Anda di halaman 1dari 10

AKTIVITAS FISIK BERDASARKAN TEORI HANDERSON PADA PASIEN

DIABETES MELLITUS LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

PHYSICAL ACTIVITY BASED ON THE HANDERSON THEORY TO PATIENTS


WITH DIABETES MELLITUS MALE AND FEMALE

Srinalesti Mahanani, Desi Natalia T.I, Jeane Pangesti


STIKES RS. Baptis Kediri
Jl. Mayjen Panjaitan 3B Kediri (0354) 683470
(nalesti.mahanani@gmail.com)

ABSTRAK

Aktivitas fisik kurang berdampak pada proses metabolisme gula darah rendah
sehingga kadar gula darah tetap tinggi, kualitas tidur kurang baik metabolisme tubuh dan
sistem kekebalan tubuh bisa terganggu sehingga mudah terserang penyakit. Tujuan
Penelitian ini mempelajari gambaran aktivitas fisik berdasarkan teori Handerson
(bergerak dan memelihara postur tubuh, tidur dan istirahat) pada pasien Diabetes Mellitus
laki-laki dan perempuan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri. Desain
penelitian pendekatan Komparasi. Populasi penelitian adalah pasien diabetes mellitus di
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri. Jumlah subjek 52 responden yang
terdiri dari 28 laki-laki dan 24 perempuan, subjek diambil dengan purposive sampling.
Penelitian ini memiliki variabel tunggal yaitu aktivitas fisik (bergerak dan memelihara
postur tubuh, tidur dan istirahat). Cara mengambil data dengan kuesioner, data dianalisa
dengan menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
perbedaan aktivitas fisik laki-laki dan perempuan yaitu pada (ketahanan) yaitu pada tidur
dan istirahat (z=-2,316), sedangkan aktivitas fisik bergerak dan memelihara postur tubuh
laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan secara statistiik (z=-697). Disimpulkan
terdapat perbedaan aktivitas fisik pada pasien diabetes mellitus laki-laki dan perempuan.

Kata Kunci: Aktivitas fisik, tidur dan istirahat, diabetes mellitus

ABSTRACT

Lack of physical activity affects the metabolic process of low blood sugar so that
blood sugar levels remain high, this condition may have an impact on the emergence of
various complications of diabetes mellitus. If the sleep quality is not good, the body's
metabolism and the immune system may be disturbed and susceptible to disease. The
objective is to describe physical activity (moving and maintaining posture, sleep and rest)
to patients with diabetes mellitus based on the Handerson theory in Outpatient
Installation Kediri Baptist Hospital. Research design was descriptive. The population
was patients with diabetes mellitus are in Outpatient Installation Kediri Baptist Hospital.
Subjects were 52 respondents using purposive sampling, the variable was physical
activity (moving and maintaining posture, sleep and rest). The data were collected using
questionnaires, and then analyzed using frequency distribution. The results showed
physical activity (endurance) of respondents mostly walking activity was 48 respondents
(92.31%), physical activity (spasticity), respondents mostly did activities such as mopping
the floor was 35 respondents (67.31%), physical activity (strength), respondents mostly
did their own homework activity was 41 respondents (78.85%). While physical activity
(sleep and rest) was 22 respondents (42,30%) experiencing sleep disturbance and 30
respondents (57,70%) did not experience sleep disturbance. In conclusion, patients with
diabetes mellitus have been met physical activity include physical activity and restful
sleep.

