Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH KOMBINASI LATIHAN

FISIK: SENAM AEROBIC LOW IMPACT


DAN YOGA TERHADAP PENURUNAN
GULA DARAH PADA PASIEN DENGAN
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
LINGKUP WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAMULANG.

Kelompok 1

DENNI SEPTIAWAN
DEPPY PUTRI ZAGOTO
DEVI MARITA SARISIHOTANG
HALIFAH FIRDAUS
VIDA WAHYUDI
LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan karena adanya
peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Hasdianah & Suprapto, 2014).
Penderita diabetes melitus semakin berkembang dan menjadi ancaman bagi masyarakat dunia. DM yang paling banyak
diderita oleh penduduk dunia adalah penyakit DM tipe 2 yaitu lebih dari 91% orang penderita masuk klasifikasi DM tipe 2.
Prevelensi diabetes melitus tipe II sebanyak 420 juta orang dewasa pada tahun 2015 dan akan meningkat menjadi 577 juta
orang dewasa pada tahun 2040. Secara global 1,6 juta orang tidak menyadari penyakit mereka dan kebanyakan dari kasus
ini adalah DM tipe 2 (WHO, 2019).
Penanganan DM dapat dilakukan dengan lima pilar yaitu; edukasi, perencanaan makan, aktivitas fisik, intervensi
farmalogis dan pemeriksaan gula darah. Latihan fisik atau aktivitas fisik merupakan salah satu pilar dalam mengelola DM
yang berfungsi untuk memperbaiki sensitivitas insulin dan untuk menjaga kebugaran tubuh. Latihan fisik berfungsi
memasukkan glukosa kedalam tubuh tanpa menggunakan insulin, selain itu juga bisa menurunkan berat badan pada pasien
diabetes yang obesitas (PERKENI, 2015).
Senam diabetes aerobic berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah karena dalam melakukan senam diabetes
melitus aerobic tersebut menggerakkan otot-otot yang menggunakan oksigen dan penggunaan energi yang meningkat
sehingga terjadi penurunan kadar gula darah. Senam aerobic juga dapat meningkatkan glukosa ketika tubuh bergerak aktif,
otot-otot yang digunakan untuk menggerakan badanpun menggunakan lebih banyak glukosa dibadingkan otot yang sedang
beristirahat (Safira, 2018).

Presentation title 2
Pelaksanaan senam aerobic low impact dalam menurunkan kadar gula darah memiliki pengaruh
yang relatif rendah sehingga perlu dibantu dengan aktivitas lain. Dalam hal ini senam yoga
merupakan alternatif lain yang bisa dilakukan oleh lansia. Senam yoga merupakan suatu
kombinasi antara gerakan fisik dalam teknik bernapas, relaksasi dan meditasi serta latihan
peregangan (Jain, 2011). Yoga ialah olahraga yang baik buat melatih respirasi sehingga jantung
dan paru-paru menjadi lebih sehat. Yoga merupakan salah satu olahraga yang disarankan pada
lansia karena dapat mengurangi kalori tanpa memberi tekanan yang terlalu berat pada tubuh
(Mirza, 2019).
Dengan kombinasi kedua senam ini dapat meningkatkan kualitas aktivitas fisik yang dilakukan,
dimana senam aerobic low impact dapat meningkatkan kekuatan otot dan sendi serta yoga dapat
meningkatkan kualitas pernapasan serta membantu mengurangi tekanan dari gerakan fisik
tersebut. Sehingga memberikan kenyamanan dalam melakukan aktivitas fisik dan akan menjadi
lebih efektif dalam menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus.

Presentation title 3
• PENGERTIAN DIABETES MELITUS

Diabetes Melitus atau sering disebut sebagai penyakit kencing manis merupakan penyakit
kronis yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin karena tubuh tidak
dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pancreas. Diabetes Melitus
adalah kondisi kronis yang terjadi karena tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau
tidak dapat menggunakan insulin, dan diamati dari tingkat kadar glukosa dalam darah.

