terapi komplementer yang parasimpatis. Saat saraf simpatis menurun,
dilakukan adalah latihan slow deep pembuluh darah menjadi lebih elastis dan
breathing exercise yang dapat sirkulasi darah lebih lancar sehingga
menurunkan atau mengurangi stress, membuat pernapasan menjadi lebih lancar,
kecemasan pasien, penurunan tekanan tubuh menjadi hangat, melancarkan sistem
darah, meningkatkan fungsi paru-paru dan metabolisme, dan kerja jantung lebih
saturasi oksigen serta membantu ringan (Tombokan, M., Ardi, A. M.,
menurunkan kadar gula darah (Tarwoto, Hamka, F., & Dalle, A, 2020).
2012). Dalam proses metabolisme, insulin
Slow Deep Breathing adalah teknik mempunyai peran yang penting. Dalam
bernapas secara dalam, lambat, dan rileks keadaan normal, insulin berfungsi untuk
yang dilakukan secara sadar yang mampu memasukkan glukosa dalam sel untuk
memberikan respon relaksasi. Slow Deep menghasilkan energi. Tetapi pada pasien
Breathing Exercise ini dilakukan dengan DM tipe 2, jumlah insulinnya tidak cukup
mengatur posisi responden senyaman atau keadaan insulin yang dihasilkan tidak
mungkin dengan duduk atau berbaring. bagus (resistensi insulin). Sehingga karena
Setelah itu, kedua tangan responden adanya kelainan di dalam sel walaupun
diminta untuk diletakkan di atas perut. reseptornya ada dan insulinnya juga ada,
Lalu, menganjurkan menarik nafas secara pintu masuk ke dalam sel tidak mampu
dalam dan perlahan melalui hidung selama terbuka. Sehingga gula darah tidak mampu
tiga detik, saat menarik nafas rasakan untuk masuk ke dalam sel untuk di bakar
perut mengembang. Kemudian, responden (dimetabolisme). Dengan menurunnya
diminta untuk menahan napasnya selama metabolisme akan terjadi penurunan
tiga detik. Lalu, hembuskan napas melalui proses glukogenolisis glukoneogenesis,
mulut secara pelan selama 6 detik dan dan glukogenesis. Saat proses tersebut
merasakan perut bergerak ke arah bawah. menurun, kebutuhan akan insulinpun
Responden diminta untuk mengulanginya menurun. Jika insulin menurun, maka
kembali selama 10 menit(Tombokan, M., kadar gula didalam darah juga ikut
Ardi, A. M., Hamka, F., & Dalle, A, menurun (Tombokan, M., Ardi, A. M.,
2020). Hamka, F., & Dalle, A, 2020).
Dengan melakukan Slow Deep Hasil penelitian yang dilakukan
Breathing Exercise secara sering dapat oleh Tartowo (2012) terhadap 20
membuat respon saraf parasimpatis responden pasien diabetes mellitus tipe 2
meningkat dan respon saraf simpatik dalam masing-masing kelompok
menurun, frekuensi kardiovaskuler dan intervensi dan kelompok kontrol di
pernafasan meningkat, stress berkurang . puskesmas kecamatan pasar minggu dan
Slow Deep Breathing Exercise mampu cilandak dimana didapatkan terdapat
mengirimkan sinyal ke otak dan juga perbedaan kadar gula darah sebelum dan
sistem limbik yang mengendalikan sesudah intervensi slow deep breathing
aktivitas tubuh, misalkan emosi, bangun, exercise dengan p-value 0,032 (<0,05).
rasa lapar, tidak tidur, dan pengaturan Pada kelompok intervensi sebelum
mood. Saraf simpatis bekerja saat Individu intervensi, mean kadar gula darah yaitu
sedang melakukan aktivitas tubuh. 246,10 dan sesudah intervensi mean kadar
Sedangkan, saat sedang rileks/beristirahat gula darah yaitu 226,40. Pada kelompok
maka yang akan bekerja adalah saraf kontrol, intervensi sebelum intervensi,
12
mean kadar gula darah yaitu 225,85 dan Besar sampel dalam penelitian ini
sesudah intervensi mean kadar gula darah adalah 30 pasien diabetes mellitus yang
yaitu 243,65. dipilih secara random sampling. Menurut
Penelitian ini dilakukan di RSU Sastroasmoro & Ismail (2011), sampel
UKI Jakarta karena ditemukan fenomena dihitung menggunakan rumus Rule of
angka kejadian pasien diabetes mellitus Thumb adalah jumlah subjek yang
yang tinggi sejumlah 2.163 orang dan diperlukan adalah antara 5-50 kali jumlah
ditemukan penanganan pasien diabetes independen. 9 X (usia, jenis kelamin dan
mellitus lebih banyak menggunakan pekerjaan). 9 X 3 = 27 pasien. Namun
farmakologi dan jarang melakukan slow kemungkinan berkurangnya sampel
deep breathing exercise yang diantisipasi agar presisi (ketelitian)
mengakibatkan pasien sering cemas penelitian terjaga. Menurut Thabane
karena takut gula darah naik. Kecemasan dalam Murti (2010) rumus untuk
membuat gula darah pasien meningkat dan mengantipasi berkurangnya subyek adalah
bisa membuat pasien masuk rawat inap sebagai berikut: N=n/1-L. Jika
kembali. Tujuan penelitian ini adalah dimasukkan dalam rumus, maka
untuk mengetahui upaya penurunan gula perhitungannya: N= 27/1-0,1 = 30 sampel.
darah dengan menggunakan slow deep Dengan demikian jumlah sampel yang
breathing exercise pada pasien diabetes perlu ditambahkan adalah 3. Maka jumlah
mellitus tipe II. keseluruhan sampel dalam penelitian
adalah 30 sampel.
METODE Variabel yang diteliti dalam
Jenis penelitian ini merupakan penelitian ini yaitu kadar gula darah
penelitian Eksperimental dengan jenis sebagai variabel dependen dan slow deep
design One Group Pretest-PostTest breathing exercise sebagai variabel
dimana kelompok perlakukan diukur kadar independen. Instrumen yang digunakan
gula darah sebelum dan sesudah dilakukan dalam penelitian ini adalah alat gula darah
intervensi slow deep breathing exercise sebagai alat untuk mengukur gula darah
selama empat hari. Populasi penelitian ini dan lembar observasi untuk
adalah pasien diabetes mellitus yang mengumpulkan data karakteristik dan hasil
berkunjung ke Rumah Sakit di Jakarta pengukuran gula darah responden.
Timur. Kriteria inklusi penelitian ini Responden diukur gula darah dan tanda-
adalah pasien diabetes mellitus tipe II, tanda vital dalam posisi duduk atau
pasien yang bersedia melakukan slow berbaring kemudian diajarkan slow deep
deep breathing exercise dalam tiga kali breathing exercise selama 15 menit.
sehari, pasien berumur diatas 17 tahun, Latihan slow deep dreathing exercise
pasien bisa membaca serta menulis dan dilakukan tiga kali sehari selama empat
pasien rawat inap. Kriteria eksklusi hari. Hari terakhir diambil post test berupa
penelitian ini adalah pasien yang tidak pengukuran gula darah setelah pasien
rutin mengkomsumsi obat diabetes melakukan slow deep breathing exercise.
mellitus, pasien yang tidak Untuk analisa univariat menggunakan
menandatangani inform consent dan SPSS frekuensi dan analisa bivariat
pasien diabetes mellitus tipe I atau menggunakan paired sample T-test.
gestational. Kebaharuan penelitian ini adalah
slow deep breathing exercise dilakukan 3
13