Keywords: physical activity, sleep and rest, diabetes mellitus

Pendahuluan bawah. Pasien diabetes mellitus juga


mengalami gangguan tidur di sebabkan
karena sering bangun pada malam hari
Diabetes mellitus (penyakit gula dan susah untuk kembali tidur lagi.
atau kencing manis) adalah penyakit Berdasarkan data organisasi
yang ditandai dengan kadar glukosa kesehatan dunia (WHO), Indonesia
darah yang melebihi normal menempati urutan ke 4 terbesar jumlah
(hiperglikemik) akibat dari tubuh penderita diabetes mellitus di dunia
kekurangan insulin baik absolut maupun (Toni, 2013). Menurut Badan Pusat
relatif (Hasdianah, 2012). Diabetes Statistik propinsi Jawa Timur pada tahun
mellitus juga biasa disebut juga sebagai 2011 jumlah penderita diabetes mellitus
The Silent Killer karena penyakit ini mencapai angka 222.430 jiwa. Hasil studi
dapat membunuh secara diam - diam pra penelitian yang dilakukan dari
(Ramdhani, 2014). Penyakit diabetes tanggal 16 Januari 2015-21 Pebruari
mellitus terjadi karena banyak faktor, 2015 pada 15 pasien diabetes mellitus di
diantaranya faktor genetik (keturunan), Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis
faktor lingkungan, sampai gaya hidup Kediri didapatkan 13 pasien (86,6%)
sehari - hari. Tanda dan gejala pada mengalami gangguan aktivitas dan
pasien diabetes mellitus salah satunya gangguan istirahat tidur, dan 2 pasien
adalah adanya kelelahan, kurang aktivitas (13,3%) tidak mengalami gangguan
tubuh yang mengakibatkan pasien malas aktivitas maupun gangguan istirahat
untuk beraktivitas. Kebutuhan aktivitas tidur.
atau pergerakan dan istirahat tidur Diabetes Mellitus merupakan
merupakan satu kesatuan saling penyakit kelainan metabolisme yang
berhubungan dan saling mempengaruhi. disebabkan oleh menurunnya hormon
Salah satu tanda kesehatan adalah adanya insulin dalam tubuh, hormon insulin yang
kemampuan seseorang melakukan menurun menyebabkan glukosa dalam
aktivitas (Tarwoto, 2006). Kebutuhan
tubuh tidak sempurna sehingga penderita
aktivitas, istirahat dan tidur yang tepat
sama pentingnya dengan nutrisi yang mengalami hiperglikemia atau kelebihan
baik dan latihan yang adekuat. Seseorang gula darah. Hal ini mengakibatkan
memerlukan aktivitas dan jumlah tidur kerusakan jangka panjang yaitu disfungsi
dan istirahat yang berbeda. Kesehatan dan kegagalan berbagai organ terutama
fisik dan emosi tergantung pada mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan darah. Tubuh manusia melakukan
dasar manusia (Potter, 2009). Dari hasil aktivitas membutuhkan energi, energi
Prapenelitian didapatkan Banyak tersebut diperoleh dari karbohidrat yang
penderita diabetes mellitus mengalami berasal dari berbagai macam bahan
kesulitan dalam beraktivitas, karena
makanan. Karbohidrat yang dikonsumsi
pasien diabetes mellitus mengalami
keterbatasan gerak pada ekstremitas akan dipecah menjadi glukosa. Glukosa
inilah yang menjadi sumber energi bagi lingkungan dan gaya hidup yang tidak
tubuh seseorang. Sistem yang bertugas sehat seperti makan berlebihan,
mengubah glukosa ke dalam bentuk berlemak, kurang aktivitas fisik, dan stres
energi adalah hormon insulin. Insulin berperan besar sebagai pemicu diabetes,
merupakan polipeptida (protein) yang tapi diabetes juga bisa muncul karena
dihasilkan oleh sel beta di dalam kelenjar faktor keturunan.
pankreas. Fungsi utama dari insulin yaitu Jika seseorang mengalami
menjaga keseimbangan glukosa dalam gangguan tidur akan mempengaruhi
darah dan meningkatkan penyerapan kenaikan kadar gula darah (Ramdhani,
glukosa oleh sel dalam tubuh, hormon ini 2014). Sedangkan pasien diabetes
