DIABETES MELITUS
2. Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh manusia yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan
untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit.
Pasien dengan diabetes memerlukan diet gizi khusus untuk secara efektif
mengatur kadar gula darah mereka seraya memenuhi kebutuhan gizi mereka. Dengan
kebutuhan nutrisi yang sama seperti orang lain, tantangan terbesar penderita diabetes
terletak pada batasan dietnya. Hal ini dikarenakan segala sesuatu yang mereka makan,
memiliki efek langsung pada tingkat gula darah mereka, yang berarti ada pembatasan
tertentu yang harus dipertimbangkan. Pembatasan ini menempatkan mereka dalam
bahaya yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan gizi mereka.
a. Cara Kerja Pengaturan Nutrisi Diabetes
1) Rekomendasi diet seimbang
Kebanyakan pasien diabetes harus mengkonsumsi makanan yang terdiri dari 40
sampai 60 persen karbohidrat, 20 persen protein, dan 30 persen lemak.
Karbohidrat dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayuran, produk susu,
kacang-kacanga, dan bahan-bahan berbasis pati, sedangkan protein diperoleh
dari daging, ikan, produk susu dan unggas. Meskipun demikian ada batasan-
batasan tertentu. Meskipun daging diannggap sebagai sumber protein yang baik,
diet diabetes mengutamakan ikan, dan unggas dari pada daging merah. Selain
itu, penting bahwa daging yang dikonsumsi adalah karena terdapat proteinnya
dan bukan karena konten lemaknya.
2) Keterbatasan
keterbatasan tertentu lainnya juga dirinci. Misalnya, penderita diabetes dapat
mengkonsumsi produk susu untuk kandungan protein dan lemak, tetapi akan
sangat baik jika mereka menggunakan produk dengan presentase lemak yang
rendah.
3) Pembatasan makanan
rencana gizi diabetes biasanya juga mendaftar jenis makanan yang pasien harus
hindari. Umumnya mereka disarankan untuk menghindari makanan yang
digoreng dan minuman beralkohol.
4) Kadar konsumsi gula dan garam
berlawanan dengan anggapan bahwa penderita diabetes tidak bisa
mengkonsumsi gula, sebenarnya mungkin bagi penderita diabetes untuk
mengkonsumsi gula selama dimasukkan kedalam rencana tidak seimbang, yang
berarti asupan gula terbatas dalam jumlah dan frekuensi tertentu. Hal yang sama
berlaku untuk jumlah garam, yang dapat mereka gunakan dalam mengolah
makanan mereka.
5) Jadwal makan
penderita diabetes juga disarankan memperhatikan jadwal makan yang ideal dan
jumlah makanan yang dikonsumsi selama makan. makan dengan porsi kecil
sepanjang hari dianggap lebih ideal dari pada makan dengan porsi besar dalam
tiga waktu makan utama dalam sehari.
Patway
5. Faktor factor yang mempengaruhi (NANDA, 2016)
a. DM tipe I
Diabetes yang tergantng dena insulin ditandai dengan penghancuran sel sel beta
pancreas yang disebabkan oleh :
- Factor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderugan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I
- Factor imonologi (nautonum)
- Faktor lingkugan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulakan estruksi sel beta
b. DM Tipe II
Disebebkan oleh kegagalan reative sel beta dan resistensi insulin. Factor resiko ang
berhubugan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : Usia, obsitas, riayat dan keluarga
6. Manifstasi Klinis
Manifestasi klinis DM dikaitkan dngan kosekuensi metabolic defisinsi insuln (Pric & Wilson
2006)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiprglekimia berat berkait glukosa yang akan menjadi dieresisnosmotic yang
menigkatkan pengeluara urin (Puliuria) dan tibul rasa haus (poliuria)
3. Rasa lapar yang semakin basar (poligaria), BB menurun
4. Lelah dan Mengntuk
5. Gejala lain yang dikeluhan adalah kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi, pruritas vula.
Diangnosa keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen cidera fisik
2. Risiko Infeksi dengan faktor risiko penyakit kronis (diabetes melitus).
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
biologis.
4. Risiko ketidak stabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan kurang kepatuhan pada
rencana manajemen diabetes.
5. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Nyeri akut b.d Kontrol nyeri. Manajemen nyeri :
agen cidera Pengetahuan: manajemen 1. Lakukan pegkajian nyeri
fisik. nyeri secara komprehensif termasuk
Setelah dilakukan askep selama lokasi, karakteristik, durasi,
3 x 24 jam tingkat frekuensi, kualitas dan
kenyamanan klien meningkat, 10ontro presipitasi.
dan dibuktikan dengan kriteria 2. Observasi reaksi nonverbal
hasil: dari ketidaknyamanan.
klien dapat melaporkan nyeri 3. Gunakan teknik komunikasi
pada petugas, frekuensi terapeutik untuk mengetahui
nyeri, ekspresi wajah, dan pengalaman nyeri klien
menyatakan kenyamanan sebelumnya.
fisik dan psikologis 4. Kontrol 10ontro lingkungan
tanda-tanda vital dalam batas yang mempengaruhi nyeri
normal. (TD:<120-129/80-89 seperti suhu ruangan,
mmHg, N:60-100 x/i, RR: pencahayaan, kebisingan.
o
16-20x/i, Temp: 36-37 C). 5. Kurangi 10ontro presipitasi
Dapat mengontrol nyeri.
nyeridibuktikan dengan klien 6. Pilih dan lakukan penanganan
melaporkan gejala nyeri dan nyeri (farmakologis/non
control nyeri. farmakologis)..
7. Ajarkan teknik non
farmakologis (relaksasi,
distraksi dll) untuk mengetasi
nyeri..
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
9. Evaluasi tindakan pengurang
nyeri/11ontrol nyeri.
10. Kolaborasi dengan
dokter bila ada komplain
tentang pemberian analgetik
tidak berhasil.
11. Monitor penerimaan
klien tentang manajemen
nyeri.
Administrasi analgetik :.
Managemen Hiperglikemia
DAFTAR PUSTAKA