Disusun Oleh :
2350321096
CIMAHI
2023
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Diabetes Melitus (DM) atau yang biasa disebut dengan kencing manis
hormon insulin dalam tubuh yang tidak dapat digunakan secara efektif
puasa >126 mg/dL, kadar gula darah 2 jam setelah tes toleransi
glukosa oral (TTGO) >200 mg/dL dan kadar gula sewaktu >200
maupun relatif .
somatostatin.
tersebut dalam hati. Apabila hormon insulin tidak ada, atau sedikit
berupa sel renik (sangat kecil) dan berjumlah kurang dari 1% dari
pulau langerhans.
Hubungan yang erat antar sel-sel yang ada pada pulau Langerhans
darah pada sel beta. Kadar gula darah akan dipertahankan pada
(Dolensek et al ,2015).
3. Etiologi
a. Faktor Prediposisi
1) Usia
resikonya 75%
b. Faktor presipitasi
1) Obesitas
2) Pola Makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori
Mellitus, hal ini dikarenakan jumlah atau kadar insulin oleh sel
4) Stress
adanya glukosa.
2010).
ke dalam urin yang disebut glukosuria yang menarik air dan mencegah
saraf baik saraf sensoris maupun saraf otonom. Kerusakan sensori akan
Namun pada penderita defisensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa
hambatan.
(Hanum,2015).
5. Manifestasi Klinis
yaitu gejala khas diabetes, dan yang tidak termasuk kelompok itu.
gula akan keluar bersama urine, untuk menjaga agar urine yang
keluar yang mengandung gula itu tidak terlalu pekat, tubuh akan
haus.
6. Komplikasi
dapat merusak saraf dan pembuluh darah halus. Kondisi ini bisa
berawal dari ujung jari tangan dan kaki, lalu menyebar ke bagian
diabetes.
7. Pemeriksaan Diagnostik
tanda dan gejala yang dialami pasien juga yang penting adalah
saat puasa.
boleh.
(TTGO)
kemudian.
glukosa terganggu.
dan urine. Jumlah keton yang besar pada urine akan merubah
8. Pencegahan
a) Pencegahan Primer
ideal
penderita DM yaitu:
c) Pencegahan Tersier
9. Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologis
1) Terapi Insulin
mnyesuaikan dosisnya
insulated, humulin.
e) Insulin kerja panjang Mempunyai kadar zing yang tinggi
ultralenta
a) Khorphopamid
b) Glibenklamid
c) Gliklasid
a) Biguanid
hiperglikemia.
b) Thiazolindon/glitazon
active gamma suatu reseptor inti sel otot dan sel lemak.
dalam sel.
auditory, kinesthetic.
secara total.
mellitus 1100, 1300, 1500, 1700, 1900, 2100, 2300, dan 2500
bebas.
1. Pengkajian
a. Identitas
polipagia,hiperglikemi,hipoglikemi.
c. Riwayat Kesehatan
lemah.
d. Pengkajian Keperawatan
usus lemah/menurun.
6) Reproduksi/sexualitas
7) Muskulo skeletal
tungkai.
8) Integumen
9) Aktivitas/ Istirahat
disorientasi, koma.
10) Sirkulasi
mata cekung.
14) Keamanan
Menurunnya kekuatan umum/rentang gerak,
2. Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I. 08238)
keperawatan …x24 jam Observasi :
diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria karakteristik, durasi,
hasil: frekuensi, kualitas, intensitas
1. Keluhan nyeri nyeri
menurun - Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun - Identifikasi respon nyeri non
3. Gelisah menurun verbal
4. Perasaan takut - Identifikasi faktor yang
mengalami cedera memperberat dan
berulang menurun memperingan nyeri
1. Nyeri akut b.d agen 5. Nafsu makan - Identifikasi pengetahuan dan
membaik keyakinan tentang nyeri
pencedera fisik Terapeutik :
- Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(aromaterapi, kompres
hangat/dingin)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitro nyeri
secara mandiri
- Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
Setelah dilakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit
keperawatan …x24 jam (I.02075)
diharapkan integritas kulit Observasi :
dan jaringan meningkat - Identifikasi penyebab
dengan kriteria hasil: gangguan integrittas kulit
1. Perfusi jaringan (mis. Perubahan sirkulasi,
meningkat perubahan situasi nutrisi,
2. Keruksakan penurunan kelembaban, suhu
jaringan menurun lingkungan ekstream,
2. Gangguan integritas 3. Keruksakan lapisan penurunan mobilitas)
kulit menurun Terapeutik :
kulit /jaringan b.d 4. Nyeri menurun - Ubah posisi tiap 2 jam sekali
5. Kemerahan jika tira baring
faktor mekanis menurun - Gunakan produk berbahan
6. Jaringan parut potreleum atau minyak pada
menurun kulit kering
7. Suhu kulit membaik Edukasi :
8. Sensasi membaik - Anjurkan menggunakan
9. Tekstur membaik pelembab (mis. lotion, serum)
- Anjurkan minum air putih
yang cukup
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan asupan buah dan
sayur
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstream
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (I.03119)
keperawatan …x24 jam Observasi :
diharapkan status nutrisi - Identifikasi status nutrisi
membaik dengan kriteria - Identifikasi alergi dan
hasil: intoleransi makanan
1. Porsi makan yang - Identifikasi kebutuhan kalori
dihabiskan meningkat dan jenis nutrient
2. Kekuatan oto - Monitor asupan makanan
Defisit nutrisi b.d mengunyah - Monitor berat badan
meningkat - Monitor hasilpemeriksaan
3. peningkatan 3. Kekuatan otot laboraturium
menelan meningkat Terapeutik :
kebutuhan 4. Verbalisasi keinginan - Lakukan oral hygiene
untuk meningkatkan sebelum makan
metabolisme nutrisi meningkat - Fasilitasi menentukan
5. Penetahuan tentang pedoman diet (mis. Piramida
pilihan makanan yang makanan)
sehat meningkat - Sajikan makanan secara
6. Pengetahuan tentang menarik dan suhu yang sesuai
standar asupan nutrisi - Berikan makanan tinggi serat
yang tepat meningkat mencegah konstipasi
7. Perasaan cepat - Berikan makanan tinggi
kenyang menurun protein
8. Nyeri abdomen Edukasi :
menurun - Anjurkan posisi duduk
- Anjurkan diet yang
diprogramkan
4. Implementasi
kesehatan lain.
5. Evaluasi
proses dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif adalah hasil dari
Hidayah, K. N., Puspita, S., & Farida, S. N. (2020). Pengaruh Walking exercise
Ratih Puspita Febrinasari, dkk. 2020 Buku Saku Diabetes Mellitus Untuk Awam
Edisi 1.
Differenses Between The Human and The Mouse Pancreas, Islets, Vol 7,
Smelzer & Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.
Hanum, 2013. Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa Dengan Profil Liplid
Price, S.A & Wilson. L.M. (2012). Patofiologi : Konsep klinis Proses-proses
Khasanah, U., Purwanti, O. S., & Sunarto. (2016). Upaya Perawatan Kerusakan
Waspadji, S., dkk (2010). Daftar Bahan Makanan Penukar Edisi 3. Jakarta : Badan
Penerbit FK UI.
Anggraeni, I. (2019). Pengertian Implementasi dan PendapaT Ahli. Journal of