berperan sebagai kunci yang membuka mellitus kurang beraktivitas atau
pintu sel jaringan, memasukkan gula ke berolahraga akan mempengaruhi sirkulasi
dalam sel dan menutupnya kembali. Jika insulin sehingga masuknya glukosa ke
tidak ada insulin, gula dalam darah tidak dalam sel akan terganggu (Sujono, 2008).
dapat masuk ke dalam sel - sel jaringan Peran perawat untuk mengatasi aktivitas
tubuh. Keadaan normal, insulin bekerja fisik yaitu menghimbau atau memotivasi
dengan meletakkan reseptor - reseptor pasien diabetes mellitus untuk
yang ada dinding sel guna menyalurkan beraktivitas fisik karena gerakan fisik
glukosa ke dalam sel. Gula yang masuk yang dilakukan oleh otot tubuh dan
ke dalam sel akan di proses dan diubah sistem penunjangnya, dalam penyakit
menjadi energi. Energi tersebut akan diabetes mellitus aktivitas fisik menjadi
digunakan untuk kelangsungan hidup sel penentu indek glukosa karena didalam
dan memastikan bahwa sistem seseorang melakukan aktivitas fisik baik
metabolisme di dalam tubuh berfungsi yang ringan, sedang, ataupun berat.
dengan baik, kelebihan kadar gula dalam Olahraga bermanfaat untuk mengurangi
darah kembali sebagai bahan bakar untuk tingkat gula darah dan bisa
sistem metabolisme tubuh. Penderita mempertahankan berat badan. Olah raga
diabetes, tubuh tidak dapat menyerap secara rutin dapat mengurangi obesitas.
glukosa di dalam sel karena ada kelainan Sedangkan peran perawat dalam upaya
fungsi hormon insulin. Akibatnya, dalam mengatasi gangguan tidur adalah
glukosa yang diperoleh dari bahan dengan cara menganjurkan dan
makanan akan tetap tinggal dalam aliran mengajarkan kepada pasien diabetes
darah dan kadar gula akan meningkat. mellitus untuk melakukan relaksasi otot
Kondisi itulah yang kemudian membuat progresif. Pola tidur yang baik dapat
penderita diabetes malas beraktivitas mencegah menurunkan kemampuan
dikarenakan sel - sel di dalam tubuh tidak tubuh untuk memproses glukosa. Kurang
memiliki gula yang cukup untuk tidur juga dapat merangsang sejenis
digunakan sebagai energi sehingga hormon dalam darah yang memicu nafsu
penderita diabetes mellitus mudah makan. Berdasarkan uraian diatas maka
kelelahan. Hal ini disebabkan karena peneliti perlu melakukan penelitian
kadar gula yang tinggi dan tidak tentang gambaran aktivitas fisik
terkontrol, membuat saraf perifer (bergerak, memelihara postur tubuh, tidur
mengalami kerusakan dan biasanya di dan istirahat) pada pasien diabetes
tandai dengan kesemutan. Menurut para mellitus berdasarkan teori Handerson di
ahli menyatakan bahwa kurang tidur Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis
selama beberapa hari dapat menurunkan Kediri.
kemampuan tubuh untuk memproses
glukosa (Ramdhani, 2014). Faktor
Metodologi Penelitian Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis
Kediri dengan jumlah populasi 71 pasien
perbulan. Subjek pada penelitian ini
Desain Penelitian yang digunakan adalah kelompok laki-laki 28 orang dan
adalah komparasi untuk mempelajari kelompok perempuan 24 orang. Teknik
perbedaan aktivitas fisik berdasarkan sampling yang digunakan yaitu purposive
teori Handerson (bergerak dan sampling. Variabel tunggal ialah aktivitas
memelihara postur tubuh, tidur dan fisik (bergerak dan memelihara postur
istirahat) pada pasien diabetes mellitus tubuh, tidur dan istirahat). Instrumen
laki-laki dan perempuan di Instalasi pengumpulan data yang digunakan dalam
Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri. penelitian ini adalah kuesioner. Uji
Penelitian dilakukan pada tanggal 9 Juni statistik yang digunakan adalah Mann
2015 – 15 Juni 2015 bertempat di Whitney.

