TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Diabetes Mellitus
1. Pengertian
Mansjoer (1999) menyatakan bahwa DM adalah keadaan hiperglikemi
kronik yang disertai dengan berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf
dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan mikroskop elektron.
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan
herediter, demam tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya
insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan
protein. (Askandar, 2000).
Sedangkan Tapan (2006) menjelaskan bahwa DM adalah penyakit kronis
yang disebabkan oleh kekurangan produksi insulin (kuantitas / kualitas) baik
oleh keturunan atau didapat. Konsentrasi glukosa yang berlebih pada darah
dapat menyebabkan kerusakan sel tubuh.
Long (1996) menjelaskan bahwa DM merupakan penyakit kronik yang
kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak
dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler dan
neurologis.
Klasifikasi
Klasifikasi yang ditentukan oleh National Diabetes Data Group of The
National Institutes of Health, sebagai berikut :
a. Diabetes Melitus tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) atau
tipe juvenil
Yaitu ditandai dengan kerusakan insulin dan ketergantungan pada terapi
insulin untuk mempertahankan hidup. Diabetes melitus tipe I juga disebut
juvenile onset, karena kebanyakan terjadi sebelum umur 20 tahun. Pada tipe
ini terjadi destruksi sel beta pankreas dan menjurus ke defisiensi insulin
absolut. Mereka cenderung mengalami komplikasi metabolik akut berupa
ketosis dan ketoasidosis.
b. Diabetes Melitus tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes
melitus)
Dikenal dengan maturity concept, dimana tidak terjadi defisiensi insulin
secara absolut melainkan relatif oleh karena gangguan sekresi insulin bersama
resistensi insulin. Terjadi pada semua umur, lebih sering pada usia dewasa dan
ada kecenderungan familiar.
NIDDM dapat berhubungan dengan tingginya kadar insulin yang
beredar dalam darah namun tetap memiliki reseptor insulin dan fungsi post
reseptor yang tidak efektif.
c. Gestational Diabetes
Disebut juga DMG atau diabetes melitus gestational. Yaitu intoleransi
glukosa yang timbul selama kehamilan, dimana meningkatnya hormon
hormon pertumbuhan dan meningkatkan suplai asam amino dan glukosa pada
janin yang mengurangi keefektifitasan insulin.
d. Intoleransi glukosa
Berhubungan dengan keadaan atau sindroma tertentu., yaitu hiperglikemi
yang terjadi karena penyakit lain. Penyakit pankreas, obat obatan, dan bahan
kimia. Kelainan reseptor insulin dan sindrome genetik tertentu. Umumnya
obat obatan yang mencetuskan terjadinya hiperglikemia antara lain: diuretik
Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak,
dan hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbedabeda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport
glukosa melalui membran sel ke jaringan terutama sel sel otot, fibroblas dan sel
lemak.
3.
4.
Patofisiologi
Insulin dan glukagon diproduksi dalam pankreas, yang merupakan
kelenjar eksokrin dan endokrin yang lebih dari sejuta kumpulan pulau pulau
sel terletak menyebar dalam organ ini. Terdapat 3 jenis sel sel endokrin, yaitu
sel alpha yang memproduksi glukagon ; sel beta, yang mensekresi
insulin , sel
Karena glukosa dalam larutan, maka pengeluaran urine pun banyak sebanding
dengan pengeluaran glukosa. Hal ini dinamakan poliuri. Banyak garam mineral
tubuh pun ikut keluar bersama urine sehingga menyebabkan kekurangan kadar
garam dan terjadi penarikan cairan dari intraseluler dan ektraseluler dan
merangsang rasa haus berkepanjangan ( polidipsi ), starvasi seluler dan
kehilangan kalori akan merangsang rasa lapar yang berkepanjangan ( polifagi ).
5. Manifestasi Klinis
1. Gejala klasik pada DM adalah :
a. Poliuri ( banyak buang air kecil ), frekuensi buang air kecil meningkat
termasuk pada malam hari.
b. Polidipsi ( banyak minum ), rasa haus meningkat.
c. Polifagi ( banyak makan ), rasa lapar meningkat.
2. Gejala lain yang dirasakan penderita
a. Kelemahan atau rasa lemah sepanjang hari.
b. Keletihan.
c. Penglihatan atau pandangan kabur.
d. Pada keadaan ketoasidosis akan menyebabkan mual, muntah dan
penurunan kesadaran.
3. Tanda yang bisa diamati pada penderita DM adalah :
a. Kehilangan berat badan.
b. Luka, goresan lama sembuh.
c. Kaki kesemutan, mati rasa.
d. Infeksi kulit.
6.
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan secara medis
a. Obat Hipoglikemik oral
1) Golongan Sulfonilurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan
denagn obat golongan lain, yaitu biguanid, inhibitor alfa glukosidase
atau
insulin.
Obat
golongan
ini
mempunyai
efek
utama
meningkatkan produksi insulin oleh sel- sel beta pankreas, karena itu
menjadi pilihan utama para penderita DM tipe II dengan berat badan
yang berlebihan.