• Etiologi
a. Obesitas: Menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target diseluruh tubuh sehingga
insulin yang tersedia menjadi kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolic (Wijaya
& Yessie, 2013).
b. Usia : Diabetes melitus lebih sering dijumpai pada umur diatas 65 tahun (Wijaya &
Yessie, 2013).

Presentation title 4
c. Riwayat keluarga : Seseorang yang memiliki keturunan penderita penyakit diabetes
melitus akan lebih beresiko untuk terkena penyakit diabetes melitus juga (Wijaya &
Yessie, 2013).
d. Aktivitas Fisik : Orang yang kerja berat akan memiliki risiko 89% lebih kecil
dibanding orang yang kerja ringan.
e. Kelompok etnik : Beberapa kelompok memiliki suatu adat untuk mengkomsumsi
makanan-makanan yang berpotensi menyebabkan munculnya faktor resiko terjadinya
diabetes mellitus (Wijaya & Yessie, 2013).
Selain itu terdapat faktor-faktor pencetus diabetes diantaranya kurang gerak, olah raga,
makanan berlebihan dan penyakit hormonal yang kerjanya berlawanan dengan insulin
(Suryono & Subekti, 2009).

Presentation title 5
• Manifestasi klinis
 Keluhan klasik
o Banyak kencing (poliuria)
o Banyak minum (polidipsia)
o Banyak makan
o Penurunan berat badan dan rasa lemah
 Keluhan lain
o Gangguan saraf tepi
o Gangguan penglihatan (Retinopati)
o Gatal/bisul
o Gangguan ereksi
o Keputihan

Presentation title 6
• Patofisiologi

Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi
insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus
pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu
rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel.

• Pemeriksaan diagnostik
a. Kadar Gula Darah
Menurut Wijaya dan Yessie (2013) yang terdiagnosis Diabetes melitus apabila:
1) Terdapat gejala DM dengan salah satu dari gula darah (puasa > 140mg/dl, 2 jam PP >
200mg/dl, random > 200mg/dl).
2) Tidak terdapat gejala DM tetapi terdapat 2 hasil dari gula darah (puasa > 140mg/dl, 2 jam
PP > 200mg/dl, random > 200mg/dl).
b. Uji HBA1C
Uji HBA1C mengukur kadar glukosa darah rata-rata dalam 2-3 bulan terakhir

Presentation title 7
• Komplikasi
Beberapa komplikasi dari diabetes melitus adalah :
Komplikasi akut
1) Hipoglikemia dan hiperglikemia
2) Penyakit makrovaskuler, mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh
darah kapiler).
3) Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.
4) Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstremitas), saraf otonom berpengaruh pada gastrointestinal, kardiovaskuler.

Komplikasi kronis
1) Neuropati diabetik
2) Retinopati diabetik
3) Nefropati diabetik
4) Proteinuria
5) Kelainan koroner (Wijaya &Yessie, 2013)

Presentation title 8
• Penatalaksanaan

Dalam Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia, terdapat beberapa penatalaksanaan diabetes
melitus, yaitu (Perkeni, 2011):
a. Edukasi, Edukasi yang komprehensif dan upaya peningkatan motivasi dibutuhkan untuk memberikan pengetahuan mengenai
kondisi pasien dan untuk mencapai perubahan perilaku.

b. Terapi nutrisi medis merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total.

c. Latihan Jasmani berupa aktivitas fisik sehari-hari dan olahraga secara teratur 3-4 kali seminggu selama 30 menit.