Hasil Penelitian

Tabel 1. Aktivitas Fisik pada Pasien Diabetes Mellitus Berdasarkan teori Handerson di
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri pada tanggal 9 Juni – 15 Juni
2015 (n = 52)
Jawaban
No Aktivitas Fisik Tidak
Dilakukan ∑ %
dilakukan
A Ketahanan ∑ % ∑ %
1 Berjalan kaki 48 92,31 4 7,69 52 100
2 Lari ringan 35 67,31 17 32,69 52 100
3 Berkebun 31 59,61 21 40,39 52 100
4 Senam pagi 27 51,92 25 48,08 52 100
B Kelenturan
Peregangan atau pemanasan sebelum
5 26 50 26 50 52 100
senam
Pemanasan seperti menggerakkan atau
6 30 57,69 22 42,31 52 100
menggoyangkan tangan dan kaki
7 Mengepel lantai 35 67,31 17 32,69 52 100
C Kekuatan
8 Membawa belanjaan sendiri 33 63,46 19 36,54 52 100
9 Bersepeda 30 57,69 22 42,31 52 100
10 Melakukan pekerjaan rumah sendiri 41 78,85 11 21,15 52 100
11 Menyetrika baju 27 51,92 25 48,08 52 100

Berdasarkan hasil aktivitas fisik sebagian besar melakukan aktivitas


dalam hal ketahanan responden berupa mengepel lantai, yaitu (67,31%),
mayoritas melakukan aktivitas berjalan dan hasil aktivitas fisik dalam hal
kaki, yaitu (92,31%), sedangkan hasil kekuatan responden sebagian besar
aktivitas dalam hal kelenturan responden melakukan aktivitas pekerjaan rumah
sendiri, yaitu 78,85%.
Tabel 2. Aktivitas tidur dan Istirahat pada Pasien Diabetes Mellitus Berdasarkan teori
Handerson di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri pada tanggal 9
Juni – 15 Juni 2015 (n = 52)
Tidak ada
Ada gangguan
NO Indikator gangguan ∑ %
∑ % ∑ %
1 Lama tidur 5 9,61 47 90,38 52 100
2 Mimpi 10 19,23 42 80,77 52 100
3 Kualitas tidur - - 52 100 52 100
4 Masuk Tidur 5 9,61 47 90,38 52 100
5 Bangun Malam hari 1 1,92 51 98,08 52 100
6 Waktu untuk tidur setelah bangun
3 5,77 49 94,24 52 100
malam hari
7 Bangun dini hari 2 3,85 50 96,16 52 100
8 Perasaan segar diwaktu bangun
17 32,69 35 67,31 52 100
tidur