Obat obat yang beredar dari kelompok ini adalah ;
Glibenklamida ( 5mg/tablet ).
Glibenklamida micronized ( 5 mg/tablet ).
Glikasida ( 80 mg/tablet ).
Glikuidon ( 30 mg/tablet ).
2) Golongan Biguanid / Metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati,
memperbaiki ambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer ).
Dianjurkan sebagai obat tunggal pada pasien dengan kelebihan berat
badan.
3) Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase
7.
Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik. ( Carpenito, 2001 )
retinopati
(Sjaifoellah,
1996
588).
Katarak
2) Makrovaskuler
a. Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka
terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya
keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik atau hipertensi.
Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan
mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan resiko penderita
penyakit jantung koroner atau stroke
b. Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf-saraf sensorik,
keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak
terdeteksinya infeksi yang menyebabkan gangren. Infeksi dimulai
dari celahcelah kulit yang mengalami hipertropi, pada selsel
kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki yang
menebal, dan kalus demikian juga pada daerahdaerah yang
terkena trauma (Long, 1996 : 17)
c. Pembuluh darah otak
Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga
suplai darah keotak menurun (Long, 1996 : 17)
B. PENGKAJIAN FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pengkajian keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga,
merencanakan
asuhan
keperawatan
dan
melaksanakan
intervensi
keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah disusun dan mengevaluasi
mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga. Proses
keperawatan merupakan kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang
digunakan agar proses asuhan keperawatan dan kesehatan terhadap keluarga menjadi
lebih sistematis (Effendy, 1998 : 46).
I. Pengkajian Keluarga
Friedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan keluarga
kedalam tahap-tahap meliputi mengidentifikasi data, tahap dan riwayat
perkembangan, data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga dan koping
keluarga.
a. Mengidentifikasi data
Data-data dasar yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan
pasien dengan memakai norma kesehatan keluarga maupun social yang
merupakan
system
integritas
dan
kesanggupan
untuk
mengatasinya
(Friedman, 1998).
Pengumpulan data pada keluarga dengan Diabetes Mellitus difokuskan
pada komponen-komponen yang berkaitan dengan diabetes Mellitus.
b. Data Identitas
1) Umur
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara
drastic menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering
muncul setelah seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama mereka
yang berat badannya berlebih karena tubuh tidak peka terhadap insulin,
semakin bertambah usia semakin tinggi resiko diabetes (Setiono, 2005 :
24).
2) Jenis Kelamin
Wanita pada umumnya cenderung mudah terserang Diabetes
Mellitus bila dibandingkan dengan pria, hal ini dikarenakan wanita lebih
banyak mempunyai factor yang mendorong terjadinya DM seperti obesitas
saat kehamilan, strees, kelelahan, serta makanan yang tidak terkontrol.
3) Pekerjaan
Penghasilan yang tidak seimbang mempengaruhi keluarga dalam
melakukan perawatan dan pengobatan pada anggota keluarga yang
menderita Diabetes Mellitus. Salah satu penyebab ketidakmampuan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan dan perawatan adalah tidak
seimbangnya sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnnya
keuangan (Effendy,1998).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif karena dengan
pendidikan yang rendah, daya ingat klien, afektif dan psikomotorik dalam
pengelolaan penderita Diabetes Mellitus dan akibatnya serta pentingnya
fasilitas pelayanan kesehatan.
5) Hubungan (genogram)
pengertian
satu
sama
lain
dalam
menumbuhkan
dalam keluarga terbagi dalam peran sebagai suami, ayah, istri, ibu,
anak, kakak, adik, cucu, dan lain-lain.
4) Nilai-nilai dalam keluarga
Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga adalah yang
bertentangan dengan masalah DM seperti halnya pergi ke dukun
dan bukan pada petugas fasilitas kesehatan (Effendy, 1998).
f) Fungsi keluarga
1) Fungsi Afektif
Bagaimana keluarga merasakan hal-hal yang dibutuhkan oleh
individu lain dalam keluarga tersebut. Keluarga yang kurang
memperhatikan keluarga yang menderita DM akan menimbulkan
komplikasi lebih lanjut (Noer, 1996).
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga yang memberikan kebebasan kepada anggota keluarga
yang menderita DM untuk berinteraksi dengan lingkungan akan
mengurangi tingkat stress keluarga. Biasanya penderita DM akan
kehilangan semangat oleh karena merasa jenuh dengan pengobatan
yang berlaku seumur hidup.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanganan masalah
Diabetes Mellitus:
a) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah pada DM salah
satu factor penyebabnya adalah karena kurang pengetahuan
tentang DM (Effendy, 1998). Apabila keluarga tidak mampu
Diabetes
Mellitus.