• Kadar Glukosa Darah

Glukosa darah merupakan kadar gula yang terkandung dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dan disimpan di hati dan
otot rangkadalam bentuk glikogen. Glukosa adalah sumber energi untuk sel manusia (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia,
2015).
Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
1) Pemeriksaan kadar gula darah puasa, yaitu pemeriksaan yang dilakukan8 jam setelah tidak makan kecuali minum air putih
(GDP).
2) Pemeriksaan kadar gula darah 2 jam postprandial yang dilakukan 2 jam setelah makan (GD2PP)
3) Pemeriksaan kadar gula darah pada waktu yang lain secara berkala sesuai dengan kebutuhan (sewaktu/GDS) (Perkumpulan
PresentationEndokrinologi
title Indonesia, 2015) 9
• Senam Aerobic Low Impact

Senam Aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga dipilih
sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas dan durasi tertentu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
jantung dan paru-paru serta pembentukan tubuh dan juga olahraga untuk peningkatan kesegaran jasmani bukan olahraga
prestasi, akan tetapi olahraga preventif yang dapat dilakukan secara masal (Hitachisulandari, 2008). Low-impact Aerobics
yaitu, olahraga aerobik yang cenderung santai dan meningkatkan denyut jantung secara perlahan-lahan, contohnya jalan
kaki, joging dan renang.

• manfaat senam aerobik yaitu: meningkatkan fungsi jantung, meningkatkan kinerja paru-paru dan meningkatkan stamina
serta kekuatannya, meningkatkan koordinasi tubuh, khususnya yang sudah memasuki usia renta, meningkatkan
kekebalan tubuh, mencegah berbagai penyakit, termasuk diabetes, kolesterol, tekanan darah dan lainnya, melawan
depresi, karena olahraga mampu meningkatkan perasaan menyenangkan pada seseorang, membantu menurunkan berat
badan, aerobik membantu membentuk tubuh lebih sempurna (Yanuaristya, 2012).
• Indikasi senam aerobic untuk penderita DM tipe 2 dapat diberikan kepada diabetisi yang kadar
glukosanya tidak melebihi dari 250 mg/dl dan menunjukkan adanya benda keton didalam urin tidak dapat
melakukan latihan atau senam. ​
• Efek fisiologis Senam Aerobic Low Impact, pada penderita diabetes mellitus tipe 2 mengalami resisten
terhadap insulin yang mampu mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah, meski telah dibantu
dengan terapi insulin kadar gula darah sulit untuk turun karena sel yang resisten insulin atau sensitivitas
sel terhadap insulin itu telah rusak.
• Prosedur dari Senam Aerobik Low Impact adalah: (Soempono, 2010).
o Fase I Latihan Pemanasan
Pemanasan (warming up) merupakan tahap awal sebelum melakukan senam aerobik. Fase ini diawali
dengan kegiatan stretching, yaitu penguluran otot-otot tubuh dan dilanjutkan dengan gerakan dinamis
pemanasan selama 10 menit.
o Fase II Latihan Inti
Latihan ini merupakan tahap utama dari keseluruhan senam aerobic. Intensitas latihan pada fase ini cukup
tinggi dengan durasi 25 hingga 55 menit.
o Fase III Pendinginan
Pendinginan (cooling down) merupakan usaha untuk menurunkan kondisi tubuh dari kerja dengan intensitas
yang tinggi secara bertahap dan teratur, agar kembali ke keadaan semula. Fase ini dilakukan selama 5 - 10
menit tergantung kebutuhan tiap individu.

Presentation title 11
• Senam Yoga
Yoga adalah sebuah gaya hidup, suatu sistem pendidikan yang terpaduantara tubuh, pikiran dan jiwa. Yoga
adalah olahraga yang bisa dilakukan oleh wanita dan pria di segala usia: anak-anak, remaja, dewasa, lansia
yangberumur diatas 50 tahun (Widya 2015). Yoga merupakan salah satu bentuklatihan fisik yang efektif
mengontrol kadar gula darah. Yoga dibutuhkan untuk membakar kelebihan glukosa di dalam tubuh, olahraga
yoga memacu badan untuk lebih efektif menggunakan karbohidrat.
1. Manfaat yoga
Menurut Hicks (2013), manfaat senam yoga adalah sebagai berikut:
a. Fleksibelitas, Pada gerakan inti merupakan salah satu bagian dari aliran yoga yang mempunyai peran untuk
melepaskan asam laktat.
b. Kekuatan, Berbagai gaya di dalam latihan yoga yang berfungsi sebagai latihan kekuatan yang berfungsi
untuk membangun kekuatan tubuh bagian atas.
c. Postur, Seseorang yang melakukan yoga secara teratur akan memiliki postur tubuh yang lebih baik,
akibatnya dari adanya peningkatan fleksibilitas dan kekuatan.
d. Perbaikan sirkulasi, Pose-pose yoga akan memperbaiki sirkulasi darah kelenjar getah bening pada seluruh
tubuh serta tekanan dari abdomen terdapat diafragma yang dapat melatih otot-otot diafragma dan jantung.
e. Mengurangi stress, Selain karena efek relaksasi, orang yang melakukan yoga kan mengalami penurunan
kadar ketokolamin yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal karna adanya kadar ketokolamin dalam
menanggapi stress.