Berdasarkan hasil tidur dan ketenangan (Hidayat, 2012). Tidur


istirahat dalam hal Perasaan segar di merupakan suatu keadaan yang berulang
waktu bangun tidur kurang dari 50% – ulang, perubahan status kesadaran yang
(32,96%) respoden mengalami gangguan terjadi selama periode tertentu. Jika
tidur, sedangkan dalam hal kualitas tidur orang memperoleh tidur yang cukup,
mayoritas 52 (100%) responden tidak mereka merasa tenaga yang pulih (Perry
mengalami gangguan tidur. & Potter, 2005). Tahapan Tidur NREM
dan REM yaitu tahap N1 merupakan
tahap drowsiness, yaitu tahap ketika
Pembahasan pikiran kita melayang – layang tak
menentu tetapi kita masih menyadari
kondisi di sekeliling sehingga merasa
Aktivitas Fisik (tidur dan istirahat) belum tidur. Tahap N2 adalah tahap tidur
pada pasien diabetes mellitus terbanyak, kira – kira 50% dari total tidur
satu malam. Tahap N3 disebut tidur
dalam. Hormon ini diperlukan untuk
Berdasarkan hasil penelitian mempertahankan keutuhan maupun
tentang gambaran aktivitas fisik (tidur kemudaan jaringan tubuh. Rangsangan
dan istirahat) pada pasien diabetes tersebut bisa berupa panggilan keras yang
mellitus di Instalasi Rawat Jalan Rumah berulang – ulang, suara bising atau
Sakit Baptis Kediri. Dari 52 responden tepukan tangan, atau suara yang sangat
sebanyak 22 responden (42,30%) keras. ketika bangun dari tidur dalam,
mengalami gangguan tidur dan sebanyak kita tidak dapat langsung sadar
30 responden (57,70%) yang tidak sempurna. kita memerlukan beberapa
mengalami gangguan tidur. Terdapat saat untuk memulihkan diri dari rasa
perbedaan pada pasien laki-laki dan bingung dan disorientasi. Tahapan tidur
perempuan yang ditunjukkan dengan REM : dari tahap N3 biasanya kita akan
p=0,21 dan z score = -2,316. Pasien laki- mulai mendaki lagi perlahan hingga ke
laki lebih cenderung mengalami tahap N2. Pada tahap ini tubuh kita dapat
gangguan tidur dibandingkan pasien merespons aktivitas otak karena semua
perempuan. kemampuan gerak otot hilang sama
Kebutuhan dasar manusia menurut sekali. Periode lumpuh sementara ini
Teori Handerson terbagi atas 14 menjadi semacam pengaman. Hormon
komponen diantaranya tidur dan istirahat. kortisol dapat membuat seseorang siaga
Istirahat merupakan keadaan yang rileks dan siap untuk mengahadapi tantangan.
tanpa adanya tekanan emosional, bukan Hormon ini dikeluarkan untuk
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas menghadapi stres, tetapi hormon kortisol
saja akan tetapi membutuhkan dikeluarkan untuk dipersiapkan, sehingga
seseorang dapat bangun dari keadaan bahwa kurang dari 50% pasien diabetes
segar (Prasadja Andreas, 2009). Otak mellitus mengalami tidak begitu segar 23
adalah sebuah stasiun pengalih listrik responden (44,23%).
yang menangkap frekuensi – frekuensi Berdasarkan hasil penelitian
dan mengirim frekuensi – frekuensi yang terdapat 22 responden (42,31%)
berbeda. Keadaan otak anda dapat diukur penderita diabetes mellitus mengalami
melalui getaran yang dipancarkan ganguan tidur, karena berdasarkan teori
olehnya gelombang otak terbagi atas Handerson tidur dan istirahat merupakan
beberapa bagian yaitu keadaan beta (14 – kebutuhan sehari – hari bagi setiap
100 Hz), keadaan alfa (8 – 13,9 Hz), manusia. Teori Handerson juga
keadaan theta (4 – 7,9 Hz), keadaan delta menyatakan bahwa kesehatan
(0,1-3,9 Hz). (Assaraf John, 2008). berhubungan erat dengan fungsi manusia
Faktor – faktor yang mempengaruhi tidur dan kemampuan seseorang untuk
yaitu: penyakit, lingkungan, motivasi, berfungsi secara independen. Jika
kelelahan, kecemasan, alkohol, dan obat kebutuhan individu tidak terpenuhi akan
– obatan (Tarwoto, 2006). menyebabkan gangguan, seperti hal nya
Gambaran aktivitas fisik (tidur dan gangguan tidur yang dialami oleh
istirahat) dengan indikator „‟lama tidur„‟ responden. Gangguan tidur dapat
didapatkan hasil bahwa kurang dari 50% menyebabkan terganggunya metabolisme
pasien diabetes mellitus mengalami lama tubuh, sehingga menurunkan kemampuan
tidur sekitar 5,5 – 6,5 jam 25 responden tubuh untuk memproses glukosa.
(48,08%), dengan indikator „‟mimpi‟‟ Gangguan tidur juga dapat merangsang
didapatkan hasil bahwa kurang dari 50% sejenis hormon dalam darah yang
pasien diabetes mellitus mengalami memicu nafsu makan (Ramdhani, 2014).
kadang bermimpi dan mimpi yang Berdasarkan data demografi jenis
menyenangkan 22 responden (42,31%), kelamin, dapatkan 28 responden