Agar
penderita
dapat
2. Pathways
Faktor etiologi
Usia, keturunan, infeksi, gaya hidup, kehamilan, obesitas
Hipertensi >20mg/dl
glukoneogenesis
Lipolisis meningkat
Asam lemak
bebas meningkat
Hiperosmolaritas
Sel kelaparan
Asam lemak
teroksidasi
Sel tidak mampu
menggunakan glukosa
sebagai energi
Katabolisme
protein meningkat
Produksi
energi
metabolisme
menurun
Kalori keluar
Glukosuria
Rasa lapar
Diuresis osmotik
polifagi
Poliuri
Ketonemia
Ketonuria
Asam
amino
menurun
Sintesa
protein
menurun
Gangguan
pemenuhan
nutrsi kurang
dari kebutuhan
Kelelahan
Intoleransi
aktifitas
Asam laktat
meningkat
Glokoneogenesis
meningkat
Gangguan
perfusi
ginjal
Respon
peredaran
darah dan
peradangan
lambat
Kurang
pengetahuan
Dehidrasi
Ketoasidosis
Rasa haus
Kekurangan
volume
cairan dan
elektrolit
Asidosis
metabolisme
Kompensasi
tubuh
Oliguri
Syok
Polidipsi
Anuria
Pembuluh
besar/
sedang
Penurunan
kesadaran
Resiko infeksi
Koma
Makroangio
pati
Insufisiensi
vaskuler
perifer
3. Diagnosa
KeperawatanPerubahan
Arteroskleosis
vasikuler
Diagnosa
keperawatan
adalah
pernayataan
Gangguan
integritas kulit
tentang
factor-faktor
yang
mempertahankan respon atau tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan
yang diharapkan (Effendy, 1998).
Diagnosa adalah yang mungkin timbul pada keluarga dengan diabetes mellitus
antara lain (Doengoes, 2000: 51):
a. Kekurangan volume cairan, kemungkinan dibuktikan oleh peningkatan pengeluaran
urine, urine encer, kelemahan, haus, penurunan berat badan, kulit atau membrane
mukosa kering, turgor kulit buruk, hipotensi, takikardia, pelambatan pengisian
kapiler. Berhubungan dengan
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
4. Rencana Keperawatan
a. Menyusun prioritas
Setelah menentukan diagnosis keperawatan, selanjutnya adalah melakukan
prioritas masalah kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan (Effendy, 1998):
1) Masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam
keluarga tidak dapat diatasi sekaligus.
2) Mempertimbangkan masalah yang dapat mengancam kesehatan.
3) Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan.
mencegah
dan
merawat,
serta
menganjurkan
keluarga
untuk
1) Tujuan umum
d. Fokus Intervensi
b) Kognitif / sikap
- Anjurkan kepada klien untuk selalu memonitor keluaran urine.
- Motivasi klien untuk menimbang berat badannya ke pelayanan kesehatan
terdekat.
c) Psikomotor / ketrampilan
- Anjurkan kepada keluarga untuk membawa klien ke pelayanan
kesehatan.
- Motivasi klien untuk patuh atau kooperatif dalam regimen pengobatan.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
a) Afektif / pengetahuan
- Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian
pentingnya gizi bagi penderita Diabetes Mellitus.
- Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit yang benar
bagi penderita Diabetes Mellitus.
b) Kognitif / sikap
- Berikan informasi pada klien dan keluarga tentang adanya resiko nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh pada penderita Diabetes Mellitus.
- Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga.
c) Psikomotor / ketrampilan
- Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang
benar bagi penderita Diabetes Mellitus.
- Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi penderita
Diabetes Mellitus.
3) Resiko infeksi
a) Afektif / pengetahuan
- Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga tentang adanya
resiko tinggi infeksi pada luka penderita Diabetes Mellitus.
- Ajarkan pada klien cara mencegah infeksi pada luka penderita Diabetes
Mellitus.
b) Kognitif / sikap
- Ajarkan cara perawatan luka yang benar pada klien dan keluarga agar
terhindar dari infeksi.
- Motivasi klien dan keluarga untuk mendemonstrasikan cara perawatan
luka yang benar.
c) Psikomotor / ketrampilan
- Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan agar
mendapatkan perawatan luka yang benar.
- Rujuk ke pelayanan kesehatan .
c) Psikomotor / ketrampilan
- Anjurkan keluarga untuk membawa klien ke pelayanan kesehatan untuk
pemeriksaan lanjutan, penggunaan kacamata dan penggunaan obat.
- Motivasi klien untuk patuh dalam pengobatan.
5) Kelelahan, kelemahan
a) Afektif / pengetahuan
- Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga klien tentang pengertian
pentingnya gizi bagi penderita Diabetes Mellitus.
- Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara diit yang benar
bagi penderita Diabetes Mellitus.
b) Kognitif / sikap
- Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang
benar bagi penderita Diabetes Mellitus.
- Demonstrasikan cara diit yang benar bagi klien dan keluarga.
c) Psikomotor / ketrampilan
- Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara diit yang
benar bagi penderita Diabetes Mellitus.
- Motivasi klien untuk melakukan cara diit yang benar bagi penderita
Diabetes Mellitus.