Presentation title 12
f. Menyehatkan jantung, Efek yoga terhadap jantung adalah berupa penurunan tekanan darah memperlambat
denyut jantung. Hal ini tentu saja sangat bermanfaat pada penderita hipertensi dan stroke.
g. Mencegah osteoporosis, Dengan melakukan yoga dapat membantu untuk menguatkan pada daerah tulang
lengan yang rentan terkena osteoporosis.
h. Menurunkan gula darah dan kolestrol, Pada penderita Diabetes, gerakan yoga dapat menurunkan berat
badan, kadar hormone adrenalin dan juga kortisol sehingga dapat memperbaiki sensitivitas pada insulin.

• Pengaruh yoga terjadap perubahan Kadar Glukosa Darah


Berlatih yoga sudah lama diketahui sangat bermanfaat untuk kesehatan, baik mental maupun fisik. Manfaat ini
juga tak luput dapat dirasakan oleh diabetesi. Bahkan, sebuah artikel di Indian Journal of Endocrinology and
Metabolism menyatakan bahwa yoga dinyatakan sebagai terapi yang efektif untuk mengendalikan gejala-
gejala diabetes (Novita, 2019).

Presentation title 13
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experiment Design
dengan pendekatan One Group Pre Test – Post Test. Penelitian ini mengukur pengaruh
perlakuan (intervensi) sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelompok intervensi
(Notoatmodjo, 2018).

Populasi adalah golongan yang termasuk menjadi sasaran penelitian (Notoatmodjo, 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia dengan DM tipe 2 yang berobat di Puskesmas
Andalas Kota Padang dengan jumlah data yang di dapatkan dalam 3 bulan terakhir sebanyak
171 orang.

Sampel adalah sebagian dari objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi,
makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin
kecil dan sebaliknya (Notoatmodjo, 2018). Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian
ini adalah non- probability sampling, yaitu purposive sampling. Hasil yang didapatkan adalah
16 orang. Maka jumlah sampel minimal yang harus didapatkan oleh peneliti adalah 16 orang
sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.

Presentation title 14
• Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian
a. Formulir informed consent sampel
b. Glucometer (alat ukur untuk gula darah) 
• Data
Data tentang nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan responden diperoleh dengan wawancara
saat anamnesis, lembar observasi dan pengukuran kadar gula darah. Pada penelitian yang akan
dilakukan data yang paling diperlukan adalah data gula darah responden yang akan di ukur
menggunakan glucometer sebelum dan sesudah dilakukan senam aerobic low impact dan yoga.
• Etika Penelitian
Menurut (Notoatmodjo, 2018) masalah etika yang harus diperhatikan diantaranya:
1) Informed Consent (Format persetujuan)
2) Anonymity
3) Confidentiality (Kerahasiaan)
4) Justice (Keadilan)
5) Honesty

Presentation title 15
• Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi menggunakan IBM SPSS versi 22. Langkah-langkah dalam
pengolahan data antara lain:
a. Editing (Penyuntingan Data)
b. Coding (Pengkodean)
c. Tabulating (Tabulasi)
d. Cleaning

• Teknik Analisa Data


1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat

Presentation title 16
Thank you

Anda mungkin juga menyukai