dengan indikator „‟kualitas tidur‟‟ (53,80%) yang berjenis kelamin laki –
didapatkan hasil bahwa lebih dari 50% laki. Data demografi umur, didapatkan 25
pasien diabetes mellitus mengalami tidur responden (48,08%) yang berumur 45 –
nyenyak dan sulit terbangun 27 50 tahun. Pada jenis kelamin diabetes
responden (51,92%), dengan indikator mellitus tidak ada perbedaan antara laki –
„‟masuk tidur‟‟ didapatkan hasil bahwa laki dan perempuan . Gangguan tidur
kurang dari 50% pasien diabetes mellitus mayoritas (100%) Menderita diabetes
memulai waktu tidur antara 6 menit mellitus tipe 2. Pada penderita diabetes
sampai 15 menit 19 responden (36,54) mengalami tanda gejala seperti
dan kurang dari 50% pasien diabetes peningkatan pengeluaran urine sehingga
mellitus yang mengalami waktu tidur pada saat responden tidur sering
antara 16 – 29 menit 19 responden terbangun dikarenakan ingin BAK.
(36,54%), dengan indikator „‟bangun sebanyak 25 responden (48,08%). Pada
malam hari‟‟ didapatkan hasil bahwa pralansia yang berusia antara 45 – 50
kurang dari 50% pasien diabetes mellitus tahun terjadi penurunan fungsi spinter
terbangun 1 – 2 kali 22 responden dan tidak dapat menahan rasa ingin BAK,
(42,31%), dengan indikator „‟ waktu karena pada pasien diabetes mellitus
untuk tidur setelah bangun malam hari‟‟ terjadi peningkatan pengeluran urine hal
didapatkan hasil bahwa lebih dari 50% tersebut yang menyebabkan responden
pasien diabetes mellitus antara 6 – 15 mengalami gangguan pada saat tidur.
menit 27 responden (51,92), dengan
indikator „‟bangun dini hari‟‟ didapatkan
hasil bahwa kurang dari 50% pasien
diabetes mellitus mengalami bangun
pada waktu biasanya 20 responden
(38,46%), dengan indikator „‟perasaan
segar diwaktu bangun‟‟ didapatkan hasil
Aktivitas Fisik (bergerak dan dalam melakukan aktivitas, belum dapat
memelihara postur tubuh) pada Pasien melaksanakan aktivitas dan tidak dapat
diabetes mellitus melakukan aktivitas. Aktivitas hidup
sehari-hari yang disampaikan oleh
Handerson adalah sebagai berikut: Pada
Berdasarkan hasil penelitian kebutuhan fisik, yaitu: bernapas secara
tentang gambaran aktivitas fisik normal, minum dan makan sesuai dengan
(bergerak dan memelihara postur tubuh) kebutuhan, eliminasi secara normal,
pada Pasien diabetes mellitus di Instalasi bergerak dan memelihara postur tubuh,
Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri tidur dan istirahat, membuka dan
untuk variabel aktivitas fisik yang memakai pakaian, aktivitas
melakukan aktivitas fisik ada 32 mempertahankan suhu tubuh normal
responden (61,54%) dan tidak melakukan dengan berpakaian dan modifikasi
aktivitas fisik sama sekali ada 20 lingkungan, memelihara kebersihan
reponden (38,46%). Berdasarkan tubuh dan berhias diri dan mencegah
responden yang melakukan aktivitas fisik kecelakaan dan bahaya. Sedangkan pada
(ketahanan) yaitu paling banyak kebutuhan psikologis, yaitu: komunikasi
melakukan aktivitas fisik „‟berjalan dan belajar atau memuaskan
kaki‟‟ sebanyak 48 responden (92,31%), keingintahuan. Sedangkan pada
aktivitas fisik (kelenturan) paling banyak kebutuhan spritual, yaitu: beribadah dan
sebanyak „‟mengepel lantai‟‟ yaitu 35 pada kebutuhan sosial, yaitu: bermain,
respoden (67,31%), aktivitas fisik rekreasi dan bekerja. Jadi pada dasarnya
(kekuatan) paling banyak melakukan keperawatan menurut Handerson adalah
„‟pekerjaan rumah sendiri‟‟ sebanyak 41 membantu individu yang sakit dan sehat
responden (78,85%). Tidak ada dalam melaksanakan aktivitas yang
perbedaan yang bermakna secara statistik memiliki kontribusi terhadap kesehatan
pada aktivitas fisik bergerak dan dan penyembuhannya, yang mana
memelihara postur tubuh pada pasien individu akan mampu mengerjakan tanpa
laki-laki dan perempuan (p=0,486 dan z bantuan ia memiliki kekuatan, kemauan,
score =-0,697). dan pengetahuan yang dibutuhkan
Model konsep keperawatan yang (Hidayat, 2009). Aktivitas fisik adalah
dijelaskan oleh Handerson adalah model setiap gerakan tubuh yang dihasilkan
konsep aktivitas sehari - hari dengan oleh otot rangka yang memerlukan
memberikan gambaran tugas perawat pengeluaran energi. Aktivitas fisik yang
yaitu mengkaji individu baik yang sakit tidak ada (kurangnya aktivitas fisik)
atau sehat dengan memberikan dukungan merupakan faktor risiko independen
kepada kesehatan, penyembuhan serta untuk penyakit kronis, dan secara
agar meninggal dengan damai. keseluruhan diperkirakan menyebabkan
Pemahaman konsep tersebut dengan kematian secara global (WHO, 2010).
didasari kepada keyakinan dan nilai yang Aktivitas fisik secara teratur memiliki
dimilikinya di antaranya: pertama, efek yang menguntungkan terhadap
manusia akan mengalami perkembangan kesehatan yaitu: terhindar dari penyakit
mulai dari pertumbuhan dan jantung, stroke, osteoporosis, kanker,
perkembangan dalam rentang kehidupan. tekanan darah tinggi, kencing manis,
Kedua, dalam melaksanakan aktivitas berat badan terkendali, otot lebih lentur
sehari - hari individu akan mengalami dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh
ketergantungan sejak lahir hingga menjadi ideal dan proporsional, lebih
menjadi mandiri pada dewasa yang dapat percaya diri, lebih bertenaga dan bugar
dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan secara keseluruhan keadaan
dan kesehatan; ketiga, dalam kesehatan menjadi lebih baik. Ketahanan
melaksanakan aktivitas sehari - hari (ensurance) aktivitas fisik yang bersifat
individu dapat dikelompokkan menjadi untuk ketahanan, dapat membantu
tiga kelompok diantaranya terhambat jantung, paru - paru, otot, dan sistem
sirkulasi darah tetap sehat dan membuat pendidikan, didapatkan dari 52 responden
kita lebih bertenaga. Untuk mendapatkan yang paling banyak 17 responden
ketahanan maka aktivitas fisik yang (32,69%) yang tamat SMP. Pada tingkat
dilakukan selama 30 menit (4 - 7 hari pendidikan pada diabetes mellitus tidak
perminggu). Aktivitas fisik yang bersifat mempengaruhi aktiivtas fisik pada
untuk kelenturan dapat membantu penderita diabetes mellitus.
pergerakan lebih mudah, Gambaran aktivitas fisik dalam hal
mempertahankan otot tubuh tetap lemas kelenturan memiliki beberapa indikator
(lentur) dan sendi berfungsi dengan baik. yaitu: peregangan atau pemanasan
Untuk mendapatkan kelenturan maka sebelum senam, pemanasan seperti
aktivitas fisik yang dilakukan selama 30 menggerakkan atau menggoyangkan
menit (4 - 7 hari per minggu). Aktivitas tangan dan kaki, dan mengepel lantai.
fisik yang bersifat untuk kekuatan yang Berdasarkan hasil penelitian yang
dapat membantu kerja otot tubuh dalam dilakukan pada pasien Diabetes mellitus
menahan sesuatu beban yang diterima, di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit
tulang tetap kuat, dan mempertahankan Baptis Kediri, dari 52 responden
bentuk tubuh serta membantu didapatkan hasil, pada indikator
meningkatkan kelenturan makan aktivitas “mengepel lantai" sebagian besar 35
fisik yang dilakukan selama 3 menit (2 - responden (67,31%) diantaranya kurang
4 hari per minggu). (Pusat Promosi dari 50% 13 responden (25%) melakukan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI, aktivitas mengepel lantai selama 30
2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi menit, kurang dari 50% 22 responden
aktivitas fisik, yaitu: aspek bologis, (42,31%) melakukan aktivitas mengepel
kesehatan fisik, kesehatan mental dan lantai kurang 30 menit. Pada penderita
nutrisi (Eko, 2010). diabetes mellitus aktivitas yang baik
Gambaran aktivitas fisik dalam hal salah satunya dengan melakukan
ketahanan memiliki beberapa indikator aktivitas mengepel lantai karena aktivitas
yaitu: berjalan kaki, lari ringan, mengepel lantai termasuk aktivitas fisik
berkebun, dan senam pagi. Berdasarkan ringan menurut teori Handerson yaitu
hasil penelitian yang dilakukan pada salah satunya bergerak dan menjaga
pasien Diabetes mellitus di Instalasi postur tubuh yang diinginkan. Aktivitas
Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri, fisik sangat baik bagi penderita diabetes
dari 52 responden didapatkan hasil, mellitus karena dapat merangsang
responden banyak melakukan aktivitas peningkatan aliran darah dan penarikan
fisik (ketahanan) yaitu “berjalan kaki” glukosa ke dalam sel. Aktivitas fisik juga
mayoritas 48 responden (92,31%), dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
melakukan aktivitas berjalan kaki yang aspek biologis yaitu faktor usia, sebanyak
terdiri dari: lebih dari 50% 28 responden 50% responden berusia 45-50 tahun yang
(53,84%) melakukan aktivitas berjalan melakukan aktivitas fisik. Faktor usia
kaki selama 30 menit. Pada penderita berpengaruh terhadap kemampuan
diabetes mellitus aktivitas yang baik aktivitas seseorang, dikarenakan seorang
salah satunya dengan melakukan berjalan yang berumur diatas 40 tahun akan
kaki karena aktivitas berjalan kaki beresiko pada penurunan fungsi endokrin
termasuk aktivitas fisik ringan menurut untuk memproduksi insulin dan
teori Handerson yang salah satunya mengalami kelemahan muskuloskeletal
adalah bergerak dan memelihara postur dan penurunan fungsi otot, karena sel-sel
tubuh dalam pemenuhan kebutuhan dasar otot mengalami kematian.
manusia, aktivitas berjalan kaki juga Gambaran aktivitas fisik dalam hal
merupakan aktivitas yang tidak perlu kekuatan memiliki beberapa indikator
mengeluarkan biaya dan bisa dilakukan yaitu: membawa belanjaan sendiri,
dimana saja serta merupakan aktivitas bersepeda, melakukan pekerjaan rumah
yang sering dilakukan oleh responden. sendiri dan menyetrika baju. Berdasarkan
Berdasarkan data demografi tingkat hasil penelitian yang dilakukan pada
pasien Diabetes mellitus di Instalasi Saran
Rawat Jalan Rumah Sakit Baptis Kediri,
dari 52 responden didapatkan hasil, pada
indikator “melakukan pekerjaan rumah Pasien diabetes mellitus
sendiri” sebagian besar 41 responden (78, diharapkan meningkatkan aktivitas fisik,
85%) melakukan aktivitas melakukan tidur dan istirahat dengan cara mengatur
pekerjaan rumah sendiri diantaranya jadwal olahraga yang tepat yaitu dengan
kurang dari 50% 22 responden (42,31%) berolahraga baik yang ringan : berjalan
melakukan aktivitas melakukan kaki, membersihkan kamar, sedangkan
pekerjaan rumah selama 30 menit, olahraga sedang: bersepeda, menaiki
kurang dari 50% 19 responden (36,54%) tangga, sedangkan olahraga berat: angkat
melakukan aktivitas melakukan beban dan mengatur waktu tidur yang
pekerjaan rumah kurang dari 30 menit. teratur dengan cara menganjurkan atau
Pada penderita diabetes mellitus aktivitas mengajarkan untuk melakukan relaksasi
yang baik salah satunya melakukan otot progresif.
aktivitas melakukan pekerjaan rumah
sendiri karena aktivitas melakukan
pekerjaan rumah sendiri termasuk dalam Daftar Pustaka
teori Handerson yaitu salah satunya
bergerak dan menjaga sikap atau
memelihara postur tubuh yang Assaraf John. (2008). Having It All
menyenangkan (berjalan, duduk, Rahasia Mencapai Impian.
berbaring dan bertukar dari posisi ke Jakarta: PT Gramedia Pustaka
posisi lainnya) dan termasuk aktivitas Utama
fisik yang sedang yaitu pergerakan tubuh Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes
yang menyebabkan pengeluaran tenaga Mellitus pada orang dewasa dan
yang cukup besar dengan kata lain adalah anak – anak dengn solusi herbal.
bergerak yang menyebabkan nafas Cetakan 1. Yogyakarta: Nuha
sedikit lebih cepat dari biasa. Aktivitas Medika.
fisik pada pasien diabetes mellitus juga Hidayat. (2009). Pengantar Konsep
dapat memperbaiki sirkulasi insulin Dasar Keperawatan. Edisi 2.
dengan cara meningkatkan dilatasi sel Jakarta: Salemba Medika.
dan pembuluh darah sehingga membantu Hidayat. (2012). Buku Ajar Kebutuhan
masuknya glukosa ke dalam sel. Dasar Manusia. Cetakan 1.
Berdasarkan data demografi tipe diabetes Surabaya: Health Books.
mellitus, didapatkan 52 responden Perry & Potter. (2005). Buku Ajar
(100%) menderita diabetes mellitus tipe Fundamental Keperawatan :
2. konsep, proses dan praktik, edisi 4.
Jakarta: EGC
Prasadja Andreas. (2009). Ayo Bangun!
Kesimpulan dengan Bugar karena tidur yang
Benar. Jakarta Selatan: Hikmah
Pusat Promosi Kesehatan Departemen
Disimpulkan bahwa pasien laki- Kesehatan RI. (2006). Indonesia
laki cenderung mengalami gangguan Sehat. Departemen RI
aktivitas fisik dalam tidur dan istirahat Ramdhani. (2014). Sembuh Total
dibandingkan pasien perempuan. Pasien Diabetes Dan Hipertensi Dengan
mayoritas banyak melakukan aktivitas Ramuan Herbal Ajaib. Cetakan 1.
berjalan kaki dan aktivitas fisik Yogyakarta: Pinang Merah.
(kekuatan) berupa aktivitas pekerjaan Sujono. (2008). Asuhan Keperawatan
rumah sendiri. Pada Pasien Dengan Gangguan
Eksokrin Dan Endokrin Pada
Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tarwoto. (2006). Kebutuhan Dasar
Manusia Dan Proses Keperawatan
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
WHO. (2010). Global Physical Activitity
Questinnnare GPAQ.
Derpartement of Chronic Diseases
and Health Promotion Surveillance
and Population Based Prevention
Word Helath Organization.
http://www.who.int/chp/steps/GAQ
%20Instrumen%20and%20Aalysis
%20Guide%20v2.pdf. Akses:
tanggal 02 April 2015 jam 22.30.

Anda mungkin juga menyukai